M
ul t i f i nanc e P TA n u g e r a hB u a n aC e n t r a l Mu l t i fi n a n c e
F o k u sMe n g g a r a p Pa s a rJ a waT i mu r F a u z i I c h s a n
F u n d a me n t a l E k o n o mi I n d o n e s i aBa g u s
ME NCE RMA T IA NCA MA N K RI S I SJ I L I DDUA
daftar isi [8] Sambutan
Wiwie Kurnia, Ketua Umum APPI
Antisipasi Hadapi Krisis
l
[ 10 ] fokus
[14] profil
PT ANUGERAH BUANA CENTRAL MULTIFINANCE (ABC FINANCE)
Fokus Menggarap Pasar Jawa Timur
l
[18] kilas l BAF Rayakan Hari Pelanggan Nasional l Trust Finance Tambah Utang Rp 65 Miliar l BFI Finance Kantongi Fasilitas Pembiayaan Bersama BTPN l ACC Bantu Pembangunan Rumah Untuk Penderita Kanker
[22] tokoh [Fauzi ichsan] Managing Director Standard Chartered Bank
Mencermati Ancaman Krisis Jilid Dua Krisis utang Eropa yang berlarut-larut menimbulkan kepanikan di pasar keuangan dunia. Negara-negara G7 pun sepakat mencari solusi atas kondisi tersebut. Pemerintah Indonesia menyiapkan paket stimulus. Para pengamat ekonomi optimis, ekonomi Indonesia masih punya peluang tumbuh.
FUNDAMENTAL EKONOMI INDONESIA BAGUS Ekonomi Indonesia tidak terlalu bergantung dengan ekspor, apa lagi ke negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Sehingga sewaktu ekonomi negara maju melemah, dampaknya tidak terlalu parah terhadap Indonesia.
[29] lensa l Sosialisasi Eksekusi Jaminan Fidusia l In House Training Bussan Auto Finance l In House Training Berlian Sistem Informasi [34] daftar anggota appI
Dapatkan Souvenir menarik dari APPI bagi yang menuliskan artikel dalam majalah Multifinance. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai informasi ini, dapat menghubungi Sekretariat APPI di Telp. (021) 5288 0113/ 5288 0124 atau email:
[email protected]
Multifinance [edisi 39, September 2011]
Suara pembaca Economic Outlook 2012
Pemimpin Umum: Wiwie Kurnia Penanggung Jawab: Wiwie Kurnia, Djony Bunarto Tjondro, Roni Haslim, Rosalina Dhanudimuljo, Suwandi Wiratno, Marwoto Soebiakno, Efrinal Sinaga Pemimpin Redaksi: Sri Haryati
Sejak awal tahun 2011 sampai dengan sekarang industri multifinance mengalami pertumbuhan yang positif. Mohon bantuannya bagaimana dengan prediksi pertumbuhan industri ini tahun depan, terima kasih. Adrian Sudardji Permata Hijau, Jakarta Terima kasih atas perhatiannya, majalah Multifinance akan membahas mengenai economic outlook 2012 pada bulan depan, Red.
Sekretaris Redaksi: Wellyani Sirkulasi/Distribusi: Sekretariat APPI
ALAMAT REDAKSI: Gedung Plaza Sentral Lt. 14 Jl. Jend. Sudirman Kav. 47 Jakarta 12930 email:
[email protected] website: www.ifsa.or.id Telp: 021-5288 0113 Fax: 021-5288 0114
NPL Multifinance & Bubble Beberapa saat lalu, sempat ada berita yang menurut saya cenderung simpang siur. Pemicunya adalah pernyataan pejabat terkait bahwa industri multifinance cenderung buble. Alasannya mengacu pada uang muka kredit. Padahal, soal ini, industri multifinance belakangan hanya menggunakan sebagai trik dagang atau strategi marketing. Dan itu pun hanya diberikan pada konsumen yang punya track record bagus. Program ini pun hanya berlangsung momental, sekedar menyegarkan pengenalan konsumen. Tentu saja pernyataan ini tidak sinkron dengan indikator penilaian yang lazim yakni lewat tren kredit macet atau non performing loan. Sejauh yang saya tahu, NPL multifinance terus berada dalam tren turun. Jika tahun-tahun sebelumnya berada di atas level 2%, kini malah menurun dan kalau tidak salah di bawah 2%. Angka 2% pun menurut hemat saya jauh dari bubble. Rahmat Tamtomo Sawangan, Depok NPL perusahaan pembiayaan per Juli 2011 pada level 1,9%, Red.
Multifinance [edisi 39, September 2011]
SAMBUTAN
WIWIE KURNIA - Ketua Umum APPI -
Antisipasi Hadapi Krisis
K
Langkah-langkah antisipasi yang disiapkan pemerintah sangat diharapkan akan mengulang sukses pemerintah meredam dampak krisis dunia terhadap Indonesia
risis hutang tengah melanda banyak negara di dunia. Setelah Yunani, lalu menjalar ke Portugal, terus ke Irlandia. Namun persoalan ternyata tidak sederhana. Kaitan ekonomi global membuat negara-negara dunia selalu imun terhadap dampak krisis yang melanda negara lainnya. Riset mengindikasikan, tidak hanya negara-negara Eropa yang terancam resesi ekonomi serius. Beberapa negara Asia dan Amerika Latin kini tengah jadi sorotan karena berpotensi default. Sebut saja negara Asia seperti Pakistan dan Vietnam, juga negara Amerika Latin seperti Venezuela. Kondisi ini berdampak cukup serius, tidak hanya ke pasar modal tetapi juga bisa mengganggu industri keuangan lainnya. Kita tentu masih ingat krisis perekonomian global tahun 2008 yang sempat menyebabkan kekeringan likuiditas dari perbankan yang kemudian berimbas pada industri multifinance. Kita tentu tidak ingin pengalaman 2008 kembali terulang, karena akan berimbas negatif pada industri multifinance. Pemerintah Indonesia saat ini tengah mempersiapkan langkahlangkah antisipasi dampak krisis diberbagai negara di Eropa dan Amerika ini. Seperti yang dikabarkan, ada berbagai paket stimulus yang akan direalisasikan pemerintah mulai awal tahun 2012. Menteri Keuangan, Agus Martowardojo mengatakan, krisis global kali ini jauh lebih rumit dari yang diperkirakan banyak pihak. Langkah-langkah antisipasi yang disiapkan pemerintah sangat diharapkan akan mengulang sukses pemerintah meredam dampak krisis dunia terhadap Indonesia seperti halnya yang terjadi di tahun 2008-2009. Mudah-mudahan paket yang tengah dimatangkan saat ini akan bermanfaat untuk menjaga ketahanan ekonomi Indonesia, sekaligus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang sedang positif, sehingga industri multifinance dapat tetap bertumbuh di perekonomian negara yang kondusif. Terima kasih Wasallam
Multifinance [edisi 39, September 2011]
FOKUS
Mencermati Ancaman Krisis Jilid Dua Krisis utang Eropa yang berlarut-larut menimbulkan kepanikan di pasar keuangan dunia. Negara-negara G7 pun sepakat mencari solusi atas kondisi tersebut. Pemerintah Indonesia menyiapkan paket stimulus. Para pengamat ekonomi optimis, ekonomi Indonesia masih punya peluang tumbuh.
K
risis ekonomi babak baru kini kembali mengintai dunia, setelah krisis ekonomi pada 2008. Berbeda dengan krisis 2008 yang timbul karena salah kelola pada lembagalembaga keuangan papan atas Amerika, kali ini krisis dipicu beban utang pemerintah sejumlah negara Eropa dan juga perbankan papan atas kawasan tersebut. Setelah Yunani yang harus ditalangi anggota Uni Eropa, sejumlah negara Eropa lainnya seperti Irlandia, Portugal bahkan Spanyol juga diintip krisis yang sama. Karena cakupannya yang luas dan menyerang banyak negara Eropa, para pemerhati industri keuangan dunia berpendapat, dampak krisis ini bisa lebih kuat dari krisis yang terjadi akibat kejatuhan Lehman Brothers dan AIG pada 2008. Pemerhati keuangan dari First Asia Management, Jhon Stephenson mengatakan potensi default utang Yunani mencapai 92%. Hal ini terlampau beresiko jika dibiarkan. Resikonya, kata dia, sangat serius bila hal itu merembet ke Spanyol dan Italia. Default Yunani akan menimbulkan pendarahan lebih lanjut. Spanyol dan Italia terlalu besar resikonya jika ikut gagal,” terangnya. Besarnya kontrak derivatif yang punya kaitan dengan u t a n g negara dan swasta di Eropa, dampak yang timbul bisa sangat luas. Saat ini, perbankan
10 Multifinance [edisi 39, September 2011]
besar Prancis memegang hampir US$ 57 miliar utang Yunani, sekitar 140 miliar Euro utang Spanyol, dan sekitar 400 miliar Euro utang
Italia. Sementara itu, utang tiga bank besar AS diperkirakan mencapai 39% dari PDB Amerika. Sementara itu, total utang bank-bank besar Prancis mencapai 250% PDB negeri mode tersebut. Kondisi ini sempat mendorong bank-bank sentral, negara-negara besar harus menyediakan likuiditas bagi bank-bank besar dunia dengan memberikan pinjaman dolar. Kondisi ini sempat membuat pasar modal kembali menggeliat, namun hal ini hanya berlangsung sementara, sebab solusi krisis masih jauh dari memadai. Melihat kondisi ini, negara-negara G7
pun membuat kesepakatan untuk memperkuat sistem perbankan dan pasar keuangan global. Amerika mengimbau negara-negara Eropa lebih kompak untuk saling menopang. Jerman menanggapi dengan menekankan pemangkasan defisit anggaran sebagai prioritas mengatasi krisis. Pada pertemuan di Mersaille, Prancis belum lama ini, negara-negara G7 mengakui, tanda-tanda perlambatan ekonomi sangat jelas. Negara G7 pun meresponsnya dengan berkoordinasi untuk menemukan solusi dalam rangka mengatasi persoalan tersebut. Anggota G7 meliputi AS, Kanada, Jepang, Jerman, Prancis, Italia dan Inggris. Gubernur Bank Sentral AS, Ben Bernanke menanggapi hasil pertemuan itu dengan janji untuk menyediakan stimulus bagi perekonomian Amerika. Ia yakin, pihaknya masih punya sejumlah instrument untuk mendorong
perekonomian Amerika. Selain Eropa, kondisi AS masih akan menjadi perhatian pasar keuangan dunia. Para pengamat ekonomi lokal seperti Purbaya Yudhi Sadewa dan Fauzi Ichsan berpendapat, perekonomian Amerika saat ini hanya melambat, tetapi tidak mengarah ke resesi baru. Mereka cukup yakin, program penciptaan lapangan kerja dengan usulan dana sebesar US$ 447 miliar dolar akan berdampak sangat positif untuk mendongkrak pertumbuhan Paman Sam.
