Modul Studi Kelayakan Bisnis
PERTEMUAN 9 : ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Memahami dan menjelaskan tentang ancaman masuk pendatang baru dan persaingan sesama perusahaan dalam industri. 2. Memahami dan menjelaskan ancaman dari produk pengganti, tawar menawar pembeli dan pemasok serta pengaruh kekuatan stakeholder lainnya.
B. URAIAN MATERI Aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman pada perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis guna studi kelayakan bisnis. Michael E.Porter mengemukakan konsep competitive strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan 5 aspek utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing. Lalu, R.E Freeman sebagaimana dikutip oleh Wheelen merekomendasikan aspek yang keenam untuk melengkapinya. Keenam aspek yang menjadi pokok bahasan tersebut adalah : 1.
ANCAMAN MASUK PENDATANG BARU Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi
bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas. Ada beberapa faktor penghambat pendatang baru masuk kedalam suatu industri yang sering disebut dengan Hambatan Masuk :
Skala Ekonomi. Apabila pendatang baru berproduksi dengan skala kecil, maka mereka akan dipaksa berproduksi pada biaya per unit yang tinggi padahal perusahaan yang ada tengah berupaya pada skala produksi yang terus diperbesar dan proses produksi yang terus menerus diefisienkan sehingga harga per unit barang menjadi lebih rendah.
Diferensiasi Produk. Diferensiasi yang menciptakan hambatan masuk memaksa pendatang baru untuk mengeluarkan biaya dan usaha yang besar untuk merebut para 185
Modul Studi Kelayakan Bisnis
pelanggan yang loyal kepada perusahaan utama. Usaha besar itu misalnya adalah dengan iklan yang gencar dan pelayanan yang baik. Pada tahap awal, usaha-usaha ini membutuhkan biaya yang besar dan bahkan mendatangkan kerugian. Sering kali kondisi ini berjalan cukup lama.
Kecukupan Modal. Jenis industri yang memerlukan modal besar merupakan hambatan yang besar bagi pemain baru, terutama pada jenis industri yang memerlukan biaya yang besar untuk riset dan pengembangan serta eksplorasi.
Biaya Peralihan. Hambatan masuk akan tercipta dengan adanya biaya peralihan pemasok, yaitu biaya yang harus dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok lainnya. Biaya peralihan ini dapat berupa biaya pelatihan kembali karyawan, biaya pelengkap yang baru, dan desain ulang produk. Pada akhirnya, biaya-biaya ini akan ditanggung oleh konsumennya. Apabila biaya peralihan yang diperlukan cukup besar, pesaing baru harus memberikan penawaran yang jauh lebih menarik terutama soal harga.
Akses Kesaluran Distribusi. Jalur distribusi sangat menentukan penyebaran produk. Perusahaan yang mempunyai jalur distribusi yang luas dan bekerja secara baik akan sangat menghambat masuknya produk baru kedalam pasar. Pendatang baru mungkin sulit memasuki saluran yang ada dan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk membangun saluran sendiri.
Ketidakunggulan Biaya Independen. Keunggulan biaya yang dipunyai oleh perusahaan yang sudah ada sulit ditiru oleh pendatang baru. Keunggulan itu mungkin timbul dari teknologi yang telah dipatenkan perusahaan, konsensi bahan baku, atau subsudi pemerintah.
Peraturan Pemerintah. Pemerintah biasanya menerbitkan sejumlah aturan yang mengatur bidang-bidang tertentu seperti yang selalu diterbitkan oleh pemerintah
186
Modul Studi Kelayakan Bisnis
Indonesia, misalnya lewat Daftra Investasi Negatif (DIN). Peraturan pemerintah dapat menimbulkan hambatan masuk bagi pendatang baru.
2.
PERSAINGAN SESAMA PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI Persaingan dalam industri sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan.
Dalam situasi persaingan yang oligopoli, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Persaingan pasar yang sempurna biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk dalam hal harga produk. Menurut Porter, tingkat persaingan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
Jumlah Kompetitor. Jumlah kompetitor atau pesaing sudah tentu akan mempengaruhi tingkat persaingan. Kompetitor hendaknya dilihat dari beberapa sisi, seperti jumlah, ukuran, dan kekuatannya.
Tingkat Pertumbuhan Industri. Pertumbuhan industri yang besar biasanya menyediakan sejumlah peluang bagi perusahaan untuk tumbuh bersama industrinya. Pertumbuhan industri yang lambat sebaiknya tidak direspon dengan ekspansi pasar kecuali peusahaan mampu mengambil pangsa pasar pesaing. Kondisi ini dapat menimbulkan trend penurunan harga atau terjadinya perang harga.
Karakteristik Produk. Produk hendaknya tidak hanya sekedar menyediakan kebutuhan dasar akan tetapi hendaknya memiliki suatu pembedaan (differentiation) atau nilai tambah.
Biaya Tetap ysng Besar. Pada jenis industri yang mempunyai total biaya tetap yang besar, perusahaan hendaknya beroperasi pada skala ekonomi yang tinggi. Akibatnya, perusahaan kadang kala terpaksa menjual produk dibawah biaya produksi.
Kapasitas. Kapasitas selalu berkorelasi dengan biaya produk per unit. Produksi pada kapasitas yang tinggi diperlukan untuk menjaga efisiensi biaya per unit. Penambahan fasilitas produksi dapat dilakukan apabila perusahaan telah mampu berproduksi pada tingkat maksimal.
Hambatan Keluar. Hambatan keluar memaksa perusahaan untuk tidak keluar dari imdustri. Hambatan ini dapat berupa aset-aset khusus ataupun kesetiaan manajemen pada bisnis tersebut. Contohnya adalah idealisme dalam bisnis. Dalam kondisi
187
Modul Studi Kelayakan Bisnis
demikian, perusahaan biasanya akan berusaha bertahan dan menghindari kerugian yang besar sambil menunggu waktu yang tepat untuk keluar.
3.
ANCAMAN DARI PRODUK PENGGANTI Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri bersaing pula dengan produk
pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang substitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk substitusi adalah kuat bilamana konsumen dihadapkan pada sedikitnya switching cost dan jika produk substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi daripada produk-produk suatu industri.
4.
KEKUATAN TAWAR MENAWAR PEMBELI (BUYERS) Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga, meningkatkan
mutu dan pelayanan serta mengadu perusahaan dengan kompetitor melalui kekuatan yang mereka miliki. Beberapa kondisi yang mungkin dihadapi perusahaan antara lain adalah: Pembeli membeli dalam jumlah yang besar. Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan. Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok. Switching cost pemasok adalah kecil. Produk yang dibeli perusahaan mempunyai andil presentase yang besar bagi biaya produksi pembeli, sehingga pembeli akan menawarkan insentif kepada pegawainya yang mampu menyediakan produk yang sama dengan harga yang lebih murah. Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah sehingga sensitif terhadap harga dan diferensiasi servis. Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga pembeli dengan mudah mencari substitusinya.
5.
KEKUATAN TAWAR MENAWAR PEMASOK (SUPPLIERS)
188
Modul Studi Kelayakan Bisnis
Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikan harga atau megurangi kualitas produk atau servis. Pemasok akan kuat apabila beberapa kondisi berikut terpenuhi: Jumlah pemasok sedikit. Produk/pelayanan yang ada adalah unik dan mampu menciptakan switching cost yang besar. Tidak tersedia produk substitusi. Pemasok mampu melakukan integrasi kedepan dan mengolah produk yang dihasilkan menjadi produk yang sama yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan hanya membeli dalam jumlah yang kecil dari pemasok.
6.
PENGARUH KEKUATAN STAKEHOLDER LAINNYA Kekutan keenam yang ditambahkan oleh Freeman yang dikutip Wheelen adalah berupa
kekuatan diluar perusahaan yang mempunyai pengaruh dan kepentingan secara langsung kepada perusahaan. Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain, dan oemegang saham. Pengaruh dari masing-masing stakeholder adalah bervariasi di antara industri yang satu dengan yang lain.
7.
