Radio UNAIR Hibur Mahasiswa dengan Musik Akustik UNAIR NEWS – Sebagai bagian pendekatan kepada sivitas akademika, kru Radio Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mengadakan ‘Todaycoustic Goes To Campus’. Kali ini, kru Radio UNAIR berkesempatan untuk menampilkan empat grup musik akustik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Bertempat di Taman Griya Krida Mahasiswa FEB UNAIR, Selasa (17/5). Dalam penyelenggaraan acara musik akustik kali ini, Radio UNAIR bekerjasama dengan Departemen Seni dan Olahraga Badan Eksekutif Mahasiswa untuk menggelar acara selama satu setengah jam. Empat musisi akustik asal FEB UNAIR yang hadir adalah Moontown Pedestrian, Hurly Burly, SMFM, dan Lumiere. Masingmasing grup membawakan rerata tiga lagu. Afifah Nurrosyidah, kru pelaksana todaycoustic dari Radio UNAIR, mengatakan, acara ini diselenggarakan untuk mendekatkan Radio UNAIR kepada sivitas akademika. “Diharapkan lewat acara ini, Radio UNAIR bisa dikenal sebagai media mahasiswa yang juga bisa mewadahi minat dalam bermusik,” tutur Afifah. Tak sedikit mahasiswa asal Kampus B UNAIR yang datang ke tempat acara. Acara yang dilaksanakan pada jam istirahat itu berlangsung cair dan santai dengan penampilan grup musik dan candaan segar dari pembawa acara. Afifah juga berharap agar acara ‘Todaycoustic Goes To Campus’ ini bisa dihadirkan di seluruh fakultas di UNAIR. Radio UNAIR tak hanya kali ini sukses mengadakan pertunjukan off air. Sebelumnya, pada bulan Agustus 2015, Radio UNAIR menghadirkan band akustik asal Surabaya yang juga diawaki alumni UNAIR, Silampukau. Acara musik piknik saat itu diselenggarakan menjelang senja di area danau Kampus C UNAIR dan dihadiri oleh mahasiswa, pegawai UNAIR, dan masyarakat
sekitar. (*) Penulis: Faridah Hari Editor: Defrina Sukma S
Malaysian Night, Ajang Saling Sambang Ala Mahasiswa Negeri Jiran di Indonesia UNAIR NEWS – Berada di tanah rantau, jauh dari keluarga dan kampung halaman demi sebuah ilmu, itulah yang dirasakan oleh beberapa mahasiswa yang berasal dari luar kota atau bahkan luar negeri. Namun bagi mereka ada kenikmatan tersendiri, pasalnya hidup di tanah orang akan menemukan banyak saudara yang ternyata masih sekampung halaman. Tidak hanya itu, bertemu dengan teman rantau dari daerah asal yang sama biasanya akan memberikan dorongan untuk melakukan banyak kegiatan, mulai membentuk komunitas, mengadakan acara sosial, hingga mengadakan sebuah acara rutin pertemuan. Demikian halnya yang dirasakan oleh mahasiswa UNAIR yang berasal dari Malaysia. Keberadaannya di Indonesia untuk menuntut ilmu, mendorong mereka untuk mengadakan sebuah agenda hanya sekedar untuk bertemu atau melepas rindu dengan kawan sekampung halaman, Malaysian Night. Kegiatan yang diketuai oleh Ahmad Naqib Bin Baharom digelar untuk mengumpulkan mahasiswa asal Malaysia yang berada di Indonesia. “Acara ini mulanya memang bertujuan untuk mengumpulkan anakanak Malaysia, terutama di Surabaya, namun karena dirasa perlu kami juga mengundang yang dari Yogjakarta, Malang, Bogor, dan Jakarta,” jelas mahasiswa kelas internasional Fakultas Kedokteran UNAIR angkatan 2014 tersebut.
Selain sebagai ajang bersilaturahmi, acara yang digelar di garden palace pada pekan lalu tersebut juga dihadiri beberapa pejabat negara asal negeri jiran tersebut. Selain memberikan beberapa sambutan dan arahan, pejabat yang diundang diharapkan bisa menjadi peghubung kerjasama antara kampus di Malaysia dan Indonesia, khususnya UNAIR. “Kami juga ingin mengenalkan bahwa ada mahasiswa Malaysia yang belajar di UNAIR, dan beberapa kampus di Indonesia, dengan ini semoga ke depan bisa menjalin program dengan kampus yang ada di Malaysia,” imbuhnya. Acara yang rencananya akan digelar dua tahun sekali tersebut juga memadukan beberapa tampilan budaya, baik dari Malaysia ataupun Indonesia, beberapa mahasiswa Indonesia yang studi di UNAIR sengaja dihadirkan untuk menampilkan beragam seni budaya dan begitu sebaliknya. “Acara yang juga mengundang mahasiswa Indonesia ini harapannya agar hubungan kami semakin erat,” tegasnya. Dalam acara tersebut ada sekitar 150 mahasiswa asal Malaysia yang tengah studi S1 di Indonesia, baik tengah exchange, program amerta ataupun kelas internasional. (*) Penulis : Nuri Hermawan Editor
: Dilan Salsabila
Alifia atau Alisa (2) Dari suratku yang satu ke surat yang lainnya, dari pesan melalui media yang terhubung kepadanya semua sia-sia. Hingga lebih dua bulan aku menanti, tapi sepertinya perempuan ini bagaikan batu karang yang tak goyah di hempas ombak.
