POPULASI DAN SERANGAN HAMA Thrips spp. (THYSANOPTERA: THRIPIDAE) PADA BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KRISAN DI KELURAHAN KAKASKASEN II KECAMATAN TOMOHON UTARA POPULATION AND PEST ATTACK Thrips spp. (Thysanoptera: Thripidae) ON SOME PLANT VARIETY CHRYSANTHEMUM IN Village Kakaskasen II SUB NORTH TOMOHON Andre V. H. Najoan1, Juliet M. Eva Mamahit2, Betsy A. N. Pinaria2 1β2
Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Hama & Penyakit Fakultas Pertnian, Uiversitas Sam Ratulangi, Jl. Kampus Unsrat Manado, 95515 Telp (0431) 846539
RINGKASAN Thrips spp. merupakan hama penting yang menjadi salah satu kendala dalam budidaya tanaman krisan. Penelitian menggunakan greenhouse perbanyakan tanaman bunga yang terletak di Kelurahan Kakaskasen II, Kecamatan Tomohon Utara dan di Laboratorium Entomologi dan Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian UNSRAT Manado. Penelitian dilakukan dengan mengamati populasi Thrips spp. pada beberapa varietas Tanaman krisan yaitu (1) varietas Solinda Pelangi, (2) varietas Kulo (Lokon putih) dan (3) varietas Puspita Nusantara. Pengamatan populasi hama dilakukan pada 5 sub-petak dengan cara mengambil 7 sampel tanaman krisan pada masing-masing sub-petak, kemudian tanaman yang di ambil di petik helaian-helaian bunganya untuk diamati apakah ditemukan hama Thrips atau tidak. Thrips baik nimfa maupun imago yang ditemukan pada helaian-helaian bunga krisan tersebut dikoleksi di dalam botol koleksi yang telah berisi alkohol 70 % kemudian dihitung jumlahnya. Kemudian hama Thrips yang dikoleksi dibawa ke Laboratorium Entomologi dan Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian universitas Sam Ratulangi Manado untuk diamati.
Pengamatan populasi hama Thrips spp. dilakukan
sebanyak 4 (empat) kali dengan interval waktu seminggu sekali
pada tanaman krisan
berumur 8 minggu setelah tanam (mst), 9 mst, 10 mst dan 11 mst. Pengamatan jumlah bunga terserang dilakukan pada tanaman berumur 11 minggu setelah tanam dengan mencatat dan menghitung jumlah tanaman yang terserang.
Kriteria bunga terserang ditandai dengan
terdapatnya gejala serangan hama Thrips spp. dan ataupun terdapatnya nimfa /imago pada bunga sampel.
Hasil penelitian menunjukan bahwa populasi hama Thrips spp. pada tiga varietas krisan tertinggi ditemukan pada varietas Kulo yakni mencapai rata-rata 38,5 ekor, kemudian varietas Solinda Pelangi 21,5 ekor, dan varietas Puspita Nusantara 12,1 ekor. Populasi hama Thrips spp. pada tingkat umur tanaman ternyata pada tanaman berumur 11 minggu setelah tanam (mst) memiliki populasi Thrips spp. tertinggi yakni mencapai rata-rata 32,3 ekor, kemudian umur 10 mst 32,0 ekor, umur 9 mst 20,2 ekor, dan umur 8 mst 14,9 ekor. Hasil penelitian menunjukan bahwa ternyata bunga yang terserang tertinggi ditemukan pada varietas Kulo 81,25 %, kemudian varietas Solinda Pelangi 64,06 % dan Puspita Nusantara 43,75 %.
