ANALISIS INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP DAMPAK DAYA PENDENGARAN PEKERJA DI DIPO LOKOMOTIF SEMARANG PONCOL, JAWA TENGAH 1 Augestinas P.Hendiana ,Ir.Irawan Wisnu Wardana, MS2,Arya Rezagama, ST,MT3 email:
[email protected] ABSTRACT The railways are not only give a positive effect on society, but also the negative effect. The process of repair and maintenance on the railway will potentially effects noise. Environmental pollution that is caused by noise in the long term at the locomotive’s depot needs to be managed so it doesn’t interfere with the health of workers which affects hearing loss. This study was a field experiment research using cross-sectional. The study was a description method that
research study intended to investigate the circumstances, conditions, or the other things that the results presented in the form of research reports. The results of the study in Semarang Poncol Locomotive Depot show that the noise contours are depend on the differences of noise measurements time at each point and the differences of checking process and Locomotives & KRD maintenance time. The noise intensity both in the day and night are 77.33 dBA where those value exceeds the quality standards according to Kep48 / MENLH / 11/1996. The noise causes the downgrade of workers hearing capacity by 27.28% in the left and right ears before and after using the earplug. Through the research of earplug users, it shows that there are some changes of hearing capability when using and not using earplugs. If the locomotive depot workers are wearing earplugs, it can reduces the noise by ± 10 dBA. Keywords: noise, contour noise, hearing capability, ear plugs
I.
sering dikeluhkan oleh masyarakat, hal
PENDAHULUAN
tersebut
1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini kereta api merupakan transportasi dengan multi keunggulan
komparatif
yaitu
massal, serta adaptif dengan perubahan Perkeretaapian
memberikan
dampak
masyarakat
sekitarnya,
tidak
manusia
meneliti
tentang kebisingan suara pada suatu lingkungan.
hemat
lahan dan energy, rendah polusi, bersifat teknologi.
membuat
1.2 Identifikasi Masalah Permasalahan yang diangkat dalam
saja
penelitian ini terkait dengan dampak
positif
bagi
yang
tetapi
juga
aktivitas
ditimbulkan perbaikan
akibat
kebisingan
dan
perawatan
kemungkinan dampak negative berupa
lokomotif kereta api terhadap lingkungan
pencemaran
dan pekerja.
udara,
kebisingan,
dan
getaran. Seiring dengan kompleksnya kehidupan
manusia,
menyebabkan
kebisingan yang berlebihan di beberapa
1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dikhususkan
lingkungan. Kebisingan yang berlebihan pada penyusunan analisis intensitas Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang Semarang
kebisingan terhadap dampak daya
1.5 Tujuan Penelitian
pendengaran pekerja Dipo Lokomotif
Tujuan dari penelitian ini adalah:
Semarang Poncol antara lain:
1. Menganalisis
1. Lokasi penelitian dilakukan di dalam Dipo Lokomotif Semarang Poncol. 2. Penelitian yang dilakukan meliputi pengukuran kebisingan, menganalisis
bentuk
kontur
kebisingan dari aktivitas perbaikan dan perawatan lokomotif kereta di Dipo Lokomotif Semarang Poncol 2. Menganalisis
prakiraan
dampak
dampak yang ditimbulkan terhadap
kebisingan terhadap daya pendengaran
daya
pekerja.
pendengaran
pekerja
dan
3. Menganalisis pengaplikasian alat ear
pengaplikasian earplug. 3. Pengukuran dilakukan sesuai dengan jadwal perbaikan dan
perawatan
plug
untuk
mengurangi
dampak
kebisingan pekerja.
lokomotif kereta api dan waktu pengambilan sampel.
1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini antara lain:
1.4 Perumusan Masalah Perumusan
Masalah
dari
1. Secara teoritis dari penelitian ini
penelitian ini adalah:
adalah
1. Bagaimana peta kontur kebisingan
berupa data primer tentang tingkat
(Contour Noise) yang dihasilkan dari
kebisingan dari lokomotif kereta api
aktivitas perbaikan dan perawatan
serta mengetahui bentuk dampak
lokomotif kereta?
kebisingan terhadap lingkungan dan
2. Bagaimana
prakiraan
dampak
memberikan
sumbangan
pekerja.
kebisingan terhadap daya pendengaran
2. Kegunaan praktis dari penelitian
pekerja di Dipo Lokomotif Semarang
adalah sebagai upaya pengenalan
Poncol?
