1
PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MENGGUNAKAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING DENGAN KONVENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 PADANG Oleh Elsa Landini Putri1, Yulna Dewita Hia2, Sumarni3 ABSTRACT This research was motivated by the low economy class student learning outcomes SMP N 20 Champaign Academic Year 2013/2014. This is caused by the lack of activity of students in the learning process. This study aims to determine the differences in learning outcomes of students with the application of economic models Reciprocal Teaching learning with conventional learning on SMP Seventh Grade 20 Padang. This research is an experimental study. The study population was a class VII student of SMP N 20 Champaign school year 2013/2014. Samples were taken by purposive sampling technique, was selected as the class VII6 VII7 experimental class and the class as a control class. The instrument used is the observation sheet achievement test. Data analysis techniques to test the hypothesis is to test Z. Based on the analysis of data obtained an average value of 80.73 experimental class and control class average of 73.37. The results of data analysis known Z count value is greater than 2.091 price 1.960 Z table which means the hypothesis is accepted at significance level α = 0.05. It can be concluded that the learning outcomes of students with the application of economic models Reciprocal Teaching learning better than economics student learning outcomes in the conventional learning process in class VII SMP N 20 Padang. To the principal, especially economic studies teachers are expected to implement the learning model Reciprocal Teaching to improve student learning outcomes. Students are also expected to be more motivated and more active in the learning economy if this strategy is applied. For other researchers who are interested in using learning model Reciprocal Teaching please apply with variations of different tests, different yng school and different subjects. Keywords: Reciprocal Teaching, conventional learning outcomes Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar ekonomi siswa kelas VII SMP N 20 Padang Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini disebabkan karena kurangnya aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching dengan pembelajaran konvensional pada kelas VII SMPN 20 Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII SMP N 20 Padang tahun pelajaran 2013/2014. Sampel diambil dengan teknik Purposive sampling, terpilih kelas VII6 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII7 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi tes hasil belajar. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis adalah uji Z. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen 80,73 dan ratarata kelas kontrol 73,37. Hasil analisis data diketahui nilai Z hitung 2,091 lebih besar dari harga Z tabel 1,960 yang berarti hipotesis yang diajukan diterima pada taraf nyata α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ekonomi siswa dengan penerapan model pembelajaran Reciprocal 1
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat 2
2
Teaching lebih baik dari hasil belajar ekonomi siswa yang proses pembelajarannya secara konvensional pada kelas VII SMP N 20 Padang. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka disarankan kepada kepala sekolah khususnya para guru bidang studi ekonomi diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran Reciprocal Teaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa juga diharapkan lebih termotivasi dan lebih aktif dalam belajar ekonomi jika strategi ini diterapkan. Bagi peneliti lain yang berminat untuk menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching harap menerapkannya dengan variasi tes yang berbeda, di sekolah yang berbeda dan pokok bahasan yang berbeda.
