Nilai-Nilai Pendidikan Lingkungan Hidup dalam al-Qur’an
NILAI-NILAI PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM AL-QUR’AN Telaah Tafsir Surah al-A’raf [7] Ayat: 56
Abstract: Environmental problems are global and universal issues, because talking about the environment, means tal– king about the problems faced by all mankind. Environ– mental problems are generally caused by two things. First, due to natural events as events that must occur as the natural dynamics of the process itself. Second, because of the act itself and the act of human hands, as a result of nature's wrath and was a disaster. Both forms of the above events, resulting in an imbalance in the ecosystem and the inconve– nience of living a good life of human beings, flora and fauna. Imbalance and discomfort can be described as a disaster or environmental damage, which forms a water pollution, soil pollution, biodiversity crisis, deforestation, drought and water crisis, mining and environmental degradation, air pollution, flood mud and so on. Of the many problems of environmental degradation, it was a very big man's role in creating the damages and for that, most men also suffer the consequences. The need for environmental education held by the verses of the Koran.
ألن التحدث عن القضايا
المشاكل البيئية هي مشكلة عالمية
المشاكل البيئية بشكل عام.البيئية هي مشاكل في الكالم للبشرية
: والثاني, بسبب األحداث الطبيعية نفسها: االول.تسبب عن امرين
Aan Najib
ونتيجة كال. والعاقية اهلل يغضب و كانت كارثة,بسبب ايدي الناس السببان اختالل التوازن البيئي و إزعاج المعيشة للناس و الحيوانات Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya
|
331
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Aan Najib
اختالل التوازن البيئي و إزعاج المعيشة المذكورة تمكن ان تقال هي األضرار البيئية.وكذلك النبات بشكل تلوث المياه و تلوث التربة و أزمة التنوع البيولوجي و كسر الغابات و أزمة المياه النظيفة و اتضح ان دور االنسان, من هؤالء المشاكل البيئية.المعادن و تلوث الهواء و الفيضانات و غيرها ولذلك ايضا مهم ان يستخدم التعليم, ولذلك االنسان اكثر تحمال للنتيجة,كبير جدا في األضرار البيئية
.البيئي بااليات القرأنية
Pendahuluan Pendidikan yang baru dan termasuk paling penting pada masa sekarang ialah pendidikan lingkungan. Pendidikan ter– sebut berkaitan dengan pengetahuan lingkungan di sekitar manusia dan men– jaga berbagai unsurnya yang dapat men– datangkan ancaman kehancuran, pence– maran, atau perusakan. Pendidikan ling– kungan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW berdasarkan wahyu, sehingga ba– nyak kita jumpai ayat-ayat ilmiah AlQur’an yang membahas lingkungan. Pe– san-pesan Al-Qur’an mengenai lingku– ngan sangat jelas dan prospektif. Ada beberapa tentang lingkungan dalam AlQur’an, antara lain: lingkungan sebagai suatu sistem, tanggung jawab manusia untuk memelihara lingkungan hidup, larangan merusak lingkungan, sumber daya vital dan problematikanya, peringa– tan mengenai kerusakan lingkungan hidup yang terjadi karena ulah tangan manusia dan pengelolaan yang menga– baikan petunjuk Allah serta solusi penge– lolaan lingkungan1 Melalui al-Qur’an, Allah telah mem– berikan informasi spiritual kepada ma– nusia untuk bersikap ramah terhadap lingkungan. Informasi tersebut memberi– 1
Abdul Majid bin Aziz Al-Qur’an Zindani, 1997. Mujizat AlQur’an dan As-Sunnah Tentang IPTEK. Jakarta. Gema Insani Press. hal. 194
332
kan sinyalamen bahwa manusia harus se– lalu menjaga dan melestarikan lingku– ngan agar tidak menjadi rusak, tercemar bahkan menjadi punah, sebab apa yang Allah berikan kepada manusia sematamata merupakan suatu amanah. Islam adalah agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk bersikap ramah lingku– ngan. Sikap ramah lingkungan yang di– ajarkan oleh agama Islam kepada manu– sia dapat dirinci sebagai berikut : 1. Lingkungan Sebagai Suatu Sistem Suatu sistem terdiri atas komponenkomponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Atau seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.2 Lingkungan terdiri atas unsur biotik (ma– nusia, hewan, dan tumbuhan) dan abiotik (udara, air, tanah, iklim dan lainnya). Allah SWT berfirman:
ِفيهَا ِفيهَا
ِ م َد ْد َناها وأَْلقَْي َنا ِفيها رو اس َي َوأ َْن َبتَْنا ََ َ َ َ َ ٍ َشي ٍء َم ْوُز ) َو َج َعْل َنا لَ ُك ْم٩١( ون ْ
ض َ األر ْ َو ِم ْن ُك ِّل
)٠٢( ين َ َِم َعاي َ ش َو َم ْن لَ ْستُ ْم لَهُ بِ َرِازِق
“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan men– jadikan padanya gunung-gunung dan Kami tum– buhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi ke–
2
Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. Hal. 849
|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Nilai-Nilai Pendidikan Lingkungan Hidup dalam al-Qur’an
perluan-keperluan hidup, dan (Kami mencipta– kannya pula) makhluk-makhluk yang kamu sekalikali bukan pemberi rezeki kepadanya.” (QS.al-Hijr [15]: 19-20)
Hal ini senada dengan pengertian lingkungan hidup, yaitu sistem yang me– rupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hi– dup termasuk manusia dan perilakunya yang menentukan perikehidupan serta kesejahteraan manusia dan makhluk hi– dup lainnya.3 Atau bisa juga dikatakan sebagai suatu sistem kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia terha– dap tatanan ekosistem. Adapun As-Sunnah lebih banyak menjelaskan lingkungan hidup secara rinci dan detail. Karena Al-Qur’an hanya meletakkan dasar dan prinsipnya secara global, sedangkan As-Sunnah berfungsi menerangkan dan menjelaskannya dalam bentuk hukum-hukum, pengarahan pada hal-hal tertentu dan berbagai penjelasan yang lebih rinci. 2. Pembangunan Lingkungan Hidup Lingkungan hidup sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan manusia guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Allah SWT berfirman:
َِّ ام ُشوا ِفي َ األر ْ ُه َو الذي َج َع َل لَ ُك ُم ْ َض َذلُوال ف ِ م َن ُّ اكبِهَا َو ُكلُوا ِم ْن ِرْزِق ِه َوِالَْي ِه )٩١( ور ُ الن ُش َ
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu (kembali setelah) dibang– kitkan.” (QS. Al-Mulk [67]: 15)
Akan tetapi, lingkungan hidup seba– gai sumber daya mempunyai regenerasi
dan asimilasi yang terbatas. Selama eks– ploitasi atau penggunaannya di bawah batas daya regenerasi atau asimilasi, ma– ka sumber daya terbaharui dapat diguna– kan secara lestari. Tapi apabila batas itu dilampaui, sumber daya akan mengalami kerusakan dan fungsinya sebagai faktor produksi dan konsumsi atau sarana pela– yanan akan mengalami gangguan.4 Oleh karena itu, pembangunan ling– kungan hidup pada hakekatnya untuk pengubahan lingkungan hidup, yakni mengurangi resiko lingkungan dan atau memperbesar manfaat lingkungan. Se– hingga manusia mempunyai tanggung jawab memelihara dan memakmurkan alam sekitarnya. Allah SWT berfirman:
َّ َ ود أ َ َوِالَى ثَ ُم ْ صالِ ًحا قَا َل َيا قَ ْوِم ُ َخ َاعُب ُدوا الله َ اه ْم ِ ٍ ِ ِ األر ض ْ َما لَ ُك ْم م ْن إِلَه َغ ْي ُرهُ ُه َو أ َْن َشأَ ُك ْم م َن ِ َواستَعمرُكم ِفيها ف وبوا إِلَ ْي ِه إِ َّن َربِّي ُ ُاستَ ْغف ُروهُ ثَُّم ت ْ َ ْ ََ ْ ْ َ )١٩( يب ٌ يب ُم ِج ٌ قَ ِر
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (ta– nah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobat– lah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) dan lagi memperkenankan (do’a hamba-Nya).” (QS. Hud [11]: 61)
Upaya memelihara dan memakmurkan tersebut bertujuan untuk melestarikan daya dukung lingkungan yang dapat me– nopang secara berkelanjutan pertumbu– han dan perkembangan yang kita usaha– kan dalam pembangunan. Walaupun lingkungan berubah, kita usahakan agar tetap pada kondisi yang mampu untuk menopang secara terus-menerus partum– 4
3
Undang-Undang No. 4 Tahun 1982.
Otto Soemarwoto. 1997. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta. Djambatan. Hal. 59.
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya
|
333
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Aan Najib
buhan dan perkembangan, sehingga ke– langsungan hidup kita dan anak cucu kita dapat terjamin pada tingkat mutu hidup yang makin baik. Konsep pembangunan ini lebih terkenal dengan pembangunan lingkungan berkelanjutan.5 Tujuan tersebut dapat dicapai apabila manusia tidak membuat kerusakan di bumi. Berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan, Rasulullah SAW mengajar– kan kepada kita tentang beberapa hal, diantaranya agar melakukan pelestarian kekayaan hayati, dan hewani dan lain se– bagainya. Rasulullah SAW bersabda:
من قطع سدرة صوب اهلل رأسه في النار (رواه 6
)أبو داود
“Barangsiapa yang memotong pohon “Sidrah” maka Allah akan meluruskan kepalanya tepat ke dalam neraka.” (HR. Abu Daud dalam Sunannya)
Larangan Merusak Lingkungan Menurut Syari’at Islam Firman Allah SWT dalam Surah alA’raf [7]: ayat 56
ِ ِ ِ ِ األر ْ ِض َب ْع َد إ ُصالحهَا َو ْاد ُعوه ْ َوال تُ ْفس ُدوا في ِِ ِ ٌ َخوفًا وطَمعا إِ َّن ر ْحمةَ اللَّ ِه قَ ِر ين َ يب م َن اْل ُم ْحسن ًَ َ ْ َ َ
)١١(
Dan jangan lah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan ber– doalah kepada Allah, dengan rasa takut dan hara– pan. Sesungguhnya rahmat dan harapan. Sesung– guhnya rahmat Allah amat dekat kepada orangorang yang berbuat baik.
