PESAN MORAL KEJUJURAN DALAM FILM ANIMASI “EPIC”
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperolah Gelar Sarjana Strata I Komunikasi dan Penyiaran Islam
Disusun oleh: M. Sayid Ichsan Aladin 10210057
Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. Faisal Ismail NIP. 19470515 197010 1 001
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014
ABSTRAKSI M Sayid Ichsan Aladin: 10210057. Penelitian yang berjudul „Pesan Moral Kejujuran Dalam film Animasi Epic‟ ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pesan moral kujujuran dalam film animasi Epic ditampilkan melalui tokoh-tokohnya dan bagaiman unsur-unsur dari pesan moral kejujuran itu ditampilkan. Dimana perilaku kejujuran adalah dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis isi dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Subyek dari penelitian ini adalah film animasi „Epic‟ yang disutradarai oleh Chris Wedge dan hasil adaptasi dari buku anak „The Leaf Men and the Brave Good Bugs‟ karya William Joyce, sedangkan obyek penelitiannya adalah pesan moral kujujuran. Subyek dan obyek tersebut dipilih karena pada film animasi „Epic‟ ini terdapat banyak adegan maupun dialog yang menampilkan perilaku-perilaku kejujuran. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan teknik dokumentasi, dari sumber data primer berupa video compact disc (VCD) film animasi „Epic‟. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pada film animasi „Epic‟ terdapat lima unsur pesan moral kejujuran yang ditampilkan oleh tokoh-tokohnya yaitu: 1) Jujur dalam niat dan kemauan sejumlah 0 scene atau 0%; 2) Jujur dalam perkataan sejumlah 20 scene atau 62,50%; 3) Jujur dalam berjanji sejumlah 5 scene atau 15,62%; 4) Jujur dalam pergaulan sejumlah 4 scene atau 12,50%; 5) Jujur dalam berpenampilan sejumlah 3 scene atau 9,10%. Pesan kejujuran ditampilkan dengan dominan dalam film ini, tetapi pesan moral kejujuran dalam film animasi „Epic‟ yang meliputi jujur dalam niat dan kemauan, jujur dalam perkataan, jujur dalam berjanji, jujur dalam pergaulan, jujur dalam berpenampilan ditampilkan dengan kurang kuat dan kurang menonjol. Walaupun demikian film animasi „Epic‟ ini dapat menjadi media atau contoh dalam berdakwah karena pesan moral kejujuran yang terkandung pada film ini merupakan suatu pesan yang positif yang juga diajarkan dalam Islam. Kata Kunci: Pesan Moral Kejujuran, Film Animasi “Epic”, Analisis Isi Kuantitatif.
ix
MOTTO
“ wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan jadilah kalian termasuk orang orang yang jujur” QS. At-taubah ayat 119
1
1
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Semarang: PT Toha Putra, 2005), hlm.734.
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Puji Syukur Alhamdulliah segala puji bagi-Mu yang telah melimpahkan hidayah-Nya serta kekuatan yang dianugerahkan kepada penulis, hingga penulis dapat mengerjakan risalah sederhana ini Semoga Shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta semua keluarga, sahabat, dan pengikutnya. Dalam penulisan skripsis ini, penulis mengakui banyak mengalami hambatan dan kesulitan sehingga memerlukan bantuan untuk menyelesaikan. Untuk itu penulis merasa berhutang budi kepada berbagai pihak baik instansi maupun perorangan yang telah memberikan bantuannya, dan tidak lupa penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. H. Musa Asy‟arie selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Dr. H. Waryono, M. Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3. Prof. Faisal Ismail selaku Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya demi menyelesaikan skripsi ini. 4. Khoiro Ummatin, M.Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan selaku Pembinmbing Akademik. 5. Segenap dosen dan karyawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
vii
6. Keluarga, khususnya kedua orang tua, Bapak Muh.ngalamain dan Ibu Suprapti. 7. Sahabat-sahabatku semua di KPI angkatan 2010, terimaksih atas segala persahabatanya. 8. Semua pihak yang telah membantu dalm penyelesaian skripsi ini. Semoga segala kebaikan Ibu, Bapak dan teman-teman sekalian mendapat balasan yang setimpal dari-Nya. Sebagai manusia biasa tentunya penulis tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu demi kesempurnaan skripsi ini penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berkenaan di hati pembaca.
Yogyakarta, 14 September 2014
M. SAYID ICHSAN ALADIN 10210057
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..........................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................
ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI .....................................................
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................
v
MOTTO...............................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .........................................................................
vii
ABSTRAKSI .......................................................................................
ix
DAFTAR ISI .......................................................................................
x
DAFTAR TABEL ...............................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................
xiii
BAB I: PENDAHULUAN A. Penegasan Judul .........................................................................
1
B. Latar Belakang Masalah .....................................................
3
C. Rumusan Masalah ..............................................................
5
D. Tujuan Penelitian ................................................................
5
E. Manfaat Penelitian ..............................................................
5
F. Kajian Pustaka ....................................................................
6
G. Kerangka Teori ...................................................................
8
H. Metode Penelitian ...............................................................
26
I. Sistematika Pembahasan .....................................................
37
x
BAB II: TINJAUAN UMUM FILM ANIMASI “EPIC” A. Data Film Animasi “Epic” .................................................
39
B. Sinopsis Film Animasi “Epic” ...........................................
41
C. Karakter Tokoh Film Animasi “Epic” ................................
45
D. Profil Pendukung Film .......................................................
46
BAB III: ANALISIS PESAN MORAL KEJUJURAN DALAM FILM ANIMASI “EPIC” A. Review per-scene Film Animasi “Epic” .............................
48
B. Analisis Pesan Moral Kejujuran dalam Film Animasi “Epic” ................................................................................
54
1. Jujur dalam Niat dan Kemauan................................
56
2. Jujur dalam Perkataan .............................................
57
3. Jujur dalam Berjanji ................................................
62
4. Jujur dalam Pergaualan ...........................................
66
5. Jujur dalam Berpenampilan…………………….. ....
70
BAB IV: PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................
74
B. Saran ..................................................................................
75
C. Penutup ..............................................................................
75
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
77
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................
77
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Lembar Kerja Koding ...........................................................
29
Tabel 1.2 Data Uji Formula Scoot Pi. ...................................................
36
Tabel 2.1 Penghargaan Film Animasi “Epic” .......................................
43
Tabel 2.2 Prestasi dan Karir Chris Wedge Sebagai Sutradara ...............
47
Tabel 2.3 Prestasi dan Karir Chris Wedge Sebagai Produser ................
47
Tabel 3.1 Review per-scene Film Animasi “Epic” ................................
48
Tabel 3.2 Data Persentase dan Frekuensi Pesan Moral Kejujuran Melalui Penokohan Dalam Film Animasi “Epic” ................................
54
Tabel 3.3 Data Jumlah Adegan Per Kategori Pesan Moral Kejujuran Melalui Penokohan Dalam Film Animasi “Epic” .................................
54
Tabel 3.4 Jujur Dalam Niat dan Kemauan ............................................
57
Tabel 3.5 Jujur Dalam Perkataan ..........................................................
58
Tabel 3.6 Hasil Analisis 𝑥 2 Jujur Dalam Perkataan .............................
59
Tabel 3.7 Jujur Dalam Berjanji ................................................... …….
63
Tabel 3.8 Hasil Analisis 𝑥 2 Jujur Dalam Berjanji ................................
63
Tabel 3.9 Jujur Dalam Pergaulan..........................................................
66
Tabel 3.10 Hasil Analisis 𝑥 2 Jujur Dalam Pergaulan ............................
67
Tabel 3.11 Jujur Dalam Berpenampilan ...............................................
70
Tabel 3.12 Hasil Analisis 𝑥 2 Jujur Dalam Berpenampilan ....................
71
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Cover Film Animasi “Epic” ................................................
