Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Des 2012
ISSN 1412-6869
PERANCANGAN ULANG MESIN AMPLAS KAYU PROFIL LENGKUNG UNTUK PERBAIKAN POSISI KERJA DAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS Agung Kristanto1dan Tri Sugiantoro2 Abstrak: Abu Production adalah salah satu industri kerajinan kayu di kota Yogyakarta. Dalam proses produksinya tidak lepas dari proses pengamplasan. Posisi kerja yang tidak nyaman menyebabkan proses pengerjaan memakan waktu cukup lama. Hal tersebut berdampak kurangnya produktivitas mesin amplas. Penelitian ini dilakukan untuk pendesainan dan pembuatan mesin amplas. Data anthropometri digunakan untuk acuan penentuan ukuran dimensi mesin amplas yang dirancang. Aspek ergonomi digunakan sebagai pertimbangan dalam perancangan fasilitas dan lingkungan kerja yang efektif dan lebih nyaman sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Mesin amplas hasil rancangan dapat meningkatkan produktivitas dari output mesin awal sebesar 292 part / jam dan setelah menggunakan mesin hasil rancangan menjadi 589 part / jam atau meningkat sebesar 101,7%. Kata Kunci : Perancangan Mesin, Anthropometri, Ergonomi, Produktivitas
PENDAHULUAN Latar Belakang Belakangan ini permintaan produk-produk seni ataupun kerajinan khususnya kerajinan kayu semakin meningkat, baik permintaan dari dalam negeri maupun luar negeri. Sesuai data Dinas Perindustrian, Perdangangan, Koperasi dan UKM Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2011 ini nilai ekspor kerajinan Yogyakarta didominasi oleh industri dan kerajinan yang berbahan baku kayu dan kulit yang mencapai 53,8%. Kedua komoditi ini perlu terus didorong supaya menghasilkan daya saing (kompetitif). Hal tersebut mengakibatkan ketatnya persaingan antar produsen kerajinan di Indonesia, khususnya Yogyakarta yang masih lekat dengan seni dan budayanya. Industri kerajinan kayu Abu Production memproduksi berbagai jenis produk kerajinan, diantaranya adalah cup lampu, asbak, tempat buah, pot bunga, vas bunga, nampan, soufenir, dan jenis-jenis produk kerajinan kayu yang lain. Dari berbagai jenis produk tersebut permintaanya selalu bervariasi, sehingga perlu adanya suatu peralatan yang bisa digunakan untuk mengerjakan produk-produk yang bervariasi tersebut. Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang mesin amplas kayu profil lengkung yang ergonomis dan membuat fasilitas kerja pada proses pengamplasan kayu profil lengkung yang lebih efektif digunakan dalam industri kerajinan kayu Abu Production untuk meningkatkan produktivitas.
1
Jurusan Teknik Industri, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Umbul Harjo, Yogyakarta 55164 E-mail :
[email protected] 2
Jurusan Teknik Industri, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Umbul Harjo, Yogyakarta 55164 Naskah diterima: 13 Maret 2012, direvisi:12 Mei 2012, disetujui: 30 Mei 2012
125
Kristanto & Sugiantoro/Perancangan Ulang Mesin............/ JITI, 11(2),Des 2012, pp.(125-135)
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membuat usulan rancangan mesin amplas kayu profil lengkung yang nyaman digunakan untuk operator dan meningkatkan produktivitas di industri kerajinan kayu Abu Production. LANDASAN TEORI Ergonomi Disiplin ergonomi adalah suatu cabang keilmuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut dengan baik ; yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melaui melalui pekerjaan itu dengan efektif, efisien, aman dan nyaman. Pendekatan Ergonomi Dalam Perancangan Stasiun Kerja Idealnya suatu stasiun kerja dirancang berdasarkan fungsi pokok