PREVIEW
4
REVITALISASI KAWASAN KORIDOR KALIMAS RUAS JEMBATAN SEMUT – JEMBATAN MERAH Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP
OLEH : CHRISTIAN YUSSIANDI 3607100026
OUTLINE • • • • •
BAB 1 : Pendahuluan BAB 2 : Tinjauan Teori BAB 3 : Metodologi Penelitian BAB 4 : Hasil dan Pembahasan BAB 5 : Kesimpulan dan Saran
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Latar Belakang
- Surabaya kota maritim yang dahulunya menerapkan water front city. - Kawasan sekitar Kalimas sebagai working space (ruang kerja), marketing space (ruang pemasaran) dan transport line (jalur transportasi) bagi Kota Surabaya.
Rencana Bappeko Surabaya dalam usaha mengembangkan kembali water front city Kalimas
Kondisi kawasan sekitar Kalimas saat ini mengalami penurunan vitalitas dan sructural aging
Memiliki potensi sebagai kawasan bersejarah yang memiliki nilai historis
Revitalisasi yang bersifat komperhensif (fisik ,aktivitas,institusional)
• Rumusan Masalah :
Bagaimanakah strategi dalam merevitalisasi koridor Kalimas pada ruas Jembatan Semut-Jembatan Merah? • Tujuan dan Sasaran :
Tujuan dari penelitian ini adalah “merumuskan strategi dalam merevitalisasi koridor Kalimas (Ruas Jembatan Semut -Jembatan Merah)”
• Sasaran penelitian : 1. Menganalisa faktor faktor yang menyebabkan penurunan vitalitas di koridor Kalimas ruas Jembatan Semut – Jembatan Merah 2. Menentukan zonasi berdasarkan tingkat kemunduran kawasan 3. Merumuskan strategi yang sesuai dalam merevitalisasi koridor Kalimas ruas Jembatan Semut – Jembatan Merah
Ruang Lingkup Ruang Lingkup
Jl. Jemabatan Merah
Sungai Kalimas
Jl. Niaga
Jl. Karet
• Lingkup Wilayah Kawasan di sepanjang Kalimas Ruas Jembatan Semut – Jembatan Merah. Utara Timur Barat Selatan
: : : :
Jembatan Merah Jl. Waspada, Jl. Coklat, Jl. Karet Jl. Jembatan Merah, Jl. Veteran,Jl. Niaga Jembatan Semut , Jl. Kebun Rojo
• Lingkup Substansi
Pengidentifikasian potensi dan permasalahan dari aspek aspek yang mampu mendukung tumbuh dan berkembangnya kawasan studi dan perumusan strategi revitalisai koridor sungai sebagai kawasan urban heritage
St. Semut
Jl. Veteran
Kerangka Kerangka BerpikirBerpikir
Kondisi kawasan studi pada waktu dahulu : Kalimas sebagai working space, marketing space dan transport line kota Surabaya.
Kondisi kawasan studi saat ini : • Mengalami penurunan fungsi kawasan • Tidak terdapatnya activity support • Mengalamai penuaan kawasan (structural aging) dan kerusakan fisik lingkungan • Daya tarik kawasan menurun
Menurunnya vitalitas kawasan
Membutuhkan upaya penanganan yaitu revitalisasi kawasan secara komprehensif Menganalisa Faktor – faktor penyebab penurunan vitalitas kawasan Menentukan zonasi berdasarkan tingkat kemunduran kawasan Strategi Revitalisasi Kawasan Studi
FEEDBACK
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kawasan cagar budaya Cara-cara pelestarian Cagar Budaya
Penurunan vitalitas kawasan cagar Budaya Revitalisasi Perancangan water front city
Strategi revitalisasi koridor Kalimas
• Kajian sintesa Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan vitalitas koridor Kalimas Ruas Jembatan Semut-Jembatan Merah Kotler (1993) -
-
Menurunnya kualitas infrastruktur
Bangkrutnya sebagian besar kegiatan ekonomi utama
Zuziak (1993) -
-
Menurunnya kondisi fisik bangunan dan lingkungan
Zielenbach (2000) -
Menurunnya physical amenities
Susianti (2003) -
Hilangnya kekhasan fisik
Dep. Pekerjaan Umum -
-
-
Melemahnya komunitas atau organisasi lokal
-
Hilangnya kekhasan tradisi
-
-
-
-
-
Tidak ada/belum terlaksanakanny a rencana dan tindakan pemerintah
-
Kerusakan amenitas kawasan Menurunnya pelayanan sarana dan prasarana Penghancuran secara krestif terhadap aktifitas tradisional Bussiness flight Hilangnya tradisi lokal
Faktor
Fisik
Aktifitas
-
Institusional
• Kajian sintesa Atribut yang menjadi prinsip perancangan Kawasan Tepi Air (waterfront) pada koridor Kalimas Ruas Jembatan Semut - Jembatan Merah Aspek
Sintesa
Citra(Image)
Sungai Kalimas mempunyai makna kekhasan nilai ekologis, sejarah dan sosial budaya bagi pertumbuhan Kota Surabaya.
