Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI TEKNIK PRESENTASI DALAM KOMUNIKASI BISNIS PADA SISWA KELAS XI PEMASARAN SMK NEGERI I MAGETAN
Ganef Budi Wicaksono SMKN 1 Magetan
[email protected]
ABSTRAK SMK N 1 Magetan merupakan sekolah berstandart internasional (SBI) yang mendapatkan bantuan secara langsung oleh pemerintah Indonesia untuk mendukung keterlaksanaan layanan pendidikannya. Kelas XI Pemasaran cenderung pasif karena cara mengajar guru yang menggunakan model pembelajaran ceramah dan tanya jawab.Dari hasil penyajian dan analisis data yang maka dapat ditarik sebuah simpulan bahwa penggunaan model pembelajaran role playing dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas XI Pemasaran 2 di SMA N 1 Magetan dalam kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran komunikasi bisnis. Hal tersebut sesuai dengan analisis data yang dilakukan pada siklus pertama yang mengalami peningkatan pada siklus kedua. Peningkatan keaktifan siswa juga didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 10 siswa yang menjadi perwakilan kelas tersebut yang menyatakan bahwa mereka merasa senang dan menjadi bersemangat serta terpacu untuk ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kata kunci: role playing, teknik presentasi, komunikasi bisnis BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi maju atau mundurnya suatu negara. Negara yang memilki kualitas pendidikan yang tinggi sudah tentu memiliki generasi penerus yang mampu bersaing dengan mengandalkan pendidikan yang mereka miliki. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan siswa-siswa yang memiliki kemampuan, keterampilan dan keahlian yang siap untuk bekerja secara professional dengan didukung oleh banyaknya jam praktek yang mereka miliki. Dalam penelitian ini peneliti akan lebih mengkhususkan penelitian pada siswa siswi yang ada pada SMK N 1 Magetan. SMK N 1 Magetan merupakan sekolah berstandart internasional (SBI) yang mendapatkan bantuan secara langsung oleh pemerintah Indonesia untuk mendukung keterlaksanaan layanan pendidikannya. Di sekolah ini peneliti mendapatkan kesempatan untuk mengajar dikelas XI Pemasaran yang terbagi atas tiga kelas untuk mengajar mata pelajaran komunikasi bisnis. Pada kelas XI Pemasaran , peneliti menemukan sebuah permasalahan pada saat pertama kali mengajar, yaitu siswa pada kelas XI Pemasaran ini kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini mengakibatkan peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) pada kelas XI Pemasaran untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kelas XI Pemasaran cenderung pasif karena cara mengajar guru yang menggunakan Model Pembelajaran ceramah dan tanya jawab. Oleh karena itu peneliti mencoba untuk mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Komunikasi Bisnis
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” Pada Siswa Kelas XI Pemasaran SMK Negeri I Magetan Tahun Pelajaran 2012 / 2013”. B. Rumusan Masalah 1. Apakah melalui penerapan metode Role Playing dapat meningkatkan kompetensi teknik Presentasi pada siswa SMK Negeri I Magetan tahun pelajaran 2012/2013? 2. Apakah melalui penerapan metode Role Playing dapat meningkatkan keaktifan siswa pada kelas XI Pemasaran SMK Negeri I Magetan tahun pelajaran 2012/2013? 3. Pemecahan Masalah Jalan pemecahan masalah yang di ambil oleh peneliti dalam memecahkan permasalahan siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran adalah dengan menggunakan Model Role Playing. Peneliti merumuskan hipotesis tindakan “ Model Role Playing mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran”. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya keaktifan belajar siswa yang dapat dilihat melalui observasi pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dan nilai ulangan harian. 