PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
STUDI KOMPARASI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI ANTARA PETANI KARET DAN PETANI KELAPA SAWIT DI DESA SENAKIN, KECAMATAN SENGAH TEMILA, KABUPATEN LANDAK, KALIMANTAN BARAT
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Ole h : Angela Editha Fortunata .L. NIM : 091324040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan secara khusus untuk:
Bapak saya tercinta Andreas Yan .L. Ibu saya tercinta Lamberta Maria Baysing Abang saya Donatus Ari Pranata Adik saya tersayang Beatodionisius .L., Christoporus .L. dan Dominica A. Kekasih saya Dedy Setyo Herutomo, S.Pd Keluarga Bapak Y.Sutomo, Ibu Winarni, dan Ibu Y.Murwiyati
Skripsi ini saya persembahkan sebagai tanda terimakasih yang sangat mendalam atas segala doa, dukungan dan kasih yang diberikan selama ini.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua (Aristoteles)
Hal terindah dalam hidup Qta adalah misteri.Misteri adalah sumbersemuaseni sejati dan semua ilmu pengetahuan. (Albert Einsten)
Kemenangan yang seindah – indahnya dan sesukar – sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri. (Ibu Kartini )
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Februari 2015 Penulis
Angela Editha Fortunata .L.
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Angela Editha Fortunata .L.
Nomor Mahasiswa
: 091324040
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : STUDI KOMPARASI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI ANTARA PETANI KARET DAN PETANI KELAPA SAWIT DI DESA SENAKIN, KECAMATAN SENGAH TEMILA, KABUPATEN LANDAK, KALIMANTAN BARAT Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dam mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk keperntingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap dicantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal : 20 Februari 2015 Yang menyatakan
Angela Editha Fortunata .L.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK STUDI KOMPARASI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI ANTARA PETANI KARET DAN PETANI KELAPA SAWIT DI DESA SENAKIN, KECAMATAN SENGAH TEMILA, KABUPATEN LANDAK, KALIMANTAN BARAT Angela Editha Fortunata .L. Universitas Sanata Dharma 2015 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara penghasilan, tingkat konsumsi dan tabungan antara petani karet dan petani kelapa sawit di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Penelitian ini adalah penelitian komparatif yang dilaksanakan di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat pada bulan November 2014.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang ada di Desa Senakin berjumlah 335 orang. Sampel penelitian ini adalah petani karet dan petani kelapa sawit yang berjumlah 78 responden, terdiri dari 39 responden petani karet dan 39 responden petani kelapa sawit. Teknik pengambilan sampel yaitu sampling insidental.Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan uji beda t-test (independent sample t-test) Hasil penelitian merupakan bahwa : (1) ada perbedaan penghasilan antara petani karet dan petani kelapa sawit ( sig = 0,00 < 0,05 ), t hitung = 5,137 > t tabel = 1,980, dimana rata-rata penghasilan petani kelapa sawit Rp 2.758.333,33 lebih besar dibandingkan rata-rata penghasilan petani karet Rp 1.081.794,87 dengan selisih Rp 1.676.538,46; (2) ada perbedaan tingkat konsumsi antara petani karet dan petani kelapa sawit (sig = 0,00 < 0,05 ), t hitung = 4,601 > t tabel = 1,980, dimana rata-rata tingkat konsumsi petani kelapa sawit Rp 2.197.435,90 lebih besar dibandingkan petani karet Rp 982.948,72 dengan selisih Rp 1.214.487; (3) ada perbedaan tabungan antara petani karet dan petani kelapa sawit (sig = 0,00 < 0,05 ), t hitung = 5,195 > t tabel = 1,980, dimana rata-rata tabungan petani kelapa sawit Rp 591.216,22 lebih besar dibandingkan petani karet Rp 113.382,35 dengan selisih Rp 477.833,87. Kata kunci: penghasilan,pengeluaran,tabungan,petanikaret,petanikelapa sawit.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT THE COMPARATIVE STUDY OF SOCIAL ECONOMIC LIFE BETWEEN RUBBER FARMERS AND PALM OIL FARMERS IN SENAKIN, SENGAH TEMILA DISTRICT, LANDAK, WEST BORNEO Angela EdithaFortunata .L. Sanata DharmaUniversity 2015 This study aims to determine the difference between the income, consumption and savings rate among rubber farmers and palm oil farmers in Senakin, SengahTemila district, Landak, West Borneo. This study is a comparative study conducted in Senakin village, SengahTemila district, Landak, West Borneo in November 2014. The populations of this study were 335 farmers in Senakin. The samples of this study were rubber farmers and palm oil farmers. There were 78 respondents consisting of 39 rubber farmers and 39 palm oil farmers. The sampling technique was incidental sampling. The data were collected by using a questionnaire. The data were analyzed by using different test t-test (Independent Sample T-test). The results of the study are: (1) there is a difference between the income of rubber farmers and palm oil farmers (sig= 0,00 < 0,05), t = 5.137 > t table = 1.980, where the average income of palm oil farmers Rp 2.758.333,33 is greater than the average income of rubber farmers Rp 1.081.794,87 by a margin of Rp 1.676.538,46 ; (2) there is a difference between the level of consumption of rubber farmers and palm oil farmers (sig=0,00 < 0,05) t = 4.601 > t table = 1.980, where the average level of consumption of palm oil farmers is Rp 2.197.45,90 it is greater than the rubber farmers Rp 982.948,72 by a margin of Rp 1.214.487; (3) there is a difference between the savings of rubber farmers and palm oil farmers, (sig = 0,00 < 0,05), t = 5.195 > t table = 1.980, where the average of palm oil farmers’ saving is Rp 591.216,22 it is greater than rubber farmers’ saving Rp 113.382,35 by a margin of 477.833,87. Keywords: penghasilan,pengeluaran,tabungan,petanikaret,petanikelapasawit.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Pengasih karena berkat kasih, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Komparasi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Karet Dan Petani Kelapa Sawit Di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan, program studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan, dukungan moral, doa dan semangat dari teman dan keluarga. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang setulustulusnya kepada: 1.
Pihak Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu sampai menempuh gelar sarjana di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.dan menyediakan fasilitas yang mendukung penulis dalam studi dan penyelesaian skripsi ini.
2.
Bapak Y.M.V.Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan, pengarahan, masukan dan saran yang sangat bermanfaat dan membangun semangat kepada penulis dari awal sampai akhir penulisan.
3.
Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia membantu dan meluangkan waktu untuk proses penyelesaian skripsi
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ini dengan bersedia memberi izin penelitian, pengarahan, bimbingan dan mendampingi penulis hingga akhir penulisan skripsi ini. 4.
Mbak titin yang bersedia membantu dan sudah melayani penulis dalam proses penyelesaian skripsi dan segala urusan administratif dengan penuh kemurahan hati.
5.
Pihak Kantor Kecamatan dan Kepala Desa Senakin serta masyarakat yang telah bersedia memberikan izin, berbagi informasi dan membantu dalam proses penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6.
Kedua orang tua saya bapak Andreas Yan L dan Ibu Lamberta Maria Baysing yang selalu memberikan doa, dukungan moral, kasih sayang yang tulus, perhatian yang sangat berharga, nasehat, dan semangat. Karena mereka adalah semangat hidup dan keberhasilanku. Terimakasih sudah menjadi orang tua sempurna dan terbaik untukku.
7.
Abang ku Donatus Ari Pranata, adikku Beato Dionisius .L., Christoporus .L., Dominica Apriliana .L. yang telah memberikan doa,kasih sayang dan merekalah yang menjadi semangatku dalam penulisan skripsi.
8.
Kekasihku Dedy Setyo Herutomo, S.Pd yang bersedia mendampingi dan selalu memberikan semangat, kasih sayang, dukungan serta doa.
9.
Keluarga kak Olha, Agatha dan kedua orang tuanya yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu saya dalam mencari data penelitian. Terimakasih atas dukungan dan doanya.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10. Rekan-rekan WW house, Bang Kalis, Kak Oline, Tere, Bang Ivan yang telah memberikan dukungan, semangat serta memberikan banyak masukan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-teman PE angkatan 2009, yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan, semangat dan memberikan masukan dalam penulisan skripsi saya ini. Terimakasih atas kebersamaan kita selama perkuliahan. 12. Teman-temanku tercinta Desi, Nana, Yunus, Densi, Yona, Ita, Daniel yang bersedia membantu, menemani, mengajar saya dan memberikan masukan serta saran dan dukungan semangat dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa baskripsi ini masih belum sempurna.Oleh sebab itu, diharapkan masukan dan kritikan guna penyempurnaan tulisan ini. Penulis juga berharap agar hasil penelitian ini bermanfaat bagi banyak orang, terutama sekali bagi para pemangku kepemimpinan di wilayah yang penulis teliti juga untuk para petani karet maupun petani kelapa sawit agar berikutnya dapat lebih meningkatkan kesejahteraan dan skripsi ini bisa menjadi inspirasi bagi peneliti berikutnya.
Yogyakarta, 20 Februari 2015
Angela Editha Fortunata .L.
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................
iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...............................
vii
ABSTRAK. ............................................................................................
viii
ABSTRACT ..........................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ...........................................................................
x
DAFTAR ISI ..........................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
xviii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................
1
A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Rumusan Masalah ........................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
3
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional................................
4
E. Manfaat Penelitian .......................................................................
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................
7
A. Deskripsi Teori.............................................................................
7
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Status Sosial Ekonomi ............................................................
7
2. Penghasilan ............................................................................
8
3. Tingkat Konsumsi ..................................................................
9
4. Tabungan ...............................................................................
12
5. Petani …….……………………………………..……. ...........
13
6. Karet ………………………………………………….... ........
14
7. Kelapa Sawit………………………………… ........................
22
B. Kerangka Berpikir ........................................................................
35
C. Hipotesis ……………………………………………………. .......
37
BAB III. METODE PENELITIAN .......................................................
38
A. Jenis Penelitian .......................................................................
38
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................
38
C. Populasi dan Sampel...............................................................
38
1. Populasi ............................................................................
38
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ..........................
39
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ..........................
40
1. Penghasilan .......................................................................
40
2. Tingkat Konsumsi .............................................................
41
3. Tabungan .........................................................................
41
E. Data yang Dicari.....................................................................
41
F. Teknik Pengumpulan Data......................................................
42
G. Instrumen Penelitian ...............................................................
42
H. Teknik Analisis Data ..............................................................
44
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Analisis Deskriptif ............................................................
44
2. Independent Sampling T-test ............................................
45
BAB IV. HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN .......
48
A. Gambaran Umum Desa Senakin .............................................
48
1. Kondisi Geografi Desa Senakin dan Luas Wilayah ...........
48
2. Keadaan Iklim dan Curah Hujan .......................................
48
3. Jumlah Penduduk Desa Senakin ..………………….. ........
49
B. Analisis Data ..........................................................................
49
1. Deskriptif Penghasilan Petani Karet dan Petani Kelapa Sawit ..................................................
49
2. Deskriptif Tingkat Konsumsi Petani Karet dan Petani Kelapa Sawit ..................................................
53
3. Deskriptif Tabungan Petani Karet dan Petani Kelapa Sawit ...................................................
67
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................
74
BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ..............
80
A. Kesimpulan ............................................................................
80
B. Keterbatasan Penelitian ..........................................................
81
C. Saran ......................................................................................
82
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
84
LAMPIRAN . .........................................................................................
85
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel III. 1.
Kisi-kisi Instrumen Variabel Penelitian .............................
43
Tabel IV. 1.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin .........................
49
Tabel IV. 2.
Deskriptif Penghasilan Petani Karet ..................................
49
Tabel IV. 3.
Kriteria Penghasilan Petani Karet ......................................
50
Tabel IV. 4.
Deskriptif Penghasilan Petani Kelapa Sawit ......................
50
Tabel IV. 5.
Kriteria Penghasilan Petani Kelapa Sawit ..........................
51
Tabel IV. 6.
Frekuensi Penghasilan Petani Karet ...................................
52
Tabel IV. 7.
Frekuensi Penghasilan Petani Kelapa Sawit.......................
52
Tabel IV. 8.
Deskriptif Tingkat Konsumsi Petani Karet ........................
53
Tabel IV. 9.
Kriteria Tingkat Konsumsi Petani Karet ............................
53
Tabel IV.10. Deskriptif Tingkat Konsumsi Petani Kelapa Sawit ............
54
Tabel IV.11. Kriteria Tingkat Konsumsi Petani Kelapa Sawit…..... .......
54
Tabel IV.12. Frekuensi Tingkat Konsumsi Petani Karet .........................
55
TabelIV.13.
Frekuensi Tingkat Konsumsi Petani Kelapa Sawit.............
56
Tabel IV.14. Deskriptif Konsumsi Makan Petani Karet..........................
57
Tabel IV.15. Kriteria Konsumsi Makan Petani Karet .............................
57
Tabel IV.16. Deskriptif Konsumsi Makan Petani Kelapa Sawit..............
57
Tabel IV.17. Kriteria Konsumsi Makan Petani Kelapa Sawit .................
58
Tabel IV.18. Frekuensi Konsumsi Makan Petani Karet ..........................
59
Tabel IV.19. Frekuensi Konsumsi Makan Petani Kelapa Sawit ..............
59
Tabel IV.20. Deskriptif Konsumsi Pakaian Petani Karet ........................
60
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel IV.21. Kriteria Konsumsi Pakaian Petani Karet ............................
60
Tabel IV.22. Deskriptif Konsumsi Pakaian Petani Kelapa Sawit ...........
61
Tabel IV.23. Kriteria Konsumsi Pakaian Petani Kelapa Sawit................
61
Tabel IV.24. Frekuensi Konsumsi Pakaian Petani Karet ........................
62
Tabel IV.25. Frekuensi Konsumsi Pakaian Petani Kelapa Sawit ............
63
Tabel IV.26. Deskriptif Konsumsi Lain-Lain Petani Karet .....................
64
Tabel IV.27. Kriteria Konsumsi Lain-Lain Petani Karet.........................
64
Tabel IV.28. Deskriptif Konsumsi Lain-Lain Petani Kelapa Sawit ........
64
Tabel IV.29. Kriteria Konsumsi Lain-Lain Petani Kelapa Sawit ............
65
Tabel IV.30. Frekuensi Konsumsi Lain-Lain Petani Karet .....................
66
Tabel IV.31. Frekuensi Konsumsi Lain-Lain Petani Kelapa Sawit .........
66
Tabel IV.32. Deskriptif Tabungan Petani Karet .....................................
67
Tabel IV.33. Kriteria Tabungan Petani Karet .........................................
68
Tabel IV.34. Deskriptif Tabungan Petani Kelapa Sawit .........................
68
Tabel IV.35. Kriteria Tabungan Petani Kelapa Sawit .............................
68
Tabel IV.36. Frekuensi Tabungan Petani Karet ......................................
69
Tabel IV.37. Frekuensi Tabungan Petani Kelapa Sawit ..........................
70
Tabel IV.38. Hasil Uji T Variabel Penghasilan ......................................
71
Tabel IV.39. Hasil Uji T Variabel Tingkat Konsumsi ............................
72
Tabel IV.40. Hasil Uji T Variabel Tabungan..........................................
73
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran .......................................................................................... Halaman Lampiran 1. Koesioner ......................................................................
87
Lampiran 2. Data Penelitian ..... ........................................................
90
Lampiran 3. Analisis Deskriptif ........................................................
102
Lampiran 4.Uji Hipotesis ... ...............................................................
111
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian ......................................................
113
Lampiran 6.Surat Keterangan Penelitian
115
........................................
