BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN WISATA ALAM BUNGA GARBERA DI KAWASAN WISATA BANDUNGAN
TA 135
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Taman Wisata Alam Bunga Garbera bertujuan untuk mewujudkan suatu rancangan Taman Wisata yang memanfaatkan potensi alam yang ada di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Lokasi Taman Wisata Alam ini terletak di di Jalan Sukorini, kelurahan Bandungan, kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Lokasi ini terkenal karena sudah banyak budidaya bunga hias di kelurahan Bandungan. 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1
Program Ruang Tabel 6.1
No.
Jenis Ruang
1 2 3
Lobby Front Area Ruang Makan
4
Area Dapur
5
Area Bar
6 7
Lavatory Musholla
Tabulasi Program Ruang Taman Wisata Alam Bunga Garbera Kapasitas
Standard (m2)
Sumber
AKTIVITAS RESTAURAN 20 orang Min 100 m2 SK 11 orang 1 DA 160 orang 1.6 m2 x jumlah DA pengunjung 11 1,4 m2 x jumlah MF dan DA pegawai pelanggan resto 32 orang 1.5 m2 x 20 % MF jumlah pelanggan resto 9 orang 1.5 m2/ orang DA 2 25 orang 0.8 m /orang DA
Total Sirkulasi 50% Total Keseluruhan (pembulatan) 1 2
Front Area Greenhouse
1 orang 40 orang
3
Kantor Pegawai Greenhouse
2 orang
Luas (m2)
Keterangan
100 30 384
1 unit 1 unit 1 unit
292
1 unit
48
1 unit
22 35
1 unit 1 unit
826 413 1239 AKTIVITAS GREENHOUSE 1.56 m x 1.43 m DA 0.9 m x panjang SNI bangunan (max 50 m) 9 m2 DA
Total Sirkulasi 40% Total Keseluruhan (pembulatan)
2.7 315
1 unit 1 unit
24
1 unit
341.7 136.68 479 AKTIVITAS FLORIST
ELSA GAMAWATISTA
21020112140150
102
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN WISATA ALAM BUNGA GARBERA DI KAWASAN WISATA BANDUNGAN
1 2 3
Galeri Bunga Counter Desk dan Kasir Teras Merangkai Bunga Gudang Lavatory
40 orang 1 orang 6 orang
4 5 9 orang Total Sirkulasi 30% Total Keseluruhan Total Keseluruhan Florist 1 Gudang 2 Lavatory Total Sirkulasi 30% Total Keseluruhan
1.56 m x 1.43 m/ unit
4 orang
1.5 m2/orang
TA 135 TSS, DA, AN DA
46 4.4
1 unit 1 unit
DA, AN
10
1 unit
AN DA
20 22 108.4 32.52 141 423
1 unit 2 unit
20 12 36 10.8 47
1 unit 4 unit
273
1 unit
40 31 58 58 x 2 116 56 56 x 2 112 30 m2 602 240.8 843
1 unit 1 unit 1 unit
76 31.2 57 142
3 unit 4 unit 8 unit 21 unit
77 51
11 unit 7 unit
AKTIVITAS TAMAN BUNGA 20 m2 AN 1.5 m2/orang DA
1
Gift Shop
2 3 4
Musholla Ruang Kesehatan Snacking Bar Area
AKTIVITAS KEGIATAN PENUNJANG 100 orang 0,6 m² x 0.6 x DA jumlah pengunjung 20 orang 0,85m²/orang DA 10 orang 1,8m²/orang DA 2 10 orang 1.5m x Jumlah DA Pengunjung
Cafe Corner
15 orang
5
6 Gazebo Total Sirkulasi 40% Total Keseluruhan 1 2 3 4 5 6
Head Chief Supervisor Bag. Administrasi Bag. Keamanan dan Kebersihan Bag. Teknikal Bag. pemasaran
5 orang
3 orang 2 orang 8 orang 21 orang 11 orang 7 orang
0.85 m x 0.85 m 6
m2
DA AN
AKTIVITAS PENGELOLA 15 - 25 m2/unit DA 2 6-9 m DA 2 6-9 m DA 2 6-9 m DA 6-9 m2 6-9 m2
DA DA
ELSA GAMAWATISTA
21020112140150
3 unit
3 unit 1 unit 2 unit 4 unit
103