Ayat ini melarang perusakan di mu– ka bumi. Perusakan adalah salah satu bentuk pelanggaran atau bentuk pelam– pauan batas. Karena itu. Ayat ini melan– jutkan tuntunan ayat yang sebelumnya [ayat55] dengan menyatakan:
ِ ُّ ض ُّرًعا َو ُخ ْف َيةً إِنَّهُ ال ُي ِح ين َ َْاد ُعوا َرَّب ُك ْم ت َ ب اْل ُم ْعتَد )١١( Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
Menurut kajian Ushul fiqh, ketika ada larangan melakukan sesuatu berarti diperintahkan untuk melakukan kebali– kannya. Misalnya, kita dilarang merusak alam berarti kita diperintah untuk meles– tarikan alam. Adapun status perintah tersebut tergantung status larangannya. Contoh, status larangan merusak alam adalah haram, itu menunjukan perintah melestarikan alam hukumnya wajib. 7 Sementara itu, fakhruddin al-Raziy dalam menanggapi ayat di atas, berko– mentar bahwa, ayat di atas mengindi– kasikan larangan membuat madharat. Pada dasarnya, setiap perbuatan yang menimbulkan madharat itu dilarang aga– ma.8 Al-Qurtubi menyebutkan dalam taf– sirnya bahwa, penebangan pohon juga merupakan tindakan pengrusakan yang mengakibatkan adanya madharat. Beliau juga menyebutkan bahwa mencemari air juga masuk dalam bagian pengrusakan.9 Alam raya telah diciptakan Allah da– lam keadaan yang sangat harmonis, sera– si, dan memenuhi kebutuhan makhluk. 7
5
6
Bruce Mitchell, dkk. 2000. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press Abu Daud Sulaiman bin al-Asy’ats, Sunan Abi Daud, Bandung, Dahlan, Juz III, h 356
334
8
9
Imam Tajuddin ‘Abd al-Wahhab bin as-Subky, Jam’ul Jawami’, Singapur, Sulaiman Mar’I, Juz I, h390 Fakhr ad-Din ar-Razi, Tafsir al-Kabir, Beirut, Dar al-Fikr, Juz IV, h. 108-109 Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurtubi, Beiirut, Dar al-Fikr, Juz VII, 226
|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Nilai-Nilai Pendidikan Lingkungan Hidup dalam al-Qur’an
Allah telah menjadikannya baik, bahkan memerintahkan hamba-hambanya untuk tetap memperbaikinya. Salah satu bentuk perbaikan yang dilakukan Allah, adalah dengan mengu– tus para Nabi untuk meluruskan dan memperbaiki kehidupan yang kacau da– lam masyarakat. Siapa yang tidak me– nyambut kedatangan rasul, atau meng– hambat misi mereka, maka dia telah me– lakukan salah satu bentuk perusakan di bumi. Merusak setelah diperbaiki, jauh le– bih buruk dari merusak sebelum diper– baiki, atau pada saat ia buruk. Kerena itu, ayat ini secara tegas menggaris bawahi larangan tersebut, walaupun tentunya memperparah kerusakan atau merusak yang baik juga amat tercela.10 Kerusakan ini mencakup kerusakan jiwa dengan cara membunuh dan memo– tong anggota tubuh, kerusakan harta dengan cara menggasab dan mencuri, kerusakan agama dan kafir dengan mela– kukan kemaksiatan-kemaksiatan, kerusa– kan nasab dengan melakukan zina dan kerusakan akal dengan meminum minu– man yang memabukkan dan lain-lain. Bahwa perusakan itu mencakup kerusa– kan terhadap akal, akidah, tata kesopa– nan, pribadi maupun sosial, saranasarana penghidupan, dan hal-hal yang bermanfaat untuk umum, seperti lahanlahan pertanian, perindustrian, perdaga– ngan dan sarana-sarana kerja sama untuk sesama manusia. Adapun perbaikan Allah SWT. ter– hadap keadaan manusia adalah berupa petunjuk agama dan diutusnya Nabi dan Rasul, yang hal itu disempurnakan de– ngan diutusnya Nabi dan Rasul terakhir, yang merupakan rahmat bagi seluruh alam. Dengan diutusnya itu, akidah umat
islam telah diperbaiki, akhlak dan tata kesopanan mereka telah dibimbing. Se– bab beliau telah menghimpun akhlak dan kesopanan itu bagi umat manusia. Segala kemaslahatan ruhani dan jasadi dan telah disyari’atkan pula bagi mereka saling menolong dan saling mengasihi telah saling memelihara bagi mereka. Keadilan dan persamaan telah disyari’atkan bagi mereka. Musyawarah yang terkait de– ngan suatu kaidah, menolak hal yang merusak, dan memelihara hal-hal yang maslahat. Dengan demikian, agama me– reka melebihi agama-agama lainnya.11 Kehidupan alam dalam pandangan islam berjalan di atas prinsip keselarasan dan keseimbangan. Alam semesta ber– jalan atas dasar pengaturan yang serasi dan dengan perhitungan yang tepat. Sekalipun di dalam alam ini tampak se– perti unit-unit yang berbeda. Semuanya berada dalam satu sistem kerja yang saling mendukung, saling terkait, dan sa– ling tergantung satu sama lain. Artinya, apabila ada satu unit atau bagian yang rusak pasti menyebabkan unit atau ba– gian lain menjadi rusak pula. Prinsip keteraturan yang serasi dan perhitungan yang tepat seharusnya menjadi pegangan atau landasan berpijak bagi manusia da– lam menjalani kehidupan di muka bumi ini. Dengan demikian, segenap tindakan manusia harus didasarkan atas perhitu– ngan-perhitungan cermat yang diharap– kan dapat mendukung prinsip ketera– turan dan keseimbangan tersebut. Dalam fiqh terdapat ketentuan dasar bahwa semua makhluk mempunyai sta– tus hukum muhtaram, bukan dalam arti terhormat, tetapi harus dilindungi eksis– tensinya. Jika makhluk hidup, maka siapapun terlarang membunuhnya. Jika 11