Kata Kunci : Populasi, Serangan Hama, Krisan. SUMMARY
Thrips spp. is an important pest that one of the obstacles in the cultivation of chrysanthemum. Research using plant propagation greenhouse flowers are located in the Village Kakaskasen II, North Tomohon sub district and in the Laboratory of Entomology and Plant Pests Agricultural Faculty UNSRAT Manado. The study was conducted by observing the population of Thrips spp. in some varieties of chrysanthemum plants, namely (1) varieties Solinda Pelangi, (2) Kulo varieties (white Lokon) and (3) varieties Puspita Nusantara. Observations pest populations conducted in five sub-plots by taking seven samples of chrysanthemum on each sub-plot, then the plants were taken in quotation strands interest to observe whether or not found Thrips pest. Thrips both nymphs and imago found in chrysanthemum flowers strands are collected in a bottle collection that already contains 70% alcohol and then calculated the amount. Thrips pest collected then taken to the Laboratory of Entomology and Plant Pests Faculty of Agriculture, University of Sam Ratulangi to be observed. Observations Thrips pest populations spp. performed a total of four (4) times with a time interval of the chrysanthemum plant once a week on the age of 8 weeks after planting (mst), 9 mst, 10 and 11 mst mst. Observations made on the amount of interest stricken old plants 11 weeks after planting to record and count the number of affected plants. Criteria interest stricken characterized by the presence of symptoms of pests Thrips spp. and or presence of nymphs / imago on the sample of interest. The results showed that pest populations Thrips spp. the three highest chrysanthemum varieties found in Kulo varieties, reaching an average of 38.5, then Solinda Pelangi 21.5
varieties and varieties Puspita Nusantara 12.1. Pest populations of Thrips spp. at the level of plant age turns on old plants 11 weeks after planting (mst) has a population of Thrips spp. The highest, reaching an average of 32.3, then aged 10 mst 32.0, age 9 mst 20.2 mst, and age 8 mst 14.9. Turns infected plants vary between varieties. A total of 64 flowers of each variety turns highest percentage of infected plants was found in 81.25% Kulo 52 varieties of flowers attacked, then varieties Solinda Pelangi 64.06% 41 flower attacked and Puspita Nusantara 43.75% interest 28 attacked.
Keywords: Population, attack Hama, Chrysanthemum.
menjadi kerdil dengan daun mengeriting
PENDAHULUAN
melengkung ke atas dan kualitas bunga
Latar Belakang Krisan merupakan komoditas andalan dalam industri hortikultura yang memiliki prospek pasar sangat cerah. Bunga yang dikenal sebagai salah satu βRaja Bunga Potongβ
ini
serangan
berat,
menghasilkan
tanaman
bunga
akan
gagal
(Maryam
1998;
Silvia et al. 2011; Andiani, 2013).
banyak
Gejala serangan banyak ditemukan
penggemarnya. Selain bentuk dan tipe
pada musim kemarau, jika serangan
yang beragam, warna bunganya pun sangat
serangga ini tidak segera di atasi maka
bervariasi, dengan kombinasi warna-warna
tanaman yang terserang tidak akan tumbuh
yang begitu indah. Karena itu permintaan
dengan normal. Jika dibiarkan maka tunas-
pasar baik dalam maupun luar negeri
tunas baru yang terbentuk akan mati
semakin
sehingga tanaman tidak dapat berproduksi
meningkat
semakin
menurun akibat malformasi. Bahkan pada
setiap
tahunnya
(Marwoto, 2005; Fadriana, 2015).
dengan baik. Biasanya serangan hama
Salah satu kendala utama dalam budidaya krisan ialah hama Thrips sp. Hama ini menyerang tanaman krisan pada berbagai stadia tanaman, namun fase pembentukan bunga awal adalah
masa
paling kritis. Thrips mempunyai alat mulut yang disebut stylet yang merupakan alat penusuk
pengisap
sehingga
tanaman
cairan yang
tanaman, diserangnya
Thrips diikuti dengan gejala rontoknya bunga. Hama tanaman ini sangat mudah dilihat pada bunga-bunga dan didalam gulungan daun tanaman yang terserang, tubuhnya kecil memanjang seperti semut dan hama ini bisa bergerak dengan cepat dan
meloncat-loncat
Myers, et al., 2016).
(Dalmadi,
2014;
Berbagai rekomendasi pengendalian hama Thrips pada krisan telah diberikan oleh berbagai instansi yang berwenang, di antaranya melalui penggunaan varietas yang tahan terhadap serangan dari hama Thrips.
