PERAN MAJELIS DZIKIR SBY NURUSSALAM DALAM MENDUKUNG PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (STUDY ANALISIS MAJELIS DZIKIR SBY NURUSSALAM JAKARTA) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi
Disusun oleh: NEDY SUGIANTO NIM : 4104004
FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
1
PERAN MAJELIS DZIKIR SBY NURUSSALAM DALAM MENDUKUNG PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (STUDY ANALISIS MAJELIS DZIKIR SBY NURUSSALAM JAKARTA)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi
Disusun oleh: NEDY SUGIANTO NIM : 4104004
Semarang, 20 Mei 2011 Disetujui Oleh: Pembimbing I
Pembimbing II
M. Mukhsin Jamil, M.Ag
Ahmad Musyafiq, M.Ag
NIP. 197002151997031003
NIP.197207091999031002
2
3
MOTTO “If your actions inspire others to dream more, learn more, do more, and become more, you are a leader.”
4
Abstraksi Majelis dzikir merupakan bagian sentral yang sangat sakral di dalam dunia tasawuf atau sufisme, sebagai bagian dalam pencapaian kedekatan diri kepada Allah sang pecinta abadi. Dari kesakralan yang ada pada tasawuf dan majelis dzikir khususnya, akhir-akhir ini seolah sudah menjadi trend bagi para politisi memanfaatkannya sebagai sarana komunikasi politik bahkan sebagai wadah pendulangan suara terutama pada momen menjelang pemilu PILPRES, PILLEG, PILGUB, PILBUB, PILWAKOT, maupun PILKADES. Para politisi terlihat gagap dan begitu sigap ketika menyambut momen tersebut dengan maraknya penyelenggaraan majelis-majelis dzikir yang menjamur seantero jagat nasional. Ditanah air, semangat berdirinya sebuah majelis dzikir sangat jelas terlihat. Terlebih menjelang pemilu yang dari yayasan majelis dzikir itulah para politisi sibuk membungkus rapi semua kepentingannya kedalam bahasa agama yang pastinya akan memberikan nuansa positif dari apa yang mereka lakukan. Lebih khususnya citra positif yang akan jelas terbangun dalam masyarakat pada umumnya. Majelis dzikir SBY nurussalam adalah satu dari sekian banyaknya majelismajelis dzikir yang punya orientasi politik kekuasaan tersebut. Terbukti dengan didapatnya beberapa data dan fakta yang sudah peneliti lakukan di Yayasan majelis dzikir SBY nurussalam. Mulai dari perkembangan, aktifitas, dan perannya dalam pemerintahan SBY. Apalagi majelis ini terbukti mempunyai peran di dalam pemenangan Pemilu yang lalu dan ketika peneliti konfirmasi kepengurus pusat, mereka membenarkan semua itu. Ditambah lagi dengan beberapa fakta bahwa majelis bentukan SBY ini dikawal oleh beberapa pejabat Negara diantaranya para Menteri, tokoh politik, keluarga, kolega, dan para purnawirawan TNI maupun POLRI. Oleh karena itu, penelitian yang peneliti lakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif yang dapat peneliti deskripsikan sebagai penyajian secara penuh dan utuh dengan tujuan untuk mengetahui majelis dzikir yang diselenggarakan oleh majelis dzikir SBY nurussalam dan menggali lebih dalam dari peran majelis Dzikir SBY Nurussalam dalam mendukung pemerintahan SBY. Banyak hal yang ingin peneliti gali dari majelis dzikir SBY nurussalam, berawal dari terinspirasinya peneliti terhadap buku yang berjudul “Gurita cikeas” ditulis oleh George Yunus Adidjondro yang di dalamnya banyak memaparkan berbagai macam cara dan strategi dari SBY melakukan KKN dan pemenangan pemilu dengan berafiliasi dengan beberapa yayasan yang sudah dibentuknya. Diataranya yayasan majelis dzikir SBY nurussalam yang peneliti lakukan penelitian, yang pastinya yayasan majelis dzikir tersebut sebagai bagian dari SBY dalam rangka melanggengkan kekuasaannya serta sebagai alat yang sangat efektif dalam menggalang kekuatan dan basis massa. Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam yang sampai sekarang sudah terbentuk di 33 provinsi se Indonesia. Majelis dzikir SBY Nurussalam ternyata memang tidak hanya sebagai wadah orang-orang yang selalu berdzikir kepada sang khaliq, akan tetapi lebih dari itu. Dia bisa dimanfaatkan dan berfungsi sebagai alat kekuasaan yang sangat efektif diantaranya sebagai counter isu yang terbungkus rapi kedalam bahasa agama. Dari sini timbul pemikiran dari peneliti,
5
bahwa siapapun yang memiliki orientasi kekusaan dan pemenangan dalam pemilu, orang tersebut tinggal membuat wadah yang sama atau sejenis dengan majelis dzikir SBY nurussalam tersebut.
6
PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi ini untuk; Ibu tercinta Rusmiati yang senantiasa memberikan do’a, support, dan, kasih sayangnya kepada saya. Istri tercinta Iffo Wulansari dan Anak tercinta Rahnida Dinairah Al-Banjary yang senantisa mendampingi disaat jenuh dalam penyelesaian skripsi. Adik-adikku (Wahidah Risnaini, Linda Anggraini, Muhammad Nazir Saputra, Alfina Alfiani) Kalian semua sangat Abang sayangi dan sampai kapanpun kalian istimewa di hati Abang. “Sahabatku” Ali Imron, Hery Aslam Wahid, dan Amirudin, yang selalu memberikan semangat dalam setiap mimpi dan cita-citaku. Sahabat-sahabatku semua yang ada di kampus IAIN Walisongo Semarang, yang selalu kasih spirit. “Seniorku” Kanda Abdul Rouf, S.Fil yang selalu mengkaderku ketika di Jakarta maupun ketika beliau berada di Semarang dan selalu mendukung setiap aktitifitas gerakanku dalam membangun Networking. “Seniorku” Kanda H. M. Fatkhuronji, S.Ag, M.Pd.I yang selalu berkenan dengan penuh keikhlasan meluangkan waktunya buatku CURHAT dalam berbagai masalah sampai larut malam. “seniorku” Kang Nur Fuadi, M.Psi yang selalu memberikan semangat Spiritual dan memahami kondisiku. “Seniorku” DR. Rizal Ramli (Mantan MENKO/Kepala BULOG Era Gus Dur) yang selalu memberiku inspirasi dalam menyuarakan kebenaran. “Seniorku” Bunda Megawati Soekarno Putri (Mantan Presiden RI) yang ketika bertemu di Jakarta sudi berkenalan dan dari itu semua membangun komunikasi saya di Megawati Institut sampai sekarang. “Seniorku” Tjahjo Kumolo, SH (Ketua F-PDIP DPR RI) yang sangat ramah dan selalu berkenan membangun komunikasi dengan saya. Sekaligus beliau
7
yang mensukseskan acara Seminar Nasional kami dengan merekomendasikan DR. Arif Budimanta. “Seniorku” DR.Arif Budimanta (Anggota F-PDIP DPR RI) yang berkenan hadir di acara seminar yang kami selenggarakan dan membuka akses saya dan sahabat-sahabat untuk terus berkomunikasi. Khususnya di setiap forum yang diselenggarakan di Megawati Institut. “Seniorku” Bang Idrus Marham (F-PG DPR RI) yang tidak sungkan-sungkan menelpon saya ketika dalam perjalanan ke Jakarta untuk persiapan pemberangkatan ke MUSPIMNAS PMII di Manado. “Seniorku” Bang Sutan Bathoegana (F-PD DPR RI) yang selalu mengapresiasi dan merespon wacana-wacana yang saya lontarkan kepada beliau. “Seniorku” Bunda Lily Wahid (F-PKB DPR RI Komisi I) yang dengan ikhlas sudi membangun komunikasi dengan saya ketika bertemu di acara peluncuran bukunya DR. Hariman Siregar di Jakarta. “Seniorku” Bang Laode Ida (Wakil Ketua DPD RI) yang merespon balik disetiap
SMS
pengalamannya
dan
menyatakan
kepada
saya,
kesediaannya sekaligus
berbagi
beliau
Ilmu
dan
menginspirasikan
kesederhanaan kepada saya. “Seniorku” Bunda Dra. Ida Nur Qosim dan Dra. Sa’diyah (DEPAG RI) yang selalu mensupport saya agar segera menyelesaikan studi. “Seniorku” Drs. Ahmad Zubaidi, MA (DEPAG RI) yang berkenan meluangkan waktunya untuk berdiskusi dengan saya tentang skripsi yang saya bahas dan sekaligus penelitian di Jakarta.
8
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, bahwa atas kasih sayang dan hidayah-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Peran Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Dalam Mendukung Pemerintahan SBY” (Studi Kasus Di Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Jakarta), disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata satu (S.1) Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang. Dalam penusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Yang terhormat kepada Bapak DR. Nasihun Amin, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang beserta para pembantunya yang telah merestui pembahasan skripsi ini. 2. Bapak Sulaiman Al-Kumayi, M.Ag, selaku ketua dan sekretaris Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan ijin dalam penulisan skripsi ini. 3. Bapak Muchsin Djamil, M.Ag. Selaku pembimbing pertama, yang telah berkenan meluangkan waktunya dalam membimbing dan mengarahkan penulis, dan Bapak Ahmad Musyafik, selaku pembimbing kedua, yang telah mengadakan koreksi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang, atas segala kesabaran dan keikhlasannya untuk memberikan ilmu-ilmunya kepada saya. Dan seluruh karyawan Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang. Terimakasih atas pelayanan terbaiknya.
9
5. Kedua orang tuaku, Abah dan Mama, sejagat kasih sayang dan cinta yang tak dapat terlukiskan oleh apapun, Adik-adikku yang senantiasa mendorong kesuksesan Abang di segala bidang, terimakasih atas support dan do’anya. Istriku tercinta dan anakku tersayang, yang selalu menemani setiap saat. 6. Para senior-seniorku, Mas Abdul Rouf, S.Fil.I, Mas Jamal Lutfi, S.Fil.I, Mas Muhtasit, M.Ag, Mas Rofiq (Broto), Mas Ali Romdhoni, M.Ag, Mas Rusmadi, S.Thi, Mas Nur Shoib, S.HI, dan senior-senior yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas proses kaderisasi yang kalian dengan penuh keikhlasan membimbingku untuk meraih masa depan yang lebih baik dan selalu bermafaat buat orang lain. 7. Sahabat-sahabatku yang senantiasa memberikan semangat dan inspirasi yang cemerlang dalam meraih masa depan yang sukses dan penuh makna, Sahabat-sahabat PMII Rayon Ushuluddin, Sahabat-sahabat PMII Komisariat Walisongo Semarang, Sahabat-sahabat PMII Cabang Kota Semarang yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, semangat kalian selalu membangkitkan semangatku ketika aku dalam kondisi yang labil, terus semangat sahabat-sahabatku dan tidak ada kata menyerah. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna dalam arti yang sebenarnya, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat membawa manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan kepada para pembaca pada umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Semarang, 21 Juni 2011 Penulis,
Nedy Sugianto
10
SISTEM TRANSLITERASI 1. KONSONAN No
ARAB
LATIN
No
ARAB
LATIN
1.
ا
a
16.
ط
th
2.
ب
b
17.
ظ
z
3.
ت
t
18.
ع
‘
4.
ث
ts
19.
غ
gh
5.
ج
j
20.
ف
f
6.
ح
h
21.
ق
q
7.
خ
kh
22.
ك
k
8.
د
d
23.
ل
l
9.
ذ
dz
24.
م
m
10.
ر
r
25.
ن
n
11.
ز
z
26.
و
w
12.
س
s
27.
ه
h
13.
ش
sy
28.
ء
`
14.
ص
sh
29.
ي
y
15.
ض
dl
1. VOKAL PENDEK َ = َ = كَتَبkataba ِ
= َسُئِل
= su’ila
ُ
= ُيُذْهَب
= yudzhabu
2. VOKAL PANJANG َا
= َقَبل
= qaala
ِْاي
= َقِيْل
= qiila
او
= ُ = يَقٌوْلyaqulu
11
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN. ............................................................................ iii HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv HALAMAN ABSTRAKSI..................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... vii HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................... xi HALAMAN TRANSLITERASI ........................................................................ xi HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................. xii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................
1
B. Pokok Permasalahan ............................................................
6
C. Tujuan Penelitian .................................................................
7
D. Manfaat Penelitian ...............................................................
7
E. Tinjauan Pustaka .................................................................
8
F. Metode Penulisan Skripsi .................................................... 10 G. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................. 14
BAB II : MAJELIS DZIKIR A. PENGERTIAN MAJELIS DZIKIR ................................... 16 1. Pengertian Dzikir ............................................................ 16 2. Macam-macam Dzikir ..................................................... 26 3. Manfaat Dzikir ............................................................... 30
BAB III :
GAMBARAN UMUM TENTANG YAYASAN MAJELIS DZIKIR
SBY NURUSSALAM
A. Sejarah Majelis Dzikir SBY Nurussalam ........................... 36
12
1. Struktur Organisasi Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam ..................................................................... 38 2. Visi Pembangunan Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam ..................................................................... 39 3. Misi Pembangunan Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam ..................................................................... 39 B. Perkembangan Majelis Dzikir SBY Nurussalam ............. 40 C. Aktifitas Majelis Dzikir SBY Nurussalam ........................ 43 D. Pola Kepemimpinan Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam .......................................................................... 46 E. Pengaruh Majelis Dzikir SBY Nurussalam Terhadap Para Jama’ah ....................................................................... 48
BAB IV :
PERAN
MAJELIS
DZIKIR
SBY
NURUSSALAM
DALAM MENDUKUNG PEMERINTAHAN SBY A. Perkembangan Majelis Dzikir SBY Nurussalam ............. 53 B. Hubungan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Dengan Pemerintahan SBY .............................................................. 58 C. Peran
Majelis
Dzikir
SBY
Nurussalam
Dalam
Mendukung Pemeritahan SBY .......................................... 62
BAB V :
PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................... 69 B. Saran-Saran ......................................................................... 71 C. Penutup ................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 74 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dzikir dalam Islam adalah bagian dari ibadah. Dzikir secara harafiah berarti „ingat‟, atau dalam kata yang lebih lengkap biasa disebut dengan dzikrullah yang berarti „ingat kepada Allah‟. Akan tetapi dewasa ini, dzikir yang dibalut dalam sebuah majelis ternyata juga menjadi bagian yang sangat penting dalam pemilu. Karena banyak majelis dzikir yang di bentuk dan berfungsi sebagai sarana komunikasi politik untuk menghantarkan para politisi pada tampuk kekuasaan. Menjelang Pemilu umum, majelis dzikir marak berkumandang di mana-mana. Para politisi yang sukses memanfaatkan majelis dzikir dalam Pemilu umum lalu baik eksekutif maupun legislatif, tentu akan kembali melakukan kolaborasi dalam rangka menggalang dukungan politik. Para kyai, para habib, para ustad kondang
kembali marak
mengisi berbagai kegiatan dzikir dalam berbagai tema dzikir yang sesuai dengan momen dan peluang strategis yang politisi tersebut tangkap akan berujung pada dukungan dan pemenangan dalam pemilu tertentu. Begitupula yang dilakukan presiden SBY membentuk apa yang disebut dengan Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam. Majelis ini telah ada dan menyebar di berbagai pelosok nusantara. Majelis dzikir ini yang sengaja di bentuk oleh tokoh politik dan Purnawirawan TNI. Sementara itu majelis dzikir yang dimanfaatkan atau ditunggangi kepentingan politik jumlahnya ratusan, bahkan mungkin ribuan. Banyak politisi yang memanfaatkan para tokoh agama dan majelis dzikirnya untuk berkampanye. Tidak sedikit pula yang menghimpun dukungan di majelis dzikir dengan berbalut politik uang melalui berbagai bingkisan ataupun bentuknya bantuan yang lain.