39
Gambar 2. Sutradara Film Animasi “Epic” ...........................................
46
Gambar 3. Adegan pada scene 32 Film Animasi “Epic” .......................
60
Gambar 4. Adegan pada scene 22 Film Animasi “Epic”…….. .... …….
61
Gambar 5. Adegan pada scene 16 Film Animasi “Epic” ......................
62
Gambar 6. Adegan pada scene 9 Film Animasi “Epic” .........................
64
Gambar 7. Adegan pada scene 25 Film Animasi “Epic” .......................
65
xii
Gambar 8. Adegan pada scene 46 Film Animasi “Epic” .......................
68
Gambar 9. Adegan pada scene 24 Film Animasi “Epic” .......................
69
Gambar 10. Adegan pada scene 39 Film Animasi “Epic” .....................
72
Gambar 11. Adegan pada scene 42 Film Animasi “Epic” .....................
73
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul 1. Pesan Moral Kejujuran Pesan moral adalah pesan yang berisikan ajaran-ajaran, wejanganwejangan, patokan-patokan, kumpulan peraturan dan ketetapan, lisan maupun tulisan, tentang bagaimana manusia itu harus hidup dan bertindak, agar ia menjadi manusia yang baik. Sumber langsung ajaran moral adalah berbagai orang dalam kedudukan yang berwenang, seperti orang tua, guru, para pemuka masyarakat serta para orang-orang bijak. Sumber ajaran itu adalah tradisi-tradisi dan ada istiadat, ajaran agama atau ideologi tertentu.2 Kejujuran jika diartikan secara baku adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harfiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang
2
Frans Magnis Seuseno, Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral, (Yogyakarta: Kanisius, 1987), hlm.14.
1
2
sebenarnya, orang tersebut sudah dapaat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya.3 Adapun bentuk, macam, dan aneka pegelompokan kejujuran. Menurut Yunahar Ilyas dalam bukunya kuliah akhlaq laffazh shiddiq dipergunakan dalam 5 makna yaitu sebagai berikut: 1. Jujur niat dan kemauan, 2. dalam perkataan, 3. Jujur dalam berjanji, 4.
Jujur
Jujur dalam bermuamalah
(pergaulan), 5. Jujur dalam kenyataan. 4 2. Film Animasi Epic Epic adalah film animasi komputer 3D bertema drama-fantasipetualangan berdasarkan buku anak “The Leaf Men and the Brave Good Bugs” (Si Pria Daun dan Kumbang Baik Pemberani) karya William Joyce. Film ini diproduksi oleh Blue Sky Studios, dan disutradarai oleh Chris Wedge, yang pernah menyutradarai film Ice Age (2002) dan Robot (2005). Pengisi suara pada film ini beberapa di antaranya adalah Amanda Seyfried, Colin Farrell, Josh Hutcherson, Christoph Waltz, Aziz Ansari, Chris O'Dowd, Pitbull, Jason Sudeikis, Steven Tyler, dan Beyonce Knowles. Film ini dijadwalkan rilis pada tanggal 24 Mei 2013. Film Animasi “Epic” menggambarkan sebuah "pertempuran dalam hutan antara kekuatan baik dan jahat." Bercerita tentang seorang gadis remaja
3
A’la, Abd, Induk-Induk Akhlaq Terpuji, (Yogyakarta :PT. Lukis Pelangi Aksara, 2006),
hlm.18. 4
Yunahar Ilyas, Kuliyah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian Dan Pengalaman Islam , 2001), hlm. 81.
3
yang menemukan dirinya dalam dunia rahasia. Di sana, dia harus membantu sebuah kelompok, yang terdiri dari makhluk-makhluk aneh namun menyenangkan,
untuk
menyelamatkan
dunia
mereka
dan
sekaligus
menyelamatkan dunia nyata.5 Jadi, yang dimaksud analisis isi pesan moral kejujuran dalam film “Epic” dalam penelitian ini adalah menganalisis dan mendeskripsikan pesan yang ingin disampaikan sutradara kepada penonton yang meliputi bentuk perilaku mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran dalam bentuk 1. Jujur niat dan kemauan, 2. Jujur dalam perkataan, 3. Jujur dalam berjanji, 4.
Jujur dalam bermuamalah
(pergaulan), 5. Jujur dalam kenyataan, baik verbal dan non verbal dalam film animasi “Epic”. B. Latar belakang Manusia pada dasarnya ingin memperoleh hasil yang memuaskan dari setiap usaha yang mereka lakukan, mereka tidak ingin mengalami kegagalan dalam segala hal, usaha dhahir perlu dilakukan, usaha bathin juga perlu dilaksanakan, karena kita tau bahwa manusia hanya bisa berusaha, Allah SWT yang akan menentukan hasilnya. Pentingnya moral atau akhlaq dalam kehidupan diberbagai aspek sangat diperhitungkan. Akhlaq merupakan faktor utama bagi kesuksesan 5
Fleming, Mike (May 31, 2012). "Beyonce, Colin Farrell, Josh Hutcherson, Amanda Seyfried, Steven Tyler Lead Voice Cast For Fox Animated Film 'Epic'". Di unduh 11 februari 2014 pukul 10.01 wib
4
seseorang dalam mempertahankan usahanya. Begitu juga dalam hal kepemmpinan sesorang, menjaga kredibilitas dan kepercayaan akhlaq pribadi akan menjadi sorotan bagi banyak orang. Namun tidak jarang kita jumpai di liku kehidupan ini kemrosotan moral dan akhlaq. Mulai dari pelajar hingga para pejabat negara, salah satunya adalah perilaku tidak jujur. Mereka tidak jujur dalam berbuat ataupun berucap sehingga melanggar nilai-nilai agama yang seharusnya dijunjung tinggi dimanapun dan kapanpun. Al Qur’an dan Assunah sendiri banyak yang menyinggung masaah demikian. Film merupakan salah satu media yang efektif untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. Sesuai dengan keadaan masyarakat dewasa ini yang menginginkan semua serba praktis. Film animasi 3D semakin berkembang dan memberikan warna lain di dunia perfilman, mengobati kejenuhan masyarakan dengan film drama ataupun bersambung. Selain itu Animasi memilikki kelebihan dibanding bentuk multimedia yang lain, dengan kelebihan
tersebut
animasi
sangat
digemari
para
khalayak
untuk
kepentingannya, karena penggunaan animasi sendiri begitu luas. Kelebihan animasi adalah dapat menampilkan produk dalam desain yang bervariasi, sehingga membuat kita tidak bosan untuk melihat satu gambar yang hanya diam. Animasi sering digunakan untuk menyampaikan pesan yang sulit. Dengan sulitnya menyampaikan pesan dan tujuan, animasi dengan lebih efektif untuk menyampaikannya, dengan bentuk visual yang membuat kita
5
mudah dan cepat memahami pesan yang ingin disampaikan dari suatu produk tersebut. Animasi sering dipakai dan diterapkan untuk dunia hiburan khususnya film. Tidak dapat dipungkiri terdapat banyak sekali film-film animasi di dunia. Peminat film 3D semakin banyak karena dapat menarik perhatian mulai dari kalangan anak-anak maupun dewasa. C. Rumusan Masalah Dari pemaparan latar belakang masalah di atas, penulis mengambil unsur intrinsik dari film yaitu tokoh dan pesan. Dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana pesan moral kejujuran ditampilkan dalam Film “Epic” melalui scene dan dialog melalui tokoh-tokohnya? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pesan moral kejujuran ditampilkan dalam Film “Epic” melalui scene dan dialog melalui tokoh-tokohnya. E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Manfaat teoritis a) Memperluas pengetahuan peneliti dalam hal isi pesan yang terdapat pada sebuah film, khususnya film animasi “Epic”. b) Memberikan gambaran tentang teori-teori pesan moral kejujuran.