10
Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurtubi, h. 123-124
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Beirut: Dar al-Fikr, 1993. hal.314-315
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya
|
335
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Aan Najib
makhluk tak bernyawa, maka siapapun terlarang merusak binasakannya. Dengan kata lain, semua makhluk harus dilindu– ngi hak-haknya.12 Eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam dilihat sebagai penye– bab untama terjadinya bencana alam se– perti longsor maupun banjir di Indonesia dalam kurun waktu setahun terakhir ini. Bencana ala mini tidak hanya telah mengakibatkan ratusan manusia kehila– ngan nyawa, tetapi ribuan manusia kehi– langan nyawa juga kehilangan tempat tinggal mereka. Bencana lingkungan seperti tsunami, tanah longsor, lumpur, dan gempa adalah sederet bencana yang silih berganti. Te– tapi, bencana-bencana tersebut tidak sela– manya disebabkan faktor alam. Banjir dan tanah longsor misalnya, merupakan bencana yang tidak bisa dipisahkan de– ngan faktor manusia yang kurang ramah dengan alam dan lingkungannya sendiri. Hal ini sesuai dengan Firman Allah surat Ar-Rum ayat 41
ت أ َْيِدي ْ اد ِفي اْل َبِّر َواْل َب ْح ِر بِ َما َك َس َب ُ ظَهَ َر اْلفَ َس ِ َِّ ِ ِ ِ الن َّ َّ ون َ اس لُيذيقَهُ ْم َب ْع َ ض الذي َعملُوا لَ َعلهُ ْم َي ْرِج ُع
)١٩(
Kerusakan telah terjadi di darat dan di lautan ka– rena dosa-dosa yang dilakukan oleh tangan-tangan manusia, biar mereka dapat merasakan dari apa yang mereka lakukan, agar mereka mau kembali (taubat)”
Dalam pelajaran ekologi manusia, kita dikenalkan pada teori tentang hu– bungan manusia dengan alam, salah satunya adalah anthrophosentis. Di sana dijelaskan mengenai hubungan manusia 12
Ali Yafie, Merintis Fiqh Lingkungan Hidup. Jakarta: Yayasan Amanah. 2006. hal 173-174
336
dan alam. Di mana manusia menjadi pusat dari alam. Maksudnya semua yang ada di alam ini adalah untuk manusia. Allah SWT. Juga menjelaskan dalam Al-Qur’an, bahwa semua yang ada di ala mini memang sudah diciptakan untuk kepentingan manusia.
ِ ِ ق لَ ُكم ما ِفي األر َِّ )٠١( يعا ً ض َجم ْ َ ْ َ َُه َو الذي َخل
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu” (QS.al Baqarah [2]: 29)
Ajaran Islam menawarkan kesempa– tan untuk memahami Sunnatullah serta menegaskan tanggung jawab manusia. Ajaran Islam tak hanya mengajarkan un– tuk mengambil manfaat dari sumber daya alam, tetapi juga mengajarkan aturan main dalam pemanfaatannya di mana ke– sejahteraan bersama yang berkelanjutan sebagai hasil keseluruhan yang diingin– kan. Salah satu Sunnah Rasulullah SAW menjelaskan bahwa setiap warga masya– rakat berhak mendapatkan manfaat dari suatu sumber daya alam milik bersama untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya sepanjang tidak melanggar, menyalahi atau menghalangi hak-hak yang sama yang juga dimiliki orang lain sebagai warga masyarakat. Penggunaan sumber daya yang langka atau terbatas harus diawasi dan dilindungi. Agama dan lingkungan, membentuk pandangan baru terhadap alam, misalnya pamahaman kontekstual kitab-kitab suci dan tradisi religius keagamaan tentang alam, meningkatkan kesadaran untuk membangun basis untuk aksi, baik melalui fiqh lingkungan/teologi lingku– ngan, pemuka agama, dan lembaga ke– agamaan. Islam menekankan umatnya yang menjaga kelestarian lingkungan dan berlaku arif terhadap alam. Dalam QS. Al-Anbiya [21] :35-39 Allah mengisahkan
|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Nilai-Nilai Pendidikan Lingkungan Hidup dalam al-Qur’an
kasus Nabi Adam as. Adam telah diberi peringatan Allah untuk tidak mencabut dan memakan buah khuldi. Namun, ia melanggar larangan itu. Akhirnya, Adam terusir dari surga. Karena Adam telah merusak ekologi surga, ia terlempar ke padang yang tandus, kering, panas dan gersang. Doktrin ini mengingatkan ma– nusia agar sadar terhadap persoalan ling– kungan dan berikhtiar memelihara eko– sistem alam. Hukum pelestarian lingkungan hi– dup adalah fardhu kifayah. Artinya, semua orang baik individu maupun kelompok dan perusahaan bertanggung jawab ter– hadap pelestarian lingkungan hidup, dan harus dilibatkan dalam penanganan ke– rusakan lingkungan hidup. Hanya saja, di antara yang paling bertanggung jawab dan menjadi pelopor atas kewajiban ini adalah pemerintah. Sebab, pemerintah adalah pihak yang mengemban amant untuk mengurus urusan rakyat termasuk lingkungan hidup. Selain itu, pemerintah juga memiliki seperangkat kekuasaan un– tuk menggerakkan kekuatan menghalau pelaku kerusakan lingkungan hidup. Ke– wajiban masyarakat adalah membantu pemerintah dalam menyelesaikan masa– lah lingkungan hidup. Selagi lingkungan hidup masih terce– mar, maka kita semua berdosa. Jika far– dhu kifayah belum tuntas, maka usaha untuk memenuhi kewajiban tidak boleh berhenti. Dosa yang paling besar ditang– gung pelaku pengrusakan dan pencema– ran lingkungan hidup, pemerintah dan pada tingkatan terakhir anggota masya– rakat. Kenapa masyarakat juga berdosa? Karena masyarakat juga berkewajiban mencegah, mengingatkan, memelihara dan memberikan keteladanan yang baik dalam pelestarian lingkungan hidup.13 13
Quraish Sihab, M, Tafsir Al-Misbah jilid 5. hal 123
Sumber Daya Vital dan Problematikanya Manusia telah sedikit banyak berha– sil mengatur kehidupannya sendiri (birth control maupun death control) dan seka– rang dituntut untuk mengupayakan ber– langsungnya proses pengaturan yang normal dari alam dan lingkungan agar selalu dalam keseimbangan. Khususnya yang menyangkut lahan (tanah), air dan udara, karena ketiga unsur tersebut me– rupakan sumber daya yang sangat pen– ting bagi manusia. a. Sumber Daya Lahan atau Tanah Manusia berasal dari tanah dan hi– dup dari dan di atas tanah. Hubungan antara manusia dan tanah sangat erat. Kelangsungan hidup manusia di antara– nya tergantung dari tanah dan sebalik– nya, tanahpun memerlukan perlindungan manusia untuk eksistensinya sebagai ta– nah yang memiliki fungsi.14 Allah SWT berfirman:
ِ األر ض َك ْم أ َْن َبتَْنا ِفيهَا ِم ْن ُك ِّل ْ أ ََولَ ْم َي َرْوا إِلَى ِ ِ ٍ ان َ ) إِ َّن في َذل َك٧( َزْو ٍج َك ِريم َ آليةً َو َما َك ِ )٨( ين َ أَ ْكثَُرُه ْم ُم ْؤ ِمن
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuhan-tumbuhan yang baik? Sesungguhnya pada yang demikian itu be– nar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah. Dan kebanyakan mereka tidak Beriman.” (QS. asy-Syu’ara’[26] : 7-8)
Dengan lahan itu manusia bisa mem– buat tempat tinggal, bercocok tanam, dan melakukan aktivitas lainnya. Namun, pemandangan ironis di In– donesia terlihat cukup mencolok di anta–
14
Moh. Soerjani, dkk. 1987. Lingkungan : Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan. Jakarta. UIPress. Hal. 39.
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya
|
337
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Aan Najib
ranya penebangan hutan untuk ekspor (tanpa diikuti upaya peremajaan yang memadai) dan perluasan kota yang mele– bar, mencaplok tanah-tanah subur pede– saan. Polis berkembang menjadi metropolis untuk kemudian membengkak menjadi megapolis (beberapa kota besar luluh jadi satu) dan Ecumenopolis (negara kota). Akhirnya salah satu nanti akan menjadi Necropolis (kota mayat).15 Penebangan hutan tanpa diikuti pe– remajaan kembali menyebabkan rusak– nya tanah perbukitan sehingga terjadi bencana tanah longsor. Apalagi adanya kebakaran hutan di Indonesia semakin menyebabkan rusaknya ekologi hutan. Padahal keberadaan hutan sangat ber– guna bagi keseimbangan hidrologik dan klimatologik, termasuk sebagai tempat perlindungannya binatang.16 Adanya pembangunan tata ruang yang kurang baik, seperti pembangunan kota dan perumahan, menyebabkan kian sempitnya lahan pertanian yang subur. Selain itu, juga terjadi kerusakan tingkat kesuburan tanah yang disebabkan pema– kaian teknologi kimiawi yang over dosis. Dan bahkan pemakaian pupuk kimiawi tersebut merusak ekosistem pertanian, di antaranya semakin resistensi dan resur– jensinya hama dan penyakit tanaman. Sehingga hasil produksi pertanian pun menurun yang akhirnya berdampak pada kehidupan sosial-ekonomi penduduk. Melihat kenyataan tersebut, mestinya perkara konservasi tanah dan lahan su– dah merupakan suatu keharusan, condi– tion sine qua non, demi berlangsungnya kehidupan manusia. Usaha yang dapat dilakukan antara lain reboisasi, perenca– naan tata ruang yang baik (lahan subur 15
Eko Budihardjo, 1997. Lingkungan Binaan dan Tata Ruang Kota. Yogyakarta. Andi Offset. Hal. 26-27 16 Lihat Kompas, 18 Januari 2001. Hal. 8, 18
338
untuk pertanian dan lahan tandus untuk industri atau bangunan), dan penerapan sistem pertanian yang ramah lingkungan (pertanian organik). b. Sumber Daya Air Selain lahan atau tanah, yang tak ka– lah pentingnya ialah air. Allah berfirman:
ٍ ِ ِ ون َ َو َج َعْل َنا م َن اْل َماء ُك َّل َش ْيء َح ٍّي أَفَال ُي ْؤ ِمُن )٠٢( dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?
