PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DAN GUIDE INQUIRY Differences Student Result Learning used Cooperative Learning Model Type of Problem Based Instruction with a Scientific and Guide Inquiry Approach (Experimental Study on Environmental Pollution sub concepts in 7th Grade Public Junior High School of 11 at Tasikmalaya) Pepi Nur Asyifa Paujiah, Purwati Kuswarini Suprapto, Ai Sri Kosnayani Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115 Email:
[email protected] ABSTRACT This research aimed to know the difference between student learning result its learning process used a model cooperative learning model type of problem based instruction with scientific and guide inquiry approach on the sub concept environmental pollution in 7th grade public junior high school of 11 at Tasikmalaya. This research carried out in March 2014 in public junior high school of 11 at Tasikmalaya. Research method used pre experiment. The population in this research was that all 7th grade public junior high school of 11 at Tasikmalaya academic year 2013/2014 as many as 10 classes with the number of 343 students. Samples was take purposive sampling techniques, selected VII-1 class cooperative learning model type of problem based instruction with scientific approach and VII-J class cooperative learning model type of problem based instructions with the guide inquiry approach. To measure learning used instrument as test result. Data analysis techniques using t tests with independent level significantly = 5 percent. Average student learning result its learning process used a cooperative learning model type of problem based instructions with the scientific approach was 22.03 cooperative and guide inquiry approach was 23.38. Based on the result data analysis and testing of hypothesis conclude that there was a difference its learning process that children's learning using cooperative learning model type of problem based instruction with scientific approach and teaching models cooperative type of problem based instructions with the guide inquiry approach on the Sub concept Environmental pollution in the classroom public junior high school of 11 at Tasikmalaya. The cooperative learning model type of problem based instructions with the guide inquiry approach was better.
Keywords: cooperative learning model, problem based instruction, scientific approach, guide inquiry approach, Environmental Pollution.
1
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Instruction dengan Pendekatan Scientific dan Guide Inquiry pada Sub Konsep Pencemaran Lingkungan di kelas VII SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di kelas VII SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah pre experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya Tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 10 kelas dengan jumlah 343 orang. Pengambilan Sampel menggunakan teknik purposive sampling, terpilih kelas VII 1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Instruction dengan Pendekatan Scientific dan kelas VII J Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Instruction dengan Pendekatan Guide Inquiry. Untuk mengukur hasil belajar digunakan instrument berupa tes hasil belajar. Teknik analisis data menggunakan uji t independen dengan taraf Signifikan = 5%. Rata-rata hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Instruction dengan Pendekatan Scientific adalah 22,03, dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Instruction dengan Pendekatan Guide Inquiry adalah 23,38. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis didapat kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Instruction dengan Pendekatan Scientific dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Instruction dengan Pendekatan Guide Inquiry pada Sub Konsep Pencemaran Lingkungan di kelas SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya dan model Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Instruction dengan Pendekatan Guide Inquiry lebih baik dari Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Instruction dengan Pendekatan Scientific.
Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, problem based instruction, pendekatan scientific, pendekatan guide inquiry, Pencemaran Lingkungan.
1. Pendahuluan Pendidikan merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk perubahan sikap dan tingkah laku seorang atau kelompok yang dilakukan secara sadar dalam rangka pendewasaan manusia dan pembentukan pribadi yang mandiri serta kesempurnaan secara jasmani dan rohani. Agar tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai diperlukan sarana dan prasarana yang
menunjang.
Sekolah
merupakan
salah
satu
tempat
untuk
menyelenggarakan kegiatan pendidikan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa.