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara agraris, dengan ciri sebagian besar mata pencaharian penduduknya di sektor pertanian. Kegiatan bertani itu sudah menjadi suatu tradisi masyarakat. Terutama di daerah pedesaan, masih sangat banyak ditemukan masyarakat yang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bertani yang sebagian besar sebagai petani padi. Selain bertani padi masyarakat juga memanfaatkan usaha pertanian di bidang lain seperti pertanian karet dan kelapa sawit. Menurut Anwar dalam Laila dan Dwi (2011) menyatakan bahwa pengembangan agribisnis karet masih mempunyai prospek yang baik, ditinjau dari prospek harga, ekspor dan pengembangan produk. Secara internal pengembangan agribisnis karet didukung oleh potensi kesesuaian dan ketersediaan lahan, produktivitas yang masih dapat ditingkatkan dan perkembangan industri hilir. Hal ini membuktikan bahwa usaha pertanian di bidang karet masih menjanjikan dan memiliki peluang dalam menambah penghasilan masyarakat. Lagi pula usaha ini juga terus menunjukkan peningkatan yang dapat menambah devisa Indonesia dalam hal ekspor karet. Hal ini dibuktikan oleh Anwar (2006), yang mengungkapkan bahwa ekspor karet selama 20 tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan dari 1,00
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
juta ton pada tahun 1985 menjadi 1,30 juta ton pada tahun 1995 dan 1,90 juta ton pada tahun 2004. Selain karet, usaha pertanian lain yang bisa diandalkan yaitu pertanian kelapa sawit. Indonesia ini beriklim tropis yang cocok untuk pengembangan tanaman kelapa sawit. Hal ini menjadi peluang besar bagi petani kelapa sawit untuk bercocok tanam di bidang pertanian kelapa sawit. Perlu kita ketahui bahwa minyak kelapa sawit itu sangat bermanfaat bagi masyarakat. Kelapa sawit itu sendiri dapat diolah menjadi minyak goreng, atau digunakan sebagai bahan industri kosmetik, sabun dan makanan. Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi yang pengembangan industri kelapa sawitnya sangat pesat. Kelapa sawit menurut komoditas unggulan bagi Indonesia. Hal ini menciptakan peluang usaha yang menjanjikan bagi para petani kelapa sawit. Apalagi permintaan pasar semakin lama semakin meningkat diiringi dengan kenaikan harga minyak sawit. Menurut data Oilword (2010) dalam Pardamean (2011), mengungkapkan Indonesia berkontribusi sebesar 47 persen terhadap produksi minyak sawit dunia, sedangkan Malaysia hanya 39 persen. Negara produsen minyak sawit lainnya adalah Nigeria, Thailand, Kolombia, Ekuador, Papua Nugini, Pantai Gading, dan Brasil (Alfonsus: 2012). Sementara industri karet juga tidak bisa dipandang sebelah mata karena karet memiliki kapasitas produksi maksimum yaitu 450 kg per bulannya dengan rata-rata harga Rp 30.000. maka pendapatan petani karet bisa lebih banyak dari sawit. Dilihat dari sisi kualitas lahan atau area, karet sama baiknya dengan sawit. Karet bisa ditanami hampir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
diseluruh jenis tanah bahkan untuk kontur tanah yang tak bisa ditanami sawit, karet masih bisa tumbuh dengan baik. Daerah Senakin merupakan salah satu daerah penghasil perkebunan karet dan kelapa sawit yang cukup potensial di Kalimantan Barat. Dimana mata pencaharian masyarakat desa sangat bervariasi, selain dibidang pertanian yaitu sebagai petani dan masyarakat yang pegawai negeri pun menjadikan kegiatan bertani sebagai kerja sampingan mereka untuk menambah penghasilan keluarga. Banyak masyarakat yang memanfaatkan lahan perkebunan ini, baik para petani karet maupun kelapa sawit. Hal ini tentu sangat membantu perekonomian para petani. Namun pendapatan yang diperoleh petani karet dan petani kelapa sawit tidaklah sama. Tergantung pada musim periode panen. Namun belum dapat dipastikan apakah penghasilan yang diperoleh kedua petani tersebut lebih besar atau tidak. Oleh karena itu perlu adanya penelitian ini. Sehingga daerah ini menarik untuk diteliti dimana banyak para petani baik petani karet maupun petani kelapa sawit yang menggantungkan hidupnya di perkebunan ini. Apakah benar ada perbedaan penghasilan, konsumsi, dan tabungan yang dapat mereka sisihkan dari penghasilannya.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
1. Adakah perbedaan signifikan penghasilan petani karet dan petani kelapa sawit di Desa Senakin? 2. Adakah perbedaan signifikan tingkat konsumsi petani karet dan petani kelapa sawit di Desa Senakin? 3. Adakah perbedaan signifikan jumlah tabungan petani karet dan petani kelapa sawit di Desa Senakin?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan penghasilan petani karet dan petani kelapa sawit di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat konsumsi antara petani karet dan petani kelapa sawit di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. 3. Untuk mengetahui perbedaan jumlah tabungan antara petani karet dan petani kelapa sawit di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Penghasilan Penghasilan adalah besarnya penerimaan yang diperoleh petani karet dan petani kelapa sawit dalam bentuk uang selama satu bulan dan dinyatakan dalam satuan rupiah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Indikator : Jumlah penghasilan yang diterima petani karet dan petani kelapa sawit yang diterima dalam satuan rupiah. 2. Tingkat Konsumsi Tingkat konsumsi yang dimaksud adalah besarnya pengeluaran petani karet dan petani kelapa sawit yang dibelanjakan untuk pembelian barang dan jasa selama satu bulan yang dinyatakan dalam satuan rupiah. Indikator : a. Besarnya konsumsi untuk makan selama satu bulan dalam satuan rupiah b. Besarnya konsumsi untuk pakaian selama satu bulan dalam satuan rupiah c. Besarnya konsumsi untuk lain-lain selama satu bulan dalam satuan rupiah 3. Tabungan Tabungan adalah bagian dari penghasilan yang diterima oleh petani karet dan kelapa sawit yang disisihkan dan tidak dipergunakan untuk dikonsumsi dalam jangka satu bulan yang dinyatakan dalam bentuk rupiah. Indikator : Jumlah uang yang disisihkan dan tidak dipergunakan untuk dikonsumsi selama satu bulan dalam satuan rupiah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
E. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Dapat memberikan pedoman yang bermanfaat mengenai informasi kelapa sawit dan karet. 2. Secara praktis a. Bagi masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kondisi ekonomi para petani karet dan kelapa sawit. b. Bagi pemerintah Sebagai acuan bagi pemerintah agar memperhatikan kesejahteraan para petani karet dan kelapa sawit. c. Bagi penulis Menambah ilmu pengetahuan bagi penulis mengenai kondisi para petani karet dan petani kelapa sawit di daerah Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori 1. Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012) dapat diartikan sebagai posisi atau kedudukan seseorang dalam suatu kelompok masyarakat. Status sosial ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan status ekonomi yang dimiliki seseorang dalam suatu kelompok. Status sosial merupakan hasil kombinasi dari status sosial dan status ekonomi dimana mencakup tingkat pendidikan, pekerjaan, jabatan, dan tempat tinggal. Kedudukan atau posisi seseorang ditentukan oleh yang dia miliki serta dipandang penting oleh masyarakat. Semakin tingkat pendidikan, pekerjaan, jabatan dan pendapatan seseorang maka semakin tinggi pula status sosial ekonominya. Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta pendapatan.Dalam pembahasannya sosial dan ekonomi sering menjadi objek pembahasan yang berbeda. Sosial mengandung arti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat, sementara ekonomi memiliki artian sebagai ilmu yang berhubungan dengan asas produksi, distribusi, pemakaian barang serta kekayaan. Sosial dan ekonomi terdapat 7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
kaitan yang erat. Dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi mengandung pengertian sebagai segala sesuatu hal yang berhubungan dengan tindakan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti sandang, pangan dan papan. Melihat uraian diatas, dapat diuraikan ada beberapa faktor yang menentukan status sosial ekonomi, yaitu : a. Tingkat pendidikan b. Jenis pekerjaan c. Tingkat pendapatan d. Keadaan rumah tangga. e. Tempat tinggal. f. Kepemilikan kekayaan. g. Jabatan h. Aktivitas ekonomi
2. Penghasilan Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa pemenuhan kebutuhan pun menjadi salah satu tolok ukur penilaian status sosial ekonomi oleh masyarakat. Tentunya dalam memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan pendapatan. Bagi masyarakat pedesaan yang menjadi sumber utama pendapatan mereka adalah sektor pertanian adalah salah satunya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
Konsep pendapatan menurut Gilarso (2004) dapat dirumuskan sebagai arus uang berupa upah, bunga, sewa dan laba serta penghasilan lainnya yangditerima oleh masyarakat sebagai balas karya atas sumbangannyadalam proses produksi. Kongkritnya pendapatan dapat bersumber dari usaha sendiri, misalnya berdagang, wiraswasta. Bekerja pada orang lain misalnya karyawan, buruh. Hasil dari milik, misalnya memiliki sawah atau rumah yang disewakan. Penghasilan keluarga dapat diterima dalam bentuk uang atau barang (disebut”in natura” misalnya tunjangan beras, hasil dari sawah atau pekarangan sendiri), atau fasilitas-fasilitas (misalnya rumah dinas, pengobatan gratis). Selain pendapatan (balas karya dan hasil milik tersebut) mungkin masih ada penerimaan/uang masuk lain, misalnya berupa: a.
Uang pensiun, bagi mereka yang sudah lanjut usia dan dulu bekerja pada pemerintah atau instansi lain.
b.
Sumbangan atau hadiah, misalnya sokongan dari saudara atau famili, warisan, hadiah tabungan, dan lain-lain.
c.
Pinjaman atau hutang ini memang merupakan uang masuk, tetapi pada suatu saat akan harus/dikembalikan.
3. Tingkat konsumsi a. Pengertian Konsumsi Konsumsi adalah suatu kegiatan manusia mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa untuk memenuhi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
kebutuhan, baik secara berangsur-angsur maupun sekaligus. Pihak yang melakukan konsumsi disebut konsumen. Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh kepuasan setinggi-tingginya, sehingga tercapai tingkat kemakmuran.Dalam pengertian ekonomi, konsumsi diartikan sebagai kebutuhan, baik secara berangsur-angsur maupun sekaligus.Pengeluaran konsumsi masyarakat adalah salah satu variabel makro ekonomi yang dilambangkan “C”. Konsep konsumsi yang merupakan konsep yang di Indonesiakan
dalam
bahasa
Inggris
“Consumption”,
merupakan
pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga ke atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orangorang yang melakukan pembelanjaan tersebut atau juga pendapatan yang dibelanjakan. Tingkat
konsumsi
adalah
tingkat
keseringan
seseorang
mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli barang dan jasa yang diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Tingkat konsumsi seseorang dipengaruhi oleh banyak hal yang berkaitan. Seseorang membelanjakan uang yang dimiliki sebelumnya dipengaruhi oleh banyak pertimbangan akibat adanya kalangkaan. Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Gilarso (2004) pendapatan atau uang masuk sebagian besar dibelanjakan lagi, yaitu untuk membeli segala hal yang diperlukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
hidup. Istilah ekonomi dikatakan dibelanjakan untuk konsumsi. Konsumsi tidak hanya mengenai makanan saja, tetapi mencakup semua pemakaian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Besarnya jumlah pengeluaran keluarga tergantung dari banyak faktor, antara lain: 1) Besarnya pendapatan keluarga yang tersedia (setelah dipotong pajak dan potongan-potongan lainnya); 2) Besarnya keluarga dan susunannya (jumlah anak, umur anak); 3) Taraf pendidikan dan status sosial-ekonomi (desa, kota kecil, kota besar); 4) Agama dan adat kebiasaan (misalnya pesta seperti Idul Fitri, Natal, Tahun Baru); 5) Musim (panen/paceklik, masa ujian/pendaftaran sekolah); 6) Kebijakan dalam mengatur keuangan keluarga; 7) Pengaruh psikologi (iklan yang menarik, mode-mode baru, pandangan masyarakat tentang apa yang menaikkan gengsi); 8) Harta kekayaan yang dimiliki (tanah, rumah, uang) Dari hasil penelitian ternyata bahwa dari semua hal tersebut diatas besar-kecilnya penghasilan adalah faktor yang terpenting. Makin besar penghasilan
keluarga,
makin
besar
pula
jumlah
pengeluarannya.
Sebaliknya, dari penghasilan yang kecil terpaksa pengeluarannya juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
harus kecil. Hal ini berlaku baik untuk keluarga individual maupun untuk masyarakat sebagai keseluruhan.
4. Tabungan Tabungan merupakan jenis simpanan yang sangat dikenal oleh masyarakat, karena sejak sekolah dasar anak-anak seduah dikenalkan dengan tabungan,
meskipun
masih
bersifat
menabung
di
sekolah.
Dalam
perkembangan zaman, masyarakat saat ini justru membutuhkan bank sebagai tempat menyimpan uangnya. Pengertian tabungan menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998tentang perbankan, yang dimaksud dengan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang diupersamakan dengan itu, sedangkan tujuan dari tabungan adalah mengumpulkan dana dari masyarakat guna membiayai pembangunan dan menanamkan
kebiasaan
menabung
dikalangan
masyarakat.Pengertian
tabungan menurutSuyatno (2001:71) Tabungan adalah “Simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syaratsyarat tertentu”. Menurut Gilarso (2004)tabungan(saving) adalah pemupukan kekayaan dengan menunda konsumsi. Bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan untuk konsumsi. Penghasilan atau pendapatan yang diterima oleh suatu keluarga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
tidak selalu habis dibelanjakan untuk membeli barang-barang kebutuhan hidup.
5. Petani Menurut James C. Scott, definisi petani tidak mencakup seluruh penduduk pedesaan, tetapi hanya menunjuk kepada penduduk pedesaan yang bekerja sebagai petani saja. Artinya petani adalah orang yang bercocok tanam (melakukan budidaya) di lahan pertanian (Scott, 1976). James C. Scoot, dalam bukunya “Moral Ekonomi Petani” (1981), membagi secara hirarkhis status yang begitu konvensional di kalangan petani seperti, petani lahan kecil petani penyewa dan buruh tani. Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam pada tanah pertanian. Definisi petani menurut Anwas (1992:34) mengemukakan bahwa petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan itu. Pengertian petani yang dikemukakan tersebut di atas tidak terlepas dari pengertian pertanian. Anwas (1992 : 34) mengemukakan bahwa pertanian adalah kegiatan manusia mengusahakan terus dengan maksud memperoleh hasil-hasil tanaman ataupun hasil hewan, tanpa mengakibatkan kerusakan hutan. Bertolak dari pengertian pertanian di atas, dapat dikatakan bahwa petani dan pertanian tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, perbedaannya hanya terletak pada objek saja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Sehubungan dengan penulisan skripsi ini, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan petani di sini orang, baik yang mempunyai maupun yang tidak mempunyai tanah sendiri yang mata pencaharian pokoknya adalah mengusahakan tanah untuk pertanian.
6. Karet a.
Sejarah Penemuan Pohon Karet Karet adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon batang lurus. Pohon karet pertama kali hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali-kali oleh Henry Wickham, pohon ini berhasil di kembangkan di Asia Tenggara dimana sekarang tanaman ini banyak dikembangkan sehingga sampai sekarang Asia merupakan sumber karet alami. Orang-orang yang diketahui pertama kali memanfaatkan karet dalam kehidupan sehari-hari adalah bangsa Amerika asli. Mereka mengambil getah dari sejenis pohon yang tumbuh liar di hutan sekitar tempat
tinggalnya
dengan
cara
menebangnya.
Getah
tersebut
dikumpulkan dan selanjutnya dijadikan bola yang bisa dipantulkan sebagai alat permainan. Getah tersebut juga dibuat menjadi alas kaki dan wadah minuman. Semua itu dicatat oleh Michele De Cuneo (1493) dalam pelayarannya ke Amerika. (Setiawan.D.H.,2008) Orang pertama yang menemukan pohon karet adalah Michele De Cuneo(1493)pada pelayaran ekspedisi ke Amerika yang kedua.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
b. Peranan Karet dalam Pembangunan Konsep pembangunan dewasa ini lebih banyak dimaknai oleh sebgian besar petani hanya sebagai upaya meningkatkan devisa Negara dengan jalan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi (economic growth). Artinya berhasil atau gagalnya program pembangunan hanya diukur dari indikator ekonomi semata. Selain penerimaan devisa, saham komoditi karet lainnya adalah penyerapan tenaga kerja pada industri pengolahan karet, di samping pekerjaan bagi petani dan pedagang perantara yang terlibat dalam komiditi karet. Peranan industri pengolahan karet dalam penyerapan tenaga kerja adalah kecil, karena elastisitas kesempatan kerja industri pengolahan barang karet inelastis. Semakin menguatnya keterkaitan antara industri karet alam dan pengembangan industri barang-barang karet diharapkan mampu menyerap peningkatan produksi karet alam di dalam negeri dan secara tidak langsung juga pemasaran hasil produksi karet rakyat juga terjamin. Meskipun demikian, jaminan tersebut belum secara otomatis diperoleh karena masih adanya perbedaan kebutuhan industri pengolahan karet dengan hasil produksi karet rakyat. c.