kebisingan yang disebabkan oleh
3. Bagaimana pengaplikasian alat ear plug
untuk
mengurangi
kebisingan pekerja?
dampak
berbagai kegiatan perbaikan dan perawatan lokomotif kereta api di dipo lokomotif semarang poncol dan
sebagai bahan evaluasi para pekerja
(suara) ke dalam lingkungan hidup
dipo terhadap dampak kebisingan.
sedemikian rupa sehingga mengganggu
3. Kegunaan akademis yang diperoleh peneliti
adalah untuk
persyaratan
guna
memenuhi
menyelesaikan
peruntukannya, lingkungan
maka termasuk
gangguan
Strata Satu, Fakultas Teknik, Jurusan
kesehatan manusia.
Lingkungan,
kategori
pencemaran karena dapat menimbulkan
pendidikan pada Program Sarjana Teknik
kebisingan
terhadap
kenyamanan
dan
Universitas
Diponegoro, Semarang.
2.3 Dampak
Kebisingan
Terhadap
Tenaga Kerja Bising
II. TINJAUAN PUSTAKA
gangguan
2.1 Kebisingan Definisi
kebisingan
menyebabkan
terhadap
tenaga
berbagai kerja.
menurut
Gangguan dapat digolonggankan menjadi
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
golongan gangguan auditory, misalnya
No. 48 Tahun (1996: 4), kebisingan
gangguan pendengaran. Gangguan non
merupakan suatu
auditory contohnya berupa gangguan
bunyi yang tidak
diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam
komunikasi,
ancaman
bahaya
tingkat dan waktu tertentu yang dapat
keselamatan,
menurunnya
performana
menimbulkan
kerja, kelelahan dan stress. Secara rinci
gangguan
kesehatan
manusia dan kenyaman lingkungan.
dampak
kebisingan
terhadap
pekerja
dijelaskan sebagai berikut: a. Gangguan Fisiologis
2.2 Noise Mapping Pemetaan kebisingan adalah suatu sketsa
yang
sangat
teliti
Pada umumnya, bising bernada tinggi
yang
sangat mengganggu, apalagi bila terputus-
menggambarkan letak relatif dari semua
putus atau yang datangnya tiba-tiba.
titik sampling kebisingan. Dalam sketsa
Gangguan dapat
ini ditambahkan data tingkat kebisingan
tekanan darah (± 10 mmHg), peningkatan
di titik sampling kebisingan. Dari sudut
nadi, konstriksi pembuluh darah perifer
pandang lingkungan, kebisingan adalah
terutama pada tangan dan kaki.
masuk atau di masukkannya energi
berupa
peningkatan
b. Gangguan Psikologis Kebisingan gangguan
2.4 Faktor
dapat
psikologis
menimbulkan
faktor
Mengurangi
Kebisingan
berupa
Ada
kecemasan, kurang konsentrasi, susah
mengurangi
tidur,
Gangguan
mengurangi
bising
psikologis akibat kebisingan tergantung
mengurangi
pada
pada intensitas, frekuensi, periode, dan
propagasinya,
lama kejadian.
penerimanya. Metode yang paling umum
c. Gangguan Komunikasi
yang
dan
cepat
Gangguan
yang
-
marah.
komunikasi
biasanya
menutupi pendengaran yang kurang jelas)
menggunakan
atau
(APT).
suara.
Komunikasi pembicaraan harus dilakukan
pada
untuk seperti
sumbernya,
sepanjang
jalan
mengurangi digunakan
pada untuk
mengurangi efek-efek bising yang tidak diinginkan
kejelasan
cara
kebisingan
sekarang
disebabkan masking effect (bunyi yang gangguan
beberapa
adalah alat
dengan
cara
pelindung
telinga
Alat pelindung telinga adalah alat
dengan cara berteriak.
yang didesain untuk mengurangi tingkat
d. Gangguan Keseimbangan
kebisingan yang akan masuk kedalam
Bising yang sangat tinggi dapat
telinga. Penggunaan APT baru dilakukan
menyebabkan kesan berjalan di ruang
bila pengendalian secara teknis dan
angkasa atau melayang, yang dapat
administrative tidak dapat dilakukan.
menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual.
