Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 2
PETUNJUK TEKNIS REGISTRASI BAHAN PUSTAKA KE DALAM BUKU INDUK
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian BOGOR 2000
1
Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 2
PETUNJUK TEKNIS REGISTRASI BAHAN PUSTAKA KE DALAM BUKU INDUK
Oleh : Sri Partini Kurniati
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian BOGOR 2000 2
BUKU INDUK PERPUSTAKAAN Buku induk perpustakaan adalah buku yang berisi daftar mengenai buku-buku yang diterima perpustakaan. Pada buku induk tersebut, setiap eksemplar buku yang diterima diberi nomor induk. Oleh karena itu melalui buku induk dapat diketahui berapa jumlah koleksi buku yang dimiliki sebuah perpustakaan pemilik buku induk tersebut.
CARA PENGISIAN BUKU INDUK
Administrasi penerimaan buku adalah kegiatan yang dilakukan pada unit kerja pengadaan bahan pustaka di perpustakaan. Agar setiap buku atau bahan pustaka yang diterima mempunyai identitas sebagai milik dari suatu perpustakaan tertentu, perlu dilakukan pemberian nomor induk dan pencatatan buku tersebut ke dalam sebuah buku yang disebut buku induk. Data yang dicatat dalam buku induk meliputi nomor induk buku, tanggal penerimaan, nama 3
pengarang atau badan korporasi, judul, judul
seri, kota
terbit, nama penerbit, dan tahun terbit, asal penerimaan bahan pustaka, harga, dan notasi klasifikasi untuk buku tersebut. Cara pemberian nomor induk ada dua macam, yaitu dengan pemberian nomor 1, 2, 3 dan seterusnya selama pencatatan berlangsung, atau pemberian nomor dari nomor 1 sampai dengan nomor penerimaan terakhir dalam satu tahun. Cara penomoran yang pertama (dari nomor 1, 2, 3 dan seterusnya) mempunyai keuntungan antara lain: buku induk dapat menunjukkan jumlah seluruh eksemplar yang dimiliki perpustakaan.
Namun jumlah pengadaan bahan
pustaka yang diterima pada setiap tahunnya, harus dihitung kembali dari buku induk. Cara penomoran yang kedua (nomor awal pencatatan 1, 2, 3 dan seterusnya dicatat pada awal tahun) dapat menunjukkan pengadaan buku setiap tahun, tetapi tidak bisa menunjukan jumlah koleksi seluruhnya yang dimiliki perpustakaan, untuk itu perlu dilakukan penjumlahan bahan 4
pustaka
yang
diterima
setiap
akhir
tahun,
dengan
melakukan pencatatan pada bagian tersendiri. Kedua sistem pencatatan dengan cara tersebut antara lain akan memudahkan petugas perpustakaan dalam membuat laporan mengenai jumlah buku yang diterima, asal perolehan buku dari pembelian, penukaran atau hadiah, nomor klasifikasi buku untuk menentukan bukubuku apa saja yang dimiliki/diterima perpustakaan. Pencatatan dalam buku induk yang disertai dengan pencantuman nomor klasifikasi dapat memberikan manfaat lain, karena informasi yang dicatat dalam buku induk dapat digunakan sebagai dasar pembuatan kartu katalog atau pengisian pangkal data katalog. Buku induk biasanya mempunyai ukuran double folio. Data untuk buku induk dicatat ke dalam kolom-kolom buku induk : a. Tanggal penerimaan b. Nomor induk 1, 2, 3 dan seterusnya, diikuti kode tahun pencatatan 5
c. Nama Pengarang/Badan Korporasi d. Judul dan Kolasi e. Edisi f. Impresium, yaitu kota terbit, penerbit, dan tahun terbit g. Harga (apabila buku diperoleh dari pembelian) h. Jumlah (kolomnya dibagi 2 untuk jumlah judul dan jumlah eksemplar yang dimiliki) i. Bahasa : diisi dengan kode bahasa, dimana bahan pustaka tersebut ditulis : In (Indonesia); En (Inggris); Nl (Belanda); Fr (Prancis); Ge (Jerman); Es (Spanyol); Ch (Cina); Ja (Jepang); Po (Portugis) dan sebagainya j. Asal perolehan buku (apakah diperoleh dari hadiah, tukar menukar, pembelian atau deposit) k. Nomor klasifikasi buku (untuk nomor panggil) l. Kata kunci
6
CARA MENGISI BUKU INDUK 1. Buku
yang
baru
diterima
dibubuhi
cap
milik
perpustakaan. Pemberian cap biasanya diletakkan pada halaman awal atau halaman judul bahan pustaka yang bersangkutan. Contoh cap milik perpustakaan :
MILIK / KOLEKSI PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN
2. Buku
diberi
tanggal
penerimaan,
yang
biasanya
dituliskan oleh pustakawan berdekatan dengan cap milik perpustakaan yang telah diberikan. Atau di dalam cap tanggal penerimaan bahan pustaka. Contoh cap tanggal penerimaan : Tgl. Terima : No. Induk : Asal bahan pustaka : Beli/Tukar/Hadiah Dari : 7
3. Lakukan pencatatan di buku induk sesuai kolom-kolom yang tersedia. 3.1 Setiap eksemplar
diberi satu nomor induk
sehingga nomor induk terakhir dapat menunjukkan jumlah
eksemplar
koleksi
yang
dimiliki
oleh
perpustakaan. 3.2 Buku diberi nomor induk pada halaman judul buku.
