Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XVI, Nomor2, Oktober 2008
Pertumbuhan, Kandungan Klorofil dan Serat Kasar pada Defoliasi Pertama Alfalfa (Medicago sativa L ) Akibat Pemupukan Mikorisa Sarjana Parman*, S. Harnina ** Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP* Staf Pengajar FPMIPA Biologi UNNES Semarang**
Abstract Research about growth, chlorophyl and fibre content at first defoliation in alfalfa (Medicago sativa L) after giving biofertilizer mycorrhiza have been done.. This research beginning at 15 March 2006 – 15 agustus 2006 in research on biological garden FPMIPA UNNES Semarang, using plastic polybag, and design research of complete randomized design, one treatment that is give of mycorriza with five concentration that is Mo ( without mikorizzsa); M1 ( ½ capcule/plant ; M2 ( 1 capcule/plant), M3 ( of mikorizza 11/2 capcule/plant) and M4 ( 2 capcule/plant). Every treatment repeating 5 times. Chlorophyll content determined to use method Arnon ( 1949 in Hukmani & Tripathy, 1994); Fibre content used by method AOC ( 1970 in Sudarmaji, 1984 data analyzed this research by computer with SPSS-13 program. Result of research show there are high difference of plant , sum of dry weight and of alfalfa at first defoliation. So the chlorophyll content is ( mg/100 gram naterial) is M0 ( 158,94), M1 ( 149,15), M2 ( 202,12), M3 ( 208,69) and M4 ( 196,91) is sigmificant at p=0,007. Contain average fibre of alfalfa do not signifikan ( p=0,067) start from M0 ( 26,42), M1 ( 26,11), M2 ( 29,57), M3 ( 22,55) and M4 ( 23,44). Conclusion from this research that mycorrhiza biofertilizer influence growth, but not have an in with high dry weight and crop of plant crop, and able to improve content of chlorophyll of crop and have an effect on in is not real at improvement of harsh fibre of alfalfa ( M. sativa L). At first defoliasi of crop M. sativa L. Key words : alfalfa, defoliation, mycorrhiza
Abstrak Telah dilakukan penelitian pertumbuhan, kandungan klorofil dan serat kasar pada defoliasi pertama alfalfa ( Medicago sativa L ) akibat pemupukan mikorisa. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 MaretAgusrus 2006 di kebun biologi FPMIPA UNNES Semarang mernggunakan plastik polibag dan disain rancangan acak lengkap, satu perlakuan berupa pemberian mikorisa dengan lima konsentrasi yaitu Mo ( tanpa pemberian mikorisa ); M1 ( ½ kapsul/tanaman); M2 ( 1 kapsul/tanaman ); M3 (1,5 kapsul/tanaman ); M4 ( 2 kapsul/tanaman ), masing-masing perlakuan diulang 5 kali. Kandungan klorofil dianalisis menggunakan merode Arnon ( 1949 dalam Hukmani & Trypathy, 1994 ). Kandungan serat ditentukan mengikuti metode AOC ( 1970 dalam Sudarmadji 1984), Data dianalisis menggunakan komputer dengan program SPSS-13 . Hasil penelitian menunjukkan perbedaan tinggi tanaman dan berat kering alfalfa saat defoliasi pertama. Kandungan klorofil ( mg/100 gr) bahan adalah Mo (158,94), M1 ( 149,15); M2 (202,12) ; M3 (208, 69) dan M4 (196,91) yang signifikan p=0,007; kandungan serat tidk signifikan ( p=0,0760 berturut-turut dari Mo (26,42), M1 (26,42), M2 (29,57); M3 (22,55) dan M4 (23,44). Kesimpulan dari penelitia ini pemberian mikorisa akan mempengaruhi pertumbuhan alfalfa, tetapi tidak berpengaruh pada berat kering, dan tinggi, mampu meningkatkan kandungan klorofil dan kandungan serat alfalfa ( M. Sativa ) pada defoliasi pertama Kata kunci : alfalfa, defoliasi , mikorisa
1
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XVI, Nomor2, Oktober 2008
PENDAHULUAN Tanaman Alfalfa (Medicago sativa
(2001), Alfalfa mengandung sembilan macam
L.) adalah tanaman hutan liar tertua.
flavonoid, apigenin, luteolin glycosides, dan
Tumbuh
di
adenosin. Dalam perkembangannya alfalfa
sebelah
barat
pegunungan daya
mediterenia Alfalfa
yang ditanam pada daerah tropis pada masa
diperkenalkan ke Eropa dari Asia oleh
depan banyak digunakan sebagai bahan dasar
bangsa Persia pada sekitar tahun 490 SM.
pembuatan obat, suplemen makanan dan
Habitat asli alfalfa adalah daerah sub
minuman yang tentunya dikonsumsi baik
tropis. dikembangkan di Amerika Serikat,
langsung maupun tidak oleh karenanya dalam
Jepang, Australia dan Kanada untuk
budidaya
memenuhi kebutuhan hijauan bagi ternak
penggunaan bahan-bahan kimia sintetik, yaitu
sapi, baik sapi perah maupun sapi potong
penggunaan
juga
anorganik.(Anonim-a)
ruminansia
merupakan
lainnya.
rumput
leguminosae,
Asia.
yang
ditandai
Alfalfa
digolongkan
diupayakan
menghindari
pupuk
tanaman
. Menurut Limantara (2004) klorofil
adanya
mudah diserap secara sempurna oleh tubuh
bintil-bintil akar akibat asosiasi dengan
dan dapat berfungsi sebagai pembersih,
bakteri
mampu
pembentuk
sel
secara
membantu
sistim imunitas dan ketahanan
Rhizobium
memfiksasi
dengan
perlu
sehingga
nitrogen
atmosfer
efektif.
darah
merah,
berperan
tubuh dari penyakit serta regenerasi dan Penelitin
rumput
alfalfa
regulator sel – sel tubuh, sebagai penguat dan
(Medicago sativa L.) saat ini sangat
penenang otak. Berkaitan
diperlukan
tersebut klorofil dapat dimanfaatkan
ahli
di
karena hasil penelitian para
mengatasi beberapa jenis penyakit seperti
membuktikan adanya berbagai zat yang
kanker, jantung, asma dan diabetes. Selain itu
terkandung di dalam tanaman tersebut.
juga untuk pengobatan peradangan arthritis,
Kandungan protein tinggi dan kllorofilnya
jerawat dan radang tenggorokan, radang
empat kali tanaman sayur lainnya. Daun
pankreas serta iritasi lambung. Klorofil juga
alfalfa
saponin
dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan
sehingga kandungan protein dan serat yang
mencegah anemia, sehingga orang yang lebih
tinggi sangat cocok digunakan sebagai
banyak mengkonsumsi makanan yang tinggi
hijauan bagi ternak sapi atau ruminansia
klorofilnya akan memiliki kualitas kesehatan
lainnya, bahkan juga baik untuk manusia
yang lebih baik (Yuli, 2004).
2
banyak
negeri
telah
untuk
berhasil
(Layla,
luar
dengan fungsi
mengandung
2005). Menurut Stochmal dkk
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XVI, Nomor2, Oktober 2008
Cendawan mikorisa merupakan
dibiarkan tunas tumbuh dan didefoliasi setelah
salah satu mikrorganisme yang mampu
berumur 40 hari dan selanjutnya dilakukan
berasosiasi dengan sebagian besar tumbuh-
defoliasi setiap 21 hari sekali sampai tanaman
tumbuhan. Infeksi mikorisa sebagian besar
alfalfa berumur 2 – 3 tahun (Anonim-a;
ditemukan pada akar-akar halus tumbuhan
Anonim-b).
(Hyman, 1975).
Penelitian tentang kandungan klorofil,
Salah satu alternatif yang tepat
serat kasar, dan berat kering afalfa yang
melakukan
alfalfa
tumbuh
hayati
mikoriza belum pernah dilakukan. Oleh sebab
dalam adalah
pemupukan
menggunakan
pupuk
di
Indonesia
akibat
pemberian
mikorisa. Hal ini perlu dilakukan karena
itu penelitian ini bertujuan untuk :
mikorisa
dapat
1. Mengetahui pengaruh pemberian mikoriza
produksi
terhadap kualitas alfalfa yang meliputi
terbukti
menyuburkan/meningkatkan
berbagai jenis tanaman pada berbagai
kandungan klorofil,
kondisi tanah. Sehingga pupuk hayati
tanaman alfalfa pada defoliasi pertama
mikorisa sering disebut sebagai penyubur tanaman
yang
ramah
2. Mengetahui kandungan klorofil dan serat
lingkungan.
kasar
(Anonim-c)
pada
defoliasi
pertama
akibat
pemupukan mikorisa
Di negara subtropis
pemanenan
tanaman alfalfa dilakukan dengan secara pemangkasan
dan serat kasar
defoliasi.
Waktu
Penelitian kandungan protein dan abu
alfalfa
dapat
tanaman alfalfa ( Medicago sativa L ) akibat
mencapai 15 kali dalam setahun, dengan
pemupukan mikorisa dilakukan di kebun
perhitungan
percobaan
pemanenan
atau
METODOLOGI
tanaman
bahwa
defoliasi
pertama
adalah 50 hari setelah tebar, kemudian
laboratorium
Jurusan
Biologi
FMIPA UNNES Sekaran Semarang mulai tanggal 15 Maret 2006–15 Agustus 2006.
Gambar-1. Biji Tanaman Alfalfa (Medicago sativa L)
3
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XVI, Nomor2, Oktober 2008
yang berkapasitas ± 5 kg tanah sampai tumbuh dengan baik kira-kira berumur 14 hari dari tanam. Perlakuan pemberian mikorisa sesuai percobaan
dengan
cara
ditaburkan disekitar
tumbuhan yang sudah tumbuh baik. Mikorisa yang digunakan diperoleh dari BALITBU Solok Sumatera Utara yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama biorisa-02. Penyiraman dilakukan pada tanaman apabila Gambar-2. Kapsul Mikorisa (Biorisa-02) yang digunakan dalam penelitian. dari BALITBU Solok Sumut. Disain penelitian
tidak turun hujan dengan air kira-kira sampai tanah di dalam polibag penelitian cukup basah. Penelitian diakhiri
setelah tanaman berumur
digunakan rancangan
45 hari. Pada saat tanaman berumur 45 hari
acak lengkap (RAL ) satu perlakuan yaitu
dilakukan pemanenan dengan cara memotong
pemberian pupuk mikorisa dengan 5 tarap
seluruh bagian tanaman yang berada di atas
dosis pemupukan mikorisa yaitu Mo (tanpa
tanah baik yang berupa daun maupun batang
pemupukan),
0,5
tanaman untuk kemudian dilakukan analisis
1
untuk mengetahui kandungan klorofil dan serat
M1
tablet/polibag),
M2
tablet/polibag),
M3
(mikorisa (mikorisa (mikorisa
tablet/polibag) dan M4 (mikorisa tablet/polibag).
Masing-masing
1,5 2
kasarnya.. B. Analisis klorofil
taraf
Penentuan kadar klorofil
mengikuti
perlakuan terdiri dari 5 ulangan.. Data
metode
yang
Tripathy, 1994) sebagai berikut mula–mula
diperoleh
dari
penelitian
ini
Arnon (1949 dalam Hukmani &
kemudian dianalisis dengan komputer
diambil
dengan bantuan program SPSS- 13. Untuk
yang
mengetahui adanya perbedaan
dipotong kecil-kecil kemudian digerus
antar
1 gram samel daun tanaman alfalfa diambil
dari tempat percobaan dan alam
perlakuan dilanjkutkan dengan uji LSD
mortal porselin sampai seluruh sampel daun
(Least Significan Design) pada taraf
menjadi halus. Daun yang sudah dihaluskan
signifikasi 5%.
tadi kemudian dilarutkan kedalam alkohol 9.5
A. Penanaman
%, kemudian disaring menggunakan saringan
Mula-mula
buchner dan dimasukkan kedalam labu ukur
dipilih biji alfalfa yang
diperoleh dari IAC
(Indonesia Alfata
100 ml. Kemudian
dengan spektrofotometer
Center) Semarang dan dikecambahkan di
Milton Roy Spedtronic–120
dalam plastik polibag berukuran diameter
gelombangya pada panjang gelombang 649 nm
4
diukur panjang
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XVI, Nomor2, Oktober 2008
dan 665 nm. Jumlah klorofil-a (mg/L)
dipanaskan lagi/didihkan selama 30 menit
dihitung dengan menggunakan rumus OD
dengan
665 = 5,76. OD 649; sedang kadar
Saring suspensi melalui kertas saring dan residu
dihitung dengan
yang tertinggal dalam erlenmeyer dicuci dengan
rumus = 25,8. OD 649 – 7,7. OD 665.
akuades mendidih. Residu dalam kertas saring
Kadar klorofil a/b kemudian dikonversikan
dicuci sampai air air cucian tidak bersifat asam
dalam mg/gr daun.
lagi (uji dengan kertas lakmus). Residu
C. Analisis Kandungan serat kasar
kemudian dipindahkan secara kuantitatif dari
klorofil–b = (mg/L)
kadang
kala
digoyang-goyangkan.