dan peranan dari komponen-komponen sistem kerja yang terlibat. Komponen-komponen tersebut diantaranya adalah manusia, mesin atau peralatan dan lingkungan kerja. Mesin atau peralatan kerja berfungsi untuk mengakomodasi keterbatasan kemampuan manusia (operator) untuk melakukan pekerjaannya. Maka dari itu mesin yang dirancang mestinya bertujuan untuk menambah kemampuan manusia, tidak menimbulkan beban kerja tambahan dan membantu pekerjaan-pekerjaan tertentu yang membutuhkan kemampun melebihi kapasitas kemampuan manusia (operator). Anthropometri Anthropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia. Dimensi-dimensi ini dibagi menjadi kelompok statistika dan ukuran persentil. Data dimensi manusia ini sangat berguna dalam perancangan produk dengan tujuan mencari keserasian produk dengan manusia yang memakainya. Pemakaian data antopometri mengusahakan semua alat disesuaikan dengan kemampuan manusia, bukan manusia disesuaikan dengan alat. Rancangan yang mempunyai kompatibilitas tinggi dengan manusia yang memakainya sangat penting untuk mengurangi timbulnya bahaya akibat terjadinya kesalahan kerja akibat adanya kesalahan desain. Dimensi Anthropometri Data anthropometri dapat digunakan untuk menetapkan dimensi ukuran produk yang akan dirancang sehinnga ukuran produk sesuai dengan dimensi tubuh manusia yang akan menggunakannya. Untuk memperjelas pengukuran data anthropometri yang akan digunakan dalam perancangan dapat dilihat pada gambar 1. Aplikasi Distibusi Normal Dalam Penetapan Data Anthropometri Untuk menetapkan data anthropometri ini, pemakaian distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean, ) dan simpagan standarnya (standard deviation, σ x) dari data yang ada. Dari nilai yang ada tersebut, maka persentil dapat ditetapkan sesuai dengan tabel probabilitas distribusi normal.
126
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Des 2012
ISSN 1412-6869
Gambar 1. Data Anthropometri yang Diperlukan untuk Perancangan Produk/Fasilitas Kerja (Sumber : Wignjosoebroto, 2003) Tabel 1. Perhitungan Persentil dalam Distribusi Normal Percentil 1-th 2,5-th
Perhitungan -2,325
5-th 10-th 50-th 90-th 95-th 97,5-th 99-th
(Sumber : Nurmianto, 2003) Waktu Baku Waktu baku adalah waktu yang dibutuh oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaanya dimana pekerja tersebut mempunyai tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaannya tersebut. 1. Cara Pengukuran dan Pencatatan Waktu Ada tiga metode yang umum digunakan untuk mengukur elemen-elemen kerja dengan menggunakan jam henti (stopwatch) yaitu pengukuran waktu secara terus menerus (continuous timing), pengukuran waktu secara berulang-ulang (repetitive timing) dan pengukuran waktu secara penjumlahan (accumulative timing) [4]. 2. Penyesuaian Waktu dengan Rating Performance Kerja Westing house Company (1927) juga turut memperkenalkan sistem pemberian rating yang umumnya diaplikasikan pada aktivitas pengukuran kerja. Di sini selain kecakapan (skill) dan usaha (effort) sebagai faktor yang mempengaruhi performance manusia, Westing house menambahkan lagi dengan kondisi kerja (working codition) dan keajegan (consistency) dari operator pada saat melakukan pekerjaan. 127
Kristanto & Sugiantoro/Perancangan Ulang Mesin............/ JITI, 11(2),Des 2012, pp.(125-135)
3. Penetapan Waktu Longgar (Allowance) Waktu longgar yang dibutuhkan dan akan menginterupsi proses produksi ini diklasifikasikan menjadi personal allowance, fatigue allowance, dan delay allowance. 4. Perhitungan Waktu Baku Langkah-langkah perhitungan waktu baku dari data hasil pengukuran yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: a) Menghitung waktu siklus rata-rata (Ws) Ws = dimana : Xi = jumlah waktu produktif pada pengamatan ke i N = jumlah pengamatan b) Menghitung waktu normal (Wn)