Meski masih rentan, dengan ruang gerak fiskal dan moneter terbatas, Fauzi Ichsan mengatakan, AS masih punya instrumen pendukung lain bernama quantitative easing yang berpeluang diluncurkan awal tahun depan. Besaran dana untuk mendukung program ini berkisar US$ 500 miliar – 700 miliar. Program-program padat karya ini tampaknya akan dimaksimalkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi AS ke depan. Stimulus Baru Belajar dari kesuksesan paket stimulus yang diluncurkan pada awal 2009 untuk meredam
Multifinance [edisi 39, September 2011] 11
FOKUS dampakHal yang krisis harus 2008, pemerintah dilampirkan Indonesia pun kini menyiapkan paket stimulus baru. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan menghadapi dampak krisis utang Eropa belum optimalnya peluang pertumbuhan AS, pemerintah menyiapkan stimulus untuk menghindari kondisi terburuk yang bisa terjadi. “Dengan mengamati yang terjadi di Eropa saat ini, kami sudah memikirkan adanya stimulus yang kami perkirakan dilakukan pada semester pertama 2012,” ujar Agus. Kondisi yang dikhawatirkan pemerintah adalah kemungkinan krisis yang bisa menggerogoti negara-negara tujuan ekspor. Sebab, selain AS, Indonesia juga mengandalkan Eropa sebagai negara tujuan ekspor. Itu sebabnya, pemerintah pun merumuskan paket stimulus agar dampak krisis tidak berimbas ke Indonesia. Seperti halnya Menkeu, Bambang Brodjone goro, Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) mengatakan, paket stimulus untuk menghadapi krisis akan diluncurkan merupakan kombinasi dari dana segar dan kebijakan fiskal. Namun, sementara ini paket tersebut masih berupa rancangan kasar karena belum dilengkapi dengan survey. Itu sebabnya, untuk sementara belum ada angka yang bisa dikonfirmasi “Yang pasti, stimulus tersebut akan merupakan kombinasi antara suntikan dana segar dengan kebijakan fiskal” ujar Bambang. Kesuksesan paket stimulus krisis 2008 akan dijadikan model untuk disesuaikan dengan kondisi saat ini. “Paling penting adalah menciptakan sumber pertumbuhan domestik. Semua stimulus harus punya efek langsung pada pertumbuhan domestik,” lanjut Bambang. Meski ancaman krisis belum mereda, pemerintah dan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat tampak tetap optimis melihat peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012. Hal
12 Multifinance [edisi 39, September 2011]
itu terlihat dari kesepakatan kedua pihak untuk mematok target pertumbuhan sebesar 6,7% dalam asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2012. Sementara kemiskinan ditargetkan sekitar 10,5% -11,5% dan pengangguran berkisar 6,4% -6,6 %. Setiap satu persen pertumbuhan ekonomi ditargetkan mampu menyerap sekitar 450 ribu tenaga kerja baru,” ujar Ketua Komisi XI DPR, Harry A. Azis usai rapat kerja Komisi XI dengan Kementerian Keuangan. Beberapa indikator lain, Agus Martowardojo. seperti inflasi ditargetkan 5,3% dan nilai tukar rupiah pada kisaran Rp 8.800 per dolar AS. Sedangkan asumsi suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan ditetapkan 6,4%. Target suku bunga SPN tiga bulan pada 2012 lebih tinggi dibandingkan yang ditargetkan dalam APBN 2011 sebesar 5,6%. Optimisme pemerintah dan para pengamat ekonomi terhadap dampak krisis Eropa pada perekonomian nasional pada sisi lain tidak membentuk dampak kepanikan jangka pendek pada pasar keuangan lokal, terutama pasar modal. Apalagi, dampak pasar modal dunia yang terus berada dalam teritori negatif masih sangat kuat pengaruhnya. Keputusan Jerman untuk tidak terlibat dalam program bail out sempat membuat pasar saham dunia panik. Hal itu juga terasa di pasar saham lokal. Indeks harga saham gabungan Bursa Efek Indonesia terus tertekan di bawah level 4.000, bahkan menurun hingga di bawah level 3.800. Pada sisi lain, industri multifinance belum mengalami masalah dengan gonjang-ganjing ekonomi Amerika. Peluang pembiayaan pada semua segmen pembiayaan masih sangat menggembirakan dan dipercaya akan terus berlangsung hingga akhir tahun. Pembiayaan otomotif dan alat berat yang sempat pesimis akibat bencana tsunami Jepang, kini malah tengah melewati peningkatan permintaan yang signifikan. l
profil
B
ila sebagian besar perusahaan pembiayaan yang ada saat ini, berkantor pusat di area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang atau Bekasi (Jabodetabek). Tidak demikian bagi PT Anugerah Buana Central Multifinance (ABC Finance). Perusahaan yang baru sekitar dua tahun beroperasi itu memilih Malang, Jawa Timur sebagai basis usaha pembiayaan. Kota Apel itu otomotis juga dipilih sebagai kantor pusat ABC Finance sejak memulai aktivitasnya hingga kini. Tentu saja ABC Finance tak asal pilih lokasi. Sederet pertimbangan melatarbelakangi keputusan ‘berani’ untuk mengacuhkan Ibu Kota Negara tersebut. Menurut Presiden Direktur PT ABC Finance Bambang Heru Ristiyono, tekad bulat memilih Malang karena para pendiri dan pemegang saham perseroan memiliki latar belakang pengalaman yang cukup lama di bidang usaha keuangan, sejak tahun 1975, dengan coverage area Malang Raya dan seluruh kota di Jawa Timur. Alasan berikut, Jawa Timur merupakan provinsi dengan penduduk terbesar di Indonesia,
PT ANUGERAH BUANA CENTRAL MULTIFINANCE (ABC FINANCE)
FOKUS MENGGARAP PASAR JAWA TIMUR Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, Jawa Timur dinilai memiliki potensi pasar pembiayaan yang sangat menarik. Tak heran PT Anugerah Buana Central Multifinance (ABC Finance) mantap memusatkan bisnisnya di Kota Malang, Jawa Timur. terdiri atas 38 kabupaten dan kota dengan struktur ekonomi 99,55% didominasi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK). Pertimbangan lainnya, karena usaha bidang keuangan yang digeluti pendiri dan pemegang saham perseroan, masih linkage dengan core business pembiayaan
14 Multifinance [edisi 39, September 2011]
yang saat ini digeluti perusahaan. “Sebagai salah satu industri keuangan maka perusahaan pembiayaan dirasakan cukup fleksibel dalam pengembangan group usaha ke depan,” ujar Bambang. Untuk itu sejak izin pendirian usaha dari Menteri Keuangan RI dengan No.
KEP345/KM.10/2009 tertanggal 16 September 2009 dikantongi, PT. ABC Finance resmi memulai usahanya yang ditindak lanjuti dengan peresmian pembukaan kantor di Malang pada tanggal 10 Oktober 2009. Diceritakan Bambang, pendirian perusahaan awalnya bertujuan mendukung unit bisnis lainnya yang bergerak dalam bidang perakitan sepeda motor serta dealer sepeda motor, namun dalam pelaksanaannya PT. ABC Finance tidak hanya membiayai group usaha tetapi juga membiayai sepeda motor merk lain baik baru atau bekas dan membiayai pembiayaan mobil. Terkait peluang pembiayaan otomotif di tahun 2011, wilayah Malang Raya (Kodya & Kab. Malang) khususnya, dan Jawa Timur umumnya menurut Bambang masih relatif longgar. Trend positif ini diprediksi berlangsung hingga akhir tahun 2012. Karena itu meski terbilang perusahaan pembiayaan baru ABC Finance optimis meraih pasar. “Sebagai
perusahaan yang independen, karena tidak terafiliasi dengan group financial ataupun ATPM, kami tetap optimis walau hanya mengandalkan peran dan kekuatan SDM,” ujarnya. Strategi merebut pasar menurut Bambang dilakukan dengan meluncurkan program-program yang mempunyai keunggulan, baik dari sisi bunga ataupun dari sisi pelayanan, dengan harapan dapat meningkatkan pangsa pasar pembiayaan mobil baru maupun bekas yang ditargetkan pada akhir masa program yakni selama 4 bulan kedepan dapat dibukukan minimal 450 unit mobil. Prospek Tahun 2012 Sementara untuk tahun 2012 Bambang Heru R memperkirakan peluang pembiayaan roda empat baru maupun bekas dikawasan Malang Raya dan Jawa Timur umumnya masih tetap bergairah mengingat pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Timur yang cukup tinggi dibandingkan
Multifinance [edisi 39, September 2011] 15
profil dengan pertumbuhan pemilikan mobil pribadi 70% dibandingkan pembiayaan motor yaitu 30%,” yang relatif masih kecil. Kondisi ini terkait juga kata Bambang. Dari segmentasi pembiayaan porsi dengan fasilitas transportasi umum yang kurang pembiayaan mobil dalam portofolio ditargetkan memenuhi syarat kenyamanan seperti bus, taksi, sebesar 30% untuk mobil baru dan 70% mobil mikrolet sehingga masyarakat lebih memilih untuk bekas, sedangkan untuk sepeda motor komposisi memiliki mobil pribadi. “Walaupun kondisi pasar portofolionya 20% motor baru dan 80% motor memungkinkan tetapi Perusahaan tidak akan bekas. gegabah dalam melakukan ekspansi jika tidak Strategi pencapaian target ini telah dijalankan didukung dengan SDM yang handal,” tandasnya. ABC Finance mulai 1 September 2011 dan akan Meski optimis, pemegang saham perseroan berakhir 31 Desember 2011, melalui programmenyadari kondisi persaingan pada industri ini program yang terus akan di launch. Walaupun tidak ringan, karena itu mereka meminta insan perusahaan menetapkan target yang cukup besar ABC Finance konsisten mencapai visi perusahaan untuk tahun 2012 tetapi menurut Bambang, yakni “Menjadi Perusahaan Pembiayaan ABC Finance tetap mengedepankan faktor Terpercaya“ Misi yang dijalankan untuk mencapai kehati-hatian ( Prudential Lending) yaitu dengan Visi tersebut adalah, memberikan pelayanan yang tetap menetapkan uang muka yang rasional, terbaik kepada konsumen, namun melakukan survey lapangan tetap mengedepankan faktor kehatisecara ketat dan melaksanakan Meski optimis, hatian, memberikan nilai tambah pemantauan kredit secara intensif. pemegang yang baik kepada Stakeholder, “Hingga saat ini setelah hampir saham perseroan menghargai prestasi individu 2 tahun beroperasi ABC Finance menyadari karyawan dengan mengedepankan tidak mengalami kendala baik kondisi kerja sama, dimana untuk penilaian internal maupun eksternal. Kondisi persaingan pada prestasi individu kita dasarkan pada ini terkait dengan pelayanan yang industri ini tidak prinsip “ P – T – J – B “ yaitu Pandai, diberikan ABC Finance dengan ringan. Tegas, Jujur dan Berani. mengutamakan kepuasan nasabah Terkait dengan pengembangan adalah segalanya,” ujarnya. kualitas SDM, Perseroan terus Kinerja ABC Finance dalam melakukan pelatihan-Pelatihan yang intensif, pembiayaan konsumen sampai dengan semester itu selaras dengan