Pengolahan dan Mutu Karet Alam Penggunaan bahan baku karet alam dari waktu ke waktu semakin luas. Dewasa ini, karet sudah merupakan kebutuhan yang tidak terpisahkan dengan kehidupan manusia. Barang-barang yang diproduksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
dari karet alam mempunyai kepegasan pantul, ketahanan sobek dan kikis yang baik dan daya cengkeram yang baik. Di samping sifat-sifat yang unggul tersebut, karet alam juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu : tidak terlalu tahan terhadap panas oksidasi, ozon dan pelarut hidrokarbon seperti; bensin, benzol, minyak tanah dan pelarut lemah. Kerena itu, banyak barang-barang karet dibuat dari campuran antara karet alam dan karet sintetik. Meskipun demikian, penggunaan karet alam masih dominan pada barang-barang yang membutuhkan ketahanan tertentu dan yang pencampurannya dengan karet sintetik akan saling mengisi. Keunggulan-keunggulan yang masih dimiliki oleh karet alam tersebut menjadikan karet alam tetap merupakan komoditi perdagangan dunia yang penting sekali bagi negara-negara produsen karet alam seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, Srilanka, dan beberapa negara Afrika. Di antara negara-negara tersebut wajar terjadi persaingan berdasar mutu karet dan kemampuan berproduksi masing-masing negara. Mutu karet indonesia ditentukan oleh keberhasilan peningkatan mutu bahan oleh karet dari perkebunan rakyat, karena sebagian besar produksi karet alam berasal dari perkebunan rakyat. Mutu barang bahan oleh rakyat terutama dipengaruhi oleh cara pengolahan yang berhubungan dengan harga, kondisi tanaman, pemeliharaan dan penyadapan. Ini berarti peningkatan mutu karet
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Indonesia merupakan permasalahan yang kompleks dan memerlukan penanganan yang serius dan terpadu. Pemeliharaan
tanaman
karet
yang
kurang
baik,
misalnya
penggunaan pemacu yang berlebihan, akan menurunkan kadar karet kering lateks kebun. Penurunan kadar karet kering ini berakibat pemotongan harga jual bahan oleh karet rakyat di pabrik pengolahan. Di pihak lain, pembelian lateks kebun yang dilakukan pedagang perantara tidak menggunakan alat ukur kadar kering karet (metrolac), sehingga petani karet cenderung melakukan manipulasi berat bahan oleh karet dibandingkan
dengan
meningkatkan
kadar
karet
kering
unt u k
meningkatkan perolehan penjualan bahan oleh karet. Hal tersebut menjadikan bahan olah karet rakyat kotor dan bercampur dengan materialmaterial lainnya. Penyadapan yang salah dan kurang bersih, mengakibatkan bahan olah karet rakyat bermutu rendah. Penyadapan yang salah dan terlalu sering mempunyai dampak langsung yang merugikan tehadap tanaman karet. Penurunan mutu getah lateks tersebut tidak diikuti dengan perbaikan pemeliharaan dan penyadapan, tetapi dicoba dikompensasi dengan pemakaian pemacu yang berlebihan. Hal itu terjadi karena kondisi ekonomi petani karet yang pas-pasan dan adanya ketergantungan petani pada pedagang perantara. Petani lebih mengejar kuantitas dibandingkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
kualitas produksi. Pengejaran sasaran produksi yang dilakukan oleh petani tersebut mengakibatkan mutulateks tidak diperhatikan. d. Jenis-Jenis Karet Alam Ada beberapa jenis karet alam yang dikenal, diantaranya yang merupakan bahan olahan. Bahan olahan ada yang setengah jadi atau sudah jadi. Ada juga karet yang diolah kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi. Jenis-jenis karet alam, yaitu : 1) Bahan olah karet Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari pohon karet. Lateksadalah getah kental, seringkali mirip susu yang dihasilkan banyak tumbuhan dan membeku ketika terkena udara bebas. Bahan olaha karet menurut pengolahannya dibagi menjadi empat macam, yaitu : a) Lateks Kebun Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari sadap pohon karet. cairan getah ini belum mengalami pengumpalan baik itu dengan
tambahan
antikoagulan)
ataupun
tanpa
bahan
pemantap
(zat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
b) Sheet Angin Sheet angin adalah bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah disaring dan digumpalkan dengan asam formiat, berupa sheet yang sudah digiling tetapi belum jadi. c) Lump Segar Lump segar adalah bahan olah karet yang berasal dari lateks kebun yang dikoagulasi dengan asam formiat di salam mangkok (cup) d) Slab Tipis Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah digumpalkan dengan asam formiat dalam bak penampung. 2) Karet Alam Konvensional Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam konvensional. jenis ini pada dasarnya hanya terdiri dari golongan karet sheet dan crepe. Jenis-jenis karet alam yang tergolong konvensional adalah sebagai berikut : a) Ribbed Smoked Sheet (RSS) adalah jenis karet berupa lembaran sheet yang mendapat proses pengasapan dengan baik. b) White Crepe dan Pale Crepe adalah jenis crepe yang berwarna putih atau muda dan ada yang tebal dan tipis. c) Estate brown crepe adalah jenis crepe yang berwarna cokelat dan banyak dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan besar atau estate.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
d) Compo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump, scrap pohon, potongan-potongan sisa dari RSS atau slab basah. e) Thin brown crepe remilis adalah crepe coklat yang tipis karena digiling ulang. f) Thick blanket crepes ambers adalah crepe blanket yang tebal dan berwarna coklat, biasanya dibuat dari slab basah, sheet tanpa proses pengasapan dan lump serta scrap dari perkebunan atau kebun rakyat yang baik mutunya. Scrap tanah tidak boleh digunakan. g) Flat bark crepe adalah karet tanah atau earth rubber, yaitu jenis crepe yang dihasilkan dari scrap karet alam yang belum diolah, termasuk scrap tanah yang berwarna hitam. h) Pure smoked blanket crepe adalah crepe yang diperoleh dari penggilingan karet asap yang khusus berasal dari RSS, termasuk juga block sheet atau sheet bongkah, atau dari sisa pemotongan RSS. Jenis karet lain atau bahan bukan karet tidak boleh digunakan. i) Off crepeadalah crepe yang tidak tergolong bentuk beku atau standar. Biasanya tidak dibuat melelui proses pembekuan langsung dari bahan lateks yang masih segar, melainkan dari contoh-contoh sisa penentuan kadar karet kering, lembaranlembaran RSS yang tidak bagus penggilingannya sebelum diasapi,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
busa-busa dari lateks, bekas air cucian yang banyak mengandung lateks serta bahan-bahan lain yang jelek. 3) Lateks Pekat Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau padatan lainnya. Lateks pekat dijual di pasaran ada yang dibuat melalui proses pendadihan atau creamed lateksdan melalui proses pemusingan atau centrifuged lateks. Biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahanbahan karet yang tipis dan bermutu tinggi. 4) Karet bongkah (block rubber) Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bandela-bandela denga ukuran yang telah ditentukan. Karet bongkah ada yang berwarna muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri. 5) Karet spesifikasi teknis (crumb rubber) Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu juga didasarkan pada sifat-sifat teknis. Warna atau penilaian visual yang menjadi dasar penentuan golongan mutu pada jenis karet sheet, crepe maupun lateks pekat tidak berlaku pada jenis ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
6) Tyre rubber Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah jadi sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen,
baik
untuk
pembuatan
ban
atau
barang
yang
menggunakan bahan baku karet alam lainnya. 7) Karet reklim (reclaimed rubber) Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barangbarang karet bekas, terutama ban-ban mobil bekas dan bekas ban-ban berjalan. Karenanya boleh dibilang karet reklim dalah suatu hasil pengolahan scrap yang sudah divulkanisir. Biasanya karet reklim banyak dipakai sebagai bahan campuran sebab bersifat mudah mengambil bentuk dalam acuan serta daya lekat yang dimilikinya juga baik.
7. Kelapa Sawit a.
Asal Usul Kelapa Sawit Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1848. Kelapa sawit (elaeis guineesis) merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi daripada tanaman penghasil minyak
nabati
lainnya.
Berdasarkan
asal-usulnya,
kelapa
sawit
diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Perintis usaha perkebunan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Haller, seorang berkebangsaan Belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit di Afrika. Budi daya yang dilakukannya diikuti oleh K. Schadt yang menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indoensia. Sejak saat itu, perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang. Pada saat ini kelapa sawit tumbuh subur di daerah-daerah tropis Afrika, Asia Tenggara maupun Amerika. Tanaman tersebut tumbuh secara liar,semi liar maupun dibudidayakan dalam perkebunan-perkebunan. Berdasarkan bukti-bukti yang ada, tanaman kelapa sawit diyakini berasal dari Afrika Barat, dan kemudian menyebar ke Benua Amerika dan Asia melalui perdagangan. b. Sejarah Pertumbuhan Perkebunan Kelapa Sawit Berbeda dengan komoditi perkebunan lainnya seperti : karet, kopi, dan lada,pengusahaan kelapa sawit di Indonesia sebagai suatu komoditi perkebunan selalu dilakukan oleh perkebunan besar yang dimiliki baik oleh pemerintah maupun oleh perusahaan swasta. Untuk membangun perkebunan kelapa sawit membutuhkan modal uang dan teknologi yang sangat mahal. Berbeda dengan komoditi karet, sampai saat ini masih belum ditemukan alat atau teknologi yang sederhana yang bisa digunakan oleh petani untuk memproses buah kelapa sawit menjadi minyak sawit yang siap untuk dipasarkan petani. Petani tidak akan mampu memenuhi persyaratan-persyaratan itu sehingga mereka hanya tertarik untuk menjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
buruh di perkebunan kelapa sawit daripada pemilik kebun sawitnya sendiri. c.
Jenis-Jenis Bibit Kelapa Sawit 1.
Benih dan bibit liar Saat ini diduga sudah ada ratusan ribu areal tanaman sawit di Sumatera yang menggunakan benih sawit palsu. Benih sawit palsu ini sering pula disebut sebagai benih liar. Beberapa cirri fisik yang dapat digunakan untuk mengetahui benih atau bibit kelapa sawit liar adalah sebagai berikut : a) Ciri-ciri fisik biji atau kecambah liar 1) Tempurung bijinya tipis. 2) Banyak mengandung serabut, permukaannya kasar dan kotor karena pengupasannya tidak dilakukan dengan benar. 3) Panjang radicula (calon akar) dan plumula (calon batang) tidak seragam. 4) Persentase kematian dari biji/kecambah cukup besar karena sebelumnya biji tidak direndam dalam fungsida. b) Ciri-ciri fisik bibit liar 1) Pertumbuhan bibit tidak seragam. 2) Persentase pertumbuhan bibit yang abnormal cukup tinggi. 3) Bibit terlihat kurus karena endosperm yang berisi cadangan makanan berukuran kecil.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
4) Lebih mudah terserang hama penyakit. c) Ciri-ciri fisik tanaman yang berasal dari bibit liar 1) Banyak dijumpai tanaman yang tumbuh abnormal. 2) Pertumbuhannya tidak seragam; baik tinggi, besar batang maupun lebar tajuk. 3) Produksi tanaman dan rendaman minyak rendah.
2.
Bibit Unggul Bermutu Baik kecambah maupun bibit sawit bermutu, kelebihannya adalah memiliki kode identifikasi. Dari kode tersebut dapat dilacak jenis varietas, dari pohon mana benih dihasilkan, siapa yang melakukan persilangan dan kapan disilangkan. Tujuannya, jika ditemui benih yang memiliki kualitas yang tidak sesuai dengan standar maka dapat dilacak siapa dan dari mana benih dihasilkan. Dengan demikian, sumber benih dapat segera dilakukan perbaikan. Beberapa ciri umum yang dapat digunakan untuk menandai kecambah yang dikategorikan baik dan layak untuk ditanam antara lain sebagai berikut: a) Warna
radikula
kekuning-kuningan,
sedangkan
plumula
keputihan. b) Ukuran radikula lebih panjang dari plumula. c) Pertumbuhan radikula dan plumula lurus dan berlawanan arah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
d) Panjang maksimum radikula 5 cm, sedangkan plumula 3 cm.
3.
Bibit Kultur Jaringan Sebenarnya ada teknologi untuk menghasilkan benih secara missal melalui teknologi kultur jaringan (tissue culture). Kultur jaringan bisa dijadikan ujung tombak perbanyakan kelapa sawit kedepan. Teknologi kultur jaringan merupakan satu cara untuk mendapatkan klon kelapa sawit dengan perlakuan khusus dari bahan biakan berupa jaringan muda. Jaringan muda yang digunakan sebagai bahan perbanyakan (eksplan) tanaman kelapa sawit adalah daun muda (janur) atau ujung akar. Tujuan yang akan dicapai sehubungan dengan penerapan kultur jaringan pada tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut: a) Satu alternatif untuk meningkatkan produksi minyak dari 5-6 ton/ha per tahun menjadi 7-9 ton/ha per tahun atau 32-40 ton TBS/ha per tahun. b) Mengatasi kesulitan perbanyakan tanaman kelapa sawit secara konvensional (dengan menggunakan biji). c) Mengatasi masalah kesulitan perkecambahan, terutama pada jenis-jenis atau varietas yang agak sulit dikecambahkan. d) Meningkatkan keseragaman tanaman kelapa sawit sehingga akan mengurangi variasi produksi termasuk rendaman minyak. e) Mempercepat waktu pemanenan.
d. Peranan Kelapa Sawit dalam Perekonomian Indonesia Dalam perekonomian Indonesia, kelapa sawit (dalam hal ini minyaknya) mempunyai peran yang cukup strategis. Pertama, minyak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng, sehingga pasokan yang berkelanjutan ikut menjaga kestabilan harga minyak goreng tersebut karena minyak goreng merupakan salah satu dari Sembilan (9) bahan pokok kebutuhan masyarakat. Kedua, sebagai salah satu komoditi pertanian andalan ekspor non migas, komoditi ini mempunyai prospek yang baik sebagai sumber dalam perolehan devisa maupun pajak. Ketiga, dalam proses produksi maupun pengolahan juga mampu menciptakan kesempatan kerja dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. e.
Manfaat Kelapa Sawit Banyak orang yang mengetahui bahwa minyak goreng biasa digunakan memasak sehari-hari adalah berasal dari tanaman kelapa sawit. Namun, banyak juga yang belum tahu bahwa manfaat kelapa sawit tidak hanya untuk minyak goreng saja. Banyak sekali manfaat yang diperoleh dari kelapa sawit. Tentu buah adalah bagian utama dari kelapa sawit yang dicari untuk diolah dan diambil kemanfaatannya. Akan tetapi, tak bisa dimungkiri tidak hanya buah saja yang dapat dimanfaatkan dari tanaman kelapa sawit. Bagian lainnya pun dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia. Adapun beberapa manfaat kelapa sawit adalah : 1) Daging buah kelapa sawit dapat diolah menjadi minyak kelapa sawit mentah dan menjadi bahan baku pembuatan minyak goreng. 2) Minyak sawit juga dapat diolah menjadi bahan baku margarine.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
3) Minyak sawit dapat diolah menjadi bahan baku minyak alkohol, sabun, lilin, dan industri kosmetika. 4) Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak. 5) Sisa pengolahan buah sawit juga dapat difermentasikan menjadi kompos. 6) Tandan kosong dapat digunakan untuk mulsa tanaman kelapa sawit, bahan baku pembuatan pulp dan pelarut organik. 7) Tempurung kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar dan pembuatan arang aktif. 8) Sebagai bahan pembuat / particle board (batang dan pelepah). 9) Sebagai obat karna kandungan minyak nabati berprospek tinggi. Adapun manfaat kelapa sawit jika dikelompokkan dalam cakupan bidang industri dapat dijelaskan dalam tabel di bawah ini: Pemanfaatan Industri makanan
Keterangan Mentega,
shortening,
cokelat,
additive, es krim, pakan ternak, minyak goreng. Industri kimia
Bahan kimia yang digunakan untuk detergen, sabun, minyak. Sisa-sisa dari industri minyak sawit, dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
digunakan sebagai bahan bakar boiler, bahan semir furmiture dan bahan anggur. Industri obat-obatan dan kosmetik
Krim,
sampo,
lotion,
pomade,
vitamin, and beta carotene. Industri berat dan ringan
Industri kulit (untuk membuat kulit halu dan letur dan tahan terhadap tekanan tinggi atau temperature tinggi), cold rolling and fluxing agent pada industri perak dan sebagai
bahan
pemisah
dari
material cobalt tembaga di industri logam.
Minyak sawit dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri karena keunggulan sifat yang dimilikinya. Kelebihan itu di antaranya adalah: a)
Tahan oksidasi dengan tekanan tinggi.
b) Mampu melarutkan bahan kimia yang tidak mampu dilarutkan bahan pelarut lain. c)
Mempunyai daya melapis yang tinggi.
d) Tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Minyak kelapa sawit menjadi minyak yang banyak dikonsumsi masyarakat dalam bentuk minyak goreng. Kelebihan minyak nabati yang berasal dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki
kandungan
karoten
tinggi.