Kesibukanku untuk kuliah memang tidak memberi peluang bagiku untuk menungguinya di depan ruang kelas tatkala dia kuliah. Namun, karena saking jengkelnya mungkin. Hari ini yang konon adalah tepat hari ulang tahunnya, aku akan mencoba memberi kejutan padanya. Kejutan itu adalah akan kusempatkan waktuku untuk memaksanya wawancara, aku memilih bolos kuliah, dan ku dapati jadwal kuliahnya. Bermenit-menit aku tunggu, hingga akhirnyapun dia masuk ruang kuliahnya. Hatiku sedikit lega, dia tak mengenalku, namun sorot matanya yang bening membuatku begitu merasa tenang, dan seakan-akan ada kerinduan yang begitu dalam seolah-olah antara aku dan dirinya ibarat keluarga jauh yang berpisah cukup lama dan inilah waktu yang ditentukan atas penantian lama tersebut. Alifia, Oh… Alifia, semisterius apa kau gerangan ? Sudah hampir satu setengah jam aku menunggu, waktu yang kuharap itu mulai mendekat. Satu persatu mahasiswa dari ruangan itu keluar, ku amati dengan cermat hingga ruangan kosong. Dan Alifia itu tidak ku dapati, ketika aku bertanya pada temantemannya, mereka tidak melihat Alifia masuk kelas. Bahkan di absennya nampak tidak ada tanda tangannya. Di tidak masuk, dan lantas siapa yang aku lihat seperti Alifia itu. Mana mungkin mataku rabun, dan ku tepuk wajahku berkali-kali. Aku merasa masih sangat waras. Ini kali pertama aku merasa aneh. Hapeku berdering, ada pesan yang masuk dan tertulis pengirimnya bernama Alifia. Aku malah agak melongo dibuatnya. Isi pesannya, dia siap ku wawancarai esok hari. Ku hirup nafas pelan-pelan, seolah aku tidak percaya, aku merasa senang kegirangan. Tapi diriku justru makin bertanya, siapa Alifia ini, kenapa dia bisa menggoda lewat halusinasi pagi ini. Dan sudahlah aku harus melupakan kejadian tadi. Seorang temannya, tiba-tiba menghampiriku dan bertanya “Kau mencari Alifia ? Dia tidak ada. Yang masuk tadi adalah kakaknya, dia kembarannya.” Syukurlah, ternyata orang yang aku kira Alifia tadi memang benar ada. Waktu aku bertanya, dimana
dia sekarang, si teman itu menjawab “Tidak tahu” lanjutnya “Alisa sangat misterius.” Aku malah berpraduga, jangan-jangan kakak Alifia yang dikisahkan dalam gores-gores penanya. Namun rasa-rasanya Alifia sendiri juga tak lepas dari kemisteriusannya. Tak jarang buku-buku Alifia menyelipkan kalimat-kalimat yang kadang mengandung pesan mistik, katanya dalam buku Lilin Padamnya “Aku tak punya kesempatan untuk miskin, karena orang tuaku dilahirkan kaya. Aku takut memilih miskin sementara kalian yang dilahirkan untuk keluar dari kemiskinan, kalian sungguh perkasa. Di kenyataan ini kita tak bisa bertukar nasib, disinilah tiada gunanya aku iri. Toh kalian dan aku juga hanya dalam pilihan kepastian masa depan, bahwa yang miskin dan kaya kelak semua akan mati.” — Sebagaimana yang dijanjikannya, dia akan datang di danau ini. Aku akan menyambut penantianku selama ini. Dan benar dia menepati janjinya, perempuan dengan kerlip mata yang indah itu mengenakan kemewahannya, seolah menantangku untuk beradu siapa yang paling kaya antara dia dan diriku. Namun berbeda dari kebiasaan, ternyata dia bisa tersenyum juga, senyumnya manis, dan menghampiriku dengan gaya lembut yang biasa ia juga tampilkan dalam kesempatan peluncuran-peluncuran buku barunya. “Hai” sapaku dengan sedikit kikuk. Aku bukan terpesona atas rona wajah tampilan atau kecantikannya. Aku hanya sedang kagum, benarkah dia adalah orang yang ditabsihkan sebagai penulis misterius itu ? Entahlah. Di balas sapaku dengan hemat pula, ku sembunyikan raut wajahku yang agak terkagum-kagum itu. Namun dia seperti bisa membaca pikiranku “Kau seperti orang-orang kebanyakan, menganggapku seperti hantu.” “Tidak” balasku datar dan agak gugup. “Aku manusia sepertimu, lihat sepatuku masih mengijak tanah.”
