PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER (GQGA) DENGAN TIPE TAKE AND GIVE (Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 1 Sukahening pada Konsep Keanekaragaman Makhluk Hidup) The Differences of the Student’s Learning Result Which is Learning Process by Using Cooperative Learning Model Giving Question and Getting Answer (GQGA) Type and Take and Give Type Risma Rismayanti, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa
[email protected] Biology Education Departement Faculty of Educational Sciences and Teachers’ Training Siliwangi University Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Post Code 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115 e-mail :
[email protected] ABSTRACT The purpose of this research is to know differences in student learning result that the learning process using cooperative learning model giving question and getting answer type with take and give type on the sub concept of organization of life. The research was conducted on December 2015 until March 2016 at the Seventh Grade the 1st Junior High School at Sukahening. The method was used in this research is pre experimental. The population of this study was all the seventh grade of the 1st Junior High School at Sukahening as many as 6 classes with the number of students 175 people. The sample in this research were 2 classes which was taken by using cluster random sampling technique. The instrument used in this research is test in form of achievement test in sub concept of organization of life totaling 35 questions. The data analaysis technique used is the difference between two avarage (t-test) with a significant level (α) = 5%. Based on the result of the research and the result of the data analysis showed there was differences of the students learning result which is learning process using cooperative learning model of giving question and getting answer type with take and give type on the sub concept of organization of life at the Seventh Grade of the 1st Junior High School at Sukahening. The result of students learning which is learning process using cooperative learning model of giving question and getting answer type better when compared with the result of the students learning which is learning process using cooperative learning model of take and give type on the sub concept of organization of life at the Seventh Grade of the 1st Junior High School at Sukahening. Keywords: Learning Result, Giving Question and Getting Answer, Take and Give, Diversity of Living Things.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer dengan tipe take and give pada sub konsep Organisasi Kehidupan. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Maret 2016 di kelas VII SMP Negeri 1 Sukahening. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experimental. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 1 Sukahening sebanyak 6 kelas dengan jumlah siswa 175 orang. Sampel dalam penelitian ini siswa sebanyak dua kelas yang diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian adalah berupa tes hasil belajar pada sub konsep organisasi kehidupan yang berjumlah 35 soal. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata (uji-t) dengan taraf signifikan (α) = 5%. Berdasarkan hasil peneltian dan hasil analisis data menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer dengan tipe take and give pada sub konsep Organisasi Kehidupan di kelas VII SMP Negeri 1 Sukahening. Hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe take and give pada sub konsep Organisasi Kehidupan di kelas VII SMP Negeri 1 Sukahening. Kata kunci : Hasil Belajar, Giving Question and Getting Answer (GQGA), Take and Give, Keanekaragaman Makhluk Hidup. Pendahuluan Proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah meliputi beberapa materi. Salah satu mata pelajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang merupakan bagian dari pendidikan sains sebagai wahana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan sikap serta bertanggung jawab kepada lingkungan. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu, memahami alam serta mahluk hidup secara sistematis, sehingga pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan fakta tetapi juga proses penemuan. Proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah, guru sangat berperan bagi siswa untuk memperoleh pengetahuan, perubahan sikap, tingkah laku dan memperoleh keterampilan yang maksimal. Oleh karena itu, tugas guru di kelas tidak sekedar menyampaikan informasi demi pencapaian tujuan pembelajaran saja, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar siswa.
Hasil yang baik diperoleh dengan adanya pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Karena salah satu masalah dalam pendidikan yaitu lemahnya proses pembelajaran. Sehingga hasil dari proses pembelajaran harus menjadi motivator bagi siswa. Selain itu guru harus menerapkan model pembelajaran yang bisa memotivasi siswa untuk lebih baik dalam proses pembelajaran. Tetapi pada kenyatannya, model pembelajaran yang ada kurang dipergunakan, sehingga siswa pun kurang kreatif dan inovatif ketika proses pembelajaran berlangsung, jadi guru perlu menggunakan variasi model pembelajaran supaya siswa tidak merasa bosan. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 19 Desember 2015 dengan salah seorang guru mata pelajaran IPA kelas VII SMP Negeri 1 Sukahening tahun ajaran 2014/2015. Kegiatan belajar mengajar, masih banyak mengalami kesulitan yaitu siswa sulit untuk memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan proses pembelajaran yang digunakan masih menggunakan model konvensional dengan metode ceramah, sehingga siswa tidak dilibatkan dalam proses belajar mengajar dan menjadikan siswa tidak aktif. Proses pembelajaran yang kurang efektif tersebut menyebabkan sebagian siswa belum mencapai angka ketuntasan yang telah ditetapkan. Dari nilai ulangan IPA sub konsep Organisasi Kehidupan di kelas VII tahun ajaran 2014/2015 diperoleh rata-rata hasil belajar siswa hanya mencapai 73 sedangakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan 75. Keberhasilan belajar siswa biasanya sering dikaitkan dengan hasil belajar yang dicapai. Sehubungan dengan hal tersebut, maka suatu model pembelajaran dapat digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa secara efektif. Model pembelajaran merupakan cara atau teknik penyajian yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang bervariasi akan mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar dan sekaligus sebagai salah satu indikator peningkatan kualitas proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar karena pembelajaran kooperatif akan menambah keaktifan siswa yang berdampak pada keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.
Penulis mencoba meneliti untuk menerapkan model pembelajaran aktif dengan membandingkan antara model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer dengan tipe take and give. Persamaan dari kedua tipe model kooperatif ini yaitu menjadikan siswa lebih aktif dan berusaha mencari tahu apa yang kurang dipahami serta melibatkan siswa untuk saling bekerja sama. Sedangkan, hal yang membedakan antara model pembelajaran giving question and getting answer dengan tipe take and give adalah pada model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer siswa diberi kesempatan untuk menuliskan materi yang sudah dipahami dan materi yang belum dipahami pada kartu yang digunakan dalam pembelajaran, sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe take and give siswa diberi kartu yang berisi materi untuk dihafal, kemudian mencari pasangan untuk saling menginformasikan materi yang sesuai dengan kartunya sehingga siswa bertanggung jawab terhadap materi yang diberikan oleh guru.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer dengan tipe take and give pada sub konsep Organisasi Kehidupan di Kelas VII SMP Negeri 1 Sukahening.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 1 Sukahening tahun ajaran 2015/2016, sebanyak enam kelas dengan jumlah siswa 175 siswa dan sampel yang digunakan sebanyak 2 kelas yang diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling yaitu kelas VII A sebanyak 30 orang dan kelas VII F sebanyak 30 orang. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistic group comparison atau post-test-only with nonequivalent groups. Setelah melakukan treatment pada satu kelompok eksperimental (A), peneliti memilih satu kelompok perbandingan (B), lalu melakukan post-test pada kelompok eksperimental A (kelompok yang sudah di-treatment tadi) dan kelompok perbandingan B yang sudah dipilih sebelumnya.
Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan, diberikan post test (tes akhir) pada kedua kelas tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik tes. Tes berbentuk pilihan majemuk dengan 4 options sebanyak 35 soal pada sub konsep organisasi kehidupan. Tujuan dari pelaksanaan tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar yang telah dicapai siswa. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukahening. Setelah data dari penelitian diperoleh, maka data tersebut dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Uji persyaratan a)
Uji normalitas dengan menggunakan Chi-Kuadrat (2), ), jika distribusi frekuensi dan banyak data >30.
b) Uji homogenitas dengan menggunakan Uji FMaksimum, dilakukan terhadap dua varians. 2. Uji Hipotesis Apabila uji homogenitas variansnya menghasilkan varians yang homogen, maka analisis data dapat menggunakan Uji t.
Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari penelitian ini meliputi data posttest pada sub konsep organisasi kehidupan di kelas VII SMP Negeri 1 Sukahening. Tabel 1 Rata-rata Post test Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Giving Question and Getting Answer dengan Tipe Take and Give Kelas
Post test
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe giving question and getting answer (VII A)
28,2
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe take and give (VII F)
20,9
Kriteria Ketuntasan Minimal
26,25
Berdasarkan tabel 1 Skor rata-rata posttest di kelas VII-A 28,2 dan rata-rata posttest di kelas VII-F adalah 20,9.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji normalitas kaidah pengujian hipotesis yang digunakan sebagai berikut: Jika x2hitung<x2tabel data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika x2hitung>x2tabel data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer. x2hitung = 6,87 dan x2tabel = 7,81 sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe take and give x2hitung = 5,72 dan x2tabel = 7,81 dapat disimpulkan bahwa, data hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer.dan model pembelajaran kooperatif tipe take and give keduanya berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kaidah pengujian hipotesis: tolak H0 jika Fhitung>Ftabel. Berdasarkan hasil analisis dari uji homogenitas tersebut Fhitung 1,25 dan Ftabel 1,84 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data tersebut mempunyai varians yang homogen. Kaidah pengujian hipotesis yang digunakan adalah tolak Ho jika – ttabel < thitung ≤ + ttabel. Berdasarkan hasil perhitungan uji t menunjukan bahwa nilai thitung sebesar 6,03 sedangkan ttabel sebesar 2,002 artinya tolak H0. Hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer dengan tipe take and give pada sub konsep organisasi kehidupan. b. Pembahasan 1. Hasil Belajar Siswa Yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Giving Question And Getting Answer Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe giving question and getting answer diperoleh x post-test 28,2. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe giving question and getting answer siswa dikelompokkan secara heterogen untuk menuliskan pertanyaan dari materi yang belum dipahami dan menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain. Hasil belajar siswa yang diperoleh dengan mengguankan model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe take and give di kelas VII SMP Negeri 1 Sukahening pada sub konsep Organisasi Kehidupan.
Berdasarkan hasil penilaian kinerja kelompok berikut adalah hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer. 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua
C1
C2
C3
C4
C5
Gambar 1 Diagram Batang Diagram Batang Jenis Pertanyaan yang dibuat oleh Siswa Berdasarkan Proses Kognitif Hasil diskusi dari pembelajaran siswa yang dibagi kedalam 5 kelompok dan setiap kelompok mendapat kesempatan membuat pertanyaan. Pada pertemuan pertama pertanyaan yang didiskusikan diketahui ada 3 pertanyaan yang termasuk kedalam C1, 3 pertanyaan C2, 1 pertanyaan C3, 2 pertanyaan C4 dan 1 pertanyaan C5. Sedangkan untuk pertemuan kedua ada 2 pertanyaan yang termasuk kedalam C1, 1 pertanyaan C2, 2 pertanyaan C3, 2 pertanyaan C4 dan 3 pertanyaan C5. Hasil diskusi dari pertemuan pertama, mempelajari tentang sel dan jaringan kebanyakan siswa membuat pertanyaan yang termasuk C1 dan C2, sedangkan pada pertemuan kedua mempelajari tentang organ, sistem organ dan individu menunjukan adanya peningkatan siswa dalam membuat pertanyaan yang termasuk C4 dan C5. Hal ini karena adanya perbedaan kemampuan pada tiap kelompok yang menunjukan bahwa cara berpikir siswa mengarah pada keterampilan tingkat tinggi. Serta setiap kelompok lebih berani dan aktif untuk mengungkapkan apa yang belum dipahami, dengan menuliskan pertanyaan pada kartu bertanya. Contohnya seperti berikut:
(1)
(3)
(2)
(4)
Gambar 2 Contoh Kartu Bertanya untuk Diskusi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Giving Question and Getting Answer Keterangan : kartu (1) berisi pertanyaan “apakah sistem organ masih bisa bekerja, jika suatu organ tidak berfungsi?” termasuk kedalam C3 karena pertanyaan mengarah pada pengaplikasian. Kartu (2) berisi pertanyaan “mengapa lidah bisa merasakan rasa makanan?” termasuk kedalam C3 karena pertanyaan mengarah pada pengaplikasian. Kartu (3) berisi pertanyaan “apa yang dimaksud dengan parenkim palisade dan parenkim spons?” termasuk kedalam C1 karena pertanyaan mengarah pada pengertian. Kartu (4) berisi pertanyaan “kenapa organ pada manusia lebih lengkap dibandingkan hewan dan tumbuhan?” termasuk kedalam C4 karena pertanyaan mengarah pada analisis. Dilihat dari nilai rata-rata dan uji statistik, menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer memberikan kesempatan yang sama kepada siswa yang aktif berbicara maupun yang pasif berbicara, sehingga pemberian kartu merangsang siswa untuk menuliskan materi yang belum dipahami dan yang sudah dipahami. Model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer lebih tepat diterapkan untuk menjelaskan materi organisasi kehidupan.
