Linguistika Akademia Vol.2, No.3, 2013, pp. 345~359 ISSN: 2089-3884
PERBEDAAN STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM PENERJEMAHAN INDONESIA-INGGRIS PUISI “HULAHOP BIANGLALA” DAN “RAINBOW HULAHOP”
Anin Luthfi Mahfudhoh e-mail:
[email protected] ABSTRACT The phrase is a grammatical unit consisting of two or more words. In this paper, the authors concentrate on the analysis of the structure of noun phrases. Noun phrase itself is a phrase that has the same distribution with nominal said. Noun phrase contained in the Indonesian translation into English in this poem, will probably rise of some differences in grammatical structure found in the source language and the target language. In writing this journal, the authors aimed to determine how differences in the structure of noun phrases and the type of shift in the poem "Rainbow Hulahop" and the English translation "Hulahop Bianglala". What things are marked differences in the components of the structure of noun phrases contained in this poem. To analyze this case, the author uses the traditional linguistic theories of grammar that is where the language historians see that grammar is the legacy of perspective studies the 18th century, which in essence formulate the rules of correct language, which is punctuated by the translational matching method author examines two different languages. And there could be found that there are differences in the structure of noun phrases contained in Indonesi language translation to English.
ABSTRAK Frasa merupakan satuan gramatika yang terdiri dari dua kata atau lebih. Dalam jurnal ini, penulis lebih berkonsentrasi pada analisa struktur frasa nomina. Frasa nomina sendiri adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata nominal. Frasa nomina yang terdapat dalam penerjemahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris dalam puisi ini, akan mungkin sekali munculnya beberapa perbedaan struktur tata bahasa yang ditemukan dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbedaan struktur frase nomina dan jenis pergeserannya dalam puisi “Rainbow Hulahop” dan penerjemahan bahasa Inggrisnya “Hulahop Bianglala”. Hal-hal apa saja yang menandai adanya struktur perbedaan dalam komponen frasa nomina yang terdapat dalam puisi ini. Untuk menganalisa kasus ini, penulis menggunakan teori linguistik tradisional tata bahasa yaitu dimana para ahli sejarah bahasa melihat bahwa tata bahasa ini warisan dari studi prespektif abad ke-18, yaitu pada pokoknya merumuskan aturan-aturan berbahasa yang benar, yang diperjelas dengan metode padan translational yaitu penulis mengkaji dengan dua bahasa yang berbeda. Dan di sana bisa ditemukan bahwasanya ada struktur perbedaan frasa nomina yang terdapat dalam penerjemahan bahasa Indonesi ke bahasa Inggris.
Kata kunci: frasa nomina; penerjemahan; pergeseran; struktur sintaksis.
346
A. PENDAHULUAN Pada dasarnya bahasa Inggris dan bahasa Indonesia masingmasing mempunyai sistem bahasa sendiri yang mana berbeda satu sama lain. Ketika pada saat melakukan penerjemahan pada satu bahasa, sebaiknya penerjemah mengikuti aturan-aturan dan prinsip dari sebuah bahasa yang akan diterjemahkan. Penerjemahan dapat didefinisikan sebagai pemindahan suatu amanat dari bahasa sumber (Bsu) ke dalam bahasa penerima (sasaran)/(Bsa) dengan pertamatama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya (Nida dan Taber: 1964). Demi tercapainya hasil yang sama pada sebuah penerjemahan, perlu adanya pengecekan ulang makna kesepadanan dalam elemen struktur bahasa dan bentuk kata itu sendiri. Pada umumnya, seorang penerjemah seharusnya mempelajari keseluruhan teks sebelum diterjemahkan. Setelah memperoleh gagasan umumnya, penerjemah dapat memecahnya ke dalam bagian-bagian tertentu dan mencoba menganalisisnya dengan membaginya ke dalam: kata, frase, klausa, kalimat, dan paragraph. Untuk melakukan hal itu secara benar, kesepadanan pada sebuah struktur bahasa membutuhkan kajian yang berurutan untuk mencapai ketepatan dan agar mudah dibaca. Kesepadanan pada struktur bahasa adalah sebuah persamaan yang berasal dari kajian struktur sintaksis pada dua bahasa yang berbeda. Struktur sintaksis dalam setiap bahasa merupakan inti dari segala pembentukan kata bahkan kalimat dalam menentukan kelas kata ataupun kalimat tersebut. Di mana struktur sintaksis akan memberikan beragam sudut analisa yang menarik dalam kasus tata bahasa. Sintaksis sendiri adalah telaah mengenai pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana untuk menggabungkan kata menjadi kalimat (Stryker, 1969: 21) mengutip dari (Ramlan, 1987:76) Beberapa definisi sintaksis antara lain sintaksis merupakan analisis mengenai konstruksi-konstruksi yang hanya mengikutsertakan bentuk-bentuk bebas (Bloch dan Trager, 1942: 71) mengutip dari (Ramlan, 1984:76), dan lain yang mengatakan bahwa sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan struktur frase dan kalimat (Ramlan, 1976: 57) mengutip dari Ramlan, (1976: 57). Dalam beberapa pemaknaan sintaksis di atas, jurnal ini mengarahkan analisa struktur sintaksis dari frasa nomina dalam Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 345 – 359
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
347
bentuk penerjemahan yang terdiri dari dua bahasa yaitu bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Perhatikan contoh sebagai berikut: Bsu: Tidur yang lelap Bsa: A deep slumber Bisa dilihat pada contoh penerjemahan bahasa Indonesia ke bahasa Inggris diatas bahwa frasa nomina dalam bahasa sasaran terdapat det: art yang mana tidak terdapat dalam bahasa sumber. Dan dalam bahasa sumber terdapat kata penghubung (yang) yang tidak terdapat dalam bahasa sasaran. Penulis akan mengkaji beberapa contoh seperti berikut ini dalam puisi puisi “Rainbow Hulahop” dan penerjemahan bahasa Inggrisnya “Hulahop Bianglala” untuk mengetahui perbedaan frasa nomina yang dilihat dari struktur sintaksisnya yang mana termasuk dalam teori linguistik tradisional tata bahasa. Setelah mengetahui bagaimana bentuk struktur sintaksis dari setiap frasa nominanya, kemudian akan dilanjutkan dengan cara menganalisis kesepadanan penerjemahan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Dan dari itu, analisis mengarah kepada berbagai jenis pergeseran dalam sebuah teori penerjemahan. Maka dari itu sasaran dari analisis ini adalah bagaimana pergeseran frasa nomina dari puisi “Rainbow Hulahop”, jenis frasa nomina yang dihasilkan dari penerjemahan bahasa Inggrisnya “Hulahop Bianglala”, dan bagaimana kesepadanan penerjemahan pada penerjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. B. Landasan Teori Dalam mencapai analisis dan pembahasan untuk mengetahui perbedaan struktur frasa nomina dalam penerjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, ada beberapa teori yang mana dapat mendukung tulisan ini. a. Frasa Nomina a.1. Frasa Frasa adalah satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih, yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa (Cook, 1971 : 91; Elson and Pickett, 1969 : 73) mengutip dari (Tarigan, 1984:96) atau Perbedaan Struktur Frase Nomina dalam Penerjemahan Puisi Rainbow… (Anin LM)
348
yang tidak melampaui batas subjek atau predikat (Ramlan, 1976 : 50) mengutip dari (Tarigan, 1984:96); dengan kata lain sifatnya tidak predikatif. Seperti halnya tanah tinggi adalah salah satu dari contoh frasa, yaitu frasa nomina. a.2 Frasa Nomina Frasa Nomina adalah frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan nomina. Sebagai contoh: gedung sekolah nomina nomina Meskipun keduanya “nomina” tetapi kata “sekolah” telah mensifati dari kata “gedung” itu sendiri. b. Penerjemahan Catford (1980:20) mengemukakan bahwa penerjemahan adalah pengalihan material tulisan dalam sebuah bahasa dengan melihat kesepadanan material tulisan dalam bahasa lainnya. c. Prosedur Penerjemahan Pada dasarnya dalam sebuah penerjemahan menggunakan sebuah teknik pedoman yaitu dengan cara menerjemahkan dari frasa ke frasa ataupun dari kalimat ke kalimat (Suryawinata dan Hariyanto, 2003: 67-78) mengutip dari (Fardhani, 2010: 17). d. Macam-macam Penerjemahan d.1 Penerjemahan Literal Penerjemah menggunakan bahasa sumber dengan makna literal sebagai ditetapkan dalam bahasa sumber dan struktur bahasa sumber (Larson, 1984: 15-23) mengutip dari (Fardhani, 2010: 7). d.2 Penerjemahan Idiomatik Penerjemah mencoba menghasilkan bentuk alami dari pada bahasa sasaran dalam konstruksi gramatikalnya dan pemilihan dari leksikal (Larson, 1984: 15-23) mengutip dari (Fardhani, 2010: 7). e. Kesepadanan Penerjemahan Penerjemahan terdiri dari pengalihan kembali bahasa kedalam bahasa sasaran dengan unsur kesepadanan yang alami pada sumber bahasa, yang
Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 345 – 359
Linguistika Akademia
f.
ISSN: 2089-3884
349
pertama berasal dari istilah makna dan yang kedua dalam istilah gaya bahasa (Nida dan Taber, 1969: 12). e.1 Penerjemahan Gramatikal Penerjemahan adalah sesuatu yang harud dilakukan dengan cara menempatkan kembali struktur gramatikal untuk mengubah elemen-elemen leksikal. Kesepadanan gramatikal adalah sebuah cara untuk menyamakan “kesepadanan” dari sebuah struktur bahasa dengn cara menganalisisnya menggunakan teori sintaksis dalam linguistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui susunan dari struktur bahasa pada kedua bahasa antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pergeseran dalam Penerjemahan Dalam sebuah usaha untuk mengalihkan dari bahasa ke bahasa lainnya, Penerjemah biasanya mengalami kesulitan untuk menemukan kesepadanan dan bentuk struktur bahasa yang tepat dalam bahasa sasaran. Hal itu dikarenakan bahasa mempunyai ikatan kecerdasan pikiran dan berkarakeristik istimewa seperti pembangunan kapasitas kata, pola frasa yang unik, teknik untuk menghubungkan klausa kedalam kalimat, dan lainnya (Nida and Taber, 1974:4). Pergeseran penerjemahan dibagi menjadi dua : f.1 Pegeseran Level Catford (1965) pergeseran level sebagai sebuah bentuk pergeseran dari satuan gramatikal dari bahasa sumber ke satuan leksikal dalam bahasa sasaran. Sebagai contoh bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, sebuah satuan gramatikal (affix, noun, verb, dll) dan satuan leksikal dalam bahasa Indonesia. Bsu : Roni telah mengumpulkan tugas. Bsa : Roni has completed an assignment. Bisa dilihat bahwa “has” dalam bahasa sumber berarti “telah”, dimana mengindikasi kapan hal itu