1
Keberadaan majelis dzikir yang kental dengan nuansa politik karena diusung dan dihadiri oleh banyak tokoh politik, tiba-tiba seorang kawan balik mengkritik saya sebagai orang yang cepat berburuk sangka terhadap aktivitas yang katanya jelas-jelas sangat agamis. Diwaktu yang lain saya memuji keberadaan majelis dzikir yang mengundang para ustad kondang dan dihadiri oleh ribuan jamaah, tetapi kawan saya justru mencibir dan mengatakan bahwa majelis dzikir tersebut penuh muatan politik. Akhirnya saya berkesimpulan, tergantung dari mana kita melihatnya, karena majelis dzikir adalah sebuah sarana yang terbuka, yang dapat dimanfaatkan ataupun direkayasa untuk kepentingan politik, tetapi bersamaan itu tentu saja tetap sebagai sebuah majelis dzikir yang bernuansa ibadah. Beberapa fakta dapat menjadi contoh terbuka yang penilaiannya diserahkan kepada masing-masing orang. Misalnya di Kalimantan Selatan, tepatnya di kota Banjarmasin dan Tanah Bumbu terdapat sebuah majelis dzikir yang bernama Darul Azhar. Pendiri dari majelis dzikir ini adalah dr. H. Zairullah Azhar, Bupati kabupaten Tanah Bumbu. Nama majelis dzikirnya
diambil dari potongan namanya
„Azhar‟ dan jadilah majelis dzikir tersebut dengan nama „darul azhar‟. Banyak yang menghubungkan keberadaan majelis dzikir ini dengan berbagai aktivitas politik sang bupati, baik untuk maju kembali sebagai calon bupati periode berikutnya, maupun maju sebagai calon gubernur pada Pilkada 2010. Majelis dzikir ini rutin mengadakan kegiatan, mengundang para kyai, para habib dan ustadz terkenal sehingga dihadiri oleh banyak jamaah, bahkan ada sebuah koran lokal yang meliput penuh kegiatan majelis dzikir ini. Bukan hanya darul azhar yang berskala provinsi, yang nasional juga ada. Presiden SBY juga membentuk apa yang disebut dengan majelis dzikir SBY. Majelis ini telah ada dan menyebar di berbagai pelosok nusantara dan ketika meresmikan majelis dzikir ini langsung di
2
hadiri oleh presiden SBY selaku pemilik nama dari majelis dzikir tersebut. Kawan yang baru lulus di Ushuluddin mengatakan bahwa „dzikir‟ salah satu kegiatan para ahli tarekat, yaitu sebuah cara yang ditempuh untuk mengenal Allah. Banyak aliran dalam tarekat dan banyak dzikir di masing-masing tarekat, bahkan konon setiap tarekat memiliki dzikirnya sendiri sebagai jalan untuk mendekatkan diri pada Allah. Nah, kalau ada dzikir SBY maka apakah ini satu cara baru atau tarekat baru dalam
mengenal Allah?. Tentu saja pertanyaan itu
diucapkan kawan dengan nada bercanda, karena SBY pastilah bukan tokoh tarekat melainkan tokoh politik. Dua majelis dzikir di atas adalah contoh majelis dzikir yang sengaja dibentuk oleh tokoh politik. Sementara itu majelis dzikir yang dimanfaatkan atau ditunggangi kepentingan politik jumlahnya ratusan, bahkan mungkin ribuan. Banyak politisi yang memanfaatkan para tokoh agama dan majelis dzikirnya untuk berkampanye. Tidak sedikit pula yang menghimpun dukungan di majelis dzikir dengan yang berbalut
politik uang melalui berbagai
strategi yang seolah legal dalam bahasa agama. Menjelang Pilpres kemarin dan menjelang pemilu 2014 majelis dzikir kembali marak berkumandang di mana-mana. Para politisi yang sukses memanfaatkan majelis dzikir dalam Pemilu legislatif lalu, tentu akan kembali melakukan kolaborasi dalam rangka menggalang dukungan politik. Para kiai, para habib, para ustad kondang kembali akan marak mengisi berbagai kegiatan dzikir dalam berbagai tema dzikir. Susah untuk memilah mana yang politik dan mana yang agama, karena sebagaimana diungkapkan di atas tergantung dari cara melihatnya. Majelis dzikir seperti tafsir yang terbuka dan bebas bagi setiap orang untuk menterjemahkan dan bahkan memanfaatkannya. Seorang senior menyudahi saya, “semua yang dilakukan bergantung dari niatnya, hanya dia dan Tuhan yang tahu akan niat masing-masing
3
orang”. Kita hanya bisa berdoa, semoga segala niat segaris lurus dengan perbuatan dan tindakan. Mungkin dalam hal ini karena ada kesamaan maksud. Dzikir yang berarti ingat atau mengingat, maka dalam konteks politik ingat terhadap para calon juga sesuatu yang sangat penting. Di masyarakat tradisional, „politik‟ yang mampu menghubungkan atau menyandingkan dengan pemahaman teologis keagamaan maka akan menjadi kuat. Dalam kontek ini maka majelis dzikir akhirnya dapat menjadi penghubung antara kebutuhan teologis dengan harapan kesejahteraan yang dijanjikan para politisi. Keberadaan majelis dzikir yang kental dengan nuansa politik karena di usung dan di hadiri oleh banyak tokoh politik dan di satu sisi keberadaan majelis dzikir juga mengundang para kiai dan ustad kondang dan dihadir oleh ribuan jamaah mengundang berbagai interpretasi baik negatif maupun positif datar-datar saja. Karena majelis dzikir adalah sebuah sarana yang terbuka, maka yang dapat dimanfaatkan dan bahkan direkayasa untuk kepentingan politik sangat terbuka lebar, tetapi bersamaan itu tentu saja tetap sebagai sebuah majelis dzikir yang bernuansa ibadah. Meskipun susah untuk memilah mana yang politik dan mana yang agama, karena itu tergantung bagaimana cara melihatnya. Majelis dzikir seperti tafsir yang terbuka dan bebas bagi setiap orang untuk menterjemahkan dan bahkan memanfaatkannya. Oleh karena itu, semua yang dilakukan bergantung dari niatnya, hanya dia dan Tuhan yang tahu akan niat masing-masing orang. Majelis Dzikir SBY Nurussalam adalah satu dari sekian banyak yayasan yang ada di Indonesia. Yang menarik pada majelis ini dan membedakannya dengan majelis dzikir yang lain adalah majelis ini didirikan oleh orang nomor satu di Republik ini, yaitu presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam perjalanannya, Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam hampir tidak pernah mendapatkan problem
4
yang berarti, baik secara moral, sosial, maupun finansial. Setiap program Yayasan terealisasi dengan baik. Kemungkinan besar itu semua dikarenakan sosok presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang juga sebagai inspirator terbentuknya Yayasan tersebut dan sekaligus sebagai ketua Dewan Pembina. Secara tidak langsung akan mempermudah yayasan ini berkembang pesat dan mudah dalam pendanaan maupun sponsorship. Dalam perjalanan kepemimpinan SBY dengan berbagai problematika yang ada, beliau masih bisa menjalankan roda pemerintahan dan meyakinkan rakyat dengan terpilih kembali menjadi presiden RI yang kedua kalinya. Salah satu faktor dari sekian banyak faktor yang lain dalam mendukung pemenangan tersebut adalah dengan adanya peran Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam dalam tim pemenangan SBY untuk menjadi presiden RI yang juga ditegaskan oleh salah satu surat kabar di Banten, bahwa pada pemilu PILPRES maupun PILEG Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam memiliki peranan yang sangat signifikan dan ditakuti karena jamaahnya yang begitu banyak dan loyal terhadap pimpinan spiritualnya para Habib dan Kiai yang punya kharisma. Terbukti dengan adanya itu majlis ini melakukan gerakan politik yang dinamakan “Sillent Operation”. Di samping persiapan-persiapan yang bersifat keilmuan atau akademik, juga membekali mereka dengan persiapan yang bersifat spiritual untuk menguatkan mental dalam menghadapi pemilu, baik sebelum, saat pelaksanaan maupun sesudah berlangsungnya pemilu yakni saat menerima hasil dari KPU. Allah SWT. berfirman : Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah SWT. dengan sebanyak-banyaknya," (QS Al-Ahzab [33]: 41)
5
Implikasi dari ayat di atas, kita harus sanggup membawa keinginan kemenangan pemilu itu pada bingkai religiusitas, yakni sebagai bagian dari ibadah, bagian dari pengabdian kepada Allah SWT. Dengan begitu, perhatian utamanya adalah pada pelurusan niat dan penyempurnaan ikhtiar agar tercapai sebagai ibadah. Niat mencalonkan diri dan keinginan memenangkan pertarungan dalam pemilu adalah memperoleh keridhoan Tuhan sebagai ultimate goal. Soal hasil menang atau kalah, serahkanlah semuanya kepada Allah Yang Maha Mengetahui. Menarik bagi penulis untuk menelusuri lebih dalam tentang Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam tersebut, baik dari profil sampai pada peranannya dalam pemerintahan SBY. Yakni sampai sejauh mana Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam memiliki peran dan mempunyai kontribusi terhadap bangsa dan negara serta masyarakat secara luas. Dan sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis ingin mengkaji dan meneliti apakah dzikir berpengaruh terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Sesuai dengan masalah ini, maka penulis tertarik menjadikannya sebuah skripsi dengan judul " Peran Majelis Dzikir SBY Nurussalam Dalam Mendukung Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (Study Analisis Majelis Dzikir SBY Nurussalam Jakarta)". B. Pokok Permasalahan Berpijak pada uraian di atas, maka ada beberapa permasalahan yang penulis anggap dapat dijadikan bahan kajian, yaitu: 1. Bagaimana potret perkembangan dan aktifitas Majelis Dzikir SBY Nurusssalam? 2. Bagaimanakah hubungan antara Majelis Dzikir SBY Nurussalam dengan pemerintahan SBY? 3. Bagaimanakah Peran Majelis Dzikir SBY Nurussalam Dalam Mendukung Pemerintahan SBY?
6
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1) Tujuan Formal Untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi pada program strata satu (S-1) dalam ilmu Tasawuf Psikoterapi pada Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. 2) Tujuan Material a. Untuk mengetahui potret perkembangan dan aktifitas Majelis Dzikir SBY Nurussalam. b. Untuk mengetahui hubungan antara Majelis Dzikir SBY Nurussalam dengan pemerintahan SBY. c. Untuk mengetahui peran Majelis Dzikir SBY Nurussalam Dalam Mendukung Pemerintahan SBY. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan pengembangan
sumbangan ilmu
dalam
pengetahuan
ilmiah
bidang tasawuf,
bagi
mengenai
hubungan tasawuf dengan politik. b. Memberikan kontribusi terhadap masyarakat umum mengenai pergeseran nilai dari fungsi Tasawuf yang sesungguhnya ke fungsi tasawuf sebagai bagian dari sarana politik kekuasaan. 2. Manfaat Praktis a. Dapat mengetahui seberapa besar pengaruh Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam dalam keefektifannya
mengawal
setiap kebijakan SBY dalam kepemimpinannya. b. Dapat mengetahui seberapa efektif Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam dalam mendukung pemerintahan SBY.
7
E. Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka ini penulis akan mendeskripsikan beberapa karya ilmiah yang mengilhami penulis mengadakan penelitian ini. Namun bukan berarti penulis bermaksud menafikan keberadaan karya ilmiah yang lain yang tidak disebutkan dalam tinjauan pustaka ini. Sebagai tinjauan kepustakaan, penelitian tentang dzikir telah banyak di bahas. Seperti hasil penelitian Agus Ardianto yang berjudul “Pengaruh Dzikir (Ya Fattahu Ya „Alim) Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa Muslim SMA 8 Semarang”. Dalam penelitian ini, kancah pembahasannya pada sejauhmana Dzikir Ya Fattahu Ya 'Alim berpengaruh terhadap kecerdasan spiritual siswa muslim SMA Negeri. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh saudara Ahmad Nur Shofi dengan judul " Pengaruh Dzikir Terhadap Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Ujian Nasional Di MA NU 06 Cepiring".dalam skripsi ini, membahas tentang dzikir yang berpengaruh terhadap kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Nasional di MA NU 06 Cepiring Adapun beberapa buku yang terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan penelitian ini. Diantaranya adalah; Buku yang berjudul “Rahasia & Keutamaan Dzikir” karangan Muhammad AlFateh menjelaskan tentang manfaat, faedah dan rahasia dari dzikir. Begitu pula buku yang berjudul “Al-Hikam, Rampai Hikmah Ibn „Atha‟illah”. Karangan Ibn ‟Atha‟illah yang diterjemahkan oleh Lisma Dyawati Fuaida, dalam sub bab dzikirnya yang berisikan tentang kandungan al-hikam lewat kata-kata bijak yang di susun Ibn „Atha‟illah. Al-Hikam menyediakan arahan kepada para salikpenempuh jalan iman dan ibadah untuk mencapai sang khalik.
8
Dan dalam buku “Selalu Dituntun Allah” karangan Imam alSyawkani yang di terjemahkan oleh A. kasyful Anwar juga berisi tentang pembagian, keuntungan, syarat-syarat dan rahasia dari dzikir. Buku karya Ahmad Khoirul Umam yang berjudul “Kiai & Budaya Korupsi Di Indonesia”, buku ini menjelaskan tentang peranan Kiai sebagai tokoh sentaral di kalangan umat Islam yang mempunyai potensi keterlibatannya dalam politik praktis dan melanggengkan kekuasaan salah satu calon pejabat tertentu dengan jalan money politik yang di bingkai ke dalam bahasa agama, sehingga tidak terkesan fulgar. Buku karya Mahmud Sujuthi yang berjudul “Politik Tarekat”. Di dalam buku ini menjelaskan tentang keterlibatan organisasi keagamaan tarekat yang sakral, pada pemerintahan orde baru khususnya terlibat langsung dalam politik kekuasaan. Buku karya Abdul Munir Mulkhan yang berjudul “Runtuhnya Mitos Politik Santri” buku ini menjelaskan tentang pergeseran dunia politik santri yang pada awal dianggap menjadi mitos oposan dan justru sampai sekarang semakin berkembangnya politik santri . Buku karya Dr. Dino Patti Djalal yang berjudul “Harus Bisa!” buku
ini
menjelaskan tentang kepemimpinan
SBY,
dinamika
pengambilan keputusan dan tindakan presiden SBY yang direkam dan dipotret oleh Dino Patti Djalal, Staf khusus Presiden. Buku karya Prof. Dr. Hamdi Muluk yang berjudul “Mozaik Psikologi Politik Indonesia” menjelaskan tentang analisis, kritik, dan solusi dari berbagai hal yang dapat dibagi dalam beberapa topik. Pertama, topik tentang watak bangsa dan budaya politik. Kedua, tulisan tentang perilaku politik para elit politik menyorot perilaku para elit politik yang kemudian berujung pada masalah bangsa. Ketiga, membahas tentang kepemimpinan, pengikut, dan konflik elit. Keempat, melihat tentang identitas kelompok dan konflik sosial. Kelima, memuat tentang korupsi, masalah sosial, dan kebijakan publik.
9
Berdasarkan uraian di atas, peneliti belum pernah menjumpai karya ilmiah dan penelitian-penilitian seperti yang peneliti lakukan. Maka skripsi dengan judul “Peran Majelis Dzikir SBY Nurussalam Dalam Mendukung Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (Study Analisis Majelis Dzikir SBY Nurussalam Jakarta).” ini, peneliti ajukan untuk
diadakan
penelitian
lebih
lanjut.
Hal
ini
merupakan
keoriginalitasan dalam skripsi ini, karena belum pernah dibahas dalam penelitian-penelitian sebelumnya. F.
Metode Penulisan Skripsi Metode yang akan penulis pakai dalam rangka membahas skripsi ini adalah: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan berada langsung pada obyeknya, terutama dalam usahanya mengumpulkan data dan berbagai informasi. Makna yang ingin diperoleh dan dikaji dalam penelitian kualitatif dilihat sebuah sistem, demikian pola-pola tindakan yang merupakan perwujudan dari sistem makna tersebut. Artinya suatu gejala yang ingin dipahami di dalam penelitian kualitatif selalu dilihat sebagai hal yang mempunyai komponenkomponen yang lebih kecil. Komponen satu dengan yang lainnya secara fungsional (saling mempengaruhi). Kalau kita mengabaikan hubungan tersebut, maka pemahaman yang akan kita peroleh tentang gejala terebut juga tidak akan lengkap.1 Dalam hal ini penulis akan mengadakan penelitian di Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Jakarta). Dengan kata lain peneliti berada di lapangan.
1
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Penerbit Rineka
Cipta, Cet Ke- 4 2004, Jakarta : hlm. 57
10
2. Sumber Data Sumber data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Yang dimaksud dari sumber data penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden yaitu yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti baik pertanyaan tertulis maupun lisan. a. Data Primer Yang dimkasud dengan data primer adalah data yang diperoleh langsug dari lapangan, yaitu data dari : 1. Pengurus Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Jakarta 2. Ketua dan Dewan pembina Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Jakarta. 3. Jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam Jakarta. b. Sumber Data Sekunder Yang di maksud dengan data sekunder adalah data yang diperoleh dari data lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subyek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. 3. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara (interview) Wawancara yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
informai secara langsung dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para informan. a. Pengurus Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Jakarta b. Ketua dan Dewan Pembina Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Jakarta. c. Jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam Jakarta.
11
b. Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Observasi
yang
digunakan
adalah
observasi
nonpartisipan yaitu tidak ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat.
c. Metode Dokumentasi Dokumetasi adalah telaah sistematis atas catatan-catatan atau dokumen-dokumen sebagai sumber data. Meskipun dokumen biasanya berisi kalimat tertulis atau tercetak, tetapi sebenarnya ”dokumen” tidak terbatas. Ia bisa berupa grafik, gambar, lukisan, kartun, foto, dan sebagainya.dokumen dapat dikumpulkan dan diklasifikasi untuk dianalisis menurut kriteria yang sudah ditetapkan. Datanya bisa berupa laporan-laporan resmi berbagai lembaga atau organisasi, dan bahkan sering dari perorangan.2 4. Metode Analisis Data Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan dan dianggap telah cukup memadai, kemudian data tersebut akan di analisis oleh penulis. Dalam memberikan analisis yang kritis terhadap data-data tersebut, baik data primer maupun data sekunder, penulis akan menggunakan metode diskriptif analisis yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan/ menggambarkan/ melukiskan keadaan objek penelitian yang pada saat sekarang sedang berlaku. Metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada
2
John W. Best, Metodologi Penelitian dan Pendidikan,
Usaha Nasional, Surabaya, 1982, hlm. 133
12
penemuan fakta-fakta (fact finding) yang tampak atau sebagaimana adanya. Analisis
data
adalah
merupakan
proses
pecandraan
(description) dan penyusunan transkip interview serta material lain yang
telah
terkumpul.
menyempurnakan
Maksudnya,
pemahaman
terhadap
agar
peneliti
dapat
data
tersebut
untuk
kemudian menyajikannya kepada orang lain dengan lebih jelas tentang apa yang telah ditemukan atau didapatkan dari lapangan.3 a.
Analisis Deskriptif Analisis
deskriptif
adalah
suatu
penelitian
yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data.
4
Deskriptif merupakan penelitian yang
dimaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.5 b. Analisis Fenomenologis Pendekatan fenomenologis adalah suatu penelitian untuk memandang suatu gejala
sebagaimana
adanya, sebelum
menyatakan suatu kesimpulan. 6 Fenomenologis merupakan ide sentral, peristiwa kejadian, mengenai serangkaian aksi dan interaksi yang mengacu kepada pengaturan, pemeliharaan atau serangkaian tempat-tempat yang terkait. Peneliti melakukan 3
Sudarwan Darnim, Menjadi Peneliti Kualitatif, CV. Pustaka Setia, Bandung, Cet. 1, 2002, hlm. 209 4 Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, Cet. 3, 2005, hlm. 138 5 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, PT. Rineka Cipta, Jakarta, Cet. 7, 2005, hlm 234 6 Ces Ham, Ensiklopedi Indonesia, PT. Ikhtisar Baru Van Hoeve, Jakarta, Edisi Khusus 2, hlm. 98
13
fenomena ini dengan bentuk pertanyaan.
7
Fenomenologis
digunakan sebagai anggapan umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui.8
G. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan skripsi kali ini terbagi menjadi lima bab, dengan perician sebagai berikut: Bagian awal yang berisi cover, halaman judul, surat persetujuan pembimbing, surat pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstraksi, dan daftar isi. Bagian isi yang terdiri dari 5 (lima) bab dengan penjabaran isi sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan yang menguraikan tantang latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian skripsi.
BAB II : Dzikir yang meliputi pengertian dzikir, macam-macam dzikir, dan manfaat dzikir. BAB III : Gambaran umum tentang yayasan majelis dzikir SBY nurussalam. Bab ini meliputi sejarah, perkembangan, dan aktifitas majelis dzikir SBY nurussalam. BAB IV : Peran majelis dzikir SBY nurussalam dalam mendukung pemerintahan SBY, yang meliputi perkembangan majelis dzikir SBY nurussalam, hubungan majelis dzikir SBY nurussalam terhadap pemerintahan SBY, peran majelis dzikir SBY nurussalam dalam mendukung pemerintahan SBY.
7
Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, Penerjemah: M. Djunaidi Ghony, PT. Bina Ilmu, Surabaya, Cet. 1,1997, hlm. 109 8 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Cet. 21, 2005, hlm. 14-15
14
BAB V : Penutup yang berisikan Kesimpulan, Saran-Saran, dan Penutup. Bagian akhir penulisan skripsi ini adalah yang terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan biodata penulis.
15
BAB II MAJELIS DZIKIR
A. PENGERTIAN MAJELIS DZIKIR Menurut akar katanya, istilah majelis dzikir terdiri dari gabungan dua kata : majelis yang berarti (tempat) dan kata dzikir secara etimologi berakar dari kata dzakara yang artinya “mengingat atau menyebut”. secara
terminologi, dzikir adalah “menyebut atau
mengucapkan asma Allah sambil mengagungkan dan mensucikan-Nya.1 Jadi, yang dimaksud majelis dzikir tersebut adalah orang-orang yang berkumpul dalam satu tempat untuk mengingat atau menyebut asma Allah SWT. Dalam firman Allah SWT: ْسكَ هَعَ اّلَرِينَ يَدْعٌُنَ زَّبَيُنْ ّبِاّلْغَدَاةِ ًَاّلْعَشِّيِ يُسِيدًُنَ ًَجْيَوُ ًَّلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْيُن َ ًَْاصْبِسْ نَف تُسِيدُ شِينَتَ اّلْحَيَاةِ اّلدُنْيَا ًَّلَا تُطِعْ هَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَوُ عَنْ ذِكْسِنَا ًَاتَبَعَ ىٌََاهُ ًَكَانَ أَهْسُ ُه فُسُطًا Artinya: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka
(karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi: 28).2 Dan juga dalam hadist nabi Muhammad SAW
yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah di dalam Shahihnya :
1
Idrus Alkaf, Mengobati Stres Dengan Dzikir Dan Doa, Alina Press, Semarang, hlm. 36. 2 (QS. Al-Kahfi: 28)
16
حَّدَثََْب ٍُحَََّدُ ثُِْ حَبتٌِِ ثِِْ ٍٍََُْىٍُ حَّدَثََْب ثَهْزٌ حَّدَثََْب وُهٍَْتٌ حَّدَثََْب سُهٍَْوٌ عَِْ أَثٍِهِ عَِْ أَثًِ هُرٌَْرَح َُعَِْ اىَْجًِِ صَيَى اىيَهُ عَيٍَْهِ وَسَيٌََ قَبهَ إَُِ ىِيَهِ تَجَب َركَ وَتَعَبىَى ٍَيَبئِنَخً سٍََبرَحً فُضُوً ا ٌَتَتَجَعُى ٍَجَبىِسَ اىّذِمْرِ فَإِذَا وَجَّدُوا ٍَجْيِسًب فٍِهِ ذِمْرٌ قَعَّدُوا ٍَعَهٌُْ وَحَّفَ ثَعْضُهٌُْ ثَعْضًب ثِأَجِْْحَتِهٌِْ حَتَى ٌََُْيَئُىا ٍَب ثٍََْْهٌُْ وَثٍََِْ اىسَََبءِ اىّدٍَُّْب فَإِذَا تَفَ َرقُىا عَرَجُىا وَصَعِّدُوا إِىَى اىسَََبءِ قَبهَ فٍََسْأَىُهٌُْ اىيَه َعَزَ وَجَوَ وَهُىَ أَعْيٌَُ ثِهٌِْ ٍِِْ أٌََِْ جِئْتٌُْ فٍََقُىىُىَُ جِئَْْب ٍِِْ عِ ّْدِ عِجَبدٍ َىلَ فًِ اىْأَرْضِ ٌُسَجِحُى َّل ْوٌَُنَجِرُو َّلَ وٌَُهَيِيُى َّلَ وٌََحََّْدُو َّلَ وٌََسْأَىُى َّلَ قَبهَ وٍََبذَا ٌَسْأَىُىًِّ قَبىُىا ٌَسْأَىُى َّلَ جََْ َتلَ قَبهَ وَهَو ٌٍََِرَأَوْا جََْتًِ قَبىُىا ىَب أَيْ رَةِ قَبهَ فَنٍَّْفَ ىَىْ رَأَوْا جََْتًِ قَبىُىا وٌََسْتَجٍِرُو َّلَ قَبهَ و ٌَسْتَجٍِرُوًَِّْ قَبىُىا ٍِِْ َّب ِركَ ٌَب رَةِ قَبهَ وَهَوْ رَأَوْا َّبرِي قَبىُىا ىَب قَبهَ فَنٍَّْفَ ىَىْ رَأَوْا َّبرِي َقَبىُىا وٌََسْتَغْفِرُو َّلَ قَبهَ فٍََقُىهُ قَّدْ غَفَرْدُ ىَهٌُْ فَأَعْطٍَْتُهٌُْ ٍَب سَأَىُىا وَأَجَرْتُهٌُْ ٍََِب اسْتَجَبرُوا قَبه فٍََقُىىُىَُ رَةِ فٍِهٌِْ فُيَبٌُ عَجّْدٌ خَطَبءٌ إَََِّب ٍَرَ فَجَيَسَ ٍَعَهٌُْ قَبهَ فٍََقُىهُ وَىَهُ غَفَرْدُ هٌُْ اىْقَىًُْ ىَب ٌٌَُْشْقَى ثِهٌِْ جَيٍِسُه
Artinya: Muhammad bin Hatim bin Maimun menuturkan kepada kami. Dia berkata; Bahwa menuturkan kepada kami. Dia berkata; Wuhaib menuturkan kepada kami. Dia berkata; Suhail menuturkan kepada kami dari ayahnya dari Abu Hurairah radhiyallahu‟anhu dari Nabi shallallahu „alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah tabaraka wa ta‟ala memiliki para malaikat khusus yang senantiasa berkeliling mencari di mana adanya majelis-majelis dzikir. Apabila mereka menemukan sebuah majelis yang padanya terdapat dzikir maka mereka pun duduk bersama orang-orang itu dan meliputi mereka satu sama lain dengan sayap-sayapnya sampai-sampai mereka memenuhi jarak antara orang-orang itu dengan langit terendah, kemudian apabila orang-orang itu telah bubar maka mereka pun naik menuju ke atas langit.” Nabi berkata, “Maka Allah „azza wa jalla pun bertanya kepada mereka sedangkan Dia adalah yang paling mengetahui
17
keadaan mereka, „Dari mana kalian datang?‟. Para malaikat itu menjawab, „Kami datang dari sisi hamba-hamba-Mu yang ada di bumi. Mereka mensucikan-Mu (bertasbih), mengagungkan-Mu (bertakbir), mengucapkan tahlil, dan memuji-Mu (bertahmid), serta meminta (berdo‟a) kepada-Mu.‟ Lalu Allah bertanya, „Apa yang mereka minta kepada-Ku?‟. Para malaikat itu menjawab, „Mereka meminta kepadaMu surga-Mu.‟ Allah bertanya, „Apakah mereka telah melihat surgaKu?‟. Mereka menjawab, „Belum wahai Rabbku.‟ Allah mengatakan, „Lalu bagaimana lagi jika mereka benar-benar telah melihat surgaKu?‟. Para malaikat itu berkata, „Mereka juga meminta perlindungan kepada-Mu.‟
Allah
bertanya,
„Dari
apakah
mereka
meminta
perlindungan-Ku?‟. Mereka menjawab, „Mereka berlindung dari neraka-Mu, wahai Rabbku‟. Maka Allah bertanya, „Apakah mereka pernah melihat neraka-Ku?‟. Mereka menjawab, „Belum, wahai Rabbku.‟ Lalu Allah mengatakan, „Lalu bagaimanakah lagi jika mereka telah melihat neraka-Ku.‟ Mereka mengatakan, „Mereka meminta ampunan kepada-Mu.‟ Maka Allah mengatakan, „Sungguh Aku telah mengampuni mereka. Dan Aku telah berikan apa yang mereka minta dan Aku lindungi mereka dari apa yang mereka minta untuk berlindung darinya.‟.” Nabi bersabda, “Para malaikat itu berkata, „Wahai Rabbku, di antara mereka ada si fulan, seorang hamba yang telah banyak melakukan dosa, sesungguhnya dia hanya lewat kemudian duduk bersama mereka.‟.” Nabi mengatakan, “Maka Allah berfirman, „Dan kepadanya juga Aku akan ampuni. Orang-orang itu adalah sebuah kaum yang teman duduk mereka tidak akan binasa.” 3 (HR. Muslim) Sedangkan menurut Al-Imam Atha‟ Al-Khurasani (seorang ulama tabi‟in) berkata bahwa majelis dzikir yaitu :
3
(HR. Muslim dalam Kitab ad-Dzikr wa ad-Du‟a wa at-Taubah wa alIstighfar, hadits no. 2689, lihat Syarh Muslim [8/284-285] cetakan Dar Ibn al-Haitsam)
18
هجاّلس اّلركس ىّي هجاّلس اّلحالل ًاّلحسام كيف تشتسي ًتبيع ًتصلّي ًتصٌم ًتنكح ًتطلق ًتحج ًأشباه ىرا “Majelis dzikir adalah majelis halal dan haram. Bagaimana kamu membeli, menjual. Bagaimana kamu shalat, berpuasa, berhaji dan semisalnya.” (Tarikh Damsyiq: 40/431-2, Mir‟atul Mafatih Syarh Misykatul Mashabih: 7/377, Kifayatul Akhyar: 1/8). 4 Dan telah benar Al-Imam Atha‟ yang menjelaskan bahwa majelis dzikir adalah majelis ilmu Al-Kitab was Sunnah (bukan majelis dzikir berjamaah ala kaum sufi) karena hadits-hadits Nabi adalah saling menafsirkan dan saling melengkapi. Dan dalam prakteknya, Majelis dzikir dapat menjadi salah satu lembaga pendidikan diniyah non formal yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia bagi jamaahnya, serta mewujudkan rahmat bagi alam semesta. Dengan demikian majelis dzikir juga dapat menjadi lembaga pendidikan keagamaan alternatif bagi mereka yang tidak memiliki cukup tenaga, waktu, dan kesempatan menimba ilmu agama di jalur pendidikan formal. Untuk pembahasan dzikir akan diterangkan lebih detail di sub dalam bab ini. 1. Pengertian Dzikir Kata dzikir secara etimologi berakar dari kata dzakara yang artinya “mengingat atau menyebut”. Secara terminologi, dzikir adalah “menyebut atau mengucapkan asma Allah sambil mengagungkan dan mensucikan-Nya.5 Dan dzikir adalah sebagai bentuk cinta (al-hub) kita kepada Allah. Sedangkan dalam pengertian ibadah, dzikir berarti suatu
4
http://sulaifi.wordpress.co dr. M Faiq Sulaifi Majelis Dzikir Bersama ala Arifin Ilham, Bid’ahkah? Maret 13, 2010 5 Idrus Alkaf, Mengobati Stres Dengan Dzikir Dan Doa, Alina Press, Semarang, tth, hlm. 36.
19
amal yang disebut berdzikir. Jadi dzikir Allah atau Dzikrullah, artinya ingat kepada Allah atau menyebut Allah.6 Menurut M. Afif Anshori 7 , kata dzikir berakar pada kata dzakara,
yang
berarti
mengingat,
memperhatikan,
mengenang,
mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti. Adapun secara terminologi yang di maksud dengan dzikir yaitu menyebut atau mengingat nama-nama Allah sebagai bentuk rangkaian dalam beribadah, sebagaimana yang dilakukan para sufi atau amalan-amalan yang dikerjakan dalam tarekat, sebagai bentuk aktifitas (maqam) untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia, kata dzikir berasal dari bahasa Arab, yaitu kata dzikr makna asalnya antara lain, mengingat, menyebut, dan mengucapkan.8 Dalam Ensiklopedi juga disebutkan, bahwa dzikir adalah menyebut, menuturkan, mengingat, mengerti, dan berbuat baik. Dzikir juga berarti ucapan dengan lisan, gerakan dengan tingkah laku, maupun gerakan hati yang sesuai dengan yang diajarkan Islam dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.9 Dalam kitab Al-Hikam dinyatakan bahawa tidaklah tampak dzikir kecuali bila timbul dari penyaksian dan perenungan. Kalau engkau berada dalam keadaan mengingat dan berdzikir pada Allah yang sesungguhnya, tentu perenungan dan kegembiraan hati juga menjadi keadaan batinmu.10 Dzikir adalah upaya yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang beriman dalam mendekatkan diri mereka kepada Allah SWT. Dzikir dapat berupa lantunan kalimat syahadat, yaitu la ilahaillallah (tidak ada
6
Ibid., hlm. 55. M. Afif Anshori, Dzikir Demi Kedamaian Jiwa, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hlm. 16. 12 Tim Penyusun IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam di Indonesia, Djambatan, Jakarta, 1992, hlm. 1008.x 9 Dewan Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jilid V, Ihtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1993, hlm. 235. 10 Syekh Fadhlalla Haeri, Al-Hikam Rampai Hiknah Ibn Atha‟illah, Jakarta 2004, hlm. 350. 7
20
Tuhan selain Allah SWT.), atau kalimat-kalimat yang lainnya, seperti tasbih, do'a dan lain-lain.11 Sementara menurut Utsman Sa‟id Sarqawi dalam bukunya yang berjudul Dzikir Itu Nikmat 12 menyebutkan, bahwa dzikir adalah jalan yang menyampaikan kepada kecintaan Allah dan keridhaan-Nya, dan dzikir adalah pintu yang amat besar untuk naik dan memperoleh kemenangan, serta dzikirlah yang dapat menyelamatkan dari siksa Allah. Dzikir menerangi wajah dan hati, menghilangkan ketakutan dan kesedihan antara seorang abdi dengan Tuhannya. Dzikir juga dapat menghilangkan kebingungan dan kegundahan hati. Dzikir pula yang menjadikan hati menjadi jernih, tenang, tentram, dan bahagia. Sementara itu menurut Imam Al-Syawkani dalam bukunya berjudul
Selalu
Dituntun
Allah
menyatakan
bahwa
Bukhari
meriwayatkan, Abu Hurairah bertanya kepada Rasulullah, “Siapakah yang paling berbahagia dengan syafaatmu pada hari kiamat?” Beliau menjawab, “Aku kira belum pernah orang menanyakan hal ini sebelumnya. Orang yang paling bahagia dengan syafaatku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan la ilaha illa Alllah dengan ikhlas dari lubuk hatinya.” Hadis-hadis yang berkenaan dengan janji surga bagi orang yang mengucapkan kalimat ini diriwayatkan secara mutawatir.13 Maksud dari dzikir yaitu tidak hanya sekedar diucapkan dalam lisan, tetapi juga harus diresapi dalam hati. Taubat, tafakur dan menuntut ilmu juga termasuk dzikir. Setiap usaha yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah termasuk dzikir. 14 Adapun pengertian dzikir yang sempurna ialah menyebut asma‟ Allah dengan membaca tasbih, tahmid, takbir, membaca basmalah, 11
Amir An-Najar, Psikoterapi Sufistik dalam Kehidupan Modern, terj. Ija Suntana, Hikmah, Jakarta, 2004, hlm. 27. 12 Usman Sarqawi, Dzikir itu Nikmat, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm. 1. 13 Imam al-Syawkani, Selalu Dituntun Allah, Serambi, Jakarta, 2003, hlm. 102 14 Hasan al Banna, Dzikir dan Do'a, Media Dakwah, Jakarta, 1993, hlm. 7
21
tahlil, dan membaca do'a-do'a. 15 Dzikir merupakan salah satu kata penting di dalam kerangka pemahaman agama Islam, karena dzikir merupakan bentuk manifestasi dari ketaatan seorang hamba kepada Khaliknya. Bahkan Allah menggunakan kata dzikir yang berarti peringatan, sebagai salah satu nama julukan kitab suci al-Qur'an. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT. dalam al-Qur'an surat al Hijr ayat 9 : Artinya : "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya". (QS. Al-Hijr [15] : 9) Sementara itu ada ulama yang mengatakan, bahwa dzikir adalah berulang-ulang menyebut nama yang disebut (Allah) dengan hati dan lidah, baik menyebutnya dengan lafal jalalah, yaitu Allah, atau menyebut salah satu sifat-sifat keagungan-Nya, atau dengan mengingat para Nabi dan Rasul-Nya, atau mengingat hamba-hamba Allah yang memperoleh keridhaan dan kemuliaan dari-Nya dengan suatu sebab atau suatu amal perbuatan.16 Amal perbuatan itu dapat berupa membaca firman Allah, haditshadits Nabi, dan sebagainya yang ada kaitannya dengan ajaran agama Allah dan Rasul-Nya. Dapat juga berupa ketekunan berdzikir, baik dzikir itu berbentuk syair maupun berbentuk puji-pujian yang diucapkan dengan irama dan lagu. Selain itu zikir juga dapat berupa muhadarah (diskusi tentang agama Islam) dan dapat pula berupa penyampaian kisahkisah yang bertema kebenaran Allah, para Nabi dan Rasul-Nya. Dengan demikian, orang yang berbicara tentang kebenaran agama Allah, ia adalah orang yang berdzikir. Orang-orang yang mengingatkan orang lain tentang perintah dan larangan Allah, ia pun termasuk orang
15
Hasbi ash Shiddieqy, Pedoman Dzikir dan Do'a, Bulan Bintang, Jakarta, 1994, hlm.36 16 Ibid.
22
yang berdzikir. Terlebih lagi orang yang merenung (bertafakur) memikirkan keagungan dari kebesaran Allah, kekuasaan-Nya, dan tandatanda yang membuktikan kemahakuasaan-Nya, seperti langit dan bumi beserta segala isinya dan benda-benda cakrawala lainnya. Orang yang demikian itu juga termasuk orang yang berdzikir. Begitu pula orang yang patuh menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Mereka semua adalah orang-orang yang berdzikir, yakni orang-orang yang senantiasa ingat kepada Allah SWT. Dan banyak lagi batasan-batasan yang diberikan oleh ulama sufi tentang dzikir ini, sesuai dengan pemahaman dan musyahadah-nya masing-masing. 17 Dzikir dianggap sebagai hal terpenting dalam tarekat para sufi. Bahkan, menurut Al-Qusyairi sebagimana dikutip Amin An-Najar 18 , dzikir adalah tonggak utama tarekat kaum sufi. Seseorang tidak akan sampai kepada Allah SWT. kecuali dengan mendawamkan dzikir. Al-Qusyairi juga mendefinisikan dzikir secara mendalam. Ia berkata; dzikir adalah menenggelamkan ingatan dalam penyaksian terhadap yang di ingat (Allah SWT.), kemudian menghanyutkan dalam wujud yang diingat sehingga tidak ada bekas apa pun yang tersisa darimu.19 Dalam dunia tasawuf, dzikir mempunyai kedudukan yang penting dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah. Menurut Muhammad Lukman Hakim yang di kutip oleh M. Solihin 20 , dzikir kepada Allah menempati posisi sentral amaliah jiwa hamba Allah yang beriman, karena dzikrullah adalah keseluruhan getaran hidup yang digerakkan oleh qolbu dalam totalitas Illahi. Totalitas inilah yang kemudian mempengaruhi aktivitas, gerak-gerik, kediaman, serta kontemplasi seorang hamba dan saatsaat hamba tersebut istirahat dalam tidurnya. Karena totalitas inilah,
17
Idrus Alkaf, op.cit., hlm. 37. Amir An-Najar, op. cit., hlm. 28. 19 Ibid., hlm. 28. 20 M. Solihin, Terapi Sufistik: Penyembuhan Penyakit Kejiwaan Perspektif Tasawuf, Pustaka Setia, Bandung, 2004, hlm. 82. 18
23
kaum sufi memandang bahwa dzikir mempunyai peranan penting dalam upaya mengobati penyakit rohani manusia. Termasuk dalam pengertian dzikir ialah doa, membaca Al-Quran, tasbih, tahmid, takbir, tahlil, istighfar, dan lain-lain. Ada dzikir yang menyatu dengan ibadah lainnya seperti salat, thawaf, sa 'i, wukuf , dan lainlain. Ada pula dzikir yang dilakukan tersendiri dan diucapkan pada saat tertentu atau pada setiap saat. Juga ada dzikir yang jumlahnya tidak di tentukan oleh syara' dan ada juga dzikir yang jumlahnya ditentukan oleh syara', baik dengan pernyataan Nabi Muhammad SAW. Maupun dengan contoh amalan beliau.21 Dzikir dalam pengertian mengingat Allah, sebaikya dilakukan setiap saat, baik secara lisan maupun dalam hati. Artinya, kegiatan apapun yang dilakukan oleh seorang Muslim sebaiknya jangan sampai melupakan Allah SWT, sehingga akan menimbulkan cinta beramal saleh kepada Allah SWT serta malu berbuat dosa dan maksiat kepada-Nya.22 Dzikir dalam arti menyebut nama Allah yang diamalkan secara rutin, biasanya disebut wirid atau jamaknya disebut aurad. Dzikir dalam menyebut nama Allah ini termasuk ibadah mahdhah, yaitu ibadah langsung kepada Allah SWT. Sebagai ibadah mahdhah, dzikir jenis ini terikat dengan norma-norma ibadah langsung kepada Allah, yaitu mesti ma'syur dalam arti ada contoh atau ada ijin dari Rasul SAW. Artinya dzikir jenis ini tidak boleh dikarang oleh seseorang. Dzikir hanyalah dengan mengingat atau menyebut nama Allah atau nama-nama Allah atau kalamullah, Al-Qur'an. Tidak dengan menyebut nama seseorang atau sesuatu, selain Allah dan selain kalamullah.23
21
Ibid. In‟amuzzahidin Masyhudi dan Nurul Wahyu Arvitasari, Berdzikir dan Sehat Ala Ustadz H. Haryono Pengobatan Penyakit dengan Daya Terapi Dzikir, Syifa Press, Semarang, 2006, hlm. 7. 23 M. Solihin, op. cit., hlm. 86. 22
24
Ibnu
Qayyim
sebagaimana
dikutip
Muhammad
Soleh
24
menjelaskan, bahwa secara umum terjemahan dzikir yang terpopuler adalah ingatan dan sebutan. Kedua terjemahan ini diarahkan pada satu sumber dari segala sumber nama, yakni pemilik nama-nama Agung (Al-Asma Al-Husna), yakni Allah SWT. Ini nama-nama suci yang berhak di sebut oleh semua ciptaan Allah khususnya manusia. Mengapa sosok manusia menjadi sesuatu yang dekat dalam hal ini, dikarenakan manusia adalah sosok abdun yang sadar bertuhan dan mengakui kebenaran posisi dirinya sebagai pelayan Allah. Setiap abdun akan menyadari dirinya berkewajiban mengabdi pada-Nya. Dari sini, secara otomatis Allah-lah sebagai satusatunya sumber ingatan dan sebutan yang selalu hidup dalam hati para abdun. Secara esensial, dzikir adalah solusi kejiwaan dan merupakan ketenteraman bagi hati yang galau dan takut bagi jiwa yang lemah dan tenggelam dalam materi dan syahwat.