budaya perusahaan yaitu pertama tahun 2011 sesuai target, artinya budget ABC-BISA yang merupakan singkatan dari dapat dicapai, dengan pembiayaan motor berkisar Awareness (peduli), Blessing (berkah), Competent 210 unit perbulan dan mobil dikisaran 25 unit (kompetensi), Brave (berani), Integrity (integritas), per bulan. Akhir periode 2011 ABC Finance Sharing (berbagi), Adaptable (akomodatif) menargetkan pertumbuhan 60% dari tahun lalu Sebagai perusahaan baru, disadari banyaknya menjadi sebesar Rp. 84,8 Miliar, target ini menurut kendala yang dihadapi terutama dalam penetrasi Bambang cukup realistis mengingat pada akhir pembiayaan karena sampai dengan tahun tahun 2010 posisi piutang telah mencapai Rp. kedua sejak didirikan ABC Finance belum 53,3 Miliar. membuka cabang. Walau begitu pencapaian Sementara laba yang diraih periode tahun kinerja perseroan hingga Agustus 2011 cukup 2010 tercatat Rp. 11,1 Miliar, sedangkan sampai memuaskan. Pembiayaan baru tercatat mencapai Agustus 2011 laba yang diraup sudah mencapai Rp. 66,8 miliar atau meningkat sebesar 56,1 % Rp. 6,3 miliar. “Kami perkirakan sampai akhir dibandingkan posisi Agustus 2010 sebesar Rp. tahun 2011 pencapaian keuntungan minimal 42,8 Miliar. sama dengan tahun 2010 yang lalu”, tandas Pertumbuhan penjualan yang cukup signifikan Bambang. Launching Program Keajaiban Akhir itu ditunjang oleh pembiayaan konsumen berupa Tahun khusus untuk pembiayaan mobil baru kendaraan roda empat dan roda dua dengan dan bekas diharapkan memberikan kontribusi rasio pembiayaan 40% dan 60%. “Dalam tahun keuntungan yang cukup signifikan sehingga laba 2011 kami akan menargetkan rasio pembiayaan yang ditangguk pada periode 2011 bisa lebih mobil memiliki porsi lebih besar yaitu sebesar tinggi dibandingkan tahun 2010. l
16 Multifinance [edisi 39, September 2011]
KILAS
Trust Finance Tambah Utang Rp 65 Miliar
P BAF Rayakan Hari Pelanggan Nasional
P
T Bussan Auto Finance (BAF) menyelanggarakan Hari Pelanggan Nasional secara serentak di semua kantor cabang yang dimiliki di seluruh wilayah Indonesia pada Sabtu 10 September lalu. Hari Pelanggan Nasional biasa diperingati setiap tanggal 4 September. Kegiatan kali mengambil tema ‘Pelayanan Ramah adalah Pengalaman Indah’. Dalam rangka merayakan kegiatan ini seluruh jajaran direksi, general manager, dan pimpinan cabang secara langsung turut melayani pelanggan dengan berperan sebagai kasir, customer service, staf penagihan, bahkan satpam. Selain itu, di cabang BSD, Bendungan Hilir dan Denpasar dilaksanakan beberapa seminar tentang Safety Riding dan Financial Planning yang dibawakan langsung oleh beberapa direktur BAF. Juga seminar kesehatan dan pemeriksaan kesehatan yang bekerja sama dengan Commonwealth Life Insurance dan Eka Hospital, serta Beauty Consulting yang bekerja sama dengan Ristra Cosmetic. Pelaksanaan peringatan Hari Pelanggan ini diharapkan memberikan pengalaman indah yang lain dari biasanya. Kendati tanggal perayaan pada setiap 4 September, bagi BAF, sesungguhnya setiap hari adalah hari pelanggan, karena BAF memiliki komitmen untuk terus memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya. l
18 Multifinance [edisi 39, September 2011]
emegang saham PT Trust Finance Indonesia Tbk menyetujui perseroan untuk menambah plafon utang total sebesar Rp.65 miliar kepada dua perbankan nasional. Keputusan itu ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Senin 5 September 2011 di Jakarta. Muhamad Nashir, Direktur Utama Trust Finance mengatakan pihaknya akan meningkatkan plafon fasilitas pinjaman kepada perbankan dengan jaminan berupa aset perusahaan untuk mendorong penyaluran pembiayaan pada sisa tahun berjalan. Menurutnya saat ini pihaknya sedang menjajaki fasilitas pinjaman baru dari PT Bank Central Asia (BCA) Tbk senilai Rp.25 miliar. Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan fasilitas pinjaman dari PT Bank Syariah Mandiri sebesar Rp.40 miliar dari Rp60 miliar menjadi Rp.100 miliar. “Kepastian untuk pendanaan itu menunggu persetujuan RUPS hari ini. Karena RUPS mengizinkan, maka kami akan segera merealisasikannya. Saya harap realisasi pencairan dana bisa secepatnya. Mudahmudahan bulan ini [September],” katanya usai
RUPSLB tersebut. Nashir berharap setelah mendapatkan pinjaman dari BCA, pihaknya dapat membidik fasilitas pinjaman senilai Rp.15 miliar – Rp.20 miliar dari anak usaha perseroan yaitu PT BCA Syariah. “Biasanya jika induknya sudah memberikan fasilitas pinjaman, anak usahanya pun akan ikut serta. Tapi itu [pinjaman dari BCA Syariah] nanti setelah kami deal dengan BCA,” ujarnya. Dia mengatakan nilai aset yang diagunkan oleh perseroan rata-rata sebesar 70% dari nilai fasilitas pinjaman. Saat ini, lanjutnya, nilai keseluruhan aset perusahaan mencapai hampir Rp.300 miliar, naik dari Rp.261,95 miliar per akhir 2010. Nashir menuturkan realisasi pendanaan dari perbankan sepanjang Januari – Agustus 2011 telah mencapai 98% dari total target tahun ini sebesar Rp.350 miliar. Dana tersebut seluruhnya disalurkan untuk memenuhi pembiayaan pada periode yang sama. “Meskipun hampir melampaui target, tetapi kami perlu menambah dana untuk bisa salurkan
pembiayaan kembali. Bulan ini kemungkinan agak lambat karena pemulihan sehabis Lebaran. Tetapi tinggi lagi pada Oktober, November, dan Desember,” ujarnya. Nashir berharap perseroan dapat meningkatkan laba bersih menjadi Rp20 miliar pada tahun ini, naik dari Rp.18,54 miliar pada tahun lalu. Menurut dia, pembiayaan yang dilakukan oleh perseroan sampai dengan saat ini didominasi oleh sektor alat berat yang mencapai 60% - 75% dari keseluruhan pembiayaan. Sementara itu sebanyak 25% sisanya berupa pembiayaan pembelian mobil bekas. Dia mengatakan akan mempertahankan persentase tersebut paling tidak sampai 2014. Jika dibandingkan dengan sektor lain seperti untuk proyek infrastruktur jalan raya dan perkebunan, lanjutnya, maka sektor pertambangan, terutama batu bara, yang paling mendominasi. “Saya cenderung menyalurkan pembiayaan untuk kendaraan komersial untuk menjaga rasio kredit bermasalah di bawah level 1%,” katanya. l
BFI Finance Kantongi Fasilitas Pembiayaan Bersama BTPN
P
T BFI Finance Indonesia Tbk, mendapatkan fasilitas pembiayaan bersama (joint financing/JF) dengan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) senilai maksimal Rp1 triliun. “Kami informasikan bahwa pada 25 Agustus BFI Finance telah menandatangani perjanjian kerjasama pemberian fasilitas pembiayaan bersama dengan BTPN,” ujar direktur & sekretaris perusahaan Cornellius Henry Kho dalam surat keterbukaan informasi kepada PT Bursa Efek Indonesia (5/9). Kendati begitu, BFI belum berencana menambah target pembiayaan tahun ini dari Rp 5 triliun. Hingga Juli 2011, BFI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 3,2 triliun. Dari sisi kinerja, per Juni 2011 perseroan membukukan pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 29,46% dari Rp 441,10 miliar menjadi Rp 571,08 miliar. Sementara laba bersih yang dibukukan tercatat sebesar Rp 201,84 miliar atau naik 13,92% dari Rp 177,18 miliar pada Juni 2010. Sebagaimana diketahui, BFI dan BTPN memiliki
kesamaan salah satu pemegang sahamnya, yaitu TPG Capital (d/h. Texas Pacific Group). Di dalam BFI, TPG Capital memiliki sedikit saham melalui Trinugraha Capital & Co SCA (TC&Co). TC&Co membeli mayoritas saham BFI Finance, yaitu sebesar 44,95%, pada tengah tahun ini tetapi tidak menjadi pemegang saham pengendali. Selain TPG Capital, TC&Co terdiri dari PT Trinugraha Thohir dan private equity fund milik Patrick Walujo bernama Northstar Equity Partners. Adapun TPG Capital memiliki sebanyak 59,68% saham BTPN melalui TPG Nusantara. l
Multifinance [edisi 39, September 2011] 19
KILAS
ACC BANTU PEMBANGUNAN RUMAH UNTUK PENDERITA KANKER
M
enandai ulang tahun yang ke-29, Astra Credit Companies (ACC), perusahaan pembiayaan otomotif membantu pembangunan rumah untuk anak penderita kanker senilai Rp. 150 juta. Program bertajuk ACC Care for Children yang juga diadakan dalam rangka memperingat Hari Anak Sedunia ini bekerjasama dengan Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) yang merupakan organisasi nirlaba yang peduli pada anak penderita kanker di Indonesia. Melalui program ACC Care for Children, ACC membantu pembangunan Rumah Kita yang terletak di Jalan Percetakan Negara 9, Jakarta Pusat senilai Rp. 150 Juta. Rumah Kita merupakan tempat tinggal sementara bagi pasien dan keluarganya yang tidak mampu saat menjalani pengobatan dan perawatan di rumah sakit. Selain membantu pembangunan Rumah Kita tersebut, ACC juga memberikan bantuan berupa 4 unit komputer beserta layanan internet dan buku-buku bacaan untuk menunjang pendidikan anak-anak di Rumah Kita. Untuk mendukung program ini, ACC melibatkan seluruh karyawannya dalam setiap kegiatan CSR yang
20 Multifinance [edisi 39, September 2011]
dilakukan. Selain dana langsung dari perusahaan, Program ACC Care for Children melibatkan karyawan ACC di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam program pengumpulan Kupon aksi Rp. 10.000 yang diselenggarakan selama periode Agustus hingga Desember 2011. Program ini mendukung aksi Rp 10.000 yang dibuat YKAKI dimana dana yang terkumpul akan digunakan untuk menjamin keberlangsungan dan ketersediaan tempat tinggal bagi anak-anak yang sedang menjalani pengobatan kanker. “ACC menyelenggarakan Program ACC Care for Children ini untuk berbagi kebahagiaan dengan dengan anak-anak penderita kanker. Kami berharap bantuan yang kami berikan dapat dinikmati oleh anak-anak asuhan YKAKI. Mereka juga berhak untuk merasakan kebahagiaan yang sama dengan anak-anak lainnya”, ujar Markus Budiman, Chief Human Resources ACC, di selasela acara ACC Care for Children di Rumah Kita. Selain untuk anak-anak penderita kanker, kegiatan ACC Care for Children juga berupa bantuan untuk pembangunan sekolah dan beasiswa. l
TOKOH
Fauzi Ichsan, Managing Director Standard Chartered Bank
FUNDAMENTAL EKONOMI INDONESIA BAGUS Ekonomi Indonesia tidak terlalu bergantung dengan ekspor, apa lagi ke negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Sehingga sewaktu ekonomi negara maju melemah, dampaknya tidak terlalu parah terhadap Indonesia.
