163
PLANNING MATRIX SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI RAHAYU SURABAYA PLANNING MATRIX IN AN EFFORT TO INCREASE THE QUALITY OF SERVICE OF INPATIENT CARE IN GENERAL HOSPITAL BHAKTI RAHAYU SURABAYA Ika Avrianti Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya E-mail:
[email protected]
ABSTRACT Inpatient unit of Bhakti Rahayu Hospital as one potential revenue center for the hospital expected to be able to support an increas the income of the hospital. The issue of this research is the decrease trend of Bed Occupancy rate 48,96% with trend -15,79%.This research aims to increas the quality of inpatient services care in Bhakti Rahayu Hospital based on planning matrix. This research was in inpatient unit Bhakti Rahayu Hospital with an descriptive design cross sectional study of the 80 patients who are representing inpatient hospitalization were taken by simple random sampling. Data was collected by using questionnaires distributed to patients and analysed by quantitative methods arranged in the planning matrix table. The results showed that inpatient services quality has not met the standards of good service so that the service implementation need improvement and enhancement services primarily on aspects of the physical and human resources. The conclusions showed that to increase the quality of health care based on internal factors was very important. Physical aspects and human resources are the top priority to fix up. Keywords:services quality, planning matrix, inpatient unit
PENDAHULUAN Rumah
pelayanan sakit
sebagai
salah
satu
kualitas
jasa
kesehatan
pelayanan,
dimana
kepuasan
dan
masalah loyalitas
penyelenggara pelayanan kesehatan memiliki peran
pasien menjadi faktor utama dalam menentukan
yang
keberhasilan rumah sakit.
Selain itu, rumah
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
sakit
keunggulan
setinggi-tingginya (Undang-Undang nomor 44 tahun
kelengkapan fasilitas serta sikap dan layanan
2009 tentang rumah sakit pasal 1 ayat 1).
sumber daya manusia yang merupakan sub-
sangat
strategis
dalam
mempercepat
Peran strategis ini didapat karena rumah
harus
memiliki
dan
dimensi yang berpengaruh secara signifikan
sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
terhadap
padat karya. Peran tersebut pada dewasa ini
dipersepsikan
semakin menonjol mengingat perkembangan pola
kehilangan banyak pasien dan dijauhi apabila
penyakit
mengabaikan sub-dimensi tersebut.
yang
beragam
serta
peningkatan
perubahan struktur sosial ekonomi masyarakat dan pelayanan
yang
menuntut
adanya
pelayanan
pelayanan
memenuhi
pelayanan
yang
menuntut
sakit
meningkatkan
(Aditama, 2003).
mutu sakit
merupakan
usaha
dituntut
yang
perubahan pola pelayanan kesehatan di Indonesia
Rumah
diberikan
Rumah
sakit
dan akan
industri
jasa
perumahsakitan yang semakin ketat, sebuah rumah
mereka
pasien.
Ditengahpersaingan
kesehatan yang lebih bermutu, ramah dan sanggup kebutuhan
yang
mutu
semakin
dilakukan
manajemen
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 4 Nomor 2 Juli- Desember 2016
memberikan
prima
pelayanan.
pelayanan
profesionalisme
untuk
unit
dengan
Peningkatan melalui kerja
yang
164
potensial dengan memberikan pelayanan yang
Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan yang
sesuai dengan harapan pasien sehingga akan
padat modal dan padat karya, mau tidak mau rumah
memberikan kepuasan keada pasien. Unit kerja
sakit
yang potensial diantaranya adalah rawat inap,
pendapatannya. Dengan demikian, rumah sakit bisa
rawat jalan, unit gawat darurat, instalasi farmasi,
melakukan perbaikan kesejahteraan karyawan dan
dan sebagainya.
pengembangan rumah sakit.
Instalasi rawat inap merupakan salah satu
harus
selalu
Salah
satu
berusaha
bentuk
meningkatkan
penilaian
terhadap
potential revenue center bagi rumah sakit. Setiap
kinerja Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bhakti
tahun, rawat inap memberikan kontribusi yang cukup
Rahayu Surabaya yakni berdasarkan BOR, ALOS,
signifikan bagi rumah sakit sehingga pengelolaannya
BTO, dan TOI yang disajikan pada Tabel 1.
harus
dilakukan
secara
serius
(Arianto,2011).
Tabel 1 Jumlah Tempat Tidur dan Indikator Kinerja Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu tahun 2011-2014 Atribut
Tahun
Jumlah TT BOR (%) Trend (%) Standar ideal BOR * Pergerakan BOR ALOS (hari) Standar ideal ALOS * BTO Standar ideal BTO * TOI Standar ideal TOI*
2011
2012
150 44,41 60-85 4,02 6-9 hari 40,34 40-50 5,03 1-3 hari
150 46,86 5,23 60-85 naik 4,17 6-9 hari 41,00 40-50 4,73 1-3 hari
2013
2014
134 56,69 17,34 60-85 Naik 4,34 6-9 hari 47,72 40-50 3,31 1-3 hari
134 48,96 -15,79 60-85 turun 4,28 6-9 hari 41,73 40-50 4,46 1-3 hari
Sumber: Laporan Tahunan Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya Tahun 2010 s.d 2014
Berdasarkan
Tabel
1,
dapat
diketahuibahwa nilai BOR Rumah Sakit Bhakti
48,96% dengan tren sebesar -15,79% dibandingkan dengan tahun 2013.
Rahayu Surabaya berkisar antara 44,41% sampai
Data ALOS cenderung normal akan tetapi
48,96% pada tahun 2011 sampai 2014 dan selalu
ALOS yang normal bukan berarti mutu pelayanan
lebih rendah dibandingkan standaridealBOR menurut
baik karena masih tergantung nilai indikator yang
Kementrian Kesehatan yakni sebesar 60-85%
lain. Berdasarkan indikator BTO, rumah sakit masih
(Depkes RI, 2005).Nilai BOR sempat mengalami
normal yakni berkisar pada angka 40-47, artinya
kenaikan sebesar 2,45% dari tahun 2011 menuju
selama 1 tahun tempat tidur diisi hanya 40-47 kali.
2012 dan mengalami kenaikan yang cukup signifikan
Namun hal ini tidak menjadi masalah mengingat
pada tahun 2012 menuju 2013 yaitu sebesar 9,8%.
angka ALOS yang rendah. Apabila dilihat dari nilai
Namun pada tahun 2014 nilai BOR hanya sebesar
TOI maka rumah sakit melebihi standar ideal 1-3 hari sehingga
akan
cukup
menyebabkan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 4 Nomor 2 Juli- Desember 2016
masalah
165
dikarenakan rata-rata TT kosong selama3-5 hari
weight, 7) cummulative normalized raw weight, dan
setelah pasien keluar.
8) completed planning matrix. Adapun 8 bagian
Permasalahan
yang
diangkat
pada
planningmatrixtersebut dijelaskan sebagai berikut:
penelitian ini adalah rendahnya nilai BOR sebesar
Tingkat kepentingan pelanggan (important
48,96% dengan trend sebesar -15,79% di Unit
to customer) terdiri dari kolom tingkat kepentingan
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu
yang merupakan tempat dimana hasil pengambilan
Surabaya tahun 2014. Tujuan dari penelitian adalah
data mengenai seberapa penting kebutuhan pada
menyusun
suatu atribut pelayanan. Tingkat kepentingan diukur
planning
matrix
sebagai
upaya
peningkatan mutu pelayanan rawat inap di Rumah
dengan
Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya. Planning
pelanggganyang
matrix merupakan metode yang memuat data
pelanggan pada setiap atribut pelayanan.Pada
kuantitatif mengenai kebutuhan pelanggan, dimana
analisis hasil akhir, uraian kebutuhan pelanggan
digunakan
yang memiliki tingkat kepentingan tinggi akan
untuk
membantu
tim
pelaksana
membagikan memuat
jasa
kebutuhan
direspon
difokuskan
pengembangan
teknik.Tingkat kepentingan atribut (importance to
organisasi yang sedang berlangsung (Cohen, 1995),
customers) dan customer satisfaction performance
hal tersebut sangat bermanfaat dalam penyusunan
diperoleh bersamaan dengan informasi kebutuhan
strategi rumah sakit untuk meningkatkan mutu
dan harapan pelanggan diawal proses.
proses
penyedia
uraian
kepada
dalammemutuskan aspek mana saja yang akan selama
oleh
kuesioner
sebagai
respon
Tingkat kepuasan pelanggan (customer
pelayanan.
satisfaction
performance)merupakan
persepsi
PUSTAKA
pelanggan mengenai seberapa baik suatu produk
Planning Matrix
atau
layanan
dapat
memenuhi
kebutuhan
Planning matrix yang merupakan bagian
pelanggan. Penilaian tingkat kepuasan pelanggan
dari house of quality adalah alat untuk membantu tim
(customer satisfaction performance) pada masing-
pengembangan dalam memprioritaskan kebutuhan
masing atribut pelayanan merupakan nilai rerata
dan harapan pelanggan. Planning matrix mencatat
komposit dari penilaian individu pasien.
masing-masing kebutuhan atau keuntungan dari
Goal atau tujuan merupakan penentuan
produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan
tingkat kepuasan yang ingin dicapai untuk setiap
berdasarkan interpretasi tim pengembang dan data
keinginan
hasil penelitian. Planning matrixterdiri dari 8 bagian
ditentukan oleh pemberi pelayanan. Skala goal
yaitu: 1) tingkat kepentingan pelanggan (important to
mengikuti skala dari rating 1 sampai 5, sedangkan
customer), 2) tingkat kepuasan pelanggan (customer
rasio perbaikan (improvement ratio) adalah tujuan
satisfaction performance), 3)goal dan improvement
kepuasan pelanggan pada prespektif pengguna
dan
kebutuhan
ratio, 4)sales point, 5) raw weight, 6) normalized raw
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 4 Nomor 2 Juli- Desember 2016
pelanggan,
nilainya
166
jasa. Secara matematis, dalam Cohen (1995)
1995). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai
dirumuskan sebagai berikut:
berikut: Raw Weight = IC x IR x SP ( )
Improvement Ratio =
(
)
Semakin tinggi nilai raw weight, maka Improvement ratio menurut skala Cohen semakin penting customer need tersebut. Raw (1995), dapat diklasifikasikan dalam empat kategori weight
menyediakan
strategi
bisnis
secara
yaitu: menyeluruh pada tingkat kepentingan dari customer Kategori 1
: skor <1 = no change (light)
Kategori 2
: skor 1-1,2= moderately difficult
need kepada kesuksesan produk atau jasa yang direncanakan. improvement Normalized raw weight adalah skala 0-1 Kategori 3
: skor 1,2-1,5= difficult atau dinyatakan dalam suatu persentase (Cohen, Improvement 1995).