.... (1)
Wn = Ws × p dimana p adalah faktor penyesuaian. c) Menghitung waktu baku (Wb)
.... (2)
Wb = Wn x (
)
.... (3)
dimana allowance adalah faktor kelonggaran waktu yang diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya di luar waktu normal. Pengujian Data 1. Uji keseragaman data Tahapan perhitungan dalam uji keseragaman data: a) Menghitung rata-rata data dengan rumus: .... (4) dimana: Xi = Harga rata-rata dari sub grup ke-i n = Jumlah pengamatan b) Perhitungan standar deviasi : .... (5) dimana: n = jumlah data amatan pendahuluan yang telah dilakukan Xi = data amatan yang didapat dari hasil pengukuran ke-i = rata-rata dari setiap kelas c) Perhitungan batas kontrol : BKA BKB 2. Uji kecukupan data Untuk menguji kecukupan data dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut : .... (6) Dimana : Xi : pengukuran ke- i s : tingkat kepercayaan convidence level
N k 128
: banyaknya pengukuran : harga indeks berdasarkan
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Des 2012
ISSN 1412-6869
Jika N’ < N, maka data cukup, Jika N’> N, maka data kurang, dan perlu tambahan data. 3. Uji kenormalan data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan software SPSS 15.0 for Windows untuk mempermudah dalam melakukan pengujian kenormalan data. Produktivitas Formulasi yang digunakan untuk menghitung produktivitas mesin yang digunakan oleh operator adalah sebagai berikut. .... (7)
METODOLOGI Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil obyek mesin bor duduk yang digunakan untuk proses pengamplasan profil lengkung di industri kerajinan kayu Abu Production, Pleret, Yoyakarta. Flowchart pemecahan masalah dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Kerangka Pemecahan Masalah
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data Sebelum Perancangan 1. Hasil kuisioner ketidaknyamanan operator sebelum perancangan. Dari hasil pemberian kuisioner kepada seorang operator mesin amplas dapat diketahui bahwa operator mengalami ketidaknyamanan pada bagian siku, lengan, leher, dan punggung. 2. Data waktu proses pengamplasan sebelum perancangan, terlihat pada tabel 3. 129
Kristanto & Sugiantoro/Perancangan Ulang Mesin............/ JITI, 11(2),Des 2012, pp.(125-135) Tabel 3. Waktu Proses Pengamplasan Sebelum Perancangan Pengukuran Ke : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu Proses (detik) 9,77 10,46 12,31 11,65 9,79 9,69 8,21 10,08 9,9 9,79
Pengukuran Ke :
Waktu Proses (detik) 9,67 10,02 10,81 11,89 11,29 8,39 11,24 8,34 12,03 10,99
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Waktu Proses (detik)
Pengukuran Ke :
8,33 9,09 9,77 9,75 9,89 10,79 9,89 10,77 10,37 10,47
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Pengolahan Data Waktu Proses Sebelum Perancangan 1. Hasil uji normalitas. Dengan tingkat kepercayaan 95%, α = 0,05. Hasil input data pada software SPSS menunjukan bahwa data normal, dimana: = 0,075 > = 0,05. 2. Uji keseragaman data a. Rata-rata data waktu proses = = b. Standar deviasi
= =
= 10,18 detik. = 1,08
c. Batas kontrol BKA = 10,18 + (2 x 1,08) = 12,35 BKB = 10,18 – (2 x 1,08) = 8,01 3. Uji Kecukupan data =
= 17,52
N’ < N = 17,52 < 30 maka data tersebut cukup untuk dilakukan pengolahan data selanjutnya. 4. Waktu baku sebelum perancangan a. Waktu siklus (Ws) Ws =
=
= 10,18 detik