K
risis finansial yang melanda Amerika dan Eropa dikhawatirkan merembet ke Asia dan Indonesia. Banyak kalangan mewantiwanti ‘bahaya’ tersebut dan mendorong Indonesia ke dalam lubang krisis seperti yang pernah terjadi pada 2008. Namun, bagi Fauzi Ichsan, Indonesia masih cukup aman karena memiliki fundamental ekonomi yang cukup bagus. Apalagi Indonesia merupakan sedikit negara yang masih memiliki pertumbuhan ekonomi dan suku bunga cukup tinggi dibandingkan negara-negara lain di dunia. Fauzi menekankan, walaupun pertumbuhan ekonomi yang 6,5% ini disebut pesat dibanding negara-negara lainnya, tapi tidak cukup pesat untuk menyerap aliran dana yang masuk ke Indonesia. “Kuncinya bagaimana mempercepat proyek infrastruktur. Dari sisi fiskalnya sudah dianggap konservatif. Selama BI peka terhadap inflasi akan dianggap kredibel,” urai alumnus Program S2, Studi Pembangunan Massachusetts Institute of Technology (MIT), Cambridge, Massachusetts, USA dan Program S1, Ekonomi, London School of Economics (LSE), University of
22 Multifinance [edisi 39, September 2011]
London, London, UK ini. Pria yang sudah lama malang melintang di pasar finansial dan beberapa kali terlibat sebagai penasihat ekonomi baik untuk lembaga pemerintah maupun swasta ini memiliki filosofi bahwa dalam hidup ini kita bisa memberi
kontribusi buat masyarakat, apapun posisi dan profesi kita. Berikut petikan perbincangan APPI dengan Fauzi Ichsan: Apa pandangan Anda terhadap gonjang ganjing perekonomian dunia saat ini dan
seperti apa imbas yang bisa ditimbulkan? Benarkah bisa lebih berbahaya dari krisis Amerika? Secara umum dampak krisis finansial Eropa dan Amerika di tahun 2011 tidak akan seburuk dampak krisis finansial global di tahun 2008,
Multifinance [edisi 39, September 2011] 23
TOKOH setelah bank investasi global seperti Lehman Brothers bangkrut. Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan turun ke 3,8-4% di tahun 2011 dari 5,1% di tahun 2010, tapi tetap tumbuh dibanding tahun 2009, di mana ekonomi dunia kontraksi 0,5%. Pada intinya ekonomi dunia melambat, akibat lemahnya ekonomi AS, Eropa dan Jepang (yang menggerakan 50% dari ekonomi dunia) namun tidak tenggelam dalam resesi. Seperti apa implikasinya bagi fundamental ekonomi Indonesia? Dampak krisis sekarang terhadap ekonomi Indonesia tidak akan separah di tahun 2008. Pertama, ekonomi dunia hanya melambat pertumbuhannya tapi tidak terjerumus dalam resesi. Kedua suku bunga global sangat rendah, apa lagi bank sentral AS memberi komitmen akan mempertahankan suku bunga Fed Funds Target rate (FFTR) di level terendah dalam sejarah, yaitu 0,25%, untuk dua tahun kedepan, selain perkiraan bahwa mereka juga akan melakukan kebijakan “quantitative easing” jilid ketiga di triwulan satu, 2012. Ketiga, fundamental ekonomi Indonesia di tahun 2011 jauh lebih baik dibanding di tahun 2009. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 6,5% di tahun 2011 (4,5% di tahun 2009); cadangan devisa sekarang di level tertinggi dalam sejarah, USD 125 milyar (USD 51,6 milyar di akhir 2008); dan neraca transaksi berjalan diperkirakan surplus USD 4 milyar (hanya USD 0,1 milyar di tahun 2008). Apa yang menjadi andalan kekuatan utama Indonesia menghadapi krisis ini? Pertama, ekonomi Indonesia tidak terlalu bergantung dengan ekspor, apa lagi ke negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Sehingga sewaktu ekonomi negara maju melemah, dampaknya tidak terlalu parah terhadap Indonesia. Net ekspor (ekspor di kurang impor) Indonesia menggerakan hanya sekitar 10% dari PDB. Kedua, sekitar 60% dari ekspor Indonesia adalah komoditas mentah yang harganya tetap tinggi, sehingga neraca perdagangan dan pembayaran Indonesia tetap surplus. Ketiga, kebijakan fiskal pemerintah (dari sisi defisit APBN yang rendah dan hutang pemerintah sebagai persentase dari PDB yang turun terus) sewaktu ada krisis fiskal di AS dan Eropa, tentu membuat Indonesia menarik
24 Multifinance [edisi 39, September 2011]
secara relatif. Sewaktu lembaga peringkat resiko (Standard & Poor’s, Moody’s dan Fitch) memangkas peringkat AS, negara Eropa dan Jepang, mereka menaikan peringkat resiko Indonesia, sehingga aliran modal ke Indonesia diperkirakan akan tetap deras dalam jangka menengah dan panjang. Bagaimana dengan dampaknya pada industri pasar modal? Apakah hanya jangka pendek? Dalam jangka pendek, pasar finansial sangat peka terhadap sentimen investor yang bisa berubah pesat karena berita negatif. Namun dalam jangka menengah dan panjang, yang menentukan arus modal investor adalah fundamental ekonomi. Sementara fundamental ekonomi Indonesia terus membaik, sehingga menarik bagi investor. Selain itu, ekonomi dunia sedang kebanjiran uang “nganggur” (karena rendahnya suku bunga global) yang tidak bisa diserap oleh sektor riil di AS, Eropa dan Jepang. Setelah pasar finansial global mulai stabil, uang ngangur ini akan mencari tempat baru, biasanya negara yang pertumbuhan ekonomi dan suku bunganya tinggi. Tidak banyak negara yang
memenuhi persyaratan tersebut, yaitu Brazil dan Indonesia. Diperkuat dengan prospek kenaikan peringkat resiko Indonesia, aliran modal akan kembali masuk ke Indonesia.
ke Indonesia akan bertambah, apalagi kalau Indonesia menjadi negara investment grade.
Apa yang sebaiknya dilakukan pemerintah agar menarik investor lagi? Dalam beberapa hari ini indeks saham turun Dari kebijakan fiskal yang cukup konservatif. terus. Apakah ini bisa jadi indikasi ? Melihat utang pemerintah dari PDB turun dari 90% di tahun 2000 dari 96%-an, kalau lihat defisit Indeks bursa saham betul-betul ditentukan oleh faktor global. Dan tentunya bursa saham APBN dari 3% di bawah PDB, bahkan tahun lalu itu ditentukan oleh kurs dolar-rupiah. Terutama defisit APBN 0,6% dari PDB walaupun targetnya investor global terutama di pasar mancanegara 2,1%. Namun rendahnya defisit APBN ini terkait memiliki cut loss trigger. Dan cut loss trigger dengan rendahnya pembangunan infrastruktur. mereka itu juga tergantung kurs dolar rupiah. Semester pertama tahun ini pemerintah Karena mereka untuk membeli Surat Utang Negara mengalami surplus anggaran, harusnya defisit. atau saham. Dan mereka memiliki cut loss trigger Dengan lambannya infrastruktur, otomatis defisit APBN-nya jadi rendah. Dengan defisit ketika rupiah melemah dan dolarnya turun pada level tertentu mereka harus jual atau cut loss. APBN rendah, otomatis kebutuhan pendanaan Karena rupiahnya turun tajam dua pembiayaan juga terbatas. Yang hari ini otomatis cut loss trigger mengakibatkan turunnya utang Fundamental mereka kena, otomatis mereka pemerintah sebagai pengurang ekonomi Indonesia harus jualan di bursa saham dan PDB. Di kaca mata investor global itu bagus dan lebih SUN. jadi kuncinya adalah stabilitas apalagi penurunan di AS, Eropa dan bagus dibanding rupiah. Kalau rupiahnya melemah, Jepang. Jadi ada perception gap. dengan 2008. Di otomatis pasar modalnya juga ikut Pengusaha di Indonesia mengeluh tahun 2008 rupiah melemah. dengan buruknya infrastruktur, sempat anjlok dari sementara pemerintah bergerak 9.200 ke 12.000 tapi Kemarin sempat melemah ke lamban otomatis defisit setelah itu menguat 8.900, apakah akan tembus APBNnya rendah. Otomatis utang kembali kearah 9.000. 9.000 atau balik lagi? pemerintah sebagai persentase Fundamental ekonomi PDB rendah. Ini mencerminkan Indonesia itu bagus dan lebih bagus dibanding konservatisme fiskal di mata investor. Yang dengan 2008. Di tahun 2008 rupiah sempat bagi lembaga pemeringkat berani menaikkan anjlok dari 9.200 ke 12.000 tapi setelah itu peringkat Indonesia. menguat kembali kearah 9.000. jadi kita melihat kelemahan rupiah, pasar SUN dan IHSG temporer Apa perlu mendorong proyek-proyek sifatnya karena sentimen buruk kekhawatiran infrastruktur? Yunani akan menunggak, Irlandia akan melakukan Itu yang perlu dilakukan. Karena kalau restrukturisasi utangnya, kehawatiran ekonomi misalnya pembangungan infrastruktur dipercepat, AS melambat, tapi kalau kita melihat secara artinya aliran modal yang masuk ke Indonesia itu global lembaga peringkat dunia seperti S&P, tidak bisa diserap ke sektor riil aliran modal itu Moodys, Fitch, mereka memangkas peringkat akan terus mengejar asset financial. Yang terjadi resiko negara-negara Eropa dan AS, sementara adalah inflasi finansial. Nantinya kalau aliran di Indonesia peringkatnya dinaikkan. S&P dan dana dari luar ini tidak bisa digunakan untuk Fitch menilai peningkatan peringkat Indonesia membangun proyek infrastruktur. Walaupun itu positif, sehingga dalam waktu 6 bulan dan pertumbuhan ekonomi yang 6,5% ini disebut 12 bulan ke depan sangat mungkin mereka pesat dibanding negara-negara lainnya, tapi meningkatkan peringkat resiko Indonesia. Jadi tidak cukup pesat untuk menyerap aliran dana secara umum, peringkat resiko AS dan Eropa yang masuk ke Indonesia. Kuncinya bagaimana diturunkan dan Indonesia dinaikkan otomatis mempercepat proyek infrastruktur. Dari sisi dalam jangka panjang arus investasi yang masuk fiskalnya sudah dianggap konservatif. Selama BI
Multifinance [edisi 39, September 2011] 25
TOKOH peka terhadap inflasi akan dianggap kredibel. Jika proyek-proyek infrastruktur tadi didorong hingga 50% apakah pertumbuhan ekonomi akan jauh lebih tinggi? Itu jelas. Indonesia bisa 8-9% setahun. Cuma karena lambannya pembangungan infrastruktur 6-6,5%, itu pun sudah cukup bagus di mata investor global.
Dalam keadaan ekonomi AS, Eropa, dan Jepang sangat rentan, dalam keadaan suku bunga euro, dolar, dan yen sangat rendah. Sehingga mereka akan mencari tujuan baru dan tujuan baru itu adalah negara yang suku bunganya tinggi dan pertumbuhan ekonominya tinggi.