25
Ketika seorang manusia
mengingat Tuhannya secara benar dan ikhlas, hatinya akan tenang dan jiwanya pun tenteram. Sebagaimana Firman Allah SWT : Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, dengan zikir kepada Allah hati menjadi tenang," (QS Ar-Ra'd [13] : 28)
Dalam Islam, dzikir selain untuk mendatangkan ketenangan dan ketentraman hati, dzikir juga merupakan jalan atau alat satu-satunya yang dapat mengantarkan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Menurut sebagian ulama, bahwa seseorang tidak akan bisa
24
Muhammad Soleh, Tahajjud: Manfaat Praktis Ditinjau dari Ilmu Kedokteran, cet. 1, Forum Studi HIMANDA dan Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hlm. 113. 25 Amir An-Najar, op. cit., hlm. 32.
25
sampai pada hadirat Allah apabila orang tersebut tidak terus-menerus mengingat-Nya (berdzikir), oleh karena itu dzikir merupakan ungkapan yang diamalkan dengan terus-menerus dan berulang kali dengan menyebut nama-nama Allah.26 Jadi, dzikir merupakan satu istilah yang tidak pasif dan selalu on (hidup) lewat penyebutan-penyebutan, baik dengan jahr ataupun ghairu jahr dalam tiap-tiap qolbun hamba Allah. Satu kelebihan yang didapatkan oleh dzakir (orang yang berdzikir) adalah dengan dibukanya pintu untuk bersepi-sepi dan menyendiri di tempat yang sunyi dari suara dan gerakan.27 2. Macam-Macam Dzikir Dalam Tafsir Al Misbah karya M. Quraish Shihab28, menjelaskan sebagaimana dalam Al-Qur‟an, bahwa dzikir digolongkan ke dalam empat bentuk, yaitu dengan lidah melalui ucapan, dengan anggota tubuh melalui pengamalan, dengan pikiran melalui perenungan yang mengantar kepada pengetahuan, serta dengan hati melalui kesadaran akan kebesaranNya yang menghasilkan emosi keagamaan dan keyakinan yang benar. Dzikir tersebut yang pada akhirnya harus dapat menghasilkan amal kebajikan. Dan apabila seseorang mampu menerapkan sampai pada taraf sebagaimana yang di kemukakan Quraish Shihab tersebut di atas, maka tidak menutup kemungkinan dengan sendirinya dzikir akan mampu memberikan pengaruh pada diri (pengamal) dzikir tersebut. Sementara itu ada berbagai pembagian dzikir yang diuraikan dalam berbagai kriteria, seperti halnya Arifin Ilham dalam bukunya
26
TB. Aca Hasan Sadzali, Arifin Ilham Dai Kota Penabur Kedamaian Jiwa, Hikmah, Jakarta, 2005, hlm. 60. 27 Ibid. 28 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan dan Keserasian al-Qur'an, Volume I, Lentera Hati, Jakarta, 200, hlm. 48.
26
Sulaiman Al Kumayyi 29 , yang mengklasifikasikan dzikir dalam empat macam, antara lain ;
a. Dzikir Qalbiyah Dzikir Qalbiyah (dzikir hati), yakni merasakan kehadiran Allah. Menurut Arifin Ilham, seseorang yang akan melakukan suatu tindakan atau perbuatan, selalu tertanam dalam hatinya bahwa Allah senantiasa bersamanya. Sadar bahwa Allah selalu melihatnya. Dia Maha Melihat, Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Artinya: "Tidak ada yang bersembunyi dari pengetahuan-Nya, seberat atom pun yang di langit maupun di bumi" (QS. Saba; [34]: 3). b. Dzikir Aqliyah Dzikir Aqliyah, istilah ini dirujuk oleh Arifin Ilham dari firman Allah : . Artinya:
29
Sulaiman Al-Kumayyi, Menuju Hidup Sukses Kontribusi Spiritual-Intelektual AA Gym dan Arifin Ilham, Pustaka Nuun, Semarang, 2005, hlm. 153.
27
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orangorang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka." (QS. Ali Imran [3]; 190-191). Dari firman tersebut, dijelaskan bahwa Dzikir Aqliyah yaitu kemampuan menangkap bahasa Allah dibalik setiap gerak alam ini. Menyadari bahwa semua gerak alam, Allah-lah yang menjadi sumber gerak dan menggerakkannya.30 c. Dzikir Lisan Dzikir Lisan adalah buah dari dzikir hati dan akal. Setelah melakukan dzikir hati dan akal, barulah lisan berfungsi untuk senantiasa berdzikir, memahasucikan dan mengagungkan Allah SWT. Selanjutnya lisan berdoa dan berkata-kata dengan benar, jujur, baik dan bermanfaat. Dengan kata lain, dzikir Lisan ini merupakan ekspresi riil dari dzikir qalbiyah dan aqliyah.31 d. Dzikir Amaliyah Puncak atau tujuan akhir dari dzikir adalah dzikir Amaliyah. Dzikir ini secara singkat termanifestasi dalam kata taqwa, yang sekaligus menjadi akhlak yang mulia. Karena dalam pandangan Allah, hamba yang terbaik adalah hamba yang bertaqwa kepada-Nya. Sesuai janji Allah SWT : Artinya:
30 31
Ibid, hlm. 158. Ibid, hlm. 161.
28
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal." (Al-Hujarat [49]: 13). Buah dari ketaqwaan itu, seseorang akan memperoleh tiga hal penting dari Allah. Pertama, ia akan diberi furqan (kemampuan untuk membedakan). Kedua, Allah akan memberikan limpahan cahaya (nur) dan ampunan atas dosa-dosa yang telah lampau. Dan Ketiga, Allah akan memberikan petunjuk jalan yang benar dan terbaik sebagai jalan keluar dari berbagai tantangan dan masalah kehidupan. Berikutnya Allah akan memberi rezeki berlimpah yang datangnya tak disangka-sangka.32 Sementara itu, menurut Muhammad Al-Fateh 33 , dzikir bisa dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu : 1. Dzikir Qauli Dzikir Qauli adalah dzikir yang berhubungan dengan suara dan lidah seperti menyebut Subhanallah, Alhamdulillah, atau Allahu Akbar yang dapat di dengar. 2. Dzikir Qalbi Dzikir Qalbi adalah dzikir yang berhubungan dengan hati, yaitu hati seorang Muslim senantiasa mengingat Allah SWT dan merasakan Allah SWT senantiasa mengawasi setiap tindaktanduknya. Dzikir Qalbi ini susah untuk dipraktekkan kecuali bagi mereka yang bersungguh-sungguh serta melalui dzikir Qauli terlebih dahulu. Selain itu, pelaku dzikir ini mestilah memahami serta menghayati makna dzikir yang diucapkannya itu. Biasanya dzikir Qauli yang telah mendarah-daging, serta otomatis akan beralih ke hati. 3. Dzikir Fi‟li 32
Sulaiman Al Kumayyi, op.cit., hlm. 164. Muhamad Al-Fateh, Rahasia dan Keutamaan Dzikir, Lintas Pustaka, Jakarta, 2002, hlm. 1-2.
33
29
Dzikir Fi‟li ialah seseorang yang telah bersyariat dan bertarekat ataupun seseorang yang memahami seluruh hukum Allah SWT dan terus-menerus mengamalkannya. Seluruh perbuatan yang memenuhi tuntutan syariat dan tarekat sama dengan berahmat mencari rizki, mempererat silaturahmi, memelihara keluarga, beribadah, dan berjuang serta berjihad. Dari pembagian dzikir di atas, patutlah jadi sebagai pembanding dan pelengkap apa yang ditulis oleh seorang wali yang paling diakui kewaliannya adalah Syekh Abu Muhammad Abd al-Qodir al-Jilani dalam kitabnya yang berjudul Sirr al-Asrar Fima Yahtaj Ilayh al-Abrar diterjemahkan dengan judul Rahasia Sufi adalah Dzikrullah yang hanya diucapkan oleh mulut, hanya manifestasidari hati agar tidak melupakan Allah SWT. Dzikir senyap atau dzikir hati adalah pergerakan emosi atau perasaan. Dzikir hati muncul melalui ‟rasa‟, yaitu rasa tentang penzahiran keagungan dan keindahan Allah SWT. Dzikir ruh lahir melalui sinar Nurullah (Cahaya Allah) yang dipancarkan oleh keagungan dan keindahan Allah SWT. Dzikir peringkat rahasia lahir melalui Dzawq yang dirasakan dari hasil melihat rahasia Allah SWT. Dzikir peringkat terakhir ialah dzikir Khafiy alAkhfa; yaitu yang paling dalam dan paling tersembunyi. Ini membawa kita keperingkat perasaan fana atau lenyap diri dan perasaan dan terpadu dengan Allah SWT. Pada hakikatnya, tidak seorangpun kecuali Allah yang menetahui keadaan seseorang yang telah memasuki peringkat itu, yang didalamnya terkandung semua ilmu.34 3. Manfaat Dzikir Di dalam Al Quran tidak sedikit ayat-ayat yang menyuruh kita mengingat Allah atau menganjurkan orang berdzikir dan menyatakan keutamaan dzikirullah. Demikian pula dalam hadits Nabi Muhammas
34
Syekh Abd Al-Qadir Al-Jilani, Rahasia Sufi, Pustaka Sufi, Yogyakarta, 2005, hlm. 102-103
30
SAW, atsar sahabat dan tabi'in banyak sekali yang menyebutkan fadhilah dzikir, seperti dalam Al-Qur‟an surah al-Jumu 'ah : 10: Artinya: "Dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu mendapat kemenangan." (QS. al-Jumu'ah [62] : 10) Ayat ini dengan jelas memerintahkan kepada orang-orang yang beriman (mukmin) pria dan wanita, supaya berdzikir mengingat Allah sebanyak-banyaknya setiap waktu. Dan diperintahkan pula banyakbanyak membaca tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), dan takbir (Allahu Akbar) di waktu pagi dan petang.35 Di dalam bukunya Sri Muryanto yang berjudul Ajaran Manunggaling Kawula-Gusti menyebutkan bahwa dzikir adalah amalan yang lebih besar dari sholat. Karena sholat dikerjakan secara rutin dan formal selama lima kali sehari semalam, sedangkan dzikir itu dilaksanakan setiap saat. Dzikir dapat dikerjakan pada saat sedang duduk, berbaring, atau sedang berjalan. Jadi dengan demikian seseorang ingat kepada Allah terus-menerus tidak pandang bulu di mana ia berada dan kapan saja. Betapa terjaga dan mulianya hati orang yang selalu ingat Allah. Karena orang yang selalu mengingat Allah dalam kalbunya baik di saat sunyi sepi atau di keramaian maka Allah telah berjanji akan mengingat pula orang itu dan akan menganugerahkan cahaya-Nya. Orang itu akan dijaga siang dan malam.36 Dalam penjelasan mengenai manfaat dzikir, bahwa intinya adalah semua dzikir dapat dirasakan oleh hati manusia dan didengarkan oleh malaikat hafazah (Malaikat yang bertugas menjaga manusia). Sedangkan manfaat dzikir sendiri sungguh tidak sedikit, tak ada jalan untuk membatasinya. Antara lain 37: 1) Mematahkan rongrongan setan. 35
M. Zain Abdullah, Tasawuf dan Dzikir, Ramadhani, Solo, 1993, hlm. 56. Sri Muryanto, Ajaran Manunggaling Kawula-Gusti, Kreasi Wacana, Yogyakarta, 2004, hlm. 139-140. 37 Idrus Alkaf, op.cit., hlm. 45. 36
31
2) Mendatangkan keridhaan Allah. 3) Menghilangkan kesedihan dan kesusahan. 4) Mendatangkan kegembiraan dan keceriaan. 5) Menguatkan hati dan badan. 6) Membangkitkan hati dan perasaan. 7) Mendatangkan rezeki dan memudahkannya. Sesungguhnya dzikir dapat menyucikan hati dari berbagai penyakitnya dan jiwa dari berbagai kotorannya. Dzikir dapat memberikan keamanan, ketenangan, keadilan dan ketenteraman ke dalam jiwa. Dzikir dapat menghidupkan optimisme dan cita-cita.38 Oleh karena itu, Allah SWT. berfirman : Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah SWT. dengan sebanyak-banyaknya," (QS Al-Ahzab [33] : 41) Syekh Ghulam Moinuddin39 dalam bukunya Penyembuhan Cara Sufi menuturkan beberapa manfaat dari dzikir yaitu; pertama, menghilangkan kekuatan setan dan menghacurkannya, kedua, menarik mata pencaharian, ketiga, membuat kepribadian mengesankan dan terhormat, keempat, memberikan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, kelima, memulihkan dan menghidupkan hati, keenam, menghilangkan sifat kepura-puraan atau sifat munafik. Ibnu Qayyim sebagaimana dikutip Djamaluddin Ahmad Al 40
Bunny , menjelaskan fadhilah dzikrullah yaitu: 1)
Mengharapkan ridha dari Yang Maha Rahman.
38
Amir An-Najar, op. cit., hlm. 32. Syekh Ghulam Moinuddin, Penyembuhan Cara Sufi, Adipura, Yogyakarta, 2000, hlm. 234 40 Djamaluddin Ahmad Al Bunny, Menatap Akhlaklaqus Shufiyah, Pustaka Hikmah Perdana, Surabaya, 2001, hlm. 171. 39
32
2)
Melenyapkan kecemasan dan kegelisahan kalbu sehingga hati menjadi tenang dan gembira.
3)
Memberikan kekuatan kepada tubuh dan kesegaran pikiran sehingga memberikan cahaya pada wajah dan hati.
4)
Melancarkan rizki setelah berikhtiar.
5)
Mewariskan „inabah dan muraqabah kepada Allah yang akan mengantarkan ke pintu ihsan.
6)
Kesibukan lisan karena dzikir yang bersambung, maka ia akan terhindar dari kesibukan yang membawa dosa.
7)
Ketika seseorang selalu sibuk dengan dzikir dimanapun berada, maka ia akan selalu diingatkan Sang Khaliknya. Sehingga akan terhindar dari perbuatan dosa dengan selalu menghiasi hariharinya dengan kebaikan. Terhadap orang lainpun akan selalu menjaga diri untuk tidak menyakiti dan membuat kesalahan.
8)
Melahirkan kecintaan dan loyalitas (al mahabbah) sebagai ruh Islam, ujung tombak agama. Karenanya dapat diraih kebahagiaan dan keselamatan yang hakiki. Allah SWT telah menjadikan segala sesuatu ada sebab-sebabnya. Dia menjadikan sebab al mahabbah dengan melanggengkan dzikir. Barang siapa yang ingin meraih cinta Allah, hendaknya senantiasa mengingat-Nya. Karena ia adalah sebuah pelajaran dan pengingat. Sebagaimana ia adalah pintu dari berbagai ilmu. Jadi dzikir adalah pintu mahabbah, sebagai jalan yang paling mulia dan lurus untuk meraih cinta Allah SWT.
9)
Tidak akan lalai dengan dirinya dan Allah-pun tidak akan melalaikannya. Melanggengkan dzikir kepada Allah dapat menghindarkan hambanya dari kelalaian, karena sesungguhnya kelalaian dari mengingat Allah adalah sebab kesengsaraan hidup di dunia dan akhirat. Pada hakekatnya melalaikan dari dzikir kepada Allah adalah melalaikan dirinya sendiri dan melalaikan maslahat yang ia miliki. Kalau seseorang sudah melalaikan
33
dirinya, maka ia tidak akan memperhatikan lagi kemaslahatan yang ia miliki sehingga ia benar-benar disibukkan oleh kelalaiannya sampai ia sendiri jatuh pada jurang kehancuran. 10)
Menyebabkan seseorang berlaku pemurah terhadap orang lain dan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain. Dari beberapa manfaat dzikir ini, sudah jelas bahwa dzikir tidak
saja berpengaruh terhadap kualitas ibadah seseorang, tetapi dapat juga berpengaruh pada kekuatan batin dan lahir sekaligus. Menurut Dadang Hawari sebagaimana dikutip Sulaiman Al Kumayyi menjelaskan secara ilmiah bahwa pelaksanaan dzikir, langsung atau tidak langsung memberi pengaruh yang luar biasa pada percepatan penyembuhan penyakit mental dan fisik. Dadang Hawari menyatakan, bahwa dipandang dari sudut kesehatan jiwa, dzikir dan doa mengandung unsur psikoterapeutik yang mendalam. Menurutnya, dzikir mengandung kekuatan-kekuatan spiritual atau kerohanian yang membangkitkan rasa percaya diri dan optimisme (harapan kesembuhan).41 Selain itu, dzikir dapat mendorong kita untuk mencapai kemajuan dan kemenangan secara terus-menerus, ketika kita beristirahat atau dimanapun kita beraktivitas, serta dalam keadaan apapun. Pendek kata, tidak ada suatu apapun yang menyebabkan kita mencapai kemajuan dan kemenangan secara terus menerus kecuali dengan dzikir.42 Dzikir sebagai salah satu dari berbagai amalan ibadah dalam Islam. Apabila dilakukan dengan sepenuh hati, maka dzikir tersebut niscaya akan mampu memberi manfaat bagi pelakunya, antara lain : 1)
Dzikir memberikan keselamatan dunia dan akhirat.
2)
Dzikir memberikan ketenangan atau ketenteraman.
3)
Dzikir memberikan keberuntungan.
4)
Dzikir menghilangkan kemunafikan.
5)
Dzikir mengusir setan dan pengaruhnya dari hati qolbu.
41 42
Sulaiman Al Kumayyi, op.cit., hlm. 168. Muhammad Al Fateh, op.cit., hlm. 84.
34
6)
Dzikir menyebabkan datangnya rezeki yang berlimpah.
7)
Dzikir menghapus dosa dan maksiat.
8)
Dzikir membukakan pintu makrifat pada Allah.43 Dzikir yang tulus kepada Allah SWT. adalah salah satu cara
terapi jiwa, sebab ia dapat mengkilapkan hati. Dzikir yang tulus dapat mengubah ketakutan menjadi keamanan dan permusuhan menjadi kecintaan. Dzikir yang tulus dapat mengalihkan guncangan, kerisauan dan kebimbangan kepada ketenangan, mengalihkan ketegangan dan kegetiran kepada ketenangan.44 Allah SWT. berfirman:
Artinya : "Maka Allah SWT. mengetahui apa yang ada dalam hati-hati mereka, maka Ia menurunkan ketenangan kepada mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)." (QS al-Fath [48] : 18). Orang yang senantiasa dzikir, keraguannya akan terlibas oleh kekuatan ruhaninya sehingga ia mengetahui bahwa keraguan adalah bisikan-bisikan setan dan kebimbangan adalah kewas-wasan yang dihembuskannya. Semua itu merupakan upaya penggertakan yang dilakukan oleh setan untuk menggoyahkan dan mengguncangkan jiwa manusia. Jika seorang hamba ikhlas dalam beribadah dan menaati Tuhannya serta merasa sangat butuh kepada-Nya, maka ia akan diurus oleh Allah SWT : berbagai kesusahan dan kebingungannya akan dihilangkan darinya. Dengan demikian, seorang manusia yang selalu dzikir akan sibuk selamanya bersama Allah SWT. 45
43
Ibid., hlm.79-93. Amir An-Najar, op. cit., hlm. 35. 45 Ibid. 44
35
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG YAYASAN MAJELIS DZIKIR SBY NURUSSALAM
A. Sejarah Majelis Dzikir SBY Nurussalam Menurut kepala sekretariat yang juga pelaksana harian Majelis Dzikir SBY Nurussalam H.M. Utun Tarunadjaja, bahwa sejarah dari munculnya Majelis Dzikir SBY Nurussalam ini sudah ada sebelum SBY jadi presiden yakni pada tahun 2000 masih aktif sebagai tentara. Pada waktu itu beliau menunaikan ibadah haji bersama ibu Ani, seperti pada
umumnya
jama’ah
haji
dengan
melepas
keberangkatan
sebelumnya melafazkan lantunan adzan dan do’a. seperti itu juga yang dilakukan anggota majelis melepas SBY dari Cikeas dengan adzan dan doa. Setiap malam jum’at, seluruh jama’ah membaca Yasin dan ratib dalam rangka berniat mendoakan SBY agar selamat, sehat dan menjadi haji mabrur. Kegiatan rutin ini terus berlanjut yang dimotori oleh bapak H. Harris Thahir sampai akhirnya pada tahun 2004 SBY menjadi salah satu calon presiden. Dari situlah setiap malam jum’at di Cikeas secara rutin melaksanakan dzikir dengan beberapa orang jamaah yang pada awalnya tidak begitu banyak. Lama kelamaan tidak tahu mendapat informasi dari mana, para jama’ah berdatangan dari berbagai tempat dan daerah sehingga sampai tidak tertampung karena banyaknya jama’ah yang berniat mendoakan SBY sebagai calon presiden. Akhirnya kegiatan yang pada awalnya dilaksanakan di sebuah perpustakaan kediaman SBY di Cikeas dipindahkan dengan dibangunnya pendopo di samping rumah tersebut. Di situlah jama’ah ditampung yang jumlahnya begitu luar biasa banyaknya. Berawal dari situlah mereka bergabung dalam kegiatan dzikir setiap malam jumat. Karena banyaknya jama’ah, tokoh, dan ulama yang datang dari berbagai daerah maka waktu itu diaklamasikanlah di depan SBY dalam
36
rangka pengajuan nama Majelis. Karena majelis pada waktu itu belum ada namanya sehingga di aklamasikan pada waktu itu Majelis Dzikir SBY. Hampir lima ribu orang lebih yang hadir pada waktu itu di Cikeas, yang akhirnya disambut para jama’ah dengan kalimat Allahuakbar. Dengan berjalannya waktu, ternyata dari hasil koalisi dengan Majelis Dzikir yang jumlah jamaah yang sangat potensial ini, sangat efektif menghantarkan SBY pada waktu itu terpilih sebagai presiden Republik Indonesia. Setelah SBY mengambil keputusan untuk tinggal di Istana, kemudian kegiatan dzikir yang semula di rumah SBY di Cikeas, SBY meminta untuk dialihkan ke Masjid Baiturrahim Istana dengan kegiatan rutin setiap malam jum’at dan jama’ah juga semakin banyak yang dimungkinkan karena faktor masjid tersebut ada di istana dan banyak juga karena kebanyakan dari jama’ah belum pernah masuk atau belum pernah tahu istana. Jadi sebuah kebanggaan dan motifasi tersendiri bagi para jama’ah sehingga setiap malam jum’at banyak para jama’ah yang datang ada yang dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Lampung dan daerah-daerah lain. Berawal dari terinspirasi banyaknya jama’ah yang datang dan bergabung ke dalam Majelis dari berbagai daerah, SBY punya inisiatif untuk melakukan penambahan nama yang semula Majelis Dzikir SBY menjadi Majelis Dzikir SBY Nurussalam. Yang artinya cahaya kedamaian, cahaya keselamatan, dan pemersatu antar umat. Dari situ juga dibuat akte notaris dan resmilah menjadi sebuah yayasan yang ketua dewan pembinanya SBY, pengawas Drs. Kurdi Musthofa dan Habib Abdurrahman Al- Habsyi (pimpinan Islamic Centre Kwitang), ketua H. Haris Thahir, dan beberapa pengurus lain. Karena majelis atau kegiatan ini tidak lahir dari unsur partai politik
37
manapun termasuk demokrat, jadi secara organisatoris Majelis Dzikir SBY Nurussalam tidak berpolitik.1
1.
Struktur Organisasi Yayasan Majelis Dzikir Susilo Bambang Yudhoyono Nurussalam Pembina
: DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono Ir. M. Hatta Rajasa Sudi Silalahi M. Maftuh Basyuni, SH
Pengawas
: Drs. Kurdi Mustofa, MM Habib
Abdul
Rahman
M.
Al-
Habsyi Ketua Umum: H. Harris Thahir Sekretaris
: H. Edhie Baskoro Yudhoyono H. M. Utun Tarunadjaja
Bendahara
: H. Aziz Mochtar H. Hartanto Edhie Wibowo
Kepala Sekretariat
: H. M. Utun Tarunadjaja
Imam Dzikir
: Habib Abdul Rahman M. Al- Habsyi Habib Ali bin Abdul Rahman AlHabsyi Ustad Usman Syarif Sangaji
Seksi Sosial
: H. Yayat Priyatna H. Muhammad Andi
Seksi Humas
: H. Dedi Afriadi, SE Kompol. Heri Guritno
Koordinator Umum
: KH. Abdul Wahid H. Effen Rochendi H. Abbas Hilmi
1
Wawancara, dengan H. M. Utun tarunadjaja, di Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Jakarta,selaku sekretaris sekaligus kepala skretariat, hari senin, tgl. 27 Desember
38
H. Ahmad Kosasih Habib Ahmad Al- Aidit Pelaksana Harian
:
Kepala Sekretariat
: H. M. Utun Tarunadjaja
Staf Sekretariat
: Heri Cahyadi Achmad Rifai Wawan Kusnanda.2
2.
Visi Pembangunan Yayasan Majelis Dzikir Susilo Bambang Yudhoyono Nurussalam Yayasaan Majelis Dzikir Susilo Bambang Yudhoyono Nurussalam (selanjutnya dalam anggaran dasar ini cukup di singkat dengan “Yayasan”), berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta. Yayasan ini juga dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat lain, baik di dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia berdasarkan keputusan pengurus dengan persetujuan pembina. Yayasan mempunyai maksud dan tujuan di bidang sosial dan keagamaan.3
3.
Misi Pembangunan Yayasan Majelis Dzikir Susilo Bambang Yudhoyono Nurussalam Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan tersebut, maka di tetapkan misi sebagai berikut: a.
Mengadakan majelis taklim secara rutin bagi wanita, lakilaki, remaja dan anak-anak
b.
Memberatas buta huruf, buta tulis, dan buta baca/ tulis Alqur’an
c.
Menghimpun dan mengelola zakat, infag, dan shodaqoh
d.
Mengadakan kelompok diskusi keagamaan dan Tablig Akbar
2
Majalah Dzikir, Jakarta, Januari 2009, hlm. 36. Syarifah Chozie, SH. Notaris, Akta Pendirian Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam,No. 14, hlm. 2-3.
3
39
e.
Menyelenggarakan bimbingan haji dan umroh serta tour ziarah
f.
Memakmurkan masjid
g.
Pelaksanaan perawatan jenazah
h.
Pelaksanaan Aqiqah
i.
Pelaksanaan nasehat pra perkawinan calon pengantin wanita
j.
Pelaksanaan tasyakuran
k.
Mendirikan pesantren dan panti jompo
l.
Mengadakan pelatihan dasar kepemimpinan, pesantren kilat, dan bimbingan belajar
m. Membuka kursus-kursus, balai pelatihan kerja, lembaga pendidikan keterampilan sebagai tenaga siap pakai n.
Meningkatkan sumber daya insani
o.
Menyadarkan masyarakat tentang arti penting Ukhuah Islamiyah sebagai misi suci Yayasan
p.
Menjalin hubungan baik dengan berbagai kalangan di dalam upaya memasyarakatkan keberadaan Yayasan
q.
Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat
r.
Menyelenggarakan
fungsi
kehumasan
lainnya
yang
menunjang maksud dan tujuan Yayasan.4 B. Perkembangan Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Sampai
sekarang
perkembangan
Majelis
Dzikir
SBY
Nurussalam meningkat tajam seiring dengan berjalannya waktu. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut, diantaranya dikarenakan majelis dzikir memakai nama presiden dan sekaligus dewan pembinanya SBY sendiri, hampir di setiap kegiatannya dilaksanakan di lokasi Istana Negara. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para jama’ah yang pada awalnya tidak kenal SBY dan yayasan majelis dzikirnya menjadi kenal, yang kenal menjadi mencintai, yang mencintai menjadi memilih. Terbukti untuk kedua kalinya SBY 4
Ibid, hlm. 2-3.
40
mendapat kepercayaan penuh dari rakyat dengan terpilih kembali menjadi Presiden RI. Salah satu faktor pendukung terpilihnya SBY menjadi Presiden adalah dimotori oleh Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam sebagai kendaraan politik, yang ini semua diakui oleh Pengurus pusat maupun daerah Keefektifannya dalam pendulangan suara dan ditakuti oleh lawan politiknya dikarenakan militansi para Jamaah dan Santri yang patuh pada Kiai atau Ulama yang sudah menyatakan dukungannya kepada SBY melalui Majelis Dzikir. Para ulama, kiai, ustad, dan habib selalu dirangkul oleh Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam dengan berbagai kegiatan yang sering selenggarakan. Diantaranya Umroh Gratis untuk para Ulama, dengan diadakannya aktifitas Dakwah baik di Majalah Dzikir maupun forum-forum Dzikir dan pengajian sebagai bagian dari wadah para ulama yang setia pada SBY. Sampai saat ini eksistensi pengajian dan dzikir yang dilakukan Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam membuktikan diri dengan sudah terbentuknya 33 provinsi dari Aceh sampai Papua, bahkan kabupaten dan kotamadya sudah banyak terbentuk. Untuk Jawa Barat saja sudah sampai kecamatan dan tingkat kota Bandung pelantikan 30 kecamatan, tidak kalah penting perkembangan yang sangat signifikan di Jawa Timur pada tanggal 24 Februari 2008 sudah terbentuk kepengurusan Majelis Dzikir SBY Nurussalam tingkat II Jawa Timur meliputi 33 wilayah kabupaten/kota yang semua orang tahu bahwa Jawa Timur basis massa/penduduk terbesar di Indonesia. Ketika penulis konfirmasi tentang eksistensi majelis dzikir SBY Nurussalam pasca SBY sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden, dengan ekspresi yang santai kepala sekretariat menuturkan bahwa tidak ada salahnya majelis ini terus berkembang. Karena sekarang sudah dibangun sebuah padepokan di Ciamis yang sekaligus di bangun masjid paling megah dengan nama masjid At- Thohirin yang terletak di daerah sukabumi Jawa Barat dan pesantren yang sudah aktif dan berjalan
41
sampai sekarang. Oleh karena itu jumlah jama’ah Majelis Dzikir SBY Nurussalam sampai sekarang hampir mencapai Delapan Juta lebih. Sebagian dari banyaknya tokoh-tokoh yang di rekrut oleh Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam adalah DR. M. Musaad sebagai ketua Majelis Dzikir SBY Nurussalam Papua yang menjabat Bupati Pakpak selama dua periode dan digadang-gadang akan maju sebagai CAGUB pada PILGUB Papua Barat. DR. M. Attammimi (matan Rektor IAIN di Maluku) sekarang kepala KANWIL DEPAG Maluku sebagai ketua Majelis, M. Noor Ashari kepala KANWIL DEPAG Pekanbaru Riau sebagai ketua majelis, Gubernur Maluku Utara sebagai ketua Pembina Majelis Dzikir SBY Nurussalam. Dan masih banyak lagi daerah-daerah yang Bupati, SEKDA, Walikota, dan Gubernur yang mereka semua menjadi Pembina, Ketua, dan Pengurus Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam5. Majelis dzikir ini juga di dalam perkembangannya banyak memakai media dakwah seperti menerbitkan majalah bulanan maupun buletin jum’atan yang tersebar ke masjid-masjid. Banyak hal yang cukup menarik dalam perkembangan majelis dzikir SBY Nurussalam diantaranya terkait dengan dukungan kalangan para kiai dan kalangan santri atau umat muslim yang mulai memudar, terbukti dengan apa yang sudah mulai terlihat apa yang dilakukan oleh pimpinan pondok pesantren Miftahul Huda, KH Abdul Wahid yang juga aktivis di Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam menyatakan mengalihkan dukungannya pada PILPRES 2009 yang lalu, dari semula ke SBY Berbudi berpindah menjadi ke JK Wiranto. Alasannya sederhana saja, JK dan Wiranto mempunyai istri yang telah mengenakan jilbab pada kehidupan kesehariannya. 6
5
Ibid, Wawancara. http://umum.kompasiana.com/2009/06/18/majelis-dzikir-nurussalam-sby-jugamembelot/ 6
42
C. Aktifitas Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Seiring dengan terbentuk cabang-cabang Majelis Dzikir SBY Nurussalam di berbagai daerah diantaranya sudah 33 provinsi sudah resmi terbetuk dalam satu wadah yaitu Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam. Seiring dengan itu juga, aktifitas dan kegiatan Majelis Dzikir SBY Nurussalam semakin bertambah banyak baik aktifitas yang dilakukan oleh pengurus pusat maupun pengurus daerah. Seperti yang dilakukan pengurus pusat dengan melakukan kegiatan dzikir rutin di Masjid komplek Istana yang juga dihadiri oleh jama’ah dari berbagai daerah. Seperti Jawa Timur, Lampung, Sulawesi Selatan, NTB, NTT, Papua, dan wilayah Jabodetabek. Sejak Ba’da Asyar telah berbondong-bondong para jamaah memadati halaman dan Masjid Baiturrohim yang terletak di komplek areal Istana Negara Jakarta. Selain banyaknya para jamaah yang menghadiri acara Dzikir dan Doa tersebut, turut hadir beberapa Ulama, Kiai. Sedangkan untuk aktifitas rutin yang dilakukan cabang-cabang di daerah antara lain dzikir rutin yang dilakukan secara berkala ada yang sebulan 2x dan ada yang sebulan sekali dengan cara berpindah-pindah tempat dan ada juga yang dilakukan dari masjid ke masjid sesuai kondisi dan wilayah masing-masing. Seperti di NTT dan Kupang berjalan dengan baik meski di sana Majelis Dzikir SBY Nurussalam minoritas bahkan di Sumatera Utara kabupaten Nias yang Muslimnya hanya 7% Majelis Dzikir SBY Nurussalam sudah terbentuk dan kiprahnya juga sangat luar biasa dalam mereka menunjukkan eksistensi sebagai bagian dari komitmen dan pengaruh keIslamannya walaupun di sana mereka minoritas. Diantara program kerja sekaligus aktifitas rutin dan kegiatan lainnya yang dilakukan Majelis Dzikir SBY Nurussalam adalah dengan memberangkatkan para Ulama Khos Umroh, menyantuni anak-anak yatim piatu, melaksanakan sunatan massal, pengobatan gratis bagi masyarakat yang tidak mampu, memberikan bea siswa kepada siswa-
43
siswi tidak mampu, membetuk BKMT pinjaman kepada para pedagang kecil, pendampingan secara intens kepada para muallaf baik yang ada di pusat maupun di daerah, mengadakan doa dan dzikir Akbar yang dilakukan secara berkala di hampir disetiap momen dan hari-hari besar, dakwah seperti khutbah dan memperingati hari-hari besar Islam yang sifatnya mengajak umat untuk bersatu tidak terkotak-kotak karena berbeda Ras, budaya, agama, dan ideologi. Oleh karena itu banyak kalangan baik Ormas seperti (NU, Muhammadiyah, PERSIS), Parpol diantaranya (PPP dan PKB), Polisi, TNI yang bergabung menjadi anggota dan pengurus Majelis Dzikir SBY Nurussalam. Selain dari itu semua, majelis ini juga sebagai alat untuk SBY dalam memintai pertimbangan dan masukan terkait kondisi bangsa yang konteksnya keagamaan maupun sebagai support buat SBY melalui dzikir dan do’a seperti banyaknya tudingan-tudingan miring yang seringkali dialamatkan kepada SBY. Dari berbagai kegiatankegiatan rutinitas di atas, Majelis Dzikir SBY Nurussalam juga berperan penting dalam proses komunikasi dan membangun Citra Positif di kalangan umat Islam, para ulama, kiai, habib, ustad, para santri dan Tokoh-tokoh kalangan Pondok Pesantren. Yayasan Majelis Dzikir inilah bagian dari jalan SBY bisa dekat dengan umat Islam dan sekaligus memiliki tempat khusus di para Tokoh dan Ulama Nusantara. Terbukti di setiap momen ketika SBY berkunjung keberbagai daerah di Nusantara bertemu dengan para Ulama, Tokoh dan Santri Pondok Pesantren tidak terlepas dari peran serta dari Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam baik pusat maupun daerah. Bogor, CyberNews memberitakan aktifitas dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara bersilaturahmi dengan keluarga besar Majelis Dzikir Nurussalam dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1431 H di Padepokan H Harris Thahir, Jalan Raya Sukabumi, Rancamaya, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu
44
sore. Acara yang dihadiri sedikitnya 1.000 anggota Majelis Dzikir Nurussalam itu bertema "Hindarkan fitnah, tebarkan benih-benih kebaikan di antara anak bangsa. Mari kita bersatu membangun negeri dengan akhlak mulia". Presiden Yudhoyono yang sore itu mengenakan kemeja koko berwarna putih dengan didampingi oleh putra bungsunya Edhie Baskoro, langsung melaksanakan salat Tahyatul Masjid begitu memasuki masjid. Acara yang berlangsung lebih kurang dua jam itu diawali dengan pembacaan Qisoh Maulid dan siraman rohani oleh KH M Hidayat. Dalam siraman rohaninya Hidayat mengatakan bahwa orang-orang yang mudah memfitnah tidak akan bisa mencium bau surga. Ia menegaskan bahwa mencari kebenaran tidak perlu dilakukan melalui fitnah. Ia kemudian mengatakan tiga hal yang harus dilakukan seseorang jika ingin dosa fitnahnya diampuni. "Pertama, yang memfitnah harus datang ke kerumunan orang tempat ia menyebarkan fitnah dan memberikan klarifikasi. Kedua, orang yang memfitnah harus datang kepada korban yang difitnah dan meminta maaf. Ketiga, bertobat kepada Allah dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan fitnah. Memfitnah itu artinya sama seperti memakan daging saudara sendiri," katanya.7 Sementara itu Presiden Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina Mejelis Dzikir Nurussalam, membuka sambutannya dengan menceritakan sejarah singkat pembentukan Majelis Dzikir Nurussalam di Cikeas pada tahun 2004, serta makna nama dari Nurussalam. "Lima tahun sejak berdirinya Majelis Dzikir telah menjalankan ibadah dan peran yang baik untuk mengajak umat berdzikir, membimbing umat menuju jalan yang benar, dan yang terus mendampingi saya selaku
7
http://Suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2009/12/12/41922/PresidenBersilaturrahim-Dengan-Majelis-Dzikir-Nurussalam diambil pada tanggal 14 Mei 2011
45
kepala negara di dalam memimpin bangsa dan negara, membangun hari esok yang lebih baik," katanya. Pada kesempatan itu presiden juga mengajak seluruh anggota Majelis Dzikir untuk menghindarkan fitnah, melainkan harus terus mampu menebar benih-benih kebaikan diantara anak bangsa dan bersatu membangun negeri dengan akhlak mulia. "Saya setuju, jangan main-main dengan fitnah, kebohongan dan berita dusta karena luar biasa azab yang akan diterimakan kepada mereka kecuali mereka bertobat," katanya. Melalui forum itu, presiden juga menyeru semua pihak untuk menjalani kehidupan tanpa kekerasan yang jauh dari akhlak dan tata krama. "Berpolitik pun tidak boleh menjalankan politik kekerasan, kotor, yang tidak bersih bukan politik yang mulia. Politik Islami yang ingin sama-sama kita tegakkan," katanya. Turut mendampingi Kepala Negara antara lain Ketua Majelis Dzikir SBY Nurussalam Harris Thahir, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Menteri ESDM Darwin S Saleh, Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar, Menteri Negara Koperasi dan UKM Syarief Hassan, Mendiknas M Nuh dan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso yang sempat dielukan oleh massa. Adapun materi Dzikir dan doa yang diamalkan yayasan majelis dzikir SBY Nurussalam adalah amalan-amalan yang sudah terlampir diantaranya Surah Yasin, Ratib Al Attas, Asma-ul Husna, Do’a Asmaul Husna, Wirdul Habib Ali bin Abi Bakar Syakran, dan Ratib Al Haddad. D. Pola Kepemimpinan Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Dari
hasil
penelitian
dan
pengamatan
penulis,
pola
kepemimpinan yang dijalankan dalam kepengurusan Majelis Dzikir SBY Nurussalam sistem komando ala Militer walaupun memang tidak begitu mencolok, akan tetapi ini mempertegas bahwa Majelis Dzikir ini
46
bagian dari SBY. Mulai dari security yang mengamankan di kantor Pusat Yayasan Majelis Dzikir mengenakan seragam mirip dengan seragam yang dikenakan oleh TNI. Struktur organisasi yang kebanyakan yang berlatar belakang TNI mulai dari Ketua Dewan Pembinanya SBY sendiri, Jend. Purn. Sudi Silalahi, Ketua Yayasan majelis dzikir Jend. H. Harris Thahir, Ketua Dewan Pengawas Jend. Kurdi Musthofa, Seksi Humas berlatar belakang Polisi yaitu Kompol Heri Guritno. Belum lagi yang ada di daerah-daerah. Diantaranya Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Wilayah Jawa Tengah yang diketuai Purn. TNI. Drs. Ahmad Musyafir. Pembentukan kepengurusan yang tidak hanya di 33 Provinsi bahkan sudah ketingkat kabupaten/kota dan sampai pada tingkat kecamatan, ini semua tidak bisa terlepas dari peran serta anggota TNI yang punya kekuatan dan pengorganisir massa yang sangat efektif. Strategi ini juga sudah dibuktikan oleh pendahulu SBY yang juga berlatar belakang militer yaitu Rezim Orde Baru. Dimana kekuatan TNI sangat dominan pengaruhnya. Terbukti pada pemilu yang lalu keefektifan Majelis Dzikir SBY Nurussalam yang secara otomatis digerakkan oleh orang-orangnya SBY (TNI). Mereka melakukan operasi dalam pemenangan SBY sebagai Presiden RI dan menghantarkan 70 Calon Legislatif menduduki kursi di DPR, Operasi ini dinamakan “Sillent Operation” ( Operasi Senyap). Ini membuktikan bahwa hanya orang-oraang mempunyai kemampuan Intelijen yang bisa melakukan operasi dan strategi semacam ini yaitu TNI/Militer. Dari hasil wawancara dengan Kepala Sekretariat H. M. Utun Tarunadjaja juga mengatakan bahwa SBY dengan H. Haris Thahir sudah kenal dekat sejak masih aktif di TNI dan mereka sudah seperti saudara.8 Maka dari itu, semua tanggung jawab Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam sepenuhnya dipercayakan kepada H. Haris Thahir. 8
Ibid, Wawancara.
47
Dan hampir setiap kegiatan dan aktifitas Yayasan Majelis Dzikir di motori oleh Purnawirawan Jenderal H. Haris Thahir yang secara tidak langsung bagian dari TNI dan SBY. E.
Pengaruh Majelis Dzikir SBY Nurussalam Terhadap Para Jama’ah Pengaruh Majelis dzikir SBY nurussalam yang dipimpin oleh H. Harris Thahir dan ketua dewan pembinanya SBY yang secara kebetulan sekarang Presiden Republik Indonesia. Secara perlahan tapi pasti, pengaruh faktor itu semua menjadi prasyarat cukup penting bagi para jama’ah majelis dzikir SBY Nurussalam untuk terus eksis dalam majelis dzikir SBY Nurussalam karena kebanyakan motivasi para jama’ah tersebut, baik secara tersurat maupun secara tersirat melihat figur SBYnya yang sekarang sebagai orang nomor satu di Republik ini. Berikut ini akan peneliti bahas dari hasil wawancara dengan beberapa jama’ah yang kebetulan penulis secara langsung mengikuti pengajian yang dilaksanakan secara rutin oleh majelis dzikir SBY Nurussalam di Masjid Baiturrahim komplek Istana Negara RI. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Samsul umur 39 tahun, ia posisinya sebagai anggota dari majelis dzikir SBY Nurussalam Sukabumi. Ketika waktu itu penulis konfirmasi dengan beberapa pertannyaan, diantaranya terkait dengan perkembangan majelis ini, beliau menjawab karena baru dua kali ikut pengajian yang diselenggarakan di istana maka belum tahu persis perkembangan sekarang. Sedangkan untuk motivasi awal beliau bergabung kedalam majelis dzikir SBY Nurussalam adalah sedikit mengambil wasilah dari majelis. Kebetulan sebelum ke komplek masjid istana ini, jalan-jalan ke Istiqlal, Monas, dan ziarah dulu ke makam Mbah Priuk. Kebanyakan ada yang termotivasi ikut jalan-jalannya saja dan ada juga yang memang secara rutin mengikuti pengajian yang diselenggarakan di Masjid komplek Istana ini.
48
Sampai sejauh ini bagaimana dengan kepemimpinan SBY? “Alhamdulillah dengan mengadakan pengajian yang semacam ini lebih khususnya buat masyarakat jadi seminimal mungkin bisa meningkatkan kualitas ketaqwaannya. Kadang-kadang dengan banyaknya bencana yang kita alami ini, kemungkinan besar dengan berdzikir bisa mencegah. Ada baiknya juga kalau para pejabat minimal bisa berbagi rizkinya, berawal dari ini kami bisa menikmati rizkinya dari bapak Presiden. Karena kalau tidak begini kapan lagi kita bisa menikmati rizki itu, kalau beliau sendiri belum pernah bertemu langsung dengan SBY. Beliau berharap SBY bisa hadir terus di majelis tersebut dengan alasan SBY bisa memotivasi dan ketemu langsung dengan sang presiden”. Apa ada nuansa politis dari majelis dzikir SBY Nurussalam ini? “Pastinya ada, karena sangat banyak majelis dzikir atau pengajian yang secara langsung maupun tidak langsung terpengaruh politik. Dengan majelis dzikir ini, masyarakat akan tau dan melihat bahwa SBY ini sangat Islami. Mungkin juga dari para pengurus majelis dzikir SBY Nurussalam
memiliki
agenda
tertentu
kepada
umat
muslim
terutamanya. Karena terus terang saja dengan kita sudah mengenal, maka secara otomatis kalau sudah kenal minimal akan muncul rasa simpatik. Seperti pepatah lama mengatakan “tak kenal maka tak sayang”. Dengan sering datang ke majelis ini pasti akan muncul rasa simpatik tersebut”. Kalau SBY sudah tidak lagi menjabat sebagai Presiden apa bapak masih tetap eksis di majelis dzikir SBY Nurussalam ini? “Kalau saya tergantung nanti, artinya tergantung pada niatannya. Kalau punya keinginan untuk menghidupkan agama Allah ada baiknya terus saja. Siapapun nanti pemimpinnya, jangan majelis dzikir ini hanya ada pada kepemimpinan SBY saja. Mungkin kalau bisa presiden yang sekarang ini bisa diteruskan dengan presiden yang berikutnya, karena masjid Istana bukan milik SBY itu juga bisa menjadi bahan pertimbangan. Akan berbeda lagi masalahnya kalau masjid itu milik SBY pribadi.
49
Masyarakat pasti mendukung. Siapapun presidennya bisa ganti, tapi yang masyarakat muslim yang seolah berdzikir kepada Allah ini bagian yang sangat penting, maka dari itu semua bukan hanya terbatas pada pergantian presiden. Harusnya majelis ini jalankan terus. Ada kemungkinan lain majelis dzikir ini terus berkembang dan tetap eksis itu semua juga dikarenakan majelis ini sudah terorganisir secara rapi dan managemennya profesional. Jelas terlihat dari perkembangan yang ada di Sukabumi, sampai saat ini masih merekrut jama’ah yang siap bergabung ke dalam majelis dzikir SBY Nurussalam. Rombongan dari Sukabumi dan Bogor saja sebanyak sepuluh bis yang datang”.9 Jama’ah yang lain dengan Ibu Iis dari Bandung, apa motivasi untuk masuk ke dalam majelis dzikir SBY Nurussalam? “Niat belajar dan memperkuat iman biar bisa merasakan ibadah yang lebih mendalam. Berawal dari majelis dzikir ini, belajar dari nol, biar nanti kalau ada waktu dan kesempatan ke tanah suci sudah tidak kerepotan lagi karena sudah sedikit banyaknya belajar dari majelis dzikir SBY ini. Meskipun mengikuti pengajian di komplek istana ini baru pertama kali, namun di setiap pengajian yang diselenggarakan di Bandung sering mengikuti dengan saya aktif dimulai pada tahun 2006, saya punya keyakinan ini adalah langkah awal yang baik buat saya pribadi maupun masyarakat secara luas”. “Kalau SBY sudah tidak lagi sebagai seorang presiden, saya dengan penuh keyakinan akan terus aktif disetiap aktifitas majelis dzikir SBY Nurussalam. Karena memang dari awal terlibat dalam majelis dzikir SBY Nurussalam adalah dengan niatan ibadah. Sampai sejauh ini pola kepemimpinan SBY sangat baik, penuh tanggung jawab, dan perhatian kepada rakyat kecil. Unsur politis dalam majelis dzikir SBY nurussalam sampai sejauh ini tidak terlihat, karena dari awal
9
Wawancara, kepada jama’ah Majelis Dzikir SBY Nurussalam di Masjid Baiturrahim Komplek Istana Negara, yang bernama Samsul dari Sukabumi, hari sabtu 15 Januari.
50
pembetukan majelis ini nuansanya ibadah yang sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW”.10 Jama’ah yang bernama Ibu Hj. Sri dari Banten menuturkan, bahwa beliau mengikuti kegiatan pengajian di majelis dzikir SBY Nurussalam hanya ikut dengan jama’ah yang sudah sering kepengajian dan dzikir bersama yang selenggarakan di masjid Baiturrahim komplek istana. Sampai sekarang beliau belum menjadi anggota resmi seperti para jama’ah lainnya yang sudah punya kartu anggota. Motivasi beliau mengikuti majelis dzikir tersebut dalam rangka niat mendoakan bangsa dan negara yang selama ini diuji oleh Allah dengan banyaknya masalah, bencana, dan berbagai permasalahan yang sangat komplek lainnya. Faktor lain juga karena ketokohan SBYnya yang sekarang sebagai Presiden. Menurut Ibi Sri, perkembangan majelis dzikir SBY Nurussalam sampai sejauh ini perkembangannya sangat signifikan. Terutama juga dengan sering juga majelis dzikir ini diselenggarakan di kediamaan pribadi SBY di Cikeas. Ini mebuat para jama’ah yang mengikuti pengajian tersebut membeludak. Mungkin dikarenakan acara tersebut secara langsung di kediaman SBY dan ada keinginan dari para jama’ah agar bisa bertemu langsung dengan sang Presiden dan sekaligus Pembina dari yayasan majelis dzikir SBY Nurussalam tersebut. Sangat jelas terlihat bahwa majelis dzikir ini penuh dengan nuansa politisnya. Karena di setiap Parpol pasti ada organisasi yang lebih fokus membidangi keagamaan tertetu karena bagian dari langkah strategis dalam menjangkau kantong-kantong basis massa tertetu. Apalagi yang membidangi lahirnya majelis dzikir ini adalah SBY sendiri yang sekaligus sebagai ketua dewan pembinanya, pastinya orang akan menilai semua itu pastilah ada hubungannya dengan agenda politik sang presiden dan partainya Demokrat. Kalau seluruh jajaran elit 10
Wawancara, kepada jama’ah Majelis Dzikir SBY Nurussalam di Masjid Baiturrahim Komplek Istana Negara, yang bernama Iis dari Bandung, hari sabtu 15 Januari.
51
dari yayasan majelis dzikir SBY Nurussalam memang murni hanya fokus pada dzikir dan sholawat, pasti tidak akan ada yang menilai bahwa majelis dzikir ini hanya sebagai alat melanggengkan kekuasaannya. Menurut Ibu Hj. Sri mengatakan bahwa gaya kepemimpinan SBY dari awal sampai pada periode kedua memimpin bangsa ini, kurang tegas. ibu Sri berkeyakinan kalau saja SBY dari awal tegas, mungkin Negara ini tidak akan seperti ini. Banyaknya kasus demi kasus yang ujung-ujungnya tidak jelas penyelesainnya sampai kapan, mafia hukum dan mafia pajak semakin meraja, banyak kasus korupsi yang pada akhinya menyandera para politisi atau penguasa, dan silih berganti bencana alam yang bangsa kita alami akhir-akhir ini. Itu semua tidak terlepas dari
perilaku para
pemimpin dan orang-orang yang
dipimpinnya yang terlalu cinta pada dunia, lantas bisa menghalalakan segala cara yang pada prinsipnya tidak dibenarkan oleh agama.11
11
Wawancara, kepada jama’ah Majelis Dzikir SBY Nurussalam di Masjid Baiturrahim Komplek Istana Negara, yang bernama Hj. Sri dari Banten, hari sabtu 15 Januari.
52
BAB IV PERAN MAJELIS DZIKIR SBY NURUSSALAM DALAM MENDUKUNG PEMERINTAHAN SBY A. Perkembangan Majelis Dzikir SBY Nurussalam Di awal proses konsolidasi menghadapi Pilpres 2009 yang lalu, Demokrat berusaha mengajak ke empat partai Islam yang sudah lolos ke Senayan untuk berkoalisi mendukung pencalonan SBY untuk masa jabatan kepresidenannya yang ke dua. Namun ada dua kejadian yang sempat mengancam keutuhan koalisi itu. Pertama, usaha Demokrat merangkul PDIP untuk berkoalisi dalam kampanye Pilpres, dengan harapan PDIP tetap berkoalisi dengan Demokrat dalam menyusun pemerintahan baru nantinya, dan menguasai blok mayoritas di parlemen. Kedua, penetapan Gubernur BI, Boediono, sebagai running mate SBY dalam Pilpres mendatang.1 Kedua peristiwa itu nyaris 'menggoyahkan iman' ke empat partai Islam yang lolos ke Senayan, khususnya PKS dan PAN, untuk tetap berkoalisi dengan Demokrat. Soalnya, PKS sejak awal tidak suka berkoalisi dengan PDIP, karena PKS tidak dapat menerima Presiden perempuan. Selain itu, hanya PKS-lah partai berbasis massa Islam yang paling eksplisit memperjuangkan syariat Islam. Sedangkan PKB dan PAN, walaupun diprakarsai oleh tokoh-tokoh politik NU dan Muhammadiyah, mengklaim diri sebagai partai yang terbuka, dengan menerima anggota dan caleg non-Muslim.2 Namun soal ideologi, sesungguhnya para tokoh PKS terbagi dalam tiga faksi. Pertama, faksi Anis Matta, Sekjen PKS yang didukung oleh Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin; kedua, faksi Tifatul Sembiring,
Presiden
PKS
yang didukung oleh
1
Hidayat
Nur
(Antara News, 16 Sept. 2008; www.majalahdzikie.com, diakses tanggal 14 Mei 2011) 2 Ibid
53
Wahid (HNW), mantan Presiden PKS yang kini Ketua MPR-RI; dan ketiga, faksi kader-kader PKS yang sudah terjun dalam Kabinet SBYJK, seperti Menteri Pertanian Anton Apriyantono. Faksi Anis Matta dan Hilmi Aminuddin ditengarai dekat dengan keluarga Cendana, dan berada di balik iklan PKS yang menjuluki Soeharto sebagai “guru bangsa”, sejajar dengan Bung Karno, KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Ashari. Faksi ini juga yang mendorong PKS untuk mendukung pasangan capres dan cawapres Wiranto dan Sholahuddin Wahid dalam Pilpres 2004. Sementara itu, Faksi Tifatul dan HNW berasal dari gerakan Tarbiyah yang ingin mentransplantasi ideologi Ikhwanul Muslimin dari Mesir dan ideologi keagamaan Wahabi dari Arab Saudi. Boleh dikata, merekalah peletak dasar ideologi PKS. Sedangkan faksi ketiga, lebih bersifat teknokratis.3 Dengan demikian, dukungan ribuan anggota PKS mungkin akan terbagi tiga: sebagian (???) mendukung SBY + Boediono, sebagian (??) mendukung pasangan JK + Wiranto, dan sebagian (?) mendukung Megawati + Prabowo, karena sejarah kedekatan Prabowo dengan kelompok-kelompok Muslim militan. Polarisasi suara grassroot partaipartai Islam yang lain, baik yang lolos maupun yang tidak lolos ke Senayan, juga bisa terbagi di antara ketiga pasangan capres dan cawapres itu. Terbukti, walaupun pimpinan Sekjen PAN hadir dalam deklarasi pasangan ini di Bandung, Jumat, 15 Mei lalu, ada anggota DPR-RI dari Fraksi PAN, Drajat Wibowo, turut menemani JK dan Wiranto, waktu pasangan ini datang mendaftarkan diri di kantor KPU, hari Sabtu pagi, 16 Mei lalu. Selain Drajat Wibowo, juga hadir dalam acara itu, seorang anggota DPR-RI dari Partai Bulan Bintang, Ngabali, yang tegas-tegas menyatakan dukungannya kepada pasangan JKWiranto.4 3 4
Ibid Ibid
54
Berarti, kehadiran pimpinan PKS, PAN, PKB, dan PPP dalam upacara bergelimang kemewahan di Sasana Budaya Ganesha di kampus ITB, belum merupakan jaminan bahwa sebagian besar anggota keempat partai akan mendukung pasangan SBY-Boediono dalam Pilpres, 9 Juli mendatang. Belum lagi anggota partai-partai berbasis Islam yang tidak lolos ke Senayan, tapi dapat menyalurkan suara mereka ke ketiga pasangan capres-cawapres yang telah terdaftarkan di KPU. PKNU misalnya, berbeda dengan induknya (PKB), telah menyatakan dukungannya ke pasangan Megawati-Prabowo. Sedangkan PRB, menyatakan dukungannya ke pasangan SBY-Boediono.5 Maka dari pembacaan itulah, para pendukung SBY tidak hanya mengandalkan dukungan suara keempat partai berbasis Islam itu untuk memenangkan pasangan mereka dalam Pilpres mendatang. Sejak 2004, para pendukung SBY telah aktif membangun citra sang Presiden sebagai “pengayom Islam” melalui pendirian Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam. Tiga orang Menteri dalam Kabinet SBY-JK, yakni Mensekneg M. Hatta Rajasa, Mensekkab Sudi Silalahi, dan Menteri Agama M. Maftuh Basyuni, menjadi pembina yayasan itu. Salah seorang pengawasnya adalah Brigjen Kurdi Mustofa, sekretaris pribadi Presiden. Putra bungsu SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono, menjadi salah seorang sekretaris yayasan itu, dan salah seorang bendahara yayasan itu adalah Hartanto Edhie Wibowo, adik bungsu Ny. Ani Yudhoyono. Sedangkan ketua umum yayasan itu, Harris Thahir, sudah kenal SBY sejak menjabat sebagai Danrem di Yogya. 6 Melalui yayasan ini, para pendukung SBY merangkul komunitas Betawi, dengan mengangkat Imam Masjid Kwitang, Habib Abdul Rahman al-Habsyi sebagai pengawas yayasan, mendampingi
5 6
Ibid Ibid
55
Brigjen Kurdi Mustofa, mantan anggota tim kampanye SBY dalam Pilpres 2004.7 Majelis dzikir yang bermarkas di Tebet Timur, Jakarta, memang salah satu komponen pendukung SBY sejak Pilpres 2004. Sebelum Pemilu 2004, majelis ini tiap Kamis malam melafalkan doadoa di pendopo Puri Cikeas. Dzikir rutin itu hijrah ke Masjid Baiturrahim di kompleks Istana Negara sejak Desember 2004, setelah SBY terpilih jadi Presiden. Sejak saat itu, berdzikir bersama SBY di Masjid Baiturrahim di malam Tahun Baru dijadikan kebiasaan. Malam Tahun Baru 2008, antara 3.000 sampai 4.000 jemaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam berdzikir bersama SBY. 8 Kegiatan yayasan ini tidak terbatas pada penyelenggaraan dzikir bersama SBY di masjid istana. Majelis dzikir yang punya cabang di hampir seluruh provinsi dan sering menggelar dzikir bersama ke berbagai kota, 9 juga menerbitkan majalah dan buku. Kegiatan ini menghubungkan pendukung SBY dengan MUI, sebab wakil pemimpin umum Majalah Dzikir adalah Ustadz H. Mohammad Hidayat, khatib anggota Dewan Syariah Nasional MUI Pusat.10 Penerbitan, bukanlah kegiatan yayasan ini yang paling banyak menghabiskan dana. Yang lebih banyak menyedot dana adalah pemberangkatan ibadah umroh untuk ulama. Sampai September 2008, yayasan ini telah lima kali memberangkatkan rombongan umroh sekitar 50 orang. Dalam 'kloter' kelima termasuk beberapa ulama karismatik, seperti Jafar Umar Thalib, mantan panglima Lasykar Jihad, dan KH Nurul Arifin, mantan Panglima Lasykar Berani Mati pendukung Gus Dur.11
7
Ibid (Kompas, 31 Des. 2007; Tempo, 13 Jan. 2008: 34) 9 (Tempo, 13 Mei 2008) 10 (www.kabarindonesia.com, 21 Agustus 2007). 11 (Antara News,16 Sept. 2008). 8
56
Pemberangkatan ibadah umroh ratusan orang ulama itu menimbulkan dua pertanyaan. Pertama, apakah kegiatan yayasan ini bukan merupakan wahana mobilisasi dukungan para ulama bagi kepresidenan SBY, apalagi dengan melihat bagaimana ulama-ulama militan seperti Jafar Umar Thalib dan Nurul Arifin juga disponsori oleh yayasan ini. Kedua, dari mana dana untuk membiayai kegiatan semipolitis ini? Menjawab pertanyaan kedua diajukan ke ketua umum yayasan ini, Harris Thahir dan Utun Tarunadjaja hanya mengatakan, semua pemberangkatan ibadah umroh bagi ulama-ulama itu dari dana pribadinya, dan “tidak ada pembiayaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono”. 12 Tapi apa mungkin seorang Harris Thahir punya dana pribadi sebanyak itu? Jawaban yang lebih masuk akal dapat dilihat dari siapa yang diangkat menjadi bendahara yayasan ini, yakni Aziz Mochdar. Mitra Bambang Trihatmojo ini menguasai 30% saham PT Asriland, sementara Bambang dan Halimah menguasai 70% saham. Investment vehicle Bambang Trihatmojo ini menguasai 10% saham PT Global Mediacom, yang memiliki saham stasiun televisi RCTI, TPI, Global TV dan perusahaan TV cable Indovision.13 Seorang itu, adik Aziz, Mochsin Mochdar, adalah adik ipar BJ Habibie, yang bersama isterinya, Siti Rahayu Fatimah alias Yayuk Habibie, menguasai Citra Harapan Group. Kelompok ini meliputi 14 perusahaan, yang ikut dibesarkan oleh proyek-proyek yang dulu dikuasai oleh BJ Habibie. Bendahara Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam yang kedua, Hartanto Edhie Wibowo, adalah anggota keluarga besar SBY yang sudah terjun ke dunia bisnis, di samping
12 13
Ibid (Aditjondro 1998: 93-4; Aditjondro 2006: 85; Ardi & Amri 2008: 642, 710)
57
Gatot Mudiantoro Suwondo, Direktur Utama BNI, yang juga adik kandung Ny. Ani Yudhoyono.14 Hartanto Edhie Wibowo, yang juga Ketua Departemen BUMN DPP Partai Demokrat ini tercantum sebagai Komisaris Utama PT Power Telecom. Sedangkan Komisaris Independen perusahaan ini adalah pakar telematika KRMT Roy Suryo Notodiprodjo, yang Ketua Departemen Kominfo DPP Partai Demokrat. Sedangkan di jajaran direksi ada adik kandung Menteri Sekneg M. Hatta Rajasa, yakni Achmad Hafisz Tohir. Perusahaan milik keluarga Tjokrosaputro, pemilik Batik Keris, Solo, di tahun 2007 menandatangani kontrak 20 tahun dengan PT Kereta Api, untuk memasang jaringan telekomunikasi fibre optic sepanjang jaringan rel PT KA. 15 Kesimpulannya, melihat latar belakang kedua Bendahara Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam, maka bisa dikatakan bahwa fungsi yayasan ini, selain membantu mobilisasi dukungan dari komunitas Islam bagi SBY, adalah untuk membantu menciptakan citra positif bisnis keluarga Soeharto, keluarga Habibie, keluarga Tjokrosaputro, dan keluarga besar SBY sendiri.16 B. Hubungan