Suasana yang kugambarkan indah itu berubah tegang, dia mendekat dan duduk di sampingku. Penulis idolaku ini terus menghujaniku dengan keraguanku. “Biasa saja, nggak usah tegang-tegang. Anggap saja saya teman lama yang sudah kamu kenal akrab.” Belum sempat aku menjawab, “Aku bukan monster ya !”, sambil tersenyum menatapku. Baiklah, aku sudah membuktikan, dia ternyata tidak seangker yang kubayangkan. Dia renyah seperti krupuk, dia juga periang seperti bunga mawar yang merekah, dia bergaya mewah namun tidak membangun sekat pemisah. Dia cerdas, tapi bukan licik sebagaimana kancil. Dia tetap misterius untuk hal ini, “Kau kemarin mencarikukan ?” tanyanya Aku hanya mengangguk saja. Topik itu ku kira tak penting, namun justru inilah yang menguatkan kemisteriusannya. “Aku kemarin masuk ke ruang kelas, aku melihatmu, dan aku memilih keluar lebih dulu. Aku tidak absen, dan waktu keluar aku berniat menemuimu, namun kamu tak ada. Karena terlanjur keluar akupun tak masuk lagi. Aku tak punya kembaran, di kelas namaku Alisa, dan itu nama asliku, Alifia adalah nama samaranku, sekaligus nama seorang temanku yang mirip wajahnya sepertiku.” Penjelasannya ini membuatku agak tersentak heran. Memang waktu aku menungguinya, aku ingat bahwa diriku pergi ke kamar kecil sejenak. Barangkali waktu itu dia keluar, dan aku tidak didapatinya. “Aku sebenarnya tidak begitu suka dipanggil dengan nama bekenku, Alifia. Itulah sebabnya, lama sekali aku menolak ajakan wawancaramu. Kalau kamu pengaggum Alifia, sungguh bukan aku yang kau kagumi. Aku tidak mau dikenal orang sebagai penulis hebat, sementara diriku sebenarnya adalah orang lemah
di banyak hal.” “Apakah Alifia itu bayangan dari dirimu” tanyaku “Mungkin benar, tapi apa artinya bayangan itu di ketahui orang. Sementara pemilik bayangan itu hanyalah lilin yang mudah leleh dan tak seberapa nyalanya menerangi. Buat apa kalian kagum pada lilin yang tak berdaya bertahan untuk dirinya sendiri.” “Kau memang filsuf
Alifia. Eh… maksudku Alisa.” pujiku.
“Aku justru senang kalau hanya dirimu yang memujiku.” Dia memperlihatkan jawaban-jawabannya yang mencoba mengajakku untuk merenung. Sewaktu aku bertanya soal buku yang dipersiapkannya dia menjawab “Aku menunggu buku yang kau persiapkan saja, barangkali itu berbicara tentang sesuatu yang kau kagumi itu.” Aku menyambut pertanyaannya itu dengan rasa hormatku padanya. “Aku siap menjadi narasumber atau jadi editornya. Barangkali kau juga butuh pengakuan sebagai penulis buku-buku best seller seperti Alifia itu.” “Apa perlu sebuah pengakuan itu Alisa ?” “Jawabnya ada pada dirimu sendiri. Tanyalah dan berdebatlah dengan dirimu untuk mendapatkan jawabannya. Dan aku selalu mengawali setiap tulisanku melalui perdebatan panjang atas apa-apa yang ada dalam diriku.” Kalimat terakhirnya ini kurasa begitu indah, dan kuresapi. Ku coba bertanya pada diriku sendiri, inikah dia yang menulis buku itu ? Tidak, dan aku menatap Alisa dalam tatapan penuh debar kekaguman. Alisa atau Alifia dia memang gambaran yang memikat. Sebelum kami berpisah, dia berjanji akan banyak meluangkan
waktunya untukku. Dan katanya “berbosan hatilah memandangku, tapi jangan berbosan hati untuk bertemu dalam jalinan persahabatan untuk sama-sama saling berbagi pengalaman dan ilmu. Aku bisa menjadi mentormu dalam menulis, dan kau kini juga ku akui sebagai seorang teman dan sekaligus kalau kau mau, jadilah mentorku di hal-hal yang kau mampu.” Sekian
