PERKEMBANGAN SPASIAL PERMUKIMAN DI KAWASAN TUMBUH CEPAT STUDI KASUS DESA UMBULMARTANI, KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN SLEMAN Jarwa Prasetya Sih Handoko Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia (UII) Kampus UII Terpadu Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta, email:
[email protected]
Abstract: The village Umbulmartani, Jalan Kaliurang KM 14, District Ngemplak, Sleman as one of the fast growing area in Sleman which are spatially growth. The higher the density of the building from time to time, there are demands that the dilai this area still leaves laha for catching rainwater for the preservation ligkungan. It also appears the phenomenon of a shift in activity or community activities in the area of agriculture to non-agricultural fields. This research receipts Rasioalistik Qualitative research approach, using theoretical basis Yag used to direct the study. Qualitative research methods were used in this study is a historical research methods. Yag theory presented Rapoport (1969) regarding the factors that determine the architectural embodiment of settlements into the main theory in this study. Purpose of this study was to determine and explain what kind of trend in the spatial development of settlements in the region is growing rapidly with case studies Umbulmartani Village, Jalan Kaliurang KM 14, District Ngemplak, Sleman. Keywords: Development, Spatial Settlement, Fast Growing Regions Abstrak: Desa Umbulmartani, Jalan kaliurang KM 14, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman sebagai salah satu kawasan tumbuh cepat di Kabupaten Sleman yang secara spasial mengalami pertumbuhan. Kepadatan bangunannya semakin tinggi dari waktu ke waktu, dilai pihak ada tuntutan agar kawasan ini masih menyisakan laha guna penangkapan air hujan demi kelestarian ligkungan. Selain itu juga muncul adanya fenomena pergeseran aktivitas atau kegiatan masyarakat pada kawasan ini dari bidang pertanian ke bidang non pertanian. Penelitian ini meggunakan pendekatan penelitian Rasioalistik Kualitatif, dengan menggunakan landasan teori yag digunakan untuk mengarahkan penelitian. Metode penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian historis. Teori yag disampaikan Rapoport(1969) mengenai faktor yang menentukan perwujudan arsitektur permukiman menjadi teori utama dalam penelitian ini. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan seperti apa kecederungan perkembangan spasial permukiman di kawasan tumbuh cepat dengan studi kasus Desa Umbulmartani, Jalan kaliurang KM 14, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Kata Kunci : Perkembangan, Spasial Permukiman, Kawasan Tumbuh Cepat
PENDAHULUAN
mengakibatkan sebagian kecamatan-kecamatan
Yogyakarta
juga
mengalami
di Kabupaten Sleman bersentuhan secara
perkembangan kota atau pemekaran kota.
langsung dengan kegiatan Kota Yogyakarta
Perkembangan kota Yogyakarta sebagai kota
lambat laun yang semula bersuasana pedesaan
pendidikan juga membawa pengaruh pada
akan
perkembangan
fenomena tersebut kabupaten sleman harus
bidang
perumahan
dan
berubah
menjadi
menerima
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan
yogyakarta
dan Permukiman di Daerah (RP4D) Kabupaten
mengakibatkan derasnya arus migrasi masuk ke
Sleman, 2000 ). Karakteristik kependudukan di
kabupaten
Kabupaten Sleman tidak lepas dari pengaruh
konsekuensi
perkembangan
semakin bertambah dari tahun ke tahun.
Yogyakarta
yang
dan
penduduk
Akibat
permukiman di Kabupaten Sleman (Rencana
Kota
limpahan
perkotaan.
daerah
Sleman.
Hal
penduduk
dari
sekitarnya
ini
kota yang
mengandung
kabupaten
Perkembangan Spasial Permukiman Di Kawasan Tumbuh Cepat Studi Kasus Desa Umbulmartani ... – Jarwa Prasetya Sih H.
Sleman
Berdasarkan RP4D Kabupaten Sleman di
di daerah ini dapat dimengerti karena di daerah
Kabupaten Sleman, laju pertumbuhan penduduk
ini merupakan tempat kegiatan yang layak,
dalam lima tahun mengalami peningkatan. Rata-
diantaranya kegiatan pendidikan, perdagangan
rata laju pertumbuhan penduduk selama periode
dan jasa sehingga disana dibutuhkan tempat
1997-2000
untuk
adalah
Kecamatan
sebesar
Ngemplak
1,24
persen.
khususnya
Desa
tempat tinggal masyarakat. Sebagai
akibatnya, secara alamiah kawasan ini yang
Umbulmartani merupakan salah satu daerah di
termasuk
kabupaten
spasial
Kecamatan Ngemplak menjadi padat, baik
mengalami pertumbuhan. Tingkat pertumbuhan
padat penduduk maupun bangunannya (RP4D
penduduk ini membawa konsekuensi pada
Kabupaten Sleman, 2000).
Sleman
yang
secara
peningkatan kepadatan penduduk secara
langsung
akan
sehingga
berpengaruh
pada
pembangunan permukiman dan perumahan. Disamping
perkembangan
wilayah
Desa
Desa
Umbulmartani
Umbulmartani
Kecamatan
Ngemplak merupakan salah satu kawasan di Kabupaten Sleman yang ditetapkan sebagai
penduduk
kawasan
perkotaan
Kabupaten
Sleman.
secara alami, terdapat migrasi masuk yang
Kawasan
Perkotaan
Kabupaten
Sleman
terjadi, mengingat kawasan tersebut merupakan
merupakan kawasan tumbuh cepat. Kawasan
kawasan luapan warga luar ( kota/ propinsi )
tersebut merupakan area pengembangan Kota
yang ingin sekolah atau pindah menetap di
Yogyakarta yang selalu berkembang. Kawasan
tempat ini. Kecamatan Ngemplak merupakan
ini
salah satu kecamatan di Kabupaten sleman
pedesaan akan berubah menjadi perkotaan (
yang memiliki tingkat kepadatan rumah yang
Monografi Desa Umbulmartani, 2007,
mengalami
Kabupaten Sleman, 2000 ), sehingga kawasan
peningkatan
dalam
lima
tahun
terakhir. (RP4D Kabupaten Sleman, 2000)
lambat
laun
yang
semula
bersuasana
RP4D
ini perlu prioritas. Kepadatan bangunannya
Kecamatan Ngemplak khususnya Desa
semakin tinggi dari waktu ke waktu, di lain pihak
Umbulmartani merupakan salah satu kecamatan
ada
perkotaan di Kabupaten Sleman yang dianggap
menyisakan lahan guna penangkapan air hujan
mengalami kelebihan kebutuhan rumah akibat
demi kelestarian lingkungan.
terjadinya
peningkatan
Kecamatan
Ngemplak
Umbulmartani.
(RP4D
jumlah
rumah
khususnya Kabupaten
tuntutan
agar
kawasan
ini
masih
di
Bertambahnya penghuni kota, menurut
Desa
Bintarto (1983), baik berasal dari pertambahan
Sleman,
penghuni kota maupun dari arus penduduk yang masuk
dari
luar
kota
mengakibatkan
Bertambahnya jumlah penduduk tersebut
bertambahnya hunian. Pertambahan hunian ini
pada daerah ini selain diakibatkan pertumbuhan
akan mengakibatkan perubahan fungsi lahan
alami juga akibat faktor migrasi masuk yang
dari ruang terbuka maupun persawahan dan
tinggi. Pertambahan penduduk yang sedemikian
perkebunan menjadi hunian atau fasilitas lain.
menuntut
konsekuensi
kebutuhan
akan
Desa
Umbulmartani
Kecamatan
perumahan dan permukiman terutama bagi
Ngemplak merupakan salah satu wilayah pusat
kaum migran (menetap maupun sementara).
pendidikan,
Kebutuhan akan rumah mengalami peningkatan
Kabupaten
JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor . Volume 1 – Januari
perdagangan Sleman
, hal: –
dan
dan
jasa
termasuk
di
wilayah
Anglomerasi
Kota
Kabupaten
Yogyakarta.
Sleman,
Umbulmartani dicanangkan
2000
:
III-2).
Kecamatan sebagai
(RP4D Desa
Ngemplak
salah
satu
mengenai perkembangan spasial permukiman di
kawasan
permukiman kawasan
tumbuh
cepat.
Satuan
Tujuan
yang
ingin
dicapai
dalam
Kawasan Pengembangan (SKP) Kabupaten
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
Sleman, dengan karakteristik daerah resapan
menjelaskan
air, pertanian lahan kering, pendidikan tinggi
perkembangan spasial permukiman di kawasan
dan perumahan dengan unggulan dan basis
tumbuh cepat ini.
pertanian
dan
pendidikan
tinggi.
Kecamatan
Ngemplak
mengalami peningkatan perkembangan terlihat mulai tahun 1990 sampai dengan saat ini. Perkembangan dan perubahan suatu kota juga dapat dilihat pada perubahan struktur budaya masyarakatnya,
yaitu
dengan
terjadinya
perubahan dari struktur agraris ke struktur yang non agraris. Atau dengan kata lain, dari kegiatan yang primer ke sekunder. Berubahnya mata pencaharian agraris ke bentuk lain, serta
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
urban merupakan akibat dari proses urbanisasi yang dialami oleh sebuah kota. (Bintarto, 1977) Kawasan tumbuh cepat yang dimaksud dalam penelitian ini, sebagai studi kasus yakni meliputi wilayah Desa Umbulmartani, Jalan Km.14,
Kabupaten
Sleman.
Kecamatan Terjadinya
Ngemplak, fenomena
pertambahan jumlah penduduk yang menghuni kawasan ini (RP4D Kabupaten Sleman, 2000 ) akan
memiliki
pengaruh
untuk
permukiman masyarakat di kawasan ini. Selain itu juga muncul adanya fenomena pergeseran aktivitas
atau
kegiatan
masyarakat
pada
kawasan ini dari bidang pertanian ke bidang non pertanian
(Monografi
Desa
Umbulmartani).
Fenomena ini menarik untuk diteliti, yakni
mengarahkan
Muhadjir
Kualitatif,
dengan
(1993)
penelitian.
penelitian
Menurut
Rasionalistik
Kualitatif bertolak dari landasan teori yang dibangun
dari
pemaknaan
hasil
penelitian
terdahulu dan teori yang dikenal atau buah pikiran para pakar yang telah dikonstruksikan menjadi sesuatu yang mengandung problematik yang perlu diteliti lebih lanjut. Rapoport adanya
(1969)
faktor-faktor
telah yang
menjelaskan mempengaruhi
perwujudan (fisik) arsitektur rumah (bangunan) dalam sebuah permukiman, yaitu faktor sosiokultural, ekonomi, dan religi sebagai faktor penentu perwujudan arsitektur tersebut. Teori yang disampaikan oleh Rapoport mengenai faktor yang menentukan perwujudan arsitektur permukiman tersebut diatas menjadi teori besar (Grand Theory ) dalam penelitian ini. Metode
terhadap
perkembangan jumlah rumah terbangun pada
Rasionalistik
menggunakan landasan teori yang digunakan
berubahnya perilaku manusia rural menjadi
Kaliurang
kecenderungan
METODE PENELITIAN
Monografi Desa Umbulmartani, Permukiman Umbulmartani
apa
(RP4D
Kabupaten Sleman, 2000). Berdasarkan data
Desa
seperti
penelitian
kualitatif
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian historis. Penelitian historis (historical research) adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
merekontruksi kondisi masa lampau
secara objektif, sistematis dan akurat. Hasil penelitian biasanya berupa narasi deskriptif (narrative description) atau analisis terhadap
Perkembangan Spasial Permukiman Di Kawasan Tumbuh Cepat Studi Kasus Desa Umbulmartani ... – Jarwa Prasetya Sih H.
peristiwa –peristiwa yang muncul pada rentang
Hammond (1979)
waktu lama atau cukup lama di masa lampau.
permukiman tersebut, beserta pola persebaran
Penelitian
permukiman
ini
menggunakan
pendekatan
meliputi fungsi dan lokasi
atau
kecenderungan
pola
rasionalistik kualitatif, sehingga perlu adanya
permukiman dalam ruang. Spasial permukiman
landasan teori sebagai titik tolak, ide dasar
dapat ditinjau secara 2 dimensi dan 3 dimensi.
penelitian. Dari tinjauan pustaka yang dilakukan
Perkembangan
spasial
permukiman
pada penelitian ini diperoleh landasan teori
merupakan perihal berkembangnya sesuatu
sebgai berikut :
yang berkaitan dengan tempat dan runag yang
Perwujudan permukiman sebagai bentuk
terjadi pada lingkungan permukiman, rumah
fisik dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor
tinggal, bentuk bangunan yang terbentuk karena
sosio-kultural, religi dan ekonomi sebagai faktor
ada faktor yang berkembang di linkungan
penentu perwujudan fisik (spasial) permukiman.
masyarakat. Sapasial ini tidak hanya berkaita
Hal ini disampaikan oleh Rapoport (1969). Teori
dengan ruang secara fisik tetapi terkait pula
yang disampaikan Rapoport mengenai faktor
dengan aktivitas masyarakat.
yang
menentukan
arsitektur
Dari beberapa teori diatas dapat diperoleh
permukiman tersebut diatas menjadi teori besar
parameter dan variable penelitian ini, yakni
(Grand
ini.
perkembangan spasial permukiman meliputi
menjelaskan
perkembangan elemen-elemen atau wujud fisik
bahwa unsur (faktor) sosiokultural yang paling
spasial permukiman yang dapat dilihat dari
dekat dengan aransemen lingkungan terbangun
elemen fungsi dan lokasi permukiman tersebut,
adalah aktivitas. Maka perwujudan fisik spasial
beserta
permukiman
(kecenderungan
Theory)
Selanjutnya
Rapoport
perwujudan
dalam
penelitian
(1977)
berhubungan
dengan
aktivitas
pola
persebaran pola
permukiman
permukiman)
dalam
masyarakat. permukiman merupakan kelompok
ruang. Selanjutnya
satuan kediaman manusia pada suatu wilayah
wujud
berupa bangunan rumah tinggal dan segala
perkembangan aktivitas social kemasyarakatan,
fasilitas
aktivitas
yang
diperlukan
untuk
menunjang
kehidupan penghuninya. Sedangkan spasial
fisik
yang berhubungan degan
(spasial)
ekonomi
permukiman
(mata
meliputi
pencaharian)
dan
aktivitas religi ( adat keagamaan).
permukiman adalah sesuatu yang berkaitan dengan tempat dan ruang yang terjadi pada
HASIL DAN ANALISIS
lingkungan permukiman yang terbentuk karena
Desa Umbulmartani yang menjadi wilayah
ada faktor yang berkembang di lingkungan
studi merupakan salah satu desa yang berada
masyarakat.
di wilayah Kecamatan Ngemplak, Kabupaten
Sedangkan mengenai perwujudan fisik (spasial)
arsitektur
permukiman
menurut
Daerah Tingkat II Sleman di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor . Volume 1 – Januari
, hal: –
Gambar . Spot Pegamatan Sumber : Observasi lapangan, 2008
Pada Gambar 2 terlihat sample untuk kelompok spot fungsi perumahan (blok fungsi Gambar . Lokus Penelitian dan Spot Pengamatan Sumber : Observasi lapangan, 2008
perumahan) yakni spot pengamatan 2, 3, 6, 7, dan 8 dan sample untuk spot fungsi campuran (ruas jalan) yakni spot pengamatan 1, 4, 5 dan
Pada
kawasan
ini
selain
adanya
perkembangan penduduk secara alami, ternyata migrasi masuk banyak terjadi. Setelah dilakukan observasi awal di kawasan ini, maka diperoleh 9 (sembilan) spot pengamatan sebagai sample purposif dalam penelitian ini. Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa 9 spot pengamatan tersebut mewakili keseluruhan blok permukiman dan ruas jalan kawasan ini. Spot pengamatan tersebut
dikelompokan
menjadi
2
(dua)
kelompok berdasarkan fungsi, yakni kelompok spot fungsi perumahan (blok fungsi perumahan) dan spot fungsi campuran (ruas jalan).
9. Pemilihan lokasi spot pengamatan pada penelitian ini
berdasarkan pertimbangan baik
dari segi pola permukiman yang ada, fungsi bangunan pada masing-masing spot sample pengamatan dan pertimbangan lokasi spot terhadap kepadatan
keseluruhan bangunan,
kawasan, ketersediaan
tingkat data
(recollective evidence) yang diperlukan dalam proses pengumpulan data lapangan. Pada daerah (ruas) fungsi campuran terdapat kecenderungan : Membentuk
pola
permukiman
mengelompok dan menyebar tidak merata.
Perkembangan Spasial Permukiman Di Kawasan Tumbuh Cepat Studi Kasus Desa Umbulmartani ... – Jarwa Prasetya Sih H.
Bangunan mayoritas masih merupakan
kemudian
berkembang
jalan
juga
bangunan 1 lantai.
digunakan sebagai tempat interaksi sosial.
Pada awalnya mayoritas aktivitas mata Gambar 3 memperlihatkan kecenderu
pencaharian masyarakat adalah petani, kemudian berkembang menjadi beragam dan
terdapat
kecenderungan
aktivitas
penyedia jasa non pemondokan sebagai
kawasan ini secara keseluruhan kawasan. Berdasarkan temuan penelitian yang ada dapat diketahui bahwa kecenderungan perkembangan
mayoritas. Pada awalnya mayoritas merupakan fungsi hunian
ngan perkembangan spasial permukiman di
(tunggal)
kemudian
terdapat
kecenderungan mayoritas menjadi fungsi
spasial permukiman kedua kelompok (blok perumahan berkaitan
maupun dengan
ruas
letak
jalan)
tersebut,
terhadap
institusi
kampus perguruan tinggi.
ganda.
Berdasarkan temuan penelitian dapat
Pada awalnya open space jalan hanya digunakan sebagai akses dan halaman sebagai tempat untuk interaksi sosial, kemudian
berkembang
jalan
juga
digunakan sebagai tempat interaksi sosial.
dianalisa
mengenai
perkembangan masyarakat
keterkaitan
aktivitas dan
mata
antara
pencaharian
perkembangan
spasial
permukiman di kawasan ini. Dari tabel tersebut menunjukan perkembangan aktivitas ekonomi
Sedangkan pada daerah (blok) fungsi perumahan terdapat kecenderungan : Membentuk
pola
terjadi seiring dengan perkembangan spasial yang terjadi di kawasan ini. Sedangkan pada
permukiman
kurun
waktu
yang
sama
tidak
terjadi
mengelompok dan menyebar tidak merata.
perkembangan aktivitas sosial kemasyarakatan
Bangunan mayoritas masih merupakan
dan aktivitas adat keagamaan masyarakat.
bangunan
Secara
1
lantai
dan
pada
daerah
keseluruhan
aktivitas
sosial
tertentu mulai berkembang bangunan 2
kemasyarakatan
dan
adat
lantai.
masyarakat
tahun
1990
Pada awalnya mayoritas aktivitas mata
dilaksanakan
pencaharian masyarakat adalah petani,
kelompok aktivitas yang ada, hanya aktivitas
kemudian berkembang menjadi beragam
ekonomi (mata pencaharian) yang mengalami
dan terdapat kecenderungan aktivitas mata
perkembangan
pencaharian penyedia jasa pemondokan
perumahan maupun ruas jalan fungsi campuran.
sebagai mayoritas.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas
Pada awalnya mayoritas merupakan fungsi
masyarakat yang berkaitan dan mempengaruhi
hunian
terdapat
perkembangan spasial yang terjadi di kawasan
kecenderungan mayoritas menjadi fungsi
ini adalah aktivitas yang berkaitan dengan
ganda.
ekonomi (mata pencaharian) penduduk. Hal ini
Pada awalnya open space jalan hanya
ditunjukan antara lain kegiatan masyarakat yang
digunakan sebagai akses dan halaman
mendukung
sebagai tempat untuk interaksi sosial,
ekonomi, menyebabkan masyarakat merubah
(tunggal)
kemudian
JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor . Volume 1 – Januari
dari
hingga
baik
kegiatan
, hal: –
saat
ini.
pada
keagamaan masih
tetap
Dari
ketiga
blok
perdagangan
fungsi
dan
fungsi ruang dan atau bangunannya sebagai
masyarakatnya.
tempat tinggal dan tempat usaha sekaligus. Hal
pencaharian (ekonomi) masyarakat. Hal ini
ini menunjukan komersialisasi ruang/ bangunan
sesuai dengan teori yang disampaikan oleh
tempat tinggal masyarakat.
Rapoport (1990), bahwa tujuan diciptakan dan
Selanjutnya
berdasarkan
temuan
Khususnya
aktivitas
mata
dibentuknya lingkungan terbangun oleh manusia
penelitian dianalisa mengenai keterkaitan antara
adalah
perkembangan
mendukung pola hidup dan sistem aktivitas
masyarakat
aktivitas
dan
terbentuk.
mata
pola
pencaharian
permukiman
Perkembangan
yang
aktivitas
untuk
mewadahi
aktivitas
dan
penghuninya.
mata
pencaharian dan pola permukiman kawasan ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel . Perkembangan aktivitas mata pencaharian dan pola permukiman Kurun Waktu Tahun -1990 sd Tahun 2008
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan pola permukiman menyebar tidak merata terbentuk pada daerah yang mayoritas
masyarakatnya
memiliki
aktivitas
mata pencaharian petani, peternak, pegawai, buruh dan penyedia jasa pondokan. Sedangkan kecenderungan pola permukiman mengelompok terbentuk
pada
masyarakatnya
daerah
yang
memiliki
mayoritas
aktivitas
mata
Sumber : Hasil Penelitian
Selanjutnya
berdasarkan
temuan
pencaharian penyedia jasa pemondokan dan
penelitian ini juga dapat dianalisa mengenai
non
kecenderungan
pemondokan.
permukiman
Kecenderungan
menyebar
tidak
pola merata
keterkaitan
perkembangan
fungsi bangunan antara penduduk setempat dan
dimungkinkan terjadi pada daerah yang semakin
penduduk
jauh dari institusi perguruan tinggi, berdasarkan
ditemukan bahwa untuk daerah blok fungsi
kondisi daerah ini merupakan daerah yang
perumahan maupun ruas jalan pada seluruh
mayoritas
kawasan ini terdapat kecenderungan bangunan
rumah
bangunan
tinggal.
masyarakat
merupakan
Sedangkan
mayoritas
pemondokan,
aktivitas
berupa
sehingga
bangunan
usaha
pendatang. Dari hasil penelitian
usaha
penduduk setempat berkembang dari fungsi
jasa
hunian menjadi fungsi ganda (hunian dan
kecenderungan
usaha)
sedangkan
bangunan
penduduk
membentuk pola permukiman tidak teratur dan
pendatang berkembang dari fungsi hunian
tidak rapat antar bangunan terjadi di daerah ini.
menjadi fungsi usaha, dengan tanpa fungsi
Maka
hunian. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
dapat
aktivitas masyarakat
disimpulkan
mata
bahwa
pencaharian
menentukan
sebaran (ekonomi)
terbentuknya
pola
permukiman di kawasan ini. Pada blok
perumahan maupun ruas
bahwa
permukiman
masyarakat
setempat
cenderung terjadi penambahan fungsi tunggal menjadi fungsi ganda dengan diikuti dengan fungsi awal. Sedangkan pada permukiman
(fungsi) campuran terdapat keterkaitan antara
masyarakat
lingkungan yang terbangun dengan aktivitas
cenderung terjadi peralihan fungsi dari fungsi
pendatang
di
kawasan
Perkembangan Spasial Permukiman Di Kawasan Tumbuh Cepat Studi Kasus Desa Umbulmartani ... – Jarwa Prasetya Sih H.
ini
hunian
menjadi
fungsi
usaha
(komersial)
dengan kecenderungan tanpa fungsi awal. Selanjutnya penelitian
ini
keterkaitan
berdasarkan
dapat
antara
dianalisa
temuan
Tabel . Perkembangan Aktivitas Mata Pencaharian Masyarakat Kurun Waktu Tahun -1990 sd Tahun Spot
Tahun
mengenai
perkembangan
Petani/
Non petani
Peternak
jumlah Campuran
-
bangunan dan jumlah penduduk dengan lokasi
-
permukiman terhadap institusi perguruan tinggi.
-
Dari Tabel 2 dibawah dapat dilihat bahwa
-
besarnya prosentase rata-rata pertambahan
-
bangunan terbesar pada spot sample 5 dan 6
-
yang berlokasi dekat dengan institusi kampus
-
perguruan tinggi yang ada di kawasan ini.
-
Sedangkan daerah disekitarnya memiliki
-
prosentase lebih rendah. Hal ini juga terjadi
-
pada prosentase perkembangan penduduk di
-
kawasan ini. Sehingga dapat ditarik sebuah
-
kesimpulan mengenai hal ini bahwa terdapat
Aktivitas Mata Pencaharian
Perumahan
-
kecenderungan semakin mendekati institusi
-
perguruan tinggi semakin besar prosentase
-
pertambahan bangunan yang terjadi.
-
Tabel . Pertambahan Bangunan kurun waktu tahun 1990 sd tahun 2008
-
Sumber : Hasil Penelitian
Pada tabel 3 dan Gambar 3 dapat dilihat bahwa pada semua spot sample baik untuk Sumber : Hasil Penelitian
Mengenai kecenderungan perkembangan aktivitas mata pencaharian masyarakat disajikan pada Tabel 3 dibawah
daerah blok perumahan maupun ruas jalan, terjadi pergeseran aktivitas mata pencaharian penduduk dari mayoritas petani (peternak ) menjadi mayoritas penduduk beraktivitas non
JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor . Volume 1 – Januari
, hal: –
petani (pertanian). Pada blok fungsi perumahan
perkembangan
dan
(ekonomi) masyarakat; (2) Sebaran aktivitas
ruas
fungsi
campuran,
kecenderungan
berkurangnya
aktivitas
pencaharian
mata
terdapat prosentase
pencaharian
mata
pencaharian
(ekonomi)
masyarakat
dan
menentukan kecenderungan terbentuknya pola
mata
permukiman; (3) Terdapat dua pola permukiman
pencaharian penyedia jasa baik pemondokan
yang terbentuk di kawasan ini yakni pola
maupun non pemondokan.
mengelompok dan pola menyebar tidak merata
meningkatnya
prosentase
petani
mata
aktivitas
aktivitas
Pada permukiman masyarakat setempat cenderung terjadi penambahan fungsi tunggal menjadi fungsi ganda dengan diikuti dengan fungsi awal. Sedangkan pada permukiman masyarakat pendatang di kawasan ini terjadi peralihan fungsi dari fungsi hunian menjadi fungsi
usaha
(komersial)
dengan
kecenderungan tanpa fungsi awal
Semakin
mendekati institusi perguruan tinggi semakin besar prosentase bangunan yang terjadi. Dari perkembangan aktivitas masyarakat disimpulkan: (1) Aktivitas masyarakat yang mengalami
perkembangan
di
kawasan
ini
adalah aktivitas masyarakat yang berkaitan dengan
mata
pencaharian
(ekonomi
masyarakat,
sedangkan
aktivitas
keagamaan
masyarakat
tidak
perkembangan
)
adat terjadi
Pada kawasan ini terjadi
kecenderungan pergeseran dari aktivitas mata pencaharian masyarakat dari sektor pertanian Gambar . Kecenderungan Perkembangan Spasial Permukiman
ke sektor penyedia jasa. Sedangkan dari hubungan perkembangan
KESIMPULAN Dari hasil analisa data lapangan yang
spasial permukiman dengan perkembangan
diperoleh pada bab sebelumnya, dapat diambil
aktivitas disimpulkan: (1) Kecenderungan pola
kesimpulan
kecenderungan
permukiman mengelompok pada daerah blok
perkembangan spasial permukiman di kawasan
fungsi perumahan terbentuk pada daerah blok
tumbuh cepat. Pada Perkembangan Spasial
yang
Permukiman
Cepat
masyarakatnya beraktivitas mayoritas sebagai
disimpulkan: (1) Kecenderungan perkembangan
peyedia jasa pemondokan; (2) Kecenderungan
spasial
pola permukiman menyebar tidak merata pada
mengenai
di
Kawasan
permukiman
lebih
Tumbuh
ditentukan
oleh
mayoritas
berfungsi
ganda
Perkembangan Spasial Permukiman Di Kawasan Tumbuh Cepat Studi Kasus Desa Umbulmartani ... – Jarwa Prasetya Sih H.
dan
daerah blok fungsi perumahan terbentuk pada daerah blok yang mayoritas berfungsi hunian dan
masyarakatnya
beraktivitas
mayoritas
sebagai petani, peternak, pegawai dan buruh.
Bintarto, 1983. Interaksi Desa Kota , Penerbit Ghalia Indonesia. Hammond, Charles Whyne, 1979. Element of Human Geography, London, McDonald and Evans Ltd.
Dari rumusan kesimpulan yang diperoleh diatas
dapat dirumuskan saran:
penelitian sebagai
ini
hendaknya
acuan
dapat
dalam
Hasil
Muhadjir, Noeng, 1993. Metode Peneliitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta.
digunakan menentukan
Rapoport, A, 1969. House Form and Culture, Prentice-Hall.Inc, New York.
kebijaksanaan di kawasan tumbuh cepat di masa mendatang, sehingga pertumbuhan dan perkembangan kawasan tumbuh cepat dapat lebih terencana; (2) Dari hasil penelitian ini dapat
dilanjutkan
dengan
meneliti
perkembangan spasial yang terjadi di kawasan tumbuh lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Bintarto R, 1977. Pola Kota Dan Permasalahan Komprehensif: Pengantar Dan Penjelasan , Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
Rapoport, A, 1977. Human Aspects Of Urban Form : Toward A Man Environment Approach To Urban Form And Design, Pergamon Press, Oxford. Rapoport, Amos, 1990. Systems Of Activities And System Of Settings, dalam Domestic Architecture And The Use Of Space ( Kent, ed.). Cambridge University Press, Cambridge, England, 9Anonim, 2000. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D) Kabupaten Sleman.
JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor . Volume 1 – Januari
, hal: –