b. Waktu normal (Wn) Performance rating (p) yang telah ditentukan = 1 + 0,09 = 1,09 Wn = Ws x p = 10,18 x 1,09 = 11,1 c. Waktu baku (Wb) Allowance yang diberikan sebesar 10% Wb = Wn x = 11,1 x = 12,32 detik 5. Produktivitas sebelum perancangan
= 12,32 detik /part ~ 292 part / jam
130
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Des 2012
ISSN 1412-6869
Perancangan Mesin 1. Data anthropometri Tabel 4. Data Dimensi Tubuh untuk Perancangan Mesin Amplas No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Tsd (cm) 23 26 25 23 26 25 24,5 22 24 29 22 21,5 22 25 25,9 23 22,5 20 20 24 22,1 21,5 21,3 24 25 26 26 22 24 24
Jkt (cm) 64,5 67,5 66,5 56 60 58 61 69,5 61,5 57 59,5 57 63 71 59,2 64,3 61 49,5 53,5 51,5 53,5 59,5 58,5 51,3 66 59 55 56,5 68,5 59,5
Tsd = tinggi siku duduk Tbd = tinggi bahu duduk
Tpd (cm) 46 44 48 37 37 36 44,5 50 43 44 44 41 45 46,6 43 43 43 38 42 42 37 42,5 38,9 43 47 48 45 43 45 46
Plp (cm) 43 40 45 39 40 37 40 42 44 44 41,5 37 41 44,2 43,5 45 45 40 41 40 44 43,5 44 42 49 42 41 40 44 41
Lpd (cm) 33 35 31 31 29 35 26 30,3 29 26 31 28 33 32,5 31,5 35 35 37 28 31 32,3 34 31,7 29 29 30 32 24 25 26
Lpd = lebar pinggul duduk Tpd = tinggi poplitel duduk Plp = pantat poplitel
Tbd (cm) 53 54 52 58 61 57 53 62 61 53 53 52 53 61,2 58 61 58 56 55 55 51 52,6 57,9 56 58 56 58 55 56 57
Lbd (cm) 40 39 41 43 44 39 40 44 40 41 41 33 34 41 46,6 43,5 46 44 45 47 39 35 40 45 38 45 43 44 33 42
Jkt = jangkauan tangan Lbd = lebar bahu duduk
2. Hasil pengujian data anthropometri Tabel 5. Hasil pengujian data anthropometri Data Tsd Jkt Tpd Plp Lpd Tbd Lbd
23,64 59,94 43,08 42,09 30,68 56,12 41,20
Uji keseragaman data BKA BKB 2,05 27,74 19,55 5,55 71,04 48,85 3,56 50,21 35,96 2,58 47,25 36,93 3,30 37,27 24,08 3,13 62,38 49,87 3,84 48,89 33,52
131
N 30 30 30 30 30 30 30
Uji kecukupan data N’ keterangan 11,61 cukup 13,25 cukup 10,58 cukup 5,82 cukup 17,85 cukup 4,80 cukup 13,46 cukup
Kristanto & Sugiantoro/Perancangan Ulang Mesin............/ JITI, 11(2),Des 2012, pp.(125-135)
3. Penentuan ukuran mesin Tabel 6. Data Dimensi ukuran Mesin yang Akan Dirancang No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Dimensi Tinggi mesin amplas Lebar mesin amplas Panjang mesin amplas Tinggi alas kursi operator Lebar alas kursi operator Panjang alas kursi operator Tinggi sandaran kursi operator Lebar sandaran kursi operator
Data yang Persentil digunakan Tpd + Tsd 50-th Jkt 5-th (2xJkt + Lbd) 5-th Tpd 50-th Lpd 95-th Plp 50-th Tbd 50-th Lbd 50-th
Ukuran 66,72 cm 50,82 cm 136,52 cm 43,08 cm 36,10 cm 42,09 cm 56,12 cm 41,20 cm
4. Desain produk hasil rancangan
Gambar 2. Desain mesin amplas dan kursi operator
5. Perbandingan posisi kerja sebelum dan sesudah perancangan
(a) (b) Gambar 3. Perbandingan Posisi Kerja Operator Sebelum (a) dan Sesudah (b) Perancangan
132
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Des 2012
ISSN 1412-6869
Hasil Pengumpulan Data dan Pengolahan Setelah Perancangan 1. Data waktu proses pengamplasan setelah perancangan (implementasi) Tabel 6. Data Waktu Proses Implementasi Pengukuran Ke : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu Proses (detik) 4,93 5,42 4,63 4,87 4,08 4,81 4,46 5,88 4,82 4,28
Pengukuran Ke : 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Waktu Proses (detik) 4,17 4,02 4,61 4,29 4,5 6,1 4,13 4,8 4,12 4,85
Pengukuran Ke : 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Waktu Proses (detik) 5,48 5,1 5,11 4,82 4,09 5,94 6,1 5,8 6,27 5
