r
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 93 TAHUN 2015 TENTANG
PEDOMAN TEKNIS OPERASIONAL
PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-24
(ADVISORY CIRCULAR CASR PART 139-24), PEDOMAN PERHITUNGAN PCN (PAVEMENT CLASSIFICATION NUMBER) PERKERASAN PRASARANA BANDAR UDARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,
Menimbang :
a.
bahwa dalam Appendix I Bagian 3 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 24 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139
(Civil Aviation Safety Regulation Part 139) tentang Bandar Udara (Aerodrome), telah mengatur bahwa penyelenggara bandar udara wajib menyampaikan data atau
informasi
informasi
bandar
udara
aeronautika
kepada
(Aeronautical
pelayanan
Information
Service/AIS);
b.
bahwa
data
atau
informasi
bandar
udara
yang
disampaikan kepada kepada pelayanan informasi aeronautika (Aeronautical Information Service/AIS], memuat data dan informasi jenis permukaan daerah
perkerasan dan daya dukung perkerasan dengan perhitungan menggunakan metode Aircraft Classification Number - Pavement Classification Number (ACN-PCN);
c.
bahwa dimaksud
berdasarkan dalam
pertimbangan
huruf
a
dan
sebagaimana
huruf
b,
perlu
menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Pedoman Teknis Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-24 (Advisory Circular CASR Part 139-24), Pedoman Perhitungan PCN (Pavement Classification Number) Perkerasan Prasarana Bandar Udara;
Mengingat
:
1.
Undang-undang
Nomor
1 Tahun
2009
tentang
Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4956); 2.
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang
Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5295); 3.
4.
Peraturan
Presiden
Nomor 7
Tahun
2015
tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5);
Negara
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 ten tang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014;
5.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 48 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum;
6.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 24 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan
Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulations Part 139) tentang Bandar Udara (Aerodrome) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2013;
7.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 25 Tahun 2009 tentang Pendelegasian Kewenangan Menteri Perhubungan Kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara di Bidang Penerbangan;
8.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2013;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERATURAN
DIREKTUR
JENDERAL
PERHUBUNGAN
UDARA TENTANG PEDOMAN TEKNIS OPERASIONAL PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN
139-24
(ADVISORY
CIRCULAR
CASR
PART
PEDOMAN PERHITUNGAN PCN CLASSIFICATION NUMBER) PERKERASAN BANDAR UDARA.
139-24),
(PAVEMENT PRASARANA
Pasal 1
(1)
Penyelenggara bandar udara wajib menyampaikan data atau informasi bandar udara kepada pelayanan informasi aeronautika (Aeronautical Information Service/AIS).
(2)
Data atau informasi bandar udara yang disampaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat data dan informasi jenis permukaan daerah perkerasan dan daya dukung perkerasan dengan perhitungan menggunakan metode Aircraft Classification Number Pavement Classification Number (ACN-PCN).
(3)
Pedoman Perhitungan PCN (Pavement Classification Number) Perkerasan Prasarana Bandar Udara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), mengacu pada ketentuan sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Pasal 2
(1)
Nilai PCN (Pavement Classification Number) yang wajib disampaikan kepada pelayanan informasi aeronautika (Aeronautical Information Service/AIS) untuk bandar udara yang melayani pesawat udara beroperasi yang memiliki berat lebih besar dari 5.700 kg berat lepas landas maksimum (Maximum Take-Off Weight/MTOW).
(2)
Kekuatan daya dukung perkerasan bagi bandar udara yang melayani pesawat udara beroperasi yang memiliki berat kurang dari 5.700 kg berat lepas landas maksimum (Maximum Take-Off Weight/MTOW), harus selalu tersedia dengan cara melaporkan informasi berikut:
a. b.
(3)
Berat maksimum pesawat udara udara yang diperbolehkan; dan Tekanan ban maksimum yang diperbolehkan.
Nilai PCN (Pavement Classification Number) yang disampaikan menginfomasikan bahwa suatu pesawat udara udara dengan nilai ACN (Aircraft Classification
Number) sama dengan atau kurang dari nilai PCN (Pavement Classification Number) yang disampaikan dapat beroperasi di suatu perkerasan namun dengan batasan pada tekanan ban atau berat keseluruhan pesawat udara (all-up weight) untuk jenis pesawat udara tertentu.
Pasal 3
(1)
Penyampaian
nilai
PCN
(Pavement
Classification
Number) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dilakukan oleh Kepala Penyelenggara Bandar Udara untuk selanjutnya disampaikan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara c.q Direktur Bandar Udara guna dilakukan evaluasi dan/atau verifikasi.
(2)
Nilai PCN (Pavement Classification Number) Perkerasan Prasarana
Bandar
Udara
yang
telah
dievaluasi
dan/atau diverifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), selanjutnya dipublikasikan dalam Publikasi Informasi
Aeronautika
(Aeronautical
Information
Publication/AIP) melalui Pelayananan Informasi Aeronautika (Aeronautical Information Services/AlS) sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3)
Nilai PCN (Pavement Classification Number) Perkerasan Prasarana Bandar Udara sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), wajib diperbaharui dan dilakukan penyesuaian sesuai dengan perubahan prasarana bandar udara maupun tingkat frekuensi lalu lintas angkutan udara. Pasal 4
(1)
Perhitungan
nilai
PCN
(Pavement
Classification
Number) Perkerasan Prasarana Bandar Udara untuk bandar udara yang akan dan/atau telah melayani pesawat udara beroperasi lebih dari 5 jenis pesawat udara berbeda yang memiliki Aerodrome Reference Code
minimal
4C
maka
perhitungan
dapat
menggunakan metode FAA AC 150-5335-5C.
(2)
Penetapan nilai PCN (Pavement Classification Number) Perkerasan
Prasarana
Bandar
Udara
wajib
memperhatikan nilai PCN (Pavement Classification Number) pada daerah terkritis pada suatu konstruksi perkerasan prasarana bandar udara. Pasal 5
(1)
Apabila terdapat nilai PCN (Pavement Classification Number) Perkerasan Prasarana Bandar Udara yang menunjukan nilai lebih kecil daripada nilai ACN (Aircraft Classification Number) pesawat udara udara terbesar yang beroperasi, maka pengoperasian pesawat udara tersebut mengacu pada ketentuan
pembatasan beban lepas landas (Restricted take-off Weight) dan/atau kondisi overload.
(2)
Dalam rangka pengoperasian pesawat udara dengan kondisi overload sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
maka penyelenggara bandar udara dan operator angkutan udara harus membuat identifikasi masalah (risk assessment) dan upaya untuk mengurangi terjadinya resiko (risk mitigation) guna menjamin keselamatan operasi penerbangan. Pasal 6
Direktur Bandar Udara dan Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan ini. Pasal 7
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di
: JAKARTA
pada tanggal
: 13 MARET 2015
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, TTD
SUPRASETYO
SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada:. 1.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;
2.
Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;
3.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
4. 5.
Para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; Para Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara;
6.
Para Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara dilingkungan Direktorat
7. 8.
Jenderal Perhubungan Udara; Direktur Utama PT. Angkasa Pura I (Persero); Direktur Utama PT. Angkasa Pura II (Persero).
SALINAN sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUMAS,
Pembina Tk. I / (IV/b) NIP. 19660508 199003 1 001
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 93 TAHUN 2015
TENTANG PEDOMAN TEKNIS OPERASIONAL PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-24
(ADVISORY CIRCULAR CASR PART 139-24), PEDOMAN PERHITUNGAN PCN (PAVEMENT CLASSIFICATION NUMBER] PERKERASAN PRASARANA BANDAR UDARA TANGGAL: 13 MARET 2015
PEDOMAN PERHITUNGAN
PAVEMENT CLASSIFICATION NUMBER (PCN) PERKERASAN PRASARANA BANDAR UDARA
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 1dari 116
1.
RUANG LINGKUP
1.1
UMUM
1.1.1 Pedoman perhitungan nilai PCN ini dimaksudkan sebagai referensi bagi operator bandar udara dalam menghitung, menetapkan, maupun mempublikasikan nilai daya dukung perkerasan sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan oleh ICAO yaitu sistem ACN-PCN. Pedoman ini juga dapat digunakan untuk keperluan penyusunan rencana perbaikan/peningkatan kinerja konstruksi perkerasan prasarana sisi udara.
1.1.2 Metode ini mencakup tata cara melakukan perhitungan PCN perkerasan lentur (flexible pavemenet) maupun perkerasan kaku (rigid pavement) konstruksi perkerasan prasarana sisi udara yang terdiri dari landas
pacu (runway) landas hubung (taxiway) dan landas parkir (apron).
1.2
METODE PENENTUAN NILAI PCN
Metode perhitungan yang dijabarkan dalam buku pedoman ini terdiri dari metode klasik (CBR-FAA), metode grails dan metode FAA AC 150/5335-5C. Adapun penentuan nilai PCN dengan pengujian langsung dilapangan, misalnya dengan alat HWD dijabarkan tersendiri mengingat tata cara perhitungan PCN terkait dengan manual alat.
2.
ACUAN NORMATIF
2.1
Acuan Normatif dalam penyusunan pedoman ini antara lain meliputi: UU No. 1 Tahun 2009 PP No 40 Tahun 2012
: Penerbangan : Pembangunan dan Pelestarian Hidup Bandar Udara
SKEP 78 Tahun 2005
: Petunjuk Pelaksanaan Pemeliharaan Konstruksi Landas Pacu (Runway), Landas Hubung (Taxiway) dan Landas Parkir (Apron)
BSNI PSN 08:2007 ICAO Annex 14
: Pedoman Standardisasi Nasional : Aerodromes
FAA 150/5320-6E FAA 150/5380-6B
: Airport Pavement Design and Evaluation : Guidelines and Procedures for Maintenance of
FAA 150/5335-5
: Standardized Method Of Reporting Airport
FAA 150/5335-5A
: Standardized Method of Reporting Airport Pavement Strength - PCN : Standardized Method of Reporting Airport
Lingkungan
serta Fasilitas Penunjang di Bandar Udara
Airport Pavements Pavement Strength - PCN
FAA 150/5335-5B
Pavement Strength - PCN
U.S. Air Force, 2004
: Airfield Asphalt Pavement Distress Manual, U.S.A
UK Defence Estates, 2006:A Guide to Airfield Pavement design and Evaluation
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 2 dan 116
3.
SIMBOL DAN SINGKATAN
3.1
AC
Singkatan dari Advisory Circular, merupakan suatu standar dari federasi penerbangan Amerika (FAA) yang mengatur mengenai penerbangan. 3.2
ACN
Singkatan dari Aircraft Classification Number, yakni nilai yang dimiliki oleh suatu pesawat yang dikeluarkan oleh ICAO atau pabrik asal pesawat tersebut. 3.3
CBR
Singkatan dari California Bearing Ratio yang merupakan nilai perbandingan kekuatan tanah dengan kuat tekan batu California standar yang memiliki nilai 100%. 3.4
CDF
Singkatan dari Cumulatif Damage Factor yang merupakan suatu konsep yang didasarkan dari prinsip Miners dimana kerusakan dalam struktur perkerasan sebanding dengan jumlah aplikasi beban yang bekerja pada perkerasan tersebut dibagi dengan jumlah beban yang bekerja pada perkerasan yang menyebabkan kegagalan dari perkerasan. 3.5
COMFAA
Suatu software dari FAA yang digunakan untuk menghitung nilai PCN. 3.6
ELMOD
singkatan dari Evaluation of Layer Moduli & Overlay Design untuk evaluasi lapisan moduli dan tampilan desain digunakan atau penilaian struktural dari semua jenis perkerasan struktur. 3.7
FAA
Singkatan dari Federal Aviation Administration (disingkat FAA) merupakan lembaga regulator penerbangan sipil di Amerika Serikat. Sebagai bagian dari Kementerian Transportasi Amerika Serikat, badan ini bertanggungjawab sebagai pengatur dan pengawas penerbangan sipil di A.S. Fungsinya mirip dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara di Indonesia. 3.8
HWD
Singkatan dari Heavy Weight Deflectometer, merupakan salah prosedur standar yang dikeluarkan oleh FAA untuk mengetahui kinerja dari perkerasan. 3.9
ICAO
Singkatan dari International Civil Aviation Organization, yang di sebut juga organisasi penerbangan sipil internasional. 3.10
K
Merupakan simbol untuk nilai modulus reaksi tanah. 3.11
MTOW
Singkatan dari Maximum Take Off Weightyang merupakan berat maksimal suatu pesawat terbang untuk dapat tinggal landas.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 3dari 116
3.12
PCN
Merupakan singkatan dari Pavement Classification Number.
4.
ISTILAH DAN DEFINISI
4.1
Aerodrome
Kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu
yang hanya digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas. 4.2
Annual Departure
Jumlah kedatangan pesawat terbang dalam satu tahun. 4.3
Base Course
Lapisan pondasi atas dari suatu sistem perkerasan atau lapisan tepat di bawah lapis aus baik berupa lapis aspal atau beton. 4.4
Coverage
Jumlah perkerasan yang menerima tegangan maksimum akibat lalu lintas pesawat.
4.5
Daya Dukung
Kemampuan sistem perkerasan menopang beban (pesawat) di atasnya. 4.6
Flexible Pavement
Nama lain untuk perkerasan lentur atau struktur perkerasan yang menggunakan aspal. 4.7
Friction
Tahanan yang timbul dari gesekan antara dua permukaan yang saling bergerak relatif satu sama lain. 4.8
Konstrukai Perkerasan
Konstruksi yang dibuat lapisan pondasi atas dari suatu sistem perkerasan atau lapisan tepat di bawah lapis aus baik berupa lapis aspal atau beton. 4.9
Landing
Proses pendaratan pesawat terbang. 4.10 Lapisan Subgrade
Lapisan tanah asli atau lapisan timbunan yang terdapat dibawah lapisan pondasi bawah (sub base) perkerasan. 4.11
Lapisan Sub Base Lapisan pondasi bawah dari suatu sistem perkerasan.
4.12 Lapisan Base
Lapisan pondasi bagian atas dibawah lapisan permukaan. Lapisan ini terutama berfungsi untuk menahan gaya lintang akibat beban roda dan menerus beban ke lapisan dibawahnya.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 4 dari 116
4.13 Landas hubung (taxiway)
Area yang ditentukan di aerodrome dimana pesawat akan meluncur ke dan dari landas dan apron.
4.14 Landas pacu (runway)
Area segiempat yang ditentukan di aerodrome yang disiapkan untuk mendarat dan lepas landas pesawat. Biasanya diberi perkerasan kecuali untuk aerodrome yang kecil. 4.15 Landas parkir (apron)
Area yang ditentukan yang digunakan untuk mengakomodasi pesawat untuk memuat dan membongkar/menurunkan penumpang dan barang, parkir, mengisi bahan bakar, dll. 4.16
Modulus elastisitas
Angka yang digunakan untuk mengukur obyek atau ketahanan bahan untuk mengalami deformasi elastis ketika gaya diterapkan pada benda itu.
4.17
Modulus reaksi tanah dasar
Kekuatan tanah dasar yang dinyatakan dalam (k). Nilai k dapat diperoleh dari hasil korelasi dengan CBR. 4.18
Pass
Gerakan satu kali pesawat melewati perkerasan runway bisa berupa kedatangan, keberangkatan maupun taxi. 4.19 Plat bearing
Salah satu metode yang digunakan untuk mengukur kapasitas dukung pondasi perkerasan. 4.20 Rigid Pavement
Sistem perkerasan kaku yang dibentuk dari slab atau pelat beton.
5.
KLASIFIKASI PESAWAT DAN PERKERASAN
5.1
UMUM
5.1.1 Selama beberapa tahun, telah digunakan berbagai metode dalam pengklasifikasian pesawat dan perkerasan bandar udara. Dalam Aerodrome Design Manual Part 3 yang diterbitkan oleh ICAO pada tahun 1977, terdapat empat metode klasifikasi pesawat dan perkerasan dan
yang umum digunakan adalah LCN/LCG system yang telah dikembangkan di UK. Untuk mendapatkan metode yang efektif dan dapat digunakan secara universal, ICAO melakukan serangkaian studi untuk menghasilkan metode tepat dengan tujuan: (i)
Operator pesawat dapat menentukan beban operasi ijin pesawat yang dioperasikannya;
(ii)
Membantu perusahaan pembuat pesawat untuk memastikan kompatibilitas perkerasan dengan pesawat yang sedang dibuatnya;dan
(iii) Memberikan pilihan bagi operator bandar udara untuk menggunakan metode evaluasi dalam menentukan jenis pesawat
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 5 dari 116
dan/atau beban pesawat yang dapat beroperasi di bandar udara yang dioperasikannya.
5.1.2 Pada tanggal 26 November 1981, ICAO melalui DOC 9157-AN/901 dan Amandemen Annex
14, Ref.
lmengumumkan penggunaan sistem
Aircraft Classification Number-Pavement Classification Number (ACN-
PCN). Tujuan utama dari konsep ACN-PCN ini adalah untuk medapatkan gambaran beban pesawat yang dapat dioperasikan pada suatu bandar udara dalam kondisi unrestricted (tidak ada pembatasan beban). 5.2
SISTEM ACN-PCN
5.2.1 Sistem ACN-PCN merupakan suatu metode yang dikembangkan untuk mengontrol beban pesawat yang beroperasi pada konstruksi perkerasan prasarana sisi udara suatu bandar udara. Metode ini, hanya digunakan untuk menentukan daya dukung perkerasan untuk pesawat operasi dengan berat minimal 5.700 kg (12.500 Lbs). Penjelasan detail mengenai sistem ACN-PCN terdapat dalam Aerodrome Desain Manual Part 3 edisi 1983 yang diterbitkan oleh ICAO. 5.3
AIRCRAFT CLASSIFICATION NUMBER (ACN)
5.3.1 ACN merupakan suatu nilai yang menunjukkan efek relatif sebuah pesawat udara di atas pavement untuk kategori sub-grade standar yang ditentukan. ACN dapat dihitung melalui pemodelan matematika baik untuk perkerasan kaku (rigid pavement) maupun pekrerasan lentur (flexible pavement). Nilai ACN dipublikasikan dalam 2 (dua) kategori perkerasan yaitu lentur dan kaku pada kategori daya dukung lapisan subgradetertentuseperti ditampilkan dalam Tabel 6.1 dan 6.2, serta kondisi
beban
maksimum
dan
beban
minimum
pesawat.
Pada
umumnya, nilai ACN untuk semua jenis pesawat (pesawat sipil) diterbitkan oleh pabrik pembuat pesawat. 5.4
PAVEMENT CLASSIFICATION NUMBER (PCN)
5.4.1 PCN merupakan suatu angka yang menjelaskan daya dukung perkerasan untuk operasi tak terbatas pesawat udara dengan nilai ACN kurang dari atau sama dengan PCN. Jika nilai ACN dan tekanan roda pesawat lebih besar dari nilai PCN pada kategori subgrade tertentu yang dipublikasikan, maka operasi pesawat udara tidak dapat diberikan ijin beroperasi kecuali dengan mengurangi beban operasi. Pada keadaan tertentu, pengoperasian kondisi overload dapat diberikan. Lebih jauh mengenai pengoperasian kondisi overload di bahas pada Paragraf 5.6.
5.4.2 Meskipun nilai PCN harus dipublikasikan oleh operator/pengelola bandar udara, ICAO tidak merekomendasikan metode tertentu dalam
menghitung nilai PCN. Nilai PCN harus merepresentasikan korelasi antara beban pesawat yang diijinkan dengan nilai ACN dari pesawat terkritis yang beroperasi selama umur rencana struktur perkerasan.
5.4.3 Komponen PCN terdiri dari lima unsur yaitu nilai numerik kekuatan perkerasan, jenis perkerasan, kategori kekuatan subgrade, kategori tekanan roda dan metode pelaksanaan evaluasi. Adapun ketentuan penulisan nilai PCN adalah sebagai berikut:
Pedoman Perhitungan PCN Peri<erasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 6dari 116
Nilai numerik kekuatan perkerasan terdiri dari angka 1 sampai dengan tak hingga. Jenis perkerasan terdiri dari perkerasan kaku dengan simbol huruf (") R dan perkerasan lentur dengan simbol huruf F. Kategori subgrade dibagi menjadi empat kategori baik untuk (iii) perkerasan kaku maupun perkerasan lentur yaitu kategori A, B, C atau D. Penentuan kategori kekuatan subgrade tercantum dalam (1)
Tabel 1 dan Tabel 2.
(iv) Tekanan ijin roda terdiri dari empat kategori yaitu W, X, Y atau Z seperti tercantum dalam Tabel 3. (v) Metode evaluasi terdiri dari pengujian langsung dengan pesawat
analog ditunjukkan dengan huruf U dan dengan perhitungan analitis ditunjukkan dengan huruf T. Contoh penulisan PCN 45 F/ B/ X/ T
Tabel 1 Kategori Daya DukungSubgrade Konstruksi Perkerasan Kaku
No
Kategori Subgrade
Nilai K
Interval Nilai K
Permukaan
Permukaan
Subgrade Pci
Kode
1
Hiqh
2
Medium
Subgrade Pci (MN/m3) 555.6 (150) 294.7 (80)
Low
147.4 (40)
92 < K< 221
C
73.7 (20)
(25 < K < 60) K < 92 ( < 25)
D
(MN/m3) K > 442 ( > 120)
A
221 < K<442
B
(60 < K < 120) 3
Ultra Low
4
Tabel 2 Kategori Daya DukungSubgrade Konstruksi Perkerasan Lentur
No
Kategori Subgrade
Nilai CBR
Interval Nilai CBR
Subgrade
Subgrade
%
%
Kode
1
Hiqh
15
CBR > 13
A
2
Medium
10
8 < CBR < 13
B
3
Low
6
4 < CBR < 8
C
3
CBR<4
D
4
Ultra Low
Tabel 3 Kategori Tekanan Ijin Roda Pesawat Kategori
Tekanan Ijin (Mpa/Psi)
Kode
1
High
Tidak terbatas
W
2
Medium
X
3
Low
1.5/218 1.0/145 0.5/73
No
4
Ultra Low
Y Z
5.4.4 Nilai K permukaan subgrade dihasilkan dari pengujian plate bearing test. Adapun tata cara pengujian plate beraing test dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam AASHTO T 222. Korelasi antara nilai K dan CBR dijabarkan dalam Appendiks A.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 7 dari 116
5.5
PCN UNTUK PESAWAT RINGAN
5.5.1 Sistem ACN-PCN tidak digunakan untuk perkerasan yang memiliki daya
dukung di bawah 5700kg( 12.500 Lbs). Daya dukung perkerasan untuk bandar udara yang hanya dapat didarati oleh pesawat kecil ditentukan berdasarkan beban ijin pesawat dan atau tekanan ijin roda pesawat. 5.6
PENGOPERASIAN KONDISI OVERLOADS
5.6.1 Overloads adalah suatu kondisi dimana ACN pesawat yang beroperasi lebih besar dari nilai PCN perkerasan. Pengelola bandar udara dapat
memberikan ijin operasional pesawat dengan kondisi overloads dengan mengacu ICAO Annex 14 Klausul 19.1 Overload Operations. Adapun ketentuan dalam pengoperasian pesawat pada kondisi overloads adalah sebagai berikut:
(i)
Overloads diberikan dengan ketentuan: a. PCN < ACN < 1,1 PCN, untuk perkerasan lentur (flekxibel pavement); b. PCN < ACN < 1.05 PCN, untuk perkerasan kaku (rigid pavement). Jumlah pergerakan per tahun pesawat yang beroperasi dalam kondisi overloads tidak boleh lebih besar dari 5% pergerakan total
(ii)
Untuk nilai PCN yang ditentukan dengan pengujian menggunakan analog pesawat atau dengan kode U, ijin operasi pesawat dalam
pesawat.
kondisi overloads tidak diperkenankan kecuali bagi pendaratan darurat.
(iii) Untuk nilai PCN yang ditentukan berdasarkan perhitungan analitis atau dengan kode T, maka ijin operasi pesawat pada kondisi overloads diberikan dengan meninjau beban ijin (Po) pesawat dan dibandingkan dengan beban aktual (P). Jumlah pergerakan pesawat pada kondisi operasi overloadsditampilkan dalam Tabel 4 Tabel 4 Jumlah Operasional Pesawat Pada Kondisi Overloads No
P/Po
Jumlah Pergerakan
1
1,1-1,2 1,2-1,3 1,3-1,4 1,4-1,5
1 pergerakan per hari 1 pergerakan per minggu 2 pergerakan per bulan 1 pergerakan per bulan
2 3 4
6.
TATA CARA PERHITUNGAN NILAI PCN
6.1
UMUM
6.1.1 Perhitungan PCN merupakan salah satu bagian dalam evaluasi sistem perkerasan runway, taxiway dan apron bandar udara. Selain untuk kebutuhan operasional pesawat khususnya beban ijin pesawat operasional, terdapat beberapa tujuan perhitungan nilai PCN antara lain:
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 8 dari 116
(i)
sebagai parameter dalam menyusun peningkatan dan pemeliharaan
di masa depan; sebagai parameter untuk pengoperasian kembali prasarana yang tidak digunakan dalam waktu tertentu; (iii) sebagai parameter untuk mengevaluasi pengoperasian pesawat
(ii)
dengan beban lebih besar dari pesawat yang sedang beroperasi; (iv) sebagai parameter dalam menilai daya dukung perkerasan setelah dioperasikan dalam j angka waktu tertentu, yang mana siring dengan waktu daya dukung perkerasan mengalami penurunan dengan ditandai dengan adanya fatige prematur pada permukaan perkerasan. 6.1.2 Saat sistem ACN-PCN diadopsi oleh ICAO sebagai satu-satunya sistem dalam reporting daya dukung perkerasan runway, taxiway dan apron bandar udara, para pakar konstruksi dari berbagai negara atas nama
pribadi maupun institusi telah mengembangkan berbagai metode perhitungan baik perhitungan analitis-grafis, aplikasi software maupun kombinasi antara pengujian di lapangan dan software. Namun demikian, ICAO
tidak merekomendasikan
salah
satu
metode
tertentu
untuk
menghitung nilai PCN. Dalam perhitungan nilai PCN, operator bandar udara bebas memilih metode yang digunakan dengan catatan harus memperhatikan keakuratan demi tercapainya keamanan dan keselamatan operasi penerbangan.
6.1.3 Langkah pertama dalam perhitungan nilai PCN adalah inventarisasi data baik data sekunder maupun data primer dengan pengujian langsung di lapangan. Data masukan berupa data penerbangan baik eksisting maupun rencana masa depan, desain kategori subgrade, type konstruksi perkerasan, tebal desain dan kondisi lapisan perkerasan. Bagan alur perhitungan ditampilkan dalam Gambar 1.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 9 dari 116
(^ Mulai j
Data
Desain
Tipe
Tebal
Kondisi
Penerbangan
Subgrade
Konstruksi
Perkerasan
Perkerasan
>«
yes
Hilung Rasio Lapisan
Aspal dan Beton (())
yes
yes
Data Mutu
Beton
Asumsikan tebal
aspal=tebal slab beton
X Asumsikan tebal aspal= setengah tebal slab
Hilung PC* Fleksible
HitunglCN Rigid
(Gambar 2, Parag. 6.3.3.1, Parag. 6.4)
6.3.3.3, Parag 6.4)
(Gambar 3, Parag
Gambar 1 Bagan Alir Perhitungan PCN
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 10 dari 116
6.2
PERHITUNGAN PCN METODE KLASIK
6.2.1 Konsep Perhitungan
Perhitungan PCN metode klasik didasarkan pada konsep perhitungan dimana nilai PCN perkerasan dihitung berdasarkan pesawat kritis, daya dukung perkerasan, ekuivalen annual departure dan nilai CBR subgrade. Untuk mempermudah perhitungan dikembangkan kurva korelasi antara CBR subgrade, annual departure, beban pesawat dan tebal perkerasan. Bagan alir perhitungan PCN perkerasan lentur dan kaku dengan metode klasik seperti ditampilkan dalam Gambar 2 dan Gambar 3.
f Mulai J Menghitung ekuivalen annual departures pesawat kritis
(Paragraf 6.2.2.1 i)
Menghitung tebal ekuivalen perkerasan
(Paragraf6.2.2.1 ii)
I Menentukan nilai CBR Subgrade
(Paragraf6.2.2.1 iii)
Menghitung daya dukung
perkerasan ekuivalen (Paragraf 6.2.2.1 iv)
Menghitung nilai PCN dengan interpolasi nilai ACN (Paragraf 6.2.2.1 v)
Selesai
Gambar 2 Bagan Alir Perhitungan PCN Flexible PavementMetode Klasik
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 11 dari 116
f Mulai J Menghitung ekuivalen annual
departures pesawat kritis (Paragraf6.2.2.2 i)
Menghitung nilai K on Top Subbase
(Paragraf 6.2.2.2 ii)
T Menentukan nilai Flexural Slrenlh Slab Beton
(Paragraf 6.2.2.2 iii)
Menghitung daya dukung perkerasan
(Paragraf 6.2.2.2 iv)
X
Menghitung nilai PCN dengan interpolasi nilai ACN
(Paragraf 6.2.2.2 v)
Selesai
Gambar 3 Bagan Alir Perhitungan PCN Rigid Pavement Metode Klasik 6.2.2 Perhitungan PCN Perkerasan Metode Klasik
6.2.2.1 Langkah perhitungan PCN perkerasan lentur dengan metode klasik adalah sebagai berikut:
(i)
Menghitung ekuivalen annual departure pesawat kritis. Ketika pesawat yang beroperasi di suatu bandar udara terdiri dari berbagai jenis pesawat dengan berbagai tipe roda pendaratan (landing gear) dan berbagai variasi beban, efek pesawat tersebut terhadap perkerasan dihitung berdasarkan pesawat terkritis atau dalam desain pesawat desain. Perhitungan ekuivalen annual departure dilakukan dengan mengkonversi landing gear semua pesawat yang beroperasi ke pesawat kritis. Equivalent Annual Departures pesawat kritis, dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
logtfl=logJ?2*(^) Dimana,
1/2
Ri= Annual departures pesawat kritis/ pesawat desain R2= annual departures yang dinyatakan dalam landing
gear pesawat
Wi= beban roda pesawat kritis/desain W2= beban roda pesawat yang dikonversi
Lebih detail mengenai tata cara perhitungan ekuivalen annual departure dijabarkan dalam Appendiks B.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 12 dari 116
(ii)
Menghitung tebal ekuivalen perkerasan. Dalam perhitungan PCN, tebal perkerasan yang dianalisa adalah tebal perkerasan ekuivalen. Kebutuhan tebal lapisan campuran aspal minimal ditampilkan dalam Tabel 5.
Tabel 5 Tebal Minimal Lapisan Campuran Aspal No
Bagian Perkerasan
Pesawat Single
Pesawat B 747, B 777, DC 10, L 101
Wheel dan Dual
10.0 cm (4 in)
atau pesawat sejenis 12.7 cm (5 in)
7.6 cm (3 in)
10.0 cm (4 in)
Wheel 1
Area Kritis (Jalur
2
Area diluar jalur
Roda) roda
Untuk tebal base course minimum, dihitung dengan menggunakan kurva korelasi antara tebal perkerasan (total pavement thickness), CBR
subgrade dan base course minimum seperti ditampilkan pada Gambar 4 dan Tabel 6.
(•»
It
n
II
:o
«0
s:
'i
S3
Si
• CO
£
_2...
so
"•
• (0
10
«* -*i-< /
10
£
90
-
«ja w
*
-<^ \>
/
i
s
w
Is0 5 "
—?
•jgj
^
&Z
'
s
y
f
z
s
.
i-
,S
•
/ 4
130 IZO
IIQ
ioe
•to—
,:
2
_-:
S ..
...
x
?
Lc
jr ' 1
y
t>,
•"
/ '
^
ISO
140
::5i::::;i
1
1
/
z —
f
s
t
ITS
a
3r r"
JOC
»0
s
'
y
S s
i»
#&:;;:
/
s s
22 /
s
f-
,
'
2 = : :::-:::
y
? *_y z -• ^
--
-e
7* 7
- - -
'
77"
/ _ ^
10
X—
-
-
*-li\sm.t>. y <'y-' +S y,\t -
/
/
*
i?
/
1
m
/
f X y /
»
_^^:_::;i 2.: :: t tV.ti :: :
F« s
P
s (0 •
i
1
MINI! •IX
i 6*5
i
£ B Ma
if
if
o
e
CKNES5. W.
Gambar 4 Kebutuhan Tebal Minimum Lapisan Base Course
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 13 dari 116
Tabel 6 Kebutuhan Tebal Minimum Base Course
Design Load Range
Design Aircraft
Minimum Base Course
Single Wheel
lbs
kg
in
mm
30.000-50.000
13.600-22.700
4
100
50.000-75.000
22.700-34.000
6
150
22.700-45.000
6
150
45.000-90.700
8
200
45.000-113.400
6
150
250.000-
113.400-
8
200
400.000
181.000
200.000-
90.700-181.000
6
150
181.000-
8
200
6
150
8
200
Dual Wheel
50.000100.000 100.000200.000
100.000-
Dual Tandem
250.000
B
757
85
B
400.000
767
DC-10
400.000-
86
LlOll
600.000
272.000
B-747
400.000-
181.000-
C-130
600.000
272.000
600.000-
272.000-
850.000
385.700
75.000-
34.000-56.700
4
100
56.700-79.400
6
150
125.000 125.000175.000
Jika tebal lapisan perkerasan lebih besar dari tebal minimal, maka setiap lapis perkerasan di konversi dengan faktor konversi. Jika tebal lapisan aspal dan/atau lapisan base course yang ada lebih kecil dari tebal minimal yang dibutuhkan, maka lapisan subbase direduksi dengan faktor konversi lapisan aspal maupun lapisan basecourse.Faktor konversi lapisan perkerasan yang telah ditetapkan oleh FAA seperti ditampilkan dalam Tabel 6. Lebih detail mengenai penentuan tebal ekuivalen perkerasan dijabarkan dalam Appendiks C. Tabel 6 Faktor Konversi Tebal Perkerasan FAA Description
Structual Item
P-501
Portland
Cement
Range
Reco mmended
Range
Recommended
Convert
Convert to P-
Convert
toP209
209
toP-
Convert to P154
154 -
-
-
-
Concrete (PCC) P-401
Plant
Mix
Bituminous
Pavements (HMA) P-403
Plant
Mix
Bituminous
Econocrete Cement
Subbase
Trated
1.7 to 2.3
2.3
1.2 to
1.6
1.7 to
2.3
2.3
1.6
Course (ESC) P-304
1.6
1.6
Pavements (HMA) P-306
1.2 to
1.2 to
1.2
base
Course (CTBC) P-212
Shell base Course
P-213
Sand-Clay Base Course
P-220
Caliche Base Course
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
1.2 to
1.2
1.6
1.6 to
1.6
2.3
1.6 -
1.6 to 2.3
1.6
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Halaman 14 dari 116
P-209
Crushed
Aggregate
1.0
1.0
P-208
1.4
1.2 to 1.6
Base Course
Aggregate Base Course
1.0
1.0
1.0 to
1.2
1.5 P-211
Lime Rock Base Course
1.0
1.0
1.2
1.0 to 1.5
P-301
Soil-Cement
n/a
Base
1.0 to
-
Course
P- 154
Subbase Course
P-501
Portland
1.2
1.5
n/a Cement
Concrete (PCC)
-
1.0
1.0
Range Convert to P-401 2.2 to 2.5, 2.5 Reccommended
When there is sufficient material to obtain a standart reference surface and/or crushed
aggregate base course thickness, the subbase thickness is reduced using a conservative inverse of the layer equivalentcy factor for the material P - 154 thickness reduction to
P-154 thicknes reduction to meet P-209
meet P - 401 requirement
requirement
Thickness deficiency * 1/(P-209 layer
reduced
Thickness deficiency * 1/(P-401 layer equivalency factor used for P-154+0.1) e.g if 2.3 is the factor
by
to convert P-401 to P-154, then
equivalency factor used for P-154+0.1) e.g if 1.4 is the factor to convert P-401 to P-154, then (1/1.5) is the factor 130 to
(1/2.4) is the factor to convert P-
convert P-154 to P-209
P
-
154
is
154 to P-401
(iii) Menentukan nilai CBR Subgrade. Nilai CBR Subgrade ditentukan dengan pengujian CBR lapangan atau dengan menggunakan data CBR perencanaan yang pada umumnya menggunakan CBR terendam (CBR Soaked). Nilai CBR lapangan tergantung dari jenis tanah. Adapun rangkuman berbagai jenis tanah dan karakteristik jika digunakan sebagai pondasi perkerasan ditampilkan dalam Tabel 7.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 15 dari 116
LL<50
ibility
compress
High
LL<50
ibility
compress
Low
soils
sandy
Sand and
soils
gravelly
and
Gravel
(2)
organic soils
Peat and other fibrous
soils
grained
Fine
soils
gravelly
Coarse-
(1)
Major Divisions
Pt
OH
CH
MH
OL
CL
Peat, humus and other
Fat organic clays
Fat clays
diatomaceous soils
Micaceous clays or
organic clays
Organic silts or lean
or gravelly clays
Lean clays, sandy clays,
soils
silts, or diatomaceotis
Silts, sandy silts, gravelly
Not suitable
poor
Poor to very
poor
Poor to very
Poor
Poor
Fair to good
Fair to good
Fair to good
Clayey sand or clayey gravelly sand
sc
ML
Good
Fair to good
Fair to good
Good
Good to excellent
Good
excellent
Not suitable
Not suitable
Not suitable
Not suitable
Not suitable
Not suitable
Not suitable
Not suitable
Not suitable
Poor
Not suitable
suitable
Poor to not
Poor
Fair to good
Poor
Poor to fair
Good Good to
Good
(6)
Surface
Wearing
under
Directly
Base
Value as
Excellent
Silty sand or silty gravelly sand
suitablegraded
Sand or gravelly sand. Poor uniformly Not
poorly graded
Sand or gravelly sand,
well graded
Sand or gravelly sand,
Clayey gravel or clayey sandy gravel
gravel
Silty gravel or silty sandy
uniformly graded
Gravel or sandy gravel,
poorly graded
well graded Gravel or sandy gravel,
(5)
Frost Action
Subject to
SM
su
SP
SW
GC
GM
GV
GP
dw
(4)
(3)
Gravel or sandy gravel,
Name
Letter
Foundation When Not
Value as
Slight
Medium
Medium
very high
Medium to
very high
Medium to
very high
Medium to
very high
Medium to
Slight to high
Slight to high
slight
None to very
slight
None to very
None to very slight
medium
Slight to
medium
Slight to
None to very slight
slight None to very slight
(7) None to very
Potential Frost Action
Very high
High
High
High
Medium to high
Medium
Slight to medium
Slight to medium
Very slight
Almost none
Almost none
Almost none
Slight
Very slight
Almost none
Almost none
Almost none
(8)
Compressibility and Expansion
Fair to poor
impervious
impervious Practically
Practically
Fair to poor
Poor
impervious
Practically
Fair to poor
impervious
practically
Poor to
Fair to poor
Excellent
Excellent
Excellent
impervious
practically
Poor to
Fair to poor
Excellent
Excellent
Excellent
m
Characteristic
Drainage
7 Karakteristi Tanah Untuk Pondasi Perkerasan
-
80-105
90-110
80-100
90-105
100-125
100-125
105-130
120-135
100-115
105-120
110-130
120-140
130-145
115-125
120-130
125-140
(10)
Weight (pcO
Unit Dry
-
3-5
3-5
4-8
4-8
5-15
5-15
10-20
20-40
10-20
15-25
20-40
20-40
40-80
25-50
35-60
60-80
(11)
CBR
Subgrade
-
50-100
50-100
100-200
100-200
100-200
100-200
200-300
200-300
200-300
200-300
200-300
200-300
more
300 or
more
300 or
more
300 or
more
300 or
(12)
(pci)
Modulus A-
(iv) Menentukan daya dukung perkerasan. Untuk menentukan daya dukung perkerasan, digunakan kurva korelasi antara CBR subgrade, tebal perkerasan (tebal ekuivalen), annual departure (annual departure equivalen) dan beban yang telah dikembangkan oleh FAA seperti ditampilkan dalam Appendiks D.
(v)
Menghitung nilai PCN dengan interpolasi linier nilai ACN pesawat sesuai dengan daya dukung perkerasan hasil perhitungan pada
langkah ke (iv). ACN berbagai jenis pesawat dapat dilihat di Appendiks E. Interpolasi linier dilakukan berdasarkan persamaan garis lurus melalui dua titik PI dan P2 seperti ditampilkan dalam Gambar 4 berikut ini.
l»2(x 9M
Q( k,Y)
^^T CO
p{K Vi)
I
ACN
Gambar 5 Kurva Interpolasi Linier
Persamaan garis lurus melalui dua titik PI dan P2 dapat dituliskan dengan:
22* =£2* y2-yl
(6.1)
at2-*l
v
'
Sehingga diperoleh persamaan dari interpolasi sebagai berikut: x = xl + (x2 - xl)
y-yi
(6.2)
y2-yl
Jika: X
nilai PCN yang akan dihitung
XI
ACN minimum
X2
ACN maksimum
Y
beban ijin perkerasan (P) beban minimum pesawat (P min) beban maksimum (P maks)
Yl Y2
Maka persamaan interpolasi dapat ditulis, PCN = ACN min +• (ACN maks - ACN min) P
Pedoman Perhitungan PCN Peri<erasan Prasarana Bandar Udara
P—Pmin.
(6.3)
maks—P min
Halaman 17 dari 116
6.2.2.2 Langkah perhitungan PCN perkerasan kaku dengan metode klasik adalah sebagai berikut: (i)
Menghitung ekuivalen annual departure pesawat kritis. Tata cara perhitungan dijabarkan dalam Appendiks B.
(ii)
Menghitung nilai modulus reaksi (K) permukaan base course. Untuk mendapatkan nilai K dilakukan pengujian plate bearing test. Tata cara pengujian plate bearing test dijabarkan dalam ASTM DI 195/ D 1195M-09. Mengingat pengujian plate bearing test relatif lebih kompleks baik dari prosedur dan peralatannya, telah dikembangkan formula korelasi antara nilai K dengan CBR. Selain rumus korelasi, dikembangkan juga kurva korelasi antara nilai K dan CBR. Untuk mendapatkan nilai K pada permukaan base course, dihitung dengan metode Westergaard. Tata cara penentuan nilai K dijabarkan dalam Appendiks A.
(iii) Menentukan nilai flexural strength slab beton. Flexural strength (Fr) dihitung dengan rumus:
Fr = 9 4fi
(dalam PSI) (6.4)
Dimana,
Fr = Flexural strength fc' = kuat tekan silinder beton (0.83 nilai kuat tekan kubus beton)
(iv) Menghitung daya dukung perkerasan. Perhitungan daya dukung perkerasan dilakukan dengan menggunakan kurva korelasi antara nilai K, Annual Departure, Flexural strengt slab beton, beban (daya dukung dan tebal slab beton. Kumpulan kurva korelasi untuk berbagai jenis pesawat ditampilkan dalam Appendiks D. (v)
6.3
Menghitung nilai PCN dengan interpolasi nilai-nilai ACN. Rumus interpolasi seperti ditampilkan dalam persamaan 6.3
PERHITUNGAN PCN METODE GRAFIS
6.3.1 Konsep Perhitungan
6.3.1.1 Metode grafis dikembangkan untuk tujuan kepraktisan. Metode ini dikembangkan oleh Ministry of Defence, Inggris dengan membuat chart korelasi berbagai faktor terkait desain dan evaluasi. Terdapat delapan chart untuk desain maupun evaluasi (perhitungan PCN) perkerasan
kaku dan perkerasan lentur seperti ditampilkan dalam Gambar 6 s.d Gambar 13.
6.3.1.2 Gambar 6 s.d Gambar 10 merupakan chart untuk desain maupun evaluasi (perhitungan PCN) perkerasan kaku dan Gambar 11 s.d Gambar 13 merupakan chart untuk desain maupun evaluasi (perhitungan PCN) perkerasan lentur.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 18dari 116
6.3.1.3 Langkah pertama dalam perhitungan PCN metode grafis adalah menghitung frekuensi lalu lintas. Frekuensi lalu lintas merupakan faktor dominan selain konfigurasi roda baik dalam desain maupun
evaluasi perkerasan karena frekuensi lalu lintas sangat berperan dalam hal kerusakan fatigue. Penelitian laboratorium dan pengujiaan
skala penuh di lapangan menunjukkan dengan jelas bahwa frekuensi lalu lintas yang padat memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kerusakan perkerasan.
6.3.1.4 Frekuensi lalu lintas dibagi menjadi tiga kategori yaitu low, medium dan high sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 8. Tata cara
perhitungan coverages dijabarkan dalam Appendiks F. Tabel 8 Kategori Frekuensi lalu Lintas
Jumlah Coverages
Frekuensi Lalu Lintas
No
selama umur rencana
1
Low
10.000
2
Medium
100.000
3
High
250.000
6.3.3 Perhitungan PCN Perkerasan Metode Grafis
6.3.3.1 Langkah perhitungan PCN perkerasan lentur dengan metode grafis menggunakan chart pada Gambar 11 s.d 13 adalah sebagai berikut: (i)
Tarik garis sejajar pada sumbu x sesuai tebal perkerasan dan tipikal material base yang digunakan (High Strength Bound Base Materials, Bound Base Materials, atau base konvensional) (ii) Tarik garis vertikal pada sumbu ordinat (CBR) sesuai dengan data CBR subgrade sampai berpotongan dengan garis tebal perkerasan; (iii) Tarik garis horozontal pada titik pertemuan garis tebal perkerasan dan garis CBR subgrade. Nilai PCN adalah nilai ACN pada kategori fraquency of trafficking yang ditentukan.
6.3.3.2 Kategori lapisan base yang tergolong ke dalam High Strength Bound Base Materials (HSBBM) dan Bound Base Materials (BBM) adalah sebagai berikut:
(i)
High Strength Bound Base Materials (HSBBM) adalah lapisan Cement Treated Base Course (CTBC) dengan perbandingan antara material base course
(ii)
dan
semen minimal 23:1.
Karakteristik
mekanik campuran dalam 7 hari harus mencapai kuat tekan (kubus) minimal 15 N/mm2, CBR lapangan minimal 100%. Bound Base Materials (BBM) adalah lapisan Cement Treated Base Course (CTBC) dengan kuat tekan (kubus) pada umur 7 hari adalah 8 N/mm2dengan nilai maximum 15 N/mm2dan minimum 4 N/mm2.CBR lapangan minimal 90%.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 19 dari 116
6.3.3.3 Langkah perhitungan PCN perkerasan kaku dengan metode grafis menggunakan chart pada Gambar 6 s.d 10 adalah sebagai berikut: (i) (ii)
Tarik garis sejajar pada sumbu x sesuai tebal slab beton; Tarik garis vertikal pada sumbu ordinat (nilai k on top subgrade) hingga berpotongan dengan garis tebal slab beton dan tarik ke arah garis ACN;
(iii) Tarik garis horizontal pada sumbu frequency of trafficking hingga berpotongan dengan garis fleksural strength slab beton dan tarik ke arah bawah garis ACN; (iv) Titik perpotongan antara garis pada langkah ii dan iii adalah nilai PCN perkerasan.
Pedoman Perhitungan PCNPerkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 20 dari 116
j
CHART 1
Gambar 6 Kurva Desain dan Perhitungan PCN Perkerasan Kaku Untuk Konfigurasi Roda Single Wheel
;
Gambar 7 Kurva Desain dan Perhitungan PCN Perkerasan Kaku Untuk Konfigurasi Roda Dual Wheel
; CHART. 2
CHART 3
Gambar 8 Kurva Desain dan Perhitungan PCN Perkerasan Kaku Untuk Konfigurasi Roda Dual Tandem
1rwa!'-?arKiemWieeliSBar!
bvatuaaon oIKigia auTbW PavemenM
t
in
a 3 c
5 5
2 c TO en
€
r£
I 1 c
2 en
CD
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 24 dari 116
c
I
1 2 O
5. c TO
€ 0-
I I 5 5 E n
O
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan PrasaranaBandar Udara
Halaman 25 dari 116
3
O
CD
I
CO
Q. co
g •8 i-
I
CD
0-
z
o
5. C CO TO
c
CO
n c CO
CO
£
5 CO
E CO
CD •..;.;..;...!......;!•., .
Pedoman Perititungan PCN Pen\erasan Prasarana BandarUdara
Halaman 26 dari 116
CO
CO "O c 3 o
CD C CO
g CL CO c
CD c
9 i—
C
—I C CO
V
Cl
O 0_ c co en c 3
£ CD
0C CO
"O c CO C/3
Q CO
£ 3
CNJ
CO
-Q
E CO
CD
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 27 dari 116
3 -*-.
C
CD _l C
CO en
CO c
i
CO
Cl
O CL c
CO O) c 3
€ CD
Cl c CO c CO m
O
D CO 3
co
co
-O
E co
CD
i_J—:
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 28 dari 116
6.4
PERHITUNGAN PCN METODE FAA AC 150-5335-5C
6.4.1 Konsep Perhitungan
6.4.1.1 Untuk memudahkan penggunaan sistem ACN-PCN, FAA mengembangkan aplikasi perangkat lunak guna menghitung nilai ACN maupun PCN menggunakan prosedur dan ketentuan yang ditetapkan oleh ICAO. Perangkat lunak ini disebut COMFAA dan dapat didownload di website FAA (www.faa.gov) bersama dengan pendukungnya berupa spreadsheet. Meskipun dapat menghitung nilai ACN sekaligus, namun perlu diingat bahwa nilai resmi ACN pesawat disediakan oleh produsen pesawat.
6.4.1.2 Perangkat lunak COMFAA dioperasikan dalam dua mode perhitungan yaitu perhitungan ACN dan perhitungan tebal perkerasan.
(i)
Perhitungan ACN didalamnya memuat perhitungan untuk: - Menghitung ACN pesawat pada perkerasan lentur - Menghitung ACN pesawat pada perkerasan kaku - Menghitung tebal perkerasan lentur berdasarkan prosedur ICAO (metode CBR) untuk nilai default dari CBR subgrade (15, 10, 6, dan 3). - Menghitung tebal perkerasan kaku berdasarkan prosedur ICAO (Portland Cement Assosiation Method) untuk nilai default K (552,6, 294,7, 147,4, dan 73,7 lb/ in3 [150, 80, 40, dan 20 MN / m3]).
(ii)
Perhitungan tebal perkerasan di dalamnya memuat perhitungan untuk:
-
-
Menghitung ketebalan total perkerasan lentur berdasarkan metode FAA-CBR yang ditentukan dalam AC 150 / 5320-6, Airport Pavement Design and Evaluation, untuk nilai CBR dan tingkat coverageyang ditentukan. Menghitung tebal perkerasan kaku berdasarkan metode FAA Westergaard yang ditentukan dalam AC 150 / 5320-6 untuk nilai k dan tingkat coverage yang ditentukan.
6.4.1.3 Perbedaan mendasar perhitungan PCN metode klasik dan dengan perangkat lunak COMFAA adalah terkait annual depature. Dalam metode klasik, annual departure semua pesawat yang beroperasi di konversi ke dalam pesawat kritis sedangkan dalam COMFAA semua pesawat di input ke dalam perangkat lunak berdasarkan annual departure dan beban. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa efek merusak dari pesawat terhadap perkerasan berbeda tergantung dari karakteristik beban dan traffic pesawat. 6.4.1.4 COMFAA dikembangkan dengan konsep Cummulative Demage Factor(CDF) dengan menghitung efek gabungan dari beberapa pesawat (gabungan pesawat) yang beroperasi di bandar udara. Efek dari lalu lintas gabungan ini disetarakan dengan pesawat kritis. Dengan penyetaraan tersebut, perhitungan PCN dapat mencakup dampak dari semua lalu lintas pesawat secara proporsional.
6.4.1.5 Dalam perhitungan PCN, perlu dipahami beberapa istilah dan difinisi terkait lalu lintas pesawat dan beban perkerasan misalnya arrival, departure, pass, coverage, load repetition, operation dantrafftc cycle. Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 29 dari 116
(i)
Arrival (kedatangan)dan departure (keberangkatan). Biasanya, ketika pesawat datang jumlah bahan bakar yang ada lebih sedikit dibandingkan ketika akan berangkan mengingat bahan bakar telah
digunakan selama dalam perjalanan. Akibatnya, beban roda yang diterima perkerasan pada saat pesawat datang (landing) lebih kecil dibandingkan disaat pesawat akan lepas landas (departure). Bahkan pada saat touchdownpun beban yang diterima perkerasan masih lebih kecil daripada saat take off karena pada saat touchdown masih ada gaya angkat pesawat yang menreduksi gaya vertikal dinamis yang diterima perkerasan. Oleh karena itu, prosedur desain perkerasan maupun evaluasi (perhitungan nilai PCN) hanya mempertimbangkan keberangkatan (departure) dan mengabaikan arus lalulintas kedatangan. Namun, jika pesawat tidak menerima bahan bakar tambahan di bandara, maka berat secara substansial
antara landing dan takeoff adalah sama.
(ii)
Pass adalah gerakan satu kali pesawat melewati perkerasan runway bisa berupa kedatangan, keberangkatan maupun taxi. Pass dari suatu pesawat tergantung dari geometri fasilitas sisi udara. Dalam hal ini ada atau tidaknya pararel taxiway. Skematis pergerakan pesawat pada suatu bandar udara ditampilkan dalam Gambar 14.
"iKff"
4.a Runway Dengan Paralel Taxiway —*1 I
_
Jm.
_!»_
.
+J
ii 4.b Runway Dengan Taxiway Central
Gambar 14 Skematis Pergerakan Pesawat di Bandar Udara Berdasarkan Gambar 14, jumlah pass untuk bandar udara yang memiliki paralel taxiway lebih sedikit dibandingkan jika bandar udara hanya memiliki satu taxiway. Adapun perbandingan antara pass dan siklus lalu lintas (pas to traffic cycles, P/TC) adalah sebagai berikut: Tabel 9 Nilai P/TC untuk Berbagai Skenario Pergerakan Pesawat Fasilitas Taxiway
Dilakukan Pengisian
Tidak Dilakukan
Bahan Bakar di
Pengisian Bahan
Bandar Udara
Bakar di Bandar Udara
Parallel Taxiway Single Taxiway
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
1
2
2
3
Halaman 30 dari 116
(iii)
Coverage diartikan sebagai jumlah perkerasan yang menerima tegangan maksimum akibat lalu lintas pesawat. Ketika sebuah pesawat bergerak sepanjang landas pacu, posisi roda pesawat tidak persis sama untuk setiap pergerakan. Hal ini akan menyebabkan beban pesawat diteruskan ke landas pacu dengan distribusi tidak normal. Satu coverage terjadi ketika suatu luas landasan telah dilalui oleh roda utama pesawat. Tata cara perhitungan coverage terdapat dalam Appendiks F.
6.4.2 Perhitungan PCN dengan COMFAA
6.4.2.1 Langkah perhitungan PCN maupun penentuan nilai ACN pesawat dengan menggunakan software COMFAA secara garis besar adalah sebagai berikut: (i)
Masukkan semua pesawat terbang yang beroperasi maupun yang direncanakan akan beroperasi pada software COMFAA; (ii) Konfirmasi karakteristik pesawat yang beroperasi seperti beban, annual departures, tyre pressure dan Iain-lain; (iii) Masukkan tebal perkerasan equivalent hasil perhitungan dengan bantuan spreadsheet serta nilai kekuatan subgrade, CBR untuk perkerasan lentur dan K untuk perkerasan kaku; (iv) Masukkan kekuatan slab beton jika perkerasan yang dievaluasi menggunakan perkerasan kaku;
(v)
Klik PCN Batch,kemudian klik PCN batch flexibel untuk evaluasi perkerasan lentur dan PCN batch rigid untuk perkerasan kaku; (vi) Setelah program running, hasil perhitungan PCN dapat dilihat dengan mengklik Detail pada menu Miscellaneus Function.
Langkah perhitungan PCN perkerasan lentur dan perkerasan kaku selengkapnya ditampilkan dalam Gambar 15 dan gambar 16.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 31dari 116
Mode ACN
didapat dengan meng klik More
Klik Less untuk
mengaktifkan computational mode
Klik pada mode untuk
mengaktifkan
Gambar 15 Mode Komputasi dalam Software COMFAA
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana BandarUdara
Halaman 32 dari 116
1. Select Aircraft
Group.
2.
Select
aircraft from
library.
3. Confirm all
individual aircraft
parameters. Repeat Steps 2 and 3 for each aircraft in the traffic mix.
4.
Enter the
runway P/TC ratio.
6b. Click to 5. Click to
6c. Click to enter
enter
concrete strength for rigid pavements.
6a. Click to enter
subgrade CBR for flexible pavements
enter subgrade k-value for rigid pavements.
evaluation thickness.
Gambar 16 Tahapan Perhitungan PCN dengan Software COMFAA
6.4.2.1 Perhitungan tebal ekuivalent perkerasan dapat dihitung dengan bantuan spreadsheed dengan memasukkan tebal perkerasan eksisting dan faktor konversi pada sheet layer equivalency untuk perkerasan lentur dan sheet K-value untuk perkerasan kaku. Langkah perhitungan selengkapnya ditampilkan dalam Gambar 17. 6.4.2.2 Tebal minimum lapisan Asphalt Concrete (material P-401) dan lapisan base course (material P-209) untuk analisa PCN dengan software COMFAA seperti ditampilkan dalam Tabel 10. Tabel 10 Tebal minimum lapisan P-401 dan Lapisan P-209 Lapis Struktur Perkerasan
Asphalt
Concrete
401) Base Course (P-209)
(P-
Jumlah roda pada main gear kurang
Jumlah roda pada main gear sebanyak 4 atau
dari 4
lebih
3 inchi (8 cm)
5 inchi (13 cm)
6 inchi (16 cm)
8 inchi (21 cm)
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 33 dari 116
1.
Tentukan faktor konversi
(ref:Appendiks
C)
7.
Masukkan tebal
perkerasan
4.
Masukkan CBR 6.
Subgrade (ref:
Tebal
Equivalent untu
Appendiks A)
data masukan COMFAA 3.
Masukkan Tebal minimum surface dan Base course
5.
(Para. 6.4.2.2) 2.
Rekomendasi Nomen Klatur PCN
Simpan Data
dengan Klik Save Data
a. Perkerasan Lentur
1.
Tentukan tebal slab beton
5.
Tentukan nilai flexural
3.
strength
4.
Tentukan nilai K
subgrade
Tentukan tebal
lapisan material lain jika ada
2.
Rekomendasi Nomen Klatur PCN
b. Perkerasan Kaku
Gambar 17 Perhitungan Tebal Equivalent Perkerasan
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 34 dari 116
6.4.3 Interpretasi Output COMFAA 6.4.3.1 Hasil dari running program COMFAA terdiri dari tiga tabel utama seperti ditampilkan dalam Gambar 18 dan Gambar 19. Tabel pertama menunjukkan informasi lalu lintas pesawat, tabel kedua menunjukkan nilai PCN untuk semua kategori kekuatan subgrade dan tabel ketiga menunjukkan nilai ACN pesawat. Hasil running COMFAA selengkapnya dapat dibuka melalui Notepad. CBR = Evaluation Pass t o
Traffic
Max mum number Maximun number
of
pavement thickness = Cycle (PtoTC) Ratio = of wheels per gears per
at least one aircraft has 4
5
inches of HMA and 8
Pt _ "
Top
No.
Table 1.
gear
7.00
(Subgrade Category i s C)
33.90
ir_
1.00
= 6
aircraft
•
4
or more wheels per gear.
The
inches of crushed aggregate for
e
FAA recommends
a
reference
Input Traffic Data
Aircraft. Name
Gross
Percent
Tire
Weight
Ixni tit
Press
Annual
Deps
:o- yr Coverages
6D Thick
1
A300-B4
365,747
94.00
216.1
1,500
L6
456
33.06
2
A319-100 std
141,978
92.60
172.6
1,200
6
443
24.09
3
Adv.
185,200
96.00
148.0
400
2
754
27.62
4
B737-300
140,000
90.86
201.0
S
B747-400
877,000
93.32
200.0
6
B767-200
SB
396,000
90.82
190.0
6,000 3,000 2,000
7
B777-200
SB
657,000
91.80
205.0
300
8
DC8-63
330,000
96.12
194.0
800
R.
••
STD
B727-200 Basic
. 1 . ' "e 2.
31 003
27.51
410
36.87
21 813
32.63
4
375
31.97
9
269
31.03
34
PCN Values
M/CfO/e
Critical Ai rcraft
No.
section assuming
equivalent thickness calculations.
A i r c r a f t Name
Equiv.
Maximum
Thickness
Tota L
for
Allowable
Total
Covs
Equiv 36
54
330,524
36
23
36
68
133,520 162,662
35
34
PCN at
AUS)
Indicated C )de
BU0)
C(6)
D(3)
40.5
44.7
54.0
69
9
0.6174
29.7
30.5
33.7
39
1
0.0004
38.8
41.0
46.8
52
1
0.0477
130.515
30.4
31.9
35.5
39
6
0.0054
772,687
45.2
49.7
59.7
79
8
4.2993
71
0
Cross Weight
Covs.
1
A300-B4 STD
2
A319-100 std
3
Adv.
4
B737-300
156,937 >S,000,000 339,956 >5,000,000
S
B747-400
47,121
37 42
6
B767-200
SB
275,106
36 40
361,883
40.1
43.9
52.0
7
B777-200
KB
90,959
3E .95
608,938
44.4
49.8
60.4<
8
DC8-63
326,269
36 .10
302,294
38.5
43.0
51.7
B727-200 Basic
CDF
'
0.4668
PCtt3Z 4
0. 1673
ACN at Indicated Cross Height and Stren Ith
BOttOftt c Name
Cross
Weight
*
GW on
lain
Cear
Tire Pressure
AC15)
BU0)
C(6)
D(3)
62.8
79.7
1
A300-B4 STD
365,747
94.00
216
1
46.3
51 6
2
A319-100
141,978
92.60
172
6
31.9
32
.8
36.4
42.1
3
Adv.
185,200
96.00
148
0
45.8
48 .3
55.0
60.1
140,000 877,000
90.86
201
0
33.0
34 .8
38.8
42.8
93.32
200 0
53.2
72.6
94.2
59.8
80.2
std
B727-200 Basic
4
B737-300
S
B747-400
6
B767-200
KR
396,000
90.82
190 0
44.9
59 .3 49 .6
7
B777-200
KR
657,000
91.80
205
0
49.1
55
. 4
68.0
94.8
8
DC8-63
330,000
96.12
194 0
43.1
43
.8
58.S
73.3
Gambar 18 Hasil Running Program COMFAA untuk Perkerasan Kaku
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Uaara
Halaman 35 dari 116
k
Value
=
241.0
lb s/inA3
(Subgrade Category is B)
flexural strength • 700.0 psi Evaluation pavement thickness = 15.00 in Pass t o Traffic Cycle (PtoTC) Ratio » 2.00 <..
- Chang*** from 1.0 to 2.0
Maximum number
Maximum number
Rw* l< No
of
of wheels per gear •
6
gears per aircraft = 4
'_s Table 1. Input Traffic Data
>P Aircraft Name
Gross
Percent
Tire
Weight
Cross Wt
Press
Deps
365,747
94 00
216.1
1,500
141,978 185,200
92 60 96 00
172.6
1,200
148.0
B737-300
140,000
90 86
201.0
5
B747-400
877,000
93 32
6
B767-200
ER
396,000
90 82
7
B777-200
ER
657,000
91 80
8
DC8-63
330,000
96
1
A300-B4
2
A319-100 s t d
STD
3
Adv.
4
B727-200 Basic
12
'UfcMto-' 2" »CN Values fir
No
1
A300-B4
2
A319-100
for
Equiv.
Covs.
Equi'.
3
Adv.
std
13.60
400
16,456 12,885 5,507 62,007 34,410
13.74
200.0
6,000 3,000
190.0
2,000
21,813
13.11
205.0
300 800
2,917 9,269
11.54
194.0
Thic kness
Total
STD
54.9
64.2
72
5
0
35.5
37.7
39
5
0
0212
IS
.34
177,246 134,862
46.7
50.0
53.0
55 4
0
1228
EB
331,521
IE .31
B777-200
EB
IS
8
DC8-63
443,483 201,455
1! .30 IS
Adv.
B727-200 Basic
846,813 384,177
.33 .30
15 .31
1 BAWfllll1' 3" Rl9id ACW at Indicated Gross
3
7DJ
46.4
B767-200
std
D(74>
33.2
7
STD
:(147)
354,757
6
A300-B4
B(295)
136,973
67,501
A319-100
a t Indicated C Ida
A(552
IE .29
B747-400
2
12.76
IE .32
B737-300
1
14.74
124,550 887,140
4
fff.fc Name
13.14
PCN
Gross Weight
Covs
5
DO!
12.04
Maximum Allowable
Total
65,485 439,456
B727-200 Basic
6D
Thick
Column 3
Critical Ai r c r a f t A i r c r a f t Name
20-yr Coverages
Annual
1929
36.5
38.4
40.2
41
6
0
2061
50.1
59.9
71.1
61
4
0
7444
41.7
49.8
59.4
68
6
0
0961
"s.siMaxPCN- jit 60. 3
78.4
96
3
0
0096
319,688
59.6
67
3
0
0672
42.8
SO.9
Weight and Strength
Gross
» GW on
Tire
Weight
Main Gear
Pressure
A(5S2)
B(29S)
C(147)
D(74)
365,747
94.00
216 1
48.5
57.3
66
9
141,978 185,200
92.60
172
6
34.7
37.1
39
3
41.2
96.00
148
0
49.3
52.7
55
8
58.3
75.5
4
B737-300
140,000
90.86
201
0
38.2
40.1
42
0
43.5
5
B747-400
877,000
93.32
200
0
52.6
63.0
74
6
85.3
6
B767-200
ER
396,000
90.82
190
0
43.4
51.9
62
0
71.4
7
B777-200
ER
91.80
205
0
49.7
63.6
82
6
101.2
8
DC8-63
657,000 330,000
96.12
194 0
44.8
53.3
62 2
70.2
Gambar 19 Hasil Running Program COMFAA untuk Perkerasan Kaku 6.4.3.2 Tabel pertama dari output COMFAA berisi data masukan berupa jenis dan karakteristik pesawat operasi dan annual departure. Tabel kedua berisi hasil perhitungan nilai PCN setiap pesawat pada berbagai kategori subgrade. Tabel ketiga berisi informasi nilai ACN pesawat pada berbagai kategori subgrade. 6.4.3.3 Berdasarkan tabel kedua, nilai PCN yang digunakan adalah nilai PCN yang tertinggi sesuai dengan kategori subgrade perkerasan yang di evaluasi. Adapun untuk mendapatkan gambaran detail hasil perhitungan, dapat dilakukan dengan:
(i)
Copy dan paste summary hasil running program (Gambar 20) di sheet Data Parse pada Spreadsheet COMFAA dan klik Create Charts sesuai jenis perkerasan;
(ii)
Langkah selanjutnya adalah dengan mengklik sheet Chart sesuai jenis perkerasan (Flexchart atau Rigidchart) dan chart hasil perhitungan akan muncul pada layar seperti contoh pada Gambar 21 dan Gambar 22.
Pedoman Perhitungan PCN Pen\erasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 36 dari 116
O ICAO ACN lompuldlion Detailed Output Una
Show Alpha
Coavomum
Ho.
1
Shon EtfFita
S <-flleAra.lt ACN (• Finable r Higi
OfrmCjiliaJolku.Mr.ifej
rt PCH
r
727-200
33,970
253.830
>S,000,000
133,504
2
737-300 747-400
4
7*7-200 IB
5
777-200
49,130
6
A300-B4
7
A319-100
8
DCB-63
C Traduwee C Ufe
Croc* Vaigtu:
A i r c r a f t wn
3
AQiBalch
B(10)
8«*
C(6»
992.902 378,158
>E,000,000 •5,000,000
646,354 443,728
69,959 »S,000.000 1,849,986
154,548 365.739
'laxibla ACM ac Indicacad Gross Vaight and Stranijth Cross
•aigh« 1
727-Z00
2
737-300
3
.
CO on
Rain Caax
Tira PttlfUIl
C(6>
D(3)
185.000 130,000 820.000
747-400 IP
370,000
4
767-200
5
777-200
600,000
6
A300-B4
7
A319-100
8
DC8-63
370,000 145,000 330,000
Suaaary output (or copy and pare* Into cha Support spraad shaat. !ru».Plana,C«in,ACHln,AI'ln.6I^.C0520yr,C0Veol',CDTc,C«odf,PCHcd(,IVALe,SOBcod«,KorCBB
1,727-200,185000.000,48.2,400,23.11.2.762041+003,4.817651*006,27.49,253630.253,72.8,33.8,B,9.00,1 2,737-300,130000.000,31.8.6000.22.17,2.988461*004.4.517261*015,33.26.133504.147,32.8,33.8.B,9.00,1 3,747-400,820000.000,53.9,3000,28.78,3.328261*004,6.966061+006,29.28,992901.708,70.6.33.8,8,9.00,1 4,767-200 IB.370000.000,45.2,2000,25.72.2.109041*004,2.769791*012,33.24,378157.540,46.6,33.8,B,9.00,1 5,777-200,600000.000,SI.3,300,25.47,4.466701*003,1.014231*304,31.94,646353.794,£7.0,33.8,8,9.00,1 6, A300-B4,370000.000,52.4,1500,27.50,1.655081*004,9.919371*006,29.48,443727.512,68.3,33.8,8,9.00,1
7,A319-100,146000.000.33.6,1200,20.60,6.510321+003,1.931601*012,32.44.154547.550,36.3.33.8,B,9.00,1 8,DC8-63,330000.000,48.8,800,25.68.9.221691+003,2.623071*008,31.40,365736.563,66.7.33.8.8,9.00.1
Gambar 20 Rangkuman Hasil Running Program COMFAA AC 150/5335-5B Exampli
HEB 1. 6D thickness at traffic mix
747-400
727-200
25.7
25.7
25 5
27.5
28.8
23.1
33.2
31.4
31.9
29.5
29.3
27.5
33.8
33.8
33.8
33.
33.8
33.8
378.158
365,739
646,354 i 443,728
992,902
253,830
370,000
330,000
600,000 ; 370,000 | 820,000
185 000
GW n—i 2. CDF thickness at max. GW
! 3. Evaluation thickness from equivalent pavement 4. Max Allowable Aircraft GW from CDF 5. Aircraft GW from traffic
Gambar 21 Diagram Korelasi Tebal Perkerasan dan Beban Pesawat
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 37 dari 116
AC 150/5335-5B Example 3,500 PCN= 90 co
PCN= 80
co
il
PCN= 70
p
™
PCN= 60
S PCN= 50 « co
DC8-63
777-200
A300-B4
747-400
727-200
45.2
48 8
51.3
524
53 9
48.2
46,6
56.7
57.0
68.3
70.6
72.8
2,000
800
300
1,500
3.000
400
ER 1. Aircraft ACN at traffic mix GW
2. Calculated PCN at CDF max. GW
3 Annual Departures from traffic mix
Gambar 22 Diagram Perbandingan Nilai PCN
6.4.3.4 Dari diagram perbandingan tebal perkerasan dan berat pesawat seperti yang ditampilkan dalam Gambar 21 dapat dilihat ketebalan CDF (garis dengan simbol lingkaran) lebih kecil dari ketebalan perkerasan yang di evaluasi (garis dengan simbol segitiga) yang mengindikasikan bahwa PCN yang ada lebih besar dari nilai ACN pesawat (terdapat kelebihan nilai PCN) sehingga perkerasan sangat aman untuk operasional pesawat.
6.4.3.5 Dari diagram pada Gambar 22, terlihat bahwa kebutuhan PCN untuk operasional semua pesawat adalah 54 sementara PCN yang ada adalah sekitar 73 (nilai PCN tertinggi pada CDF maksimum). Ini menunjukkan bahwa perkerasan yang ada sangat aman untuk operasional pesawat.
6.5
PERHITUNGAN PCN KOMPOSIT
6.5.1 Prinsip Perhitungan
Perkerasan komposit merupakan perkerasan yang memiliki lapisan aus berupa lapisan aspal dengan slab beton di bawahnya.Perkerasan komposit dabat dibagi menjadi tiga tipe yaitu:
(i)
Perkerasan komposit tipe 1. Perkerasan komposit tipe 1 merupakan perkerasan dengan lapisan asu berupa lapisan aspal yang relatif tipis di atas slab beton yang lebih tebal. Perhitungan PCN untuk perkerasan komposit tipe 1 mengikuti kaidah perhitungan PCN perkerasan kaku termasuk nomen klatur penulisan PCN.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 38 dari 116
(ii)
Perkerasan komposit tipe 2. Perkerasan komposit tipe 2 merupakan perkerasan dengan lapisan asu berupa lapisan aspal yang relatif tebal di atas slab beton. Perhitungan PCN untuk perkerasan komposit tipe 2 mengikuti kaidah perhitungan PCN perkerasan lentur termasuk nomen klatur penulisan PCN.
(iii) Perkerasan komposit tipe 3. Perkerasan komposit anatara tipe 1 dan tipe 2. Konsep perhitungan PCN yaitu dengan interpolasi antara PCN yang dihitung berdasarkan konsep komposit tipe 1 dan tipe 2. 6.5.2 Perhitungan PCN Komposit Perhitungan PCN komposit dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(i) Tipe 1 (jika (5 <0.5), tebal ekuivalen slab betonfac = CLhe +^ (ii)
Tipe 2 (jika p > 1), tebal ekuivalen lapisan aspal hf = t + l&Ct.he + be
(iii) Tipe 3 (jika 0.5 < (S < 1), PCN = PCNr- (PCNf- PCNR).(2fi-l) Dimana:
p=t/he he = tebal slab beton eksisting he
= tebal ekuivalen slab beton
hf = tebal ekuivalen perkerasan lentur (lapisan aus dan lapisan CTBC) t = tebal lapisan aspal be = tebal base course eksisting PCNr = nilai PCN tipe 1 dengan 0 = 0.5 PCNf = nilai PCN tipe 2 dengan p - 1.0 Ct = faktor kondisi ( 1 untuk perkerasan dengan sedikit retak, 0.85 jika 30%-50% permukaan mengalami retak)
6.6
PENGUJIAN HEAVY WEIGHT DEFLECTOMETER
6.6.1 Konsep Pengujian Heavy Weight Deflectometer
6.6.1.1 Pengujian HWD merupakan salah pengujian yang dapat mengindikasikan nilai PCN. Secara umum, pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui homogenitas daya dukung perkerasan serta mengetahui transfer beban khususnya pada sambungan perkerasan kaku.
6.6.1.2 Pengujian HWD dilakukan dengan mengetrapkan beban pada perkerasan dan mencatat lendutan yang terjadi melalui geofone yang dipasang di atas permukaan. Hasil HWD kemudian dianalisis dengan konsep perhitungan balik (back calculation) dengan bantuan software khusus ELMOD untuk menghasilkan nilai modulus setiap lapisan perkerasan termasuk nilai PCN.
6.6.1.3 Untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif, pengujian HWD
dapat dilaksanakan bersamaan dengan alat Ground Penetrating Radar (GPR) untuk mendapatkan gambaran tebal lapisan perkerasan. Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 39 dari 116
6.6.2 Pelaksanaan Pengujian Heavy Weight Deflectometer 6.6.2.1 Pengujian HWD dilaksanakan dengan dua tahap yaitu: (i)
Tahap pertama adalah alat uji HWD akan mencatat lendutan vertikal yang terjadi melalaui sensor geophone yang terdiri dari tujuh titik uji di permukaan perkerasan. Data yang dikumpulkan dari uji HWD digunakan untuk melakukan evaluasi berdasar respon yang diberikan oleh lapis keras.
(ii)
Tahap kedua adalah pencatatan langsung di lapangan hasil respon lendutan yang terjadi sebagai respon daya dukung lapis keras. Uji HWD dilakukan dengan menempatkan plat beban diatas permukaan lapis keras sehingga pada saat beban dijatuhkan sensor akan membaca lendutan yang terjadi dibawah permukaan lapis keras. Keluaran utama yang dihasilkan alat uji HWD adalah adanya hubungan antara beban yang diberikan terhadap lendutan yang terjadi.
6.6.2.2 Prinsip dasar dari HWD test adalah beban yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu dengan berat tertentu terhadap permukaan perkerasan sehingga mengakibatkan terjadinya defleksi/lendutan sementara. Hasil pengukuran besarnya lendutan tersebut dapat untuk memperkirakan besarnya daya dukung perkerasan. Peralatan HWD test pada prinsipnya terdiri dari sebuah palu (hammer) dengan berat 720 kg dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 390 milimeter pada loading plate dengan diameter 40 mm yang ditempatkan di atas
pemukaan landasan. Beban impuls yang ditimbulkan akan mengakibatkan peak stress di bawah loading plate pada jarak tertentu yaitu sejauh 0 mm, 200 mm, 300 mm, 800 mm, 1200 mm, 1600 mm, 2000 mm dari pusat beban, diukur besarnya respons lendutan yang terjadi dengan menggunakan deflectometer.
15 an
d9 dg (
oo
di
o
\ d? d3
dt
oo
dp
o
o
30 cm—*-*—30 cm
»«•
ds
o
dj
o
-«21 cm»-*21 cms*
-•—30 cm—*-*—30 cm
»•«
30 cm—*-*—30 cm—••
Gambar 23 Letak Geophone yang Menangkap Beban Impuls
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 40dari 116
Gambar 24 Alat HWD
6.6.2.3 Jika pada saat pelaksanaan pengujian di lapangan kondisi batas lendutan (deflection limit) sebesar 2.100 micron terlampaui maka berat hammer atau tinggi jatuh dapat disesuaikan di lapangan. Penyesuaian ini dimaksudkan agar hasil data pembacaan alat HWD dapat sesuai dengan kondisi batas dan spesifikasi kinerja alat HWD itu sendiri. Dalam prosedur pelaksanaan HWD perubahan berat hammer dan tinggi jatuh disesuaikan di lapangan berdasar hasil pengujian awal terhadap beberapa titik uji di lapangan. Secara mendasar perubahan beban tidak akan mempengaruhi terhadap perhitungan nilai elastisitas mengingat hubungan antara tegangan dan regangan yang dihasilkan bersifat linear. Dengan data lendutan yang terjadi dilakukan analisis dengan menggunakan metode Equivalent Thickness dapat diperoleh nilai modulus elastisitas perkerasan maupun subgrade-nya. Jumlah penelitian titik HWD ditentukan sebesar 1 titik untuk luasan lebih kurang 200 m2 (flexible pavement). 6.6.2.4 Pada arah memanjang, lokasi titik HWD test secara umum diutamakan pada 2/3 bagian dari runway yang mengalami efek terberat yaitu touch down area atau take off area. Penentuan titik pengujian HWD dibuat seefektif dan serapat mungkin yang dapat memberikan informasi akurat tentang kemampuan daya dukung lapisan perkerasan. Interval titik pengujian dengan alat HWD dilakukan tiap 10 m, dimana dengan
jarak tersebut sudah dapat diperoleh informasi daya dukung perkerasan yang mewakili luasan perkerasan yang diuji. Pada arah melintang, titik HWD test didistribusikan pada 3 (tiga) jalur yaitu jalur tengah, jalur kiri dan jalur kanan yang jaraknya disesuaikan dengan jarak main landing gear dari pesawat kritis yang beroperasi.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 41 dari 116
6.7
CONTOH PERHITUNGAN PCN
Contoh 1 Perhitungan PCN Perkerasan Lentur Data struktur perkerasan: Data Pesawat yang Beroperasi:
Asphalt Concrete 5 cm ATB 7.5 cm
Base Course 20 cm (CBR > 80 %)
Subbase Course 30 cm (CBR > 25%)
Timbunan Pilihan 70 cm CBR > 8 %)
A.
Jenis Pesawat
No
ATR 72-500
1 2
B 737 -800 NG
3
A 310-300
4
B 737 - 500
Frekwensi
Annual
Penerbangan 4 kali per hari 2 kali per hari 2 kali per hari 2 kali per hari
Departures 1.460
730 730 730
Perhitungan PCN metode klasik
1. Menghitung Annual Departures Pesawat Kritis Konfig. Beban Annual No Jenis Pesawat Landing Pesawa Departure Gear t (Lbs) s
Wheel
Equiv. to
Load
Dual
(Lbs)
Gear
Depart. 2
1 1 2
ATR 72-500
B 737 -800 NG
6
7
1.460
11.273
1.460
730
41.491
730
730
37.411
1.241
730
31.825
730
3
4
5
D
47.466
D
174.70 0
3
315.04
DT
A 310-300
1
4
B 737 - 500
134.00
D
0
Wheel load
LogR2
pesawat kritis
/W2\l/2
LogRl
Equiv. annual
w
depart.
(lbs) 9
10
11
12
41.491
3.164
0.521
1.65
45
41.491
2.863
1.000
2.86
729
41.491
3.094
0.949
2.94
867
41.491
3.094
0.875
2.71
513
8
Total
2153
Pesawat kritis: B737-800 NG
Equivalent Annual departures : 2153 2. Menghitung nilai CBR Subgrade CBR lower subgrade = 3 % CBR upper subgrade = 8 %
Faktor equivalent = 2.5 (Appendiks A, Gambar A.2) t = 700/2.5 = 280 t2/ACN = 2802/55 = 1425
CBR Subgrade = 7 % (Appendiks A, Gambar A.3)
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 42 dari 116
3. Menghitung tebal equivalent perkerasan Tebal perkerasan dalam sistem FAA: P401 = 12.5 cm = 5 in P 208 = 20 cm = 7.87 in P 154 = 30 cm = 11.8 in Tebal Total
=24.67 in
Tebal minimum material P 401 = 4 in (Appendiks C, Paragraf C.2.1) Tebal minimum material P 208 = 8.6 in (Appendiks C, Gambar C.l) Tebal perkerasan equivalen: P401 =4 in
P 208 = 1 in x 1.4 + 7.87 in = 9.27in, digunakan 8.6 in P 154 = 0.67 in x 1.2 + 11.8 in = 12.60 in Tebal Total = 25.20 in
4. Menentukan daya dukung perkerasan
Daya dukung perkerasan: 130000 lbs (Appendiks D, Gambar D.2) 5. Menentukan nilai ACN pesawat kritis (Appendiks E) ACN Pesawat B 737-800 NG untuk subgrade 7% atau kategori C Beban minimum : 91300 Lbs ACN min: 26
Beban maksimum: 174700 lbs ACN maks : 55
6. Menghitung nilai PCN (Paragraf 6.2.2.1) (130000-91300) (174700-91300) Rekomendasi: PCN 39 F/C/X/T
PCN = 26 + (55 - 26)
= 39
B. Perhitungan PCN Metode Grafis
1. Menghitung Kategori Frekuensi Lalu Lintas Penerbangan Jenis Pesawat
ACN
Pass to
Passes
Coverage
/Year
Ratio
2
1
ATR 72-500
14
3 3.2
Coverage Design
ACN
Cov.
Ekuivalen
Ratio
Factor
Coverage (Col5/col7)
Life
Gambar
(col4/col
F3
4
3) 5
6
7
8
2920
912.5
0.2
0.76
1200
0.72
634
5
B 737 -800
50
3.2
1460
456.3
0.9
0
NG
A 310-300
56
3.2
1460
456.3
1
0.72
634
B 737 - 500
37
3.2
1460
456.3
0.6
0.72
634
6
Jumlah
3102
Kategori Frekuensi Lalu Lintas Penerbangan
Low
• Catatan:
Single
Taxiway
dan
Tidak
Dilakukan
Pengisian
Fue/(Passes=2.Annual Departures)
Pedoman Perhitungan PCN Pen\erasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 43 dari 116
2. Tebal perkerasan total = 25.20 in (640 mm). Evaluasi PCN berdasarkan tebal total perkerasan (Gambar 12, Sumbu X-Axis), PCN = 38
3. Rekomendasi nilai PCN= 38F/C/X/T C. Perhitungan PCN dengan COMFAA
1. Menghitung tebal ekuivalen dengan COMFAA Spreadsheet Existing nnce SuWuno AC 1S0S3JMC App S FiB.AJ.2 FigiA2-1S2 Flexible Pavement "Flexible pavement Convert to Convert lo Structure Items
P-200
P-M1/3 p *os
1.4
POOS ECOvOCRTE
1j2
POM. CEM. TRTD
1,2
P-208 CrAGG
1;0
P-2OT Ags, P-211
1,0
0,0' to. PO04
0,0
P-209
0,0
1,2
1,0
nrt
P-301
';
P-1M
Equivalent TWekness, mm ',
SubandeCBR..
4,0
P-209
6,0
P-1S4
16,4
•". P-1« ."-":"
r—
0,0
1
r~~~"
In.
Subbas* rVj\
7,9] to.
*f I i
~\ P-401/3
v;||^i^
6,0" to,
P-401/3
PJ01 SOIL-OB*. P-1W S-,bb«se
Layers
MM
Equivalent Pavement
Eiistng Pa^ment
ENTER Existing Layer Thickness
Subg.M.
«.
! CBR 7,0
113! to.
7,0'
EE Loc ID
Formal j
Save
Chart I
Data
Pavement ID
COMFAA Inputs
ENTER Raf.Sectlon Reculrements P-401 reference t
4,00
Project Detain
Evaluation thickness t = 26,4 in.
P-209 reference t
6,00
[Examples
Evaluation CBR « 7,0 Recommended PCN
Tebal ekuivalen: 26.4 in
2. Input data ke COMFAA
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Banaar Udara
Halaman 44 dari 116
3. Hasil running COMFAA
- PCN Results Flexible 26-91-2915 19;14;44.txt
Library file naae - D:\19. Pedoaan\29. PEDOHAN PEDOHANU. Pedoaan Penentuan Nilai PCN\coafa«\contoh 2.Ext Units - English Evaluation paveaent type Is flexible and design procedure is CBR. Alpha Values are those approved by the ICAO in 2997.
CBR - 7,99 (Subgrade Category is C(6)) Evaluation pavement thickness - 26,49 in
Pass to Traffic Cycle (PtoTC) Ratio - 2,99 Haxiaua nuaber of wheels ptr gear - 4 Maxiaua nuaber of gears per aircraft - 2
At least one aircraft has 4 or aore wheels per gear. The FAA recoaaends a reference section assualng 5 inches of H4A and 8 inches of crushed aggregate for equivalent thickness calculations. Results Table 1. Input Traffic Data No.
Aircraft Nasse
Gross
Percent
Tire
Weight
Cross Wt
Press
Annual
29-yr
Deps
Coverages
1
ATR 75-599
IS
89,9
1.469
2
9737-899 A319-399
174.799 315.941
93,56 94,49
295,9 187,1
739
3 4
B737-599
134.999
92 It
194,8
47.466
95
Results Table 2. PCN Values Critical
14,69 28,74
16.911
29,54
7.569
24,61
Maximal
ACN Thick at
for Total
Allowable
Max. Allowable
Equiv. Covs.
Equiv. Covs.
Gross height
Gross Weight
>5,999,999
23,53
58.115
39,94 39,29 29,58
1
ATR 75-599
2
8737 899
24.742
3
A319-399
25.595
4
15.292 8.298
Thickness
Aircraft Total No. Aircraft Naae
731 TM
60 Thick
9737-599
186.997
PCN on
CDF
C(6)
18,93
8,9699
15,7
136.142
27,55
2,9445
262.921
28,16 24,79
5,5729
36,6 38,2
9,3595
29,6
111.869
Total COF -
8,8769
Results Table i. Flexible ACN at Indicated Gross Weight and Strength No. Aircraft Nasse
Gross
Weight
X GW on
Tire
ACN
ACN on
Main Gear
Pressure
Thick
C(6)
15,88 32,38
12,9 59,3
32,36 27,84
S9,S
47.466
95,99
2 B737-899
174.799
93,56
3 A319-399
315.941
4 8737-599
134.999
94,49 92,24
1 ATR 75-see
89,9 295,9 187,1 194,9
37,4
Results Table 4. Suaaery Output for Copy and Paste Into the Support Spread Sheet Nuai,Plane,aein,ACNln,Ar*xn;,6u^,CCnr2eyr,CCArtoF,CMt,G»fcdf,rCNcdf,EVALt,SUBc l.ATR 75-599,47466,999,12,9,2929,14,69,1,S2917Ee994,l,91423E»394,23,53,S811A,865,15,7,26,4,C,7,99,2,99,F
2,B73789e,174799,909,59,3,1469,28,74,8,29812E^93,2,78757E4993,39,94,136142,256,36,6,26,4,C,7,9e,2,9e,F 3,A319-398,31S649,S94,59,S,1469,29,S4,1,69197E.994,2,87344E^3,39,29,262929,899,38,2,26,4,C,7>99,2,99,F 4,8737-599,134999,999,37,4,1469,24,61,7,S6932E*993,2,19S77E.«*4,29,S8,111B68,982,29,6,26,4,C,7,99,2,99,F
PCN hasil running COMFAA adalah 38.2
4. Kontrol nilai PCN dengan copy/paste Tabel 4 Result program ke Spreadsheet Contoh 1 400
Six Most Demanding Aircraft in Traffic Mix
200
~®
Era 1. 60 thickness at traffic mix GW
60,0
61.0
74,0
54,0
rr~\ 2. CDF thickness at max. GW
23,5
29.6
30,9
30,3
26,4
26,4
26,4
26,4
58.115
111.869
136142
262.021
47.466
134.000
174.700
315.040
i 3. Evaluation thickness from
equivalent pavement -e- 4. Maximum Aircraft GW at PCN from CDF
5. Arcraft GWfrom traffic mix
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
0
Halaman 45 dari 116
Contoh 1
PCN : 38 F/C/X/T
Contoh 2 Perhitungan PCN Perkerasan Kaku Data struktur perkerasan: Data Pesawat yang Beroperasi:
PCC, T=36 Cm, K350
Konfigurasi
Annual
Roda
Departures
DASH 8
D
365
2
ATR 72-500
D
730
3
CRE-1000NG
D
365
4
B 737-300
D
1825
5
B 737-800NG
D
365
6
A 320-200
D
730
No 1
Lean Cone. T=15 cm K190
SubgradeCBR 6%
Jenis Pesawat
A. Perhitungan PCN metode klasik 1. Menghitung annual departures ekuivalen BEBAN
EQUIVALENT
BEBAN NO
JENIS PESAWAT
KONFIG.
ANNUAL
DUAL GEAR
PESAWAT DEPARTURE
RODA
DEPARTURES
(Lbs)
2
1
3
4
5
6
BEBAN
EQUIVALENT
RODA RODA PESAWAT
(Lbs)
PESAWAT
LOG R,
(W2/Wl)a5
LOGR,
ANNUAL
DEPARTURES
KRITIS
(Lbs)
7
8
9
10
li
12
1
DASH 8
D
34 700
365
365
8241
41.491
2,562
0,446
1,142
14
3
ATR 72-500
D
47.466
730
730
11.273
41.491
2,863
0,521
31
4
CRJ-1000NEXTGEN
D
90.500
365
365
21.494
41.491
2.562
0,720
1,493 1.844
70
4
Boeing737-300
D
140.000
1.825
1.825
33 250
41491
3,261
2,919
831
2,562
365
2,848
S
Boeing 737-800 NG
D
174.700
365
365
4i.4s»mj 4|-491
2.562
0,895 1,000
6
Airbus A 320-200
D
172.841
730
730
41050
2,863
0,995
414m;
TOTAL
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan PrasaranaBandarUdara
Halaman 46 dari 116
705 2.015
2.
Menghitung modulus reaksi subgrade (K) K on top dapat dihitung dengan formula: pci
k =
1500 x CBR 07788,
k
dalam
Atau dengan menggunakan Gambar A.l (Appendiks A), Berdasarkan Gambar A. 1, nilai K untuk tanah sands dengan CBR 6% adalah 40 MN/m3. Dengan nilai K 40 MN/m3, ditentukan nilai K on
Top dengan menggunakan Gambar A.7 pada Appendiks A dihasilkan K on Top Subbase 95 MN/m3. 3.
Menghitung flexural strength slab Kuat tekan fc = 0.83 x 350 = 290.50 kg/cm2 = 4133.82 Psi
Flexural strength = 9 ffc = 578.65 Psi = 3.99 Mpa 4.
Menghitung beban maksimum perkerasan Beban maksimum yang dapat ditopang oleh perkerasan ditentukan dengan menggunakan Gambar D.16 dalam Appendiks D. Tebal slab
Flexural strength Annual departure
36 cm (14.17 in) 3.99 Mpa 2015
Dengan interpolasi hasil ploting data pada Gambar D.16 = 115884 Lbs 5. Menghitung nilai PCN Pesawat kritis B 737-800NG, K on Top 40 MN/m3 ACN maks = 54
Beban Maks = 174700 Lbs
ACN min
Beban min
=25
=91300 lbs
PCN =25-K54-25);ilSg84-913(X>; =33.55 V ' (1747O0-9ii30O) B. Perhitungan PCN metode grafis
1. Menghitung Kategori Frekuensi Lalu Lintas Penerbangan Jenis Pesawat
ACN
Pass to
Passes
Coverage
ACN
Cov.
Coverage
/Year
Design
Ratio
Factor
Coverage
Life
Gambar
(Col5/col7)
(col4/
F2
Ratio
Ekuivalen
col3) 1
DASH 8 ATR 72-500
2
3
4
5
6
7
8
9
8
730
91.25
0.18
1000
0.1
14
3.2
1460
456.25
0.28
1000
0.5
0.56
400
0.57
0.74
30
37.5
CRJ 1000 NG
28
3.2
730
228.13
B 737 - 300
37
3.2
3600
1125
B 737 -800 NG
50
3.2
730
228.13
1
1
228.13
A 320-200
48
3.2
1460
456.25
0.96
1.2
380.21
Jumlah
647.01
Kategori Frekuensi Lalu Lintas Penerbangan
Low
Catatan: Single Taxiway dan Fue/(Passes=2.Annual Departures)
Pedoman Periiitungan PCN PenXerasan Prasarana Bandar Udara
Tidak
Dilakukan
Pengisian
Halaman 47 dari 116
2. Tebal slab
= 36 cm = 360 mm
Modulus subgrade
- 95 MN/m3
Frek. Lalu lintas penerbangan Flexural strength
= low = 3.99 Mpa
Dari Gambar 9 dihasilkan Nilai PCN = 39
3. Rekomendasi nilai PCN= 39 F/C/X/T
C. Perhitungan PCN metode COMFAA
1. Menghitung tebal ekuivalen dengan COMFAA Spreadsheet
2. Input data ke COMFAA
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana BandarUdara
Halaman 48 dari 116
3. Hasii running program Hh 1*1 form* ««• Mdp This file ium - PCM Results Rigid »-«.»15 13,37,39 t.i Library flit nw - 3-\16. -,edo*«n\29. f*t0OW-'E0CMAN\l. 'edse-n Penentm Units - English
Nilai POtVeoBfaaVconW*- 2t>.t"xt
evaluation peveaent type Is rigid Equivalent coverages coaputed with the « 156/5128-eX/D edge street design aethod. Roieua grots xelgTit
• -
96,0 lbs/in'3 (Su&grade Category is C(147)) 578,8 psi 14,17 In 2,W
Haviaut. m***er of ofteeli per gear • 2
Mexlexia nuaoer of gears per aircraft - 2. Results Table 1. Input Traffic 0*t4 uross
Percent
tin
Al-,r«>t Huee
Height
Cross Wt
Press
1 2
DASH 8 ATB 72-566
) 4
CRI 1666 bext&en B7);-3«e
5
8?3J-see
6
asm-26*
9s.ee 93,96 9s,ee 140.0*0 90,86 174.7** 93,56 162.922 93,86
HO.
Annual
26-yr
60
Oeps
Coverages
Thick
47.466
se.e 89,0
7M
3.273 7.646
6,75 8,26
90.5*0
140,0
365
3.928
11,76
291,6
1.825
209,0 200,1
365
18.868 4.104 7.848
15,84 16,28 16,16
14.780
165
,0
Results fable 2. PCN Value* Thickness
Maxima
ACN Thick at
fo • Total
Allciable
Has. Allowable
Eoulv. Covs.
Critical
Equ v. Covi.
Gross Weigh
Gross Height
>s,eee,*ee
16,39 (,74 7,95
Aircraft Total Ho. Aircre-t Nee* 1
OASH B
>5,*m,860
2 J
ATR 71. SM CR) 1869 NeictGen
>s.a*a,eae
26.272 34.462
4,87
5,66
6,6666
6,4
7,73 9,12 11,35 16,43
6,6432
4
8737-366
249.966
8,39
i
6737-R9B
5.890
6,71
126.6-9
4320-700
23.913
7,3S
116.650
83.979
Total COT- -
No. Alrcra't Uae»
Gross
* GK or.
Helgtit Hair Gea 1 DASH B
34.70*
9b,ee
2 ATP. 72-see
47.46» 90.566
95,6*
I on lee* w»tGen 4 B737-30*
148. ee«
5 B737 BB« 6 A320 200
174.766
162.922
95,00 96, B6 93,56 93,8e
C(147)
57.495
6
Results Table 3. Rigid fan at lndic (tea 6ros
PCN on
cor
e.eeee
6,1
8,453*
16,3 23,2
66,4944
37,9
36,6344
36,9
11,6256
Height ana Strength Tire Pressure
se.e 36,6 146,6 201,0
ACN Thick
5,68 6,76
*,W 12,64 13,56 12,B7
205,9
200,1
ACN on
C(147) 8.5 12.3 27,7 42,6 54,1 48,4
Results Table 4. Sjaaery Output for Copy end Pasie Into tne Support Spread Sheet
•?•• e
m.:~9 *? ;©..
:/
«a
PCN hasil running COMFAA adalah 37.0
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, TTD
SUPRASETYO
SALINAN sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUMAS,
Pembina Tk. I / (IV/b) NIP. 19660508 199003 1 001
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 49 dari 116
APPENDIKS A
KLASIFIKASI TANAH DAN DAYA DUKUNG SUBGRADE
A. 1.
KLASIFIKASI TANAH
A. 1.1 Terdapat berbagai metode klasifikasi tanah yang telah dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. Metode yang dibuat didasarkan oleh
pengalaman-pengalaman yang diperoleh serta dari riset-riset yang telah
dilakukan.
A.1.2 Dalam konteks konstruksi, klasifikasi tanah berguna sebagai petunjuk
awal dalam memprediksi kelakuan tanah. Dari berbagai metode klasifikasi tanah yang telah dikembangkan, dalam pedoman ini hanya menampilkan klasifikasi tanah berdasarkan sistem klasifikasi unified
yang telah dikembangkan oleh Casagrande (1942) seperti ditampilkan dalam Tabel Al.
A.2.
DAYA DUKUNG SUBGRADE
A.2.1 Subgrade adalah lapisan tanah asli yang menopang beban roda yang diteruskan oleh struktur lapisan perkerasan. Dalam perhitungan PCN
daya dukung subgrade sangat penting khususnya untuk perkerasan fleksibel dimana tebal perkerasan konstruksi tergantung dari nilai daya dukung subgrade.
A.2.2 Karakteristik daya dukung subgrade yang dibutuhkan dalam evaluasi nilai PCN adalah nilai California Bearing Ratio (CBR) dan nilai Modulus
reaksi
Subgrade
(K).
Penentuan
nilai
CBR
dan
K
harus
merepresentasikan kondisi seluruh area konstruksi. Oleh karena, itu penentuan nilai CBR dan K hendaknya ditentukan dimana kadar air tanah relevan dengan kondisi lapangan. Korelasi antara nilai K dan CBR subgrade ditampilkan dalam Gambar Al. A.3
SUBGRADE IMPROVEMENT
A.3.1 Pada area yang memiliki daya dukung rendah atau pada tanah cohesif dengan konsistensi soft dan very soft atau pada loose sand, pilihan yang relatif ekonomis untuk meningkatkan daya dukung tanah adalah
dengan mengganti tanah lunak dengan material yang lebih baik. A.3.2 Untuk menentukan nilai CBR evaluasi jika terdapat penggantian tanah
dasar dengan material lain untuk perkerasan fleksibel dapat menggunakan kurva pada Gambar A2,A3 dan A4. Sedangkan untuk perkerasan kaku dapat menggunakan kurva Westergaard seperti ditampilkan dalam Gambar A5 dan A6.
A.3.3 Langkah penentuan nilai CBR pada dua lapis subgrade dimana nilai CBR lapisan atas lebih tinggi dari nilai CBR lapisan dibawahnya adalah sebagai berikut:
(i) Tentukan konfigurasi roda pesawat yang beroperasi; (ii) Plot CBR Subgrade lapisan bawah dan CBR Subgrade pada lapisan atas ke Gambar 7 dan tarik garis horizontal untuk mendapatkan nilai faktor equivalent;
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 50 dan 116
(iii) Hitung tebal lapisan bawah (t) dengan membagi lapisan atas dengan faktor equivalent dan hitung nilai t2/ACN; (iv) Plot nilai t2/ACN dan CBR Subgrade lapisan bawah ke Gambar A3 atau A4 untuk menentukan nilai CBR evaluasi. Contoh Al
Tentukan nilai CBR Subgrade jika tanah lunak CBR 3% di replace dengan material timbunan dengan CBR 10% setebal 500 mm. Evaluasi dilakukan terhadap perkerasan yang akan didarati oleh pesawat dengan konfigurasi roda dual-tandem dan memiliki ACN 60 pada kategori CBR Subgrade 3%. Langkah Perhitungan: (i)
Plot nilai CBR Subgrade lapisan atas dan bawah pada Gambar A2 dan dihasilkan faktor equivalent 1.8; (ii) Hitung nilai t, dimana t =500/1.8 = 278 (iii) Hitung nilai t2/ACN = 2782/60 = 1286 (iv) Plot nilai t2/ACN dan CBR Sebgrade lapisan bawah ke Gambar A4 sehingga berpotongan pada kurva. Nilai CBR Subgrade adalah 4%.
Pedoman Periiitungan PCN Perkerasan Prasarana BandarUdara
Halaman 51 dari116
Tabel Al Nomenklatur tanah Sistem Unified
APPLICABLE MAJOR DIVISIONS
DESCRIPTION
AND
FIELD
GROUP
SUB-GROUPS
snaoi
IDENTlFCATeON
SOUOerS
Sots consrstng cniefry of Boutoers
and
laiger
CCCO»*S
man
Benten
20omm
200mm
or
coooies
and
75mm
CLASSrCATICf.
OUT
ON
TE5T5
DISTURBED
SAMPLES)
Paricie-sizB analysts
cerruiacie Byvisualiropecton Sots aim an appveoaoe tacton Betiwn me 75mm and 2.36mm
Generaly easily oenofoo* cy visual Gravel
BOu-UergmveO
(CARREO
nspexacm
A itata o
ngn dry
strengfi indicates tut some cay is present A neglige* dry swngfi Meases tneaosence of coy gravely
tVM graded gravel sonc rnortures, roe cr no lines
:-.'.
wet-graoeo gravet-sands arm smai ciay cement
c-:
Partcie-sa* analyse
Paricle-SEe analysis. IktjC and paste arracon cenoer
Urvform gavel win use or
Partae-soa analyse
nomWS
Poony graded crave»-sar«J
&p
Parioe-sizeanalysis
rniinires, toe or no lines sots
GT
Paricie-ssa analysis, "quid and paste krnits on cmcer i appieac*
5W
Partcle-size analysis
sc
PartcJe-size analysis, liquid and paste
Uniform sands aim tDM or no Dries
5U
Parioe-size ararysis
Poony graded sanos. «»
sp
Par*cie-s
Gravel-sana "noctures a *
en*ss of lines
Sands and
sandy soils
Sots with an appreoaae taoon
Wei graded
neiaeen tve 136mm and ne 75
gravely sands Hue or no
sands and
tncron sieve. Majority of parities can Be dis.ngjsnea By eye. Feel
fries
gritty anen ruooed Betteen lie Angers. A medium to nigh dry strengr indicates tut some cay is
wel graded sands air
present A neglig** dry srencrn hdicates absence ofcoy
smaiaayearaierri
mats on Dander
•me or no fines Sands »«n excess ©fines
SF
Partae-stz* analysis, kquid and paste •mid on Underif appli-jcts
grained
Soils aim an apeveciaoe laoon passing me 75 moon seve and win
sons
•quid limits less man IS. Notgntry
luvng tow
Detveen rx fngers
pastciy
(stet
Fine
Fne-
grained sots
rawing
Cannot Be
Stts (ncvganic) rock Dour, pastciy
reacHy rcAed into mreads anen
CL
nxis: Eiren dio"jnc>
Cvganic pastcity
01
sirs
of
Sots ahn iquid atniis Between 35
Sity cays (inorganic) and
Panicle size analysis, aqua and paste
sandy OBys
•mtsiapolcat*
tnreads anen moist
oo not exhibit
diatancy. snow some snhnkage on
drying.
Clays (inorganic) medium pastcity
of
pastciy
havro,
Liquid and paste limits from naural
and SO. can Be readily Med h»
Organic cays of meflum
50*5
Liquc and paste imts conoiuyis and after oven-orying
pastciy
grained
Pancie-see analyse, nqjw and paste
arratsifappicac*
Clayeysits (axreanc)
medium
Fine
ML
sty the sanos win stgrrt
Sots win iqufl arnts greater nan SO. Can Be readilytoted nto tnreads anen moist Greasy to the toucn. snoa
cons«:eraoie
srimuge
on
drying. AS ngniy compresstoie sots
LiquO and paste Hirrts
o
Liquid and paste limits from rubral conorocris and afler overfdryeig
Highly
Parte* sire analysis, aqua and paste
compressrBie
micaceous diaiomaceous sots
•mats » apptcatxe
or
Cays (rorgarici of nign
CH
Liquid and paste tmts
OH
Liquid and paste limits from naural ccflditions and after ovetHirvmg
pesicty
non
Organic
pastciy
clays
of nign
pastcity FiDrous organi. sots win verynigncorr<)resseiiiry
Usually Brown or Beck in colour, very corrpresseie Easty bemfiaBie visualy.
Peat
and
otner
ngnfy
MDian COMM one
ofoanesaamcsdfs
•Theseunit weights ipph onlyto khis withspecitk naviries
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
2 65 and 2.75
Halaman 52 dari 116
6
r
APPIXABLE OBSERVATIONS AND TESTS
VALUE
RELATtXG TO THE MATERIAL IN PLACE
FOUNDATION WHEN NOT SUBJECT TO FROST
(OR CARRE)
OUT ON UNDISTURBED
SAMPLES)
AS
A
ROUNO
1
9
10
POTENTIAL
SHRINKAGE OR
DRAINAGE
11 MAX
FROST ACT-ON
SWELLING
CHARAC-
ClPTeVlJM
PROPERTIES
TERISTIC5
figm^ t voos ratio, f
DRY
DENSITY
AT
COMPACTION
ACTION Good to eicetent
none
c
very
Almost none
GOOd
to
very
Almost none
Excelent
srijm
Drydensity and reetve (impaction Excellent
None
>2000
sagm
e<0.35
Moistije content and voids ratio Excellent
Cemenaton grains
very sight
Medium
DuraBity of Good
Men*
Almost none
Pfactcaly
>:oeo
impervious
e<0.50
Erie-lent
>1760
e<0.50
•MMptCa anddrainage croraciereics Goodtoexceient
None
to
very
Atnostnone
Excelent
sight Ground vajie' coroacns
Good to eicMent
e<0.io
Skgro to medium
Atnost
none
to
sight
Far
to
praocaiy
>1920
e
inpervious Large-scae coding tests
Excellent togood
None
to
very
Excelent
Ainostnone
>1S20
:-•;••:
Camomia Beating rato tests, sneer tests and
Excefiem to good
e
very sight
Medium
oiler strength rests
Pradcaiy
>20O0
rnpervious
e<0.35
Fat
None stgnt
to
very
Amostnone
Excelent
>I600
Far to good
None
to
very
Aamostnone
Excelent
>!6O0
Far to good
Segno ngn
e<0.70
sight
e<0.70
Almost
rone
»
Fat
medejm
practcaly
Scrrl to rreoMjm
Far to poor
c
>i6ao e<0.60
mpervtous
Fat to poor
Medium to very
>I600
ngn
Dry density and reotve con-pacaon Moisture content and voids rato
Fair to poor
Poor
Medkmtolwjn
Mecium to rvgn
e<0.70
Ueoiim
Medium Ionian
Practice*;
>1600
inperiious
e<0.70 >I440
Poor
e<0.90
StTafciton.tssures,e*:
Far to peer
Medium
Uemumtongn
Far to poor
>16O0
f <0 70
Dranage and groundwater ccodoons
Fat to poor
5igIt
Hign
Far
to
practcaly
>1520 e
mner.wus
Conso«atiori tests
Poor
sign
high
Far
practcaly
c
>1520 e<0»
Bipervious urge-sea* oaang *su
Poor
Medium to recri
Higri
Poor
>I600 e
Catatonia Beanng rato tests, sneer tests ana
Poor to verypoor
very sigh:
Hagn
other strengti tests Very poor
coitsoidaiion tests
ExTemery poor
very signt
Sight
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Hign
very ngn
Pracocaiy
> I4O0
impervious
e<0.90
Practcaly
>1W0
•rsieivious
e<0.70
Fare poor
Halaman 53 dari 116
1 •f \
1
k
1
\>
^ D
as 1
'
\
r
\%»
5
X1 hfr. V
I
*L\\
_r
\
^
$s %\
fc
_j S
S
8
8
§
S
§
a
(uj/juu/nw) (xl uO!io«8J aptubqns |0 sninpoy.
*=
1500 x CBR
07788
, (k in pci)
26
Gambar Al Korelasi Antara Nilai K dan CBR Subgrade
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 54 dari 116
CBR (%) of upp«x iiyw
•
10
Dual tancHm undarc«rrlaga»
n
12
.0
CBR (%) of lower layer
CBR (%) of upper layer
Single/dual uwjarctrrlagti
Mr-
I
10
12
14
ie
ia
10
CBR (%)of lower layer
Gambar A2 Korelasi antara CBR Subgrade Lapisan Bawah dengan Faktor Equivalent
Pedoman Perhitungan PCN PenXerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 55 dari 116
t'/ACN
10
it
11
ao
csn o> a w i«h» mi
Gambar A3 Estimasi Nilai CBR Subgrade Untuk Konfigurasi Roda Single dan Dual
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 56 dari 116
I'/ACN
Gambar A4 Estimasi Nilai CBR Subgrade Untuk Konfigurasi Roda Dual Tandem
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 57 dari 116
I 5
i
I
100
too
Ttva-knaMM of granular aub-baaa (mm)
Gambar A5 Pengaruh Material Sub-Base Coarse Terhadap Modulus Reaksi Subgrade (K) pada Perkerasan kaku
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 58 dari 116
12
K
il
•
•
••
tO
•
•
22
(cm) .4
t«
I
I
20 •
JO 1
32
31
1
1—
»oo
7.5
400
=
Ki^OO (»l) _ •,.->no
300
too
(S«).
—
109
lMi°J MTLL
40 J • JO
I0O e
jBGRiSua
>ll«>.
10
4
f
I
T
I
f
10
II
It
'»
•*
WELL-GRADED CRUSHED AGGREGATE
el 5
(cm)
W
•2
-»
8
(4
II
10
22
24
t«
20
JO
39
34
6170
it> 400
l«0
K> 300 181)
300
«.?O0 IS*'
V '»
^y^OOUlL---
10 0
—
»o
— •»
40^ x
1 30 " 1 00
.a 1 A)
«f"'
l»50_i-
— 20
i»
40 4
5
BANK-RUN SAND & GRAVEL (Pl<6)
Gambar A6 Pengaruh Material Base Coarse dan Pasir Terhadap Modulus Reaksi Subgrade (K) pada Perkerasan kaku
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 59 dari 116
APPENDIKS B
PERHITUNGAN EQUIVALENT ANNUAL DEPARTURES PESAWAT KRITIS B.l.
PESAWAT KRITIS
B.l.l Ketika pesawat yang beroperasi di suatu bandar udara terdiri dari
berbagai jenis pesawat dengan berbagai tipe roda pendaratan (landing gear) dan berbagai variasi beban, efek pesawat tersebut terhadap perkerasan dihitung berdasarkan pesawat terkritis atau dalam desain disebut pesawat desain.
B.1.2 Untuk mengkonversi semua pesawat ke dalam pesawat kritis, langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mengkonversi landing gear semua pesawat yang beroperasi ke pesawat kritis. Adapun faktor konversi berbagai tipe landing gear seperti dalam Tabel Bl.
Tabel Bl Faktor Konversi Berbagai Konfigurasi Landing Gear Pesawat No
Konversi dari
Faktor
Konversi ke
1
Single wheel
0
Dual wheel
2
Single wheel
0
Dual Tandem
Konversi 0+0
0.8
0+0
0.5
0+0 3
Dual wheel
0+0
Dual Tandem
0+0
0.6
0+0 4
Double
dual
tandem 5
0+0 0+0
Dual Tandem
0+0
0+0 0+0
Dual tandem
0+0
1.0
0+0
Single wheel
0
2.0
0+0
1.7
0
1.3
0+0
1.7
0+0 6
Dual tandem
0+0
Dual wheel
0+0 7
Dual wheel
8
Double tandem
B.2
0+0
dual
0+0 0+0
Single wheel Dual wheel
0+0 0+0
EQUIVALENT ANNUAL DEPARTURES PESAWAT KRITIS
B.2.1 Untuk mendapatkan Equivalent Annual Departures pesawat kritis, dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
logf.l = logtf2x(^) Dimana,
1/2
Rl= Annual departures pesawat kritis/ pesawat desain R2= annual departures yang dinyatakan dalam landing gear pesawat
Wl= beban roda pesawat kritis/desain W2= beban roda pesawat yang dikonversi
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 60 dari 116
Tabel B2 Tabulasi Perhitungan Equivalent Annual Departures
NO
ANNUA
JENIS
KONFI
BEBAN
PESAWA
G.
PESAW
RODA
AT
T
BEBAN
DUAL
RODA
BEBAN
GEAR
DEPAR
LOG
/w2\as
R2
AT
ANNUA
LO G
L
Ri
DEPAR T.
KRITIS
T.
6
5
EQUIV.
PESAW
RODA
DEPAR
T.
4
3
2
I
L
EQUIV.
10
9
8
7
12
11
1 2 3 4
TOTAL
Keterangan tabel:
Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom
6 : kolom 5 x faktor konversi roda (Paragraf B. 1.2) 7 : kolom 4 x 95% / jumlah roda pada main gear 8 : beban roda terbesar pada kolom 7 (pesawat kritis) 9 : log (kolom 6) 10: (kolom 7/kolom 8)05
Kolom 11: kolom 9 x kolom 10
Kolom 12: invers log (kolom 11) CONTOH PERHITUNGAN
Tentukan pesawat kritis dan equivalent annual departures pesawat yang beroperasi pada suatu bandar udara dengan data penerbangan sebagai berikut: No
Kedatangan
Jenis Pesawat
per
tahun 1
ATR 42-300
1.460
2
Boeing 737-800 NG
1.095
3
ATR 72-500
1.460
4
Boeing 737-900 ER
1.095
5
Airbus A 310-300
365
EQUIV. NO
JENIS PESAWAT
2
1 1
ATR 42-
2
300 B 737-800
KONF
BEBAN PESAWA
ANNUAL DEPART
DUAL GEAR
RODA
DEPART
RODA
T
3
4
5
6
7
D
36.861
1.460
1460
8.754
D
174.700
1.095
1.095
RODA
LOG
PESAWA
R2
T KRITIS
41.491
8 44.698 44.698
NG 3
ATR 72-
D
47.466
1.460
1.460
11.273
44.698
500 4
B 737-900
D
188.200
1.095
1.095
44.698
44.698
ER 5
A 310-300
DT
315.041
621
365
EQUIV.
BEBAN BEBAN
37.411
44.698
a
LOG
Ri
ANNUAL DEPART
9
10
11
12
3,1
0,44
1,4
25
6
3
0
3,0
0,96
2,9
4
3
3
3,1
0,50
1,5
6
2
9
3,0
1,00
3,0
4
0
4
2,7
0,91
2,5
9
5
5
TOTAL
1.
Pesawat kritis
2.
Equivalent Annual Departures
848 39
1.095 359
2.366
: B 737-900 ER
: 2.366
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 61 dari 116
APPENDIKS C
PERHITUNGAN TEBAL EQUIVALENT PERKERASAN
CI.
NOMENKLATUR LAPISAN PERKERASAN SISTEM FAA
C.1.1 Nomen klatur lapisan perkerasan sistem FAA adalah sebagai berikut: P- 501 P-401 P-403 P- 306
P-304
Econocrete Subbase Course (ESC) Cement Trated base Course (CTBC)
P- 212
Shell base Course
P- 213
Sand-Clay Base Course
P-220
Caliche Base Course
P- 209
Crushed Aggregate Base Course Aggregate Base Course
P- 208
P- 154
Lime Rock Base Course Soil-Cement Base Course Subbase Course
P-501
Portland Cement Concrete (PCC)
P- 211 P- 301
C.2
Portland Cement Concrete (PCC) Plant Mix Bituminous Pavements (HMA) Plant Mix Bituminous Pavements (HMA)
TATA CARA PERHITUNGAN TEBAL EKUIVALEN PERKERASAN
C.2.1 Tebal ekuivalen perkerasan digunakan dalam perhitungan PCN metode klasik perkerasan lentur. Langkah perhitungan tebal ekuivalen perkerasan adalah sebagai berikut: (i)
Menentukan tebal minimum lapisan aus (material P-401 dan P403).
No
Bagian Perkerasan
Pesawat Single
10.0 cm (4 in)
Pesawat B 747, B 777, DC 10, L 101 atau pesawat sejenis 12.7 cm (5 in)
7.6 cm (3 in)
10.0 cm (4 in)
Wheel dan Dual Wheel 1
2
Area Kritis (Jalur Roda) Area diluar jalur roda
(ii)
Menentukan tebal minimum lapisan base dengan menggunakan kurva dalam Gambar C. 1.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 62 dari 116
(Cm) 17
20 1
1_ • —
25 __1
JO 1
JS 1
40 •
45 •
50 .
55 —1_
100
-f-i
1—i—1—i—,—r —»—T—T—1
oa.n
<
m
90
7
V\
80 >
—
**
60
& 50
s
«
_\ r>
?> /
z
/
40
X t—
i-
£
30
-7* y
y
y , ^~.
'
20
/
^ ^
>
/
/
.,«,
Z _*' '' S* S
,zo
y
y
mo
,
3?
y
y*
v
yyy
yftiVn
,
•< —
—
.
'00
—
•
\S-y-—
7
/
A
i
y\
y
60
~l -
50
•
40
y y
,
on
/ ^
—B*
70 —
Zk"'—- 2---
**
-S
•
^'
'
y
y
80
y
-y
<^-l
y
7U
^
y.y
/
r/
IS
•«•
— r— r - -
y~ -y—z;
7^
7- y / X
' ,> SyS/ / /
7*
y
H ^
o e-
S~y
1 >^ y,
7
25
/
y
z
7*
M7s
y?
/
6/
/
35
—1
i?
5/
200
-
y
7
yX
/ r
*:
o
1
r y
A
i
P
FTTT
/_
70
'"\
S
S*
y
^
s
y
[• iO
10,. i
7
8
9
10
15
20
25
MINIMUM 8ASE COURSE THICKNESS, IN.
Gambar C1 Kebutuhan Tebal Minimum Lapisan Base
(iii) Menghitung tebal konversi lapisan perkerasan dengan faktor konversi seperti ditampilkan dalam Tabel 6, Gambar C2, Gambar C3 dan Gambar C6
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 63 dari 116
328.
STABILIZED BASE AND SUBBASE. Stabilized base and subbase courses are necessary for new pavements
designed to accommodate jet aircraft weighing 100.000 pounds (45 350 kg) or more These stabilized courses maybe substituted for granular courses using the equivalency factors discussed in paragraph 322 These equivalency factors are based on research studies which measured pavement perfoimance See FAA Report No FAA-RD-73-198. Volumes I.
II, andIII Comparative Performance of Structural Layers in Pavement Systems See Appendix 3 A range of equivalency factors is given because the factor is sensitive to a number of variables such as layer thickness, stabilizing agent type and quantity, location of stabilized layer m the pavement structure, etc Exceptions to the policy requirmg stabilized base and subbase may be made on the basisof superior materials beingavailable, such as 100percent crushed, hard, closely graded stone These materials should exhibit a remolded soaked CBR minimum of 100 for base and 35 for subbase In areas subject to frost penetrauon, thematerials should meet permeability andnonfrost susceptibility tests in addition to the CBR requirements Other exceptions to the policy requiring stabilized base and subbase should be based on proven performance of a granular material such as lime rock ui the State of Florida Proven performance in this instance means a history of satisfactory airport pavements using the materials This history of satisfactory performance should be under aircraft loadings and climatic conditions comparable to those anticipated.
321.
SUBBASE AND BASE EQUIVALENCY FACTORS. It is sometimes advantageous to substitute higher quality materials for subbase andbase course than the standard FAA subbase andbase material. Thestructural benefits of using a higherquality material is expressed in the form of equivalency factors. Equivalency factors indicate the substitution thickness ratios applicable to various higher quality layers. Stabilized subbase and base courses are designed
in this way Note that substitution of lesser quality materials for higher quality materials, regardless of thickness, is not permitted. The designer is reminded that even though structural considerations for flexible pavements with high quality subbase and base may result m tlnnnei flexible pavements fiost effects must still be considered and could require thicknesses greater than the thickness for stnicniral considerations. a.
Minimum Total Pavement Thickness. The minimum total pavement thickness calculated, after all
substitutions and equivalencies have been made, should not beless than the total pavement thickness required bya 20 CBR subgrade on the appropriate design curve b.
Granular Subbase. The FAA standard for granular subbase is Item P-154. Subbase Course In some
instances it may be advantageous to utilize nonstabilized granular material of higher quality than P-154 as subbase course. Since these materials possess higher strength than P-154. equivalency factor ranges are established whereby a lesser thicknessof high quality granular may be used in lieu of the required thicknessof P-154 In developing the
equivalency factors the standard granular subbase course. P-154. was used as the basis. Thicknesses computed from the
design curves assume P-154 will be used as the subbase If a granular material of higher quality is substituted for Item P154. the thickness of the higher quality layer should be less than P-154. The lesserthickness is computed by dividing the required thickness of granular subbase, P-154, by the appropriate equivalency factor. In establishing the equivalency factors the CBR of the standard granular subbase. P-154, was assumed to be 20 The equivalency factor ranges are given below in Table 3-6:
TABLE 3-6. RECOMMENDED EQUIVALENCY FACTOR RANGES FOR HIGH QUALITY GRANULAR SUBBASE
Material
Equivalency Factor Range
P-208. Aggregate Base Course P-209. Crushed Aggregate Base Course
1.0-1.5 1-2-1.8
P-211.Lime Rock Base Course
1.0- 1 5
(a)
Pedoman Periiitungan PCN Peri<erasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 64 dari 116
C. Stabilized Subbase. Stabilized subbases also offer considerably higher strength to the pavement than P-154. Recommended equivalency factors associated with stabilized subbase ate presented in Table 3-7. TABLE 3-7. RECOMMENDED EQUWALENCY FACTOR RANGES FOR STABILIZED SUBBASE
Material
d.
Equivalency Factor Range
P-301. Soil Cement Base Course
10-15
P-304. Cement Treated Base Course
1.6 - 2.3
P-306, Econocrete Subbase Course P-401. Plant Mix Bituminous Pavements
1.6 - 2.3 1.7 - 2.3
Gi.iiiul.ii Base. The FAA standard foi granulai base is Item P-209. Crushed Aggregate Base Course
In some instances it may be advantageous to utilize other uonstabilized granular material as base course Other materials acceptable for use as granular base course are as follows
TABLE 3-8. RECOMMENDED EQUIVALENCY FACTOR RANGES FOR GRANULAR BASE
Material
Equivalency Factor Range
P-208. Aggregate Base Course
10
P-21 1. Lime Rock Base Course
10
Substimtion of P-208 for P-209 is permissible only if the gross weight of the design aircraft is 60.000 lbs (27 000 kg) or less. In addition, if P-208 is
substituted for P-209. the required thickness of hoi mix asphalt surfacing shown on the design curves should be increased 1 inch (25 mm).
t.
Stabilized Base. Stabilized base courses offer structural benefits to a flexible pavement ui much the
same manner as stabilized subbase The benefits are expressed as equivalency factors similar to those shown for
stabilized subbase In developing the equivalency factors Item P-209. Crashed Aggregate Base Course, with an assumed
CBR of 80was used as the basis for comparison. The thickness of stabilized base is computed by dividing the granular base course thickness requirement by theappropriate equivalency factor. Theequivalency factor ranges are given below in Table 3-9. Ranges of equivalency factors are shown rather than smgle values since variations m thequality of materials, construction techniques, and control can influence the equivalency factor. In the selection of equivalency factors, consideration should be given to the tiaffic using the pavement, total pavement thickness, and the thickness of the uidiMdu.il layer. Forexample, a thin layer in a pavement structure subjected to heavy loads spread over large areas will result m an equivalency factoi ueai the low endof the range Conversely, light loads on thick layers will callfot equivalency factors near the upper end of the ranges
TABLE 3-9. RECOMMENDED EQUIVALENCY FACTOR RANGES FOR STABILIZED BASE
Material
Eauivalencv Factor Ranee
P-304. Cement Treated Base Course
1.2-1.6
P-306, Econocrete Subbase Course
1.2-1.6
P-401. Plant Mix Bituminous Pavements
1.2-1.6
Note: Reflection cracking may be encountered when P-304 or P-306 is used as
base for a flexible pavement. The thickness of the hot mix asphalt surfacing course should be at least 4 inches (100 mm) to muiimize reflection cracking in these instances,
f. Example. Asan example of the use of equivalency factors, assume a flexible pavement is required to serve a design aircraft weighing 300.000 pounds (91 000kg) with a dual tandem gear. The equivalent annual departures are 15,000. The design CBR for the subgrade is 7 Item P-401 will be used for the base course and the subbase course.
(b)
Gambar C2 Tebal Ekuivalen Lapisan Stabilized Base
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 65 dari 116
APPENDIKS D
KURVA
KORELASI
ANTARA
KEKUATAN
SUBGRADE,
DAYA
DUKUNG
PERKERASAN TEBAL PERKERASAN DAN ANNUAL DEPARTURE
D.l
PERKERASAN LENTUR
CBR 3
4
5
6
7 8 910
15
20
30
40
50
3
4
5678910
15
20
30
40
50
0793
THICKNESS, IN.
Gambar DI Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat dengan Roda Pendaratan Single Wheel
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 66 dari 116
CBR 3
4
4
5
5
6
6
7 8 910
7 8 910
15
20
i
r
15
20
30
40 50
30
40
50
THICKNESS, IN.
Gambar D2 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat dengan Roda Pendaratan Dual Wheel
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 67 dari 116
CBR 3
4
5
6
7 8 910
15
3
4
5
6
7
15
t
8 910
20
30
40
50
30
40
50
r
20
0743
THICKNESS, IN.
Gambar D3 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat dengan Roda Pendaratan Dual Tandem
Pedoman Periiitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 68 dari 116
CBR
7 8 910
15
20
40
50
40
50
THICKNESS. IN.
Gambar D4 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat A-300 Model B2
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 69 dari 116
CBR
3
5
6
7
8 910
15
5
6
7 8 910
15
20
30
40
50
40
50
0793
THICKNESS, IN.
Gambar D5 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat A-300 Model B4
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 70 dari 116
CBR
3
4
5
6
7
8 910
15
20
30
40
50
4
5
6
7 8 910
15
20
30
40
50
0793
THICKNESS, IN.
Gambar D6 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat B 747-
100, SR, 200B, C, F
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 71 dari 116
CBR
3
4
5
6
7 8 910
15
20
4
5
6
7 8 910
15
20
0793
30
30
40
50
40 50
THICKNESS, IN.
Gambar D7 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat B 747-SP
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 72 dari 116
CBR 4
3
4
5
5
6
6
7 8 910
15
20
7 8 910 15 20 THICKNESS, IN,
30
30
40
40
50
50
Gambar D8 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat B 757
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 73 dari 116
CBR 7
5
6
8 910
15
T~I
1
r
15
20
7 8 910
30
40
50
40
50
THICKNESS, IN.
Gambar D9 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat B 767
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 74 dari 116
CBR
3
4
5
6 7 8 910
15
20
30
40 50
TTTTh
3
4
5
6 7 8 910
15
THICKNESS
20
30
40
50
IN
Gambar D10 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat C-130
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 75 dari 116
CBR
3
4
5
6
7
8 910
15
20
30
6
7 8 910
15
20
30
40
50
40 50
0793
THICKNESS, IN.
Gambar Dll Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat DC-1010, 10CF
Pedoman Periiitungan PCN Pen\erasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 76 dari 116
CBR
3
4
5
7 8 910
15
20
30
40
50
4
5678910
15
20
30
40
50
6
0793
THICKNESS, IN.
Gambar D12 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat DC-1030, 30CF, 40, 40CF
Pedoman Peri)itungan PCN Peri<erasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 77 dan 116
CBR 4
3
5
6 7 8 910
15
20
30
40 50
5
6
15
20
30
40 50
7 8 910
0793
THICKNESS, IN.
Gambar D13 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat L-10111, 100
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 78 dari 116
CBR
3
4
5
6
7
8 910
15
20
30
40
50
4
5
6
7 8 910
15
20
30
40 50
0793
THICKNESS, IN.
Gambar D14 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat L-1011100, 200
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 79 dari 116
D.2
PERKERASAN KAKU
SINGLE WHEEL GEAR
ANNUAL DEPARTURES 1,200
a,
900
3,000
6,000
15,000
25,000
- 1 4
-15
— 16
— 18
- 14 - 13
a
-14
—15 — 15
•13
w
800
-12
« H
— 14 -13
— 14
-12
CO
tn
— 13
-11
a
13 S
-12
-11 —
700
-10 -10 -
w
X
-10
—10
— 9J —9
CO
— 8
-7 -7
500
t—t
h-9
-8 - 8
o o
U
-10
9
25
•12 11
- 9
600
12
-11
— 8
8
— 7
-7
— 7 -6
0793K
NOTE:
1 inch • 2S.4 mm 1 lb « 0.454 kg
1 psi = 0.0069 Mf/m2 1 pci = 0.272 Miyn?