Kategori 4
Penghitungan
nilainormalized
raw
: skor >1,5= very difficult weightdilakukan dengan menghitung total raw weight improvement kemudian dihitung normalized raw weight tiap
Semakin besar kategori menunjukkan semakin berat kebutuhan upaya
perbaikan
yang
harus
dilakukan
konsumen
dengan
rumus
sebagai
oleh berikut:
organisasi untuk mencapai tujuan (goal) yang
Normalized Raw Weight =
ditetapkan.
(
) (
)
Sales pointadalah nilai jual yang dimiliki Cumulative
normalized
raw
weight
oleh sebuah produk berdasarkan seberapa baik ditempatkan paling akhir dan paling kanan dalam kebutuhan
pelanggan
terpenuhi.
Sales
point planning
ditentukan
oleh
pihak
organisasi.
matrix
(Cohen,
1995).
Cumulative
Nilai normalized raw weight digunakan untuk mengetahui
mencerminkan tingkat kepentingan yang dapat kebutuhan
konsumen
yang
paling
penting.
diperoleh apabila dilakukan kepentingan perbaikan Cumulative normalized raw weight memperlihatkan dan
penyempurnaan
indikator.
Sales seberapa besar total raw weight sehingga dapat
pointmempunyai nilai dari salah satu diantara tiga menentukan kebutuhan konsumen terhadap produk nilai berikut: atau jasa yang paling penting. 1
= no sales point
1,2
= medium sales point
1,5
= strong sales point
Completed planning matrix atau gabungan matriks perencanaan merupakan hasil dari riset pasar yang ditampilkan dalam sebuah tabel yang Raw weight merupakan nilai penjumlahan menjadi dasar keputusan dalam melakukan strategi dari data dan merupakan keputusan yang dibuat pemasaran yang lebih efektif dalam mencapai dalam kolom planning matrix di sebelah kiri (Cohen,
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 4 Nomor 2 Juli- Desember 2016
167
kepentingan dan kepuasan konsumen terhadap jasa
Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya.
yang diberikan oleh penyedia pelayanan.
Lembar
pengisian
skoring
digunakan
untuk
menentukan tujuan (goal) dan nilai jual (sales point) METODE
yang diisi oleh petugas manajemen rawat inap di
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan
menggunakan
cross
Teknik analisis data dalam penelitian ini
dilaksanakan pada bulan
menggunakan metode planning matrix yaitu dengan
November tahun 2015-April tahun 2016 di Rumah
menganalisis data tingkat kepentingan dan tingkat
Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya.
kepuasan
sectional. Penelitian ini
rancang
bangun
Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya.
pasien
atau
customer
satisfaction
jenis
performance diperoleh dari meanatau rata-ratapada
populasi yaitu seluruh pasien yang menggunakan
setiap atribut. Data tingkat kepentingan diambil
pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Bhakti
modusnya kemudian diberi skor sesuai nilai
Rahayu
yang
modus. Selanjutnya, menganalisis goal dan sales
diperoleh dari rata-rata jumlah pasien tiap bulan
pointyang hasilnya diperoleh dari pengumpulan data
pada tahun 2014 dan seluruh petugas manajemen
pasien.Sedangkan improvement ratio diperoleh dari
rawat inap Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu
goal dibagi dengan kepuasan pelanggan atau
Surabaya yang terlibat langsung dalam proses
customer satisfaction performance.
Penelitian
ini
Surabaya
menggunakan
sebesar
475
dua
pasien
Hasil
pelayanan rawat inap. Sampel dalam penelitian ini terbagi menjadi
untuk
improvement
ratio
menganalisis berat atau
dipergunakan ringannya
tiap
sampel pasien dan sampel petugas manajemen
permasalahan yang harus diselesaikan. Kemudian
rawat
dengan
melakukan perhitungan antara unsur dalam planning
sampling
matrix tercantum dalam hasil raw weight (RW),
dengan jumlah sebesar 80 pasien. Sampel petugas
normalized raw weight (NRW), dan cumulative
manajemen
normalized raw weight (CNRW). Hasil analisis data
inap.
menggunakan
Sampel
pasien
diperoleh
teknik
simple
random
rawat
inap
diperoleh
dengan
menggunakan total populasi penelitian yaitu kepala
disusun dalam tabel planning matrix.
perawat,seluruh ketua unit dan penanggung jawab HASIL dan PEMBAHASAN
ruang rawat inap sejumlah 30 orang.