Kata kunci : Reciprocal Teaching, konvensional, hasil belajar. PENDAHULUAN Dalam era globalisasi sekarang ini negara mengalami persaingan yang luar biasa dalam berbagai bidang, antara lain dalam bidang perniagaan, industri, ilmu pendidikan dan berbagai proses pembangunan lainnya, baik pembangunan fisik maupun pembangunan spiritual. Dalam upaya menjawab tantangan ini perkembangan sumber daya manusia diutamakan, salah satunya dapat melalui pendidikan, karena pendidikan umumnya memiliki peranan penting dalam meningkatkan daya pikir manusia. Khususnya dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis, dan berinisiatif dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang di zaman modern ini. Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam majunya dunia pendidikan di negara ini, sehingga diharapkan dalam proses belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai pada tujuan yang diharapkan. Di dalam belajar guru harus mengetahui teknik penyajian pelajaran agar pelajaran tersebut dapat di tangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Tetapi kalau siswa tidak beminat untuk mempelajari sesuatu biasanya tidak dapat diharapkan akan berhasil dengan baik dalam menguasai ilmu yang dipelajari. Sebaliknya bila seseorang belajar penuh minat maka akan dengan suka mempelajari dan meluangkan waktu yang cukup banyak untuk mendalami mata pelajaran tersebut sehingga dapat diharapkan prestasi yang dicapai akan lebih baik. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis dengan guru Ekonomi pada bulan Oktober Tahun 2013 di SMP Negeri 20 Padang di peroleh data bahwa hasil belajar Ekonomi siswa kelas VII masih tergolong rendah. Hal ini terbukti karena pada proses belajar mengajar yang terjadi masih bersumber pada guru, guru lebih mendominasi kegiatan didalam kelas sedangkan siswa masih bersifat pasif. Apabila disaat guru menerangkan pelajaran masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru. Siswa lebih suka berbicara dengan teman sebangkunya dari pada memperhatikan guru menerangkan, siswa juga banyak yang mengerjakan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran ekonomi seperti mengerjakan pelajaran lain, mengambar disaat guru sedang menjelaskan, bahkan seringnya siswa keluar masuk selama proses belajar mengajar. Hal ini menyebabkan ketidakpahaman siswa dengan konsep yang diberikan oleh guru, karena siswa tidak di tuntut aktif disetiap pelajaran yang sedang berlangsung. Disaat proses belajar mengajar hanya siswa yang duduk dibagian depan saja yang memperhatikan. Apabila disaat guru melakukan tanya jawab hanya sedikit siswa yang menjawab pertanyaan dari guru, bahkan hanya didominasi oleh siswa yang itu-itu saja. Pada saat guru memberikan latihan kepada siswa, banyak siswa yang menemukan kesulitan dalam mengerjakan latihan. Karena siswa tidak paham dengan materi yang telah diajarkan, sehingga siswa lebih banyak melihat pekerjaan dari temannya tanpa memahami apakah yang dikerjakan oleh temannya itu betul atau salah. Disaat guru memberikan latihan banyak siswa yang tidak mengumpul tepat pada waktu yang telah ditentukan. Siswa banyak mengulur-ulur waktu disaat guru menyuruh untuk mengumpulkan tugas yang telah diberikan, padahal guru juga akan menilai siswa yang mengumpulkan tugas pada waktunya. Dengan banyaknya siswa yang melakukan kegiatan yang tidak berhubungan dengan pelajaran ekonomi selama proses pembelajaran berlangsung, hal ini akan berpengaruh kepada siswa yang memiliki minat untuk belajar, karena apabila ada sebagian siswa yang memperhatikan dan
3
mencatat penjelasan dari guru, tetapi karena terpengaruh oleh siswa yang lain menyebabkan siswa tersebut menjadi berkurang perhatiannya kepada guru. Kegiatan proses pembelajaran seperti ini akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, karena siswa lebih banyak melakukan kegiatan negatif disaat proses belajar mengajar terjadi, dibandingkan dengan kegiatan positif yang dilakukan oleh siswa terbukti dengan rendahnya hasil belajar ekonomi siswa kelas VII SMP N 20 Padang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 1. Nilai Rata-Rata Ujian Mid Semester 1 Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Padang Tahun Ajaran 2013/2014 % Ketuntasan Kelas Total Siswa Tidak Tidak Tuntas Tuntas tuntas tuntas VII 1 32 22 10 68,75 31,25 VII 2 30 13 17 43,33 56,67 VII 3 30 9 21 70,00 30,00 VII 4 30 14 16 46,67 53,33 VII 5 30 20 10 66,67 33,33 VII 6 30 10 20 33,33 66,67 VII 7 30 11 19 36,67 63,33 VII 8 30 13 17 43,33 56,67 Sumber : Guru Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VII SMP 20 Padang Jumlah Siswa