2. Hasil pengujian dan perhitungan dapat diketahui waktu baku proses pengamplasan setelah perancangan sebesar 6,11 detik 3. Hasil perhitungan produktivitas mesin setelah perancangan meningkat menjadi 589 part / jam. 4. Hasil kuisioner setelah perancangan menunjukan bahwa ketidaknyamanan operator hanya pada bagian leher saja. Analisa dan Perbandingan Mesin Sebelum dan Sesudah Perancangan Tabel 7. Perbandingan Mesin Amplas Sebelum dan Sesudah Perancangan No. Sebelum Perancangan 1. Posisi kerja operator jongkok / duduk dengan kursi kecil yang mengharuskan operator bekerja dalam kondisi tidak nyaman 2. Mesin amplas tidak dilengkapi dengan meja amplas sehingga mengharuskan operator memegang atau menahan benda kerja dengan kuat 3. Hasil pengamplasan terkadang tidak rata tergantung dengan kestabilan tangan operator menahan benda kerja 4. Masin amplas tidak dilengkapi dengan tempat benda kerja sehingga benda kerja kadang berserakan dan sulit dijangkau 5. Mesin amplas tidak fleksibel digunakan untuk proses pengamplasan benda kerja dengan bentuk profil lengkung yang miring atau menyudut 6. Tidak mempertimbangkan keseimbangan beban kerja tangan kiri dan kanan 7. Bahaya debu serbuk pengamplasan lebih berbahaya karena posisi pengamplasan sejajar dengan dada sehingga lebih dekat dengan muka ataupun mata 8. Rata-rata waktu proses pengamplasan benda kerja ukuran panjang 10 cm, lebar 5 cm, tebal 3 cm dan radius lenkung 4 cm sebesar 10,18 detik
133
Sesudah Perancangan Posisi kerja operator duduk dengan kursi normal (ergonomis) sehingga operator lebih nyaman dalam bekerja Mesin amplas dilengkapi dengan meja amplas sehingga operator cukup menempelkan benda kerja pada meja amplas dan menahan secukupnya Hasil pengamplasan rata karena mata amplas dibuat siku dengan meja amplasnya Mesin amplas dilengkapi dengan tempat benda kerja sehingga operator mudah menjangkau dan meletakkan benda kerja Mesin amplas fleksibel digunakan untuk proses pengamplasan benda kerja dengan bentuk profil lengkung yang miring atau menyudut Mempertimbangkan beban kerja tangan kiri dan kanan Bahaya debu serbuk pengamplasan dapat dikurangai karena posisi pengamplasan sejajar dengan perut sehingga lebih jauh dari muka ataupun mata Rata-rata waktu proses pengamplasan benda kerja ukuran panjang 10 cm, lebar 5 cm, tebal 3 cm dan radius lenkung 4 cm sebesar 4,92 detik
Kristanto & Sugiantoro/Perancangan Ulang Mesin............/ JITI, 11(2),Des 2012, pp.(125-135) 9.
Waktu baku pengamplasan benda kerja ukuran panjang 10 cm, lebar 5 cm, tebal 3 cm dan radius lenkung 4 cm sebesar 12,32 detik 10. Produktivitas mesin 292 part / jam 11. Dari hasil kuisioner operator merasa belum nyaman pada saat mengoperasikan mesin
Waktu baku pengamplasan benda kerja ukuran panjang 10 cm, lebar 5 cm, tebal 3 cm dan radius lenkung 4 cm sebesar 6,11 detik Produktivitas mesin 589 part / jam Dari hasil kuisioner operator merasa nyaman pada saat mengoperasikan mesin
Analisa Kebutuhan Biaya Tabel 8. Biaya Kebutuhan Bahan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Nama Bahan Jumlah Mesin dinamo ½ PK 1 buah Besi siku 3/3 cm A1 14,5 meter Besi plat tebal 2 mm 50 x 40 cm Kepala bor Wipro 1 buah Bearing UCF 203 ASB 1 buah Puli A1 x 4” 1 buah Puli A1 x 2,5” 1 buah AS motor 1 buah Kayu lapis (triplek) 1,5 m Besi plat tebal 3 mm 1,2 m Belt A23 1 buah Bearing motor 1 buah Kabel listrik 2 meter Steker 1 buah Lem kayu 1 buah Paku mebel ¼ kg Cat besi ¼ kg Minyak cat 200 ml Kuas 1 buah Kertas amplas 2 lembar Mur dan baut Busa jok kursi 1 m2 Kayu mahoni 20 cm x 3 cm 2 lembar Finil ¾ m2 Lem jok kursi 1 kaleng Total biaya pembelian bahan
Harga Rp. 500.000,Rp. 120.000,Rp. 53.000,Rp. 27.500,Rp. 22.500,Rp. 15.000,Rp. 10.000,Rp. 16.000,Rp. 10.000,Rp. 24.000,Rp. 10.000,Rp. 10.000,Rp. 5.000,Rp. 9.500,Rp. 5.000,Rp. 2.000,Rp. 11.000,Rp. 7.500,Rp. 2.500,Rp. 5.000,Rp. 17.250,Rp. 7.000,Rp. 50.000,Rp. 10.000,Rp. 5.000,Rp. 954.750,-
Tabel 9. Biaya Kebutuhan Jasa No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Jenis Jasa Biaya pemotongan besi Biaya pembubutan ulir Biaya bubut puli Biaya pengelasan dan perakitan Biaya pembuatan tempat kayu Biaya pembuatan kursi Biaya transportasi Total biaya jasa
Biaya Jasa Rp. 15.000,Rp. 30.000,Rp. 10.000,Rp. 190.000,Rp. 30.000,Rp. 70.000,Rp. 80.000,Rp. 425.000,-
Total biaya perancangan = 954.750 + 425.000 = Rp. 1.379.750,KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
134
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Des 2012
ISSN 1412-6869
1. Hasil dari penerapan data antropometri dalam perancangan mesin amplas beserta kursi operatornya dapat berpengaruh dalam memperbaiki posisi kerja operator yang pada awalnya hanya menggunakan mesin bor duduk dengan posisi kerja duduk menggunakan kursi kecil (dingklik) sehingga memaksa operator bekerja dengan kondisi yang tidak nayaman menjadi lebih nyaman dalam melakukan pekerjaannya. 2. Mesin amplas hasil rancangan mampu mengurangi waktu baku proses pengamplasan, dimana mesin hasil rancangan dapat menurunkan kebutuhan waktu baku sebesar 50,4%. 3. Mesin amplas hasil rancangan dapat meningkatkan produktivitas, sehingga perusahaan mengalami peningkatan produktivitas sebesar 107,4%. Saran 1. Dengan memperhatikan kenyamanan kerja operator, perusahaan disarankan untuk menggunakan mesin amplas hasil rancangan karena operator merasa lebih nyaman menggunakan mesin hasil rancangan. 2. Dengan melihat perbandingan produktivitas mesin sebelum dan sesudah perbandingan, perusahaan disarankan untuk menggunakan mesin amplas hasil rancangan karena dapat meningkatkan produktivitas hingga 100%. 3. Penelitian lebih lanjut tentang perbakian rancangan untuk mengurangi ketidaknyamanan operator pada bagian leher. 4. Penelitian lebih lanjut mengenai pembuatan mata amplas yang lebih efektif dalam proses penggantian kertas amplas. 5. Penelitian lebih lanjut mengenai penambahan pengatur sudut kemiringan meja amplas. Daftar Pustaka Gumanto. 2009. Perancangan Meja Gergaji Untuk Meminimalkan Kelelahan Operator. Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Adhi, Dianasa Saputra. 2009. Perancangan Meja dan Kursi Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Kerja Pemotongan Kerupuk Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas. Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Nurmianto, Eko. 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Institut Teknologi Sepuluh November, edisi pertama, Prima Printing, Surabaya. Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu (Teknik Analisa untuk Peningkatan Produktivitas Kerja). Guna Widya, edisi kedua, Jakarta. Abthoki, Ahmad, Y. Liliana P, dan Windagno, Suharyo. 2007. Pertimbangan Antropometri Pada Pendesainan. Direktorat Inspeksi Instalasi dan Bahan nuklir, Badan Pengawas Tenaga Nuklir – BAPETEN, Jakarta Pusat. Takeshi, G. Sato dan Sugiarto N. Hartanto. 2000. Menggambar Mesin Menurut Standar ISO. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Ziqra, Azmi Uthami. 2010. SolidWorks Alat Bantu Merancang Komponen dengan Mudah. Modula, Bandung. Santoso, Singgih. 2001. Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta. Meta, Winda Sari. 2009. Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan Prinsip Antropometri Pada Bagian Pengepakan Di PT. Sinar Oleochemical International. Fakultas Teknik, Universitas Sumatra Utara, Medan.
135