Gambar D15 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat Single Wheel
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 80 dari 116
DUAL WHEEL GEAR
ANNUAL DEPARTURES 1,200
6,000
25,000
3,000
900
15,000
-22
-2 1 -20
-26
r—27
- 2 5
— 26
-24
— 25
2
-23
—24
-2 1
- 2 2
- 2
4
2
2
3
-2 1
2
- 2 3 2
- 19
- 2 0
-18
- 1 9
- 2 0
21
1 9
f—20
-17 - 1 8
-
16 - 1 7
- 1 0 17
-15
- 1 6
-14
- 1 5
-
-12
• 1 4
1 4 - 1 3
[-13
1 2 -11
1 2
-6 -
•16 g
• 1 5
15 • 1 4
•14 13
<
13 {Jj 1 2 1 1
10
I- 1 0 9
8
7 7
500
W
-17 O
- 1 6
9
0
•20
11
9
-
H
—18 §
1 0
9
— 21
M»|
1 1
- 1 O -
18
h 1 2
• 1 1
-10
-
[—22
16 • 1 7 1 5
-13
- 1 9
—23
8
f—7
6
07931
NOTE:
1 Ifach e.a544kgim
I0ta 1 p« = 0.Q0A9 JQ/Pim*
Gambar D15 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat Dual Wheel
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 81 dari 116
DUAL TANDEM GEAR
ANNUAL DEPARTURES 1,200
6,000
25,000
3,000
900
15,000 h—26 r 2 7
— 22 n
— 21
ft 850
—20
X EO
—
- 2 3
— 24
- 2
— 23
•2 1
19
2
800
55
2
0
— 10
- 1 9
— 17
- 1 8
— 16
- 1 7
— 15
• 1 6
— 14
- 1 5
— 25
— 24
C/j
750
c2 700
— 21
— 22
— 20 — 21
— 12
W
o
—*14
600
— 19
—
17
— 17
— 15
— 16
14
— 12
— 7 -
7
in
w
17
u
- 16
— 15 - 1 5 — 14 - 1 4
— 13
- 1 3
5 00
- 1 2 — 11 - 1 1
— 10 — 10 — 9
8
CO
— 12
9
—8
-2 1
- 1 9
"i
— 11
— 9
• 2 2
-
1 1
550
- 2 3
- 2 0
— 18
16
1 2
— 10
5
• 1 8
— 13
- 1 0
500
— 10
• 13
— 11
O
2
— 20
—
650
W
— 19
—
— 13
•2
— 22 — 23 - 2 4
w
«
- 2 6
— 9
—8 — 7
—8
- 1 0 -
9
-
8
07931
NOTE: 1 inch = 25.4 mm
1 lb = 0.454 kg
1 pii = 0.0069 UN 1 pci = 0.272 UN,
w
Gambar D17 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat Dual Tandem
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 82 dari 116
A-300 MODEL B2 CONTACT AREA
= 207.47 SQ. IN.
ANNUAL DEPARTURES
DUAL SPACING = 34.99 IN. TANDEM SPACING = 55.00 IN.
1,200
6,000
25,000
900 Vi a
850
X O
2
800
w
CO
750
-J
<
700
650 W
w
600
o
2 o o
550
500-
0793E
NOTE: 1 inch =
25.4 mm
1 lb = 0.454 kg
1 psi = 0.0069 IN/ m2 1 pci = 0.272 MN/nn?
Gambar D18 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat A-300 Model B2
Pedoman Perhitungan PCN Peri<erasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 83 dari 116
A-300
MODEL B4
CONTACT AREA
-
217.08 SQ. IN.
DUAL SPACING
-
38.17 IN.
TANDEM SPACING
=
55.00 IN.
ANNUAL DEPARTURES 1,200
8.000 3.000
25.000
15.000
900 —22
—
23 —24
01
p<
— 21
850
—20
o
as
800
— 21
— 25
— 24
— 28 — 25
—24
—22
— 23
—19
—20 —21
— 22
—18
— 19 — 20
— 21
— 17
— 18 —18
— 20
—18
— 17
U-18
— 19
—15
— 18
—17
—18
— 16
— 17
—14
— 15
— 15
— 16
— 14
— 15
— 13
= 14_ — 14
X *•«
— 22 — 23
[—26
—23 — 22
— 21 CO
E
750
700
—13
650
—12
w
2
—11
600
— 10
— 12 — 12
r-ll — 11 — 10
— 9
2
— 9
550
— 9
—8 — 8 —7 — 7
500
—8
07B3X
—19 — 18
— 13
— 10
o O o
— 14
w — 20 w
— 13 — 12
— 11
— 17
s
— 18 — 15
CO
— 13 — 12 —11
— 10 — 10 — 9
— 9
— 8
— 8
— 8 — 7
— 7
NOTE: 1 Inch -
1 lb -
25.4 mm
0.454 kg
1 psi - 0.0069 UN/m8 1 pel - 0.272 MN/ms
Gambar D19 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat A-300 Model B4
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 84 dari 116
B-747-100, SRf 200 B, C, CONTACT AREA DUAL SPACING
ANNUAL
= 24 5 SO. IN. = 44 IN
1.200 3.000
TANDEM SPACING = 58 IN
900
DEPARTURES 6.000
25.000 15,000 r— 27
CO
850
CJ 2
800
W.
e co <
3
750
700
650--
w H W
600
K U o
550
u
500
0783S
NOTE: 1 inch = 25.4 mm
1 psi = 0.0069 MVim
1 lb = 0.454 kg
1 pci = 0 272 UN m3
Gambar D20 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat A-300 Model B4
Pedoman Perhitungan PCN Pen\erasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 85 dari 116
B-747-100, SR, 200 B, C, CONTACT AREA
= 2 45 SQ. IN
DUAL SPACING
= 44 IN.
ANNUAL
6,000 3.000
TANDEM SPACING = 58 IN.
900
DEPARTURES
1,200
25,000 15.000 r—27
CO
ft 850 X EO
800
2 w. Oi 0Q
750
J
< AS
700
s
650
w E-
W
600
O o
550
u
500
07B3E
NOTE: 1 inch = 25.4 mm
1 lb = 0.454 kg
1 psi = 0.0069 MVim2 1 pci = 0.272 MN a?
Gambar D21 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat B 747-100, SR.200B, C, F
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 86 dari 116
B-747 SP CONTACT AREA
ANNUAL DEPARTURES
= 210 SQ. IN.
1,200
DUAL SPACING = 43.25 IN. TANDEM SPACING = 54 IN.
90tf
0,000 15,000
-26
- 2 2 91
ft
—24
-22
—23
-2 1
-
-20
—21 — 22 — 23
- 1 0
- 1 9
—20 — 21 — 22
- 1 7
- 1 8
- 16
-17
- 1 5
- 16
- 1 4
1 5
-2 1
850
«
- 1 9
E-
BOO
2 W
tt
750
700
• 1 3
-
• 1 2 11
w s
600
1-10
18 - 1 7
- 16
z o
1 3 - 1 3 - 1 2
1
-
7
•7
CO CO
— 19
w
—17 —1 7
o
—1 6
L5
• 16 —1 5 —1 5
• 1 4 —1 4
= 13j
— 13 — 12
-11 -1 1
- 10 9
—8
—2 0
—1 0
—10
8
— 21
—12
9
550
—1 9
-1 1
9
o
500
2
1
10
o
—26 — 25
—1 8
• 1 4
•1
-24
19 — 20
- 1 4
650
-25
22 — 23 — 24
- 1 5
3
r—27
-23
- 2 0
O
25,000
3,000
—1 0
9
9
8
8 7
— 8
0783E
NOTE: 1
inch =
25.4 mm
1 lb = 0.454 kg
1 psi = 0.0069 UN/m2 1 pci = 0.272 MN/m3
Gambar D22 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat B 747 SP
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 87 dari 116
CO
B-757 CONTACT AREA DUAL SPACING TANDEM SPACINC-
ANNUAL DEPARTURES
168.35 SQ. IN. 34.00 04. 45.00 IN.
1.200
6.000 3,000
900
25.000 15,000 — 26
— 25 — 24
—
28
— 25 — 24
— 23
— 23 — 22
— 22 —21 — 20
—21 CO — 20
— 19 —
CO
w
19
.—18 — 18 o —17 —16 — 15
=14. — 13 —
500
— 18 — 15 — 14 CO — 13 — 12
|—11
— 11
—10
— 10
r—9
— 9
— 8
— 8
—
0793E
12
—17
7
NOTE: 1 inch »
2S.4 mm
1 lb - 0.454 kg
1 psi = 0.0069 UN/m2
1 pel - 0.272 MN/m5
Gambar D23 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat B 757
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 88 dari 116
B-767 CONTACT AREA
= 202 46 SO
ANNUAL DEPARTURES
IN
DUAL SPACING = 4 5.00 IN. TANDEM SPACING = 56 00 IN
1.200
6.000 3.000
25.000 15.000
—7
07B3E
NOTE: 1 inch =
25.4 TT,rn
1 lb = 0.454 kg
1 psi = 0.0069 UVtm2 1 pci = 0 272 MNn?
Gambar D24 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat B 767
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 89 dari 116
c-130 CONTACT AREA
ANNUAL
=440 SQ. IN.
DEPARTURES
1,200
TANDEM SPACING = 60 IN.
6,000 3,000
-14
25,000 15,000 -17
-15 -16 -15
-16
-14 -13 -15 -14
-15
-13
X
-12
e-
-14
-13
O
-14
-12
W
-13
-11
-13
-12
CO
-11
-10
<
-12
-11
-10
-11
-9
w -3
-12
-11
-10 -10
-9
-10
w
-9
-8
W
-9
2
-6
-9
o
-8
y
-7 -8
o
u
-8
-7 -7 -6
-7
0793E
NOTE: 1 inch =
25.4
! lb = 0.454 kg
mm
1 psi = 0.0069 MN/W 1 pci = 0.272 MN m3
Gambar D25 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat C-130
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 90 dari 116
DC-10-10, 10CF CONTACT AREA
- 294 SQ. IN.
DUAL SPACING
= 54 IN.
ANNUAL DEPARTURES 1,200
6,000 3,000
TANDEM SPACING - 64 IN.
900
-22
I—21
25,000 15,000
-23 — 24
I—26
- 2 3
- 2 1
- 2 2
—
-19
- 2 0
- 2 1
— 22
-18
- 1 9
- 2 0
— 21
-20
I— 17 -16
^—15 -14
- 1 3 - 1 2
- 1 8
-
17
- 1 6
-
15
- 1 8
19
- 1 7
18
— I*
—
-
m
13 CO —
12
—
11
—
10
•11
i— 10 -9 8
7
I—15
— 13
9
8
-16 £
— 14
r- 1 0
7
-17 O
— 12
9
—
-—9
8
7
•I
NOTE: 1
inch -
25.4 mm
1 lb - 0.454 kg
1 psi - 0.0069 MS/m2 1 pci - 0.272 Ml/m3
Gambar D26 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat DC-10-10, 10 CF
Pedoman Periiitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
W
-18 g
14
1 1
-
19
17
— 15
—
-20 CO" „ to
=-151
- 1 0
—e
22 c -21
— 15
- 1 1
-
-23
—
- 1 2
9
I—24
- 1 6
- 1 2
- 1 0
23
- 1 9
- 1 3
- 1 1
25
— 24
20
- 1 4 - 1 3
-26
— 25
2
- 2
I—27
Halaman 91 dari 116
DC-10-30, 30CF, 40, 40CF 900
CONTACT AREA
- 331 SQ. IN.
DUAL SPACING
= 54 IN.
ANNUAL DEPARTURES 1,200
TANDEM SPACING = 64 IN. CENTER GEAR SPACING = 37.5 IN.
0,000 3,000
TJX /U7U~
— 26
— 22 2 3 —
*
21 - 2 2
850 — 20
- 2 1
—
19
—
18
- 1 9
— 17
- 1 0
—
-
16
- 2 0
1 7
— IS
- 1 6
—
- 1 5
14
25,000 :15,000
— 24 —
23
—
11
—22
— 23
^-20
— 21
—
— 20
19
—10
— 19
— 17
— 18
—
—w
16
— 14 — 13 —
13
—
12
- 1 2
— 34
—
7
—16 S — ,S fi". — 14
— 13
— 11
— 10 — 9 — 8 — 8 — 7
— 10 — 9 — 8
NOTE: 1 inch -
1 lb -
25.4
mm
0.454 kg
psi - 0.0069 MN/m2 pci - 0.272 MN/m3
Gambar D27 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat DC-10-30, 30 CF, 40, 40CF
Pedoman Perhitungan PCN Pen\erasan Prasarana Bandar Udara
<£
— 13 if) — 12
— 9
— 8
—18 ^ —17 O
— 35
— 10
— 7
— 20 CO"
,« W — 19 W
— IP
— 10
— 8
1— 21 'a
— 11
— 9
500
— Vi
— 11
— 9
— 25
— 22 — 23
—11
—10
— 26
— 21
—14 — 12
— 24
cr
— 24
— 15 -.3
— 25
—
Halaman 92 dari 116
L-1011-1, 100 CONTACT AREA
-
266.00 SQ. IN.
DUAL SPACING
-
52.00 IN.
TANDEM SPACING
-
70 IN.
50 x 20 -
ANNUAL DEPARTURES 1.200
6.000 3,000
TIRES
25.000 15 000
900 L-22 —21
a. •20
— 26 —23 — 24
—22
• 23
—21
[—22
I—,9
—20
—18
— 19
is
—17
—18
CO
—16
17
—15
-16
o
OS
i
—14 -13
15
—14
— 21 — 20
—11
w o
1—9
— 17
-18
— 16
17
—8 —7 7
— 25 — 24
— 23 — 22
— 21 20
If;
-17
— 15
J—12
16
— 16 -15 — 15 — 14
— 14 — 13
— 13 — 12 — 12
—11
—6
— 28
19
10
1—9
o u
21
— 19
13
•10
22
— 18
—11
OS
-23
-20
—13 12
24
— 19
— 14 .12
-26
10
f— 9
— 11" — 11 10 -9
— 8 — 8 — 7
— 10 9
e -'
07931
NOTE 1 Inch -
1 lb -
26.4 mm
0.454 kg
1 psi - 0.0069 UN/it
1 pel - 0.272 MN/m3
Gambar D28 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat L-1011-1, 100
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 93 dari 116
L-1011-100, 200 CONTACT AREA
-
337 SQ. DJ.
DUAL SPACING - 62 IN. TANDfk SPACING - 70 IN. 900
i
.inr
ANNUAL DEPARTURES 1,200
6.000
3,000
25,000
16,000 881-27
2? -23
-24
na
2? **3 -«0 -21
•22-23
-20
-21
-19 -18
-22
-19
-20 -21
-17
-18
49 -20
•16
-17
=lfi. -14 -44 -16
-IS -14 -12
-11
•13
-12 -11
-10 -10 -9
-9 -8 -8
"7
•7
I*tb - 0.464 k|im 1pol « omm/ntnaf
Gambar D29 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat L-1011-100, 200
Pedoman Perhitungan PCN Pen\erasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 94 dari 116
APPENDIKS E ACN BERBAGAI JENIS PESAWAT
Tabel E.l ACN Berbagai Jenis Pesawat (Jeperson, 1986) Tipe Pesawat
Maximum
Load
Apron Mass and Operating Empty Mass
Standard Aircraft Tire Pressure
on
ACN relative to
One Main
Gear
Flexible pavement subgrades
Rigid pavement subgrades
Leg
A
B
C
n
A
B
C
D
High
Medi
Low
Ultralo
High
Medi
Lo
Very
K =
k =
K = 20
CBR=
CBR
CB
CBR
80
40
-10
R-
=3
um
150
w
um
15
w
low
6
kgs
lbs 1
2
Airbus A300B2
304014
192371 Airbus A300-
315037
B2 193676 Airbus A300B4
332674
202858
Airbus A300-
339288
B4
197052 Airbus A300B4
349209
200848 Airbus A300B4
349209
200848
Airbus A300-
349209
B4 200848 Airbus A300-
365743
B4 200667
Airbus A300-
365743
B4
200667 Airbus A300B4
365743
200667 Airbus A300-
365743
600 B4 201840
3 137 900
%
Psi
Kg/ cm2
Mpa
4
5
6
7
47.0
174
12.2
1.20
872 59
142 900
47.0
186
13.1
1.28
878 51 150 900
47.0
203
14.3
1.40
920 16 153 900
47.0
203
14.3
1.40
893 82
158 400
47.0
215
15.1
1.48
911 04
158 400
47.0
177
12.4
1.22
911 04 158 400
47.0
160
11.2
1.10
911 04 165 900
47.0
212
14.9
1.46
910 22 165 900
47.0
186
13.1
1.28
910 22
165 900
47.0
168
11.8
1.16
910 22
165 900
47.5
186
13.1
1.28
915 54
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
MN/
MN/
MN/
m3
m3
m3
8
9
10
34
41
49
57
35
39
47
62
19
22
26
31
20
21
24
32
37
44
53
60
37
41
50
65
20
23
27
31
20
22
25
33
41
49
58
66
41
45
54
70
22
25
29
34
22
23
26
35
43
51
59
68
42
46
56
72
21
24
28
33
21
22
25
34
45
54
63
71
43
48
59
75
22
25
29
34
22
23
26
35
42
51
60
69
43
48
58
75
20
23
28
33
21
23
26
35
40
49
59
68
42
47
58
75
19
23
27
32
21
22
26
35
48
57
67
75
46
51
63
80
22
25
29
34
22
23
26
35
46
55
65
74
45
51
63
80
21
24
28
33
21
23
26
35
44
53
64
73
45
51
62
79
20
23
27
32
21
22
26
35
46
56
66
75
46
52
64
81
21
24
29
34
22
23
27
35
MN/m3 11
%
%
%
%
12
13
14
15
Halaman 95 dari 116
Tipe Pesawat
Maximum
Load
Apron Mass
on
and Operating Empty Mass
One
Standard Aircraft
ACN relative to
Tire Pressure
Main
Rigid pavement subgrades
Flexible pavement subgrades
Gear
Leg A
High
B Medi
C Low
kgs
lbs 1
2
Airbus A300-
365743
600 B4
201840 Airbus
A300-
365743
600 C4 202292 Airbus A300-
365743
600 C4 202292
3 165 900
%
Psi
Kg/ cm2
Mpa
4
5
6
7
47.5
168
11.8
1.16
915 54 165 900
47.0
186
13.1
1.28
917 59
165 900
47.0
168
11.8
1.16
917 59
K =
A
Ultralo
High
k =
B
C
D
Medi
Low
Veryl
um
w
um
K=
D
K = 20
ow
CBR=
CBR
CBR
CBR
15
= 10
=6
=3
150
80
40
MN/
MN/
MN/
m3
m3
m3
8
9
10
45
54
65
74
46
52
63
81
20
24
28
33
21
23
26
35
46
55
65
74
45
51
63
80
21
24
29
33
21
23
26
35
44
53
64
73
45
51
62
79
20
23
28
32
21
23
26
35
50
59
70
79
48
55
67
84
21
24
29
33
22
23
26
35
50
59
70
79
48
55
67
84
22
25
30
34
22
24
27
36
50
60
70
79
49
55
67
85
22
25
30
34
22
24
27
36
48
58
69
78
48
55
67
85
21
24
29
34
22
23
27
36
30
36
43
50
31
34
41
55
17
19
23
27
18
19
21
28
33
39
47
54
34
37
45
59
17
20
24
28
18
19
22
29
30
37
45
52
33
36
44
59
16
19
22
26
18
19
22
29
34
40
48
55
35
38
46
61
17
19
22
26
17
18
20
27
36
43
51
59
37
40
49
64
18
20
24
28
18
19
22
29
34
41
49
57
36
40
49
64
MN/m3
%
%
%
%
11
12
13
14
15
Airbus A300600R
377868
171
400
47.5
194
13.7
1.34
B4F
199684
905 76
Airbus A300600R
377868
171 400
47.5
194
13.7
1.34
B4
204408 Airbus A300600R
380514
927 19 172 600
47.5
194
13.7
1.34
B4
204532 Airbus A300600 R
380514
927 75
172 600
47 .5
175
12.3
1.21
B4 204532
Airbus A310300F
277559
176108 Airbus A310200F
292991
178288 Airbus A310-
292991
200F
178288 Airbus A310-
299605
300F
170012 Airbus A310300F
307542
176013 Airbus
307542
927 75 125 900
46 .7
170
11.9
1.17
798 82
132 900
46 .7
178
12.5
1.23
808 71
132 900
46 .7
148
10.4
1.02
808 71
135 900
46 .7
178
12.5
1.23
771 17
47
139 500
.2
189
13.3
1.30
798 39 139
47
157
11.0
1.08
Pedoman Periiitungan PCN Pen\erasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 96 dari 116
A310-
500
.2
300F 176013
798 39
Airbus A310-
315037
200 178837
142 900
315037
200 178837
339288
300 181849
142 900
339288
300 181849
A310-
348106
184966
Tipe Pesawat
46 .7
160
11.2
1.10
20 153 900
47 .2
212
14.9
1.46
824 86
153 900
47 .2
174
12.2
1.20
19
23
27
18
19
22
29
37
45
53
60
37
41
50
65
18
21
24
28
18
20
22
29
35
42
50
58
37
41
50
65
17
19
23
27
18
19
22
29
44
52
60
69
42
47
57
73
19
22
26
30
19
20
23
30
40
49
58
66
41
46
56
73
18
21
24
29
19
20
23
30
45
54
63
71
44
48
59
75
20
23
26
30
20
21
23
31
824 86
Airbus 300
1.33
811
Airbus A310-
13.6
20
Airbus A310-
193
811
Airbus A310-
46 .7
17
157 900
47 .2
215
15.1
1.48
839 00
Maximum
Apron Mass and Operating Empty Mass
Load
Standard Aircraft
on
Tire Pressure
ACN relative to
One Main Gear
Rigid pavement subgrades
Flexible pavement subgrades
Leg A
B
C
D
A
B
C
D
High
Medi
Low
Ultralo
High
Medi
Low
Veryl
k =
K = 20
CBR
CBR
CBR
CBR
= 15
= 10
=6
=3
MN/m3
%
%
%
%
11
12
13
14
15
um
K=
kgs
lbs 1
2
Airbus A310-
354720
300 183866 Airbus A310-
363539
300 187314
Airbus A318-
124339
100
85578 Airbus A318-
130953
100 85578 Airbus
A318-
135362
100
Airbus
1649 00
6
7
183
12.8
1.26
47
.2
187
13.2
1.29
5
5640 0
45 .1
148
10.4
1.02
3881 8 44
5940 0
.9
165
11.6
1.14
3881 8
6140 0
3881 8
150795
5
8496
85578
85578
cm2
Mpa
1
6190 0
139772
47 .2
Kg/
8340
136465
100
Psi 4
1609
00
3881 8
Airbus A318-
3
85578 Airbus A318100
%
44
.7
44
.6
44
6340
0
.5
165
165
165
11.6
11.6
11.6
1.14
1.14
1.14
3881 8
6840
44
180
12.6
1.24
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
K =
um
w
ow
150
80
40
MN/
MN/
MN/
m3
m3
m3
8
9
10
44
53
62
71
44
49
60
77
19
21
25
29
19
20
23
31
46
55
65
74
45
51
62
80
19
22
26
30
20
21
24
32
27
29
32
33
26
27
30
35
18
19
20
22
17
17
19
22
30
32
34
36
28
29
32
37
18
20
21
22
17
17
19
22
31
33
35
37
29
30
33
38
18
19
21
22
17
17
19
22
31
33
36
37
29
30
33
38
18
19
21
22
17
17
19
22
32
34
36
38
30
31
34
39
18
19
21
22
17
17
19
21
36
38
41
43
33
34
37
43
Halaman 97 dari 116
A318-
0
.5
100 85578
Airbus A319100
141976
87800 Airbus A319-
141976
100 87800 Airbus A319-
150795
100 87800 Airbus
A319-
150795
100 87800 Airbus A319100
155204
87800 Airbus A319-
155204
100 87800
Airbus A319-
162920
100
87800 Airbus A319-
162920
100 87800 Airbus A319-
167329
100 87800 Airbus A319-CJ
155204 87800
Tipe Pesawat
3881 8 6440 0
45 .7
173
12.1
1.19
3982 6 6440 0
46 .3
173
12.1
1.19
3982 6 6840 0
45
.7
181
12.7
1.25
3982 6 6840 0
46 .1
181
12.7
1.25
3982 6 7040
0
45 .7
187
13.1
1.29
3982 6 7040 0
46 .0
187
13.1
1.29
3982 6 7390
45
.7
0
194
13.7
1.34
3982 6 7390 0
45 .8
194
13.7
1.34
3982 6
7590 0
45 .7
200
14.1
1.38
3982 6
7040 0
45 .8
200
14.1
1.38
3982 6
Maximum
Load
Apron Mass
on
and Operating Empty Mass
One Main
19
20
21
22
17
17
19
22
34
37
39
41
32
32
36
41
19
21
22
23
18
18
20
23
35
37
39
41
32
33
36
42
20
21
23
24
19
19
20
23
37
40
42
44
34
35
39
44
20
21
22
24
18
19
20
23
38
40
42
44
34
35
39
45
20
21
23
24
19
19
20
23
39
41
44
46
35
36
40
46
20
21
23
24
19
19
20
23
39
42
44
46
35
36
41
46
20
21
23
24
19
19
20
23
42
44
47
49
37
39
43
49
20
22
23
24
19
19
20
23
42
44
47
49
37
39
43
49
20
22
23
24
19
19
20
23
44
46
48
50
39
40
44
50
20
22
23
24
19
19
20
23
40
42
44
46
35
37
40
46
21
22
23
24
19
19
20
23
Standard Aircraft Tire Pressure
ACN relative to
Rigid pavement subgrades
Flexible pavement subgrades
Gear
Leg A
B
C
D
A
B
C
D
High
Medi
Low
Ultralo
High
Medi
Low
Veryl
um
K=
kgs
lbs 1
Airbus A319-CJ
2
165345 87800
Airbus A320-
146385
100 90927 Airbus A320100
150795
%
3
4
7500 0
Psi
45
.8
Kg/ cm2
Mpa
5
6
7
200
14.1
1.38
3982 0
6640 0
47 .1
178
12.5
1.23
4124 4
6840 0
47 .1
186
13.1
1.28
Pedoman Perhitungan PCN Pen\erasan Prasarana Bandar Udara
K =
w
k =
K- 20
ow
um
CBR
CBR
CBR
CBR
= 15
-10
-6
-3
%
%
%
%
12
13
14
15
150
80
40
MN/
MN/
MN/
m3
m3
m3
8
9
10
44
46
49
51
39
40
45
50
21
22
23
24
19
19
20
23
37
40
42
44
34
35
39
45
21
23
24
25
20
20
22
25
39
41
44
46
35
36
40
46
MN/m3 11
Halaman 98 dari 116
90927
4124 4
22
23
24
26
20
20
22
25
38
40
42
44
34
35
39
45
22
23
24
26
20
20
22
25
39
42
44
46
35
36
40
46
22
23
24
26
20