III. METODOLOGI PENELITIAN
e. Efek pada pendengaran
3.1 Jenis Penelitian
Pengaruh utama dari bising pada
Penelitian
ini
merupakan
kesehatan adalah kerusakan pada indera
penelitian lapangan. Penelitian dilakukan
pendengaran.
dalam skala lapangan yang mendekati
Pendengaran
manusia yang
kondisi nyata. Di dalam penelitian ini
berhubungan dengan komunikasi audio/
dilakukan pengukuran kebisingan untuk
suara.
mengetahui intensitas kebisingan serta
merupakan
salah
satu
indera
pemeriksaan
pendengaran
untuk
mengetahui apakah intensitas kebisingan
tersebut
berdampak
terhadap
daya
pendengaran pekerja di masa mendatang dalam Dipo Lokomotif Semarang Poncol.
3.3 Alat Penelitian Peralatan yang digunakan pada saat penelitian, yaitu: a. Meteran. b. Stop watch.
3.2 Metode Pengambilan Data
c. Alat Tulis.
a. Pengambilan Data Primer Beberapa jenis data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data tingkat kebisingan, data kuesioner dan data hasil test audiometri para karyawan terkait dengan kebisingan di Dipo Lokomotif Semarang Poncol. Data primer
diperoleh
melalui
beberapa
metode, yaitu: -
Pengamatan (observasi)
-
Pengukuran langsung di lapangan
-
Kuesioner
b. Pengambilan Data Sekunder Data sekunder perpustakaan
atau
diperoleh dari
laporan
penelitian
terdahulu. Beberapa kegiatan penelitian yang membutuhkan data sekunder adalah proses penentuan waktu, lokasi penelitian dan jumlah karyawan. Proses penentuan waktu penelitian dalam hal ini adalah menentukan waktu pengukuran intensitas kebisingan di Dipo Lokomotif Semarang Poncol.
d. GPS Map 60CSx merk Garmin e. Sound Level Meter (SLM) dengan Seri LS-4010 f. Audiometer dengan Merk Oscilla SM950.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran
Umum
Wilayah
Penelitian Dipo Lokomotif Semarang Poncol merupakan bagian dari PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi IV Semarang. Dipo
lokomotif
menyiapkan,
merupakan
memelihara,
pemeriksaan,
dan
tempat
melakukan
perbaikan
agar
Gambar 4.2 Kontur Kebisingan Pengukuran Siang Maksimum
lokomotif maupun armada KRD siap untuk menjalankan tugasnya. Dipo ini dilengkapi dengan bangunan, rel khusus untuk
pemeliharaan
dan
pencucian,
gudang persediaan suku cadang, serta pegawai pengelola dipo.
Gambar 4.2 Kontur Kebisingan Pengukuran Malam Minimum
4.2 Kontur Kebisingan Berdasarkan
hasil
pengukuran
selama delapan hari, didapatkan waktu saat kebisingan minimum dan maksimum sebagai berikut:
Gambar 4.2 Kontur Kebisingan Pengukuran Malam Maksimum Gambar 4.1 Kontur Kebisingan Pengukuran Siang Minimum
Dalam pengukuran kebisingan di atas
dinyatakan sebagai prioritas 3. Hal ini
terdapat pergerakan penyebaran intensitas
menyatakan bahwa pada prioritas 3
kebisingan. Adapun faktor yang dapat
diperlukan pengawasan dan perhatian
mempengaruhi hasil pengukuran yaitu:
secara berkesinambungan agar dampak
a. Adanya berbedaan waktu pengukuran
resiko kebisingan yang dialami pekerja
kebisingan disetiap titik. b. Adanya
perbedaan
pengecekan
dapat dikendalikan agar tidak berdampak
waktu
maupun
proses
perawatan
lokomotif dan krd.
Lokomotif
Semarang
Poncol
dimasa
sekarang maupun dimasa mendatang.
4.3 Hasil Audiometer Berdasarkan
buruk terhadap kesehatan pekerja Dipo
4.4 Analisis Penggunaan Ear Plug
hasil
pengukuran
Terdapat penurunan nilai ambang
audiometri, didapatkan 27,28% pekerja
dengar
dipo mengalami gangguan pendengaran
menggunakan
untuk telinga kiri maupun telinga kanan.
menggunakan earplug. Berdasarkan tabel
Terjadinya
pendengaran
hasil rata-rata nilai ambang dengar telinga
pekerja di dipo lokomotif semarang
didapatkan penurunan pendengaran saat
poncol akan lebih besar dialami pekerja
memakai ear plug sebesar 9,125 dBA
PDC (Pegawai Daily Check) daripada
untuk telinga kanan dan 12,334 dBA
pegawai kantor (umum). Secara Umum,
untuk
untuk mengetahui besarnya nilai resiko
disimpulkan bahwa apabila pekerja di
menggunakan
Dipo
kerusakan
perhitungan
sebagai
responden
telinga
saat
earplug
kiri.
lokomotif
tidak
dan
Sehingga
saat
dapat
semarang
poncol
maka
dapat
berikut:
memakai
earplug,
Risk=ConsequencexExporusexLikelihood
mengurangi kebisingan sebesar ±10 dBA.