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN WISATA ALAM BUNGA GARBERA DI KAWASAN WISATA BANDUNGAN
7
Lain-lain (Kafetaria, R. Rapat, Pantry, gudang, r. Arsip)
TA 135 AN
Total Sirkulasi 40% Total Keseluruhan
235
618.2 247.48 865
1
R. Control (CCTV, sound system, dsb)
3 orang
AKTIVITAS SERVIS 25 m2/unit AN
2 3
Pos jaga Pos Keamanan
2 orang 3 orang
4 m2/unit 16 m2/unit
AN AN
20 16
5 unit 1 unit
4 Gudang alat 5 R. Genset 6 R. Panel listrik 7 R. pompa Total Sirkulasi 40% Total Keseluruhan
1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
6 x 6 m2/unit 25m2 /unit 16m2 /unit 25 m2 /unit
AN HR AN HR
36 25 16 125 342 136.8 479
1 unit 1 unit 1 unit 5 unit
5.755
1 unit
Taman Bunga
105 orang
AKTIVITAS OUTDOOR 60% Total Lahan SB & AN - bangunan outdoor kegiatan penunjang
Total Parkir Mobil Pengelola
2
Parkir Motor pengelola Parkir Mobil pengunjung
4 5 6
1 unit
5.755
1
3
25
Parkir Motor Pengunjung Playgrounds Outdoor Act. Ground
AKTIVITAS PENUNJANG OUTDOOR 7 mobil 2,5m x 5,5 m/ DA mobil 155 motor 2m x 1m/motor DA 40 mobil 120 motor 20 orang 20 orang
2,5m x 5,5 m/ mobil 2m x 1m/motor
Min 100
m2
96.25
1 unit
310
1 unit
DA
550
1 unit
DA
240
1 unit
DA TSS
96 480
1 unit 1 unit
Total JUMLAH BESARAN TOTAL RUANG OUTDOOR
2968 8.723
ELSA GAMAWATISTA
21020112140150
104
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN WISATA ALAM BUNGA GARBERA DI KAWASAN WISATA BANDUNGAN
TA 135
Luas Tota Aktivitas AKTIVITAS RESTAURAN
1239
AKTIVITAS GREENHOUSE AKTIVITAS FLORIST AKTIVITAS TAMAN BUNGA AKTIVITAS KEGIATAN PENUNJANG AKTIVITAS PENGELOLA AKTIVITAS SERVIS AKTIVITAS OUTDOOR TAMAN BUNGA AKTIVITAS PENUNJANG OUTDOOR TOTAL KESELURUHAN (sumber: analsia penulis, 2016) 6.1.2
479 423 47 843 865 479 5755 2968 14.500 m
Kelompok Hubungan Antar Ruang Hubungan kelompok ruang dan sirkulasi di Taman Wisata Alam Bunga Garbera di Kawasan WIsata Bandungan disesuaikan dengan aktivitas ruang satu dengan ruang yang lain sehingga menciptakan sirkulasi yang efektif. A. Organisasi Ruang Kelompok Kegiatan Utama
Kelompok Kegiatan Pelayanan/Servis
Kelompok Kegiatan Penunjang
Kelompok Kegiatan Pengelola Keterangan:
Gambar 6.1 Bagan Organisasi Ruang :Hubungan Langsung : Hubungan Tidak langsung
Gambar diatas menjelaskan bahwa kegiatan utama memiliki hubungan langsung dengan Kelompok Kegiatan Penunjang dan kegiatan pelayanan/servis, sedangkan dengan kelompok kegiatan pengelola terjadi secara tidak langsung, hanya bersifat mengawasi. Kelompok kegiatan Penunjang memiliki hubungan langsung dengan kelompok kegiatan pelayanan/servis. Kelompok kegiatan yang memiliki hubungan erat dalam pengaturan zonasi (tata ruang) saling berdekatan, sehingga mudah dijangkau dan memiliki aksesibilitas serta visibilitas yang tinggi. Sedangkan kelompok ruang dengan hubungan tidak
ELSA GAMAWATISTA
21020112140150
105
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN WISATA ALAM BUNGA GARBERA DI KAWASAN WISATA BANDUNGAN
TA 135
langsung berada pada jarak yang cukup jauh tetapi harus tetap memiliki visibilitas dan aksesibilitas yang baik. B.