Mana yang lebih menarik? Dua-duanya menarik, Brazil suku bunganya sudah sampai 12% tapi dia mengenakan pajak buat Perhatian pemerintah saat ini lebih terfokus ke investor asing yang membeli obligasi Brazil dan masalah politis? pajak tersebut sebesar 6%, tapi bukan dari bunga Ya, ini konsekuensi dari demokrasi Indonesia atau keuntungan, tapi 6% dari pokok. Indonesia dimana ada 9 parpol di DPR dan tidak ada satu menganut rezim devisa bebas. Otomatis aliran pun yang menguasai 50% di DPR, sehingga modal yang masuk ke Indonesia sangat deras. pemerintahnya pemerintah koalisi. Itu juga Plus prospek Indonesia akan menjadi negara konsekuensi dari otonomi daerah dimana investment grade. Sebab kalau Indonesia sudah tanggung jawab fiskal banyak menjadi negara investasi otomatis diserahkan ke pemerintah tingkat dana pensiun, asuransi, seperti Indonesia bisa dua melewati provinsi. Dan di Eropa akan bisa masuk. Pada tumbuh 8-9% banyak sekali kotamadya dan saat itu nilai tukar akan menguat setahun. Cuma kabupaten yang tidak memiliki dan asset financial kita juga akan karena lambannya kemampuan teknis dalam menguat. pembangungan membangun proyek. Dan tentunya infrastruktur mereka harus bernegosiasi Image birokrasi yang korup 6-6,5%, itu pun dengan DPRDnya masing-masing. bagaimana? sudah cukup bagus Ini adalah konsekuensi dari Birokrasi dan korupsi itu ada di mata investor reformasi politik yang dianut oleh di mana saja terutama di negara global. Indonesia pasca Suharto. Dengan berkembang. Tetapi tidak berarti segala kekurangannya itu yang membuat pertumbuhan ekonomi menciptakan stabilitas politik. negative, pertumbuhan ekonomi tetap 6,5%. Laba korporasi dalam 5 tahun berturut-turut tetap Sampai akhir tahun optimistis bisa tumbuh 20% setahun, IHSG tetap naik pesat dipertahankan pertumbuhan 6,5% ini? dalam 5 tahun terakhir. Selama potensi ekonomi Tahun ini bisa tercapai, tahun 2012 6,8%-7%. Indonesia itu besar, dan selama kepastian hukum, atau korupsi oleh pengusaha diestimasi sebagai Dengan asumsi kita tidak terpengaruh krisis? cost itu bisa jadi bagian struktur biaya bisnis itu Kita memang melihat bahwa 70% ekonomi untuk investor dalam negeri. Tapi investor luar Indonesia, net ekspor menggerakkan sekitar negeri kan tidak berhadapan langsung dengan 10% dari PDB. 60% dari ekspor Indonesia adalah perizinan dan birokrasi mereka hanya beli surat komoditas. Dimana harga komoditas masih utang atau saham. Yang berhadapan dengan relative tinggi. Sehingga ekspor Indonesia tidak birokrasi adalah perusahaan-perusahaan yang anjlok. Impor Indonesia naik sesuai dengan sahamnya diperdagangkan di bursa efek. pertumbuhan ekonomi. Faktor regulasi? Di pasar modal kecenderungan dana asing Betul, tapi kembali lagi permasalahan utama masih besar, dampaknya besar ketika mereka adalah infrastruktur yang kurang memadai. narik dananya, IHSG langsung anjlok? Mungkin 6-7 tahun yang lalu masalah kepastian Betul. Tapi pertanyaannya kalau mereka hukum masih menjadi masalah utama. Tapi kita menarik dana mereka mau dibawa ke mana? lihat rankingnya sudah bergeser. Jalan tol Jakarta-
26 Multifinance [edisi 39, September 2011]
dipercepat tentunya yang terserap ke sektor itu lebih banyak. Idealnya kalau infrastruktur itu memadai, dari Aceh sampai Bandar Lampung itu ada jalan tol, dari Bandar Lampung ke Merak ada jembatan, dan dari Jakarta ke Surabaya ada jalan tol, otomatis biaya transportasi bisa ditekan. Bila pasokan listrik juga sudah memadai otomatis biaya energi juga bisa ditekan. Biaya produksi bisa ditekan, otomatis inflasi juga bisa ditekan. Rendahnya infalasi otomatis suku bunga juga bisa turun. Dengan infrastruktur memadai otomatis investasi ke manufaktur juga makin banyak, karena sektor manufaktur akan menjadi lebih kompetitif ketika biaya transportasi dan energi bisa diturunkan. Jadi kuncinya itu bukan konsesi pajak, tapi lebih ke infrastruktur. Konsesi pajak memang membantu tapi dampaknya tidak sepenting infrastruktur.
Bandung itu menciptakan stimulus ekonomi yang besar terhadap Bandung dan Jawa Barat. Kita bisa bayangkan kalau jalan tol trans Jawa Sumatera dibangun, stimulusnya besar sekali. Kalau di industri pembiayaan, BI menilai sudah bubble. Para pelaku menilai masih oke. Apa pendapat Anda? Secara makro kalau melihat kredit perbankan sebagai persentase PDB kurang lebih 8-9%, jauh di bawah China yang 120%. Kalau lihat utang masyarakat Indonesia itu sekitar 12% dari PDB, jadi rendah. Bisa dibilang ekonomi Indonesia itu belum sepenuhnya digerakkan oleh sektor perbankan. Peran perbankan masih rendah, kalau kita lihat KPR itu baru sekitar 23% dari PDB. Suatu ekonomi menjadi bubble jika pembiayaan kreditnya sudah lebih besar yang bisa menyebabkan terjadinya krisis sub prime mortgage di AS. Jadi bubble itu harus terpicu oleh kredit yang luar biasa besarnya. Pertumbuhan kredit Indonesia memang tinggi 20-24% setahun tapi naik dari basis yang sangat rendah. Tentunya kalau pembangungan infrastruktur
Artinya pembiayaan otomotif masih oke? Saya tidak tahu secara rinci statistiknya. Tapi populasi kepemilikan motor di Indonesia masih lebih kecil rasionya dibanding beberapa negara tetangga. Jadi room for growth-nya masih besar. Kita melihatnya secara nasional, bukan Jakarta. Finance company itu marginnya cukup besar, artinya persaingan belum cukup ketat. Kalau lebih ketat lagi, marginnya bisa lebih turun. Semakin ketat persaingan kompetisi, semakin tipis marginnya. Coba kredit perbankan sebagai persentase dari PDB yang sekitar 28%, andaikan mencapai 70% pasti margin perbankan semakin tipis. Perusahaan pembiayaan masih memiliki ruang bertumbuh? Jelas. Perusahaan pembiayaan itu kan bisnisnya simple. Capex-nya tidak banyak, dia tidak membangun pabrik, yang penting distribusi. Marginnya tinggi, apalagi kalau dia bisa mendapatkan funding yang murah dari bank. Biasanya kan lembaga pembiayaan itu ada yang dimiliki oleh bank, ada pula yang dimiliki principal, atau yang masih dimiliki pribadi. Kalau misalnya lembaga pembiayaan bisa mendapatkan financing dari bank dengan bunga yang rendah, kembali lagi bank mana yang memilikinya. Semakin besar banknya, semakin rendah funding cost-nya bank. Semakin mudah dia melempar kredit ke lembaga pembiayaan. Sementara suku bunga kredit yang disalurkan oleh lembaga pembiayaan tinggi. Jadi
Multifinance [edisi 39, September 2011] 27
TOKOH betul masyarakat yang mampu bayar kreditnya yang disetujui untuk membeli motor dan mobil. Angka 30% bukan angka yang tinggi, ini bukan untuk mengerem kredit perbankan. Ini justru akan meningkatkan kualitas debiturnya. Kesibukan di luar pekerjaan? Olah raga, lari treadmill 9-10 km. hidup di Jakarta tidak ramah lingkungan, macet polusi, kerja di ruangan ber AC, sehingga kita harus berolah raga untuk menjaga kesehatan tubuh. Hobi? Baca. Kadang-kadang facebook, komunikasi dengan teman-teman. Saya bukan kolektor. Lifestyle saya bukan yang sangat mahal. Fotografi dulu suka. Waktu luang saya lebih banyak digunakan untuk olah raga dan keluarga. Aktivitas profesi? Pekerjaan saya cukup intens di pasar finansial. Sehingga waktu luang saya itu sebisa mungkin untuk keluarga. Hidup kita harus balance. Yang kita cari pada akhirnya adalah kebahagiaan. Bukan kaya raya, kalau tidak sehat dan bahagia. marginnya tinggi. Sampai kapan? Saya kira lima tahun ke depan prospeknya masih bagus. Yang jadi isu hangat adalah keharusan DP 30% dari kredit? Apakah sudah menjadi peraturan? Apakah BI bisa meregulasi perusahaan pembiayaan? Misalnya BI mengeluarkan PBI, bagi bank bisa. Akan ada analis yang mempertanyakan apakah lembaga pembiayaan tunduk pada BI? Kalau PBI ini dikeluarkan harus ada 30% dari kredit, apa yang akan menyetop bank untuk menyalurkan kredit ke perusahaan pembiayaan saja, dan pembiayaan ke konsumen. Kecuali aturan ini diterapkan ke bank dan lembaga pembiayaan. Jadi harus sinkron antara bank dan lembaga pembiayaan dalam penerapan regulasi ini. Dampaknya? Dampaknya akan terasa bukan berarti lembaga pembiayaan akan mati, selama ada pertumbuhan ekonomi, selama ada penyerapan tenaga kerja, mungkin ada dampak jangka pendek, tapi kebutuhan motor dan mobil tetap akan naik. Ada bagusnya juga, jadi lebih konservatif, jadi betul-
28 Multifinance [edisi 39, September 2011]
Untuk lembaga pemerintah? Pernah diminta, misalnya untuk kasus Century. Tapi sifatnya ad hoc. Saya mendukung kebijakannya, belum tentu lembaganya. Kalau kebijakannya betul itu kita dukung. Peran saya adalah berhubungan dengan investor dari dalam negeri dan luar negeri untuk meyakinkan mereka berinvestasi di Indonesia. Apa obsesi yang masih ingin Anda capai? Dibilang obsesi tidak, karena, saya ada di dunia saya dalam pekerjaan ini. Tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seperti sekarang. Dalam hidup saya banyak dibantu, dan saya bisa begini karena banyak bantuan, sehingga bagi saya, mungkin obsesi saya, adalah bagaimana supaya bantuan mereka yang masih hidup atau telah meninggal buat saya, tidak sia-sia, dengan cara membantu orang pula. Kalau ada obsesi kalau diberi umur oleh Tuhan, sehingga sebelum saya meninggal, ketika berada di kasur, terima kasih telah diberi kesempatan, sehingga tidak saja semua bantuan yang telah diberikan kepada saya tidak sia-sia. l
LENSA
Sehubungan dengan dikeluarkannya Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI No.8 tahun 2011 tentang Pengamanan Eksekusi Jaminan Fidusia pada tanggal 15 September 2011 diadakan acara sosialiasi mengenai Eksekusi Jaminan Fidusia dengan tema “Meningkatkan Sinergi Polri dengan Lembaga Pembiayaan dan Perbankan melalui Pengamanan Eksekusi Jaminan Fidusia oleh Polri”. Acara ini bertempat di Hotel Bumi Surabaya, Jawa Timur. Acara ini menghadirkan pembicara dari Kementrian Hukum dan HAM, Kabareskrim Polri, Kadivkum Polri, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia, Asosiasi Kurator Indonesia dan dihadiri oleh 427 peserta yang berasal dari jajaran kepolisian Indonesia, Perusahaan pembiayaan, media, LSM, perbankan dan akademisi. Acara sosialisasi serupa ini juga pernah dilaksa nakan sebelumnya di Jakarta pada bulan Juli 2011.
SOSIALISASI EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA
SOSIALISASI EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA
IN HOUSE TRAINING BUSSAN AUTO FINANCE
LENSA
IN HOUSE TRAINING BUSSAN AUTO FINANCE Pada tanggal 12 - 16 September 2011, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyelenggarakan In House Training bagi para karyawan calon Kepala Cabang Bussan Auto Finance. Bussan Auto Finance merupakan perusahaan pembiayaan yang khusus membiayai sepeda motor Yamaha. APPI memberikan pelatihan mengenai topik-topik yang terkait dengan kegiatan perusahaan pembiayaan secara komprehensif. Acara yang berlangsung selama 5 hari kerja ini, diikuti oleh 20 karyawan dari Bussan Auto Finance dan merupakan In House training yang pertama kalinya yang dilaksanakan oleh APPI untuk Bussan Auto Finance.
LENSA
IN HOUSE TRAINING BUSSAN AUTO FINANCE
IN HOUSE TRAINING BERLIAN SISTEM INFORMASI
LENSA
IN HOUSE TRAINING BERLIAN SISTEM INFORMASI Pada tanggal 6 & 13 Agustus 2011, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyelenggarakan In House Training bagi para karyawan perusahaan Berlian Sistem Informasi . Berlian Sistem Informasi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Sistem Informasi. APPI memberikan pelatihan mengenai topik-topik yang terkait dengan kegiatan perusahaan pembiayaan secara komprehensif. Acara yang berlangsung selama 2 hari kerja ini, diikuti oleh 20 karyawan dari Berlian Sistem Informasi
LENSA
IN HOUSE TRAINING BERLIAN SISTEM INFORMASI
AB SINAR MAS MULTIFINANCE BII Plaza Tower III Lantai 11, Jl. M.H. Thamrin No. 51, Jakarta 10350 Tlp: 392 5660 Fax: 392 5788
PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk Gedung Adira Lt. 10 – 12, Jl. Menteng Raya No. 21, Jakarta Pusat 10340 Tlp: 391 8686 Fax: 392 4826
ADIRA QUANTUM MULTIFINANCE Gd. Sentra Mulia Lt. 9, Jl. HR. Rasuna Said, Kav X-6 No. 8, Karet Kuningan, Jakarta Selatan 12940 Tlp: 529 22299 Fax: 529 22472
ARTHAASIA FINANCE Komp. Business Park Kebon Jeruk, Jl. Raya Meruya Ilir No. 88 Blok I No. 1-3, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11620 Tlp: (021) 58908190 / 89 Fax: (021) 58908153
ARTHABUANA MARGAUSAHA FINANCE Jl. Sungai Gerong No. 20, Kebon Melati, Jakarta Pusat 10230 Tlp: 314 8889 Fax: 315 4309 Website: www.arthabuana.co.id ASIA MULTIDANA Jl. Kebayoran Baru, Kebayoran Centre Mayestik Blok A1, Jakarta Tlp: 723 0334 Fax: 723 0335
BENTARA SINERGIES FINANCE Jl. Griya Utama, Komp Ruko Puri Mutiara Blok D No. 112 Sunter, Jakarta Utara 14350 Tlp: 653 14145, 653 14146 Fax: 653 14162 Website: www.bess.co.id
PT BCA FINANCE Wisma BCA Pondok Indah, Jl. Metro Pondok Indah Sektor I-S Kav. No. 10 Jakarta Selatan 12310 Tlp: 299 73100 Fax: 299 73200 Website: www.bcafinance.co.id BETA INTI MULTIFINANCE Plaza Kebon Jeruk Blok B6-7, Jl. Kedoya Raya (Pejuangan), Jakarta Barat 11530, Tlp: 530 9331 Fax: 536 3549
AEON CREDIT SERVICE INDONESIA Gedung Summitmas II Lt. 12, Jl. Jend. Sudirman Kav. 61-62, Jakarta 12190 Tlp: 252 3331 Fax: 252 6570 AL IJARAH INDONESIA FINANCE Gd Arthaloka Lt. 3, Jl. Jend Sudirman Kav 2, Jakarta Pusat 10220 Tlp: 251 2525, 251 2524 Fax: 251 2542 Website: www.alijarahindonesia.com AMANAH FINANCE Menara Imperium Lt. 15, Jl. HR Rasuna Said Kav 1, Jakarta 12980 Tlp: 837 04005, 837 05745 Fax: 837 04006 Website: www.amanah.co.id
ASTRA AUTO FINANCE Jl. TB Simatupang No. 90, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530 Tlp: 788 59000 Fax: 788 51220, 788 51198 Website: www.autocybercenter.com ASTRA MULTI FINANCE Graha Asuransi Astra, Jl. TB. Simatupang Kav.15 Cilandak Barat, Jakarta Selatan 12430 Tlp: 758 16602 Fax: 758 16604 www.autocybercenter.com
BFI FINANCE INDONESIA MNC Tower 25th Floor, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta 10340 Tlp: 391 0110 Fax: 391 2005, 392 0607 BHUMINDO SENTOSA ABADI FINANCE Jl. Balikpapan Raya No. 24 Lt. Dasar, Jakarta Pusat 10130 Tlp: 632 1111 Fax: 631 8555
ANDALAN FINANCE INDONESIA Cawang Commerical Estate, Jl. M. T. Haryono Kav. 9, Jakarta 13630 Tlp: 801 0079 Fax: 800 4947 ANUGERAH BUANA CENTRAL MULTIFINANCE Jl. R.Tumenggung Suryo No. 34 Malang, Jawa Timur 65123 Tlp: 0341-491222, 473071 Fax: 0341-4700793
ASTRA SEDAYA FINANCE Jl. TB Simatupang No. 90 Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530 Tlp: 788 59000 Fax: 788 51220, 788 51198 Website: www.autocybercenter.com
BII FINANCE CENTER Gd. Wisma Eka Jiwa 10TH Fl, Jl. Mangga Dua raya, Jakarta Pusat Tlp: 623 00088 Fax: 623 00099
ANZ BANKING GROUP LIMITED 1 Raffles Place # 34-00 Singapore 48616 Tlp: 65-62162277 Fax: 65-65396072
ASTRIDO PACIFIC FINANCE Toyota Building 3rd Floor, Jl. Balikpapan Raya No. 7, Jakarta 10160, Tlp: 231 2220, 231 2221 Fax: 231 0053/345 1334 Website: www.astrido-finance.co.id
ARJUNA FINANCE Duta Merlin Blok A No. 11-12 Jl. Gajah Mada No. 3-5 Jakarta Pusat Tlp: 633 4448 Fax: 634 4676
AUSTINDO NUSANTARA JAYA FINANCE Plaza Marein 23rd Fl, Jl. Jend. Sudirman Kav. 76-78, Jakarta 12910 Tlp: 579 35888 Fax: 579 35889 Website: www.anjfinance.com
ARMADA FINANCE Gedung BRA Lt 3, Jl. Mayjen Bambang Soegeng No. 7, Magelang Tlp: (0293) 364 371 Fax: (0293) 364 379 Website: www.armada-finance.co.id
BANK NEGARA INDONESIA Divisi Kredit Konsumen, Wisma BNI 46 Lt. 3, Jl. Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta 10220 Tlp: 572 8523 Fax: 251 1158, 570 2816 Website: www.bni.co.id
BINTANG MANDIRI FINANCE Ruko Graha Mas Pemuda Blok AD No. 10-11, Jl. Pemuda Raya, Jakarta Timur 13220 Tlp: 471 4199 Fax: 471 4206
ARTHA PRIMA FINANCE The Bellezza Office Tower Lt. 12, Jl. Letjen Soepeno No. 34 Arteri Permata Hijau, Jakarta Selatan 12210, Tlp: 536 64899 Fax: 536 64894, Website: www.arthaprima.co.id
BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Gedung Chase Plaza Lt. 12, Jl. Jend. Sudirman Kav. 21, Jakarta 12920 Tlp: 520 0434 Fax: 520 9160
BNI MULTIFINANCE Atrium Setiabudi Building Lantai 8, Jl. HR Rasuna Said Kav. 62, Jakarta 10220 Tlp: 521 0308 Fax: 521 0306 Website: www.bnimultifinance.com
BIMA MULTIFINANCE Jl. Cideng Barat No. 47i, Jakarta Pusat Tlp: 638 58555 Fax: 638 58001
BOSOWA MULTI FINANCE Menara Global Lt. 2, Jl. Gatot Subroto Kav 27, Jakarta 12950 Tlp: 527 5230 Fax: 527 5231
CATERPILLAR FINANCE INDONESIA The Garden Centre Building, Suite #5-12, Cilandak Commercial Estate, Jalan Raya Cilandak KKO, Jakarta 12560 Tlp: 781 0686 Fax: 781 0680
DANPAC FINANCE Plaza ABDA lantai 8, Jl. jend. Sudirman Kav. 59, Jakarta 12190 Tlp: 514 01260 Fax: 514 01267
BRINGIN INDOTAMA SEJAHTERA FINANCE Hayam Wuruk Plaza 3rd Floor, Jl. Hayam Wuruk No. 108, Jakarta Barat 11160 Tlp: 649 8218 Fax: 649 8235
CENTRAL JAVA POWER Summitmas Tower I Lt. 15, Jl. Jend Sudirman Kav 61-62, Jakarta 12190 Tlp: 520 5041 Fax: 520 2474
DAYA SEMBADA FINANCE Wisma Argo Manunggal 8th Fl, Jl. Gatot Subroto, Kav. 22, Jakarta Selatan 12930 Tlp: 252 2772, 252 2662 Fax: 252 5402
BRINGIN SRIKANDI FINANCE Hero Building II, 11th Floor, Jl. Gatot Subroto 177 A Kav. 64, Jakarta 12870 Tlp: 837 94610 Fax: 837 94609
CENTRAL SANTOSA FINANCE Gd WTC Mangga Dua Lt.5 Blok CL, Jl. Mangga Dua Raya No. 8, Jakarta Utara Tlp: 299 86100 Fax: 299 86102
DHAMATAMA MEGAH FINANCE Jl. Bungur Besar Raya No. 105 Jakarta Pusat Tlp: 421 9436 Fax: 424 4266
BTMU-BRI FINANCE Wisma 46, 6th Floor Kota BNI, Jl. Jend. Sudiman Kav. 1, Jakarta 10220 Tlp: 574 5333 Fax: 574 5444
CHANDRA SAKTI UTAMA LEASING Gedung TMT 1 Lt.6, Jl. Cilandak KKO Raya No. 1 Jakarta 12560 Tlp: 299 76650 Fax: 299 76651 www.trackindo.co.id
DIPO STAR FINANCE Sentral Senayan II, Lantai 3 Jl. Asia Afrika No.8, Jakarta 10270 Tlp: 5797 4567 Fax: 5795 4099 Website: www.dipostar.com
CIMB Niaga Auto Finance MegaPlaza Building, 6th Floor, Jl. HR. Rasuna Said Kav. C-3, Jakarta 12920 Tlp: 521 2626 Fax: 521 2577 / 521 2578 Website: www.niagafinance.com
EQUITY FINANCE INDONESIA Wisma Sudirman 8th Floor, Jl. Jend. Sudirman 34, Jakarta 10220 Tlp: 570 0625, 573 8677 Fax: 573 4673
