JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT AYAM DENGAN METODE FORWARD CHAINING Mohamad Hadi (1), M.Misdram (2), Ratih Fitri Aini (3) Program Studi Teknik Informatika, FakultasTeknologi Informasi, Universitas Merdeka Pasuruan Jl. Ir. Juanda No. 68 Pasuruan Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ABSTRAK Indonesia sebagai negara tropis dan agraris, memiliki berbagai macam jenis flora dan fauna, salah satunya adalah ayam Leghorn, unggas tersebut merupakan hewan ternak yang paling banyak diternakkan karena banyak manfaat dan keuntungan. Seperti halnya dengan hewan ternak lainnya, ayam memiliki berbagai macam jenis penyakit. Untuk beberapa peternak yang ingin beternak ayam khususnya orang awam terbentur oleh beberapa masalah, salah satunya adalah penyakit. Untuk mendiagnosa penyakit diperlukan gejala-gejala yang tampak pada tubuh ayam. Diperlukan keseriusan dan tindakan yang cepat sebelum semua terlambat dan mengalami kerugian. Oleh sebab itu program ini dibuat untuk membantu para peternak dalam mendapatkan beberapa informasi mengenai ayam. Semakin cepat penyakit ayam diketahui, maka semakin cepat pula mereka dapat mencegahnya. Dipilihnya teknik diagnosa penyakit ayam ini karena gejala-gejala penyakit yang lazim diderita oleh ayam relatif mudah untuk diamati dan relatif aman untuk dilakukan oleh siapapun aplikasi yang dibangun ini adalah dengan sistem pengolaan pengetahuan yang mudah digunakan dan dinamis. Artinya bahwa pakar dapat menambahkan, mengubah, menghapus pengetahuan atau aturan baru tanpa harus memulai dari awal. Aplikasi dikembangkan dengan menggunakan Bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai basis data. Metode inferensi yang digunakan adalah forward chaining, yaitu proses inferensi yang memulai pencarian dari premis atau data masukan berupa gejala menuju pada konklusi yaitu kesimpulan penyakit yang diderita serta memberikan solusi mengenai saran pengobatan dan pencegahan berdasarkan gejala-gejala yang diamati. Kata kunci : Sistem Pakar, Penyakit Ayam, Fordward Chaining
1. Pendahuluan Keunggulan manusia dengan makhluk lain terletak pada kecerdasannya. Dengan kecerdasannya manusia bisa memahami dan menguasai ilmu pengetahuan yang berkembang pada saat ini, seiring dengan perkembangan teknologi, manusia kemudian menciptakan dengan berbagai macam karya, yang salah satu karyanya adalah komputer. Komputer memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia sekarang ini, selain untuk meningkatkan kinerja manusia, komputer juga dapat mengolah data yang besar dan tingkat ketelitian yang tinggi. Penerapan komputer juga dilakukan pada berbagai ilmu termasuk diantaranya adalah bidang peternakan.
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
111
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
Di zaman yang serba membutuhkan kecepatan informasi bagi semua pihak, teknologi mempunyai peranan penting yang tentunya tidak terlepas kaitannya dengan Teknologi Informasi. Komputer merupakan suatu bagian penting dalam menyimpan dan mengingat informasi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin tanpa harus bergantung pada hambatan-hambatan seperti yang dimiliki manusia pada umumnya. Misalnya merasakan lapar dan haus akan mengakibatkan keputusan yang berbeda dibandingkan dengan keadaan ketika sehat. Dengan menyimpan informasi aturan penalaran yang memadai memungkinkan komputer memberikan kesimpulan atau pengambil keputusan yang kualitasnya sesuai dengan kemampuan seorang pakar ilmu dalam bidang tertentu. Salah satu cabang ilmu teknik informatika yang dapat mendukung tersebut adalah sistem pakar. Sistem pakar adalah usaha yang menirukan seorang pakar. Biasanya sistem pakar berupa perangkat lunak pengambil keputusan yang mampu mencapai tingkat performa yang sebanding dengan seorang pakar dalam bidang masalah yang yang khusus dan sempit. Ide dasarnya adalah kepakaran ditransfer dari seorang pakar (atau sumber kepakaran yang lain) ke komputer. Pengetahuan yang ada disimpan dalam komputer. Dan pengguna dapat berkonsultasi pada komputer itu untuk suatu nasehat, lalu komputer dapat mengambil inferensi (menyimpulkan) seperti layaknya seorang pakar, kemudian menjelaskannya kepada pengguna tersebut, bila perlu dengan alasan-alasannya. Sistem pakar terkadang lebih baik kerjanya daripada seorang pakar manusia. Aplikasi sistem pakar dibuat untuk tujuan saling berbagi dan saling bertukar informasi tentang pengetahuan khususnya dalam hal penyakit ayam. Sampai saat ini ada beberapa hasil pengembangan sistem pakar dalam berbagai bidang sesuai dengan bidang kepakaran seseorang, misalnya bidang kedokteran, pendidikan, pertanian, dan peternakan. Aplikasi dalam bidang peternakan seperti yang diusulkan dalam tugas akhir ini didasarkan atas banyaknya peternak ayam yang mengalami kerugian karena tidak mengetahui penyakit apa yang menjangkiti ternaknya, khususnya peternak pemula yang masih awam dalam bidang peternakan, yang ingin berusaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari peternakannya. Oleh sebab itu para peternak membutuhkan seorang pakar yang ahli dalam peternakan, untuk menangani masalah di bidang peternakan. Akan tetapi dilihat dari segi keuangan maupun waktu pakar, para peternak belum tentu dapat memakai seorang pakar. Karena ayam merupakan jenis unggas yang paling diminati untuk diternakkan karena selain perawatannya mudah, menjadi kebutuhan masyarakat modern serta menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan. Sehingga perawatan dan pemeliharaan yang intensif pada ayam akan menghasilkan keuntungan yang berlipat. 2. LandasanTeori 2.1
Penelitian Terkait