FKG Raih Kemenangan di Ajang Internasional 3rd DREAM UNAIR NEWS – Dosen dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) kembali menorehkan prestasi internasional. Tepatnya, di ajang The 3 r d Dental Research Exhibition And Meeting (3 r d DREAM). Acara yang mengusung tema Facing Globalization Challenging In Dentistry ini diselenggarakan oleh FKG Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, pada 6-7 Mei 2016, di Yogyakarta. Predikat 1st winner of best poster kategori student award dimenangkan oleh tim yang dipimpin Alexander Patera Nugraha. Judul karyanya, Drug Utilization Study Of Antifungal In Hiv/Aids Patient With Oral Candidiasis At Upipi Rsud Dr Soetomo 2014. Kemenangan yang diraih dengan menyisihkan 20 pesaing ini membuktikan kepiawaian mahasiswa FKG dalam menciptakan karya ilmiah. Untuk kategori dentist award, tim Desiana Radithia berhasil meraih Poster dengan judul Prevalence Candidiasis and Angular Cheilitis
FKG UNAIR di bawah pimpinan 1st winner of best poster. and Correlations of Oral in HIV Positive Transgender
in Surabaya Transgender Community ini berhasil menyisihkan 50 peserta lain. Tentu saja, keberhasilan mahasiswa tidak lepas dari bimbingan para dosen. Sinergitas antar civitas akademika merupakan kunci utama. Yang jelas, prestasi luar biasa tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi fakultas yang berlokasi di Kampus A tersebut. “Bravo FKG. Semoga prestasi terbaik selalu berhasil dicetak di masa yang akan datang”, ungkap Darmawan Setijanto, dekan FKG UNAIR. (*) Penulis: Humas FKG Editor: Rio F. Rachman
Ketahui Cara dan Waktu yang Tepat Berolahraga UNAIR NEWS – Olahraga adalah bagian dari kebutuhan hidup. Dengan berolahraga, kebugaran, kesehatan, dan bentuk tubuh akan terjaga. Namun, barangkali belum banyak orang yang mengetahui cara dan waktu yang tepat dalam berolahraga. Jangan khawatir UNAIR NEWS akan memberikan tips berolahraga yang sehat yang disampaikan oleh dr. Irfiansyah, M.Si, selaku staf pengajar pada Departemen Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran, Universsitas Airlangga. Simak tipsnya berikut ini: 1. Hindari olahraga pada malam hari Kesibukan atau tuntutan gaya hidup pada masyarakat jaman modern tak bisa dipungkiri. Akibat kesibukan, ada sebagian orang yang baru sempat melakukan olahraga pada malam hari. Padahal, waktu yang tepat untuk berolahraga adalah pagi hari
karena oksigen masih banyak untuk dihirup. Sedangkan, pada sore hari, polutan sudah menumpuk di udara. Selain itu, tiap individu manusia memiliki irama sirkadian atau jam biologis yang berkaitan dengan sekresi hormon-hormon di dalam tubuh. Hormon melatonin adalah hormon yang berfungsi sebagai antioksidan dan mengontrol tidur. Sekresi hormon melatonin akan berlangsung mulai pukul sembilan malam. Sehingga, manusia harus berhenti beraktivitas berat termasuk berolahraga 2 – 3 jam sebelum jarum jam menunjukkan pukul 9 malam. Apabila jadwal pagi hari memang cukup padat, dr. Irfinsyah mengatakan, olahraga pada malam hari sesekali boleh dilakukan. 2. Atur frekuensi dan intensitas Olahraga memang dibutuhkan tubuh, namun memforsir tubuh dengan waktu olahraga yang cukup lama juga tidak baik. Pengajar Ilmu Faal itu mengatakan, berolahraga demi menjaga kesehatan tubuh berpedoman pada empat prinsip, yaitu FITT (frequency, intensity, time, type). Seseorang dianjurkan untuk berolahraga dengan teratur dan terukur setidaknya tiga kali dalam seminggu. “Jadi, ada jeda waktu antara olahraga dan istirahat, baik itu untuk olahraga kardiovaskuler, atau olahraga angkat beban. Pada olahraga angkat beban, otot akan tumbuh pada saat tubuh beristirahat,” tutur dr. Irfinsyah. Perhatikan pula dari aspek intensitas. Berolahragalah secara sub-maksimal. Usai berolahraga, biasanya orang akan menghitung denyut nadi sebagai patokan. Batas sub-maksimal adalah 65 – 85% dari hasil perhitungan rumus. Rumus yang digunakan adalah 220 dikurangi usia. Contohnya, remaja berusia 20 tahun, maka batas maksimal denyut nadinya adalah 200 kali per menit. Maka rentang ideal denyut nadi sub-maksimal remaja tersebut adalah 130 – 160 denyut per menit.