CIPTADANA MULTIFINANCE Plaza ASIA, Office Park 2-3, Jl. Jend Sudirman Kav 59, Jakarta 12190 Tlp: 255 74800 Fax: 255 74900, 514 01020
FIRST INDO FINANCE Jl. Batu Ceper No. 36 Lantai 2 & 3, Jakarta Pusat 10120 Tlp: 231 2088 Fax: 231 2118
BUKOPIN FINANCE Gd. Bank Bukopin Lt. 3 Jl. Melawai Raya No. 66, Jakarta Selatan 12160, Tlp: 726 0756, 724 5014 Fax: 726 0865
CITRA MANDIRI MULTIFINANCE Jl. Mayjend Sutoyo No. 33, Semarang Tlp: (024) 8316111, (024) 8317666 Fax: (024) 8316222
FINANSIA MULTI FINANCE Graha Paramita Building, 6-9 Floor, Jl. Denpasar Raya Blok D-2 Kuningan, Jakarta 12940, Tlp: 252 3646 Fax: 252 3640 Website: www.finansia.com
BUMIKUSUMA MULTIFINANCE Jl. Arteri Teuku Nyak Arief No. 9C, Simprug Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12220 Tlp: 727 90818 Fax: 727 90819
CLEMONT FINANCE INDONESIA Wisma Korindo 2nd Floor, Jl. MT. Haryono Kav. 62, Jakarta 12780 Tlp: 797 6363 Fax: 797 6371, 797 6368 Website: www.korindo.co.id
BUMIPUTERA - BOT FINANCE Wisma Bumiputera, 11th & 12th Floors, Jl. Jend. Sudirman Kav. 75, Jakarta 12910 Tlp: 570 6762, 522 4522 Fax: 525 5610
CLIPAN FINANCE INDONESIA Gedung Wisma Slipi Lt. 6, Jl. Letjen. S. Parman Kav. 12, Jakarta Barat 11480 Tlp: 530 8005 Fax: 530 8026/27 Website: www.clipan.com
PT BUANA FINANCE Tbk Chase Plaza, Lt. 17 Jl. Jend. Sudirman Kav 21, Jakarta 12920 Tlp: 520 8066 Fax: 520 8055 Website: www.buanafinance.co.id
PT Federal International Finance Menara FIF, Jl TB Simatupang Kav. 15 Cilandak Barat, Jakarta 12430 Tlp: 769 8899 Fax: 7590 5599 Website: www.fifkredit.com
COMMERCE FINANCE Jl. Gading Kirana Utara Blok H 10/1, Kelapa Gading, Jakarta Utara 14241 Tlp: 451 6226 Fax: 458 57381-2 Website: www.cfinance.co.id
GE FINANCE INDONESIA Gedung BRI II, 25th Floor, Jl. Jend. Sudirman, No. 42-46, Jakarta 10210 Tlp: 574 4966 Fax: 574 4933 Website: www.ge.com
DANAREKSA FINANCE Jl. Medan Merdeka Selatan No. 14, Jakarta 10110 Tlp: 350 9777, 350 9888 Fax: 352 2495
HASJRAT MULTIFINANCE Jl. R.P. Soeroso 38, Jakarta 10350 Tlp: 390 5912-14, 390 0719 Fax: 314 0609, 390 4114
CAKRAWALA CITRAMEGA MULTIFINANCE Komp Ciputat Indah Permai Blok D / 23, Jl. Ir. H Juanda No. 50 Ciputat, Tanggerang 15419 Tlp: 747 13621-3 Fax: 749 7914
DANASUPRA ERAPASIFIC Menara Batavia Lt. 29, Jl. KH. Mas Mansyur, Kav. 126, Jakarta Pusat 12930 Tlp: 572 2377 Fax: 572 2376
HD FINANCE Plaza Kelapa Dua Lt. 2, Jl. Panjang Arteri Kelapa Dua No. 29 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11550 Tlp: 535 9491 Fax: 535 9492
CAPITALINC FINANCE Gedung Recapital Lt. 9, Jl. Adityawarman No. 55 Kebayoran Baru, Jakarta 12160 Tlp: 726 0025 Fax: 726 0626
DANMOTOR UNICO FINANCE c/o PT. Dan Motors Vespa Indonesia, Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta 14250 Tlp: 452 3311,425 0412 Fax: 452 3555
HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY FINANCE INDONESIA Kawasan Industri Pulo Gadung Jl. Pulokambing II Kav I-II No. 33, Jakarta Tlp: 461 1688 Fax: 461 4706
PT Bussan Auto Finance Gedung Sentral Mulia Lt 12, Jl. HR Rasuna Said Kav. X-6 No. 8, Jakarta 12940 Tlp: 522 2166 Fax: 522 2165
IBJ VERENA FINANCE Sentral Senayan I lt 6, Jl. Asia Afrika No. 8, Gelora Bung Karno Jakarta 10270 Tlp: 572 4101 Fax: 572 4102
KENCANA INTERNUSA ARTHA FINANCE (KITA FINANCE), Gedung KITA Finance, Jl. RS. Fatmawati No. 16, Jakarta 12420 Tlp: 759 08899 Fax: 759 06875 Website: www.kitafinance.com
INDOJASA PRATAMA Sudirman Park Blok C 29-31, Jl. K. H. Mas Mansyur Kav. 35, Jakarta 10220 Tlp: 579 42440 Fax: 579 42446
Koexim Mandiri Finance Menara Mulia Suite 2007, Jl. Jend Gatot Subroto Kav 9-11, Jakarta 12930 Tlp: 525 7261 Fax: 525 7260
IFS CAPITAL INDONESIA ANZ Tower 10th Fl, Jl. Jend. Sudirman Kav 33A, Jakarta 10220 Tlp: 579 01090 Fax: 579 01080 Website: www.ifscapital.co.id
KOMATSU ASTRA FINANCE Menara FIF Lt. 10 Suite 101 Jl. TB. Simatupang Kav. 15 Cilandak, Jakarta 12440 Tlp: 7591 6848 Fax: 7591 6849
MAXIMA INTI FINANCE Graha Maxima Jl. Sunter Kemayoran No. 18 Jakarta Utara Tlp: 653 07278 Fax: 653 07251
INDOMOBIL FINANCE INDONESIA Wisma Indomobil I, 11th Fl, Jl. MT. Haryono, Kav. 8, Jakarta 13330 Tlp: 856 4846 Fax: 856 4381 Website: www.indomobilfinance.com
KRESNA REKSA FINANCE Plaza ABDA Lantai 28, Jl. Jend Sudirman Kav. 59 Jakarta Pusat 12190 Tlp: 514 01725-27 Fax: 514 01728
MNC FINANCE Jl. Abdul Muis No. 36 C-F, Jakarta 10160 Tlp: 385 8080, 386 3636 Fax: 384 8431
INDOSURYA FINANCE Gedung Indosurya Center Lt. 6 Jl. M. H. Thamrin No. 3 Jakarta 10110 Tlp: 389 09021 Fax: 389 00102
MAGNA FINANCE Komp. Plaza Pasifik B1 A2 No. 25-27, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara Tlp: 458 65720 Fax: 458 65875
INTAN BARUPRANA FINANCE Intraco Penta Building 2nd Fl, Jl. P. Jayakarta, No. 115 Blok C1-2-3, Jakarta 10730 Tlp: 628 3333, 639 3538 Fax: 628 3391
MANDALA MULTI FINANCE Jl. Cideng Barat No. 47 A, Jakarta Pusat 10150 Tlp: 6386 3084 Fax: 638 63089 Website: www.mandala finance.com
INTENSIF MULTI FINANCE Komp. Ruko Golden Truly Plaza Blok A No. 36, Jl. RS. Fatmawati No. 15, Jakarta Selatan 12420 Tlp: 759 00563, 759 00564 Fax: 750 7543
MANDIRI FINANCE INDONESIA Graha Mandiri, Jl. Griya Utama Raya, Kav. 1-2 Sunter Kemayoran, Jakarta Utara 14350 Tlp: 658 33055 Fax: 658 33865
INTERNUSA TRIBUANA CITRA MULTI FINANCE Komplek Marinatama Blok E No. 7, Gunung Sahari Ancol, Jakarta Utara Tlp: 647 14849, 645 5124 Fax: 647 14828, 645 5123
PT MEGA AUTO FINANCE Wisma 76 Lt. 16 Jl. Letjend. S. Parman Kav. 76 Slipi, Jakarta Barat 11410 Tlp: 536 66627/28 Fax: 536 66697/98
PT MEGA CENTRAL FINANCE Wisma 76 Lantai 16, Jl. Letjend. S. Parman Kav. 76 Slipi, Jakarta 11410 Tlp: 536 66627, 536 66628 Fax: 536 66698 MITSUI LEASING CAPITAL INDONESIA Permata Plaza, 11th Fl. Suite 1106, Jl. M.H. Thamrin Kav. 57, Jakarta 10350 Tlp: 390 3238 Fax: 390 3245 Website: www.mitsuilease.co.id MULTINDO AUTO FINANCE Jl. Pandanaran No. 119A, Semarang 50243 Tlp: (024) 8311130 Fax: (024) 8445254, 8445650
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Graha Mandiri Lantai 3A, Jl. Iman Bonjol No. 61, Jakarta Pusat 10310 Tlp: 230 5608 Fax: 230 5618 Website: www.mtf.co.id
MULTI ADIPRAKARSA MANUNGGAL (KARTUKU) Plaza Setiabudi 2, F3 Suite 302-305, Jl. HR. Rasuna Said Kav 62, Kuningan Jakarta Selatan Tlp: 299 15699 Fax: 529 03064
JAYA FUJI LEASING PRATAMA Jaya Building 12th Floor, Jl. MH. Thamrin No. 12, Jakarta 10340 Tlp: 319 31750 Fax: 319 25430
MASHILL INTERNATIONAL FINANCE Jl. Sultan Iskandar Muda (Arteri Pondok Indah) RT 013/02 No. 13 B, Jakarta Selatan 12240 Tlp: 725 7201 Fax: 725 0510
NATIONAL FINANCE Gd. Artha Graha Lt. 20, Jl. Jend Sudirman, Kav 52-53, Jakarta 12190 Tlp: 515 2930 Fax: 515 3265
KARYA TECHNIK MULTIFINANCE Jl. Kali Besar Barat No. 37, Jakarta 11230 Tlp: 691 0382 Fax: 691 6267
MEGA FINADANA FINANCE Jl. Abdul Muis No. 34, Jakarta 10160 Tlp: 348 35325 Fax: 345 9559
ITC AUTO MULTI FINANCE Graha Atrium Lantai 5, Jl. HR Rasuna Said Kav. B 10-11, Jakarta 12910 Tlp: 522 5902-04 Fax: 522 6078-79
MITRA DANA PUTRA UTAMA FINANCE JL. Gajah Mada Kompleks Duta Merlin Blok D 3-6, Jakarta Pusat 10130 Tlp: 638 66017, 638 66018 Fax: 630 7211 KEMBANG DELAPAN DELAPAN MULTIFINANCE Jl. Bungur Besar Raya No. 88, Jakarta Pusat 10610 Tlp: 428 78888 Fax: 428 03619 Website: www.kembang88.com
MITSUBISHI UFJ LEASE & FINANCE INDONESIA Mid Plaza I Lt. 10, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 10-11, Jakarta 10220 Tlp: 573 5905 Fax: 573 5906
PT NUSA SURYA CIPTADANA Jl. Brigjen Katamso No. 5, Slipi Kel. Kota Bambu Selatan, Jakarta Barat Tlp: 568 5000/ 5686666 Fax: 563 3719 website: www.nusantara-sakti.com
OLYMPINDO MULTI FINANCE Jl. Pecenongan Raya No. 45, Jakarta Pusat 10120 Tlp: 352 2238 Fax: 384 2104
ORIX INDONESIA FINANCE Wisma Kyoei Prince, 24th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 3-4, Jakarta 10220 Tlp: 572 3041 Fax: 572 3074
