PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK “WINGLESS ANGEL” Alfin Wiyono JL. Setia Jaya V no. 6, Jakarta Barat 021-5686148
[email protected] Pembimbing:
Ahmad Faisal Choiril Anam Fathoni, S.Sn Johanes Baptista Permadi, S.Sn Abstract The goal of this research in visual communication design is how to create a short animated story who inspired from the folk tales of japan that is Ubasuteyama (the mountain to abandon old woman) and turn it into its own version of the author that made something new without reducing the significance of the story and to make realize or reminder how’s big a mother’s love to her son in all condition.To conduct the study, the authors use research methods by collecting data, study design until SWOT analysis.Writer collect the data from book until internet. From these studies, the results to be achieved is the author of animated short films can made touching story and we can realize how great the mother’s love to us. Keywords : Tradition, love, mother, ubasuteyama
Abstrak Tujuan penelitian dalam perancangan komunikasi visual ini adalah bagaimana membuat animasi pendek yang terinspirasi dari cerita tradisi jepang yaitu Ubasuteyama (gunung pembuangan nenek) dan mengubahnya ke dalam versi penulis tersendiri sehingga membuat sesuatu hal yang baru tanpa mengurangi makna dari cerita tersebut dan juga untuk menyadarkan ataupun mengingatkan kembali betapa besarnya kasih sayang seorang ibu kepada anaknya dalam keadaan apapun. Untuk melakukan penelitian tersebut, penulis menggunakan metode penelitian dengan cara mengumpulkan data, studi desain hingga analisis SWOT. Penulis mengumpulkan data yang didapat dari buku, hingga media internet. Dari penelitian tersebut, hasil yang yang ingin dicapai penulis adalah membuat produk animasi film pendek yang menyentuh dan dapat menyadarkan kita betapa besar kasih sayang seorang ibu kepada kita. Kata kunci : Tradisi, cinta, ibu, ubasuteyama
PENDAHULUAN Tidak semua peradaban memuliakan ibunya contohnya ada sebuah legenda di Jepang. Konon sejak dulu kala sudah ada tradisi durhaka dimana seorang anak yang merasa direpotkan oleh ibunya yang tua renta membuangnya ke hutan. Di negeri itu ada cerita rakyat tentang ubasuteyama yang berarti gunung pembuangan nenek. Cerita rakyat itu berdasarkan legenda mengenai tradisi membuang anggota keluarga berusia lanjut di gunung. Kisahnya mengenai anak laki-laki yang harus membuang orang tuanya yang sudah lanjut usia di gunung dengan alasan tradisi dan untuk mengurangi mulut diberi makan. Penulis akan menjadikan cerita ubasuteyama sebagai inspirasi karena dinilai memiliki pesan moral yang mendalam yang bisa disampaikan lewat animasi pendek. Selain itu agar cinta kepada seorang ibu yang sebelumnya mungkin sudah mulai terlupakan, melalui cerita ini dapat kembali bahkan lebih mencintai sang ibu lebih lagi. Melalui cerita ubasuteyama lah penulis terinspirasi untuk membuat animasi pendek yang berjudul “Wingless Angel”. Cerita ini akan dikemas kedalam versi penulis sendiri tanpa mengubah arti dari cerita itu sendiri.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah dengan mengumpulkan data-data yang mendukung mulai dari data mengenai environment yang akan penulis pakai lalu data tentang karakter baik dalam sifat karakter hingga perwujudan karakter, data tentang cerita juga penulis kumpulkan untuk membangun cerita yang menarik. Dalam mendapatkan data-data tersebut penulis melakukan berbagai studi seperti studi visual, studi art direction, studi warna dan studi alur cerita. Setelah semua data telah penulis peroleh penulis melakukan analisis SWOT untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang penulis dapatkan dalam membuat perancangan komunikasi visual animasi pendek “Wingless Angel”. Berikut analisis SWOT: •
Strengths Animasi pendek ini memiliki dialog dan narasi apabila dibandingkan dengan animasi dengan genre yang sama tanpa dialog maka animasi yang memiliki dialog dan narasi tentunya dapat memudahkan dalam menceritakan kejadian yang sedang berlangsung. Memiliki pesan moral yang cukup kuat dan sebagai media pengingat betapa besarnya kasih sayang ibu. besar, memiliki kedewasaan yang cukup tinggi, memiliki : minat terhadap seni, animasi, atau sastra, memiliki : rasa sayang kepada orang tua.
•
Weakness Menampilkan animasi pendek yang bertema drama, dimana masyarakat lebih banyak menyukai tema humor ataupun karakter yang lucu seperti “Keripik Sukun Mbok Darmi” contohnya. Adegan berlangsung cepat, ada kemungkinan penonton bingung akan kejadian tersebut.
•
Opportunities Mulai ada nya perkembangan minat animasi di Indonesia, sehingga animasi lebih mudah masuk di masyarakat. Hal ini diperkuat dengan mulai bertambahnya festival-festival animasi di Indonesia hingga perlombaan animasi dalam berbagai tema.
•
Threats Banyaknya mahasiswa tugas akhir yang juga akan membuat animasi pendek, hal ini akan menjadi daya tolak ukur atau perbandingan sebuah nilai bagi penontonnya. Adanya pandangan umum bahwa animasi adalah tontonan untuk anak-anak, sehingga target yang ingin dicapai penulis tidak sesuai.
HASIL DAN BAHASAN Desain Judul Penulis menggunakan font ‘Dragon is Coming’ sebagai font utama dan dikombinasikan dengan font ‘Bickham Script Std’ untuk melambangkan sosok sang ibu yang begitu lembut. Penulis menambahkan garis lengkung hingga sampai di bawah sebuah huruf seperti sedang memangku huruf tersebut. Hal itulah yang sang ibu lakukan kepada anaknya ia akan selalu berbuat baik kepada anaknya.
Gambar 1 Title “Wingless Angel” ((Sumber : Data pribadi)
Visualisasi Karakter •
Sang ibu Sang ibu yang berumur 70 tahun. Ia berhati lembut, sabar dan begitu menyayangi anaknya. Desain karakter sang ibu memiliki badan yang kecil dengan kerutan di wajah nya untuk menggambarkan sang ibu sudah tua dan tak bisa berbuat banyak dengan badannya yang kecil dibandingkan anaknya. Sang ibu memakai pakaian berwarna merah yang sangat gelap, dan rok panjang yang hampir menutupi kaki. Penulis memakai warna yang tua atau gelap karena ingin menggambarkan situasi yang muram, tidak ceria dan sedih. Hal itu dibantu dengan penggambaran mimik muka ketika memulai proses modeling, dimana di buat sedikit muram. Terdapat konde dirambutnya yang menjadikannya ciri sebagai seorang ibu. Berikut desain karakter sang ibu.
Gambar 2 Desain karakter sang ibu (Sumber : Data pribadi)
•
Sang anak anak berusia 25 tahun. Di usia nya yang sudah beranjak dewasa, ia ingin merasakan kebebasan dalam hidup, dimana ia ingin melakukan apa saja yang ia sukai. Ia bekerja sebagai petani untuk mengisi harinya. Desain karakter dari sang anak memiliki badan yang lebih tinggi daripada sang ibu. Pakaian yang dikenakan sang anak berwarna dasar putih namun sudah menjadi kotor. Berikut desain karakter sang anak.
Gambar 3 Desain karakter sang anak (Sumber : Data pribadi)
Visualisasi Environment Pada film pendek ini, terdapat 3 environment yang penulis buat. Ketiga environment tersebut memperlihatkan kejadian yang terjadi di dalam film pendek. •
Rumah gubuk Untuk scene rumah gubuk, penulis membuat tekstur kayu yang sudah usang, lalu property didalamnya pun tidak banyak dikarenakan waktu didalam cerita tersebut adalah jaman dahulu dimana masih dipimpin oleh raja. Di tambah dengan susunan kayu sebagai alas yang tidak rapi, untuk memperlihatkan sisi dramatis.
Gambar 4 Environment rumah gubuk (Sumber : Data pribadi) •
Halaman rumah Karena tak begitu jauh dari kawasan hutan, sekeliling halaman pun terdapat banyak pohon yang tumbuh. Penulis memberikan warna yang sedikit biru, untuk memberikan kesan malam yang dingin.
Gambar 5 Halaman rumah (Sumber : Data pribadi) •
Hutan Hutan merupakan tempat dimana sang ibu akan ditinggalkan, dan sang anak tersesat ketika menuju pulang. Hutan ini sangat gelap, dan begitu banyak pohon, sehingga hanya sedikit cahaya matahari yang bisa menembus kedalam hutan.
Gambar 6 Hutan (Sumber : Data pribadi)
Visualisasi Scene Berikut adalah beberapa contoh klip dalam film pendek animasi “Wingless Angel”.
Gambar 7 Visualisasi Scene (Sumber : Data pribadi)
Poster Penulis membuat poster dimana sang anak sedang menggendong sang ibu untuk menuju hutan. Visual lebih fokus kepada kedua karakter tersebut dan bagian background dibuat lebih gelap. Hal ini bertujuan untuk memfokuskan pandangan ke arah karakter utama tersebut.
Gambar 8 Poster film (Sumber : Data pribadi)
Cover DVD
Gambar 9 Cover DVD (Sumber : Data pribadi)
Merchandise •
Pin
Gambar 10 Pin (Sumber : Data pribadi) •
Gelas
Gambar 11 Gelas (Sumber : Data pribadi) •
Memo
Gambar 12 Memo (Sumber : Data pribadi)
•
Stiker
Gambar 13 Stiker (Sumber : Data pribadi) •
Pembatas buku
Gambar 14 Pembatas Buku (Sumber : Data pribadi) •
Baju
Gambar 15 Baju (Sumber : Data pribadi)
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Animasi selain sebagai hiburan bisa juga sebagai suatu media pembelajaran dengan memberikan pesan atau makna yang terkandung didalam cerita tersebut. Dengan begitu penyampaian pesan dapat dengan mudah seiring dengan mulai adanya perkembangan animasi di Indonesia. Sosok seorang ibu yang begitu menyayangi anaknya mulai dari lahir sampai akhir hayatnya, mungkin pernah terlupakan oleh pribadi seseorang sebagai anak. Banyak hal yang mempengaruhi hal tersebut, film pendek “Wingless Angel” ini mengingatkan kita bahwa betapa besar kasih sayang sang ibu terhadap kita sebagai anak, meski di situasi apapun ia tetap memberi yang terbaik untuk anaknya. Dalam keseluruhan film, penulis menyadari bahwa masih banyak yang harus di improve untuk menyempurnakan film ini terutama pada bagian cerita dan visual. Saran Melalui film animasi pendek ini penulis berharap bahwa banyak orang yang terinspirasi untuk kembali mengingat kasih sayang orang tua khususnya sang ibu yang telah melahirkan, membesarkan dan merawat kita sampai sekarang. Kasih sayang yang begitu besar kepada kita, meski kadang kita suka melupakannya. Sayangilah ibumu selagi ia masih berada di dunia ini karena jasanya lah maka kita bisa ada sampai sekarang. Selain film animasi pendek “Wingless Angel”, masih banyak cerita baik dari novel, dongeng atau media lain yang bisa di angkat kedalam bentuk animasi kemudian dijadikan sarana pembelajaran hidup. Marilah buat animasi yang lebih baik lagi untuk membangun bangsa Indonesia.
REFERENSI Arief, Arifin. (2001). Hutan & Kehutanan. Yogyakarta: Kanisius Ben, Caldwell. ( 1973 ). Action!Cartooning. New York: Sterling Publishing co.inc Dameria, Anne. (2007). Color Basic: Panduan Dasar Warna Untuk Desainer & Industri Grafika. Jakarta: Link & Match Graphic Dhimas, Andreas. (2013). Cara Mudah Merancang Storyboard Untuk Animasi Keren. Yogyakarta: Taka Publisher Faigin, Gary. (1990). The Artist Complete Guide to Facial Expressions. New York City: WatsonGuptill Publication Fowler, M.S. (2002). Animation Background Layout From Student to Professional. Limited Edition.Ontario: Fowler Cartooning Ink Glebas, Francis. (2009). Directing the Story. 1st edition. UK: Focal Press Madiun, Madcoms. (2009). Autodesk 3ds Max 2010. Yogyakarta: ANDI Mitsuo, Shirane. (1975). Folk Tales of Old Japan. Jepang: The Japan Times Prawitasari, Johana. (1993). Aspek Sosio-Psikologis Usia Lanjut di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, 73-83 Sullivan, K & Alexander, K. (2008). Ideas for the Animated Short. Massachussetts: Focal Press. William, Richard. (2001). The Animator’s Survival Kit. London: Faber and Faber Adzani, A. 2012. Drama Menurut Para Ahli. Diperoleh 02-23-2014 dari http://aladzaniart.blogspot.com/2012/04/drama.html Administrator. 2013. Sejarah Perkembangan Desa di Indonesia. Diperoleh 02-23-2014 dari http://mipi.or.id/component/k2/item/78-sejarah-perkembangan-desa-di-indonesia Darma, Ida. 2014. Arti Definisi / pengertian Drama dan Jenis Macam Drama. 03-15-2014 dari http://esa113.weblog.esaunggul.ac.id
Diperoleh
Develyne, Meichella. 2013. Sang Anak Yang Durhaka. Diperoleh http://cerpenmu.com/cerpen-keluarga/sang-anak-yang-durhaka.html
02-23-2014
dari
Nurhadi. 2008. Apresiasi Drama. Diperoleh 03-15-2014 dari www.slidershare.net/hanifphone/drama-429983 Sofyan, Eko. 2010. Animator Harus Berani Angkat Tema Lokal. Diperoleh 03-15http://entertainment.kompas.com/read/2010/08/03/12072634/Animator.Harus .Berani.Angkat.Tema.Lokal
2014 dari
RIWAYAT PENULIS Alfin Wiyono lahir di kota Jakarta pada 19 Agustus 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang desain komunikasi visual peminatan animasi pada 2014