PRAHARA PARTAI DEMOKRAT DAN KEKHAWATIRAN PUBLIK TERHADAP KINERJA PRESIDEN SBY Lingkaran Survei Indonesia
Februari 2013
1
Kata Pengantar Prahara Partai Demokrat dan Kekhawatiran Publik terhadap Kinerja Presiden SBY Prahara Partai Demokrat nyatanya tak hanya membuat resah para kadernya. Publik secara luas juga ikut resah dengan adanya prahara tersebut. Namun keresahan publik bukan soal naik-turunnya elektabilitas Partai Demokrat. Bukan juga soal jabatan Ketua Umum Partai Demokrat. Publik resah karena adanya kekhawatiran yang mendalam bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat tidak akan fokus lagi mengurusi tugas dan kewajibannya sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Sebanyak 68.42 % publik merasa khawatir dengan komitmen Presiden dalam menjalankan tugas di sisa masa pemerintahannya. Hanya 24. 29 % yang menyatakan tidak khawatir. Kekhawatiran publik bukan tanpa alasan. Beberapa hari terakhir publik disuguhi oleh pemberitaan media mengenai drama politik Partai Demokrat. Dimana akhirnya Presiden SBY atas nama Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Majelis Tinggi partai Demokrat mengambil alih komando dan tanggung jawab partai dengan dalih “penyelamatan partai”. Sungguhpun SBY dan jajaran pemerintahan mengklaim bahwa tidak ada satupun agenda bangsa dan negara yang terlupakan, namun tetap saja publik menyimpan keraguan. Survey Nasional LSI Februari 2013
2
Demikian salah satu temuan survei Lingkaran Survei Indonesia. LSI kembali mengadakan survei khusus mengenai kinerja Presiden di tahun politik ini. Survei ini dilakukan melalui quick poll pada tanggal 11 – 14 Februari 2013. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan 1200 responden dan margin of error sebesar +/- 2,9 %. Survei dilaksanakan di 33 propinsi di Indonesia. Kami juga melengkapi survei dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD, dan in depth interview. Kekhawatiran publik ini merata di semua segmen masyarakat Indonesia. Rata-rata diatas 50 %. Namun mereka yang tinggal di desa, pendidikan rendah, dan kelas ekonomi bawah lebih merasa khawatir bahwa Presiden tidak akan lagi mengurusi kepentingan rakyat dibanding dengan mereka yang tinggal di kota, berpendidikan tinggi, dan kelas ekonomi atas. Hal ini dapat dipahami karena mereka yang tinggal di pedesaan dan ekonomi bawah memiliki ketergantungan yang lebih tinggi terhadap kebijakankebijakan pemerintah.
Survey Nasional LSI Februari 2013
3
Keputusan SBY mengurusi secara langsung Partai Demokrat justru dinilai kontraproduktif dengan komitmen SBY yang seringkali disampaikan ke publik bahwa pemerintahannya akan tetap fokus menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Bahkan SBY juga pernah dengan tegas menyatakan bahwa para menteri yang sibuk berpolitik dipersilahkan untuk mundur. Hanya 32. 67 % publik yang percaya bahwa pengambil alihan komando Partai Demokrat langsung di bawah kendali SBY tidak akan mempengaruhi kinerja SBY selaku presiden. Sedangkan mayoritas 67. 33 % publik percaya bahwa keputusan SBY “turun tangan” mengurusi prahara Partai Demokrat membuat SBY terjebak pada urusan partai dan melupakan urusan rakyat. Soal pengambilalihan komando Partai Demokrat yang diyakini SBY sendiri dan sejumlah petinggi Partai Demokrat akan menyelematkan citra Partai Demokrat, publik justru memiliki pendapat yang berbeda. Hanya 27. 31 % publik yang yakin bahwa elektabilitas Partai Demokrat akan membaik dibawah komando SBY. Sedangkan 60. 38 % publik tak yakin bahwa jalan keluar kontroversial itu membantu elektabilitas Partai Demokrat. Survey Nasional LSI Januari 2013