PRO MITRA FINANCE Gedung Victoria Lt. 7 Suite 702, Jl. Sultan Hasanudin No. 47-51, Jakarta Selatan 12160 Tlp: 725 5583 Fax: 725 5585
SINAR MITRA SEPADAN FINANCE Wisma Millenia Lt. 1 - 2 Jl. MT. Haryono Kav. 16, Jakarta 12810 Tlp: 831 9828 Fax: 831 9028 www.smsfinance.co.id
OTOMAS MULTI FINANCE Komp. Dutamas Fatmawati Blok B.1 No. 25-26, Jl. Raya Fatmawati No. 39, Jakarta 12150 Tlp: 722 0279 Fax: 722 0881
RABANA INVESTINDO Jl. Tomang Raya No. 48A, Jakarta 11430 Tlp: 566 9808-10 Fax: 567 1646, 566 9820
SINARMAS MULTIFINANCE Jl. Lombok No. 71 Menteng, Jakarta Pusat 10350 Tlp: 319 02888 Fax: 319 03589 Website: www.simasfinance.co.id
PANN MULTI FINANCE Jl. Cikini IV No. 11 Jakarta Pusat 10330 Tlp: 319 22003 Fax: 319 22980
RBS FINANCE INDONESIA Jakarta Stock Exhange Tower II, 11th Fl Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190 Tlp: 515 6000, 515 6788/6888 Fax: 515 4410
SMART MULTI FINANCE Jl. Gunung Sahari Raya No. 2 B, Gunung Sahari Utara, Sawah Besar, Jakarta Pusat 10720 Tlp: 628 4912 Fax: 659 2594 Website: www.smartfinance.co.id
REKSA FINANCE Maspion Building 6th Fl Unit E1, Jl. Gunung Sahari Raya No. 18, Jakarta 14420 Tlp: 647 01281 Fax: 647 01287
SMFL LEASING INDONESIA Summitmas II, 12th Fl Jl. Jend. Sudirman Kav 61-62, Jakarta Tlp: 520 2083 Fax: 520 2088
RESONA INDONESIA FINANCE Gedung Bank Resona Perdania Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav. 40-41, Jakarta Pusat 10210 Tlp: 570 1956 Fax: 570 1961
SUN PRIMA NUSANTARA PEMBIAYAAN Jl. Cideng Timur No. 15 D Jakarta Pusat 10130 Tlp: 632 9812 Fax: 634 0228, 632 6783
PT OTO MULTIARTHA Gedung Summitmas II, Lantai 18, Jl. Jend. Sudirman Kav.61-62, Jakarta Tlp: 522 6410 Fax: 522 6424 Website: www.oto.co.id PAN PACIFIC OTO FINANCE Jl. Mampang Prapatan Raya No. 2 D-E, Jakarta Selatan 12790 Tlp: 791 83929 Fax: 794 4415
RIDEAN FINANCE Jl. Pemadam Kebakaran No. 11, Jakarta Pusat 10410 Tlp: 633 1032, 633 2027 Fax: 633 1032
PARAMITRA MULTIFINANCE Kompleks Simprug Gallery, Jl. Teuku Nyak Arief No.10-R, Jakarta 12220 Tlp: 727 87845 Fax: 727 87846 Website: www.pmf.co.id
SARANA GLOBAL FINANCE INDONESIA Jl. Fatmawati Raya No.29, Cilandak Jakarta Selatan 12430 Tlp: 750 9161 Fax: 750 9169
PARA MULTIFINANCE Jl. Wijaya I No. 19 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12170 Tlp: 728 00818 Fax: 728 00978
SADIRA FINANCE Menara Global Lt. 20, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 27 Jakarta Tlp: 528 92097 Fax: 528 92133
PPA FINANCE Sampoerna Strategic Square 9th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta Tlp: 5795 1419 Fax: 5795 1420
SASANA ARTHA FINANCE Jl. Agung Karya IV Blok B No. 19 Sunter Podomoro, Jakarta Utara 14340 Tlp: 651 0789 Fax: 650 4283
PRATAMA INTERDANA FINANCE Wisma SMR Ground Fl, Jl. Yos Sudarso, Kav. 89 Jakarta 14350 Tlp: 650 2222 Fax: 650 8141
SATYA ADHIKA BHAKTI MULTIFINANCE Gedung Graha Pangeran Lantai VII-D, Jl. A. Yani No. 28, Surabaya 60234 Tlp: (031) 829 2617 Fax: (031) 829 2616
SEJAHTERA PERTAMA MULTI FINANCE Jl. Raya Serpong No. 89 Serpong, Tangerang 15310 Tlp: 531 63999 Fax: 531 63988 PRATAMA SEDAYA FINANCE Jl. TB Simatupang No. 90 Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530 Tlp: 7885 9000 Fax: 7885 1220 Website: www.autocybercenter.com PRO CAR INTERNATIONAL FINANCE Gedung Victoria Lt. 7 Suite 701, Jl. Sultan Hasanudin No. 47-51, Jakarta Selatan 12160 Tlp: 725 5583 Fax: 725 5585
STACO ESTIKA SEDAYA FINANCE Jl. TB Simatupang No. 90, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530 Tlp: 788 59000 Fax: 788 51220 Website: www.autocybercenter.com
SUMMIT OTO FINANCE Summitmas II, 8th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 61-62, Jakarta Selatan 12190 Tlp: 252 2788, 522 6601 Fax: 252 6388 Website: www.otofinance.co.id
PT SURYA ARTHA NUSANTARA FINANCE Perkantoran Hijau Arcadia Tower B Lt. 11, Jl. TB. Simatupang Kav. 88, Jakarta 12520 Tlp: 781 7555 Fax: 781 9111, 788 47224
SEMESTA CITRA DANA Jl. Warung Buncit Raya No. 8 Mampang, Jakarta Selatan 12740 Tlp: 799 6219 Fax: 799 3343 / 799 3347 Website: www.semestafinance.com
SUZUKI FINANCE INDONESIA Gedung Atrium Mulia Lantai 5, Suite 501, Jl. HR Rasuna Said Kav. B 10-11, Kuningan, Jakarta Selatan 12910 Tlp: 522 6428 Fax: 522 6263, 252 5172
SIGMA CIPTA CARAKA Desa Sigma, German Centre Lt. 5 Jl. Kapten Subijanto DJ, BSD Tanggerang 15321 Tlp: 538 8538 Fax: 538 8505
SWADHARMA INDOTAMA FINANCE Wisma Indomobil I Lt. 10, Jl. MT. Haryono, Kav. 8, Jakarta 13330 Tlp: 857 9095 Fax: 857 4171 Website: www.ptsif.com
TIRTA LARASTAMA DINAMIKA FINANCE Jl. Sultan Iskandar Muda 38 B, Arteri Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12240 Tlp: 726 7521, 726 7522 Fax: 726 7523
TRUST FINANCE INDONESIA Gedung Artha Graha Lt. 21, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190 Tlp: 515 5477 Fax: 515 5484
SWADHARMA BHAKTI SEDAYA FINANCE Jl. TB Simatupang No. 90 Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530 Tlp: 788 59000 Fax: 788 51220 Website: www.autocybercenter.com
TOPAS MULTI FINANCE Kompleks Plaza Kelapa Gading Blok A7, Jl. Boulevard Barat Raya Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240 Tlp: 458 51520 Fax: 458 51530
U Finance Indonesia ANZ Tower Lt. 20 & 21, Jl. Jend. Sudirman Kav. 33A, Jakarta 10220 Tlp: 5711 109 Fax: 573 1139 Website: www.ufinance.co.id
SWADHARMA SURYA FINANCE Graha BIP Lt 3, Jl. Jend. Gatot Subroto, Kav. 23, Jakarta 12930 Tlp: 527 9439-41, 525 8157 Fax: 252 1536
TOYOTA ASTRA FINANCIAL SERVICES Mega Plaza Building Lt. 8, Jl. HR. Rasuna Said Kav. C-3, Jakarta 12920 Tlp: 578 98999 Fax: 521 2919, 521 2920 Website: www.tafinance.com
VARIA INTRA FINANCE Gedung Rahardjo Lt. 4 Ruang B, Jl. Roa Malaka Utara No. 5-6, Jakarta 11230 Tlp: 691 3639 Fax: 691 3639
TEMPO UTAMA FINANCE Gedung Bina Mulia I Lt. 4, Jl. HR Rasuna Said Kav. 10, Jakarta 12950 Tlp: 520 2003 Fax: 525 5131
TRANS PACIFIC FINANCIAL SERVICES Menara Imperium Lt. 18, Jl. HR Rasuna Said Kav. 1, Jakarta 12980 Tlp: 828 2712, 830 6610 Fax: 835 3911
VERENA OTO FINANCE Gedung Bank Panin Lt. 3, Jl. Pecenongan no. 84, Jakarta Pusat 10120 Tlp: 350 4890 Fax: 350 4891
TIFA FINANCE Tifa Building 1st Fl, Jl. Kuningan Barat 26, Jakarta 12710, Tlp: 520 0667, 525 2029 Fax: 522 9273, 526 2425 Website: www.tifafinance.co.id
TRIHAMAS FINANCE Ambassador Kuningan Shop Office No. 18, Jl. Prof. Dr. Satrio, Jakarta 12940 Tlp: 576 0501 Fax: 576 0509
TIGA BERLIAN AUTO FINANCE KTB Annex Building 5th Fl, Jl. Jend. A. Yani Proyek Pulomas, Jakarta Timur 13210 Tlp: 471 1085 Fax: 471 4963 Website: www.tigaberlianfinance.com
WOKA INTERNATIONAL FINANCE Jl. Teuku Cik Ditiro No. 38, Menteng, Jakarta Pusat 10310 Tlp: 315 7501; 392 1358 Fax: 319 02809
WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA Mega Glodok Kemayoran Office Tower B Lt. 2, Jl. Angkasa Kav. B-6, Kota Baru, Jakarta 10610 Tlp: 266 46600 Fax: 657 01524
Bagi anggota APPI yang ingin mencantumkan logo perusahaan harap menghubungi sekretariat APPI di No. Telp: (021) 52880113 atau email:
[email protected]
upcoming event l
l
l
l
l
27 September 2011 Halal Bihalal dan Pertemuan Anggota APPI dengan Topik “Economic Outlook 2011” Financial Hall, Graha Niaga, Jakarta 13-15 Oktober 2011 Workshop “How to be a good and qualified Multifinance Branch Manager” Ruang Cempaka, Hotel Santika Bogor, Jawa Barat 18 Oktober 2011 APPI Fun Golf Tournament IX, Tee off 12.30 WIB Royale Golf Course, Halim Perdanakusuma, Jakarta 26 Oktober 2011 Seminar “Peluang dan Tantangan Refinancing di Multifinance” Financial Hall, Graha Niaga, Jakarta 13-21 November 2011 Kursus Komprehensif Usaha Jasa Pembiayaan Angkatan 23 Hotel Menara Peninsula, Jakarta Untuk Keterangan Lebih Lanjut Hubungi: Sekretariat APPI Gedung Plaza Sentral Lt.14, Jl. Jend. Sudirman Kav.47 Jakarta 12930 Telp: (62-21) 52880113, Fax: (62-21) 52880114, Email:
[email protected]