Prosiding Teknik Pertambangan
ISSN: 2460-6499
Kajian Geoteknik dan Geohidrologi untuk Rencana Pit Extend PT Mandiri Nusa Pratama, Desa Kebur, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan
1 1,2,3
Muhammad Arief Kurniawan, 2Yuliadi, 3Dudi Nasrudin Usman Prodi Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail:
[email protected]
Abstract: PT Mandiri Nusa Pratama is a mine coal national concern planned to expand mine coal area that has already functioned. Geotechnical and geohydrology research conducted in order to estimate slope model and water balance system model in the mine and arround it, also to find out the flow characteristics and/or seepage of potential groundwater that will get into the main aperture area. Geotechnical study conducted with core drilling activities at GT-01 point, GT-02 point, and GT-03 point to obtain design recommendations slope angle and depth of the end of the mine aperture, single slope and embankment slope. Highwall Overall Pit Slope design, angle (α) = 550, the maximum height (H) = 47 m, mine floor elevation = 30 mdpl, FK = 1,517. Sidewall Overall Pit Slope design west side angle (α) = 520, the maximum height (H) = 51 m, FK = 1,526 and the east side angle (α) = 560, the maximum height (H) = 69 m, FK = 1,701. Single slope design PIT (single slope) is the angle (α) = 700, height maximum level (H) = 15 m, berm width = ± 2,8 m and FK > 1,5. Overall waste-dump slope design, the angle (α) = 150, the maximum height (H) = 50 m and FK > 1,5. Hydrological and hydrogeological study conducted by falling head test to determine the water flow runoff and groundwater and determine countermeasures system. Catchment area outside the mine aperture catchment area A was 534,3 Ha and catchment area inside was 5,783 Ha PIT (PIT Actual) and 10,451 Ha (PIT Plan). Rainfall plan for 2-year return period was 33,07 mm/day (Method of Gumbel's) and the amount of rainfall intensity through Mononobe approach is 10,21 mm/h. The amount of runoff water discharge into the PIT Plan was 960,34 m3/h and discharge groundwater that got into the PIT Plan was 11846,433 m3/h. Circumference channels dimension recomended with the form of the trapezoid, the bottom slope of the channel 1% were considered along with materials brought water can flow properly and did not go through sedimentation in the bottom of the channel. So that the channel bottom slope of 1% resulting calculations of water flow velocity ± 1 m/s. As for countermeasures with pumping system, to PIT Actual by 1 unit with a capacity of 4200m3/h and PIT Plan 3 units with pump capacity of 4200m3/h if the assumption of rainfall reaches its maximum. Keywords : Geotechnical Study, Hydrological and Hydrogeological Study Abstrak: PT Mandiri Nusa Pratama berencana untuk memperluas area penambangan batubara yang sudah berjalan. Kajian geoteknik dan geohidrologi dilakukan agar dapat memperkirakan model lereng (slope) dan model sistem keseimbangan air (water balance) pada dan di sekitar tambang, serta mengetahui karakteristik aliran dan/atau rembesan airtanah potensial yang akan masuk ke dalam area bukaan tambang. Penelitian geoteknik dilakukan dengan pengeboran inti pada titik GT-01, GT-02, dan GT-03 untuk memperoleh rekomendasi desain sudut dan kedalaman lereng akhir bukaan tambang, lereng tunggal dan lereng timbunan. Desain lereng Highwall keseluruhan PIT penambangan (Overall Pit Slope) sudut (α) = 550, tinggi maksimum (H) = 47m, elevasi lantai tambang 30mdpl, FK = 1,517. Desain lereng Sidewall keseluruhan PIT penambangan (Overall Pit Slope) sisi barat sudut (α) = 520, tinggi maksimum (H) = 51m, FK = 1,526 dan sisi timur sudut (α) = 560, tinggi maksimum (H) = 69m, FK = 1,701. Desain lereng tunggal PIT penambangan (single slope) yaitu sudut (α) = 700, tinggi jenjang maksimum (H) = 15m, lebar berm = ± 2,8 m dan FK > 1,5. Desain lereng keseluruhan timbunan (overall waste-dump slope) yaitu sudut (α) = 150, tinggi maksimum (H) = 50m, dan FK > 1,5. Penelitian hidrologi dan hidrogeologi dilakukan dengan falling head test untuk mengetahui debit air limpasan dan airtanah serta menentukan sistem penanggulangannya. Luasan daerah tangkapan hujan di luar bukaan tambang catchment area A 534,3 Ha dan luasan catchment area di dalam PIT sebesar 5,783 Ha (PIT Aktual) dan 10,451 Ha (PIT Rencana). Curah hujan rencana untuk periode ulang 2 tahun adalah 33,07 mm/hari (Metode Gumbel) dan besarnya intensitas curah hujan melalui pendekatan Mononobe adalah 10,21
9
10
|
Muhammad Arief Kurniawan, et al.
