BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 07/02/76/Th. XI, 1 Februari 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2017 NTP SULAWESI BARAT 106,58
Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Januari 2017 sebesar 106,58; turun 1,03 persen dibandingkan NTP Desember 2016 yang sebesar 107,70. Selain itu, NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 101,61; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 105,59; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 112,77; Subsektor Peternakan (NTP-T) 103,88; dan Subsektor Perikanan (NTN) 100,87. NTP Subsektor Perikanan terbentuk dari gabungan perikanan tangkap dan budidaya perikanan yang memiliki NTP masing-masing sebesar 104,71 dan 94,14.
Hasil pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya inflasi perdesaan di Sulawesi Barat pada Januari 2017 sebesar 0,61 persen, yang secara umum dipicu oleh meningkatnya indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,82 persen, indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,54 persen, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,58 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,32 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,19 persen, indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,26 persen, dan indeks harga kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 0,32 persen.
Inflasi di daerah perdesaan terjadi di seluruh provinsi di Indonesia, tertinggi di Kalimantan Barat sebesar 1,45 persen dan terendah di Sumatera Barat sebesar 0,26 persen. Sulawesi Barat menempati urutan ke-23 dari 33 provinsi yang mengalami inflasi perdesaan.
Untuk skala nasional, NTP bulan Januari 2017 sebesar 100,91; turun sebesar 0,56 persen dibandingkan bulan Desember 2016, dan mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,79 persen.
Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan,
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 07/02/76/Th. XI, 1 Februari 2017
1
serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Sulawesi Barat Menurut Subsektor Desember 2016 – Januari 2017 serta Perubahannya (2012=100) Subsektor (1) Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Gabungan tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 1. Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTPP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Padi - Palawija c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTPH) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
2
Desember 2016
Januari 2017
(2)
(3)
Persentase Perubahan (4)
107,70 130,01 120,72 123,98 109,41
106,58 129,42 121,43 124,75 109,90
-1,03 -0,45 0,58 0,61 0,44
108,00 130,42 120,76 123,94 109,35
106,87 129,79 121,45 124,68 109,85
-1,05 -0,48 0,58 0,60 0,46
100,94 122,33 121,77 123,78 121,19 123,36 109,94
101,61 123,84 122,73 126,69 121,87 124,13 110,17
0,66 1,23 0,79 2,35 0,56 0,62 0,20
107,25 129,13 131,73 128,74 128,00 120,40 122,63 108,98
105,59 128,01 133,67 127,16 124,81 121,23 123,51 109,55
-1,56 -0,87 1,48 -1,23 -2,49 0,69 0,72 0,52
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 07/02/76/Th. XI, 1 Februari 2017
Subsektor
Desember 2016
Januari 2017
Persentase Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
115,00 140,61 140,61 122,27 124,99 109,56
112,77 138,66 138,66 122,95 125,69 110,17
-1,94 -1,39 -1,39 0,56 0,56 0,56
104,74 123,77 120,23 137,67 111,45 130,03 118,16 123,97 108,69
103,88 123,39 119,50 137,83 111,00 129,88 118,79 124,63 109,26
-0,83 -0,30 -0,61 0,11 -0,40 -0,12 0,53 0,53 0,53
101,41 121,70 120,02 124,80 110,73
100,87 121,90 120,85 126,00 110,86
-0,52 0,17 0,69 0,96 0,12
105,03 126,55 126,55 120,49 124,73 112,85
104,71 127,01 127,01 121,29 125,92 112,94
-0,30 0,37 0,37 0,67 0,96 0,08
95,05 113,30 113,30 119,20 124,93 107,05
94,14 113,05 113,05 120,08 126,14 107,26
-0,96 -0,22 -0,22 0,74 0,96 0,20
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTPR) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 4. Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTPT) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5. Perikanan a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5.1. Perikanan Tangkap a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan(It) - Penangkapan c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5.2. Perikanan Budidaya a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) - Budidaya c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
Hasil pemantauan harga produsen berbagai komoditi barang dan jasa di daerah perdesaan menunjukkan bahwa NTP Sulawesi Barat Januari 2017 sebesar 106,58 atau turun sebesar 1,03 persen dibandingkan dengan NTP Desember 2016 yang sebesar 107,70. Hal ini disebabkan perubahan indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,45 persen sedangkan indeks yang dibayar petani meningkat sebesar 0,58 persen. Berarti secara umum kenaikan harga komoditi hasil pertanian dari bulan sebelumnya lebih lambat dibandingkan dengan kenaikan harga barang-barang keperluan konsumsi dan produksi. Akibatnya, perbandingan antara indeks harga yang diterima dengan indeks harga yang dibayar petani cenderung lebih rendah. Apabila diamati NTP menurut subsektor bulan Januari 2017, dibandingkan dengan NTP subsektor yang sama bulan sebelumnya, subsektor hortikultura turun sebesar 1,56 persen, subsektor tanaman
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 07/02/76/Th. XI, 1 Februari 2017
3
perkebunan rakyat turun 1,94 persen, subsektor peternakan turun sebesar 0,83 persen, dan subsektor perikanan turun sebesar 0,52 persen. Sementara itu, hanya subsektor tanaman pangan yang mengalami peningkatan, yaitu sebesar 0,66 persen. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) menggambarkan perkembangan harga beragam komoditi pertanian yang dihasilkan petani. Januari 2017, indeks harga yang diterima petani (It) gabungan dari lima subsektor adalah sebesar 129,42 atau turun sebesar 0,45 persen dibandingkan dengan indeks harga yang sama pada Desember 2016 sebesar 130,01. Perubahan negatif It terjadi pada tiga subsektor, yaitu subsektor hortikultura turun sebesar 0,87 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 1,39 persen, dan subsektor peternakan turun sebesar 0,30 persen. Sementara itu, It subsektor tanaman pangan meningkat sebesar 1,22 persen dan It subsektor perikanan meningkat sebesar 0,17 persen. Grafik 1 Perkembangan NTP Sulawesi Barat (2012 =100), Februari 2016 – Januari 2017
125.00
120.00
115.00
110.00
105.00
100.00
95.00 Feb '16
Mar '16
NTP Gab
Apr '16
Mei '16
Juni '16
NTP-P
Juli '16
NTP-H
Agt 16
Sept 16
NTP-R
Okt 16
Nov '16
NTP-T
Des '16
Jan '17
NTNP
2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat diamati fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar penduduk Sulawesi Barat, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk proses produksi hasil pertanian. Pada bulan Januari 2017, indeks harga yang dibayar petani (Ib) gabungan lima subsektor sebesar 121,43, meningkat sebesar 0,58 persen bila dibandingkan Ib Desember 2016 yang sebesar 120,72. Perubahan positif Ib terjadi pada semua subsektor, dimana subsektor tanaman pangan meningkat sebesar 0,56 persen, subsektor hortikultura meningkat sebesar 0,69 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat meningkat sebesar 0,56 persen, subsektor peternakan meningkat sebesar 0,53 persen, dan subsektor perikanan meningkat sebesar 0,69 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 07/02/76/Th. XI, 1 Februari 2017
3. NTP Menurut Subsektor Mengamati NTP menurut subsektor, terlihat bahwa NTP semua subsektor lebih besar dari 100. NTP Januari 2017 tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 112,77 sedangkan yang terendah adalah subsektor perikanan dengan NTP sebesar 100,87. a) Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada bulan Januari 2017, indeks harga yang diterima petani sebesar 123,84 atau meningkat sebesar 1,23 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan indeks yang dibayar petani sebesar 121,87 atau meningkat sebesar 0,56 persen, sehingga menyebabkan Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) meningkat sebesar 0,66 persen. Indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan dikarenakan indeks harga pada subkelompok padi meningkat sebesar 0,79 persen dan subkelompok palawija meningkat sebesar 2,35 persen. Sementara itu, meningkatnya indeks yang dibayar petani (Ib) diakibatkan oleh meningkatnya indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,62 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,20 persen. b) Subsektor Hortikultura (NTP-H) Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTP-H) Januari 2017 turun sebesar 1,56 persen dikarenakan indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,87 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,69 persen. Indeks yang diterima petani (It) mengalami perubahan yang negatif dikarenakan adanya perubahan negatif pada indeks harga subkelompok buah-buahan sebesar 1,23 persen dan indeks harga subkelompok tanaman obat turun sebesar 2,49 persen meskipun indeks harga subkelompok sayur-sayuran meningkat sebesar 1,48 persen. Sementara itu, meningkatnya indeks yang dibayar petani disebabkan indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) meningkat sebesar 0,69 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,52 persen. c) Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada bulan Januari 2017, Nilai Tukar Petani pada Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) turun sebesar 1,94 persen, disebabkan indeks harga yang diterima petani turun sebesar 1,39 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,56 persen. Perubahan negatif yang terjadi pada indeks yang diterima petani (It) dikarenakan turunnya indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,39 persen yaitu dari 140,61 menjadi 138,66. Di sisi lain perubahan positif pada indeks yang dibayar petani (Ib) dikarenakan indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) meningkat