Analisis kandungan serat kasar M.
kertas saring ke dalam erlenmeyer kembali
Sativa L dilakukan dengan metode AOC
dengan spatula, dan sisanya dicuci dengan
(1970 dalam Sudarmaji, 1984). Adapun
larutan NaOH mendidih (1,25 gram NaOH.100
mekanismenya sebagai berikut :
ml = 0,313 N Na OH) sebanyak 200 ml sampai
Mula-mula
bahan
dihaluskan
semua
larutan
residu
masuk
ke
dalam
sehingga dapat melalui ayakan diameter 1
erlenmeyer. Kemudian dipanaskan lagi dengan
mm dan campur dengan baik-baik. Kalau
pendingin balik sambil kadang kala digoyang-
bahan tidak dapat dihaluskan sedapat
goyangkan selama 30 menit, dan lakukan
mungkin
dan
penyaringan memakai kertas saring atau Krus
dihaluskan sebaik mungkin. Ditimbang
Gooch yang telah dipijarkan dan diketaui
sebanyak 2 gram bahan kering dan
beratmya, sambil dicuci dengan larutan K2SO4
ekstraksi
10%.
bahan
dihancurkan
lemaknya
dengan
Soxhlet.
Cuci
lagi
residu
dengan
akuadest
Setelah itu bahan dipindahkan ke dalam
mendidih dan kemudian dengan lebih kurang
Erlenmeyer
600 ml. Tambahkan 0,50
15 ml alkohol 95%, dan kemudian dikeringkan
gram asbes yang telah dipijarkan dan 3
kertas saring atau krus dengan isinya pada
tetes
zat anti buih (antifoam agent).
110oC sampai beratnya konstan (1-2 jam).
Kemudian tambahkan 200 ml larutan
Dinginkan dalam desikator dan timbang. Berat
H2SO4
H2SO4
residu yang diperoleh menunjukkan besarnya
pekat/100 ml=0,025 N H2SO4) dan ditutup
kadar berat serat kasar tanaman yang dianalisis.
dengan
5
mendidih
(1,25
pendingiun
gram
balik,
kemudian
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XVI, Nomor2, Oktober 2008
Rerata
HASIL DAN PEMBAHASAN a.
Pemupukan
mikorisa
pertumbuhan
terhadap
tanaman
alfalfa
dan hasil uji Anova pertumbuhan
tanaman
Medicago
kelompok
tiap
sativa variabel
L
dalam
tergantung
ditampilkan pada Tabel 1 dan 2.
(Medicago sativa L)
Tabel 1. Rerata tinggi tanaman (cm), jumlah tunas dan berat kering tanaman (gram) Alfalfa pada defoliasi pertama Kelompok
Perlakuan
Tinggi Tanaman
Rerata Simpangan Baku 57,50 14,76 60,00 6,65 64,40 4,20 63,50 7,59 63,10 7,72
F
Kontrol Perlk-1 Perlk-2 Perlk-3 Perlk-4
Jml. Sampel 5 5 5 5 5
0,519
P 0,723
Jumlah Cabang
Kontrol Perlk-1 Perlk-2 Perlk-3 Perlk-4
5 5 5 5 5
6,30 9,00 6,80 7,20 10,70
8,145
0,00
Berat Kering
Kontrol Perlk-1 Perlk-2 Perlk-3 Perlk-4
5 5 5 5 5
20,32 21,44 20,98 24,68 24,96
1,237
0,327
1,60 1,32 1,85 0,83 1,30 3,06 1,16 6,74 5,91 2,23
Tabel 2. Hasil Uji LSD antar kelompok tinggi tanaman, jumlah tunas dan berat kering tanaman alfalfa pada defoliasi pertama Kelompok Tinggi tanaman
6
Ks
P
Mo Vs M1 Mo Vs M2 Mo Vs M3 Mo Vs M4 M1 Vs M2 M1 Vs M3 M1 Vs M4 M2 Vs M3 M2 Vs M3 M3 Vs M4
Beda Rerata -2,50 -6,90 -6,00 -5,60 -4,40 -3,50 -3,10 0,90 1,30 -0,40
5,63 5,63 5,63 5,63 5,63 5,63 5,63 5,63 5,63 5,63
0,662 0,235 0,300 0,444 0,542 0,589 0,875 0,820 0,820 0,944
Mo Vs M2 Mo Vs M3
-2,70 -0,50
0,90 0,90
0,007 0,586