Nilai ratarata kelas 75,16 71,86 68,90 73,93 73,30 71,20 71,20 70,07
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar IPS Ekonomi siswa kelas VII SMP Negeri 20 Padang, masih kurang memuaskan dan belum sesuai dengan apa yang di harapkan. Karena masih ada yang berada dibawah kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang ditetapkan oleh sekolah SMPN 20 Padang yaitu 75. Hal ini menandakan bahwa masih rendahnya hasil belajar IPS Ekonomi siswa di sekolah, yang disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya kurang bervariasinya model pembelajaran karena yang diterapkan cenderung hanya berpusat pada guru saja. Hal ini juga membuktikan bahwa kemampuan belajar ekonomi siswa kelas VII SMP N 20 Padang masih relatif rendah karena masih banyaknya kelas yang belum memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM). METODE PENELITIAN Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya maka jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2010:9) “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang menggangu”. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat suatu akibat perlakuan. Penelitian eksperimen ini menggunakan dua kelas sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada penelitian ini perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen adalah model pembelajaran Reciprocal Teaching, sementara pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Desain penelitian yang digunakan adalah “Random Sampling”. yang digambarkan pada Tabel berikut: Tabel 4. Rancangan Pelaksanaan Penelitian Kelas Perlakuan Tes akhir Eksperimen X T Kontrol T Sumber : Arikunto (2006:87)
4
HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian ini, diawali dengan pemberian perlakuan kepada masing-masing kelas sampel yakni kelas eksperimen yaitunya kelas VII6 dengan menerapkan model pembelajaran Reciprocal Teaching dan kelas kontrol yaitu kelas VII7 dengan menerapakan metode konvensional Setelah proses penelitian selesai dilaksanakan maka diperoleh hasil belajar siswa berupa nilai post test. Nilai post test berguna untuk melihat kemampuan siswa pada kedua kelas sampel setelah diberi perlakuan yang berbeda pada saat pelaksanaan pembelajaran. Berikut disajikan interval nilai pos test yang diperoleh siswa di kelas eksperimen : Tabel 13. Distribusi Frekuensi Hasil belajar Kelas Eksperimen No
Interval Kelas
Frekuensi (Fi)
%
1
51-58
3
10 %
2 3 4 5 6
59-66 1 3,33 % 67-74 5 16,67 % 75-82 7 23,33 % 83-90 8 26,67 % 91-98 7 23,33 % 30 N 80,73 X̄ 85 Mo 83 Me 11,65 Standar Deviasi 96 Nilai Max 51 Nilai Min 75 Kkm Data olahan tahun 2014 Berdasarkan data pada Tabel 13 nilai pos test kelas eksperimen dapat dilihat bahwa nilai ratarata post test kelas eksperimen adalah 80,73 dengan nilai median sebesar 83 dan nilai modus sebesar 85, sedangkan nilai terendah 51, nilai tertinggi 96 dan standar deviasi yang diperoleh pada kelas eksperimen adalah 11,65. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model reciprocal teaching dalam proses pembelajaran lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar, yang mana ada 22 orang siswa dari 30 siswa yang mempunyai nilai di atas KKM. Hasil belajar siswa kelas eksperimen di atas juga dapat digambarkan dalam bentuk histogram seperti di bawah ini :
5
30 25 20 15
frekuensi %
10 5 0 51-58
59-66
67-74
75-82
83-90
91-98
Gambar 2. Histogram Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Berikut ini adapun interval nilai postest yang diperoleh siswa di kelas kontrol: Tabel 14. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kelas Kontrol No
Interval Kelas
Frekuensi (Fi)
%
1 2 3 4 5 6
40-48 49-57 58-66 67-75 76-84 85-93 N X̄ Mo
3 4 0 5 8 10 30 73,37 85
10 % 13,33 % 0% 16,67 % 26,67 % 33,33 %
Me Standar Deviasi Nilai Max Nilai Min Kkm Data olahan tahun 2014
77 15,34 92 40 75
Berdasarkan data pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata post test kelas kontrol adalah 73,37 dengan nilai median sebesar 77 dan nilai modus sebesar 85, sedangkan nilai terendah 40, nilai tertinggi 92 dan standar deviasi yang diperoleh pada kelas kontrol adalah 15,34. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model reciprocal teaching dalam proses pembelajaran lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar di bandingkan dengan konvensional, yang mana ada 18 orang siswa dari 30 siswa yang mempunyai nilai di atas KKM. Hasil belajar siswa kontrol diatas juga dapat digambarkan dalam bentuk histogram seperti di bawah ini :
6
35 30 25 20
frekuensi
15
%
10 5 0 40-48
49-57
58-66
67-75
76-84
85-93
Gambar 3. Histogram Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Tabel 15. Hasil Uji Normalitas
N Normal Parametersa Most Extreme Differences
eksperime n
kontrol
30 80.73 11.647 .143 .095 -.143 .783 .572
30 73.37 15.339 .194 .124 -.194 1.061 .211
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan Tabel 15 diperoleh hasil bahwa variabel hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol datanya tersebar secara normal, sebab level signifikan ˃α=0,05. Masing-masing nilai signifikannya adalah hasil belajar tes akhir kelas eksperimen = 0,572, hasil belajar tes akhir kelas kontrol = 0,211. Nilai signifikan ˃0,05 ini menunjukkan data berdistribusi normal. Tabel 16. Hasil Uji Homogenitas Levene Statistic 2.407
df1
df2 1
Sig. 58
.126
Dari Tabel 16 Homogenitas di atas, terlihat bahwa nilai sig sebesar 0,126 lebih besar dari nilai Alpha 0,05. Maka kelompok mempunyai varians yang homogen.
7
Kelompok Data
Tabel 17. Ringkasan Pengujian Hipotesis Model Pembelajaran Pembelajaran Reciprocal Teaching Pembelajaran Konvensional (Kelas Eksperimen N1 = 30 N2 = 30 X̄ = 80,73 X̄ = 73,37 Std = 11,65 Std = 15,34
Sig. Z hitung Z tabel
0,041 2.091 1.960
Alpha
0,05
Kesimpulan
Sig. < 0,05, maka tolak Ho Terima Ha
Berdasarkan Tabel 17, dimana Zhitung 2,091 sedangkan Ztabel 1,960 hal ini terlihat bahwa Zhitung lebih besar dari Ztabel dan tingkat nilai Sig. 0,041 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut maka terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching dengan model konvensional dikelas VII SMP N 20 Padang. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan yaitu pada kelas eksperimen siswa lebih aktif dan termotivasi dalam belajar dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari nilai ratarata hasil belajar yang diperoleh siswa. Rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching lebih baik dari pada hasil belajar ekonomi siswa yang proses pembelajarannya secara konvensional pada kelas VII SMP Negeri 20 Padang PENUTUP Hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat di simpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching lebih baik dari pada menggunakan metode konvensional, hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai tertinggi tes akhir kelas eksperimen 96 dengan rata-rata 80,73 sedangkan kelas kontrol nilai tertinggi 92 dengan nilai rata-rata 73,37. Dari hasil uji hipotesis diperoleh Zhitung 2,091 dan Ztabel 1,960 karena Zhitung besar dari Ztabel maka penerapan model pembelajaran reciprocal teaching dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi. Berkenaan dengan temuan penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu: 1. Kepala sekolah hendaknya melihat proses pembelajaran di sekolah sehingga mengetahui permasalahan pembelajaran yang sedang berlangsung. 2. Guru bidang studi khususnya guru Ekonomi diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran Reciprocal Teaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi peneliti lain yang berminat harap menerapkannya dengan variasi tes yang berbeda, di sekolah yang berbeda dan pokok bahasan yang berbeda. 4. Siswa diharapkan lebih termotivasi dan lebih aktif dalam belajar ekonomi jika strategi ini diterapkan. DAFTAR KEPUSTAKAAN Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta Rusman. (2011). Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta : PT. Raja Gravindo Persada Sudjana, Nana. (2002). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo