No. 24/04/33/Th.XI, 3 April 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) MARET 2017 SEBESAR 97,50 ATAU TURUN 0,53 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan Maret 2017 mengalami penurunan 0,53 persen, yaitu dari posisi 98,02 menjadi 97,50. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih rendah dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami penurunan 0,56 persen, dari posisi 124,97 pada bulan Februari menjadi 124,27 pada bulan Maret 2017. Dan Ib juga mengalami penurunan 0,03 persen, dari posisi 127,50 menjadi 127,46. Dari lima sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, tiga sub sektor mengalami penurunan indeks yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun 0,77 persen, sub sektor Hortikultura turun 0,47 persen, dan sub sektor Peternakan turun 0,84 persen. Sedangkan dua sub sektor yang mengalami kenaikan indeks yaitu sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,06 dan sub sektor Perikanan naik 0,66 persen. Secara umum, indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan indeks sebesar 0,56 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu dari posisi 124,97 menjadi 124,27. Penurunan It dipengaruhi oleh penurunan It pada 3 sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun 0,85 persen, sub sektor Hortikultura turun sebesar 0,46 persen, dan sub sektor Peternakan turun sebesar 0,86 persen. Sedangkan 2 sub sektor lainnya yang mengalami kenaikan yaitu: sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,10 persen dan sub sektor Perikanan naik sebesar 0,38 persen. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Maret 2017 mengalami penurunan sebesar 0,03 persen bila dibandingkan dengan bulan Februari 2017 yaitu dari posisi 127,50 menjadi 127,46. Penurunan itu dipengaruhi oleh penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,27 persen. Sedangkan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar 1,04 persen atau dari posisi 105,53 menjadi 104,44 dibanding NTUP bulan sebelumnya. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan atau terjadi deflasi perdesaan sebesar 0,27 persen. Deflasi terjadi disebabkan penurunan dua kelompok harga, antara lain turunnya kelompok harga Bahan Makanan sebesar 1,05 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,04 persen. Sedangkan kelompok harga yang mengalami kenaikan yaitu kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,41 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,63 persen, kelompok Sandang sebesar 0,27 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,50 persen dan kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,05 persen. Dari 33 provinsi di Indonesia, perubahan NTP Maret terhadap NTP Februari 2017 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 4 provinsi, sedangkan 29 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Papua Barat yaitu sebesar 0,58 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi DKI Jakarta yaitu sebesar 1,37 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.24/04/33/Th.XI, 3 April 2017
1
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian di perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi Gambar 1 NTP Jawa Tengah dalam penghitungan NTP, agar penghitungan Perbedaan antara Februari – Maret 2017 (2012 = 100) NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah 101.00 komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. 100.60 Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami 100.20 perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain 99.80 NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi 99.40 termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) 98.02 97.50 dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan 99.00 Februari Maret secara terpisah. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Jawa Tengah pada bulan Maret 2017, NTP Jawa Tengah mengalami penurunan indeks 0,53 persen dibanding NTP Februari 2017 yaitu dari posisi 98,02 menjadi 97,50. Besarnya indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih kecil dibanding dengan perubahan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Gambar 2 Perubahan NTP Jawa Tengah per Subsektor Februari-Maret 2017(2012 = 100) 0.80
0.66
0.60 0.40 0.20
0.06
0.00 -0.20 -0.40
-0.47
-0.60 -0.80
-0.77
Penurunan NTP pada bulan Maret 2017 juga disebabkan oleh penurunan tiga sub sektor yaitu sub sektor Tanaman Pangan turun 0,77 persen, NTP sub sektor Hortikultura turun sebesar 0,47 persen dan NTP sub sektor Peternakan turun sebesar 0,84 persen. Sedangkan NTP sub sektor yang mengalami kenaikan yaitu sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,06 persen dan NTP Perikanan naik sebesar 0,66 persen.
-0.84
-1.00
TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.24/04/33/Th.XI, 2 April 2017
Pada Maret 2017, secara umum It mengalami penuruan indeks yang cukup signifikan sebesar 0,56 persen dibandingkan dengan It Februari 2017, yaitu: dari 124,97 menjadi 124,27. Penurunan It terjadi pada tiga sub sektor, yaitu :sub sektor Tanaman Pangan turun 0,85 persen, sub sektor Hortikultura turun 0,46 persen dan sub sektor Peternakan turun 0,86 persen. Sedangkan 2 sub sektor lainnya mengalami kenaikan yaitu: sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,10 persen dan sub sektor Perikanan naik 0,38 persen.. Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan Perubahannya Februari - Maret 2017 (2012 = 100) Maret
115.00
122.05
128.30
120.00
118.70
125.00
123.12
117.70
130.00
127.76
135.00
136.05
127.17
140.00
128.78
136.18
Februari
110.00 105.00 TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Gambar 4 Perubahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah per Sub sektor Februari-Maret 2017 (2012 = 100)
elalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harg 0.04 a barang dan jasa yang dikonsumsi oleh 0.05 0.01 0.00 masyarakat perdesaan khususnya petani yang TP Horti TPR Ternak -0.02 Ikan -0.05 merupakan bagian terbesar dari masyarakat -0.09 -0.10 perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa -0.15 yang diperlukan untuk memproduksi hasil -0.20 pertanian. -0.28 -0.25 Pada Maret 2017, Ib tercatat turun sebesar 0,03 -0.30 persen bila dibandingkan Februari 2017, yaitu dari 127,50 menjadi 127,46. Penurunan Ib terjadi pada 3 sub sektor penyusun NTP yaitu: Ib sub sektor Tanaman Pangan turun 0,09 persen; Ib sub sektor Peternakan turun 0,02 persen; Ib sub sektor Perikanan turun 0,28 persen. Sementara kenaikan Ib terjadi pada 2 sub sektor yaitu sub sektor Hortikultura naik 0,01 persen dan Ib sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,04 persen. Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman Pangan Jawa Tengah dan Perubahannya Februari-Maret 2017 (2012 = 100)
4. NTP Sub Sektor a. Sub sektor Tanaman Pangan (NTPP) No
Rincian
Feb '17
Maret '17
Perub Maret'17 thd Feb '17 (%)
ada bulan Maret 2017 NTPP mengalami (1) (2) (3) (4) (5) 118.70 117.70 -0.85 penurunan indeks sebesar 0,77 persen. I. Indeks Diterima Petani 1. Padi 109.61 107.78 -1.67 Penurunan NTPP disebabkan karena penurunan 2. Palawija 143.05 144.24 0.83 indeks yang diterima petani sebesar 0,85 persen, II. Indeks Dibayar Petani 130.88 130.77 -0.09 lebih rendah dibandingkan penurunan indeks 1. Konsumsi Rumah Tangga 133.60 133.21 -0.29 2. BPPBM 123.80 124.40 0.49 yang dibayar petani sebesar 0,09 persen. III. Nilai Tukar Petani 90.69 90.00 -0.77 Penurunan Ib disebabkan oleh turunnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,29 persen. Sementara Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,49 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.24/04/33/Th.XI, 3 April 2017
3
b. Subsektor Hortikultura (NTPH)
Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan Perubahannya Februari-Maret 2017 (2012 = 100)
ilai Tukar Petani subsektor Hortikultura Perub Maret'17 Rincian Feb '17 Maret '17 (NTPH) pada Maret 2017 dilaporkan terjadi No thd Feb '17 (%) (2) (3) (4) (5) penurunan indeks sebesar 0,47 persen. Hal ini terjadi (1) I. Indeks Diterima Petani 127.76 127.17 -0.46 karena indeks yang diterima petani mengalami 1. Sayur-sayuran 113.15 111.96 -1.06 penurunan sebesar 0,46 persen, lebih rendah 2. Buah-buahan 145.87 145.92 0.03 dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani, 3. Tanaman Obat 122.36 123.20 0.68 129.10 129.10 0.01 dimana Ib mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen. II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 134.05 133.74 -0.23 Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh 2. BPPBM 117.38 118.13 0.64 perubahan indeks harga pada kelompok sayurIII. Nilai Tukar Petani 98.97 98.50 -0.47 sayuran turun sebesar 1,06 persen. Sementara kelompok yang mengalami kenaikan yaitu kelompok buah-buahan naik sebesar 0,03 persen dan tanaman obat naik sebesar 0,68 persen. Kenaikan Ib disebabkan oleh kenaikan indeks Biaya Produksi kenaikan dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,64 persen. Sementara indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mengalami penurunan sebesar 0,23 pesen.
c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya Februari-Maret 2017 (2012 = 100)
ada Maret 2017 NTPR mengalami Perub Maret'17 Rincian2014 – Januari No Desember Feb '17 2015 Maret (2012 '17 = 100) thd Feb '17 (%) kenaikan indeks sebesar 0,06 persen. Hal ini disebabkan (2) (3) (4) (5) oleh kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 0,10 (1) I. Indeks Diterima Petani 136.05 136.18 0.10 persen, lebih tinggi dibanding kenaikan indeks yang 1. TPR 136.05 136.18 0.10 dibayar petani sebesar 0,04 persen. II. Indeks Dibayar Petani 128.20 128.26 0.04 Kenaikan pada Ib terjadi karena naiknya indeks sub Biaya 1. Konsumsi Rumah Tangga 133.50 133.09 -0.30 Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) 2. BPPBM 118.17 119.10 0.78 sebesar 0,78 persen. Sementara untuk indeks Konsumsi III. Nilai Tukar Petani 106.12 106.18 0.06 Rumah Tangga mengalami penurunan sebesar 0,30 persen.
d. Subsektor Peternakan (NTPT)
Tabel 4 NTP Sub sektor Peternakan Jawa Tengah dan Perubahannya Februari-Maret 2017 (2012 = 100)
Perub Maret'17 TP sub sektor Peternakan pada bulan No Rincian Feb '17 Maret '17 thd Feb '17 (%) Maret 2017 dilaporkan mengalami penurunan (2) (1) (3) (4) (5) sebesar 0,84 persen. Penurunan ini terjadi karena I. Indeks Diterima Petani 123.12 122.05 -0.86 1 Ternak Besar 127.82 126.84 -0.77 Indeks harga yang diterima petani turun 0,86 persen 2 Ternak Kecil 107.78 106.33 -1.35 dan indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 3 Unggas 125.69 124.55 -0.90 0,02 persen. 4 Hasil Ternak 122.41 121.59 -0.67 121.45 121.42 -0.02 Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 133.77 133.41 -0.27 turunnya indeks harga semua kelompok sub sektor 2. BPPBM 113.22 113.41 0.17 Peternakan yaitu: kelompok Ternak Besar turun III. Nilai Tukar Petani 101.38 100.52 -0.84 sebesar 0,77 persen, kelompok Ternak Kecil turun sebesar 1,35 persen, kelompok Unggas turun sebesar 0,90 persen dan kelompok Hasil Ternak turun 0,67 persen. Sementara itu, penurunan yang terjadi pada Ib
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.24/04/33/Th.XI, 2 April 2017
disebabkan karena penurunan pada IKRT sebesar 0,27 persen yaitu dari 133,77 menjadi 133,41. Sedangkan BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen dari 113,22 menjadi 113,41.
e. Subsektor Perikanan (NTN) Tabel 5 NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan Perubahannya Februari-Maret 2017 (2012 = 100)
ada bulan Maret 2017, NTN Perub Maret'17 mengalami kenaikan indeks sebesar 0,66 persen. Rincian No Feb '17 Maret '17 thd Feb '17 (%) Kenaikan indeks NTN ini disebabkan karena indeks (1) (2) (3) (4) (5) yang diterima petani naik sebesar 0,38 persen, jauh I. Indeks Diterima Petani 128.30 128.78 0.38 ebih tinggi dibandingkan dengan indeks yang dibayar 1 Tangkap 138.81 139.53 0.52 petani yang mengalami penurunan sebesar 0,28 2 Budidaya 125.96 126.39 0.34 persen. II. Indeks Dibayar Petani 126.53 126.18 -0.28 1. Konsumsi Rumah Tangga 135.97 135.43 -0.39 Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh 2. BPPBM 114.02 113.91 -0.10 perubahan indeks harga pada kelompok Perikanan III. Nilai Tukar Petani 101.40 102.06 0.66 Tangkap yang naik 0,52 persen dan kelompok Perikanan Budidaya mengalami kenaikan sebesar 0,34 persen. Penurunan pada Ib disebabkan karena turunnya IKRT sebesar 0,39 persen dan turunnya BPPBM sebesar 0,10 persen.
5. NTUP Sub Sektor ilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Maret 2017 (2012=100) Sub Sektor
Feb '17
(1)
(2)
Maret '17
Perub Maret'17 thd Feb '17 (%)
(3)
(4)
1.Tanaman Pangan 95.89 2.Hortikultura 108.85 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 115.13 4.Peternakan 108.75 5. Perikanan 112.52 a. Tangkap 122.66 b. Budidaya 110.28
94.61 107.66 114.35 107.62 113.06 123.02 110.85
Jawa Tengah
104.44
-1.33 -1.09 -0.68 -1.03 0.48 0.29 0.51 -1.04
105.53
Pada Maret 2017 terjadi penurunan NTUP sebesar 1,04 persen dari posisi 105,53 menjadi 104,44. Penurunan NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP pada empat sub sektor penyusun NTUP, yaitu sub sektor Tanaman Pangan turun 1,33 persen, sub sektor Hortikultura turun 1,09, sub sector Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,68 persen dan sub sektor Peternakan turun sebesar 1,03 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami kenaikan NTUP yaitu sub sektor Perikanan naik 0,48 persen. Tabel 7
6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan
erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ deflasi di wilayah perdesaan. Pada Maret 2017, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di
IHK Perdesaan Jawa Tengah dan Perubahannya (%) Februari-Maret 2017 (2012 = 100) Rincian
Feb '17
(1)
(2)
Konsumsi Rumah Tangga 133.79 a. Bahan Makanan 150.44 b. Makanan Jadi 125.58 c. Perumahan 125.13 d. Sandang 124.79 e. Kesehatan 118.49 f. Pendidikan, Rekreasi & Olah 113.33 raga g. Transportasi dan Komunikasi 121.28
Maret '17
Perub Maret'17 thd Feb '17 (%)
(3)
(4)
133.43 148.86 126.09 125.92 125.12 119.08 113.39 121.23
-0.27 -1.05 0.41 0.63 0.27 0.50 0.05 -0.04
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.24/04/33/Th.XI, 3 April 2017
5
Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan atau terjadi deflasi sebesar 0,27 persen. Deflasi dipicu oleh turunnya dari dua kelompok, yaitu: kelompok Bahan Makanan turun sebesar 1,05 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi turun sebesar 0,04 persen. Sedangkan 5 kelompok yang mengalami kenaikan yaitu kelompok Makanan Jadi naik 0,41 persen, kelompok Perumahan naik sebesar 0,63 persen, kelompok Sandang naik sebesar 0,27 persen, kelompok Kesehatan naik sebesar 0,50 persen dan kelompok Pendidikan, rekreasi dan Olahraga naik sebesar 0,05 persen.
7. Perbandingan Antar Provinsi
ari 33 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Maret terhadap NTP Februari 2017 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 4 provinsi, dan 29 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi Maret 2017 terjadi di Provinsi Papua Barat yaitu sebesar 0,58 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada Provinsi DKI Jakarta yaitu sebesar 1,37 persen. Tabel 8 NTP 33 Provinsi dan Persentase Perubahannya (%) Februari-Maret 2017 (2012 = 100)
No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
6
Provinsi (2)
PAPUA BARAT MALUKU BANTEN NTB SUMUT PAPUA JATIM JABAR MALUKU UTARA NTT RIAU NAD LAMPUNG KALTENG YOGYAKARTA SUMBAR BENGKULU JATENG SULSEL KALTIM JAMBI GORONTALO SULUT SULBAR SUMSEL SULTENG KEPRI BALI BABEL SULTRA KALSEL KALBAR DKI
Feb'17
Maret '17
Perub Maret'17 thd Feb'17 (%)
(3)
(4)
(5)
100.74 100.02 97.92 104.58 99.80 96.10 101.81 102.53 101.19 101.02 103.79 95.44 104.19 100.51 101.78 98.64 95.87 98.02 101.41 98.99 101.77 105.32 92.47 106.41 95.85 96.28 99.14 105.79 99.17 97.26 98.56 98.71 100.33
101.33 100.39 98.19 104.71 99.77 96.07 101.66 102.37 101.01 100.84 103.50 95.11 103.82 100.14 101.32 98.19 95.37 97.50 100.74 98.25 100.99 104.43 91.65 105.44 94.94 95.36 98.16 104.72 98.14 96.16 97.38 97.42 98.95
0.58 0.37 0.27 0.13 -0.03 -0.03 -0.15 -0.16 -0.18 -0.18 -0.29 -0.35 -0.36 -0.37 -0.45 -0.46 -0.52 -0.53 -0.66 -0.74 -0.77 -0.84 -0.89 -0.91 -0.94 -0.96 -0.99 -1.01 -1.03 -1.13 -1.20 -1.30 -1.37
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.24/04/33/Th.XI, 2 April 2017
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.24/04/33/Th.XI, 3 April 2017
7
111.82
123.72
135.88
121.26
131.07
90.69
95.89
d. Transportasi
e. Penambahan Barang Modal
f. Upah Buruh
III. Nilai Tukar Petani
IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian
119.00
g. Transportasi dan Komunikasi
c. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain
113.11
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
b. Pupuk dan Obat-obatan
120.44
e. Kesehatan
128.42
123.91
d. Sandang
a. Bibit
124.49
c. Perumahan
123.80
125.66
b. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
2. BPPBM
151.33
a. Bahan Makanan
133.60
130.88
1. Konsumsi Rumah Tangga
118.70
I. Indeks Diterima Petani
(2)
Feb '17
II. Indeks Dibayar Petani
(1)
Rincian
Hortikultura
Tanaman Perkebunan Rakyat
94.61
90.00
132.35
121.30
136.66
123.97
111.91
128.93
124.40
118.87
113.15
121.14
124.24
125.29
126.18
149.67
133.21
130.77
117.70
(3)
-1.33
-0.77
0.98
0.03
0.57
0.20
0.08
0.40
0.49
-0.11
0.04
0.58
0.27
0.64
0.42
-1.10
-0.29
-0.09
-0.85
(4)
(6)
98.50 108.85 107.66
98.97
120.57 122.04
120.39 120.63
112.51 112.92
123.04 123.33
113.43 113.52
113.71 115.46
117.38 118.13
122.37 122.36
113.70 113.75
117.29 117.82
124.96 125.30
124.67 125.46
125.82 126.35
149.85 148.46
134.05 133.74
129.10 129.10
127.76 127.17
(5)
-1.09
-0.47
1.22
0.20
0.36
0.23
0.07
1.54
0.64
0.00
0.05
0.45
0.27
0.64
0.42
-0.93
-0.23
0.01
-0.46
(7)
115.13
106.12
126.96
120.56
121.87
112.15
109.96
105.99
118.17
121.16
112.33
117.40
125.84
124.59
125.64
148.78
133.50
128.20
136.05
(8)
114.35
106.18
129.15
121.15
123.15
112.17
110.05
105.99
119.10
121.14
112.38
117.93
126.18
125.37
126.12
147.24
133.09
128.26
136.18
(9)
-0.68
0.06
1.72
0.49
1.05
0.01
0.08
0.00
0.78
-0.01
0.04
0.45
0.27
0.63
0.38
-1.04
-0.30
0.04
0.10
(10)
108.75
101.38
123.21
113.75
118.86
111.68
109.38
113.96
113.22
121.74
113.58
117.59
125.22
126.82
125.33
150.05
133.77
121.45
123.12
(11)
Perub Perub Perub Maret Maret'17 Maret'17 Maret '17 Maret'17 thd Feb '17 Feb '17 Maret '17 Feb '17 '17 thd Feb'17 thd Feb'17 Feb'17 (%) (%) (%)
Tanaman Pangan
TABEL 8 NTP PER SUB SEKTOR JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI - MARET 2017
107.62
100.52
123.21
114.24
118.87
112.88
109.46
113.81
113.41
121.69
113.64
118.13
125.56
127.58
125.83
148.50
133.41
121.42
122.05
(12)
Maret '17
-1.03
-0.84
0.00
0.43
0.01
1.07
0.07
-0.14
0.17
-0.04
0.05
0.46
0.26
0.60
0.40
-1.03
-0.27
-0.02
-0.86
(13)
(15)
112.52 113.06
101.40 102.06
115.41 115.41
115.39 115.46
117.86 118.01
114.59 115.22
114.56 113.80
112.23 112.23
114.02 113.91
136.16 136.29
116.60 116.77
120.59 121.29
123.48 123.81
124.04 124.90
124.62 125.04
158.59 156.08
135.97 135.43
126.53 126.18
0.48
0.66
0.00
0.06
0.13
0.55
-0.66
0.00
-0.10
0.09
0.15
0.58
0.27
0.69
0.33
-1.58
-0.39
-0.28
0.38
(16)
105.53
98.02
125.53
118.86
123.34
118.39
111.35
117.27
118.42
121.28
113.33
118.49
124.79
125.13
125.58
150.44
133.79
127.50
124.97
(17)
Perub Maret Maret'17 Feb '17 '17 thd Feb'17 (%)
Perikanan
128.30 128.78
(14)
Perub Maret'17 Feb '17 thd Feb'17 (%)
Peternakan
104.44
97.50
126.64
119.15
123.90
118.86
111.41
117.80
118.99
121.23
113.39
119.08
125.12
125.92
126.09
148.86
133.43
127.46
124.27
(18)
Maret '17
-1.04
-0.53
0.88
0.24
0.45
0.40
0.06
0.46
0.48
-0.04
0.05
0.50
0.27
0.63
0.41
-1.05
-0.27
-0.03
-0.56
(19)
Perub Maret'17 thd Feb'17 (%)
Jawa Tengah
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH MARET 2017 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG TURUN 3,32% DAN GKP TURUN 0,32% Pada Maret 2017, Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah mencatat 134 observasi transaksi penjualan gabah di 17 kabupaten terpilih. Komposisi observasi gabah bulan ini didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen sebanyak 82 observasi (61,19%) diikuti kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 42 observasi (31,34%) dan kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 10 observasi (7,46%).
Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi Maret 2017 tercatat Rp. 4.950,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Trucuk di Kabupaten Katen. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 2.850,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas rendah varietas Cisedenok di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Maret 2017 tercatat Rp. 5.000,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Trucuk di Kabupaten Klaten. Harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan juga pada kelompok gabah kualitas rendah varietas Situ Bagendit di Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal seharga Rp. 3.025,00 per kg. Rata-rata harga gabah kelompok GKG di tingkat petani mengalami penurunan sebesar 3,32 persen dari 4.851,25/Kg pada Februari menjadi Rp. 4.690,00/Kg pada Maret 2017. Jika dibandingkan bulan Maret 2016 turun 8,93 persen dari angka Rp. 5.150,00/Kg. Kelompok GKP juga mengalami penurunan sebesar 0,32 persen dari Rp. 4.095,16/Kg pada Februari menjadi Rp. 4.082,20/Kg pada Maret 2017 dan jika dibandingkan Maret 2016 dimana harga mencapai Rp. 4.311,29/Kg maka Maret 2017 mengalami penurunan sebesar 5,31 persen. ada Maret 2017, Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah berhasil mencatat sebanyak 134 observasi transaksi penjualan gabah di 17 kabupaten terpilih. Dari 134 transaksi penjualan gabah yang berhasil dicatat, komposisi jumlah observasi bulan ini didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen yaitu sebanyak 82 observasi (61,19%) diikuti kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 42 observasi (31,34%) dan kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 10 observasi (7,46%).
Kelompok Kualitas
Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HPP Menurut Kelompok Kualitas Maret 2017 Harga di Tingkat Petani Harga di Tingkat Jumlah (Rp/Kg) Penggilingan (Rp/Kg) Observasi Terendah Tertinggi HPP*) Terendah Tertinggi
(1)
(2)
GKG
10 7,46 82
GKP
61,19 Kualitas Rendah
42 31,34
(3)
(4)
4.550,00 4.950,00 (Pati) (Klaten) 3.700,00 4.700,00 (Klaten, (Blora) Kendal) 2.850,00 4.300,00 (Semarang) (Purworejo)
(5)
(6)
(7)
(8)
-
4.600,00 (Pati) 3.750,00
5.000,00 (Klaten) 4.800,00
4.600,00
(Klaten)
(Blora)
3.025,00 ( Kendal)
4.350,00 (Purworejo)
3.700,00
-
Keterangan
*) HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015, diberlakukan mulai bulan Maret 2015
8
HPP*)
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.24/04/33/Th.XI, 2 April 2017
3.750,00
-
Dari 134 observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dikumpulkan selama Maret 2017, terbanyak berasal dari Kabupaten Klaten yang sebanyak 21 observasi (15,67%) diikuti Kabupaten Kendal sebanyak 18 observasi (13,43%), Kabupaten Brebes sebanyak 13 observasi (9,70%), Kabupaten Kebumen sebanyak 12 observasi (8,96%), Kabupaten Pati sebanyak 9 observasiselebihnya 6,72 persen dan selebihnya 45,52 persen tersebar di 12 kabupaten lainnya. Dari sejumlah 92 pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang berhasil diobservasi selama Maret 2017 tidak ditemukan kasus harga di bawah HPP. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok Kualitas, Maret 2017
Kelompok Kualitas
1.
Jumlah Observasi
Petani
(1)
(2)
observasi (3)
GKG GKP GKG dan GKP
10 82 92
-
Penggilingan % (4)
observasi (5)
% (6)
-
-
-
Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok
ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada Maret 2017 menunjukkan kadar air yang bervariatif dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih tinggi dibandingkan bulan Februari yang tercatat sebesar 10,02 persen sedangkan bulan ini tercatat 11,03 persen. Namun rata-rata KA kelompok GKP mengalami sedikit penurunan dari 16,42 persen pada Februari menjadi 16,20 persen pada Maret 2017. Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan Maret 2017 juga menunjukkan penurunan. Kelompok gabah kualitas GKG mengalami penurunan dari 2,52 persen pada Februari menjadi 2,37 persen pada Maret 2017. Sedangkan kelompok gabah kualitas GKP turun dari angka 5,70 persen pada Februari menjadi 5,20 Maret 2017. Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas Februari – Maret 2017
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
(1) GKG GKP Kualitas Rendah
Kadar Air (%)
Kadar Hampa (%)
(2)
Februari (3)
Maret (4)
Februari (5)
Maret (6)
10 82 42
10,02 16,42 27,51
11,03 16,20 24,68
2,52 5,70 11,18
2,37 5,20 8,26
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.24/04/33/Th.XI, 3 April 2017
9
2.
Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas
ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Maret 2017 mengalami penurunan sebesar 3,32 persen dari Rp. 4.851,25/Kg pada Februari menjadi Rp. 4.690,00/Kg. Namun jika dibandingkan bulan Maret 2016 mengalami penurunan 8,93 persen yaitu dari harga Rp. 5.150,00/Kg. Demikian pula dengan gabah kualitas GKP bulan ini mengalami penurunan sebesar 0,32 persen dari Rp. 4.095,16/Kg pada Februari menjadi Rp. 4.082,20/Kg pada Maret 2017 dan jika dibandingkan dengan Maret 2016 dimana harga mencapai Rp. 4.311,29/Kg maka pada Maret 2017 mengalami penurunan 5,31 persen. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada Maret 2017 juga mengalami penurunan yaitu sebesar 3,76 persen dari bulan Februari yang tercatat Rp. 4.925,00/Kg menjadi Rp. 4.740,00/Kg, Sementara kelompok kualitas GKP mengalami penurunan 0,42 persen dari Rp. 4.150,48/Kg pada Februari menjadi Rp. 4.133,23/Kg pada Maret 2017. Adapun jika dibandingkan dengan Maret 2016 maka gabah kelompok GKG mengalami penurunan 8,45 persen yaitu dari harga Rp. 5.177,50/Kg dan kelompok GKP turun 5,41 persen dari harga Rp. 4.369,52/Kg. Tabel 12 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, Februari – Maret 2017 Tingkat Petani (Rp/Kg) Maret'16
(1)
(2)
GKG 5.150,00 GKP 4.311,29 Kualitas Rendah 3.399,25
10
Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Perubahan
Kelompok Kualitas
Februari'17
Maret'17
Februari'17Maret'17
Maret'16Maret'17
Perubahan Maret'16
Februari'17
Maret'17
Februari'17Maret'17
Maret'16Maret'17
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
4.851,25 4.095,16 3.148,41
4.690,00 4.082,20 3.492,14
-3,32 -0,32 10,92
-8,93 -5,31 2,73
5.177,50 4.369,52 3.463,51
4.925,00 4.150,48 3.208,73
4.740,00 4.133,23 3.559,76
-3,76 -0,42 10,94
-8,45 -5,41 2,78
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.24/04/33/Th.XI, 2 April 2017