4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kompetensi Teknik Presentasi pada mata pelajaran komunikasi bisnis dengan menerapkan Model Pembelajaran Role Playing di kelas XI Pemasaran SMK Negeri I Magetan. 5. Model Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dimana penelitian yang dilakukan oleh guru dikelas atau di sekolah tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran. 2. Prosedur Penelitian Terdapat beberapa tahapan dalam prosedur penelitian ini, diantaranya adalah refleksi awal, perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi dan evaluasi kemudian dilanjutkan pada siklus yang selanjutnya. a. Refleksi awal Melakukan identifikasi awal permasalahan siswa mengenai kurang aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung. b. Perencanaan siklus Permasalahan yang dialami siswa mulai ditangani dengan melakukan perencanaan untuk menerapkan suatu Model Pembelajaran yang akan digunakan, yaitu menyusun instrumen penelitian berupa Rencana Program Pembelajaran (RPP), modul, pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan dengan materi, dan lembar observasi. c. Pelaksanaan siklus Pada tahap ini dilakukan tindakan-tindakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Adapun pelaksanaan siklus ini terdiri dari dua siklus. 1) Siklus pertama Pada siklus yang pertama ini pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dibuat, yakni pada kegiatan inti pertama-tama guru menjelaskan materi yang akan diajarkan. 2). Siklus kedua Pada siklus yang kedua ini kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan siklus yang pertama. Pada siklus yang kedua ini guru melakukan perbaikan
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” terhadap kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus yang pertama, termasuk penerapan Model Pembelajaran pembelajaran secara maksimal. d. Observasi dan refleksi 1). Observasi Observasi atau pengamatan dilaksanakan bersamaan pada tahap pelaksanaan siklus. Pengamatan pada siswa difokuskan pada keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 2). Refleksi Tahap refleksi adalah tahap dimana peneliti melihat pada bagian mana saja kekurangan yang terjadi pada tahap pelaksanaan siklus, sehingga peneliti mampu memperbaiki dan dapat direncanakan pada tahap selanjutnya. 3. Subjek dan Objek Data 1) Subjek data : yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI Pemasaran 2 di SMK Negeri I Magetan. 2) Objek data : yang menjadi objek pada penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Role Playing. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawncara dan observasi langsung pada saat kegiatan pembelajaran dengan mengamati dan menghitung jumlah siswa yang aktif dan kurang aktif. 5. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Tempat penelitian di SMK Negeri 1 Magetan Jl. Kartini No.06 Magetan. b. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 16 Januari 2013 sampai 31 Maret 2013. 6. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan merupakan sumbangan untuk memperdalam pengetahuan tentang penggunaan Model Pembelajaran di dunia pendidikan. 2. Bagi peneliti merupakan sarana untuk belajar memahami karakter siswa serta dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan peneliti untuk menjadi guru yang professional. 3. Bagi siswa dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. 4. Bagi sekolah dapat dijadikan informasi tentang penggunaan Model Pembelajaran pembelajaran yang efektif. 5. Bagi pembaca dapat digunakan untuk memperdalam wawasan mengenai Model Pembelajaran pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa.
