No. 45/07/51/Th. X, 1 Juli 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JUNI 2016, NTP BALI NAIK 0,60 PERSEN
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan Juni 2016 tercatat mengalami peningkatan sebesar 0,60 persen, dari 105,94 pada bulan Mei 2016, menjadi 106,58. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 0,91 persen, dari 127,66 di bulan sebelumnya menjadi 128,83. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,31 persen, dari 120,50 menjadi 120,88.
Pada bulan Juni 2016, NTP Subsektor Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, Peternakan dan Perikanan tercatat mengalami kenaikan, masing- masing sebesar 0,28 persen, 1,98 persen, 0,52 persen, dan 1,36 persen. Sementara itu, NTP Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan 0,39 persen.
NTP Nasional bulan Juni 2016 mencapai 101,47, mengalami penurunan sebesar 0,08 persen terhadap bulan sebelumnya sebesar 101,55. Penurunan ini secara umum didorong oleh indeks harga yang diterima petani (It) yang naik sebesar 0,39 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan lebih yang lebih tinggi, yaitu 0,46 persen.
Berdasarkan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Juni 2016, daerah pedesaan di Bali tercatat mengalami inflasi sebesar 0,43 persen terhadap bulan sebelumnya. Kondisi ini sejalan dengan nasional yang tercatat mengalami inflasi di tingkat perdesaan sebesar 0,59 persen.
Bulan Juni 2016, sebanyak 32 provinsi di wilayah Indonesia tercatat mengalami inflasi perdesaan, sementara 1 provinsi tercatat deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Bengkulu (1,19 persen) dan terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (0,06 persen). Berbeda dengan provinsi lainnya, Gorontalo merupakan satu-satunya provinsi yang tercatat mengalami deflasi, yaitu sebesar 0,25 persen.
NTP (Farmers Term of Trade) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumahtangganya maupun untuk biaya produksi produk pertanian. Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Pada bulan Juni 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,60 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 105,94, menjadi 106,58. Dari sisi indeks yang diterima petani (It), tercatat kenaikan sebesar 0,91 persen, dari 127,66 di bulan
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 45/07/51/Th. X, 1 Juli 2016
1
sebelumnya menjadi 128,83. Sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (Ib), tercatat kenaikan sebesar 0,31 persen, dari 120,50 menjadi 120,88.
1.
NTP Subsektor
a.
Subsektor Tanaman Pangan (Padi & Palawija/NTP-P)
NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) pada bulan Juni 2016 tercatat mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumya, yaitu dari 97,09 menjadi 96,71 atau turun sebesar 0,39 persen. NTP Subsektor Tanaman Pangan masih berada dibawah nilai 100, yang berarti nilai yang diterima dari hasil pertanian tanaman pangan tidak mampu mencukupi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan biaya produksinya. Indeks harga yang diterima petani (It) pada subsektor Tanaman Pangan turun sebesar 0,06 persen. Penurunan ini terjadi pada kelompok Padi sebesar 0,06 persen, sedangkan kelompok palawija naik sebesar 1,42 persen. Di sisi lain, indeks harga yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami kenaikan, yaitu sebesar 0,34 persen. Kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh naiknya Indeks Harga Konsumsi Rumah Tangga (IHKP) dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) masing-masing sebesar 0,39 persen dan 0,09 persen.
b.
Subsektor Hortikultura (NTP-H)
NTP Subsektor Hortikultura (NTP-H) mengalami kenaikan pada bulan Juni 2016, yaitu sebesar 0,28 persen dari 105,34 pada bulan lalu menjadi 105,64. Kenaikan ini terjadi karena indeks yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,68 persen, sementara indeks harga yang harus dibayar oleh petani (Ib) mengalami kenaikan yang lebih rendah, yaitu sebesar 0,40 persen. Kenaikan yang terjadi pada It dipengaruhi oleh meningkatnya harga di kelompok buah-buahan dan tanaman obat masing-masing sebesar 1,83 persen dan 0,09 persen, meskipun kelompok sayur-sayuran mengalami penurunan sebesar 1,56 persen. Beberapa komoditas yang memberikan andil kenaikan pada It, antara lain salak, petsai/sawi, durian, pisang, ketimun, wortel dan strawberi. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,48 persen dan 0,18 persen.
c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) pada bulan Juni 2016 tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,98 persen dari 103,58 menjadi 105,64. Secara umum, naiknya NTP-Pr dipicu oleh indeks yang diterima petani (It) yang naik sebesar 2,35 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan yang lebih rendah, yaitu 0,36 persen. Beberapa komoditas perkebunan yang memberikan andil atas naiknya It di subsektor ini yaitu kakao, kelapa, kopi, dan biji jambu mete. Di sisi lain, kenaikan pada Ib dipengaruhi oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,51 persen, sedangkan indeks BPPBM tercatat turun 0,16 persen.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 45/07/51/Th. X, 1 Juli 2016
Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Perubahannya Menurut Subsektor Mei 2016 - Juni 2016 (2012=100) Subsektor (1)
Bulan Mei 2016
Persentase Juni 2016
Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan (NTP-P)
97.09
96.71
-0.39
a. Indeks Diterima Petani
120.58
120.51
-0.06
- Padi
116.17
115.43
-0.64
- Palawija
133.46
135.35
1.42
124.20
124.61
0.34
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
125.29
125.77
0.39
b. Indeks Dibayar Petani - Indeks BPPBM
119.16
119.27
0.09
2. Hortikultura (NTP-H)
105.34
105.64
0.28
a. Indeks Diterima Petani
127.92
128.79
0.68
- Sayur-sayuran
140.27
138.08
-1.56
- Buah-buahan
122.46
124.71
1.83
- Tanaman Obat
121.85
121.96
0.09
b. Indeks Dibayar Petani
121.43
121.92
0.40
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
124.12
124.71
0.48
- Indeks BPPBM
114.13
114.33
0.18
3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
103.58
105.64
1.98
a. Indeks Diterima Petani
124.97
127.90
2.35
124.97
127.90
2.35
120.64
121.08
0.36
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
124.69
125.33
0.51
- Indeks BPPBM
108.48
108.31
-0.16
4. Peternakan (NTP-Pt)
114.80
115.40
0.52
a. Indeks Diterima Petani
134.37
135.35
0.73
- Ternak Besar
139.03
140.06
0.74
- Ternak Kecil
130.49
130.48
-0.01
- Unggas
130.63
132.72
1.60
- Hasil Ternak
119.72
121.40
1.41
- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. Indeks Dibayar Petani
b. Indeks Dibayar Petani
117.05
117.29
0.21
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
124.61
125.10
0.39
- Indeks BPPBM
110.42
110.44
0.03
5. Perikanan (NTP-Pi)
102.22
103.61
1.36
a. Indeks Diterima Petani
125.16
126.98
1.45
- Tangkap
136.35
138.85
1.83
- Budidaya
108.56
109.37
0.75
b. Indeks Dibayar Petani
122.44
122.56
0.09
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
129.01
129.05
0.03
- Indeks BPPBM
109.79
110.05
0.24
NTP Gabungan
105.94
106.58
0.60
a. Indeks Diterima Petani
127.66
128.83
0.91
b. Indeks Dibayar Petani
120.50
120.88
0.31
- Indeks Konsumsi Rumahtangga
124.73
125.26
0.43
- Indeks BPPBM
112.75
112.80
0.04
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 45/07/51/Th. X, 1 Juli 2016
3
d.
Subsektor Peternakan (NTP-Pt)
Subsektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas, dan hasil ternak. NTP Subsektor Peternakan (NTP-Pt) pada bulan Juni 2016 tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,52 persen, dari 114,80 menjadi 115,40. Secara umum kenaikan ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,73 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,21 persen. Terjadinya kenaikan It dipicu oleh naiknya harga di hampir semua kelompok kecuali kelompok ternak kecil yang turun sebesar 0,01 persen. Kelompok ternak besar, unggas dan hasil ternak masing-masing naik sebesar 0,74 persen, 1,60 persen, 1,41 persen. Secara umum, beberapa komoditas peternakan yang mendorong kenaikan It, antara lain sapi potong, telur ayam ras, ayam buras, dan ayam ras pedaging. Di sisi lain, kenaikan pada Ib dipicu oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,03 persen dan 0,24 persen.
e.
Subsektor Perikanan (NTP-Pi)
Subsektor Perikanan mencakup kegiatan perikanan tangkap dan budidaya perikanan. Pada bulan Juni 2016, NTP Subsektor Perikanan juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 1,36 persen, dari 102,22 menjadi 103,61. Peningkatan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 1,45 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan yang lebih rendah, yaitu sebesar 0,09 persen. Kenaikan It dipicu oleh naiknya harga-harga pada kelompok perikanan tangkap dan budidaya perikanan, masing-masing sebesar 1,83 persen dan 0,75 persen. Secara umum, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, antara lain tongkol, rumput laut, cumi-cumi, lemuru, cakalang, dan tuna. Sementara itu, kenaikan pada Ib didorong oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,03 persen dan 0,24 persen.