mm/jam. Besarnya debit air limpasan masuk ke dalam PIT Rencana adalah 960,34 m3/jam dan debit airtanah yang masuk ke dalam PIT Rencana adalah 11846,433 m3/jam. Dimensi Saluran keliling direkomendasikan dengan bentuk berupa trapesium, kemiringan dasar saluran 1% yang dianggap air beserta material yang dibawa dapat mengalir dengan baik dan tidak mengalami pengendapan di dasar saluran. Sehingga dengan kemiringan dasar saluran 1% dihasilkan perhitungan kecepatan aliran air ± 1 m/s. Adapun penanggulangan dengan sistem pemompaan, untuk PIT Aktual sebanyak 1 unit dengan kapasitas 4.200 m3/jam dan PIT Rencana sebanyak 3 unit dengan kapasitas pompa 4.200 m3/jam jika asusmsi curah hujan mencapai maksimum. Kata Kunci : Penelitian Geoteknik, Penelitian Hidrologi dan Hidrogeologi
A.
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
PT Mandiri Nusa Pratama salah satu perusahaan skala nasional yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara berencana untuk memperluas area penambangan batubara yang sudah berjalan. Sebelum melakukan kegiatan penambangan, PT Mandiri Nusa Pratama perlu melakukan kajian geoteknik dan geohidrologi untuk mendukung rencana desain yang matang. Kajian geoteknik dan geohidrologi dilakukan agar dapat memperkirakan model lereng (slope) dan model sistem keseimbangan air (water balance) pada dan di sekitar tambang, serta mengetahui karakteristik aliran dan/atau rembesan airtanah potensial yang akan masuk ke dalam area bukaan tambang. Kajian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan sehingga dapat digunakan dalam mengatasi kendala-kendala yang akan muncul pada saat operasi penambangan berlangsung. 1.2 1. 2.
3.
1. 2. 3. 4. 5. B.
Tujuan Penelitian Kajian Geoteknik: Melakukan pendeskripsian hasil bor geoteknik dari pengeboran inti pada titik GT-01, GT-02, dan GT-03. Melakukan uji laboratorium untuk memperoleh data hasil uji laboratorium yang meliputi uji kuat geser langsung (cr dan Φr), dan sifat-sifat fisik dasar sebagai input parameter pemodelan lereng. Merekomendasikan desain sudut dan kedalaman lereng akhir bukaan tambang, lereng tunggal dan lereng timbunan. Kajian Geohidrologi: Menghitung Curah Hujan Rencana dan intensitas curah hujan dengan menggunakan pendekatan Metode Gumbel dan Rumus Mononobe. Mengetahui luasan catchment area di sekeliling rencana bukaan tambang. Menghitung debit air limpasan dan airtanah di rencana bukaan tambang. Menentukan dimensi saluran tambang. Menghitung dan menentukan kapasitas serta jumlah kebutuhan pompa. Landasan Teori
2.1
Lereng Lereng merupakan permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu dengan bidang horisontal. Lereng dapat terbentuk secara alamiah karena proses geologi atau karena dibuat oleh manusia. Lereng yang terbentuk secara alamiah misalnya lereng
Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Sains dan Teknologi)
Kajian Geoteknik dan Geohidrologi untuk Rencana PIT EXTEND... | 11