menggunakan kuesioner yang diberikan kepada
Tingkat Kepentingan Pasien Terhadap Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya
masyarakat pengguna layanan rawat inap yang
Tingkat kepentingantertinggi pasien terhadap
Teknik dan instrumen pengumpulan data
berisi
tentangtingkat
kepentingan
dan
tingkat
kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat inap
pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya disajikan pada Tabel 2.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 4 Nomor 2 Juli- Desember 2016
168
Tabel 2
Uraian Kepentingan Tertinggi PasienTerhadap Atribut Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya Tahun 2016 Atribut Pelayanan
Uraian Kepentingan Tertinggi
Layanan Penerimaan pasien/UGD Ruang Rawat Inap
Petugas melayani pasien dengan sopan, ramah dan tanggap
Dokter
Dokter tersedia dalam 24 jam dan dokter yang menangani pasien selalu on call Perawat memperhatikan kebutuhan dan keluhan pasien Petugas melayani dengan sopan, ramah, dan tanggap Petugas memberi informasi mengenai menu yang tersedia dan menanyakan kecukupan dan rasa makanan serta makanan yang disukai atau tidak disukai pasien Penyediaan fasilitas pembayaran non tunai (debet)
Ruang rawat inap tertata rapi, bersih, tenang, aman dan nyaman
Perawat Farmasi Gizi
Administrasi Keuangan
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
pelayanan
kesehatan
sebagian besar kepentingan tertinggi pasien adalah
pelayanan
yang
pada aspek kualitas fungsional (functional quality)
konsumen yang dirasakan dan diselenggarakan
terkait proses menyampaikan pelayanan, bagaimana
dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu,
petugas dapat melayani pasien dengan baik serta
tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya
kenyamanan. Kepentingan tertinggi yang dinilai
serta mencegah berkembangnya atau meluasnya
pasien sangat penting agar diperhatikan oleh pihak
penyakit. Pandangan konsumen ini sangat penting
Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya untuk
karena
peningkatan mutu pelayanan rawat inap.
mematuhi pengobatan dan mau datang kembali
Konsumen yang datang ke rawat inap Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya memiliki Pelayanan
kepentingan yang
sesuai
yang dengan
yang
dapat
konsumen
bermutu
memenuhi
yang
merasa
sebagai kebutuhan
puas
akan
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sehingga dapat tercipta loyalitas pasien.
berbeda-beda. kepentingan
Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya
konsumen akan menghasilkan kepuasan pasien. Hal Tingkat
kepuasan
pasien
terhadap
ini sesuai dengan teori perspektif mutu pelayanan pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Bhakti menurut Pohan (2006), yaitu konsumen melihat Rahayu
Surabaya
disajikan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 4 Nomor 2 Juli- Desember 2016
pada
Tabel
3.
169
Tabel 3
Uraian NilaiKepuasan Terendah Pada Customer Satisfaction Atribut Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya Tahun 2016 Atribut Uraian Customer Satisfaction Nilai Kepuasan Terendah Kepuasan GAP
Layanan Penerimaan pasien/UGD Ruang Rawat Inap Dokter
Kecukupan kursi yang tersedia diruang tunggu Pembatasan jam berkunjung Mengunjungi pasien dua kali sehari dan berkomunikasi Perawat memberi informasi Kursi untuk keluarga pasien yang menunggu Kebersihan peralatan makan yang digunakan Penyediaan pembayaran non tunai
Perawat Farmasi Gizi Administrasi
Kepuasan pasien adalah tanggapan pasien terhadap
kesesuaian
tingkat
kepentingan
atau
harapan (ekspektasi) sebelum mereka menerima
adanya
2,98
-1,11
2,29 2,78
1,79 -1,43
4,19 4,06
-1,28 -1,1
2,8
-1.20
2,97
-1,27
ketidaksesuaian
komunikasi
antara
pelanggan dan penyedia layanan. Maka, komunikasi antara pasien dan petugas perlu ditingkatkan.
jasa pelayanan dengan sesudah pelayanan yang
Pada layanan perawat di ruang rawat
mereka terima (Muninjaya, 2011).Pada layanan
inap aspek yang memiliki nilai paling rendah ialah
penerimaan pasien atau UGD, nilai terendah uraian
perawat memberi informasi. Mengingat pelayanan
kepuasan terdapat pada kecukupan kursi yang
keperawatan dalam sebuah pelayanan dirumah
tersedia untuk pasien dan keluarga yang sedang
sakit memiliki peranan vital karena sebagian
menunggu
besar waktu pasien adalah bersama perawat.
giliran
layanan.
Padahal
terdapat
beberapa dimensi mutu pelayanan pada kualitas
Maka
kebutuhan
pasien
akan
pelayanan
jasa,salah satunya adalah kelengkapan sarana
keperawatan harus dipenuhi guna memenuhi
prasarana (Gasperz,2011).
kepuasan pasien.