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai populasi dan serangan hama Thrips spp. pada beberapa varietas tanaman krisan sehingga dapat diketahui waktu yang tepat
Upaya pengendalian hama Thrips secara
Manfaat Penelitian
terpadu,
populasi
untuk pengendaliannya.
organism
pengganggu tumbuhan (OPT) dikelola pada tingkat yang tidak merugikan secara
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian
berkelanjutan. Di sisi lain untuk merakit komponen pengendalian secara terpadu diperlukan informasi tentang epidemiologi dan bioekologi agar mampu memberi efek penekanan insidensi OPT secara maksimal tanpa
mengganggu
ekosistem
produksi
keseimbangan tanaman
dan
meningkatkan efisiensi proses produksi melalui pengurangan penggunaan pestisida sintetik (Rademaker and De Jong., 1987; Kurnianti , 2013). Berdasarkan hal tersebut maka
perlu
dilaksanakan
penelitian
Penelitian menggunakan greenhouse perbanyakan tanaman bunga yang terletak di Kelurahan Kakaskasen II, Kecamatan Tomohon Utara dan di Laboratorium Entomologi dan Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian
UNSRAT
Mengidentifikasi
Manado
Hama
Thrips
Untuk spp.
Penelitian berlangsung selama 4 bulan yakni sejak bulan Juni sampai dengan September 2016. Bahan dan Alat
mengenai populasi dan serangan hama
Bahan yang digunakan antara lain
Thrips pada beberapa varietas tanaman
tanah, bibit tanaman krisan (Stek pucuk),
krisan (Chrysanthemum spp).
Sekam
bakar,
pupuk,
jaring,
bambu
potong, tali plastik, lampu, alkohol, kertas Tujuan Penelitian Tujuan penelitian untuk mengetahui populasi dan serangan hama Thrips spp. pada beberapa varietas tanaman krisan.
lebel, Fungisida Root Up, pisau, gunting, toples, lup, mikroskop, kuas, cangkul kamera dan alat tulis menulis.
3.4.3. Pengolahan tanah
Metode Penelitian
Lahan diolah kemudian dibuat Penelitian ini dilaksanakan dengan menanam tanaman krisan yang terdiri dari tiga varietas yaitu (1) varietas Solinda Pelangi, (2) varietas Kulo dan (3) varietas Puspita Nusantara. Petak yang digunakan adalah seluas 20 x 25 meter2. Selanjutnya petak dibagi menjadi 5 sub-petak dalam satu sub-petak ditanami sebanyak 64 tanaman dengan ukuran 1x1 meter2. Tanaman yang diamati pada setiap ukuran 1x1 meter2 sub petak sebanyak 7 tanaman sampel.
bedengan dengan ukuran 1 x 1 π2 sebanyak lima sub-petak untuk penanaman masing-masing varietas. Pengolahan tanah mengikuti cara dan kebiasaan petani setempat, yaitu masing-masing bedengan diberi pupuk kandang dengan dosis 30 ton/ha dan kapur pertanian dengan dosis 1 ton/ha.
Pupuk
kandang
dan
kapur
dicampur secara merata dan di diamkan selama satu minggu.
Pemberian urea
dilakukan 2 tahap saat tanaman berumur 30 hari dan 60 hari setelah tanam,
Prosedur Penelitian
sedangkan SP36 dan KCL di berikan saat
3.4.1. Persiapan
tanam. Pengendalian gulma dilakukan
Persiapan dalam penelitian meliputi penyiapan bahan dan alat serta survey
secara mekanis. 3.4.4. Penanaman tanaman krisan
lokasi penelitian. Survei bertujuan untuk mengetahui
dan
menetapkan
lokasi
penelitian.
Kriteria lokasi penelitian
Bibit disemai pada media sekam bakar selama seminggu. tumbuh
dan
berakar
Setelah bibit (berumur
satu
adalah terdapatnya bahan dan peralatan
minggu) segera disortir dan dipilih yang
yang
pelaksanaan
sehat kemudian ditanam pada masing-
penelitian seperti ketersediaan Greenhouse
masing sub-petak dengan jarak tanam 12,5
sebagai
x
dapat
menunjang
tempat
penanaman
dan
12,5 ππ2 .
Jumlah
masing-masing
pemeliharaan tanaman.
varietas tanaman Krisan yang ditanam
3.4.2. Penyiapan bibit
pada setiap sub-petak adalah sebanyak 64
Bibit varietas Kulo diperoleh dari Dinas
Pertanian
Kota
Tomohon,
sedangkan varietas Solinda Pelangi dan Puspita Nusantara diperoleh dari Balai Penelitian
Tanaman
Cianjur Jawa Barat.