3. Pilih jenis olahraga sesuai kesukaan Pilihlah jenis olahraga yang bisa membuat Anda merasa senang ketika melakukan. “Percuma kalau olahraga tapi malah bikin stress,” tutur dr. Irfinsyah. Penulis: Akhmad Janni Editor: Defrina Sukma S
[Podcast] AYMUN Bahas Isu Kemaritiman pada Simulasi Sidang PBB RADIO UNAIR – Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga mengajak pelajar sekolah menengah atas, dan mahasiswa untuk merasakan atmosfer sidang Perserikatan BangsaBangsa. Tahun ini, HIMAHI menggagas acara Airlangga Youth Model United Nations (AYMUN) dengan tema “The Evolving Maritime World”. Acara akan diselenggarakan pada tanggal 3 – 5 Juni 2016 di Hotel Crown Prince di Surabaya. “Tujuan dari AYMUN ini adalah meningkatkan perhatian pelajar dan mahasiswa terhadap isu-isu global serta mempelajari sistematika penyelesaian melalui badan- badan formal PBB” tutur Govinda Yudhistira, salah satu panitia AYMUN 2016. Posisi organisasi atau komite yang dibuka pada acara AYMUN ini adalah WTO (World Trade Organization), UNEP (United Nations Environment Programme), dan UNSC (United Nations Security Council). Dalam AYMUN ini juga terdapat kelompok Press
Commerce (PC), yakni simulasi jurnalis yang mewakili sebuah kantor berita dalam meliput dan membuat berita di sebuah konferensi PBB. Pembicara yang hadir dalam sesi diskusi panel AYMUN juga tak kalah menarik. Tiga pembicara yang hadir dalam AYMUN adalah Prof. Dr. Makarim Wibisono, MA-IS., MA, selaku Guru Besar bidang Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNAIR, Gracia Paramitha, S.Hub.Int., M.Si,, selaku Global Youth Advisor pada TUNZA UNEP (United Nations for Environmental Programme), dan Laksamana Muda TNI Darwanto, S.H., M.A.P, selaku Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur. Nantinya, peserta AYMUN juga diajak mengikuti tur keliling kota dan pesta penutupan sebagai rangkaian acara AYMUN ini. Berikut wawancara panitia AYMUN di Radio Unair Penulis: Faridah Hari Editor: Defrina Sukma S
Peserta Program Ikuti Boothcamp
Wirausaha
UNAIR NEWS – Sekitar 180 peserta program mahasiswa wirausaha (PMW) mengikuti acara kamp kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan Karir dan Kewirausahaan (PPKK) Universitas Airlangga. Acara kamp berlangsung pada hari Jumat dan Sabtu 13 – 14 Mei 2015. Acara kamp dihari pertama, peserta diberi pelatihan oleh Michael Goldberg, Asisten Profesor dari Sekolah Manajemen, Universitas Case Western Reserve, Amerika Serikat. Pelatihan
diselenggarakan di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen UNAIR. Michael memberikan materi tentang kewirausahaan dan pengelolaan keuangan pada masa rintisan usaha. Salah satu peserta kamp, Rico Adrianto yang juga mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR, mengatakan bahwa penjelasan Michael cukup bermanfaat bagi pengusaha yang baru merintis karir. “Dia menjelaskan tentang bagaimana melakukan presentasi dengan baik dan benar. Ini penting untuk menarik minat investor menanamkan modalnya pada usaha startup,” tutur Rico. Dihari kedua, acara kamp dilanjutkan dengan materi-materi yang tak kalah menarik. Pembicara yang hadir dalam boothcamp dihari kedua yaitu Syafril Riza dengan tema ‘My Business My Passion’, Dr. Dra. Hamidah, M.Psi, dengan tema ‘Team and Time Management’, Yudi Kemal Akbar dengan tema ‘Make Your Partner as Your Future’, dan Reco Setyo dengan tema ‘Standar Operasional Prosedur’. Acara hari kedua diselenggarakan di Aula Fadjar Notonegoro, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UNAIR. Dalam acara boothcamp hari kedua, peserta PMW diajak untuk melakukan role play. Peserta dibagi sesuai dengan huruf awal dari nama masing-masing. Mereka diajak untuk melakukan simulasi tentang bagaimana menjadi pemain tim yang baik. “Masing-masing individu membuat kelompok berdasarkan huruf depan nama peserta. Sehingga ada banyak kelompok, kan, karena abjad itu banyak dan campur dari mahasiswa seluruh fakultas. Mereka mendapat tugas untuk memecahkan masalah dan punya pandangan berbeda-beda,” tutur Dr. Tri Siwi Agustina, S.E., M.Si, selaku penanggung jawab PMW UNAIR. Boothcamp PMW selama dua hari memperoleh respon positif dari peserta. Fairuzuddin, mahasiswa asal Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR menuturkan, pembawaan pemateri yang lincah menarik antusiasme peserta.