Pada pelayanan ruang rawat inap yang
Pada layanan farmasi layanan rawat
memiliki nilai terendah ialah pembatasan jam
inap, nilai kepuasan yang paling rendah ialah
berkunjung.
rata-
pada aspek kursi untuk keluarga pasien yang
ratakepuasan ruang rawat inap belum mencapai
menunggu. Pada layanan gizi rawat inap, nilai
kategori puas.
kepuasan
Secara
umum
mean
atau
Pada layanan dokter rawat inap mengunjungi
Kebersihan
yang
paling
peralatan
rendah
pada
makan
aspek yang
pasien dua kali sehari dan berkomunikasi. Hal
digunakan.Pada layanan Administrasi rawat inap,
tersebut membuktikan bahwa aspek komunikasi
nilai kepuasan yang paling rendah terdapat pada
interpersonal telah mencapai kepuasan pasien.
aspek penyediaan pembayaran non tunai.
Mudie
&
Cottam
dalam
Apabila diklasifikasikan berdasarkan teori
umumnya
Donabedian (1979), maka keinginan pelanggan
terhadap kualitas
yang harus dipenuhi untuk mencapai kepuasan
layanan pada sebuah jasa disebabkan karena
adalah pada aspek technical care yakni pada
Tjiptono(2012),menyatakan pelanggan
yang
tidak
puas
(1999) bahwa
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 4 Nomor 2 Juli- Desember 2016
170
penyediaan sarana fisik yang lebih memadai
menunjukkan goal pelayanan rawat inap Rumah
dibandingkan
dan
Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya sebagian
bahwa
besar masuk kategori puas dengan nial goal 3.
peningkatan fasilitas pada aspek fisik menjadi hal
Terdapat 1 uraian dengan kategori sangat puas
penting
dengan nilai goal 4 yaitu kebersihan peralatan
amenity.
dengan
Hal
functional
tersebut
yang
harus
care
menunjukkan
diperhatikan
oleh
pihak
Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya. Secara
umum,
penelitian
Hasil tersebut menunjukkan bahwa Rumah
menunjukkan bahwa Rumah Sakit Umum Bhakti
Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya sebagai
Rahayu
harapan
penyedia jasa pelayanan kesehatan telah berupaya
sebagian
besar
memenuhi setiap keinginan dan kebutuhan pasien
yang
artinya
Surabaya
hasil
makan yang digunakan.
belum
memenuhi
pasienkarena
pada
GAP
menunjukkan
nilai
negatif
sebagai
pelanggan
dalam
menciptakan
mutu
harapan>kenyataan(Parasuraman et.al, 1988) dalam
pelayanan yang baik. Pasien berhak mendapatkan
Tjiptono
dapat
pelayanan yang terbaik karena merupakan tujuan
(1997).
Harapan
ditentukan
oleh
faktor
kebutuhan
pribadi,
pelanggan
umum
yang
meliputi
suatu penyedia pelayanan kesehatan, maka Rumah
pengalaman
masa
lampau,
Sakit
rekomendasi dari mulut ke mulut, dan iklan.
Umum
Bhakti
Rahayu
Surabaya
perlu
meningkatkan mutu pelayanan.
Menurut Supriyanto dan Ernawaty (2010),
Mutu pelayanan berpusat pada upaya
pelanggan mempunyai harapan yang ditentukan
pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan
pula
dan
oleh
pengalaman
dan
tipe
kepribadian.
ketepatan
penyampaiannya
dalam
Harapan pelanggan yang dapat dipenuhi atau
mengimbangi harapan pelanggan. Terdapat dua
melampaui pelayanan akan menimbulkan kepuasan
faktor utama yang mempengaruhi mutu pelayanan
pasien. Demi mewujudkan pelayanan yang bermutu,
yaitu
maka kepuasan pasien harus tercapai yang mana
dirasakan.
akan menciptakan keuntungan bagi rumah sakit.
menyatakan bahwa baik tidaknya mutu pelayanan
Goal (Tujuan) Pelayanan Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya. Goal
adalah tujuan penentuan tingkat
pelayanan
yang
Menurut
diharapkan
Parasuraman
et
dan
yang
al,
1985
tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggan secara konsisten. Melalui
peningkatan
mutu
pelayanan,
akan
kepuasan yang ingin dicapai untuk setiap keinginan
memberikan kepuasan pasien akan mendapatkan
dan kebutuhan pelanggan (Cohen,1995), nilainya
pasien yang lebih banyak.
ditentukan oleh petugas manajemen rawat inap sebagai
pemberi
pelayanan.
Goal
merupakan
Sales Point (Nilai Jual) Pelayanan Ruang Rawat Inap di RumahSakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya.
sasaran perbaikan yang ingin dicapai oleh pihak Sales pointadalah nilai jual yang dimiliki manajemen berdasarkan kebutuhan dan keinginan oleh sebuah produk berdasarkan seberapa baik konsumen, dalam hal ini pasien. Hasil penelitian
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 4 Nomor 2 Juli- Desember 2016
171
kebutuhan pelanggan terpenuhi (Cohen, 1995),
ini dengan cepat dapat mengetahui informasi.
nilainya ditentukan oleh petugas manajemen rawat
Informasi tersebut berdampak pada pengetahuan,
inap.
tingkat
cara pandang, sikap dan pola hidup sehingga
kepentingan yang dapat diperoleh apabila dilakukan
menjadi lebih kritis. Dengan meningkatnya tingkat
kepentingan
penyempurnaan
kritis masyarakat, keinginan dan harapan terhadap
indikator.Hasil penelitian menunjukkan 16 uraian
pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan semakin
dengan nilai sales point 1,5 dimana tingkat yang
meningkat (Arianto, 2011).