2.1.1 Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Mata Katarak Pada Manusia Berbasis Web Katarak adalah salah satu dari sekian banyak jenis penyakit mata. Penyakit ini merupakan penyebab kebutaan nomer satu di dunia. Hal ini ditandai dengan adanya kekeruhan pada lensa mata manusia yang sebelumnya jernih. Terdapat beberapa Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
112
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
jenis katarak diantaranya katarak konginetal, berdasarkan penyebab yakni traumatika dan komplikata bisa terjadi pada semua umur. Sehingga dapat disimpulkan jenis penyakit katarak adalah katarak konginetal, konginetal traumatika, senile traumatika, katarak juvenile, junevile traumatika, junevile komplikata, dan katarak senile, senile traumatika, senile komplikata. Penggunaan metode inferensi untuk diagnosa penyakit ini relatif sama dengan diagnosa yang dilakukan oleh seorang pakar (dokter). Selanjutnya, untuk memperoleh hasil pengujian dari diagnosa yang akan lebih akurat dan lebih tepat lagi perlu diuji dengan banyak data. (Nofrima Yessi, 2010) 2.1.2 Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Penyakit Kulit Dan Kelamin Dengan Metode Forward Chaining Kulit adalah salah satu organ terpenting pada manusia, karena melalui kulit kita dapat merasakan rasa dan permukaan sebuah benda. Apabila kulit terserang penyakit maka akan banyak akibat yang ditimbulkannya, mulai dari ringan yaitu terasa gatal, atau sampai yang berat yakni kulit tidak dapat merasakan apapun. Oleh karena hal tersebut kita harus rajin menjaga kebersihan kulit. Tetapi walaupun begitu terkadang kita dapat terkena penyakit yang diakibatkan berbagai sebab. Untuk itu kita perlu datang ke dokter yang ahli dibidangnya untuk memeriksa kondisi dan keadaa kulit. Akan tetapi terkadang masyarakat lebih bersifat pasif dalam menangani masalah penyakit kulit dan kelamin yang diderita, hal tersebut bisa disebabkan oleh rasa malu untuk berterus terang dan himpitan ekonomi untuk merujuk ke dokter. Perancangan sistem pakar ini menggunakan program PHP dan menggunakan database MySQL sebagai penyimpana data. Sistem pakar ini menggunakan metode penalaran Forward Chaining. Sistem pakar ini nantinya dapat menghasilkan diagnosa penyakit kulit dan kelamin serta pengobatan dan solusi pencegahan yang perlu dilakukan. Dengan adanya aplikasi ini tentunya sangat membantu masyarakat mengenali penyakit yang dideritanya sehingga tersadar untuk merujuknya ke dokter ahli. Selain aplikasi ini dapat menyimpan banyak data, sistem pakar ini dapat melakukan diagnosa pada penyakit yang nantinya akan dapat diketahui penyakit apakah yang diderita oleh pasien serta bagaimana pengobatannya. Dengan adanya sistem pakar ini seorang pakar (dokter) akan terbantu sebagian tugasnya karena tidak perlu lagi mengira-ngira penyakit yang diderita pasien sehingga pada nantinya akan terjadi kesalahan perkiraan akan daya ingat. (M. Ali Cindra Bumi, 2010) 2.1.3 Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Kerusakan Mesin Sepeda Motor Sistem pakar adalah program komputer yang berfungsi sebagai konsultan ahli untuk suatu bidang tertentu. Pemakai yang menggunakan program ini seolah-olah berhadapan langsung dengan pakar yang sebenarnya. Pada tugas akhir ini penulis mencoba merancang sistem pakar dibidang otomotif khususnya sepeda motor. Perencanaan sistem dalam membuat knowledge base memakai Pohon keputusan dan Aturan if-then sebagai representasi pengetahuan. Pembuatan metode inferensi memakai metode forward chaining yang telah dimodifikasi sehingga sesuai dengan permasalahan.
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
113
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
Implementasi program sistem pakar ini mengunakan bahasa pemograman Borland Delphi 5. aplikasi ini akan menghasilkan jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada sepeda motor serta penanganan dari kerusakan tersebut. Pengujian aplikasi terdiri atas dua jenis pengujian, yaitu: pengujian akurasi dan variasi serta pengujian user friendly dan fleksibilitas. Akurasi dan variasi diuji dengan melakukan analisis terhadap hasil dari aplikasi. Pengujian user friendly dan fleksibilitas menggunakan metode wawancara terhadap tiga teknisi. Hasil dari keseluruhan pengujian ini dapat disimpulkan bahwa program sudah cukup baik walaupun jenis kerusakan yang dihasilkan belum lengkap karena pada sistem ini hanya mendeteksi 20 jenis kerusakan mesin secara umum (Aris Hadeli, 2010). 2.2
Landasan Teori
2.2.1 Penyakit Berak Kapur (Pullorum Disease) a. Gejala Penyakit Berak Kapur Penyakit berak kapur memiliki nama latin Pullorum disease disebut juga Bacillary White Diarrhea dan yang lebih popular disebut penyakit berak kapur atau berak putih. Berikut gejala yang muncul pada penyakit ini, diantaranya nafsu makan berkurang, nafas sesak, nafas cepat, badan kurus, bulu kusam dan berkerut, diare, produksi telur menurun, kedinginan, mencret keputih-putihan, kaki bengkak, terdapat kotoran putih menempel disekitar anus. b. Solusi Penyakit Berak Kapur Berikan master colliprim dosis 1gr/1 liter selama 3-4 hari (1/2 hari) berturut-turut. Setelah itu berikan master vit-stress selama 3-4 hari untuk membantu proses penyembuhan. 2.2.2 Penyakit Kolera Ayam (Fowl Cholera) a. Gejala Penyakit Kolera Ayam Penyakit kolera ayam memiliki nama latin Fowl Cholera, merupakan penyakit ayam yang dapat menyerang secara pelan-pelan dan juga dapat menyerang secara mendadak, berikut adalah gejala yang muncul, diantaranya nafsu makan berkurang, nafas sesak, nafas ngorok, batuk, bulu kusam dan berkerut, diare, produksi telur menurun, kelihatan ngantuk dan bulu berdiri, tampak lesu, mencret kehijau-hijauan, banyak minum, jengger membengkak merah, kaki meradang, keluar cairan dari mata dan hidung. b. Solusi Penyakit Kolera Ayam Berikan master kolericid dosis 1 gr/1 liter selama 3-4 hari berturut-turut. Berikan master vit-stress dosis 1 gr/ 3 liter air untuk membantu proses penyembuhan. 2.2.3 Penyakit Flu Burung (Avian Influenza) a. Gejala Penyakit Flu Burung Penyakit flu burung memiliki nama latin Avian Influenza, disebut juga penyakit fowl plaque. Pertama kali terjadi di italia sekitar tahun 1800. Selanjutnya menyebar luas sampai tahun 1930, setelah itu menjadi sporadis dan terlokalisasi terutama di timur tengah. Berikut gejala yang muncul, diantaranya nafsu makan berkurang, nafas sesak, nafas ngorok, bersin- bersin, batuk, diare, produksi telur menurun, Nampak membiru, keluar cairan berbusa dari mata, kepala bengkak, mati secara mendadak. Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