20
22
25
40
43
45
47
36
37
42
48
22
23
24
26
20
20
22
25
42
45
47
49
38
39
43
49
22
24
25
26
20
20
22
25
44
46
48
50
39
40
44
50
22
23
25
26
20
20
22
25
45
47
50
52
40
41
46
52
22
23
25
26
20
20
22
25
46
49
51
53
41
42
47
53
22
23
25
26
20
20
22
25
47
49
52
54
41
43
47
53
22
23
25
26
20
20
21
25
17
21
25
28
17
19
22
31
9
10
12
14
9
9
11
14
19
23
27
31
18
20
24
33
9
10
12
14
9
9
11
14
47
50
52
54
42
44
49
55
25
27
29
30
23
24
26
30
51
54
57
59
45
48
53
59
26
28
29
31
23
24
26
30
53
56
59
61
47
49
55
61
26
28
29
31
23
24
26
30
56
59
62
64
49
52
58
63
26
28
29
31
23
24
26
30
47
50
52
54
42
44
49
55
25
27
29
30
23
24
26
30
Airbus A320-
146385
200
6640 0
47 .5
178
12.5
1.23
4134
91149 Airbus A320-
150795
200
91149
5
6840 0
47
186
.2
13.1
1.28
4134 5
Airbus A320-
155204
7040 0
200
47
186
.2
13.1
1.28
4134
91149
5
Airbus A320-
158511
200 91149 Airbus A320-
162920
200
47
7190 0
200
.2
14.1
1.38
4134 5 7390 0
47
200
.0
14.1
1.38
4134
91149 5
Airbus A320-
167329
200
7590 0
46 .8
200
14.1
1.38
4134 91149 Airbus A320-
170636
200
5 7740 0
46 .6
209
14.7
1.44
4134 91149 5
Airbus A320-
172841
7840 0
200
91149
46 .4
209
14.7
1.44
4134 5
Airbus A320200
155204
Dual tandem
7040 0
47
.1
162
11.4
1.12
4134
91149
5
Airbus
A320-
162920
200 Dual tandem
91149
0
46 .9
177
12.4
1.22
4134 5
Airbus A321-
7390
172841
100 103526
7840 0
47
186
.8
13.1
1.28
4695 9
Airbus A321-
183864
8340 0
100 103526
47
.8
197
13.9
1.36
4695 9
Airbus A321-
188273
100 103526
47
8540 0
202
.8
14.2
1.39
4695 9
Airbus A321100
197091
103526
8940 0
47 4
212
14.9
1.46
4695 9
Airbus A321-
172841
7840 0
200
103526
47
.8
186
13.1
1.28
4695 9
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 99 dari 116
Tipe Pesawat
Maximum
Load
Apron Mass
on
and Operating Empty Mass
Standard Aircraft
ACN relative to
Tire Pressure
One Main
Rigid pavement subgrades
Flexible pavement subgrades
Gear
Leg A
B
C
D
A
B
C
D
High
Medi
Low
Ultralo
High
Medi
Low
Veryl
K=
K =
k =
K = 20
CBR
CBR
CBR
CBR
um
kgs
lbs 1
2
Airbus A321200
183864
103526 Airbus A321-
188273
200 103526 Airbus A321-
197091
200 103526 Airbus A321-
205910
200
103526 Airbus A321-
207012
200 103526 Airbus A330200
425267
258029 Airbus
A330-
447313
200 258029 Airbus A330-
464950
200
258029 Airbus A330-
486996
200 258029 Airbus A330-
509042
200 258029 Airbus A330-
515656
200
258029 Airbus A330-
407631
300 264843
Airbus A330300
453927
264843 Airbus A330-
469359
3
%
Psi 4
8340 0
47 .7
Kg/ cm2
Mpa
5
6
7
197
13.9
1.36
4695
9 8540 0
47 .6
202
14.2
1.39
4695 9 47
8940 0
.5
212
14.9
1.46
4695 9
47
9340 0
.6
218
15.3
1.50
4695 9
9390 0
47 .6
218
15.3
1.50
4695 9 47
1929
00
.4
206
14.5
1.42
1170 41 47
2029
00
.4
206
14.5
1.42
1170 41
2109 00
47
.3
206
14.5
1.42
1170 41
2209 00
47 .3
206
14.5
1.42
1170 41
2309 00
47 .2
206
14.5
1.42
1170 41 47
2339
00
.2
206
14.5
1,42
1170 41 1849 00
48 .0
190
13.4
1.31
1201 32
2059 00
47
.9
210
14.8
1.45
1201 32
2129 00
47
.5
190
13.4
1.31
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
um
w
150
80
40
MN/
MN/
MN/
iii'1
m3
m3
8
9
10
51
54
57
59
26
27
29
53
56
26
ow
= 15
= 10
=6
=3
MN/m3
%
%
%
%
11
12
13
14
15
45
47
53
59
30
23
24
26
30
58
61
46
49
54
60
28
29
30
23
24
26
30
56
59
62
64
49
52
58
63
26
28
29
31
23
24
26
30
60
63
66
68
52
55
61
67
27
28
30
31
24
24
26
30
61
64
66
69
53
56
61
67
27
28
30
31
24
24
26
30
43
48
57
66
46
49
56
74
26
27
30
34
25
26
29
35
45
52
61
71
49
52
60
80
26
27
30
34
25
26
29
35
47
54
64
75
51
55
63
85
26
27
30
34
25
26
29
35
49
58
68
79
54
58
67
90
26
27
30
34
25
26
29
35
53
61
72
84
57
62
71
96
26
27
30
34
25
26
29
35
53
62
73
86
58
63
72
98
26
27
30
34
25
26
29
35
40
45
53
62
44
47
53
71
27
27
30
35
26
27
30
37
47
54
63
74
50
54
62
83
28
28
31
36
27
28
30
37
46
53
63
75
51
55
64
86
Halaman 100 dari 116
300
264843 Airbus A330-
475973
300 264843
Airbus A330-
480382
300 264843 Airbus A330-
482587
300
264843 Airbus A330-
509042
300 264843
Tipe Pesawat
1201 32 47
2159
00
.9
193
13.6
1.33
1201
32 2179
00
47 .9
206
14.5
1.42
1201 32 2189 00
47.9
193
13.6
1.33
1201 32 2309
00
47.8
206
14.5
1.42
1201 32
Maximum
Load
Apron Mass
on
and Operating
One
Empty Mass
26
27
30
35
26
27
30
37
48
55
66
77
53
57
66
89
27
27
30
35
26
27
30
37
50
57
68
79
54
58
67
90
27
28
31
36
26
28
30
37
48
56
67
79
54
58
67
91
27
27
30
35
26
27
30
37
53
62
73
86
58
62
72
98
27
28
31
36
26
28
30
37
Standard Aircraft
ACN relative to
Tire Pressure
Main
Rigid pavement subgrades
Flexible pavement subgrades
Gear
Leg A
B
C
D
A
B
C
D
High
Medi
Low
Ultralo
High
Medi
Low
Verylo CBR-3
um
K=
kgs
lbs 1 Airbu
%
Psi
Kg/ cm2
Mpa
2
3
4
5
6
7
515656
2339
47.8
210
14.8
1.45
s A330-
K =
um
w
k =
w
CBR
CBR
CBR
= 15
= 10
=6
MN/m3
%
%
%
11
14
K = 20
150
80
40
MN/
MN/
MN/
m3
m3
m3
8
9
10
12
13
55
63
75
87
59
63
74
100
28
28
31
36
27
28
30
37
45
52
62
73
50
54
62
84
22
24
25
28
22
22
25
30
47
54
65
76
52
56
65
88
23
23
25
29
22
23
25
30
53
61
73
85
57
62
72
97
23
25
26
30
22
23
25
30
46
53
63
74
51
55
63
85
20
23
25
29
22
23
25
30
47
54
64
76
52
56
64
87
19
23
25
29
22
23
25
30
47
54
65
76
52
56
65
87
23
24
25
28
22
23
25
30
50
58
68
80
54
58
67
90
24
25
26
30
23
23
25
31
49
58
69
80
54
59
68
91
% 15
00
300
264843
1201 32
Airbu
560850
s A340-
2544
39.1
189
13.3
1.30
00
200 276109
1252 42
Airbu
575180
s A340-
2609
39.2
191
13.5
1.32
00
200 276109
1252 42
Airbu
608249
s A340-
2759
39.7
206
14.5
1.42
00
200
276109
1252 42
Airbu
560850
s A340-
2544
39.4
190
13.4
1.31
00
300 276109
1252 42
Airbu
568566
s A340-
2579 00
39.4
191
13.5
1.32
300
276109
1252 42
Airbu s A340-
575180
2609
39.1
191
13.5
1.32
00
300 276109
1252 42
Airbu
575180
s A340300
276109
2609 00
40.0
206
14.5
1.42
1252 42
Airbu
s A340-
579589
2629
40.0
206
14.5
1.42
00
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 101 dari 116
300
276109
1252
24
25
26
30
23
23
25
31
52
61
72
84
57
61
71
96
24
25
26
30
23
23
25
31
53
62
73
86
58
62
72
98
24
25
26
30
23
23
25
31
53
62
73
85
57
62
72
98
23
25
26
30
22
23
25
30
61
71
83
96
64
69
80
108
27
28
30
34
25
26
28
35
62
72
85
98
65
70
82
110
27
28
30
34
25
26
28
35
63
73
86
99
66
71
83
111
27
29
30
34
25
26
28
34
61
71
83
96
64
69
80
108
28
29
32
36
26
28
30
37
62
71
84
97
64
69
81
109
28
29
32
36
26
28
30
37
63
73
86
100
66
71
83
112
28
28
31
36
26
27
29
36
42
Airbu
599431
2719
s A340-
40.0
206
14.5
1.42
00
300
276109
1252 42
Airbu
608249
2759
s A340-
40.0
206
14.5
1.42
00
300 276109
1252 42
Airbu
611556
39.7
2774
s A340-
206
14.5
1.42
00
300 276109
1252 42
Airbu
3692
813938
s A340500
234
32.0
16.4
1.61
00 375598
1703
70 Airbu
822757
3732
s A340-
234
32.0
1.61
16 1
00
500 375598
1703 70
Airbu
840394
3812
s A340-
234
31.6
16.4
1.61
00
500 H
375598
1703
GW
70
Airbu
807325
3662
s A340-
32.2
234
16.4
1.61
00
600 388812
1763 64
Airbu
813938
3692
s A340600
32.2
234
16.4
1.61
00
388812
1763 64
Airbu
38 1 2
840394
s A340600
31.7
234
16.4
1.61
00 388812
1763 64
Tipe Pesawat
Maximum
Load
Apron Mass
on
and
One
Operating Empty Mass
Gear
Standard Aircraft
ACN relative to
Tire Pressure
Main
Rigid pavement subgrades
Flexible pavement subgrades
Leg A
B
C
D
A
B
C
D
High
Medi
Low
Ultralo
High
Medi
Low
Verylo
k-
K = 20
CBR=
CBR
CBR
CBR=3
15
= 10
=6
MN/m3
%
%
%
13
14
um
K=
lbs
kgs
80
40
MN/
MN/
m3
m3
m3
8
9
10
11
12
50
58
69
80
52
56
66
90
24
26
29
34
24
25
27
34
28.5
49
59
76
96
49
54
65
92
(BLG
25
26
29
36
22
23
26
34
56
66
78
91
59
64
75
103
(WL G)
24
26
29
34
24
25
28
34
28.5
55
68
88
110
56
62
75
106
%
Psi
cm2
Mpa
3
4
5
6
7
5120
19.0
218
15.3
1.50
s A380-
875
00
800
5
595
2702 81
w
um
150
2
861
w
MN/
Kg/
112
1
Airbu
K-
(WL
% 15
) Airbu s A380800
123
5620
898 5
00
59 586
2702 81
19.0
218
15.3
1.50
1
Pedoman Perhitungan PCN Pen\erasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 102 dari 116
(BLG
25
26
29
36
22
23
26
34
57
67
79
91
59
64
76
104
(WL G)
24
26
29
33
24
25
27
34
28.5
55
69
90
111
57
63
76
107
(BLG
25
26
29
36
22
23
26
34
9
10
10
11
8
9
10
11
5
5
6
6
4
5
5
6
8
9
9
10
6
8
9
11
4
5
6
6
3
4
5
6
13
13
14
15
11
12
14
15
6
7
7
8
5
6
7
8
22.
23.3
21.
24.8
10.
12.9
20.
24.4
10.
12.7
20.
24.4
10.
12.6
24.
28.5
11.
13.9
23.
28.2
11.
13.8
26.
30.4
12.
14.8
26.
30.2
12.
14.7
12.
13.4
6.
7.1
7.7
) Airbu
12
s A380-
588
800
27
59 586
5710
19.0
218
15.3
1.50
00 2702 81
1
) A
TR42 Basi c Tires
36 861 22 675
A
TR42
36 861
Low
22
Pressure
758
1672
46.2
109
7.66
0.75
0 1028 5
1672
46.2
75
5.27
0.52
0 1032 3
Tires A
TR72
47 466
Basi c Tires
26 896
Avr oRJ702 Sta ndard Tires
84 500 49 500
Avr
84
oRJ702 Low
500
Pressure Tires
500
Avr
oRJ702 Low
49
84 500 49
Pressure
2153
47.8
114
8.01
0.79
0 1220 0
3832
46.0
119
8.17
0.82
9
18. 9
2245
10.
3
0
3832
46.0
81
5.59
0.56
9
46.0
76
5.23
0.52
2245
93 500
4241
11.
12.6
9.3
20.
21.6
9.7
10.
9
14.
17
11.6
.5 7.5
2
9. 0
18.
8.4
10
3
1
0
2
.1
18.
15.
18
.7
7
9
3
17. 1
8
3 8.6
9
500
10.
16.
2245 3
0
9
4
3832
20. 5
19.
21.3
8
13.
16
7
9.5
10.
4
11.4
.8
7.1
5
1 8.
9
3
Tires Avr
o RJ852 Sta ndard
51 300
47.1
135
9.32
0.93
1
22. 7
2326
24. 4
11.
9
2
26.
27.3
0 12.
1
13.
13.8
0
21
20.
6
.9 10.
3
9 10
.9
9
Tires Avr
oRJ852 Low
93 500 51
Pressure
300
4241
47.1
99
6.81
0.68
1
20. 4
2326 0
25.7
2
10.
9
24.
22. 4
12.
11.
0
18. 2
12.9
21 .5
8.9
0
8 10
.4
4
Tires
Avr
o RJ100 2 Sta ndard
98 000
53 700
4445 2
47.2
143
9.89
0.99
24.
7
2435
12.
8
2
28.
26.
5
29.4
1 14.
13.
14.8
0
1
22.
23
.6
5 11.
1
8 11
.6
7
Tires Avr oRJIOO2 Low
98 000 53
Pressure
700
4445
47.2
108
7.42
0.74
2
22. 5
2435
24.
5 11.
8
0
26.
27.9
4
12. 0
20. 4
13.
13.9
0
23 .0
10. 0
1
11 .4
2
Tires B
AeATP
50 550 32 000
B
87
Ae 1-11 Sen
500
es400
600
Tipe Pesawat
49
2292
46.5
86
6.02
0.59
8.8
9
10. 7
1451
4.9
12.
14.7
5
5.9
10. 5
6.7
8.1
11
.6 5.9
5
5
5
3960
47.5
135
9.48
0.93
25
26
28
29
22
24
27
29
13
13
14
15
11
12
13
15
0
2249 8
Maxin m m
Loa
Apron Mass
d
and
on
Opera ting Empt} ' Mass
One
Standard Aircraft
ACN rel ative to
Tire Pressure
Rigi 1 paveir ent sub grades
Flexib le
pave nent
su
Dgrades
Mai n
Gea
A
B
C
D
A
B
C
D
High
Medi
Low
Ultralo
High
Medi
Low
Verylo CBR-3
r
Leg
um
K=
lbs
kgs
%
Psi
Kg/
Mpa
K =
w
k •
150
80
40
MN/
MN/
MN/
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
K = 20
MN/m3
um
w
CBR=
CBR
CBR
15
= 10
=6
%
%
%
%
Halaman 103 dari 116
cm2 1
2 B
98
Ae 1-11
500
Sen
51
es475
3
4
4467
47.
9
5
B
10
Sen es500
4740
47.
0
5
580
7
23
370 12
7
0.57
m3
m3
8
9
10
22
25
27
28
19
24
28
31
10
11
12
13
9
10
12
15
32
34
35
36
29
30
33
35
15
16
16
17
13
13
15
17
6
6
7
7
5
5
6
7
3
3
3
3
2
3
3
3
7
7
7
8
5
6
7
8
3
3
3
3
2
3
3
3
5.2
6.2
7.0
7.9
6.3
6.
7.1
7.4
3.
3.7
3.9
8.
8.4
8.7
3.
3.8
4.2
21.
23.1
12.
12.7
19.
21.2
10.
11.6
26.
27.7
13.
13.9
24.
25.7
11.
12.8
27.
28.7
14.
14.8
25.
26.6
12.
13.7
11
13
12
14
15
1
5500 54
BAe 125-400
6
5.81
2345
700
Ae 1-11
5
83
m3
157
11.0
1.08
1
2475 1060
45.
0 5683
5
1134
45.
0
5
112
7.85
0.77
529 BAe 125-600
25 000 12
120
8.64
0.83
5683
529 BAe
25
125-800 Low
Pressure
1 156
500
7
15 500
7031
92
6.48
0.63
8 1.6
2.7
3.6
4.2
3.0 4
Tires BAe
27
125-800 Stan
400
dard Tires
500
15 84
500 BAe 146-100 3
1242
130
9.15
6.4
0.90
7.9
6.9
8.6
7.5
8
1
7031
2.4
2.9
3.5
4.3
3.3 6
3832
46.
9
0
4950
2245
0
3
117
8.23
0.81
16.
8
18. 3
9.2
20.
10.
0
18.
24.4
7
8 10.
12.8
9
20
.4 10.
1
9 11 0
.1
1 1 -I8450
3832
46.
146-1003 Low
BAe
0
9
0
4950
2245
Pressure Tires
0
3
9350
4241
47.
0
1
1
5130 0
2326 9
9350
4241
0
1
BAe
146-200 3 Stan dard Tires BAe
146-200 » Low
Pressure Tires
5130
2326
0
9
0.53
13.
8
16.
7
19.
23.7
6 8.9
15. 9
10.
133
9.35
0.92
20.
8.7
12.6
10. 47.
95
6.68
10.
18.
0.66
1
0
4331
47. 2
5370 0
2435
dard Tires BAe
9550
4331
47
0
8
2
137
9.64
0.95
22.
10.
8
146-300 3 Low
5370
2435
Pressure
0
8
4650
2109
43.
0
2
6
99
6.96
0.68
19. 0
25.
11.
14.5
24.
10.
11.
13
21.
14.4
3
.2
2
9
25
12.
28 8
9
.8
2
6
9
1 11
24. 0
12.
21.
9.5
9.9
29.2
4
8
22
.0
3
4
8
2
.3
1
4
12
20.
13.5
4
.3
3 11.
24
11.
28.0
7
.9
5 23.
10.
21.
1
13.6
8
1
8
11.
21.
9.
23. 1
7
0 8.7
28.4
6
7
1
7
6 24.
21.
7
4
17
.8
2
0
Stan
5.41
7.4
9550
BAe
146-300 3
77
0 23
.2 10.
7
0 11
.8
8
Tires B
Ae748
B
707-120B
B 707-320B
B 707-320C
(F reighter) B
707-320C
(C onvertiblel B 707-
2685
1218
9
3
2580
1170
46.
00
27
7
1275
5783
00
3
3280
1487
46.
00
78
0
1428
6477
00
3
3360
1524
46.
00 1355
07 6146
7
00
2
3360
1524
46.
00
07
7
1551
7035
00
2
3160 00
1433 35
1426
6468
00
2
46. 1
86
170
180
6.02
11.9 5
12.6
0.59
1.17
1.24
10
1 1
11
12
8
9
11
13
5
5
6
6
4
5
6
7
28
33
40
46
29
32
38
50
12
13
15
18
12
13
14
18
39
46
54
62
39
43
52
67
14
15
18
20
15
16
17
23
41
48
57
66
41
46
55
71
13
14
17
19
13
14
15
20
4 1
48
57
66
41
46
55
71
15
17
20
23
16
16
18
24
37
43
52
59
37
41
50
64
15
17
20
23
16
16
18
24
6
180
12.6
1.24
6
180
12.6
1.24
6
180
12.6
1.24
6
320/420
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 104 dari 116
Tipe Pesawat
Maximum Apron
Load
Mass and
on
Operating Empty
One Main
Mass
Standard Aircraft
ACN relative to
Tire Pressure
Rigid pavement subgrades
Flexible pavement subgrades
Gear
Leg A
B
C
D
A
B
C
D
High
Medium
Low
Ultralow
High
Medium
Low
Verylow
K= 150
K-80
k = 40
K - 20
CBR=
CBR=10
CBR=6
CBR=3
%
%
%
15
kgs
lbs 1
2 B7
3
115000
52210
70000
31780
235000
106594
Psi
Kg/cm2
Mpa
MN/m3
4
5
6
7
8
9
10
48.05
158
1.09
33
34
36
38
29
31
18
19
20
21
16
17
19
22
30
37
42
27
29
36
47
%
11.11
MN/m3
MN/m3
MN/m3
%
11
12
13
14
35
15 38
17-200
B
46.4
145
10.19
1.00
25 10
11
14
16
11
11
13
17
47.6
165
11.6
1.14
46
48
51
53
42
43
49
54
21
22
24
25
19
20
22
25
48
51
53
56
43
45
51
57
24
26
27
29
22
23
25
29
50
52
56
58
46
48
55
60
23
24
26
28
21
22
25
29
54
57
60
63
49
52
58
63
24
25
27
28
22
22
24
28
58
61
64
67
52
55
62
67
24
25
27
29
22
23
25
29
56
59
63
65
51
54
61
66
24
25
27
29
22
23
25
29
24
26
27
21
22
25
29
720B 115000
52163
170000
77111
87700
39780
B7
173000
78471
(St
97600
44271
B7
185200
84005
(Ba
97600
44271
B7
197700
89675
(Ad
98000
44452
B7
210000
95254
(Ad
100700
45677
B7
204000
92533
(Fr
100000
45359
B7
97800
44361
57200
25945
111000
50349
57200
25945
100800
45722
57200
25945
117500
53297
63700
28894
117500
53297
63700
28894
128600
58332
(Ad
64200
29121
B7
135500
61462
72500
32885
140000
63503
B7
27-100
48.5
167
11.74
1.15
27-200
andard) 48.0
148
10.41
1.02
27-200
sic) 46.9
167
11.47
1.15
27-200
vanced) 46.5
173
12.16
1.19
27-200
vanced) 47.1
167
11.74
1.15
27-200
eighter) 46.2
138
9.70
0.95
23 12
13
14
15
11
12
13
15
45.9
157
11.04
1.08
27
29
31
32
25
26
29
33
12
12
13
15
12
13
14
15
24
25
27
29
22
23
26
30
37-100
B7
37-100
B7
46.4
141
9.91
0.97
37-200
B737-
46.4
166
11.67
1.14
12
13
14
15
11
12
13
15
30
32
34
35
27
28
32
36
15
15
17
17
13
14
15
17
25
27
30
32
22
26
30
35
12
13
14
15
11
13
14
17
34
36
38
39
30
31
35
39
14
14
15
17
15
16
17
18
37
39
41
42
32
34
38
42
18
19
20
21
16
16
17
20
40
42
43
33
35
39
43
200
(Advanced)
B737-
200/200QC (Ad
46.4
96
6.75
0.66
vanced) B737-
46.0
182
12.80
1.25
200/200QC vanced) 46.2
195
13.71
1.34
37-300
B7
45.4
201
14.13
1.39
38 15
16
17
20
18
18
20
20
47.0
204
14.34
1.41
40
4 1
43
45
34
36
40
44
18
19
20
21
16
16
17
20
46.9
185
42
44
47
48
37
39
44
48
37-300
B7
72500
32885
139000
63049
37-400
B7
72000
32659
150500
68266
13.08
1.28
37-400
Pedoman Perhitungan PCN Peri<erasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 105 dari 116
B7
72000
32659
134000
60781
72000
32659
46.0
194
13.64
1.34
18
19
20
21
16
16
17
20
37
38
40
42
32
33
37
41
18
18
20
20
16
16
17
20
37-500
Tipe Pesawat
Maximum Apron
Load
Mass and
on
Operating Empty
One Main
Mass
Standard Aircraft Tire Pressure
ACN relative to
Rigid pavement subgrad e s
Gear
Flexible pavement subgrades
Leg A
B
C
D
A
B
C
D
High
Medium
Low
Ultralo
High
Mediu
Low
Verylo
K= 150
K = 80
k = 40
K = 20
CBR=
CBR=1
CBR=
CBR=
15
0
6
3 %
w
kgs
lbs 1
2 B7
37-600
14600
%
3 66224
Psi 4
5
45.3
186
Kg/cm 2
37-700
B737-
700C/-
MN/m3
MN/m3
MN/m3
%
%
%
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1.2
37
39
41
43
33
34
38
43
18
19
21
22
17
17
18
21
41
43
45
47
36
38
42
47
20
21
22
23
18
18
19
22
46
49
51
53
41
43
48
53
a
13.08
w
MN/m3
6
0
B7
Mp
m
8
80200
36378
15500 0
70307
83000
37648
17150
77791
45.8
197
13.85
1.3 6
45.8
196
13.78
0
1.3 5
700ER
B7 37-800
86000
39009
17470
79243
46.7
204
14.34
0
91300 B7
37-900
17470
37-900ER
B7
37BBJ
79243
46.7
204
14.34
37BBJ2
B7
37BBJ3
23
24
18
19
20
23
51
54
56
43
45
50
55
23
24
25
27
202
21
22
26
1.4
49
51
54
56
43
45
50
55
23
24
25
27
20
212
22
26
56
58
60
62
48
51
56
61
1
91300
41413
18820 0
85366
98500
44679
17150
77791
47.2
220
15.47
1.5 2
45.8
196
13.78
0
B7
22
49
1 41413
0
B7
1.4
21
1.3
26
27
29
30
23
23
25
29
46
49
51
53
41
43
48
53
23
24
25
27
20
21
22
26
49
51
54
56
43
45
50
55
5
94000
42638
17470 0
79243
98000
44452
18820 0
85366
10000
45359
46.7
204
14.34
1.4 1
47.2
220
15.47
1.5
25
26
28
29
22
23
24
28
56
58
60
62
48
51
56
61
26
27
29
30
23
23
25
29
28
:^3
40
47
31
33
40
55
16
18
21
25
18
19
21
27
42
49
59
68
43
47
56
76
18
20
23
27
19
19
22
28
38
44
53
61
38
41
49
67
15
16
19
22
15
16
17
21
46
54
64
73
46
51
62
82
19
21
24
28
19
20
22
29
48
56
67
77
48
53
65
86
19
21
24
28
19
20
22
28
48
56
67
77
48
53
65
86
16
18
20
23
16
17
19
23
47
55
66
76
48
53
65
85
18
20
23
27
19
19
22
28
2
0
B7 47-100B S R B7 47-100B
B7
47 SP
B7 47-200B
B7
47-200C
B747 -200F
B747 -300C
57400
26036
0
2
36270
16451
0
8
75300
34155
0
5
37890
17186
0
6
70300
31887
0
5
32630
14800
0
7
77800
35289
0
5
38110
17286
0
4
83600 0
37920
39390
3 17867
0
0
83600
37920
0
3
34530 0
5
83600 0 38550
48.1
152
10.69
1.0 5
46.2
192
13.50
1.3 2
21.9
205
14.41
1.4
1
23.6
199
13.99
1.3 7
22.7
20 1
14.13
1.3 9
22.
201
14.13
7
1.3 9
15662 37920 3 17486
22. 7
190
13.36
1.3 1
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 106 dari 116
B747
-400B
B747 -400F
0
0
87820
39834
0
5
36400
16510
0
8
87700
39780
0
1
40000
18143
0
7 TlpePeaawat
23.
200
14.06
1.3
3
53
62
71
85
53
59
73
94
18
19
22
26
18
19
21
26
53
62
74
85
53
59
73
94
20
22
25
29
20
21
24
30
8
46.
200
14.06
1.3
6
8
Maximum Apron Mass
Load
and Operating Empty
on
Masa
One
Standard Aircraft
ACN relative to
Tire Pressure
Main
Rigid pavement subgrades
Flexible pavement subgrades
Gear
Leg
kgs
lbs 1 B747-30OC
2
% 3
936000
379203
385500
174860
8747-4006
378200
398345
364000
166108
B747-4COF
877000
3978I n
400000
181* 17
B747-4O0ER
B747-4006RF (Freighter)
B747-8
Intercontinental/! Passenger B747-8 (Freighter)
B767-200
B767-200
B757-200PF
B767-300
B767-2O0
913000
414130
406900
184667
913000
414130
362400
164382
978000
443613
460000
208652
378000
443613
421200
191063
251000
113862
133000
60328
256000
1161 W
133000
6032 1
256000
116120
114000
51710
273500
124058
142400
64592
361000
163747
161600
82327
396000
1796 3
181500
8232
361000
1637 7
190000
8618.
413000
187334
198000
89811
413000
1873. 4
190000
8618
451000
204670
228000
103419
547000
248115
300000
136078
B777-200
657000
2626 1
296000
13611 1
B777-200ER
661000
296464
300000
136078
768000
348359
320000
146160
B767-200 ER
B767-30C
B767-300 ER
B767-3O0ERF (Freighter)
B767-400ER
B777-200
B777-200LR
Kg/cm2 Mpa
Psi 4 22.7
6 190
6
7
13.36
1.31
23.3
200
14.06
1.38
46G
200
14.06
1.38
23.4
23.4
23.7
23.7
46.2
228
230
221
221
179
46.6 183
45.6
46.4
46.8
183
200
190
16 03
18.17
16.64
1664
12.68
1Z87
12.87
14.06
13.36
1.57
1.59
1.52
1.52
1.23
126
1.26
1.38
1.31
A
B
c
D
A
B
c
D
High
Medium
Low
Ultralow
High
Medium
Low
Veryow
K-150
K-80
k" 40
K-20
MN/m'
MN/m'
MN/m'
MN/m'
8
9
10
11
12
13
14
16
47
56
66
76
48
53
55
85
18
20
23
27
19
19
22
28
S3
62
74
86
53
69
73
94
18
19
22
26
18
19
21
26
CBR- 16 CBR-10 CBR-6 CBR-3
%
%
r
%
r
% r
53
62
74
85
S3
69
73
94
20
22
25
29
20
21
24
30
59
69
81
92
57
63
78
100
21
23
27
31
21
22
24
31
59
69
81
92
67
63
78
100
19
20
23
27
18
19
21
26
64
75
88
100
62
70
87
110
25
27
32
37
25
25
29
39
64
75
88
100
62
70
87
110
22
24
28
32
22
23
25
33
30
36
42
48
29
33
40
52
13
15
18
21
13
14
16
21
31
36
43
49
30
33
40
c.?
13
16
18
20
13
14
16
21
31
36
43
49
30
33
40
53
11
12
14
17
11
11
13
16
36
42
49
56
33
37
46
59
15
17
20
23
16
16
18
23
52
71
39
46
66
63
40
44
17
19
22
25
17
18
20
26
51
62
71
45
50
60
&3
45.4
190
13 36
1.31
44
17
18
21
25
17
18
20
25
47.6
182
1280
1.25
40
47
57
66
42
46
55
75
18
20
24
28
19
20
22
29
48
67
68
78
49
54
66
87
19
21
25
29
20
21
23
30
48
57
68
78
49
54
•«5
87
18
20
23
27
19
20
22
28
59
69
81
92
67
63
79
103
24
27
32
37
24
26
29
39
38
47
61
77
39
44
53
75
21
21
25
31
18
20
22
29
40
50
66
82
41
46
56
79
21
21
25
32
19
20
23
30
60
63
82
101
49
55
68
95
21
21
25
31
18
20
22
29
64
82
105
127
62
S9
87
117
23
23
27
34
20
21
24
31
46.2
20C
14.06
1.38
46.1
200
14.06
1.38
47.0
218
46.8 182
16.33
12.80
1.50
1.25
47.7
166
13.08
1.28
45.9
205
14.41
1.41
45.9 218
16.33
Pedoman Periiitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
1.60
Halaman 107 dari 116
Tipe Pesawat
Maximum Apron Mass
_oad
and Operating Empty
on
Mass
One
ACNrelatrveto
Star dard Aircraft T re Pressure
Main
Flexible pavement subgrades
Rigid pavement subgrades
Gear A
B
c
D
A
B
C
D
High
Medium
Low
Ultralow
High
Medium
Low
Veryow
K« 160
K-80
k = 40
K-20
Leg
kgs
lbs 2
MD-90-30ER
168500
76430
69000
40370
43800
19867
DHC7 DASH7
26000
11793
34700
16740
22000
9979
DASH 8 Series 100
34700
16740
Optional Tires
22000
9979
13250
8010
8224
3730
DASH8 Series 100
Standard Tlree
Domler 228-101/201
Domler 228-202
Domler 228-212
Domler 328-100
EmbrawEMB 120 RT
Embraer EMB 120 ER
Embraer ERJ 145 RT
Embraer ERJ 145 ER
Embraer ERJ 170
13734
S230
6354
3789
14176
6430
8398
3809
30247
13720
19423
8810
25529
11580
17066
7760
26609
12070
17213
7808
42649
19300
25573
11600
45635
20700
26673
11600
79697
36150
'
45636
20700
'
83026
57660
'
47399
51500
Embraer ERJ 190 STD
'
106712
17950
'
65037
29500
Embraer ERJ 1*0 LR
'
111246
60460
'
66037
29500
'
114553
51960
Embraer ERJ 176
Embraer ERJ 190 AR
'
65037
59500
'
115631
52449
'
63868
58970
FokJier 27 Standard
' 45000
20412
Mk 200/400/500/600
'
25000
11340
' 45O00
50412
'
11340
Embraer ERJ 195
Fokker 27 RFV
Mk 200/400/500/600
25000
47 0
MN/m'
MN/m'
MN/m'
MN/m'
%
%
%
%
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
13.57
1.33
51
53
56
57
44
48
52
55
24
25
26
27
21
21
24
27
\7
13
13
10
11
12
14 8
5
4
3
Kg/cm2 Mpa
Psi
%
1
193
CBR-15 CBR-10 CBR-6 CBR-3
46.75
107
7.55
0 74
11 6
6
7
7
5
6
6
47.1
131
».21
0.90
9.0
9.4
10.0
104
7.8
8.2
9.4
10.6
6.1
5.4
5.9
6.1
4.6
4.7
5.2
62
7.7
8.3
9.0
9.6
6.8
7.4
ee
104
44
4.8
5.3
6.6
34
42
48
6.1
3.8
4.0
4.1
4.2
31
3.8
4.6
49
2.4
25
16
16
1.9
14
28
30
3.4
4.1
49
51
11
2 5
ao
31
47.1
77
6.41
0.53
44.2
70
4.9
D.48
46.1
46.1
46.2
47.4
47.4
47.2
47.2
47.6
47.5
74
76
116
115
127
131
139
150
L
6.1
6.2
8.16
MM
893
8.21
9.77
10.6
0.60
0.61
0.80
0.80
0.88
091
0.96
1.04
4.1
4.3
4.4
4.5
2.5
26
17
2.8
4.3
4.4
4.6
4.7
36
4.3
51
5.3
2.6
17
17
18
11
16
30
31 9 1
7.6
8 1
8.6
8.9
6.3
7.0
81
4.6
4.8
6.1
6.4
3.8
4.1
45
55
6.4
6.8
7.2
75
S3
5.8
66
77
3.9
4.2
4.6
4.7
3.3
3.6
40
4.8
6.9
7.3
7.7
8.0
5.8
6.1
70
8.0
4.1
4.4
4.6
4.9
3.4
3.7
41
48
11 0
11.7
124
129
9.4
10.1
116
131
6.0
6.4
6.9
7.2
5.2
6.6
61
7.2
112
12.9
13.6
14.1
10.6
11.1
12 '
14.3
6.1
6.5
6.9
7.3
6.3
5.6
61
7.2
22
24
25
26
20
21
24
2
I "
'
13
'
I ^ 1 *
'
26
'
26
'
13
'
14
'
28
'
29
1 M
'
15
'
16
I ^
'
29
' 31
I U
'
15
'
I " r14
'
30
' 32
'
15
'
16
I n
I "
'
35
'
36
r
28
I M
16
'
17
'
18
I
14
I M 1 16 I 18
12
'
13
r8
I 1°
'
12
I '4
6
r
I 5 I 8
'
6
r
'
11
1 "
'
5
l 13 I 6
I 11 10.6
1.04
' 11 46.3
f.61
107
1.04
46.2
psi
10.7
1.04
"""24 '
46.1
47.5
47.35
47.3
161
k» So
r
107
11.2
5.62
4.08
Pedoman Periiitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
1.04
1.10
0.56
0.40
13
I S '
13
'
26
1 " '
26
14
I 1° I 11
I M I I 1° I r 22 I I " I
16
'
13
'
31
'
16
'
10
r"
'
'
5
r ° r9
'
6
'
'
10
r~ii
r *
'
5
'
'~8 '
4
'
6
I 12 I U
"
'
24
I X
" " n
'
12
[ M
I *
'
X
'
14
I
15
I M I *
'
27
r
32
I " I " I 2i I M
'
14
[ 15
'
28
r
'
14
'
33
I 15 [ M
4
l 6 r
3
33
7
Halaman 108 dari 116
Maximum Apron Mass
Load
and Operating Empty
on
Mass
One
Tipe Pesawat
Standard Aircraft
ACN relative to
Tire Pressure
Main
Rigid pavement subg rades
Flexible pavement subgrades
Gear A
B
c
D
A
B
High
Medium
Low
Ultralow
High
Medium
K-150
K-80
k-40
K-20
MN/m'
MN/m'
MN/m'
MN/m'
8
9
10
11
L»0
kgs
bs 2
'
Fokker 28
Mk 1000 High Tire Pressure
' 66500
50164
'
35000
HS876
66500
30164
r
33500
16876
'
65O00
59484
Fokker 28
Mk 1000 LowTIre Pressure Fokker28
% 3
Mk 2000 High Tire Pressure
36000
(6676
Fokker 28
55000
59484
Mk 2000 LowTIre Pressure
55000
16876
Fokker 28
F3000
53113
Mk 3000/4000 High Tire
38000
17240
46.4
Fokker 26
73000
53113 17240
FokkorSO
45900
20820
High Tire Pressure
27886
12649
Fokker 60
459O0
20820
LowTIre Pressure
27886
12649
FokkerlOO
L-100-20
L-100-30
L-1011-1
L-1011-10O/2O0
L-1011 -500
S85O0
44680
53736
24375
155800
70670
75409
34205
155800
70670
76602
34701
432000
195952
240000
108862
468000
212281
244682
110986
498000
225889
240136
108924
51800
23500
34170
15500
134480
61000
70547
32000
Antonov
496035
225000
An-22
2*1245
118500
Antonov
46296
21000
An-24
29541
13400
Antonov
52910
24000
All-26
33069
16000
YS-11A
Antonov An-12
Antonov
59524
27000
An-32
41887
19000
5
koo
6
7.03
7 0.69
r 15 '
46.4
46.9
46.5
r
koi
'
7
15
'
17
r
r
'
7
f 13
'
16
I 6
'
7
r
'
18
0.70
17
r • 46.5
47.8
47 8
47.8
24.1
24.2
47.4
46.8
46.2
4511
46.0
46.9
46.6
46.6
46.7
k
5 48
3.54
r
is
'
17
'
10
'
8
r"
'
19
I 8
'
9
17
r~lo
r
6
r
7.10
6
I 16
0.70
0.49
'
14
7.17
5.00
18
I * '
17
'
8
7
I 1$ I 8
r
%
'
8
'
10
I "
'
16
r
19
I 6
r
7
r
9
l"
I 1S
'
-.8
f
20
I *
r
7
'
8
r
9
I "
r
17
rx
'
7
'
19
r9 i 2
I 6
i *
I 19
'
20
I u
i "
r
'
10 19
20
17
7
r
'
'
'
'
8
I 18
%
' 16
14
I ,5
'
9
CBR-3
t.
' ,3
9
'
r"
%
'
16
8
D
Very!ow
CBR- 16 CBR-10 CBR-6
'
'
'
0.48
r
fl02
7
4.92
' 46.9
Pressure
Mk 3000/4000 LowTIre Pressure 38000
Kg/cm2 Mpa
Psi 4
C
Low
f7
I "
i
r •
r
r 16
*
9
i 1°
19
i **
7
8
8
9
6
7
8
10
[86
6.98
0.59)
10
11
12
13
8
10
12
14
SO
5.62
0.66
e
6
7
7
(
6
6
8
60
4.22
0.41
9
10
11
12
6
9
11
14
5
5
6
7
4
5
6
8
28
29
31
32
26
27
X
32
13
14
15
16
12
13
U
16 38
142
106
106
193
175
184
77
107
71
71
66
71
9.96
7.36
7.38
13.56
1Z34
1295
5.40
7.54
5.00
5.00
3.97
5.00
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
0.98
0.72
0.72
1.33
1.21
1.27
0.53
0.74
0.49
049
0.39
0.49
30
33
36
38
27
31
33
14
15
16
17
12
14
15
16
30
33
36
38
27
31
33
39
14
16
16
17
12
14
16
17
45
62
62
73
52
56
66
91
24
25
28
33
26
27
29
38
46
56
66
78
66
61
73
100
23
24
28
32
26
26
30
38
60
69
72
84
60
65
79
107
23
24
27
31
25
26
28
36
9
10
11
12
8
10
11
13
7
8
9
6
6
e
*
C
13
17
20
23
16
18
?1
26
7
7
8
10
7
7
9
11
25
27
27
37
28
36
43
61
12
14
15
15
12
15
18
24 14
9
10
11
12
7
9
5
6
7
7
4
s
9
10
12
13
7
9
12
15
6
6
6
7
4
(
7
8
11
e
8
12
13
14
16
9
12
14
'7
8
•
9
10
6
t
9
11
Halaman 109 dari 116
Tipe Pesawat
Maximum Apron Mass
Load
and Operating Empty
on
Mass
One
ACN relative to
Standard Aircraft Tire Pressure
Flexible pavement subgrades
Rigid pavement subgrades
Main Gear
Leg
kgs
lbs
'
'
2
3
?6059
54500
An-72
«1887
19000
Antonov
377430
598000
596828
180000
1322760
Sooooo
An-228
569968
264000
IL-18
k«2197
•49N
73854
53500
An-124-100 Antonov
IL-62M
IL-62
IL-76T
IL-76TD
IL-86
IL-96
II..114
Saab340B
Saab 2000
TU-134A
TU-154B
TU-204
YAK-40
YAK-42
570373
168000
157408
71400
558468
162600
146387
66400
3769S6
171000
184746
83800
421078
191000
192241
87200
477295
216500
244094
110700
509355
231000
245858
111600
50164
22760
31973
14500
28800
13065
17716
8036
50706
23000
30203
13700
104940
47600
64706
29350
216050
98000
117946
53500
206130
935O0
121187
54970
35274
16000
21386
9700
124560
66500
70106
31800
Kg/cm2 Mpa
Pal
%
Antonov
B
A
6
4
6
7
45.9
*1
5.00
0.49
47.9
*67
11.0
1.08
m
133
47.0
47.0
47.0
167
167
1103
9.38
11.01
11.01
1.18
092
23.5
31.2
31.7
47.5
86
100
136
157
36
6.02
7.03
3.48
11.00
6.02
0.59
0.69
3.93
1.08
0.59
46.5
116
8.09
0.79
47.5
165
11.62
1.14
456
45.1
45.4
120
135
199
440 56
47.0 127
8.50
9.50
13.97
3.97
8.97
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
0.83
0.93
1.37
0.39
088
High
Medium
Low
Ultralow
K-60
k-40
K-20
MN/m'
MN/m'
MN/m'
MN/m'
f 8 rl
9
r
is
f
7
'
B
C
D
Medium
Low
^eryow
CBR- 15 CBR-10 CBR-6
%
%
10
'
11
'12
14
'
16
'
9
CBR-3
%
%
13
14
'
12
f 14
' 16
16
r 7
r
s
V6
r
8
r
7
'
r*i36
f 49
'
74
'
101
'
50
*
58
*
73
'
100
'
19
'
26
r
17
y 19
r
22
'
30
r
55
t 64
f
81
'
110
r
r
22
'
31
6
f
16
[ 16
'
41
f
56
'
84
f 122
'
16
r
16
'
19
'
'
16
I x
l * I 52
'
'
'
'
16
17
I ,2 I " 14
I 1S
25
* 24 f 27
' 7
' 23.5
A
High
1.08
108
D
K- 150
'
47.5
C
10
r
ii
62
'
71
19
» 22
' 60
t
r
I 2°
18
69
I 17 f
18
I *
19
r"
l 24
r *
r
17
I *7 I 1$
»
r
13
f 67 f
r '
9
r
18 r
ke
8
'
83
'
20
r
64
r
79
26
r
18
r
24
29
29
32
33
24
27
34
45
10
13
13
14
9
10
12
16
36
35
36
40
29
32
40
53 17 61
12
14
15
16
10
11
13
26
31
38
45
34
36
44
14
16
17
20
16
17
19
23
46
57
76 26
36
43
52
61
42
16
16
19
23
17
18
20
11
12
13
14
9
11
13
16
6
7
8
8
6
6
7
9
7.4
7.9
8.3
8.6
6.1
6.8
7.8
9.0
4.6
48
5.1
5.3
3.8
42
48
5.5
146
16.2
15.8
16 2
12.5
13.1
14.8
16.2
7.8
8.2
8.7
9.1
6.8
7.1
7.8
9.0
11
13
16
19
12
13
16
21
7
8
9
10
7
8
9
12
19
25
32
38
20
24
30
38
8
10
13
17
10
11
IS
16
43
23
27
32
37
25
28
33
12
14
16
18
13
14
15
20
9
9
10
10
7
9
11
13
6
6
6
8
4
6
7
8
13
16
20
23
15
16
20
26
•
7
9
10
7
8
9
11
Halaman 110 dari 116
APPENDIKS F
TATA CARA PERHITUNGAN COVERAGES
F. 1
COVERAGES DAN PASS-TO-COVERAGE RATIO
F.1.1 Coverages dapat diartikan sebagai jumlah perkerasan yang menerima tegangan maksimum akibat lalu lintas pesawat. Hubungan antara passes dan coverages tergantung dari berbagai faktor diantaranya jumlah dan lebar spasi roda pada main gear pesawat, lebar area kontak antara roda dan permukaan perkerasan dan distribusi beban pesawat yang diteruskan ke perkerasan. Coverages dihitung berdasarkan rumus berikut: Passes
Coverages =
Pass to Coverage Ratio
F.1.2 Nilai Pass to Coverages Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
1
Pass to coverages Ratio =
yWz
Dimana :
Wt =Contact area roda pesawat (0.878 j Tyre Pressure
Beban satu roda.
Y
= fungsi distribusi normal, ditentukan dengan menggunakan kurva
pada Gambar FI
untuk tujuan kepraktisan, Pass to Coverages Ratiountuk berbagai konfigurasi roda pendaratan ditampilkan dalam Tabel Fldan Tabel F2. Tabel FI Nilai Pass to Coverages Ratio Main Wheel GearType"
Pass-to-Coverage Ratio
Runway
Taxiwa
Stand
Single
See Table 7
Dual
32
21
1
Dual-Tandem
18
1.31
05
Tndem
144
1
033
Tabel F2 Nilai Pass to Coverages Ratio Pesawat Konfigurasi Roda Single Wheel ACN of Aircraft
Tyre Pressure MPa
Up to 10
Runway
11-20
Taxiway
Runway
Taxiway
Runway
All
Over 40
21-40
Taxiway
Runway
Taxiway
Stands
Upto 1.0
8
4
6
3
5
25
4
2
1
1.0 to 1.5
10
5
8
•1
6
3
25
1
>1.5
12
10
5
7
35
5 6
3
1
6
Pedoman Periiitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 111 dari 116
lhataooa fro™ ihe wfteal oa"tfa-an»
(m|
Gambar F1 Nilai y Terhadap Jarak Dari Centre Line Roda
Contoh perhitungan Pass to Coverage Ratio (Contoh Appendix D,Defence Estates, UK :
Konfigurasi roda:
0 1760
0 Load pw »he»i M0St*g - 275.245 « 10"N
-0
0
Tyre pressure: 1.43 N/mm
Contact Area Width, Wt = 0.878 ^ V2^= 385 1.43
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
mm
Halaman 112 dari 116
Fungsi y Jarak Wheel 1
Wheel 2
Wheel 3
Wheel 4
Y TOTAL
0
0.516
0.120
0.516
0.120
1.272
0.149
0.512
0.149
1.322
centre line Wheel 1
(mm) 100
0.512
200
0.499
0.180
0.499
0.180
1.358
300
0.479
0.216
0.479
0.216
1.390
400
0.451
0.254
0.451
0.254
1.410
500
0.412
0.294
0.412
0.294
1.412
600
0.382
0.334
0.385
0.334
1.432
660
0.357
0.357
0.357
0.357
1.428
Catatan: Nilai y pada wheel 2 adalah hasil dari ploting nilai (1.32 - x) pada Gambar FI dimana x adalah jarak centre line Wheel 1. Begitu juga dengan nilai y pada wheel 3 dan wheel 4. Pass to coverages Ratio =
= 1.8
1.432x0.385
F.2
MIXED TRAFFIC
F.2.1 Dalam hal pengoperasian berbagai jenis pesawat, perlu diperhatikan hubungan antara karakteristik pembebabanan pesawat antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, dalam desain maupun evaluasi digunakan coverage ekuivalen. Coverage ekuivalen merupakan hasil pembagian antara coverage dengan faktor coverage yang ditampilkan dalam Gambar F2 dan Gambar F3.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 113 dari 116
S
8
UBIOUW ufllBAp JO NOV
Gambar F2 Faktor Coverage Perkerasan Kaku
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 114 dari 116
A GuaM to Airfield Pavement
Deeign mo Evaluation
'I • !• : I 'I H i 2
2
9
Uiwji Moei siuaii pamiu ataiuu
Gambar F3 Faktor Coverage Perkerasan Lentur
Pedoman Pertiitungan PCN Pen\erasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 115 dari 116
F.2.2 Tabulasi perhitungan coverage ekuivalen ditampilkan dalam Tabel F3 berikut ini. Jenis
ACN
Pass to
Passes
Pesawa
Coverag
/Year
t
e Ratio
Coverage Design
ACN
Coverage
Ekuivalen
Ratio
Factor
Coverage (Col5/col 7)
Life
(col4/col3 ) 1
2
3
4
5
6
7
8
Jum ah
Keterangan: 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7.
8.
Kolom 1, urutan jenis pesawat dari ACN tertinggi sampai ACN terendah; Kolom 2, nilai ACN pesawat sesuai dengan karakteristik subgrade; Kolom 3, Nilai Pass to Coverage Ratio; Kolom 4, jumlah passes pesawat dalam setahun; Kolom 5, kolom 4 dibagi kolom 3 dikali umur rencana; Kolom 6, ACN pesawat dibagi ACN pesawat terbesar; Kolom 7, Coverage factor ditentukan dengan kurva pada Gambar 2 atau Gambar F3 tergantung type perkerasan; Kolom 8, kolom 5 dibagi kolom 7
Contoh perhitungan coverage ekuivalen (Contoh 4.1, Defence Estates, UK): Perkerasan kaku
Umur desain perkerasan 30 tahun Jenis Pesawat
ACN
Pass to
Passes
Coverag
/Year
e Ratio
Coverage Design Life (col4/col3)
ACN
Coverage
Ekuivalen
Rati
Factor
0
Gambar
Coverage (Col5/col7)
F2 1
2
3
4
5
6
7
8
B 747-200
63
1.6
1600
30000
1
1
30000
DC 10-30
61
1.6
2000
37500
0.97
1.3
28846
L 1011-200
63
1.6
1200
22500
1
1.0
22500
A300-B4
59
1.6
1000
18750
0.94
1.8
10417
B 707-320B
53
1.6
5000
93750
0.84
5.0
18750
B 727-200
50
3.2
3800
35625
0.79
9.0
3958
B 737-200
28
3.2
28600
268125
0.44
1000
268
Jumlah
114739
Coverages ekuivalen : 114.739 (Frekuensi lalu lintas kategori medium)
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Halaman 116 dari 116