IMPLIKASI PADA SKB
Hasil studi aspek persaingan hendaknya memberikan informasi perihal: a. Bagaimana situasi dan kondisi ancaman masuk bagi pendatang baru. Jika rencana bisnis yang sedang dikaji kelayakanya merupakan pendatang baru, perlu diketahui kekuatankelemahan untuk masuk ke industrinya. b. Bagaimana situasi persaingan sesama perusahaan didalam industrinya. Hal ini perlu diketahui dalam rangka menyusun kekuatan untuk dapat masuk ke industrinya, seperti pada nomor satu diatas. c. Ancaman dari produk pengganti. Jika rencana bisnis akan menghasilkan produk pengganti bagi produk-produk yang sudah beredar, perkirakan bagaimana ia dapat mengancam produk-produk tersebut. Jika rencana bisnis akan mengahasilkan produk-
189
Modul Studi Kelayakan Bisnis
produk sejenis yang sudah beredar, perkirakan bagaimana ia masih dapat mengisi pangsa pasarnya? d. Kekuatan tawar menawar pembeli (buyers). Pembeli-pembeli tertentu perlu dicari tahu kekuatannya dalam rangka mempengaruhi harga produk. Para buyers ini dapat mempengaruhi seluruh perusahaan dalam industrinya, termasuk perusahaan yang sedang dilakukan uji kelayakan bisnisnya ini. e. Kekuatan tawar menawar pemasok (suppliers). Para pemasok untuk bahan baku, misalnya memiliki tawar menawar dalam rangka mempengaruhi ketersediaan bahan baku. Oleh sebab itu, harga bahan baku dapat pula dipengaruhinya. Oleh karena itu, informasi tentang kekuatan tawar menawar pemasok penting diketahui, baik bagi perusahaan yang ada maupun bagi perusahaan yang sedang dilakukan uji kelayakan bisnisnya ini. f. Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya. Bagaimana pengaruh stakeholder lainnya dalam menentukan bisnis, paling tidak pada perusahaan yang sedang dilakukan uji kelayakan bisnisnya ini, hendaknya perlu pula diketahui. Hasil Analisis Hasil analisis terhadap elemen-elemen persaingan bisnis diatas akan berguna sebagai masukan dalam menganalisis kelayakan bisnis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kini, aspek persaingan mulai dianggap penting dalam kajian kelayakan bisnis.
C. LATIHAN SOAL/TUGAS Hendaknya situasi dan kondisi persaingan bisnis dalam industri yang digeluti dikaji untuk mengetahui apakah masih menguntungkan untuk turut berbisnis, atau situasinya sudah demikian berat sehingga diputuskan untuk mengundurkan diri saja. Salah satu hasil kajian untuk lingkungan persaingan terhadap industri perbankan di Indonesia yang dilakukan beberapa tahun yang lalu, sebagai contoh dapat dilihat pada akhir bab ini, yaitu pada Eksibit-8.
EKSIBIT-8 Peta Lingkungan Persaingan Industri (Kasus : Perbankan Nasional)
190
Modul Studi Kelayakan Bisnis
Kasus ini tidak menyertakan data apa saja yang dibutuhkan serta bagaimana perhitungan detail dari proses pemerataan lingkungan persaingan industri perbankan nasional beberapa tahun lalu. Tetapi kiranya, walaupun hanya menampilkan hasil akhir, pembaca bisa mendapatkan cukup informasi mengenai apa saja yang perlu dihasilkan dari analisis lingkungan industri dengan menggunakan model persaingan dari Porter. Dengan mengacu pada konsep Porter ini, kiranya pembaca dapat berpikir dengan cara terbalik. Setelah melihat output atau hasil analisis ini, anda dapat mengkaji bagaimana proses dan input yang dibutuhkan. Informasi dari hasil penelitian ini memperlihatkan bagaimana kondisi kuat-lemah dari dimensi lingkungan yang terjadi. Untuk selanjutnya pembaca dapat melakukan kajian persaingan industri perbankan nasional dengan menggunakan data yang paling baru (terkini), sehingga dapat diketahui kondisi kekuatan dan kelemahan dari tiap dimensinya. Ringkasan Penelitian Dimensi lingkungan industri perbankan
Hasil analisis
1.
Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Kuat
2.
Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Kuat
3.
Ancaman Produk atau Jasa pengganti
Kuat
4.
Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
Lemah
5.
Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
Kuat
Hasil Analisis Tiap Dimensi Lingkungan Industri Perbankan 1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru Faktor yang Dinilai a. Hambatan masuk Skala Ekonomi
Nilai Lemah Lemah
Diferensiasi Produk
Kuat
Kecukupan Modal
Lemah
Biaya Peralihan
Lemah
Akses ke Saluran Distribusi
Lemah
Ketidakunggulan Biaya Independen Peraturan Pemerintah
Kuat Lemah 191
Modul Studi Kelayakan Bisnis
b. Tindakan Penolakan yang Diperkirakan
Lemah
c. Harga Penghalang Masuk
Lemah
d. Sifat Hambatan Masuk e. Pengalaman dan Skala sebagai Hambatan Masuk
2.
Kuat Lemah
Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri Ringkasan hasil evaluasi terhadap komponen persaingan perbankan sbb : Faktor yang Dinilai 1) Jumlah kompetitor
Lemah
2) Tingkat pertumbuhan industri
Lemah
3) Karakteristik produk atau jasa
Kuat
4) Biaya tetap yang besar
Lemah
5) Kapasitas
Lemah
6) Besar hambatan keluar
3.
