No. 27/07/14/Th. XI, 1 Juli 2010
PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU
(Angka Tetap 2009 dan Angka Ramalan II Tahun 2010) A. PADI
.
Angka Tetap (ATAP) produksi padi tahun 2009 adalah sebesar 531.429 ton padi Gabah Kering Giling (GKG) atau meningkat 37.169 ton (7,52 persen) dibanding produksi tahun 2008. Kenaikan produksi terjadi karena adanya kenaikan luas panen sebesar 1.627 hektar atau 1,10 persen disertai peningkatan produktivitas yang cukup siginifikan, yaitu sebesar 2,12 kuintal/hektar (6,35 persen) dibanding tahun 2008. Berdasarkan musim panen tahun 2009, kenaikan luas panen terbesar terjadi pada realisasi panen periode September-Desember sebesar 9.535 hektar (naik 54,85 persen) dibandingkan dengan luas panen pada periode yang sama tahun sebelumnya (year on year). Produksi padi tahun 2010 berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II 2010 adalah sebesar 535.238 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau meningkat 3.809 ton (0,72 persen) dibandingkan produksi padi tahun 2009. Peningkatan produksi ini dipengaruhi oleh adanya kenaikan produktivitas sebesar 0,83 kuintal/hektar (2,34 persen) dibanding tahun sebelumnya. B. JAGUNG Produksi jagung tahun 2009 (ATAP) sebesar 56.521 ton pipilan kering, atau meningkat sebesar 17,85 persen dibanding tahun 2008 dengan tingkat produktivitas 22,59 kuintal per hektar (naik 0,8 persen) dan luas panen sebesar 25.016 hektar (naik 16,91 persen). Produksi jagung tahun 2010 (Angka Ramalan II) diperkirakan sebesar 44.599 ton pipilan kering atau turun 11.922 ton (21,09 persen) dibandingkan produksi jagung tahun 2009. Hal ini diperkirakan karena menurunnya luas panen jagung sebesar 5.239 hektar (20,94 persen). C. KEDELAI Berdasarkan Angka Tetap (ATAP), produksi kedelai tahun 2009 adalah sebesar 5.298 ton biji kering atau naik sebesar 12,99 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan ini diperkirakan terjadi karena adanya kenaikan luas panen sebesar 587 hektar atau 13,59 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada tahun 2010, produksi kedelai di Riau (ARAM II) diperkirakan sebesar 6.560 ton biji kering atau naik sebesar 1.262 ton (23,82 persen) dibandingkan produksi tahun sebelumnya. Peningkatan ini dipengaruhi oleh kenaikan luas panen sebesar 1.051 hektar atau 21,42 persen dibandingkan dengan luas panen tahun 2009, serta kenaikan produktivitas sebesar 0,21 kuintal/hektar atau 1,97 persen
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 27/07/14/Th. XI, 1 Juli 2010
1
1. Pendahuluan Data produksi tanaman pangan yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini mencakup produksi padi, jagung dan kedelai Provinsi Riau. Penyajian data produksi tanaman pangan tahun tertentu dilakukan oleh BPS sebanyak 5 (lima) kali dengan status angka yang berbeda. Angka Ramalan (ARAM) I merupakan angka ramalan/perkiraan produksi tahun berjalan berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan Desember tahun sebelumnya. Angka Ramalan (ARAM) II terdiri dari realisasi produksi JanuariApril dan angka ramalan/perkiraan Mei-Desember berdasarkan luas tanaman kondisi akhir bulan April. Angka Ramalan (ARAM) III terdiri dari realisasi produksi Januari-Agustus dan angka ramalan/perkiraan September-Desember berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan Agustus. Angka Sementara (ASEM) merupakan realisasi produksi Januari-Desember tetapi belum final karena mengantisipasi kelengkapan laporan. Angka Tetap (ATAP) adalah realisasi produksi selama satu tahun (JanuariDesember) dan merupakan angka final. Jadwal rilis ARAM, ASEM, dan ATAP melalui Berita Resmi Statistik (BRS) adalah seperti berikut:
Jadwal Rilis BRS (tahun t)
Status Angka
1. ARAM I (t)
Awal Maret
2. ARAM II (t)
Awal Juli
3. ARAM III (t)
Awal November
Subround Januari-April
Mei-Agustus
September-Desember
RAMALAN REALISASI
RAMALAN
REALISASI
RAMALAN
4. ASEM (t-1)
Awal Maret
REALISASI (angka belum final)
5. ATAP (t-1)
Awal Juli
REALISASI (angka final)
Para konsumen data perlu mencermati status angka tersebut dalam penggunaannya baik untuk evaluasi/monitoring maupun perencanaan. Diharapkan konsumen data selalu mengacu pada hasil penghitungan dengan status angka yang terakhir. Saat ini, yang dirilis melalui BRS adalah Data produksi tanaman pangan tahun 2009 (ATAP) dihitung berdasarkan realisasi luas panen dan produktivitas Januari-Desember 2009 serta angka ramalan produksi tahun 2010 (ARAM II 2010) yang berdasarkan dari keadaan realisai produksi Januari-April 2010 dan angka ramalan/perkiraan MeiDesember berdasarkan berdasarkan luas tanaman kondisi akhir bulan April 2010.
