No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,55 PERSEN
Pada bulan Januari 2011, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat sebesar 83,82 persen untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P); 108,94 persen untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H); 97,51 persen untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr); 96,21 persen untuk Subsektor Peternakan (NTP-Pt); dan 110,73 persen untuk Subsektor Perikanan (NTN).
Apabila dibandingkan dengan bulan Desember 2010 maka dua subsektor mengalami penurunan, sementara tiga subsektor lainnya mengalami kenaikan. Subsektor Peternakan (NTP-Pt) tercatat turun sebesar -1,08 persen sedangkan subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) turun sebesar -0,45 persen. Kenaikan NTP tertinggi terjadi pada subsektor Hortikultura (NTP-H) sebesar 0,31 persen, disusul kemudian subsektor Perikanan (NTN) sebesar 0,22 persen dan subsektor Perkebunan Rakyat (NTPPr) sebesar 0,09 persen.
Bulan Januari 2011 NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-gabungan) sebesar 97,55 persen, turun sebesar -0,09 persen dibandingkan NTP bulan Desember lalu yang mencapai 97,63 persen. Pada tingkat nasional NTP bulan Januari tercatat sebesar 103,01 persen, naik sebesar 0,25 persen dibandingkan NTP bulan sebelumnya sebesar 102,75 persen.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan petani dari waktu ke waktu. NTP di atas angka 100 dapat diartikan bahwa petani mengalami surplus (pendapatan melebihi pengeluaran), NTP sama dengan 100 berarti petani mengalami apa yang disebut dengan break even (pendapatan sama dengan pengeluaran) dan NTP di bawah 100 berarti petani mengalami defisit (pengeluaran melebihi pendapatan). Secara sederhana angka NTP diperoleh dari hasil perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Indeks harga yang diterima petani merupakan indikator kesejahteraan petani dari sisi pendapatan, sedangkan indeks harga yang dibayar petani menggambarkan tingkat kebutuhan petani yang terdiri dari kebutuhan pokok (konsumsi) dan kebutuhan untuk biaya produksi pertanian.
Berita Resmi Statistik No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011
1
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di sepuluh kabupaten di Sulawesi Tengah pada Januari 2011, diperoleh hasil bahwa Nilai Tukar Petani bulan Januari 2011 mengalami penurunan dibandingkan Nilai Tukar Petani bulan sebelumnya, penurunan tersebut tercatat sebesar -0,09 persen dari 97,63 persen pada bulan Desember 2010 menjadi 97,55 persen pada bulan Januari 2011. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Gabungan Provinsi Sulawesi Tengah, Januari 2011 (2007=100)
Bulan Desember
Januari
Persentase Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Indeks Diterima Petani
128.37
129.86
1.16
2. Indeks Dibayar Petani
131.48
133.12
1.25
135.63
137.65
1.49
2.1.1. Bahan Makanan
144.46
147.71
2.25
2.1.2. Makanan Jadi
126.46
126.57
0.08
2.1.3. Perumahan
133.78
135.21
1.07
2.1.4. Sandang
129.16
130.80
1.27
2.1.5. Kesehatan
112.91
113.12
0.19
2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan
117.32
117.42
0.09
124.39
124.81
0.34
119.03
119.50
0.39
2.2.1. Bibit
133.81
134.54
0.55
2.2.2. Obat-Obatan dan Pupuk
110.07
110.43
0.33
2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan
115.68
115.76
0.07
2.2.4. Transportasi
111.65
111.69
0.04
2.2.5. Penambahan Barang Modal
114.90
115.67
0.68
2.2.6. Upah Buruh Tani
126.10
126.76
0.53
97.63
97.55
-0.09
Rincian (1)
2.1. Konsumsi Rumah Tangga
Olah Raga 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM)
Lainnya
3. Nilai Tukar Petani
Pada tabel 1 di atas terlihat bahwa penurunan NTP tersebut disebabkan oleh kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib) lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks yang diterima petani (It). Kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 1,25 persen terutama disumbangkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga yang cukup tinggi sebesar 1,49 persen, sementara indeks yang diterima petani (It) hanya mengalami kenaikan indeks sebesar 1,16 persen. Namun walaupun NTP Gabungan mengalami penurunan, apabila dilihat pada masing-masing subsektor maka tiga dari lima subsektor justru mengalami kenaikan. Subsektor Hortikultura naik sebesar 0,31%, Subsektor Perikanan naik sebesar 0,22% dan Subsektor Perkebunan naik sebesar 0,09%. Sedangkan Subsektor Tanaman Pangan dan Peternakan turun masing-masing sebesar -0,45% dan -1,08% (Tabel 2).
Berita Resmi Statistik No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011
2
Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi Sulawesi Tengah per Subsektor, Januari 2011 (2007=100)
Bulan Desember
Januari
Persentase Perubahan
(2)
(3)
(4)
a. Indeks yang Diterima (It)
113.96
114.98
0.90
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
135.34
137.17
1.36
c. Nilai Tukar Petani (NTP-P)
84.20
83.82
-0.45
a. Indeks yang Diterima (It)
144.29
146.54
1.56
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
132.87
134.52
1.24
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H)
108.60
108.94
0.31
a. Indeks yang Diterima (It)
128.66
130.47
1.41
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
132.07
133.81
1.31
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr)
97.42
97.51
0.09
a. Indeks yang Diterima (It)
125.42
125.54
0.10
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
128.95
130.48
1.19
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt)
97.26
96.21
-1.08
a. Indeks yang Diterima (It)
138.87
140.59
1.24
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
125.69
126.97
1.02
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
110.49
110.73
0.22
Subsektor (1) 1. Tanaman Pangan
2. Hortikultura
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
4. Peternakan
5. Perikanan
A.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Pergerakan angka indeks yang diterima petani (It) bulan Januari 2011 menunjukkan keseluruhan subsektor mengalami kenaikan angka indeks yang cukup tinggi. Kenaikan angka indeks tertinggi dicapai oleh Subsektor Hortikultura yang mengalami kenaikan It sebesar 1,56 persen, selanjutnya berturut-turut yaitu Subsektor Perkebunan Rakyat (sebesar 1,41 persen), Subsektor Perikanan (sebesar 1,24 persen), Subsektor Tanaman Pangan (sebesar 0,90 persen) dan yang terakhir Subsektor Peternakan (sebesar 0,10 persen). Kenaikan angka indeks seluruh subsektor yang diterima petani (It) dipicu oleh naiknya harga produsen sejumlah komoditas hasil pertanian seperti kol/kubis, bawang merah, cabe rawit, sawi, terung panjang, jeruk, kacang panjang, biji jambu mete, cengkeh, coklat biji, lada, kelapa belum dikupas, ikan kembung, layang, kerapu, tongkol, bambangan, baronang, kacang tanah, ketela rambat, jagung pipilan, telur dan sapi potong.
Berita Resmi Statistik No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011
3
B.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Pergerakan angka indeks yang dibayar petani pada bulan Januari 2011 menunjukkan adanya kenaikan angka indeks yang cukup tinggi di atas 1 persen terjadi pada seluruh subsektor pertanian. Subsektor Tanaman Pangan tercatat mengalami kenaikan angka indeks tertinggi sebesar 1,36 persen, selanjutnya berturut-turut Subsektor Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,31 persen, Subsektor Hortikultura naik sebesar 1,24 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 1,19 persen dan Subsektor Perikanan naik sebesar 1,02 persen. Kenaikan indeks utamanya disebabkan naiknya beberapa komoditas konsumsi rumah tangga seperti cabe hijau, cabe merah, bandeng, jagung, cakalang, cabe rawit, kacang panjang, minyak kelapa, kentang, wortel, kacang hijau, minyak goreng, produk tekstil, makanan jadi, emas perhiasan, dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
C.
NTP Subsektor
C.1.
Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)
Pada bulan Januari 2011, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebesar -0,45 persen. Penurunan NTP subsektor ini lebih disebabkan karena naiknya indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 1,36 persen mendorong angka indeks ke level 137,17 yang melebihi angka indeks yang diterima petani (It) yang berada di level 114,98. Harga produsen beberapa komoditas pertanian tanaman pangan palawija yang mengalami kenaikan diantaranya adalah jagung pipilan/pocelan, ketela rambat dan kacang tanah. Sedangkan beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang mengalami kenaikan harga diantaranya seperti cabe hijau, cabe merah, bandeng, jagung, cakalang, cabe rawit, kacang panjang, minyak kelapa, kentang, wortel, kacang hijau, minyak goreng, produk tekstil, makanan jadi, emas perhiasan, dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya. Penurunan angka NTP subsektor ini sampai ke angka 83,82 semakin menambah defisit petani subsektor tanaman pangan di Sulawesi Tengah.
C.2.
Subsektor Hortikultura (NTP-H)
Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura pada bulan ini mengalami kenaikan angka tertinggi dibandingkan subsektor lainnya yaitu sebesar 0,31 persen sehingga berada di level 108,94. Kenaikan ini disebabkan karena indeks yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 1,56 persen ke level 146,54, sementara indeks yang dibayar petani (Ib) berada di level 134,52. Harga produsen beberapa komoditas yang mengalami kenaikan diantaranya kol/kubis, bawang merah, cabe rawit, sawi, terung panjang, jeruk dan kacang panjang. Sedangkan komoditas konsumsi rumah tangga yang turut mengalami kenaikan harga diantaranya seperti cabe hijau, cabe merah, bandeng, jagung, cabe rawit, kacang panjang, minyak kelapa, wortel, kacang hijau, minyak goreng, produk tekstil, makanan jadi, emas perhiasan, dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya. Kondisi petani subsektor ini masih lebih baik dibandingkan petani di subsektor lainnya dengan angka NTP di atas angka 100.
