Jur nal MATEMATICS PAEDAGOGIC Vol VII. No. 1, September 2016, hlm. 71 – 75 Available online at www.deacas.com/se/jurnal
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DAN DIRECT INSTRUCTION Jumaita Nopriani Lubis Pendidikan Matematika, STKIP Tapanuli Selatan e-mail:
[email protected]
Abstract This study aimed to compare the learning outcomes of students in the material SPLDV using cooperative learning model type STAD and direct learning in class X SMA 8 Padangsidimpuan. This type of research is experimental. The population in this study were all students of class X SMA 8 Padangsidimpuan. The research sample as many as 56 people. Results SPLDV mathematics learning materials using cooperative learning model STAD gained an average of 7.5 while the mathematics learning outcomes SPLDV material using direct learning gained an average of 69.82. Based on the calculation, the value of "tcount" = 2,82, while the level of α = 0.05 and df = 54, the value "ttabel" 1,673. It can be concluded that tcount > ttable is 2,82 > 1,673 hence Ho refused and Ha accepted. This means that there are differences in student learning outcomes in SPLDV materials using cooperative learning model type STAD and direct instruction in grade X SMAN 8 Padangsidimpuan. Keywords: two-variable linear equation system, student teams achievement division, direct instruction
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa pada materi SPLDV dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran langsung di kelas X SMA Negeri 8 Padangsidimpuan. Jenis penelitian ini adalah semi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 8 Padangsidimpuan. Sampel penelitian sebanyak 56 orang. Hasil belajar matematika materi SPLDV dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh rata-rata 7,5 sedangkan hasil belajar matematika materi SPLDV dengan menggunakan direct instruction diperoleh rata-rata 69,82. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai “thitung” = 2,82, sedangkan taraf α = 0,05 dan dk = 54 maka nilai “ttabel” 1,673. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa thitung > ttabel yaitu 2,82 > 1,673 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi SPLDV dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan direct instruction di kelas X SMA Negeri 8 padangsidimpuan. Kata kunci: sistem persamaan linear dua variabel, student teams achievement division, direct instruction
71
Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu usaha untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat dari lembaga formal maupun non formal. Pendidikan berperan sangat penting untuk mempersiapkan generasi muda yang mampu berkompetisi. Guru sebagai pelaksanaan dan pengelola pendidikan diharapkan memperbaiki mutu pendidikan. Dalam pembelajaran matematika, banyak sekali ditemukan masalah yang sulit dipecahkan oleh siswa khususnya dalam menyelesaikan masalah dalam materi pokok sistem persamaan linear dua variabel, sehingga masih banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika itu pelajaran yang sulit bagi dirinya. Hal ini juga dialami siswa SMA Negeri 8 Padangsidimpuan seperti kenyataannya yang ditemukan di lapangan yaitu hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi pokok sistem persamaan linear dua variabel di kelas X Tahun Ajaran 2013/2014 memperoleh nilai rata-rata “70” yang masih berada pada kategori “Cukup”, sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah “75”. Jadi hasil belajar yang diraih siswa masih jauh dari apa yang diharapkan. Apabila ini terus dibiarkan dan tidak ditindak lanjuti maka nilai hasil belajar matematika siswa akan selalu merosot. Salah satu usaha yang perlu diubah dan dikembangkan untuk menghindari hal tersebut yaitu dengan mendesain kelas sedemikian rupa agar siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dan memungkinkan mereka untuk bisa memecahkan masalah-masalah matematika baik secara sendiri atau berkelompok, juga diharapkan dapat mempelajari berbagai konsep dan mengaitkannya dengan kehidupan yang nyata, sehingga dapat membuka
berbagai pintu kesempatan dalam hidupnya. Selanjutnya upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa diantaranya dapat dilakukan melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), memberikan les tambahan, memperbanyak latihan, penerapan model pembelajaran yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran, pengadaan sarana dan prasana pembelajaran. Dewasa ini banyak model pembalajaran yang digunakan oleh tenaga pendidik, diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif seperti tipe STAD, tipe Jigsaw, tipe TPS, tipe KI, tipe NHT, tipe TGT, tipe GI, tipe DUTA-DUTI, tipe DEBATE, dan tipe CS. Jadi ditinjau dari banyaknya model pembelajaran tersebut, maka peneliti mengambil model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan model pembelajaran langsung (direct instruction).
METODE Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 8 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 8 Padangsidimpuan yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah 138 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster sampling. Sehingga peneliti memilih kelas X-1 sebagai kelas eksperimen A dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan kelas X-3 sebagai eksperimen B dengan menggunakan model direct instruction. Total sampel sebanyak 56 orang. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan peneliti dalam
72
mengumpulkan data adalah menggunakan tes. Tes yang dipergunakan adalah bentuk pilihan ganda atau multiple choice. Adapun alasan peneliti menggunakan tes pilihan ganda karena dapat memudahkan peneliti dalam memberikan skor secara cepat dan objektif. Tes pilihan berganda ini disusun dengan 4 pilihan yaitu a, b, c, dan d, dengan jumlah 20 butir soal dari setiap variabel dengan penskoran sebagai berikut: apabila siswa menjawab “benar” diberi skor 1 dan apabila siswa menjawab “salah” diberi skor 0. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan dua tahap yaitu: Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk melihat gambaran hasil belajar siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model direct instruction berdasarkan mencari mean, median, modus, distribusi frekuensi dan histogtram. Kemudian analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka digunakan teknik analisis data dengan uji “t”.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh tentang hasil belajar siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh nilai ratarata 77,5. Jika dikonsultasikan dengan kriteria penilaian maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata tersebut berada pada kategori “Baik”. Dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 55. Nilai tengah teoritisnya 50 dan nilai tengah (median) diperoleh 78,13 dan nilai yang sering muncul (modus) diperoleh 79,7 pada frekuensi 8 (28,57%). Indikator tertuang dalam tabel 1. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh tentang hasil belajar siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan model pembelajaran langsung diperoleh nilai rata-rata 69,82. Jika dikonsultasikan dengan kriteria penilaian maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata tersebut berada pada kategori “Baik”. Dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Nilai tengah teoritisnya 50. Diperoleh nilai tengah (median) 69,52 sedangkan nilai yang sering muncul (modus) diperoleh 68,19 pada frekuensi 7 (25%).
Tabel 1. Hasil Jawaban Siswa tentang Materi Pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan Menggunakan Model STAD dan Direct Instruction Indikator Mendeskripsikan sistem persamaan linear dua variabel Penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode subsitusi Penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode eliminasi
Persentase Rata-rata STAD DI
Kategori STAD DI
88,09
81,55
Sangat Baik
Sangat Baik
82,14
73,81
Baik
Baik
66,96
58,93
Cukup
Kurang
73
Untuk melakukan pengujian hipotesis yang sudah dirumuskan dalam penelitian ini maka akan dianalisis dengan “t” tes. Teknik ini digunakan untuk melihat apakah terdapat perbandingan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model direct instruction. Dari hasil perhitungan data hasil belajar siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas X SMA Negeri 8 Padangsidimpuan diperoleh varians 100,27. Sedangkan di kelas yang menggunakan model direct instruction diperoleh varians sebesar 102,86. Berdasarkan kedua nilai varians didapat nilai Fhitung sebesar 1,03 . Harga Fhitung tersebut dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikan 5% pada dk tersebut diperoleh Fhitung sebesar 1,03 lebih kecil dari Ftabel =1,92. Hal ini berarti bahwa hipotesis tentang homogenitas diterima. Dengan kata lain, kedua sampel penelitian mempunyai varians yang homogen. Melalui perhitungan yang dilakukan, harga thitung diperoleh sebesar 2,82. Harga thitung ini kemudian dikonsultasikan pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2 = 28 + 28 – 2 = 56 diperoleh nilai thitung = 2,82, sedangkan ttabel = 1,673. Berarti nilai thitung > ttabel atau 2,82 > 1,673. Hal ini berarti hipotesis yang dirumuskan dapat diterima atau disetujui kebenarannya. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model direct instruction di kelas X SMA Negeri 8 Padangsidimpuan.
kooperatif tipe STAD dan model direct instruction di kelas X SMA Negeri 8 Padangsidimpuan, jika dibandingkan dengan kriteria penilaian yang digunakan peneliti dari teori yang diambil dengan kriteria yang digunakan di SMA Negeri 8 Padangsidimpuan memiliki perbedaan, yaitu berdasarkan yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh rata-rata 77,5” dan hasil belajar siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan model direct instruction diperoleh nilai rata-rata 69,82. Untuk mencapai hasil belajar siswa yang baik pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel, maka guru harus lebih aktif dan kreatif dalam menggunakan model pembelajaran. Pentingnya materi ini dikuasai dengan baik agar lebih cermat, lebih teliti dalam membahas dan memecahkan soal-soal matematika khususnya materi pokok sistem persamaan linear dua variabel.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka pada akhir penelitian ini dapat diambil simpulan hasil belajar siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas X SMA Negeri 8 Padangsidimpuan berada pada kategori “Baik”. Demikian juga hasil belajar siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan model pembelajaran langsung berada pada kategori “Baik”. Hipotesis alternatif yang dirumuskan dapat diterima atau disetujui kebenarannya. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada materi pokok
Pembahasan Hasil tes yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan model pembelajaran
74
sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dan model direct instruction di Kelas X SMA Negeri 8 Padangsidimpuan.
DAFTAR RUJUKAN Evilina, D. 2010. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, Semarang: CV. Ghyyas Putra. Isjoni. 2013. Cooperative Learning, Bandung: Alfabeta. Kunandar. 2010. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Prasetyono, D.S., dkk, 2008. Panduan Pelajaran Matematika 1. Baguntapan Jogjakarta: Diva Press. Riaedy, I., dkk, 2013. Rangkuman Materi & Soal Latihan
Matematika SMA/MA. Jakarta: PT. Grasindo. Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Susanto, A. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta: Kencana.
75