Hias
(BALITI)
tanaman Pengamatan Hal-hal
yang
diamati
penelitian ini adalah :
dalam
3.5.1. Populasi hama Thrips spp. Pengamatan
3.5.2. Gejala serangan
populasi
hama
Pengamatan
gejala
serangan
dilakukan pada 5 sub-petak dengan cara
dilakukan dengan cara mengambil bunga
mengambil 7 sampel tanaman krisan pada
yang terserang kemudian diamati bentuk,
masing-masing
warna dan perubahan-perubahan lainnya
sub-petak,
kemudian
tanaman yang di ambil di petik helaian-
akibat serangan Thrips spp.
helaian bunganya untuk diamati apakah ditemukan hama Thrips atau tidak. Thrips
3.5.3. Persentase bunga terserang Pengamatan
baik nimfa maupun imago yang ditemukan pada helaian-helaian bunga krisan tersebut dikoleksi di dalam botol koleksi yang telah berisi alkohol 70 % kemudian dihitung jumlahnya.
Pengambilan
sampel
dilakukan
sebanyak 4 (empat) kali
dengan interval waktu seminggu sekali yakni pada tanaman berumur 8 minggu setelah tanam (mst), 9 mst, 10 mst dan 11 mst. Untuk menghitung rata-rata populasi Thrips spp. menggunakan rumus :
persentase
bunga
terserang dilakukan pada tanaman berumur 11 minggu setelah tanam dengan mencatat dan menghitung jumlah bunga yang terserang pada setiap sub-petak sampel tanaman dari 64 tanaman di hitung berapa jumlah tanaman yang terserang. Kriteria bunga
terserang
ditandai
dengan
terdapatnya gejala serangan hama Thrips spp. dan ataupun terdapatnya nimfa /imago pada bunga tanaman sampel.
Untuk
menghitung persentase bunga terserang digunakan rumus :
Gambar 6.
Kegiatan Penghitungan
Populasi Thrips spp. di Lokasi Penelitian.
minggu setelah tanam (mst) 38,5 ekor dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
terbanyak dijumpai pada tanaman berumur
Populasi Hama Thrips spp.
11 (mst) mencapai 51,2 ekor (Tabel 1).
Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata populasi hama Thrips spp. yang ditemukan pada varietas Kulo umur 8 β 11
Tabel 1. Populasi Thrips spp. pada Bunga Krisan Varietas Kulo (n = 7 bunga/sub-petak) Umur tanaman
Populasi Thrips spp. (ekor) pada sub-petak lahan
Rata-rata
(mst)
1
2
3
4
5
8 minggu
19
40
20
30
20
25,8
9 minggu
25
55
22
40
25
33,4
10 minggu
30
70
33
55
30
43,6
11 minggu
36
83
37
61
39
51,2
Rata-rata
27,5
62,0
28,0
46,5
28,5
38,5
Rata-rata populasi hama Thrips spp. pada
ekor dan terbanyak dijumpai pada tanaman
Varietas Solinda Pelangi mencapai 21,5
berumur 11 mst yakni 31,2 ekor (Tabel 2).
Tabel 2. Populasi Thrips spp. pada Bunga Krisan Varietas Solinda Pelangi (n = 7 bunga/sub-petak) Umur tanaman
Populasi Thrips spp. (ekor) pada sub-petak lahan
Rata-rata
(mst)
1
2
3
4
5
8 minggu
10
9
12
10
11
10,4
9 minggu
14
12
17
21
20
16,8
10 minggu
18
20
25
30
45
27,6
11 minggu
22
21
28
35
50
31,2
Rata-rata
16,0
15,5
20,5
24,0
31,5
21,5
Rata-rata populasi hama Thrips spp. 21,5
terbanyak dijumpai pada tanaman berumur
pada Varietas Puspita Nusantara ekor dan
11 mst yakni 15,6 ekor (Tabel 3).
Tabel 3. Populasi Thrips spp. pada Bunga Krisan Varietas Puspita Nusantara (n = 7 bunga/sub-petak Umur tanaman
Populasi Thrips spp. (ekor) pada sub-petak lahan
Rata-rata
(mst)
1
2
3
4
5
8 minggu
13
8
3
1
18
8,6
9 minggu
17
10
4
3
20
10,8
10 minggu
20
12
6
5
24
13,4
11 minggu
24
14
8
6
26
15,6
Rata-rata
18,5
11,0
5,25
3,75
22,0
12,10
Berdasarkan Tabel 1, 2 dan 3 ternyata
varietas Silonda Pelangi dan Puspita
populasi Thrips spp. tertinggi terdapat
Nusantara. Dari tiga varietas yang diamati
pada verietas Kulo kemudian diikuti
ternyata makin tua tanaman semakin banyak populasi Thrips spp. (Gambar 7).