Nilai
sales
point
mencerminkan
perbaikan
dan
dapat diperoleh Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya
apabila
dilakukan
perbaikan
dan
Nilai Improvement Ratio (IR) Pelayanan Rawat Inap di RumahSakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya
penyempurnaan indikator tinggi.Terdapat 15 uraian Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
dengan nilai sales point 1,2 dimana tingkat yang terdapat 6 atribut yang termasuk kategori moderate dapat diperoleh Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu difficult improvement dan 7 atribut yang termasuk Surabaya
apabila
dilakukan
perbaikan
dan kategori difficult improvement. Kategori moderate
penyempurnaan indikator sedang. difficult improvement memiliki arti perlu upaya Terdapat 4 uraian yang memiliki nilai sales sedang untuk perbaikan dalam mencapai kepuasan point1 dimana tingkat yang dapat diperoleh Rumah konsumen. Kategori difficult improvement memiliki Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya apabila arti perlu upaya keras untuk perbaikan dalam dilakukan perbaikan dan penyempurnaan indikator mencapai kepuasan konsumen. rendah yaitu kebersihan dan kerapian ruangan pada Uraian yang termasuk kategori moderate atribut
pelayanan
farmasi,
petugas
memberi difficult improvement adalah kecukupan kursi yang
informasi
mengenai
menu
yang
tersedia
dan tersedia untuk pasien dan keluarga yang sedang
menanyakan kecukupan dan rasa makanan serta menunggu
giliran
layanan
pada
atribut
makanan yang disukai/ tidak disukai pasien pada UGD/Penerimaan pasien, tempat tidur pasien telah atribut pelayanan gizi, dan pada atribut administrasi disiapkan dalam keadaan rapi bersih dan siap pakai dan keuangan yaitu ruang administrasi nyaman, dan kecukupan dan kebersihan toilet yang tersedia bersih, dan harum serta penyediaan pembayaran untuk pasien atau anggota keluarga yang sedang non tunai untuk memudahkan proses pembayaran. menjaga pasien pada atribut ruang rawat inap, Secara umum nilai sales point pelayanan dokter
mengunjungi
pasien
dua
kali
sehari,
rawat inap di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu berkomunikasi dengan pasien dan perawat. Surabaya sudah tinggi, namun perlu mendapatkan Dokter tersedia dalam 24 jam dan dokter perhatian oleh Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu yang menangani pasien selalu on call atau dapat Surabaya
agar
dilakukan
perbaikan
dan dihubungi sewaktu-waktu pada atribut dokter rawat
penyempurnaan indikator. Mengingat pasien dalam inap, perawat memberi informasi tentang peraturan, memanfaatkan pelayanan kesehatan di era modern
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 4 Nomor 2 Juli- Desember 2016
172
waktu
makan, kunjungan dokter, penyimpanan
Pihak Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu
barang berharga, dan sebagainya pada atribut
Surabaya
perawat rawat inap, petugas melayani dengan
terobosan
sopan, ramah, dan tanggap dan kursi untuk keluarga
peningkatan mutu pelayanan di unit rawat inap.
pasien yang menunggu obat cukup tersedia pada
Pelayanan yang bermutu adalah pelayanan yang
atribut pelayanan farmasi, dan penyediaan fasilitas
berfokus pada pelanggan yang akan meningkatkan
pembayaran non tunai (debet) untuk memudahkan
kepuasan dan kepercayaan pasien terhadap citra
proses
Rumah
pembayaran
pada
atribut
pelayanan
administrasi dan keuangan.
harus
melakukan
apabila
Sakit
perubahan
menginginkan
(Gaspers,
2002).
dan
adanya
Pemberian
pelayanan yang sesuai dengan harapan pasien
Uraian yang termasuk kategori difficult
dilakukan dengan memberikan respon teknis sesuai
improvement adalah ruang rawat inap tertata rapi,
harapan pasien terhadap pelayanan rawat inap.
bersih, tenang, aman, nyaman dan pembatasan jam
Salah satu respon teknis yang dapat dilakukan yaitu
berkunjung dan keluarga yang menjaga pasien pada
pembenahan ruang rawat inap Rumah Sakit Umum
atribut ruang rawat inap dan kebersihan peralatan
Bhakti Rahayu Surabaya dimana akan menciptakan
makan yang digunakan pada atribut pelayanan gizi.
ruangan yang bersih, rapi, tenang, serta nyaman.
Pihak Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya seharusnya
melakukan
upaya
peningkatan
Planning Matrix Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya
kebersihan peralatan makan yang digunakan atau Planning matrix sebagai upaya peningkatan melakukan pembaruan alat makan secara berkala. mutu pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Berdasarkan
hasil
penelitian,
sebagian Bhakti Rahayu Surabaya disusun berdasarkan
besar upaya perbaikan yang harus dilakukan oleh completed planning matrixyang terdiri dari nilai raw Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya weight (RW), normalized raw weight (NRW), dan adalah pada aspek functional care dan amenity. cummulative normalized raw weight (CNRW). Aspekfunctional care berkaitan dengan kualitas cara Nilai
raw
weight
diperolehberdasarkan
penyampaian suatu jasa berdasarkan penampilan perkalian antara tingkat kepentingan (importance to fisik, kemampuan yang dapat memberi rasa aman customer), terhadap
pasien,
kemampuan
nilai
jual
(sales
point),
dan
rasio
menumbuhkan perbaikan
(improvement
ratio)
sedangkan
kepercayaan, respons terhadap keluhan pasien dan perhitungan normalized raw weight (NRW) diperoleh cara berkomunikasi dengan pasien (Donabedian, dari nilai raw weight dibagi dengan total raw weight 1996).
Aspek
amenity
juga
berkaitan
dengan dalam satu atribut.
penampilan fisik dari fasilitas kesehatan, personil, Penghitungan dan
peralatan
medis
maupun
non
cummulative
normalized
medis atribut (CNRW) merupakan penjumlahan dari
(Donabedian, 1996).
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 4 Nomor 2 Juli- Desember 2016
173
normalized
raw
weight
padasetiap
atribut.
pelayanan yang baik. Oleh karena itu, perlu
Berdasarkan nilai CNRW yang terbesar dapat dilihat
dilakukan peningkatan mutupelayanan rawat inap di
bobot masalah pada sebuah atribut. Berikut adalah
Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya untuk
hasilperhitungan RW, NRW, dan CNRW setiap
mencapai standar pelayanan yang baik.
atribut.Urutan atribut pelayanan rawat inap yang
Berdasarkan
tabel
4,
dapat
diketahui
perlu diprioritaskan untuk diperbaiki berdasarkan
bahwa nilai cummulative normalized weight (CNRW)
nilai NRW (normalized raw weight) yang paling
tertinggi adalah pada atribut ruang rawat inap dan
tinggi. Adapun tabel planning matrix pelayanan
dokter rawat inap, oleh sebab itu kedua atribut
rawat inap di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu
tersebut
Surabaya Tahun 2016 disajikan pada tabel 4.
meningkatkan mutu rawat inap di Rumah Sakit
Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa total
Umum Bhakti Rahayu Surabaya. Nilai kepuasan
nilai normalized raw weight (NRW) adalah sebesar
pasien terendah ada pada atribut ruang rawat inap,
6,92 sehingga melebihi standar yakni nilai NRW
maka perlu dilakukan pembenahan terkait dengan
sebesar 0 – 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa
ruang rawat inap demi mewujudkan kepuasan
mutu pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum
pasien.
perlu
diprioritaskan
sebagai
upaya
Bhakti Rahayu Surabaya belum memenuhi standar
Tabel 4
Completed Planning Matrix Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya Tahun 2016
Atribut
Layanan Penerimaan Pasien IRNA/ UGD
Ruang Rawat Inap
Dokter Ruang Rawat Inap
Uraian Petugas melayani pasien dengan sopan, ramah dan tanggap Petugas melayani pasien dengan cepat, tepat dan tidak berbelit-belit Kecukupan kursi yang tersedia untuk pasien dan keluarga yang sedang menunggu giliran layanan Kursi roda/troli tersedia untuk membawa pasien ke ruang rawat inap Kelengkapan dan kebersihan peralatan yang dipakai Tempat tidur pasien telah disiapkan dalam keadaan rapi bersih dan siap pakai Ruang rawat inap tertata rapi, bersih, tenang, aman dan nyaman Pembatasan jam berkunjung dan keluarga yang menjaga pasien Kecukupan kursi yang tersedia untuk anggota keluarga yang sedang menjaga pasien Kecukupan dan kebersihan toilet yang tersedia untuk pasien atau anggota keluarga yang sedang menjaga pasien Doktermengunjungi pasien dua kali sehari dan berkomunikasi dengan pasien dan perawat Doktermelayani pasien dengan ramah, sopan dan tanggap Dokter selalu menanyakan perubahan kondisi pasien dan jika perlu mengganti obat
RW 1,47
NRW 0,08
5,76
0,30
2,42
0,13
3,53
0,19
5,70
0,29
7,89
0,35
1,83
0,08
3,14
0,14
4,71
0,21
4,98
0,22
3,24
0,16
5,41
0,26
3,99
0,19
CNRW 0,99
1,00
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 4 Nomor 2 Juli- Desember 2016
174
RW NRW CNRW Uraian Dokterselalu memberikan kesempatan bertanya 7,12 0,34 kepada pasien Dokter tersedia dalam 24 jam dan dokter yang 1,00 0,05 1,00 menangani pasien selalu on call Penampilan perawat yang bertugas rapi, bersih 5,88 0,27 dan bersikap mau menolong Perawat melayani pasien dengan ramah, sopan 4,23 0,19 dan tanggap Perawat memperhatikan kebutuhan dan keluhan 1,37 0,06 Perawat pasien 0,99 Ruang Rawat Inap 3,09 0,14 Perawat memberi informasi tentang peraturan, waktu makan, kunjungan dokter, penyimpanan barang berharga, dll 7,20 0,33 Perawat selalu memberi obat pasien sesuai dengan prosedur pemberian obat Waktu tunggu layanan farmasi < 30 menit 2,35 0,14 Kebersihan dan kerapian ruangan 4,90 0,29 Kecepatan petugas dalam melayani pasien 4,66 0,27 0,98 Petugas melayani dengan sopan, ramah, dan 1,20 0,07 Pelayanan Farmasi tanggap Kursi untuk pasien yang menunggu obat cukup 3,63 0,21 tersedia Petugas memberi informasi mengenai menu yang 0,99 0,05 tersedia dan menanyakan kecukupan dan rasa makanan serta makanan yang disukai/ tidak disukai pasien Petugas selalu tepat waktu dalam memberikan 3,10 0,17 menu makanan Pelayanan Gizi 0,98 Keramahan petugas saat melayani pasien 5,82 0,32 Penyediaan menu makanan yang bervariasi 4,61 0,25 Kebersihan peralatan makan yang digunakan 3,43 0,19 Ketepatan informasi biaya 5,58 0,35 Petugas administrasi dan keuangan melayani 4,42 0,28 pasien dengan ramah Ruang administrasi nyaman, bersih, dan harum 1,86 0,11 Administrasi dan Penyediaan fasilitas pembayaran non tunai 0,67 0,04 Keuangan (debet) untuk memudahkan proses pembayaran 0,98 Proses pembayaran < 1 jam 3,20 0,20 Total 6,92 Keterangan: RW = Raw Weight; NRW = Normalized Raw Weight; CNRW = Cummulative Normalized Raw Weight Atribut
Adanya kepuasan dan mutu pelayanan rawat inap
SIMPULAN
yang baik dapat memberikan manfaat bagi Rumah Sakit
Umum
terciptanya
Bhakti
Rahayu
loyalitas
Surabaya
pelanggan,
yaitu
membentuk
Tingkat kepentingan pasien tertinggi pada aspek kualitas fungsional (functional quality) terkait proses
menyampaikan
pelayanan,
bagaimana
komunikasi berantai (word of mouth), meningkatkan
petugas dapat melayani pasien dengan baik, serta
citra rumah sakit, meningkatkan laba rumah sakit,
kenyamanan.
dan
pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Bhakti
terjalin
hubungan
yang
harmonis
pelanggan dan rumah sakit (Tjiptono, 2000).
antara
Tingkat kepuasan pasien terhadap
Rahayu Surabaya belum memenuhi harapan pasien. Demi mewujudkan pelayanan yang bermutu, maka kepuasan
pasien
harus
meningkatkan loyalitas pasien.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 4 Nomor 2 Juli- Desember 2016
tercapai
dalam
175
Goal pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya sebagian besar masuk pada kategori puas. Nilai sales point pada pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya sebagian besar masuk kategori sales pointtinggi. Improvement ratio pelayanan rawat inap
di
Rumah
Sakit
Umum
Bhakti
Rahayu
Surabaya sebagian besar termasuk dalam dua kategori yaitu moderate difficult improvement dimana membutuhkan upaya sedang untuk perbaikan dalam mencapai kepuasan konsumen. Nilai raw weight (RW), normalized raw weight (NRW), dan cummulative normalized raw weight(CNRW) pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya tertinggi ada pada atribut ruang rawat inap dan dokter rawat inap. Kedua atribut tersebut perlu diprioritaskan untuk
Industri Jasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Gasperz,V.( 2011).TotalQualityManagement(TQM)U ntukPraktisiIndustri.Jakarta: PT.PercetakanPenebarSwadaya. Muninjaya, A.A. Gde. (2011). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Parasuraman, A., Zethaml,V. A. And Berry, L.L (1985). A Conceptual Model of Service Quality and Its Implications For Future Research. Journal of Marketing, 49: pp. 4250. Parasuraman, A., Zethaml,V. A. And Berry, L.L (1988). SERVQUAL: A Multiple-Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality. Journal of Retailing, 64(1): pp. 12-40. Pohan. S. (2006). Jaminan MutuLayananKesehatan. Jakarta: Buku KedokteranECG. Supriyanto, Stefanus dan Ernawaty. (2010). Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Tjptono, F. (1997). Prinsip-prinsip Total Quality service. Edisi 3. Yogyakarta: Penerbit Andi. Tjptono, F. (2000). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Penerbit Andi. Tjiptono, F. (2012). Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta: Penerbit Andi. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Perumahsakitan. Jakarta.
dilakukan perbaikan sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA Aditama, Tjandra Y. (2003). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Arianto, Wahyu L. (2011). PerencanaanPeningkatanMutuLayanan BerdasarMetodeHouseofQuality.Jurnal Administrasi Kebijakan dan Kesehatan, 9 (2): pp.104-112. Cohen,L.(1995).QualityFunctionDeployment:Howto MakeQFDWork YoubyDonClausing. Massachusetts: Addyson-Wesley Publishing Company. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan dan Penyajian Data Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI Donabedian, A. (1979). The Quality of Medical Care: A Concept In Search Of A Definition. J Fam. Pract, 9(2): pp.84-277. Donabedian A. (1996). The Effectiveness of Quality Health Care. International Journal of Quality Health Care, 8 ( 4): pp. 401–407. Gasperz,V.( 2011). Manajemen Kualitas dalam
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 4 Nomor 2 Juli- Desember 2016