bukit dan tebing sungai, sedangkan lereng buatan manusia antara lain yaitu galian dan timbunan untuk membuat jalan raya dan jalan kereta api, bendungan, tanggul sungai dan kanal serta tambang terbuka. 2.1.1 Lereng Alami Lereng alami yang telah berada dalam kondisi yang stabil selama puluhan atau bahkan ratusan tahun dapat tiba-tiba runtuh sebagai akibat dari adanya perubahan kondisi lingkungan, antara lain seperti perubahan bentuk topografi, kondisi air tanah, adanya gempa bumi maupun pelapukan. 2.1.2 Lereng Buatan Lereng buatan dibagi menjadi dua jenis materialnya, yaitu: 1. Timbunan 2. Galian 2.2
Penelitian Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari keterdapatan dan sifat fisik air permukaan. Penelitian hidrologi dilakukan dengan cara pengumpulan dan analisis terhadap data sekunder meteorologi (curah hujan, hari hujan, tata guna lahan dan lainlain) dari daerah penelitian dan daerah di sekitarnya, serta penentuan luas catchment area. Dalam hal ini, penelitian hidrologi dapat menentukan besarnya debit air limpasan yang berpotensi masuk ke area penambangan. 2.2.1 Daerah Tangkapan Air Hujan (Catchment Area) Daerah tangkapan air hujan (catchment area) dapat diartikan sebagai luas wilayah yang apabila hujan turun, maka air hujan tersebut akan mengalir ke daerah yang lebih rendah menuju titik pengaliran. Daerah tangkapan hujan ini sangat berpengaruh dalam menentukan debit air limpasan yang akan masuk ke suatu tempat. Adapun cara menentukan daerah tangkapan hujan adalah dengan menentukan batas terluar dari daerah penelitian karena berdasarkan dari keadaan daerah penelitian tidak semua air limpasan masuk ke front kerja tambang. 2.2.2 Koefisien Limpasan (C) Koefisien limpasan (C) dipengaruhi oleh faktor-faktor tutupan tanah, kemiringan serta intensitas dan lamanya hujan. Koefisien ini merupakan suatu konstanta yang menggambarkan dampak proses infiltrasi, penguapan, kondisi penggunaan lahan dan kemiringan lahan. 2.3
Penelitian Hidrogeologi Hidrogeologi didefiniskan sebagai studi berbagai ilmu dengan interaksi ekstensif antara air dan kerangka kerja geologi (Maxey, 1964). Lapisan yang diuji adalah lapisan yang diperkirakan bersifat permeable atau impermeabel yang dianggap sebagai sumber air yang berpotensi merembes masuk ke dalam bukaan tambang. Hasil penelitian hidrogeologi dapat mengetahui besarnya debit air tanah.
Pertambangan, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015
12
|
C.
Muhammad Arief Kurniawan, et al.
Hasil Penelitian
3.1 a.
Penelitian Geoteknik Desain lereng Highwall keseluruhan PIT penambangan (Overall Pit Slope): Sudut (α) = 550, tinggi maksimum (H) = 47m, elevasi 30m dengan kondisi MAT aktual dan dipengaruhi kegempaan dengan FK 1,517. b. Desain lereng Sidewall keseluruhan PIT penambangan (Overall Pit Slope) sesuai rencana dengan kondisi MAT Jenuh, dipengaruhi kegempaan : Sisi barat Sudut (α) = 520, tinggi maksimum (H) = 51m dengan FK 1,526. Sisi timur Sudut (α) = 560, tinggi maksimum (H) = 69m dengan FK 1,701. c. Desain lereng tunggal PIT penambangan (single slope) yaitu sudut (α) = 700, tinggi jenjang maksimum (H) = 15m, lebar berm = ± 2,8m, dan FK > 1,5. d. Desain lereng keseluruhan timbunan (overall waste-dump slope), yaitu sudut (α) = 150, tinggi maksimum (H) = 50m, FK > 1,5.