Perbedaan Struktur Frase Nomina dalam Penerjemahan Puisi Rainbow… (Anin LM)
350
dikerjakan. Ada sebuah pergeseran dalam tartan satuan leksikal kedalam satuan gramatikal. g. Pergeseran Kategori Istilah dari “term bound” atau “terikat” pada sebuah penerjemahan menghubungkan pada sebuah kasus dimana dengan sengaja membatasi pada sebuah kalimat. Sedangkan penerjemahan tidak terikat berarti bahwa kesepadanan penerjemahan mungkin terjadi pada satuan yang tepat seperti morfem, kata, frasa, klausa, dan kalimat. Pergeseran kategori dibagi menjadi 4 bagian, yaitu : g.1 Pergeseran struktur Catford (1965:77) menyatakan bahwa prgeseran struktur melibatkan sebuah perubahan dalam struktur gramatikal antara bahasa sumber dan bahasa target. Seperti halnya pemberian preposisi “of” untuk melengkapi sebuah nomina pada bahasa Inggris yang tidak dimunculkan pada penerjemahan bahasa Indonesia. g.2 Pergeseran Kelas Catford (1965: 78) mengemukakan bahwa pergeseran kelas terjadi ketika kesepadanan penerjemahan dari bahasa sumber berbeda kelas dari aslinya.Seperti halnya : Bsu : Aku sakit selama dua hari. Bsa : I get sick for two days. Disana ada perubahan kata yang pada bahasa sumber mempunyai kelas kata adjective menjadi kata kerja pada bahasa sasaran. g.3 Pergeseran Unit Catford (1965:79) mengatakan bahwa pergeseran unit yaitu mengubah rank unit yang meninggalkan dari sifat umumnya pada sebuah rank dalam bahasa sumber ke unit bahasa sasaran. Seperti halnya : Bsu : Hari Senin adalah hari yang buruk. Bsa : Monday is a bad day.
Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 345 – 359
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
351
Dalam contoh tersebut bisa dilihat bahwa ada perubahan rank dari frase menjadi kata. g.4 Pergeseran Intra-sistem Catford (1965: 80) menyatakan bahwa pergeseran intra-sistem muncul dikarenakan adanya system internal antara bahasa sumber dan bahasa target berdasarkan aturan undang-undang dasar bahasa mereka. Seperti halnya books yang akan diterjemahkan kedalam bahas Indonesia menjadi buku-buku. C. PEMBAHASAN Berikut ini adalah data-data yang akan dianalisis dengan cara mengetahui konstituen-konstituen masing-masing frasa nomina dengan menggunakan teori sintaksis, yang kemudian bisa dilihat bagaimana kesepadanan penerjemahan tersebut dari bahasa Indonesi ke bahasa Inggris. Dan selanjutnya menentukan bentuk pergeseran apa yang dihasilkan dalam tataran pergeseran gramatikal penerjemahan pada frasa nomina ini. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Frasa Nomina Bahasa Indonesia Bahasa Inggris tidur yang lelap a deep slumber waktu siang high noon selapis kaca a thin layer of glass rangkaian daun nangka a laurel of jackfruit leaves gaun malammu your evening dress jalinan jerami a spun of straws daunan pisang kering dry banana leaves bayi terbuai a baby rocked
Dapat diketahui dari contoh di atas bahwa struktur frasa nomina dalam bahasa Indonesia ke bahasa Inggris mengalami beberapa perbedaan dalam penerjemahannya. Dan berikut analisinya :
Perbedaan Struktur Frase Nomina dalam Penerjemahan Puisi Rainbow… (Anin LM)
352
Data 1 Bsu: Tidur yang lelap Bsa: A deep slumber
tidur Nomina
Frasa Nomina yang Peng.
lelap Adjektiva
A Det : art
Noun Phrase : NP deep adjective
slumber H: noun
Dari data 1 tersebut, dapat dilihat bahwa frasa nomina dalam bahasa Indonesia telah mengalami kesepadanan penerjemahan dalam strukturnya ke terjemahan bahasa Inggrisnya. Frasa nomina dalam bahasa Indonesia memiliki struktur (nomina+peng.+adjektiva), sedangkan dalam bahasa Inggris (det+adjective+noun). Dalam bahasa Indonesia terdapat kata penghubung (yang) yang mana tidak terdapat dalam terjemahan. Pemberian det : art pada bahasa Inggris juga mengalami proses penghilangan dalam bahasa sumbernya. Hal ini dikarenakan karena adanya pergeseran struktur dari sebuah penerjemahan. Data 2 Bsu: Waktu siang Bsa: High noon Frasa Nomina waktu siang adjektiva Noun (utama) Noun Phrase : NP High noon adjective H: noun
Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 345 – 359
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
353
Dari data 2 di atas, bisa dilihat bahwa frasa nomina yang terdapat dalam bahasa sumber diterjemahkan ke bahasa sasaran dalam bentuk frasa nomina juga demi mendapatkan kesepadanan penerjemahan. Dalam bahasa sasaran terdapat kata “high” yang bermakna “tinggi” dan itu tidak terdapat dalam terjemahan bahasa sumber. Keduanya mengalami pergeseran intra sistem dimana pergeseran itu ditimbulkan dari sistem internal dalam bahasa sumber dimana adjektiva “waktu” telah menyatakan sebuah adjevtive “high” dalam bahasa sasaran. Data 3 Bsu: selapis kaca Bsa: a thin layer of glass
Se Numeralia
A Det : art
Frasa Nomina lapis penggolong
kaca nomina
Noun Phrase1 : NP Thin layer of glass Noun phrase Comp : PP Premod: H: noun H: prep. Postmod Adj. : noun
Dari data 3 diatas, dapat dilihat bahwa konstituen dalam bahasa sumber hanya terdiri dari dua suku kata (numeralia+penggolong+nomina) sedang penerjemahan ke dalam bahasa sasara terdiri dari (det+NP+prep.phrase.). Ternyata dalam data frasa nomina pada bahasa sasaran, didalamnya terdapat sebuah frasa nomina yang diikuti pelengkap. Dalam bahasa sumber, penambahan kata “se” mengalami pergeseran struktur dimana adanya kata “se” yang termasuk numeralia bergeser menjadi det:art Selanjunya nomina “ lapis” begeser menjadi frasa nomina “thin layer” yang mana dari satu kata berubah menjadi dua susunan kata. Hal ini terjadi karena adanya pergeseran unit dimana kata diterjemahkan Perbedaan Struktur Frase Nomina dalam Penerjemahan Puisi Rainbow… (Anin LM)
354
kedalam bentuk frasa. Pada frasa nomina kali ini juga bentuknya diikuti oleh pelengkap dalam bentuk frasa berpriposisi yang merupakan tambahan informasi dari frasa nomina sebelumnya. Pelengkap berpriposisi ini merupakan pergeseran unit dimana pada bahasa sumber hanya berisi satu kata yaitu nomina “kaca” dan begeser menjadi frasa berpriposisi yang terdiri dari dua suku kata. Pergeseran itu terjadi karena adanya perbedaan struktur linguistik antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Data 4 Bsu: Rangkaian daun nangka Bsa: A laurel of jackfruit leaves
Rangkaian Numeralia
Det : art
A
Frasa Nomina daun Nomina (utama)
nangka Nomina Pel.
Noun Phrase : NP noun Comp. : PP H: prep. Postmod : NP noun H: noun laurel of jackfruit leaves
Dari data 4 diatas, dapat dilihat bahwa penerjemahan bahasa sumber ke bahasa sasaran telah mengalami kesepadanan kata dalam bentuk frasa nomina. Akan tetapi dalam konstituen bahasa sumber (numeralia) mengalami pergeseran struktur tata bahasanya menjadi (det+noun) untuk mendapatkan satu kata yang dimaksud. Dalam data 4 ini juga terdapat pelengkap dalam bahasa sasaran dimana menduduki sebagai pelengkap berpriposisi yang mempunyai bentuk preposisi utama “of”. Akan tetapi penambahan bentuk pelengkap dari bahasa sasaran tidak dimunculkan pada bahasa sumber sehingga bisa dikatakan ada sebuah pergeseran, yaitu pergeseran struktur dimana ada perbedaan struktur linguistic pada kedua bahasa tersebut. Pada bentuk frasa nomina “daun nangka” yang diterjemahkan menjadi “jackfruit leaves”, bia dilihat bahwa ada bentuk pergeseran intra Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 345 – 359
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
355
sistem dimana ada penambahan akhiran –s pada kata “leaves”. Hal itu merujuk pada bentuk kata jamak yang padahal dalam bahasa sumber hal tersebut ditulis secara tunggal. Pergeseran intra system tersebut terjadi karena adanya system internal yang muncul antara kedua bahasa tersebut. Data 5 Bsu: gaun malammu Bsa: Your evening dress
gaun Nomina (utama)
Frasa Nomina malam nomina
mu Kata ganti org ke 2
Your Possev.pro
Noun Phrase : NP evening noun
dress H:noun
Dari data 5 di atas, dapat dilihat bahwa komposisi dari konstituen bahasa sumber ke bahasa sasaran telah emngalami kesepadanan penerjemahan dalam bentuk frasa nomina. Pergeseran yang terjadi dalam data tersebut adalah pergeseran unit dimana frasa nomina yang terdapat pada bahasa sumber terdiri dari dua suku kata yang kemudian bergeser menjadi tiga suku kata di dalam bahasa sasaran. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan struktur linguistic dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dalam bentuk penerjemahannya. Data 6 Bsu: Jalinan jerami Bsa: a spun of straws Frasa Nomina Jalinan nomina
jerami Nomina (utama)
Perbedaan Struktur Frase Nomina dalam Penerjemahan Puisi Rainbow… (Anin LM)
356
A Det: art
Noun Phrase : NP spun of straws verb Comp.: PP H: prep. noun
Dari data 6, penerjemahan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran telah mengalami kesepadanan dalam bentuk frasa nomina. Bisa dilihat bahwa struktur gramatikal dalam bahasa sumber ke bahasa sasaran pengalami pergeseran. Dalam bahasa sumber strukturnya terdiri dari dua suku kata (nomina+nomina), sedangkan dalam penerjemahan ke bahasa Inggris strukturnya menjadi (det+verb+prep.+noun). Dalam hal penggolongan ini, bisa dikatakan bahwa frasa keduanya mengalami pergeseran unit. Hal itu dikarenakan dalam bahasa sumber hanya terdapat nomina yang bergeser ke bahasa sasaran. Dan pada bahasa sasaran itu terdapat pelengkap yang mempunyai frasa berpriposisi. Selanjutnya pada bahasa sumber yang mempunyai det :art dan prep. : of mengalami penghilangan struktur gramatikal dimana adanya perbedaan struktur linguistic dalam kedua bahasa tersebut. Data 7 Bsu: daunan pisang kering Bsa: dry banana leaves
daunan Nomina (utama)
Frasa Nomina pisang nomina
kering adjektiva
dry adjective
Noun Phrase banana noun
leaves H:noun
Dari data 7, bisa dilihat bahwa penerjemahan yang dilakukan dalam bahasa sumber ke bahasa sasaran mengalami kesepadanan penerjemahan dalam bentuk frasa nomina. Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 345 – 359
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
357
Masing-masing penerjemahan terdiri dari tiga suku kata. Pada bahasa sumber terdapat struktur gramatikal sebagai berikut (nomina+nomina+adjektiva). Sedangkan dalam bahasa sasaran (adjective+noun+noun). “leaves” yang mendapat proses penambahan (+s) dalam penerjemahan ke bahasa sasaran juga menjadi bentuk jamak untu menyatakan nomina yang mana hal itu terjadi karena pergeseran intra system. Dimana pergeseran itu terjadi karena adanya perbedaan linguistik dalam bahasa Indonesia ke bahasa Inggris yang masing-masing memepunyai proses internal dari setiap sistemnya. Data 8 Bsu: bayi terbuai Bsa: a baby crocked Frasa Nomina bayi nomina ( utama )
a Det :art
Noun Phrase : NP baby H: noun
terbuai nomina
crocked noun
Dari data 8 tersebut, penerjemahan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran telah mengalami kesepadanan yaitu dalam bentuk frasa nomina. Pada bahasa sumber hanya terdiri dari dua suku kata (nomina+nomina) yang kemudian beralih ke bahasa sasaran terdiri dari tiga suku kata (det+noun+noun). Pengalihan tersebut tejadi karena adanya pergeseran struktur. Pergeseran itu ditimbulkan karena adanya penghilangan det : art dari bahasa sumber ke bahasa sasaran yang mana karena adanya perbedaan struktur linguistic pada penerjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris.
Perbedaan Struktur Frase Nomina dalam Penerjemahan Puisi Rainbow… (Anin LM)
358
D. Kesimpulan Berdasarkan kajian pada beberapa data diatas, dapat disimpulkan bahwasanya di dalam sebuah penerjemahan dari satu bahasa ke bahasa lainnya akan mengalami suatu kesepadanan penerjemahan. Kesepadanan penerjemahan tersebut dapat ditemukan diantara bahasa sumber dan bahasa sasaran dikarenakan pentingnya untuk mendapatkan penerjemahan yang tepat. Dalam hal ini kesepadanan penerjemahan dapat dianalisis melalui setiap struktur sintaksis yang dimiliki oleh terjemahan trsebut, terutama bentuk pada sebuah frasa yang ada dalam data diatas pada sebuah proses penerjemahan. Dan pada proses penerjemahan itu untuk mencapai sebuah kesepadanan bisa memungkinkan adanya kemunculan sebuah pergeseran. Pergeseran itu ditimbulkan karena adanya perbedaan struktur gramatikal yang dikarenakan pada setiap bahasa mempunyai struktur linguistik yang berbeda. Selain itu, pada setiap bahasa mempunyai tatanan kata yang berbeda yang akan berpengaruh jika ada perombakan kata pada sebuah penerjemahan. Pada data frasa nomina dalam penerjemahan puisi “Rainbow Hulahop” dan penerjemahan bahasa Inggrisnya “Hulahop Bianglala” diatas, pergeseran yang dihasilkan adalah pergeseran struktur, pergeseran unit, dan pergeseran kelas kata. Dalam satu bentuk frasa nomina memungkinkan adanya bentuk frasa lainnya yang terdapat di dalamnya yang mana hal itu juga dapat mengakibatkan adanya jenis-jenis pergeseran lainnya yang ditimbulkan. Oleh karena itu dalam mengetahui berbagai jenis pergeseran dalam suatu penerjemahan, teori pergeseran dimungkinkan dapat membantu bagaimana penerjemah bisa mendapatkan karakteristik gagasan yang terwakilkan. E. DAFTAR PUSTAKA Amal, Nukila. 2005. Selected Poem on Nothing. Yogyakarta: Kata Kita. Alwasilah, Chaedar. 1993. Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung: Angkasa. Catford, J.C. 1965. A Linguistic Theory of Translation. London: Oxford University Press. Linguistika Akademia Vol. 2, No. 3, 2013 : 345 – 359
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
359
Fardhani, Aan E. 2010. A Practical Guide For Translation Skill. Malang: UIN-Maliki Press. Nida, Eugene A, and Charles R. Taber. 1974. The Theory and Practice of Translation. Leiden : E. J. Bril. pdf Ramlan, Prof. Drs. M. 1987. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: C.V Karyono. Tarigan, Prof. Dr. Henry Guntur. 1984. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Penerbit Angkasa. Verspoor, Marjolijn, and Kim Sauter. 2000. English Sentence Analysis: An Introductory Course. Amsterdam/Philadelphia: John Benjamins Publishing Company.
Perbedaan Struktur Frase Nomina dalam Penerjemahan Puisi Rainbow… (Anin LM)