114
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
b. Solusi Penyakit Flu Burung Tidak ada obat, dianjurkan untuk disingkirkan dan dimusnahkan dengan cara dibakar dang bangkainya dikubur. 2.2.4 Penyakit Tetelo (Newcastle Disease) a. Gejala Penyakit Tetelo Penyakit tetelo memiliki nama latin Newcastle disease disebut juga pseudovogel pest rhaniket. Di Indonesia popular dengan sebutan tetelo. Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh doyle pada tahun 1927, di daerah newcastle on tyne, inggris. Berikut adalah gejala yang muncul, diantaranya nafsu makan berkurang, nafas sesak, nafas ngorok, bersin-bersin, batuk, produksi telur menurun, tampak lesu, mencret kehijau-hijauan, sempoyongan, kepala terputar. b. Solusi Penyakit Tetelo Tidak ada obat, berikan vitamin untuk membantu kondisi tubuh. 2.2.5 Penyakit Tipus (Fowl Typhoid) a. Gejala Penyakit Tipus Penyakit tipus memiliki nama latin fowl typhoid, dikenal sebagai penyakit tipus ayam, tergolong penyait menular. Berikut gejala yang muncul, diantaranya nafsu makan berkurang, badan kurus, bulu kusam dan berkerut, diare, kelihatan ngantuk dan bulu berdiri, tampak lesu, mencret kehijau-hijauan, jengger pucat. b. Solusi Penyakit Tipus Berikan neo terramycin, dosis 2 sendok teh/ 3,8 liter selama 3-4 hari berturutturut. 2.2.6 Penyakit Berak Darah (Coccidosis) a. Gejala Penyakit Berak Darah Penyakit berak darah memiliki nama latin coccidosis, merupakan penyakit menular yang ganas, dikalanagan peternak ayam disebut juga penyakit berak darah. Penyakit ini ditemukan pad tahun 1674. Berikut adalah gejala yang muncul, diantaranya nafsu makan berkurang, badan kurus, bulu kusam dan berkerut, produksi telur menurun, mencret bercampur darah, muka pucat. b. Solusi Penyakit Berak Darah Berikan master colliprim dengan dosis 1 gr/1 liter selama 3-4 hari (1/2 hari) berturut-turut. Setelah pengobatan berikan vitamin master Vit-stress dengan dosis 1 gr/3 liter selama 3-4 hari berturut-turut. 2.2.7 Penyakit Gumboro (Infectious Bursal Disease) a. Gejala Penyakit Gumboro Penyakit gumboro memiliki nama latin infectious Bursal disease. Pertama kali ditemukan dan dilaporkan pada tahun 1975 oleh Dr. Csgrove di daerah gumboro, deleware, amerika serikat. Berikut adalah gejala yang muncul, diantaranya nafsu makan berkurang, bulu kusam dan berkerut, tampak lesu, mencret keputih-putihan tidur paruhnya diletakkan dilantai, duduk dengan sikap membungkuk. b. Solusi Penyakit Gumboro Tidak ada obat. Air gula 30-50 gr/ liter air dan ditambah master Vit-stress dengan dosis 1 gr/ 2 liter air untuk meningkatkan kondisi tubuh. Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
115
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
2.2.8 Penyakit Salesma (Infectious Coryza) a. Gejala Penyakit Salesma Penyakit salesma memiliki nama latin infectious coryza disebut juga infectious cold. Berikut adalah gejala yang muncul, diantaranya nafsu makan berkurang, bersin-bersin, diare, produksi telur menurun, kelopak mata kemerahan, keluar nanah dari mata dan bau, pembengkakan dari sinus dan mata. b. Solusi Penyakit Salesma Berikan master cyprosin-plus dengan dosis 1 gr/ 1 liter air selama 3-4 hari berturut-turut. Selama pengobatan berikan master vit-stress dengan dosis 1gr/3 liter untuk membantu proses pengobatan. 2.2.9 Penyakit Batuk Menahun (Infectious Bronchitis) a. Gejala Penyakit Batuk Menahun Penyakit batuk menahun memiliki nama latin infectious bronchitis. Pertama kali ditemukan pada tahun 1930 dan penyakit ini mulai menjadi wabah sejak tahun 1940. Pada tahun 1950 penyakit infectious bronchitis sudah dapat dikendalikan dengan efektif. Berikut gejala yang muncul, diantaranya nafsu makan berkurang, nafas ngorok, bersin-bersin, batuk, diare, produksi telur menurun, kelihatan ngantuk dan bulu berdiri, kedinginan, tampak lesu, tampak membiru. b. Solusi Penyakit Batuk Menahun Tidak ada obat. Berikan master vit-stress dengan dosis 1 gr/1 liter air untuk memperbaiki produksi tubuh. 2.2.10 Penyakit Busung Ayam (Lymphoid Leukosis) a. Gejala Penyakit Busung Ayam Penyakit busung ayam memiliki nama latin Lymphoid Leukosis, penyakit ini termasuk kelompok leucosis complex disease, penyakit ini banyak menyerang ayam di Indonesia. Berikut adalah gejala yang muncul, diataranya nafsu makan berkurang, nafas sesak, badan kurus, bulu kusam dan berkerut, jengger pucat, perut membesar. b. Solusi Penyakit Busung Ayam Tidak ada obat. Segra disingkirkan atau dimusnahkan. 2.2.11 Penyakit Batuk Darah (Infectious Laryngotracheitis) a. Gejala Penyakit Batuk Darah penyakit batuk darah memiliki nama latin infectious laryngotracheitis. Jenis penyakit ini ditemukan pada tahun 1925, dan secara resmi diakui oleh committee on Poultry disease of the American Veterinary Medical association, pada tahun 1931. Berikut adalah gejala yang muncul, diantaranya nafas sesak, nafas ngorok, bersin-bersin, batuk, mata berair, terdapat lendir bercampur darah pada rongga mulut. b. Solusi Penyakit Batuk Darah Tidak ada obat. Berikan vitamin master vit-stress dengan dosis 1 gr/1 liter untuk membantu memperbaiki kondisi tubuh.
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
116
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
2.2.12 Penyakit Mareks (Mareks Disease) a. Gejala Penyakit Mareks Penyakit mareks memiliki nama latin mareks disease. Pada awalnya penyakit ini dimasukkan dalam kelompok leukosis complex disease, namun setelah ditemukan penyebabnya dan penanggulangannya, penyakit ini dipisahkan dari kelompok leukosis complex disease. Berikut adalah gejala yang muncul, diantaranya nafsu makan berkurang, nafas cepat, badan kurus, muka pucat, sempoyongan, kaki pincang, sayap menggantung. b. Solusi Penyakit Mareks Tidak ada obat. Dianjurkan untuk disingkirkan dan dimusnahkan denga cara dibakar dan bangklainya dikubur. 2.2.13 Penyakit Produksi Telur (Egg Drop Syndrome) a. Gejala Penyakit Produksi Telur Penyakit produksi telur memiliki nama latin egg drop syndrome, merupakan penyakit ayam yang pada tahun 1976 dilaprkan van eck di netherland. Dikalangan pakar kesehatan ternak, penyakit itu disebut egg drop syndrome 76. Berikut gejala yang muncul, diantaranya nafas cepat produksi telur menurun, kualitas telur jelek, mencret kehijau-hijauan. b. Solusi Penyakit Produksi Telur Tidak ada obat, berikan vitamin untuk membantu kondisi tubuh. 2.2.14 Penyakit Produksi Awal (Pullet Disease) a. Gejala Penyakit Produksi Awal Penyakit produksi awal memiliki nama latin pullet disease. Penyakit ini umum menyerang ayam yang sedang mengawali produksi telurnya yang pertama. Berikut adalah gejala yang muncul, diantaranya diare, produksi telur menurun, mencret keputih-putihan, jengger membengkak merah. b. Solusi Penyakit Produksi Awal Berikan TM-10 dengan dosis 9 gr/100 kg makanan dan TM-poultry formula dengan antigerm-77 dengan dosis 2 sendok teh/3,8 liter air. 2.3 Tabel Relasi Data Penyakit dan Gejala Dari data penyakit dan gejala, dapat dipersingkat informasinya menjadi tabel keputusan yang isinya adalah relasi atau hubungan antara penyakit dan gejalanya. Berikut adalah tabel relasi antara penyakit dan gejala : kod e G0 01 G0 02 G0 03 G0 04 G0
P0 01
P0 02
P0 03
P0 04
P0 05
P0 06
P0 07
P0 08
P0 09
P0 10
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x x
P0 11
P0 12
x x x
x
x
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
x
P0 14
x
x x
P0 13
x
x 117
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
05 G0 06 G0 07 G0 08 G0 09 G0 10 G0 11 G0 12 G0 13 G0 14 G0 15 G0 16 G0 17 G0 18 G0 19 G0 20 G0 21 G0 22 G0 23 G0 24 G0 25 G0 26 G0 27 G0 28 G0 29
x
x
x
x
x x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x x
x x
x
x
x
x x
x
x
x
x x
x
x x
x
x
x
x x
x
x
x
x
x
x
x x
x
x
x
x x x
x
x
x x
x
x
x x
x
x x x x x x
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
118
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
G0 30 G0 31 G0 32 G0 33 G0 34 G0 35 G0 36 G0 37 G0 38 G0 39 G0 40 G0 41
x x x x x x x x x x x x Tabel 2.1 Tabel relasi penyakit dan gejala
Keterangan untuk tabel 2.1 adalah sebagai berikut : 1. P001 = Berak Kapur (Pullorum Disease) 2. P002 = Kolera Ayam (Fowl Cholera) 3. P003 = Flu Burung (Avian Influenza) 4. P004 = Tetelo (Newcastle Disease) 5. P005 = Tipus Ayam (Fowl Typhoid) 6. P006 = Berak Darah (Coccidosis) 7. P007 = Gumboro (Gumboro Disease) 8. P008 = Salesma Ayam (Infectious Coryza) 9. P009 = Batuk Ayam Menahun (Infectious Bronchitis) 10. P010 = Busung Ayam (Lymphoid Leukosis) 11. P011 = Batuk Darah (Infectious Laryngotracheitis) 12. P012 = Mareks (Mareks Disease) 13. P013 = Produksi Telur (Egg Drop Syndrome 76) 14. P014 = Produksi Awal (Pullet Disease) 15. G001 = Nafsu makan berkurang 16. G002 = Nafas sesak/megap-megap 17. G003 = Nafas ngorok 18. G004 = Nafas cepat 19. G005 = Bersin-bersin 20. G006 = Batuk 21. G007 = Badan Kurus 22. G008 = Bulu kusam dan berkerut Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
119
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
23. G009 = Diare 24. G010 = Produksi telur menurun 25. G011 = Kualitas telur jelek 26. G012 = Kelihatan ngantuk dan bulu berdiri 27. G013 = Kedinginan 28. G014 = Tampak lesu 29. G015 = Mencret kehijau-hijauan 30. G016 = Mencret keputih-putihan 31. G017 = Mencret bercampur darah 32. G018 = Banyak Minum 33. G019 = Muka pucat 34. G020 = Nampak menbiru 35. G021 = Sempoyongan 36. G022 = Jengger membengkak merah 37. G023 = Jengger pucat 38. G024 = Kaki bengkak 39. G025 = Kaki meradang/lumpuh 40. G026 = Kaki pincang 41. G027 = Kelopak mata kemerahan 42. G028 = Keluar cairan berbusa dari mata 43. G029 = Keluar cairan dari mata dan hidung 44. G030 = Keluar nanah dari mata dan bau 45. G031 = Kepala bengkak 46. G032 = Kepala terputar 47. G033 = Mata berair 48. G034 = Pembengkakan dari sinus dan mata 49. G035 = Perut membesar 50. G036 = Sayap menggantung 51. G037 = Terdapat kotoran putih menempel disekitar anus 52. G038 = Terdapat lendir bercampur darah pada rongga mulut 53. G039 = Tidur paruhnya diletakkan di lantai 54. G040 = Duduk dengan sikap membungkuk 55. G041 = Mati secara mendadak 2.4 Sistem Pakar Sistem pakar merupakan salah satu bidang teknik kecerdasan buatan yang cukup diminati karena penerapannya diberbagai bidang baik bidang ilmu pengetahuan maupun bisnis yang terbukti sangat membantu dalam mengambil keputusan dan sangat luas penerapannya. Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang dirancang agar dapat melakukan penalaran seperti layaknya seorang pakar pada suatu bidang keahlian tertentu. (artikel-teknologi-informasi.com, 13-06-2015, 08.25) 2.4.1 Definisi Sistem Pakar Ada beberapa definsi tentang sistem pakar, antara lain : 1. Menurut Durkin : sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan oleh seorang pakar. (marcostanuwijaya.blogspot.com, 13-06-2015, 08.30)
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
120
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
2. Menurut Giarratano dan Riley : sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar. (marcostanuwijaya.blogspot.com, 13-06-2015, 08.30) 3. Menurut Martin dan Oxman : Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut. (marcostanuwijaya.blogspot.com, 13-06-2015, 08.30) 4. Menurut Ignizo : Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang berkaitan, dalam suatu dominan tertentu, yang mana tingkat keahliannya dapat dibangdingkan dengan keahlian seorang pakar. (marcostanuwijaya.blogspot.com, 13-06-2015, 08.30) 2.4.2 Bentuk Sistem Pakar Ada 4 bentuk sistem pakar, yaitu : 1. Berdiri sendiri. Sistem pakar jenis ini merupakan software yang berdiri sendiri tidak tergabung dengan software yang lainnya. 2. Tergabung, sistem pakar jenis ini merupakan bagian program yang terkandung didalam suatu algoritma (konvensional), atau merupakan program dimana didalamya memanggil algoritma suburtin lain (konvensional). 3. Menghubungkan ke software lain. Bentuk ini biasanya merupakan sistem yang menghubungkan ke suatu paket program tertentu, misalnya dengan DBMS (Database Management System). 4. Sistem mengabdi. Sistem pakar merupakan bagian dari komputer khusus yang dihubungkan dengan suatu fungsi tertentu. Misalnya sistem pakar yang digunakan untuk membantu menganalisis data radar. 2.4.3 Mesin inferensi Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakata yang disimpan dalam basis pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Forward chaining merupakan proses penurutan yang dimulai dengan menampilkan kumpulan data atau fakta yang meyakinkan menuju konklusi akhir. Runut maju dimulai dari premis-premis atau informasi masukan (if) dahulu kemudian menuju kesimpulan atau derived information (then). Informasi masukan dapat berupa data, bukti, temuan, atau gejala. Sedangkan kesimpulan dapat berupa tujuan, hipotesa, penjelasan, atau diagnosis. Sehingga arah pencarian rumut maju di mulai dari data menuju tujuan, dari bukti menuju hipotesa, atau ari gejala menu diagnosa. Kaidah C Kesimpulan 1 Fakta 1 Kaidah A Observasi 1
Kaidah D
Kesimpulan 2
Fakta 2
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
121
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
Kaidah B Observasi 2
Kesimpulan 3 Fakta 3
Kaidah E
Kesimpulan 4
Gambar 2.1 Proses Forward Chaining (Sumber : Muhammad Arhami, 2005:20) 2.4.4 Kategori permasalahan dalam Sistem Pakar Ada beberapa masalah yang menjadi area luas aplikasi sistem pakar, antara lain : 1. Interpretasi. Pengambilan keputusan dari hasil observasi, termasuk diantaranya pengawasan, pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal, dan beberapa analisis kecerdasan. 2. Prediksi. Termasuk diantaranya peramalan, prediksi demografis, peramalan ekonomi, prediksi lalu lintas, estimasi hasil, militer, pemasaran atau peramalan keuangan. 3. Diagnosis. Termasuk diantaranya medis, elektronis, mekanis, dan diagnosis perangkat lunak. 4. Perancangan. Termasuk diantaranya layout sirkuit dan perancangan bangunan. 5. Perencanaan. Termasuk diantaranya perencanaan keuangan, komunikasi, militer, pengembangan produk, routing, dan manajemen produk. 6. Monitoring. Misalnya Computer Aided Monitorung System. 7. Debugging. Memberikan resep obat terhadap suatu kegagalan. 8. Perbaikan. 9. Instruksi. Melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging, an perbaikan kerja. 10. Control. Melakukan control terhadap interpretasi, prediksi, perbaikan, dan monitoring kelakuan. 3. Analisa dan Perancangan 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pemnbuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik disertai dengan gambar, tabel, grafik, atau tampilan lainnya. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada pupulasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara acak, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisi data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012 :7) 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian a. Melakukan pencarian referensi berupa buku, literatur, jurnal dan dokumen yang menunjang ke berbagai tempat pada tanggal 1 – 10 Mei 2015.
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
122
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
b. Penelitian ini dilakukan di Klinik hewan Satwa Mitra Sejahtera Jl. Sedap Malam II No. 18 D Pandaan. Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 4 - 6 Mei 2015. c. Melakukan pengamatan data yang menunjang di berbagai situs website di internet yang relevan pada tanggal 15 – 30 Mei 2015. 3.3 Data Flow Diagram (DFD) level 0 Berikut DFD level 0 sistem pakar diagnosa penyakit ayam : tampilan data gejala admin
tampilan data penyakit
0
tampilan pertanyaan input data gejala
sistem pakar penyakit ayam data analisa hasil
input data penyakit
+
data user user data gejala
Gambar 3.1 DFD level 0 Keterangan gambar 3.1 sebagai berikut : 1. Admin menginputkan data penyakit dan gejala pada sistem. Kemudian sistem akan menyimpan data penyakit dan gejala yang selanjutnya akan muncul berupa tampilan data penyakit dan gejala. 2. Admin bisa merubah data mulai dari menambah data, menghapus data, mengedit data. 3. User harus mengisi data user terlebih dahulu sebelum melakukan konsultasi gejala penyakit. 4. Pada menu konsultasi sudah tersedia data-data yang harus diisi terlebih dahulu oleh user mulai dari nama, alamat, jenis kelamin, dan pekerjaan. 5. Ketika data sudah terisi semua, maka sistem akan mengajukan beberapa pertanyaan yang menyangkut gejala yang ada pada ayam. 6. User diharuskan menjawab pertanyaan sesuai dengan gejalanya. Apabila beberapa pertanyaan yang diajukan oleh sistem sudah selesai, maka sistem akan secara otomatis akan memberikan data penyakit, gejala, dan solusi penanggulangannya.
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
123
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
3.4 Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Berikut adalah data flow diagram level 1 : data tmp_gejala
tmp_penyakit
tmp_gejala
data tmp_gejala data tmp_penyakit
data tmp_penyakit
tmp_analisa
data tmp_analisa
tmp_pasien 1
data tmp_analisa data tmp_pasien data tmp_pasien data analisa hasil
konsultasi
menjawab pertanyaan data gejala
+
data user data analisa hasil
analisa_hasil admin
data analisa hasil data gejala
user data gejala
2 input data gejala
data gejala
data gejala
tampilan data gejala
+ data penyakit
tampilan data penyakit
input data penyakit
data penyakit
3 data penyakit
data penyakit
+
Gambar 3.2 DFD level 1 Keterangan gambar 3.2 sebagai berikut : 1. Pada menu konsultasi, user bisa mengetahui penyakit apa yang diderita ayam. Dengan cara menjawab pertanyaan dari sistem. Pertanyaan itu akan merujuk ke penyakit ayam jika sesuai dengan gejala penyakit yang diderita. 2. Pada menu gejala, admin bisa mengetahui gejala-gejala apa saja yang diderita oleh ayam. 3. Pada menu penyakit, admin bisa mengetahui penyakit-penyakit apa saja yang diderita oleh ayam. 3.5 Data Flow Diagram (DFD) level 2 dari konsultasi Berikut adalah data flow diagram level 2 dari konsultasi :
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
124
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945 1 data user data tmp_pasien
tmp_analisa mengisi data pengunjung
data tmp_analisa
tmp_pasien
4 data tmp_pasien
proses pertanyaan
data tmp_analisa
menjawab pertanyaan user 2 data gejala
tmp_gejala menjawab gejala penyakit
analisa_hasil
data tmp_gejala
data analisa hasil
data tmp_penyakit
tmp_penyakit 3
data analisa hasil
data tmp_penyakit tampilan hasil
data analisa hasil
data tmp_gejala
Gambar 3.3 DFD level 2 dari konsultasi Keterangan gambar 3.3 sebagai berikut : 1. Ketika user sudah mengakses halaman sistem pakar dan sudah tampil halaman sistem pakar, maka user diharuskan mengisi data user terlebih dahulu pada form konsultasi. 2. Selanjutnya setelah selesai mengisi data user, maka sistem akan secara otomatis akan memberikan sebuah pertanyaan tentang gejala-gejala yang terjadi pada ayam. 3. Kemudian setelah semua pertanyaan dijawab oleh user, maka sistem akan merelasikan semua gejala dengan penyakit yang berkaitan. 4. Sistem akan memberikan data berupa nama penyakit, gejala, beserta solusi untuk menanganinya.