3.2
Penelitian Hidrologi
Debit Air Limpasan
Catchment Area
Area Luar PIT
A
Aktual dan Rencana
Luas (m2)
PIT
Aktual 57.830 Rencana 104.510 3.3
Tabel 3.1 Perhitungan Air Limpasan dari Catchment Area di Luar PIT Intensitas Intensitas Debit Air Debit Air Luas Hektar Curah Curah Koefisien Limpasan Limpasan (m2) (ha) Hujan Hujan Limpasan 3 (m /jam) (m3/detik) (mm/jam) (m/jam) 5.343.000
534,3
10,21
0,01021
0,4
21.820,81
6,06
Tabel 3.2 Perhitungan Debit Air Limpasan Di Dalam PIT Intensitas Intensitas Debit Air Debit Air Hektar Koefisien Curah Hujan Curah Hujan Limpasan Limpasan (ha) Limpasan (mm/jam) (m/jam) (m3/jam) (m3/detik) 5,783 10,21 0,01021 0,9 531,40 0,15 10,451 10,21 0,01021 0,9 960,34 0,27
Penelitian Hidrogeologi
Debit Airtanah Tabel 3.3 Debit Airtanah Total Kondisi PIT Aktual Rekapitulasi Total Q (m3/detik) Q (m3/jam) Sidewall Barat 1,16 4185,91 Highwall 0,43 1541,17 Total 1,59 5727,08
Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Sains dan Teknologi)
Kajian Geoteknik dan Geohidrologi untuk Rencana PIT EXTEND... | 13
Tabel 3.4 Debit Airtanah Total Kondisi PIT Rencana Rekapitulasi Total Q (m3/detik) Q (m3/jam) Sidewall Barat 2,863 10305,263 Highwall 0,43 1541,17 Total 3,293 11846,433 Estimasi Jumlah Pompa
Kondisi PIT Aktual Rencana D.
Tabel 3.5 Debit Air Yang Masuk ke Dalam PIT dan Estimasi Pemompaan Air Hujan Kapasitas Jam Airtanah Q 3 Limpasan Q (m /hari) Pompa Kerja Estimasi Pompa (m3/jam) (m3/jam) 3 3 (m /jam) (m /jam) Pompa A B A+B (A+B)*24 C D (A+B)*24/(C*D) 531,39987 5.727 6.258,475 150.203 4200 24 1 960,34239 11.846 12.806,775 307.363 4200 24 3 Kesimpulan Kajian Geoteknik Dari studi geoteknik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Hasil pendeskripsian bor geoteknik dari pengeboran inti pada titik GT-01, GT-02, dan GT-03 diperoleh: Top Soil : Berwarna Kemerahan, Terdapat Akar - Akar Tumbuhan, terdekomposisi dan mengandung unsur hara, serta pelapukan mineral Fe (Limonite). Gravel : Batuan terdiri dari beberapa fragmen batuan beku lepas dan berpasir, ukuran fragmen 2 - 5 cm. Claystone : Batu Lempung bersifat Impermeable Berwarna Abu - Abu. Coal : Batubara Berwarna Hitam Bersifat Mudah Hancur dengan Pecahan Bersifat Konkoidal. Sandstone : Batupasir dengan pemilahan baik bersifat meloloskan air terdapat mineral berwarna putih dengan indikasi kuarsa. Coaly Clay : Batu Lempung yang mengandung unsur karbon, berwarna hitam, bersifat padat dan impermeable. Shale : Batu Serpih Berstruktur Laminasi Dengan Sisipan Batubara Di Dalamnya. 2. Hasil uji laboratorium Dari hasil uji laboratorium nilai yang diperoleh digunakan sebagai input parameter yaitu Claystone 1 : bobot isi 18,2 kN/m3 , kohesi 180 kN/m3, dan sudut geser dalam 210 ; Sandstone 1 : bobot isi 21,1 kN/m3, kohesi 216 kN/m3, dan sudut geser dalam 23,550; Coal 1 : bobot isi 12,4 kN/m3, kohesi 325 kN/m3, dan sudut geser dalam 22,90.
Pertambangan, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015
14
|
3.
1.
2.
3. 4.
5.
Muhammad Arief Kurniawan, et al.