= 5x1x6 = 30
V
Dari perhitungan diatas, level/
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
prioritas risiko fine didapatkan hasil yaitu
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
sebesar
1. Pada
30.
Berdasarkan
AS/NZS
4360:2004, pada tingkat resiko 20-70
penggambaran
kebisingan
(kontur
penyebaran kebisingan)
terdapat
pergerakan
intensitas
penyebaran
kebisingan
yang
1. Dilakukan
pengukuran
tingkat
kebisingan secara rutin agar dapat
dipengaruhi oleh: a. Adanya
5.2 Saran
berbedaan
waktu
dilakukan langkah pengendalian
pengukuran kebisingan disetiap
dampak
titik.
kebisingan di tempat kerja.
b. Adanya perbedaan waktu proses
negative
2. Sebaiknya
pihak
pengecekan maupun perawatan
Perusahaan
lokomotif dan krd.
pemeriksaan
2. Kebisingan yang terjadi di Dipo berpotensi
besar
merusak
daya
pendengaran pekerja. Berdasarkan hasil tes audiometri yang dilakukan
akibat Medical melakukan
audiometri
secara
rutim, agar dapat dilakukan upaya pencegahan dampak bahaya akibat kebisingan terhadap pekerja. 3. Sosialisasi
secara
rutin
Lokomotif
penggunaan earplug agar terhindar
Semarang Poncol, didapatkan hasil
dari resiko gangguan pendengaran
bahwa 27,28% nilai ambang degar
dimasa mendatang
11
pekerja
Dipo
telinga kanan maupun kiri pekerja mengalami penurunan daya dengar. 3. Pada
penelitian
pengaplikasian
DAFTAR PUSTAKA Ardanariswari. 2013. Tugas Akhir:
earplug dapat disimpulkan bahwa
Analisis
terdapat perubahan nilai ambang
Terhadap Perubahan Nilai Ambang
dengar
tidak
Batas Dengar Pekerja Sebelum dan
menggunakan ear plug dan saat
Setelah Terpapar Kebisingan di
menggunakan
Apabila
Unit Ring Frame Spinning 5 PT
pekerja di Dipo lokomotif semarang
APAC INTI CORPORA, Bawen-
poncol memakai ear plug, maka
Semarang.
dapat mengurangi kebisingan sebesar
UNDIP. Semarang
±10 dB.
responden ear
saat plug.
Atmaca,
Intensitas
Teknik
E.dkk.
Kebisingan
Lingkungan-
2005.
Jurnal:
Industrial Noise and Its Effects on Humans.Turkey
Evi. 2013. Tugas Akhir: Pemetaan Harian
Tingkat
Kebisingan
Pesawat Terbang Di Unit Apron Bandar
Udara
Semarang,
Ahmad
Jawa
–
Yani
Suma’mur,
PK.
Usaha Nasional: Surabaya. Tambunan, Kebisingan
Dengan
Menggunakan
Metode
(Occupational
Contour
Noise.
Teknik
Yogyakarta
Kementerian
Lingkungan
Hidup
Republik
Indonesia.
1996.
Keputusan
Menteri
Lingkungan
Hidup Nomor 48 Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan. Kolluru, RV. 1996. Risk Assessment and
Management
Handbook.
McGraw-Hill. New York Luxson, Muhammad. 2012. Jurnal: Kebisingan
di
Tempat
Kerja.
Palembang Olishifski, Julian B and Frank E Mc.Elroy.(1971). Fundamental of Industrial Hyglene. National Safety Council : Chicago Phersiana, Norra. Jurnal : Analisis Dan Pemetaan Kebisingana Akibat Aktifitas Kerja Pt Xyz. Teknik Lingkungan- ITS. Surabaya Sasongko, D., dkk. 2000. Kebisingan Lingkungan,
Badan
Penerbit
Universitas Diponegoro: Semarang.
Higiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja.
Tengah,
Lingkungan-UNDIP. Semarang
1987.
Benjamin.
2005.
ditempat
kerja
Noise).
Andi: