eJournal Administrasi Negara 2 (4) 2014 : 1991 - 2001 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org © Copyright 2014
PERAN APARATUR PEMERINTAH DESA DALAM PERUMUSAN PROGRAM CSR PT. ETAM BERSAMA LESTARI DI DESA PELAWAN KECAMATAN SANGKULIRANG KABUPATEN KUTAI TIMUR Mariani1 Abstrak Mariani, Peran Aparatur Pemerintah Desa dalam Perumusan Program CSR PT. Etam Bersama Lestari di Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur. Dibawah bimbingan Dr. Fajar Apriani, S.Sos., M.Si dan Drs. M. Zaini, M.Si. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui peran aparatur pemerintah desa dalam perumusan program CSR PT. Etam Bersama Lestari Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur, dan untuk mengetahui faktor penghambat peran aparatur pemerintah desa dalam perumusan program CSR PT. Etam Bersama Lestari Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deksriptif kualitatif. Fokus penelitian meliputi: 1. Peran aparatur desa dalam perumusan program CSR antara PT. Etam Bersama Lestari dengan masyarakat Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur, yaitu : a. kegiatan pertemuan ketua RT dan ketua adat/ tokoh masyarakat dalam merencanakan program pemberdayaan yang dibutuhkan masyarakat. b. penyampaian aspirasi mengenai kebutuhan masyarakat. 2. Faktor penghambat peran pemerintah desa dalam perumusan program CSR antara PT. Etam Bersama lestari dengan masyarakat Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga cara yaitu observasi, dokumentasi, dan wawancara. Key informan dalam penelitian ini adalah kepala desa pelawan sedangkan informan adalah bagian aparatur desa yang lain serta masyarakat desa pelawan, alat analisis yang digunakan adalah model interaktif. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa aparatur desa belum berperan dengan baik karena penerapan model elite dalam perumusan program CSR PT. Etam Bersama Lestari, serta ditemukannya faktor penghambat dalam perumusan program CSR PT. Etam Bersama Lestari yang diharapkan tepat sasaran. Kata kunci : Pemerintah Desa dan Perumusan Program CSR PENDAHULUAN Latar Belakang Di daerah Desa Pelawan berdiri sebuah perusahaan yang bernama PT. Etam
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email :
[email protected]
eJournal Administrasi Negara, Volume 2, Nomor 4, 2014 : 1991 – 2001
Bersama Lestari di mana perusahaan ini mempunyai kegiatan-kegiatan CSR yang bertujuan mensejahterakaan masyarakat yang ada di sekitar perusahaannya, namun pada kenyataannya kegiatan CSR yang dilaksanakan oleh PT. Etam Bersama Lestari banyak yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak melakukan koordinasi dengan pemerintah Desa Pelawan untuk merumuskan kegiatan-kegiatan CSR dalam mensejahterakan masyarakat Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur. Perhatian para pembuat kebijakan di tingkat desa yakni aparatur pemerintah desa terhadap CSR saat ini telah menunjukkan adanya keselarasan antara yang dibuat pemerintah desa dengan CSR Perusahaan guna mensejahterakan masyarakat. Dampak negatif program CSR yang nantinya akan timbul harus direduksi, sehingga CSR tidak membahayakan kemaslahatan masyarakat sekaligus tetap bersifat kondusif terhadap iklim usaha. Konsep dan praktik kegiatan CSR sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala baru sebagai keharusan yang realistis diterapkan. Para pemilik modal tidak lagi menganggap CSR sebagai pemborosan. Masyarakat pun menilai hal tersebut sebagai suatu yang perlu, ini terkait dengan meningkatnya kesadaran sosial kemanusiaan dan lingkungan. Perusahaan cenderung ingin mempertahankan keberadaannya di tengah masyarakat, untuk mengambil keuntungan atas perusahaan yang dibangunnya, maka perusahaan tersebut perlu melakukan upaya-upaya untuk mensejahterakan masyarakat yang ada di sekitar perusahaannya. Hal ini pula yang dilakukan oleh PT. Etam Bersama Lestari yang bergerak dibidang kelapa sawit untuk bertahan dalam usaha sawitnya, maka perusahaan berupaya mensejahterakan masyarakat yang ada di sekitar perusahaannya, yaitu masyarakat Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur. Belum sesuainya kegiatan-kegiatan CSR yang dilakukan PT. Etam Bersama Lestari di Desa Pelawan selama ini dengan masyarakat Desa Pelawan menghantarkan penulis pada asumsi bahwa dibutuhkan proses komunikasi yang lebih baik antara PT. Etam Bersama Lestari dengan Aparatur Pemerintah desa Pelawan dalam perumuskan program CSR, agar kegiatan CSR yang dilakukan dapat benar-benar mencapai tujuan kesejahteraan masyarakat Desa Pelawan. Untuk itu, bagi penulis dibutuhkan peran aparatur masyarakat desa sebagai mediator antara perusahaan dengan masyarakat, agar kegiatan-kegiatan atau program kerja CSR bisa berjalan sesuai dengan harapan serta kebutuhan dari masyarakat Desa Pelawan itu sendiri. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana peran aparatur pemerintah desa dalam perumusan program CSR antara PT. Etam Bersama Lestari dengan masyarakat Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur? 2. Apa saja faktor penghambat peran pemerintah desa dalam perumusan program CSR antara PT. Etam Bersama lestari dengan masyarakat Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur? 1992
Peran Aparatur Desa dalam Perumusan Program CSR PT. EBL (Mariani)
Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peran aparatur pemerintah desa dalam perumusan program CSR PT. Etam Bersama Lestari Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur. 2. Untuk mengetahui faktor penghambat peran aparatur pemerintah desa dalam perumusan program CSR PT. Etam Bersama Lestari Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur. Manfaat Penelitian Berdasarkan uraian-uraian di atas maka dapat diketahui bahwa manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis a. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah Ilmu Administrasi Negara khususnya mengenai peran aparatur pemerintah bagi pelaku pembangunan. b. Dasar perbandingan pada peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tema yang sama. 2. Secara Praktis Dengan mengetahui peran aparatur desa serta formulasi pengambilan kebijakan dalam pelaksanaan program CSR PT. Etam Bersama Lestari dalam mensejahterakan masyarakat Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur, maka hasil penelitian dapat bermanfaat bagi: a) Aparatur pemerintah desa dapat menjalankan peran komunikator antara masyarakat Desa Pelawan dengan PT. Etam Bersama Lestari. b) PT. Etam Bersama Lestari dapat memberikan kebermanfaatan terhadap desa yang ada disekitarnya. c) Masyarakat Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur bisa mendapatkan kesejahteraan yang baik atas berdirinya PT. Etam Bersama Lestari, baik dari bidang sosial, agama, ekonomi, maupun di bidang lingkungan. KERANGKA DASAR TEORI Pemerintah Desa Menurut widjaja (2003:44) pemerintah desa/marga yaitu kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa/marga dan Badan Perwakilan Desa/Marga. Menurut Kansil, penyelenggaraan Pemerintahan Desa merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengururs kepentingan masyarakatnya. Berdasarkan ketentuan tersebut serta defenisi dari beberapa ahli penulis simpulkan bahwa pemerintahan desa diselenggarakan di bawah pimpinan seorang 1993
eJournal Administrasi Negara, Volume 2, Nomor 4, 2014 : 1991 – 2001
kepala desa berserta para pembantunya (perangkat desa), mewakili masyarakat desa guna hubungan keluar maupun ke dalam masyarakat yang bersangkutan. Pelaku atau Aparatur Desa
Dalam Pasal 202 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Desa ayat (2) Perangkat desa terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya. Menurut Widjaja (2002:22) susunan organisasi Pemerintahan Desa yaitu a. Pemerintahan Desa terdiri atas: 1) Kepala Desa 2) Lembaga Musyawarah desa b. Pemerintah Desa dibantu oleh: 1) Sekretaris Desa 2) Kepala Dusun c. Sekretaris Desa terdiri dari: 1) Sekretaris Desa sebagai pimpinan 2) Kepala-kepala Urusan Menurut Widjaja (2003:46) bentuk dan susunan Pemerintahan Desa/Marga secara umum: 1. Di Desa/Marga dibentuk Pemerintahan Desa/Marga dan Badan Perwakilan Desa/Marga yang merupakan Pemerintahan Desa/Marga. 2. Pemerintahan desa/Marga terdiri dari Kepala Desa/Marga dan perangkat Desa/Marga. Perangkat Desa/Marga tersebut terdiri atas: a. Unsur staf, yaitu unsul pelayanan seperti Sekretaris desa/Marga dan Perangkat Desa/Marga dan Perangkat Tata usaha. b. Unsur Pelaksana, yaitu pelaksana teknis lapangan seperti Urusan Pamong tani Desa/Marga, dan Urusan Keagamaan. c. Unsur wilayah, yaitu unsur pembantu Kepala Desa/Marga di wilayah bagian Desa/Marga seperti Kepala Dusun. Berdasarkan beberapa penjelasan diatas maka penulis simpulkan bahwa apartur desa terdiri dari kepala desa, lembaga pemusyawarah desa, sekretaris desa, kepala dusun, dan kepala-kepala urusan. Peran Aparatur Desa Menurut Soerjono Soekanto (2010:212), peran (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Artinya seseorang telah menjalankan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang itu telah menjalankan suatu peran. Menurut Karl dan Rosenzweig (2002:431) mendefinisikan konsep peran itu berkaitan dengan kegiatan seseorang dalam kedudukan tertentu baik dalam sistem masyarakat maupun dalam organisasi. Dari beberapa pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa peran merupakan perilaku seseorang suatu kegiatan yang berkedudukan di masyarakat sesuai dengan kondisi tertentu untuk mewujudkan aktivitas atau kegiatan yang melaksanakan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat.
1994
Peran Aparatur Desa dalam Perumusan Program CSR PT. EBL (Mariani)
Formulasi Kebijakan Publik Dye dalam Abidin (2004:20) mengatakan bahwa kebijakan sebagai pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Lasswel dan Kaplan dalam Abidin (2004:21) melihat bahwa kebijakan adalah sebagai sarana untuk mencapai tujuan, menyebutkan kebijakan sebagai program yang diproyeksikan berkenaan dengan tujuan, nilai dan praktek Menurut beberapa pendapat ahli di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kebijakan adalah sarana untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Winarno (2002:29) mengatakan bahwa Formulasi kebijakan publik merupakan suatu tahapan dimana masalah pada agenda publik yang sudah masuk ke dalam agenda kebijakan sudah dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalahmasalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari permasalahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif yang ada. Pada tahap ini, masing-masing para pembuat kebijakan akan mengusulkan pemecahan masalah terbaik. Berdasarkan pemaparan tentang formulasi kebijakan publik di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam tahap analisis kebijakan, ada tahap formulasi yang memudahkan dalam mencari berbagai alternatif strategi yang dapat digunakan dalam memecahkan suatu masalah-masalah yang ada, sehingga para pembuat kebijakan harus mampu mencari cara-cara baru agar mendapatkan strategi terbaik untuk pemecahan masalah. Tahapan-tahapan Perumusan Kebijakan Publik Tahap keputusan kebijakan bukan merupakan pemilihan dari berbagai alternatif kebijakan, melainkan tindakan tentan apa yang boleh dipilih. Pilihanpilihan ini sering disebut sebagai alternatif kebijakan yang dipilih, yang menurut para pendukung tindakan tersebut dapat disetujui Secara umum, kita dapat mengatakan bahwa keputusan-keputusan yang dibuat oleh lembaga-lembaga tinggi maupun tertinggi negara dianggap mempunyai keabsahan. Demikian juga keputusan-keputusan yang dibuat oleh pejabat-pejabat pemerintahan dianggap sah, jika pejabat-pejabat tersebut mempunyai wewenang yang sah untuk bertindak dan memenuhi ukuran-ukuran yan diterima dalam mengambil tindakan. Dari uraian di atas, Winarno (2005:82) mengatakan bahwa ada 4 tahap dalam merumuskan Kebijakan Publik: 1. Perumusan Masalah 2. Agenda Kebijakan 3. Pemilihan Alternatif Kebijakan untuk Memecahkan Masalah 4. Tahap Penetapan Kebijakan Publik Corporate Sosial Responsibility Putri dalam Ardianto dan Machfudz (2011:34) mengatakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggungjawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.
1995
eJournal Administrasi Negara, Volume 2, Nomor 4, 2014 : 1991 – 2001
Menurut Budimanta (2002:78) Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan “merupakan komitmen perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bersama dengan para pihak yang terkait, utamanya masyarakat disekelilingnya dan lingkungan sosial dimana perusahaan tersebut berada, yang dilakukan terpadu dengan kegiatan usahanya secara berkelanjutan”. Dari berbagai pendapat yang diberikan oleh beberapa pakar dan ahli di atas, penulis dapat diberikan pemahaman bahwa CSR merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi, dalam bentuk kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya bagi kepentingan pembangunan masyarakat, atau lingkungan di sekitarnya secara berkelanjutan berdasarkan prosedur yang tepat dan profesional, dimana dapat pula dipandang sebagai persemaian dalam membangun nilai-nilai luhur dan solidaritas bersama. Jenis-jenias CSR Di dalam pembahasan mengenai CSR, peneliti juga mengemukakan jenisjenis CSR, dimana menurut Kotler dan Lee dalam Ardianto dan Machfudz (2011:176) menyebutkan enam kategori kegiatan CSR, yaitu : 1. Promosi Kegiatan Sosial 2. pemasaran terkait dengan kegiatan sosial 3. pemasaran kemasyarakat korporat 4. kegiatan filantropi perusahaan 5. pekerjaan sosial kemasyarakatan secara sukarela 6. praktik bisnis yang memiliki tanggungjawab sosial METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif menurut Sugiyono (2002:6) adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lainnya. Penelitian ini juga berusaha memaparkan, menjelaskan, mengklarifikasi, dan menganalisis variabel yang diteliti. Jenis penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai masalah yang diteliti yaitu, “Peran Aparatur Pemerintah Desa dalam Perumusan Program CSR PT. Etam Bersama Lestari di Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur”. Fokus Penelitian Adapun fokus penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 1. Peran aparatur desa dalam perumusan program CSR antara PT. Etam Bersama Lestari dengan masyarakat Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur, yaitu: a. Dalam kegiatan pertemuan antar Ketua RT dan Ketua Adat/ Tokoh Masyarakat dalam merencanakan program pemberdayaan yang dibutuhkan masyarakat b. Penyampaian aspirasi mengenai kebutuhan masyarakat. 1996
Peran Aparatur Desa dalam Perumusan Program CSR PT. EBL (Mariani)
2. Faktor penghambat peran pemerintah desa dalam perumusan program CSR antara PT. Etam Bersama lestari dengan masyarakat Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur. Sumber Data Jenis data dalam hal ini didapatkan melalui sumber data sebagai berikut: 1. Data Primer Yaitu data yang diperoleh melalui key informan dengan cara melakukan tanyajawab secara langsung kepada Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala bagian Humas PT. EBL, Tim pelaksana CSR, dan beberapa ketua RT Desa Pelawan dan dipandu melalui pedoman wawancara sesuai dengan indikatorindikator yang penulis teliti. 2. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media prantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip. Seperti data-data yang mendukung dari bukubuku yang sudah dipublikasikan maupun yang belum dipublikasikan. Untuk menunjang penelitian ini diambil data-data berupa dokumen-dokumen yang berasal dari Kantor Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur. Adapun Teknik pengambilan data dalam penelitian ini penulis menggunakan dua teknik pengambilan sampel yaitu Purposive Sampling. Teknik Pengumpulan Data Ada dua proses kegiatan yang di lakukan oleh peneliti dalam rangka pengumpulan data. Adapun proses yag di maksud, yaitu : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) 2. Penelitian Lapangan (Field Work Research) a. Observasi (pengamatan) b. Interview (Wawancara) c. Dokumentasi Analisis Data Dalam analisis penelitian ini, peneliti menggunakan teknis analisis data Wignjosoebroti dalam Koentjaraningrat (2001:269) dikatakan bahwa analisis data merupakan tahap yang penting dan menentukan, karena tahap inilah data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian yang dapat dilihat pada uraian di bawah ini: 1. Pengumpulan Data Pengumpulan Data adalah data pertama atau data mentah dikumpulka dalam suatu penelitian. 2. Reduksi Data / Penyederhanaan Data Reduksi Data adalah proses penelitian, memfokuskan penyederhanaan dan membuat abstraksi. Mengubah data mentah yang dikumpulkan dari penelitian ke dalam catatan yang telah disortir atau diperiksa. Tahap ini merupakan analisa 1997
eJournal Administrasi Negara, Volume 2, Nomor 4, 2014 : 1991 – 2001
3.
4.
yang dipertajam, membuang, memodifikasi data sehingga kesimpulan dapat ditarik dan dibuktikan oleh peneliti. Penyajian Data Penyajian Data adalah sekelompok informasi tersusun yang memberikan dasar kepada peneliti untuk melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data ini dapat membantu untuk memahami peristiwa yang terjadi dan mengarah pada analisa atau tindakan lebih lanjut berdasarkan pemahaman Menarik Kesimpulan Menarik Kesimpulan adalah data yang telah diproses dan telah disusun, kemudian diambil suatu kesimpulan atau makna dari atas yang telah di sederhanakan untuk disajikan dan sekaligus untuk memprediksikannya melalui pengamatan hubungan dari data yang telah terjadi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Desa Pelawan terletak di Kecamatan Sangkulirang terdiri dari 2 RT. Dengan luas wilayah 545.0 km2 dan lokasi di luar kawasan hutan, Desa Pelawan pada September 2014 berdasarkan hasil pendataan Potensi Desa, mempunyai jumlah penduduk laki-laki 814 jiwa, perempuan 682 jiwa dengan keluarga sebanyak 445. Jarak pusat Pemerintahan Desa Pelawan dengan Pusat Pemerintahan Kecamatan 25.0 KM. Sedangkan jarak dari Ibukota Kabupaten 192.0 KM dan jarak dengan ibukota Kabupaten lain terdekat 192.0 KM. Dengan jumlah keluarga pertanian sebanyak 224 Keluarga, dengan sumber penghasilan utama sebagian besar peduduk adalah sektor pertanian dengan jenis komoditi/subsektor padi. Keadaan Penduduk Desa Pelawan Penduduk Kecamatan Sangkulirang khususnya Desa Pelawan tergolong masyarakat heterogen, dimana penduduknya terdiri dari beberapa macam latar belakang serta keadaan, baik dari agamanya sampai pendidikannya. Gambaran Umum PT. Etam Bersama lestari Sebuah Perusahaan yang bergerak di bidang kelapa sawit ini bernama PT. Etam Bersama Lestari, dengan NPWP 1.833.554.7-722, Status Perusahaan PMDN. PT. Etam Bersama Lestari berlokasi di wilayah Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur, dimana PT. Etam Bersama Lestari mempunyai kantor Pusat di The East Tower Lantai 23 Jalan Lingkar Mega Kuningan Kav.E.3.2 No.1 Jakarta Selatan 12950 No. Telp. 021. 57944737, dan Kantor Cabang yang beralatkan Komplek Perumahan Keledang Mas baru. Jl.H.M.Ardans No.01 RT.06 Kelurahan Sungai Keledang, Kecamatan Samarinda Seberang Kalimantan Timur. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian ini penulis lakukan terhadap CSR PT. Etam Bersama Lestari, Aparatur Desa Pelawan, tokoh-tokoh masyarakat desa pelawan, serta kantor Desa 1998
Peran Aparatur Desa dalam Perumusan Program CSR PT. EBL (Mariani)
Pelawan Kecamatan Sangkulirang untuk melengkapi data-data yang diperlukan, sehingga lengkap dan relevan dengan pokok permasalahan. Adapun fokus dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peran Aparatur Desa dalam Perumusan Program CSR antara PT. Etam Bersama Lestari dengan Masyarakat Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur adalah: Pelaksanaan peran aparatur desa dalam penulisan skripsi ini adalah ketaatan atau kepatuhan aparatur desa dalam menjalankan atau melaksanakan tugas dan kewajibannya melayani serta melindungi masyarakatnya. Hal ini menunjukkan bahwa peran aparatur desa dalam menjembatani pertemuan antar tokoh masyarakat merupakan acuan /pedoman bagi aparatur desa untuk mensejahterakan masyarakatnya melalui program CSR PT. Etam Bersama Lestari, hal ini dilakukan agar dalam mewujudkan suatu perumusan kebijakan dapat tercapai dengan baik, dikarenakan peran aparatur desa dalam rangka merumuskan program CSR tepat sasaran harus tercapai, akan tetapi apabila ada aparatur desa yang mempunyai kepentingan pribadi di dalamnya, maka kesejahteraan bagi masyarakat akan sulit untuk tercapai. Disisi lain, pihak PT. Etam Bersama Lestari juga sangat terbuka dengan setiap masukan dan kritikan atau bantuan oleh pihak perusahaan, atau dengan kata lain PT. Etam Bersama Lestari mau membantu masyarakat sesuai dengan prosedur yang juga harus diikuti oleh masyarakat, bahkan pada kondisi-kondisi tertentu pihak perusahaan juga datang secara langsung menemui aparatur desa untuk membicarakan program CSR yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sejauh ini penulis menemukan bahwa jenis CSR yang digunakan oleh PT. Etam Bersama Lestari yaitu Corporate Philantrop (kegiatan filantropi perusahaan), dalam kegiatan ini perusahaan memberikan sumbangan langsung untuk kalangan masyarakat tertentu, dimana sumbangan tersebut biasanya berbentuk pemberian uang secara tunai, bingkisan/paket bantuan secara cuma-cuma. 2. Faktor Penghambat Peran Aparatur Desa dalam Perumusan Program CSR PT. Etam Bersama Lestari Dari hasil pengamatan dan wawancara yang penulis dapatkan dilapangan bahwa yang menjadi faktor penghambat adalah : a. Pekerjaan Pekerjaan masyarakat desa pelawan sebagian besar adalah petani, buruh, serta karyawan swasta, dimana kondisi ini menyulitkan aparatur desa mengadakan pertemuan untuk merumuskan program CSR PT. Etam Bersama Lestari yang tepat sasaran, padahal program CSR yang ada di PT. Etam Bersama Lestari jika memang digunakan dengan baik, maka akan bisa menyejahterakan masyarakat Desa Pelawan. b. Rendahnya Kesadaran Aparatur Desa Untuk membangun kesejahteraan yang baik bagi masyarakat desa pelawan, maka diperlukannya kesadaran yang baik oleh Aparatur desa untuk memantau setiap program yang dilakukan CSR PT. Etam Bersama Lestari terhadap wilayah Desa Pelawan.
1999
eJournal Administrasi Negara, Volume 2, Nomor 4, 2014 : 1991 – 2001
Berdasarkan pengamatan penulis kesadaran yang dilakukan oleh aparatur desa sangat kurang, hal ini terlihat pada kehadiran aparatur desa pada setiap kegiatan-kegiatan CSR yang dilakukan oleh CSR PT. Etam Bersama Lestari di desa pelawan, selain itu juga terlihat masih adanya aparatur desa yang tidak mengerti tentang CSR, ditambah juga dengan kurangnya peran masyarakat desa yang kurang memperhatikan keberadaan kegiatan-kegiatan yang ada di wilayahnya. c. Rendahnya Kesadaran Masing-Masing Individu Kurangnya kesadaran akan peran masing-masing individu untuk menyejahterakan masyarakat yang diharapkan bisa memberikan efek positif untuk masyarakat dalam bersosial. Pentingnya setiap individu melaksanakan perannya baik secara tertulis maupun tidak tertulis guna mencapai kondisi masyarakat yang kondusif dan sejahtera. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis kemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dengan ini penulis memberikan beberapa kesimpulan mengenai peran aparatur desa dalam perumusan program CSR PT. Etam Bersama Lestari Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur sebagai berikut: 1. Aparatur desa belum berperan dengan baik karena penerapan model elite dalam perumusan program CSR PT. Etam Bersama Lestari. 2. Faktor penghambat peran aparatur desa dalam merumuskan program CSR antara PT. Etam Bersama Lestari dengan masyarakat Desa Pelawan Kecamatan Kabupaten Kutai timur yaitu kesibukan warga dalam bekerja, kurangnya pengawasan aparatur desa, dan rendahnya kesadaran masing-masing individu dalam melaksankan peran dan fungsinya. Selama ini dalam perumusan program CSR PT. Etam Bersama Lestari, pemerintah desa menggunakan model kelompok. Saran-saran Adapun saran-saran yang penulis sajikan untuk judul skripsi “Peran Aparatur Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur” ini adalah sebagai berikut: 1. Peran aparatur desa dalam menjembatani pertemuan antar Ketua RT dan Ketua Adat/tokoh masyarakat sangat diperlukan, guna menyusun atau merumusakan bersama program CSR yang tepat sasaran untuk menyejahterakan masyarakat. 2. Diharapkan juga aparatur desa bisa menghimpun dengan baik aspirasi masyarakat guna disampaikan ke pihak perusahaan baik dalam bentuk tertulis ataupun lisan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat berdasarkan forum maupun non forum. 3. Melihat faktor penghambat dalam merumusakan program CSR tersebut, maka penulis memberikan saran agar dari pihak perusahaan dapat memberikan laporan tahunan mengenai kegiatan-kegiatan CSR yang ada, untuk dievaluasi oleh aparatur desa dan tokoh masyarakat guna merumuskan kembali program CSR 2000
Peran Aparatur Desa dalam Perumusan Program CSR PT. EBL (Mariani)
yang benar-benar tepat sasaran dan bisa menyejahterakan masyarakat Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur. 4. Perusahaan perlu membuat tim CSR khusus di Desa Pelawan guna memantau, melaksanakan, serta mengevalusi dengan baik setiap program CSR yang dilakukan di masyarakat, khususnya Desa Pelawan. 5. Supaya tidak terjadi kesenjangan antara pihak aparatur desa dengan masyarakat, diperlukannya komunikasi berkala untuk merencanakan program CSR yang tepat sasaran. 6. Untuk model perumusan kebijakan publik, penulis menyarankan agar aparatur desa menggunakan model proses. Daftar Pustaka Abidin, Said Zainal. 2004. Kebijakan Publik. Yayasan Pancur Siwah : Jakarta. ------------------------. 2012. Kebijakan Publik. Salimba Humanika : Jakarta. Adi, Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Fisip UI Press : Jakarta. Ardianto, Elvinaro dan Mahfudz. 2011. Efek Kedermawanan Pebisnis dan CSR. Elex Media Komputindo : Jakarta. Budimanta, Arif. 2008. Corporate Social Responsibility. Center for Sustainable. Jakarta : Indonesia Hadi. 2009. Aspek Sosial AMDAL Sejarah, Teori, dan Metode. Gajah Mada University Press : Yogyakarta. Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik. Gava Media : Yogyakarta. Kansil, CST. 2008. Pemerintahan Daerah Indonesia. Sinar Grafika Offset. Jakarta. Koentjaraningrat. 2001. Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Balai Pustaka : Jakarta. Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. 2009. Metodologi penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung. Stzompka, Piotr. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Prenada : Jakarta. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta : Bandung. Suhartro, Edi. 2012. Analisis Kebijakan Publik. Alfabeta. Bandung. Sumarni, Murti dan Wahyuni, Salamah. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Andi Offset : Yogyakarta. Suprayogo, Imam. 2003. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Remaja Rosdakarya : Bandung. Widjaja, AW. 2002. Pemerintahan desa dan Administrasi Desa. PT RajaGrafinso Persada. Jakarta. -----------------. 2003. Pemerintahan Desa/Marga. PT RajaGrafinso Persada. Jakarta. Widodo, M.S Joko. 2010. Analisis Kebijakan Publik. Bayu Media Publishing : Malang. Winarno, Budi. 2005. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Media Pressindo : Yogyakarta. --------------------. 2008. Kebijakan Publik : Teori dan Proses. Media Presindo. Yogyakarta 2001