2. PRODUKSI PADI 2.1. Angka Tetap Tahun 2009 Angka Tetap (ATAP) yang dihasilkan berdasarkan realisasi data bulan Januari-Desember 2009, produksi padi di Riau tahun 2009 mencapai 531.429 ton gabah kering giling (GKG). Produksi tersebut meningkat sekitar 7,52 persen (naik 37.169 ton GKG) bila dibandingkan dengan produksi tahun 2008.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 27/07/14/Th. XI, 1 Juli 2010
Kenaikan produksi dipengaruhi oleh luas panen padi tahun 2009 yang mencapai 149.423 hektar, atau naik sekitar 1,10 persen (1.627 hektar) bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, serta kenaikan produktivitas padi yaitu sekitar 6,35 persen (2,12 kuintal per hektar GKG). Berdasarkan periode/subround, kenaikan produksi padi tahun 2009 terjadi pada realisasi periode/subround Mei-Agustus sebesar 16.235 ton (8,51 persen) dan September-Desember sebesar 40.585 ton (74,35 persen) dibandingkan dengan produksi pada subround yang sama tahun 2008 (year on year). 2.2. Angka Ramalan II Tahun 2010 Produksi padi berdasarkan angka ramalan II 2010 adalah sebesar 535.238 ton GKG atau naik sebesar 3.809 ton GKG (0,72 persen) dibandingkan dengan produksi padi tahun 2009 (ATAP). Sementara luas panen mengalami penurunan sebesar 2.367 hektar (1,58 persen) dibandingkan dengan luas panen tahun sebelumnya. Namun demikian, produktivitas padi diperkirakan tetap meningkat, yaitu sekitar 0,83 kuintal/hektar (2,34 persen). Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi menurut Subround di Provinsi Riau Tahun 2008-2010
PERKEMBANGAN
URAIAN
2008
2009 (ATAP)
2010 (ARAM II)
ABSOLUT
%
ABSOLUT
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
a. Luas Panen (ha) - Januari – April - Mei – Agustus - September - Desember - Januari – Desember
79.411 51.000 17.385 147.796
69.943 52.560 26.920 149.423
72.150 49.387 25.519 147.056
(9.468) 1.560 9.535 1.627
(11,92) 3,06 54,85 1,10
2.207 (3.173) (1.401) (2.367)
3,16 (6,04) (5,20) (1,58)
b. Produktivitas (ku/ha) - Januari – April - Mei – Agustus - September - Desember - Januari – Desember
31,36 37,39 31,40 33,44
32,79 39,37 35,35 35,57
34,77 39,63 34,73 36,40
1,43 1,98 3,95 2,12
4,58 5,29 12,59 6,35
1,98 0,27 (0,63) 0,83
6,04 0,68 (1,77) 2,34
c. Produksi (ton) - Januari – April - Mei – Agustus - September - Desember - Januari – Desember
248.995 190.675 54.590 494.260
229.344 206.910 95.175 531.429
250.872 195.743 88.623 535.238
(19.651) 16.235 40.585 37.169
(7,89) 8,51 74,35 7,52
21.528 (11.167) (6.552) 3.809
9,39 (5,40) (6,88) 0,72
2008-2009
2009-2010
2.3. Pola Panen Padi Tahun 2007-2009 Pola panen padi tahun 2009 masih mengikuti pola panen tahun 2008 dan 2007. Namun, pada subround September-Desember panen tahun 2009 mengalami peningkatan yang melebihi luas panen pada tahun 2007 dan 2008. Hal ini disebabkan beberapa kabupaten melakukan percepatan tanam sehingga dapat dipanen pada periode September-Desember 2009
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 27/07/14/Th. XI, 1 Juli 2010
3
Gambar 1. Pola Panen Padi di Provinsi Riau Tahun 2007-2009
45.000 40.000 35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 -
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agust
Sep
Okt
Nop
Des
2007 (Ha)
28.535
40.240
11.796
4.799
6.295
11.409
18.382
15.679
4.236
2.786
1.177
1.833
2008 (Ha)
17.025
38.052
18.719
5.615
13.342
11.722
14.199
11.737
6.776
1.091
3.426