6
c) Memberi sumbangan dan penelitian dalam bidang film, khususnya pada pesan-pesan moral kejujuran di dalam sebuah film. 2. Manfaat Praktis a) Dapat di gunakan para insan perfilman untuk mengukur bukti secara ilmiah tentang isi pesan moral kejujuran dalam pembuatan sebuah film. b) Bagi kalangan akademis, dapat menambah bidang penelitian terutama dalam bidang perfilman, dalam hal ini tentang pesan-pesan moral kejujuran dalam sebuah film dan juga dapat dijadikan dasar kebiijaksanaan dalam menindaklanjuti hal tersebut. F. Tinjauan Pustaka Ada beberapa literatur yang berkaitan dengan judul dan obyek penelitian pada penelitian ini. Beberapa yang merupakan hasil dari penelitian tidak hanya menyinggung hal ini, terutama skripsi. Berikut beberapa literatur yang menjadi acuan pustaka bagi komparsi akan keontetikan skripsi ini. Penelitian Ahmad Agung mahasiswa Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2006 yang berjudul “Pesan-Pesan Moral Dalam Novel Shalamba Karya Anand Krishna (Ditinjau Dari Perspektif Moralitas Islam)”. Dalam penelitian ini peneliti Agung menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif untuk menjelaskan tentang pesan moral yang ingin disampaikan oleh Anand Krishna dalam Novel Salamba. Hasilnya adalah
7
novel shalamba mengandung pesan moral yang bersifat humanis, bagaimana cara kita bermasyrakat dengan sesama, ketimbang masalah teologis maupun masalah syariat.6 Terdapat beberapa perbedaan dalam penelitian Ahmad dengan yang peneliti lakukan yaitu subjek penenelitiannya. Penelitian Ahmad subjek penelitiannya adalah Film Novel Shalamba, sedangkan penelitian yang peneliti lakukuan subjek penelitianya adalah Film Animasi Epic. Perbedaan berikutnya
ada
pada
jenis
penelitiannya
yaitu
peneliti
Ahmad
menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, sedangkan jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian yang peneliti lakukan dan yang dilakukan oleh peneliti Ahmad sama-sama meneliti tentang pesa moral, hanya saja yang peniliti lakukan lebih mengerucut pada pesan moral kejujuran. Penelitian yang berkaitan dengan pesan moral selanjutnya adalah dalam skripsi Muhammad Nur Sidik yang berjudul “Penyampaian Pesan Moral Melalui Teknik Sinematografi Dalam Film Kain Bendera”. Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah tahun 2011. Hasilnya adalah empat pesan moral, antara lain : 1) Nasionalisme, 2) Upaya untuk mengajak bertoleransi, 3) Rasa kasih dan sayang, 4)
6
Ahmad Agung, Pesan-Pesan Moral Dalam Novel Shalamba Karya Anand Krishna (Ditinjau Dari Perspektif Moralitas Islam) skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2006.
8
Penolakan terhadap aksi Trafiking (perdagangan manusia). deskriptif kulitatatif. 7 Dari penelitian tersebut terdapat perbedaan dengan penelitian yang peneliti
lakukan,
penelitiannya
yaitu peneliti Nur
adalah
Penyampaian
Sidik
Pesan
menggunakan subjek
Moral
Melalui
Teknik
Sinematografi Dalam Film Kain Bendera. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan subjek penelitiannya adalah Film animasi Epic. Perbedaan berikutnya ada pada jenis penelitian yang digunakan. Peneliti Nur Sidik menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan menggunakan deskriptif kuantitatif dengan metode analisis isi. G. Kerangka Teori Dalam penelitian ini, penulis akan menggunkan dua landasan teori: 1. Tinjauan Tentang Film a. Pengertian Film Film ditemukan dari hasil perkembangan prinsip-prinsip fotografi dan proyektor.8 Dilihat dari jenisnya, film dibedakan menjadi empat jenis, yaitu film cerita, film berita, film dokumenter, dan film kartun. 9
7
Nur Sidik, Penyampaian Pesan Moral Melalui Teknik Sinematografi Dalam Film Kain Bendera, , skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: UIN sunan kalijaga, 2011. 8 Elvinaro Ardianto dan Lukiata Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), hal. 134. 9 Elvinaro Ardianto dan Lukiyati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), hlm 138
9
Sedangkan ditinjau dari dari durasi film dibagi menjadi film panjang dan film pendek. Kemunculan televisi melahirkan film dalam bentuk lain, yakni film seri, film bersambung dan lain sebagainya. Sedangkan ditinjau dari isinya film dibagi menjadi film action, film drama, film komedi dan film propaganda. Selain itu film juga memiliki unsur-unsur intrinsik yaitu: a) Skenario atau naskah film adalah rencana untuk penokohan yang berupa naskah, yang berisikan sinopsis, deskripsi peran, rencana shot dan dialog. Di dalam scenario semua informasi tentang suara (audio) dan gambar (visual) yang akan ditampilkan dalam sebuah film dikemas dalam bentuk siap pakai untuk produksi. 10 Komponenkomponen utama dalam skenario terdiri dari aksi dan dialog. Aksi merujuk kepada "apa yang kita lihat" dan dialog merujuk kepada "apa yang dituturkan oleh tokoh". Tokoh-tokoh dalam skenario juga dapat diperkenalkan dalam bentuk visual di awal cerita. b) Sinopsis
adalah
ringkasan
cerita
pada
sebuah
film
yang
menggambarkan keseluruhan secara singkat alur sebuah film. Berisiskan ikhtisar / abstraksi runtutan alur cerita seuah film. c) Plot / alur merupakan jalur cerita pada sebuah skenario. 11 Alur merupakan rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan
10 11
Umar Ismail, Mengupas film, (Jakarta: Lebar, 1965), Hlm. 47 Ibid. hlm. 48
10
saksama dan menggerakkan jalan cerita melalui kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian. d) Penokohan / tokoh adalah orang yang berperan dalam sebuah film baik tokoh protagonis, antagonis, tokoh umum, tokoh pembantu dan figuran. e) Karakteristik adalah gambaran umum karakter yang dimiliki oleh para tokoh. Karakter menggambarkan watak suatu tokoh. f) Scene / sequence / adegan adalah aktivitas terkecil dalam film yang merupakan rangkaian shot dalam satu ruang dan waktu serta memiliki gagasan. g) Shoot adalah bidikan kamera terhadap sebuah objek dalam penggarapan film. 12 b. Pengertian Film Animasi Animasi secara harfiah berarti membawa hidup atau bergerak. Secara
umum,
menganimasi suatu
objek
memiliki
makna
menggerakkan objek tersebut agar menjadi hidup.13 Animasi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu “anima” yang berarti jiwa, hidup, semangat. Sedangkan karakter adalah orang, hewan maupun objek nyata lainnya yang dituangkan dalam bentuk gambar 2D maupun 3D. shingga karakter animasi secara dapat diartikan sebagai 12
Ibid, hlm. 17. Astuti, Dwi. 2006. Teknik Membuat Animasi Profesional Menggunakan Macromedia Flash 8. Yogyakarta : Andi dan SmitDev.Com.Hal. 35 13
11
gambar yang memuat objek yang seolah-olah hidup, disebabkan oleh kumpulan gambar itu berubah beraturan dan bergantian ditampilkan. Objek dalam gambar bisa berupa tulisan, bentuk benda, warna dan spesial efek. 14 Pengertian Animasi Menurut Ibiz Fernandes dalam bukunya Macromedia Flash Animation & Cartooning: A creative Guide, animasi definisikan “Animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan.” Berdasarkan arti harfiah, Animasi adalah menghidupkan. Yaitu usaha untuk menggerakkan sesuatu yang tidak bisa bergerak sendiri. Animasi mulai dikenal secara luas sejak populernya media televisi yang mampu kegiatan
menyajikan
gambar-gambar
bergerak
hasil
rekaman
dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Animasi lebih disukai penonton karena antusiasme
dan
emosi.
