PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN TAMBAKAJI 04 KOTA SEMARANG SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh YUANITA MERY UTAMI 1401411160
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN TAMBAKAJI 04 KOTA SEMARANG SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh YUANITA MERY UTAMI 1401411160
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
i
PERNYATAAN KEASLIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: YUANITA MERY UTAMI
NIM
: 1401411160
Jurusan
: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi
: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisual pada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 27 April 2015
Yuanita Mery Utami
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi atas nama Yuanita Mery Utami, NIM 1401411160, dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisual pada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang” telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada : hari
: Kamis
tanggal
: 30 April 2015
Semarang, 27 April 2015 Mengetahui, Ketua Jurusan
Dosen Pembimbing
Dra. Kurniana Bektiningsih M.Pd NIP 196203121988032001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisual pada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang” oleh Yuanita Mery Utami NIM 1401411160 telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada: hari
: Kamis
tanggal
: 30 April 2015 Panitia Ujian Skripsi Sekretaris
Drs. Moch Ichsan, M.Pd. NIP. 195006121984031001 Penguji Utama
Dra. Arini Estiastuti, M.Pd NIP. 195806181987022001 Penguji I
Penguji II
Drs. Jaino, M.Pd.
Dra. Kurniana Bektiningsih, M.Pd.
NIP.1954815198003104
NIP. 196203121988032001 iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO “Hidup manusia hanya dengan ilmu dan taqwa tanpa keduanya, adanya seperti tidak ada. Urusan dunia dengan ilmu, urusan akhirat dengan ilmu, urusan dunia akhirat dengan ilmu” (Imam Asy-Syafi’i)
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuatercinta, Ibu Juwariyah dan Bapak Adios Boeroendhia Yang telah memberikan kasih sayang dan lantunan doa dalam setiap Perjalanan
v
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah S.W.T., atas rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PeningkatanKualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisual
pada
Siswa
Semarang”.Penyusunan
Kelas
skripsi
ini
IVA
SDN
merupakan
Tambakaji syarat
04
Kota
akademis
dalam
menyelesaikanpendidikan S1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Selain itu, skripsi ini diharapkan dapat
bermanfaatbagi
yang berkepentingan
terutama dalam memajukan
pendidikan Indonesia. Di dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dariberbagai pihak, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena itudengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarangyang telah memberikan peluang untuk penulis menempuh pendidikan S1 diUniveritas Negeri Semarang. 2. Mohammad Ibrahim Kurniawan, AT.MT yang telah memberikan semangat hidup yang sangat luar biasa. 3. Prof. Dr. Fakhruddin M.Pd Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin dalam penelitian sehingga terselesaikannya skripsi ini. 4. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan bantuan pelayanan khusunya dalam memperlancar penyelesaian skripsi ini. 5. Dra. Kurniana Bektiningsih, M.Pd., Dosen Pembimbing, yang dengan sabar memberikan bimbingan, nasehat dan arahan yang sangat berharga. vi
6. Dra. Arini Estiastuti, M.Pd., Dosen Penguji utama, yang memberikan bimbingan, nasehat, dan arahan yang sangat berharga. 7. Drs. Jaino, M.Pd., Dosen penguji I,yang telah memberikanbimbingan dan arahan selama ujian sampai skripsi dapat terselesaikan. 8. Nurlaini Purwaningsih,S.Pd., Kepala SDN Tambakaji 04 Kota Semarang yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melaksanakan penelitian. 9. Sulastri, M.Pd., Guru kelas IVA yang telah bersedia menjadi kolaborator dalam penelitian. 10. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu. Akhirnya hanya kepada Allah S.W.T. kita bertawakal dan memohon hidayah serta inayah-Nya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Semarang, 27 April 2015
Peneliti
vii
ABSTRAK Utami, Yuanita Mery. 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Quantum TeachingBerbantuan Media Audiovisual pada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : Dra. Kurniana Bektiningsih M.Pd. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Hasil refleksi awal pelaksanaan pembelajaran IPS menunjukkan kualitas pembelajaran rendah disebabkan faktor guru dan siswa sehingga hasil belajar siswa kurang optimal. Peneliti bersama kolabolator mengambil solusi denganPenelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan model quantum teaching berbantuan audiovisual. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPS KD 2.2 mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui model quantum teaching berbantuan media audiovisual pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang?Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang pada mata pelajaran IPS. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelasdengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian dilakukan sebanyak 3 siklus dengan 1 kali pertemuan setiap siklus. Subjek penelitian ini terdiri dari guru dan siswa kelas IVA SDN Tambakaji 04Kota Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes, dan non tes meliputi observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian ini adalah keterampilan guru pada siklus I mendapatkan skor 38 dengan kriteria baik, siklus II mendapatkan skor 44 dengan kriteria sangat baik, dan siklus III mendapatkan skor 49 dengan kriteria sangat baik. Aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan skor 25,21 dengan kriteria baik, siklus II mendapatkan skor 28,04 dengan kriteria baik, dan siklus III mendapatkan skor 32,68 dengan kriteria sangat baik. Hasil belajar siswa siklus I mendapatkan nilai rata-rata 70,67 dengan ketuntasan klasikal 60%, siklus II sebesar 76,78 dengan kriteria ketuntasan klasikal 71,11%, dan siklus III mendapatkan rata-rata sebesar 85,33 dengan kriteria ketuntasan 86,67%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa model quantum teaching berbantuan media audiovisualdapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang. Saran yang diusulkan peneliti adalah guru hendaknya melakukan pembelajaran inovatif misalnya dengan menerapkan model quantum teaching dan media audiovisual. Kata kunci : Audiovisual, Kualitas Pembelajaran IPS, Quantum Teaching.
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..............................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ...........................................
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................
v
PRAKATA ..................................................................................................
vi
ABSTRAK ..................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xv
DAFTAR BAGAN ....................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xviii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................
1
1.1.
Latar Belakang ...............................................................................
1
1.2.
Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ..................................
9
1.2.1. Rumusan Masalah ..........................................................................
9
1.2.2. Pemecahan Masalah .......................................................................
10
1.3.
Tujuan Penelitian ............................................................................
12
1.3.1. Tujuan Umum ................................................................................
12
1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................................
13
1.4.
Manfaat Penelitian ..........................................................................
13
1.4.1. Manfaat Teoretis ............................................................................ ix
13
1.4.2. Manfaat Praktis ..............................................................................
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA .....................................................................
15
2.1.
Kajian Teori .................................................................................
15
2.1.1.
Hakikat Belajar ............................................................................
15
2.1.2.
Hakikat Pembelajaran ..................................................................
18
2.1.3.
Kualitas Pembelajaran .................................................................
20
2.1.3.1. Keterampilan Guru .......................................................................
23
2.1.3.2. Aktivitas Siswa ............................................................................
35
2.1.3.3. Hasil Belajar .................................................................................
39
2.1.4
Pembelajaran IPS di SD ...............................................................
46
2.1.5.
Model Quantum Teaching ............................................................
54
2.1.5.1. Model Pembelajaran .....................................................................
55
2.1.5.2. Hakikat Model Quantum Teaching ...............................................
55
2.1.5.3. Asas Utama Model Quantum Teaching ........................................
56
2.1.5.4. Prinsip-prinsip Model Quantum Teaching....................................
57
2.1.5.5. Kerangka Berpikir Model Quantum Teaching .............................
58
2.1.6.
Media Pembelajaran .....................................................................
59
2.1.7.
Teori Pembelajaran yang Mendasari Penerapan Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisual .....................................
2.1.8.
67
Implementasi Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisual ...................................................................................
70
2.2.
Kajian Empiris ..............................................................................
72
2.3.
Kerangka Berpikir ........................................................................
76
x
2.4. Hipotesis Tindakan ...........................................................................
79
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................
80
3.1. Subyek Penelitian .............................................................................
80
3.2. Variabel Penelitian.............................................................................
80
3.3. Prosedur Penelitian ...........................................................................
80
3.4. Siklus Penelitian ...............................................................................
84
3.5. Data dan Teknik Pengumpulan Data ................................................
97
3.6. Teknik Analisis Data ........................................................................
101
3.7. Indikator Keberhasilan......................................................................
111
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................
112
4.1.
Hasil Penelitian ..............................................................................
112
4.1.1. Deskripsi Data Pra Siklus ................................................................
112
4.1.2. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I ...............................
114
4.1.3. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II .............................
141
4.1.4. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III ............................
170
4.1.5. Rekapitulasi Data Hasil Pelaksanaan Tindakan ..............................
197
4.2.
Pembahasan ....................................................................................
197
4.2.1. Pemaknaan Temuan Penelitian .......................................................
197
4.2.2. Uji Hipotesis ....................................................................................
219
4.2.3. Implikasi Hasil Penelitian ...............................................................
219
BAB V PENUTUP .....................................................................................
222
5.1. Simpulan .............................................................................................
222
5.2. Saran ....................................................................................................
223
xi
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
225
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
228
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Penilaian Karakter Peserta Didik ...............................................
43
Tabel 2.2. Penilaian Produk Secara Analitik dan Penskoran Menurut Majid ........................................................................... . 46 Tabel 2.3. Prinsip dan Penerapan Model Quantum Teaching di Kelas ......
57
Tabel 2.4. Rancangan dan Penerapan Model Quantum Teaching dalam Pembelajaran ..............................................................................
58
Tabel 3.1. Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa .............................................
103
Tabel 3.2. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen ......
104
Tabel 3.3. Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif ...........................................
106
Tabel 3.4. Klasifikasi Tingkatan Nilai Keterampilan Guru ........................
107
Tabel 3.5. Klasifikasi Tingkatan Nilai Aktivitas Siswa ..............................
108
Tabel 3.6. Klasifikasi Tingkatan Nilai Karakter Siswa..............................
109
Tabel 3.7. Klasifikasi Tingkatan Nilai Produk............................................
110
Tabel 4.1. Hasil Belajar Siswa Prasiklus…………………………………..
114
Tabel 4.2. Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I .............................
118
Tabel 4.3. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas IVA Siklus I.................
124
Tabel 4.4. Penilaian Karakter Siklus I ........................................................
128
Tabel 4.5. Hasil Belajar Siswa Tes Tertulis Siklus I ..................................
130
Tabel 4.6. Hasil Belajar Tes Tertulis Prasiklus dan Siklus I.......................
131
Tabel 4.7. Hasil Penilaian Produk Siklus I .................................................
133
Tabel 4.8. Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II............................
145
xiii
Tabel 4.9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IVA Siklus II ..............
151
Tabel 4.10. Hasil Observasi Karakter Siswa Siklus II ................................
156
Tabel 4.11. Hasil Observasi Karakter Siswa Siklus I dan Siklus II ............
158
Tabel 4.12. Hasil Belajar Siswa Tes Tertulis Siklus II ...............................
159
Tabel 4.13. Hasil Belajar Tes Tertulis Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ....
160
Tabel 4.14. Hasil Penilaian Produk Siklus II ..............................................
162
Tabel 4.15. Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III ........................
174
Tabel 4.16. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IVA Siklus III ............
181
Tabel 4.17. Hasil Observasi Karakter Siswa Siklus III...............................
187
Tabel 4.18. Hasil Observasi Karakter Siswa Siklus I, II, dan III ................
189
Tabel 4.19. Hasil Belajar Siswa Tes Tertulis Siklus III ..............................
190
Tabel 4.20. Perbandingan Data Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan siklus III....................................................................................
191
Tabel 4.21. Hasil Penilaian Produk Siklus III .............................................
193
Tabel 4.22. Rekapitulasi Data Siklus I, II, dan III ......................................
197
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Kerucut Edgar Dale…………………………………………
61
Gambar 4.1. Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I……..
123
Gambar 4.2. Diagram Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I……….. ..
126
Gambar 4.3. Diagram Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas IVA Prasiklus dan Siklus I………………………………………… ...........
132
Gambar 4.4. Diagram Ketuntasan Klasikal Siswa Prasiklus dan Siklus I .. . 132 Gambar 4.5. Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II……... 149 Gambar 4.6. Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I dan Siklus II ..................................................................................
150
Gambar 4.7. Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ..............
154
Gambar 4.8. Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ..........................................................................
155
Gambar 4.9. Diagram Hasil Observasi Karakter SiswaSiklus I dan Siklus II ....................................................................................
159
Gambar 4.10. Diagram Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas IVA Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ............................................
161
Gambar 4.11. Diagram Ketuntasan Klasikal Siswa Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ...........................................................................
162
Gambar 4.12. Diagram Nilai Rata-Rata Produk Siklus I dan Siklus II.......
163
Gambar 4.13. Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III .....
179
Gambar 4.14. Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
.................................................. xv
180
Gambar 4.15. Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ...........
184
Gambar 4.16. Diagram Peningkatan Aktivitas Siklus I, II, dan III.............
185
Gambar 4.17. Diagram Hasil Observasi Karakter Siswa Siklus I, II, dan III .....................................................................................
189
Gambar 4.18. Diagram Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Kelas IVA Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ...........................
192
Gambar 4.19. Diagram Ketuntasan Klasikal Siswa Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ..........................................................
xvi
192
DAFTAR BAGAN Bagan 2.1. Kerangka Berpikir penelitian ....................................................
xvii
78
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Pedoman Penetapan Indikator Keterampilan Guru ................
228
Lampiran 2. Pedoman Penetapan Indikator Aktivitas Siswa ......................
230
Lampiran 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ................................................
232
Lampran 4. Silabus dan RPP Siklus I .........................................................
237
Lampran 5. Silabus dan RPP Siklus II ........................................................
261
Lampran 6. Silabus dan RPP Siklus III.......................................................
287
Lampiran 7. Pedoman Observasi Keterampilan Guru Siklus I ...................
310
Lampiran 8. Pedoman Observasi Keterampilan Guru Siklus II ..................
316
Lampiran 9. Pedoman Observasi Keterampilan Guru Siklus III ................
322
Lampiran 10. Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .......................
328
Lampiran 11. Rekap Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ..............
333
Lampiran 12. Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .....................
334
Lampiran 13. Rekap Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II .............
339
Lampiran 14. Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ....................
340
Lampiran 15. Rekap Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III ............
345
Lampiran 16. Pedoman Observasi Karakter Siswa Siklus I .......................
346
Lampiran 17. Rekap Hasil Observasi Karakter Siswa Siklus I...................
349
Lampiran 18. Pedoman Observasi Karakter Siswa Siklus II ......................
350
Lampiran 19. Rekap Hasil Observasi Karakter Siswa Siklus II .................
353
Lampiran 20. Pedoman Observasi Karakter Siswa Siklus III .....................
354
Lampiran 21. Rekap Hasil Observasi Karakter Siswa Siklus III ................
357
Lampiran 22. Hasil Belajar Siswa Prasiklus ...............................................
358
xviii
Lampiran 23. Hasil Belajar Siswa Siklus I .................................................
360
Lampiran 24. Hasil Belajar Siswa Siklus II ................................................
362
Lampiran 25. Hasil Belajar Siswa Siklus III ...............................................
364
Lampiran 26. Rekap Hasil Belajar Siswa Siklus I,II, dan III ......................
366
Lampiran 27. Pedoman Penilaian Produk Siklus I .....................................
368
Lampiran 28. Rekap Hasil Penilaian Produk Siklus I .................................
371
Lampiran 29. Pedoman Penilaian Produk Siklus II ....................................
373
Lampiran 30. Rekap Hasil Penilaian Produk Siklus II ...............................
376
Lampiran 31. Pedoman Penilaian Produk Siklus III ...................................
378
Lampiran 32. Rekap Hasil Penilaian Produk Siklus III ..............................
381
Lampiran 33. Catatan Lapangan Siklus I ....................................................
383
Lampiran 34. Catatan Lapangan Siklus II ..................................................
384
Lampiran 35. Catatan Lapangan Siklus III .................................................
385
Lampiran 36. Surat Ijin Penelitian ..............................................................
386
Lampiran 37. Surat Telah Melaksanakan Penelitian...................................
387
Lampiran 38. Hasil Evaluasi .......................................................................
388
Lampiran 39. Hasil Produk Siswa...............................................................
391
Lampiran 40. Foto-foto Kegiatan ................................................................
393
xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai saat ini
adalah
rendahnya
mutu
pendidikan
pada
setiap
jenjang
dan
satuan
pendidikan.Pada era globalisasi sekarang ini, dalam menghadapi kehidupan yang selalu berubah diperlukan adanya pendidikan bagi siswa dalam menghadapi perkembangan dunia.Pendidikan merupakan kunci yang nantinya akan membuka pintu ke arah modernisasi dan kemajuan suatu bangsa.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Trianto, 2009:1). Berdasarkan Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 37 ayat 1 menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: (1) pendidikan agama, (2) pendidikan kewarganegaraan, (3) bahasa, (4) matematika, (5) ilmu pengetahuan
1
2
alam, (6) ilmu pengetahuan sosial, (7) seni dan budaya, (8) pendidikan jasmani dan olahraga, (9) keterampilan/kejujuran, (10) muatan lokal (Sanjaya, 2011:136). Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 37 ayat 1 juga didukung oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi standar isi, standar proses, standar kelulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar saran dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikanyang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Berkaitan dengan hal tersebut guru dapat berpedoman pada SNP yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat dilihat dari Standar Isi (SI) yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan,
yang
diturunkandari
Standar
Kelulusan
sebagai
rujukan
pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan sesuai karakter siswa dan kebutuhan daerah.Pencapaiandidasarkan pada pemberdayaan siswa untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru (Sanjaya, 2011:127).Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar (SD), semua pihak yang berkaitan dengan pendidikan yakni guru, siswa, pemerintah harus dapat memenuhi tuntutan kurikulum agar tujuan kurikulum yaitu salah satunya dengan menyelenggarakan berbagai mata pelajaran
3
dalam pembelajaran yang sesuai Standar Nasional Pendidikan, begitu juga halnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial di masyarakat. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS diajarkan secara terpadu yang memuat materi goegrafi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS sendiri merupakan mata pelajaran yang diberikan pada siswa mulai dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar sampai dengan jenjang pendidikan Sekolah Menengah.Menurut Hidayati (2008:19) hakikat IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya.Taneo, dkk (2010:1-14) menjelaskan bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan dikdaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan.IPS berusaha mengintegrasikan materi dari berbagai ilmu sosial
dengan
menampilkan
permasalahan
sehari-hari
masyarakat
di
4
sekitarnya.IPS merupakan aspek penting dari ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan diadaptasi untuk digunakan dalam pengajaran di sekolah. Tujuan mata pelajaran IPS dalam standar isi oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (2007:575) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan; (2) berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetensi dalam masyarakat majemuk ditingkat lokal, nasional, dan global. Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (1) manusia, tempat, dan lingkungan; (2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan; (3) sistem sosial dan budaya; dan (4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan (Sardjiyo, 2011: 1.27). Temuan NCSS (Nasional Council for the Social Studies) tahun 2009 menyatakan bahwa dari 44% kabupaten yang disurvei telah mengurangi waktu untuk mempelajari IPS. Persentase tersebut meningkat menjadi 51%. Beberapa kabupaten yang mengurangi waktu untuk mempelajari IPS ini mengalami kegagalan dalam pembelajaran di sekolah. NCSS juga menyatakan bahwa di banyak negara nilai tes membaca dan matematika menjadi satu-satunya pengukuran pembelajaran. Bahkan ketika IPS termasuk dalam standar tes yang tinggi, guru hanya menyesuaikan pembelajaran dengan kisi-kisi tes, bukan menekankan pada pembelajaran bermakna. Pembelajaran bermakna tidak hanya menekankan pada tes kecerdasan siswa, tetapi juga keterampilan dan sikap siswa.
5
sebegai hasil praktik pendidikan tersebut, siswa hanya akan menerima nilai tes yang baik, sehingga tingkat kesiapan siswa untuk aktif sebagai warga negara yang diajarkan melalui mata pelajaran IPS masih kurang. Berdasarkan hasil refleksi awal yang dilakukan oleh peneliti selama PPL mulai dari bulan Agustus hingga Oktober di SDN Tambakaji 04 Kota Semarangdidapatkan hasil bahwa pelaksanaan pembelajaran IPSbelum berjalan dengan optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lainguru belum maksimal dalam memanfaatkan media dan alat peraga yang dapat menarik perhatian siswa. Guru dalam membuka pelajaran masih secara konvensional yaitu apersepsi hanya melalui pertanyaan-pertanyaan dan belum menggunakan media sehingga tidak memotivasi siswa. Karena kurang terlibat dalam proses KBM, siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran sehingga sebagian besar siswa memilih untuk pasif. Keadaan siswa yang pasif mengakibatkan mereka belum menguasai konsep bahasan IPS sehingga berpengaruh pada hasil ulangan harian mata pelajaran IPS semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.Hasil rata-rata ulangan harian IPS yang diperoleh siswa dari tiga kali ulangan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 67.Dari 45siswa, hanya 9 siswa (20%) yang mendapat nilai diatas KKM dan sisanya 36 siswa (80%)nilainya dibawah KKM dengan rata-rata 67,3. Dengan melihat data hasil belajar tersebut,pembelajaran perlu untuk ditingkatkan kualitas pelaksanaannya.
6
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila mencapai tujuan yang ditentukan. Pernyataan tersebut diperkuat dengan definisi kualitas pembelajaran yang dikemukakan Depdiknas (2004: 7-10) yaitu keterkaitan sistemik dan sinergis antara guru, siswa, kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler. Komponen kualitas pembelajaran meliputi perilaku pembelajaran pendidik, perilaku dan dampak belajar siswa, materi, media, iklim, dan sistem pembelajaran.Berdasarkan komponen kualitas pembelajaran tersebut peneliti menekankan pada tiga komponen kualitas pembelajaran yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Berdasarkan diskusi peneliti dan kolaboratormenetapkan alternatif tindakanguna meningkatkan kualitas pembelajaran IPSpada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarangmelalui penggunaan modelquantum teaching berbantuan media audiovisual. Quantum teachingadalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan sekitar momen belajar. Interaksi ini mencakup unsurbelajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Kegiatan pembelajaran di kelas dengan model quantum teaching memaksimalkan interaksi antara guru, siswa, suasana maupun sarana fisik di dalam kelas untuk melejitkan prestasi belajar (DePorter, 2010:34). Selanjutnya Wena (2011:160) menyatakan bahwa model pembelajaran quantum teaching merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar, memadukan unsur seni, dan pencapaian yang terarah.
7
Model quantum teaching menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu butuh dan ingin terus belajar(DePorter, 2010:34). Kondisi tersebut dicapai dengan penerapan konsep “bawalah dunia siswa ke dunia guru, dan antarkan dunia guru ke dunia siswa” berarti kegiatan ini dilakukan dengan cara mengaitkan apa yang akan diajarkan guru dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupanrumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi atau akademis siswa(DePorter, 2010:35). Pada dasarnya pelaksanaan komponen rancangan model quantum teaching, dikenal dengan singkatan “TANDUR” yang merupakan kepanjangan dari tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan (DePorter, 2010:39). Jika aspek “TANDUR” ini ditata dengan cermat, maka akan menciptakan rasa saling memiliki, yang kemudian akan meningkatkan rasa memiliki dan penghargaan. Kelas akan menjadi komunitas belajar, tempat yang dituju para siswa dengan senang hati, bukan karena keterpaksaan (Siregar, 2010:89). Komunikasi proses pembelajaran IPS sering terjadi penyimpangan menjadi tidak efektif karena adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan, dan kurangnya minat siswa. Penggunakan media secara terintegrasi dalam proses pembelajaranmerupakan salah satu usaha mengatasi penyimpangan konmunikasi. Fungsi media dalam kegiatan pembelajaran disamping sebagai penyaji stimulus dan sikap juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi serta mengatur langkah-langkah kemajuan pemberian umpan balik (Hidayati, 2008:75).
8
Model quantum teaching didukung dengan media audiovisualsehingga komunikasi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran berjalan efektif. Media audiovisualmerupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pendang-dengar. Audiovisualakan menjadi penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Bentuk media audiovisualberupa video dan slide suara (soundslide) (Hamdani, 2011:249). Media audiovisualdapat digunakan pada berbagai lokasi dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan gambargambar guna menginformasikan atau mendorong lahirnya respon emosional (Arsyad, 2013:146). Penggunaan model ini didukung oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Ariawan, I Made. 2013. Penerapan Teknik Pembelajaran Tandur Model Quantum teaching secara Familier untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VI SDN 33 Cakranegara Semester Tahun Pelajaran 2012/2013.Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 7(1).Hasil penelitian pada siklus I dicapai skor rata-rata dalam proses teknik pembelajaran tandur 3,66 kategori keberhasilan 91,5% dan siklus II 3,67 (91,75%). Indikator keberhasilan yang ditetapkan dikatakan berhasil bila mencapai skor rata-rata 2,5 keatas atau tingkat keberhasilan rata-rata 60 % keatas. Data tersebut menunjukkan angka melampau standar. Data hasil belajar juga mengalami peningkatan yakni pada siklus I mencapai hasil rata-rata 7,1 dan siklus II berhasil pada nilai rata-rata 7,68. Penelitian yang dilakukan oleh Purwanti, Eni. 2010. Upaya Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS melalui Metode Quantum Teaching pada Siswa
9
Kelas V SD Tegalsari Srigading Sanden Kabupaten Bantul Tahun 2010.Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode quantum teaching dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa. Ditunjukkan dengan data siswa yang minat belajar sejumlah 10 siswa (27,8%) meningkat menjadi 23 siswa (63,9%) serta prestasi belajar siswa dari rata-rata 77,25 meningkat menjadi 81,56. Penelitian yang dilakukan oleh Deepa(volume : 3 issue : 8 aug 2014 isindexing.com/isi/papers/1408452975.pdf) dengan judul “Utilising Audio Visual Aids To Make Learning Easy And Effective In Primary Education” hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penggunaan audiovisual berguna untuk siswa dan guru. Penggunaan alat bantu dapat dilakukan melalui upaya kolektif guru, orang tua, sekolah manajemen dan pemerintah. Media audiovisualmempermudah penyampaian materi yang diajarkan oleh guru dalam pembelajaran. Dengan adanya media siswa akan mudah menangkap materi yang disampaikan, terutama dengan media audiovisual, media ini memiliki dua keunggulan yaitu dapat dilihat dan didengar. Berdasarkanlatar belakang tersebut, maka peneliti mengkaji masalah tersebut dengan melakukan penelitian tindakan kelas tentang“Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDNTambakaji 04 Kota Semarang”.
1.2.
RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
1.2.1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti jelaskan, maka dapat diketahui penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran IPS. Oleh
10
karena itu yang menjadi fokus rumusan masalah yang akan peneliti kemukakan adalah
sebagai berikut: Bagaimana cara meningkatkan kualitas pembelajaran
IPSKD 2.2 mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatmelalui model quantum teaching berbantuan media audiovisual pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang? Rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut: a.
Bagaimana cara meningkatkan keterampilan guru pada pembelajaran IPS KD 2.2 mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melaluimodel
quantum
teaching
berbantuan
media
audiovisualpada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang? b.
Bagaimana cara meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran IPS KD 2.2 mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melaluimodel
quantum
teaching
berbantuan
media
audiovisualpada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang? c.
Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPS KD 2.2 mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melaluimodel
quantum
teaching
berbantuan
media
audiovisualpada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang? 1.2.2. Pemecahan Masalah Berdasarkan uraian di atas, peneliti menggunakanmodel quantum teaching dengan media audiovisualdalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran IPS KD 2.2 mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan
11
masyarakatdi kelas IVA SDNTambakaji 04 Kota Semarang. Berikut adalah sintaks penerapan model Quantum Teaching (Wena, 2011:165-166): a.
Tumbuhkan, pada awal kegiatan pembelajaran pengajaran harus berusaha menumbuhkan/mengembangkan minat siswa untuk belajar.
b.
Alami, proses pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa mengalami secara langsung atau nyata materi yang diajarkan.
c.
Namai, pengajarkan konsep, keterampilan berfikir, dan strategi belajar. Penamaan mampu memuaskan hasrat alami otak untuk memberi identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan.
d.
Demonstrasikan, memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan tingkat pemahaman terhadap materi yang dipelajari dengan melakukan peragaan, mempraktikkan, dan mempresentasikan hasil diskusi.
e.
Ulangi, memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa tahu atau yakin terhadap kemampuan siswa.
f.
Rayakan,pemberian umpan balik yang positif pada usaha, keberhasilan, ketekunansiswa berupa pujian, pemberian hadiah, atau bentuk lainnya. Sedangkan media audio visual merupakan kombinasi antara audio dan
visual atau disebut media pandang dengar. Menurut Hamdani, (2011:249) media audio visual adalah media yang mengandung unsur suara dan juga memiliki unsur gambar yang dapat dilihat. Dengan karakteristik yang lebih lengkap, media audio visual memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi kekurangan dari media audio atau media visual semata.
12
Langkah-langkah pelaksanaan penggunaan model quantum teaching dengan media audiovisualyaitu: a.
Siswa diajak guru untuk bergembira, mengamati media audiovisual diawal pelajaran agar berminat mengikuti pembelajaran.
b.
Siswa melakukan tanya jawab setelah menyimak penjelasan materi pelajarandari guru dengan media audiovisual.
c.
Siswa menyimpulkan materi pelajaranmelalui pemberian identitas dan membuat peta pikiran dengan bantuan media audiovisualdalam kegiatan diskusi kelompok.
d.
Siswa mempresentasi hasil kerja kelompok, siswa mendemonstrasikan materi pelajaran IPS.
e.
Siswa berkelompok untuk mengamati ulang materi yang disajikan dalam media audiovisualdan dipandu oleh guru.
f.
Siswa diberi umpan balik berupa motivasi ataupun penghargaan dari hasil pembelajaran baik kelompok ataupun individu.
1.3.
TUJUAN PENELITIAN
1.3.1. Tujuan Umum Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka peneliti menentukan tujuan umum yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan peningkatkan kualitas pembelajaran IPSKD 2.2 mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada siswa kelas IVA SDNTambakaji 04 Kota Semarang.
13
1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Mendeskripsikan peningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPSKD
2.2
mengenal
pentingnya
koperasi
dalam
meningkatkan
kesejahteraan masyarakatpada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarangdengan menerapkan model quantum teaching berbantuan media audiovisual. b.
Mendeskripsikanpeningkatkan aktivitas siswa kelas IVA SDNTambakaji 04 Kota Semarang dalam pembelajaran IPS KD 2.2 mengenal pentingnya koperasi
dalam
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakatdengan
menerapkanmodel quantum teaching berbantuan media audiovisual. c.
Mendeskripsikanpeningkatkan
hasil
belajar
siswa
kelas
IVA
SDNTambakaji 04 Kota Semarangdalam pembelajaran IPSKD 2.2 mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatdengan menerapkan model quantum teaching berbantuan media audiovisual.
1.4.
MANFAAT PENELITIAN
1.4.1. Manfaat Teoritis Jika penelitian tindakan kelas ini terbukti bahwa dengan menggunakan model quantum teaching berbantuan mediaaudiovisual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaranIPS pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk kegiatan-kegiatan penelitian selanjutnya. Selain itu hasil penelitian ini dapat
14
digunakan sebagai landasan untuk mengembangkan praktik pembelajaran pada mata pelajaran IPS. 1.4.2. Manfaat Praktis Selain manfaat teoritis, penelitian tindakan kelas ini juga memiliki manfaat praktis. Berikut ini manfaat praktis dalam penelitian ini meliputi: 1.4.2.1. Bagi Siswa Penerapan model quantum teaching dengan media audiovisualdi SD/MI dapat mengurangi kesulitan belajar siswa, lebih termotivasi beraktivitas di kelas sehingga tercipta interaksi baik antara guru dengan siswa, meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran IPS tercapai secara optimal, serta siswa memiliki jiwa tanggung jawab dan solidaritas tinggi. 1.4.2.2. Bagi Guru Penerapan model quantum teaching dengan media audiovisualdi SD/MI dapat meningkatkan keterampilan guru,mengembangkan profesionalitas dengan melaksanakan perbaikan kualitas pembelajaran yang tidak efektif, memotivasi guru untuk lebih berinovasi dan bervariasi
menerapkan model dan media
sehingga menciptakan kegiatan belajar yang menarik dan menyenangkan. 1.4.2.3. Bagi sekolah Penerapan model quantum teaching dengan media audiovisualdi SD/MI dapat meningkatkan mutu pendidikan, menjadikan tolak ukur dalam pengambilan kebijakan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sehingga tujuan institusional sekolah tercapai.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.
KAJIAN TEORI
2.1.1. Hakikat Belajar 2.1.1.1. Pengertian Belajar Menurut teori belajar konstruktivismenjelaskan bahwa belajar merupakan proses aktif siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan dengan cara membuat “link” antara pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang sedang dipelajari melalui interaksi dengan yang lain (Lapono, 2008: 25).Gagne dalam Suprijono (2009: 2) menyatakan belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Begitu pula dengan Morgan dalam Suprijono (2009: 3) mengartikan belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.Individu belajar untuk memahami sesuatu hal. Gagne menjelaskan belajar merupakan sistem didalamnya terdapat berbagai unsur saling terkait menghasilkan perubahan perilaku (Rifa’i, 2011:84).Menurut Rifa’i dan Anni (2011: 82) dalam proses belajar mengandung tiga unsur utama yaitu:
15
16
a.
Belajar menghasilkan suatu perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut di antaranya dalam aspek pengetahuan atau kognitif, aspek sikap atau nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor).
b.
Perubahan perilaku tersebut terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. Interaksi fisik antara individu dengan lingkungannya menghasilkan suatu perubahan tingkah laku.
c.
Belajar untuk waktu tertentu akan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap (permanen) atau tidak berubah-ubah. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan belajar
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan berupa serangkaian kegiatan yang disebut dengan proses, sesuai dengan tujuan yang terarah pada kemajuan yang progresif. Belajar yang efektif dan efisien dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan secara optimal. 2.1.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Rifa’i dan Anni (2011:97) menyatakan bahwa faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses serta hasil belajar adalah kondisi internal dan eksternal siswa. Kondisi internal mencakup:(1) kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; (2) kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional; dan (3) kondisi sosial, meliputi kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Faktor internal terbentuk
akibat
pertumbuhan,
pengalaman
belajar
sebelumnya,
dan
perkembangan. Beberapa faktor eksternal seperti: variasi dan tingkat kesulitan materi belajar (stimulus) yang dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana
17
lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar. 2.1.1.3. Motivasi Belajar Motivasi merupakan hal salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan anak dalam mencapai tujuan belajar. Oleh karenanya motivasi belajar merupakan hal yang penting.Menurut Rifa’i dan Anni (2011: 157) sebagian besar pakar psikologi menyatakan bahwa motivasi adalah suatu konsep yang menjelaskan alasan seseorang berperilaku. Pendapat lain diungkapkan oleh Hamalik (2014: 158-159) motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi memiliki dua komponen, yakni komponen dalam (inner component) dan komponen luar (outer component).Komponen dalam ialah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, dan ketegangan psikologis. Komponen luar ialah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Menurut Slavin (dalam Rifa’i, 2011:159) motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara terus-menerus. Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab seseorang belajar, namun juga penting untuk memperlancar belajar dan hasil belajar. Berdasarkan pengertian di atas, motivasi belajar dapat muncul karena dorongan dari dalam diri maupun dorongan dari luar individu Misalnya kondisi individu itu sendiri, guru, orang tua, orang-orang terdekat, dan tujuan yang ingin
18
dicapai. Seseorang yang memiliki motivasi belajar tinggi menunjukkan proses kognitif yang tinggi dalam belajar, menyerap, dan mengingat apa yang telah dipelajari 2.1.2. Hakikat Pembelajaran 2.1.2.1. Pengertian Pembelajaran Gagne (dalam Rifa’i, 2011:192) berpendapat pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal yang dirancang seorang guru untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan peserta didik memproses informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pembelajaran dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan untuk mempelajari. Pada pembelajaran, guru mengajar diartikan sebagai upaya seorang guru mengorganisir lingkungan terjadinya suatu pembelajaran (Suprijono, 2012: 13). Menurut Anitah (2009: 1.18) Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru.Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi, dan semuanya berfungsi dengan berorientasi pada tujuan.Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa yang keduanya terjadi komunikasi (transfer) intens dan terarah pada tujuan. Pembelajaran sebagai suatu produk interaksi yang berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.
19
Berdasarkan pengertian pembelajarn di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah interaksi antar guru, siswa, dan sumber belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan pada lingkungan belajar. 2.1.2.2. Ciri-ciri Pembelajaran Darsono (dalam Hamdani, 2011:47) berpendapat bahwa ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut : a.
Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
b.
Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.
c.
Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik perhatian dan menantang siswa.
d.
Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
e.
Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.
f.
Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologi.
g.
Pembelajaran menekankan keaktifan siswa.
h.
Pembelajaran dilakukan secara sadar dan sengaja.
2.1.2.3. Komponen-Kompenen Pembelajaran Dalam pembelajaran terdapat komponen yang harus diperhatikan dengan baik. Menurut Rifa’i dan Anni (2011:194) komponen-komponen pembelajaran meliputi:
20
a.
Tujuan, diupayakan pencapaiannya melalui kegiatan pembalajaran.
b.
Subjek belajar, dalam sistem pembelajaran merupakan komponen utama karena berperan penting sebagai subjek sekaligus objek.
c.
Materi pelajaran, merupakan komponen dalam proses pembelajaran yang memberi warna dan bentuk dari kegiatan pembelajaran.
d.