Kelapa
sawit
mempunyai
produktivitas lebih tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya (seperti kacang, kedelai, kacang tanah dan lain-lain), sehingga harga produksi menjadi lebih ringan. Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa, kelapa sawit sangat vital untuk perekonomian Indonesia, di antaranya : a)
Bahan baku utama minyak goreng Minyak kelapa sawit adalah bahan baku pembuatan minyak goreng sehingga pasokan yang berkelanjutan dan dinamis ikut menjaga kestabilanharga dari minyak goreng tersebut. Hal ini penting karena minyak goreng merupakan salah satu dari Sembilan bahan pokok kebutuhan masyarakat. Sebagai salah satu dari bahan pokok maka harganya harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
b) Komoditas andalan ekspor nonmigas Perkebunan kelapa sawit adalah salah satu perkebunan terbesar di Indonesia. Ekspor minyak kelapa sawit menjadi andalan yang mendatangkan banyak keuntungan. Komoditas ini jelas mempunyai proses yang bagus sebagai sumber pendapatan devisa maupun pajak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c)
31
Menciptakan lapangan kerja Biasanya, perkebunan kelapa sawit adalah perkebunan yang besar. Karena skalanya besar, proses produksi maupun pengolahan juga memerlukan perkerja yang banyak. Hal itu tentu mampu menciptakan kesempatan kerja dan menjadi salah satu usaha untuk mengurangi jumlah penganggur. Penciptaan lapangan kerja secara tidak langsung akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
f. Keunggulan Industri Minyak Sawit Kelapa sawit merupakan sosok tanaman yang cukup tangguh, terutama bila terjadi perubahan musim. Berbeda dengan tanaman penghasil
minyak
nabati
lainnya,
tanaman
kelapa sawit
dapat
menghasilkan dua jenis minyak yaitu minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit. Dibandingkan dengan sumber-sumber minyak nabati lainnya, kelapa sawit merupakan penghasil minyak nabati yang paling efisien. Karena kelapa sawit sebagai sumber minyak nabati sangat efisien, tidaklah mengherankan kalau produksinya meningkat dengan cepat dan mampu meraih kedudukan nomor dua terbesar di antara minyak nabati terkemuka. Beberapa keunggulan minyak sawit antara lain sebagai berikut: 1) Tingkat efisiensi minyak sawit tinggi sehingga mampu menempatkan CPO (Crude Palm Oil) menjadi sumber minya nabati termurah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
2) Penggunaannya sangat luas, di antaranya minyak goring, shortening, dan margarine. 3) Sebagai sumber energy yang baik. 4) Dengan karakteristik unik yang dimilikinya, terutama dalam hal potensi kandungan vitamin E dan karotenoid,serta tidak mengandung asam
lemak
trans,
berbagai
penelitian
telah
banyak
yang
menunjukkan bahwa penggunaan minyak sawit dalam bahan makanan berpengaruh positif bagi kesehatan tubuh. 5) Mengandung antioksidan alami (tokoferol dan tokotrienol). Telah banyak penelitian dilakukan untuk membuktikan bahwa tokoferol dan tokotrienol bisa melindungi sel-sel dari proses penuaan dan penyakit degenerative seperti atherosclerosis dan kanker. 6) Komposisi asam lemak seimbang dan mengandung asam lemak linoleat sebagai asam lemak esensial. 7) Produktivitas minyak sawit tinggi yaitu 3,2 ton/ha, sedangkan minyak kedelai, lobak, kopra, dan minyak bunga matahari masingmasing hanya 0,34; 0,51; 0,57; dan 0,53 ton/ha. 8) Sifat intercgeable-nya cukup menonjol disbanding dengan minya nabati lainnya karena memiliki keluwesan dan keluasan dalam ragam kegunaan baik di bidang pangan maupun nonpangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
9) Sekitar 80% dari penduduk dunia, khususnya di Negara berkembang masih berpeluang meningkatkan konsumsi per kapita untuk minyak dan lemak terutama minyak yang harganya murah (minyak sawit). 10) Terjadinya pergeseran dalam industri yang menggunakan bahna baku minyak bumi ke yang lebih bersahabat dengan lingkungan yaitu oleokimia yang berbahan baku CPO, terutama di beberapa Negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa Barat.
Selain industri minyak sawit memiliki kekuatan ekonomis, industri ini juga memiliki keunggulan dalam hal teknis, antara lain keragaman kegunaannya baik sebagai bahan mentah industri pangan maupun industri non-pangan. Menurut Budiman (1989), dalam industri pangan minyak sawit dan minyak inti sawit dapat digunakan untuk memproduksi minyak goreng, lemak pangan, margarin, lemak khusus (cacao butter substitute), kue, es krim, dan permen. Sedangkan dalam industri non-pangan minyak sawit dan minyak inti sawit digunakan untuk memproduksi sabun, detergen, dan surfaktan, pelunak (plasticizer), pelepis (Surface Coating), ramuan komponen karet, pelumas, sabun metalik, dan kosmetika. Di samping keragaman kegunaan, minyak sawit mempunyai kelebihan teknis lainnya yakni minyak sawit memiliki kandungan asam lemak linoleik dan linolemik yang rendah sehingga minyak goreng yang terbuat dari sawit memiliki kemantapan kalor (heat stability) yang tinggi dan tidak mudah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
teroksidasi. Karenanya sebagai minyak goreng minyak kelapa sawit menjadi lebih awet dan membuat makanan yang digoreng dengan minyak goreng sawit tidak cepat tengik. g. Hambatan Pengembangan Industri Minyak Sawit Berbagai keunggulan yang dimiliki minyak kelapa sawit sebagai bahan industri tidak mempermudah perkembangan industri minyak sawit malahan menimbulkan hambatan bagi perkembangan industri tersebut. Hal ini muncul karena adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan negara-negara penghasil minyak nabati non-sawit yang bersifat diskriminatif terhadap minyak sawit. Kebijaksanaan ini bertujuan untuk melindungi penghasil minyak nabati dan lemak di Negara mereka masing-masing yang mulai terdesak oleh minyak sawit. Sejak tahun 1981 negara Eropa yang tergabung dalam MEE telah mengambil kebijaksanaan untuk mengenakan cukai tambahan atas impor minyak dan lemak. Tujuan dari dikenai cukai impor ini adalah untuk mengumpulkan dana yang dibutuhkan untuk mempertahankan subsidi berat bagi para petani penghasil bahan minyak dan lemak di masing-masing Negara anggota MEE. 8. Kondisi sosial ekonomi petani karet dan petani kelapa sawit a. Keadaan Sosial Ekonomi Petani Karet Asumsi mengenai keadaan atau kondisi sosial ekonomi erat hubungannya dengan hasil produksi karet masyarakat. Ini berarti, usaha petani karet dalam meningkatkan produksi karet dan mutu karet rakyat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
secara otmoatis akan meningkatkan kondisi sosial ekonomi petani juga. Dengan kata lain peningkatan produksi dan mutu hasil kebun karet menjadi tidak berarti, jika keadaan sosial ekonomi petaninya tidak berubah. Maka dari itu, usaha yang sering dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan keadaan sosial ekonomi petani karet adalah melalui peningkatan pendapatan. b. Keadaan Sosial Ekonomi Petani Kelapa Sawit Berdasarkan Sensus Pertanian tahun 1983, jumlah petani yang berusaha aktif di bidang perkebunan kelapa ada 1.828.785 rumah tangga di Indonesia.
B. Kerangka Berpikir Perbedaan tingkat penghasilan, pengeluaran konsumsi dan tabungan (berapa jumlah uang yang disisihkan per bulan) petani karet dengan petani kelapa sawit di desa Jaras, kecamatan Putussibau. Pengeluaran konsumsi setiap orang tentunya memiliki pengeluaran konsumsi yang berbeda-beda. Tingkat konsumsi seseorang dapat dilihat dari bagaimana kebiasaan berbelanja mereka, seperti mengkonsumsi makan, minuman, pakaian, sepatu, tas, dan lain-lain. Semua hal yang dikonsumsi tidak akan pernah lepas dengan jumlah penghasilan yang diperolehnya. Perbedaan jumlah tabungan merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan pula guna menunjang kemampuan masyarakat dalam memenuhi konsumsinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
sehari-hari. Menyisihkan dari hasil pendapatan yang tidak digunakan untuk ditabung atau menyimpannya dalam bentuk kekayaan yang lain misal, tanah, ternak dan lainnya. Seseorang akan menabung guna untuk memenuhi kebutuhan yang mendadak atau berjaga-jaga dalam jangka panjang maupun pendek. Besarnya jumlah uang yang ditabung oleh masyarakat bergantung juga dari berapa pendapatan mereka, baik untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari atau sebagian dialihwujudkan menjadi kekayaan mereka dalam bentuk barang. Dilihat dari jumlah tabungan petani karet dan petani kelapa sawit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
C. Hipotesis Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, rumusan masalah dan landasan teori di atas mengenai kehidupan sosial ekonomi dilihat dari penghasilan, pengeluaran konsumsi dan jumlah tabungan maka penelitian ini hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Ada perbedaan signifikan penghasilan petani karet dan petani kelapa sawit di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
2.
Ada perbedaan signifikan tingkat konsumsi petani karet dan petani kelapa sawit di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
3.
Ada perbedaan signifikan tingkat tabungan petani karet dan petani kelapa sawit di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian komparatif. Menurut Sugiyono (2008:36), metode penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sempel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti akan membandingkan perbedaan tentang Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat antara Petani Karet dengan Petani Kelapa Sawit di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Penelitian dilakukan di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
2.
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2014
C. Populasi dan Sampel a.
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani karet dan petani kelapa sawit di desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, dimana petani 38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
karet berjumlah 225 orang dan petani kelapa sawit berjumlah 110 orang. Sehingga jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 335 orang. Dengan menggunakan rumus slovin (Sugiyono,2006: 57) :
Keterangan : N
: Ukuran sampel
N
: Ukuran Populasi
𝑛=
𝑁 1 + 𝑁𝑒 2
e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel dalam penelitian ini di ambil nilai e =10% (0,1) 𝑛= =
=
b.
335 335(0,1)2 + 1 335
3,35+1 335
=78 orang
4,35
Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah 78 orang yang terdiri dari 39 orang petani karet dan 39 orang petani kelapa sawit, dimana petani karet dan petani kelapa sawit adalah petani monokultural. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Insidental Sampling yaitu teknik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, siapa saja
40
yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2010:67).
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.
Variabel Penelitian Variabel yang dimaksud adalah sesuatu yang dapat menjadi objek pengamatan dan merupakan faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti. Adapun variabel yang akan diambil oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
2.
a.
Penghasilan petani karet dan petani kelapa sawit
b.
Pengeluaran konsumsi petani karet dan petani kelapa sawit
c.
Tabungan petani karet dan petani kelapa sawit
Definisi Operasional dan Pengukurannya a.
Penghasilan Penghasilan adalah penerimaan yang diperoleh petani karet dan petani kelapa sawit dalam bentuk uang dan dinyatakan dalam satuan rupiah.Pengukuran
dilakukan
dengan
membandingkan
jumlah
pendapatan yang diterima petani karet dan petani sawit yang dinyatakan dalam rupiah dalam kurun waktu 1 bulan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
41
Tingkat Konsumsi Pengeluaran konsumsi yang dimaksud adalah bagian dari penghasilan petani karet dan petani kelapa sawit yang dibelanjakan untuk pembelian barang dan jasa yang dinyatakan dalam satuan rupiah.Pengeluaran konsumsi ini meliputi pengeluaran konsumsi untuk pangan, pakaian dan biaya lain-lain dalam kurun waktu 1 bulan.
c.
Tabungan Tabungan adalah bagian penghasilan dari petani karet dan kelapa sawit yang disisihkan dan tidak untuk konsumsi.Pengukuran dilakukan dengan membandingkan jumlah tabungan yang diterima petani karet dan petani kelapa sawit yang dinyatakan dalam rupiah dalam kurun waktu 1 bulan.
E. Data Yang Dicari Data yang dicari dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian (responden). Adapun data yang dicari adalah: a. Biodata responden b. Penghasilan responden c. Tingkat konsumsi responden d. Tabungan responden
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
2. Data sekunder, yaitu :data yang diperoleh secara tidak langsung dari subjek penelitian (responden), tetapi diperoleh dari kantor desa. Adapun data yang akan dicari adalah: a. Profil desa Senakin
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data serta keterangan yang diperlukan adalah: 1.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya maupun hal-hal yang diketahui. Untuk mengumpulkan data mengenai pendapatan, pengeluaran konsumsi dan tabungan.
2.
Dokumentasi adalah mencari data mengenai kondisi daerah Senakin, jumlah petani karet dan petani kelapa sawit.
G. Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2000:134), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu
yang
dipilih
dan
digunakan
oleh
peneliti
dalam
kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Instrumen pengumpul data menurut Suryabrata (2008:52) adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis.Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif.Sumadi mengemukakan
bahwa
untuk
atribut
kognitif,
perangsangnya
adalah
pertanyaan.Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan. Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
informasi
kuantitatif
tentang
variabel
yang
sedang
diteliti.Berikut adalah kisi-kisi instrumen penelitian. Tabel III.1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Penelitian No. Nama Variabel Indikator 1. Penghasilan Jumlah penghasilan yang diterima petani karet dan petani kelapa sawit yang diterima dalam satuan rupiah. 2.
Tingkat konsumsi 1. Besarnya
konsumsi
untuk
pangan
selama satu bulan dalam satuan rupiah 2. Besarnya
konsumsi
untuk
pakaianselama satu bulan dalam satuan rupiah 3. Besarnya konsumsi untuk lain-lain selama satu bulan dalam satuan rupiah 3.
Tabungan
Jumlah uang yang disisihkan dan tidak dipergunakan untuk dikonsumsi selama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
satu bulan dalam satuan rupiah H. Teknik Analisis Data 1.
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara berkelompok dengan tujuan untuk membuat gambaran secara sistematis data yang faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki atau diteliti (Suryana, 2010 : 30). Analisis deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, dan modus dari setiap variabel. Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata (Mean) dan standar deviasi untuk masing-masing penghasilan petani karet dan petani kelapa sawit.Rumus yang digunakan dalam mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai berikut: 𝑴𝒆𝒂𝒏 =
∑ 𝒙𝒊 𝑵
∑𝒏𝒊=𝟏(𝑿𝟏 − 𝑿)𝟐 � 𝑺𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝑫𝒆𝒗𝒊𝒂𝒔𝒊 = 𝒏−𝟏 (Sumber: Sugiyono, 2008) Keterangan: 𝑋
∑ 𝑥𝑖
= rerata = jumlah skor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
= jumlah responden
𝑁
2. Independent Sampling T-test Statistik Parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel bila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan statistik Parametris yaitu Independent T-Test. Rumusnya : t=
Keterangan : 𝑋�1
= rerata sampel 1
���� ���� 𝑋1 −𝑋 2
𝑆 2 𝑆 2 𝑆 𝑆 � 1 + 2 − 2𝑟� 1 �� 2 � 𝑛 𝑛 1
𝑋�2
= rerata sampel 2
s1
= simpang baku sampel 1
s2
= simpang baku sampel 2
s12
= varians sampel 1
s22
= varians sampel 2
r
= korelasi antara dua sampel
Hipotesis yang diajukan adalah:
2
� 𝑛1
� 𝑛2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
a. Ada perbedaan penghasilan petani karet dengan petani kelapa sawit di Desa Senakin,
Kecamatan
Sengah
Temila,
Kabupaten
Landak,
Kalimantan Barat. Ho: tidak terdapat perbedaan tingkat penghasilan petani karet denganpetani kelapa sawit Ha: terdapat perbedaan tingkat penghasilan petani karet dengan petani kelapa sawit Kritereria pengujian hipotesis: 1) Jika Xhitung < Xtabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak 2) Jika Xhitung > Xtabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima Atau bisa melihat signifikansinya, dengan melihat kolom Sig (ρ): 1) Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima 2) Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak
b. Adaperbedaan tingkat konsumsi petani karet dengan petani kelapa sawit di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Ho: tidak terdapat perbedaan tingkat kosumsi petani karet denganpetani kelapa sawit Ha: terdapat perbedaan tingkat konsumsi petani karet dengan petani kelapa sawit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Kritereria pengujian hipotesis: 1) Jika Xhitung < Xtabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak 2) Jika Xhitung > Xtabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima Atau bisa melihat signifikansinya, dengan melihat kolom Sig (ρ): 1) Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima 2) Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak c. Ada perbedaan tingkat tabungan petani karet dengan petani kelapa sawit di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat Ho: tidak terdapat perbedaan tingkat tabungan kosumsi petani karet denganpetani kelapa sawit Ha: terdapat perbedaan tingkat tabungan petani karet dengan petani kelapa sawit Kritereria pengujian hipotesis: 1) Jika Xhitung < Xtabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak 2) Jika Xhitung > Xtabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima Atau bisa melihat signifikansinya, dengan melihat kolom Sig (ρ): 1) Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima 2) Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Desa Senakin 1. Kondisi Geografi Desa Senakin dan Luas Wilayah Desa Senakin Desa Senakin adalah salah satu dari 14 desa, 69 dusun dan 13 wilayah adat (ketemanggungan) di kecamatan Sengah Temila yang berada di wilayah kabupaten Landak dengan tripologi wilayah atas tanah dataran bergelombang, hutan, perkebunan, tanah gambut, rawa, persawahan,dan tanah kering. Desa Senakin memiliki luas wilayah ± 16.193 km2, jarak desa Senakin dengan kecamatan adalah ± 16 km. Jarak desa Senakin dengan ibu kota kabupaten Ngabang adalah ± 57 km. Desa Senakin itu sendiri terdiri dari 6 dusun, 27 RT. Desa Senakin dengan jumlah penduduk berjumlah ± 8.000 jiwa dan jumlah Kepala Keluarga 730 KK. Ada pun batas-batas wilayah lokasi penelitian (Desa Senakin) : x Sebelah utara
: Desa Gombang
x Sebelah timur
: Desa Andeng
x Sebelah selatan
: Desa Aur Sampuk
x Sebelah barat
: Desa Tonang
2. Keadaan Iklim dan Curah Hujan Iklim dan curah hujan di Daerah Sengah Temila Desa Senakin seperti pada umumnya daerah tropis di Indonesia. Sedangkan curah hujan dalam tahun ini keadaannya baik. Wilayah desa Senakin
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
merupakan lahan yang subur karena terletak di dataran tinggi. Tanahnya merupakan jenis tanah yang cocok untuk dijadikan lahan pertanian, hal itu dapat menjadikan pertanian maupun perkebunan cukup berkembang untuk semua jenis tanaman maupun bahan pangan. 3. Jumlah Penduduk Desa Senakin Tabel IV.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Laki-Laki
Perempuan
1.370
1.333
Jumlah:
Total Jumlah Penduduk 2.703
Sumber : dokumentasi desa Senakin, 2014 Jumlah penduduk desa Senakin berdasarkan hasil pendataan dari 6 dusun dan 27 RT terakhir pada bulan Oktober 2014 berjumlah 2.703 jiwa dengan julah kepala keluarga 730 (KK). B. Analisis Data 1.