Sirkulasi
1. Kelompok Kegiatan Utama
Pengunjung Camp Ground
Parkir Playground
Restoran Taman Bunga
Masuk
Orientasi
Greenhouse Florist
Musholla Lavatory Gift Shop
Keluar
Gambar 6.2 Alur Sirkulasi Pengunjung Taman Wisata Alam (sumber: analisa penulis, 2016)
ELSA GAMAWATISTA
21020112140150
106
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN WISATA ALAM BUNGA GARBERA DI KAWASAN WISATA BANDUNGAN
TA 135
Pegawai
Parkir Masuk (Service Entrance)
Restoran
Orientasi
Florist Taman Bunga Greenhouse Gift Shop Camp Ground
Ruang Pegawai
Playground
Musholla Lavatory Exit
Gambar 6.3 Alur Sirkulasi Pegawai Taman Wisata Alam (sumber: analisa penulis, 2016)
Pengelola Ruang Rapat
Parkir
Lobby
Masuk (Service Entrance)
Orientasi Cafetaria Musholla
Ruang Pengelola Ruang Kepala Bagian Ruang teknikal
Lavatory Exit Gambar 6.4 Alur Sirkulasi Pengelola Taman Wisata Alam (sumber: analisa penulis, 2016)
ELSA GAMAWATISTA
21020112140150
107
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN WISATA ALAM BUNGA GARBERA DI KAWASAN WISATA BANDUNGAN
TA 135
6.2 Konsep Dasar Perancangan 6.2.1 Aspek Kontekstual Tapak yang telah tersedia berada di Jln. Sukorini, 1 km dari Pusat Kecamatan Bandungan. Tanah ini mempunyai luasan lebih dari 1.5 Ha. Menurut RTRW Rencana Pola Ruang Kabupaten Semarang, tapak ini merupakan wilayah kawasan peruntukan pertanian , pariwisata, dan permukiman. Lokasi tapak memiliki topografi yang cukup berkontur. Berdasarkan peraturan pemerintah Kabupaten Semarang yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Semarang nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang Tahun 2011-2031, yaitu sebagai berikut :
Tata Guna Lahan Luas tapak KDB KLB Ketinggian maximal bangunan GSB
: pertanian , pariwisata, dan permukiman. : ± 21.000 m2 : 40 % :2 : 2 lantai : 20 m
Maka dapat dihitung luas lantai bangunan yang harus terpenuhi: Luas lantai keseluruhan bangunan : 5.815 m2 Persyaratan KDB: 40 % Total maksimal KDB: 0.4 x 21.000= 8.400 m2 Luas Lantai dasar bangunan < 40% x Luas Tapak 5.815 m2 < 8.400 m2 = memenuhi persyaratan
Gambar 6.5 Alternatif Tapak 1 (sumber: maps.google.co.id) Menurut RTRW Rencana Pola Ruang Kabupaten Semarang, tapak ini merupakan wilayah kawasan peruntukan pertanian, permukiman, dan pegembangan pariwisata. Namun berdasarkan rencana Bapeda Kabupaten Semarang, Kelurahan Bandungan akan
ELSA GAMAWATISTA
21020112140150
108
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN WISATA ALAM BUNGA GARBERA DI KAWASAN WISATA BANDUNGAN
TA 135
dikembangkan sebagai kawasan wisata budaya dan alam. Tapak berada di Jl. Sukorini. Memiliki topografi yang yang agak miring dengan kemiringan 8-15%. Batas tapak : − Utara − Timur − Selatan − Barat
: Jalan Lingkungan : Jalan Nusa Indah IV : Jalan Sukorini : Jurang sungai
Gambar 6.6 Kondisi Eksisting Tapak Terpilih (sumber: dokumentasi pribadi, 2016)
Gambar 6.7 Kontur Tapak Terpilih (sumber: analisa penulis, 2016) 5.2.3
Aspek Kinerja 1. Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan dalam bangunan, pada umumnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Sistem Pencahayaan Alami Sistem pencahayaan alami mengoptimalkan sumber penerangan dari cahaya matahari, sehingga dapat menghemat listrik pada siang hari. Dalam bangunan Taman Wisata Alam, sistem pencahayaan alami biasa digunakan untuk menerangi area sirkulasi (jalan) pada siang hari.
ELSA GAMAWATISTA
21020112140150
109
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN WISATA ALAM BUNGA GARBERA DI KAWASAN WISATA BANDUNGAN
TA 135
b. Sistem Pencahayaan Buatan Sistem pencahayaan buatan pada Taman Wisata Alam Bunga Garbera digunakan pada malam hari atau siang hari ketika pencahayaan alami kurang optimal, misal pada restauran, toko, greenhouse, florist, area taman, dan kantor pengelola. 2.