Contoh kolom-kolom dalam buku induk dapat dilihat pada Lampiran 1
KEGUNAAN BUKU INDUK 1. Data
dari
buku
induk
pelaporan atau statistik
dapat
digunakan
sebagai
pengadaan, yaitu untuk
mengetahui :
8
-
Jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan
-
Jumlah judul dan eksemplarnya
-
Jumlah judul yang berbahasa Indonesia dan Asing
-
Jenis-jenis buku yang diperoleh, yang meliputi data mengenai : a) Dari mana saja pembelian buku tersebut b) Dengan siapa saja melakukan pertukaran buku c) Siapa saja yang memberikan hadiah d) Berapa jumlah harga pembelian buku pada kurun waktu tertentu
2. Halaman atau kolom-kolom dalam buku induk dibuat sedemikian
rupa
sehingga
cukup
lengkap
data
bibliografis yang dicatat untuk membuat katalog. Data bibliografi seperti kolasinya yang terdiri dari jumlah halaman, ilustrasi dan ukuran, ISBN, serta nomor klasifikasi atau nomor panggil. Hal tersebut dilakukan sehingga tidak perlu lagi membuat buram untuk katalogisasi bila hendak memasukkan data ke dalam pangkalan data katalog di komputer. 3. Mempermudah
pengecekan
bahan
pustaka
apakah
perpustakaan sudah menerima judul buku tertentu.
9
KELEMAHAN BUKU INDUK 1. Karena ukuran buku induk sebesar
double folio, maka
sulit dibawa-bawa. 2. Apabila yang mengerjakan pencatatan lebih dari satu orang,
maka
pelaksanaannya
harus
bergantian.
Demikian pula apabila buku induk tersebut digunakan sebagai data untuk pembuatan katalog, maka petugas perpustakaan/pustakawan
pembuat
katalog
harus
menunggu petugas lain yang sedang menyelesaikan pencatatan
dalam
buku
induk.
Oleh
karena
itu
penggunaan buku induk untuk pembuatan katalog hanya kurang efisien untuk perpustakaan besar yang memiliki banyak
pustakawan,
perpustakaan
kecil
namun yang
menguntungkan
pustakawannya
bagi
terbatas
jumlahnya. 3. Ada beberapa kolom dalam buku induk yang sulit diisi apabila buku yang datang dari bagian pengadaan tidak lengkap 10
datanya.
Misalnya
dari
mana
asal
buku
tersebut.
Oleh
sebab
itu
pengisian
buku
induk
dianjurkan untuk dilakukan oleh petugas yang menerima paket kiriman buku/bahan pustaka.
11
Lampiran 1 Contoh kolom-kolom dalam buku induk Tgl
No induk
5-12000
1/D/2000
SOEKARTAWI
Sustainable agroindustrial development i; 31p., : ill.; 21cm
-
Malang:Bra wijaya University
1996
In v
Asing -
Judul 1
6-12000
2/D/2000
Farming system technology adoption completion report of consulting services ix, 94p.: ill.; 30cm
-
Bogor: Indeco Duta Utama
1998
-
v
7-12000
3/MS/2000
AGENCY FOR AGRICULTURAL RESEARCH AND DEVELOPMENT INTEGRATED SWAMPS DEVELOPMENT PROJECT/ISDP Nico Marcar ….[et.al]
ACIAR Monograph Series no. 56
Canberra: CIAT
1999
-
8-12000
4/D/2000
TREES, Shrubs and grasses for Saltlands: an annotated bibliography 316p .; 24cm Budidaya petai dan aspek ekonominya 40p.: ill,; 20cm
-
Yogyakarta: Kanisius
1992
v
12
Pengarang
SUNANTO,Hatta
Judul+kolasi
Judul Seri (untuk MS)
Kota terbit: Penerbit
Tahun
Bahasa
Jumlah
Harga
Asal Buku
No. Klasifikasi
Eksemplar 1
-
Hadiah
631.15 SOE s
1
1
-
Hadiah
631.11 AGE f
v
1
1
-
Hadiah
502(01) TRE
-
1
1
Pembelian Rp.12.500
633.875 SUN b