6.092
2009 (Ha)
14.872
25.904
24.028
5.139
9.343
14.270
18.963
9.984
2.132
3.489
3.263
18.036
3. PRODUKSI JAGUNG 3.1. Angka Tetap Tahun 2009 Produksi jagung tahun 2009 (ATAP) sebesar 56.521 ton pipilan kering. Produksi tersebut mengalami peningkatan yang sangat siginifikan, yaitu sekitar 17,85 persen (8.562 ton pipilan kering) dibandingkan tahun 2008. Peningkatan produksi terjadi karena ada kenaikan luas panen sebesar 3.619 hektar, atau naik sekitar 16,91 persen dibandingkan dengan luas panen tahun 2008 (21.397 hektar). Selain itu, peningkatan produksi ini juga diikuti dengan kenaikan produktivitas jagung dari 22,41 kuintal per hektar pada tahun 2008 menjadi 22,59 kuintal per hektar atau naik sekitar 0,80 persen. 3.2. Angka Ramalan II Tahun 2010 Produksi jagung Riau tahun 2010 (ARAM II) diperkirakan sebesar 44.599 ton pipilan kering. Produksi ini mengalami penurunan sebesar 21,09 persen yang disebabkan karena luas panen jagung menurun sebesar 5.239 hektar atau 20,94 persen. Hal ini disebabkan turunnya realisasi luas panen Januari-April 2009 yang hanya sebesar 3.149 ton pipilan kering, atau turun 1.944 hektar (turun 38,17 persen) dibanding luas panen Januari-April 2008 (5.093 hektar). Di sisi luas tanaman akhir April 2009 juga mengalami penurunan sebesar 1.264 hektar (turun 12,76 persen) dibanding luas tanaman akhir April 2008 (9.909 hektar) sehingga ramalan Mei-Agustus juga mengalami penurunan.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 27/07/14/Th. XI, 1 Juli 2010
Tabel 2. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Menurut Subround di Provinsi Riau Tahun 2008-2010 PERKEMBANGAN URAIAN
2009 (ATAP)
2008
(1)
2010 (ARAM II)
2008-2009
2009-2010
ABSOLUT
%
ABSOLUT
%
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
a. Luas Panen (ha) - Januari – April - Mei – Agustus - September - Desember
6.909 8.859 5.629
5.093 9.947 9.976
3.149 8.733 7.895
(1.816) 1.088 4.347
(26,28) 12,28 77,23
(1.944) (1.214) (2.081)
(38,17) (12,20) (20,86)
- Januari – Desember
21.397
25.016
19.777
3.619
16,91
(5.239)
(20,94)
b. Produktivitas (ku/ha) - Januari – April - Mei – Agustus - September - Desember - Januari – Desember
22,75 22,58 21,74 22,41
23,18 23,15 21,74 22,59
23,59 23,39 21,21 22,55
0,43 0,57 0,00 0,18
1,89 2,52 0,00 0,80
0,41 0,24 (0,53) (0,04)
1,76 1,04 (2,44) (0,19)
c. Produksi (ton) - Januari – April - Mei – Agustus - September - Desember - Januari – Desember
15.718 20.004 12.237 47.959
11.806 23.027 21.688 56.521
7.428 20.426 16.745 44.599
(3.912) 3.023 9.451 8.562
(24,89) 15,11 77,23 17,85
(4.378) (2.601) (4.943) (11.922)
(37,08) (11,30) (22,79) (21,09)
3.3. Pola Panen Jagung Tahun 2007-2009 Pola panen jagung tahun 2009 sedikit bergeser dibandingkan dengan pola panen tahun 2008 dan 2007. Puncak panen jagung pada tahun 2009 tejadi pada bulan Juni, sementara pada tahun 2008 dan 2007 puncak panen terjadi pada bulan Juli. (Gambar 2). Gambar 2. Pola Panen Jagung di Provinsi Riau , Tahun 2007-2009 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 -
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agust
Sep
Okt
Nop
Des
2007 (Ha)
2.133
507
419
675
707
1.881
4.375
2.404
1.079
1.461
1.572
1.166
2008 (Ha)
2.441
2.498
823
1.147
788
3.227
3.843
1.001
1.101
870
918
2.740
2009 (Ha)
2.150
1.058
861
1.024
1.976
6.519
931
521
1.912
1.411
2.464
4.189
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 27/07/14/Th. XI, 1 Juli 2010