4
Dengan demikian jika dilihat dari persepsi publik, kebijakan SBY mengambilalih komando Partai Demokrat justru melemahkan dua sisi kekuatan SBY sekaligus. Pertama, tindakan SBY mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat telah menggerus kepercayaan publik terhadap pemerintahan SBY. Presiden SBY dinilai tak akan fokus lagi mengurusi bangsa dan negara. Presiden SBY dinilai “meng-anak tirikan” kepentingan rakyat, dan “meng-anakemaskan” kepentingan partai. Hal ini membuat legitimasi pemerintah makin lemah. Kedua, menurut publik “turun tangan” SBY tak akan banyak membantu mengembalikan dukungan terhadap Partai Demokrat. Jika demikian adanya, maka raison d’etre pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat oleh SBY untuk penyelamatan partai pun dipertanyakan. Selain kepercayaan publik terhadap pemerintah yang melemah, harapan publik terhadap perbaikan kondisi bangsa oleh pemerintah juga mencapai titik yang kritis. Seperti yang telah dipublikasikan LSI pada Januari 2013 lalu bahwa hanya 13.10 % publik yang yakin bahwa kondisi Indonesia akan menjadi lebih baik pada sisa masa pemerintahan SBY Jilid 2. Sebesar 66. 55 % yang raguragu dan menilai kondisi bangsa tak akan berubah, dan bahkan ada sekitar 20. 34 % yang percaya bahwa kondisi Indonesia akan lebih buruk lagi. Kondisi ini seharusnya sudah cukup menjadi warning bagi Pemerintahan SBY untuk berbenah dan mengembalikan kepercayaan publik. Pemerintah seharusnya meminimalisir perilaku dan kebijakan yang justru menurunkan pamor pemerintah. Survey Nasional LSI Februari 2013
5
Lalu bagaimanakah posisi Presiden dalam hubungannya dengan partai politik yang diidealkan oleh publik? Ada tiga kondisi yang diidealkan oleh publik mengenai hubungan Presiden dengan partai politik. Pertama, publik berharap presiden di masa mendatang tidak terlibat lagi mengurusi partai politik dan lebih fokus mengurusi rakyat dan negara. Sebanyak 91. 77 % menyatakan setuju, presiden jauh dari urusan partai politik. Kedua, publik tidak setuju jika seorang Presiden mengurusi atau bahkan mencampuri masalah pada partai politik tertentu. Bagi publik, masalah pada partai politik tertentu adalah persoalan internal partai yang hanya melibatkan sekelompok orang bukan masalah warga Indonesia secara luas. Presiden hanya boleh turun tangan jika masalah itu menyangkut masalah warga Indonesia secara luas. Dalam hasil FGD, ada yang menilai bahwa pelibatan diri Presiden SBY dalam menyelesaikan polemik di Partai Demokrat telah membuat masalah Partai Demokrat menjadi masalah bangsa Indonesia. Ketiga, mayoritas publik setuju bahwa seorang Presiden terpilih nantinya harus melepaskan jabatan apapun di partai politik. Sebanyak 76. 43 % publik setuju adanya loyalitas tunggal seorang Presiden yaitu hanya untuk mengurusi bangsa dan negara.
Survey Nasional LSI Februari 2013
6
Temuan Penting Survei :
• Publik khawatir dengan kinerja Presiden SBY. Presiden dinilai tak akan fokus lagi menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai kepala negara & pemerintahan. • Mayoritas publik percaya bahwa pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat oleh SBY akan mempengaruhi kinerja SBY selaku Presiden. • Publik tak yakin elektabilitas Partai Demokrat membaik dengan “turun tangannya” SBY dalam memimpin Partai. • Ada tiga kondisi yang diidealkan publik terkait hubungan antara Presiden dan Partai Politik. Pertama, presiden harus lebih fokus mengurusi rakyat daripada partainya. Kedua, presiden tidak ikut campur dalam masalah partai. Ketiga, presiden segera melepas jabatannya di partai politik segera setelah terpilih. Minggu, 17 Februari 2013 Narasumber : Moderator : Lingkaran Survei Indonesia Tim Riset LSI (Arman Salam, Setia Darma, Adjie Alfaraby, Ardian Sopa, Ade Mulyana, Rully Akbar, Fitri Hari, Dewi Arum)
Survey Nasional LSI Februari 2013
7
REKOR MURI Survei Paling Akurat dan Presisi 6 Rekor terbaru MURI ( Museum Rekor Indonesia)
Paling Presisi 1. Quick Count yang diumumkan tercepat (1 jam setelah TPS ditutup) 2. Quick Count akurat secara berturut-turut sebanyak 100 kali 3. Quick Count dengan selisih terkecil dibandingkan hasil KPUD yaitu 0,00 % (Pilkada Sumbawa, November 2010)
Prediksi Paling Akurat 1. Survei prediksi pertama yang akurat mengenai Pilkada yang diiklankan 2. Survei prediksi akurat Pilpres pertama yang diiklankan 3. Survei prediksi akurat Pemilu Legislatif pertama yang diiklankan 8
METODOLOGI SURVEI Pengumpulan Data : 11 – 14 Februari 2013 • • • •
Metode sampling : multistage random sampling Jumlah responden awal : 1200 responden Wawancara Handset (Quick Poll) Margin of error : 2.9% Survei dilengkapi dengan Riset Kualitatif • FGD di tujuh ibu kota propinsi terbesar • In Depth Interview • Analsis media nasional
9
Mayoritas publik khawatir Presiden SBY tak fokus lagi menjalankan tugasnya selaku Presiden Q : Apakah anda merasa Khawatir atau tidak khawatir, apabila pengambil alihan kepemimpinan Partai Demokrat oleh SBY melalui majelis tinggi, akan mengakibatkan tidak Fokusnya SBY, selaku presiden dalam mengurus Negara?
Variabel Cukup khawatir/Sangat Khawatir Tidak khawatir/Tidak khawatir sama sekali Tidak Tahu/Tidak Jawab
Prosentase
68. 42 % 24. 29 % 7. 29 %
Hanya 24.29 % publik yang yakin Presiden SBY tetap fokus menjalankan tugasnya sebagai Presiden 10
Para Wong Cilik yang tinggal di Desa Lebih Khawatir dengan Kinerja Presiden Q : Apakah anda merasa Khawatir atau tidak khawatir, apabila pengambil alihan kepemimpinan Partai Demokrat oleh SBY melalui majelis tinggi, akan mengakibatkan tidak Fokusnya SBY, selaku presiden dalam mengurus Negara?
Wilayah
Khawatir
Tidak Khawatir
TT/TJ
Desa
68.58 %
24.34 %
7.08%
Kota
63.79 %
24.14 %
12.07%
Tingkat Ekonomi
Khawatir Tidak Khawatir
TT/TJ
Menengah bawah
78.79 %
12.12%
9.09 %
Menengah - menengah
73. 68 %
10.53%
15.79 %
Menengah atas
62.67 %
30.67%
6.67 %
11
Mereka yang berpendidikan rendah lebih khawatir Q : Apakah anda merasa Khawatir atau tidak khawatir, apabila pengambil alihan kepemimpinan Partai Demokrat oleh SBY melalui majelis tinggi, akan mengakibatkan tidak Fokusnya SBY, selaku presiden dalam mengurus Negara?
Kategori
Khawatir Tidak Khawatir
TT/TJ
Tamat SD/Dibawahnya
75.76 %
18.18 %
6.06 %
Tamat SLTP/Dibawahnya
63.79 %
29.31 %
6.90 %
Tamat SLTA/Dibawahnya
57.14 %
28.57 %
14.29 %
Tamat Kuliah/Pernah Kuliah
53.85 %
34.62 %
11.54 %
12
Pemilih SBY Pada Pemilu 2009 Juga Khawatir SBY Tak Lagi Fokus Bekerja Q : Apakah anda merasa Khawatir atau tidak khawatir, apabila pengambil alihan kepemimpinan Partai Demokrat oleh SBY melalui majelis tinggi, akan mengakibatkan tidak Fokusnya SBY, selaku presiden dalam mengurus Negara?
Pemilih Capres 20009
Khawatir
Tidak Khawatir
TT/TJ
Susilo Bambang Yudhoyono – Boediono
65.50 %
24.50 %
10.00 %
Megawati – Prabowo
76.09 %
21.74 %
2.17 %
Jusuf Kalla - Wiranto
58.33%
33.33%
8.33%
Banyak pemilih Megawati –Prabowo yang khawatir karena mereka “wong cilik” 13
Pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat oleh SBY diyakini publik mempengaruhi kinerjanya selaku Presiden Q : Dengan Pengambil alihan Partai kepemimpinan Partai Demokrat oleh SBY melalui majelis tinggi, menurut Anda apakah akan mempengaruhi kinerja SBY selaku presiden Indonesia?
Variabel
Tidak Mempengaruhi Ya Mempengaruhi
Prosentase
32. 67 %
67. 33 % Hanya 32. 67 %, publik yang yakin bahwa “turun tangan” SBY mengurusi Partai Demokrat tidak mengganggu tugas dan tanggung jawabnya selaku Presiden 14
Publik tak yakin, elektabilitas Partai Demokrat membaik dibawah komando SBY Q : Setelah Kepemimpinan Partai Demokrat diambil alih oleh SBY, apakah anda yakin atau tidak yakin kalau Partai Demokrat akan mendapatkan dukungan dari pemilih pada pemilu 2014 mendatang?
Kategori Tidak Yakin Yakin Tidak Tahu / Tidak Jawab
Prosentase 60.38 %
27.31% 12.31 %
Hanya 27.31 % yang yakin, SBY dapat mengembalikan dukungan Partai Demokrat di Pemilu 2014 15
Dalam persepsi publik, pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat oleh Presiden SBY memunculkan dua ironi :
Publik makin ragu dengan komitmen Presiden SBY dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai Presiden. Publik menilai Presiden lebih fokus kepentingan partai.
Penyelamatan Partai “ala SBY” dinilai tak mampu mendongkrak Elektabilitas Partai Demokrat.
16
Hanya minoritas yang masih punya harapan terhadap pemerintahan SBY Q: Menjelang Pemilu 2014, Menurut Ibu/Bapak apakah kondisi umum Indoneisa setahun kedepan, dibawah kepemimpinan SBY akan menjadi lebih Baik, sama saja atau menjadi lebih Buruk dibandingkan saat ini?
Variabel Menjadi lebih baik Sama Saja Menjadi lebih buruk
Prosentase 13. 10 %
66. 55 % 20. 34 %
Hanya 13. 10 % publik yang yakin kondisi Indonesia akan menjadi lebih baik.
17
Publik berharap di masa mendatang, Presiden tidak terlibat lagi mengurusi partai Politik Q : Apakah Anda setuju atau tidak dengan pernyataan berikut. Presiden Indonesia mendatang sebaiknya tidak terlibat mengurus partainya dan lebih fokus dalam mengurus negara?
Variabel Setuju
Prosentase
91. 77 %
Tidak Setuju
6. 01 %
Tidak Tahu/Tidak Jawab
2. 22 %
Publik ingin loyalitas tunggal Presiden hanya mengurusi rakyat
18
Publik juga tak ingin Presiden campur tangan dalam urusan internal Partai Politik Q : Apakah Anda setuju atau tidak dengan pernyataan berikut. Masalah yang terjadi di partai politik adalah persoalan internal partai bersangkutan, bukan masalah warga Indonesia sehingga tidak semestinya Presiden terlibat mengurus masalah di partai tersebut?
Variabel
Setuju
Prosentase
77. 85 %
Tidak Setuju
16. 46 %
Tidak Tahu / Tidak Jawab
5. 70 %
19
Publik menghendaki Presiden terpilih nantinya harus melepaskan jabatan apapun di partai politik Q : Apakah Anda setuju atau tidak jikalau seorang petinggi partai (seperti ketua umum atau ketua dewan pembina) yang terpilih sebagai Presiden, diharuskan melepaskan jabatannya di partai politik tersebut?
Variabel
Setuju
Prosentase
76. 43 %
Tidak Setuju
18. 15 %
Tidak Tahu / Tidak Jawab
5. 41 %
20
21