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian belajar dan aktif Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya. Aktif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti giat (bekerja, berusaha) dan “mengaktifkan” memiliki arti menjadi aktif, dan menggiatkan. Sedangkan aktif menurut Mulyasa, merupakan keikutsertaan berpola, giat, lincah (Mulyasa, 2005:43). Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut. Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas Siswa tidak hanya mendengarkan KBM secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran, Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pembelajaran, Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi, Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran. Di samping karakteristik tersebut di atas, secara umum suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive interdependence dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap mahasiswa sehingga terdapat individual accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills. 3. Model Pembelajaran Role Playing Model Pembelajaran Role Playing merupakan salah satu Model Pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pendekatan kontekstual BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di SMK Negeri I Magetan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari semester genap 2012/2013. 3. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah peserta didik kelas XI Pemasaran2 SMK Negeri I Magetan Tahun Pelajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar Mendeskripsikan Teknik Presentasi. Alasan penelitian ini dikenakan pada kelas tersebut adalah bahwa kompetensi siswa tergolong rendah. Berdasarkan data dari tugas pada mata pelajaran Komunikasi
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” Bisnis yang dilakukan guru sebelum tindakan, menunjukkan bahwa hasil pekerjaan siswa masih kurang memuaskan. Menurut hasil pengamatan, rendahnya nilai ini terjadi karena siswa tidak sungguh-sungguh dalam melakukan presentasi bisnis. Juga karena siswa belum memiliki etos kerja yang baik dan kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini dilakukan oleh Drs. Ganef Budi Wicaksono, yang berstatus sebagai guru mata pelajaran Komunikasi Bisnis di SMK Negeri I Magetan. Peneliti dibantu oleh teman sejawat yang bertugas sebagai pengamat yaitu Dra. Endang Sri Buntari , yang juga berstatus sebagai guru mata pelajaran produktif pemasaran Komunikasi Bisnis di SMK Negeri I Magetan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2013 pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 B. Rancangan Penelitian A. Rancangan Penelitian Penelitian ini direncanakan alam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) pengamatan dan (4) refleksi (Suharsimi Arikunto, 2007:16). Dari data hasil refleksi siklus I akan dipergunakan sebagai acuan untuk menyusun perencanaan pada siklus II. Hal ini dimaksudkan untuk selalu mengadakan perbaikan pada setiap siklusnya sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai.selanjutnya diuraikan rancangan penelitian untuk setiap siklusnya sebagai berikut : 1. Siklus I a. Perencanaan Kegiatan pada tahap perencanaan ini adalah (1) menyusun silabus (2) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I dengan menerapkan model Role playing dan materi yang akan disajikan tentang teknik presentasi (3) menyusun instrument tes siklus I dan (4) mempersiapkan lembar pengamatan kegiatan belajar mengajar. b. Pelaksanaan 1. Orientasi yaitu guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan, menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran, 2. Presentasi Guru menyampaikan materi pelajaran baik berupa konsep maupun ketrampilan. Penyajian materi dapat berupa (1) teknik membuka presentasi, (2) teknik menarik perhatian audien, 3) teknik menyusun struktur presentasi 4) mengenali audiens presentasi, dan teknik presentasi yang baik dan benar . 3. Latihan Terstruktur Guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Guru memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon yang salah. 4. Latihan Terbimbing Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih ketrampilan. Latihan ini juga digunakan oleh guru untuk menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada tahap ini guru memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan. 5. Latihan Mandiri Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri. Siswa dapat melakukan kegiatan ini jika telah menguasai pengerjaan tugas 85-90% pada tahap bimbingan dan pelatihan. 6. Membagikan soal tes siklus I. c. Pengamatan Pengamatan dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran berlangsung. Yang diamati adalah aktifitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran.