sebesar 0,56 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,56 persen. d) Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada Januari 2017, Nilai Tukar Petani pada Subsektor Peternakan (NTP-T) mengalami perkembangan negatif sebesar 0,83 persen, dikarenakan indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,30 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,53 persen. Perubahan negatif indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh indeks harga subkelompok ternak besar turun sebesar 0,61 persen, indeks harga subkelompok unggas turun sebesar 0,40 persen, dan indeks harga subkelompok hasil ternak turun sebesar 0,12 persen meskipun indeks harga Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 07/02/76/Th. XI, 1 Februari 2017
5
subkelompok ternak kecil meningkat sebesar 0,11 persen. Indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami perubahan positif dikarenakan indeks kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) meningkat sebesar 0,53 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,53 persen. e) Subsektor Perikanan (NTNP) Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan atau Nilai Tukar Nelayan (NTNP) mengalami perubahan negatif sebesar 0,52 persen pada Januari 2017 disebabkan perubahan indeks harga yang diterima petani meningkat sebesar 0,17 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat sebesar 0,69 persen. Perubahan positif yang terjadi pada indeks harga yang diterima petani (It) subsektor ini dikarenakan oleh indeks subkelompok perikanan tangkap meningkat sebesar 0,37 persen meskipun indeks harga subkelompok budidaya perikanan turun sebesar 0,22 persen. Sementara itu, perubahan positif yang terjadi pada indeks harga yang dibayar petani (Ib) diakibatkan oleh meningkatnya indeks harga kelompok konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,96 persen dan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,12 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Januari 2017, Nilai Tukar Nelayan (NTN) turun sebesar 0,30 persen. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) meningkat sebesar 0,37 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,67 persen. Perubahan positif yang terjadi pada Ib dikarenakan indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) meningkat sebesar 0,96 persen dan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,08 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Januari 2017, Nilai Tukar Pembudidayaan Ikan (NTPi) turun sebesar 0,96 persen. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) turun sebesar 0,22 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) meningkat sebesar 0,74 persen. Perubahan positif yang terjadi pada Ib dikarenakan indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) meningkat sebesar 0,96 persen dan indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat sebesar 0,20 persen.
4. NTUP Subsektor Pada Januari 2017, NTUP Sulawesi Barat turun sebesar 0,89 persen. Hal ini karena perubahan negatif It sebesar 0,45 persen lebih rendah dibandingkan indeks BPBBM yang mengalami perubahan positif sebesar 0,44 persen. Perubahan negatif NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP tiga subsektor, yaitu subsektor hortikultura turun sebesar 1,39 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,93 persen, dan subsektor peternakan turun sebesar 0,83 persen. Sementara itu, NTUP dua subsektor lainnya mengalami perubahan positif, yaitu subsektor tanaman pangan meningkat sebesar 1,02 persen dan subsektor perikanan meningkat sebesar 0,05 persen.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 07/02/76/Th. XI, 1 Februari 2017
Tabel 2 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Sulawei Barat per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Desember 2016 - Januari 2017 (2012=100) Subsektor
Desember 2016
(1)
Januari 2017
Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
111,27
112,41
1,02
2. Hortikultura
118,50
116,85
-1,39
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
128,34
125,86
-1,93
4. Peternakan
113,88
112,93
-0,83
5. Perikanan
109,91
109,96
0,05
a. Tangkap
112,13
112,46
0,29
b. Budidaya
105,84
105,40
-0,42
Nilai Tukar Usaha Pertanian
118,83
117,76
-0,89
5. Perkembangan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Perubahan Indeks harga Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Pada Januari 2017, Sulawesi Barat mengalami inflasi perdesaan 0,61 persen. Inflasi ini dipicu oleh meningkatnya indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,82 persen, indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,54 persen, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,58 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,32 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,19 persen, indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,26 persen, dan indeks harga kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 0,32 persen.
Tabel 3 Inflasi Perdesaan Menurut Kelompok, Februari 2016 - Januari 2017 (2012=100) FEB 2016
MAR 2016
APR 2016
MEI 2016
JUN 2016
JUL 2016
AGS 2016
SEP 2016
OKT 2016
NOV 2016
DES 2016
JAN 2017
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
Bahan Makanan
0,24
-0,03
-0,81
0,24
0,76
1,61
-1,44
0,94
-1,04
1,79
1,44
1,44
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, & Tembakau
0,35
0,20
0,56
0,35
0,75
0,49
0,15
0,73
0,67
0,63
0,45
0,45
Perumahan
0,12
0,05
0,08
0,30
0,13
0,17
0,46
0,03
0,11
0,08
0,50
0,50
Sandang
-0,01
0,12
0,25
0,07
0,48
0,91
0,10
0,13
0,04
0,29
0,10
0,10
Kesehatan
0,58
0,04
0,51
0,42
0,07
0,34
0,25
0,12
0,15
0,12
0,02
0,02
Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga
0,06
-0,22
0,29
0,32
-0,10
0,63
0,38
0,01
0,002
0,07
-0,11
-0,11
Transportasi & Komunikasi
-0,13
0,19
-1,71
-0,31
0,42
-0,04
0,00
0,33
0,05
0,23
0,25
0,25
Konsumsi Rumah Tangga
0,20
0,05
-0,39
0,21
0,57
0,91
-0,53
0,61
-0,31
0,97
0,82
0,82
KELOMPOK (1)
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 07/02/76/Th. XI, 1 Februari 2017
7
6. Perbandingan Antarprovinsi di Pulau Sulawesi Bila dibandingkan NTP antar provinsi di Pulau Sulawesi, pada Bulan Januari 2017 terlihat bahwa semua provinsi mengalami perubahan negatif. Perubahan negatif tertinggi terjadi pada Provinsi Sulawesi Selatan yang turun sebesar 1,70 persen, diikuti Sulawesi Utara yang turun sebesar 1,15 persen. Sulawesi Barat mengalami penurunan sebesar 1,03 persen sedangkan Sulawesi Tengah turun sebesar 0,86 persen. Sementara itu, Sulawesi Tenggara mengalami perubahan negatif sebesar 0,65 persen dan Gorontalo mengalami perubahan negatif terkecil sebesar 0,34 persen. Jika dibandingkan perubahan indeks harga konsumen perdesaan (inflasi/deflasi) antarprovinsi di Pulau Sulawesi, semua provinsi di Pulau Sulawesi mengalami inflasi perdesaan. Inflasi tertinggi terjadi di Sulawesi Utara yaitu sebesar 1,03 persen dan terendah di Sulawesi Tengah sebesar 0,60 persen. Inflasi tertinggi kedua terjadi di Sulawesi Selatan yang mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,84 persen. Sementara itu, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat mengalami inflasi perdesaan masingmasing sebesar 0,77 persen, sebesar 0,62 persen, dan sebesar 0,61 persen. Tabel 4 Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya Januari 2017 2016 (2012=100) IT JANUARI 2017 2016
PROVINSI
IB JANUARI 2017 2016
NTP JANUARI 2017 2016
INDEKS
% PERB
INDEKS
INDEKS
INDEKS
% PERB
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Sulawesi Utara
116,27
-0,30
125,22
0,86
92,86
-1,15
Sulawesi Tengah
121,70
-0,36
125,42
0,50
97,03
-0,86
Sulawesi Selatan
128,88
-1,03
126,16
0,69
102,16
-1,70
Sulawesi Tenggara
121,17
-0,15
124,00
0,50
97,72
-0,65
Gorontalo
132,19
0,22
125,19
0,57
105,59
-0,34
Sulawesi Barat
129,42
-0,45
121,43
0,58
106,58
-1,03
(1)
Tabel 5 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Menurut Provinsi se-Sulawesi, Januari 2017 2016 (2012=100)
Provinsi
Bahan Makanan
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Sulawesi Utara
1,57
1,01
0,20
0,38
1,16
0,28
0,33
1,03
Sulawesi Tengah
0,83
0,54
0,30
0,59
0,53
0,12
0,33
0,60
Sulawesi Selatan
0,97
0,60
1,47
0,73
1,34
0,49
0,19
0,84
Sulawesi Tenggara
0,46
0,98
0,59
0,48
0,59
0,35
0,80
0,62
Gorontalo
1,04
0,95
0,13
0,17
0,47
0,09
0,28
0,77
Sulawesi Barat
0,82
0,54
0,58
0,32
0,19
0,26
0,32
0,61
8
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
Transportasi dan Komunikasi
Konsumsi Rumah Tangga
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 07/02/76/Th. XI, 1 Februari 2017
Grafik 2 Laju Inflasi Perdesaan Indonesia dan Provinsi se-Sulawesi, Januari 2017 (2012=100)
1.03
1.20 1.00
0.84
0.79
0.80
0.62
0.60
0.77 0.61
0.60 0.40
0.20 0.00
Indonesia
Sulut
Sulteng
Sulsel
Sultra
Gorontalo
Sulbar
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 07/02/76/Th. XI, 1 Februari 2017
9
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT
Informasi lebih lanjut hubungi:
Suntono, SE, M.Si Kepala BPS Provinsi Sulawesi Barat Telepon: (62-426) 21265 Faks: (62-426) 22103 E-mail:
[email protected]
1 0
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Barat No. 07/02/76/Th. XI, 1 Februari 2017