5
4. PRODUKSI KEDELAI 4.1. Angka Sementara Tahun 2009 Produksi kedelai Riau tahun 2009 pada Angka Tetap (ATAP) adalah sebesar 5.298 ton biji kering atau mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 12,99 persen (609 ton biji kering) bila dibandingkan dengan tahun 2008. Peningkatan produksi ini disebabkan karena bertambahnya luas panen sebesar 587 hektar atau naik 13,59 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun demikian, peningkatan produksi ini belum didukung oleh produktivitas kedelai, karena pada tahun ini produktivitas kedelai mengalami penurunan sekitar 0,06 kuintal/hektar atau turun 0,53 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan produksi kedelai tahun 2009 terbesar terjadi pada panen subround September-Desember sebesar 916 ton biji kering atau 85,69 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. 4.2. Angka Ramalan II Tahun 2010 Produksi kedelai Riau tahun 2010 (ARAM II) diperkirakan sebesar 6.560 ton biji kering. Produksi ini mengalami peningkatan sebesar 23,82 persen yang disebabkan karena meningkatnya perkiraan luas panen kedelai sebesar 1.051 hektar atau naik 21,42 persen dibandingkan dengan luas panen tahun 2009. Peningkatan produksi ini juga diperkirakan akan diikuti dengan peningkatan produktivitas kedelai sebesar 1,97 persen atau naik 0,21 kuintal/hektar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Tabel 3. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Menurut Subround di Provinsi Riau Tahun 2008-2010 URAIAN
(1)
2008
2009 (ATAP)
2010 (ARAM II)
PERKEMBANGAN 2008-2009
2009-2010
ABSOLUT
%
ABSOLUT
%
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
a. Luas Panen (ha) - Januari – April - Mei – Agustus - September - Desember - Januari – Desember
678 2.641 1.000 4.319
1.020 2.029 1.857 4.906
1.279 2.540 2.138 5.957
342 (612) 857 587
50,44 (23,17) 85,70 13,59
259 511 281 1.051
25,39 25,18 15,13 21,42
b. Produktivitas (ku/ha) - Januari – April - Mei – Agustus - September - Desember - Januari – Desember
10,66 10,97 10,69 10,86
10,66 10,97 10,69 10,80
10,84 11,08 11,04 11,01
(0,01) 0,00 (0,00) (0,06)
(0,06) 0,01 (0,01) (0,53)
0,18 0,11 0,35 0,21
1,69 0,98 3,27 1,97
c. Produksi (ton) - Januari – April - Mei – Agustus - September - Desember - Januari – Desember
723 2.897 1.069 4.689
1.087 2.226 1.985 5.298
1.386 2.814 2.360 6.560
364 (671) 916 609
50,35 (23,16) 85,69 12,99
299 588 375 1.262
27,51 26,42 18,89 23,82
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 27/07/14/Th. XI, 1 Juli 2010
4.3. Pola Panen Kedelai Tahun 2007-2009
Pola panen kedelai pada tahun 2009 mendekati pola panen pada tahun 2007. Namun demikian, panen tertinggi tanaman kedelai dari tahun 2007-2009 tetap terjadi pada setiap bulan Juli. Sementara, pada pola panen tahun 2009, terjadi peningkatan luas panen di bulan November yang cukup signifikan dibandingkan dengan panen pada bulan yang sama pada tahun 2007 dan 2008. Gambar 3. Pola Panen Kedelai di Provinsi Riau , Tahun 2007-2009
2.500
2.000
1.500
1.000
500
0
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agust
Sep
Okt
Nop
Des
46
22
16
21
60
150
826
405
365
165
127
63
2008 (Ha)
99
464
20
95
128
284
1.912
317
195
300
236
269
2009 (Ha)
132
154
555
179
217
787
893
132
367
316
978
196
2007 (Ha)
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 27/07/14/Th. XI, 1 Juli 2010
7