Analisis Deskriptif a.
Deskriptif Penghasilan Petani Karet dan Petani Kelapa Sawit Tabel IV.2 Deskriptif Penghasilan Petani Karet N
Minimum
Penghasilan Petani Karet
39
Valid N (listwise)
39
Sumber: data diolah, 2014
200.000
Maximum 3.750.000
Mean 1.081.794,87
Std. Deviation 826.735,405
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Untuk mengetahui kriteria penghasilan petani karetdapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh ke dalam interval di bawah ini: Tabel IV.3 Kriteria Penghasilan Petani Karet Penghasilan
Rumus interval
Interval
Rendah
X < mean – SD
200.000 – 255.058
Sedang
Mean – SD < x < mean +
255.059 – 1.908.529
SD Tinggi
Mean + SD < X
1.908.530–3.750.000
Sumber: data diolah, 2014 Tabel IV.4 Deskriptif Penghasilan Petani Kelapa Sawit N Penghasilan Petani Kelapa Sawit Valid N (listwise)
Sumber: data diolah, 2014
Minimum 39
400.000
Maximum 9.625.000
Mean 2.758.333,33
Std. Deviation 1.862.761,226
39
Untuk mengetahui kriteria penghasilan petani kelapa sawit dapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh ke dalam interval di bawah ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Tabel IV.5 Kriteria Penghasilan Petani Kelapa Sawit Penghasilan
Rumus interval
Interval
Rendah
X < mean – SD
400.000 – 895.571
Sedang
Mean – SD < x < mean +
895.572 – 4.621.094
SD Tinggi
Mean + SD < X
4.621.095 –9.625.000
Sumber: data diolah, 2014 Kategori penghasilan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: 1) PenghasilanTinggi Penghasilan tinggi berarti responden petani karetmemiliki penghasilan lebih dari Rp 1.908.530setiap bulannya dan petani kelapa sawit memiliki penghasilan lebih dari Rp 4.621.095 setiap bulannya. Artinya, responden dalam kategori ini lebih bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. 2) Penghasilan Sedang Penghasilan sedang berarti responden petani karetmemiliki penghasilan antara Rp 255.059 – Rp 1.908.529 setiap bulannya, sedangkan petani kelapa sawit memiliki penghasilan antara Rp 895.572 – Rp 4.621.094 setiap bulannya. Artinya, dengan penghasilan responden diatas cukup bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. 3) Penghasilan Rendah Penghasilan rendah berarti responden petani karetmemiliki penghasilan kurang dari Rp255.058 setiap bulannya, sedangkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
petani kelapa sawit memiliki penghasilan kurang dari Rp 895.571 setiap bulannya. Artinya, responden yang berada dalam kategori ini kurang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tabel IV.6 Frekuensi Penghasilan Petani Karet Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Rendah
2
5,1
5,1
5,1
Sedang
33
84,6
84,6
89,7
Tinggi
4
10,3
10,3
100,0
Total
39
100,0
100,0
Sumber: data diolah, 2014
Tabel IV.7 Frekuensi Penghasilan Petani Kelapa Sawit Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Rendah
4
10,3
10,3
10,3
Sedang
29
74,4
74,4
84,6
Tinggi
6
15,4
15,4
100,0
Total
39
100,0
100,0
Sumber: data diolah, 2014
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa petani karet sejumlah
2
orang
responden
(5,1%)
berada
dalam
kategori
berpenghasilan rendah, sedangkan untuk kategori sedang sejumlah 33 orang responden (84,6%) dan kategori tinggi sejumlah 4 orang responden (10,3%). Artinya sebagian besar penghasilan petani karet berada dalam kategori sedang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Untuk petani kelapa sawit dengan jumlah 4 orang responden (10,3%) berada dalam kategori berpenghasilan rendah, sedangkan untuk kategori sedang sejumlah 29 orang responden (74,4%) dan dalam kategori tinggi sejumlah 6 orang responden (15,4%). Artinya sebagian besar penghasilan petani kelapa sawit berada pada kategori rendah. b. Deskriptif Tingkat Konsumsi Petani Karet dan Petani Kelapa Sawit Tabel IV.8 Deskriptif Tingkat Konsumsi Petani Karet N Tingkat Konsumsi
Minimum 39
Petani Karet Valid N (listwise)
Maximum
170.000 3.650.000
Mean
Std. Deviation
982.948,72
792.362,156
39
Sumber:data diolah, 2014
Untuk mengetahui kriteria tingkat konsumsi petani karetdapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh ke dalam interval di bawah ini: Tabel IV.9 Kriteria Tingkat Konsumsi Petani Karet Tingkat Konsumsi
Rumus interval
Interval
Rendah
X < mean – SD
170.000 – 190.586
Sedang
Mean – SD < x <
190.587 – 1.775.310
mean + SD Tinggi Sumber:data diolah, 2014
Mean + SD < X
1.775.311–3.650.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Tabel IV.10 Deskriptif Tingkat Konsumsi Petani Kelapa Sawit N Tingkat Konsumsi Kelapa Sawit Valid N (listwise)
Sumber: data diolah, 2014
Minimum 39
300.000
Maximum
Mean
7.625.000
2.197.435,90
Std. Deviation 1.445.403,728
39
Untuk mengetahui kriteria tingkat konsumsi petani kelapa sawit dapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh ke dalam interval di bawah ini: Tabel IV.11 Kriteria Tingkat Konsumsi Petani Kelapa Sawit Tingkat Konsumsi
Rumus interval
Interval
Rendah
X < mean – SD
300.000 – 752.031
Sedang
Mean – SD < x <
752.032 – 3.642.839
mean + SD Tinggi
Mean + SD < X
3.642.840 –7.625.000
Sumber: data diolah, 2014 Kategori penghasilan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: 1) Konsumsi Tinggi Konsumsi tinggi berarti responden petani karetmemiliki tingkat konsumsilebih dari Rp 1.775.310 setiap bulannya, sedangkan petani kelapa sawit memiliki tingkat konsumsi lebih dari Rp 3.642.839 setiap bulannya. Artinya, responden dalam kategori ini banyak konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
2) Konsumsi Sedang Konsumsisedang berarti responden petani karetmemiliki tingkat konsumsiantara Rp 190.587 – Rp 1.775.310 setiap bulannya, sedangkan petani kelapa sawit memiliki tingkat konsumsi antara Rp 752.032 – Rp 3.642.839 per bulannya. Artinya, responden dalam kategori ini cukup banyak konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 3) Konsumsi Rendah Konsumsi rendah berarti responden petani karet memiliki tingkat konsumsikurang dari Rp190.586 setiap bulannya, sedangkan petani kelapa sawit memiliki tingkat konsumsi kurang dari Rp 752.031 setiap bulannya. Artinya, responden yang berada dalam kategori ini tidak cukup banyak konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. TabelIV.12 Frekuensi Tingkat Konsumsi Petani Karet Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Rendah
1
2,6
2,6
2,6
Sedang
34
87,2
87,2
89,7
Tinggi
4
10,3
10,3
100,0
Total
39
100,0
100,0
Sumber: data diolah 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
TabelIV.13 Frekuensi Tingkat Konsumsi Petani Kelapa Sawit Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Rendah
4
10,3
10,3
10,3
Sedang
29
74,4
74,4
84,6
Tinggi
6
15,4
15,4
100,0
Total
39
100,0
100,0
Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 1 orang responden (2,6%) petani karet dalam kategori tingkat konsumsi rendah,sedangkan dalam kategori tingkat konsumsi sedang sejumlah 34 orang responden (87,2%), dan kategori tingkat konsumsi tinggi petani karet sejumlah 4 orang responden (10,3%). Artinya sebagian besar tingkat konsumsi petani karet berada dalam kategori sedang. Tingkat konsumsi petani kelapa sawit dengan jumlah 4 orang responden (10,3%) berada dalam kategori tingkat konsumsi rendah, sedangkan untuk kategori tingkat konsumsi sedang sejumlah 29 orang responden (74,4%), dan dalam kategori tingkat konsumsi tinggi petani kelapa sawit sejumlah 6 orang responden (15,4%). Artinya sebagian besar tingkat konsumsi petani kelapa sawit berada dalam kategori sedang. Jadi tingkat konsumsi petani karet dan petani kelapa sawit sebagiaan besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tingkat konsumsi diukur dengan menggunakan indikator konsumsi makan, konsumsi pakaian dan konsumsi lain-lain sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
a) Deskriptif Konsumsi Makan Petani Karet dan Petani Kelapa Sawit Tabel IV.14 Deskriptif Konsumsi Makan Petani Karet N Konsumsi Makan
Minimum 39
Petani Karet Valid N (listwise)
Maximum
50.000
Mean
2.000.000
Std. Deviation
520.769,23
388.405,205
39
Sumber: data diolah 2014 Untuk mengetahui kriteria konsumsi makan petani karet dapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh ke dalam interval di bawah ini: Tabel IV.15 Kriteria KonsumsiMakan Petani Karet Rumus interval
Interval
Rendah
X < mean – SD
50.000 – 482.363
Sedang
Mean – SD < x <
482.364– 559.173
Konsumsi Makan
mean + SD Tinggi
Mean + SD < X
559.174–2.000.000
Sumber:data diolah 2014 Tabel IV.16 Deskriptif Konsumsi Makan Petani Kelapa Sawit N Konsumsi Makan Kelapa Sawit Valid N (listwise)
Minimum 39 39
Sumber: data diolah, 2014
200.000
Maximum
Mean
2.600.000
998.846,15
Std. Deviation 577653,445
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Untuk mengetahui kriteria konsumsi makan petanikelapa sawit dapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh ke dalam interval di bawah ini: Tabel IV.17 Kriteria KonsumsiMakan Petani Kelapa Sawit Rumus interval
Interval
Rendah
X < mean – SD
200.000 – 421.192
Sedang
Mean – SD < x <
421.193– 1.576.499
Konsumsi Makan
mean + SD Tinggi
Mean + SD < X
1.576.500–2.600.000
Sumber:data diolah 2014 Kategori penghasilan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: 1) Konsumsi Makan Tinggi Konsumsi makan tinggi berarti responden petani karet memiliki konsumsi makan lebih dari Rp 559.173 setiap bulannya, sedangkan petani kelapa sawit memiliki konsumsi makan lebih dari Rp 1.576.499 setiap bulannya. Artinya, responden dalam kategori ini memiliki konsumsi makan tinggi. 2) Konsumsi Makan Sedang Konsumsi makan sedang berarti responden petani karet memiliki konsumsi makanantara Rp 482.364– Rp 559.173 setiap bulannya, sedangkan petani kelapa sawit memiliki konsumsi makan antara 421.193– 1.576.499 setiap bulannya. Artinya, responden dalam kategori ini memiliki konsumsi makan sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
3) Konsumsi Makan Rendah Konsumsi makan rendah berarti responden petani karet memiliki konsumsi makan kurang dari Rp482.363 setiap bulannya, sedangkan petani kelapa sawit memiliki konsumsi makan kurang dari Rp 421.192 setiap bulannya. Artinya, responden yang berada dalam kategori ini memiliki konsumsi makan yang rendah. Tabel IV.18 Frekuensi Konsumsi Makan Petani Karet Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Rendah
20
51,3
51,3
51,3
Sedang
4
10,3
10,3
61,5
Tinggi
15
38,5
38,5
100,0
Total
39
100,0
100,0
Sumber: data diolah 2014
TabelIV.19 Frekuensi Konsumsi Makan Petani Kelapa Sawit Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Rendah
4
10,3
10,3
10,3
Sedang
28
71,8
71,8
82,1
Tinggi
7
17,9
17,9
100,0
Total
39
100,0
100,0
Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 20 orang responden (51,3%) petani karet dalam kategori konsumsi makan rendah, sedangkan dalam kategori konsumsi makan sedang sejumlah 4 orang responden (10,3%), dan kategori konsumsi makan tinggi sejumlah 15 orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
responden (38,5%). Artinya sebagian besar petani karet konsumsi makannya dalam kategori rendah dengan persentase 51,3%. Dalam kategori rendah konsumsi makan petani kelapa sawit sejumlah 4 orang responden (10,3%), sedangkan konsumsimakan kategori sedang sejumlah 28 orang responden (71,8%) dan kategori konsumsi tinggi sejumlah 7 orang responden (17,9%). Artinya dalam konsumsi makan petani kelapa sawit ini berada pada kategori sedang. b) Deskriptif Konsumsi Pakaian Petani Karet dan Petani Kelapa Sawit Tabel IV.20 Deskriptif Konsumsi Pakaian Petani Karet N Konsumsi Pakaian Petani Karet Valid N (listwise)
Sumber: data diolah 2014
Minimum 8
Maximum
50.000
250000
Mean 143750,00
Std. Deviation 67810,134
8
Untuk mengetahui kriteria konsumsi pakaian petani karetdapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh ke dalam interval di bawah ini: Tabel IV.21 Kriteria Konsumsi Pakaian Petani Karet Konsumsi Pakaian
Rumus interval
Interval
Rendah
X < mean – SD
50.000 – 75.939
Sedang
Mean – SD < x <
75.940– 211.559
mean + SD Tinggi Sumber: data diolah 2014
Mean + SD < X
211.560–250.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Tabel IV.22 Deskriptif Konsumsi Pakaian Petani Kelapa Sawit Std. N Konsumsi Pakaian Petani Kelapa Sawit Valid N (listwise)
Sumber: data diolah, 2014
Minimum 6
Maximum
100.000
500.000
Mean
Deviation
345.833,33
134.551,725
6
Untuk mengetahui kriteria konsumsi pakaian petani kelapa sawit dapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh ke dalam interval di bawah ini: Tabel IV.23 Kriteria Konsumsi Pakaian Petani Kelapa Sawit Konsumsi Pakaian
Rumus interval
Interval
Rendah
X < mean – SD
100.000 – 211.281
Sedang
Mean – SD < x <
211.281– 359.284
mean + SD Tinggi
Mean + SD < X
359.285–500.000
Sumber: data diolah 2014 Kategori penghasilan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: 1) Konsumsi Pakaian Tinggi Konsumsi pakaiantinggi berarti responden petani karetmemiliki konsumsi pakaianlebih dari Rp 211.559 setiap bulannya, sedangkan petani kelapa sawit memiliki konsumsi pakaian lebih dari Rp 359.284 setiap bulannya. Artinya, responden dalam kategori ini memiliki konsumsi pakaian tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
2) Konsumsi Pakaian Sedang Konsumsi pakaiansedang berarti responden petani karetmemiliki konsumsi pakaian antara Rp 75.940– Rp 211.559 setiap bulannya, sedangkan petani kelapa sawit memiliki konsumsi pakaian antara Rp 211.281 – Rp 359.284 setiap bulannya. Artinya, responden dalam kategori ini memiliki konsumsi pakaian sedang, tidak terlalu tinggi. 3) Konsumsi Pakaian Rendah Konsumsipakaian rendah berarti responden petani karetmemiliki konsumsi pakaian kurang dari Rp75.939 setiap bulannya, sedangkan petani kelapa sawit memiliki konsumsi pakaian kurang dari Rp 211.281 setiap bulannya. Artinya, responden yang berada dalam kategori ini memiliki konsumsi pakaian yang rendah. Tabel IV.24 Frekuensi Konsumsi Pakaian Petani Karet Cumulative Frequency Valid
Tidak ada
Percent
Valid Percent
Percent
31
79,5
79,5
79,5
Rendah
1
2,6
2,6
82,1
Sedang
6
15,4
15,4
97,4
Tinggi
1
2,6
2,6
100,0
Total
39
100,0
100,0
Sumber: data diolah 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Tabel IV.25 Frekuensi Konsumsi Pakaian Petani Kelapa Sawit Cumulative Frequency Valid
Tidak ada
Percent
Valid Percent
Percent
33
84,6
84,6
84,6
Rendah
1
2,6
2,6
87,2
Sedang
2
5,1
5,1
92,3
Tinggi
3
7,7
7,7
100,0
Total
39
100,0
100,0
Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa petani karet sejumlah 1 orang responden (2,6%) berada dalam kategori konsumsi pakaian rendah, sedangkan untuk kategori sedang sejumlah 6 orang responden (15,4%) dan kategori tinggi sejumlah 1 orang responden (2,6%). Dalam kategori konsumsi pakaian petani karet terdapat responden yang tidak ada konsumsi pakaian yaitu sejumlah 31 orang responden (79,5%). Jadi bisa dikatakan sebagian besar konsumsi pakaian petani karet berada dalam kategori tidak ada. Untuk petani kelapa sawit dengan jumlah 1orang responden (2,6%) berada dalam kategori konsumsi pakaian rendah, sedangkan untuk kategori sedang sejumlah 2 orang responden (5,1%) dan dalam kategori tinggi sejumlah 3 orang responden (7,7%). Dalam kategori konsumsi pakaian petani kelapa sawit juga terdapat responden yang tidak ada konsumsi pakaian yaitu sejumlah 33 orang responden (84,6%). Jadi bisa dikatakan sebagian besar konsumsi pakaian petani kelapa sawit juga berada pada kategori tidak ada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
c) Deskriptif Konsumsi Lain-Lain Petani Karet dan Petani Kelapa Sawit Tabel IV.26 Deskriptif Konsumsi Lain-Lain Petani Karet N Konsumsi Lain-Lain
Minimum 36
Petani Karet Valid N (listwise)
15.000
Maximum
Mean
1.700.000
Std. Deviation
468.750,00
439.254,848
36
Sumber: data diolah, 2014 Untuk mengetahui kriteria konsumsi lain-lain petani karet dapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh ke dalam interval di bawah ini:
Konsumsi
Tabel IV.27 Kriteria Konsumsi Lain-Lain Petani Karet Rumus interval Interval
Lain-Lain Rendah
X < mean – SD
15.000 – 424.794
Sedang
Mean – SD < x < mean +
424.795 – 908.004
SD Tinggi
Mean + SD < X
908.005– 1.700.000
Sumber: data diolah, 2014 Tabel IV.28 Deskriptif Konsumsi Lain-Lain Petani Kelapa Sawit N Konsumsi Lain-Lain Petani Karet Valid N (listwise)
Minimum 36 36
Sumber: data diolah, 2014
15.000
Maximum 1.700.000
Mean 468.750,00
Std. Deviation 439.254,848
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Untuk mengetahui kriteria konsumsi lain-lain petani kelapa sawit dapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh ke dalam interval di bawah ini:
Tabel IV.29 Kriteria Konsumsi Lain-Lain Petani Kelapa Sawit Konsumsi
Rumus interval
Interval
Rendah
X < mean – SD
80.000 – 112.069
Sedang
Mean – SD < x < mean +
112.069 – 2.178.699
Lain-Lain
SD Tinggi
Mean + SD < X
2.178.700– 5.500.000
Sumber: data diolah 2014 Kategori penghasilan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: 1) KonsumsiLain-lain Tinggi Konsumsilain-laintinggi
berarti
responden
pe t a ni
karetmemiliki konsumsi lain-lainlebih dari Rp 908.004 setiap bulannya, sedangkan petani kelapa sawit memiliki konsumsi lainlain lebih dari Rp 2.178.699 setiap bulannya. Artinya, responden dalam kategori ini memiliki konsumsi lain-lain yang tinggi. 2) KonsumsiLain-lain Sedang Konsumsi makan sedang berarti responden petanimemiliki konsumsi lain-lain antara Rp 424.795 – Rp 908.004 setiap bulannya, sedangkan petani kelapa sawit memiliki konsumsi lainlain antara Rp 112.069 – Rp 2.178.699 setiap bulannya. Artinya, responden dalam kategori ini memiliki konsumsilain-lain yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. 3) Konsumsi Lain-lain Rendah Konsumsilain-lainrendah
berarti
responden
petani
karetmemiliki konsumsi lain-lain kurang dari Rp 424.794 setiap bulannya, sedangkan petani kelapa sawit memiliki konsumsi lainlain kurang dari Rp 112.069 setiap bulannya. Artinya, responden yang berada dalam kategori ini memiliki konsumsilain-lain yang rendah. Tabel IV.30 Frekuensi Konsumsi Lain-Lain Petani Karet Cumulative Frequency Valid
Tidak ada
Percent
Valid Percent
Percent
3
7,7
7,7
7,7
Rendah
18
46,2
46,2
53,8
Sedang
14
35,9
35,9
89,7
Tinggi
4
10,3
10,3
100,0
Total
39
100,0
100,0
Sumber: data diolah 2014
Tabel IV.31 Frekuensi Konsumsi Lain-Lain Petani Kelapa Sawit Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Rendah
2
5,1
5,1
5,1
Sedang
32
82,1
82,1
87,2
Tinggi
5
12,8
12,8
100,0
Total
39
100,0
100,0
Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 3 orang responden (7,7%) petani karet berada dalam kategori tidak ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
konsumsi lain-lain, untuk kategori konsumsi lain-lain rendah sejumlah 18 orang responden (46,2%), sedangkan dalam kategori konsumsi lain-lain sedang sejumlah 14 orang responden (35,9%) dan dalam kategori konsumsi lain-lain tinggi sejumlah 5 orang responden (12,8%). Artinya sebagian besar konsumsi lain-lain petani karet berada dalam kategori rendah. Untuk konsumsi lain-lain petani kelapa sawit dalam kategori rendah 2 orang responden (5,1%), sedangkan kategori sedang konsumsi lain-lain sejumlah 32 orang responden (82,1%) dan dalam kategori tinggi konsumsi lain-lain petani kelapa sawit sejumlah 5 orang responden (12,8%). Artinya sebagian besar konsumsi lain-lain petani kelapa sawit berada dalam kategori sedang. d) Deskriptif Tabungan Petani Karet dan Petani Kelapa Sawit Tabel IV.32 Deskriptif Tabungan Petani Karet Std. N
Minimum
Tabungan Petani Karet
34
Valid N (listwise)
34
Sumber: data diolah 2014
10.000
Maximum 360.000
Mean
Deviation
113.382,35
92.119,164
Untuk mengetahui kriteria tabungan petani karetdapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh ke dalam interval di bawah ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Tabel IV.33 Kriteria Tabungan Petani Karet Tabungan Rendah Sedang
Rumus interval X < mean – SD Mean – SD < x < mean + SD Tinggi Mean + SD < X Sumber: data diolah, 2014
Interval 10.000 – 21.262 21.263– 205.501 205.502– 360.000
Tabel IV.34 Deskriptif Tabungan Petani Kelapa Sawit N
Minimum
Tabungan Kelapa Sawit
37
Valid N (listwise)
37
Sumber: data diolah 2014
20.000
Maximum
Mean
2.500.000
591.216,22
Std. Deviation 545.781,048
Untuk mengetahui kriteria tabungan petani karetdapat ditunjukkan dengan memasukkan nilai mean dan standar deviasi yang diperoleh ke dalam interval di bawah ini: Tabel IV.35 Kriteria Tabungan Petani Kelapa Sawit Tabungan Rendah Sedang
Rumus interval X < mean – SD Mean – SD < x < mean + SD Tinggi Mean + SD < X Sumber: data diolah 2014
Interval 20.000 – 45.434 45.435– 1.136.996 1.136.997–2.500.000
Kategori penghasilan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1) Tabungan Tinggi Tabungan tinggi berarti responden petani karetmemiliki tabungan lebih dari Rp 205.501 setiap bulannya, sedangkan petani kelapa sawit memiliki tabungan lebih dari Rp 1.136.996 setiap bulannya. Artinya, responden dalam kategori ini memiliki banyak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
tabungan yang disimpan setiap bulan. 2) Tabungan Sedang Tabungan sedang berarti responden petani karetmemiliki tabungan antara Rp 21.263 – Rp 205.501 setiap bulannya, sedangkan petani kelapa sawit memiliki tabungan antara Rp 45.435 – Rp 1.136.996 setiap bulannya. Artinya, responden dalam kategori ini memiliki tabungan yang cukup untuk disimpan setiap bulan. 3) Tabungan Rendah Tabungan rendah berarti responden petani karetmemiliki tabungan kurang dari Rp21.262 setiap bulannya, sedangkan petani kelapa sawit memiliki tabungan kurang dari Rp 45.434 setiap bulannya. Artinya, responden yang berada dalam kategori ini memiliki tabungan yang rendah. Tabel IV.36 Frekuensi Tabungan Petani Karet Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak ada
5
12,8
12,8
12,8
Rendah
6
15,4
15,4
28,2
Sedang
25
64,1
64,1
92,3
Tinggi
3
7,7
7,7
100,0
Total
39
100,0
100,0
Sumber: data diolah, 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Tabel IV.37 Frekuensi Tabungan Petani Kelapa Sawit Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak ada
2
5,1
5,1
5,1
Rendah
1
2,6
2,6
7,7
Sedang
33
84,6
84,6
92,3
Tinggi
3
7,7
7,7
100,0
Total
39
100,0
100,0
Sumber: data diolah 2014
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa petani karet sejumlah 5 orang responden (12,8%) tidak memiliki tabungan, berarti dalam kategori tidak ada tabungan. Dalam kategori tabungan rendah sejumlah 6 orang responden (15,4%), sedangkan untuk kategori sedang sejumlah 25 orang responden (64,1%) dan kategori tinggi sejumlah 3 orang responden (7,7%). Artinya sebagian besar tabungan petani karet berada dalam kategori sedang. Untuk petani kelapa sawit dengan jumlah 2orang responden (5,1%) tidak memiliki tabungan, berarti berada dalam kategori tidak ada tabungan yang disimpan. Dalam kategori tabungan rendah sejumlah 1 orang responden (2,6%), sedangkan untuk kategori sedang sejumlah 33 orang responden (84,6%) dan dalam kategori tabungan tinggi petani kelapa sawit hanya memiliki 3 orang responden (7,7%). Artinya sebagian besar tabungan petani kelapa sawit berada pada kategori tabungan sedang yaitu sebesar 84,6%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
2. Independent Sample T-Test Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan independen sample t-test dengan bantuan SPSS versi 22. Kriteria pengujian hipotesis: a.
Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
b.
Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima Atau bisa melihat signifikansinya, dengan melihat kolom Sig:
a.
Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima
b.
Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak
1) Penghasilan Petani Karet dan Petani Kelapa Sawit Berdasarkan uji independent sample t-test menunjukkan jika Sig < 0,05 atau t hitung > t tabel, dimana t hitung = 5,137, sedangkan t tabel = 1,980. Sehingga hipotesis sebagai berikut. Ho
: Tidak terdapat perbedaan penghasilan antara petani karet dan petani kelapa sawit.
Ha
: Terdapat perbedaan penghasilan antara petani karet dan petani kelapa sawit. Tabel IV.38 Hasil Uji t Penghasilan
Hasil Uji T variabel Penghasilan
5,137 Sumber: Data diolah, 2014
Kriteria
Kesimpulan
t hitung > t tabel 5,137 > 1,980
Ada beda signifikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa t hitung > t tabel, yaitu 5,137 > 1,980. Hal ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat penghasilan antara petani karet dan petani kelapa sawit. Dimana petani karet dan petani kelapa sawit adalah petani monokultural, yang penghasilan benar-benar diperoleh dari hasil panen karet dan hasil panen kelapa sawit. Rata - rata penghasilan petani karet adalah Rp 1.081.794,87sedangkan rata-rata penghasilan petani kelapa sawit adalah Rp 2.758.333,33.Berdasarkan data diatas rata-rata pendapatan petani kelapa sawit lebih besar daripada petani karet. 2) Tingkat Konsumsi Petani Karet dan Petani Kelapa Sawit Berdasarkan uji independent sample t-test menunjukkan jika Sig < 0,05 atau t hitung > t tabel, dimana t hitung = 5,137, sedangkan t tabel = 1,980. Sehingga hipotesis sebagai berikut. Ho : Tidak terdapat perbedaan tingkat konsumsi antara petani karet dan petani kelapa sawit Ha :Terdapat perbedaan tingkat konsumsi antara petani karet dan petani kelapa sawit Tabel IV.39 Hasil Uji T Variabel Tingkat Konsumsi Hasil Uji t Penghasilan
Kriteria
Kesimpulan
4,601
t hitung > t tabel 4,601> 1,980
Ada beda signifikan
Sumber: Data diolah, 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa t hitung > t tabel, yaitu 4,601 > 1,980. Hal ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat konsumsi antara petani karet dan petani kelapa sawit. Rata - rata tingkat konsumsi petani karet adalah Rp 982.948,7 sedangkan rata-rata tingkat konsumsi petani kelapa sawit adalah Rp 2.197.435,90. Berdasarkan data diatas rata-rata tingkat konsumsi petani kelapa sawit lebih besar daripada petani karet.
3) Tabungan Petani Karet dan Petani Kelapa Sawit Berdasarkan uji independent sample t-test menunjukkan jika Sig < 0,05 atau t hitung > t tabel, dimana t hitung = 5,137, sedangkan t tabel = 1,980. Sehingga hipotesis sebagai berikut. Ho : Tidak terdapat perbedaan tabungan antara petani karet dan petani kelapa sawit Ha : Terdapat perbedaan tabungan antara petani karet dan petani kelapa sawit Tabel IV.40 Hasil Uji T Variabel Tabungan Hasil Uji t Penghasilan
Kriteria
Kesimpulan
5,195
t hitung > t tabel 5,195 > 1,980
Ada beda signifikan
Sumber: Data diolah, 2014 Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa t hitung > t tabel, yaitu 5,195 > 1,980. Hal ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tabungan antara petani karet dan petani kelapa sawit. Rata - rata tingkat tabungan petani karet adalah Rp 113.382,35, sedangkan rata-rata tingkat tabungan petani kelapa sawit adalah Rp 591.216,22. Berdasarkan data diatas rata-rata tingkat tabungan petani kelapa sawit lebih besar daripada petani karet. C. Pembahasan 1. Komparasi Penghasilan antara Petani Karet dan Petani Kelapa Sawit. Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan penghasilan antara petani karet dan petani kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat pada hasil uji Independent Sample T-test bahwa t hitung > t tabel yaitu 5,137 > 1,980. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata penghasilan petani karetRp1.081.794,87lebih besar dibandingkan rata-rata penghasilan petani kelapa sawit Rp 2.758.333,33 yaitu dengan selisih Rp 1.676.538,46. Penghasilan petani kelapa sawit lebih besar dari petani karet dikarenakan dalam 2 minggu sekali petani kelapa sawit bisa memanen lebih banyak sawit. Hal ini disebabkan karena luas tanah kelapa sawit berukuran 1 Ha bisa ditanami kurang lebih 100 tandan dengan sekali panen 1 tandannya bisa mencapai 10-20 kg dengan harga sawit Rp 1.100/kg. Sedangkan petani karet hanya mampu memanen 5-10kg perhari dengan harga karet Rp 5.000/kg. Dari hasil perhitungan statistik dapat diketahui bahwa sebagian besar responden petani karet berada dalam kategori sedang. Penghasilanpetani karet sejumlah 2 orang responden (5,1%) berada dalam kategori
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
berpenghasilan rendah, sedangkan untuk kategori sedang sejumlah 33 orang responden (84,6%) dan kategori tinggi sejumlah 4 orang responden (10,3%). Untuk petani kelapa sawit dengan jumlah 4 orang responden (10,3%) berada dalam kategori berpenghasilan rendah, sedangkan untuk kategori sedang sejumlah 29 orang responden (74,4%) dan dalam kategori tinggi sejumlah 6 orang responden (15,4%). Jadi, sebagian besar penghasilan petani kelapa sawit berada pada kategori rendah. Perbedaan penghasilan tergantung dari berapa jumlah hasil panen pohon karet yang sudah siap dan bisa untuk diambil getah (cairan karet) yang diperoleh petani karet per hari dengan tidak tiap hari bekerja karena cuaca (hujan) yang tidak mendukung petani karet untuk panen. Pendapatan rutin akan diterima petani karet per bulannya tergantung dengan berapa jumlah hasil karet (kg) yang bisa dihasilkan dan dijual. Penghasilan yang diperoleh masing-masing petani karet pun berbeda-beda sesuai dengan hasil produksi karet per hari/bulan bisa menghasilkan berapa kilogram (kg) dengan melihat harga karet saat ini rendah. Sedangkan untuk petani kelapa sawit masing-masing memiliki penghasilan yang berbeda-beda juga. Hal ini dilihat dari hasil pohon kelapa sawit yang sudah cukup umur dan bisa produksi (menghasilkan) buahnya dan berapa hektar sawit yang dipanen dalam waktu dua minggu, karena kelapa sawit hanya bisa dipanen 2 minggu sekali berbeda dengan karet yang tiap harinya bisa dipanen hasil getahnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Penghasilan petani kelapa sawit lebih besar dibandingkan petani karet, karena: a.