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” d. Refleksi Hal-hal positif yang mendukung keberhasilan pelaksanaan pengajaran langsung dipertahankan dan hal-hal yang negative atau tidak mendukung keberhasilan diperbaiki. Hasil evaluasi yang diperoleh dijadikan dasar untuk melakukan refleksi untuk memperbaiki tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II. 2. Siklus II a. Perencanaan Pada tahap perencanaan siklus II ini, hal-hal yang dilakukan adalah (1) menyusun perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dengan menggunakan model Role playing. Materi pelajaran yang akan disajikan teknik membuka presentasi, teknik menarik perhatian audiens, teknik menyusun struktur presentasi, mengenali audiens presentasi, dan teknik presentasi yang baik dan benar, menyusun instrumen tes siklus II dan (4) lembar pengamatan kegiatan belajar mengajar. b. Pelaksanaan Pada tahap tindakan siklus II guru menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II yang telah mengalami penyempurnaan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Guru mempertahankan hal-hal positif yang dilakukan pada siklus I dan berusaha memperbaiki kekurangan pada siklus I. c. Pengamatan Pengamatan dilakukan secara cermat terhadap setiap aktifitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar, bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan pembelajaran, dengan cara mengisi lembar pengamatan kegiatan belajar mengajar dan memberikan catatan tentang hal-hal yang menjadi temuan di lapangan pada saat pelaksanaan metode pembelajaran langsung. d. Refleksi Hasil evaluasi yang diperoleh dijadikan dasar untuk melakukan refleksi untuk mengungkapkan tingkat keberhasilan tindakan pada siklus II dan kekurangan yang mungkin masih terjadi. C. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah tes dan non tes. 1. Tes Tes dalam penelitian ini berupa tes tulis dan tes kinerja a. Tes Kompetensi Ranah Kognitif Tes kompetensi ranah kognitif yang diberikan adalah tes tertulis berbentuk uraian. b. Tes Kompetensi Ranah Afektif Tes kompetensi ranah afektif dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. c. Tes kompetensi ranah psikomotorik berupa tes praktek melakukan presentasi bisnis sesuai dengan teknik yang telah dipelajari atau yang sudah dibahas dengan guru 2. Nontes Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar pengamatan kegiatan belajar mengajar. D. Model Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan kegiatan pembelajaran dengan model Role playing dan tes formatif. E. Teknik Analisis Data Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: 1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”
X
X N
: X = Nilai rata-rata Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa 2. Untuk ketuntasan belajar Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: Dengan
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100% Siswa
3. Untuk lembar observasi a. Lembar observasi pengelola model pembelajarn koooperatif model Role playing . Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan model pembelajaran kooperatif model Role playing digunakan rumus sebagai berikut : X=
P1 P 2 2
Dimana P1 = Pengamat 1 dan P2 = Pengamat 2 b. Lembar observasi aktifitas guru dan siswa Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut :
x x 100 % dengan x Jumah.hasil. pengama tan P1 P 2 X= = 2 Jumlah. pengama tan %=
Dimana :
% X ∑x P1 P2
= Presentase pengamatan = Rata-rata = Jumlah rata-rata = Pengamat 1 = Pengamat 2
BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data Tehnik penyajian data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tehnik analisis deskriptif kualitatif. Dimana dalam tehnik analisis ini, data akan dijelaskan dengan cara menggambarkan hasil penelitian mengenai peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model Role Playing. Adapun hal-hal yang akan diambil datanya melalui observasi adalah sebagai berikut : 1. Lembar observasi untuk guru : a. Kesesuaian antara RPP dengan cara mengajar guru. b. Keterampilan guru dalam menguasai materi c. Keterampilan guru dalam menerapkan Model Pembelajaran pembelajaran yang maksimal d. Keterampilan guru dalam menggunakan media pembelajaran yang disediakan 2. Lembar observasi untuk murid : a. Kehadiran siswa b. Siswa yang bertanya c. Siswa yang menjawab pertanyaan dari guru d. Siswa yang ikut aktif angkat tangan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” e. Siswa yang ramai sendiri f. Siswa yang tidak memperhatikan pada saat guru sedang menjelaskan materi Selain menggunakan tehnik pengumpulan data dengan cara observasi, tehnik pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan cara wawancara kepada beberapa siswa dikelas XI Pemasaran 2 mengenai daya tarik siswa terhadap Model Pembelajaran yang dilakukan oleh guru. B. Analisis data 1. Siklus pertama Pada siklus yang pertama ini guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Guru menjelaskan materi sambil menerapkan Model Role