Majelis
Dzikir
SBY
Nurussalam
Terhadap
Pemerintahan SBY Majelis Dzikir Nurussalam bukanlah majelis kelas kampung. Majelis ini didirikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan menjelma menjadi sebuah yayasan. Punya cabang di seluruh provinsi, sejumlah kerabat dan kolega SBY duduk sebagai pengurus yayasan, sementara penyokong dananya adalah sejumlah pengusaha. Tidak ada yang salah dengan keberadaan sebuah majelis zikir. Sebagai wadah untuk mengingat Tuhan, majelis zikir tentulah diharapkan membawa
14
(Tribun Batam, 7 Febr. 2008) (Tempo, 27 April 2009; www.indonesia-monitor.com, & & 14 April 2009, diakses tgl. 16 Mei 2009; www.jakartapress.com, diakses tgl 14 April 2009) 16 Ibid 15
58
perubahan positif pada perilaku manusia khususnya jama’ah majelis dzikir tersebut. Mungkin karena itu, Presiden SBY merasa perlu mendirikan majelis zikir, yang dia beri nama Nurussalam atau cahaya keselamatan. Majelis yang didirikan SBY sejak Pemilu Presiden 2004 belakangan dikelola oleh sebuah yayasan tersendiri. 17 Disisi lain, yayasan majelis dzikir SBY nurussalam ini sudah sangat jelas terlihat dan terbaca bahwa majelis ini tidak bisa dipisahkan dari SBY dan dalam kelanggengan pemerintahan SBY semasa berkuasa. Seperti apa yang sudah peneliti jelaskan pada pembahasan sebelumnya. Selama tujuh tahun berdiri majelis ini sudah sering menggelar acara zikir bersama di berbagai kota. Salah satu contoh Pada 24 Februari silam, misalnya, majelis dzikir SBY nurussalam Jawa Timur mengadakan acara zikir dan doa bersama di Masjid al Akbar, Surabaya. Suara Surabaya menulis, sekitar 40 ribu orang datang ke al Akbar untuk
mengikuti acara zikir dan doa tersebut. Dzikir di dalam majelis dzikir SBY nurussalam sangat jelas terlihat adalah sebagai bagian membangun citra positif SBY di kalangan umat muslim khususnya, majelis dzikir SBY Nurussalam yang dibentuk oleh pimpinan Drs. H. Kurdi Musthofa dan H. Haris Thahir. Dikarenakan agama dan dzikir khususnya tampak tidak bisa dipisahkan dari kehidupan umat, pengingkaran manusia terhadap agama agaknya dikarenakan faktor-faktor tertentu baik yang disebabkan oleh kepribadian atau lingkungan masing-masing. Ternyata manusia memiliki unsur batin yang cenderung mendorongnya untuk tunduk kepada zat yang gaib, yang biasanya terlihat dengan amalan dzikir baik secara pribadi maupun berjama’ah. Pada wilayah inilah lahan yang memungkinkan bisa dimanfaatkan oleh para politisi. Antara tahun 2004-2006 saja telah didirikan dua yayasan yang berafiliasi ke SBY, yakni Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam 17
http://umum.kompasiana.com/2009/06/18/majelis-dzikir-nurussalam-sby-jugamembelot/
59
yang didirikan tahun 2004 dan berkantor di Tebet, Jakarta Selatan, tapi selalu menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dzikirnya di Masjid Baiturrahim di Istana Negara, serta Yayasan Kepedulian Sosial Puri Cikeas, disingkat Yayasan Puri Cikeas, yang didirikan tanggal 11 Maret 2006 di kompleks perumahan Cikeas Indah.18 Kedua yayasan ini melibatkan sejumlah menteri ada yang sekarang mantan menteri, sejumlah perwira tinggi, sejumlah pengusaha, serta anggota keluarga besar SBY. Edhi Baskoro Yudhoyono, putra bungsu SBY dan Ny. Ani Yudhoyono, menjabat sebagai salah seorang Sekretaris Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam, dan Hartanto Edhie Wibowo, adik bungsu Ny. Ani Yudhoyono sebagai salah seorang bendahara.19 Menjelang Pemilu 2009, yayasan penopang kekuasaan SBY bertambah satu yaitu Yayasan Kesetia kawanan dan Kepedulian (YKDK), yang dipimpin oleh Arwin Rasyid. Empat orang anggota Dewan Pembinanya sudah masuk ke dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II, yakni Djoko Suyanto, Purnomo Yusgiantoro, Sutanto, dan MS Hidayat.Yayasan ini dikelola oleh orang-orang yang punya banyak pengalaman di bidang perbankan. Ketua Umumnya, Arwin Rasyid, Presiden Direktur CIMB Bank Niaga, sedangkan Bendahara Umumnya, Dessy Natalegawa. Dessy adalah adik kandung Menlu Marty Natalegawa yang sudah diproyeksikan akan diangkat menjadi Menlu dalam KIB II. 20 Mereka tidak perlu lagi bingung memikirkan penggalangan dana (fund raising) bagi yayasan ini, yang telah mendapat kucuran dana sebesar US$ 1 juta dari Djoko Soegiarto Tjandra, pemilik Bank Bali dan buron kelas kakap BLBI. 21
18
George Junus Aditjondro, Membongkar Gurita Cikeas; Dibalik Skandal Bank Century, Galang Press, Yogyakarta, cet.1, 2010, hlm. 35 19 Ibid, hlm, 36 20 (Gatra, 28 Okt 2009:16) 21 Ibid, hlm. 36
60
Yayasan Puri Cikeas, Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam, dan Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian punya beberapa ciri yang sama. Ketiga yayasan itu tidak dipimpin oleh SBY sendiri, tapi oleh orang-orang dari inner circlenya. Pola operasinya sama, memadu kedermawanan dengan mobilisasi dukungan politik dan ekonomi. Sejumlah perusahaan pendukung ketiga yayasan itu bukannya tidak mengharapkan keuntungan. Padahal, jangkauan kedermawanan ketiga yayasan itu membutuhkan dana yang sangat besar. Lagi pula, hasil audit ketiga yayasan itu oleh auditor publik yang betul-betul independen, belum pernah dilaporkan ke parlemen dan media massa. Soalnya, ketiga yayasan itu melibatkan sejumlah Menteri dan staf harian Presiden, serta menguasai dana milyaran rupiah.22 Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam tadinya melibatkan tiga orang Menteri (Hatta Rajasa, Sudi Silalahi, dan M. Maftuh Basyuni, yang tadinya Menteri Agama) sebagai Pembina, serta Brigjen Kurdi Mustofa, Sekretaris Pribadi Presiden SBY, sebagai Pengawas. Kegiatan yayasan ini telah menelan dana yang sebagian mungkin berasal dari anggaran negara. Misalnya, dana untuk kegiatan zikir dan doa di Masjid Baiturrahim di Kompleks Istana Negara di akhir 2007 dan 2008, yang diikuti antara 3000 dan 4000 jemaah. Setelah selesai berdoa, mereka diundang makan malam di Istana Negara.23 Biaya makan malam ribuan jemaah zikir itu mungkin dapat diambil dari anggaran rutin kepresidenan yang telah disetujui oleh DPR-RI. Tapi bagaimana yayasan ini mensponsori biaya ibadah umroh bagi lima rombongan ulama (@50 orang per rombongan) di mana setiap orang menelan biaya seribu real.24 Boleh jadi, selain dari uang rakyat, melalui anggaran kepresidenan, pembiayaan yayasan ini dibantu oleh kedua orang bendaharanya. Selain Hartanto, ada bendahara lain, yakni Aziz Mochdar, mitra bisnis Bambang Trihatmodjo dan adik 22
Ibid, hlm. 36-37 Ibid, hlm. 37 24 Ibid, hlm. 37 23
61
Muchsin Mochdar, ipar mantan Presiden B.J. Habibie. Selain itu, Aziz juga mitra Gunawan Yusuf, pemilik Sugar Group Company (SGC) yang sedang berkonflik dengan Anthony Salim tentang kepemilikan sejumlah perkebunan tebu di Lampung. 25 seperti yang sudah penulis bahas di atas. C. Peran Majelis Dzikir SBY Nurussalam Dalam Mendukung Pemerintahan SBY Sejarah dari munculnya Majelis Dzikir SBY Nurussalam yang telah diterangkan di bab III, Berawal dari situlah para jama’ah bergabung dalam kegiatan dzikir berjama’ah. Dengan berjalannya waktu, hasil koalisi antara majelis dzikir SBY Nurussalam dengan SBY beserta partai demokrat yang menjadi salah satu faktor sangat efektif menghantarkan SBY sebagai presiden Republik Indonesia. Jadi, jika terlebih dulu dilakukan tinjauan dan kajian teoritik ternyata dipandang ada relevani dalam proses memahami hubungan majelis dzikir dengan politik. Meskipun banyak batasan yang dikemukakan orang tentang majelis dzikir, namun secara umum dapat dikemukakan bahwa majelis dzikir adalah suatu bentuk kegiatan bersama-sama atau berjama’ah untuk melakukan prosesi dzikrullah atau mengingat Allah SWT, yang menekankan kebersihan dan kesucian hati dengan banyak melakukan dzikir agar mencapai ma’rifat: hubungan yang dekat dengan Allah untuk memperoleh ridha atau perkenan-Nya. Dengan demikian, secara normatif yayasan majelis dzikir SBY nurussalam merupakan kegiatan keagamaan murni yang tidak ada hubungannya dengan politik. Namun, secara historis-empiris, yayasan majelis dzikir ataupun yang lain bentuknya seringkali mempunyai muatan politik. Karena itu perlu dilacak asal usul majelis dzikir, sejarah pertumbuhan dan perkembangannya sampai terbentuknya sebuah 25
Ibid, hlm. 40
62
yayasan majelis dzikir SBY nurussalam sebagai salah satu bentuk komunitas keagamaan Islam. Selanjutnya akan dikaji secara historisempiris hubungan yayasan majelis dzikir SBY nurussalam dan politik. Kajian ini tidak bermaksud menyelidiki substansi ajaran tentang dzikir yang dilakukan oleh yayasan majelis dzikir SBY Nurussalam. dalam arti keyakinan, ritual maupun pengalaman keagamaan pengamal dzikir, melainkan akan mengkaji peran komunitas keagamaan Islam. Dengan kata lain, penelitian ini akan mengkaji sejauhmana peran yayasan majelis dzikir SBY nurussalam terhadap pengaruh perspektif sosial politik dan pemerintahan SBY. Komunitas majelis dzikir ini merupakan bagian dari komunitas keagamaan Islam, yang pada gilirannya merupakan bagian dari masyarakat Indonesia. Oleh karena itu dalam kajian tentang hubungan yayasan majelis dzikir SBY nurussalam dan politik dipandang perlu dikemukakan tinjauan tentang hubungan pemerintah dan masyarakat, serta politik Islam pemerintahan SBY. Berdasarkan alur pikir tersebut, maka dalam bagian ini akan dibicarakan peran yayasan majelis dzikir SBY Nurussalam dalam mendukung pemerintahan SBY. Adapun bentuk peran yang ditunjukkan Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam menurut penulis dalam menunjukkan Loyalitas dan menunjukkan bahwa Majelis Dzikir ini sebagai bagian dari SBY. Diantaranya sebagai berikut: 1. Bahwa Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam ini sebagai alat komunikasi yang efektif kepada warga mayoritas muslim, khususnya kepada para Ulama, Kiai, Mubalig, Ustad, dan kepada para santri atau kalangan Pondok Pesantren. Seperti yang sudah di sampaikan pada BAB III, bahwa posisi para tokoh yang memiliki kharisma para Ulama, Kiai, Ustad, dan para tokoh berpengaruh lainnya memiliki peranan yang sangat penting di Majelis Dzikir
63
SBY Nurussalam. Kerena disinilah kekuatan sentral dalam mendukung pemeritahan SBY. Majelis Dzikir SBY Nurussalam memiliki kesamaan dengan beberapa tarekat yang lebih banyak keterlibatannya kedalam kancah politik pada masa orde baru. Tarekat sebagai komunitas keagamaan Islam bukan merupakan organisasi formal, namun dalam perkembangannya terutama dikalangan NU, dengan terbentuknya Jamiyah Tariqah AlMu’tabarah Al-Nahdiyah tahun 1979, secara formal terbentuklah organisasi para pengamal tarekat yang berafiliasi kepada NU, yang mewadahi
45
keabsahannya)
aliran 26
tarekat
mu’tabarah
(yang
diakui
. meskipun telah terhimpun dalam wadah
organisasi formal, namun dalam kenyataannya yang berjalan adalah organisasi informal, yaitu komunitas kaum tarekat yang dipimpin oleh seorang mursyid dengan jaringan sosial yang luas dan kuat antara mursyid – khalifah – murid, yang tersebar di berbagai daerah. Dengan kata lain, kekuatan terekat bukan pada organisasi formalnya, melainkan pada organisasi informalnya, di bawah kendali mursyid yang kharismatik. Dikalangan tarekat sendiri, hubungan mursyid dan murid, sebagaimana hubungan Kiai 2. Santri dan masyarakat sekitarnya tidak ada hubungan yang demokratis. posisi kiai dalam pesantren adalah tokoh karismatik, sedangkan kharisma dan demokrasi tidak bisa ketemu (Bruinessen dalam Dharwis, 1994: 77-78).27 3. Bahwa Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam juga sebagai alat Counter Isu miring tentang SBY, yang di situ dibahasakan kedalam bahasa agama dan memakai dalil-dalil di dalam Al-qur’an disetiap penjelasannya kepada para jamaah. 4. Bahwa Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam ini sebagai doktrinasi kepada para jamaah dengan dalam bahasa agama sebagai 26 27
Mahmud Sujuthi , Politik Tarekat, Galang Press, Yogyakarta, 2001, hlm 194 Ibid
64
bagian dari meloyalitaskan para jamaah/pendukung supaya tetap militan kepada SBY dalam kondisi apapun posisi SBY. Perlu kita ketahui bersama, bahwa Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam mendukung dan sekaligus mengawal pemerintahan SBY. seperti apa yang sudah dijelaskan pada BAB III, bahwa Majelis Dzikir SBY Nurussalam sebagai alat masukan dan pertimbangan buat SBY dalam mempertimbangkan persoalan Bangsa dan Negara dengan bahasa agama. sebagai contoh dalam masalah pemberantasan korupsi yang memang pada periode pertama kepemimpinan SBY diakui banyak pihak tentang kesuksesannya dalam pemberantasan korupsi. Dan peran Yayasan
Majelis
Dzikir
SBY
Nurussalam
dalam
mendukung
pemerintahan SBY sebagai bagian dari sarana Spiritualitas, Dakwah, dan Ukhuwah Islamiyah, disamping yayasan ini juga efektif dalam pendulangan suara, counter isu, dan komunikasi politik terutama dari kalangan umat islam. Bagi penulis majelis dzikir yang pada hakikatnya suci dan sakral, sekarang sudah kehilangan makna sesungguhnya yakni sebagai bagian dari jalan spiritualitas untuk mendekatkan diri kepada Allah berubah fungsi menjadi alat politik kekuasaan. Terbukti beberapa waktu lalu kritik keras para tokoh lintas agama bersama kalangan pemuda serta LSM membeberkan 18 kebohongan publik yang dilakukan pemeritahan Presiden SBY, di mana ada 9 kebohongan lama dan 9 kebohongan baru 28 . Dari pernyataan ini menbuat SBY dan para pendukungnya cemas, termasuk diantaranya majelis dzikir nurussalam. Ketika kegiatan rutin dzikir dan pengajian di masjid komplek Istana Negara, para pengurus dan penceramah menegaskan dengan nada meyakinkan kepada para jamaah, bahwa kewajiban rakyat untuk selalu taat terhadap pemimpinnya 28
meskipun belum bisa mencapai target
DUTA Masyarakat, SBY cemas dituduh bohong, Koran Jakarta 2011, hal 7
65
dengan mengacu pada al-qur’an yang berbunyi “atiullah wa ati urrosul wa ulil amri”. Ayat ini lah yang dijadikan pembenaran dan dokrin kepada para jamaah. Ketika penulis konfirmasi kepada kepala sekretariat H. M. Utun Tarunadjaja, apakah di setiap pertemuan majelis dan ketika ada isu yang berkembang di masyarakat majelis selalu ambil bagian dari counter isu tersebut. Beliau menyatakan bahwa itu bagian dari ketaatan kepada Allah dan rasul apapun kekuran yang ada pada pemimpin tersebut. Karena ketika taat kepada Allah dan rasul, maka juga harus taat kepada pemimpinnya dalam hal ini presiden. Majelis Dzikir SBY Nurussalam juga menerbitkan sebuah majalah yang diberi nama “ Majalah Dzikir” dan Buletin Jum,at. Yang disitu sebagai bagian dari pemerintahan SBY. Dan Majelis ini juga punya daya tarik tersendiri bagi para jamaah non muslim untuk menanggalkan agamanya yang selama ini mereka anut dengan suka rela untuk masuk agama islam menjadi seorang muallaf. Ada beberapa poin perbedaan yang cukup mendasar dari majelis dzikir SBY Nurussalam dengan Yayasan Majelis dzikir pada umumnya diantaranya: 1. Majelis Dzikir ini dikelola dengan sistem semi militer, terbukti dengan banyaknya pengurus yang berlatar belakang Punawirawan TNI dan POLRI. Diantara orang-orang itu adalah Jend. Susilo Bambang Yudhoyono (TNI) sendiri, Jend. Sudi silalahi (TNI), Drs. Jend. Kurdi Mustofa (TNI), H. Harris Thahir (TNI), dan Kompol. Heri Guritno (POLRI). Dan masih banyak lagi pengurus yang berlatar belakang TNI dan POLRI terutamanya cabang-cabang Yayasan Majelis di daerah-daerah. 2. Ketika ada perintah dari pengurus ke staf-stafnya, staf selalu merespon dengan kata “siap” dengan nada tegas ala Militer yang
66
memang selalu dipakai oleh kalangan militer di dalam setiap komando. 3. Security yang tidak pada umumnya, mereka mengenakan seragam seperti layaknya seragam TNI kenakan meskipun embel-embel pangkat tidak sama. 4. Kegiatan dzikir yang sering kali diperuntukkan kepada para prajurit TNI. 5. Sebagai alat komunikasi politik dan counter Isu terhadap berbagai serangan kepada SBY dan pemerintahannya. Sebagai contoh: Ketika beberapa waktu yang lalu ada pernyataan sikap dari forum Tokoh lintas agama, pemuda dan LSM menyatakan bahwa pemerintahan SBY berbohong atas pencapaiannya. Dari pernyataan tersebut membuat lingkaran Istana merasa gerah, termasuk di antaranya Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam ketika kegiatan dzikir rutin yang dilakukan di Masjid Baiturrahim komplek Istana Negara. Di situ dijadikan ajang Counter balik dan penegasan kepada para jama’ah. 6. Bagian dari Doktrinasi dan politisasi Agama terbukti dengan penegasannya mengutip ayat Al- qur’an Atiiullaha Wa Atiurrosul Waulilamriminkum. Bahwa para jamaah diwajibkan untuk taat kepada pemimpinnya dalam hal ini presiden. Meskipun presiden ada kesalahan. 7. Memiliki daya tarik bagi warga non muslim yang berkeinginan masuk Islam dan minta di bai’at oleh pengurus atau ustad di Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam. Ini dikarenakan figur SBY sebagai seorang presiden yang menjadi Ketua Dewan Pembinanya. Ada hal yang cukup menarik yang dapat dijadikan reverensi dari Negara Iran yang dulu di pimpin oleh rezim Syah pahlevi dengan posisi sebuah
yayasan
yang mempunyai
hubungan
khusus
terhadap
pemerintahan seperti pada awal tahun 1970, keluarga Syah Pahlevi
67
merupakan keluarga pengusaha paling kaya di Iran. Syah sendiri punya dua perusahaan permesinan, dua pabrik mobil, dua perusahaan batu bara, tiga perusahaan pertambangan, tiga perusahaan tekstil dan empat perusahaan konstruksi. Sepupunya, Puteri Syahram, adalah pemegang saham didelapan perusahaan konstruksi, asuransi, semen, tekstil, dan transportasi. sumber kekayaan terakhir keluarga Pahlevi adalah Pahlevi Foundation. Menurut Bankir Barat, yayasan ini menerima subsidi setiap tahunnya di atas US$ 40 juta, menjadi surga bebas pajak untuk semua perusahaaan berbendera Pahlevi dan karenanya bisa merasup kehampir semua pojok ekonomi. Pada 1988, yayasan punya saham di 207 perusahaan, termasuk 8 perusahaan tambang, 10 perusahaan semen, 17 bank dan asuransi, 23 hotel, 25 perusahaan bajak, 25 perusahaan agroindustri, dan 45 perusahaan konstruksi. Harian The New York Times menuliskan, “di balik aktifitas kemanusiaan, yayasan adalah alat untuk memperkuat cengkraman di sektor vital ekonomi29.