Rekomendasi: a. Desain lereng Highwall keseluruhan PIT penambangan (Overall Pit Slope): Sudut (α) = 550, tinggi maksimum (H) = 47m, elevasi 30m dengan kondisi MAT aktual dan dipengaruhi kegempaan dengan FK 1,517. b. Desain lereng Sidewall keseluruhan PIT penambangan (Overall Pit Slope) sesuai rencana dengan kondisi MAT Jenuh, dipengaruhi kegempaan : Sisi barat Sudut (α) = 520, tinggi maksimum (H) = 51m dengan FK 1,526. Sisi timur Sudut (α) = 560, tinggi maksimum (H) = 69m dengan FK 1,701. c. Desain lereng tunggal PIT penambangan (single slope) yaitu sudut (α) = 700, tinggi jenjang maksimum (H) = 15m, lebar berm = ± 2,8m, dan FK > 1,5. d. Desain lereng keseluruhan timbunan (overall waste-dump slope), yaitu sudut (α) = 150, tinggi maksimum (H) = 50m, FK > 1,5. Kajian Geohidrologi Dari Studi Hidrologi dan Hidrgeologi, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Curah hujan rencana sesuai dengan perhitungan Metode Gumbel untuk periode ulang hujan 2 tahun adalah 33,07 mm/hari dengan besarnya intensitas curah hujan melalui pendekatan Mononobe adalah 10,21 mm/jam. Luasan daerah tangkapan hujan di luar bukaan tambang catchment area A 534,3 Ha. Sedangkan untuk luasan catchment area di dalam PIT sebesar 5,783 Ha (PIT Aktual) dan 10,451 Ha (PIT Rencana). Besarnya debit air limpasan masuk ke dalam PIT Rencana adalah 960,34 m3/jam dan debit airtanah yang masuk ke dalam PIT Rencana adalah 11846,433 m3/jam. Dimensi saluran pengalihan Catchment A lebar permukaan 3,63 m, tinggi 1,6 m, sudut kemiringan dinding saluran 45°, paritan pada jenjang PIT Aktual lebar permukaan 0,77 m, tinggi 0,7 m, sudut kemiringan dinding saluran 45°, dan paritan pada jenjang PIT Rencana lebar permukaan 1,43 m, tinggi 0,7 m, sudut kemiringan dinding saluran 45°. Kebutuhan pompa untuk PIT Aktual sebanyak 1 unit dengan kapasitas 4.200 m3/jam dan PIT Rencana sebanyak 3 unit dengan kapasitas pompa 4.200 m3/jam jika asusmsi curah hujan mencapai maksimum.
DAFTAR PUSTAKA Ashari, Yunus. 2013. Buku Ajar Hidrogeologi Untuk Pertambangan. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung (UNISBA). Bandung. (Lingkungan UNISBA) Bieniawski, Z. T., 1984, Rock Mechanics Design in Mining and Tunneling, A. A. Balkema, Rotterdam. Bishop, A.W. 1955. The Use the Slip Circle in the Stability Analysis of Slopes. Geotechnique, Vol. 5, No. 1, hal 7-17. Chow, Ven. Te. 1959. Applied Hydrology. Civil Engineering Series. New York : McGraw-Hill. Fetter, C.W. 1988. Applied Hydrogeology (4th Edition). Fourth Edition. London: Prentice Hall.
Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Sains dan Teknologi)
Kajian Geoteknik dan Geohidrologi untuk Rencana PIT EXTEND... | 15
Gafoer, S. T Cobrie dan Purnomo, J. 1994. Peta Geologi Lembar Lahat (1986). Sumatera Selatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G). Bandung. Gumbel, E.J. 1941. The Return Period Of Flood Flows. Ann. Math. Statist, 12(2), 163190. Goodman, Richard E., 1989, Rock Mechanics, Second Edition, John Wiley & Sons, New York. Hoek, E. & J. W. Bray, 1981. Rock Slope Engineering, Revised Third Edition, The Institution of Mining and Metallurgy, London. Kliche, Charles. A. 1999, Rock Slope Stability, The Society for Mining, Metallurgy, London, England. Manning, R. 1891. On The Flow Of Water In Open Channel And Pipes. Civ, Eng, Ireland. Sayoga, Rudi. 1993. Pengantar Penyaliran Tambang. Jurusan Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB). Bandung. Sulistijo, Budi, 2002, Analisis Kemantapan Lereng Batuan, Kursus Singkat, Geoteknik Terapan Untuk Tambang Terbuka, Departemen Teknik Pertambangan ITB, Bandung. Supriatna, S., Sukardi, E. Rustandi, 1995. Buku Lampiran Peta Geologi Lembar Samarinda, Kalimantan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Yuliadi, 2006, Geoteknik Tambang, Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung, Bandung. Yuliadi, 2002, Longsoran Busur, Diktat Kuliah Geoteknik, Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung, Bandung. Zuidam, RA. Van. 1985. Interprestasi dalam Analisis Terrain dan Pemetaan Geomorfologi. ITC, Smits Publ. Enschede. Belanda.
Pertambangan, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015