Perkembangan
mampu membangkitkan animasi
seiring
dengan
perkembangan dunia pertelevisian. Pada awalnya diciptakanlah animasi berbasis dua dimensi (2D Animation), objek yang dianimasi mempunyai ukuran panjang (x-axis) dan lebar (y-axis) saja. Realisasi nyata dari perkembangan animasi dua dimensi yang cukup revolusioner berupa dibuatnya film-film kartun. Seven Dwarfs (1937) dan Fantasia (1940) dari Walt Disney adalah karya-karya film 14
Ibid. hlm. 12
12
kartun yang melegenda sampai sekarang. Bahkan beberapa tokoh-tokoh kartun buatan Walt Disney yang lain masih dapat bertahan dan popular sampai saat ini mekipun pembuatan film-film tersebut dikerjakan hampir 500 tahun yang lalu. Kalau dibandingkan, sedikit sekali tokoh-tokoh film layar lebar yang mampu bertahan sekian lamanya. Pembuatan animasi film kartun itu sendiri dikerjakan dengan
membuat
sketsa gambar
pada
awalnya
yang digerakkan satu
demi satu. Untuk membuat satu durasi animasi membutuhkan jumlah gambar yang cukup banyak. Sejak ditemukannya teknik animasi sel, maka pembuatannya menjadi lebih mudah. Kertas gambar yang biasa dipergunakan diganti dengan kertas transparan yang terbuat dari bahan celluloid sheet. Teknik animasi sel inilah yang kemudian diadopsi dalam animasi komputer.15 2. Film Sebagai Medium Komunikasi a. Pengertian Komunikasi Massa Secara etimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin “communicatio“. Istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang berarti sama. Sama yang dimaksud berarti sama makna dan arti. Jadi
15
Hakim, Lukmanul. 2004. Cara Ampuh Menguasai Macromedia Flash. Jakarta : Elex Media Komputindo. Hal. 12
13
komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan komunikator dan diterima oleh komunikan. 16 Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner
yakni
“komunikasi
massa
adalah
pesan
yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang besar”. Sedangkan defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yakni Gerbner “kommunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. 17 Film Film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual dibelahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi, dan film video laser setiap minggunya. Seperti halnya televisi, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi film dapat terkandung unsur informatif maupun edukatif bahkan persuasi.
18
b. Karakteristik Komunikasi Massa Adapun karakteristik yang dimiliki oleh komunikasi massa antara lain adalah :
16
Ardianto,E dan Komala 2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, hlm. 30. 17 Ibid, hlm. 30. 18 Ibid, hlm. 136
14
a) Komunikator Terlembagakan. Sesuai dengan pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi kompleks, maka proses pemberian pesan yang diberikan oleh komunikator harus bersifat sistematis dan terperinci. b) Pesan Bersifat Umum Pesan dapat berupa fakta, peristiwa ataupun opini. Namun tidak semua fakta atau peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria pengting atau menarik. c) Komunikannya yang Anonim dan Heterogen Komunikan yang dimiliki komunikasi massa adalah anonim ( tidak dikenal ) dan heterogen ( terdiri dari berbagai unsur ). d) Media Massa Menimbulkan Keserempakan Keserempakan media massa itu adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. e) Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa yang digunakan.
15
f) Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Komunikator dan komunikan tidak dapat terlibat secara langsung, karena proses pada komunikasi massa yang menggunakan media massa. g) Stimulasi Alat Indra “ Terbatas “ Stimulasi alat indra tergantung pada media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat, pada media radio khalayak hanya mendengarkan,
sedangkan pada
media televisi dan film kita
menggunakan indra pengelihatan dan pendengaran. h) Umpan Balik Tertunda ( Delayed ) Hal ini dikarenakan oleh jarak komunikator dengan komunikan yang berjauhan dan katakter komunikan yang anonim dan heterogen.19 c. Fungsi Komunikasi Massa Fungsi dari komunikasi massa adalah sebagai berikut : a) Penafsiran ( Interpretation ) Fungsi penafsiran ini berbentuk komentar dan opini yang ditujukan kepada khalayak, serta dilengkapi perspektif ( sudut pandang ) terhadap berita atau tanyangan yang disajikan.
19
Ardianto,E dan Komala 2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hlm. 7-8
16
b) Pertalian ( Linkage ) Dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. c) Penyebaran Nilai-nilai ( Transmission Of Values ) Dengan cara media massa itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa itu memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang diharapkan oleh mereka. d) Hiburan ( Entertainemnt ) Berfungsi sebagai penghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak. e) Fungsi Informasi Berfungsi sebagai penghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak. f) Fungsi Pendidikan Salah satu cara media massa dalam memberikan pendidikan adalah dengan melalui pengajaran etika, nilai, serta aturanaturan yang berlaku bagi pembaca atau pemirsa. g) Fungsi Mempengaruhi Secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, Features, iklan, artikel dan sebagainya.
17
h) Fungsi Proses Pengembangan Mental Media massa erat kaitannya dengan prilaku dan pengalaman kesadaran manusia. i) Fungsi Adaptasi Lingkungan Yakni penyesuaian diri terhadap lingkungan dimana khalayak dapat beradaptasi dengan lingkungannya dengan dibantu oleh media massa, ia bisa lebih mengenal bagaimana keadaan lingkungannya melalui media massa. j) Fungsi Memanipulasi Lingkungan Berusaha untuk mempengaruhi, komunikasi yang digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan. k) Fungsi Meyakinkan ( To Persuade ) 1) Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang. 2) Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang 3) Menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu. 20 3. Film Sebagai Realitas Sosial Pengertian film adalah suatu karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, dan atau
20
Effendy, Onong Uchjana. 2004. Ilmu Komunikasi: teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosadakarya, hlm. 29.
18
bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran, melalui proses kimiawi, proses elektronika, atau proses lainnya dengan atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan atau lainnya. 21 Film merupakan sebuah alat untuk menyampaikan pesan yang efektif dalam mempengaruhi khalayak dengan pesan-pesan yang disampaikan. Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat melalui muatan pesan-pesannya (massage).22 Tema-tema yang diangkat didalam film menghasilkan sebuah nilai-nilai yang biasanya didapatkan dalam sebuah pencarian yang panjang tentang pengalaman hidup, realitas sosial, serta daya karya imajinatif dari sang pembuatnya dengan tujuan dalam rangka memasuki ruang kosong khalayak tentang sesuatu yang belum diketahuinya sama sekali sehingga tujuan yang ingin dicapainyapun sangat tergantung pada seberapa antusias khalayak terhadap tema-tema yang diangkat didalam film tersebut. 3. Komunikasi Visual a. Pengertian Komunikasi Visual Komunikasi visual, sesuai namanya, adalah komunikasi melalui penglihatan. Komunikasi visual merupakan sebuah rangkaian proses
21 22
hlm.127.
Baksin Askurifai, Membuat Film Indie Itu Gampang. (Bandung: Kataris, 2003), hlm.6. Alex Sobur. Analisis Teks Media suatu Pengantar. (Bandung: Rosda Karya, 2003),
19
penyampaian kehendak atau maksud tertentu kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual mengkombinasikan seni, lambang, tipografi,
gambar,
desain
grafis,
ilustrasi,
dan
warna
dalam
penyampaiannya.23 b. Fungsi komunikasi Visual Komunikasi visual memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai sarana informasi dan instruksi, bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala, contohnya peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Sebagai sarana presentasi dan promosi untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Juga sebagai sarana identifikasi.
24
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam komunikasi visual adalah kata. Meskipun kita melihat dengan mata kita, untuk sebagian besar pikiran sadar kita dibingkai sebagai kata-kata. Akibatnya, kata-kata,
23
De Saussure, Ferdinand (terj). Pengantar Linguistik Umum, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1988 hlm. 4 24 Kusmiati, A, S. Pudjiastuti & P. Suptandar. 1999. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual, Djambatan, Jakarta. Hlm. 18
20
seperti kemampuan memori dan budaya, sangat memengaruhi pemahaman kita dan selanjutnya ingatan jangka panjang ditengahi langsung atau gambar. Salah satu bentuk komunikasi terkuat adalah ketika kata-kata dan gambar digabungkan dalam proporsi yang sama. Dengan demikian dapat dikatakan komunikasi visual merupakan sebuah rangkaian proses penyampaian kehendak atau maksud tertentu kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya. Persepsi
visual
adalah
kesimpulan
yang
dibuat
dengan
menggabungkan semua informasi dikumpulkan oleh organ sensual. Sensasi adalah data mentah. Persepsi visual adalah kesimpulan makna setelah rangsangan visual yang diterima. 5. Tinjauan Tentang Teori Pesan Moral a. Pengertian Pesan Moral Pengertian moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan . Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. 25
25
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hal. 112
21
Selanjutnya moral dalam arti itilah adalah suatu istilah yang disunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secra layak dapat dikatakan benar, salah, baik,dan buruk. Toyib Sah Saputra dalam bukunya Akidah Akhlak mengemukakan bahwa pengertian moral dijumpai pula dalam the advance lerner’s dictonary of current english. Dalam buku tersebut dikemukakan beberapa pengertian moral sebagai berikut:26 Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk. Kemampuan untuk memahami perbedaan atara yang benar dan salah. Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik. Berdasarkan kutipan tersebut di atas dapat dipahami bahwa moral, adalah istilah yang digunakan untuk memberikan
batasan terhadap
aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang dimaksud adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik. Pesan moral adalah pesan yang berisikan ajaran-ajaran, wewejangwewejangan, patokan-patokan, kumpulan peraturan dan ketetapan, lisan maupun tulisan, tentang bagaimana manusia itu harus hidup dan bertindak, agar ia menjadi manusia yang baik. Sumber langsung ajaran moral adalah 26
Toyib Sah Saputra, 2004, Akidah akhlak, Jakarta PT Karya Toha Putra. Hal 61-61
22
berbagai orang dalam kedudukan yang berwenang, seperti orang tua, guru, para pemuka masyarakat, serta para orang-orang bijak. Sumber ajaran itu adalah tradisi-tradisi dan adat istiadat, ajaran agama atau ideology tertentu.27 b. Standar Moral Standar moral dapat diidentifikasikan dengan lima ciri, yaitu;28 1) Standar moral yang berkaitan dengan persoalan yang dianggap akan merugikan manusia. 2) Standar moral terletak pada kecukupan nalar yang digunakan untuk mendukung kebenaran. 3) Standar moral harus lebih diutamakan daripada nilai lain termasuk kepentingan lain. 4) Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak. 5) Standar moral diasosiasikan dengan dengan emosi tertentu. c. Bentuk Moral Kejujuran Dasar setiap usaha untuk menjadi orang kuat secara moral adalah kejujuran. Tanpa kejujuran kita sebagai manusia tidak dapat maju karena kita belum berani menjadi diri kita sendiri. Tidak jujur berarti tidak seia sekata dan itu berarti bahwa kita belum sanggup untuk mengambil sikap 27
Franz Magnis Seuseno, Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral, (Yogyakarta: Kanisius, 1987), hlm 14. 28 Bartens, Kees. Etika, (PT Gramedia Pustaka Utama), hlm 13.
23
lurus. Orang yang tidak lurus, tidak mengambil dirinya sendiri sebagai titik tolak, melainkan apa yang diperkirakan diharapkan oleh orang lain. Tanpa kejujuran, keutamaan-keutamaan moral lainnya akan kehilangan nilai. Bersikap baik terhadap orang lain, tetapi tanpa kejujuran adalah kemunafikan. Menurut Suseno, bersikap jujur terhadap orang lain berarti dua: pertama, sikap terbuka, kedua sikap fair. Dengan terbuka, tidak dimaksud bahwa segala pertanyaan orang lain harus kita jawab dengan selengkapnya, atau bahwa orang lain berhak untuk mengetahui segala perasaan dan pikiran kita. Melainkan yang dimaksud ialah bahwa kita selalu muncul sebagai diri kita sendiri, sesuai dengan kenyakinan kita. Kita tidak menyesuaikan kepribadian kita dengan harapan orang lain. Kedua, terhadap orang lain orang jujur bersikap wajar atau fair, ia memperlakukannya
menurut
standart-standart
yang
diharapkannya
dipergunakan orang lain terhadap dirinya. Ia menghormati hak orang lain, ia selalu akan memenuhi janji yang diberikan, juga terhadap orang yang tidak dalam posisi untuk menuntutnya. Ia tidak pernah akan bertindak bertentangan dengan suara hati atau kenyakinannya. Tetapi hanya dapat bersikap jujur terhadap orang lain, apabila kita jujur terhadap diri kita sendiri.
29
29
Franz Magnis Seuseno, Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral, (Yogyakarta: Kanisius, 1987), hlm 142-143.
24
Ada beberapa bentuk atau macam kejujuran yang harus senantiasa dilakukan oleh seorang, baik muslim atau bukan. Jujur adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita. Adapun bentuk, macam, dan aneka pegelompokan kejujuran. Menurut Yunahar Ilyas dalam bukunya Kuliah Akhlaq laffazh shiddiq dipergunakan dalam 5 makna yaitu sebagai berikut:30 a) Jujur niat dan kemauan Adalah melakukan segala sesuatu dilandasi motivasi yang hanya mengharap ridho Allah SWT. Nilai perbuatan di hadapan Allah dinilai dari apa yang diniatkanya. Selain niat tersebut di atas bahwa sebelum orang mukmin bertindak harus menimbang-nimbang dan serta menilai apakah sesuatu yang akan dilakukan itu akan mendatangkan manfaat atau sebaliknya. Apabila ia sudah yakin dan mantab akan kemanfaatan dan kebenaran yang akan dilakukan maka tanpa ragu-ragu ia akan melakukan. Kadang sesuatu yang benar itu belum tentu bermanfaat dalam masyarakat, demikaian juga sesuatu yang bermanfaat juga belum tentu benar. Oleh karena itu pertimbangan antara kebenaran dan kemanfaatan atas pertimbangan harus dikedepankan. b) Jujur dalam perkataan
30
Yunahar Ilyas, Kuliyah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian Dan Pengalaman Islam , 2001), hlm. 81.
25
Jujur dalam perkataan adalah bentuk kejujuran yang paling populer di dalam masyarakat. Berkata sesuai dengan realita. Orang yang berkata jujur akan mudah dipercaya oleh orang lain. Sehingga orang lainpun merasa tenang ketika bersmanya. Dan sebaliknya orang yang berdusta akan secara otomatis dijauhi dan dimusuhi oleh mnsyarakat. c) Jujur dalam berjanji Seorang muslim yang jujur akan senantiasa menepati janji-janjinya kepada siapapun, meskipun hanya terhadap anak kecil. Menepati janji ialah condongnya hati pada kebenaran, sehingga berkata benar dan menepati janji, seseorang bisa dikatakan sudah menepati janji apabila berjanji orang tersebut selalu menepatinya, sekalipun dengan musuh atau anak kecil dan orang yang tidak menepati janji digolongkan orang-orang yang munafik. d) Jujur dalam bermu'amalah (pergaulan) Jujur dalam niat, lisan dan jujur dalam berjanji tidak akan sempurna jika tidak dilengkapi dengan jujur ketika berinteraksi atau bermu'amalah dengan orang lain. Seorang muslim tidak pernah menipu, memalsu, dan berkhianat sekalipun terhadap non muslim. Ketika ia menjual tidak akan mengurangj takaran dan timbangan. Pada saat membeli tidak akan memperberat timbangan dan menambah takaran. Orang yang jujur dalam bermu'amalah juga senantiasa bersikap santun, tidak sombong dan tidak pamer (riya). Jika orang tersebut
26
melakukan atau meninggalkan sesuatu, semuanya dalam koridor Allah swt. Ia tidak tamak dan serakah dalam bermu'amalah. e) Jujur dalam berpenampilan sesuai kenyataan Seorang yang jujur akan senantiasa menampilkan diri apa adanya sesuai kenyataan yang sebenarnya. Ia tidak memakai topeng dan baju palsu, tidak mengada ada dan menampilkan diri secara bersahaja. H. Metode Penelitian 1. Jenis dan Sifat Penelitian Metode penelitian adalah cara-cara ilmiah yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan penelitian. Sedangkan penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilaksanakan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. 31 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan pendekatan analisis isi. Metode deskriptif adalah metode yang tidak hanya pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu. 32 Pengolahan data dilakukan dengan analisis isi yang menggunakan prosedur penggolongan untuk pembuatan kesimpulan dari data terhadap konteksnya. Analisis isi merupakan salah satu metode utama dari ilmu komunikasi yang penelitiannya
31
Sutrisno Hadi, Metodologi Riset Jilid I-II, (Yogyakarta: andi Offset, 1989), hlm. 4. Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik, (Bandung:Trasito, 1982), hlm. 139. 32
27
mempelajari isi media (surat kabar, radio film dan televisi). 33 Menurut Cartwight analisis isi merupakan metode penggambaran secara objektif, sistematis dengan menggunakan teknik deskripsi kuantitatif dari setiap perilaku simbolis. 34 Analisis isi adalah suatu teknik pengertian yang di lakukan secara obyektif, sistematis dan diskripsi kuantitatif dari isi komunikasi yang tampak. Analisis isi banyak digunakan dalam disiplin ilmu komunikasi. Analisis isi terutama dipakai untuk menganalisis isi media baik cetak maupun elektronik. Eriyanto, mengutip Neuendorf menegaskan analisis isi adalah sebuah peringkasan (summarizing), kuantifikasi dari pesan yang didasarkan pada metode ilmiah (di antaranya objektif-intersubjektif, reliable,valid, dapat digeneralisasikan, dapat direplekasi dan pengujian hipotesis) dan tidak dibatasi untuk jenis variable tertentu atau konteks di mana pesan dibentuk dan ditampilkan.35 Data akan disajikan dalam tabel dan frame dari scene-scene dan durasi yang terdapat dalam film “Epic”. Data-data kuantitatif tersebut berusaha diinterpretasi dengan rujukan, acuan, atau referensi-referensi secara ilmiah
33
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodoloi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 11. 34 Nanang Martono, Metode Penenlitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm.76. 35 Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 16.
28
kemudian menghitung dan mengukur secara akurat aspek atau dimensi dari teks. 2. Subjek dan Objek Penelitian a) Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah sumber data dari penelitian yang di mana data itu diperoleh.36 Adapun subjek penelitian dalam penelitian tersebut adalah film “Epic”. b) Objek Penelitian Objek penelitian yaitu masalah apa yang hendak diteliti atau masalah penelitian yang disajikan objek penelitian, pembatasan yang dipertegas dalam penelitian. 37 Objek penelitian dalam penelitian ini adalah unsur pesan moral dalam film “Epic”. Dalam penelitian ini yang akan diungkap adalah pesan moral kejujuran yang ditampilkan oleh tokoh melalui adegan dan dialog.
3. Metode Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi dengan cara menonton film “Epic”. Sebagai sumber data primer yaitu film “Epic” dari VCD. Sebagai sumber skunder untuk melengkapi data tersebut peneliti akan mengambil pendokumentasian dari beberapa buku yang
36
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm.102 Tatang M. Amirin, Menyususn Rencana Penelitian, (Jakarta: Raja Grafika Persada, 1995). Hlm.92-93. 37
29
berkaitan dengan penelitian ini. Langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah : a. Mengidentifikasi film “Epic” yang diamati melalui VCD (video compact disk) b. Mengamati dan memahami film “Epic” sesuai dengan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian lebih spesifik film akan dibagi yang terdiri dari beberapa scene khususnya scene yang mengandung pesan moral kejujuran. c. Setelah scene ditentukan maka selanjutnya scene-scene tersebut akan diklasifikasikan berdasarkan kategori bentuk pesan moral kejujuran. Selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel dan potongan frame dari adegan yang dimaksud. d. Kemudian dari keseluruhan data, dikategorikan sesuai dengan kategorikategori dari pesan moral kejujuran yang sudah ditetapkan Hasil dari kategori ini kemudian dimasukkan ke tabel sebagai berikut: Tabel 1.1 Lembar Kerja Koding 1 ANALISIS PESAN MORAL KEJUJURAN KATEGORI JUJUR DALAM NIAT DAN KEMAUAN Coder 1 Coder 2 SCENE TOTAL 1 2 3 4 1 2 3 4
Total Sumber: Data diolah oleh peneliti
TOTAL
30
Tabel diatas di isi dengan tanda: : Menyatakan ada unsur pesan moral pada score 1-4 - : Menyatakan tidak ada unsur pesan moral pada score 1-4 Protokol Lembar Koding a) Jujur dalam niat dan kemauan Jujur niat dan kemauan adalah ,berniat untuk melakukan segala kegiatan hanya mengharapkan Ridho Allah, dan melakukan segala sesuatu dengan mempertimbangkan kebenaran dan manfaatnya. 1= Berniat untuk melakukan kegiatan yang orang yang dikenal dengan diminta. 2= Berniat untuk melakukan kegiatan yang orang yang dikenal tanpa diminta. 3= Berniat untuk melakukan kegiatan yang orang yang tidak dikenal dengan diminta. 4= Berniat untuk melakukan kegiatan yang orang yang tidak dikenal tanpa diminta. b) Jujur dalam perkataan Berkata sesuai dengan dikurangkan.
kenyataan,
benar dan bermanfaat untuk benar dan bermanfaat untuk benar dan bermanfaat untuk benar dan bermanfaat untuk
tanpa
dilebih-lebihkan
atau
Berkata sesuai dengan kenyataan dengan orang yang dikenal dengan diminta. 2= Berkata sesuai dengan kenyataan dengan orang yang dikenal tanpa diminta. 3= Berkata sesuai dengan kenyataan dengan orang yang tidak dikenal dengan diminta. 4= Berkata sesuai dengan kenyataan dengan orang yang tidak dikenal tanpa diminta.
1
c) Jujur dalam berjanji Senantiasa menepati semua janji-janji yang pernah diucapkan kepada siapapun. 1= 2= 3= 4=
Menepati janji dengan orang yang dikenal dengan diminta. Menepati janji dengan orang yang dikenal tanpa diminta. Menepati janji dengan orang yang tidak dikenal dengan diminta. Menepati janji dengan orang yang tidak dikenal tanpa diminta..
d) Jujur dalam pergaulan
31
Bersikap santun dan tidak sombong ketika berinteraksi dengan orang lain. 1= Bersikap santun dan tidak sombong dengan orang yang dikenal dengan diminta. 2= Bersikap santun dan tidak sombong dengan orang yang dikenal tanpa diminta. 3= Bersikap santun dan tidak sombong dengan orang yang tidak dikenal dengan diminta. 4= Bersikap santun dan tidak sombong dengan orang yang tidak dikenal tanpa diminta. e) Jujur dalam berpenampilan Menampilkan diri dengan bersahaja, apa adanya sesuai dengan kenyataan sebenarnya. 1= Menampilkan diri dengan bersahaja, apa adanya sesuai kenyataan didepan orang yang dikenal dengan diminta. 2= Menampilkan diri dengan bersahaja, apa adanya sesuai kenyataan didepan orang yang dikenal tanpa diminta. 3= Menampilkan diri dengan bersahaja, apa adanya sesuai kenyataan didepan orang yang tidak dikenal dengan diminta. 4= Menampilkan diri dengan bersahaja, apa adanya sesuai kenyataan didepan orang yang tidak dikenal tanpa diminta.
dengan dengan dengan dengan
5. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas a. Uji Validitas Validitas adalah kesahihan pengukuran atau penilaian dalam penelitian. Uji Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk. Validiatas konstruk adalah validitas yang melihat apakah alat ukur disusun atau diturunkan dari suatu kerangka teori
32
tertentu. Alat ukur disebut mempunyai validitas konstruk jikalau alat ukur tidak asal disusun, tetapi diturunkan berdasarkan teori yang telah teruji. 38 Untuk mengetahui unsur-unsur pesan moral kejujuran penulis menggunakan teori dari dan Staub, Baron Byrne, William, Eisenberg, Mussen dan teori dari Brigham. Dari teori tersebut penulis mengambil beberapa unsur/kategori moral kejujuran yang dimunculkan melalui penokohan dalam film Animasi “Epic”. Kategori-kaategori tersebut adalah jujur dalam niat dan kemauan, jujur dalam perkataan, jujur dalam berjanji, jujur dalam pergaulan, dan jujur dalam berpenampilan. Dalam penelitian ini terdapat 2 penguji, yaitu peneliti sebagai coder 1 dan dibantu oleh orang lain yang ditunjuk untuk menjadi pembanding sebagai coder 2. Bahan yang akan diuji ditampilkan dalam bentuk tabel. Coder 1 dan 2 melakukan pengujian dengan memberikan penilaian score 1-4 dari scene yang telah disepakati oleh kedua coder dari masing-masing kategori. Dari Film Animsi “Epic” terdapat total 47 scene, dengan 32 scene yang mengandung pesan moral kejujuran. Diantaranya 6 scene pesan moral kejujuran dalam niat dan kemauan, 15 scene kategori jujur dalam perkataan, 5 scene kategori jujur dalam berjanji, 4 scene kategori jujur dalam pergaulan, dan 3 scene kategori jujur dalam berpenampilan.
38
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologo Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 268.
33
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas didefinisikan sebagai keterandalan alat ukur yang dipakai dalam suatu penelitian. Apakah kita benar-benar dapat mengukur dengan tepat sesuai dengan alat atau instrumen yang dimiliki. Dalam uji reliabilitas kategori, penulis menggunakan sistem koding, dimana peneliti dibantu oleh orang lain yang ditunjuk untuk menjadi pembanding atau hakim guna mengukur ketepatan penilaian penulis terhadap bentuk-bentuk pesan moral kejujuran dalam scene film animasi“Epic”. Sistem ini dirasa penulis paling tepat karena untuk melakukan sebuah analisis dalam scene film, diperlukan pemikiran subjektif, dan untuk menyamakan perspektif subjektif tersebut, diperlukan sebuah pembanding. Dengan hasil pemikiran penulis dibandingkan dengan pemikiran orang lain yang ditunjuk oleh penulis sebagai pembanding atau hakim. Uji ini dikenal dengan uji antar kode yang kemudian hasil pengokodingan dibandingkan dengan rumus Hosti, yaitu:
2M CR = N1+N2 Keterangan: CR : Coeficient Reliability M : Jumlah pernyataan yang disetujui oleh pengkoding (hakim) dan periset N1, N2: Jumlah peryataan yang diberi kode oleh pengkoding (hakim) dan periset
34
Ambang penerimaan yang sering dipakai untuk uji reabilitas kategorisasi adalah 0,75. Jika persetujuan antara pengkoding (periset dan hakim) tidak mencapai 0,75, maka kategorisasi operasional mungkin perlu dirumuskan lebih spesifik lagi. Artinya kategorisasi yang dibuat belum mencapai tingkat keterandalan atau keterpercayaan.39 Penyempurnaan
untuk
memperkuat
relibilitas
yaitu
dengan
menggunakan rumus Formula Scott/ Scoot Pi sebagai berikut : (% observed agreement- % expected agreement) Pi = (1- % expected agreement) Keterangan : Pi Observed agreement
: Nilai keterhandalan : Jumlah yang disetujui oleh pengkode yaitu C.R : Persetujuan yang diharapkan dalam suatu kategorisasi, dinyatakan dalam jumlah hasil pengukuran dari proporsi keseluruhan, yaitu proporsi dari jumlah pesan yang dikuadratkan.
Expected agreement
Berikut ini penulis menyajikan keterangan dari ulasan pada tabel hasil dari 2 koder setelah menyaksikan film “Animsi “Epic”” Rumus Holsti untuk menghitung kesepakatan dari hasil penelitian 2 koder : 2M CR =
= N1 + N2
39
2 (32) 32 + 32
Rahmat Kriyanton. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.hlm. 238.
35
64 = 64 = 1 (100%) Untuk selanjutnya, nilai juga disebut OA (Observed Agreement). Berikut untuk hasil uji dengan menggunakan rumus Scoot Pi untuk mendapatkan nilai keterhandalan, maka dipergunakan hitungan sebagai berikut: Tabel 1.2 Data Uji Formula Scoot (Scoot Pi) Struktur kategori F X Jujur dalam niat dan kemauan Jujur dalam perkataan Jujur dalam berjanji Jujur dalam pergaulan Jujur dalam berpenampilan Jumlah
0 0,00 0,00 20 0,62 0,38 5 0,16 0,02 4 0,12 0,01 3 0,10 0,01 32 EO= 0,42 Sumber: Data diolah oleh peneliti
(% Observed Agreement - % Expected Agreement ) Pi = (1- % Expected Agreement) % OA - % EA Pi = 1- % EA 1 – 0,48 Pi = 0,75 0,58 Pi =
= 0,77 0,75
X2
36
Dengan demikian maka diperoleh nilai keterhandalan untuk pengamatan tersebut adalah 0,77 (77%). Sehingga dapat dikatakan dalam penelitian ini sudah mencapai nilai keterhandalan karena nilai yang didapatkan lebih dari 0,75. 6. Metode Analisis Data Analisis isi digunakan untuk mendefinisiskan deskripsi-deskripsi sederhana dari isi. Data kemudian menggunakan perosedur penggolongan untuk pembuatan kesimpulan kembali dari data (lukisan atau teks) terhadap konteksnya. Kombinasi metode kualitatif (melukiskan kategori) dan kuantitatif (menentukan angka-angka di dalam kategori). Kategori harus diteliti dan terpisah satu sama lain. Analisis is berjalan dalam bentuk “apa” dikatakan, dan dalam bentuk “mengapa”. 40 Untuk mendeskripsikan analisis isi yang positivistik, Noeng Muhajir mengutip pendapat dari Holsti mempertengahkan lima ciri analisis isi. Pertama, teks perlu diproses dengan aturan dan prosedur yang telah dirancang. Kedua, teks diproses secara sistematis, mana yang termasuk dalam suatu kategori, dan mana yang tidak termasuk dalam suatu kategori, dan mana yang tidak termasuk ditetapkan berdasarkan aturan yang sudah ditetapkan. Ketiga, proses menganalisa teks haruslah mengarah ke pemberian sambungan pada teori; ada relevansi teoritiknya. Keempat, proses analisa tersebut
40
Bernad Berelson, Analysis Research, (Chicago Hatner Press: 1952) hlm. 16.