60 Kulo, 51.2
50 40
Solinda Pelangi, 31.2
30 20
Puspita Nusantara, 15.6
10 0 8 mst
9 mst
10 mst
11 mst
Gambar 7. Perkembangan Populasi Thrips spp. pada Tiga Varietas Krisan dari Umur 8 β 11 mst.
Berdasarkan hasil penelitian ini, terlihat bahwa populasi Thrips spp. pada
untuk
Puspita Nusantara. Hal ini diduga karena bentuk bunga varietas Kulo yang lebih padat dibandingkan dengan bentuk bunga varietas lainnya. Kepadatan lembar bunga (floret) diduga merupakan salah satu daya tarik bagi Thrips spp. untuk mendatangi dan
menetap
pada
bunga
tersebut.
panasnya
sinar
matahari dan serangan predator.
varietas Kulo lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Solinda Pelangi dan
menghindari
Pengamatan populasi hama Thrips spp. pada tingkat umur tanaman ternyata pada tanaman berumur 11 minggu setelah tanam (mst) memiliki populasi Thrips spp. tertinggi yakni mencapai rata-rata 32,3 ekor, kemudian umur 10 mst 32,0 ekor, umur 9 mst 20,2 ekor, dan umur 8 mst 14,9 ekor. Gambar
Penelitian Febriantina (2006) melaporkan
7
menunjukan
bahwa
bahwa pemilihan bunga sebagai inang oleh
populasi Thrips spp. pada tiga varietas
hama
baik
Thrips
spp.
dipengaruhi
oleh
varietas
kulo,
pelangi,
kekompakan floret dan jenis bunga. Bunga
maupun
dengan floret yang banyak dan kompak
ditemukan pada tanaman berumur 11 mst
serta berukuran besar lebih disukai oleh
dan terendah pada umur 8. Hal ini diduga
Thrips spp. Selain itu, warna bunga juga
karena pada tanaman berumur 8 mst
menetukan tingkat populasi hama Thrips
terlihat sebagian besar bunga masih dalam
spp.
bentuk kuncup atau belum berkembang
Hama
Thrips
spp.
cenderung
Aktivitas hama untuk muncul ke permukaan floret dipengaruhi oleh waktu dan stadia hama. Stadia imago ditemukan lebih sering untuk muncul ke permukaan floret dan pada pagi hari antara jam 06,00sedangkan
tertinggi
11
mst
bunga
krisan
telah
mekar
sempurna. Banyaknya bunga yang mekar diduga merupakan salah satu daya tarik Thrips spp. untuk datang dan berasosiasi pada tanaman tersebut. Hal
ini
sesuai
dengan
hasil
siang
hari
lipatan
atau
penelitian Prabaningrum dan Moekasan,
gulungan lembar bunga. Tarumingkeng
(2007), melaporkan bahwa populasi Thrips
(1994)
spp. baik imago maupun nimfa ternyata
bersembunyi
di
pada
nusantara
sempurna, sedangkan pada umur tanaman
menyukai bunga yang berwarna putih.
08.00
puspita
solinda
dalam
menyatakan
bahwa
umumnya
aktifitas serangga dilakukan pada pagi hari
berkolerasi
pada
umur
tanaman.
sedangkan pada siang hari bersembunyi
Kepadatan populasi Thrips spp. pada pengambilan sampel ke 11 relatif tinggi
diduga karena pada saat pengambilan
8a),
sampel berlangsung musim panas dengan
kedudukan floret tersusun tumpang tindih
kondisi
secara rapi (Gambar 8b).
curah
hujan
sangat
rendah.
sedangkan
pada
bunga
sehat
Perkembangan populasi Thrips spp. juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor fisik antara lain suhu, kelembaban dan keadaan cuaca. Suhu udara yang rendah juga mempengaruhi lamanya siklus hidup Thrips spp. Kelembaban juga merupakan faktor yang mempengaruhi jumlah Thrips spp.
Pada kelembaban udara 70% dan
suhu 27-32Β°C Thrips berkembang biak sangat cepat karena pada kondisi demikian akan memicu produksi hormon seks sehingga terjadi perkawinan masal, selain thrips itu sendiri mampu bereproduksi secara
partenogenesis.