2. Hasil Belajar Siswa Yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe take and give diperoleh x post-test 20,9. Siswa yang melakukan pembelajaran dengan model kooperatif tipe take and give, siswa masih terlibat langsung tetapi ketika diskusi terlihat ada dominansi antar siswa yang mampu menguasai materi dan siswa yang kurang menguasai sesuai dengan bahan materi yang guru berikan dalam setiap kartu. Sehingga ketika siswa diberi kesempatan untuk memaparkan materi secara berpasangan dan ketika guru memberikan pertanyaan hanya sebagian siswa yang aktif yang berbicara, sedangkan siswa yang kurang menguasai materi merasa malu untuk berbicara. Berdasarkan hasil pengamatan pada awal pembelajaran, pada saat guru memberikan kartu yang berisi materi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe take and give, siswa nampak ragu dalam belajar namun guru memotivasi siswa agar bersedia mengemukakan pendapat dan pemaparan materi sesuai kartu kepada siswa lainnya. Untuk pertemuan kedua siswa mulai aktif berbicara dan ketika dikasih pertanyaan oleh guru siswa dapat memahami materi yang sedang dipelajari. Model pembelajaran kooperatif tipe take and give, seakan membatasi kesempatan pada siswa untuk belajar materi dari kartu yang diberikan guru. Begitu pula ketika siswa mengemukakan materi dari kartu kepada pasangannya, nampak sebagian pasangan yang tidak begitu aktif dalam bertukar informasi. Uraian mengenai penyebab perbedaan hasil belajar yang diperoleh siswa dengan menggunakan dua tipe pembelajaran yang berbeda. Sehingga tujuan dari pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe take and give sedikit kurang maksimal bila dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer. 3. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Giving Question and Getting Answer dengan Tipe Take and Give Berdasarkan hasil penelitian di kelas VII A yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer diketahui bahwa x post-test 28,2 dan kelas VII F yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe take and give
diketahui bahwa x post-test 20,9. Berdasarkan data hasil penelitian yang dilanjutkan dengan analisis statistik, yaitu hasil uji t antara kelas VII A dan kelas VII F adalah tolak HO karena thitung > ttabel. Untuk KKM di kelas VII mata pelajaran IPA SMP Negeri 1 Sukahening adalah 26,25. Hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer dengan tipe take and give
pada
sub konsep
organisasi kehidupan di kelas VII SMP Negeri 1 Sukahening. Berdasarkan pertemuan dalam pengamatan penelitian didapat kekurangan dan kelebihan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer dengan model pembelajaran kooperatif tipe take and give.
No 1
2
Tabel 2 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Giving Question and Getting Answer dengan Tipe Take and Give : Model Pembelajaran Kelebihan Kekurangan Kooperatif Tipe Giving a. Siswa mendapat kesempatan a. Pertanyaan yang dibuat Question and baik secara individu maupun siswa cenderung hanya Getting kelompok untuk membuat hafalan. Answer pertanyaan dari materi yang b. Dari setiap siswa belum dipahami dan menjawab kebanyakan menuliskan pertanyaan dari materi yang pertanyaan yang sama sudah dipahami. dan pertanyaannya b. Guru dapat mengetahui keluar dari materi yang penguasaan siswa terhadap dibahas. materi yang disampaikan. c. Tidak semua siswa c. Siswa termotivasi untuk berani menuliskan pertanyaan mengajukan pendapatnya. maupun jawaban. d. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran, karena membuat pertanyaan dari materi yang belum dipahami. Tipe Take and a. Melatih siswa untuk bekerja a. Kesulitan untuk Give sama dengan menghargai mendisiplinkan siswa kemampuan orang lain dan dalam mencari berinteraksi secara baik dengan pasangan. teman yang lain. b. Kondisi siswa yang b. Memperdalam pengetahuan heterogen siswa melalui kartu yang mengakibatkan dibagikan. perbedaan dalam
c. Meningkatkan tanggung jawab siswa, karena pertanggung jawaban atas kartunya masingmasing.