Playing. Disamping itu guru juga melakukan observasi terhadap siswa dengan ditemani seorang teman sebagai pengamat sekaligus untuk melakukan observasi terhadap guru dan siswa. Disini hasil observasi terhadap guru dapat dijelaskan bahwa kesesuaian cara mengajar guru sudah cukup bagus, keterampilan guru dalam menguasai materi juga sudah baik, penggunaan media pembelajaran juga sudah dapat dijalankan dengan baik, namun pada penerapan Model Pembelajaran pembelajaran Role Playingharus lebih dimaksimalkan lagi untuk mendapatkan hasil penelitian yang di inginkan. Selanjutnya pada hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa dapat dijelaskan bahwa kehadiran siswa sudah bagus, akan tetapi siswa yang bertanya, menjawab pertanyaan dari guru dan jumlah siswa yang aktif untuk angkat tangan saat memberikan pertanyaan masih sangat sedikit dan harus ditingkatkan lagi. Selain itu siswa juga masih banyak yang ramai sendiri dan banyak yang tidak memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga kemampuan guru dalam mengkondisikan kelas harus lebih ditingkatkan lagi. 2. Siklus kedua Pelaksanaan pada siklus yang kedua ini sama dengan pelaksanaan pada siklus yang pertama, yaitu guru menjelaskan materi sesuai dengan RPP yang telah dibuat sekaligus dengan melakukan observasi terhadap siswa. Pada tahap pelaksanaan siklus yang kedua ini peneliti juga didampingi oleh seorang teman sebagai pengamat untuk melakukan observasi terhadap kegiatan guru dan siswa. Hasil yang didapatkan pada siklus yang kedua ini meningkat cukup tinggi. Hal tersebut dapat dilihat pada table diatas. Setelah peneliti dan pengamat melakukan diskusi mengenai pelaksanaan siklus yang kedua, maka didapatlah penjelasan mengenai hasil observasi terhadap guru dan murid. Selain hasil dari observasi ini, peneliti juga mengumpulkan data dengan cara melakukan wawancara kepada 10 siswa kelas XI Pemasaran 2 dimana kelas tersebut yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Wawancara tersebut menanyakan kepada siswa tentang tanggapan mereka terhadap Model Pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Hasil dari wawancara terhadap sepuluh siswa itu menyatakan bahwa mereka merasa senang dan menjadi bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang menggunakan Model Pembelajaran Role Playing. Mereka juga mengaku bahwa mereka menjadi terpacu untuk ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan adanya pemberian reward. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penyajian dan analisis data yang telah dijelaskan pada bab tiga, maka dapat ditarik sebuah simpulan bahwa penggunaan Model Pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas XI Pemasaran 2 di SMA N 1 Magetan dalam kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran Komunikasi bisnis. Hal tersebut sesuai
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” dengan analisis data yang dilakukan pada siklus pertama yang mengalami peningkatan pada siklus kedua. Peningkatan keaktifan siswa juga didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 10 siswa yang menjadi perwakilan kelas tersebut yang menyatakan bahwa mereka merasa senang dan menjadi bersemangat serta terpacu untuk ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran. B. Saran Saran yang diberikan oleh peneliti adalah supaya bagi guru-guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran mampu menerapkan Model Pembelajaran yang sesuai dan diterapkan secara maksimal agar hasil yang didapat dapat maksimal, dan juga Model Pembelajaran pembelajaran Role Playing dapat menjadi salah satu pilihan dalam menerapkan Model Pembelajaran yang berguna.
DAFTAR PUSTAKA Ardana, Wayan. 1980. Beberapa Model Statistik Untuk Keperluan Penelitian Pendidikan. Malang: Swadaya. Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemenpembelajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1992. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Arikunto, Suharsimi. 1989. Penilaian Program Pendidikan. Proyek Pengembangan LPTK Depdikbud. Dirjen Dikti. Arikunto, Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston. Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Fakultas Tarbiyah IAIN Antasasi. Banjarmasin. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajarpembelajaran. Jakarta: Rineksa Cipta. Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta. Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar danpembelajaran. Bandung: Sinar Baru. Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajarpembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta. Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajarpembelajaran. Jakarta: Bina Aksara.
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajarpembelajaran. Jakarta: Bina Aksara. Slameto, 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka. Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset. Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar danpembelajaran. (terjemahan) Bandung: Jemmars.