“Kami juga butuh pembimbingan atau praktik yang lebih riil. Mas Yukem (Yudi Kemal, –red) pembawannya pas. Jadi, tepat sasaran sekali,” tutur Fairuz. Ada pula Hetty, peserta PMW yang mengajukan proposal tentang bisnis Coco Bag. Ia mengatakan bahwa materi yang diberikan cukup bermanfaat dengan penyampaian yang mudah diterima oleh peserta. “Materi yang disampaikan sangat komunikatif, soalnya pematerinya muda dan energik. Kemarin sempat dapat hadiah buku dari games yang diadakan,” tutur Hetty. Siwi selaku penanggung jawab PMW UNAIR mengatakan, kegiatan kamp pelatihan merupakan rangkaian acara kegiatan PMW. Kamp pelatihan diikuti oleh seluruh pengirim proposal PMW. Selanjutnya, peserta yang lolos seleksi PMW akan diumumkan dalam waktu dekat dan mengikuti serangkaian kegiatan lainnya. (*) Penulis: Defrina Sukma S. Editor
: Binti Q. Masruroh
UNAIR Berikan Beasiswa kepada 190 Siswa UNAIR NEWS – Sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Direktorat Kemahasiswaan Universitas Airlangga memberikan beasiswa kepada 190 siswa sekolah dasar di Kecamatan Mulyorejo, Surabaya. Acara pemberian beasiswa diselenggarakan pada Rabu (18/5) di Kantor Manajemen UNAIR dan dihadiri oleh perwakilan guru dari sebelas sekolah.
Beasiswa diberikan langsung oleh Wakil Rektor I Prof. Djoko Santoso, dr., Sp.PD-KGH., Ph.D., bersama Direktur Kemahasiswaan UNAIR Dr. M. Hadi Subhan, SH., MH., CN., kepada perwakilan guru dan kepala sekolah dasar yang bersangkutan. Sebelas sekolah yang mendapatkan bantuan beasiswa yaitu SDN Mulyorejo I-237, SDN Manyar Sabrangan I/229, SDN Manyar Sabrangan II/231, SDN Kalijudan I/239, SDN Kalijudan II/559, SDN Kalisari I/240, SDN Kalisari I II/513, SDN Kejawen Putih I/234, SDN Sutorejo I/240, SD Hidayatul Ummah, dan SD Al Huda. Jumlah total beasiswa yang diberikan kepada sekolah sebesar Rp. 76 juta. Beasiswa ini rutin diberikan tiap tahun oleh UNAIR kepada siswa SD di sekitar wilayah Kampus C, Mulyorejo. Hadi mengatakan, beasiswa ini nantinya diberikan kepada siswa SD yang kurang mampu secara ekonomi, namun memiliki prestasi akademik yang cukup membanggakan. “Ini kewajiban kita secara moral, sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kita membaur dengan masyarakat dengan meningkatkan kepedulian melalui pemberian beasiswa,” ujar Hadi.
Sementara itu, dalam sambutannya dihadapan para guru, Prof. Djoko mengatakan bahwa pemberian beasiswa ini merupakan bentuk kepedulian UNAIR, terutama kepada masyarakat sekitar kampus. “Secara khusus, pemberian beasiswa ini menjadi salah satu cara untuk ikut membangun generasi muda yang kelak ada potensi untuk menjadi pemimpin bangsa. Semoga pemberian beasiswa ini bisa menjadi tradisi kepedulian UNAIR terhadap masyarakat sekitar kampus,” kata Guru Besar bidang Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran UNAIR ini. Setiap siswa yang memperoleh beasiswa UNAIR telah diseleksi oleh Unit Penyelenggara Teknis Daerah (UPTD) Surabaya II. Drs.
Suwono, M.Si selaku Kepala Wilayah Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengatakan, penerima beasiswa adalah siswa dengan orang tua tidak berpenghasilan tetap, yatim piatu, atau mereka yang hanya tinggal bersama ibu. Drs. Mat Sudjak selaku Koordinator Kepala Sekolah UPTD Surabaya II yang sekaligus Kepala Sekolah dari SDN. Mulyorejo I-237 berharap agar pemberian beasiswa tersebut bermanfaat untuk siswa bersangkutan, terlebih untuk mereka yang akan melanjutkan studi. (*) Penulis : Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S.
Cetak Pengajar dan Mahasiswa Kompeten, Fakultas Vokasi Adakan Training Program Database UNAIR NEWS – Sebagai salah satu rangkaian acara dies natalis Fakultas Vokasi Universitas Airlangga, program studi D-3 Sistem Informasi bekerjasama dengan Oracle Academy dan AISINDO (Association for Information Systems for Indonesia) menyelenggarakan training bertajuk “Training of Trainer Database Programming with PL/SQL”. Pelatihan ini diselenggarakan sejak 16-20 Mei 2016, di ruang laboratorium komputer Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (LP3) UNAIR dan diikuti oleh 27 dosen pengampu mata kuliah database dari 16 universitas di Jawa Timur. Dalam sambutannya, Wakil Dekan I Fakultas Vokasi, Prof. Dr.
Retna Apsari, M.Si, mengatakan bahwa training ini merupakan salah satu bentuk kerjasama yang diinisiasi oleh Fakultas Vokasi UNAIR. “Training ini diadakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan skill desain database dan pemrograman PL/SQL. Training ini selain bertujuan meningkatkan kualitas pengajarnya, juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas ketrampilan mahasiswanya, khususnya mahasiswa vokasi. Ada tanggung jawab moral untuk memberi perhatian lebih untuk mahasiswa vokasi,” ujar Prof. Retna. Training diberikan langsung oleh Rizqy Ardiansyah, OCM (Oracle Certified Master), seorang instruktur professional dari Oracle Academy. “Sebelumnya, Fakultas Vokasi sebagai member dari Oracle Academy dan AISINDO juga telah mengadakan training serupa, yaitu Training of Trainer (TOT) Java Fundamental dan Java Programming yang dilaksanakan pada 31 Agustus – 4 Oktober 2015, serta TOT Database Design dan Programming pada 13-19 Oktober 2015 lalu,” ujar Endah Purwanti, S.Si., M.Kom, Koordinator Prodi D3 Sistem Informasi. Oracle Academy adalah sebuah program Corporate Citizenship di bidang pendidikan Ilmu Komputer dari Oracle Corporation. Oracle Corporation adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang software dan hardware yang berkantor pusat di Redwood Shore, California, Amerika Serikat. Oracle Academy memberikan portofolio lengkap mulai dari software, kurikulum, pelatihan dosen/guru, support dan sumberdaya sertifikasi serta menyediakan akses kepada teknologi yang sama sebagaimana yang digunakan di dunia industri. Oracle Academy membuka kerjasama dengan berbagai institusi pendidikan formal untuk sekolah menengah kejuruan dan perguruan tinggi. Tujuan diselenggarakannya Program Oracle Academy adalah untuk melatih para peserta program menjadi SDM
yang memiliki keterampilan sebelum memasuki dunia kerja dan membekali lulusan dengan konsep dasar yang kuat di bidang database dan pemrograman. Setelah mengikuti pelatihan ini, dosen yang mengikuti program pelatihan diharapkan dapat mengimplementasikan kurikulum yang telah diajarkan saat training kepada mahasiswa. Dosen dapat membawa mahasiswa mengikuti tes-tes yang telah disediakan didalam kurikulum e-learning dan memberikan penghargaan dengan sertifikat Oracle Academy kepada mahasiswanya. Dari implementasi kurikulum yang telah dilakukan untuk Java Fundamental dan Java Programming, mahasiswa akan mendapatkan penghargaan dengan sertifikat Oracle Academy sebagai sertifikat pendamping ijazah kelulusan. Pada pembukaan training ini, sertifikat diberikan secara simbolis kepada Yulfa Herliagustina dan Najibullah Ulul Albab oleh Prof. Retna. “Dari training ini, diharapkan kualitas tenaga pengajar maupun mahasiswa lulusan Sistem Informasi UNAIR memiliki skill yang tidak kalah dengan lulusan perguruan tinggi lainnya. Setelah mahasiswa lulus agar dapat diserap dunia kerja dan dapat bersaing dengan mahasiwa dari ASEAN yang akan mencari kerja di Indonesia ketika MEA diberlakukan,” kata Ir. Dyah Herawatie, M.Si, Ketua Departemen Teknik Fakutas Vokasi. (*) Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Dilan Salsabila
FK UNAIR Anugerahi Visiting
Professor kepada Preeklampsia Dunia
Pakar