Strategi pembelajaran, merupakan pola umum mewujudkan proses pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
e.
Media pembelajaran, alat atau wahana yang digunakan oleh seorang pendidik dalam proses pembelajaran untuk membantu menyampaikan isi atau pesan pembelajaran.
f.
Penunjang, dalam sistem pembelajaran dibutuhkan fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran, dan semacamnya yang berfungsi melancarkan,
melengkapi,
dan
mempermudah
jalannya
proses
pembelajaran. Berdasarkan pendapat ahli dapat peneliti simpulkan komponen dalam pembelajaran
adalah
tujuan,
subjek
belajar,
materi
pelajaran,
strategi
pembelajaran, media pembelajaran, dan penunjuang dalam sistem pembelajaran. 2.1.3. Kualitas Pembelajaran Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau keefektifan.Secara definitif, efektifitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya (Etzioni dalam Hamdani, 2010: 194). Hamdani (2010: 194) menyatakan aspek-aspek efektifitas belajar yaitu: (1) peningkatan
21
pengetahuan; (2) peningkatan keterampilan; (3) perubahan sikap; (4) perilaku; (5) kemampuan adaptasi; (6) peningkatan integrasi; (7) peningkatan partisipasi; (8) peningkatan interaksi kultural. Kualitas pembelajaran menurut UNESCO (1996) dapat dicapai dengan menetapkan empat pilar pendidikan meliputi: a.
Belajar untuk menguasai ilmu pengetahuan (learning to know). Guru berperan sebagai fasilitator dituntut untuk berperan aktif mengembangkan penguasaan materi pada siswa.
b.
Belajar untuk menguasai keterampilan (learning to do). Sekolah memfasilitasi
siswa
mengaktualisasikan
keterampilan,
bakat,
dan
minatnyamendukung keberhasilan siswa. c.
Belajar untuk hidup bermasyarakat (learning to live together). Lembaga pendidikan mempersiapkan siswa untuk hidup bermasyarakat.
d.
Belajar untuk mengembangkan diri secara maksimal (learning to be).Pengembangan diri siswa berkaitan dengan bakat dan minat, perkembangan fisik dan kejiwaan, tipologi pribadi, serta kondisi lingkungannya terbentuk di sekolah (Hamdani, 2011:194). Guru kreatif, profesional, dan menyenangkan memiliki berbagai konsep
dan cara mendongkrak kualitas pembelajaran. Beberapa cara tersebut antara lain mengembangkan kecerdasan emosi, kreativitas, mendisiplinkan siswa dengan kasih
sayang,
membangkitkan
minat
belajar,
memecahkan
masalah,
mendayagunakan sumber belajar, dan melibatkan masyarakat dalam pembelajaran (Mulyasa, 2011:161).
22
Definisi lain menurut Depdiknas (2007: 7-10), kualitas pembelajaran adalah keterkaitan sistemik dan sinergis antara guru, siswa, kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler.Indikator kualitas pembelajaran yang terkandung dalam Depdiknas (2007) yaitu: a.
Perilaku guru meliputi: (1) membangun sikap positif siswa terhadap kegiatan belajar dan profesi guru, (2) menguasai disiplin guru, (3) memberikan layanan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan siswa, dapat memahami keunikan setiap siswa, (4) menguasai pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan (5) mengembangkan kepribadian dan keprofesionalan.
b.
Perilaku siswa meliputi: (1) memiliki persepsi dan sikap positif terhadap pelajaran, guru, media, dan iklim belajar, (2) mau dan mampu serta mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan dan sikapnya, (3) mau dan mampu memperdalam, menerapkan dan membangun kemampuan, keterampilan, dan sikapnya, (4) menguasai materi ajar sesuai dengan bidang studinya, (5) memahami karakteristik, cara belajar, dan latar belakang sosial kultural peserta didik, dan (6) menguasai strategi dan teknik pengembangan kepribadian dan keprofesionalan guru.
c.
Iklim belajar meliputi: suasana kelas yang kondusif, perwujudan nilai dan semangat ketauladanan guru.
d.
Materi pelajaran meliputi: kesesuaian dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai siswa, keseimbangan antara materi dan
23
alokasi waktu, sistematis dan konstektual, mengakomodasi partisipasi aktif siswa, memenuhi kriteria filosofis, profesional, psikopedagogis, dan praktis. e.
Media pembelajaran meliputi: menciptakan dan memperkaya pengalaman belajar yang bermakna, memfasilitasi proses interaksi antara siswa dan siswa, guru dan siswa, siswa dengan ahli bidang yang relevan, serta mampu mengubah suasana belajar siswa pasif menjadi siswa aktif. Sistem
pembelajaran
meliputi:
dapat
menonjolkan
ciri
khas
keunggulannya, memiliki perencanaan yang matang, ada semangat perubahan yang dicanangkan dalam visi dan misi yang mampu membangkitksn upaya kreatif dan
inovatif
dari
semua
civitas
akademik
melalui
berbagai
aktivitas
pengembangan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan kualitas pembelajaran adalah keterkaitan antara guru, siswa, kurikulum, bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran menghasilkan proses serta hasil belajar optimal sesuai tujuan. Teori tentang kualitas pembelajaran di atas menjadi landasan peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini akan ditekankan pada tiga indikator yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Kualitas pembelajaran terdiri atas beberapa indikator yaitu : 2.1.3.1. Keterampilan Guru dalam Pembelajaran Undang-Undang tentang Guru dan Dosen Bab 1 ayat 1 menyatakan guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
24
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi siswa pada pendidikan dasar dan menengah. Turney (1973) (dalam Mulyasa, 2011:69) mengungkapkan keterampilan mengajar yang berperan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan. Berikut ini diuraikan delapan keterampilan tersebut dan cara menggunakan agar tercipta pembelajaran kreatif, profesional dan menyenangkan, yaitu: 2.1.3.1.1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha-usaha yang dilakukan guru dalam memulai pelajaran, sedangkan keterampilan menutup pelajaran adalah usaha guru untuk mengakhiri pelajaran. Tujuan membuka pelajaran adalah mempersiapkan siswa-siswa untuk mengikuti pelajaran, sedangkan menutup pelajaran bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran, memantapkan penguasaan siswa akan inti pelajaran, serta menindaklanjuti topik yang telah dibahas (Anitah 2010: 8.3). Membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian siswa secara optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran. Sedangkan, menutup pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk mengetahui pencapaian tujuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari, serta mengakhiri kegiatan pembelajaran (Mulyasa, 2011:84).
25
Dalam membuka dan menutup pelajaran, ada beberapa komponen yang dapat dilakukan oleh guru. Usman (2013: 92) komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi: (1) menarik perhatian; (2) menimbulkan motivasi; (3) memberi acuan; (4) membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. Sedangkan menurut Mulyasa (2011: 84) komponen membuka pelajaran meliputi: (1) menghubungkan materi yang telah dipelajari sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; (2) menyampaikan tujuan yang akan dicapai serta garis besar materi yang akan dipelajari; (3) menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran; (4) mendayagunakan media dan sumber belajar; (5) mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa. Komponen keterampilan menutup pembelajaran menurut Usman ( 2013: 92) meliputi: (1) merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas atau dipelajari sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas; (2) mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok dalam pelajaran yang bersangkutan agar informasi yang telah diterimanya dapat membangkitkan minat dan kemampuannya terhadap pelajaran selanjutnya; (3) mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari; (4) memberikan tindak lanjut berupa saran-saran serta ajakan untuk tidak melupakan materi yang baru dipelajari. Sedangkan menurut Mulyasa (2011:84) komponen dalam menutup pelajaran meliputi: (1) menarik kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari; (2) mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan
26
serta keefektifan pembelajaran; (3) menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugas atau pekerjaan rumah yang harus dikerjakan; (4) memberikan post tes baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan. 2.1.3.1.2. Keterampilan Memberi Penguatan Menurut Mulyasa (2011:77) penguatan merupakan respon terhadap perilaku memungkinkan terjadi pengulangan. Prinsip-prinsip penguatan yaitu kehangatan, antusiasme, bermakna, dan menghindari respon negatif. Komponen penguatan secara verbal berupa kata-kata dan kalimat pujian. Sedangkan komponen penguatan secara non verbal dapat dilakukan dengan gerakan mendekati peserta didik, sentuhan, acungan jempol, dan kegiatan yang menyenangkan. Sedangkan menurut Anitah (2010:7.25) penguatan mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan keefektifan kegiatan pembelajaran. Pujian ataupun respon positif dari guru akan membuat siswa meras senang karena siswa akan merasa dianggap mempunyai kemampuan. Dalam
kaitannya
dengan
kegiatan
pembelajaran,
keterampilan
memberikan penguatan mempunyai tujuan diantaranya: (1) meningkatkan perhatian siswa; (2) membangkitkan dan memelihara motivasi siswa; (3) memudahkan siswa belajar; (4) mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa; (5) menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa; (6) memelihara iklim kelas yang kondusif (Anitah, 2010:7.25). Sejalan dengan pendapat tersebut, Usman (2013:81) menjelaskan bahwa penguatan mempunyai pengaruh yang bersifat positif terhadap proses belajar siswa dan memiliki tujuan diantaranya: (1) mningkatkan
27
perhatian siswa; (2) merangsang dan meningkatkan motivasi belajar; (3) meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif. 2.1.3.1.3. Keterampilan Mengadakan Variasi Menurut Anitah (2010:7.38) mengadakan variasi merupakan cara mengatasi kebosanan siswa agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan menarik perhatian siswa. Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu: (1) variasi dalam gaya mengajar meliputi variasi suara, memusatkan perhatian, membuat kesenyapan, variasi gerakan badan dan mimik, variasi kontak pandang, mengubah posisi, dan memusatkan perhatian; (2) variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar meliputi alat/bahan yang dapat dilihat, didengar, diraba dan dimanipulasi, dan variasi sumber belajar dari lingkungan; (3) variasi dalam pola interaksi misalnya variasi dalam kelompok peserta didik, variasi tempat kegiatan pembelajaran, variasi dalam pola pengaturan guru, variasi dalam pengaturan hubungan guru dengan peserta didik, variasi dalam struktur peristiwa pembelajaran, variasi dalam pengorganisasian pesan, dan variasi dalam pengelolaan pesan; (4) variasi dalam kegiatan misalnya variasi metode pembelajaran, dan variasi pemberian contoh dan ilustrasi (Mulyasa, 2011: 78). Dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran, variasi memiliki tujuan dan manfaat yaitu: (1) menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar mengajar yang relevan; (2) untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang
28
hal-hal yang baru; (3) memupuk tingkah laku positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik; (4) memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenangi (Usman, 2013:84). 2.1.3.1.4. Keterampilan Menjelaskan Mulyasa (2011:80) menjelaskan adalah mendeskripsikan suatu materi berupa benda, keadaan, fakta, dan data secara lisan sesuai dengan waktu dan hukum-hukumnya. Menjelaskan merupakan suatu aspek yang cukup penting dalam pembelajaran, mengingat sebagian pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan. MenurutAnitah (2010:7.55) keterampilan menjelaskan memiliki beberapa komponen meliputi komponen keterampilan merencanakan penjelasan yaitu: (1) merencanakan isi pesan atau materi; (2) menganalisis karakteristik penerimaan pesan dan kmponen keterampilan menyajikan penjelasan yaitu: (1) kejelasan dalam menyampaikan penjelasan; (2) penggunaan contoh dan ilustrasi; (3) pemberian tekanan; (4) balikan. Dalam menjelaskan terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru meliputi: a.
Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik di awal, di tengah, maupun di akhir pembelajaran.
b.
Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi standar dan kompetensi dasar.
29
c.
Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan peserta didik atau menjelaskan materi standar yang sudah direncanakan untuk membentuk kompetensi dasar dan mencapai tujuan.
d.
Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar, dan bermakna bagi siswa.
e.
Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan peserta didik (Mulyasa, 2011:80). Memberikan penjelasan memiliki beberapa tujuan antara lain: (1)
membimbing murid mendapat dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar; (2) melibtkan siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan; (3) mendaptkan balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman murid terhadap suatu materi; (4) membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah (Usman, 2013:89). 2.1.3.1.5. Keterampilan Bertanya Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang bersifat mendasar yang dipersyaratkan bagi penguasaan keterampilan berikutnya.Tujuan bertanya yang dilakukan oleh guru tidak hanya untuk memperoleh informasi, tetapi juga untuk meningkatkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa (Anitah 2010: 7.4). Keterampilan bertanya yang perlu dikuasai guru meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar
30
mencakup: (1) pertanyaan yang jelas dan singkat; (2) pemberi acuan;(3) pemusatan perhatian; (4) pemindahan giliran; (5) penyebaran pertanyaan (ke seluruh kelas, ke siswa tertentu, dan ke siswa lain untuk menanggapi jawaban); (6) pemberian waktu berfikir; (7) pemberian tuntunan dilakukan dengan menanyakan pertanyaan yang lebih sederhana dan mengulanngi penjelasan sebelumnya. Sedangkan keterampilan lanjutan merupakan kelanjutan dari keterampilan bertanya dasar. Keterampilan bertanya lanjutan yang perlu dikuasai meliputi: (1)pengubahan tuntunan tingkat kognitif; (2) pengaturan urutan pertanyaan; (3)pertanyaan pelacak; dan(4) peningkatan terjadinya interaksi (Mulyasa, 2011:74). Dalam proses belajar mengajar, bertanya sangat berperan penting karena pertanyaan dan pelontaran yang tepat dapat memberikan dampak positif yaitu: (1) meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran; (2)membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang dipelajari; (3) mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya; (4) menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik; (5) memusatkan siswa terhadap materi yang sedang dibahas (Usman, 2013:74). 2.1.3.1.6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah (Mulyasa, 2011: 89). Keterampilan membimbing diskusi
31
kelompok kecil merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk lebih meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran (Anitah, 2010:8.18) Mulyasa
(2011:90)
menjelaskan
bahwa
komponen
keterampilan
membimbing diskusi, sebagai berikut: a.
Memusatkan perhatian, dengan cara: (1) merumuskan tujuan diskusi secara jelas;(2) merumuskan kembali masalah, jika terjadi penyimpangan; (3) menandai hal tidak relevan dengan topik diskusi, dan (4) merangkum hasil pembicaraan.
b.
Memperjelas masalah atau urunan pendapat melalui(1) menguraikan kembali dan merangkum pendapat siswa; dan(2) mengajukan pertanyaan kepada seluruh anggota kelompok tentang pendapat setiap anggota.
c.
Menguraikan setiap gagasan anggota kelompok.
d.
Meningkatkan urunan siswa dengan cara: (1) mengajukan pertanyaan kunci menantang; (2) memberi contoh secara tepat; (3) menghangatkan suasana menggunakan pertanyaan mengundang perbedaan pendapat; (4) memberikan waktu berfikir; (5) mendengarkan dengan penuh perhatian.
e.
Menyebarkan kesempatan berpartisipasi melalui: (1) memancing pendapat; (2) memberikan kesempatan pertamasiswa yang kurang berpartisipasi; (3) mencegah terjadinya monopoli pembicaraan; (4) mendorong siswa mengomentari pendapat temannya; dan (5) meminta pendapat siswa ketika terjadi kebuntuan.
32
f.
Menutup kegiatan diskusi, dengan cara: (1) merangkum hasil diskusi; (2) tindak lanjut; dan (3) menilai proses diskusi yang dilakukan.
2.1.3.1.7. Keterampilan Mengelola Kelas Menurut Weber (Anitah, 2010:10.4) pengelolaan kelas merupak tugas guru untuk menciptakan dan memelihara aturan di dalam kelas melalui penerapan disiplin. Sedangkan menurut Mulyasa (2011:91) pengelolaan kelas meruoakan keterampilan guru untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif dan mengendalikan gangguan dalam pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Menurut Winzer (dalam Anitah, 2010:10.8) menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah cara yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan akademis dan sosial. Pengelola kelas ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan antara lain: (1) kehangatan dan keantusiasan; (2) tantangan; (3) bervariasi; (4) luwes; (5) penekanan pada hal hal positif; (6) penanaman disiplin diri (Mulyasa, 2011:91). Menurut Mulyasa (2011:91) keterampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut: a.
Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal meliputi: (1) menunjukkan sikap tanggap; (2) membagi perhatian secara visual dan verbal; (3) memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan perserta didik dalam pembelajaran; (4) memberi petunjuk yang jelas; (5) memberi teguran secara bijaksana; (6) memberi penguatan ketika diperlukan.
33
b.
Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optmal meliputi: (1) modifikasi perilaku; (2) pengelolaan kelompok dengan cara peningkatan kerja sama dan keterlibatan serta menangani konflik dan memperkecil masalah yang timbul; (3) menumukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah.
2.1.3.1.8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap peserta didik. Selain itu mengajar kelompok kecil dan perorangan juga dapat menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun anatara peserta didik dengan pesertya didik lainnya (Mulyasa, 2011:92). Setiap individu pada dasarnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu dengan lainnya.Kegiatan kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap kebutuhan siswa yang berbeda-beda. Penggunaan kegiatan kelompok kecil dan perorangan sebagai variasi dari kegiatan klasikal dapat mengurangi kelemahan kegiatan klasikal (Anitah, 2010: 8.51).Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dilakukan dengan:(1)
mengembangkan
keterampilan
pengorganisasian,
memberikan
motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas jelas; (2) membimbing dan memudahkan belajar; (3) perencanaan penggunaan ruangan (Mulyasa, 2011:92). Berdasarkan uraian keterampilan di atas yang dimaksud dengan keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus dimiliki guru agar kegiatan belajar mengajar di kelas dapat dilakukan dengan optimal sehingga
34
tujuan pembelajaran dapat tercapai.Keterampilan guru
yang seharusnya
dilaksanakan dalam pembelajaran adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Keterampilan dasar mengajar guru seperti yang dijelaskan di atas disesuaikan dengan penerapan model quantum teaching berbantuan media audiovisualdalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu komponen-komponen keterampilan dasar mengajar menjadi acuan peneliti dalam membuat indikator. Adapun 10 indikator keterampilan guru yang dikembangkan pada penelitian ini meliputi:(1) mengelola ruang, waktu, fasilitas belajar. (keterampilan mengelola kelas); (2) melaksanakan kegiatan awal dengan membuka pelajaran. (keterampilan membuka pelajaran) (Tumbuhkan); (3) menyajikan informasi berupa materi yang akan diajarkan (keterampilan menjelaskan);(4) melibatkan siswa aktif untuk berpendapat dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran menggunakan audiovisual. (keterampilan mengadakan variasi dan keterampilan bertanya) (Alami); (5) membagi siswa dalam kelompok secara heterogen. (keterampilan mengelola kelas);(6) memfasilitasi siswa melakukan diskusi untuk membuat peta pikiran. (keterampilan membimbing kelompok kecil dan perorangan) (Namai);(7) memimpin siswa dalam mempresentasi hasil kerja kelompok dan demonstrasi (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil) (Demonstrasi);(8) memimpin kegiatan mengamatiaudiovisual untuk mengulangi
35
materi (keterampilan membimbing kelompok kecil dan perorangan) (Ulangi);(9) memberikan umpan balikan terhadap siswa (keterampilan memberi penguatan) (Reward);(10) memberi tindak lanjut dan menutup pelajaran (keterampilan menutup pelajaran). Indikator
keterampilan
guru
tersebut
diharapkan
meningkatkan
keterampilan guru dalam penelitian dengan model quantum teaching berbantuan media audiovisualpada pembelajaran IPS. 2.1.3.2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Aktivitas siswa merupakan komponen utama dalam kegiatan pembelajaran yang harus dioptimalkan untuk mendukung situasi belajar yang kondusif dan aktif.Dalam pembelajaran tanpa ada aktivitas proses belajar tidak mungkin terjadi. Menurut Hamalik (2014:171) menjelaskan pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri dengan begitu siswa akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Aktivitas yang ditimbulkan dari siswa tersebut akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi atau hasil belajar. Paul D. Dierich dalam Hamalik (2012: 172) membagi aktifitas belajar siswa ke dalam delapan kelompok, yaitu: a.
b.
Kegiatan-kegiatan visual (Visual activities) Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. Kegiatan-kegiatan lisan (Oral activities)
36
c.
d.
e. f.
g.
h.
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. Kegiatan-kegiatan mendengarkan (Listening activities) Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. Kegiatan-kegiatan menulis (Writing activities) Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahanbahankopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. Kegiatan-kegiatan menggambar (Drawing activities) Menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola. Kegiatan-kegiatan metrik (Motor activities) Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun. Kegiatan-kegiatan mental (Mental activities) Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. Kegiatan-kegiatan emosional (Emotional activities) Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain. Sedangkan menurut Usman (2011:22) menjelaskan aktivitas belajar siswa
meliputi aktivitas jasmani maupun mental. Aktivitas belajar siswa meliputi: (1) visual
activitiesseperti
membaca,
menulis,
melakukan
eksperimen,
dan
demonstrasi; (2) oral seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi, menyanyi; (3) listeningseperti mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan; (4) motorseperti senam, atletik, menari, melukis; e. writting seperti mengarang, membuat makalah, membuat surat. Berdasarkan uraian beberapa pendapat ahli di atasdapat disimpulkan aktivitas siswa adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran yang berhubungan dengan mental maupun fisik agar terjadi
37
perubahan ke arah yang lebih baikdimana guru hanya bertugas merangsang keaktifan dengan jalan menyajikan bahan pelajaran.Aktivitas belajar siswa terdiri atas: (1) visual (membaca, melihat gambar, mengamati);(2) oral (bertanya, mengemukakan pendapat, memberi saran, menyimpulkan, menghubungkan suatu kejadian); (3) listening (mendengarkan, diskusi, percakapan, pidato); (4) writing (menulis laporan, menulis jawaban, mengerjakan tes);(5) drawing (menggambar, membuat grafik, peta, diagram); (6)motor (melakukan percobaan, demonstrasi, menempel, bermain, membuat kontruksi); (7) mental (menanggapi, mengingat, memecahkan soal, mengambil keputusan); dan (8) emotional (berminat, gembira, semangat, berani, tenang) Penerapan
model
quantum
teaching
dengan
media
audiovisual
menggunakan 7 aktivitas belajar siswa yaitu (1)visual; (2)oral; (3)listening; (4)writing; (5)motor; (6) mental; dan (7) emotional activities.Adapun 8 indikator penilaian aktivitas siswa yang dikembangkan sesuai dengan implementasi model quantum teaching dengan media audiovisual mencakup: a.
Mempersiapkan diri untuk menerima pembelajaran (Tumbuhkan).Terdiri dari emosional activities siswa yaitu sikap tenang, gembira menerima pembelajaran.
b.
Memperhatikan penyajian informasi materi yang akan dipelajari. Terdiri atas visual activities yaitu mengamati penyajian informasi, listening yaitu mendengarkan penyajian materi, motor yaitu memasang audiovisual, dan writing yaitu menulis catatan kecil.
38
c.
Menanggapi pertanyaan guru sesuai dengan materi (Alami). Terdiri atas oral yaitu mengemukakan pendapat, metal yaitu mengingat materi, listening yaitu mendengarkan pertanyaan guru dan pendapat siswa lain, serta emotional yaitu berani dan bersemangat menjawab pertanyaan.
d.
Melakukan diskusi kelompok untuk membuat peta pikiran (Namai). Terdiri dari metal activities yaitu menganalisi permasalahan, oral yaitu berdiskusi, writing yaitu menamai materi yang di sajikan dalam audiovisualdengan membuat peta pikiran.
e.
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan melakukan demonstrasi (Demonstrasi). Terdiri dari oral yaitu mengemukakan pendapat dan memberi tanggapan, motor melakukan demonstrasi, serta visual yaitu mengamati demonstrasi.
f.
Memperhatikanlagi
audiovisualdalam
kelompok
heterogen(Ulangi).
Terdiri atas metal yaitu mengingat ulang materi, serta emotional yaitu senang dan bersemangat. g.
Mendapatkan umpan balik (Reward). Terdiri atas oral yaitu mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat,
emotional senang dan
termotivasi lebih bersemangat. h.
Mengerjakan soal evaluasi. Terdiri atas writing yaitu mengerjakan soal, visual yaitu membaca, mental yaitu mengingat materi, serta emotional yaitu bersikap tenang.
39
Pemenuhan indikator aktivitas siswa tersebut akan meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui penerapan model quantum teaching berbantuan media audiovisual. 2.1.3.3. Hasil Belajar Suprijono menjelaskan (2014:5) hasil belajar merupakan kemampuankemampuan berupa pola, nilai, pengertian, sikap, apersepsi, dan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sejalan dengan definisi tersebut definisi hasil belajar dikemukakan oleh Rifa’i dan Anni (2011: 85) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Menurut Gerlach dan Ely (dalam Rifa’i, 2011:85) hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku diperoleh siswa setelah kegiatan belajar. Merujuk pada pemikiran Gagne (dalam Suprijono, 2011:5), hasil belajar dikategorikan menjadi beberapa, yaitu berupa: a.
b. c. d. e.
Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifiks. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Menurut Hamdani (2011:303) dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar,
guru harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:
40
a.
Valid, penilaian hasil belajar harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Objektif, penilaian hasil belajar siswa hendaknya tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional. Transparan, penilaian hasil belajar harus dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan. Adil, penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan siswa. Terpadu, penilaian hasil belajar merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Menyeluruh dan berkesinambungan, penilaian hasil belajar mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan siswa. Bermakna, penilaian hasil belajar hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak. Sistematis, penilaian hasil belajar dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. Akuntabel, penilaian hasil belajar dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Beracuan kriteria, penilaian hasil belajar didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
b.
c. d. e. f.
g.
h. i. j.
Hasil belajar merupakan kulminasi proses yang dilakukan dalam belajar yang diiringi kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar menunjukkan perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku baru bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari.
Menurut
Romizowski
menyebutkan
skema
kemampuan
dapat
menunjukkan hasil belajar yaitu: (1) keterampilan kognitif bergubungan dengan membuat keputusan untuk memecahkan masalah dan berfikir logis; (2) psikomotor tentang kemampuan tindakan fisik dan kegiatan perseptual; (3) reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan self control; (4) interaktif mengenai kemampuan sosial dan kepemimpian (Anitah, 2010:2.19).
41
Menurut Bloom terdapat tiga ranah yang merupakan hasil belajar, yaitu: (1) ranah kognitif mencakup pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran; (2) ranah afektif mencakup perasaan, sikap, minat, nilai; (3) ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti kemampuan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf (Rifa’i dan Anni 2011: 85-89). Berdasarkan konsep tersebut, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa secara sadar setelah belajar berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. 2.1.3.3.1. Ranah Kognitif Menurut Bloom (dalam Rifa’i, 2011: 86) ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan,kemampuan dan kemahiran intelektual yang mencakup kategori: (1) pengetahuan (knowledge) yaitu perilaku mengingat atau mengenali materi yang telah dipelajari sebelumnya oleh peserta didik; (2) pemahaman (comprehension) yaitu kemampuan siswa dalam memperoleh makna dari materi yang diajarkan; (3) penerapan (application) yaitu kemampuan siswa dalam menggunakan materi yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan konkrit; (4) analisis (analysis) yaitu kemampuan siswa dalam memecahkan materi pelajaran ke dalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya; (5) sintesis (synthesis) yaitu kemampuan siswa dalam menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru; (6) penilaian (evaluation) yaitu kemampuan siswa dalam membuat keputusan yang baru tentang nilai suatu materi peserta didik untuk tujuan tertentu.
42
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa indikator hasil belajar ranah kognitif meliputi enam hal yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan penilaian (C6). Indikator hasil belajar ranah kognitif dalam menerapkan model quantum teaching berbantuan media audiovisualketika pembelajaran IPS di kelas IVA SDN Tambakaji 04 sebagai berikut: (1) mendefinisikan pengertian koperasi (C1); (2) menyebutkan sifat-sifat koperasi (C2); (3) mengidentifikasi simbol-simbol lambang koperasi (C4); (4) menyebutkan tujuan dan koperasi (C2); (5) menyebutkan prinsip-prinsip koperasi (C1); (6) membedakan koperasi dengan badan usaha lain (C2); (7) menyebutkan jenis-jenis koperasi (C2); (8) membedakan jenis-jenis koperasi berdasarkan jenis usahanya (C2); (9) membedakan jenis koperasi berdasarkan keanggotaannya (C2). 2.1.3.3.2. Ranah Afektif Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuannya mencerminkan hirarkhi bertentangan dengan keinginan untuk menerima sampai pembentukan pola hidup. Menurut Rifa’i (2011:88) ranah afektif mencakup: (1) receiving (penerimaan) yaitu siswa menerima rangsangan atau fenomena tertentu; (2) responding (penanggapan) yaitu partisipasi aktif siswa terhadap stimulus datang dari luar; (3) valuing (penilaian) yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi; (4) organization (organisasi) yaitu pengembangan nilai kedalam satu organisasi, termasuk menetukan hubungan antar nilai dan kemantapan, serta prioritas nilai yang dimiliki; (5) characterization (karakterisasi)yaitu keterpaduan semua sistem nilai
43
yang dimiliki sesorang, mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya bersifat khas serta konsisten. Berikut ini adalah tabel penilaian karakter peserta didik: Tabel 2.1 Penilaian Karakter Peserta Didik
Jenis Karakter Bertanggung jawab
Indikator Perilaku a. Melaksanakan kewajiban sebagai siswa. b. Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan diri sendiri. c. Menaati tata tertib sekolah d. Menjaga kebersihan lingkungan Percaya diri a. Pantang menyerah b. Berani menyatakan pendapat c. Berani bertanya d. Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan Saling menghargai a. Menerima perbedaan pendapat b. Memaklumi kekurangan orang lain c. Mengakui kelebihan orang lain d. Dapat bekerjasama Bersikap santun a. Menerima nasihat guru b. Menghindari permusuhan dengan teman c. Menjaga perasaan orang lain d. Menjaga ketertiban Kompetitif a. Berani bersaing b. Menunjukkan semangat berprestasi c. Berusaha ingin lebih maju d. Tampil beda dan unggul Jujur a. Mengemukakan apa adanya b. Menunjukkan fakta yang sebenarnya c. Menghargai hasil kerja diri sendiri dan orang lain d. Mengakui kesalahan Sumber: Mulyasa, 2014:147 Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ranah afektif meliputi
penerimaan,
penanggapan,
penilaian,
pengorganisasian,
dan
karakterisasi. Adapun indikator hasil belajar ranah afektif penerapan model quantum teaching dengan media audiovisual pada pembelajaran IPS materi koperasi pengembangan karakterisasi adalah: saling menghargai, tanggung jawab,
44
percaya diri, dan kompetitif. Keempat indikator hasil belajar ranah afektif ini diterapkan pada semua siklus dalam penelitian. Hasil belajar siswa dalam aspek afektif berupa penilaian karakter siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Karakter saling menghargai berupa menerima perbedaan pendapat, memklumi kekurangan orang lain, mengakui kelebihan orang lain, dan bekerja sama.Karakter bertanggung jawab meliputi melaksanakan tugas sesuai kemampuan, menaati tata tertib sekolah, melaksanakan kewajiban, dan menjaga kebersihan lingkungan. Karakter percaya diri meliputi pantang menyerah, berani menyatakan pendapat, berani bertanya, dan mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan Karakter kompetitif terdiri atas berani bersaing, menunjukkan semangat berprestasi, berusaha lebih maju, dan memiliki keinginan untuk tahu. 2.1.3.3.3. Ranah Psikomotor Ranah psikomotor berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf. Penjabaran ranah psikomotorik sangat sukar karena seringkali tumpang tindih dengan ranah kognitif dan afektif (Rifa’i, 2011:89). Menurut Elizabeth Simpson (dalam Rifa’i, 2011:89) ranah psikomotorik memiliki beberapa kategori jenis perilaku yaitu: (1) persepsi (perception), rangsangan penginderaan melalui memberi petunjuk melakukan kegiatan motorik; (2) kesiapan (set), kesiapan mengacu pada kesiapan mental dan jasmani untuk bertindak; (3) gerakan terbimbing (guided response), tahap awal belajar melalui peniruan dan mencoba-coba tindakan didemonstrasikan pendidik; (4) gerakan
45
terbiasa (mechanism), tindakan unjuk kerja gerakan yang dipelajari menjadi biasa; (5) gerakan kompleks (complex overt response), bertindak tanpa ragu-ragu, unjuk kerja otomatis; (6) penyesuaian (adaptation), menemui masalah baru dengan memodifikasi pola gerakan sesuai persyaratan baru; dan (7) kreativitas (kreativity), menekankan aktivitas didasarkan pada pengembangan keterampilan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ranah psikomotor meliputi: (1) persepsi (perception); (2) kesiapan (set); (3) gerakan terbimbing (guided response); (4) gerakan terbiasa (mechanism); (5) gerakan kompleks (complex overt response); (6) penyesuaian (adaptation); dan (7) kreativitas (kreativity). Penilaian hasil belajar ranah psikomotor mencakup penggunaan alat dan persiapan, proses, dan produk. Adapun indikator hasil belajar ranah psikomotor pada penggunaan model quantum teaching dengan media audiovisual pada pembelajaran IPS materi koperasi adalah: menciptakan produk dalam diskusi kelompok. Hasil belajar siswa apek psikomotorik ini berupa kreativitas. Siswa diharuskan mampu membuat produk yaitu peta pikiran mengikuti pembelajaran secara individu dan kelompok. Adapun aspek penilaian produk tersebut meliputi persiapan, pembuatan produk, dan penilaian produk berupa hasil dan kerapian peta pikiran.
46
Tabel 2.2 Penilaian produk secara analitik dan penskoran menurut Majid (2014: 280-28)
No
Tahap
1.
Persiapan
2.
Langkah kerja
3.
Hasil produk peta pikiran
Diskriptor
a. membawa alat dan bahan yang dibutuhkan b. menyiapkan alat dan bahan di atas meja kelompok c. memperhatikan petunjuk guru sebelum membuat produk a. membuat peta pikiran dengan anggota kelompok b. membuat garis penghubung c. membuat kalimat penjelas setiap cabang pikiran a. produk yang dihasilkan sesuai dengan materi yang pelajari b. cabang peta pikiran banyak dan meluas c. produk bersih dari coretan
2.1.4. Pembelajaran IPS di SD 2.1.4.1. Hakikat Pembelajaran Pendidikan IPS Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmuilmu sosial dan humoniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan, disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan (Somantri dalam Sapriya, 2014:11). Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran hasil perpaduan ilmu-ilmu sosial. Mulyono (dalam Hidayati, 2008:1-7) memberi batasan IPS adalah merupakan suatu pendekatan interdisipliner dari pelajaran Ilmu-ilmu sosial. Sedangkan Sudiharjo (dalam Hidayati, 2008:1-7) menegaskan bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropolgi, dan politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri
47
yang sama, sehingga dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Cara pandang tersebut dikuatkan oleh pendapat yang disampaikan oleh Hidayati (2008:1-7) yakni IPS adalah fusi dari disiplin-disiplin Ilmu-ilmu Sosial.Pengertian fusi disini adalah bahwa IPS merupakan bidang studi utuh yang tidak terpisah-pisah dalam kotak-kotak disiplin ilmu yang ada.Artinya bahwa bidang studi IPS tidak lagi mengenal adanya pelajaran geografi, ekonomi, sejarah secara
terpisah,
melainkan
semua
disiplin
tersebut
diajarkan
secara
terpadu.Keterpaduan dalam IPS tersebut dilatarbelakangi oleh kompleksitas dan kemajemukan yang dikandung dalam berbagai permasalahan yang muncul di masyarakat. Oleh karena itu IPS muncul menjadi suatu bahan kajian yang mencoba menelaah permasalahan dengan menggunakan berbagai segi atau berbagai sudut pandangan sehingga akan melibatkan berbagai ilmu pengetahuan. Misalnya masalah urbanisasi akan dikaji, tidak hanya dari segi geografis (kependudukan), tetapi juga dari segi ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi, hukum, dan politik. Melalui kajian yang interdisipliner ini diharapkan siswa dapat melihat permasalahan secara multidimensional. Dengan demikian, pembelajaran ini akan membentuk siswa yang memiliki visi luas, tidak picik, dan berjiwa demokratis (Sardjiyo, 2011: 4.36). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan ilmu pengetahuan yang terdiri dari bermacam-macam konsep yang selalu berhubungan dengan manusia dan lingkungan sekitarnya.
48
2.1.4.2. Tujuan Pendidikan IPS Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis (KTSP, 2006 :575). Sejalan dengan pernyataan tersebut, Sumaatmajamenjelaskan tujuan IPS adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengatahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat(Hidayati, 2008: 1-24). Secara keseluruhan tujuan pendidikan IPS di SD adalah sebagai berikut : a.
Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat.
b.
Membekali
anak
didik
dengan
kemampuan
mengidentifikasi,
menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. c.
Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuwan serta bidang keahlian.
d.
Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
49
e.
Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi (Sardjiyo, 2011: 1.28) Berdasarkan kurikulum 2004 untuk tingkat SD, IPS bertujuan untuk:
a.
Mengajarkan konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, pedagodis, dan psikologis.
b.
Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif.
c.
Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
d.
Meningkatkan kemampuan kerja sama dan kompetisi (Hidayati, 2008:124). Sedangkan kurikulum IPS tahun 2006 bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut : a.