37
mendasarkan pada deskripsi yang dimanifestasikan. Kelima, bagaimanapun “content analysis” haruslah menggunakan teknik-teknik kuantitatif. 41 Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan teknis analisis chi kuadrat (𝑥2 ). Teknis analisis ini digunakan dengan tujuan untuk membuktikan apakah perbedaan frekuensi itu signifikan ataukah hanya terjadi secara kebetulan. Chi kuadrat digunakan untuk meguji probabilitas seperti itu dengan cara mempertentangkan antara frekuansi yang benar-benar terjadi dan frekuansi yanag diharapkan. Dalam penerapannya, setiap pesan moral kejujuran yang terdapat dalam film “Animsi “Epic”” dimasukkan kedalam kategori yang telah ditetapkan. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan chi kuadrat untuk mengetahui perbedaan frekuensi kemunculan dari score setiap kategori tema penelitian itu signifikan atau hanya kebetulan dengan membandingkan 𝑥2 hitung dengan 𝑥2 tabel disajikan dalam tabel. Apabila hasilnya signifikan maka dapat disimpulkan bahwa pesan moral kejujuran kategori tersebut disampaikan dengan kuat dan menonjol oleh tokoh-tokohnya melalui scene dan dialog. I. Sistematika Pembahasan Dalam mempermudah pembahasan ini, penulis akan menguraikan sistematika pembahasannya menjadi empat bab yaitu:
41
Noeng Muhajir, Metode Penelitian Komunikatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin Cetakan ke II, 1990), hlm. 79.
38
Bab I, berisi pendahuluan yang meliputi; penegasan judul. Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metode penenlitian dan terakhr sistematika pembahasan. Bab II, berisi penjelasan tentang film animasi “Epic” yang meliputi; deskripsi film animasi “Epic”, karakter tokoh dalam film animasi “Epic, dan profil pendukung film animasi “Epic”. Bab III, berisi penyajian dan analisis data, di dalamnya mencakup Identifikasi unit analisa, analisis dan penyajian Pesan Moral Kejujuran dalam film animasi “Epic”, kuantifikasi pesan moral kejujuran, dan deskripsi pesan moral kejujuran dalam film animasi “Epic”. Bab IV, berisi penutup sebagai akhir dari penelitian yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dilakukan penulis tentang pesan moral kejujuran melalui penokohan dalam film Animsi “Epic”, diketahui bahwa pesan moral kejujuran disampaikan dalam Film Animsi “Epic” melalui penampilan tokoh-tokoh di setiap adegan dan dialog terdapat sejumlah 32 scene atau 68,08% dari total 47 scene. Hasil menunjukkan bahwa semua pesan kejujuran ditampilkan dengan kurang kuat dan kurang menonjol melalui penokohan dalam Film Animasi “Epic” dengan rincian: Pesan moral kejujuran kategori jujur dalam niat dan kemauan sejumlah 0 scene atau 0% yanga ada didalam Film Animasi “Epic” dalam setiap adegan dan dialog. Pesan moral kejujuran kategori jujur dalam perkataan sejumlah 20 scene atau 62,50% disampaikan kurang kuat dan kurang menonjol melalui tokoh-tokohnya dalam Film Animsi “Epic”. Pesan Moral kejujuran kategori jujur dalam berjanji sejumlah 5 scene atau 15,62% yang terdapat dalam Film Animsi “Epic” juga disampaikan kurang kuat dan kurang menonjol melalui tokoh-tokohnya dalam setiap scene dan dialog.Pesan moral kejujuran kategori jujur dalam pergaulan sejumlah 4 scene atau 12,50% disampaikan dengan kurang kuat dan kurang menonjol melalui tokoh-tokohnya dalam Film Animsi “Epic”.
74
75
Pesan Moral kejujuran kategori jujur dalam berpenampilan sejumlah 3 scene atau 9,38% disampaikan kurang kuat dan kurang menonjol melalui tokoh-tokohnya dalam film Animsi “Epic”. B. Saran Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk pihak yang terkait dalam produksi film Animsi “Epic” dalam memproduksi film dapat memperkuat pesan yang ingin disampaikan melalui tokoh. Hal ini dikarenakan dalam film Animsi “Epic”, dominan pesan moral kejujuran yang ingin disampaikan kurang kuat. 2. Terkait dengan kegiatan dakwah yang dilakukan melalui film, agar dapat mengemas suatu pesan dengan baik, sehingga masyarakat dengan mudah memahami dan mengambil pelajaran positif dari sebuah film. 3. Untuk masyarakat agar dapat dengan bijaksana mengambil pesan dan pelajaran positif yang disampaikan dari sebuah film. C. Penutup
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayahnya sehingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing atas bimbingan dan tuntunannya serta terima kasih kepada semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsis ini dengan baik dan lancar.
76
Dalam menulis skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa yang tertera dalam skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik akan mempunyai arti yang penting dalam penyempurnaan skripsi ini.
77
DAFTAR PUSTAKA
Rujukan dari buku: A’la, Abd, Induk-Induk Akhlaq Terpuji, Yogyakarta: PT. Lukis Pelangi Aksara, 2006. Alex Sobur. Analisis Teks Media suatu Pengantar. Bandung: Rosda Karya, 2003. Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Astuti, Dwi. Teknik Membuat Animasi Profesional Menggunakan Macromedia Flash 8. Yogyakarta : Andi dan SmitDev.Com. 2006 Baksin Askurifai, Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung: Kataris, 2003. Bartens, Kees. Etika, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama Bernad Berelson, Analysis Research, Chicago Hatner Press: 1952. Elvinaro Ardianto dan Lukiata Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004. Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011. Ferdinand De Saussure, (terj). Pengantar Linguistik Umum, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1988. Frans Magnis Seuseno, Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral, Yogyakarta: Kanisius, 1987 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahnya. Semarang: PT Toha Putra, 2005. Hakim, Lukmanul. Cara Ampuh Menguasai Macromedia Flash. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2004. Kusmiati, A, S. Pudjiastuti & P. Suptandar. 1999. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual, Djambatan, Jakarta. Nanang Martono, Metode Penenlitian Kuantitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.
78
Noeng Muhajir, Metode Penelitian Komunikatif, Yogyakarta: Rake Sarasin Cetakan ke II, 1990. Rahmat Kriyanton. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.hlm. 238. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1991. Sutrisno Hadi, Metodologi Riset Jilid I-II, Yogyakarta: andi Offset, 1989. Tatang M. Amirin, Menyususn Rencana Penelitian, Jakarta: Raja Grafika Persada, 1995. Toyib Sah Saputra, 2004, Akidah akhlak, Jakarta, PT Karya Toha Putra. Umar Ismail, Mengupas film, Jakarta: Lebar, 1965. Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik, Bandung:Trasito, 1982. Yunahar Ilyas, Kuliyah Akhlaq, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian Dan Pengalaman Islam, 2001.
Rujukan dari internet: Complete list of 2014 Golden Reel award winners http: //www.latimes.com/ entertainment/envelope/la-et-complete-list-of-2014-golden-reel-awardwinners 20140216,0,7005492.story#ixzz2tZd4np5O".Los Angeles Times. Retrieved 17 February 2014. Diunduh pada 23 Mei 2014 Pukul: 09:47 WIB. Danny Elfman to Score Blue Sky Studios' 'Leafmen'. Film Music Reporter. February 10, 2012. Diakses May 31, 2012, Diunduh pada 23 Mei 2014 Pukul 10.27 WIB. Fleming, Mike (May 31, 2012). "Beyonce, Colin Farrell, Josh Hutcherson, Amanda Seyfried, Steven Tyler Lead Voice Cast For Fox Animated Film 'Epic'". Di unduh 11 februari 2014 pukul 10.01 wib. Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Epic_(film) "Behind The Voice Actors Chris Wedge". Retrieved 2014-04-14 diunduh pada 26 Agustus 2014 jam 15:40
79
Rujukan dari penelitian: Ahmad Agung, Pesan-Pesan Moral Dalam Novel Shalamba Karya Anand Krishna (Ditinjau Dari Perspektif Moralitas Islam) skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2006. Nur Sidik, Penyampaian Pesan Moral Melalui Teknik Sinematografi Dalam Film Kain Bendera, skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: UIN sunan kalijaga, 2011