Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik - Universitas Gadjah Mada
PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN MODUL - 5 KARAKTERISTIK KECEPATAN Disusun oleh: Tim Ajar Mata Kuliah Perancangan Geometrik Jalan
Tujuan Pembelajaran – CLO 3 Mahasiswa mampu menjelaskan dan menganalisis kecepatan rancang untuk perancangan geometrik jalan sesuai kriteria desain.
Pencapaian Kompetensi – SO c-1
Select suitable requirements for design
Assessment – SO c-1 Exercises Specific exam problems 2
Karakteristik Kecepatan
Kecepatan Perjalanan (Travel/Journey Speed)
Kecepatan Jalan (Running Speed)
Kecepatan Setempat (Spot Speed)
Kecepatan Rancang (Design Speed)
3
Kecepatan Berjalan (Running Speed)
Kecepatan ketika kendaraan melewati suatu ruas jalan tertentu, tanpa memperhitungkan adanya tundaan di ruas jalan yang menyebabkan kendaraan berhenti
Kecepatan Setempat (Spot Speed)
Kecepatan ketika kendaraan melewati suatu titik/segmen tertentu pada sepanjang ruas jalan
4
Kecepatan Perjalanan (Journey Speed) Kecepatan total sepanjang ruas jalan. Semua tundaan yang terjadi sepanjang ruas jalan diperhitungkan
Kecepatan Rancang (Design Speed) Untuk perancangan geometri jalan, digunakan 98th Percentile Speed
5
Kecepatan Setempat (Spot Speed) Pada kecepatan setempat, dikenal 2 macam istilah kecepatan:
Time Mean Speed (TMS) Kecepatan rerata yang didasarkan atas kecepatan individu dari semua kendaraan di jalan
Space Mean Speed (SMS) Kecepatan rerata yang didasarkan waktu perjalanan kendaraan yang melintasi suatu ruas jalan
6
Contoh Soal Dari hasil survei pengukuran waktu tempuh sepanjang 100 meter, didapatkan 3 kecepatan kendaraan sebagai berikut: Kend. 1 = 10 m/d, Kend. 2 = 25 m/d, Kend. 3 = 5 m/d Hitunglah nilai TMS dan SMS nya !
7
Jawab TMS = (10 m/d + 25 m/d + 5 m/d) / 3 = 13,3 m/d
SMS = 100 / 11.33 d = 8,83 m/d Dimana 11,33 didapatkan dari (t1 + t2 + t3) / 3= (10 + 4 + 25) / 3
8
Hasil Analisis Spot Speed Pace Interval kecepatan 10 mil per jam
Untuk mengetahui seberapa besar jumlah kendaraan yang kecepatannya cenderung seragam
SURVEI KECEPATAN LALU LINTAS
Survei kecepatan sesaat : speed gun, hitung manual, data
loggers
Survei kecepatan perjalanan : Floating vehicle, Moving
car observer, Kecepatan otomatis dengan data loggers.
KECEPATAN Rencana
Kecepatan Rancang, VR : Kecepatan yang dipilih untuk merancang jalan, yang merupakan kecepatan maksimum yang masih aman dan nyaman, bila cuaca baik serta kondisi lalulintas lengang. VR dipengaruhi oleh kondisi medan. Untuk kondisi medan yang sulit, besarnya VR pada ruas jalan tertentu dapat diturunkan, dgn syarat bahwa penuruan tidak boleh lebih dari 20 km/jam. VR dipengaruhi pula oleh fungsi / kelas jalan. Apabila memungkinkan VR tinggi, jangan sekali-kali menetapkan VR rendah, karena akan sulit dan mahal untuk peningkatan jalan dikemudian hari, karena memerlukan pekerjaan yang besar.
Untuk Jalan Antar Kota Tabel Kecepatan Rencana Menurut Bina Marga
Fungsi Jalan Arteri Kolektor Lokal Sumber : Bina Marga, 1997
Kecepatan Rencana, Vr, (km/jam) Datar Bukit Gunung 70 - 120 60 - 80 40 - 70 60 - 90 50 - 60 30 - 50 40 - 70 30 - 50 20 - 30
Untuk Jalan Perkotaan
13
Manfaat VR 1.
Untuk menentukan jari-jari minimum pada tikungan
2.
Untuk menentukan derajat lengkung pada tikungan
3.
Untuk menentukan jarak pandang henti
4.
Untuk menentukan jarak pandang menyiap
Hubungan VR dengan Rmin
15
Jalan Perkotaan
Jalan Antar Kota
16
Hubungan VR dengan D
17
Contoh Tikungan Sederhana
R = jari-jari tikungan ∆ = D = sudut tikungan
18
Hubungan VR dengan JH Jh minimum untuk jalan antar kota:
VR, km/jam
120
100
80
60
50
40
30
20
Jh min (m)
250
175
120 75
55
40
27
16
Jh minimum untuk jalan perkotaan:
VR, km/jam
100
80
60
50
40
30
20
Jh min (m)
165
110
75
55
40
30
20
DEFINISI JARAK PANDANG
Jarak Pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada saat mengemudi, sedemikian sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan yang membahayakan, maka pengemudi dapat melakukan sesuatu tindakan untuk menghindari bahaya tersebut dengan aman.
DEFINISI JARAK PANDANG
Jarak Pandang Dapat dimanfaatkan pula dalam perencanaan penempatan rambu lalu lintas dan marka jalan, baik secara geometrik maupun kondisi lingkungan yang kurang memenuhi persyaratan.
Jarak Pandang terdiri dari : Jarak
Pandang Henti (Jh) Jarak Pandang Mendahului (Jd)
JARAK PANDANG HENTI (Jh)
Jh adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi untuk menghentikan kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan di depan.
Jalan harus direncanakan sehingga dapat memberikan jarak pandang yang paling besar atau paling sedikit sama dengan jarak pandangan henti minimum tersebut.
Jh diukur berdasar asumsi : tinggi mata pengemudi 105 cm dan tinggi halangan 15 cm yang diukur dari permukaan jalan.
JARAK PANDANG HENTI (Jh) Jh terdiri atas 2 (dua) elemen jarak, yaitu:
Jarak Tanggap (Jht) adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan sejak pengemudi melihat suatu halangan yang menyebabkannya harus berhenti sampai saat pengemudi menginjak rem.
Jarak Pengereman (Jhr) adalah jarak yang dibutuhkan untuk menghentikan kendaraan sejak pengemudi menginjak rem sampai kendaraan berhenti.
Hubungan VR dengan JD
Jd adalah jarak yang memungkinkan suatu kendaraan mendahului kendaraan lain di depannya dengan aman sampai kendaraan tersebut kembali ke lajur semula
Jd diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan adalah 105 cm
JARAK PANDANG MENDAHULUI (Jd) Asumsi yang diambil pada saat menentukan Jd: 1. Kendaraan yang didahului kecepatannya tetap 2. Kecepatan kend yang mendahului lebih besar daripada kecepatan kend yang didahului 3. Perlu waktu pengambilan keputusan mendahului bila ruang untuk mendahului telah tercapai 4. Apabila start terlambat pada saat menyiap, harus kembali ke jalur dan kecep rata-rata saat mendahului 15 km/jam lebih besar daripada kendaraan yang didahului 5. Pada saat kembali ke jalur semula perlu jarak dengan kendaraan yang arahnya berlawanan
JARAK PANDANG MENDAHULUI (Jd) Panjang Jd untuk jalan antar kota:
VR, km/jam 120
100
80
Jd (m)
670
550 350 250 200 150 100
800
60
50
40
30
Panjang Jd untuk jalan perkotaan:
VR, km/jam
80
60
50
40
30
20
Jd standar (m)
550 350 250 200 150 100
Jd min (m)
350 250 200 150 100
70
20
Analisis Hubungan Volume – Kecepatan – Kepadatan Lalu Lintas
Volume lalu lintas banyaknya
kendaraaan yang melewati suatu titik atau garis tertentu selama periode waktu tertentu, dengan satuan kendaraan per satuan waktu
Kecepatan jarak
yang dapat ditempuh kendaraan dalam satu satuan waktu Merupakan petunjuk kualitas aliran lalu lintas
Kepadatan banyaknya
kendaraan yang menggunakan satu satuan panjang jalan atau lajur yang diberikan, dengan satuan kendaraan per satuan panjang
27
Manfaat Analisis Hubungan Volume – Kecepatan – Kepadatan Analisis ini dilakukan setelah jalan dioperasikan, untuk mengetahui kinerja jalan, apakah kinerjanya sesuai dengan yang telah direncanakan
Hubungan Volume – Kecepatan – Kepadatan Lalu Lintas
Metode Greenshields
Rumus yang digunakan
K=Q/U
Dengan: Q = arus lalulintas (kendaraan/jam)
U = kecepatan (km/jam) K = kepadatan (kendaraan/km)
Contoh: Arus lalu lintas = 1200 kend/jam. Kecepatan = 40 km/jam. Maka kepadatannya = 1200/40 = 30 kend/km
30
feet
Dengan menggunakan foto udara, didapatkan kondisi jalan dan kendaraan di ruas jalan X pada saat periode T sebagaimana ditunjukkan pada gambar di atas. Hitunglah kecepatan (sms dan tms), arus lalu lintas, dan kepadatannya ! 31
Jawab
1 mil = 5280 feet
32
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service) Tingkat kenyamanan pelayanan dari jalan tersebut dapat ditentukan dari nilai V/C dan kecepatan Tingkat kenyamanan pelayanan jalan dinyatakan dengan menggunakan Notasi A hingga E. Huruf A menyatakan tingkat kenyamanan pelayanan sangat baik dan sebaliknya huruf E menyatakan tingkat kenyamanan pelayanan sangat rendah
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service) Tabel tingkat pelayanan jalan: Tingkat Pelayanan A
Kriteria Umum Arus lalu lintas bebas tanpa hambatan, volume & kepadatan lalu lintas rendah, kecepatan kendaraan merupakan pilihan pengemudi
B
Arus lalu lintas stabil, kecepatan mulai dipengaruhi oleh keadaan lalu lintas tetapi tetap dapat dipilih sesuai kehendak pengemudi
C
Arus lalu lintas stabil, kecepatan perjalanan dan kebebasan bergerak sudah dipengaruhi oleh besarnya volume lalu lintas sehingga pengemudi tidak dapat lagi memilih kecepatan yang diinginkannya.
D
Arus lalu lintas sudah mulai tidak stabil, perubahan volume lalu lintas sangat mempengaruhi besarnya kecepatan perjalanan
E
Arus lalu lintas sudah tidak stabil, volume kira-kira sama dengan kapasitas, sering terjadi kemacetan
F
Arus lalu lintas tertahan pada kecepatan rendah, sering kali terjadi kemacetan, arus lalu lintas rendah
Sumber: Highway Capacity Manual
Assessment – SO c-1 1. 2.
Exercises Specific exam problems
35