Saat
musim
kemarau, jumlah populasi meningkat dan akan berkurang bila terjadi hujan lebat karena tekanan air hujan yang besar mampu
menghanyutkan
Thrips
(Prabaningrum dan Moekasan, 2007).
Gambar 8. Gejala Serangan Hama Thrips a. bunga terserang b. bunga tidak terserang. Gejala tersebut sama seperti yang dikemukakan oleh Tamba M, (2015) bahwa Thrips biasanya menyerang tunastunas
daun,
pucuk
dan
bunga
dan
meninggalkan gejala yakni bagian yang diserangnya
akan
berwarna
keperak-
perakan atau kekuning-kuningan seperti perunggu,
terutama
pada
permukaan
bawah daun. Imago maupun nimfa memakan
Gejala Serangan Thrips spp.
dengan cara menusuk permukaan tanaman
Pengamatan gejala serangan Thrips
dengan mulut mereka dan menghisap isi
spp. menunjukkan gejala yang sama baik
sel tumbuhan. Hal ini menyebabkan
pada bunga varietas Solinda pelangi pada,
bintik-bintik putih atau coklat pada daun di
varietas Kulo maupun varietas Puspita
mana sel-sel tumbuhan telah hancur.
nusantara yaitu terdapatnya becak yang
Thrips merusak tanaman krisan dengan
berwarna coklat perak terutama pada
cara menusuk dan menghisap cairan
bagian ujung floret, floret yang terserang
tanaman, terutama pucuk, daun muda dan
berkerut. Selain itu bunga bertumbuh tidak
bunga. Pada area bekas tusukan alat
sempurna dimana kedudukan floret tidak
mulutnya akan berwarna perak atau coklat
tersusun rapi atau acak-acakan (Gambar
muda. Serangan berat dapat menyebabkan
daun muda/pucuk berkerut/keriting dan
total masing-masing varietas 64 tanaman
pada bunga menjadi gugur (Murphy dan
sampel
Ferguson, 2014)
tertinggi ditemukan pada varietas Kulo
tanaman
terserang
81,25 % (52 bunga terserang), kemudian
Serangan Hama Thrips spp
varietas Solinda Pelangi 64,06 % (41
Pengamatan tanaman yang terserang ternyata bervariasi antar varietas. Dari Tabel
ternyata
4.
Rata-rata
bunga terserang) dan Puspita Nusantara 43,75 % (28 bunga terserang) (Tabel 4) Tanaman
yang
Terserang
Jumlah tanaman terserang dari total (64 tanaman) / sub-petak
Varietas
Thrips
spp.
Rata-rata
1
2
3
4
5
Solinda Pelangi
8
7
6
8
12
64,06
Kulo
7
15
4
15
11
81,25
Puspita Nusantara
8
5
3
3
9
43,7
Tabel 4 menunjukan bahwa varietas Kulo
persembunyian dari predator.
merupakan jumlah yang terserang tertinggi
Prokopy dan Owens, (1983), bahwa
dibandingkan
bentuk dan warna bunga merupakan salah
lainnya.
dengan
kedua
varietas
Hal ini diduga karena varietas
satu
faktor
yang
berperan
Menurut
dalam
kulo memiliki bunga yang lebih besar
pengenalan dan penemuan inang oleh
dibandingkan dengan varietas Solinda
serangga. Hal ini juga sesuai dengan
Pelangi dan Puspita Nusantara. Selain itu
pernyataan Murphy and Ferguson (2014),
jumlah floret pada varietas Kulo lebih
bahwa setelah bunga
banyak dan rimbun yang dapat digunakan
gejala kerusakan helai mahkota yang
sebagai sumber makanan dan tempat
menandai
adanya
mekar, ditemukan
aktifitas
Thrips
memakan jaringan bunga. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
kemudian varietas Solinda Pelangi yaitu 21,5
ekor, dan varietas
Puspita Nusantara yaitu 12,1 ekor.
ο Rata-rata populasi Thrips spp. pada
ο Rata-rata populasi Thrips spp. pada
tanaman krisan tertinggi dijumpai
berbagai umur tanaman yang di
pada varietas Kulo yaitu 38,5 ekor,
amati
ternyata
yang
tertinggi
dijumpai pada tanaman berumur 11
minggu setelah tanam yaitu 32,3
Febriantina,
A.