29
Muhsin labib, Ibrahim muharam, Musa kazhim, Alfian hamzah, AHMADINEJAD! David di Tengah Angkara dalam Goliath Dunia, Hikmah (PT. Mizan Publika) Jakarta Selatan Cet. V
68
6 7
BAB V PENUTUP
Sebagai penutup dari skripsi ini, penulis akan menyampaikan beberapa kesimpulan yang penulis dapatkan dari analisis terhadap data penelitian. Disamping itu juga penulis sampaikan beberapa saran yang diharapkan bermanfaat, khususnya bagi pihak Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam guna meningkatkan kegiatan dzikir yang benar-benar murni ibadah dan terlepas dari berbagai kepentingan apapun, umumnya juga kepada seluruh lapisan masyarakat agar lebih kritis dan tidak mudah terjebak atau terbawa arus politik yang dibungkus rapi dengan bahasa agama dan atas nama agama. A. Kesimpulan Dzikir dalam Islam adalah bagian dari ibadah. Dzikir secara harafiah berarti „ingat‟,
atau dalam kata yang lebih lengkap biasa
disebut dengan dzikrullah yang berarti „ingat kepada Allah‟. Tapi ternyata dzikir juga menjadi bagian yang sangat penting dalam suksesi Pemilu. Karena banyak majelis dzikir yang dibentuk dan berfungsi sebagai sarana komunikasi politik. Jadi bukan lagi dimanfaatkan murni sebagai jalan yang sakral dan “sakti” untuk mendekatkan diri kapada Allah sang pencipta, tetapi sengaja dibentuk sebagai sarana politik. Mungkin karena ada kesamaan maksud. Dzikir yang berarti ingat atau mengingat, maka dalam konteks politik ingat terhadap para calon juga sesuatu yang sangat penting. Di masyarakat tradisional, „politik‟ yang mampu menghubungkan atau menyandingkan dengan pemahaman teologis keagamaan maka akan menjadi kuat. Dalam kontek ini maka majelis dzikir akhirnya dapat menjadi penghubung antara kebutuhan teologis dengan harapan kesejahteraan yang dijanjikan para politisi.
69
Keberadaan majelis dzikir yang kental dengan nuansa politik karena disusung dan dihadiri oleh banyak tokoh politik, majelis dzikir tersebut penuh nuansa politis. Saya sebagai peneliti berkesimpulan, melihat fenomena akhir-akhir ini yang banyak agama sebagai alat media dakwah dan sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah, sekarang sudah berubah fungsi dari fungsi aslinya. Sebagai penutup dari skripsi ini, penulis akan menyampaikan beberapa kesimpulan yang penulis dapatkan dari analisis terhadap data penelitian. Disamping itu juga penulis sampaikan beberapa saran yang diharapkan bermanfaat, khususnya bagi pihak jamaah Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam guna meningkatkan kredibilitas dan kualitas baik bagi jamaah majelis dzikir, umumnya bagi masyarakat secara luas. Dari pelaksanaan dzikir yang dilakukan di majelis dzikir SBY Nurussalam dapat membentuk perilaku keagamaan jama‟ah sekaligus membentuk jama‟ah yang menjadi pendukung setia SBY dalam mendukung pemerintahan dan kepemimpinan SBY selama berkuasa. Majelis dzikir SBY nurussalam juga sangat efektif sebagai alat politik kekuasaan itu dilakukan dengan baik melalui metode atau materi yang disampaikan oleh para ulama dan tokoh yang dihadirkan setiap dzikir bersama, sehingga mengantarkan jama‟ahnya tidak hanya sekedar menjalankan ajaran Islam yang dinamakan “ihsan” dengan jalan Dzikrullah, akan tetapi majelis ini memang sangat membantu dalam melanggengkan kekuasaan dalam mendukung pemerintahan SBY, terutama menggalang kekuatan massa di kalangan umat Islam. Dari penelitian yang saya dapatkan di lapangan tersebut, menunjukkan keefektifan Yayasan Majelis Dzikir dan sekaligus menjawab dari pokok permasalahan yang ada di antaranya: 1.
Bagaimanakah potret perkembangan dan aktifitas majelis dzikir SBY nurussalam? Yayasan majelis dzikir ini sampai sekarang terus berkembang sampai pada tingkat kecamatan disamping sudah terbentuk cabangnya di 33 Provinsi dan dipimpin oleh para tokoh
70
yang berpengaruh dan memiliki posisi penting di daerahnya masing-masing. Sedangkan aktifitas rutin sebagai wahana dakwah dan dzikir serta nuansa politis terus berlangsung juga. 2.
Bagaimanakah hubungan antara majelis dzikir SBY nurussalam dengan pemerintahan SBY? Yayasan majelis dzikir SBY Nurussalam adalah bagian dari SBY dan memang tidak bisa terpisahkan diantara keduanya (simbiosis mutualisme). Di mana majelis dzikir ini berfungsi efektif sebagai basis massa disamping wadah komunikasi kepada kalangan umat Islam dalam berbagai macam kepentingan untuk melanggengkan kekuasaan SBY. Sedangkan di sisi yang lain, bahwa majelis ini sangat tergantung dengan sosok SBY yang sekaligus sebagai presiden dan tokoh sentral dari majelis dzikir ini.
3.
Bagaimanakah peran majelis dzikir SBY nurussalam dalam mendukung pemerintahan SBY? Peran dari majelis dzikir SBY Nurussalam adalah sebagai bagian dari alat politik (bargaining position), majelis dzikir ini terbukti bisa membuat citra positif kedalam pemeritahan SBY.
B. Saran-saran Dengan mengamati pelaksanaan dzikir di majelis dzikir SBY Nurussalam serta beberapa persoalan yang muncul dari penelitian penulis, maka ada beberapa hal yang dapat penulis kemukakan sebagai saran, antara lain : 1. Dari fakta dan data yang penulis dapatkan, dalam pelaksanan majelis dzikir SBY Nurussalam, selain dzikir maupun tausyiah yang disampaikan, akan lebih baik bila dilakukan sebuah tanya jawab tentang keagamaan yang tidak terkesan sebagai doktrinasi dan sebagai alat counter isu. 2. Peneliti berikutnya paling tidak bisa lebih luas untuk membedah peranan perangkat-perangkat pendukung dalam pemerintahan SBY
71
yang ada pada majelis dzikirnya lebih khusus majalah Dzikir yang mereka terbitkan yang majalah itu diberikan secara cuma-cuma. 3. Pada penelitian berikutnya penulis menyarankan ada baiknya melakukan kajian yang lebih mendalam meneliti motif atau motivasi para jama‟ah majelis dzikir SBY Nurussalam. 4. Penulis memberikan saran kepada yayasan majelis dzikir SBY Nurussalan dengan melaksanaan dzikir yang konsisten pada spiritualatas terlebih buat pembentukan karakter dan mental positif buat para jama‟ahnya dan tidak hanya politik kekuasaan, karena dengan begitu arah dan tujuan majelis dzikir SBY akan mendapat penilaian secara positif juga baik di internal para jama‟ah maupun di luar jama‟ahnya. 5. Penulis menyarankan kepada yayasan majelis dzikir SBY Nurussalam dengan menjadikan majelis dzikir berada pada jalur kesakralannya dan tetap “sakti” yang semestinya sebagai jalan ampuh untuk meraih ridho Allah dan tidak ditunggangi oleh kepentingan apapun yang sifatnya politis keduniawian. C. Penutup Puji syukur Alhamdulillahi rabbil „alamin, dengan limpahan rahmat dan hidayah dari Allah Swt, sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW. Maka dengan berkah itu semua
penulis dapat menyelesaian skripsi ini. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan dan pembahasan skripsi ini, masih banyak kekurangan, baik dari sisi bahasa, penulisan, pengkajian, sistematika, pembahasan maupun analisisnya. Maka penulis tidak menutup diri atas segala masukan dalam bentuk kritik dan saran. Kesemuanya itu akan penulis jadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan kelak di kemudian hari. Akhirnya dengan memanjatkan doa, mudah-mudahan skripsi ini membawa manfaat bagi pembaca dan diri penulis, selain itu juga
72
mampu memberikan khasanah ilmu pengetahuan yang positif bagi Fakultas
Ushuluddin
lebih
khususnya
Psikoterapi. Amin.
73
pada
jurusan
Tasawuf
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Zain, Tasawuf dan Dzikir, Solo: Ramadhani, 1993 Aditjondro, George Junus, Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century, Yogyakarta: Galangpress, 2010, cet. I Akta Notaris Pendirian Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam No. 14 Al-Banna, Hasan, Dzikir dan Do’a, Jakarta: Media Dakwah, 1993 Al-Bunny, Djamaluddin Ahmad, Menatap Akhlaklakus Shufiyah, Surabaya: Pustaka Hikmah Perdana, 2001 Al-Fateh, Muhamad, Rahasia dan Keutamaan Dzikir, Jakarta: Lintas Pustaka, 2002 Al-Jilani, Syekh Abd Al-Qadir, Rahasia Sufi, Yogyakarta: Pustaka Sufi, 2005 Alkaf, Idrus, Mengobati Stres Dengan Dzikir dan Do’a, Semarang: Alina Press Al-Kumayyi, Sulaiman, Menuju Hidup Sukses Kontribusi SpiritualIntelektual AA Gym dan Arifin Ilham, Semarang: Pustaka Nuun, 2005 Al-Shiddieqy, Hasbi Ash, Pedoman Dzikir dan Do’a, Jakarta: Bulan Bintang, 1994 Al-Syawkani, Imam, Selalu Dituntun Allah, Jakarta: Serambi, 2003 An-Najar, Amir, Psikoterapi Sufistik Dalam Kehidupan Modern, (terj. Ija Suntana), Jakarta: Hikmah, 2004 Anshori, M. Afif, Dzikir Demi Kedamaian Jiwa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003 Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, cet. VII Ashshofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, cet. IV Best, John W, Metodologi Penelitian dan Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982
Ces Ham, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ikhtisar Baru Van Hoeve, edisi khusus II Darnim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kuantitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002, cet. I Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahnya Juz 1 - 30, Surabaya: Mekar Surabaya, 2004 Dewan Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1993, jilid V Duta Masyarakat, SBY Cemas Dituduh Bohong, Jakarta: 2001 Gatra, 28 Okt. 2009 Haeri, Syekh Fadhlalla, Al-Hikam Rampai Hikmah Ibn Atha’illah, Jakarta: 2004 http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2009/12/12/41922/preside n-bersilaturahmi-dengan-majelis-dzikir-nurussalam http://sulaifi.wordpress.co dr. M Faiq Sulaifi, Majelis Dzikir Bersama Ala Arifin Ilham, Bid’ahkah? http://umum.kompasiana.com/2009/06/18/majelis-dzikir-nurussalam-sbyjuga-membelot Kitab ad-Dzikr wa ad-Du’a wa at-Taubah wa al-Istighfar, (HR. Muslim, Hadist No. 2689, cet. Dar Ibn al-Haitsam) Kompas, 31 Des. 2007 Labib, Muhsin, Ibrahim Muharam, Musa Kazhim, dan Alfian Hamzah, AHMADINEJAD! David di Tengah Angkara Goliath Dunia, Jakarta Selatan: Hikmah, 2007, cet. V M. Solihin, Terapi Sufistik: Penyembuhan Penyakit Kejiwaan Perspektif Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2004 Masyhudi, In’amuzzahidin, dan Nurul Wahyu Arvitasari, Berdzikir dan Sehat Ala Ustadz H. Haryono Pengobatan Penyakit Dengan Daya Terapi Dzikir, Semarang: Syifa Press Moinuddin, Syekh Ghulam, Penyembuhan Penyakit Cara Sufi, Yogyakarta: Adipura, 2000
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Kosdakarya, 2005, cet. XXI Muryanto, Sri, Ajaran Manunggaling Kawulo-Gusti, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004 Notoatmodjo, Soekidjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, cet. V Sadzali, TB. Aca Hasan, Arifin Ilhan Dai Kota Penabur Kedamaian Jiwa, Jakarta: Hikmah, 2005 Sarqawi, Usman, Dzikir Itu Nikmat, Bandung: Remaja Kosdakarya, 2001 Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah: Pesan dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2000, vol. I Soleh, Muhammad, Tahajjud: Manfaat Praktis Ditinjau Dari Ilmu Kedokteran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001, cet. I Strauss, Anselm, dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (terj. M. Djunaidi Ghony) Surabaya: Bina Ilmu, 1997, cet. I Sujuthi, Mahmud, Politik Tarekat, Yogyakarta: Galangpress, 2001 Tempo, 13 Jan. 2008: 34 Tempo, 13 Mei 2008 Tempo, 27 April 2009 Tim Penyusun IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam Di Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1992 Tribun Batam, 7 Febr. 2008 Wawancara pada Senin, 27 Des.2010, H. M. Utun Tarunadjaja, (sekretaris & kepala sekretariat Yayasan MD SBY N Jakarta) Wawancara, Hj. Sri, (Jama’ah MD SBY N dari Banten) Wawancara, Iis, (Jama’ah MD SBY N dari Bandung) Wawancara, Samsul, (Jama’ah MD SBY N dari Sukabumi) www.indonesia-monitor.com www.jakartapress.com www.kabarindonesia.com www.majalahdzikir.com/antaranews/2008/09/16
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Nedy Sugianto
Nomor Induk Mahasiswa
: 4104004
Jurusan
: Tasawuf dan Psikoterapi (TP)
TTL
: Kuala Pembuang, 26 Juli 1986
Alamat Asal
: Jln. Patimura RT.31 Kec. Seruyan Hilir Kab. Seruyan, Prov. Kalimantan Tengah
Pendidikan Formal : 1.
SDN 1-4 Kuala Pembuang, Kab. Seruyan, Kalimantan Tengah
2.
SMP N 1 Kuala Pembuang, Kab. Seruyan, Kalimantan Tengah
3.
SMA N 1 Kuala Pembuang, Kab. Seruyan, Kalimantan Tengah
4.
IAIN Walisongo Semarang Fak. Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi (TP)
Pengalaman Organisasi Intra Kampus : Anggota IDEA Fakultas Ushuluddin (2005-2006) Anggota DPMF (Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas) (2005-2006) Pengurus BEM-J Tasawuf dan Psikoterapi (2006-2007) Pengurus KSMW (Kelompok Studi Mahasiswa IAIN Walisongo) (20062007)
Pengalaman Organisasi Ekstra Kampus : Pengurus dan Anggota Perguruan Pencak Silat Sendeng Kalimantan Tengah (2001-2002) Pengurus dan Anggota Perguruan Pencak Silat Sunan Gunung Jati Cirebon Cabang Seruyan Kalimantan Tengah (2002-2003) Ketua Umum PPM (Partai Pembaruan Mahasiswa) Wilayah Fak. Ushuluddin (2006-2007) Ketua Umum PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Rayon Ushuluddin Komisariat IAIN Walisongo (2006-2007)
Ketua Umum PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat IAIN Walisongo (2007-2008) Ketua Bidang Jaringan Luar PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Cabang Kota Semarang (2008-Sekarang) Anggota Jama’ah Thoriqah Naqsyabandiyah Kab. Seruyan KALTENG (2003-Sekarang)
Peserta Workshop Jimly School of Law and Government Jakarta (2011)
Peserta Diskusi Refleksi akhir tahun di Megawati Institute Jakarta (2010)
Peserta Seminar Sehari Indonesia Economic Outlook (Negara, Pasar, dan Konstitusi) di Jakarta (2011). Sekretaris Biro PB PMII (Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Jakarta Pusat Periode (2011-2013).