Manusia membutuhkan air untuk hidupnya, karena dua pertiga tubuh ma– nusia terdiri dari air. Allah SWT juga berfirman: “Dan Kami beri minum kamu dengan air tawar ?” (QS. Al-Mursalat [77]: 27). Dan bahkan tanpa air seluruh gerak kehidupan akan terhenti. Yang ironis adalah bahwa kekeri– ngan datang silih berganti dengan banjir. Pada suatu saat kita kekurangan air, tapi pada saat yang lain justru kelebihan air. Mestinya manusia bisa mengatur sedemi– kian hingga sepanjang waktu bisa cuku– pan air (tidak kurang dan tidak lebih). Hal itu sebenarnya telah ditunjukkan oleh alam dalam bentuk siklus hidrologis dari air yang berlangsung terus menerus, vo– lume air yang dikandungnya tetap, hanya bentuknya yang berubah. Allah SWT ber– firman: “Demi langit yang mengandung hujan (raj’i)” (QS. Ath-Thariq [86]: 11). Kata Raj’i berarti “kembali”. Hujan dina– makan raj’i dalam ayat ini, karena hujan itu berasal dari uap air yang naik dari bu– mi (baik dari air laut, danau, sungai dan lainnya) ke udara, kemudian turun ke bumi sebagai hujan, kemudian kembali ke atas, dan dari atas kembali ke bumi
|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Nilai-Nilai Pendidikan Lingkungan Hidup dalam al-Qur’an
dan begitulah seterusnya. Atau terkenal dengan siklus hidrologik. Kisah perjalanan air yang urut dan runtut itu telah memberikan kontribusi vital pada daur kehidupan dan pembaha– ruan sumber daya alam. Namun manusia melakukan sesuatu yang menyebabkan terhambatnya siklus hidrologi tersebut. Manusia membuat saluran drainase de– ngan lapisan semen yang kedap air dan mengecor jalan dengan semen, sehingga air mengalir cepat ke laut dan menging– kari fungsinya sebagai pemberi kehidu– pan (life giving role). Dan menipislah per– sediaan air tanah. Sungai-sungai yang dulu sebagai organisme yang mampu memamah biak benda-benda yang di– buang kedalamnya dan memberikan pa– sokan air bersih yang memadai untuk kehidupan. Sekarang sungai-sungai ter– sebut lebih berwujud tempat pem– buangan sampah yang terbuka, dijejali de–ngan limbah industri dan buangan rumah tangga yang tak mungkin lagi atau tak mudah dicerna guna menghasilkan air yang sedikit bersih sekalipun. Kerusakan lingkungan pada ekosis– tem pantai yakni rusaknya hutan bakau (mangrove) di tepi pantai, seperti di Cila– cap, dan rusaknya terumbu karang. Pa– dahal hutan bakau dan terumbu karang sangat berfungsi bagi keseimbangan dan keberlangsungan ekosistem pesisir dan lautan, rantai makanan, melindungi abra– si laut dan keberlanjutan sumber daya lautan.17 Sumber Daya Udara Selain ke– dua sumber daya tersebut di atas, ciptaan Allah SWT yang tidak kalah penting te– tapi sering terlupakan atau disepelekan adalah udara.
17
Widi Agus Pratikno, dkk. 1997. Perencanaan Fasilitas Pantai dan Laut. Yogyakarta. BPFE. Hal. 10-12.
Upaya yang bisa ditempuh antara lain: memperluas kawasan hijau (hutan kota), memakai bahan bakar akrab ling– kungan (BBL), knalpot dipasang filter, dan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi. Kerusakan Lingkungan Manusia telah diperingatkan Allah SWT dan Rasul-Nya agar jangan mela– kukan kerusakan di bumi, akan tetapi manusia mengingkarinya. Allah SWT berfirman: “Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah membuat kerusakan di muka bumi”, mereka menjawab: “Se– sungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS. Al-Baqarah [2] : 11). Keingkaran mereka disebabkan karena keserakahan mereka dan mereka mengingkari petunjuk Allah SWT dalam mengelola bumi ini. Sehingga terjadilah bencana alam dan kerusakan di bumi ka– rena ulah tangan manusia. Allah SWT berfirman:
ت أ َْيِدي ْ اد ِفي اْل َبِّر َواْل َب ْح ِر بِ َما َك َس َب ُ ظَهَ َر اْلفَ َس ِ َِّ ِ ِ ِ الن َّ َّ ون َ اس لُيذيقَهُ ْم َب ْع َ ض الذي َعملُوا لَ َعلهُ ْم َي ْرِج ُع ِ ِ ِ األر ان َ ض فَ ْانظُُروا َك ْي َ ف َك ْ ) ُق ْل س ُيروا في١٩( ِ ِ َِّ ِ ين َ ان أَ ْكثَُرُه ْم ُم ْش ِرك َ ين م ْن قَْب ُل َك َ َعاق َبةُ الذ )١٠( “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. Katakanlah: “Adakan per– jalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagai– mana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang memper– sekutukan (Allah).” (QS. Ar-Rum [30]: 41-42).
Di samping adanya problematika ke– tiga sumber daya vital di atas, Otto Soe–
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya
|
339
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Aan Najib
marwoto membagi kerusakan lingkungan yang mengancam kehidupan bumi men– jadi dua, yaitu kerusakan yang bersifat regional (seperti hujan asam) dan yang bersifat global (seperti pemanasan global, kepunahan jenis, dan kerusakan lapisan ozon di stratosfer).18 Hujan asam disebabkan oleh pence– maran udara yang berasal dari pembaka– ran bahan bakar fosil, yaitu gas bumi, minyak bumi dan batu bara. Pembakaran itu menghasilkan gas oksida belerang dan oksida nitrogen. Kedua jenis itu dalam udara mengalami reaksi kimia dan beru– bah menjadi asam (berturut-turut men– jadi asam sulfat dan asam nitrat). Asam yang langsung mengenai bumi disebut deposisi kering dan asam yang terbawa hujan yang turun ke bumi disebut des– posisi basah. Keduanya disebut hujan asam. Hujan asam menyebabkan kema– tian organisme air sungai dan danau serta kerusakan hutan dan bangunan. Pemanasan global (global warning) adalah peristiwa naiknya intensitas efek rumah kaca (ERK) yang terjadi karena adanya gas dalam atmosfer yang menye– rap sinar panas (sinar inframerah) yang dipancarkan bumi. Gas itu disebut gas rumah kaca (GRK). Dengan penyerapan itu sinar panas terperangkap sehingga naiklah suhu permukaan bumi. Seandainya tidak ada GRK dan kare– na itu tidak ada ERK, suhu permukaan bumi rata-rata hanya -18oC saja, terlalu dingin bagi kehidupan makhluk. Dengan adanya ERK suhu bumi adalah rata-rata 15oC, sehingga ERK sangat berguna bagi kehidupan di bumi. Akan tetapi, akhirakhir ini semakin naiknya kadar GRK da– lam atmosfer, yaitu CO2 dan beberapa gas lain (seperti CO2, CH4, dan N2O) menye– babkan naiknya intensitas ERK, sehingga 18
Otto Soemarwoto. 1997. Ekologi, Lingkungan …… h. 61
340
suhu permukaan bumi akan naik pula. Inilah yang disebut global warning. Berba– gai dampak negatif pemanasan global, yaitu menyebabkan perubahan iklim se– dunia (perubahan curah hujan), naiknya frekuensi maupun intensitas badai (se– perti di Banglades dan Filipina semakin menderita), dan bertambahnya volume air laut dan melelehnya es abadi di pegu– nungan dan kutub. Hal itu juga menye– babkan keringnya tanah dan kekeringan yang berdampak negatif terhadap perta– nian dan perikanan. Bertambahnya volu– me air laut, maka permukaan laut akan naik. Dengan laju kenaikan kadar GRK seperti sekarang diperkirakan pada seki– tar 2030 suhu akan naik 1,5-4,5oC. Kenai– kan suhu ini menyebabkan naiknya per– mukaan laut 25-140 cm. Dampak naiknya permukaan laut yakni tergenangnya daerah pantai, tambak, sawah dan kota yang rendah seperti Jakarta, Surabaya, dan Semarang serta beberapa pulau di Indonesia. Kenaikan permukaan laut juga menyebabkan laju erosi pantai. Untuk ke– naikan permukaan laut 1 cm, garis pantai akan mundur 1m, sehingga kenaikan permukaan laut 25-140 cm, garis pantai mundur 25-140 m. Kepunahan jenis berarti hilangnya sumber daya gen yang mengurangi ke– mampuan kita dalam pembangunan per– tanian, perikanan, peternakan, dan kehu– tanan. Penyebabnya antara lain karena adanya hujan asam dan penyusutan luas hutan, serta penggunaan sistem mono– kultur atau varietas unggul sehingga varietas lokal hilang, seperti varietas padi lokal yang hampir sirna. Ozon ialah senyawa kimia yang ter– diri atas tiga atom oksigen. Di lapisan atmosfer yang rendah ia mengganggu kesehatan dan di lapisan atas atmosfer ia melindungi makhluk hidup dari sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari.
|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Nilai-Nilai Pendidikan Lingkungan Hidup dalam al-Qur’an
Apabila kadar ozon di stratosfer berku– rang, kadar sinar ultraviolet yang sampai ke bumi bertambah. Maka resiko untuk mengidap penyakit kanker kulit, katarak dan menurunnya kekebalan tubuh akan meningkat. Penurunan kadar ozon dise– babkan karena rusaknya ozon oleh sego– longan zat kimia yang disebut clorofuo– rokarbon yang banyak digunakan dalam industri dan kehidupan kita, seperti gas freon (pendingin AC dan kulkas), gas pendorong dalam aerosol (parfum, hair– spray, dan zat racun hama) dan lainnya. Bila tetap saja bersikeras kepala men– jejalkan gas rumah kaca ke atmosfer, se– belum akhir abad mendatang pasti terjadi perubahan iklim yang tak terduga, ba– nyak angin ribut dan angin topan, air laut meredam pulau-pulau berdataran ren– dah, disamping munculnya padang pasir baru karena bumi yang makin panas. Upaya nyata yang perlu dilakukan untuk menghindari bencana itu antara lain dengan menggunakan energi secara efisien, mengembangkan sumber energi baru dan aman, mencegah terjadinya kebakaran dan penggundulan hutan atau penebangan pohon secara besar-besaran, menanam pepohonan baru, menggalakan penggunaan transportasi umum. Atau kampanye besar-besaran untuk mengu– rangi penggunaan traktor, diesel, lemari es, kaleng semprot, AC dan lain-lain. Langkah ini mudah diucapkan tapi sulit dilaksanakan. Namun hal itu tetap harus dilakukan, seperti yang dicetuskan oleh Gurmit Singh: “Global warning on global warming demands global action”. Peringatan global terhadap pemanasan global me– nuntut adanya tindakan global. Solusi Pengelolaan Lingkungan Proses kerusakan lingkungan berja– lan secara progresif dan membuat ling–
kungan tak nyaman bagi manusia, bah– kan jika terus berjalan akan dapat mem– buatnya tidak sesuai lagi untuk kehidu– pan kita. Itu semua karena ulah tangan manusia sendiri, sehingga bencananya juga akan menimpa manusia itu sendiri QS. Ar-Rum [30]: 41-42. Untuk mengatasinya, pendekatan yang dapat dilakukan di antaranya de– ngan pengembangan Sumber Daya Man– usia yang handal, pembangunan lingku– ngan berkelanjutan, dan kembali pada petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya da– lam pengelolaan lingkungan hidup. Ada– pun syarat SDM handal antara lain SDM sadar akan lingkungan dan berpanda– ngan holistis, sadar hukum, dan mempu– nyai komitmen terhadap lingkungan. Kita diajarkan hidup serasi dengan alam sekitar kita, dengan sesama manusia dan dengan Allah SWT. Allah berfirman: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmatan lil’alamiin” (QS. Al-Anbiya’ [21]: 107). Pandangan hidup ini mencerminkan pandangan yang holistis terhadap kehi– dupan kita, yaitu bahwa manusia adalah bagian dari lingkungan tempat hidupnya. Dalam pandangan ini sistem sosial ma– nusia bersama dengan sistem biogeofisik membentuk satu kesatuan yang disebut ekosistem sosiobiogeofisik, sehingga manu– sia merupakan bagian dari ekosistem tempat hidupnya dan bukannya hidup diluarnya. Oleh karenanya, keselamatan dan kesejahteraan manusia tergantung dari keutuhan ekosistem tempat hidup– nya. Jika terjadi kerusakan pada ekosis– temnya, manusia akan menderita. Karena itu walaupun biogeofisik merupakan sum– ber daya bagi manusia, namun peman– faatannya untuk kebutuhan hidupnya dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada ekosistem. De– ngan begitu manusia akan sadar terhadap
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya
|
341
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Aan Najib
hukum yang mengatur lingkungan hidup dari Allah SWT dan komitmen terhadap masalah-masalah lingkungan hidup. Pandangan holistik berarti semua permasalahan kerusakan dan pengelo– laan lingkungan hidup menjadi tanggung jawab semua pihak (pemerintah, LSM, masyarakat, maupun orang perorang) dan semua wilayah (baik lokal, regional, nasional, maupun internasional). Atau dalam konsep lingkungan hidup harus dikelola secara integral, global dan univer– sal menuju prosperity dan sustainability. Metode Pendidikan Lingkungan Hidup 1. Dengan pembiasaan, anak-anak di rumah sejak dini diajari cara mem– buang dan mengelola sampah dan tanaman. Dengan demikian rasa cinta lingkungan akan tertanam. 2. Menjadikan sekolah sebagai sekolah adiwiyata, Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat mencerminkan kebe– radaan warga sekolah yang ada mulai dari siswa, guru, staf, karyawan, sam– pai orang tua siswa bertanggung ja– wab terhadap penciptaan lingkungan. 3. Pembelajaran dilakukan secara active learning dan joyfull learning di luar ke– las. Dengan kegiatan di luar ke– las, siswa diharapkan memiliki kuali– tas keimanan yang meningkat, akhlaq mulia, kesadaran lingkungan yang terwujud melalui perilaku ramah lingkungan untuk meningkatkan kualitas hidup. 4. Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang terintegrasi ke semua mata pelajaran. Pendidikan ini meru– pakan sistem pembelajaran yang menjadikan alam dan lingkungan
342
sekitarnya sebagai media dengan te– ma-tema alam dan lingkungan. 5. Pembelajaran yang mengintegrasikan tema lingkungan merupakan suatu proses yang berkesinambungan dal– am mengembangkan fitrah dan fungsi manusia dengan pendekatan guru se– bagai Uswatun Hasanah, 6. Pendekatan yang digunakan membe– rikan pengajaran leaning by doing yang mengkondisikan siswa pada alam se– kitar dan kehidupan nyata, dengan suasana menyenangkan untuk me– ngembangkan kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) untuk mempersiapkan anak menjadi kholifah Allahl fil ardh Kesimpulan Ini adalah alasan mengapa Allah me– nyebutkan dalam Al-Qur’an tentang pen– tingnya lingkungan hidup dan cara-cara Islami dalam mengelola dunia. Kualitas lingkungan hidup sebagai indikator pem– bangunan dan ajaran Islam sebagai tek– nologi untuk mengelola dunia jelas me– rupakan pesan strategis dari Allah SWT untuk diwujudkan dengan sungguhsungguh oleh tiap muslim. Pengetahuan seharusnya mendatangkan kepahaman yang mampu mengubah idealita menjadi realita. Aktualisasi nilai-nilai Islam dalam pengelolaan lingkungan, Insya Allah membuat mimpi akan menjadi aksi. Dan Indonesia di 2030 kelak, adalah wajah kita saat ini. Tak ada kata lain, persiapkan bekal lebih banyak menuju rimbawan yang memiliki integritas. []
|
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Nilai-Nilai Pendidikan Lingkungan Hidup dalam al-Qur’an
DAFTAR PUSTAKA
Budihardjo, Eko, Lingkungan Binaan dan Tata Ruang Kota. Yogyakarta. Andi Offset. 1997 Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka, 1990 Majid, Abdul bin Aziz Al-Qur’an Zindani (et. Al.). Mujizat Al-Qur’an dan As-Sunnah Tentang IPTEK. Jakarta. Gema Insani Press. 1997 Mitchell, Bruce, dkk. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. 2000 Pratikno, Widi Agus, dkk. Perencanaan Fasilitas Pantai dan Laut. Yogyakarta. BPFE. 1997. Qaradlawi, Yusuf,. Fiqih Peradaban: Sunnah Sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan. Surabaya. Dunia Ilmu. 1997 Soemarwoto, Otto, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta. Djambatan. 1997 Soerjani, Moh, dkk. Lingkungan: Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan. Jakarta. UI-Press. 1987 Sulaiman bin al-Asy’ats, Abu Daud, Sunan Abi Daud, Bandung, Dahlan, Juz III, tt. Tajuddin, Imam ‘Abd al-Wahhab bin as-Subky, Jam’ul Jawami’, Singapur, Sulaiman Mar’I, Juz I, tt.
Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya
|
343
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id