2
Keberhasilan dari suatu proses pembelajaran yang harus dicapai oleh setiap siswa merupakan harapan dari semua pihak, tetapi kenyataannya tidak semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan. Hal ini terbukti dari hasil wawancara dengan guru bidang studi IPA kelas VII SMP N 11 Tasikmalaya yang mengemukakan bahwa hasil nilai rata-rata ulangan pada sub konsep Pemncemaran Lingkungan tahun ajaran 2012/2013 dirasa masih belum optimal. Maka diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai ulangan IPA yang paling rendah adalah pada sub konsep Pencemaran Lingkungan yakni 69 sedangkan KKM adalah 75, hal ini menunjukan kurangnya pemahaman siswa sehingga siswa tidak mampu memecahkan dan menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Walaupun demikian, berdasarkan observasi yang dilakukan selama peneliti bertindak sebagai praktikan di SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya terlihat masih ada siswa yang kurang siap dalam menghadapi proses pembelajaran. Interaksi antar siswa, motivasi dan minat siswa masih dirasa kurang. Disinilah tugas yang harus dilakukan oleh seorang guru yang kompeten adalah mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan efisien serta mampu mengelola kelas dengan baik. Oleh karena itu, diantara salah satu cara guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
adalah
dengan menggunakan teknik pembelajaran yang tepat. Salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan menggunakan pendekatan scientific dan guide inquiry pada sub konsep Pencemaran Lingkungan. Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis mencoba melakukan penelitian tentang “Perbedaan
Hasil
Belajar
Siswa
yang
Proses
Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Instruction dengan Pendekatan Scientific dan Guide Inquiry pada Sub Konsep Pencemaran Lingkungan di Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya” 2. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran 3
kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific dan guide inquiry pada sub konsep Pencemaran Lingkungan di kelas VII SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya. 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya sebanyak 10 kelas yang berjumlah 343 orang siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang diambil dengan cara purposive sampling. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas VII I dan VII J SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya, dengan alasan karena kelas tersebut memiliki kurang keaktifan yang sama. Disain penelitian
yang dilakukan adalah Alternative Treatment
Posttest Only With Nonequivalent Groups Design. Desain ini menggunakan prosedur yang sama seperti perbandingan kelompok statis, dengan pengecualian bahwa kelompok perbandingan nonequivalent menerima treatmen yang berbeda. Pola
: Group A
X1 ________ O
------------------Group B Keterangan
X2 ________O
:
A
=Kelas pertama
B
=Kelas kedua
X1 =Perlakuan (Traetment) kelas pertama dengan menggunakan model kooperatif tipe Group Investigation dibantu dengan metode observasi X2 =Perlakuan (Treatment) kelas kedua dengan menggunakan model problem based learning dibantu dengan metode observasi O
=Hasil observasi sesudah diberikan perlakuan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada sub konsep Pencemaran Lingkungan. Tes ini menggunakan tes 4
hasil belajar dengan empat option dengan jumlah 50 soal. Aspek yang diukur yaitu ranah kognitif yang dibatasi jenjang mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), dan mengevaluasi (C5) dengan pengetahuan factual (k1), pengetahuan konseptual (k2), dan pengetahuan procedural (k3). Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t. 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Tabel 1 Hasil Belajar Siswa Kelas VII di SMP N 11 Tasikmalaya Data Hasil Post test Pembelajaran yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Instruction dengan Pendekatan Scientific Hasil Post test Pembelajaran yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Instruction dengan Pendekatan Guide Inquiry Keterangan : x = rata-rata hasil belajar siswa Ni = jumlah siswa s = nilai standar deviasi s2 = nilai varians
ni 34
34
22,03
s 2,6
s2 6,76
23,38
2,66
7,08
x
Tabel 2 Ringkasan Hasil Uji t thitung ttabel kesimpulan Kesimpulan Analisis 22,5 1,99 thitung >ttabel Tolak H0, Terdapat perbedaan rata-rata antara dua kelompok Hipotesis: Terima H0 bila - thitung ≤ttabel≤thintung
5
2. Pembahasan a. Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajaranya Menggunakan Model Kooperatif Tipe Problem Based Instruction
dengan
pendekatan Scientififc Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific diperoleh x = 22,03 dengan
= 76,76 dari
= 2,6 dan nilai χ2hitung
yang berdistribusi normal. Adapun KKM mata pelajaran IPA di kelas VII-I SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII-I SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya pada sub konsep Pencemaran Lingkungan adalah 73,43.Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific belum bisa mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific memiliki hasil belajar yang lebih rendah, hal ini di karenakan
proses
pembelajaran
yang
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific kurang cocok karena model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific siswa tidak di bimbing pada saat observasi ke lapangan, sehingga siswa kurang memahami saat siswa sedang melaksanakan observasi. Dan dalam proses pembelajarannya siswa dituntut untuk mencari sendiri permasalahan mengenai materi yang diajarkan. Karena pemahaman siswa masih kurang paham dengan model dan pendekatan yang di berikan oleh guru. Dan siswa kurang mengerti dengan LKS yang diberikannya. Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific siswa diberikan lembar kerja siswa yang 6
dikerjakan secara berkelompok dengan melakukan kegiatan observasi yaitu mencari jawaban dari objek lingkungan sekitar rumahnya yang diamati. Berikut ini hasil diskusi kelompok pada pertemuan pertama dan kedua, yaitu:
100 Pertemuan ke-1
50
Pertemuan ke-2 0 Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6 Gambar 4.5 Hasil diskusi lembar kerja siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific Gambar 4.5 Menjelaskan hasil diskusi kelompok kelas pada pertemuan kesatu dan kedua dimana pada pertemuan kesatu, nilai yang di peroleh tiap kelompok bervariasi. Nilai tertinggi diperoleh oleh kelompok empat dengan nilai 70 sedangkan nilai terendah di peroleh kelompok satu dan enam dengan nilai yang sama 60. Sedangkan pada pertemuan kedua nilai terbesar di peroleh kelompok tiga dan empat dimana kedua kelompok tersebut mendapatkan nilai yang sama yaitu 80, sedangkan nilai terkecil di peroleh kelompok satu dan enam dimana kedua kelompok tersebut juga memiliki nilai yang sama yaitu 70. Pada pertemuan pertama nilai terkecil yang diperoleh siswa 60 dan nilai terbesarnya 70 berbeda dengan nilai yang diperoleh siswa pada pertemuan kedua yaitu nilai terkecil yang diperoleh siswa 70 dan nilai terbesarnya 80, membuktikan pemahaman siswa dipertemuan pertama masih kurang dan belum terbiasa dengan model yang digunakan sedangkan dipertemuan kedua pemahaman siswa sudah mulai meningkat dan mulai terbiasa dengan model yang 7
digunakan sehingga nilai yang diperoleh dipertemuan kedua cukup tinggi. b. Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajaranya Menggunakan Model Kooperatif Tipe Problem Based Instruction dengan Pendekatan Guide Inquiry Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan guide inquiry diperoleh x = 23,38 dengan s2= 7,08 dari s = 2,66 dan nilai χ2hitung 1,43<
χ2tabel 7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM pelajaran IPA di kelas VII-J SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII-J
SMP Negeri 11 Kota
Tasikmalaya pada sub Konsep Pencemaran Lingkunganadalah 77,93. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan guide inquiry telah mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan guide inquiry memiliki hasil belajar yang lebih tinggi, hal ini di karenakan proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan guide inquiry memberi siswa kesempatan untuk belajar aktif di dalam kelas dengan pengarahan dari guru supaya siswa lebih aktif dan bergairah dalam berpikir sehingga siswa bisa menemukan permasalahan dengan mengamati gambar. Setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan guide inquiry siswa di berikan lembar kerja siswa yang dikerjakan secara berkelompok dengan melakukan kegiatan observasi yaitu mencari jawaban dari objek gambar tentang permasalahan 8
pencemaran lingkungan yang diamati. Untuk mengetahui sampai mana pemahaman siswa dari pengamatan yang telah di lakukan. Berikut ini hasil diskusi kelompok pada pertemuan pertama dan kedua, yaitu :
100 80 60
Pertemuan ke-1
40
Pertemuan ke-2
20 0 Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6 Gambar 4.6 Hasil Diskusi Lembar Kerja Siswa dengan Model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan guide inquiry Gambar 4.6 Menjelaskan hasil diskusi kelompok kelas pada pertemuan kesatu dan kedua dimana pada pertemuan kesatu,nilai yang di peroleh tiap kelompok bervariasi. nilai terbesar di peroleh kelompok tiga dan enam dengan nilai 90, sedangkan nilai terkecil di peroleh kelompok dua dan lima dimana kedua kelompok tersebut juga memiliki nilai yang sama yaitu 80. nilai terkecil yang diperoleh siswa 80 dan nilai terbesarnya 90, membuktikan pemahaman siswa yang masih kurang dan belum terbiasa dengan model dan pendekatan yang digunakan, sehingga pemahaman siswa sudah mulai meningkat dan mulai terbiasa dengan model dan pedekatan yang digunakan sehingga nilai yang diperoleh cukup tinggi. Masih adanya kelompok yang mendapatkan nilai rendah membuktikan bahwa masih ada siswa yang tidak aktif pada saat melakukan pengamatan dan lebih didominasi oleh siswa yang lebih pintar dalam mengerjakannya. Jika dilihat dari diagram diatas menunjukan adanya peningkatan.Hal ini membuktikan 9
adanya perbedaan kemampuan siswa dalam penerimaan materi yang di berikan. c.
Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif TipeProblem Based Instructiondengan Pendekatan Guide Inquiry dan Scientific Dari penelitian yang telah di lakukan, peneliti menggunakan dua sampel dengan perlakuan yang berbeda. Peneliti menggunakan kelas VII-I dan VII-J
sebagai sampel dan model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Problem Based Instruction dengan Pendekatan Guide Inquiry dan Scientific sebagai perlakuan. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan guide inquiry diperoleh x = 23,38 dengan χ2hitung 1,43<
= 7,08 dari
= 2,66 dan nilai
χ2tabel 7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM pelajaran IPA di kelas VII-J SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII-J SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya pada subkonsep Pencemaran Lingkunganadalah 77,93. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan guide inquiry telah mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific diperoleh
x = 22,03 dengan s2 = 6,76 dari s = 2,6 dan nilai χ2hitung 5,52< χ2tabel 7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM pelajaran IPA di kelas VII-I SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai 10
rata-rata di kelas VII-1 SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya pada sub konsep Pencemaran Lingkungan adalah 73,43.Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific belum bisa mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Rata-rata hasil belajar siswa dapat dilihat dari diagram berikut ini:
Gambar 4.7 Daftar nilai Rata-rata Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Instruction dengan Pendekatan Guide Inquiry, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Instruction dengan Pendekatan Guide Inquiry dan KKM Berdasarkan diagram tersebut bahwa siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan guide inquiry memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific. Hal tersebut menunjukan ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan guide inquiry dengan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific. Hal ini disebabkan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan guide inquiry memiliki hasil belajar yang lebih tinggi, dibandingkan dengan 11
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific. Didalam pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan guide inquiry siswa melakukan observasi secara berkelompok mengamati gambar dengan bimbingan dari guru, menjelaskan hasil penemuan dan mendiskusikan kesimpulan mengenai kegiatan selama proses belajar. Peranan guru adalah memberi pengarahan pada siswa dengan beberapa pernyataan sehingga siswa lebih aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru dengan kemampuan dan pengetahuannya, kemudian membimbing siswa untuk menemukan penyelesaian dari persoalan dengan perintahperintah atau dengan lembar kerja. Guru sebagai motivator dan fasilitator
yang
memberikan
dorongan
siswa
untuk
dapat
mengungkapkan pendapat atau menuangkan pemikiran mereka serta menggunakan pengetahuan awal mereka dalam memahami situasi baru, dan banyaknya minat siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan guide inquiry. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan guide inquiry lebih unggul di bandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific yaitu siswa dapat lebih terkontrol dengan adanya bimbingan guru pada saat pembelajaran awal sampai akhir, siswa juga lebih aktif bertanya mengenai permasalahan yang diberikan guru, dan siswa diberikan permasalahan dengan gambar untuk mencari informasi yang ingin mereka ketahui yaitu melalui berbagai sumber dari buku maupun dari sumber lainnya. Sedangkan didalam pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific pada umumnya siswa melakukan kegiatan observasi, 12
mengumpulkan
data
yang
berkaitan
dengan
observasi
dan
merumuskan kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan. Dalam pelaksanaannya siswa diberikan perbedaan masalah tiap kelompok, danmenentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan. Selama proses ini, peranan guru dalammembimbing siswa sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan sama sekali dan peran guru untuk mendorong siswa mengkomunikasikan hasil kegiatan pembelajaran sehingga dapat bermanfaat bagi semua siswa dalam kelas. Apabila melihat dari kondisi siswa selama penelitian menggunakanmodelpembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific kurang cocok digunakan karena siswa tidak terbiasa dengan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific yang di haruskan untuk menentukan masalah, menemukan dan mencari materi pembelajaran sendiri, sehingga siswa merasa canggung dan kurang paham terhadap pembelajaran yang sedang di pelajari, sehingga siswa tidak biasa mengeksplor kemampuan yang ada pada dirinya. Dengan demikian peranan guru pada model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan guide inquiry dan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific memiliki perbedaan atau tidak sama. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis, maka penulis memperoleh kesimpulan bahwa “Ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan guide inquiry dan scientific pada sub Konsep Pencemaran Lingkungan di kelas VII SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya”. 13
Dari skor nilai tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan guide inquiry lebih cocok untuk digunakan dan memberikan hasil yang lebih baik dari pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe problem based instruction dengan pendekatan scientific pada sub Konsep Pencemaran Lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA Andriani, Nely. (2011). Efektivitas Penerapan Guide Inquiry pada Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan Cahaya di kelas VIII SMP Negeri 2 Muara Padang, Universitas Sriwijaya Bandung. Creswell, Jhon W. (2013). Research Desaign Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed (Edisi Ketiga).Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Ismunandar, et al. (eds). (2011). INQUIRY AND THE NATIONAL SCIENCE EDUCATION STANDARDS, A Guide for Teaching and Learning Steve Olson and Susan Loucks-Horsley. Editor: Committee on Development of an Addendum to the National Science Education Standards on Scientific Inquiry; National Research Council. Mc.Collum (2009).Konsep Pendekatan Scientific Dalam Rangka Implementasi Kuruikulum 2013. Nurhayati, Nunung. (2013). Pencemaran Lingkungan.Bandung : Yrama Widya. Purnomo, Ade. (2010). Penelitian Problem Based Instruction dan Inquiry dengan Media Diorama Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Belajar Biologi. Proposal. Universitas Muhammadiyah Jember Suprijono, Agus. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Riwayat Penulis
Pepi Nur Asyifa Paujiah adalah mahasiswa angkatan 2014 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. 14