Nilai
Kuat
Ancaman Produk atau Jasa Pengganti Tekanan produk pengganti di industri perbankan adalah besar. Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan harga pagu (ceiling price) yang dapat diberikan oleh bank dalam industri. Persoalan produk pengganti harus dihadapi oleh industri secara kolektif karena produk tersebut mempunyai kecendrungan memiliki harga dan prestasi yang lebih baik, serta dihasilkan oleh industri yang profit margin-nya lebih baik dari pada industri yang ada.
4.
Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Ringkasan hasil evaluasi terhadap komponen kekuatan Tawar-Menawar Pembeli (dalam hal ini nasabah) adalah : Faktor yang Dinilai
Nilai
a. Kelompok Nasabah
Lemah
b. Produk Industri Perbankan
Lemah
c. Diferensiasi Produk
Lemah 192
Modul Studi Kelayakan Bisnis
5.
d. Biaya Pengalihan
Lemah
e. Laba Nasabah
Lemah
f. Ancaman Integrasi Balik
Kuat
g. Kualitas Produk
Kuat
h. Informasi Nasabah
Kuat
Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Ringkasan hasil evaluasi terhadap komponen persaingan perbankan sbb : Faktor yang Dinilai
Nilai
a. Pemasok Terpencar
Lemah
b. Produk Substitusi
Lemah
c. Pelanggan Penting
Kuat
d. Masukan yang Penting
Kuat
e. Diferensiasi Pemasok
Kuat
f. Integrasi Maju g. Pemerintah
Lemah Kuat
Catatan : 1. Faktor-faktor yang dinilai untuk tiap dimensi dapat ditentukan dengan memakai metode Delphi, analisis faktor, dan lain-lain. 2. Nilai dari tiap-tiap faktor (kuat-lemah) merupakan hasil perhitungan melalui data primer maupun sekunder.
D. DAFTAR PUSTAKA Buku 1. Hussen Umar “ Studi Kelayakan Bisnis” Jakarta PT Gramedia Utama, November 2009, cetakan kesepuluh. 2. Fuad Husnan dan Sumarsono “ Studi Kelayakan Bisnis”Jogyakarta UPP AMP YKPN 2010. 3. Suswanto Sutojo “Studi Kelayakan Bisnis” jakarta PT Pustaka Binawan Presindo 1999 4. Behrwans dan PM Hawrank “ manual For The Preparation of Indonesia Feasibility Student”Viena United Nation 2011. 193
Modul Studi Kelayakan Bisnis
5. 6.
Dr. Kasmir,S.E.,M.M dan Jakfar, S.E.,M.M “Studi Kelayakan Bisnis” Jakarta Kencana Prenada Media Group, April 2013, cetakan kesembilan edisi revisi Sri Handaru Yuliati,”Studi Kelayakan Bisnis” Tangerang Selatan, Universitas Terbuka, edisi kedua cetakan pertama.
PERTEMUAN KE-10 : ASPEK YURIDIS
A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai aspek hukum dan legalitas serta bentuk-bentuk badan hukum. Adapun tujuan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu : 1. Memahami dan mengetahui bentuk-bentuk badan usaha yang sesuai dengan bisnis/usaha/proyek. 2. Mahasiswa mengetahui proses perizinan, syarat-syarat dan ketentuan hukum serta peraturan pemerintah yang berkaitan dengan usaha/bisnis/proyek.
B. URAIAN MATERI Untuk mengetahui apakah suatu rencana bisnis diyakini layak dari sisi yuridis dapat dipelajari dari berbagai sisi. Bab ini akan memaparkan secukupnya kajian aspek yuridis dari berbagai sisi pendekatan ini. Selanjutnya, pada bagian terakhir akan dipaparkan beberapa materi peraturan-peraturan yang berlaku berkaitan dengan bisnis agar pembaca dapat mengkaji lebih dalam sesuai dengan rencana bisnis yang akan dilaknsanakan.
1. SIAPA PELAKSANA BISNIS Untuk menganalisis siapa pelaksana bisnis, pembahasannya dibagi dua macam. Yang pertama adalah badan usahanya dan yang kedua adalah orang-orang atau individu-individu yang terlibat sebagai decision makers. Hal ini penting agar bisnis berjalan dalam koridor peraturan-peraturan yang berlaku.
a. Bentuk Badan Usaha
194