Berita Resmi Statistik No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011
4
Tabel 3 Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya, Januari 2011 (2007=100)
Bulan
Kelompok dan Sub kelompok -1
Persentase
Desember
Januari
Perubahan
-2
-3
-4
113.96
114.98
0.90
1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani - Padi
100.62
100.62
0.00
- Palawija
164.36
169.25
2.98
135.34
137.17
1.36
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
137.36
139.51
1.57
- Indeks BPPBM
127.58
128.21
0.49
144.29
146.54
1.56
- Sayur-sayuran
146.75
150.97
2.88
- Buah-buahan
140.79
140.23
-0.40
132.87
134.52
1.24
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
135.84
137.78
1.43
- Indeks BPPBM
119.22
119.56
0.29
128.66
130.47
1.41
128.66
130.47
1.41
132.07
133.81
1.31
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
135.65
137.67
1.49
- Indeks BPPBM
117.02
117.55
0.45
125.42
125.54
0.10
- Ternak Besar
122.54
122.94
0.33
- Ternak Kecil
127.93
127.93
0.00
- Unggas
135.03
134.28
-0.55
- Hasil Ternak
113.63
114.09
0.40
128.95
130.48
1.19
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
134.91
137.11
1.64
- Indeks BPPBM
117.13
117.33
0.17
138.87
140.59
1.24
- Penangkapan
149.92
152.40
1.65
- Budidaya
109.2
108.88
-0.30
125.69
126.97
1.02
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
133.54
135.35
1.36
- Indeks BPPBM
111.73
112.06
0.30
b. Indeks Dibayar Petani
2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks Dibayar Petani
4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
Berita Resmi Statistik No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011
5
C.3.
Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat bulan Januari 2011 juga mengalami kenaikan angka sebesar 0,09 persen sehingga menjadi 97,51. Naiknya NTP subsektor ini disebabkan karena kenaikan indeks yang diterima petani (It) sebesar 1,41 persen ke level 130,47 masih lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 1,31 persen. Kenaikan NTP subsektor ini masih belum dapat meningkatkan kesejahteraan petani karena sampai dengan bulan ini NTP Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) masih berada di bawah 100 (defisit). Beberapa komoditas perkebunan rakyat yang mengalami kenaikan harga diantaranya seperti biji jambu mete, cengkeh, coklat, lada dan kelapa belum dikupas.
C.4.
Subsektor Peternakan (NTP-Pt)
Nilai tukar petani Subsektor Peternakan hingga bulan Januari 2011 masih tetap berada di bawah angka 100, hal tersebut memberi gambaran bahwa kondisi peternak di Sulawesi Tengah relatif belum mencapai kesejahteraan. Pergerakan NTP Subsektor Peternakan bulan Januari 2011 justru menunjukan penurunan yang paling tajam dibandingkan dengan subsektor lainnya. Besarnya penurunan NTP tersebut utamanya disebabkan karena melonjaknya harga kebutuhan konsumsi rumah tangga yang naik sebesar 1,64 persen, sementara kenaikan indeks yang diterima petani (It) hanya mencapai 0,10 persen. Beberapa komoditas peternakan yang mengalami kenaikan harga diantaranya seperti telur ayam dan sapi potong.
C.5.
Subsektor Perikanan (NTN)
NTP subsektor perikanan pada bulan ini tercatat sebesar 110,73 atau mengalami kenaikan sebesar 0,22 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Naiknya harga komoditas perikanan seperti ikan kembung, layang, kerapu, tongkol, ikan merah dan baronang mendorong kenaikan angka indeks yang diterima petani (It) sebesar 1,24 persen hingga ke level 140,59. Indeks yang dibayar petani (Ib) juga tercatat naik sebesar 1,02 persen dibandingkan bulan sebelumnya hingga ke level 126,97, hal ini disebabkan turut naiknya beberapa komoditi konsumsi rumah tangga, termasuk juga ongkos biaya produksi dan pembentukan barang modal subsektor perikanan. Secara umum, subsektor perikanan di Sulawesi Tengah sudah lebih baik kesejahteraannya dibandingkan dengan subsektor lainnya yang masih mengalami defisit dalam usaha pertaniannya.
Berita Resmi Statistik No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011
6