UNAIR NEWS – Pengakuan atas kontribusi positif seseorang perlu diwujudkan sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan. Kali ini, sivitas Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga kembali mewujudkan apresiasiasinya kepada seorang tokoh guru besar bidang Obstetri dan Ginekologi yang tak lain adalah seorang pakar preeklampsia dunia. Acara penganugerahan visiting professor kali ini diberikan kepada Prof. Gustaaf Albert Dekker, MD., PhD., FDCOG., FRANZCOG dari The University of Adelaide, Australia, di Aula FKUA,( 17/5). Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Rektor III UNAIR Prof. Ir. Amin Alamsjah, M.Si., Ph.D, Dekan FK UNAIR Prof. Soetojo, dr., Sp.U (K), jajaran dekanat FK UNAIR, Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi FK UNAIR – RSUD Dr. Soetomo, serta sivitas akademika FK UNAIR. Dekan FK UNAIR Prof. Soetojo mengungkapkan, kegiatan penganugerahan gelar profesor tamu FK UNAIR kepada sejumlah pakar kesehatan sudah berlangsung beberapa kali sejak tahun 2007. Dari 29 departemen di FK UNAIR, sebagian diantaranya sudah mewujudkan hal itu. “Kami berharap, acara ini akan menginspirasi departemen lainnya untuk menggelar acara serupa,” ungkap Prof. Soetojo. Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi FK UNAIR – RSUD Dr. Soetomo Dr. dr. Hendy Hendarto, Sp.OG (K) mengungkapkan, Prof. Dekker selama ini memberikan banyak kontribusi positif khususnya pada bidang keilmuan obstetri dan ginekologi. Dr. Hendy mengungkapkan, semangat Prof. Dekker tidak hanya ditunjukkan dalam lingkup kerjasama akademika, melainkan pada bidang pengabdian masyarakat. “Beliau antuasias menjadi konsultan dan terjun langsung melihat bagaimana program
Penanggulangan Kematian Ibu dan Bayi (PENAKIB) yang menjadi pilot project Departemen Obstetri dan Ginekologi di wilayah Mulyorejo dan Madura,” tutur dr. Hendy.
Prof. Dekker ketika berfose bersama Dekan dan Wakil Dekan FK UNAIR. (Foto: UNAIR NEWS) Kerjasama berlangsung lama Prof. Dekker kelahiran 7 Agustus 1955 itu mengungkapkan rasa bahagia dan sempat merasa deg-degan saat dilantik menjadi profesor tamu di FK UNAIR. “Saya merasa terhormat bisa menjadi bagian dari kolaborasi kerjasama antara dua universitas. Kerjasama ini saya rasa bisa memberikan manfaat bagi mahasiswa maupun civitas akademika,” tutur Prof. Dekker yang menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Our Medical Student in Surabaya and Adelaide, and The Future of Our Specialty” pada acara yang sama. Prof. Dekker adalah seorang Direktur Klinis pada Divisi Anak dan perempuan Kantor Pelayanan Kesehatan Adelaide Utara (RS
Lyell McEwin dan Modbury) sekaligus Guru Besar bidang Obstetri dan Ginekologi Universitas Adelaide. Ia menempuh pendidikan dokter di Universitas Leiden pada tahun 1978 dan memperoleh gelar cumlaude. Gelar profesor tamu ini merupakan wujud kerjasama antara FK UNAIR dengan Universitas Adelaide yang telah berlangsung sejak 14 tahun lalu. Kerjasama pada Divisi Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi FK UNAIR ini diprakarsai oleh Prof. Dr. H. Erry Gumilar D, dr., Sp.OG(K) bersama Prof Dekker. Kedekatan personal keduanya sudah terbangun jauh sebelum nota kesepahaman disepakati. Awalnya, Prof. Dekker diundang sebagai pembicara dalam sebuah acara divisi Fetomaternal. Seiring berjalannya waktu, ia mulai membimbing beberapa staf dosen jenjang pendidikan doktoral, dan mengajar para mahasiswa dokter spesialis. Prof. Dekker dikenal cukup aktif membuat rambu-rambu pembelajaran, dan buku panduan untuk mahasiswa. Setelah dilantik menjadi profesor tamu FK UNAIR, Prof. Dekker berencana kembali melanjutkan penelitiannya tentang kasus preeklapmsia bersama rekan peneliti lainnya. Kali ini, ia akan memprioritaskan penelitian tentang hubungan preeklampsia dengan biaya hidup rendah pada perempuan muda. Sebelumnya, bersama dengan rekan peneliti FK UNAIR, Prof. Dekker telah mempublikasikan lebih dari 90 naskah penelitian. (*) Penulis: Sefya H. Istighfarica Editor: Defrina Sukma S.