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
125
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
3.6 Data Flow Diagram (DFD) Level 2 Dari Penyakit Berikut adalah data flow diagram level 2 dari penyakit : 1 admin
input data penyakit
input data penyakit
tampilan data penyakit
2 tampilan data penyakit
data penyakit data penyakit
data penyakit
Gambar 3.4 DFD level 2 dari penyakit Keterangan gambar 3.4 sebagai berikut : 1. Admin menginputkan data penyakit pada sistem. 2. Sistem akan membaca dan menyimpan data yang diinputkan oleh admin. 3. Selanjutnya admin bisa melihat tampilan berupa data penyakit pada sistem. 3.7 Data Flow Diagram (DFD) Level 2 Dari Gejala Berikut adalah data flow diagram level 2 dari gejala : 1 admin
input data gejala
input data gejala
tampilan data gejala
2 tampilan data gejala
data gejala
data gejala
data gejala
Gambar 3.5 DFD level 2 dari gejala Keterangan gambar 3.5 sebagai berikut : 1. Admin menginputkan data gejala pada sistem. 2. Sistem akan membaca dan menyimpan data yang diinputkan oleh admin. 3. Selanjutnya admin bisa melihat tampilan berupa data gejala pada sistem.
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
126
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
3.8 Entity Relathionship Diagram (ERD) dalam bentuk CDM Berikut ERD dalam bentuk CDM sistem pakar diagnosa penyakit ayam : tmp_penyakit noip
Relation_89
data penyakit kd_penyakit nm_penyakit nm_latin definisi solusi
Relation_86
tmp_analisa noip status
Relation_84
Relation_85
analisa_hasil id nama kelamin alamat pekerjaan tanggal
Relation_88
tmp_pasien data gejala Relation_87
kd_gejala nm_gejala Relation_90
nama kelamin alamat pekerjaan noip tanggal
tmp_gejala noip
Gambar 3.6 ERD dalam bentuk CDM Keterangan gambar 3.6 sebagai berikut : 1. Tabel analisa hasil berelasi dengan tabel penyakit. Relasi yang dihasilkan adalah satu ke banyak dari tabel penyakit ke tabel analisa hasil. Artinya satu kode penyakit bisa berada pada tabel hasil analisa hasil. 2. Relasi antara data gejala dan data penyakit adalah banyak ke banyak. Artinya beberapa gejala memungkinkan untuk beberapa penyakit. Dan beberapa penyakit memungkinkan untuk beberapa gejala. 3.9 Entity Relathionship Diagram (ERD) dalam bentuk PDM Berikut ERD dalam bentuk PDM sistem pakar diagnosa penyakit ayam :
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
127
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945 TMP_PENYAKIT KD_PENYAKIT Text(4) NOIP Text(60) KD_PENYAKIT = KD_PENYAKIT
KD_PENYAKIT = KD_PENYAKIT
TMP_ANALISA KD_PENYAKIT Text(4) KD_GEJALA Text(6) NOIP Text(60) STATUS Text(20)
DATA_PENYAKIT KD_PENYAKIT Text(4) NM_PENYAKIT Text(50) NM_LATIN Text(100) DEFINISI Memo SOLUSI Memo
KD_PENYAKIT = KD_PENYAKIT
RELASI KD_PENYAKIT Text(4) KD_GEJALA Text(6)
KD_PENYAKIT = KD_PENYAKIT
ANALISA_HASIL ID Text(4) KD_PENYAKIT Text(4) NAMA Text(60) KELAMISN Text(20) ALAMAT Text(100) PEKERJ AAN Text(200) TANGGAL DateTime
ID = ID
KD_GEJALA = KD_GEJALA
KD_GEJALA = KD_GEJALA
DATA_GEJ ALA KD_GEJALA Text(6) NM_GEJALA Text(50)
KD_GEJALA = KD_GEJALA
TMP_GEJALA KD_GEJALA Text(6) NOIP Text(60)
TMP_PASIEN ID Text(4) NAMA Text(60) KELAMIN Text(20) ALAMAT Text(100) PEKERJ AAN Text(200) NOIP Text(60) TANGGAL DateTime
Gambar 3.7 ERD dalam bentuk PDM Keterangan gambar 3.7 sebagai berikut : 1. Setelah relasi dibuat dan digenerate maka tiap tabel akan saling berkaitan. 2. Dan relasi dari banyak ke banyak akan muncul tabel baru yaitu tabel detail. Dalam hal ini tabel tersebut berfungsi sebagai tabel yang merelasikan antar satu tabel dengan tabel yang lain. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi Pemanfaatan sistem pakar berbasis web diagnosa penyakit ayam adalah sebagai bentuk upaya untuk saling tolong-menolong antar sesama demi terciptanya masyarakat peternak yang berpengetahuan tentang penyakit ayam karena dalam pemanfaatannya akan bernilai ibadah. Berikut ini beberapa perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ayam Dengan Metode Forward Chaining ini : Hardware 1. Laptop Acer Aspire 4741 intel core I3 2. Memory 2048 MB 3. Harddisk 320 GB 4. Mouse Software 1. Windows 7 ultimate 32-bit 2. Appserv 2.5.10 3. Macromedia Dreamweaver 8 4. Microsoft Office 2010 Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
128
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
4.2 Penjelasan Program Di dalam penjelasan program ini dijelaskan tentang alur program dan kegunaan program yang dibuat beserta tampilan desain. Berikut ini tampilan-tampilan halaman yang ada dalam program yang dibuat : 4.2.1 Halaman Utama Dalam halaman utama program ini merupakan halaman utama program saat dijalankan. Adapun tampilan program halaman utama adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1 Tampilan Halaman Utama Keterangan gambar 4.1 sebagai berikut : 1. Pada halaman utama program ini ada beberapa menu yang dapat diakses oleh pengguna, kecuali menu admin. Karena menu admin hanya bisa diakses oleh admin dengan memasukkan username dan password untuk login. 2. Menu halaman utama berisi tentang penjelasan sedikit mengenai ayam dan penyakitnya. 3. Pada menu jenis penyakit, pengguna bisa melihat semua daftar penyakit yang ada pada ayam. Mulai dari nama penyakit, nama latin penyakit, dan juga pengguna bisa memilih pilihan untuk melihat jenis penyakit beserta gejalanya dengan memilih pilihan “Lihat” pada daftar semua jenis penyakit. 4. Pada menu konsultasi ini pengguna bisa mengkonsultasikan gejala yang terjadi pada ayamnya sehingga tahu penyakit apa yang diderita oleh ayam dengan mengetahui dari gejalanya. 5. Pada menu bantuan, pengguna akan diberi tahu tentang cara menggunakan program. Dalam hal ini program dibedakan menjadi dua bagian, yang pertama adalah akses untuk pengguna dan yang kedua adalah akses untuk admin. 6. Pada menu admin terdapat login admin yang harus diisi terlebih dahulu dengan mengisikan username dan password yang sesuai. 4.2.2 Halaman Jenis Penyakit Berikut adalah tampilan halaman jenis penyakit :
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
129
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
Gambar 4.2 Tampilan halaman jenis penyakit Keterangan gambar 4.2 sebagai berikut : 1. Pada halaman jenis penyakit, ada sedikit penjelasan tentang ayam. Mulai dari penjelasan tentang manfaat dan penjelasan tentang penyakit yang diderita. 2. Pengguna bisa melihat semua daftar penyakit yang ada pada ayam termasuk nama penyakit ayam dan nama latinnya. 3. Pada daftar semua jenis penyakit, ada pilihan “Lihat” yang artinya pengguna bisa mengakses pilihan tersebut. Ketika pilihan “Lihat” sudah diakses maka akan muncul tampilan data program berupa nama penyakit beserta gejala yang ada pada ayam. 4.2.3 Halaman Konsultasi Berikut adalah tampilan halaman konsultasi :
Gambar 4.3 Tampilan halaman konsultasi Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
130
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
Keterangan gambar 4.3 sebagai berikut : 1. Pada menu konsultasi terdapat beberapa kriteria yang harus diisi oleh pengguna diantaranya ada nama, jenis kelamin, alamat, dan pekerjaan. Selanjutnya pengguna bisa masuk ke pertanyaan tentang gejala pada ayam dengan memilih pilihan “Daftar” pada menu mengisi data pengguna. 2. Setelah pengguna mengisi data pengunjung, maka sistem akan menyimpan data tersebut. 4.2.4 Halaman Pertanyaan Berikut adalah tampilan halaman pertanyaan :
Gambar 4.4 Tampilan halaman pertanyaan Keterangan gambar 4.4 sebagai berikut : 1. Sistem akan secara otomatis akan memberikan pertanyaan berupa gejala ayam pada pengguna dan pengguna diharuskan untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan gejala ayam yang diderita. 2. Ketika semua pertanyaan selesai dijawab, maka sistem akan memberikan hasil analisa berupa data pengguna, data gejala, data penyakit, dan data solusi penanggulanggannya. 2.2.5 Halaman Analisa Hasil Berikut adalah tampilan halaman analisa hasil :
Gambar 4.5 Tampilan analisa hasil Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
131
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
Keterangan gambar 4.5 sebagai berikut : 1. Ketika pengguna sudah menginputkan atau menjawab gejala yang sesuai, maka sistem akan secara otomatis akan menyimpan data tersebut yang kemudian akan menampilkan hasil analisanya. 2. Hasil analisa tersebut menampilkan data pengguna dan data penyakit, definisi serta solusi penanggulangannya. 2.2.6 Halaman Bantuan Berikut adalah tampilan halaman bantuan :
Gambar 4.6 Tampilan halaman bantuan Keterangan gambar 4.6 sebagai berikut : 1. Pada halaman bantuan, terdapat keterangan tentang cara penggunaan program. 2. Cara penggunaan program dibedakan menjadi dua bagian, yaitu bagian pengguna dan bagian admin. 3. Bagian pengguna bisa mengakses halaman utama, halaman jenis penyakit, halaman konsultasi, dan halaman bantuan. 4. Pengguna tidak bisa masuk ke halaman admin, karena halaman admin harus login terlebih dahulu dengan mengisikan username dan password. 5. Admin bisa mengakses semua halaman termasuk login admin. 4.2.7 Halaman Admin Berikut adalah tampilan halaman admin :
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
132
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
Gambar 4.7 Tampilan halaman login admin Keterangan gambar 4.7 sebagai berikut : 1. Ketika admin mengakses halaman menu admin, maka admin terlebih dahulu diharuskan untuk mengisi username dan password yang sesuai. 2. Apabila sesuai maka akan masuk kedalam menu admin, jika tidak sesuai maka sistem akan secara otomatis akan menyuruh admin untuk mengisi ulang username dan password yang sesuai. 4.2.8 Halaman Menu Admin Berikut adalah tampilan halaman menu admin :
Gambar 4.8 Tampilan halaman menu admin Keterangan gambar 4.8 sebagai berikut : 1. Ketika login sukses maka tampilan halaman menu admin akan tampak seperti pada gambar 4.8 di atas. 2. Pada menu admin ada beberapa pilihan yang bisa diakses diantaranya ada menu input penyakit, input gejala, input relasi, ubah penyakit, ubah gejala, laporan penyakit, laporan gejala, dan logout. 4.2.9 Halaman Input Data Penyakit Berikut adalah tampilah halaman input data penyakit :
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
133
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
Gambar 4.9 Tampilan halaman input data penyakit Keterangan gambar 4.9 sebagai berikut : 1. Pada halaman input data penyakit ini terdapat beberapa inputan yang harus diisi untuk melengkapi data penyakit diantaranya kode penyakit yang menjadi primary key, nama penyakit, nama latin, definisi penyakit, dan solusi penanggulangannya. 2. Jika semua sudah terisi maka admin diharuskan untuk menyimpan data tersebut dengan memilih pilihan “Simpan” yang ada pada form input data penyakit. 4.2.10 Halaman Input Data Gejala Berikut adalah tampilan halaman input data gejala :
Gambar 4.10 Tampilan halaman input data gejala Keterangan gambar 4.10 sebagai berikut : 1. Pada halaman input data gejala ini terdapat dua inputan yang harus diisi untuk melengkapi data diantaranya kode yang menjadi primary key dan gejalanya. 2. Jika semua sudah terisi maka admin diharuskan untuk menyimpan data tersebut dengan memilih pilihan “Simpan” yang ada pada form input data gejala.
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
134
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
4.2.11 Halaman Input Relasi Berikut adalah tampilan halaman input relasi :
Gambar 2.11 Tampilan halaman input Relasi Keterangan gambar 2.11 sebagai berikut : 1. Pada halaman input relasi terdapat nama penyakit dan daftar gejala pada ayam. 2. Selanjutnya admin bisa merubah data relasi antara penyakit ayam dengan gejalanya apabila ada data yang mau dirubah atau ada data baru. 3. Relasi ini bertujuan untuk merelasikan antara penyakit dan gejala sehingga membentuk suatu rule yang berhubungan antara penyakit dan gejala. 4. Apabila data sudah terisi admin bisa menyimpan data tersebut. 4.2.12 Halaman Ubah Penyakit Berikut adalah tampilan halaman ubah penyakit :
Gambar 2.12 Tampilan halaman ubah penyakit Keterangan gambar 2.12 sebagai berikut : 1. Pada halaman ubah penyakit terdapat nama penyakit, nama latin ayam, dan terdapat pilihan untuk mengubah dan menghapus data jika diperlukan.
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
135
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
2. Jika ingin merubah data, admin bisa mengakses pilihan “Ubah” dan selanjutnya sistem akan menampilkan semua data penyakit mulai dari nama penyakit, nama latin, definisi, dan solusi penanggulangannya untuk diubah. 4.2.13 Halaman Ubah gejala Berikut adalah tampilan ubah gejala :
Gambar 2.13 Tampilan halaman ubah gejala Keterangan gambar 2.13 sebagai berikut : 1. Pada halaman ubah gejala terdapat nama gejala dan terdapat pilihan untuk mengubah dan menghapus data serta menambah data jika diperlukan. 2. Jika ingin merubah data, admin bisa mengakses pilihan “Ubah” dan selanjutnya sistem akan menampilkan semua data gejala untuk diubah. 4.2.14
Halaman Laporan penyakit
Berikut adalah tampilan halaman laporan penyakit :
Gambar 2.14 Tampilan halaman laporan penyakit Keterangan gambar 2.14 sebagai berikut : 1. Pada halaman laporan penyakit terdapat semua daftar jenis penyakit. Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
136
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
2. Data laporan penyakit tersebut berupa data kode, nama penyakit, nama latin, definisi dan solusinya. 4.2.15 Halaman Laporan Gejala Berikut adalah tampilan halaman laporan gejala :
Gambar 3.15 Tampilan halaman laporan gejala Keterangan gambar 3.15 sebagai berikut : 1. Pada halaman laporan gejala terdapat pilihan nama penyakit. 2. Setelah memilih nama penyakit yang sesuai, maka admin bisa memilih tombol “Tampil” untuk menampilkan halaman gejala. 3. Dari nama penyakit yang dipilih ini maka sistem akan membaca dan akan menampilkan nama penyakit beserta gejala-gejala yang terjadi pada ayam. 4. Selanjutnya untuk keluar dari program maka admin bisa memilih pada menu “Logout” yang sudah disediakan oleh sistem. 5. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas dan diselesaikan melalui laporan ini, maka terdapat beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Cara penggunaan sistem pakar ini sangat mudah digunakan, karena aturan yang digunakan mudah dimengerti pengguna. 2. Sistem pakar ini memudahkan pencarian dan mendapatkan solusi penanggulangan dalam mengatasi gejala yang terjadi pada ayam terutama pada ayam Leghorn. 3. Hasil analisa dalam sistem pakar ini hampir sesuai dengan pakarnya tidak lain adalah dokter hewan. 6. Saran Setelah pengembangan sistem pakar ini dilakukan, ada beberapa saran yang harus diterapkan guna pengembangan sistem pakar lebih lanjut, antara lain : 1. Adanya pengembangan sumber informasi yang dipelukan untuk membantu dalam melakukan identifikasi penyakit ayam yang dapat dijadikan media yang
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
137
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
tepat bagi penggunanya dalam menerima informasi yang akurat, terpercaya, dan memiliki nilai yang efektif serta efisien bagi pengguna. 2. Pengetahuan sistem pakar berbasis web diagnosa penyakit ayam diperkaya dengan penambahan kompleksitas gejala yang diberikan, agar dapat memberikan penjelasan informasi kepada pengguna yang lebih kompleks. 3. Adanya pengembangan ruang lingkup sistem lebih lanjut, misalnya dengan menambahkan jenis penyakit dan jenis gejala-gejalanya
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
138
JIMP - Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2, No.1 Agustus 2016 ISSN : 2503-1945
Daftar Pustaka Cindra Bumi, M. Ali (2010). “Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Penyakit Kulit Dan Kelamin Dengan Metode Forward Chaining”, Surabaya, Universitas Pembangunan Nasional Marlyaningrum, Arini (2013). “Sistem Pakar Diagnosis Pada Sistem Komputer”. Bandung : Universitas Widyatama Nugroho, Bunafit. (2014). Aplikasi Sistem Pakar Dengan PHP Dan Editor Dreamweaver, Gava Media, Yogjakarta Nofrima, Yessi. (2010). “Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Mata Katarak Pada Manusia Berbasis Web”, Medan, STMIK IBBI Sururi, M. Hattan (2009). “Sistem Pakar Berbasis Web Identifikasi Penyakit Ayam”. Malang : Universitas Islam Negeri Malang (UIN) http://artikel-teknologi-informasi.com. Diakses 13-06-2015, 08.25 http://marcostanuwijaya.blogspot.com. Diakses 13-06-2015, 08.30 http://adrianasari.wordpress.com. Diakses 13-06-2015, 08.45 http://rahma099c.blogspot.com. Diakses 13-06-2015, 08.50 www.singgihan.com. Diakses 13-06-2015, 08.55 http://anggriawanblog.wordpress.com. Diakses 13-06-2015, 09.00 http://pemrogramanwebpemula.blogspot.com. Diakses 13-06-2015, 09.15 www.duniailkom.com. Diakses 30-06-2015, 09.33 http://venaaritonang.blogspot.com. Diakses 30-06-2015, 09.35 www.burung-net.com. Diakses 30-06-2015, 09.50 https://rahmatarifianto.wordpress.com. Diakses 15-06-2015, 10.18 http://wikipedia.org/wiki/Data_Flow_Diagram. Diakses 15-06-2015, 10.27 http://satriamecha.blogspot.com. Diakses 15-06-2015, 10.30
Departemen Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Merdeka Pasuruan
139