Penggunaan
model
pembelajaran
khususnya
penyampaian materi. c. Siswa hanya bertukar informasi pada temantemannya yang sudah akrab. d. Siswa terlihat pasif, karena materi dan pertanyaan hanya diberi oleh guru. model
pembelajaran
kooperatif tipe giving question and getting answer dengan take and give dalam pelaksanaannya guru sangat berperan penting dalam proses awal pengarahan pada siswa sampai siswa melaksanakan proses belajar di kelas. Guru harus mempersiapkan materi dan menguasai setiap materi yang akan disampaikan kepada siswa agar proses belajar mengajar berlangsung dengan baik. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer, guru harus memberikan materi untuk awal pembelajaran dan bisa memberikan stimulus supaya siswa berusaha menuliskan materi yang belum dipahami pada kartu bertanya. Dan pada waktu diskusi setiap siswa berani mengemukakan pendapat pada kartu menjawab. Sehingga diskusi yang dilakukan setiap kelompok bisa berperan aktif. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe take and give guru memberikan materi untuk awal pembelajaran selanjutnya setiap siswa harus berusaha bisa memahami materi pembelajaran dan bukan hanya menghafal materi. Sehingga pada saat guru memberikan pertanyaan, siswa dapat menjawab dan benar-benar mengerti apa yang sedang dipelajari. Berdasarkan kenyataan dilapangan peneliti menemukan beberapa kendala yang sama pada saat pelaksanaan proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer dan tipe take and give di antaranya: 1. Karena kedua model tersebut dalam proses pembelajarannya terdapat sesi diskusi, seringkali pelaksanaannya kurang kondusif; 2. Terbatasnya waktu dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran; 3. Guru tidak mengetahui secara pasti pemahaman bagi siswa yang pasif;
4. Pada saat mencari pasangan, sebagian siswa ada yang malu berpasangan dengan temannya; dan 5. Pada saat memberikan materi kepada pasangannya, banyak yang kurang percaya diri. Berdasarkan kendala-kendala yang telah dijelaskan tersebut, maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Guru harus menciptakan suasana kelas yang nyaman, agar tercipta suasana pembelajaran yang kondusif; 2. Guru harus terampil mengefektifkan waktu dalam kegiatan belajar mengejar sesuai dengan tahapan-tahapan pembelajaran dalam model pembelajaran yang digunakan; 3. Diperlukan persiapan yang matang dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya guru dan siswa dapat memaksimalkan langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai hasil belajar sesuai yang diharapkan; 4. Guru mampu mengurangi bahkan menghilangkan tingkat kejenuhan siswa terhadap materi yang disampaikan di dalam kelas; dan 5. Bahasa yang digunakan pada soal yang diberikan harus mudah dimengerti oleh siswa, agar siswa mampu memahami dengan baik materi yang disampaikan. c.
Simpulan Berdasarkan penelitian, pengolahan data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka penulis berkesimpulan “ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer dengan tipe take and give pada sub konsep organisasi kehidupan di kelas VII SMP Negeri 1 Sukahening.
d. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan: 1. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe giving question and getting answer, lebih baik melakukan pembiasaan terlebih dahulu lebih dari satu kali kemudian dalam membuat pertanyaan guru terlebih dahulu membagi materi untuk setiap kelompok sehingga tidak muncul pertanyaan yang sama;
2. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe take and give guru harus bisa mengembangkan keberanian berbicara setiap siswa. 3. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif lainnya pada materi yang lain.
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Asmawati, Azis Andi dan Rezeki Amaliah. (2011). Pengaruh penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Giving Question And Getting Answer Pada Konsep Sistem Gerak Terhadap Hasil Belajar Siswa SMAN 4 Bantimurung. Jurnal Bionature. 12(2). 87-92. Creswell, John W. (2014). Research Design. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Fitriyaningsih. (2014). Keefektifan Model Take And Give Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA. Journal of Elementary Education. 3(2). 1-8 Hamdayama, Jumanta. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor : Ghalia Indonesia. Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Silberman, Melvin. (2013). Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia. Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Penerbit Nusa Media. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta Widodo, Ari. (2005). Taksonomi Tujuan Pembelajaran Didaktis. Universitas Pendidikan Indonesia. Riwayat Penulis Risma Rismayanti adalah mahasiswa angkatan 2012 pada Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang melaksanakan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (lulus tahun 2016).