Sistem Penghawaan Udara Sistem penghawaan/pengkondisian udara yang biasa digunakan dalam bangunan Taman Wisata Alam dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Sistem Penghawaan Alami Sistem penghawaan alami dalam bangunan Taman Wisata Alam diterapkan melalui pengaplikasian dinding yang tidak masif, sehingga angin masih dapat berhembus dengan nyaman di dalam bangunan. Sistem cross ventilation diterapkan dalam desain bangunan Taman Wisata Alam agar sirkulasi udara tetap berjalan lancar ke segala arah, sehingga ruangan tidak pengap dan tetap sejuk. b. Sistem Penghawaan Buatan Sistem penghawaan buatan dalam bangunan Taman Wisata Alam hanya digunakan pada area-area tertentu, seperti restauran, Florist, kantor pengelola dan toko. Sistem penghawaan buatan dalam ruangan dapat menggunakan AC dan fan.
3.
Sistem Jaringan Air Bersih Sumber air bersih dalam bangunan Taman Wisata Alam biasanya berasal dari PDAM dengan menggunakan bak penampungan, baik groundtank maupun rooftank maupun dari sumber sumur dalam yang terdapat di Taman Wisata Alam.
4. Sistem Pembuangan Air Kotor Sistem pembuangan air kotor berdasarkan jenis air buangannya, dibedakan menjadi: a. Sistem Pembuangan Air Kotor Sistem pembuangan air kotor digunakan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat plumbing lainnya (black water). Air kotor tersebut yang berupa kotoran manusia ditampung dalam septic tank. b. Sistem Pembuangan Air Bekas Sistem pembuangan air bekas digunakan untuk air buangan yang berasal dari wastafel, keran air, dan air bekas mandi (grey water). Air bekas ini akan disalurkan menuju riol umum (saluran riol kota) c. Sistem Pembuangan Air Hujan
ELSA GAMAWATISTA
21020112140150
110
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN WISATA ALAM BUNGA GARBERA DI KAWASAN WISATA BANDUNGAN
TA 135
Sistem pembuangan air hujan digunakan untuk menampung dan mengolah air hujan secara terpisah, yang nantinya dapat dimanfaatkan kembali untuk berbagai kepentingan Taman Wisata Alam, seperti menyiram tanaman di sekitar Taman Wisata Alam, pembersihan bangunan, dan lain-lain. 5. Sistem Jaringan Listrik Jaringan listrik biasanya berasal dari PLN dengan pendistribusian melalui Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) yang kemudian menuju Trafo distribusi untuk diturunkan kembali tegangannya menjadi 380/220 V lalu didistribusikan ke konsumen. 6. Sistem Pembuangan Sampah Sistem pembuangan sampah pada Taman Wisata Alam biasanya terdiri dari: a. Tempat sampah, dibedakan berdasarkan jenis sampahnya, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah-sampah dalam tempat sampah tersebut dibuang setiap hari menuju Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara. b. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara, merupakan tempat pengumpulan sampah berupa container sampah, yang menampung sampahsampah dalam Taman Wisata Alam untuk selanjutnya diangkut oleh truk sampah menuju tempat pembuangan akhir (TPA). Pengambilan sampah oleh truk sampah dilakukan secara berkala tiap dua hari sekali, sehingga tidak terjadi penumpukan sampah. Lokasi TPS sementara harus mudah dijangkau oleh truk sampah dan letaknya cukup tersembunyi, sehaingga tidak mengganggu visual pengunjung. 7.
Sistem Proteksi Aktif Kebakaran Berikut ini merupakan sistem proteksi aktif saat terjadi kebakaran: a. Fire Detector: sebagai peringatan dini saat terjadi kebakaran, terutama saat gedung dalam kondisi kosong atau penghuni dalam keadaan tidak aktif, misalnya pada malam hari. Detektor Asap (Smoke Detector) Detektor Panas (Heat Detector) Detektor Nyala (Flame Detector) Detektor-detektor tersebut berhubungan dengan sistem yang secara otomatis bekerja bila detektor bereaksi. Sistem tersebut secara otomatis menyalakan sistem alarm kebakaran dan sistem pemadam otomatis melalui sprinkler. b. Pemadam Api (Fire Supression): bertujuan untuk memadamkan api dalam bangunan ketika api masih kecil saat terjadi kebakaran. First Aid Applience: berupa hose reels, portable fire extinguisher
ELSA GAMAWATISTA
21020112140150
111
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN WISATA ALAM BUNGA GARBERA DI KAWASAN WISATA BANDUNGAN
TA 135
Automatic Supression Systems (Sistem Pemadam Otomatis): berupa sprinkler system, Gaseons System, Foam System, dan Dry Powdwer System. Dari beberapa jenis pemadam api di atas, alat pemadam api yang biasa digunakan dalam bangunan Taman Wisata Alam antara lain: Portable fire extinguisher, yang berbentuk cairan. Alat ini akan diletakkan dengan radius tiap unitnya 10-15 meter. Fire hydrant, yang mempunyai jangkauan sekitar 25-30 m. Hydrant pillar di tepi jalan yang berjarak maksimal 100 m.
8.
Sistem Komunikasi Sistem komunikasi yang umumnya ada dalam bangunan Taman Wisata Alam, yaitu: a. Sistem Komunikasi Internal Sistem komunikasi internal umumnya menggunakan sound system untuk media penyebaran informasi oleh pengelola Taman Wisata Alam, dan untuk sarana hiburan musik oleh musisi kepada pengunjung. b. Sistem Komunikasi Eksternal Sistem komunikasi eksternal yang umumnya digunakan adalah telepon pribadi dan faksmile.
9.
Pendekatan Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir yang biasa digunakan dalam bangunan Taman Wisata Alam berupa sistem Faraday, yaitu berupa tiang-tiang yang berulang-ulang, ditempatkan dengan jarak 3,5 meter dengan tinggi 30 cm, serta dihubungkan dengan kabel baja di bawah tanah.
10. Pendekatan Sistem Keamanan Pendekatan sistem keamanan dapat menggunakan CCTV. 11. Pendekatan Sistem Transportasi Vertikal Transportasi vertikal yang biasa digunakan pada bangunan Taman Wisata Alam adalah tangga dan ramp.
5.2.4
Aspek Teknis 1. Pendekatan Sistem Struktur Pendekatan sistem struktur harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut : − Struktur bangunan memperhatikan sistem modul, sehingga tercapai ruang-ruang yang lebih efektif.
ELSA GAMAWATISTA
21020112140150
112
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN WISATA ALAM BUNGA GARBERA DI KAWASAN WISATA BANDUNGAN −
−
−
TA 135
Sistem struktur harus memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi pengguna bangunan. Pemilihan bahan material bangunan sesuai dengan sistem struktur, modul dan konstruksi bangunan. Memperhatikan perawatan bahan bangunan yang digunakan.
−
2.
5.2.5
Pendekatan Bahan Bangunan Pemilihan material bangunan menggunakan bahan tahan lama, kuat, dan dapat meminimalisir kerusakan. Berikut rincian bahan material yang biasa digunakan pada bangunan Taman Wisata Alam: − Pada bagian lantai menggunakan lantai plesteran dan lantai parket untuk memberi kesan alami, namun tetap terlihat mewah dan juga tidak mudah terlihat kotor. − Untuk area parkir menggunakan paving block berupa grass block sehingga membantu peresapan air yang baik saat hujan − Pemakaian material alam seperti kayu, bambu, dan batu alam diterapkan pada fasad bangunan sekaligus sebagai elemen estetis Aspek Arsitektural 1. Penekanan Desain Dalam perancangan, desain Taman Wisata Alam mengambil konsep arsitektur organik agar dapat tercipta bangunan dengan bentuk modern yang luwes yang mengalir dan menyatu dengan alam, namun tetap fungsional. Konsep arsitektur organik diharapkan mampu menghadirkan hubungan yang erat antara Taman Wisata Alam dengan kondisi alam sekitarnya dengan tetap memperhatikan perkembangan teknologi, utilitas, dan material bangunannya. Prinsip dasar Arsitektur Organik menurut Frank Lloyd Wright: a.
Bentuk organik bukan diartikan sebagai bentuk imitasi dari alam akan tetapi sebuah pengertian dasar yang abstrak dari prinsip-prinsip alam.
b.
Arsitektur organik adalah ekspresi kehidupan dari semangat hidup manusia.
c.
Arsitektur organik adalah arsitektur kebebasan sebagai batas ideal dari demokrasi.
2. Tampilan Bangunan Tampilan bangunan dengan konsep arsitektur organik dapat diaplikasikan dengan menerapkan material dan detail-detail yang bernuansa alami, sehingga pengunjung yang datang tidak merasakan adanya batasan dengan alam sekitar,
ELSA GAMAWATISTA
21020112140150
113
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN WISATA ALAM BUNGA GARBERA DI KAWASAN WISATA BANDUNGAN
TA 135
tetapi dari segi fasad bangunan dan struktur bangunannya tetap mengikuti perkembangan zaman.
Gambar 6.8 Beberapa contoh Tampilan Bangunan yang menggunakan Penekanan Desain Arsitektur Organik (sumber: google.com)
ELSA GAMAWATISTA
21020112140150
114