Keteraturan
Belum tertatanya kawasan yaitu dalam pembagian fungsi kegiatan yang dapat mendukung dalam upaya pelestarian sungai Kalimas.
Bangunan
Bangunan pada koridor yang lebih cenderung mengarah ke arah jalan, dimana Kalimas menjadi bagian terbelakang dari bangunan yang dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan dan bangunan liar.
Keselamatan (safety)
Bantaran sungai Kalimas yang tidak berpelengseng dan berpagar sehingga dapat beresiko terjadinya kecelakaan dan musibah longsornya tanah pada sempadan sungai.
Keamanan (security)
Minimnya penerangan pada koridor Kalimas berakibat pada tingginya tindakan kriminalitas.
Pedestrian way
Pedestrian way yang tidak accesable serta tidak mempunyai daya tarik fisik bagi para pejalan kaki untuk melalui koridor tersebut.
Sintesa Keterkaitan antara Faktor Revitalisasi dan Perancangan Waterfront Terhadap Sejarah Kalimas Faktor Fisik -
-
-
-
Menurunnya kondisi fisik lingkungan, berupa menurunnya kondisi sungai Kalimas dari segi ekologis Kurang terawat/rusaknya kondisi fisik bangunan sekitar koridor sungai yang merupakan bangunan tua bersejarah Menurunnya pelayanan sarana dan prasarana di koridor Kalimas seperti jalur pejalan kaki yang tidak accesable Menurunnya kualitas infrastruktur berupa tingkat layanan jalan dalam berpengaruh terhadap aksesbilitas pada kawasan
Faktor Aktivitas Penghancuran secara krestif terhadap aktifitas tradisional yang terdapat di Kalimas, yaitu : -
-
Bongkar muat barang yang dilakukan melalui perahu Transportasi/sirkulasi air yang dilakukan di badan sungai Kalimas. Hilangnya tradisi lokal ditandai dengan hilangnya event/kegiatan kebudayaan masyarakat
Faktor Institusional Belum/tidak terlaksananya rencana dan tidakan yang menjadi kebijakan Pemerintah dalam merevitalisasi koridor Kalimas
BAB III METODOLOGI • Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan rasionalistik yaitu sumber kebenarannya berasal dari data empiri dan etik. Pada tahap awal penelitian, terlebih dahulu dirumuskan teori pembatasan lingkup dan definisi secara teoritik yang berkaitan dengan revitalisasi koridor sungai sebagai kawasan bersejarah. Selanjutnya, objek penelitian dilihat secara spesifik dalam konteks teoritik yang telah dirumuskan
• Jenis Penelitian • •
Bersifat kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif digunakan untuk mencari faktor-faktor yang menyebabkan penurunan vitalitas kawasan studi sampai dengan eksplorasi strategi yang digunakan dalam merevitalisasi kawsan studi. Sifat penelitian ini adalah eksploratif, deskriptif, dan preskriptif. eksploratif : dilakukan pada penetapan aspek-aspek dan kriteria, kemudian berdasarkan hal tersebut dibuatdesain kuesioner, dan penemuan berbagai permasalahan dan potensi yang dimiliki kawasan. Deskriptif : dilakukan pada penyusunan hasil pengisian kuesioner. Preskriptif : digunakan untuk merumuskan tindakan untuk memecahkan masalah. Dalam studi ini, dilakukan pada waktu merumuskan strategi revitalisasi kawasan koridor sungai dan pemanfaatan kawasan bersejarah.
Tahapan Penelitian Tahapan Penelitian
• Tahapan Penelitian 1. Perumusan Masalah identifikasi permasalahan yang akan diangkat, yaitu permasalahan yang terjadi pada kawasan Kalimas ruas Jembatan Semut – Jembatan Merah yaitu menurunnya vitalitas kawasan. Oleh karena itu dibutuhkan penyelesaian yang salah satunya yang sesuai adalah revitalisasi.
2. Studi litelatur mengumpulkan informasi yang mempunyai relevensi dengan tema penelitian ini dan disintesakan untuk mendapatkan kajian teori yang sesuai dan akan digunkan dalam penelitian ini. Sumber-sumbernya dapat berupa buku, jurnal, makalah, hasil penelitian, tugas akhir terdahulu, artikel, internet, media massa, media elektronik dan lain-lain.
3. Pengumpulan Data mengumpulkan data dan informasi terkait obyek penelitian. Kebutuhan data disesuaikan dengan analisa dan variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan primer. Karena itu pada tahap ini dilakukan dua teknik pengumpulan data, melalui observasi lapangan, wawamcara, survey instansional dan media.
4. Analisa Dalam penulisan penelitian ini, terdapat tiga tahapan analisis, yaitu : • Menganalisa faktor faktor yang menyebabkan penurunan vitalitas di kawasan • Menentukan zonasi berdasarkan tingkat kemunduran kawasan • Merumuskan strategi yang sesuai dalam merevitalisasi kawasan.
5. Penarikan Kesimpulan Hasil dari proses analisa yang telah dilakukan akan menghasilkan suatu kesimpulan yang merupakan jawaban atas rumusan permasalahan yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah proses penarikan kesimpulan, akan dirumuskan rekomendasi tentang revitalisasi pada kawasan penelitian yang dapat dilakukan.
Kerangka Penelitian Kerangka Penelitian
Kajian Teori dan contoh kasus
Penurunan vitalitas kawasan
Kajian empiris di lapangan
Faktor yang mempengaruhi penurunan vitalitas
Identifikasi permasalahan kawasan Variabel dan Indikator
Identifikasi potensi kawasan
Desain Survei
Identifikasi presepsi Stakeholders
Delphi faktor penurunan vitalitas kawasan AHP Overley weight
Strategi Revitalisasi dan prioritas penanganan masalah
Zonasi berdasarkan kemunduran kawasan
SWOT
Metode (data&analisis) Metode (data & analisis
Pengumpulan data • Teknik survey :
• Metode(data & analisis)
a. Wawancara terstruktur dengan menggunakan kuisoner (primer) b. Pengamatan Lapangan (primer) c. Tinjauan pustaka dari perpustakaan dan instansional (sekunder) d. Tinjauan Media (sekunder)
Teknik Analisis : Sasaran 1
Delphi
Faktor-faktor penyebab penurun vitalitas
Sasaran 3
Sasaran 2
AHP Overley Weighted
zonasi berdasarkan kemunduran kawasan
SWOT
Strategi revitalisasi
• Variabel dan difinisi operasional 1. Variabel faktor faktor yang menyebabkan penurunan vitalitas Faktor
Fisik
Aktifitas
Institusional
Variabel
Definisi Operasional
Jalur Pejalan Kaki
Kondisi jalur Pejalan kaki berdasarkan tingkat kebebasan bergerak bagi pejalan (minimal selebar 160 cm untuk jalur dua arah, tidak termasuk area jalan)
Jalan
Kondisi jalan dengan berdasarkan tingkat pelayanan jalan
Sungai
Kondisi kualitas sungai berdasarkan tingkat pendangkalannya (minimal kedalaman 2,5 meter untuk dapat dilalui perahu tongkang)
Bangunan
Kondisi fisik bangunan cagar budaya berdasarkan tingkat kerusakannya
Bongkar Muat
Banyaknya aktifitas dalam menaikan/menurunkan barang dari perahu menuju gudang yang berlangsung
Sirkulasi Air
Banyaknya aktifitas sirkulasi perahu (transportasi) di badan sungai yang berlangsung
Event kebudayaan
Banyaknya event-event kebudayaan yang menjadi tradisi lokal masyarakat berlangsung
Kebijakan Pemerintah
Banyaknya regulasi dari pemerintah terkait pemanfaatan kawasan badan/sempadan sungai dan cagar budaya
• Desain Penelitian
No
Sasaran Penelitian (1)
Variabel (2)
Data dan Informasi yang dibutuhkan (3)
Responden (4)
Cara mendapatkan data dan informasi (5)
Teknik Analisis (6)
Keluaran (6)
1
Menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan penurunan vitalitas kawasan
V1 (faktor-faktor penyebab penurunan vitalitas)
-Permasalahan yang dimiliki kawasan -Faktor-faktor penyebab permasalahan penurunan vitalitas menurut responden
Tokoh Pengamatan masyarakat, lapangan Instansi Kuisoner pemerintah Studi empiri
Delphi
Nilai faktor penyebab penurunan vitalitas kawasan
2
Menentukan zonasi berdasarkan klasifikasi kemunduran kawasan
-V2 (penentuan zonasi) berdasarkan hasil penyesuaian dari tahap analisis 1
-Pembobotan faktor dan variabel -Tingkat kemunduran fisik kawasan yang membutuhkan penanganan revitalisasi
Tokoh masyarakat , Instansi pemerintah
Pengamatan Lapangan Wawancara
- AHP - Overley Weight
Zonasi berdasarkan Tingkat kemunduran kawasan
3
Merumuskan strategi revitalisasi kawasan
V3 (strategi revitalisasi)
Penilaian kemiripan (similarity) dari masingmasing variabel
Tokoh masyarakat , Instansi pemerintah Studi empiri
Pengamatan lapangan Kuisoner
Analisa SWOT
Strategi revitalisasi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Gambaran Umum
KARAKTERISTIK WILAYAH :
• • • •
POLA PENGGUNAAN LAHAN KONDISI LINGKUNGAN SUNGAI AKTIVITAS DI KAWASAN STUDI BANGUNAN CAGAR BUDAYA
• POLA PENGGUNAAN LAHAN