R,
2006.
ekor, dan terendah pada tanaman
Bioekologi hama thrips pada bunga krisan
berumur 8 minggu setelah tanam
(Chrysantemum
yaitu 14,9 ekor.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
ο Rata-rata terserang
Jumlah hama
tanaman
Thrips
spp.
tertinggi dijumpai pada varietas Kulo yaitu 81,25 %, kemudian varietas
Solinda
Pelangi
yaitu
64,06 % dan varietas Puspita Nusantara yaitu 43,70 %.
sp.).
Abstrak
Skripsi
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/28 26/Bioekologi-hama-thrips-pada-bungakrisan-Chrysantemum-sp N,
Kurnianti
2013.
Thrips.
http://www.tanijogonegoro.com/2013/05/t hrips.html Maryam A. B. N, 1998. Beberapa
Saran
aspek biologi kutu daun pada tanaman Perlu dilakukan penelitian lanjutan
tentang jenis-jenis musuh alami seperti parasitoid, predator dan patogen pada hama Thrips spp.
krisan. J. Hort. 7(4): 908 β 912. Marwoto
B.
2005.
Standar
Prosedur Operasional budidaya krisan potong. Direktorat Budidaya Tanaman
DAFTAR PUSTAKA
Hias. Direktorat Jenderal Hortikultura.
Andiani, Y. 2013. Budidaya Bunga
Departemen Pertanian. Jakarta.
Krisan Potensi Besar Sebagai Komoditas
Maryam A. B. N, 1998. Beberapa
Ekspor. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
aspek biologi kutu daun pada tanaman
98 h
krisan. J. Hort. 7(4): 908 β 912. Dalmadi, 2014. Deskripsi Bunga
Krisan.
Pusat
Penyuluhan
Pertanian,
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDMPertanian.http://cybex.pertanian.go.id /materipenyuluhan/detail/9506/deskripsibu nga-krisan Fadriana, Andrie 2015. Jenis-jenis BungaKrisan.http://serbabudidaya.blogspo t.co.id/2015/01/jenis-jenis-bunga krisan.html
Murphy, G and G. Ferguson, 2014. Thrips in Greenhouse Crops - Biology, Damage and Management. Vegetable
Greenhouse
IPM Specialist/OMAF and
MRA; and Les Shipp - Greenhouse Entomologist/ Agriculture and Agri-Food Canada.http://www.omafra.gov.on.ca/engli sh/crops/facts/14-001.htm Myers, P., R. Espinosa., C. S. Parr., T. Jones., G. S. Hammond, and T. A.
Dewey.
2016.
Thrips.
The
Animal
DiversityWeb(online).http://animaldiversit y. rg/accounts/Thrips/classification Prabaningrum,
L.
Dan
nian.go.id/materipenyuluhan/detail/9871/h ama-dan-penyakit-tanaman-krisan. Tarumingkeng,
T.
R.
C.,
1994.
K.
Dinamika Populasi : Kajian Ekologi
Moekasan. 2007. Identifikasi Pada Status
Kuantitatif. Pustaka Sinar Harapan dan
Hama Pada Budidaya Pabrika (Capsicum
Universitas
annum var Grosum) tangkuban parahu no
Jakarta.
517. di Kabupaten Bandung. Jawa barat Indonesian Research
Center and
for
Horticulture
Development.
Jurnal
Hortikultura Vol 17, No 2 (2007). http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index. php/jhort/issue/view/231 Prokopy R. J and E. D. Owen, 1983.
Visual Detection of Plant By
Herbivorous Insects. Ann. Rev. Entomol 1983:28:33764.http://www.annualreviews. org/doi/abs/10.1146/annurev.en.28.010183 .002005 Rademaker, W. And J. De Jong. 1987. Type of Resistence to Puccinia Horiana in Chrysanthemum. Acta Hort. 197 : 85 β 88. Silvia
E.,
W.
Nuryani,
dan
Djatnika. 2010. Pengaruh bahan pembawa terhadap efektivitas Beauveria bassiana dalam mengendalikan Thrips Parvispinus Karny pada tanaman krisan di rumah plastic. J. Hort. 20 (1): 80-85. Tamba
M,
2015.
Hama
dan
PenyakitTanamanKrisan.http://cybex.perta
Kristen
Krida
Wacana,