1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DAN GROUP RESUME PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
Oleh ADE DAUD SAEPUL 102154024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2014
2 THE DIFFERENCE OF THE STUDENT’S ACHIEVEMENTS BY USING STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING AS THE COOPERATIVE MODEL TYPE AND GROUP RESUME ON THE SUB CONCEPT OF HUMAN’S ABSORPTION SYSTEM
Ade Daud, Hernawan. Biology Department Faculty of Educational Sciences and Teacher’s Training Siliwangi University Tasikmalaya Email :
[email protected] Abstract : This research intends to know the difference between cooperative model in the type of student facilitator and explaining and group resume on the sub concept of human’s absorption system in the sciences class of XI IPA at SMA Negeri Banjar in the academic year 2013/2014. This research has been conducted on October 2013 until April 2014 in SMA Negeri 1 Banjar. The method used in this research is pre-experiment. The population of this research is the whole sciences class of eleventh grade SMA Negeri 1 Banjar in the academic year 2013/2014 consisting 7 classes. Samples are taken by using cluster random sampling technique. The total numbers of the samples are 2 classes, XI IPA 6 consisting 31 students as the experiment class and XI IPA 7 consisting 31 students as the experiment class. To measure the students achievements, the researcher use written test as the instrument of the research in the form of multiple choice consisting five option. Independent sample t-test is used as technique of analysing the post-test data of the experiment class. Besides, to look at the measurement of the minimum acomplishment criteria (KKM), the researcher uses t-descriptive test with the significant 5%. The result of the research shows that there is difference between the student’s achievement experiencing the cooperative model in the type of student facilitator and explaining and group resume on the sub concept of human’s absorption system in the science class of the eleventh grade at SMA Negeri 1 Banjar in the academic year 2013/2014. The cooperative model in type of student facilitator and explaining is proven by average score entailed by XI IPA 6 that has achieved the minimum accomplishment criteria (KKM). Conversely, the score obtained by XI IPA 7 have not achieved the minimum accomplishment criteria (KKM) yet.
Keyword : Student facilitator and explaining and group resume model
3 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DAN GROUP RESUME PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA
Ade Daud, Hernawan Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Email :
[email protected] Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining dan group resume pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banjar tahun ajaran 2013/2014. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan April 2014 di SMA Negeri 1 Banjar. Metode penelitian yang digunakan adalah pre experiment. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banjar tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 7 kelas. Sampel diambil menggunakan teknik cluster random sampling sebanyak 2 kelas, yaitu kelas XI IPA 6 dengan jumlah siswa 31 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 7 dengan jumlah siswa 31 orang sebagai kelas eksperimen. Untuk mengukur hasil belajar digunakan instrumen test tertulis dalam bentuk pilihan majemuk dengan 5 options. Teknik analisis data posttest kelas eksperimen dengan menggunakan uji t independen, sedangkan untuk melihat tolak ukur mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) nya dengan menggunakan uji t deskriptif dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining dan group resume pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banjar tahun ajaran 2013/2014. Model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining lebih baik dibandingkan dengan group resume, hal ini dibuktikan dengan nilai perolehan nilai rata-rata kelas XI IPA 6 telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan rata-rata kelas XI IPA 7 belum mencapai KKM.
Kata Kunci : Model student facilitator and explaining dan group resume
4 Pendahuluan Indonesia sebagai negara berkembang membutuhkan pendidikan dan sumberdaya manusia (SDM) yang unggul. SDM yang unggul dapat dihasilkan dari sekolah yang berkualitas dan para pendidik yang profesional melalui proses pembelajaran yang bisa merubah tingkah laku, pengembangan keterampilan dan pemahaman siswa terhadap sains, lingkungan, dan teknologi. Sehingga menimbulkan suatu sikap ilmiah dalam diri mereka. Sikap tersebut dapat tumbuh dalam lingkungan pendidikan dan tidak lepas dari sekolah sebagai sarana pengembangan diri. Pendidikan biologi dalam proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan potensinya agar memahami alam sekitar secara ilmiah. Biologi menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap upaya pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Karena itu diperlukan cara pembelajaran yang dapat menyebabkan siswa untuk berpikir logis, kreatif, serta dapat berargumentasi secara fakta dan ilmiah. Dalam dunia pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak akan pernah ada pendidikan. Pengertian belajar masih banyak terdapat perbedaan persepsi, meski demikian pemahaman konsep yang terbentuk mengenai pengertian belajar tidak jauh berbeda. Untuk sampai pada pengertian yang tepat, di sini akan dikemukakan beberapa definisi tentang belajar. Menurut pengertian secara psikologis (Slameto, 1999:2) “Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku”. Menurut Arifin (Syah, Muhibbin, 2010:179) “Mengajar sebagai suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu”. Menurut Suprijono, Agus (2009:5) “Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Menurut Caroll (Sudjana, Nana, 2009:40) “Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni bakat belajar, waktu yang tersedia untuk belajar, waktu untuk menjelaskan pelajaran, kualitas pengajaran dan kemampuan individu”. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa, guru harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat untuk materi yang akan disampaikan. Guru dituntut dapat menerapkan berbagai model pembelajaran yang menarik dan melibatkan siswa, sehingga siswa lebih aktif dan antusias terhadap materi yang akan dipelajari. Menurut Suprijono, Agus (2010:54) “Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”. Roger dan David Johnson (Suprijono, Agus, 2010:58) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap kooperatif. Ada lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: positive interdependence (saling ketergantungan positif), personal responsibility (tanggung jawab perseorangan), face to facepromotive interaction (tatap muka),
5 interpersonal skill (komunikasi antar anggota) dan group processing (evaluasi proses kelompok). Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru mata pelajaran Biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banjar, diketahui bahwa dalam pembelajaran Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di dalam kelas guru merasa kesulitan dalam melibatkan siswa untuk berpartisipasi aktif. Hal ini berdampak pada rata-rata skor ulangan tengah semester (UTS) Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia tahun pelajaran 2012/2013 yaitu sebesar 65,00 sedangkan keriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai yakni 75. Rendahnya keterlibatan siswa di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banjar dalam proses belajar mengajar, mungkin disebabkan karena guru dalam proses pembelajaran selalu menggunakan metode ceramah dan mengharapkan siswa hanya duduk, mendengarkan, mencatat penjelasan, tanpa memperhatikan kejenuhan siswa. Padahal keterlibatan siswa adalah hal paling utama dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Berdasarkan masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di SMA Negeri 1 Banjar dengan menggunakan model pembelajaran yang tidak biasa digunakan di sekolah tersebut. Hal ini diharapkan untuk meningkatkan motivasi dan mengembangkan potensi kreatifitas yang dimiliki siswa serta mendorong secara langsung untuk terlibat dalam proses kegiatan pembelajaran sehingga terjalin interaksi dan kerjasama antar siswa. Model pembelajaran yang akan diterapkan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian adalah model pembelajaran student facilitator and explaining dan group resume. Menurut Lie, Anita (2007:12) “Pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining merupakan model pembelajaran yang mengikutsertakan seluruh siswa terlibat langsung untuk menemukan faktafakta atau pendapat mengenai suatu konsep melalui diskusi kelompok dan siswa sebagai fasilitator secara aktif mengkomunikasikan hasil temuannya berupa gambar, bagan, atau peta konsep”. Menurut Lestari, Yekti (2005:25) Resume kelompok (group resume) merupakan cara yang menyenangkan untuk membantu siswa lebih mengenal atau melakukan kegiatan membangun tim dari sebuah kelompok yang para anggotanya telah mengenal satu sama lain. Tim ini akan bekerjasama dalam kelompok untuk membuat resume yang telah ditentukan oleh guru. Melalui kelompok ini diharapkan memperoleh hasil yang optimal. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre experimental. Menurut Arikunto, Suharsimi (2010:123) menjelaskan bahwa : Pre eksperimental sering kali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu, disebut juga dengan istilah quasieksperimental atau eksperimen pura-pura. Disebut dengan demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu.
6 Kelas pertama diberikan perlakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran student facilitator and explaining yang selanjutnya disebut kelas eksperimen dan kelas kedua diberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe group resume yang selanjutnya disebut kelas eksperimen. Disain penelitian yang digunakan adalah adalah one-shot case study. Dalam disain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi posttest (tes akhir) dengan soal yang telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa, diberikan posttest (tes akhir) pada kedua kelas tersebut. Tes yang digunakan adalah tes dalam bentuk pilihan majemuk dengan lima options. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banjar tahun ajaran 2013/2014. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling yaitu mendaftar semua anggota populasi kemudian memilih sampel di antaranya. Pemilihan sampel dengan cara acak, memilih dua kelas dari keseluruhan populasi. Pada penelitian ini terpilih kelas XI IPA 6 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 7 sebagai kelas eksperimen. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Belajar Siswa Perbandingan skor rata-rata posttest kelas XI IPA 6 yang diberikan treatment dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining pada konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia. 7 6
6 5
6
6
5
Frekuensi
5
4
4 3 2 1 0 29,5
31,5
33,5
35,5
37,5
39,5
Skor
Gambar 1 Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Belajar SiswaSetelah Melakukan Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Facilitator and Explaining
7 Rata-rata posttest kelas XI IPA 7 yang diberikan treatment dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining pada konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia. 8
7
7
Frekuensi
6
6 5
5
5
5
4
4 3 2 1 0 22,5
24,5
26,5 28,5 Skor
30,5
32,5
Gambar 2 Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Belajar SiswaSetelah Melakukan Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Resume Berdasarkkan gambar 1, persentase skor rata-rata posttest siswa kelas XI IPA 6 sebesar 35,48 % dan persentase rata-rata kelas XI IPA 7 adalah 28,75 %. Persentase skor rata-rata posttest siswa kelas ekpserimen sebesar 25,79 %. Hasil belajar umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penerapan model pada proses pembelajaran. Di kelas XI IPA 6 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining lebih baik dan bersifat aktif terlihat motivasi belajar siswa yang semangat, senang dan antusiasme belajarnya tinggi, siswa berdiskusi dan bertugas untuk dapat berbicara dan mampu menjelaskan serta sharing saat presentasi berjalan, ada yang mendengarkan dan sebagian juga ada yang masih bermain, kurang fokus, dan ada juga yang mencatat penjelasan. Di kelas XI IPA 6 kurangnya interaksi dan komunikasi antar kelompok menyebabkan motivasi belajar siswa berkurang dalam diskusi dan mengurangi tugas tanggungjawabnya sebagai anggota kelompok yang berujung pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining dan group resume.
8
40
35,48 30
30
28,75
20 10 0
KKM
posttest XI IPA 6
postest XI IPA 7
Gambar 3 Skor KKM dan Skor Rata-Rata Posttest Kelas XI IPA 6 dan Kelas XI IPA 7 Kriteria ketuntasan minimal (KKM) kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banjar untuk mata pelajaran biologi yang telah diubah dalam bentuk skor adalah 30,00. Berdasarkan Gambar 3, skor posttest kelas XI IPA 6 telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sedangkan skor posttest kelas XI IPA 7 masih belum mencapai batas kriteria ketuntasan minimal. Selanjutnya, pengujian perbedaan peningkatan dilakukan dengan uji-t independen data kelas XI IPA 6 dan kelas XI IPA 7 berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Kaidah pengujian hipotesis yang digunakan adalah tolak H0 jika – ttabel < thitung ≤ + ttabel. Berdasarkan hasil perhitungan uji t independen menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 29,31 sedangkan ttabel sebesar 1,966 artinya tolak H0. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran student facilitator and explaining dan group resume pada Sub Konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banjar. Perhitungan uji t deskriptif skor posttest kelas XI IPA 6 untuk thitung 9,44 ttabel 1,58 artinya terima H0 “hasil belajar siswa kelas XI IPA 6 SMA Negeri 1 Banjar pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia telah mencapai KKM”, sedangkan perhitungan uji deskriptif untuk kelas XI IPA 6 thitung -2,08 ttabel 1,58 artinya tolak H0 “hasil belajar siswa kelas XI IPA 7 SMA Negeri 1 Banjar pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia belum mencapai KKM”.
9 Penutup Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining dan group resume pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banjar. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group resume pada sub konsep Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia. Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah disebutkan di atas, penulis menyarankan : 1. model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan siswa menjadi aktif, untuk itu guru harus lebih inovatif dalam menggunakan model pembelajaran dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe group resume. 2. penggunaan media dalam menunjang model pembelajaran sangatlah penting. Karena dengan menggunakan media yang menunjang terhadap model pembelajaran dapat membantu guru dan siswa dalam menyampaikan dan memahami materi yang disampaikan.; 3. guru harus pintar mengatur waktu pada kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tahapan-tahapan pembelajaran dalam model pembelajaran dan media yang digunakan; dan 4. pada penelitian ini, perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining dan model pembelajaran kooperatif tipe group resume hanya pada sub konsep Sistem pencernaan Makanan pada Manusia, untuk peneliti selanjutnya penulis menyarankan untuk mencoba materi lain.
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Lestari, Yekti. (2005). Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Strategi Group Resume (PTK di kelas VIII Semester 2 SMP Negeri (Nogosari). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. [Online]. Tersedia: http://etd.prints.ums.ac.id/7/8/html. [20 November 2013]
10 Lie, Anita.(2007). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo. Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, Nana. (2009). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
RIWAYAT PENULIS Ade Daud Saepul adalah mahasiswa angkatan 2010 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.