2.
Perbandingan Terhadap Angka Nasional
Pada bulan Juni 2016, NTP gabungan secara nasional sebesar 101,47, mengalami penurunan sebesar 0,08 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Secara umum, penurunan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) nasional mengalami kenaikan sebesar 0,39 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) tercatat mengalami kenaikan yang lebih tinggi, yaitu sebesar 0,46 persen. Jika dibandingkan dengan NTP Gabungan secara nasional, NTP Bali masih berada di atas NTP Gabungan secara nasional. Tabel 2 Nilai Tukar Petani Provinsi Bali dan Nasional serta Persentase Perubahannya, Mei 2016 - Juni 2016 (2012=100) Provinsi Bali
Indeks
4
Nasional
Mei 2016
Juni 2016
%
Mei 2016
Juni 2016
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Indeks yang Diterima Petani
127.66
128.83
0.91
124.70
125.18
0.39
Indeks yang Dibayar Petani
120.50
120.88
0.31
122.80
123.37
0.46
NTP
105.94
106.58
0.60
101.55
101.47
-0.08
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 45/07/51/Th. X, 1 Juli 2016
3.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP)
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dari komponen Ib, NTUP dapat lebih mencerminkan margin usaha pertanian, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Kondisi NTUP Juni 2016 tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,87 persen, dari 113,22 pada bulan sebelumnya menjadi 114,21. Kenaikan NTUP terjadi di hampir semua subsektor kecuali Subsektor Tanaman Pangan yang turun sebesar 0,15 persen. Subsektor Hortikultura mengalami kenaikan sebesar 0,50 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 2,52 persen, Peternakan 0,70 persen, dan Perikanan 1,21 persen. Informasi NUTP secara lebih lengkap terjadi pada table 3 dibawah ini. Tabel 3 Nilai Tukar Usaha Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya, Mei 2016 - Juni 2016 (2012 = 100)
Mei 2016
Juni 2016
(2)
(3)
(4)
1. Tanaman Pangan
101.19
101.04
-0.15
2. Hortikultura
112.08
112.65
0.50
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
115.19
118.09
2.52
4. Peternakan
121.70
122.55
0.70
5. Perikanan
114.00
115.38
1.21
Gabungan
113.22
114.21
0.87
(1)
4.
Bulan
Persentase Perubahan
Subsektor
Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi Rumahtangga Petani yang merupakan komponen dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. IHK perdesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, serta kelompok transportasi dan komunikasi. Perubahan IHK perdesaan mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara nasional terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,59 persen. Berdasarkan pengamatan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Petani di perdesaan pada bulan Juni 2016, tercatat 32 provinsi di wilayah Indonesia tercatat mengalami inflasi perdesaan, sementara 1 provinsi tercatat deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Bengkulu (1,19 persen) dan terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (0,06 persen). Berbeda dengan provinsi lainnya, Gorontalo merupakan satu-satunya provinsi yang tercatat mengalami deflasi, yaitu sebesar 0,25 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 45/07/51/Th. X, 1 Juli 2016
5
Grafik 1 Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) Menurut Provinsi di Indonesia, Juni 2016
Pada Juni 2016, Provinsi Bali mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,43 persen yang disebabkan oleh naiknya rata-rata harga di semua kelompok komoditas, mulai dari bahan makanan sebesar 0,58 persen, makanan jadi 0,86 persen, perumahan 0,28 persen, sandang 0,00 persen, kesehatan 0,20 persen, pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,14 persen serta transportasi dan komunikasi 0,07 persen. Secara umum, komoditas penyumbang inflasi pada bulan Juni 2016, antara lain beras, gula pasir, telur ayam ras, apel, daging ayam ras, tongkol. Selanjutnya persentase perubahan indeks harga konsumen perdesaan menurut kelompok komoditas dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Bali dan Nasional, Juni 2016 Kelompok
Bali
Nasional
(2)
(3)
Bahan Makanan
0.58
0.63
Makanan Jadi
0.86
1.05
Perumahan
0.28
0.28
Sandang
0.00
0.92
Kesehatan
0.20
0.26
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
0.14
0.17
Transportasi dan Komunikasi
0.07
0.14
Gabungan
0.43
0.59
(1)
6
Perubahan IHK Perdesaan (%)
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 45/07/51/Th. X, 1 Juli 2016
5.
Harga Gabah Bulan Juni 2016 Turun
Berdasarkan hasil pencatatan harga gabah di 7 kabupaten, yaitu Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng selama bulan Juni 2016, harga gabah (GKP) di tingkat petani mengalami penurunan sebesar 0,03 persen, dari Rp 4.213,26 per kg pada bulan sebelumnya menjadi Rp 4.211,78 per kg. Sebaliknya, rata-rata harga GKP di tingkat penggilingan naik sebesar 0,63 persen dari Rp 4.292,60 per kg menjadi Rp 4.319,61 per kg. Grafik 2 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Juni 2015 Juni 2016 5,000.00 4,800.00 4,600.00 4,400.00 4,200.00 4,000.00 3,800.00 3,600.00
3,400.00 3,200.00
Tk. Petani
Tk. Penggilingan
HPP Tk. Petani
Jun '16
Mei '16
Apr '16
Mar '16
Feb '16
Jan '16
Des '15
Nov '15
Okt '15
Sep '15
Ags '15
Jul '15
Jun '15
3,000.00
HPP Tk. Penggilingan
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 45/07/51/Th. X, 1 Juli 2016
7
Tabel 5 Perkembangan Rata-rata Harga Gabah (GKP) di Tingkat Petani dan Penggilingan Provinsi Bali Juni 2015 Juni 2016 No
Bulan
Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg)
Perubahan (%)
Harga di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Perubahan (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Juni 2015
4,161.03
9.58
4,217.76
9.22
2
Juli 2015
4,281.91
2.90
4,349.42
3.12
3
Agustus 2015
4,363.01
1.89
4,424.41
1.72
4
September 2015
4,515.38
3.49
4,622.89
4.49
5
Oktober 2015
4,642.89
2.82
4,709.09
1.86
6
Nopem+ber 2015
4,654.41
0.25
4,727.68
0.39
7
Desember 2015
4,735.63
1.74
4,802.57
1.58
8
Januari 2016
4,816.54
1.71
4,890.96
1.84
9
Februari 2016
4,768.84
-0.99
4,837.17
-1.10
10
Maret 2016
4,401.26
-7.71
4,467.46
-7.64
11
April 2016
4,063.96
-7.66
4,132.72
-7.49
12
Mei 2016
4,213.26
3.67
4,292.60
3.87
13
Juni 2016
4,211.78
-0.03
4,319.61
0.63
*) HPP GKP (Mulai Juni 2015) Rp 3.700,00/kg di tingkat petani Rp 3.750,00/kg di tingkat penggilingan
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 45/07/51/Th. X, 1 Juli 2016
Tabel 6 Perkembangan Inflasi Perdesaan Bulanan dan Kumulatif Provinsi Bali dan Nasional Tahun 2014 2015 Tahun
Bali
Nasional
Bulanan
Kumulatif
Bulanan
Kumulatif
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
0.88
0.88
1.16
1.16
Februari
0.32
1.20
0.45
1.62
Maret
0.42
1.63
0.19
1.81
April
0.05
1.68
-0.05
1.76
Mei
0.39
2.07
0.23
1.99
Juni
0.36
2.44
0.74
2.74
Juli
0.56
3.01
0.82
3.58
Agustus
0.49
3.51
0.37
3.96
September
0.49
4.02
0.45
4.43
Oktober
0.24
4.27
0.43
4.88
November
1.52
5.85
1.49
6.41
Desember
2.85
8.86
2.72
9.30
Januari
-0.90
-0.90
-0.03
-0.03
Februari
-0.53
-1.42
-0.73
-0.76
Maret
0.88
-0.55
0.48
-0.29
April
0.25
-0.30
0.21
-0.08
Mei
-0.20
-0.49
0.60
0.52
Juni
0.17
-0.32
0.82
1.35
Juli
0.64
0.31
0.89
2.24
Agustus
0.64
0.96
0.47
2.72
September
0.52
1.48
-0.02
2.70
Oktober
-0.02
1.46
-0.04
2.66
November
0.41
1.88
0.43
3.10
Desember
1.08
2.98
1.14
4.28
Januari
1.01
1.01
0.83
0.83
Februari
0.38
1.40
0.09
0.92
Maret
0.33
1.73
0.95
1.88
April
-0.45
1.27
-0.50
1.37
Mei
-0.13
1.14
0.13
1.50
Juni
0.43
1.58
0.59
2.10
(1)
2014
2015
2016
Berita Resmi Statistik Provinsi Bali No. 45/07/51/Th. X, 1 Juli 2016
9
Informasi lebih lanjut hubungi: I Gede Nyoman Subadri, S.E. Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Bali Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail:
[email protected]