Dalam satu tandan pohon sawit bisa menghasilkan lebih dari 10kg tergantung usia pohon, dengan harga buah kelapa sawit sekitar Rp 1.100 per kg nya dan dalam dua minggu sekali bisa panen sampai 2-5 hektar luas tanahnya. Dalam satu hektar bisa ditanam 100 tandan kelapa sawit. Sedangkan untuk petani karet hanya bisa menghasilkan 3-5kg perhari nya dengan harga karet saat ini rendah sekitar Rp 3.000Rp 5.000.
b.
Hasil panen selain tergantung dari luasnya tanah, juga tergantung dari penggunaan pupuk. Seberapa sering pohon mendapatkan pupuk itu akan mengpengaruhi kualitasnya.
2. Komparasi Tingkat Konsumsi antara Petani Karet dan Petani Kelapa Sawit. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa terdapat perbedaan pada jumlah konsumsi antara petani karet dan petani kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji independent sample t-test dapat dilihat bahwa t hitung > t tabel 4,601 > 1,980. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi petani karet Rp 982.948,72lebih besar dibandingkan rata-rata penghasilan petani kelapa sawit Rp 2.197.435,90yaitu dengan selisih Rp 1.214.487. Tingkat konsumsi petani kelapa sawit lebih besar dari tingkat konsumsi petani karet dikarenakan biaya pemeliharaan kebun sawit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
memerlukan biaya lebih besar selain untuk mencukupi kebutuhan seharihari seperti kebutuhan makan dan pakaian. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan konsumsi adalah jumlah pengeluaran yang digunakan petani karet dan petani kelapa sawit baik dalam bentuk barang maupun jasa. Oleh karena itu, pupuk termasuk dalam barang yang dikonsumsi untuk biaya produksi pemeliharaan kebun kelapa sawit dan karet. Sedangkan tingkat konsumsi petani karet tidak memerlukan banyak biaya produksi kebun dalam hal pemberian pupuk pada pohon karet. Dari hasil perhitungan statistik dapat diketahui bahwa sebagian besar responden petani karet berada dalam kategori sedang.Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 1 orang responden (2,6%) petani karet dalam kategori tingkat konsumsi rendah,sedangkan dalam kategori tingkat konsumsi sedang sejumlah 34 orang responden (87,2%), dan kategori tingkat konsumsi tinggi petani karet sejumlah 4 orang responden (10,3%). Artinya sebagian besar tingkat konsumsi petani karet berada dalam kategori sedang. Tingkat konsumsi petani kelapa sawit dengan jumlah 4 orang responden (10,3%) berada dalam kategori tingkat konsumsi rendah, sedangkan untuk kategori tingkat konsumsi sedang sejumlah 29 orang responden (74,4%), dan dalam kategori tingkat konsumsi tinggi petani kelapa sawit sejumlah 6 orang responden (15,4%). Artinya sebagian besar tingkat konsumsi petani kelapa sawit berada dalam kategori sedang. Jadi tingkat konsumsi petani karet dan petani kelapa sawit sebagiaan besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
3. Komparasi Tabungan antara Petani Karet dan Petani Kelapa Sawit Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa terdapat perbedaan pada jumlah konsumsi antara petani karet dan petani kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji independent sample t-test dapat dilihat bahwa t hitung > t tabel 5,195 > 1,980. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata tabungan petani kelapa sawit Rp 591.216,22lebih besar dibandingkan ratarata tabungan petani karet Rp 113.382,35yaitu dengan selisih Rp 477.833,87. Dengan jumlah penghasilan petani kelapa sawit yang lebih besar selain lebih untuk memenuhi kebutuhannya, hal itu menyebabkan petani kelapa sawit bisa menabung lebih besar. Dibandingkan petani karet dengan penghasilan yang kecil kemungkinan untuk menabung juga sangat kecil. Oleh karena itu, tabungan petani kelapa sawit lebih besar dari tabungan petani karet. Dari hasil perhitungan statistik dapat diketahui bahwa petani karet sejumlah 5 orang responden (12,8%) tidak memiliki tabungan, berarti dalam kategori tidak ada tabungan. Dalam kategori tabungan rendah sejumlah 6 orang responden (15,4%), sedangkan untuk kategori sedang sejumlah 25 orang responden (64,1%) dan kategori tinggi sejumlah 3 orang responden (7,7%). Jadi sebagian besar tabungan petani karet berada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
dalam kategori sedang. Untuk petani kelapa sawit dengan jumlah 2 orang responden (5,1%) tidak memiliki tabungan, berarti berada dalam kategori tidak ada tabungan yang disimpan. Dalam kategori tabungan rendah sejumlah 1 orang responden (2,6%), sedangkan untuk kategori sedang sejumlah 33 orang responden (84,6%) dan dalam kategori tabungan tinggi petani kelapa sawit hanya memiliki 3 orang responden (7,7%). Jadi, sebagian besar tabungan petani kelapa sawit berada pada kategori tabungan sedang juga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
analisis
data,
pengujian
hipotesis
dan
pembahasan masing-masing variable penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat beda signifikan antara peghasilan petani karet dan petani kelapa sawit di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak. Penghasilan petani kelapa sawit lebih besar dibandingkan penghasilan petani karet. Dikatakan demikian karena petani kelapa sawit membuka dan mempunyai luas lahan lebih dominan berkisar 1,– 50 Ha. Hal ini disebabkan oleh kemampuan ekonomi petani sawit untuk membeli tanah. Dengan tanah berhektar-hektar luas tanahnya dan dalam dua minggu sekali petani kelapa sawit bisa memanen ber ton-ton kelapa sawit. Hal itu disebabkan dengan luas tanah 1 hektar tanah ini bisa ditanami 100 tandan kelapa sawit, dengan berat kelapa sawit ini mencapai 10-20 kg/tandan dengan harga per kilogram Rp 1.100/kg. Sedangkan petani karet perharinya hanya bisa mencapai 5-10kg dengan harga Rp 5.000/kg. 2.
Terdapat beda signifikan antara konsumsi petani karet dan petani kelapa sawit di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak. Konsumsi petani kelapa sawit lebih besar dibandingkan petani
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
karet, hal ini terjadi karena dengan penghasilan petani karet yang besar pula mereka memerlukan banyak konsumsi untuk pemeliharaan pohon kelapa sawit, sedang petani karet tidak memerlukan banyak pupuk untuk pemeliharaan karet hanya 1 pupuk saja yaitu pupuk KCL. 3. Terdapat beda signifikan antara tingkat tabungan petani karet dan petani kelapa sawit di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak. Tabungan petani karet lebih kecil dibandingkan petani kelapa sawit, karena dilihat dari penghasilan saja petani kelapa sawit lebih besar penghasilannya, jadi banyak uang yang bisa disisihkan atau disimpan oleh para petani kelapa sawit.
B. Keterbatasan Dalam penelitian ini tidak dapat dihindari berbagai kelemahan yang dihadapi peneliti dalam mencari data penelitian, yaitu : 1. Keterbatasan jarak yang jauh untuk dilakukan penelitian dan waktu yang digunakan lama, karena keadaan cuaca hujan pada saat penelitian berlangsung. 2. Responden banyak yang segan memberikan informasi mengenai data yang diteliti, karena takut akan kebocoran data informasi yang mereka berikan. 3. Banyak responden yang tidak bisa membaca dan mengerti cara mengisi kuesioner sehingga peneliti harus menjelaskan dengan perlahan mengenai isi kuesioner.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
4. Data penghasilan adalah penghasilan kotor belum dikurangi dengan pengeluaran konsumsi untuk beli cuka,pupuk dan lain-lain. Besarnya pengeluaran konsumsi tidak memasukkan unsur bahan konsumsi biaya produksi.
C. Saran Beberapa kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran : 1.
Untuk menunjang pertanian yang maju sebaiknya pemerintah Kabupaten Landak dan Dinas yang terkait memberikan penyuluhan tentang pertanian yaitu mengenai cara mengembangkan usaha tani masyarakatnya, cara mengatasi masalah dalam pertanian, dan cara pemeliharaan pertanian yang baik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas petani karet dan kelapa sawit. Karena di Kabupaten Landak ini termasuk besar yang memiliki lahan kelapa sawit agar tidak merugikan masyarakat yang tinggal di sekitarnya, dan untuk petani karet juga harus diperhatikan agar kualitas karet tetap baik sehingga harga tidak rendah.
2.
Untuk pemasaran kelapa sawit sendiri, terkendala dengan adanya surat izin menjual langsung ke perusahaan sehingga dari masyarakat ditampung atau dijual ke penadah kelapa sawit, kemudian dari penadah baru menjual ke perusahaan. Kelapa sawit yang akan dijual kepenadah lebih rendah dibandingkan harga yang akan dijual penadah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
ke perusahaan. Tidak ada keterbukaan antara masyarakat, mengenai harga jual kelapa sawit yang sebenarnya, begitu juga dengan petani karet diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas karet sehingga harga karet dan petani pun termotivasi agar tidak mengkonversi lahan karet menjadi lahan kelapa sawit. 3.
Walaupun dilihat dari sisi penghasilan petani kelapa sawit memiliki penghasilan
besar
dibandingkan
menyarankan untuk adanya
petani
karet,
peneliti
tidak
konversi dimana petani karet harus
beralih ke usaha tani kelapa sawit, melainkan petani karet harus lebih meningkatkan kualitas karet bisa lebih ke produksi karet unggul.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DaftarPustaka Alfonsus, Darwis. 2012. Trend Perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010. Skripsi, Universitas Sanata Dharma. Anwar, Chairil. 2006. Jurnal Manajemen dan Teknologi Budidaya Karet. Medan: PT. FABA Indonesia Konsultan. Anwas Adiwilaga, 1992. Pengantar Ilmu Pertanian. Jakarta: Rineke Cipta. Arikunto Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Asep Suryana Natawiria dan Riduwan. 2010. Statistika Bisnis. Bandung: Alfabeta. Basrowi dan Suwandi. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Budiman, S. 1989. Usaha Meningkatkan Daya Saing Minyak Sawit. Prosiding Lokakarya Manajemen Industri Kelapa Sawit Tahun 1987. BPP Medan. BPS Kabupaten Landak. 2014. Diakses dari http://landakkab.bps.go.id/pada tanggal 1 November 2014 pukul 11.00 WIB. Candra, Rosalia Kristiyani. 2008. Studi Komparasi Usaha Tani Melon Dan Padi. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Dian Fauziah Ritonga. 2008. Analisis Komparasi Usahatani Antar Komoditas Kelapa Sawit, Kakao, Dan Karet. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Fauziah, Dian Ritonga. 2008. Analisis Komparasi Usaha Tani Antar Komodita Kelapa Sawit, Kakao, dan Karet. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara Gilarso, T.2004. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, Yogyakarta: Kanisius. Hadjar, I. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: PT Radja Grafindo. Mosher. 1987. Menggerakkan dan Membangun Petani. Jakarta: CV Yasaguna. Mubyarto. 1991. Karet: Kajian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Aditya Media. Pardamean.Maruli.2011. Sukses Membuka Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Jakarta : Penebar Swadaya 84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
Scott, James C. 1981. Moral Ekonomi Petani Pergolakan dan Subsistensi di Asia Tenggara. Terjemahan Hasan Basari, Jakarta: LP3ES. Setiawan, D. H., dan A. Andoko. 2008. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka. Suharsimi, Arikunto. 2000. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Suryabrata, Sumardi. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Soetrisno, Loekman dan Retno Winahyu. 1991. Kelapa Sawit: Kajian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Aditya Media. Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Ketujuh. Bandung: CV. Alfabeta Sugiyono. 2008.Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. 2010a. MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono.2010b. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Thomas, Suyatno. 2001. Kelembagaan Perbankan, Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama. Suparyanto.2010. Konsep Dasar Status Ekonomi. Diakses dialamat : http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-dasar-statusekonomi.html pada tanggal 28 November 2014, pukul 15.10 WIB Komalasari, Dini. 2014. Definisi Status Ekonomi.Diakses di alamat: https://dinikomalasari.wordpress.com/2014/04/07/definisi-statusekonomi/pada tanggal 28 November 2014, Pukul 19.05 WIB http://disbun-kalbar.go.id/web/index.php/statistik/menu-harga-komoditiperkebunan/menu-harga-kelapasawit/933-harga-produk-sawit-tahun2014/pada tanggal 3 November 2014, pukul 20.15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 1 KUESIONER
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
KUESIONER Bapak/Ibu/Saudara/i yang saya hormati, Saya mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang sedang melaksanakan penelitian untuk Tugas Akhir Skripsi. Saya membagikan kuesioner ini dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul, “Studi Komparasi Tentang Kehidupan SosialEkonomi Masyarakat Petani Karet Dengan Petani Kelapa Sawit, Di Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat” Untuk itu saya mohon kesediaan dari Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan sebenarnya. Atas kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. Petunjuk pengisian: Mohon menjawab seluruh pertanyaan yang disajikan pada kuesioner ini sesuai keadaan yang sebenarnya.
Identitas Responden Nama
: . . . . . . . . . . . . . ….. (boleh tidak diisi)
Umur
:...............
Jenis kelamin : laki-laki / perempuan Pekerjaan
: petani karet / petani kelapa sawit (coret salah satu)
Bagian I Pendapatan 1. Berapakah rata-rata pendapatan yang anda terima dalam satu bulan? Rp . . .
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Bagian II Pengeluaran Konsumsi 1. Berapa jumlah pengeluaran anda dalam satu bulan? Rp . . .
Besarnya No
M ac am
pengeluaran
dalam sebulan
pengeluaran dalam Rupiah
1 2
Pengeluaran
untuk
makan Pengeluaran
untuk
pakaian Lain-lain
(isi
Rp Rp
selain
pengeluaran diatas jika Rp ada) 3
.....
Rp
4
.....
Rp
5
.....
Rp
Bagian III Jumlah Tabungan 1.
Berapakah jumlah yang anda tabung dalam satu bulan? Rp. . . .
,,,,,,,,,,,,,,,terima kasih,,,,,,,,,,,,,,,
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2 DATA PENELITIAN
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
DATA HASIL PENELITIAN PETANI KARET NO
NAMA
UMUR
JENIS KELAMIN
PEKERJAAN
PENDAPATAN
1
Dana Kristina
22
P
PetaniKaret
200,000
MAKAN 50,000
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Linda Sabian Leni Miranti Kristina Enim Verawati Lina Selmawati M. Suani Suliana YupitaKiin Sulaeni Renita Sudarsono Emmy Jumin YohanesYanto Sariam Suryani Ahon Yati
26 31 39 39 30 36 26 24 28 43 32 34 45 32 21 42 43 53 50 37 57 43
P P P P P P P P P P P P P P L P L L P P L P
PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret
800,000 360,000 3,000,000 1,000,000 360,000 500,000 600,000 600,000 600,000 625,000 370,000 300,000 375,000 1,500,000 1,700,000 375,000 1,100,000 1,750,000 700,000 3,750,000 600,000 1,000,000
100,000 50,000 1,000,000 700,000 150,000 300,000 300,000 500,000 500,000 540,000 200,000 250,000 350,000 600,000 850,000 200,000 420,000 900,000 600,000 2,000,000 300,000 350,000
PENGELUARAN PAKAIAN LAIN-LAIN 120,000
JUMLAH 170,000
250,000 100,000 150,000 50,000 200,000 100,000 -
780,000 310,000 2,950,000 980,000 360,000 450,000 500,000 500,000 500,000 605,000 350,000 290,000 375,000 1,300,000 1,650,000 350,000 1,100,000 1,550,000 700,000 3,650,000 500,000 950,000
680,000 260,000 1,700,000 180,000 210,000 200,000 65,000 150,000 40,000 25,000 650,000 600,000 150,000 680,000 650,000 100,000 1,650,000 100,000 600,000
TABUNGAN 30,000 20,000 50,000 50,000 20,000 50,000 100,000 100,000 100,000 20,000 20,000 10,000 200,000 50,000 25,000 200,000 100,000 100,000 50,000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Yulius Sainap Emiliana Sugito Ok t a Dulsuki Misna Cicing Naelie Suliani HerlinaAlin Lidya Saremen Herkulanus Pia Eli
73 42 28 45 47 39 27 25 41 37 45 45 55 53 21 40
L P P L L L P P P P P P L L P P
PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret PetaniKaret
1,200,000 200,000 1,050,000 3,000,000 1,500,000 1,800,000 400,000 1,250,000 500,000 1,250,000 2,400,000 1,500,000 1,625,000 900,000 750,000 700,000
365,000 150,000 500,000 1,000,000 600,000 800,000 200,000 600,000 300,000 600,000 1,500,000 800,000 600,000 300,000 400,000 385,000
100,000 200,000 -
635,000 50,000 450,000 1,500,000 700,000 800,000 120,000 600,000 180,000 450,000 700,000 500,000 925,000 240,000 200,000 15,000
1,100,000 200,000 950,000 2,700,000 1,300,000 1,600,000 320,000 1,200,000 480,000 1,050,000 2,200,000 1,300,000 1,525,000 540,000 600,000 400,000
100,000 100,000 300,000 200,000 200,000 80,000 50,000 20,000 200,000 200,000 200,000 100,000 360,000 150,000 300,000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
DATA HASIL PENELITIAN PETANI KELAPA SAWIT NO
NAMA
UM UR
JENIS KELAMIN
PEKERJAAN
PENDAPAT -AN
MAKAN 500,000
PENGELUARAN PAKAIAN LAIN-LAIN 1,500,000
1
MATHEUS .M.
50
L
2,500,000
2
YASINTA
39
P
3
SUHARDI
37
L
4
ARDIANO
30
L
5
MARIONO
30
L
6
APAL
60
L
7
SUPRIYADI
37
L
8
SUISIN
45
P
9
ETI
37
P
10
SAMSI
38
L
11
SUPARDI
44
L
12
SANTI
34
P
13
VAN AR
39
L
14
FRANSISKUS MULYADI
30
L
PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT
TABUNGAN JUMLAH 2,000,000
500,000
1,500,000
500,000
400,000
600,000
1,500,000
-
1,600,000
750,000
-
500,000
1,250,000
350,000
800,000
400,000
-
350,000
750,000
50,000
1,500,000
1,000,000
-
200,000
1,200,000
300,000
3,000,000
2,000,000
-
500,000
2,500,000
500,000
9,625,000
1,800,000
325,000
5,500,000
7,625,000
2,000,000
2,000,000
1,250,000
-
550,000
1,800,000
200,000
4,600,000
1,500,000
400,000
2,200,000
4,100,000
500,000
2,600,000
900,000
-
1,200,000
2,100,000
500,000
3,000,000
2,000,000
500,000
500,000
3,000,000
-
5,000,000
2,000,000
-
1,000,000
3,000,000
2,000,000
3,000,000
1,000,000
-
1,000,000
2,000,000
1,000,000
400,000
200,000
-
100,000
300,000
100,000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
15
BENYAMIN
29
L
16
BUDI SANTOSA
38
L
17
AMIRUDIN
47
L
18
MARSITKA .E.
35
P
19
A. ALES
39
L
20
LINDA
38
P
21
SULIANA
32
P
22
NUNG RENI
22
P
23
PAISAL
33
L
24
WILSONOTO
37
L
25
SOKI
45
L
26
SUMADI
37
L
27
SIOK
30
L
28
MARIA
40
P
29
SUDARSONO
47
L
30
RIANTO
29
L
PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT
2,500,000
500,000
-
1,000,000
1,500,000
1,000,000
5,000,000
2,000,000
-
2,000,000
4,000,000
1,000,000
2,000,000
1,000,000
-
800,000
1,800,000
200,000
1,400,000
500,000
-
425,000
925,000
475,000
5,000,000
1,000,000
350,000
3,150,000
4,500,000
500,000
950,000
450,000
-
400,000
850,000
100,000
800,000
500,000
-
250,000
750,000
50,000
2,600,000
1,750,000
-
600,000
2,350,000
250,000
7,000,000
1,500,000
-
3,000,000
4,500,000
2,500,000
2,000,000
1,000,000
-
500,000
1,500,000
500,000
6,000,000
2,600,000
100,000
2,300,000
5,000,000
1,000,000
500,000
400,000
-
80,000
480,000
20,000
1,500,000
550,000
-
650,000
1,200,000
300,000
2,000,000
700,000
-
800,000
1,500,000
500,000
1,500,000
650,000
-
620,000
1,270,000
230,000
2,500,000
1,050,000
-
950,000
2,000,000
500,000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94
31
ANTOS .B.
27
L
32
SUPARMAN
32
L
33
ANTON
29
L
34
TONI
36
L
35
BU SHASA
30
P
36
LE N A
29
P
37
JANUAR
32
L
38
AGATHA
27
P
39
DARA
27
P
PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT PETANI KELAPA SAWIT
2,700,000
550,000
-
1,650,000
2,200,000
500,000
1,700,000
700,000
-
650,000
1,350,000
350,000
2,300,000
755,000
-
1,045,000
1,800,000
500,000
3,500,000
1,300,000
-
1,500,000
2,800,000
700,000
2,500,000
700,000
-
1,300,000
2,000,000
500,000
2,300,000
500,000
-
1,200,000
1,700,000
600,000
3,000,000
1,000,000
-
1,250,000
2,250,000
750,000
1,700,000
600,000
-
750,000
1,350,000
350,000
3,500,000
900,000
-
2,100,000
3,000,000
500,000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95
DATA HASIL KODING PENDAPATAN PETANI KARET DAN PETANI KELAPA SAWIT
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Karet 200,000 800,000 360,000 3,000,000 1,000,000 360,000 500,000 600,000 600,000 600,000 625,000 370,000 300,000 375,000 1,500,000 1,700,000 375,000 1,100,000 1,750,000 700,000 3,750,000 600,000 1,000,000 1,200,000 200,000 1,050,000 3,000,000 1,500,000 1,800,000 400,000 1,250,000 500,000 1,250,000 2,400,000
Koding 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3
KelapaSawit 2,500,000 1,500,000 1,600,000 800,000 1,500,000 3,000,000 9,625,000 2,000,000 4,600,000 2,600,000 3,000,000 5,000,000 3,000,000 400,000 2,500,000 5,000,000 2,000,000 1,400,000 5,000,000 950,000 800,000 2,600,000 7,000,000 2,000,000 6,000,000 500,000 1,500,000 2,000,000 1,500,000 2,500,000 2,700,000 1,700,000 2,300,000 3,500,000
Koding 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 3 2 1 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96
35 36 37 38 39
1,500,000 1,625,000 900,000 750,000 700,000
2 2 2 2 2
2,500,000 2,300,000 3,000,000 1,700,000 3,500,000
2 2 2 2 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97
DATA HASIL KODING TINGKAT KONSUMSI PETANI KARET DAN PETANI KELAPA SAWIT No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Karet 170,000 780,000 310,000 2,950,000 980,000 360,000 450,000 500,000 500,000 500,000 605,000 350,000 290,000 375,000 1,300,000 1,650,000 350,000 1,100,000 1,550,000 700,000 3,650,000 500,000 950,000 1,100,000 200,000 950,000 2,700,000 1,300,000 1,600,000 320,000 1,200,000 480,000 1,050,000 2,200,000
Koding 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3
Kelapasawit 2,000,000 1,500,000 1,250,000 750,000 1,200,000 2,500,000 7,625,000 1,800,000 4,100,000 2,100,000 3,000,000 3,000,000 2,000,000 300,000 1,500,000 4,000,000 1,800,000 925,000 4,500,000 850,000 750,000 2,350,000 4,500,000 1,500,000 5,000,000 480,000 1,200,000 1,500,000 1,270,000 2,000,000 2,200,000 1,350,000 1,800,000 2,800,000
Koding 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 1 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98
35 36 37 38 39
1,300,000 1,525,000 540,000 600,000 400,000
2 2 2 2 2
2,000,000 1,700,000 2,250,000 1,350,000 3,000,000
2 2 2 2 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99
DATA KODING TABUNGAN PETANI KARET DAN PETANI KELAPA SAWIT No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Karet 30,000 20,000 50,000 50,000 20,000 (tidakmenabung) 50,000 100,000 100,000 100,000 20,000 20,000 10,000 (tidakmenabung) 200,000 50,000 25,000 (tidakmenabung) 200,000 (tidakmenabung) 100,000 100,000 50,000 100,000 (tidakmenabung) 100,000 300,000 200,000 200,000 80,000 50,000 20,000 200,000
Koding 2 1 2 2 1 0 2 2 2 2 1 1 1 0 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 0 2 3 2 2 2 2 1 2
Kelapasawit 500,000 (tidakmenabung) 350,000 50,000 300,000 500,000 2,000,000 200,000 500,000 500,000 (tidakmenabung) 2,000,000 1,000,000 100,000 1,000,000 1,000,000 200,000 475,000 500,000 100,000 50,000 250,000 2,500,000 500,000 1,000,000 20,000 300,000 500,000 230,000 500,000 500,000 350,000 500,000
Koding 2 0 2 2 2 2 3 2 2 2 0 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100
34 35 36 37 38 39
200,000 200,000 100,000 360,000 150,000 300,000
2 2 2 3 2 3
700,000 500,000 600,000 750,000 350,000 500,000
2 2 2 2 2 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 3 ANALISIS DESKRIPTIF
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ANALISIS DESKRIPTIF Descriptive Statistics PENGHASILAN PETANI KARET N
Minimum
Penghasilan Petani Karet
39
Valid N (listwise)
39
Maximum
200.000
3.750.000
Mean 1.081.794,87
Std. Deviation 826.735,405
PENGHASILAN PETANI KELAPA SAWIT N Penghasilan Petani Kelapa
Minimum 39
Sawit Valid N (listwise)
Maximum
400.000
9.625.000
Mean 2.758.333,33
39
Frequencies Statistics Penghasilan Petani Karet N
Valid Missing
39 0 Penghasilan Petani Karet Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Rendah
2
5,1
5,1
5,1
Sedang
33
84,6
84,6
89,7
Tinggi
4
10,3
10,3
100,0
Total
39
100,0
100,0
Statistics Penghasilan Petani Kelapa Sawit N
Valid Missing
39 0 Penghasilan Petani Kelapa Sawit Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Rendah
4
10,3
10,3
10,3
Sedang
29
74,4
74,4
84,6
Tinggi
6
15,4
15,4
100,0
Total
39
100,0
100,0
Std. Deviation 1.862.761,226
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Descriptives Descriptive Statistics TINGKAT KONSUMSI PETANI KARET N Tingkat Konsumsi Petani
Minimum 39
Karet Valid N (listwise)
170.000
Maximum
Mean
3.650.000
982.948,72
Std. Deviation 792.362,156
39 TINGKAT KONSUMSI PETANI KELAPA SAWIT N
Tingkat Konsumsi Kelapa
Minimum 39
Sawit Valid N (listwise)
300.000
Maximum
Mean
7.625.000
2.197.435,90
39
Frequencies Statistics Tingkat Konsumsi Petani Karet N
Valid Missing
39 0
Tingkat Konsumsi Petani Karet Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Rendah
1
2,6
2,6
2,6
Sedang
34
87,2
87,2
89,7
Tinggi
4
10,3
10,3
100,0
Total
39
100,0
100,0
Std. Deviation 1.445.403,728
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Statistics Tingkat Konsumsi Petani KelapaSawit N
Valid
39
Missing
0
Tingkat Konsumsi Petani Kelapa Sawit Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Rendah
4
10,3
10,3
10,3
Sedang
29
74,4
74,4
84,6
Tinggi
6
15,4
15,4
100,0
Total
39
100,0
100,0
Descriptives Descriptive Statistics KONSUMSI MAKAN PETANI KARET N Konsumsi Makan Petani
Minimum 39
Karet Valid N (listwise)
50.000
Maximum 2.000.000
Mean 520.769,23
Std. Deviation 388.405,205
39
KONSUMSI MAKAN PETANI KELAPA SAWIT N Konsumsi Makan Kelapa
39
Sawit Valid N (listwise)
39
Frequencies Statistics Konsumsi Makan Petani Karet N
Valid Missing
Minimum
39 0
200.000
Maximum 2.600.000
Mean 998.846,15
Std. Deviation 577.653,445
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Konsumsi Makan Petani Karet Cumulative Frequency Valid
Percent
Percent
Valid Percent
Rendah
20
51,3
51,3
51,3
Sedang
4
10,3
10,3
61,5
Tinggi
15
38,5
38,5
100,0
Total
39
100,0
100,0
Statistics Konsumsi Makan Petani Kelapa Sawit N
Valid
39
Missing
0
Konsumsi Makan Petani Kelapa Sawit Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Rendah
4
10,3
10,3
10,3
Sedang
28
71,8
71,8
82,1
Tinggi
7
17,9
17,9
100,0
Total
39
100,0
100,0
Descriptives Descriptive Statistics KONSUMSI PAKAIAN PETANI KARET N Konsumsi Pakaian Petani
Minimum 8
Karet Valid N (listwise)
50.000
Maximum 250.000
Mean 143.750,00
Std. Deviation 67.810,134
8
KONSUMSI PAKAIAN PETANI KELAPA SAWIT N Konsumsi Pakaian Kelapa Sawit Valid N (listwise)
Minimum 6 6
100.000
Maximum 500.000
Mean 345.833,33
Std. Deviation 134.551,725
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Frequencies Statistics Konsumsi Pakaian Petani Karet N
Valid
39
Missing
0
Konsumsi Pakaian Petani Karet Cumulative Frequency Valid
Tidak ada
Percent
Valid Percent
Percent
31
79,5
79,5
79,5
Rendah
1
2,6
2,6
82,1
Sedang
6
15,4
15,4
97,4
Tinggi
1
2,6
2,6
100,0
Total
39
100,0
100,0
Statistics Konsumsi Pakaian Petani Kelapa Sawit N
Valid
39
Missing
0
Konsumsi Pakaian Petani Kelapa Sawit Cumulative Frequency Valid
Tidak ada
Percent
Valid Percent
Percent
33
84,6
84,6
84,6
Rendah
1
2,6
2,6
87,2
Sedang
2
5,1
5,1
92,3
Tinggi
3
7,7
7,7
100,0
Total
39
100,0
100,0
Descriptives Descriptive Statistics KONSUMSI LAIN-LAIN PETANI KARET N Konsumsi Lain-Lain Petani Karet Valid N (listwise)
Minimum 36 36
15.000
Maximum 1.700.000
Mean 468.750,00
Std. Deviation 439.254,848
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KONSUMSI LAIN-LAIN PETANI KELAPA SAWIT N Konsumsi Lain-Lain Kelapa
Minimum 39
Sawit Valid N (listwise)
80.000
Maximum
Mean
5.500.000
Std. Deviation
1.145.384,62
39
Frequencies Statistics Konsumsi Lain-Lain Petani Karet N
Valid
39
Missing
0
Konsumsi Lain-Lain Petani Karet Cumulative Frequency Valid
Tidak ada
Percent
Valid Percent
Percent
3
7,7
7,7
7,7
Rendah
18
46,2
46,2
53,8
Sedang
14
35,9
35,9
89,7
Tinggi
4
10,3
10,3
100,0
Total
39
100,0
100,0
Statistics Konsumsi Lain-Lain Petani Kelapa Sawit N
Valid Missing
39 0
Konsumsi Lain-Lain Petani Kelapa Sawit Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Rendah
2
5,1
5,1
5,1
Sedang
32
82,1
82,1
87,2
Tinggi
5
12,8
12,8
100,0
Total
39
100,0
100,0
1.033.315,044
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Descriptives Descriptive Statistics TABUNGAN PETANI KARET N
Minimum
Tabungan Petani Karet
34
Valid N (listwise)
34
Maximum
10.000
360.000
Mean
Std. Deviation
113.382,35
92.119,164
TABUNGAN PETANI KELAPA SAWIT N
Minimum
Tabungan Kelapa Sawit
37
Valid N (listwise)
37
20.000
Maximum 2.500.000
Mean
Std. Deviation
591.216,22
Frequencies Statistics Tabungan Petani Karet N
Valid Missing
39 0
Tabungan Petani Karet Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak ada
5
12,8
12,8
12,8
Rendah
6
15,4
15,4
28,2
Sedang
25
64,1
64,1
92,3
Tinggi
3
7,7
7,7
100,0
Total
39
100,0
100,0
545.781,048
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Statistics Tabungan Petani Kelapa Sawit N
Valid Missing
39 0
Tabungan Petani Kelapa Sawit Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak ada
2
5,1
5,1
5,1
Rendah
1
2,6
2,6
7,7
Sedang
33
84,6
84,6
92,3
Tinggi
3
7,7
7,7
100,0
Total
39
100,0
100,0
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4 UJI HIPOTESIS
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111
T-Test Group Statistics Pekerjaan Penghasilan
Tingkat_Konsumsi Tabungan
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Karet
39
1081794.87
826735.405
132383.614
KelapaSawit
39
2758333.33
1862761.226
298280.516
Karet
39
982948.72
792362.156
126879.489
KelapaSawit
39
2197435.90
1445403.728
231449.830
Karet
39
98846.15
94042.694
15058.883
KelapaSawit
39
560897.44
547405.209
87654.986
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of
F Penghasilan
Equal variances assumed
8.932
Sig. .004
Equal variances not assumed Tingkat_Konsumsi
Equal variances assumed
5.976
.017
Equal variances not assumed Tabungan
Equal variances assumed Equal variances not assumed
18.001
.000
t
df
Sig.
Mean
Std. Error
(2-tailed)
Difference
Difference
the Difference Lower
Upper
-5.137
76
.000 -1676538.462
326338.302 -2326497.520 -1026579.403
-5.137
52.411
.000 -1676538.462
326338.302 -2331261.905 -1021815.019
-4.601
76
.000 -1214487.179
263945.882 -1740180.964
-688793.395
-4.601
58.948
.000 -1214487.179
263945.882 -1742651.510
-686322.849
-5.195
76
.000
-462051.282
88939.116
-639188.884
-284913.680
-5.195
40.241
.000
-462051.282
88939.116
-641770.395
-282332.169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 5 SURAT IZIN PENELITIAN
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 6 SU R A T KETERANGAN PENELITIAN
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116