Mengenalkan konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan.
b.
Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c.
Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
d.
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (Sardjiyo, 2011: 1.29).
50
Sejalan dengan pemikiran tersebut, Sapriya (2014:194) menjelaskan tujuan mata pelajaran IPS bagi siswa adalah: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial; (3) komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; dan (4) kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan mata pelajaran IPS adalah membentuk siswa menjadi warga negara yang memiliki bekal pengetahuan, keterampilan, kepedulian sosial, serta sikap hidup yang baik untuk kehidupannya serta kehidupan orang-orang di sekitarnya. 2.1.4.3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SD Ruang lingkup IPS sebagai program pendidikan yaitu berhubungan dengan manusia sebagai anggota masyarakat dan dilengkapi dengan nilai-nilai yang menjadai karakteristik program pendidikannya. Untuk itu IPS sebagai program pendidikan tidak hanya terkait dengan nilai, tetapi wajib mengembangkan nilai tersebut (Taneo, 2010:1-36). Guru atau calon tenaga kependidikan harus mengetahui ruang lingkup dari pembelajaran IPS. Dengan pemahaman yang tepat mengenai ruang lingkup IPS, guru diharapkan dapat membedakan konsep-konsep esensial ilmu sosial dengan ilmu pengetahuan sosial atau studi sosial sehingga upaya membentuk subjek didik sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai. Ruang lingkup mata
51
pelajaran IPS SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut :(1) manusia, tempat dan lingkungan; (2) waktu, keberlanjutan dan perubahan; (3) sistem sosial dan budaya; (4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan (Sardjiyo, 2011: 1.29). Berdasarkan teori tersebut, peneliti menyimpulkan pembelajaran IPS meliputi aspek meliputi: (1) manusia, tempat, dan lingkungan; (2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan; (3) sistem sosial dan budaya; (4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup waktu, keberlanjutan, dan perubahan. Aspek ini dipelajari di SD sebagai sejarah yang harus diketahui dan dipahami oleh siswa. Penelitian ini dilakukan pada standar kompetensi mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsidengan pokok bahasan koperasi, lambang koperasi, dan jenis-jenis koperasi. Pokok bahasan tersebut termasuk dalam ruang lingkup perilaku ekonomi dan kesejahteraan. 2.1.4.4. Karakteristik Pendidikan IPS di SD Bidang IPS memiliki ciri-ciri khusus atau karakteristik tersendiri yang berbeda dengan bidang studi lain. Karekter IPS khususnya di SD, sebagai berikut: a.
Materi IPS Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di
masyarakat. Menurut Mulyono Tjokrodikaryo, sebagaimana telah dikutip oleh Hidayati (2008:1-26) menyatakan bahwa terdapat 5 macam sumber materi IPS antara lain:
52
1)
Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
2)
Kegiatan
manusia
misalnya:
mata
pencaharian,
pendidikan,
keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi. 3)
Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografidan antropologi terdapat dari lingkungan anak terdekat sampai terjauh.
4)
Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah dimulai lingkungan terdekat sampai terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian besar.
5)
Siswa sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, dan keluarga.
Jenjang SD/MI dalam mengorganisasikan materi mata pelajaran IPS menganut pendekatan terpadu, artinya materi pelajaran dikembangkan dan disusun tidak mengacu pada disiplin ilmu yang terpisah melainkan pada aspek kehidupan nyata siswa sesuai karakter usia, tingkat perkembangan berfikir, dan kebiasaan bersikap dan berperilaku (Sapriya, 2014:194). Dalam dokumen Permendiknas (2006) dikemukakan bahwa IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial (Sapriya, 2012:194). Penelitian ini dilakukan pada pelajaran IPS dengan standar kompetensi mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi, kompetensi dasar 2.2 mengenal
53
pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan pokok bahasan koperasi, lambang koperasi, dan jenis-jenis koperasi. Kompetensi dasar ini dikembangkan menjadi sembilan indikator yaitu mendefinisikan pengertian koperasi, menyebutkan sifat-sifat koperasi, mengidentifikasi simbolsimbol pada lambang koperasi, menyebutkan tujuan dan manfaat koperasi, menyebutkan prinsip-prinsip koperasi, membedakan ciri-ciri koperasi dengan badan usaha lain, menyebutkan jenis-jenis koperasi, membedakan jenis-jenis koperasi berdasarkan jenis usahanya, dan membedakan jenis-jenis koperasi berdasarkan keanggotaannya. Dalam penelitian ini, materi IPS bersumber pada segala sesuatu terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya, kegiatan manusia, lingkungan geografi dan budaya, perkembangan kehidupan manusia, serta siswa sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, dan keluarga. b.
Strategi Penyampaian Pengajaran IPS Menurut Mukminan, strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagian besar
didasarkan pada tradisi, yaitu materi disusun secara urut: anak(diri sendiri), keluarga, masyarakat/ tetangga, kota, region, negara, dan dunia.Tipe kurikulum seperti ini disebut “The Wedining Horizon or Expanding Enviroment Curriculum” (Hidayati,2008:1-27). Peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Sehingga mata pelajaran IPS dirancang mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
54
kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat dinamis (Sapriya, 2014:194). 2.1.5. Model Quantum Teaching 2.1.5.1. Model Pembelajaran Milis (dalam Suprijono, 2014:45) berpendapat bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang mencoba untuk bertindak berdasarkan model itu. Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran dari beberapa sistem. Model pembelajaran merupakan suatau landasan dalam praktik belajar yang dilakukan oleh guru yang merupakan penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar. Model pembelajaran dirancang berdasarkan analisis terhadap implemantasi kurikulum. Model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola yang digunakan sebagai pedoman guru dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial (Suprijono, 2014:45). Menurut Arends (dalam Suprijono, 2014:46) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk tujuan tahapan, lingkungan, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dijadikan sebagai kerangka
konseptual
yang
menggambarkan
prosedur
sistematis
dalam
mengorganisasikan pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan model pembelajaran adalah pedoman sistematik bagi guru dalam penyusunan kurikulum dan mengelola kegiatan di kelas sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Penelitian ini
55
menggunakan
model
quantum
teaching
untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran IPS. 2.1.5.2. Hakikat Model Quantum Teaching Quantum teaching dikembangkan oleh Bobbi DePorter mulai dipraktekkan pada tahun 1992. Quantum teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar efektif, rancangan kurikulum, penyampaian isi, dan kemudahan proses belajar (DePorter, 2014:32). Menurut Wena (2013:160) model pembelajaran quantum teaching merupakan cara baru memudahkan proses belajar, memadukan unsur seni dan pencapaian terarah, untuk segala mata pelajaran. Pembelajaran quantum teaching merupakan penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan dengan memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubungan dinamis (Wena, 2013:160). Kegiatan pembelajaran di kelas dengan model quantum teaching memaksimalkan interaksi antara guru, siswa, suasana maupun sarana fisik yang ada di dalam kelas untuk melejitkan prestasi belajar. Model ini mampu merangkaikan siswa menjadi yang terbaik dari yang baik dengan paket multisensori, multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk menyampaikan materi dan kemampuan murid untuk berprestasi (DePorter, 2014:34). Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat peneliti simpulkan model quantum
teaching
merupakan
pedoman
membuat
rancangan
kegiatan
mewujudkan proses pembelajaran menyenangkan, multisensori, multikecerdasan,
56
dan koompatibel dengan otak, berguna meningkatkan kemampuan guru dan merangsang anak berprestasi sehingga tujuan pembelajaran tercapai. 2.1.5.3. Asas Utama Model Quantum Teaching Pembelajaran dengan model quantum teaching bersandarkan pada satu konsep “bawalah dunia siswa ke dunia guru, dan antarkan dunia guru ke dunia siswa”. Jika guru mengerti minat, hasrat, dan pikiran siswa, guru harus memasuki dunia siswa dengan perancangan pengajaran. Belajar melibatkan semua aspek baik dari kepribadian, pikiran, perasaan, bahasa tubuh, pengetahuan, sikap, dan keyakinan. Perancangan belajar dilakukan dengan mengaitkan materi pada peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, atau akademis (DePorter, 2014:34). Setelah kaitan tersebut terbentuk, guru dapat membawa siswanya ke dunia guru dan membangun kemitraan dengan siswa yang diperlukan selama proses belajar. Dengan cara ini guru dapat memberikan siswa pemahaman mengenai materi dengan mudah. Hal ini akan menciptakan suasana “siswa mulai belajar dengan dunia guru, menemukan pertanyaan yang memancing siswa ke dunia pembelajaran lain, dan pulang membawa pembelajaran baru” (DePorter, 2014:122). Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan model quantum teaching memiliki asas yaitu guru harus memahami karakter siswa dahulu sebelum mengajar dengan mengkaitkan materi pada lingkungan, sehingga siswa dapat mempelajari dan menerapkan segala informasi yang diberikan guru.
57
2.1.5.4. Prinsip-prinsip Model Quantum Teaching Menurut DePorter (2014:36) model quantum teaching memiliki lima prinsip sebagai berikut: (1) segalanya berbicara; (2) segalanya bertujuan; (3) pengalaman sebelum pemberian nama; (4) akui setiap usaha; (5) jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Tabel 2.3. Prinsip dan Penerapan Model Quantum Teacing di Kelas No Prinsip 1. Semua aspek memberikan informasi: segalanya dari lingkungan kelas, bahasa tubuh guru, kertas yang dibagikan, rancangan pembelajaran mengirimkan pesan tentang materi 2. Memiliki Tujuan: semuanya yang terjadi dalam kegiatan PBM mempunyai tujuan. 3. Memperoleh pengalaman sebelum namai: proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mendapatkan atau mengalami informasi sebelum menamai
4.
5.
Penerapan di Kelas Guru merancang segala aspek di lingkungan kelas maupun sekolah sebagai sumber belajar bagi siswa.
Setiap kegiatan belajar memiliki tujuannya dan dijelaskan pada siswa.
Mempelajari sesuatu dilakukan dengan memberi siswa tugas terlebih dahulu kemudian menyimpulkan sendiri konsep, rumus, dan teori tersebut. Guru mendorong siswa melakukan penelitian sendiri dan berhasil menyimpulkan. Guru menciptakan simulasi konsep agar siswa memperoleh pengalaman. Mengakui setiap usaha: siswa Guru memberi penghargaan/pengakuan patut mendapatkan pengakuan pada setiap usaha siswa. Jika usaha atas prestasi dan kepercayaan siswa jelas salah, guru membetulkan dirinya. jawaban. Guru memiliki strategi untuk memberi Mendapatkan umpan balik: perayaan dapat diberikan umpan balik positif yang mendorong dengan umpan balik mengenai semangat belajar siswa terhadap setiap kemajuan dan meningkatkan usaha, baik secara kelompok maupun asosiasi positif dengan belajar. secara individu
Sumber: Wena, 2013:162
Berdasarkan pemaparan para
ahli
tersebut
maka
peneliti
dapat
menyimpulkan penerapan model quantum teaching berdasar pada lima prinsip,
58
yaitu: (1) semua aspek memberikan informasi; (2) memiliki tujuan; (3) memperoleh pengalaman sebelum namai; (4) mengakui setiap usaha; dan (5) mendapatkan umpan balik. 2.1.5.5. Kerangka Berpikir Model Quantum Teaching Model quantum teaching memiliki kerangka rancangan “TANDUR”. “TANDUR” merupakan singkatan dari tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan (DePorter, 2014:39). Berikut penjabaran dari kerangka model quantum teaching: Tabel 2.4 Rancangan dan Penerapan Model Quantum Teacing dalam Pembelajaran No. 1. 2.
3.
4.
5.
6.
Rancangan Tumbuhkan
Penerapan dalam pembelajaran Pada awal kegiatan pembelajaran pengajaran harus berusaha menumbuhkan minat siswa belajar. Alami Proses pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa mengalami secara langsung atau nyata materi yang diajarkan. Pengalaman menciptakan peluang ikatan emosional, pemberian makna, dan membangun keingintahuan siswa. Namai Pengajaran konsep, keterampilan berfikir, dan strategi belajar. Penamaan mampu memuaskan hasrat alami otak untuk memberi identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Demontrasikan Pemberian kesempatan siswa untuk menunjukkan tingkat pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Strategi yang dapat digunakan adalah mempraktekkan, menyusun laporan, presentasi, menganalisis data, melakukan gerakan tangan, kaki, gerakan tubuh bersama secara harmonis, dan lain-lain. Ulangi Kegiatan pembelajaran dapat memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa tahu atau yakin terhadap kemampuan siswa. Rayakan Pemberian umpan balik yang positif pada siswa atas keberhasilannya, baik berupa pujian, pemberian hadiah, atau bentuk lainnya.
Sumber: Wena, 2013:165
59
Berdasarkan pendapat di atas tersebut dapat disimpulkan beberapa kerangka konseptual tentang langkah-langkah pengajaran dalam model quantum teaching yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasi, ulangi, dan rayakan. Penelitian dengan menerapkan model quantum teaching menggunakan langkah-langkah dalam pembelajaran sebagai berikut: (1) Tumbuhkan, pada awal kegiatan
pembelajaran
pengajaran
harus
berusaha
menumbuhkan/
mengembangkan minat siswa untuk belajar; (2) Alami, proses pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa mengalami secara langsung atau nyata materi yang diajarkan; (3) Namai, pengajaran konsep, keterampilan berfikir, dan strategi belajar. Penamaan mampu memuaskan hasrat alami otak untuk memberi identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan; (4) Demonstrasikan, memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan tingkat pemahaman terhadap materi yang dipelajari; (5) Ulangi, memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa tahu atau yakin terhadap kemampuan siswa; (6) Rayakan, pemberian umpan balik positif pada usaha, keberhasilan, ketekunan siswa berupa pujian, pemberian hadiah, atau bentuk lainnya. 2.1.6. Media Pembelajaran 2.1.6.1. Media Pembelajaran Menurut Hamdani (2011:243) media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2014:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
60
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Sementara itu, Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2014:4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camere, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.Media sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. Pengertian media secara lebih khusus dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2014:3). Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat perantara yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat menimbulkan rangsangan pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sehingga proses belajar dapat berjalan dengan lancar 2.1.6.2. Penggunaan Media dalam Pembelajaran Arsyad (2014:13) menjelaskan bahwa salah satu gambaran acuhan landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone of Experience (Kerucut Pengalaman Dale). Hasil belajar sesorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung, kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak).
61
Gambar 2.1. Kerucut Edgar Dale Dasar pengembangan kerucut bukan tingkat kesulitan, melainkan tingkat keabstrakkan jumlah jenis indra selama menerima isi pengajaran. Pengalaman langsung memberikan kesan paling utuh dan bermakna mengenai informasi dan gagasan. Oleh karena itu melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba. Hal ini dikenal dengan learning by doing. Pengalaman abstrak dan pengalaman konkret silih berganti karena hasil belajar dari pengalaman langsung mengubah dan memperluas jangkauan abstraksi siswa, sedangkan kemampuan interprestasi lambang kata membantu memahami pengalaman langsung (Arsyad, 2014:14). Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti dapat menyimpulkan hasil belajar tercapai secara maksimal jika melibatkan banyak alat indra karena semakin abstrak maka siswa akan mengalami kesulitan dalam menerima informasi.
62
2.1.6.3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2014:19) mengemukakan bahwa media pembelajaran
dapat
membangkitkan
keinginan
dan
minat
yang
baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa dalam proses belajar mengajar. Sedangkan menurut Hamdani (2011:186), pemakaian media penting untuk meminimalisir munculnya penafsiran isi yang dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi.Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh banyak praktisi pendidikan sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, terutama membantu peningkatan prestasi belajar siswa. Levie dan Lentz (dalam Arsyad, 2014:20) menyebutkan fungsi media pembelajaran sebagai berikut: a.
Fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan siswa berkonsentrasi pada materi pelajaran.
b.
Fungsi afektif yaitu menciptakan rasa kenikmatan siswa ketika belajar
c.
Fungsi kognitf yaitu memperlancar mencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi.
d.
Fungsi kompensatoris yaitu memberikan konteks untuk memahami materi, membantu siswa yang lemah untuk mengingat isi materinya. Sedangkan menurut Hamdani (2011:186) manfaat media dalam proses
belajar mengajar antara lain: a.
Memeperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b.
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
63
c.
Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dengan sumber belajar.
d.
Memungkinkan siswa belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya
e.
Memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. Levie dan Levie (dalam Arsyad, 2014:12) mengatakan bahwa hasil belajar
akan lebih baik menggunakan stimulus visual untuk tugas tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berfungsi memeprcepat proses belajar dan meningkatkan kualitas belajar mengajar.
Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti bermaksud
menggunakan media pembelajaran agar dapat menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa, serta siswa dapat lebih memahami materi yang diberikan. 2.1.6.4. Klasifikasi Media Pembelajaran Hamdani (2011:248) mengelompokkan media menjadi tiga, yaitu : a.
Media Visual Menurut Hamdani (2011:248) media visual adalah media yang hanya
dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan.Media visual terdiri atas media yang tidak dapat diproyeksikan dan media yang dapat diproyeksikan.Media yang dapat diproyeksikan berupa gambar diam atau gambar bergerak.Sedangkan
64
media yang tidak dapat diproyeksikan adalah gambar yang disajikan secara fotografik, misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat, atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan pelajaran yang akan disampaikan pada siswa. b.
Media Audio Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
(hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan
para
siswa
untuk
mempelajari
bahan
ajar
(Hamdani,
2011:248).Penggunaan media audio dalam pembelajaran pada umumnya untuk menyampaikan materi pelajaran tentang mendengarkan.Program kaset suara dan program radio adalah bentuk media audio. c.
Media Audiovisual Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual
atau bisa disebut media pandang-dengar (Hamdani, 2011:249).
Media
audiovisualakan menjadikan penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Contoh media audiovisual diantaranya adalah program video atau televisi instruksional, dan slide suara. Belajar dengan menggunakan indera ganda akan memberikan keuntungan bagi siswa. Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan dengar sangat menonjol perbedaannya.Dale memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12% (Arsyad, 2014: 12-13).
65
2.1.6.5. Media Audiovisualdalam Pembelajaran IPS Media audiovisual merupakan media yang tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan atau media yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun
visual
(penglihatan)
yang
dapat
dipandang
maupun
didengar
suaranya.Media audiovisual merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang dengar. Media ini menyajikan bahan ajar kepada siswa semakin
lengkap
dan
optimal.
Penggunaan
media
audiovisual
dapat
menggantikan peran dan tugas guru. Guru hanya menjadi fasilitator belajar yaitu memberikan kemudahan kepada siswa untuk belajar. Contoh
media
audiovisualantara lain: (1) program video atau telavisi; (2) video atau televisi instruksional; (3) program slide suara (soundslide) Hamdani (2011:249). Pada penelitian ini peneliti menggunakan media audio visual berupa sound slide dan video.Sound slide merupakan gabungan antara slide dan suara. Jadi dalam pelaksanaannya, guru akan menampilkan tayangan mengenai materi yang dilengkapi dengan berbagai gambar dalam bentuk power point, serta di tambah efek suara sehingga gambar yang muncul tidak membosankan dan dapat menarik perhatian dan minat siswa dalam mengikuti selanjutnya. Sedangkan video, dirasa sangat cocok untuk mengajarkan ranah afektif dan psikomotor (Hamdani, 2011:254). Dengan menggunakan video selama proses belajar diharapkan dapat memberi gambaran nyata mengenai konsep abstrak yang ada dalam pelajaran IPS. Kelebihan penggunaan media audiovisual menurut Hamdani (2011:254) yaitu :
66
a. b.
Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif. Guru akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam mencari terobosan pembelajaran. Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik, animasi, dalam kesatuan yang mendukung guna tercapainya tujuan pembelajaran. Mampu menimbulkan rasa senang selama proses belajar mengajar berlangsung mampu memvisualisasikan materi yang selama ini sulit diterangkan. Media penyimpanan yang relatif gampang dan fleksibel.
c.
d.
e.
Kelemahan media audiovisual menurut Sudjana (2013:58) sebagai berikut: a. b.
Terlalu menekankan pentingnya materi daripada proses pengembangannya. Tetap memandang media audiovisual sebagai alat bantu guru dalam mengajar. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti akan menyajikan beberapa
solusi untuk mengantisipasi apabila kekurangan media audiovisual terjadi saat pembelajaran, antara lain dengan cara: a.
Guru hendaknya aktif memberikan pancingan kepada siswa agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran misalnya mengajukan pertanyaan tentang pengembangan materi.
b.
Guru hanya bertindak sebagai fasilitator yaitu hanya menyajikan materi saja. Sedangkan siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan
uraian
mengenai
kelebihan
dan
kekurangan
media
audiovisual serta solusi menanganinya, maka peneliti yakin bahwa penggunaan media audiovisual dapat membantu proses pembelajaran berjalan dengan optimal serta meningkatkan kualitas belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS.
67
2.1.7. Teori Pembelajaran yang Mendasari Penerapan Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisual 2.1.7.1. Teori Belajar Behavioristik Teori Behaviorisme didasarkan pada pemikiran Skinner (1985) bahwa belajar merupakan salah satu jenis perilaku (behavior) individu atau peserta didik yang dilakukan secara sadar.Siswa di SD/MI akan belajar apabila menerima rangsangan dari guru,semakin tepat dan intensif rangsangan yang diberikan oleh guru semakin intensif kegiatan belajar yang dilakukan siswa. Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku yag sifatnya bisa berwujud perilaku yang tampak atau perilaku yang tidak tampak. Sebagai suatu proses, dalam kegiatan belajar dibutuhkan waktu sampai mencapai hasil belajar. Hasil belajar itu berupa perilaku yang lebih sempurna dibanding perilaku sebelum melakukan kegiatan belajar (Rifa’i, 2011: 106). Berdasarkan teori yang dikemukakan ahli di atas dapat disimpulkan teori belajar behaviorisme merupakan landasan dari pembelajaran dengan model quantum teaching dengan media audiovisualdari penerapan TANDUR yaitu guru terlebih dulu harus menumbuhkan minat anak dengan memberi stimulus berupa media dan pengaitan materi dengan pengetahuan yang diterimanya, kemudian selama pembelajaran guru harus selalu mengulangi dengan memberi stimulus bisa berupa permainan, penjelasan, pertanyaan atau siswa mengalami pengalaman sendiri. Sehingga secara tidak sadar siswa telah mencapai hasil belajar yang diharapkan.
68
2.1.7.2. Teori Belajar Kognitif Teori belajar kognitif menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam pikirannya secara efektif (Rifa’i, 2011:128). Piaget (dalam Rifa’i, 2011:26) menyatakan perkembangan kognitif manusia terdiri dari empat tahap, yaitu: a.
Tahap sensorimotorik (sensorimotor intelligence), lahir sampai usia 2 tahun. Pada tahap ini bayi menyusun pemahaman indera dan gerakan motorik mereka.
b.
Tahap praoperasional (preoperational thought), usia 2 sampai 7 tahun.Pemikiran tahap ini terbagi menjadi dua sub-tahap, yaitu simbolik dan intuitif. Bayi belum mampu berpikir konseptual tetapi perkembangan kognitif dapat diamati.
c.
Sub-tahap simbolis, usia 2 sampai 4 tahun. Pada tahap ini anak sudah mampu mempresentasikan objek yang tidak nampak dan penggunaan bahasa mulai berkembang ditunjukkan dengan sikap bermain, sehingga muncul egoisme.
d.
Sub-tahap intuiif, usia 4-7 tahun. Anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan. Disebut dengan intuitif karena anak merasa yakin akan pengetahuan dan pemahaman mereka.
69
e.
Tahap operasional kongkrit (concrete operation), usia 7 sampai 11 tahun. Pada tahap ini anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika dalam bentuk benda kongkrit.
f.
Tahap operasional formal (formal operation), usia11 sampai 15 tahun. Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis. Anak mampu memprediksi, berpikir tentang situasi hipotesis, tentang hakekat berpikir serta mengapresiasi struktur bahasa dan berdialog. Berdasarkan teori yang dikemukakan ahli diatas dapat disimpulkan teori
belajar kognitif merupakan landasan dari pembelajaran dengan model quantum teaching dengan media audiovisualkarena dalam teori kognitif, Piaget berpendapat bahwa siswa SD (usia 7-11 tahun) masuk usia tahap berfikir operasional konkrit, siswa mulai berfikir secara logis mengenai peristiwa konkret sehingga berupaya mengorganisir, menyimpan, dan menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan sebelumnya, terjadi pemrosesan informasi. 2.1.7.3. Teori Belajar Konstruktivisme Teori
ini
dikembangkan
oleh
Seymour
Papert.
Teori
belajar
konstruktifisme merupakan teori tentang pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia membangun dan memanai pengetahuan dari pengalamannya sendiri (Rifa’i, 2011:225). Teori belajar kontruktivistik menyatakan bahwa pendidik tidak dapat memberikan pengetahuan pengetahuan kepada peserta didik.Sebaliknya peserta didik harus mengkontruksikan pengetahuannya sendiri. Peran pendidik adalah: (1) memperlancar proses pengkonstruksian pengetahuan dengan cara membuat
70
informasi secara bermakna dan relevan dengan peserta didik;(2) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan atau menerapkan gagasannya sendiri; (3) membimbing peserta didik untuk menyadari secara sadar menggunakan strategi belajarnya sendiri (Slavin dalam Rifa’i, 2011: 128). Esensi pembelajaran konstruktivistik adalah peserta didik secara individu mampu menemukan dan mentransfer informasi yang kompleks apabila menghendaki informasi itu menjadi miliknya. Pembelajaran ini memandang bahwa peserta didik secara terus-menerus memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dan merivisi aturan tersebut jika tidak sesuai (Rifa’i, 2011:225). Berdasarkan teori yang dikemukakan ahli di atas dapat disimpulkan teori belajar konstruktifisme merupakan landasan dari pembelajaran dengan model quantum teaching dengan media audiovisualkarena siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru apabila siswa berusaha mencari dan mengolah informasi sendiri. Siswa membangun pemahaman berdasarkan pengalaman individual dan interaksi dalam lingkungan belajar. Pembelajaran model quantum teaching memiliki prinsip semua aspek memberi informasi berarti ada interaksi antar siswa melalui kegiatan diskusi kelompok berdasarkan materi yang ditampilkan dalam media audiovisual. 2.1.8. Implementasi
Model
Quantum
Teaching
Berbantuan
Media
Audiovisual Model quantum teaching merancang atau mendesain segala aspek di lingkungan kelas yakni guru, media pembelajaran,siswa, dan sumber belajar.
71
Selain itu pembelajaran dengan model quantum teaching sangat sesuai karakteristik pembelajaran IPS yang menelaah interaksi antara individu dan masyarakat dengan lingkungan. Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat (Hidayati, 2008:1.26). Hal tersebut sesuai dengan model quantum teaching berpijak pada asas: “bawalah mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Maksud dari asas tersebut adalah guru memasuki dunia siswa dan membangun jembatan untuk memasuki kehidupan siswa. Hal ini dilakukan dengan mengaitkan apa yang dijabarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran, kehidupan siswa sehari-hari (DePorter, 2014:35). Setelah kaitan terbentuk maka siswa akan memahami materi pelajaran melalui pengalaman bermakna (meaningful learning) dan tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai. Berikut merupakan langkah model quantum teaching dengan media audiovisualmateri IPS: a.
Siswa diajak guru untuk bergembira, mengamati audiovisual diawal pelajaranagar berminat mengikuti pembelajaran.(Tumbuhkan)
b.
Siswa melakukan tanya jawab setelah menyimak penjelasan materi koperasidari guru dengan media audiovisual. (Alami)
c.
Siswa membuat peta pikiran dengan bantuan media audiovisualdalam kegiatan diskusi kelompok. (Namai)
d.
Siswa
mempresentasi
hasil
kerja
kelompok,
siswa
mendemonstrasikanmaterikoperasi. (Demonstrasikan) e.
Siswa berkelompok untuk mengamati ulangaudiovisualdipandu oleh guru.
72
(Ulangi) f.
Siswa diberi umpan balik berupa motivasi ataupun penghargaan dari hasil pembelajaran baik kelompok ataupun individu. (Rayakan)
2.2.
KAJIAN EMPIRIS Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang sudah dilakukan ter-
hadap model quantum teachingdengan media audiovisual dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. Hasil penelitian tersebut adalah: Penelitian yang dilakukan oleh Slameto, Marwan Saiman. 2009. Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas V SDS
Kalam
Kudus
Kecamatan
Tebing
Tinggi,
Kabupaten
Bengkalis.
Lentera.Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Siklus I persentase keterampilan guru 62,20% denagn kriteria baik dan siklus II 81,41% dengan kriteria sangat baik. Persentase aktivitas siswa pada siklus I 76,05%dengan kriteria baik dan siklus II 88,39% dengan kriteria sangat baik. Ketuntasan klasikal hasil belajar siswa pada siklus I 80% dan siklus II 93,33%. Penelitian yang dilakukan olehSofia, Haryati Mustika. 2013. Peningkatan Hasil Belajar melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching pada Siswa Kelas V di SDN 4 Dersalam Kudus Tahun 2012/2013. Eprints.Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar mengalami peningkatan. Pada siklus I keterampilan guru 75% dengan kriteria baik dan siklus II 86,90% dengan kriteria sangat baik. Persentase aktivitas siswa pada siklus I 66,67% dengan kriteria baik dan siklus II 83,33% dengan kriteria sangat
73
baik. Ketuntasan klasikal belajar siswa pada siklus I 76,5% dengan rata-rata 74,05 dan siklus II mengalami peningkatan menjadi 95% dengan rata-rata 82,3. Penelitian yang dilakukan olehYaari, Ali Saad. 2013. Using Audio-Visual Aids And Computer-AssistedLanguage Instruction (Cali) To Overcome LearningDifficulties Of Vocabulary In Students Of Special Needs. Journal for The Study of English Linguistics. 1(2).Hasil dari pembahasan menjelaskna bahwa alat bantu pengajaran ada tiga kategori: alat bantu konvensional, alat bantu teknologi(mesin selain komputer) dan panggilan. Ada beberapa teknik yang dapat secara efektifdigunakan untuk bahasa pengajaran pada umumnya. Strategi ini dapat digunakan untuk mengajar hampir semuaaspek bahasa termasuk sound system, struktur tata bahasa dan kosakata(komponen bahasa) serta mengajarkan empat keterampilan bahasa dan budaya. Secara umum, alat bantu edukatif ada tiga jenis, meliputi alat bantu visual: (misalnya, realia, model,gambar / gambar, poster, peta (rencana geografis dan kota), papan, kartu (flash card,membaca kartupertanyaan & jawaban), grafik, filmstrip, film bisu, buku komik dan strip, diagram wajah, kalender,grafik, huruf abjad dan angka, teka-teki silang kata, dll). Alat bantu audio (termasuk laboratorium) (misalnya, kaset audio / kaset (gulungan) recorder, radio,piringan hitam (album rekaman), cd, laboratorium konvensional. Jenis ketiga adalah bahwa dari alat bantu audio visual (misalnya, kaset video, tv, dvd, film suara, rekaman audio disinkronisasidengan presentasi visual (slide), bantuan
tindakan
(misalnya,
perjalanan
dramatisasi,
lapangan,
permainan,pantomim, dll) dan multimedia (misalnya, calt / l), penggunaan internet, interaktif atau tidak, dll).Beberapa fitur iniberkaitan dan menarik
74
perhatian, mempertahankan perhatian. Beberapa orang menekankan bahwa audio visual dapat digunakan dalam hal yang berkaitan dengan klarifikasi konsep / maknakata-kata
dan
ucapan.
Audiovisualmerupakan
alat
bantu
edukatif
berpartisipasi dalam meningkatkankemungkinan mengingat dengan meningkatkan sarana asosiasi, menghemat waktu, simulasipenggunaan bahasa, dan menyajikan bahasa
otentik
dan
pengaturan
alam
untuk
penggunaan
bahasa.
Lainnyamenambahkan bahwa alat bantu audiovisual dapat dimanfaatkan untuk mengkompensasi
kurangnya
pengalamanguru,
melibatkan
peserta
didik,
memberikan variasi untuk pelajaran,dan memberikan umban balik. Penelitian yang dilakukan oleh Zuliana, Fiky. 2011. Penggunaan media audio visual pada model pembelajaran student facilitator and explaining (SFAE) untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Bareng 4 Kecamatan Klojen Kota Malang. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yaitu pada siklus I sebesar 68,3 %, pada siklus II meningkat menjadi 83,9%. Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 52,9%,pada siklus II meningkat menjadi 86,48%.Keterlaksanaan pembelajaran menggunakan media audiovisual pada model Student Facilitator And Explaining (SFAE) pada siklus II meningkat sebesar 86,48%.Penggunaan mediaaudiovisual model pembelajaran Student Facilitator And Explaining matapelajaran IPS siswa kelas V SDN Bareng 4 kota Malang dilaksanakan dengan tahap-tahap yang terdiri atas: 1) persiapan dan menyimak video tentang proklamasi, 2) presentasi guru, 3) kegiatan kelompok, 4) presentasi kelas, 5) pengulasan materi, dan 6) evaluasi. Penggunaan
75
media audiovisual pada model pembelajaran Student Facilitator And Explaining dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati. Rima 2012. Implementaton Quantum Teaching Method Of Graduate Through Up-Grade Hard Skill and Soft Skill. Lecturer Of Faculty Economy At Widyatama University-Indonesia Doctoral Student at Padjadjaran UniversitySocial And Behavioral. 57:477 – 485.Penelitian ini dilakukan Universitas widyatama melalui program pengembangan widyatama menerapkan quantum teaching metode pengajaran pada subjek pelajaran dalam manajemen akuntansipada semester ganjil 2009/2010. Penelitian ini dilakukan pada pada satu kelas perawatan, yang menggunakan metode quantumteaching dan satui kelas lain dengan menggunakan cara konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan kelas tersebut berbeda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode quantum teachinglebih optimal untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan soft skill siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model quantum teachingberbantuan media audiovisual efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada siswa Sekolah Dasar.Maka peneliti yakin bahwa penerapan model quantum teaching berbantuan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Dengan demikian penelitian tersebut dapat dijadikan acuan pada penelitian tindakan kelas dengan judul ”Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang”.
76
2.3.
KERANGKA BERPIKIR Kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota
Semarang masih belum optimal. Hal ini disebabkan guru dalam mengajar belum menggunakan keterampilan dasar mengajar dengan baik. Guru sudah berusaha menjalankan
prinsip
student
centered
namun
metode
ceramah
masih
mendominasi. Selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung, guru belum maksimal dalam memanfaatkan media dan alat peraga yang dapat menarik perhatian siswa. Guru dalam membuka pelajaran masih secara konvensional yaitu apersepsi hanya melalui pertanyaan-pertanyaan dan belum menggunakan media sehingga tidak memotivasi siswa. Selain itu guru kurang memberi kebebasan siswa dalam pembentukan kelompok. Karena kurang terlibat dalam proses KBM, siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran sehingga sebagian besar siswa memilih untuk pasif. Hasil belajar siswa menjadi rendah. Hal ini ditunjukkan dengan hasil ulangan harian mata pelajaran IPS semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.Data menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dalam pembelajaran belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 67.Data menunjukkan bahwa 36 dari 45siswa atau 80% jumlah keseluruhan siswa kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarangbelum tuntas nilai ulangan harian mata pelajaran IPS. Rata-rata kelas sebesar 67. Jadi dapat dilihat bahwa siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 20% dari jumlah keseluruhan siswa kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang. Guru sebagai fasilitator akan berhasil jika dalam merancang proses belajar mengajar dilakukan berdasarkan langkah-langkah yang sistematis dan baik yang
77
memungkinkan terjadinya penyempurnaan terhadap tujuan, bahan, ataupun strategi belajar mengajar melalui proses umpan balik yang diperoleh dari hasil evaluasi. Strategi dan media mengajar adalah salah satu teknik yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat proses belajar mengajar. Untuk mencapai proses belajar yang ideal, hendaknya digunakan variasi dalam menggunakan strategi pembelajaran. Penerapan model quantum teaching berbantuan media audiovisual pada pembelajaran IPS ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam kegiatan pembelajaran,diantaranyaguru bervariasi dalam penggunaan model dan media pembelajaran, metode ceramah tidak mendominasi proses pembelajaran, siswa aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran, aktivitas dan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS meningkat, KBM menjadi lebih menantang dan menarik perhatian siswa, hasil belajar siswa meningkat yang ditunjukkan dengan pencapaian hasil belajar siswa di atas KKM yang Tambakaji 04 Kota Semarang
telah ditentukan SDN
yaitu 67, dan ketuntasan klasikal mencapai
75%.Berikut kerangka berpikir dari penelitian tindakan kelas ini.
78
Kondisi Awal
1. Guru kurang bervariasi dalam penggunaan model dan media pembelajaran yang dapat menarik siswa mengikuti pembelajaran. 2. Keterampilan guru dalam menjelaskan materi masih didominasi metode ceramah. 3. Siswa terlihat pasif dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. 4. Aktivitas dan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS rendah. 5. KBM terkesan monoton dan kurang menarik 6. Hasil belajar siswa rendah. Sebanyak 36 siswa (80%) dari 45 siswa masih di bawah KKM yang telah ditentukan dan hanya 9siswa (20%) di atas KKM yang telah ditentukan yaitu 67.
Tindakan
Kondisi Akhir
Langkah model quantum teaching dengan media audiovisual: 1. Siswa diajak guru untuk bergembira, mengamati audiovisual diawal pelajaran agar berminat mengikuti pembelajaran. (Tumbuhkan) 2. Siswa melakukan tanya jawab setelah menyimak penjelasan tentang materi.(Alami) 3. Siswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan dan membuat peta pikiran dengan bantuan media audiovisualdalam kegiatan diskusi kelompok. (Namai) 4. Siswa mempresentasi hasil kerja kelompok, siswa mendemonstrasikan materi. (Demonstrasikan) 5. Siswa berkelompok untuk menyaksikan lagi tayangan dipandu oleh guru. (Ulangi) 6. Siswa diberi umpan balik berupa motivasi ataupun penghargaan dari hasil pembelajaran baik kelompok ataupun individu. (Rayakan)
1. Guru sudah bervariasi dalam penggunaan model dan media pembelajaran 2. Metode ceramah tidak mendominasi proses pembelajaran 3. Siswa aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. 4. Aktivitas dan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS meningkat. 5. KBM menjadi lebih menantang dan menarik perhatian siswa. 6. Hasil belajar siswa meningkat yang ditunjukkan dengan pencapaian hasil belajar siswa di atas KKM yang telah ditentukan SDN Tambakaji 04 Kota Semarang yaitu 67, dan ketuntasan klasikal mencapai 75%.
Bagan 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian
79
2.4.
HIPOTESIS TINDAKAN Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Dengan penerapan model quantum teaching berbantuan audiovisual maka keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang dalam pembelajaran IPS KD 2.2 mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
SUBYEK PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh peneliti pada guru dan siswa
kelas IV A SDN Tambakaji 04 Kota Semarang dengan jumlah siswa yang diteliti 45 yang terdiri atas 23 siswa putra dan 22 siswa putri.
3.2.
VARIABEL PENELITIAN Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.
Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model quantum teachingberbantuan mediaaudiovisual.
b.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model quantum teaching berbantuan media audiovisual.
c.
Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model quantum teaching berbantuan media audiovisual.
3.3.
PROSEDUR PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan jenis Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Menurut Arikunto (2014:3) Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan menurut Aqib (2014:3) penelitian tindakan kelas adalah penelitian 80
81
dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Berdasarkan pendapat tersebut PTK merupakan suatu penelitian tindakan yang dilakukan guru di dalam kelasnya karena merasakan masalah yang dialami ketika melakukan proses pembelajaran dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini dirancang sebanyak tiga siklus.Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai dengan mengacu pada tujuan penelitian.Pelaksanaan penelitian tidak dilakukan sendirian namun dibantu dengan kolaborator. Dengan cara itu, peneliti dan kolaboator dapat berdiskusi mengenai proses pembelajaran setiap siklus berdasarkan prosedur PTK yang benar. Menurut Arikunto (2014:16) model dan penjelasan prosedur/langkah-langkah PTK adalah:
Bagan 3.1. Langkah-langkah PTK
82
3.3.1. Perencanaan Perencanaan merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan PTK. Ketika tahap perencanaan peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan (Arikunto, 2014:17).Dalam tahap menyusun rancangan ini, peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian
membuat
sebuah
instrumen
pengamatan
untuk
membantu
penelitimerekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung (Arikunto, 2014:18).Berikut perencanaan pelaksanaan penelitian: a.
Mengidentifikasi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan materi pembelajaran IPS bersama tim kolaborasi.
b.
Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, materi ajar, media, lembar kerja kelompok (LKK), kunci jawaban LKK, kisi-kisi soal, soal evaluasi, kunci jawaban evaluasi, lembar penilaian evaluasi, soal remidial, kunci jawaban remidial, soal pengayaan, kunci jawaban pengayaan, lembar penilaian produk dan karaktersesuaiindikator yang telah
ditetapkan
melalui
langkah-langkah
model
quantum
teachingberbantuan media audiovisualdengan materi pokok bahasan yaitu koperasi. c.
Menyiapkan media serta alat bantu pembelajaran IPS dengan materi perkembangan koperasi.
d.
Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru, aktivitas. produk, karakter siswa,dan catatan lapangan.
83
3.3.2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam PTK merupakan penerapan rancangan tindakan untuk menghasilkan peningkatan atau perbaikan pembelajaran pada kondisi kelas tertentu, (Arikunto, 2014:18).Selanjutnya tahap pelaksanaan tindakan harus sesuai dengan rumusan rancangan, guru boleh memodofikasi rancangan yang telah dibuat selama tidak merubah prinsip dan hindari kekakuan. Rancangan tindakan terdiri atas rencana kegiatan, langkah-langkah, rincian media, tujuan pembelajaran, instrumen (Arikunto,
2014:77). Selama melaksanakan
tindakan, guru sebagai pelaksana intervensi tindakan mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan disepakati bersama dengan teman sejawat. Arikunto (2014:126). Pelaksanaan PTK ini direncanakan dalam tiga siklus, setiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan.Satu kali pertemuan dilaksanakan selama 3 x 35 menit, Siklus pertama dilaksanakan pembelajaran IPS melalui model quantum teaching dengan mediaaudiovisual,jika ternyata tindakan perbaikan pada siklus pertama belum berhasil menjawab masalah yang menjadi kerisauan guru maka terdapat siklus berikutnya langkah-langkahnya tetap sama dengan menerapkan model quantum teaching berbantuan mediaaudiovisual. 3.3.3. Observasi Observasi adalah kegiatan mengamati efektivitas tindakan dalam mencapai sasaran (Arikunto, 2014:18).Kegiatan observasi dilakukan secara kolaboratif dengan guru pengampu kelas untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran IPS menggunakan model quantum
84
teachingberbantuan mediaaudiovisual.Peneliti menggunakan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa. Lembar pengamatan keterampilan guru untuk mengamati keterampilan mengajar guru menggunakan model quantum teaching berbantuan media audiovisualdan lembar pengamatan aktivitas siswa untuk mengamati aktivitas siswa dan meningkatkan hasil belajar afektif dan psikomotor selama mengikuti pembelajaran.Selain itu peneliti menggunakan lembar wawancara, catatan lapangan, dokumen serta lembar instrumen dalam pengumpulan data-data di lapangan. 3.3.4. Refleksi Menurut Arikunto (2014:133) refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis (retlective) tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Peneliti mengkaji proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa, keterampilan guru serta menyesuaikan dengan ketercapaian indikator kinerja pada siklus pertama. Selain itu, peneliti juga mengkaji kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus perlama. Selanjutnya, peneliti bersama tim kolaborasi membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya.
3.4.
SIKLUS PENELITIAN
3.4.1. Siklus 1 3.4.1.1. Perencanaan Tahap perencanaan meliputi sebagai berikut: a.
Menyusun perangkat pembelajaran berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan Standar Kompetensi (SK) sebagai berikut:
85
mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) yang dipilih peneliti yaitu: 2.2 mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
Indikator-indikator
yang
ditetapkan oleh peneliti berdasarkan SK dan KD tersebut yaitu: 2.2.1 mendefinisikan pengertian koperasi, 2.2.2 menyebutkan sifat-sifat koperasi, 2.2.3 mengidentifikasi simbol-simbol lambang koperasi. b.
Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, materi ajar, media, lembar kerja kelompok (LKK), kunci jawaban LKK, kisi-kisi soal, soal evaluasi, kunci jawaban evaluasi, lembar penilaian evaluasi, soal remidial, kunci jawaban remidial, soal pengayaan, kunci jawaban pengayaan, lembar penilaian produk dan karakter.
c.
Menyiapkan media pembelajaran berupa audiovisualmaterikoperasi.
d.
Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru, aktivitas, produk, karakter, serta catatan lapangan.
3.4.1.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I terdiri dari satu pertemuan dengan alokasi waktu 3x35 menit. Pada siklus I ini materi yang akan diajarkan berkaitan dengan perkembangan koperasi. a.
Pra Kegiatan (5 menit) 1)
Mempersiapkan media meliputi audiovisual, laptop, LCD dan proyektor, alat peraga, speaker, dan gambar.
2)
Siswa memasuki ruangan diiringi lagu agar bersemangat mengikuti pelajaran.
86
b.
3)
Mengajak siswa berdo’a.
4)
Mengecek kehadiran siswa.
Kegiatan Awal (10 menit) 1)
Guru melakukan apersepsi pada siswa. “Anak-anak, apakah tadi pagi kalian ke koperasi sekolah?”Siswa memperhatikan apersepsi dari guru mengenai koperasi dengan menggunakan media audiovisualdan gambar(Tumbuhkan).
2)
Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
3)
Siswa mendengarkan informasi mengenai langkah dan materi pembelajaran yang akan dilakukan.
c.
Kegiatan Inti (70 menit) 1)
Siswa memperhatikan tayangan audiovisual materi koperasi (eksplorasi).
2)
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi koperasi pada tayangan audiovisual (Alami)(eksplorasi).
3)
Siswa berkelompok untuk mengerjakan LKS. Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa (elaborasi).
4)
Siswa membuat peta pikiran tentang logo koperasai (Namai) (elaborasi).
5)
Kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian (Demonstrasi) (elaborasi).
87
6)
Kelompok yang lain diminta untuk memberikan tanggapan serta penialaian saat presentasipeta pikiran dan demonstrasi dilakukan (elaborasi).
7)
Siswa kembali kekelompok masing-masing dan menyaksikan tayangan materi koperasi pada media audiovisualkembali untuk menguatkan materi yang telah didapatkan dipandu oleh guru (Ulangi) (elaborasi).
8)
Guru melengkapi point-point yang kurang dari hasil diskusi siswa mengenai koperasi (konfirmasi).
9)
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi koperasi yang telah dipelajari (konfirmasi).
10)
Siswa dan kelompok yang telah aktif dalam pembelajaran diberi reward atau penghargaan, dan yang belum diberi motivasi (Reward)(konfirmasi).
d.
Kegiatan Akhir (20 menit) 1)
Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran mengenai koperasi.
2)
Siswa mengerjakan soal evaluasi mandiri.
3)
Guru memberikan tindak lanjut berupa remidi dan pengayaan.
3.4.1.3. Observasi
a.
Melakukan observasi terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran IPS setelah
menerapkan
model
mediaaudiovisual(dilakukan
quantum
observer).
teaching
Observer
yang
berbantuan mengamati
88
keterampilan guru adalah tim kolaborasi yaitu guru kelas IVA. Hasil observasi dicatat dalam catatan lapangan dan lembar observasi keterampilan guru.
b.
Melakukan observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS setelah
menerapkan
model
quantum
teaching
berbantuan
mediaaudiovisual (dilakukan observer). Observer yang mengamati keterampilan guru yaitu peneliti dan teman sejawat. Hasil observasi dicatat dalam catatan lapangan dan lembar observasi keterampilan guru.
c.
Melakukan pengumpulan data hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS setelah
menerapkan
model
quantum
teaching
berbantuan
mediaaudiovisual. 3.4.1.4. Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar, peneliti bersama kolaborator: a.
Mengkaji ulang pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan yang ditimbulkan pada siklus pertama.
b.
Menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan.
c.
Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus pertama dari aspek aktivitas siswa, keterampilan guru dan hasil belajar siswa.
d.
Merencanakan perencanaan tindak lanjut berupa perbaikan untuk siklus ke dua.
89
3.4.2. Siklus 2 3.4.2.1. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan pada siklus kedua adalah memperbaiki dan menyempurnakan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus pertama. Tahap perencanaan meliputi sebagai berikut: a.
Penetapan alternatif pemecahan masalah dari rencana perbaikan siklus I.
b.
Menyusun perangkat pembelajaran berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan Standar Kompetensi (SK) sebagai berikut: mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) yang dipilih peneliti yaitu: 2.2 mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
Indikator-indikator
yang
ditetapkan oleh peneliti berdasarkan SK dan KD tersebut yaitu:2.2.4 menyebutkan tujuan dan manfaat koperasi, 2.2.5 menyebutkan prinsipprinsip koperasi, 2.2.6 membedakan ciri-ciri koperasi dengan badan usaha lain. c.
Menyusun perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, sintak, bahan ajar, LKS, kunci jawaban LKS, pedoman penskoran evaluasi mandiri, kisi-kisi soal, evaluasi mandiri, kunci jawaban evaluasi, lembar penilaian produk, dan lembar penilaian karakterpokok bahasan koperasi.
90
d.
Menyiapkan media pembelajaran berupa audiovisualberisi materi tentang koperasi. Selain itu dilengkapi dengan laptop dan speaker sebagai alat bantu,.
e.
Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru, aktivitas siswa, produk, karakter, serta catatan lapangan.
3.4.2.2. Pelaksanaan Tindakan a.
Pra Kegiatan (5 menit) 1)
Mempersiapkan media meliputi audiovisual, gambar, LCD dan proyektor, serta speaker
2)
Siswa memasuki ruangan diiringi lagu agar bersemangat mengikuti pelajaran.
b.
3)
Mengajak siswa berdo’a.
4)
Mengecek kehadiran siswa.
Kegiatan Awal (10 menit) 1)
Guru melakukan apersepsi pada siswa. “Anak- anak pada pertemuan sebelumnya kita telah mempelajari koperasi, gambar apa saja yang ada dalam lambang koperasi?
2)
Siswa memperhatikan apersepsi dari guru koperasi (Tumbuhkan).
3)
Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
4)
Siswa mendengarkan informasi mengenai langkah dan materi pembelajaran yang akan dilakukan.
c.
Kegiatan Inti (70 menit)
91
1)
Siswa memperhatikan penjelasanmateri koperasi yang ditayangkan pada media audiovisual (eksplorasi).
2)
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi koperasi
yang
ditayangkan
melalui
media
audiovisual(Alami)(eksplorasi). 3)
Siswa berkelompok mengerjakan LKS. Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa (elaborasi).
4)
Siswa membuatpeta pikirantentang manfaat, prinsip, dan ciri-ciri (Namai)(elaborasi).
5)
Kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian (Demonstrasi)(elaborasi).
6)
Kelompok yang lain diminta untuk memberikan tanggapan serta penilaian saat presentasi(elaborasi).
7)
Siswa kembali kekelompok masing-masing dan mengamati materi yang ditayangkan melalui media audiovisual untuk menguatkan materi yang telah didapatkan dipandu oleh guru(Ulangi)(elaborasi)
8)
Guru melengkapi point-point yang kurang dari hasil diskusi siswa mengenai koperasi (elaborasi).
9)
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang telah dipelajari (elaborasi).
10)
Siswa teraktif dan kelompok terbaik dalam pembelajaran diberi reward atau penghargaan, dan yang belum diberi motivasi (Reward) (elaborasi).
92
d.
Kegiatan Akhir (20 menit) 1)
Siswa bersama guru menyimpulkan bersama materi pembelajaran mengenai koperasi.
2)
Siswa mengerjakan soal evaluasi mandiri.
3)
Guru memberikan tindak lanjut berupa remidi dan pengayaan.
3.4.2.3. Observasi a.
Melakukan observasi terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran IPS setelah
menerapkan
model
quantum
teaching
berbantuan
media
audiovisual (dilakukan observer). b.
Melakukan observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS setelah
menerapkan
model
quantum
teaching
berbantuan
media
audiovisual (dilakukan observer). c.
Melakukan pengumpulan data hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS setelah
menerapkan
model
quantum
teaching
berbantuan
media
audiovisual. 3.4.2.4. Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar, peneliti bersama kolaborator: a.
Mengkaji ulang pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan yang ditimbulkan pada siklus kedua.
93
b.
Menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan.
c.
Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus kedua dari aspek aktivitas siswa, keterampilan guru dan hasil belajar siswa.
d.
Merencanakan perencanaan tindak lanjut berupa perbaikan untuk siklus ketiga.
3.4.3. Siklus 3 3.4.3.1. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan pada siklus ketiga adalah memperbaiki dan menyempurnakan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus kedua. Tahap perencanaan meliputi sebagai berikut: a.
Penetapan alternatif pemecahan masalah dari rencana perbaikan siklus II.
b.
Menyusun perangkat pembelajaran berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan Standar Kompetensi (SK) sebagai berikut: mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) yang dipilih peneliti yaitu: 2.2 mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
Indikator-indikator
yang
ditetapkan oleh peneliti berdasarkan SK dan KD tersebut yaitu:2.2.7 menyebutkan jenis-jenis koperasi, 2.2.8 membedakan jenis koperasi berdasarkan jenis usahanya, 2.2.9 membedakan jenis koperasi berdasarkan keanggotaannya.
94
c.
Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, materi ajar, media, lembar kerja kelompok (LKK), kunci jawaban LKK, kisi-kisi soal, soal evaluasi, kunci jawaban evaluasi, lembar penilaian evaluasi, soal remidial, kunci jawaban remidial, soal pengayaan, kunci jawaban pengayaan, lembar penilaian produk dan karakter.
d.
Menyiapkan media pembelajaran audiovisual berisi tentang materi koperasi selain itu dilengkapi dengan adanya peta konsep, gambar, kartu nama, laptop dan speaker sebagai alat bantu.
e.
Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas, produk, dan karakter siswa serta catatan lapangan.
3.4.3.2. Pelaksanaan Tindakan a.
Pra Kegiatan (5 menit) 1)
Mempersiapkan media meliputi audiovisual, laptop, speaker, video tentang koperasi, gambar, dan kartu kalimat, serta reward.
2)
Siswa memasuki ruangan diiringi lagu agar bersemangat mengikuti pelajaran.
b.
3)
Mengajak siswa berdo’a.
4)
Mengecek kehadiran siswa.
Kegiatan Awal (10 menit) 1)
Guru melakukan apersepsi pada siswa. “Anak-anak minggu lalu kalian sudah mengerti mengenai koperasi baik lambang, sifat dan tujuan koperasi. Apa saja tujuan koperasi?”
95
2)
Siswa memperhatikan apersepsi dari guru mengenai koperasi melalui tayangan media audiovisual(Tumbuhkan).
3)
Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
4)
Siswa mendengarkan informasi mengenai langkah dan materi pembelajaran yang akan dilakukan.
c.
Kegiatan Inti (70 menit) 1)
Siswa mengamati materi jenis-jenis koperasi yang ditayangkan melalui media audiovisual (eksplorasi).
2)
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai koperasi pada media audiovisual(Alami) (eksplorasi).
3)
Siswa berkelompok mengerjakan LKS. Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa (elaborasi).
4)
Siswa membuat peta pikiran tentang jenis-jenis koperasi (Namai) (elaborasi).
5)
Kelompok
mempresentasi
hasil
diskusi
secara
bergantian
(Demonstrasi) (elaborasi). 6)
Kelompok yang lain diminta untuk memberikan tanggapan serta penilaian saat presentasi (elaborasi).
7)
Siswa kembali kekelompok masing-masing dan mengamati kembali tayangan materi pada audiovisual untuk menguatkan materi yang telah didapatkan dipandu oleh guru (Ulangi) (elaborasi).
96
8)
Guru melengkapi point-point yang kurang dari hasil diskusi siswa tentang koperasi (konfirmasi).
9)
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang telah dipelajari (konfirmasi).
10)
Siswa teraktif dan kelompok terbaik dalam pembelajaran diberi reward atau penghargaan, dan yang belum diberi motivasi (Reward) (konfirmasi).
d.
Kegiatan Akhir (20 menit) 1)
Siswa bersama guru menarik kesimpulan mengenai koperasi.
2)
Siswa mengerjakan soal evaluasi mandiri.
3)
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai rencana pembelajaran
pada
pertemuan
berikutnya
dan
menutup
pembelajaran. 3.4.3.3. Observasi
a.
Melakukan observasi terhadap keterampilan guru dalam pembelajaran IPS setelah
menerapkan
model
quantum
teaching
berbantuan
media
audiovisual (dilakukan observer).
b.
Melakukan observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS setelah
menerapkan
model
quantum
teaching
berbantuan
media
audiovisual (dilakukan observer).
c.
Melakukan pengumpulan data hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS setelah
menerapkan
audiovisual.
model
quantum
teaching
berbantuan
media
97
3.4.3.4. Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar, peneliti bersama kolaborator: a.
Mengkaji ulang pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan yang ditimbulkan pada siklus kedua.
b.
Menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan.
c.
Membuat kesimpulan pelaksanaan tindakan pada siklus III.
d.
Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus kedua dari aspek aktivitas siswa, keterampilan guru, dan hasil belajar siswa pada siklus kedua. Jika dalam siklus III sudah memenuhi indikator penelitian yang telah
ditentukan, maka penelitian telah selesai. Namun jika belum memenuhi indikator keberhasilan, maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya.
3.5.
DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
3.5.1.
Sumber Data Arikunto (2014:129) mengatakan bahwa sumber data merupakan subyek
darimana data dapat diperoleh. Dalam PTK ini sumber data adalah sebagai berikut: 3.5.1.1. Siswa Sumber data siswa kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang sebanyak 45 siswa yang terdiri dari siswa putri 22 dan 23 putra diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa, catatan lapangan, penilaian produk dan karakter
98
selama proses pembelajaran, hasil evaluasi siswa serta metode dokumentasi berupa foto dan video secara sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai ketiga dalam implementasi model quantum teaching berbantuan media audiovisual. 3.5.1.2. Guru Sumber data guru berasal dari lembar observasi keterampilan guru dan catatan lapangan serta metode dokumentasi berupa foto dan video dalam pembelajaran selama siklus pertama sampai siklus ketiga dalam penerapam model quantum teaching berbantuan media audiovisual. 3.5.1.3. Data Dokumen Sumber data dokumen diambil dari data awal nilai hasil tes sebelum dilakukan tindakan, data hasil pengamatan, catatan lapangan selama proses pembelajaran dan hasil dokumenasi berupa foto dan video. 3.5.1.4. Catatan Lapangan Sumber data yang diperoleh dari catatan lapangan selama proses pembelajaran berlangsung berupa data keterampilan guru dan aktivitas siswa. Catatan lapangan digunakan untuk merekam semua yang nyata namun tidak direncanakan terjadi pada proses pembelajaran. 3.5.2.
Jenis Data
3.5.2.1. Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan. Data kuantitatif ini berupa data hasil belajar dalam
99
pembelajaran IPS kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang yang diambil dengan cara memberikan tes pada setiap akhir siklus. 3.5.2.2. Data Kualitatif Data kualitatif diperoleh dari hasil catatan lapangan dan observasi dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa, keterampilan guru, produk, dan karakter dalam pembelajaran dengan menerapkan model quantum teaching dengan media audiovisual. Data berjenis kualitatif diwujudkan dengan kalimat penjelas yang merupakan hasil pengamatan yang diklasifikasikan menjadi: sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K). 3.5.3.
Teknik Pengumpulan Data Peneliti dalam mengumpulkan data pada penelitian ini menggunakan
teknik non tes dan tes. 3.5.3.1. Teknik Tes Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu (Poerwanti, dkk, 2008: 1-5). Teknik tes dalam penelitian ini untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes ini dikerjakan siswa secara individu setelah mempelajari materi IPS dengan menerapkan model quantum teaching berbantuan media audiovisual. Tes dilakukan di akhir pembelajaran dalam setiap pertemuan pada siklus I sampai siklus III. 3.5.3.2. Teknik Non Tes
100
Adapun teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya: 3.5.3.2.1. Observasi Poerwanti (2008:3-19) observasi adalah teknik yang dilakukan untuk mengkaji perilaku siswa di kelas, interaksi antar siswa dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya, terutama keterampilan atau kecakapan sosial. Hasil dari observasi biasanya berupa jumlah dan sifat dari masalah perilaku di kelas, yang sering disajikan dalam bentuk grafik. Hal senada diungkapkan oleh Hamdani (2011: 312) observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa obsevasi adalah proses mengamati dan mencatat hal-hal yang terjadi dari kejadian atau situasi.Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan model quantum teaching berbantuan media audiovisual. Observasi dilakukan bersama kolaborator selama proses pembelajaran menggunakan alat observasi berupa lembar observasi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan karakter siswa. 3.5.3.2.2. Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau variabel berupa catatan lapangan, transkrip, buku, surat notulen rapat, lengger, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan aktivitas siswa, keterampilan guru, dan hasil belajar saat proses pembelajaran menggunakan model quantum teachingberbantuan media audiovisual.
101
3.5.3.2.3. Catatan Lapangan Menurut Arikunto (2010:207) catatan lapangan berisi catatan guru selama pembelajaran berlangsung apabila ada hal-hal yang muncul dalam proses pembelajaran, memperkuat data yang diperoleh dalam observasi sebagai masukan guru dalam melakukan refleksi. Catatan lapangan berupa catatan guru yang berisi tentang suatu hal yang terjadi saat kegiatan belajar mengajar menggunakan model quantum teachingberbantuan media audiovisual. 3.5.3.2.4. Penilaian Produk Menurut Majid (2014: 280) penilaian produk diperoleh dengan menggunakan cara holistik atau cara analitik. Cara holistik dilakukan dengan menilai hasil akhir produk, sedangkan cara analitik dilakukan dengan tiga tahap, yaitu persiapan, tahap pembuatan, dan tahap penilaian. Penggunaan penilaian produk digunakan untuk mengetahui kualitas hasil karya kreatif siswa pada setiap siklus dalam pembelajaran IPS yang menerapkan model quantum teaching berbantuan audiovisualdi kelas IVA SDN Tambakaji 04 Semarang. Peneliti menggunakan penilaian produk dengan cara analitik untuk mengetahui kualitas karya siswa mulai dari tahap persiapan, tahap pembuatan dan tahap hasil akhir produk.
3.6.
TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis data yang digunakan adalah:
102
3.6.1. Kuantitatif Data kuantitatif berupa hasil belajar untuk mengukur kemampuan kognitif pada pembelajaran IPS. Dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dengan menentukan skor berdasar proporsi, rata-rata hasil belajar, dan ketuntasan belajar klasikal. Data kuantitatif akan disajikan dalam bentuk presentase. Langkahlangkah untuk menganalisis data kuantitatif adalah sebagai berikut : a.
Menentukan skor berdasarkan proporsi Skor = x 100% (rumus bila menggunakan skala 0-100) Keterangan: B = banyaknya butir yang dijawab benar (dalam bentuk pilihan ganda) atau jumlah skor jawaban benar pada tiap butir/item soal (pada tes bentuk penguraian). St = skor teoritis
b.
(Poerwanti, 2008:6-15)
Menentukan batas minimal nilai ketuntasan individual Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah dikontrakkan dalam pembelajaran (Poerwanti dkk, 2008:6-16). Menentukan batas minimal niali ketuntasan menggunakan pedoman dari Depdiknas RI. Perhitungan skor dikonfirmasi pada tabel kriteria ketuntasan minimal belajar siswa sebagai berikut:
103
Tabel 3.1. Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa Kriteria Ketuntasan
Kualifikasi
≥ 67
Tuntas
< 67
Tidak Tuntas
Sumber: KKM SDN Tambakaji 04Semarang Tahun 2014/2015
c.
Menghitung nilai rata-rata Mean atau rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor dibagi dengan banyaknya subjek. Secara sederhana rumusnya adalah: x =
∑X ∑N
Keterangan: x
= nilai rata-rata
∑X
= Jumlah semua nilai siswa
∑N= Jumlah siswa d.
(Aqib, 2014:40)
Menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal Nilai
ketuntasan
hasil
belajar
klasikal
dapat
dianalisis
dengan
menggunakan rumus sebagai berikut: ρ
=
x 100
Keterangan: ρ
= persentase ketuntasan belajar klasikal
(Aqib, 2014:41)
104
Jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntasdapat ditentukan dariketuntasan belajar klasikal siswa, tercapai minimal 75% dengan kriteria tingkat keberhasilan belajar yang dikelompokkan lima kategori: Tabel3.2. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen Tingkat keberhasilan
Arti
≥ 80%
Sangat tinggi
60% -79%
Tinggi
40% -59%
Sedang
20% -39%
Rendah
< 20 %
Sangat rendah
Sumber: Aqib, 2014:41
3.6.2. Kualitatif Data kualitatif berupa tampilan kata tertulis dicermati peneliti dengan detail agar dapat ditangkap makna secara tersirat dalam dokumennya (Arikunto, 2008:22). Data kualitatif ini diperoleh dari pengolahan data pada instrumen pengamatan keterampilan guru, aktivitas siswa, penilaian afektif, dan penilaian psikomotor
dalam
pembelajaran
IPS
menggunakan
model
quantum
teachingberbantuan media audiovisualdi kelas IVA SDN Tambakji 04 Kota Semarang. Adapun cara mengolah data skor menurut Poerwanti (2008:6.9) sebagai berikut:(1) menentukan skor terendah;(2) menentukan skor tertinggi;(3) mencari median; dan (4) membagi rentang nilai menjadi 4 kategori (sangat baik, baik, cukup, kurang).
105
Cara menghitung data skor adalah dengan menentukan letak kuartil pertama, kedua, dan ketiga dengan rumus, di bawah ini: Letak Q1 =
(n)
Letak Q2 =
(n)
Letak Q3=
(n)
Nilai Qn = Letak Q + (R) Keterangan: R
= skor terendah
T
= skor tertinggi
Q1
= kuartil pertama
Q2
= kuartil kedua
Q3
= kuartil ketiga
n
= banyaknya skor= (T-R)
(Herrhyanto, 2008: 5.6) Rentang nilai kuartil yang didapat dari jumlah indikator, kemudian dibuat kualifikasi kinerja supaya diperoleh tingkat keberhasilan.
106
Tabel 3.3. Kriteria Keberhasilan Data Kualitatif Skala penilaian
Kategori penilaian
Q3 ≤ skor ≤ T
Sangat Baik
Q2 ≤ skor < Q3
Baik
Q1 ≤ skor < Q2
Cukup
R ≤ skor < Q1
Kurang
(Poerwanti, 2007:7.8) Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dibuat tabel klasifikasi tingkatan nilai untuk menentukan tingkatan nilai pada keterampilan guru, aktivitas siswa, penilaian karakter, dan penilaian produk sebagai berikut: 3.6.2.1. Pedoman Penilaian Keterampilan Guru Jumlah indikator keterampilan guru adalah 10 dengan 4 deskriptor pada setiap indikator. Maka diperoleh perhitungan sebagai berikut: Skor tertinggi (T)
: 10 x 5 = 50
Skor terendah (R)
: 10x 1 = 10
nilai Qn
: Letak Q + (R)
n = (T - R) = (50-10) = 40 Letak Q1 = (n)
Letak Q2 = (n)
= (40)
= (40)
= 10
= 20
107
Nilai Q1 adalah 20
Nilai Q2 adalah 30
Letak Q3 = (n)
Letak Q4 = T =50
= (40) = 30 Nilai Q3 adalah 40 Tabel 3.4. Klasifikasi Tingkatan Nilai Keterampilan Guru Kriteria Keterampilan Guru
Kategori
Nilai
40≤ skor ≤ 50
Sangat Baik
A
30≤ skor <40
Baik
B
20≤ skor <30
Cukup
C
10≤ skor <20
Kurang
D
3.6.2.2. Pedoman Penilaian Aktivitas Siswa Jumlah indikator keterampilan guru adalah 8 dengan 4 deskriptor pada setiap indikator. Maka diperoleh perhitungan sebagai berikut: Skor tertinggi (T)
: 8x 5 = 40
Skor terendah (R)
: 8x 1 = 8
nilai Qn
: Letak Q + (R)
n = (T - R) = (40-8) = 32 Letak Q1 = (n) = (32)
Letak Q2 = (n) = (32)
108
= 16
= 24
Nilai Q1 adalah 20
Nilai Q2 adalah 30
Letak Q3 = (n)
Letak Q4 = T =40
= (32) = 24 Nilai Q3 adalah 32 Tabel 3.5. Klasifikasi Tingkatan Nilai Aktivitas Siswa Kriteria Aktivitas Siwa
Kategori
Nilai
32≤ skor ≤ 40
Sangat Baik
A
24≤ skor <32
Baik
B
16≤ skor <24
Cukup
C
8 ≤ skor <16
Kurang
D
3.6.2.3. Pedoman Penilaian Karakter Jumlah indikator keterampilan guru adalah 4 dengan 4 deskriptor pada setiap indikator. Maka diperoleh perhitungan sebagai berikut: Skor tertinggi (T)
: 4x 5 = 20
Skor terendah (R)
: 4x1=4
nilai Qn
: Letak Q + (R)
n = (T - R) = (20-4) = 16 Letak Q1 = (n)
Letak Q2 = (n)
109
= (16)
= (16)
= 4
=8
Nilai Q1 adalah 8
Nilai Q2 adalah 12
Letak Q3 = (n)
Letak Q4 = T = 20
= (16) = 12 Nilai Q3 adalah 16 Tabel 3.6. Klasifikasi Tingkatan Nilai Karakter Siswa Kriteria Ketuntasan
Skala Penilaian
16 ≤ skor ≤ 20
Sangat baik
12 ≤ skor <16
Baik
8 ≤ skor <12
Cukup
4 ≤ skor <8
Kurang
3.6.2.4. Pedoman Penilaian Karakter Jumlah indikator keterampilan guru adalah 3 dengan 3 deskriptor pada setiap indikator. Maka diperoleh perhitungan sebagai berikut: Skor tertinggi (T)
: 3x 4 = 12
Skor terendah (R)
: 3x1=3
nilai Qn
: Letak Q + (R)
n = (T - R) = (12-3)
110
=9 Letak Q1 = (n)
Letak Q2 = (n)
= (9)
= (9)
= 2,25
= 4,5
Nilai Q1 adalah 5,25
Nilai Q2 adalah 7,5
Letak Q3 = (n)
Letak Q4 = T = 12
= (9) = 6,75 Nilai Q3 adalah 9,25 Tabel 3.7. Klasifikasi Tingkatan Nilai Produk
Kriteria Produk
Kategori
Nilai
9,25≤ skor ≤12
Sangat Baik
A
7,5≤ skor <9,25
Baik
B
5,25≤ skor <7,5
Cukup
C
3≤ skor <5,25
Kurang
D
Tabel di atas diperoleh dari skor setiap indikator penilaian produk dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model quantum teaching berbantuan media audiovisual yang terdiri dari persiapan, langkah kerja, hasil produk peta pikiran, dan kerapian produk peta pikiran.
111
3.7.
INDIKATOR KEBERHASILAN Penerapan model quantum teachingberbantuan media audiovisual dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang, dengan indikator sebagai berikut: a.
Keterampilan guru kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang dalam pembelajaran IPS menerapkan quantum teachingberbantuan media audiovisual dengan kriteria minimal baik (30≤ skor <40).
b.
Aktivitas siswa kelas kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang dalam pembelajaran IPS menerapkan quantum teachingberbantuan media audiovisualdengan kriteria minimal baik (24≤ skor <32).
c.
Hasil belajar siswa ranah kognitif kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang
dalam
pembelajaran
IPS
menerapkan
quantum
teachingberbantuan media audiovisual mencapai ketuntasan minimal 75% dan individual sebesar ≥ 67 (KKM), hasil belajar ranah afektif dengan kriteria minimal baik (12≤ skor <16), dan hasil belajar ranah psikomotor dengan kriteria minimal baik (7,5≤ skor <9,25).
BAB V PENUTUP 5.1.SIMPULAN Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran IPSdengan
menggunakanmodel
quantum
teaching
berbantuan
media
audiovisualyang dilaksanakan di kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang, secara umum peningkatan kualitas pembelajaran dapat dirinci sebagai berikut: a.
Keterampilan guru dapat ditingkatkan melalui penerapan model quantum teaching berbantuan media audiovisualditunjukkan hasil observasi keterampilan guru pada siklus I jumlah skor diperoleh 38 dengan kategori baik; siklus II jumlah skor diperoleh 44 dengan kategori sangat baik; siklus III jumlah skor diperoleh 49 dengan kategori sangat baik. Keterampilan guru telah mencapai indikator keberhasilan dengan kriteria minimal baik(30≤ skor <40).
b.
Aktivitas siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan model quantum teaching berbantuan media audiovisualditunjukkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I rata-rata skor diperoleh 25,21 dengan kategori baik; siklus II rata-rata jumlah skor diperoleh 28,04 dengan kategori sangat baik; siklus III rata-rata jumlah skor diperoleh 36,62 dengan kategori sangat baik. Aktivitas siswa telah mencapai indikator keberhasilan dengan kriteria minimal baik(24≤ skor <32).
222
223
c.
Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan model quantum teaching berbantuan media audiovisualditunjukkan hasil observasi hasil belajar memperoleh ketuntasan klasikal pada siklus I adalah 60%dengan rata-rata 70,67; siklus II sebesar 71,11% mendapatkan rata-rata 76,78; siklus III mendapatkan 86,67% memperoleh rata-rata 85,33. Hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan dengan kriteria ketuntasan minimal75%dan individual sebesar ≥ 67 (KKM). Hipotesis tindakan telah terbukti kebenarannya yaitu penerapan model
quantum teaching berbantuan media audiovisualdapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang..
5.2.
SARAN Berdasarkan hasil penelitian penerapan model quantum teaching
berbantuanmedia audiovisualpada pembelajaran IPS memberi saran sebagai berikut: 5.2.1. Bagi Guru a.
Keterampilan guru sebaiknya terus ditingkatkan dengan menggunakan variasi model pembelajaran dan media yang mendukung pencapaian pembelajaran.
b.
Guru hendaknya meningkatkan motivasi untuk melakukan PTK agar terjadi perbaikan proses pendidikan.
c.
Refleksi
dilakukan
guru
setelah
pembelajaran
memberikan kesadaran memperbaiki pembelajaran.
berakhir
dengan
224
5.2.2. Bagi Siswa a.
Meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran IPS.
b.
Senantiasa meningkatkan motivasi dan minat siswa pada proses belajar mengajar.
c.
Berani bertanya pada guru jika mengalami kesulitan dalam memahami materi.
5.2.3. Bagi Lembaga Pendidikan a.
Mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan siswa dan lingkungan.
b.
Inovatif dalam segala bidang akademik dan non akademik.
c.
Memperbaiki kualitas dan mutu pendidikan dengan saling bekerjasama antar guru.
225
DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sri. 2010. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Ariawan, I Made. 2013. Penerapan Teknik Pembelajaran Tandur Model Quantum Teaching secara Familier untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VI SDN 33 Cakranegara Semester Tahun Pelajaran 2012/2013. (http://lpsdimataram.com/phocadownload/januari-2013/11penerapan%20teknik%20pembelajaran%20tandur%20model%20quantu m%20teaching-made%20ariawan)diakses pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 08.40 WIB. Aqib, Zaenal dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB,dan TK. Bandung: CV. Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. BSNP. 2006. Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI. Jakarta: BP Cipta Jaya. Depdiknas. 2007.Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPS.Jakarta: Depdiknas Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Deepa. 2014. Utilising Audio Visual AidsTo Make Learning Easy AndEffective In Primary Education. Online (http://isindexing.com/isi/papers/1408452975) diakses pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 08.40 WIB. DePorter, Bobbi. 2010. Quantum Teaching: Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifa. Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.Jakarta: Rineka Cipta. Duniatno. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Quantum teaching Materi Pengambilan Keputusan Bersama. Online (http://www.irpp.com/index.php/dinamika/article/view/130) diakses pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 08.40. Durandt, Sri Winarti. 2010. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya melalui Pembelajaran QuantumTeaching di Kelas V SDN InpresMatamaling. Online
226
(http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/jkto/article/download/2942/202 2) diakses pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 08.40. Hamalik, Oemar. 2014. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hidayati, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nasional. Herrhyanto, Nar dan H.M. Akib Hamid. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Kemendikbud. 2013. Panduan Teknis Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Pendekatan Saintifik di Sekolah Dasar. Kemendikbud Dirjen Pendidikan Dasar. Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Posdakarya. ________. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. NCSS. 2009 tentang Permasalahan Pembelajaran IPS di Sekolah. Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD (3 SKS). Jakarta: Depdiknas. Purwanti, Eni. 2010. Upaya Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPSmelalui Metode QuantumTeaching pada Siswa Kelas VSD Tegalsari Srigading SandenKabupaten Bantul Tahun 2010.(http://library.um.ac.id/ptk)diakses pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 08.40. Rifa’i, Achmadan Cartharina Tri Anni.2011.Psikologi Pendidikan.Semarang: UNNES Press. Rachmawati, Rima. 2012. Implementaton Quantum Teaching Method Of Graduate Through Up-Grade Hard Skill and Soft Skill.http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/s187704281204676 9)diakses pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 08.40. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Sapriya. 2014. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
227
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Slameto, Marwan Saiman. 2009. Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas V SDS Kalam Kudus Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Bengkalis.(http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JSBS/article/view/1975)di akses pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 08.40. Sofia, Haryati Mustika. 2013. Peningkatan Hasil Belajar melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching pada Siswa Kelas V di SDN 4 Dersalam Kudus Tahun 2012/2013. (http://eprints.umk.ac.id/2682) diakses pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 08.40 WIB. Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2012. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo. dan Ahmad Rivai. 2013. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sardjiyo. 2009. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Univeritas Terbuka. Taneo, Silvester Petrus. 2010. Kajian IPS SD 3 SKS. Jakarta: Depdiknas. Trianto. 2012.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. Usman, Mochamad Uzer. 2013. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wena, Made. 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Yaari, Ali Saad. 2013. Using AudiovisualAids and Computer AssistedLanguage Instruction toOvercome Learning Difficultiesof Vocabulary in Students ofSpecial Needs.http://www.macrothink.org/journal/index.php/jsel/article/downloa d/4745/3876)diakses pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 08.40 WIB. Zuliana, Fiky. 2011. Penggunaan media audiovisual pada model pembelajaran student facilitator and explaining (SFAE) untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Bareng 4 Kecamatan Klojen Kota Malang. Malang: Universitas Malang. )diakses pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 08.40 WIB. (http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=49019) diakses pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 08.40 WIB.
228
LAMPIRAN 1 PEDOMAN PENETAPAN INDIKATOR KETERAMPILAN GURU Langkah Model Quantum Keterampilan Guru
Teaching dengan Media Audiovisual
1. keterampilan
1. Siswa diajak guru untuk
Indikator keterampilan guru dalam Model Quantum Teaching dengan Media Audiovisual 1. Mengelola ruang, waktu,
membuka dan
bergembira, mengamati
fasilitas belajar.
menutup pelajaran;
audiovisual diawal
(keterampilan mengelola
pelajaran agar berminat
kelas)
2. keterampilan mengadakan variasi; 3. keterampilan menjelaskan; 4. keterampilan bertanya; 5. keterampilan
mengikuti pembelajaran.
2. Melaksanakan kegiatan awal
(Mengamati)
dengan membuka pelajaran.
(Tumbuhkan)
(keterampilan membuka dan
2. Siswa melakukan tanya jawab setelah menyimak penjelasan materi
menutup pelajaran) (Tumbuhkan) 3. Menyajikan informasi
memberi bimbingan
pelajaran dari guru
berupa materi yang akan
diskusi kelompok
dengan media
diajarkan (keterampilan
kecil;
audiovisual(Alami)
menjelaskan)
6. keterampilan
3. Siswa menyimpulkan
4. Melibatkan siswa aktif untuk
mengajar kelompok
materi pelajaran melalui
berpendapat dan menjawab
kecil dan perorangan;
pembuat peta pikiran
pertanyaan dalam
dengan bantuan media
pembelajaran menggunakan
memberi penguatan;
audiovisualdalam
audiovisual. (keterampilan
dan
kegiatan diskusi
mengadakan variasi dan
kelompok.
keterampilan bertanya)
(Mengumpulkan
(Alami)
7. keterampilan
8. keterampilan mengengola kelas.
informasi dan mengasosiasi) (Namai) 4. Siswa mempresentasi hasil kerja kelompok, siswa mendemonstrasikan
5. Membagi siswa dalam kelompok secara heterogen. (keterampilan mengelola kelas) 6. Memfasilitasi siswa melakukan diskusi untuk
229
materi pelajaran
membuat peta pikiran
(Demonstrasikan)
(keterampilan membimbing
5. Siswa berkelompok untuk
diskusi kelompok kecil dan
mengamati lagi materi
perorangan) (Namai)
yang disajikan dalam
7. Memimpin siswa dalam
media audiovisualdan
mempresentasi hasil kerja
dipandu oleh guru
kelompok dan demonstrasi
(Ulangi)
(keterampilan membimbing
6. Siswa diberi umpan balik berupa motivasi ataupun penghargaan dari hasil
diskusi kelompok kecil) (Demonstrasi) 8. Memimpin kegiatan
pembelajaran baik
mengamatiaudiovisual untuk
kelompok ataupun
mengulangi materi
individu. (Rayakan)
(keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan) (Ulangi) 9. Memberikan umpan balikan terhadap siswa (keterampilan memberi penguatan) (Reward) 10. Memberi tindak lanjut dan menutup pelajaran (keterampilan menutup pelajaran).
230
LAMPIRAN 2 PEDOMAN PENETAPAN INDIKATOR AKTIVITAS SISWA
Langkah Model Quantum Aktivitas Siswa
Teaching dengan Media Audiovisual
1.
Visual activities,
4.
Teaching dengan Media Audiovisual 1.
Mempersiapkan diri
bergembira, mengamati
untuk menerima
didalamnya
audiovisual diawal
pembelajaran(emosion
misalnya, membaca,
pelajaran agar berminat
al
memerhatikan
mengikuti
activities)(Tumbuhka
gambar demonstrasi,
pembelajaran.
n)
percobaan,
(Tumbuhkan)
2.
2. Siswa melakukan tanya
Memperhatikan penyajian informasi
Oral activities,
jawab setelah menyimak
materi yang akan
seperti: menyatakan,
penjelasan materi
dipelajari
merumuskan,
pelajaran dari guru
(visual,listening,motor
bertanya, memberi
dengan media
, writing activities )
saran, mengeluarkan
audiovisual. (Alami)
pendapat,
3.
dalam Model Quantum
yang termasuk
pekerjaan orang lain. 2.
1. Siswa diajak guru untuk
Indikator Aktivitas siswa
3.
3. Siswa membuat peta
Menanggapi pertanyaan guru
mengadakan
pikiran dengan bantuan
sesuai dengan materi
wawancara, diskusi,
media audiovisual
(oral,metal, listening,
interupsi.
dalam kegiatan diskusi
emotional
Listening activities,
kelompok. (Namai)
activities)(Alami)
sebagai contoh
4. Siswa mempresentasi
mendengarkan:
hasil kerja kelompok,
kelompok untuk
uraian, percakapan,
siswa
menamai materi yang
diskusi, musik,
mendemonstrasikanmat
disajikan dalam
pidato.
eri
audiovisualdengan
Writing activities,
pelajaran(Demonstrasi
membuat peta
seperti misalnya
kan)
pikiran.(metal,oral
menulis cerita,
5. Siswa berkelompok
4.
Melakukan diskusi
writing activities)
231
5.
karangan, laporan,
untuk memperhatikan
menyalin.
audiovisual dipandu
Drawing activities,
oleh guru. (Ulangi)
misalnya:
6.
Mempresentasikan hasil diskusi
6. Siswa diberi umpan
kelompok dengan
balik berupa motivasi
melakukan
membuat grafik,
ataupun penghargaan
demonstrasi (visual,
peta, diagram.
dari hasil pembelajaran
oral, dan motor
Motor activities,
baik kelompok ataupun
activities)
yang termasuk di
individu. (Rayakan)
(Demonstrasi); 6.
Memperhatikan
lain: melakukan
lagiaudiovisualdalam
percobaan, membuat
kelompok heterogen
konstruksi, model
(metal dan emotional
mereparasi, bermain,
activities)(Ulangi);
berkebun, beternak.
7.
Mendapatkan umpan
Mental activities,
balik (oral dan
sebagai contoh
emotional
misalnya:
activities)(Reward)
menanggapi,
8.
Mengerjakan soal
mengingat,
evaluasi (writing,
memecahkan soal,
visual, mental,
menganalisis,
emotionalactivities)
melihat hubungan, mengambil keputusan. 8.
5.
menggambar,
dalamnya antara
7.
(Namai);
Emosional activites, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
232
LAMPIRAN 3 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang No.
1.
Variabel
Keterampilan
Indikator
1. Mengelola ruang, waktu,
Sumber
Alat/
Data
Instrumen
a. Guru
a. Foto b. Lembar
mengajar guru
fasilitas belajar.
b. Foto
kelas IVA SDN
(keterampilan mengelola
c. Catatan
Tambakaji 04
kelas)
Kota Semarang
2. Melaksanakan kegiatan
pada pembelajaran
awal dengan membuka
IPS melalui model
pelajaran. (keterampilan
pembelajaran
membuka dan menutup
kuantum (quantum
pelajaran) (Tumbuhkan)
teaching) dengan media audiovisual.
3. Menyajikan informasi berupa materi (audiovisual) yang akan diajarkan (keterampilan menjelaskan) 4. Melibatkan siswa aktif untuk berpendapat dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran menggunakan audiovisual. (keterampilan mengadakan variasi dan keterampilan bertanya) (Alami)
lapangan
observasi c. Catatan lapangan
233
5. Membagi siswa dalam kelompok secara heterogen(keterampilan mengelola kelas) 6. Memfasilitasi siswa melakukan diskusi untuk membuat peta pikiran (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dan perorangan) (Namai) 7. Memimpin siswa dalam mempresentasi hasil kerja kelompok dan demonstrasi (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil) (Demonstrasi) 8. Memimpin kegiatan memperhatikanaudiovisu al untuk mengulangi materi (keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan) (Ulangi) 9. Memberikan umpan balikan terhadap siswa (keterampilan memberi penguatan) (Reward) 10. Memberi tindak lanjut dan menutup pelajaran (keterampilan menutup pelajaran).
234
2.
Aktifitas belajar
1. Mempersiapkan diri
a. Siswa
a. Foto
siswa kelas IVA
untuk menerima
b. Foto
b. Lembar
SDN Tambakaji
pembelajaran(emosional
c. Catatan
04 Kota Semarang
activities)(Tumbuhkan)
pada pembelajaran
2. Memperhatikan
IPS melalui model
penyajian informasi
pembelajaran
materi yang akan
kuantum (quantum
dipelajari
teaching) dengan
(visual,listening,motor,
media audiovisual.
writing activities ) 3. Menanggapi pertanyaan guru sesuai dengan materi (oral,metal, listening, emotional activities)(Alami) 4. Melakukan diskusi kelompok membuat peta pikiran.(metal,oral writing activities) (Namai); 5. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan melakukan demonstrasi (visual, oral, dan motor activities) (Demonstrasi); 6. Mengamatiaudiovisualdal am kelompok heterogen (motor, metal dan emotional activities)(Ulangi); 7. Mendapatkan umpan balik (oral dan emotional
lapangan
Observasi c. Catatan Lapangan
235
activities)(Reward) 8. Mengerjakan soal evaluasi (writing, visual, mental, emotionalactivities); 3.
Hasil belajar siswa kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang pada pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kuantum (quantum teaching) dengan media audiovisual.
a. Siswa 1. Mendefinisikan pengertian koperasi (C1). 2. Menyebutkan sifat-sifat koperasi (C2). 3. Mengidentifikasi simbolsimbol lambang koperasi (C4). 4. Menyebutkan tujuan dan manfaat koperasi (C2). 5. Menyebutkan prinsipprinsip koperasi (C1). 6. Membedakan ciri-ciri koperasi dengan badan usaha lain (C2). 7. Menyebutkan jenis-jenis koperasi (C2). 8. Membedakan jenis-jenis koperasi berdasarkan jenis usahanya (C2). 9. Membedakan jenis koperasi berdasarkan keanggotaannya (C2). 10. Membiasakan diri untuk bersikap bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, dan kompetitif . 11. Menciptakan produk
a. Tes tertulis b. Lembar penilaian karekter c. Lembar penilaian produk
236
dalam diskusi kelompok.
237
LAMPIRAN 4 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi provinsi.
SILABUS : SDN Tambakaji 04 : Ilmu Pengetahuan Sosial : IV/2 : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan
Kompetensi dasar
Materi pokok
2.2 Mengenal pentingny a koperasi dalam meningka tkan kesejahte raan masyarak at.
Pengertian, sifat-sifat, dan simbolsimbol lambang koperasi.
Indikator 2.2.1 Mendefinisikan pengertian koperasi. 2.2.2 Menyebutkan sifat-sifat koperasi. 2.2.3 Mengidentifikas i simbol-simbol lambang koperasi.
Kegiatan pembelajaran
Media Pembelajaran
a. Media :audiovisual memperhatikan materi tayangan pengertian, audiovisual materi sifat, dan koperasi simbol (eksplorasi). lambang b. Guru melakukan koperasi tanya jawab dengan b. Bahan ajar : siswa mengenai Bahan ajar materi koperasi utama BSE. pada tayangan Bahan ajar audiovisual tambahan (Alami)(eksplorasi). dari internet c. Siswa berkelompok untuk mengerjakan LKS. Setiap
a. Siswa
Penilaian 1. Teknik Tes Tes lisan Tes Tertulis Non Tes Perbuatan 2. Bentuk Uraian Produk 3.Instrumen Lembar penilaian formatif Lembar penilaian
Alokasi Waktu
Sumber belajar
3x35 menit
1. Hisnu, Tantya. 2008. Ilmu Pengetah uan Sosial Untuk SD Kelas 4. Jakarta: PT. Galaxy Puspa Mega. 2. Sadiman,
238
d.
e.
f.
g.
kelompok terdiri dari 5 siswa (elaborasi). Siswa menyimpulkan materi koperasi dan membuat peta pikiran (Namai) (elaborasi). Kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian (Demonstrasi) (elaborasi). Kelompok yang lain diminta untuk memberikan tanggapan serta penilaian saat presentasipeta pikiran dan demonstrasi dilakukan (elaborasi). Siswa kembali kekelompok masing-masing dan menyaksikan tayangan
produk Lembar penilaian karakter
Irawan Sadad. 2008. Ilmu Pengetah uan Sosial Untuk SD Kelas 4. Jakarta: Depdikn as. 3. Sumber dari internet
239
materikoperasi pada media audiovisual kembali untuk menguatkan materi yang telah didapatkan dipandu oleh guru (Ulangi) (elaborasi). h. Guru melengkapi point-point yang kurang dari hasil diskusi siswa mengenai koperasi (konfirmasi). i. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi koperasi yang telah dipelajari (konfirmasi). j. Siswa dan kelompok yang telah aktif dalam pembelajaran diberi reward atau penghargaan, dan yang belum diberi motivasi (Reward)(konfirmas i).
240
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Sekolah
: SDN Tambakaji 04
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
: IV/ 2
Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit ( 1x pertemuan)
Hari/ tanggal
: Senin/ 2 Maret 2015
Standar Kompetensi 2.
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
Kompetensi Dasar 2.2 Mengenal
pentingnya
koperasi
dalam
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat. Indikator 2.2.1 Mendefinisikan pengertian koperasi. 2.2.2 Menyebutkan sifat-sifat koperasi. 2.2.3 Mengidentifikasi simbol-simbol lambang koperasi. I.
Tujuan Pembelajaran 1.
Melalui pengamatan tayangan video tentang koperasi siswa dapat mendefinisikan pengertian koperasi dengan tepat.
2.
Melalui kerja kelompok siswa dapat menyebutkan sifat-sifat koperasi dengan tepat.
3.
Melalui
pengamatan
tayangan
video
tentang
koperasisiswa
dapat
mengidentifikasi logo koperasi lama dengan benar. 4.
Melalui kerja kelompoksiswa dapat mengidentifikasi logo koperasi baru dengan tepat. Karakter bangsa yang diharapkan dari pembelajaran materi ini antara lain: 1. Bertanggung jawab 2. Percaya diri 3. Saling menghargai
241
4. Kompetitif II.
Materi Pokok Koperasi dan kesejahteraan rakyat
III.
Metode dan Model Pembelajaran Pembelajaran Model : Quantum Teaching Metode : 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Penugasan 4. Tanya jawab
IV.
Langkah-Langkah Pembelajaran Pra Kegiatan (5 menit) 1)
Mempersiapkan media meliputi audiovisual, laptop, LCD dan proyektor, alat peraga, speaker, dan gambar.
2)
Siswa memasuki ruangan diiringi lagu agar bersemangat mengikuti pelajaran.
3)
Mengajak siswa berdo’a.
4)
Mengecek kehadiran siswa.
Kegiatan Awal (10 menit) a.
Guru melakukan apersepsi pada siswa. “Anak-anak, apakah tadi pagi kalian ke koperasi sekolah?”Siswa memperhatikan apersepsi dari guru mengenai koperasi dengan menggunakan media audiovisua ldan gambar(Tumbuhkan).
b.
Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
c.
Siswa mendengarkan informasi mengenai langkah dan materi pembelajaran yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti (70 menit) a.
Siswa memperhatikan
tayangan audiovisual materi koperasi
(eksplorasi). b.
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi koperasi pada tayangan audiovisual (Alami)(eksplorasi).
242
c.
Siswa berkelompok untuk mengerjakan LKS. Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa (elaborasi).
d.
Siswa menyimpulkan materi koperasi dan membuat peta pikiran (Namai) (elaborasi).
e.
Kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian (Demonstrasi) (elaborasi).
f.
Kelompok yang lain diminta untuk memberikan tanggapan serta penialaian saat presentasipeta pikiran dan demonstrasi dilakukan (elaborasi).
g.
Siswa kembali kekelompok masing-masing dan menyaksikan tayangan materi koperasi pada media audiovisualkembali untuk menguatkan materi yang telah didapatkan dipandu oleh guru (Ulangi) (elaborasi).
h.
Guru melengkapi point-point yang kurang dari hasil diskusi siswa mengenai koperasi (konfirmasi).
i.
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi koperasi yang telah dipelajari (konfirmasi).
j.
Siswa dan kelompok yang telah aktif dalam pembelajaran diberi reward atau penghargaan, dan yang belum diberi motivasi (Reward)(konfirmasi).
Kegiatan Akhir (20 menit) a.
Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran mengenai koperasi.
V.
b.
Siswa mengerjakan soal evaluasi mandiri.
c.
Guru memberikan tindak lanjut berupa remidial atau pengayaan.
Media dan Sumber Belajar Media : 1. Sound slide 2. Gambar Sumber :
243
1. Hisnu, Tantya. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD Kelas 4. Jakarta: PT. Galaxy Puspa Mega. 2. Sadiman, Irawan Sadad. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD Kelas 4. Jakarta: Depdiknas. 3. Sumber dari internet VI.
Penilaian 1. Prosedur Penilaian a. Tes awal
: Tidak ada
b. Tes dalam Proses : Ada c. Tes akhir
: Ada
2. Jenis Penilaian
:
a. Tes lisan b. Tes perbuatan c. Tes tertulis 3. Bentuk Tes
: Pilihan ganda dan Jawaban singkat.
4. Alat penilaian
:
a. Lembar tugas b. Lembar evaluasi a. Kunci jawaban Semarang, 2 Maret 2015 Kolaborator,
Guru,
Sulastri, S.Pd., M.Pd. NIP 196804291998032003
Yuanita Mery U NIM 1401411160 Diketahui oleh, Kepala SDN Tambakaji 04
Nurlaini Purwaningsih, S.Pd. NIP 196011291979112003 MATERI AJAR
244
Negara
Indonesia
mempunyai
pandangan
yang
khusus
tentangperekonomiannya. Hal ini termuat dalam UUD 1945, Bab XIV Pasal33 ayat (1) yang menyebutkan bahwa “Perekonomian disusun sebagaiusaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.” Menurut paraahli ekonomi, lembaga atau badan perekonomian yang paling cocokdengan maksud Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 adalah koperasi. Koperasi berasal dari kata co yangberarti bersama dan operare yang berarti bekerja atau berkarya. Unsur dasar pengertian koperasi sudah terlihat dari kata dasarnyaitu. Jadi, koperasi berarti kelompok atau perkumpulan orang ataubadan yang bersatu dalam cita-cita atas dasar kekeluargaan dangotong-royong untuk mewujudkan kemakmuran bersama. Koperasi Indonesia didirikan pada tanggal 12 Juli 1960 oleh Drs.Moh. Hatta. Pada waktu itu beliau menjabat sebagai Wakil Presiden.Beliau memang ahli ekonomi. Menurut beliau ekonomi kerakyatanlahyang bisa mensejahterakan rakyat Indonesia. Atas jasanya di bidangkoperasi, Drs. Moh. Hatta diangkat menjadi Bapak Koperasi Indonesia.Tanggal 12 Juli ditetapkan sebagai Hari Koperasi. Koperasi berbeda dengan badan atau lembaga ekonomian yanglain. Koperasi mempunyai sifat-sifat yang khas. Apa saja sifat-sifat koperasiitu? Mari kita bahas lebih lanjut sifat-sifat koperasi! 1. Koperasi merupakan organisasi perekonomian. Disebut
organisasi
karena
ada
anggota
koperasi
yang
membentuknya.Meskipun demikian, organisasi ini tidak sembarangan,karena memiliki sifat khusus, yakni sebagai organisasi perekonomian.Organisasi ini menjalankan
kegiatan
ekonomi.
Tujuan
kegiatanitu
adalah
mencapai
kesejahteraan dan kemakmuran paraanggota. 2. Anggota koperasi memiliki cita-cita dasar yang sama. Cita-cita dasar anggota koperasi adalah mencapai kesejahteraanatau kemakmuran. Ingat, kesejahteraan atau kemakmuran ini ingindicapai secara bersama. 3. Cita-cita ini ingin diwujudkan secara bersama-sama.
245
Perekonomian
yang
dijalankan
melalui
koperasi
sifatnya
kekeluargaan.Perekonomian dijalankan sebagai usaha bersama, bukanusaha perorangan. 4. Koperasi memiliki watak sosial. Anggota koperasi tidak ingin sejahtera sendiri. Anggota koperasisaling membantu meningkatkan kemakmuran setiap anggotanya.Di sini kita lihat sifat atau watak sosial koperasi, yaitu membantuanggota yang lemah. Semangat
dasar
koperasi
Indonesia,
dapat
kita
lihat
dalam
lambangkoperasi yang bisa diartikan sebagai berikut:
1.
Pohon beringin, melambangkan sifat kemasyarakatan dan persatuan yang kokoh.
2.
Bintang dan perisai, melambangkan Pancasila sebagai landasan idiil.
3.
Timbangan, melambangkan sifat adil.
4.
Gerigi roda, melambangkan kerja atau usaha yang terus-menerus.
5.
Padi dan kapas, melambangkan kemakmuran yang hendak dicapai.
6.
Rantai, melambangkan persahabatan dan persatuan yang kuat.
7.
Warna merah dan putih, melambangkan sifat nasional koperasi.
8.
Tulisan “Koperasi Indonesia,” melambangkan kepribadian koperasi rakyat Indonesia. Sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(Permen KUKM) NOMOR : 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tentang Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia , maka mulai tanggal 17 April 2012 telah terjadi penggantian lambang koperasi. Pada Pasal 2 tertulis bahwa :
246
"Bagi Gerakan Koperasi diseluruh Indonesia agar segera menyesuaikan penggunaan lambang koperasi Indonesia, sebagaimana pada Lampiran Peraturan Menteri ini." Pada Pasal 3 tertulis : "Bagi koperasi yang masih memiliki kop surat dan tatalaksana administrasi lainnya dengan menggunakan lambang koperasi Indonesia yang lama, diberi kesempatan selambat-lambatnya pada tanggal 12 Juli 2012 telah menyesuaikan dengan lambang koperasi Indonesia yang baru." Dan pada pasal 6 tertulis bahwa : "Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri ini maka Lambang Koperasi yang lama dinyatakan tidak berlaku." Di bawah ini merupakan lambang Koperasi Indonesia yang baru
Adapun arti yang terkandung di dalam lambang koperasi yang baru yaitu : BENTUK : Logo Sekuntum Bunga Teratai bertuliskan KOPERASI INDONESIA Arti Gambar dan Penjelasan Lambang Koperasi : 1.
Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar bunga yang memberi kesan akan perkembangan dan kemajuan terhadap perkoperasian di Indonesia, mengandung makna bahwa Koperasi Indonesia harus selalu berkembang, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif sekaligus produktif dalam kegiatannya serta berwawasan dan berorientasi pada keunggulan dan teknologi.
2.
Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar 4 (empat) sudut pandang melambangkan arah mata angin yang mempunyai maksud Koperasi Indonesia: a. sebagai gerakan koperasi di Indonesia untuk menyalurkan aspirasi;
247
b. sebagai dasar perekonomian masional yang bersifat kerakyatan; c. sebagai penjunjung tinggi prinsip nilai kebersamaan, kemandirian,keadilan dan demokrasi; d. selalu menuju pada keunggulan dalam persaingan global. 3.
Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk Teks Koperasi Indonesia memberi kesan dinamis modern, menyiratkan kemajuan untuk terus berkembang serta mengikuti kemajuan jaman yang bercermin pada perekonomian yang bersemangat tinggi, teks Koperasi Indonesia yang berkesinambungan sejajar rapi mengandung makna adanya ikatan yang kuat, baik didalam lingkungan internal Koperasi Indonesia maupun antara Koperasi Indonesia dan para anggotanya;
4.
Lambang Koperasi Indonesia yang berwarna Pastel memberi kesan kalem sekaligus berwibawa, selain Koperasi Indonesia bergerak pada sektor perekonomian, warna pastel melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan, kemauan dan kemajuan serta mempunyai kepribadian yang kuat akan suatu hal terhadap peningkatan rasa bangga dan percaya diri yang tinggi terhadap pelaku ekonomi lainnya;
5.
Lambang Koperasi Indonesia dapat digunakan pada papan nama kantor, pataka, umbul-umbul, atribut yang terdiri dari pin, tanda pengenal pegawai dan emblem untuk seluruh kegiatan ketatalaksanaan administratif oleh Gerakan Koperasi di Seluruh Indonesia;
6.
Lambang Koperasi Indonesia menggambarkan falsafah hidup berkoperasi yang memuat : a. Tulisan : Koperasi Indonesia yang merupakan identitas lambang; b. Gambar : 4 (empat) kuncup bunga yang saling bertaut dihubungkan bentuk sebuah lingkaran yang menghubungkan satu kuncup dengan kuncup lainnya, menggambarkan seluruh pemangku kepentingan saling bekerja sama secara terpadu dan berkoordinasi secara harmonis dalam membangun Koperasi Indonesia.
248
MEDIA PEMBELAJARAN
249
LEMBAR KERJA SISWA
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas / Semester
: IVA/ II
Alokasi waktu
: (3x35 menit)
Nama Kelompok : ................................ 1. .......................................................... 2. .......................................................... 3. .......................................................... 4. .......................................................... 5. .......................................................... 6. ..........................................................
Kegiatan 1 - Alat : 1. Lembar Kegiatan Siswa 2. Alat tulis 3. Kertas manila bergambar 4. Gambar logo koperasi lama dan logo koperasi baru. - Langkah Kerja: Kerjakan
kegiatan
dibawah
ini
dengan
berdiskusi
dengan
teman
sekelompokmu! 1. Buatlah peta pikiran sesuai dengan gambar pada kertas manila, berisi sifatsifat dan logo koperasi! a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. b. Beri cabang arah panah menjelaskan sifat dan logo koperasi tersebutsesuai gambar atau kata kunci yang kalian peroleh. c. Boleh digambar atau hanya dengan tulisan saja. d. Hiasan secantik dan serapi mungkin. Usahakan penjelasan lengkap dengan bahasa yang benar setiap keterangan.
250
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA
Membuat peta pikiran Gerigi roda, melambangkan kerja atau usaha yang terusmenerus.
Timbangan, melambangkan sifat adil.
Rantai, melambangkan persahabatan dan persatuan yang kuat.
Padi dan kapas, melambangkan kemakmuran yang hendak dicapai.
Tulisan “Koperasi Indonesia,” melambangkan kepribadian koperasi rakyat
4 kuncup bunga, digambarkan saling bertautan membentuk lingkaran, artinya bahwa tiap pengurus dan anggota koperasi saling bekerjasama membutuhkan satu dengan yang lainnya
Warna Pastel mempunyai kepribadian yang kuat
Gambar 4 sudut pandang, mempunyai koperasi sebagai organisasi penyalur aspirasi
Teks Koperasi Indonesia, ditulis dalam huruf modern mengandung arti koperasi harus senantiasa maju sesuai kebutuhan jaman.Teks tersebut ditulis berjejer rapi mempunyai arti bahwa ikatan antar anggota dan pengurus kuat.
251
KISI-KISI SOAL EVALUASI
Sekolah
: SDN Tambakaji 04
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/Semester
: IV/2
Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit
SK
:
2.Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Penilaian Kompetensi Dasar
Materi Pokok
2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Koperasi dan Kesejahtera an rakyat
Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Nomor Soal
Ranah
1. Mendefinisikan pengertian koperasi
Tes Tertulis
Pilihan ganda
1-3 4
C1 C4
1 5-6
C1 C2
Isian 2. Menyebutkan sifat-sifat koperasi 3. Mengidentifikasi simbol-simbol lambang koperasi.
Tes Tertulis
Pilihan ganda
Tes Tertulis
Isian Pilihan ganda
2-3 7-10
C1 C4
Isian
4-5
C4
252
Nama :...................... No absen :..................
SOAL EVALUASI
Petunjuk Umum 1.
Tulislah terlebih dahulu nama pada sudut kanan atas !
2.
Bacalah soal – soal dengan teliti !
3.
Kerjakan dahulu soal – soal yang kamu anggap paling mudah !
4.
Teliti sekali lagi pekerjaanmu sebelum kamu serahkan kepada Bapak / Ibu Guru !
A. Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang benar ! 1. Badan atau lembaga perekonomian yang paling cocok dengan maksud Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 adalah .... a. Koperasi
c. Firma
b. Perseroan
d. Kongsi dagang
2. Bapak Koperasi Indonesia adalah .... a. Prof. Dr. Soemitro
c. Drs. Moh Hatta
b. Jenderal Soeharto
d. Ir. Soekarno
3. Hari koperasi diperingati setiap tanggal .... a. 1 Juni
c. 13 Juli
b. 14 Juni
d. 12 Juli
4. Perekonomian yang dijalankan melalui koperasi bersifat .... a. Individualisme
c. Kekeluargaan
b. Paksaan
d. Tertutup
5. Koperasi dibentuk bertujuan untuk …. a. Meningkatkan kesejahteraan pengurus b. Memperoleh keuntungan besar c. Meningkatkan kesejahteraan anggota
253
d. Menjual barang kebutuhan
6. Anggota koperasi memiliki cita-cita dasar yang .... a. Sama
c. Beraneka
b. Berbeda
d. Tidak baik
7. Kesan kemajuan dan perkembangan koperasi Indonesia dilambangkan dengan gambar .... a. Mata angin
c. Padi dan kapas
b. Bunga
d. Bintang dan perisai
8. Warna hijau pastel dalam lambang koperasi melambangkan .... a. Suci
c. Penakut
b. Berani
d. Berwibawa
9. Kemakmuran yang hendak dicapai dalam koperasi dilambangkan oleh .... a. Pohon beringin
c. Padi dan kapas
b. Gerigi roda
d. Bintang dan perisai
10. Timbangan dalam simbol koperasi melambangkan .... a. Kemakmuran
c. Persahabatan dan persatuan yang kuat
b. Sifat adil
d. Sifat nasional koperasi
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Koperasi adalah kumpulan orang ataubadan yang bersatu dalam cita-cita atas dasar ... dangotong-royong untuk mewujudkan kemakmuran bersama. 2. Sifat khusus koperasi ada 4, salah satunya koperasi merupakan organisasi .... 3. Perekonomian koperasi dijalankan sebagai usaha ... bukan usaha perorangan. 4. Teks Koperasi Indonesia pada lambang Koperasi memberikan arti .... 5. Yang melambangkan sifat nasional koperasi pada lambang koperasi adalah ....
254
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
A. 1. A
6. A
2. C
7. B
3. D
8. D
4. C
9. C
5. C
10. B
B.1. Kekeluargaan 2. Perekonomian 3. Bersama 4. Kemajuan untuk terus berkembang 5. Warna merah putih
PENILAIAN : A.Skor tiap nomor
=1
Skor maksimal
= 10
B. Skor tiap nomor
=2
Skor maksimal
=10
Nilai Akhir soal evaluasi
=
Nilai maksimal
= 100
Nilai minimal
=0
X 10
255
SOAL REMIDIAL
Nama
:.......................
No absen
:.......................
PETUNJUK : Tulislah jawaban pada kertas yang disediakan!
A. Amati gambar lambang koperasi berikut ini!
B. Isilah titik-titik dibawah ini sesuai dengan gambar di atas! 1.
Timbangan melambangkan .......................
2.
................................... melambangkan sifat nasional keoperasi.
3.
................................... melambangkan pancasila sebagai landasan idiil.
4.
Rantai melambangkan ...........................
5.
Gerigi roda melambangkan ....................
6.
........................... melambangkan kemakmuran yang hendak dicapai.
7.
Arah mata angin melambangkan .........................
8.
Bunga melambangkan .........................
9.
.................... melambangkan kesan dinamis dan modern.
10. .................... melambangkan kesan kalem dan berwibawa
256
LEMBAR PENGAYAAN
Nama
:..................................
No absen
:..................................
PETUNJUK! 1.
Carilah artikel tentang lambang koperasi pada internet, majalah, maupun koran!
2.
Tempel artikel tesebut pada selembar kertas!
3.
Tulislah kesimpulan dari artikel dengan menggunakan tulisan tegak bersambung pada kertas tersebut!
4.
Hiaslah kertas yang telah ditempeli artikel agar terlihat rapi dan indah!
257
PEDOMAN PENILAIAN PRODUK Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Semarang Siklus 1 Nama Guru : Nama SD : SDN Tambakaji 04 Semarang Kelas : IVA Hari / Tanggal : PETUNJUK a. Bacalah dengan cermat 8 indikator aktivitas siswa. b. Penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan. c. Berilah tanda chek (√) pada kolom skala penilaian jika deskriptor yang tertulis tampak. d. Skala penskoran untuk masing–masing indikator adalah sebagai berikut: Skor 1, jika tidak ada deskriptor yang tampak Skor 2, jika ada 1deskriptor yang tampak Skor 3, jika ada 2deskriptor yang tampak Skor 4, jika ada 3deskriptor yang tampak (Usman, 2013:129)
No 1.
Tahap (Majid, 2014:281) Persiapan
2.
Langkah kerja
3.
Hasil produk peta pikiran
4.
Kerapian produk peta pikiran
Diskriptor a. membawa alat dan bahan yang dibutuhkan b. menyiapkan alat dan bahan di atas meja kelompok c. memperhatikan petunjuk guru sebelum membuat produk a. membuat peta pikiran dengan anggota kelompok b. membuat garis penghubung c. membuat kalimat penjelas setiap cabang pikiran a. produk yang dihasilkan sesuai dengan materi yang pelajari b. produk menjelaskan isi gambar dengan bahasa yang tepat c. a. produk bersih dari coretan b. menghias produk dengan warna yang menarik c. produk dibuat dengan tulisan
Skor check jumlah
258
yang rapi Jumlah
Perhitungan Skor Skor tertinggi (T) Skor terendah (R) nilai Qn n = (T - R) = (16 - 4) = 12 Letak Q1 = (n)
: 4x 4 = 16 : 4x1=4 : Letak Q + (R)
Letak Q2 = (n)
= (12) = 3 Nilai Q1 adalah 7 Letak Q3 = (n)
= (12) =6 Nilai Q2 adalah10 Letak Q4 = T =16
= (12) =9 Nilai Q3 adalah 13 Tabel 3.7 Klasifikasi Penilaian Produk Kriteria Produk
Kategori
Nilai
13 ≤ skor ≤ 16
Sangat Baik
A
10 ≤ skor < 13
Baik
B
7 ≤ skor < 10
Cukup
C
4 ≤ skor < 7
Kurang
D
259
PEDOMAN OBSERVASI KARAKTER SISWA Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Semarang Siklus 1 Nama Guru : Nama SD : SDN Tambakaji 04 Semarang Kelas : IVA Hari / Tanggal : PETUNJUK a. Bacalah dengan cermat 8 indikator aktivitas siswa. b. Penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan. c. Berilah tanda chek (√) pada kolom skala penilaian jika deskriptor yang tertulis tampak. d. Skala penskoran untuk masing–masing indikator adalah sebagai berikut: Skor 1, jika tidak ada deskriptor yang tampak Skor 2, jika ada 1deskriptor yang tampak Skor 3, jika ada 2deskriptor yang tampak Skor 4, jika ada 3deskriptor yang tampak Skor 5, jikaada 4deskriptor yang tampak (Usman, 2013:129) INDIKATOR (Mulyasa, 2014:147) 1. Bertanggungjawab
DESKRIPTOR (Mulyasa, 2014) a. Melaksanakan tugas sesuai kemampuan b. Menaati tata tertib sekolah c. Melaksanakan kewajiban d. Menjaga kebersihan lingkungan
2. Percaya Diri
a. Pantang menyerah b. Berani menyatakan pendapat c. Berani bertanya d. Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan
3. Saling Menghargai
a. Menerima perbedaan pendapat b. Memaklumi kekurangan orang lain c. Mengakui kelebihan orang lain
Skor Check Jumlah
260
d. Dapat bekerjasama
4. Kompetitif
a. Berani bersaing b. Menunjukkan semangat berprestasi c. Berusaha ingin lebih maju d. Memiliki keinginan untuk tahu
JUMLAH SKOR Perhitungan Skor Skor tertinggi (T) Skor terendah (R) nilai Qn n = (T - R) = (20 - 4) = 16 Letak Q1 = (n)
: 4x 5 = 20 : 4x1=4 : Letak Q + (R)
Letak Q2 = (n)
= (16) = 4 Nilai Q1 adalah 8 Letak Q3 = (n)
= (16) =8 Nilai Q2 adalah 12 Letak Q4 = T = 20
= (16) = 12 Nilai Q3 adalah 16 Tabel 3.6 Klasifikasi Karakter Siswa Kriteria Ketuntasan 16 ≤ skor ≤ 20
Skala Penilaian Sangat baik (SB)
12 ≤ skor <16
Baik (B)
8 ≤ skor <12
Cukup (C)
4 ≤ skor <8
Kurang (K)
261
LAMPIRAN 5 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi provinsi.
SILABUS : SDN Tambakaji 04 : Ilmu Pengetahuan Sosial : IV/2 : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan
Kompetensi dasar
Materi pokok
2.2 Menge nal penting nya kopera si dalam mening katkan kesejah teraan masyar akat.
Tujuan, manfaat, prinsip, ciri-ciri koperasi
Indikator 2.2.4. Menyebutkan tujuan dan manfaat koperasi 2.2.5. Menyebutkan prinsip-prinsip koperasi 2.2.6. Membedakan ciri-ciri koperasi dengan badan usaha lain
Kegiatan pembelajaran
Media Pembelajaran
a. Siswa a. Media memperhatikan :audiovisual penjelasanmate materi ri koperasi pengertian, yang sifat, dan ditayangkan simbol pada media lambang audiovisual koperasi (eksplorasi). b. Bahan ajar : b. Guru Bahan ajar melakukan utama tanya jawab BSEBahan ajar dengan siswa tambahan dari mengenai nternet materi
Penilaian 1. Teknik Tes Tes lisan Tes Tertulis Non Tes Perbuatan 2. Bentuk Uraian Produk 3. Instrumen Lembar penilaian formatif
Alokasi Waktu
Sumber belajar
3x35 menit
1. H isnu, Tantya. 2008. Ilmu Pengeta huan Sosial Untuk SD Kelas 4. Jakarta: PT. Galaxy Puspa
262
koperasiyang ditayangkan melalui media audiovisual (Alami)(eksplo rasi). c. Siswa berkelompok mengerjakan LKS. Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa (elaborasi). d. Siswa menyimpulkan materi koperasi dengan menjelaskan peta pikiran yang dibuat (Namai)(elabor asi). e. Kelompok mempresentasi kan hasil diskusi secara bergantian
Lembar penilaian produk Lembar penilaian karakter
Mega. 2. S adiman , Irawan Sadad. 2008. Ilmu Penget ahuan Sosial Untuk SD Kelas 4. Jakarta : Depdik nas. 3. Sum ber dari inter net
263
(Demonstrasi)( elaborasi). f. Kelompok yang lain diminta untuk memberikan tanggapan serta penilaian saat presentasi(elab orasi). g. Siswa kembali kekelompok masing-masing dan mengamati materi yang ditayangkan melalui media audiovisual untuk menguatkan materi yang telah didapatkan dipandu oleh guru(Ulangi)(el aborasi) h. Guru melengkapi
264
point-point yang kurang dari hasil diskusi siswa mengenai koperasi (elaborasi). i. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang telah dipelajari (elaborasi). j. Siswa teraktif dan kelompok terbaik dalam pembelajaran diberi reward atau penghargaan, dan yang belum diberi motivasi (Reward) (elaborasi).
265
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Sekolah
: SDN Tambakaji 04
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
: IV/ 2
Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit ( 1x pertemuan)
Hari/ tanggal
: Jumat/ 6 Maret 2015
Standar Kompetensi 2.
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
Kompetensi Dasar 2.2 Mengenal
pentingnya
koperasi
dalam
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat. Indikator 2.2.4. Menyebutkan tujuan dan manfaat koperasi 2.2.5. Menyebutkan prinsip-prinsip koperasi 2.2.6. Membedakan ciri-ciri koperasi dengan badan usaha lain I.
Tujuan Pembelajaran 1.
Melalui pengamatan tayangan video tentang koperasi siswa dapat menyebutkan tujuan dan manfaat koperasi dengan tepat.
2.
Melalui pengamatan tayangan video tentang koperasisuara siswa dapat menyebutkan prinsip-prinsip koperasi dengan tepat.
3.
Melalui kerja kelompok siswa dapat membedakan ciri-ciri koperasi dengan badan usaha lain secara tepat. Karakter bangsa yang diharapkan dari pembelajaran materi ini antara lain: 1. Bertanggung jawab 2. Percaya diri 3. Saling menghargai 4. Kompetitif
266
II. Materi Pokok Tujuan dan Manfaat Koperasi III. Metode Pembelajaran Model :Quantum Teaching Metode : 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Penugasan 4. Tanya jawab IV. Langkah-Langkah Pembelajaran Pra Kegiatan (5 menit) a.
Mempersiapkan media meliputi audiovisual, gambar, LCD dan proyektor, serta speaker
b.
Siswa memasuki ruangan diiringi lagu agar bersemangat mengikuti pelajaran.
c.
Mengajak siswa berdo’a.
d.
Mengecek kehadiran siswa.
Kegiatan Awal (10 menit) a.
Guru melakukan apersepsi pada siswa. “Anak- anak pada pertemuan sebelumnya kita telah mempelajari koperasi, gambar apa saja yang ada dalam lambang koperasi?
b.
Siswa memperhatikan apersepsi dari guru koperasi (Tumbuhkan).
c.
Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
d.
Siswa mendengarkan informasi mengenai langkah dan materi pembelajaran yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti (70 menit) a.
Siswa memperhatikan penjelasanmateri koperasi yang ditayangkan pada media audiovisual (eksplorasi).
b.
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi koperasi
yang
(Alami)(eksplorasi).
ditayangkan
melalui
media
audiovisual
267
c.
Siswa berkelompok mengerjakan LKS. Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa (elaborasi).
d.
Siswa menyimpulkan materi koperasi dengan menjelaskan peta pikiran yang dibuat (Namai)(elaborasi).
e.
Kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian (Demonstrasi)(elaborasi).
f.
Kelompok yang lain diminta untuk memberikan tanggapan serta penilaian saat presentasi(elaborasi).
g.
Siswa kembali kekelompok masing-masing dan mengamati materi yang ditayangkan melalui media audiovisual untuk menguatkan materi yang telah didapatkan dipandu oleh guru(Ulangi)(elaborasi)
h.
Guru melengkapi point-point yang kurang dari hasil diskusi siswa mengenai koperasi (elaborasi).
i.
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang telah dipelajari (elaborasi).
j.
Siswa teraktif dan kelompok terbaik dalam pembelajaran diberi reward atau penghargaan, dan yang belum diberi motivasi (Reward) (elaborasi).
Kegiatan Akhir (20 menit) a.
Siswa bersama guru menyimpulkan bersama materi pembelajaran mengenai koperasi.
b.
Siswa mengerjakan soal evaluasi mandiri.
c.
Guru memberikan tindak lanjut berupa remidial dan pengayaan.
V. Media dan Sumber Belajar Media : 1. Audiovisual 2.
gambar
Sumber : 1.
Hisnu, Tantya. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD Kelas 4. Jakarta: PT. Galaxy Puspa Mega.
268
2.
Sadiman, Irawan Sadad. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD Kelas 4. Jakarta: Depdiknas.
VI. Penilaian 1. Prosedur Penilaian a. Tes awal
: Tidak da
b. Tes dalam Proses : Ada c. Tes akhir
: Ada
2. Jenis Penilaian
:
a. Tes lisan b. Tes perbuatan c. Tes tertulis 3. Bentuk Tes
: Pilihan ganda dan Jawaban singkat.
4. Alat penilaian
:
a. Lembar tugas b. Lembar evaluasi c. Kunci jawaban Semarang, 6 Maret 2015 Kolaborator,
Guru,
Sulastri, S.Pd., M.Pd. NIP 196804291998032003
Yuanita Mery U NIM 1401411160 Diketahui oleh, Kepala SDN Tambakaji 04
Nurlaini Purwaningsih, S.Pd. NIP 196011291979112003
269
MATERI AJAR Sebagai lembaga ekonomi yang berazaskankekeluargaan, koperasi mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut: 1. Meningkatkan kesejahteraan anggota. 2. Menyediakan kebutuhan anggota. 3. Mempermudah anggota koperasi untuk memperoleh modalusaha; 4. Mengembangkan usaha para anggota koperasi. 5. Menghindarkan anggota koperasi dari praktek rentenir atau lintahdarat. Usaha koperasi dilakukan atau dijalankan secara bersama. Koperasidibangun dengan modal bersama. Dengan demikian, diharapkankoperasi akan lebih maju dibandingkan dengan badan usaha lainnya. Koperasi dijalankan secara bersama sesuai dengan asas koperasi, yaknikekeluargaan
dan
menjalankanperekonomian,
gotong rakyat
royong.
secara
bersama
Artinya, atau
dalam
berkelompok
membentuksuatu badan usaha. Caranya dengan mengelola modal bersama. Badanusaha yang didirikan bersama ini disesuaikan dengan kebutuhanpara anggotanya. Dalam koperasi kebutuhan pokok para anggota koperasi dapatdengan mudah diperoleh. Anggota koperasi tidak lagi berbelanja ketempat lain. Mereka dapat berbelanja di warung usaha milik koperasi.Di warung koperasi harga barang lebih murah. Di samping itu, denganbelanja di koperasi para anggota ikut mengembangkan dan memajukanusaha koperasi. Ada
juga
danmenyalurkan
koperasi
hasil
yang
produksi
dikembangkan para
anggotanya.
untuk Hasil
menampung pertanian,
peternakan,perikanan, perindustrian ditampung oleh koperasi. Denganmenjual ke koperasi kita tidak akan tertipu. Para petani, peternak,nelayan, dan pengrajin dapat menjual hasil usahanya dengan hargayang pantas.Dengan demikian mereka bisa menghindari permainanharga dari para tengkulak. Koperasi membantu anggota yang kekurangan modal. Anggotakoperasi yang kekurangan modal untuk menjalankan usaha, dapatmemperoleh pinjaman
270
dari koperasi. Koperasi pada umumnya memberikankredit lunak kepada anggotanya. Kredit lunak artinya pinjamandengan bunga yang ringan. Uang pinjaman
dapat
dipergunakan
olehanggota
koperasi
untuk
mendukung
usahanya.Misalnya, seorang anggota koperasi memiliki usaha perikananlele. Karena kekurangan modal, ia mengajukan penambahan modalke koperasi. Koperasi akan melayani anggota yang mengajukan permohonanpinjaman seperti ini dan akan memenuhi permohonan pinjamanyang dia ajukan. Dengan memperoleh modal dari koperasi, anggotatersebut dapat mengembangkan usahanya. Dari penjelasan di atas, kita dapat merasakan bahwa koperasiberbeda dengan badan usaha lainnya. Tidak seperti badan usaha lain,koperasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. 1. Koperasi merupakan kumpulan orang-orang, dan bukan kumpulanmodal. Ini berbeda dengan badan usaha lain. Bentuk usaha lainnyayang lebih dipentingkan adalah modal. Dalam koperasi yang lebihutama adalah orangnya. Maka, setiap anggota dianggap pentingdalam koperasi. 2. Kedudukan anggota dalam koperasi sederajat atau setara (samatinggi). Tidak ada anggota koperasi yang lebih tinggi. Sebaliknya,tidak ada juga anggota koperasi yang lebih rendah. Dengan kesetaraankeanggotaan seperti ini setiap anggota koperasi mendapatkanperlakukan yang sama. Mereka bekerja bersamasamadan melakukan tugas masing-masing dengan hak yang sama. 3. Semua kegiatan koperasi Indonesia harus didasarkan atas kesadaranpara anggota, bukan karena terpaksa. Kesadaran ini akanmuncul dari dalam hati setiap anggota karena mereka merasakansendiri keuntungan yang diperoleh dari koperasi. 4. Tujuan koperasi Indonesia benar-benar merupakan kepentinganbersama para anggotanya. Tujuannya meningkatkan kemakmuran para anggotanya. Koperasi yang merupakan kegiatan dalam bidang ekonomi, mempunyai pinsip sebagaiberikut. 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
271
3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding denganbesarnya jasa usaha masing-masing anggota. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. 5. Kemandirian, pendidikan, dan kerja sama antara koperasi. Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Keanggotaankoperasi dicatat dalam buku anggota koperasi. Syarat untuk dapat menjadi anggota koperasiadalah setiap WNI yang dapat memenuhi syarat. Syaratsyarat tersebut telah ditetapkandalam anggaran dasar. Keanggotaan koperasi didasarkan pada kesamaan kepentinganekonomi.
272
MEDIA PEMBELAJARAN
273
LEMBAR KERJA SISWA
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas / Semester
: IVA/ II
Alokasi waktu
: (3x35 menit)
Nama Kelompok : ................................ 1. .......................................................... 2. .......................................................... 3. .......................................................... 4. .......................................................... 5. .......................................................... 6. ..........................................................
Kegiatan 1 - Alat : 1.
Lembar Kegiatan Siswa
2. Alat tulis 3. Kertas manila bergambar 4. Gambar logo koperasi lama dan logo koperasi baru. - Langkah Kerja: Kerjakan
kegiatan
dibawah
ini
dengan
berdiskusi
dengan
teman
sekelompokmu! 1. Namailah, setiap kartu yang ada dengan membaca keterangannya terlebih dahulu! 2. Buatlah peta pikiran sesuai dengan gambar pada kertas manila, berisi tujuan, manfaat, prinsip, dan ciri-ciri koperasi. a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. b. Beri cabang arah panah menjelaskan tujuan, manfaat, prinsip, dan ciriciri koperasi tersebutsesuai gambar atau kata kunci yang kalian peroleh. c. Boleh digambar atau hanya dengan tulisan saja. d. Hiasan secantik dan serapi mungkin. Usahakan penjelasan lengkap dengan bahasa yang benar setiap keterangan.
274
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA Peta pikiran Koperasi meningkatkan kesejahteraan anggota
Menghindarkan anggota koperasi dari praktek rentenir atau lintah darat
Koperasi menyediakan
Tujuan koperasi
Mempermudah anggota koperasi untuk memperoleh modal usaha
mudah memperoleh kebutuhan pokok dengan harga yang murah
Manfaat koperasi
membantu anggota yang kekurangan modal
Mengembangkan usaha para anggota koperasi
menampung dan menyalurkan hasil produksi para anggotanya
275
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Prinsip koperasi
Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal Kemandirian, pendidikan, dan kerja sama antara koperasi.
Koperasi merupakan kumpulan orang-orang, dan bukan kumpulan modal Kedudukan anggota dalam koperasi sederajat atau setara
Ciri-ciri koperasi Semua kegiatan koperasi Indonesia harus didasarkan atas kesadaran para anggota, bukan karena terpaksa Tujuan koperasi Indonesia benar-benar merupakan kepentingan bersama para anggotanya
276
KISI KISI SOAL EVALUASI Sekolah
: SDN Tambakaji 04
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/Semester
: IV/2
Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit
SK
:
2.Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Penilaian Kompetensi
Materi
Indikator
Dasar
Pokok
Pencapaian
2.3 Mengenal
Tujuan
pentingnya
dan
tujuan,
koperasi dalam
Manfaat
manfaat, dan
meningkatkan
koperasi.
prinsip
kesejahteraan
1. Menyebutkan
Teknik
Bentuk
Nomor
Ranah
Penilaian
Instrumen
Soal
Tes
Pilihan
1
C2
Tertulis
ganda
2
C1
3-5
C4
1-2
C1
Isian
koperasi
masyarakat
1. 2. Membedakan ciri-ciri
Tes
Pilihan
6
C2
Tertulis
ganda
7-10
C1
Isian
3-4
C2
5
C4
koperasi dengan badan usaha lain
277
Nama : ....................... No absen:.....................
SOAL EVALUASI Petunjuk Umum 1.
Tulislah terlebih dahulu nama pada sudut kanan atas !
2.
Bacalah soal – soal dengan teliti dan kerjakan soal yang kamu anggap paling mudah!
3.
Teliti sekali lagi pekerjaanmu sebelum kamu serahkan kepada Bapak / Ibu Guru!
A. Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang benar ! 1. Koperasi mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut, kecuali .... a. Meningkatkan kesejahteraan anggota b. Menyediakan kebutuhan anggota c. Mempersulit anggota koperasi untuk memperoleh modal usaha d. Mengembangkan usaha para anggota koperasi. 2.
Salah satu manfaat dari adanya koperasi adalah menghindarkan anggota dari praktek ....
3.
4.
5.
a. Dukun
c. Dokter
b. Rentenir
d. Tukang sulap
Tujuan dari koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan .... a. Pengurus
c. Ketua
b. Anggota
d. Bendahara
Koperasi dibangun dengan modal .... a. Sendiri
c. Dari bendahara
b. Dari ketua
d. Bersama
Koperasi dijalankan sesuai dengan asas koperasi yaitu .... a. Kekeluargaan dan gotong royong
c. Kekeluargaan dan mandiri
b. Mandiri dan gotong royong
d. Mandiri dan individualisme
278
6.
Koperasi menyediakan kebutuhan pokok anggotanya dengan harga barang .... a. Sama
c. Tidak sesuai
b. Lebih mahal
d. Lebih murah
7. Badan usaha lain selain koperasi adalah .... a. Swalayan
c. KUD
b. Koperasi sekolah
d. Koperasi pegawain negeri
8. Kedudukan anggota dalam koperasi adalah .... a. Berbeda
c. Lebih tinggi
b. Lebih rendah
d. Sama
9. Koperasi merupakan kumpulan .... a. Orang-orang
c. Barang
b. Modal
d. Uang
10. Anggota yang kekurangan modal dapat mengajukan permohonan modal di .... a. Warung
c. Koperasi
b. Supermarket
d. Rentenir
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Salah satu tujuan koperasi adalah .... 2. Meningkatkan kesejahteraan anggota merupakan salah satu ... koperasi. 3. Koperasi memberikan pinjaman modal kepada anggotanya dengan bunga yang .... 4.
Gambar di atas merupakan salah satu tujuan koperasi, yaitu.... 5. Badan usaha selain koperasi antara lain .... dan ....
279
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI A. 1. C
6. A
2. B
7. A
5. B
8. D
6. D
9. A
7. A
10. C
B. 1. Mengembangkan usaha anggotanya Meningkatkan kesejahteraan anggota. Menyediakan kebutuhan anggota. Mempermudah anggota koperasi untuk memperoleh modal usaha; 2. Tujuan 3. Ringan/kecil 4. Mengembangkan usaha anggotanya 5. Swalayan dan supermarket
PENILAIAN : A.Skor tiap nomor
= Skor maksimal
B. Skor tiap nomor
=2
Skor maksimal
=10
Nilai Akhir soal evaluasi
=
Nilai maksimal
= 100
Nilai minimal
=0
X 10
= 10
280
SOAL REMIDIAL Nama
:................................
No absen
:................................
Lengkapi kalimat rumpang di bawah ini dengan kata-kata yang tepat! Usaha koperasi dilakukan atau dijalankan secara ...... . Koperasi dibangun dengan modal bersama. Dengan demikian, diharapkankoperasi akan lebih maju dibandingkan dengan badan ....... lainnya Koperasi dijalankan secara bersama sesuai dengan ...... koperasi, yakni............. dan gotong royong. Artinya, dalam menjalankanperekonomian, rakyat secara bersama atau ............. membentuksuatu badan usaha. Caranya dengan mengelola modal bersama. Badanusaha yang didirikan bersama ini disesuaikan dengan ........... para anggotanya. Dalam koperasi, .......... pokok para anggota koperasi dapatdengan mudah diperoleh. Anggota koperasi tidak lagi ........... ketempat lain. Mereka dapat berbelanja di warung usaha milik koperasi.Di warung koperasi harga barang lebih ......... . Di samping itu, denganbelanja di koperasi para anggota ikut mengembangkan dan ............ usaha koperasi. Ada juga koperasi yang dikembangkan untuk menampung dan menyalurkan hasil .......... para anggotanya. Hasil pertanian, peternakan,perikanan, perindustrian ditampung oleh koperasi. Denganmenjual ke koperasi kita tidak akan tertipu. Para petani, peternak,nelayan, dan pengrajin dapat menjual hasil usahanya dengan hargayang pantas.Dengan demikian mereka bisa menghindari permainan harga dari para .......... . Koperasi membantu .......... yang kekurangan modal. Anggotakoperasi yang kekurangan modal untuk menjalankan ........ , dapat memperoleh ......... dari koperasi. Koperasi pada umumnya memberikan kredit ........ kepada anggotanya. Kredit lunak artinya pinjaman dengan bunga yang ....... . Uang pinjaman dapat dipergunakan olehanggota koperasi untuk mendukung usahanya.Misalnya, seorang anggota koperasi memiliki usaha perikanan lele. Karena .......... modal, ia
281
mengajukan penambahan modalke koperasi. Koperasi akan melayani anggota yang mengajukan permohonanpinjaman seperti ini dan akan memenuhi permohonan pinjamanyang dia ajukan. Dengan memperoleh modal dari ........ , anggotatersebut dapat mengembangkan usahanya. Pilihlah kata-kata di bawah ini untuk membantumu mengisi titik-titik di atas! 1.
Asas
2.
Berkelompok
3.
Murah
4.
Bersama
5.
Memajukan
6.
Tengkulak
7.
Anggota
8.
Ringan
9.
Kekurangan
10. Kekeluargaan 11. Usaha 12. Kebutuhan 13. Berbelanja 14. Keperluan 15. Pinjaman 16. Lunak 17. Usaha 18. Koperasi 19. Rendah 20. Dukun 21. Produksi 22. Tidak punya 23. Rentenir 24. Ketua 25. Bendahara
282
LEMBAR PENGAYAAN
Nama
:..................................
No absen
:..................................
PETUNJUK! 1.
Carilah artikel tentang kisah sukses seorang anggota koperasi pada internet, majalah, maupun koran!
2.
Tempel artikel tesebut pada selembar kertas!
3.
Tulislah kesimpulan dari artikel dengan menggunakan tulisan tegak bersambung pada kertas tersebut!
4.
Hiaslah kertas yang telah ditempeli artikel agar terlihat rapi dan indah!
283
PEDOMAN PENILAIAN PRODUK Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Semarang Siklus 2 Nama Guru : Nama SD : SDN Tambakaji 04 Semarang Kelas : IVA Hari / Tanggal : PETUNJUK a. Bacalah dengan cermat 8 indikator aktivitas siswa. b. Penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan. c. Berilah tanda chek (√) pada kolom skala penilaian jika deskriptor yang tertulis tampak. d. Skala penskoran untuk masing–masing indikator adalah sebagai berikut: Skor 1, jika tidak ada deskriptor yang tampak Skor 2, jika ada 1deskriptor yang tampak Skor 3, jika ada 2deskriptor yang tampak Skor 4, jika ada 3deskriptor yang tampak (Usman, 2013:129)
No 1.
Tahap (Majid, 2014:281) Persiapan
2.
Langkah kerja
3.
Hasil produk peta pikiran
4.
Kerapian produk peta pikiran
Diskriptor a. membawa alat dan bahan yang dibutuhkan b. menyiapkan alat dan bahan di atas meja kelompok c. memperhatikan petunjuk guru sebelum membuat produk a. membuat peta pikiran dengan anggota kelompok b. membuat garis penghubung c. membuat kalimat penjelas setiap cabang pikiran a. produk yang dihasilkan sesuai dengan materi yang pelajari b. produk menjelaskan isi gambar dengan bahasa yang tepat c. cabang peta pikiran banyak dan meluas a. produk bersih dari coretan b. menghias produk dengan warna yang menarik
Skor check Jumlah
284
c. produk dibuat dengan tulisan yang rapi Jumlah
Perhitungan Skor Skor tertinggi (T) Skor terendah (R) nilai Qn n = (T - R) = (16 - 4) = 12 Letak Q1 = (n)
: 4x 4 = 16 : 4x1=4 : Letak Q + (R)
Letak Q2 = (n)
= (12) = 3 Nilai Q1 adalah 7 Letak Q3 = (n)
= (12) =6 Nilai Q2 adalah10 Letak Q4 = T =16
= (12) =9 Nilai Q3 adalah 13 Tabel 3.7 Klasifikasi Penilaian Produk Kriteria Produk
Kategori
Nilai
13 ≤ skor ≤ 16
Sangat Baik
A
10 ≤ skor < 13
Baik
B
7 ≤ skor < 10
Cukup
C
4 ≤ skor < 7
Kurang
D
285
PEDOMAN OBSERVASI KARAKTER SISWA Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Semarang Siklus 2 Nama Guru : Nama SD : SDN Tambakaji 04 Semarang Kelas : IVA Hari / Tanggal : PETUNJUK a. Bacalah dengan cermat 8 indikator aktivitas siswa. b. Penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan. c. Berilah tanda chek (√) pada kolom skala penskoran jika deskriptor yang tertulis tampak. d. Skala penskoran untuk masing–masing indikator adalah sebagai berikut: Skor 1, jika tidak ada deskriptor yang tampak Skor 2, jika ada 1deskriptor yang tampak Skor 3, jika ada 2deskriptor yang tampak Skor 4, jika ada 3deskriptor yang tampak Skor 5, jikaada 4deskriptor yang tampak (Usman, 2013:129) INDIKATOR (Mulyasa, 2014:147) 1. Bertanggungjawab
DESKRIPTOR (Mulyasa, 2014) a.
Melaksanakan tugas sesuai kemampuan
b.
Menaati tata tertib sekolah
c. Melaksanakan kewajiban
2. Percaya Diri
d.
Menjaga kebersihan lingkungan
a.
Pantang menyerah
b.
Berani menyatakan pendapat
c.
Berani bertanya
d.
Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan
3. Saling Menghargai
a.
Menerima perbedaan pendapat
b.
Memaklumi kekurangan orang lain
Skor Check Jumlah
286
4. Kompetitif
c.
Mengakui kelebihan orang lain
d.
Dapat bekerjasama
a.
Berani bersaing
b.
Menunjukkan semangat berprestasi
c.
Berusaha ingin lebih maju
d.
Memiliki keinginan untuk tahu
JUMLAH SKOR Perhitungan Skor Skor tertinggi (T) Skor terendah (R) nilai Qn n = (T - R) = (20 - 4) = 16 Letak Q1 = (n)
: 4x 5 = 20 : 4x1=4 : Letak Q + (R)
Letak Q2 = (n)
= (16) = 4 Nilai Q1 adalah 8 Letak Q3 = (n)
= (16) =8 Nilai Q2 adalah 12 Letak Q4 = T = 20
= (16) = 12 Nilai Q3 adalah 16 Tabel 3.6. Klasifikasi Karakter Siswa Kriteria Ketuntasan 16 ≤ skor ≤ 20
Skala Penilaian Sangat baik (SB)
12 ≤ skor <16
Baik (B)
8 ≤ skor <12
Cukup (C)
4 ≤ skor <8
Kurang (K)
287
LAMPIRAN 6 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi provinsi.
Kompeten si dasar
SILABUS : SDN Tambakaji 04 : Ilmu Pengetahuan Sosial : IV/2 : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan
Materi pokok
2.2 Meng Jenisenal jenis pentin koperasi. gnya koper asi dalam menin gkatk an keseja hteraa n masy arakat
Indikator
Kegiatan pembelajaran
Media Pembelajaran
2.2.7. Menyebutka n jenis-jenis koperasi. 2.2.8. Membedaka n jenis koperasi berdasarkan jenis usahanya. 2.2.9. Membedaka n jenis koperasi berdasarkan keanggotaa nnya.
a. Siswa mengamati materi jenis-jenis koperasi yang ditayangkan melalui media audiovisual (eksplorasi). b. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai koperasi pada media audiovisual(Alami) (eksplorasi). c. Siswa berkelompok
a. Media :audiovisual materi pengertian, sifat, dan simbol lambang koperasi b. Bahan ajar : Bahan ajar utama BSEBahan ajar tambahan dari internet
Penilaian 1. Teknik Tes Tes lisan Tes Tertulis Non Tes Perbuatan 1. Bentuk Uraian Produk 2. Instrumen Lembar penilaian formatif
Alokasi Waktu 3x35 menit
Sumber belajar 1. Hisnu, Tantya . 2008. Ilmu Penget ahuan Sosial Untuk SD Kelas 4. Jakarta : PT. Galaxy Puspa
288
.
d.
e.
f.
g.
mengerjakan LKS. Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa (elaborasi). Siswa menyimpulkan materi tentang jenis-jenis koperasi dan menjelaskan peta pikiran yang telah dibuat (Namai) (elaborasi). Kelompok mempresentasi hasil diskusi secara bergantian (Demonstrasi) (elaborasi). Kelompok yang lain diminta untuk memberikan tanggapan serta penilaian saat presentasi (elaborasi). Siswa kembali kekelompok masing-masing dan
Lembar penilaian produk Lembar penilaian karakter
Mega. 2. Sadim an, Irawan Sadad. 2008. Ilmu Penget ahuan Sosial Untuk SD Kelas 4. Jakarta : Depdi knas. 3. Sumbe r dari interne t
289
mengamati kembali tayangan materi pada audiovisual untuk menguatkan materi yang telah didapatkan dipandu oleh guru (Ulangi) (elaborasi). h. Guru melengkapi point-point yang kurang dari hasil diskusi siswa tentang koperasi (konfirmasi). i. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang telah dipelajari (konfirmasi). j. Siswa teraktif dan kelompok terbaik dalam pembelajaran diberi reward atau penghargaan, dan yang belum diberi motivasi (Reward) (konfirmasi).
290
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Sekolah
: SDN Tambakaji 04
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
: IV/ 2
Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit ( 1x pertemuan)
Hari/ tanggal
: Selasa, 17 Maret 2015
Standar Kompetensi 2.
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
Kompetensi Dasar 2.2 Mengenal
pentingnya
koperasi
dalam
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat. Indikator 2.2.7. Menyebutkan jenis-jenis koperasi. 2.2.8. Membedakan jenis koperasi berdasarkan jenis usahanya. 2.2.9. Membedakan jenis koperasi berdasarkan keanggotaannya. I.
Tujuan Pembelajaran 1.
Melalui pengamatan tayangan video jenis-jenis koperasisiswa dapat menyebutkan jenis-jenis koperasi dengan tepat.
2.
Melalui kerja kelompok siswa dapat membedakan jenis koperasi berdasarkan jenis usahanya dengan tepat.
3.
Melalui kerja kelompok siswa dapat membedakan jenis koperasi berdasarkan keanggotaannya dengan tepat. Karakter bangsa yang diharapkan dari pembelajaran materi ini antara lain: 1. Bertanggung jawab 2. Percaya diri 3. Saling menghargai 4. Kompetitif
291
II. Materi Pokok Jenis-jeniskoperasi III. Model dan Metode Pembelajaran Model : Quantum Teaching Metode: 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Penugasan IV. Langkah-Langkah Pembelajaran Pra Kegiatan (5 menit) a.
Mempersiapkan media meliputi audiovisual, laptop, speaker, video tentang koperasi, gambar, dan kartu kalimat, serta reward.
b.
Siswa memasuki ruangan diiringi lagu agar bersemangat mengikuti pelajaran.
c.
Mengajak siswa berdo’a.
d.
Mengecek kehadiran siswa.
Kegiatan Awal (10 menit) a.
Guru melakukan apersepsi pada siswa. “Anak-anak minggu lalu kalian sudah mengerti mengenai koperasi baik lambang, sifat dan tujuan koperasi. Apa saja tujuan koperasi?”
b.
Siswa memperhatikan apersepsi dari guru mengenai koperasi melalui tayangan media audiovisual (Tumbuhkan).
c.
Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
d.
Siswa mendengarkan informasi mengenai langkah dan materi pembelajaran yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti (70 menit) a.
Siswa
mengamati materi jenis-jenis koperasi yang ditayangkan
melalui media audiovisual (eksplorasi). b.
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai koperasi pada media audiovisual(Alami) (eksplorasi).
292
c.
Siswa berkelompok mengerjakan LKS. Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa (elaborasi).
d.
Siswa menyimpulkan materi tentang jenis-jenis koperasi dan menjelaskan peta pikiran yang telah dibuat (Namai) (elaborasi).
e.
Kelompok
mempresentasi
hasil
diskusi
secara
bergantian
(Demonstrasi) (elaborasi). f.
Kelompok yang lain diminta untuk memberikan tanggapan serta penilaian saat presentasi (elaborasi).
g.
Siswa kembali kekelompok masing-masing dan mengamati kembali tayangan materi pada audiovisual untuk menguatkan materi yang telah didapatkan dipandu oleh guru (Ulangi) (elaborasi).
h.
Guru melengkapi point-point yang kurang dari hasil diskusi siswa tentang koperasi (konfirmasi).
i.
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang telah dipelajari (konfirmasi).
j.
Siswa teraktif dan kelompok terbaik dalam pembelajaran diberi reward atau penghargaan, dan yang belum diberi motivasi (Reward) (konfirmasi).
Kegiatan Akhir (20 menit) a.
Siswa bersama guru menarik kesimpulan mengenai koperasi.
b.
Siswa mengerjakan soal evaluasi mandiri.
c.
Guru memberikan tindak lanjut berpa remidial dan pengayaan.
V. Media dan Sumber Belajar Media : 1. Gambar 2. Slide suara Sumber : 1. Hisnu, Tantya. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD Kelas 4. Jakarta: PT. Galaxy Puspa Mega. 2. Sadiman, Irawan Sadad. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD Kelas 4. Jakarta: Depdiknas.
293
VI. Penilaian 1. Prosedur Penilaian a. Tes awal
: Tidak ada
b. Tes dalam Proses : Ada c. Tes akhir
: Ada
2. Jenis Penilaian
:
a. Tes lisan b. Tes perbuatan c. Tes tertulis 3. Bentuk Tes
: Pilihan ganda dan Jawaban singkat.
4. Alat penilaian
:
a. Lembar tugas b. Lembar evaluasi c. Kunci jawaban Semarang, 17 Maret 2015 Kolaborator,
Guru,
Sulastri, S.Pd., M.Pd. NIP 196804291998032003
Yuanita Mery U NIM 1401411160 Diketahui oleh, Kepala SDN Tambakaji 04
Nurlaini Purwaningsih, S.Pd. NIP 196011291979112003
294
MATERI AJAR
Macam-Macam Koperasi
Ada bermacam-macam bentuk koperasi. Pengelompokan jeniskoperasi bisa dilakukan berdasarkan jenis usaha dan keanggotaankoperasi. 1. Macam-macam koperasi berdasarkan jenis usaha Dilihat dari jenis usahanya, koperasi dapat dibedakan menjaditiga, yakni koperasi konsumsi, koperasi kredit, dan koperasi produksi. a. Koperasi konsumsi Koperasi konsumsi adalah koperasi yang menyediakan kebutuhanpokok para anggota. Contoh kebutuhan pokok yang disediakanadalah beras, gula, kopi, tepung, dan sebagainya. Barang-barangyang disediakan harganya lebih murah dibandingkan toko lainnya. b. Koperasi kredit Koperasi kredit disebut jugakoperasi simpan pinjam. Anggotakoperasi mengumpulkan modalbersama. Modal yang terkumpuldipinjamkan kepada anggota.Koperasi simpan pinjam membantupara anggota untuk memperolehkredit atau pinjaman uang.Caranya anggota mengajukan permohonan pinjaman ke koperasi. Apa keuntungan meminjammodal ke koperasi? Keuntungannyaantara lain sebagai berikut. 1. Bunga uang pinjaman sangatringan. 2. Pengembalian pinjaman dilakukandengan mengangsur. 3. Bunga pinjaman akan dinikmatibersama dalam bentukpembagian hasil usaha. c. Koperasi produksi Koperasi
produksi
membantu
usaha
anggota
koperasi.
Bisa
jugakoperasilah yang melakukan suatu jenis usaha bersama-sama. Adabermacammacam koperasi produksi. Misalnya koperasi produksi parapetani, koperasi produksi peternak sapi, koperasi produksi pengrajin,dan sebagainya. Koperasi
produksi
membantu
anggota
menghadapi
kesulitan-
kesulitandalam berusaha. Misalnya koperasi membantu menyediakanbahan baku
295
untuk kerajinan, menyediakan bibit dan pupuk untukpetani, dan lain-lain. Selain itu, anggota koperasi mencari jalan keluardari permasalah secara bersamasama.Koperasi produksi juga menampung hasil usaha anggotanya.Dengan demikian, anggota tidak mengalami kesulitan menjual hasilusahanya. Anggota koperasi produksi dalam bidang pertanian dapatmenjual hasil bumi padi, jagung, kacang, kedelai, dan lain-lain kekoperasi. Demikian juga para peternak dan pengrajin. 2. Macam-macam koperasi berdasarkan keanggotaan Dilihat dari keanggotaannya dikenal beberapa bentuk koperasi,antara lain koperasi petani, koperasi pensiunan, koperasi pegawainegeri, koperasi sekolah, dan Koperasi Unit Desa. a. Koperasi pertanian Koperasi ini beranggotakan para petani, buruh tani, dan orang-orangyang terlibat dalam usaha pertanian. Koperasi pertanian melakukankegiatan yang berhubungan dengan pertanian, misalnyapenyuluhan pertanian, pengadaan bibit unggul, penyediaan pupuk, obat-obatan, dan lain-lain. b. Koperasi pensiunan Koperasi
pensiunan
beranggotakan
para
pensiunan
pegawai
negeri.Koperasi ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan para pensiunandan menyediakan kebutuhan para pensiunan. c. Koperasi pegawai negeri Koperasi ini beranggotakan para pegawai negeri. Koperasi inididirikan untuk meningkatkan kesejahteraan para pegawai negeri. d. Koperasi sekolah Koperasi ini beranggotakan para warga suatu sekolah. Koperasisekolah menyediakan kebutuhan warga sekolah, misalnya buku tulis,pena, penggaris, pensil, dan lain-lain. Koperasi sekolah diusahakandan diurus oleh siswa. Di samping menyediakan kebutuhan sekolah,koperasi sekolah juga merupakan tempat untuk latihan berorganisasi,latihan bekerja sama, latihan bertanggung jawab, dan latihanmengenal lingkungan.
296
e. Koperasi unit desa Koperasi unit desa beranggotakan masyarakat pedesaan. KUDmelakukan kegiatan usaha di bidang ekonomi. Beberapa usaha KUD,misalnya: a. Menyalurkan sarana produksi pertanian seperti pupuk, obatobatan,alat-alat pertanian, dan lain-lain. b. Memberikan penyuluhan teknis bersama dengan petugas penyuluhlapangan kepada para petani. Di tingkat kabupaten dan provinsi terdapat Pusat Koperasi UnitDesa (PUSKUD) yang bertugas memberikan bimbingan kepada KUD.Di tingkat pusat terdapat Induk Koperasi Unit Desa (INKUD)yang bertugas memberikan bimbingan kepada PUSKUD di seluruhIndonesia. Dewasa ini sudah banyak Koperasi Unit Desa yang berstatus KUDmandiri. Apakah yang dimaksud dengan KUD mandiri? KUD mandiriadalah KUD yang telah mampu mengembangkan organisasinya tanpaharus dibina terusmenerus oleh pemerintah.
297
MEDIA PEMBELAJARAN
298
LEMBAR KERJA SISWA
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas / Semester
: IVA/ II
Alokasi waktu
: (3x35 menit)
Nama Kelompok : ................................ 1. .......................................................... 2. .......................................................... 3. .......................................................... 4. .......................................................... 5. .......................................................... 6. ..........................................................
Kegiatan 1 - Alat : 1. Lembar Kegiatan Siswa 2. Alat tulis 3. Kertas manila bergambar
4. Gambar logo koperasi lama dan logo koperasi baru. - Langkah Kerja: Kerjakan
kegiatan
dibawah
ini
dengan
berdiskusi
dengan
teman
sekelompokmu! 1. Buatlah peta pikiran sesuai dengan gambar pada kertas manila, berisi jenis-jenis koperasi. a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. b. Beri cabang arah panah menjelaskan jenis-jenis koperasi tersebutsesuai gambar atau kata kunci yang kalian peroleh. c. Boleh digambar atau hanya dengan tulisan saja. d. Hiasan secantik dan serapi mungkin. Usahakan penjelasan lengkap dengan bahasa yang benar setiap keterangan.
299
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA
KOPERASI
JENIS USAHANYA
KEANGGOTAANNYA KOPERASI PERTANIAN
KOPERASI KONSUMSI KOPERASI PEGAWAI NEGERI KOPERASI KREDIT KOPERASI PENSIUNAN KOPERASI PRODUKSI KOPERASI SEKOLAH
300
KISI KISI SOAL EVALUASI Sekolah
: SDN Tambakaji 04
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/Semester
: IV/2
Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit
SK
:
2.Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Penilaian Kompetensi Dasar
Materi
Indikator
Teknik Penilaian
2.3 Mengenal Macam-
1. Menyebutkan
No
Ra
Instru
mor
na
men
Soal
h
Tes
Pilihan
1
C2
tertulis
ganda
2-3
C1
Isian
1-2
C1
Pilihan
4
C2
ganda
5
C1
6
C5
3
C4
Pilihan
7
C1
ganda
8
C2
berdasarkan
9
C5
keanggotaannya
10
C2
4-5
C1
pentingnya
macam
jenis-jenis
koperasi
koperasi
koperasi
dalam meningkatkan
Bentuk
2. Membedakan
kesejahteraan
jenis
masyarakat
berdasarkan
Tes
koperasi tertulis
jenis usahanya
3. Membedakan jenis
Isian
Tes
koperasi tertulis
Isian
301
Nama :....................... No. Absen : ...............
SOAL EVALUASI Petunjuk Umum 1.
Tulislah terlebih dahulu nama pada sudut kanan atas !
2.
Bacalah soal – soal dengan teliti dan kerjakan soal yang kamu anggap paling mudah!
3.
Teliti sekali lagi pekerjaanmu sebelum kamu serahkan kepada Bapak / Ibu Guru!
A. Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang benar ! 1. Koperasi di Indonesia dibagi menjadi menjadi ... jenis. a. 2
c. 4
b. 3
d. 5
2. Dalam koperasi ini anggota mengumpulkan modal. Anggotakoperasi juga bisa mendapatkan pinjaman untuk modal. Koperasiini disebut koperasi .... a. Koperasi konsumsi
c. Koperasi sekolah
b. Koperasi kredit
d. Koperasi produksi
3. Koperasi yang menyediakan kebutuhan pokok para anggotanya disebut koperasi .... a. Simpan pinjam
c. Konsumsi
b. Produksi
d. Serba usaha
4. Koperasi yang anggotanya adalah para warga dalam suatu sekolah termasuk .... a. Koperasi unit desa
c. Koperasi lingkungan
b. Koperasi pensiunan
d. Koperasi sekolah
5. Koperasi yang menyediakan kebutuhan sehari-hari anggota disebut koperasi …. a. Konsumsi
c. Simpan pinjam
b. Produksi
d. Serba usaha
302
6. Tugas Koperasi Unit Desa adalah .... a. Memberikan penyuluhan kepada para petani b. Memberikan bimbingan kepada KUD-KUD c. Menyalurkan sarana produksi pertanian, seperti pupuk dan pestisida d. Memberikan bimbingan kepada Pusat Koperasi Unit Desa 7. Yang dimaksud dengan KUD mandiri adalah .... a. KUD yang telah mampu mengembangkan organisasinya tanpa harus dibina terus menerus oleh pemerintah b. KUD yang jumlah anggotanya lebih dari 100 orang c. KUD yang mampu membiayai usahanya sendiri d. KUD yang mempunyai modal yang sangat besar 8. Koperasi berdasarkan jenis usahanya dibagi menjadi beberapa jenis.antara lain .... a. Koperasi produksi, koperasi unit desa, koperasi kredit. b. Koperasi sekolah, koperasi pertanian, koperasi pegawai negeri c. Koperasi unit desa, koperasi pensiunan, koperasi kredit d. Koperasi kredit, koperasi produksi, koperasi konsumsi 9. Koperasi sekolah, koperasi pensiunan, koperasi pegawai negeri merupakan jenis koperasi yang dibedakan berdasarkan .... a. Jenis usahanya
c. Jumlah modalnya
b. Keanggotaannya
d. Jumlah anggotanya
10. Koperasi yang anggotanya adalah para pensiunan disebut koperasi .... a. Koperasi sekolah
c. Koperasi pensiunan
b. Koperasi pegawai negeri
d. Koperasi Unit Desa
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Koperasi kredit biasa dikenal dengan istilah koperasi .... 2. Koperasi sekolah dijalankan oleh .... 3. Koperasi dibedakan menjadi koperasi produksi, konsumsi dan kredit berdasarkan .... 4. Koperasi yang dibentuk untuk kesejahteraan pegawai negeri disebut .... 5. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh koperasi pertanian adalah ....
303
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI A. 1. A
6. D
2. B
7. A
3. C
8. D
4. D
9. B
5. A
10. C
B. 1. Simpan Pinjam 2. Warga sekolah 3. Jenis usahanya 4. Koperasi Pegawai Negeri 5. Penyuluhan pertanian/ pengadaan bibit unggul/ dll
PENILAIAN
:
A. Skor tiap nomor Skor maksimal B. Skor tiap nomor
=1 = 10 =2
Skor maksimal
= 10
Nilai akhir soal evaluai
=
Nilai maksimal
= 100
Nilai minimal
=0
X 100
304
SOAL REMIDIAL Nama
:.....................
No absen
:....................
PETUNJUK! Isilah titik-titik pada kolom di bawah ini dengan tepat!
No.
Jenis koperasi
1
jenis usahanya
2
Keanggotaannya
Keterangan
305
LEMBAR PENGAYAAN
Nama
:..................................
No absen
:..................................
PETUNJUK! 1.
Carilah artikel tentang jenis-jenis pada internet, majalah, maupun koran!
2.
Tempel artikel tesebut pada selembar kertas!
3.
Tulislah kesimpulan dari artikel dengan menggunakan tulisan tegak bersambung pada kertas tersebut!
4.
Hiaslah kertas yang telah ditempeli artikel agar terlihat rapi dan indah!
306
PEDOMAN PENILAIAN PRODUK Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Semarang Siklus 3 Nama Guru : Nama SD : SDN Tambakaji 04 Semarang Kelas : IVA Hari / Tanggal : PETUNJUK a. Bacalah dengan cermat 8 indikator aktivitas siswa. b. Penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan. c. Berilah tanda chek (√) pada kolom skala penskoran jika deskriptor yang tertulis tampak. d. Skala penskoran untuk masing–masing indikator adalah sebagai berikut: Skor 1, jika tidak ada deskriptor yang tampak Skor 2, jika ada 1deskriptor yang tampak Skor 3, jika ada 2deskriptor yang tampak Skor 4, jika ada 3deskriptor yang tampak (Usman, 2013:129)
No 1.
Tahap (Majid, 2014:281) Persiapan
2.
Langkah kerja
3.
Hasil produk peta pikiran
4.
Kerapian produk peta pikiran
Diskriptor a. membawa alat dan bahan yang dibutuhkan b. menyiapkan alat dan bahan di atas meja kelompok c. memperhatikan petunjuk guru sebelum membuat produk a. membuat peta pikiran dengan anggota kelompok b. membuat garis penghubung c. membuat kalimat penjelas setiap cabang pikiran a. produk yang dihasilkan sesuai dengan materi yang pelajari b. produk menjelaskan isi gambar dengan bahasa yang tepat c. cabang peta pikiran banyak dan meluas a. produk bersih dari coretan b. menghias produk dengan warna yang menarik
Skor check Jumlah
307
c. produk dibuat dengan tulisan yang rapi Jumlah
Perhitungan Skor Skor tertinggi (T) Skor terendah (R) nilai Qn n = (T - R) = (16 - 4) = 12 Letak Q1 = (n)
: 4x 4 = 16 : 4x1=4 : Letak Q + (R)
Letak Q2 = (n)
= (12) = 3 Nilai Q1 adalah 7 Letak Q3 = (n)
= (12) =6 Nilai Q2 adalah10 Letak Q4 = T =16
= (12) =9 Nilai Q3 adalah 13 Tabel 3.7 Klasifikasi Penilaian Produk Kriteria Produk
Kategori
Nilai
13 ≤ skor ≤ 16
Sangat Baik
A
10 ≤ skor < 13
Baik
B
7 ≤ skor < 10
Cukup
C
4 ≤ skor < 7
Kurang
D
308
PEDOMAN OBSERVASI KARAKTER SISWA Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Semarang Siklus 3 Nama Guru : Nama SD : SDN Tambakaji 04 Semarang Kelas : IVA Hari / Tanggal : PETUNJUK a. Bacalah dengan cermat 8 indikator aktivitas siswa. b. Penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan. c. Berilah tanda chek (√) pada kolom skala penskoran jika deskriptor yang tertulis tampak. d. Skala penilaian untuk masing–masing indikator adalah sebagai berikut: Skor 1, jika tidak ada deskriptor yang tampak Skor 2, jika ada 1deskriptor yang tampak Skor 3, jika ada 2deskriptor yang tampak Skor 4, jika ada 3deskriptor yang tampak Skor 5, jikaada 4deskriptor yang tampak (Usman, 2013:129) INDIKATOR (Mulyasa, 2014:147) 1. Bertanggungjawab
DESKRIPTOR (Mulyasa, 2014) a. Melaksanakan tugas sesuai kemampuan b. Menaati tata tertib sekolah c. Melaksanakan kewajiban d. Menjaga kebersihan lingkungan
2. Percaya Diri
a. Pantang menyerah b. Berani menyatakan pendapat c. Berani bertanya d. Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan
3. Saling Menghargai
a. Menerima perbedaan pendapat b. Memaklumi kekurangan orang lain c. Mengakui kelebihan orang lain
Skor Check Jumlah
309
d. Dapat bekerjasama 4. Kompetitif
a. Berani bersaing b. Menunjukkan semangat berprestasi c. Berusaha ingin lebih maju d. Memiliki keinginan untuk tahu
JUMLAH SKOR Perhitungan Skor Skor tertinggi (T) Skor terendah (R) nilai Qn n = (T - R) = (20 - 4) = 16 Letak Q1 = (n)
: 4x 5 = 20 : 4x1=4 : Letak Q + (R)
Letak Q2 = (n)
= (16) = 4 Nilai Q1 adalah 8 Letak Q3 = (n)
= (16) =8 Nilai Q2 adalah 12 Letak Q4 = T = 20
= (16) = 12 Nilai Q3 adalah 16 Tabel 3.6 Klasifikasi Karakter Siswa Kriteria Ketuntasan 16 ≤ skor ≤ 20
Skala Penilaian Sangat baik (SB)
12 ≤ skor <16
Baik (B)
8 ≤ skor <12
Cukup (C)
4 ≤ skor <8
Kurang (K)
310
LAMPIRAN 7 PEDOMAN OBSERVASI KETERAMPILAN GURU
Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang
Siklus 1
Nama Guru
: Yuanita Mery Utami
Nama SD
: SDN Tambakaji 04 Kota Semarang
Kelas
: IVA
Hari / Tanggal
: Senin/2 Maret 2015
PETUNJUK a. Bacalah dengan cermat 10 indikator keterampilan guru. b. Penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan. c. Berilah tanda chek (√) pada kolom skala penskoran jika deskriptor yang tertulis tampak. d. Skala penskoran untuk masing – masing indikator adalah sebagai berikut: Skor 1, jika tidak ada deskriptor yang tampak Skor 2, jika ada 1 deskriptor yang tampak Skor 3, jika ada 2 deskriptor yang tampak Skor 4, jika ada 3 deskriptor yang tampak Skor 5, jikaada 4 deskriptor yang tampak (Usman, 2013:129)
311
No
Indikator
Deskriptor
Skor Chek
Jumlah
a. Kegiatan Awal 1
Mengelola ruang,
a. Mengelola ruangan kelas dan waktu
waktu, fasilitas
b. Menyiapkan media audiovisual,
belajar. (keterampilan mengelola kelas.
√
didukung dengan alat bantu. c. Membangkitkan semangat siswa
3
untuk mengikuti pembelajaran. d. Berdoa sesuai kepercayaan masingmasing bersama dengan siswa.
2.
Melaksanakan kegiatan awal dengan membuka
a. Membangkitkan perhatian/minat
b. Menunjukkan kaitan antara materi sudah dipelajari dengan materi yang
(keterampilan
akan dipelajari
(Tumbuhkan)
√
denganaudiovisual.
pelajaran.
membuka)
√
c. Memberikan acuan dengan mengemukakan tujuan
3 √
pembelajaran. d. Menarik perhatian siswa, motivasi siswa dengan menimbulkan rasa ingin tahu pada materi dengan media audiovisual. b. Kegiatan Inti 3.
Menyajikan
a. Mengaitkan materi dengan
informasi berupa
pengetahuan awal siswa.
materi yang akan
b. Menyampaikan materi dengan
diajarkan
media audiovisual, didukung adanya
(keterampilan
alat bantu.
menjelaskan)
c. Menyampaikan materi dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami siswa. d. Memberikan pengalaman belajar
√ √ 4 √
312
yang bermakna pada siswa. 4.
Melibatkan siswa aktif untuk berpendapat dan
a. Memberikan pertanyaan yang jelas dan singkat sesuai dengan materi b. Menyebarkan pertanyaan ke seluruh
menjawab
kelas, ke siswa tertentu dan siswa
pertanyaan dalam
lain untuk menanggapi pertanyaan.
pembelajaran
c. Memberikan waktu berpikir pada
menggunakan
siswa sebelum menjawab
audiovisual.
pertanyaan.
(keterampilan
√ √ 4 √
d. Menunjukkan respon positif pada
mengadakan
jawaban siswa agar terjadi
variasi dan
peningkatan interaksi.
keterampilan bertanya) (Alami) 5.
Membagi siswa
a. Memberikan petunjuk yang jelas
dalam kelompok
pada siswa agar tidak mengalami
secara heterogen.
kesulitan
(Keterampilan mengelola kelas)
b. Mengatur tempat duduk siswa dalam
√
√
membentuk kelompok c. Mengatur kelas agar tetap kondusif d. Mengatur siswa menjadi beberapa kelompok dengan setiap anggota
5 √ √
kelompok 5 siswa. 6.
Memfasilitasi siswa melakukan
a. Memberikan penugasan pada setiap kelompok.
diskusi untuk
b. Berkunjung kesemua kelompok
membuat peta
mendekati secara individu
pikiran dan karya (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dan
√
c. Membimbing siswa dalam
√ 5 √
kelompok yang mengalami kesulitan d. Memberi waktu berfikir agar siswa siap menyajikan hasil diskusi.
√
313
perorangan) (Namai); 7.
Memimpin siswa dalam mempresentasika
a. Memusatkan perhatian siswa pada topik diskusi. b. Memperjelas masalah dengan
n hasil kerja
mengajukan pertanyaan keseluruh
kelompok dan
kelompok
demonstrasi
c. Memberi kesempatan siswa
(keterampilan
berpendapat, berpartisipasi dalam
membimbing
kegiatan presentasi.
diskusi kelompok kecil)
√
4 √
d. Menilai hasil presentasi yang dilakukan siswa.
√
(Demonstrasi); 8.
Memimpin kegiatan mengamatiaudiov
a. Mengorganisasi siswa kembali ke kelompok masing-masing b. Menyampaikan aturan pembelajaran
isual untuk
selanjutnyauntuk mengamati ulang
mengulangi
audiovisual
materi (keterampilan mengajar
c. Memutarkan media audiovisualkembali
√ 3 √
d. Memandu siswa dalam mengamati
kelompok kecil
ulang materi yang ditayangkan pada
dan perorangan)
media audiovisual.
(Ulangi); 9.
Memberikan
a. Menjelaskan kembali secara singkat
umpan balikan
hasil presentasi kelompok dan
terhadap siswa
demonstrasi.
(keterampilan
b. Memberi kesempatan siswa untuk
memberi
bertanya hal-hal yang belum
penguatan)
dimengerti
(Reward)
c. Memberikan penguatan verbal d. Memberikan penguatan nonverbal
c. Kegiatan Akhir
√ √ √
4
314
10.
Memberi tindak
a. Menyimpulkan inti pelajaran
lanjut dan menutup
√
bersama siswa. b. Memberikan evaluasi sesuai dengan
Pelajaran.
indikator yang dirumuskan.
(Keterampilan
c. Memberikan remidi dan pengayaan.
menutup
d. Memotivasi siswa agar lebih
pelajaran)
√ 3
bersemangat
JUMLAH SKOR KETERAMPILAN GURU
38
SKALA PENILAIAN
B
315
Perhitungan Skor Skor tertinggi (T) Skor terendah (R) nilai Qn n = (T - R) = (50-10) = 40 Letak Q1 = (n)
: 10 x 5 = 50 : 10x 1 = 10 : Letak Q + (R)
Letak Q2 = (n)
= (40) = 10 Nilai Q1 adalah 20 Letak Q3 = ¾ (n) = ¾ (40) = 30 Nilai Q3 adalah 40
= (40) = 20 Nilai Q2 adalah 30 Letak Q4 = T =50
Tabel 3.4. Klasifikasi Keterampilan Guru Kriteria Keterampilan Guru
Kategori
Nilai
40≤ skor ≤ 50
Sangat Baik
A
30 ≤ skor <40
Baik
B
20≤ skor <30
Cukup
C
10 ≤ skor <20
Kurang
D
Semarang, 2 Maret 2015 Pengamat
Sulastri, S.Pd.,M.Pd. NIP. 196804291998032003
316
LAMPIRAN 8 PEDOMAN OBSERVASI KETERAMPILAN GURU
Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang
Siklus II
Nama Guru
: Yuanita Mery Utami
Nama SD
: SDN Tambakaji 04 Kota Semarang
Kelas
: IVA
Hari / Tanggal
:Jumat/ 6 Maret 2015
PETUNJUK a. Bacalah dengan cermat 10 indikator keterampilan guru. b. Penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan. c. Berilah tanda chek (√) pada kolom skala penskoran jika deskriptor yang tertulis tampak. d. Skala penskoran untuk masing – masing indikator adalah sebagai berikut: Skor 1, jika tidak ada deskriptor yang tampak Skor 2, jika ada 1 deskriptor yang tampak Skor 3, jika ada 2 deskriptor yang tampak Skor 4, jika ada 3 deskriptor yang tampak Skor 5, jikaada 4 deskriptor yang tampak (Usman, 2013:129)
317
No
Indikator
Deskriptor
Skor Chek
Jumlah
a. Kegiatan Awal 1
Mengelola ruang,
a. Mengelola ruangan kelas dan waktu
waktu, fasilitas
b. Menyiapkan media audiovisual,
belajar. (keterampilan mengelola kelas.
didukung dengan alat bantu.
√ √
c. Membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran.
5 √
d. Berdoa sesuai kepercayaan masingmasing bersama dengan siswa. 2.
Melaksanakan kegiatan awal dengan membuka
a. Membangkitkan perhatian/minat dengan audiovisual. b. Menunjukkan kaitan antara materi
pelajaran.
sudah dipelajari dengan materi yang
(keterampilan
akan dipelajari
membuka) (Tumbuhkan)
√ √ √
4
c. Memberikan acuan dengan mengemukakan tujuan pembelajaran.
√
d. Menarik perhatian siswa, motivasi siswa dengan menimbulkan rasa ingin tahu pada materi dengan media audiovisual. b. Kegiatan Inti 3.
Menyajikan
a. Mengaitkan materi dengan
informasi berupa
pengetahuan awal siswa.
materi yang akan
b. Menyampaikan materi dengan
diajarkan
media audiovisual, didukung adanya
(keterampilan
alat bantu.
menjelaskan)
c. Menyampaikan materi dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami siswa. d. Memberikan pengalaman belajar
√ √ 4 √
318
yang bermakna pada siswa. 4.
Melibatkan siswa aktif untuk berpendapat dan
a. Memberikan pertanyaan yang jelas dan singkat sesuai dengan materi b. Menyebarkan pertanyaan ke seluruh
menjawab
kelas, ke siswa tertentu dan siswa
pertanyaan dalam
lain untuk menanggapi pertanyaan.
pembelajaran
√ 5 √
c. Memberikan waktu berpikir pada
menggunakan
siswa sebelum menjawab
audiovisual.
pertanyaan.
(keterampilan
√
d. Menunjukkan respon positif pada
mengadakan
jawaban siswa agar terjadi
variasi dan
peningkatan interaksi.
√
keterampilan bertanya) (Alami) 5.
Membagi siswa
a. Memberikan petunjuk yang jelas
dalam kelompok
pada siswa agar tidak mengalami
secara heterogen.
kesulitan
(Keterampilan mengelola kelas)
b. Mengatur tempat duduk siswa dalam
√
√
membentuk kelompok c. Mengatur kelas agar tetap kondusif d. Mengatur siswa menjadi beberapa kelompok dengan setiap anggota
5 √ √
kelompok 5 siswa. 6.
Memfasilitasi siswa melakukan
a. Memberikan penugasan pada setiap kelompok.
diskusi untuk
b. Berkunjung kesemua kelompok
membuat peta
mendekati secara individu
pikiran dan karya (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dan
√
c. Membimbing siswa dalam
√ 5 √
kelompok yang mengalami kesulitan d. Memberi waktu berfikir agar siswa siap menyajikan hasil diskusi.
√
319
perorangan) (Namai); 7.
Memimpin siswa dalam mempresentasika
a. Memusatkan perhatian siswa pada topik diskusi. b. Memperjelas masalah dengan
n hasil kerja
mengajukan pertanyaan keseluruh
kelompok dan
kelompok
demonstrasi
c. Memberi kesempatan siswa
(keterampilan
berpendapat, berpartisipasi dalam
membimbing
kegiatan presentasi.
diskusi kelompok kecil)
√
4 √
d. Menilai hasil presentasi yang dilakukan siswa.
√
(Demonstrasi); 8.
Memimpin kegiatan
a. Mengorganisasi siswa kembali ke kelompok masing-masing
mengamatiaudiov b. Menyampaikan aturan pembelajaran isual untuk
selanjutnya untuk mengamati ulang
mengulangi
audiovisual
materi (keterampilan mengajar
c. Memutarkan media audiovisualkembali d. Memandu siswa dalam mengamati
kelompok kecil
ulang materi yang ditayangkan pada
dan perorangan)
media audiovisual.
√ 4 √ √
(Ulangi); 9.
Memberikan
a. Menjelaskan kembali secara singkat
umpan balikan
hasil presentasi kelompok dan
terhadap siswa
demonstrasi.
(keterampilan
b. Memberi kesempatan siswa untuk
memberi
bertanya hal-hal yang belum
penguatan)
dimengerti
(Reward)
c. Memberikan penguatan verbal d. Memberikan penguatan nonverbal
c. Kegiatan Akhir
√ √ √
4
320
10.
Memberi tindak
a. Menyimpulkan inti pelajaran
lanjut dan menutup
√
bersama siswa. b. Memberikan evaluasi sesuai dengan
Pelajaran.
√
indikator yang dirumuskan.
(Keterampilan
c. Memberikan remidi dan pengayaan.
menutup
d. Memotivasi siswa agar lebih
pelajaran)
bersemangat
4
√
JUMLAH SKOR KETERAMPILAN GURU
44
SKALA PENILAIAN
A
321
Perhitungan Skor Skor tertinggi (T) Skor terendah (R) nilai Qn n = (T - R) = (50-10) = 40 Letak Q1 = (n)
: 10 x 5 = 50 : 10x 1 = 10 : Letak Q + (R)
Letak Q2 = (n)
= (40) = 10 Nilai Q1 adalah 20 Letak Q3 = ¾ (n) = ¾ (40) = 30 Nilai Q3 adalah 40
= (40) = 20 Nilai Q2 adalah 30 Letak Q4 = T =50
Tabel 3.4. Klasifikasi Keterampilan Guru Kriteria Keterampilan Guru
Kategori
Nilai
40≤ skor ≤ 50
Sangat Baik
A
30 ≤ skor <40
Baik
B
20≤ skor <30
Cukup
C
10 ≤ skor <20
Kurang
D
Semarang, 6 Maret 2015 Pengamat
Sulastri, S.Pd.,M.Pd. NIP. 196804291998032003
322
LAMPIRAN 9 PEDOMAN OBSERVASI KETERAMPILAN GURU
Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang
Siklus III
Nama Guru
: Yuanita Mery Utami
Nama SD
: SDN Tambakaji 04 Kota Semarang
Kelas
: IVA
Hari / Tanggal
:Rabu/ 17 Maret 2015
PETUNJUK a. Bacalah dengan cermat 10 indikator keterampilan guru. b. Penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan. c. Berilah tanda chek (√) pada kolom skala penskoran jika deskriptor yang tertulis tampak. d. Skala penskoran untuk masing – masing indikator adalah sebagai berikut: Skor 1, jika tidak ada deskriptor yang tampak Skor 2, jika ada 1 deskriptor yang tampak Skor 3, jika ada 2 deskriptor yang tampak Skor 4, jika ada 3 deskriptor yang tampak Skor 5, jikaada 4 deskriptor yang tampak (Usman, 2013:129)
323
No
Indikator
Deskriptor
Skor Chek
Jumlah
a. Kegiatan Awal 1
Mengelola ruang,
a. Mengelola ruangan kelas dan waktu
waktu, fasilitas
b. Menyiapkan media audiovisual,
belajar. (keterampilan mengelola kelas.
didukung dengan alat bantu.
√ √
c. Membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran.
5 √
d. Berdoa sesuai kepercayaan masingmasing bersama dengan siswa. 2.
Melaksanakan kegiatan awal dengan membuka
a. Membangkitkan perhatian/minat dengan audiovisual. b. Menunjukkan kaitan antara materi
pelajaran.
sudah dipelajari dengan materi yang
(keterampilan
akan dipelajari
membuka) (Tumbuhkan)
c. Memberikan acuan dengan
√ √ √
√
4
mengemukakan tujuan pembelajaran. d. Menarik perhatian siswa, motivasi siswa dengan menimbulkan rasa ingin tahu pada materi dengan media audiovisual.
b. Kegiatan Inti 3.
Menyajikan
a. Mengaitkan materi dengan
informasi berupa
pengetahuan awal siswa.
materi yang akan
b. Menyampaikan materi dengan
diajarkan
media audiovisual, didukung adanya
(keterampilan
alat bantu.
menjelaskan)
c. Menyampaikan materi dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami siswa. d. Memberikan pengalaman belajar
√ √
5 √ √
324
yang bermakna pada siswa. 4.
Melibatkan siswa aktif untuk berpendapat dan
a. Memberikan pertanyaan yang jelas dan singkat sesuai dengan materi b. Menyebarkan pertanyaan ke seluruh
menjawab
kelas, ke siswa tertentu dan siswa
pertanyaan dalam
lain untuk menanggapi pertanyaan.
pembelajaran
√ 5 √
c. Memberikan waktu berpikir pada
menggunakan
siswa sebelum menjawab
audiovisual.
pertanyaan.
(keterampilan
√
d. Menunjukkan respon positif pada
mengadakan
jawaban siswa agar terjadi
variasi dan
peningkatan interaksi.
√
keterampilan bertanya) (Alami) 5.
Membagi siswa
a. Memberikan petunjuk yang jelas
dalam kelompok
pada siswa agar tidak mengalami
secara heterogen.
kesulitan
(Keterampilan mengelola kelas)
b. Mengatur tempat duduk siswa dalam
√
√
membentuk kelompok c. Mengatur kelas agar tetap kondusif d. Mengatur siswa menjadi beberapa kelompok dengan setiap anggota
5 √ √
kelompok 5 siswa. 6.
Memfasilitasi siswa melakukan diskusi untuk membuat peta pikiran dan karya (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dan
a. Memberikan penugasan pada setiap
√
kelompok. b. Berkunjung kesemua kelompok
√
mendekati secara individu c. Membimbing siswa dalam
5 √
kelompok yang mengalami kesulitan d. Memberi waktu berfikir agar siswa siap menyajikan hasil diskusi.
√
325
perorangan) (Namai); 7.
Memimpin siswa dalam mempresentasika
a. Memusatkan perhatian siswa pada topik diskusi. b. Memperjelas masalah dengan
n hasil kerja
mengajukan pertanyaan keseluruh
kelompok dan
kelompok
demonstrasi
c. Memberi kesempatan siswa
(keterampilan
berpendapat, berpartisipasi dalam
membimbing
kegiatan presentasi.
diskusi kelompok kecil)
√ √
5 √
d. Menilai hasil presentasi yang dilakukan siswa.
√
(Demonstrasi); 8.
Memimpin kegiatan
a. Mengorganisasi siswa kembali ke kelompok masing-masing
mengamatiaudiov b. Menyampaikan aturan pembelajaran isual untuk
selanjutnya untuk mengamati ulang
mengulangi
audiovisual
materi (keterampilan mengajar
√
c. Memutarkan media audiovisualkembali d. Memandu siswa dalam mengamati
kelompok kecil
ulang materi yang ditayangkan pada
dan perorangan)
media audiovisual.
√ 5 √ √
(Ulangi); 9.
Memberikan
a. Menjelaskan kembali secara singkat
umpan balikan
hasil presentasi kelompok dan
terhadap siswa
demonstrasi.
(keterampilan
b. Memberi kesempatan siswa untuk
memberi
bertanya hal-hal yang belum
penguatan)
dimengerti
(Reward)
c. Memberikan penguatan verbal d. Memberikan penguatan nonverbal
c. Kegiatan Akhir
√
√ √ √
5
326
10.
Memberi tindak
a. Menyimpulkan inti pelajaran
lanjut dan menutup
√
bersama siswa. b. Memberikan evaluasi sesuai dengan
Pelajaran.
√
indikator yang dirumuskan.
(Keterampilan
c. Memberikan remidi dan pengayaan.
menutup
d. Memotivasi siswa agar lebih
pelajaran)
bersemangat
5
√
JUMLAH SKOR KETERAMPILAN GURU
49
SKALA PENILAIAN
A
327
Perhitungan Skor Skor tertinggi (T) Skor terendah (R) nilai Qn n = (T - R) = (50-10) = 40 Letak Q1 = (n)
: 10 x 5 = 50 : 10x 1 = 10 : Letak Q + (R)
Letak Q2 = (n)
= (40) = 10 Nilai Q1 adalah 20 Letak Q3 = ¾ (n) = ¾ (40) = 30 Nilai Q3 adalah 40
= (40) = 20 Nilai Q2 adalah 30 Letak Q4 = T =50
Tabel 3.4.Klasifikasi Keterampilan Guru Kriteria Keterampilan Guru
Kategori
Nilai
40≤ skor ≤ 50
Sangat Baik
A
30 ≤ skor <40
Baik
B
20≤ skor <30
Cukup
C
10 ≤ skor <20
Kurang
D
Semarang, 17 Maret 2015 Pengamat
Sulastri, S.Pd.,M.Pd. NIP. 196804291998032003
328
LAMPIRAN 10 PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang Siklus I
Nama Guru
: Yuanita Mery Utami
Nama SD
: SDN Tambakaji 04 Kota Semarang
Kelas
: IVA
Hari / Tanggal
:Senin/ 2 Maret 2015
PETUNJUK a. Bacalah dengan cermat 8 indikator aktivitas siswa. b. Penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan. c. Berilah tanda chek (√) pada kolom skala penskoran jika deskriptor yang tertulis tampak. d. Skala penskoran untuk masing–masing indikator adalah sebagai berikut: Skor 1, jika tidak ada deskriptor yang tampak Skor 2, jika ada 1 deskriptor yang tampak Skor 3, jika ada 2 deskriptor yang tampak Skor 4, jika ada 3 deskriptor yang tampak Skor 5, jikaada 4 deskriptor yang tampak (Usman, 2013:129)
329
No a. 1
Indikator
Deskriptor
Skor Chek
Jumlah
Kegiatan Awal Mempersiapkan
a. Siswa duduk di bangku masing-
Skor 3:
diri untuk
masing dengan tenang.
24 siswa
menerima
b. Siswa terlihat gembira siap
Skor 4:
pembelajaran(em osional activities) (Tumbuhkan)
menerima pembelajaran. c. Siswa semangat dalam kegiatan apersepsi.
13 siswa Skor 5: 8 siswa
d. Siswa menaruh minat saat guru menjelasan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti 2.
Memperhatikan
a. Siswa memperhatikan materi pada
Skor 3:
penyajian
media audiovisualyang ditampilkan
25 siswa
informasi materi
oleh guru.
Skor 4:
yang akan dipelajari (visual,listening,
b. Siswa mencatat materi yang dianggap penting. c. Siswa bertanya apabila tidak jelas
motor, writing
dalam menerima materi yang
activities)
ditayangkan dalam media
12 siswa Skor 5: 8 siswa
audiovisual. d. Siswa berani menanggapi materi yang ditampilkan dalam media audiovisual. 3.
Menanggapi pertanyaan guru sesuai dengan materi (oral,metal, listening, emotional
a. Siswa mengemukakan pendapat
Skor 2:
menjawab pertanyaan guru.
23 siswa
b. Siswa mengingat materi yang disajikan guru. c. Siswa mendengarkan pertanyaan guru dan pendapat siswa lain. d. Siswa terlihat berani dan
activities)
bersemangat menjawab pertanyaan
(Alami)
guru.
Skor 3: 13 siswa Skor 4: 5 siswa Skor 5: 4 siswa
330
4.
Melakukan
a. Siswa menganalisis permasalahan
Skor 2:
diskusi kelompok
dengan menghubungkan materi yang
13 siswa
untuk membuat
telah dipelajari
Skor 3:
peta pikiran dan karya.(metal,oral writing activities) (Namai);
b. Siswa berdiskusi untuk memecahkan permasalahan. c. Siswa memberikan ide dalam berdiskusi.
21 siswa Skor 4: 7 siswa Skor 5: 4 siswa
d. Siswa mebuat peta pikiran. 5.
Mempresentasika n hasil diskusi kelompok dan
a. Siswa mengemukakan pendapat sesuai hasil diskusi kelompok. b. Siswa melakukan demonstrasi sesuai
melakukan
dengan materi yang telah disajikan
demonstrasi
pada media audiovisual
(oral, motor visual activities) (Demonstrasi);
c. Siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan kelompok lain.
Skor 2: 15 siswa Skor 3: 20 siswa Skor 4: 5 siswa Skor 5: 5 siswa
d. Siswa memberi tanggapan pada hasil pekerjaan kelompok lain.
6.
Mengamati audiovisualdalam kelompok heterogen (motor, metal dan emotional
a. Siswa bersemangat mengulang materi. b. Siswa memperhatikan materi lagi pada tayangan audiovisual. c. Siswa antusias dalam memperjelas materi pelajaran dalam audiovisual.
activities)(Ulangi d. Siswa mengingat ulang materi yang );
7.
Mendapatkan umpan balik (oral dan emotional activities) (Reward)
Skor 2: 16 siswa Skor 3: 17 siswa Skor 4: 9 siswa Skor 5: 3 siswa
telah dipelajari.
a. Siswa mengajukan pertanyaan tentang hal yang tidak dimengerti b. Siswa senang mendapatkan reward dari guru c. Siswa termotivasi untuk lebih giat dan bersemangat lagi dalam belajar d. Siswa mengemukakan pendapat saat
Skor 2: 14 siswa Skor 3: 17 siswa Skor 4: 11 siswa Skor 5: 3 siswa
331
menarik kesimpulan bersama guru c. Kegiatan Akhir 8.
Mengerjakan soal a. Siswa mengerjakan soal evaluasi
Skor 2:
evaluasi (
15 siswa
mandiri.
writing, visual,
b. Siswa membaca petunjuk dan soal.
mental,
c. Siswa mengingat materi yang telah
emotionalactiviti es );
dipelajari. d. Siswa tenang dalam mengerjakan soal evaluasi.
Skor 3: 14 siswa Skor 4: 10 siswa Skor 5: 6 siswa
JUMLAH SKOR AKTIVITAS SISWA
1139
RATA-RATA
25,21
SKALA PENILAIAN
B
332
Perhitungan Skor Skor tertinggi (T) Skor terendah (R) nilai Qn n = (T - R) = (40-8) = 32 Letak Q1 = (n)
: 8 x 5 = 40 : 8x 1 = 8 : Letak Q + (R)
Letak Q2 = (32)
= (32) = 8 Nilai Q1 adalah 16 Letak Q3 = ¾ (n) = ¾ (32) = 24 Nilai Q3 adalah 32
= (32) = 16 Nilai Q2 adalah 24 Letak Q4 = T =40
Tabel 3.5.Klasifikasi Aktivitas Siswa Kriteria Aktivitas Siwa
Kategori
Nilai
32 ≤ skor ≤ 40
Sangat Baik
A
24 ≤ skor <32
Baik
B
16≤ skor <24
Cukup
C
8 ≤ skor <16
Kurang
D
Semarang, 2 Maret 2015 Pengamat
Handita Ade Pratini
333
LAMPIRAN 11 REKAP HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA SIKLUS I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Nama
BR IA HAS AFM AS ARR AV AF AM BRZ BAN CIC CCRR DAL DDS DCN FAB GTT GDZ IEF KMKV LPAP LRGWH LS LKF MRRP NZGAF MAFA MFAA MRB NPM NTW PM PSN RAN RSU RNB RPFA SFZ SAPR SSGD VR YAR ZKH FUR JUMLAH RATA RATA
1 3 3 3 4 3 5 3 4 3 3 4 4 4 5 3 3 4 5 3 3 4 3 3 3 3 4 5 5 4 3 4 5 3 3 3 4 5 3 4 3 3 4 5 3 3 164 3,64
2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 5 4 5 4 3 3 5 5 3 4 3 5 3 3 4 5 5 4 3 3 3 4 3 5 3 3 3 162 3,60
3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 4 3 2 3 5 3 4 5 2 3 3 4 2 5 2 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 4 2 2 5 2 2 2 3 2 125 2,78
Indikator 4 5 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 4 4 3 5 5 3 3 2 2 3 3 5 5 3 3 4 2 3 3 5 5 2 4 4 3 3 4 2 2 5 2 3 3 2 3 3 3 5 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 2 5 3 2 3 2 2 2 2 3 2 137 135 3,04 3,00
6 2 2 2 3 2 3 2 2 3 4 5 4 3 2 3 2 5 4 3 2 3 4 3 2 2 3 4 3 2 3 4 2 3 2 5 4 2 3 4 4 3 3 3 3 2 135 3,00
7 2 2 3 2 3 2 3 2 4 5 4 3 4 2 4 4 4 5 2 3 2 3 4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 4 2 3 5 4 3 2 138 3,06
8 2 3 3 4 2 3 2 3 4 3 2 5 4 4 4 3 2 3 4 5 5 3 2 2 3 4 5 2 3 5 4 5 3 3 2 3 2 4 4 3 2 2 2 3 2 143 3,17
Skor
Kategori
20 21 20 24 20 24 25 24 27 26 27 31 28 27 27 27 30 34 25 26 29 26 22 24 25 31 30 23 24 28 25 24 23 24 27 24 24 25 28 26 24 26 23 22 19
C C C B C B B B B B B B B B B B B A B B B B C B B B B C B B B B C B B B B B B B B B C C C 1139 25,21
334
LAMPIRAN 12 PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang Siklus II
Nama Guru
: Yuanita Mery Utami
Nama SD
: SDN Tambakaji 04 Kota Semarang
Kelas
: IVA
Hari / Tanggal
: Jumat/ 6 Maret 2015
PETUNJUK a.
Bacalah dengan cermat 8 indikator aktivitas siswa.
b.
Penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan.
c.
Berilah tanda chek (√) pada kolom skala penskoran jika deskriptor yang tertulis tampak.
d.
Skala penskoran untuk masing–masing indikator adalah sebagai berikut: Skor 1, jika tidak ada deskriptor yang tampak Skor 2, jika ada 1 deskriptor yang tampak Skor 3, jika ada 2 deskriptor yang tampak Skor 4, jika ada 3 deskriptor yang tampak Skor 5, jikaada 4 deskriptor yang tampak (Usman, 2013:129)
335
No
Indikator
Deskriptor
Skor Chek
Jumlah
a. Kegiatan Awal 1
Mempersiapkan
a. Siswa duduk di bangku masing-
Skor 3:
diri untuk
masing dengan tenang.
18 siswa
menerima
b. Siswa terlihat gembira siap
Skor 4:
pembelajaran(em
menerima pembelajaran.
osional activities) c. Siswa semangat dalam kegiatan (Tumbuhkan)
apersepsi.
17 siswa Skor 5: 10 siswa
d. Siswa menaruh minat saat guru menjelasan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti 2.
Memperhatikan
a. Siswa memperhatikan materi pada
Skor 2:
penyajian
media audiovisualyang ditampilkan
8 siswa
informasi materi
oleh guru.
Skor 3:
yang akan dipelajari (visual,listening,
b. Siswa mencatat materi yang dianggap penting. c. Siswa bertanya apabila tidak jelas
motor, writing
dalam menerima materi yang
activities)
ditayangkan dalam media
19 siswa Skor 4: 11 siswa Skor 5: 7 siswa
audiovisual. d. Siswa berani menanggapi materi yang ditampilkan dalam media audiovisual. 3.
Menanggapi pertanyaan guru sesuai dengan materi (oral,metal, listening, emotional
a. Siswa mengemukakan pendapat
Skor 2:
menjawab pertanyaan guru.
6 siswa
b. Siswa mengingat materi yang disajikan guru. c. Siswa mendengarkan pertanyaan guru dan pendapat siswa lain. d. Siswa terlihat berani dan
activities)
bersemangat menjawab pertanyaan
(Alami)
guru.
Skor 3: 27 siswa Skor 4: 12 siswa
336
4.
Melakukan
a. Siswa menganalisis permasalahan
Skor 2:
diskusi kelompok
dengan menghubungkan materi yang
9 siswa
untuk membuat
telah dipelajari
Skor 3:
peta pikiran dan karya.(metal,oral writing activities) (Namai);
b. Siswa berdiskusi untuk memecahkan permasalahan. c. Siswa memberikan ide dalam
18 siswa Skor 4: 18 siswa
berdiskusi. d. Siswa mebuat peta pikiran.
5.
Mempresentasika n hasil diskusi kelompok dan
a. Siswa mengemukakan pendapat sesuai hasil diskusi kelompok. b. Siswa melakukan demonstrasi sesuai
melakukan
dengan materi yang telah disajikan
demonstrasi
pada media audiovisual
(oral, motor visual activities) (Demonstrasi);
c. Siswa mengamati demonstrasi yang
Skor 3: 23 siswa Skor 4: 15 siswa Skor 5: 7 siswa
dilakukan kelompok lain. d. Siswa memberi tanggapan pada hasil pekerjaan kelompok lain.
6.
Mengamati audiovisualdalam kelompok heterogen (motor, metal dan emotional
a. Siswa bersemangat mengulang materi. b. Siswa memperhatikan materi lagi pada tayangan audiovisual. c. Siswa antusias dalam memperjelas materi pelajaran dalam audiovisual.
activities)(Ulangi d. Siswa mengingat ulang materi yang );
7.
Mendapatkan umpan balik (oral dan emotional activities) (Reward)
Skor 2: 10 siswa Skor 3: 20 siswa Skor 4: 13 siswa Skor 5: 2 siswa
telah dipelajari.
a. Siswa mengajukan pertanyaan tentang hal yang tidak dimengerti b. Siswa senang mendapatkan reward dari guru c. Siswa termotivasi untuk lebih giat dan bersemangat lagi dalam belajar d. Siswa mengemukakan pendapat saat
Skor 2: 4 siswa Skor 3: 17 siswa Skor 4: 14 siswa Skor 5: 10 siswa
337
menarik kesimpulan bersama guru c. Kegiatan Akhir 8.
Mengerjakan soal a. Siswa mengerjakan soal evaluasi
Skor 3:
evaluasi (
10 siswa
mandiri.
writing, visual,
b. Siswa membaca petunjuk dan soal.
mental,
c. Siswa mengingat materi yang telah
emotionalactiviti es );
dipelajari. d. Siswa tenang dalam mengerjakan
Skor 4: 20 siswa Skor 5: 15 siswa
soal evaluasi. JUMLAH SKOR AKTIVITAS SISWA
1262
RATA-RATA
28,04
SKALA PENILAIAN
B
338
Perhitungan Skor Skor tertinggi (T) Skor terendah (R) nilai Qn n = (T - R) = (40-8) = 32 Letak Q1 = (n)
: 8 x 5 = 40 : 8x 1 = 8 : Letak Q + (R)
Letak Q2 = (32)
= (32) = 8 Nilai Q1 adalah 16 Letak Q3 = ¾ (n) = ¾ (32) = 24 Nilai Q3 adalah 32
= (32) = 16 Nilai Q2 adalah 24 Letak Q4 = T =40
Tabel 3.5. Klasifikasi Aktivitas Siswa Kriteria Aktivitas Siwa
Kategori
Nilai
32 ≤ skor ≤ 40
Sangat Baik
A
24 ≤ skor <32
Baik
B
16≤ skor <24
Cukup
C
8 ≤ skor <16
Kurang
D
Semarang, 6 Maret 2015 Pengamat
Handita Ade Pratini
339
LAMPIRAN 13 REKAP HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA SIKLUS II No
Nama
1 BR 2 IA 3 HAS 4 AFM 5 AS 6 ARR 7 AV 8 AF 9 AM 10 BRZ 11 BAN 12 CIC 13 CCRR 14 DAL 15 DDS 16 DCN 17 FAB 18 GTT 19 GDZ 20 IEF 21 KMKV 22 LPAP 23 LRGWH 24 LS 25 LKF 26 MRRP 27 NZGAF 28 MAFA 29 MFAA 30 MRB 31 NPM 32 NTW 33 PM 34 PSN 35 RAN 36 RSU 37 RNB 38 RPFA 39 SFZ 40 SAPR 41 SSGD 42 VR 43 YAR 44 ZKH 45 FUR JUMLAH RATA RATA
1 3 3 4 4 3 5 3 4 3 3 4 4 5 5 3 3 4 5 3 4 4 3 4 3 3 4 5 5 5 3 4 5 3 4 3 4 5 3 4 4 4 4 5 3 3 172 3,82
2 3 3 3 4 3 2 3 4 3 2 4 5 3 2 5 5 4 3 3 2 3 4 5 3 2 4 3 5 3 4 3 3 2 3 4 5 3 2 4 4 4 5 3 2 3 152 3,37
3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 138 3,06
Indikator 4 5 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 4 4 4 5 3 3 4 5 3 5 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 5 4 3 4 4 4 3 3 5 3 4 4 3 2 4 2 5 2 3 3 4 4 3 2 3 2 3 2 4 144 164 3,20 3,64
6 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 4 2 3 2 4 2 3 4 4 5 4 3 2 3 4 4 4 5 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 142 3,15
7 2 3 3 2 3 2 3 4 3 2 3 5 3 4 5 5 3 4 3 3 4 3 4 5 5 3 4 5 3 3 4 4 4 5 3 4 5 3 4 5 3 4 4 5 4 165 3,66
8 3 4 3 3 4 5 3 4 5 4 4 4 5 3 4 4 4 5 3 4 5 4 5 5 5 4 3 5 3 4 4 4 4 5 3 4 5 5 5 4 3 4 5 5 4 186 3,11
Skor
Kategori
22 25 26 26 27 25 23 27 29 22 27 34 28 29 32 28 31 33 24 26 28 30 29 28 27 29 31 35 27 25 29 31 28 31 29 30 31 26 30 28 27 30 28 25 26
C B B B B B C B B C B A B B B B B A B B B B B B B B B A B B B B B B B B B B B B B B B B B 1262 28,04
340
LAMPIRAN 14 PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang Siklus III
Nama Guru
: Yuanita Mery Utami
Nama SD
: SDN Tambakaji 04 Kota Semarang
Kelas
: IVA
Hari / Tanggal
:Rabu/ 17 Maret 2015
PETUNJUK a. Bacalah dengan cermat 8 indikator aktivitas siswa. b. Penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan. c. Berilah tanda chek (√) pada kolom skala penskoran jika deskriptor yang tertulis tampak. d. Skala penskoran untuk masing–masing indikator adalah sebagai berikut: Skor 1, jika tidak ada deskriptor yang tampak Skor 2, jika ada 1 deskriptor yang tampak Skor 3, jika ada 2 deskriptor yang tampak Skor 4, jika ada 3 deskriptor yang tampak Skor 5, jikaada 4 deskriptor yang tampak (Usman, 2013:129)
341
No
Indikator
Deskriptor
Skor Chek
Jumlah
a. Kegiatan Awal 1
Mempersiapkan
a. Siswa duduk di bangku masing-
Skor 4:
diri untuk
masing dengan tenang.
27 siswa
menerima
b. Siswa terlihat gembira siap
Skor 5:
pembelajaran(em
menerima pembelajaran.
18 siswa
osional activities) c. Siswa semangat dalam kegiatan (Tumbuhkan)
apersepsi. d. Siswa menaruh minat saat guru menjelasan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti 2.
Memperhatikan
a. Siswa memperhatikan materi pada
Skor 4:
penyajian
media audiovisualyang ditampilkan
20 siswa
informasi materi
oleh guru.
Skor 5:
yang akan dipelajari (visual,listening,
b. Siswa mencatat materi yang
25 siswa
dianggap penting. c. Siswa bertanya apabila tidak jelas
motor, writing
dalam menerima materi yang
activities)
ditayangkan dalam media audiovisual. d. Siswa berani menanggapi materi yang ditampilkan dalam media audiovisual.
3.
Menanggapi pertanyaan guru sesuai dengan materi (oral,metal, listening, emotional
a. Siswa mengemukakan pendapat
Skor 4:
menjawab pertanyaan guru.
18 siswa
b. Siswa mengingat materi yang disajikan guru. c. Siswa mendengarkan pertanyaan guru dan pendapat siswa lain. d. Siswa terlihat berani dan
activities)
bersemangat menjawab pertanyaan
(Alami)
guru.
Skor 5: 27 siswa
342
4.
Melakukan
a. Siswa menganalisis permasalahan
Skor 3:
diskusi kelompok
dengan menghubungkan materi yang
9 siswa
untuk membuat
telah dipelajari
Skor 4:
peta pikiran dan karya.(metal,oral writing activities) (Namai);
b. Siswa berdiskusi untuk memecahkan permasalahan. c. Siswa memberikan ide dalam
19 siswa Skor 5: 17 siswa
berdiskusi. d. Siswa mebuat peta pikiran.
5.
Mempresentasika n hasil diskusi kelompok dan
a. Siswa mengemukakan pendapat sesuai hasil diskusi kelompok. b. Siswa melakukan demonstrasi sesuai
melakukan
dengan materi yang telah disajikan
demonstrasi
pada media audiovisual
(oral, motor visual activities) (Demonstrasi);
c. Siswa mengamati demonstrasi yang
Skor 3: 11 siswa Skor 4: 17 siswa Skor 5: 17 siswa
dilakukan kelompok lain. d. Siswa memberi tanggapan pada hasil pekerjaan kelompok lain.
6.
Mengamati audiovisualdalam kelompok heterogen (motor, metal dan emotional
a. Siswa bersemangat mengulang materi. b. Siswa memperhatikan materi lagi pada tayangan audiovisual. c. Siswa antusias dalam memperjelas materi pelajaran dalam audiovisual.
Skor 3: 9 siswa Skor 4: 18 siswa Skor 5: 18 siswa
activities)(Ulangi d. Siswa mengingat ulang materi yang );
7.
Mendapatkan umpan balik (oral dan emotional activities) (Reward)
telah dipelajari.
a. Siswa mengajukan pertanyaan tentang hal yang tidak dimengerti b. Siswa senang mendapatkan reward dari guru c. Siswa termotivasi untuk lebih giat dan bersemangat lagi dalam belajar d. Siswa mengemukakan pendapat saat
Skor 3: 9 siswa Skor 4: 17 siswa Skor 5: 19 siswa
343
menarik kesimpulan bersama guru c. Kegiatan Akhir 8.
Mengerjakan soal a. Siswa mengerjakan soal evaluasi
Skor 3:
evaluasi (
7 siswa
mandiri.
writing, visual,
b. Siswa membaca petunjuk dan soal.
mental,
c. Siswa mengingat materi yang telah
emotionalactiviti es );
dipelajari. d. Siswa tenang dalam mengerjakan
Skor 4: 15 siswa Skor 5: 23 siswa
soal evaluasi. JUMLAH SKOR AKTIVITAS SISWA
1649
RATA-RATA
36,62
SKALA PENILAIAN
A
344
Perhitungan Skor Skor tertinggi (T) Skor terendah (R) nilai Qn n = (T - R) = (40-8) = 32 Letak Q1 = (n)
: 8 x 5 = 40 : 8x 1 = 8 : Letak Q + (R)
Letak Q2 = (32)
= (32) = 8 Nilai Q1 adalah 16 Letak Q3 = ¾ (n) = ¾ (32) = 24 Nilai Q3 adalah 32
= (32) = 16 Nilai Q2 adalah 24 Letak Q4 = T =40
Tabel 3.5. Klasifikasi Aktivitas Siswa Kriteria Aktivitas Siwa
Kategori
Nilai
32 ≤ skor ≤ 40
Sangat Baik
A
24 ≤ skor <32
Baik
B
16≤ skor <24
Cukup
C
8 ≤ skor <16
Kurang
D
Semarang, 17 Maret 2015 Pengamat
Handita Ade Pratini
345
LAMPIRAN 15 REKAP HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA SIKLUS III No
Nama
1 BR 2 IA 3 HAS 4 AFM 5 AS 6 ARR 7 AV 8 AF 9 AM 10 BRZ 11 BAN 12 CIC 13 CCRR 14 DAL 15 DDS 16 DCN 17 FAB 18 GTT 19 GDZ 20 IEF 21 KMKV 22 LPAP 23 LRGWH 24 LS 25 LKF 26 MRRP 27 NZGAF 28 MAFA 29 MFAA 30 MRB 31 NPM 32 NTW 33 PM 34 PSN 35 RAN 36 RSU 37 RNB 38 RPFA 39 SFZ 40 SAPR 41 SSGD 42 VR 43 YAR 44 ZKH 45 FUR JUMLAH RATA RATA
1 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 198 4,40
2 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 205 4,55
3 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 207 4,60
Indikator 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 206 208 3,57 4,62
6 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 207 4,60
7 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 208 4,62
8 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 210 4,66
Skor
Kategori
39 34 35 36 34 38 38 38 36 36 35 38 35 38 34 37 34 37 38 35 35 39 35 38 37 36 38 39 38 37 35 38 36 38 38 37 36 36 36 39 37 35 40 37 34
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A 36,62 28,04
346
LAMPIRAN 16 PEDOMAN OBSERVASI KARAKTER SISWA Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang Siklus 1
Nama Guru
: Yuanita Mery Utami
Nama SD
: SDN Tambakaji 04 Kota Semarang
Kelas
: IVA
Hari / Tanggal
: Senin/ 2 Maret 2015
PETUNJUK a. Bacalah dengan cermat 8 indikator aktivitas siswa. b. Penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan. c. Berilah tanda chek (√) pada kolom skala penskoran jika deskriptor yang tertulis tampak. d. Skala penskoran untuk masing–masing indikator adalah sebagai berikut: Skor 1, jika tidak ada deskriptor yang tampak Skor 2, jika ada 1 deskriptor yang tampak Skor 3, jika ada 2 deskriptor yang tampak Skor 4, jika ada 3 deskriptor yang tampak Skor 5, jikaada 4 deskriptor yang tampak (Usman, 2013:129)
347
INDIKATOR (Mulyasa, 2014:147) 1. Bertanggungjawab
DESKRIPTOR (Mulyasa, 2014) a. Melaksanakan tugas sesuai kemampuan b. Menaati tata tertib sekolah c. Melaksanakan kewajiban d. Menjaga kebersihan lingkungan
2. Percaya Diri
a. Pantang menyerah b. Berani menyatakan pendapat c. Berani bertanya d. Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan
3. Saling Menghargai
a. Menerima perbedaan pendapat b. Memaklumi kekurangan orang lain c. Mengakui kelebihan orang lain d. Dapat bekerjasama
4. Kompetitif
a. Berani bersaing b. Menunjukkan semangat berprestasi c. Berusaha ingin lebih maju d. Memiliki keinginan untuk tahu
JUMLAH SKOR RATA-RATA SKALA PENILAIAN
Skor Check
Jumlah skor 2 : 22 siswa Skor 3 : 17 siswa Skor 4 : 6 Siswa Skor 2 : 26 siswa Skor 3 : 13 siswa Skor 4 : 6 Siswa Skor 3 : 15 siswa Skor 4 : 18 siswa Skor 5 : 12 Siswa Skor 3 : 26 siswa Skor 4 : 14 siswa Skor 5 : 5 Siswa
548 12,17 B
348
Perhitungan Skor Skor tertinggi (T) Skor terendah (R) nilai Qn n = (T - R) = (20 - 4) = 16 Letak Q1 = (n)
: 4x 5 = 20 : 4x1=4 : Letak Q + (R)
Letak Q2 = (n)
= (16) = 4 Nilai Q1 adalah 8 Letak Q3 = (n)
= (16) =8 Nilai Q2 adalah 12 Letak Q4 = T = 20
= (16) = 12 Nilai Q3 adalah 16 Tabel 3.6. Klasifikasi Karakter Siswa Kriteria Ketuntasan 16 ≤ skor ≤ 20
Skala Penilaian Sangat baik (A)
12 ≤ skor <16
Baik (B)
8 ≤ skor <12
Cukup (C)
4 ≤ skor <8
Kurang (K) Semarang, 2 Maret 2015 Pengamat
Handita Ade Pratini
349
LAMPIRAN 17 HASIL OBSERVASI KARAKTER SISWA SIKLUS I No
Nama
1 BR 2 IA 3 HAS 4 AFM 5 AS 6 ARR 7 AV 8 AF 9 AM 10 BRZ 11 BAN 12 CIC 13 CCRR 14 DAL 15 DDS 16 DCN 17 FAB 18 GTT 19 GDZ 20 IEF 21 KMKV 22 LPAP 23 LRGWH 24 LS 25 LKF 26 MRRP 27 NZGAF 28 MAFA 29 MFAA 30 MRB 31 NPM 32 NTW 33 PM 34 PSN 35 RAN 36 RSU 37 RNB 38 RPFA 39 SFZ 40 SAPR 41 SSGD 42 VR 43 YAR 44 ZKH 45 FUR JUMLAH RATA RATA
Bertanggungj awab
3 2 2 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 3 2 4 3 2 2 4 3 2 2 3 2 4 3 2 2 2 2 3 2 3 4 3 2 3 119 2,64
Indikator Percaya Saling Diri Menghargai
2 2 3 2 3 2 2 4 2 3 2 4 2 2 3 2 3 4 2 3 2 2 2 3 2 4 2 3 2 2 3 2 4 3 2 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 115 2,55
3 4 3 3 4 3 4 3 4 5 4 3 4 3 4 5 4 3 5 5 4 3 4 5 4 5 5 5 4 3 5 5 4 3 4 3 3 3 4 5 4 3 4 5 4 159 3,53
Kompetitif
3 4 3 3 4 5 4 3 5 4 3 4 3 4 4 5 4 3 3 3 4 3 3 5 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 5 4 3 3 3 4 3 3 3 3 155 3,40
Skor
Kategori
11 12 11 11 15 13 12 12 14 15 11 13 12 11 14 14 15 13 12 13 13 10 13 16 11 14 14 15 11 11 14 12 15 13 11 12 11 11 12 13 13 14 13 12 12
C B C C B B B B B B C B B C B B B B B B B C B A C B B B C C B B B B C B C C B B B B B B B 548 12,17
350
LAMPIRAN 18 PEDOMAN OBSERVASI KARAKTER SISWA Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang Siklus II
Nama Guru
: Yuanita Mery Utami
Nama SD
: SDN Tambakaji 04 Kota Semarang
Kelas
: IVA
Hari / Tanggal
: Jumat/ 6 Maret 2015
PETUNJUK a. Bacalah dengan cermat 8 indikator aktivitas siswa. b. Penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan. c. Berilah tanda chek (√) pada kolom skala penskoran jika deskriptor yang tertulis tampak. d. Skala penskoran untuk masing–masing indikator adalah sebagai berikut: Skor 1, jika tidak ada deskriptor yang tampak Skor 2, jika ada 1 deskriptor yang tampak Skor 3, jika ada 2 deskriptor yang tampak Skor 4, jika ada 3 deskriptor yang tampak Skor 5, jikaada 4 deskriptor yang tampak (Usman, 2013:129)
351
INDIKATOR (Mulyasa, 2014:147) 1. Bertanggungjawab
DESKRIPTOR (Mulyasa, 2014) a. Melaksanakan tugas sesuai kemampuan b. Menaati tata tertib sekolah c. Melaksanakan kewajiban d. Menjaga kebersihan lingkungan
2. Percaya Diri
a. Pantang menyerah b. Berani menyatakan pendapat c. Berani bertanya d. Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan
3. Saling Menghargai
a. Menerima perbedaan pendapat b. Memaklumi kekurangan orang lain c. Mengakui kelebihan orang lain d. Dapat bekerjasama
4. Kompetitif
a. Berani bersaing b. Menunjukkan semangat berprestasi c. Berusaha ingin lebih maju d. Memiliki keinginan untuk tahu
JUMLAH SKOR RATA-RATA SKALA PENILAIAN
Skor Check
Jumlah Skor 2 : 26 siswa Skor 3 : 13 siswa Skor 4 : 6 Siswa Skor 3 : 16 siswa Skor 4 : 19 siswa Skor 5 : 10 Siswa Skor 3 : 15 siswa Skor 4 : 19 siswa Skor 5 : 11 Siswa Skor 3 : 16 siswa Skor 4 : 19 siswa Skor 5 : 10 Siswa
692 15,37 B
352
Perhitungan Skor Skor tertinggi (T) Skor terendah (R) nilai Qn n = (T - R) = (20 - 4) = 16 Letak Q1 = (n)
: 4x 5 = 20 : 4x1=4 : Letak Q + (R)
Letak Q2 = (n)
= (16) = 4 Nilai Q1 adalah 8 Letak Q3 = (n)
= (16) =8 Nilai Q2 adalah 12 Letak Q4 = T = 20
= (16) = 12 Nilai Q3 adalah 16 Tabel 3.6. Klasifikasi Karakter Siswa Kriteria Ketuntasan 16 ≤ skor ≤ 20
Skala Penilaian Sangat baik (A)
12 ≤ skor <16
Baik (B)
8 ≤ skor <12
Cukup (C)
4 ≤ skor <8
Kurang (K) Semarang, 6 Maret 2015 Pengamat
Handita Ade Pratini
353
LAMPIRAN 19 HASIL OBSERVASI KARAKTER SISWA SIKLUS II N o
Nama
1 BR 2 IA 3 HAS 4 AFM 5 AS 6 ARR 7 AV 8 AF 9 AM 10 BRZ 11 BAN 12 CIC 13 CCRR 14 DAL 15 DDS 16 DCN 17 FAB 18 GTT 19 GDZ 20 IEF 21 KMKV 22 LPAP 23 LRGWH 24 LS 25 LKF 26 MRRP 27 NZGAF 28 MAFA 29 MFAA 30 MRB 31 NPM 32 NTW 33 PM 34 PSN 35 RAN 36 RSU 37 RNB 38 RPFA 39 SFZ 40 SAPR 41 SSGD 42 VR 43 YAR 44 ZKH 45 FUR JUMLAH RATA RATA
Bertanggung jawab 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 4 4 4 3 4 5 3 5 4 5 3 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 3 4 5 3 3 4 5 3 4 5 5 4 4 3 168 3,73
Indikator Percaya Saling Diri Menghargai 4 3 3 3 3 3 4 4 5 3 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 3 5 4 4 5 3 3 3 3 4 3 3 4 5 4 3 3 4 4 5 5 3 3 4 4 3 3 3 4 3 5 4 5 5 4 4 5 3 5 5 5 4 4 3 5 4 3 4 4 4 3 3 5 4 4 5 5 4 4 3 4 4 3 174 176 3,86 3,91
Kompetitif 3 4 3 3 3 4 5 5 3 4 3 5 5 4 3 4 4 4 5 4 3 4 5 3 3 3 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 3 3 4 3 4 5 3 4 3 174 3,86
Skor
Kategori
13 12 12 13 14 14 16 13 13 15 16 18 17 15 16 18 13 15 16 16 15 15 17 18 14 15 14 15 17 18 18 16 16 19 16 15 14 16 14 15 17 20 15 15 13
B B B B B B A B B B B A A B A A B B A A B B A A B B B B A A A A A A A B B A B B B A B B B 692 15,37
354
LAMPIRAN 20 PEDOMAN OBSERVASI KARAKTER SISWA Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang Siklus III
Nama Guru
: Yuanita Mery Utami
Nama SD
: SDN Tambakaji 04 Kota Semarang
Kelas
: IVA
Hari / Tanggal
: Selasa/ 17 Maret 2015
PETUNJUK a. Bacalah dengan cermat 8 indikator aktivitas siswa. b. Penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan. c. Berilah tanda chek (√) pada kolom skala penskoran jika deskriptor yang tertulis tampak. d. Skala penskoran untuk masing–masing indikator adalah sebagai berikut: Skor 1, jika tidak ada deskriptor yang tampak Skor 2, jika ada 1 deskriptor yang tampak Skor 3, jika ada 2 deskriptor yang tampak Skor 4, jika ada 3 deskriptor yang tampak Skor 5, jikaada 4 deskriptor yang tampak (Usman, 2013:129)
355
INDIKATOR (Mulyasa, 2014:147) 1. Bertanggungjawab
DESKRIPTOR (Mulyasa, 2014) a. Melaksanakan tugas sesuai kemampuan b. Menaati tata tertib sekolah c. Melaksanakan kewajiban d. Menjaga kebersihan lingkungan
2. Percaya Diri
a. Pantang menyerah b. Berani menyatakan pendapat c. Berani bertanya d. Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan
3. Saling Menghargai
a. Menerima perbedaan pendapat b. Memaklumi kekurangan orang lain c. Mengakui kelebihan orang lain d. Dapat bekerjasama
4. Kompetitif
a. Berani bersaing b. Menunjukkan semangat berprestasi c. Berusaha ingin lebih maju d. Memiliki keinginan untuk tahu
JUMLAH SKOR RATA-RATA SKALA PENILAIAN
Skor Check
Jumlah Skor 3 : 17 siswa Skor 4 : 19 siswa Skor 5 : 9 Siswa Skor 3 : 14 siswa Skor 4 : 19 siswa Skor 5 : 12 Siswa Skor 3 : 19 siswa Skor 4 : 13 siswa Skor 5 : 13 Siswa Skor 3 : 13 siswa Skor 4 : 16 siswa Skor 5 : 16 Siswa
743 16,51 A
356
Perhitungan Skor Skor tertinggi (T) Skor terendah (R) nilai Qn n = (T - R) = (20 - 4) = 16 Letak Q1 = (n)
: 4x 5 = 20 : 4x1=4 : Letak Q + (R)
Letak Q2 = (n)
= (16) = 4 Nilai Q1 adalah 8 Letak Q3 = (n)
= (16) =8 Nilai Q2 adalah 12 Letak Q4 = T = 20
= (16) = 12 Nilai Q3 adalah 16 Tabel 3.6. Klasifikasi Karakter Siswa Kriteria Ketuntasan 16 ≤ skor ≤ 20
Skala Penilaian Sangat baik (A)
12 ≤ skor <16
Baik (B)
8 ≤ skor <12
Cukup (C)
4 ≤ skor <8
Kurang (K) Semarang, 17 Maret 2015 Pengamat
Handita Ade Pratini
357
LAMPIRAN 21 HASIL OBSERVASI KARAKTER SISWA SIKLUS III N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Nama
BR IA HAS AFM AS ARR AV AF AM BRZ BAN CIC CCRR DAL DDS DCN FAB GTT GDZ IEF KMKV LPAP LRGWH LS LKF MRRP NZGAF MAFA MFAA MRB NPM NTW PM PSN RAN RSU RNB RPFA SFZ SAPR SSGD VR YAR ZKH FUR JUMLAH RATA RATA
Bertanggung jawab 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 208 4,62
Indikator Percaya Saling Diri Menghargai 4 3 5 4 4 3 3 5 4 4 3 3 4 5 5 4 4 3 3 3 5 3 3 5 4 4 4 3 3 4 3 5 4 3 5 5 4 3 5 4 3 3 5 5 4 3 4 3 5 4 4 5 3 3 4 5 5 3 5 4 4 3 3 3 4 3 5 3 3 4 4 3 3 5 3 4 4 4 3 5 5 3 4 3 5 4 4 5 4 3 178 174 3,95 3,84
Kompetitif 3 4 3 5 4 3 5 3 3 3 4 3 5 5 4 3 5 4 4 5 5 4 4 3 4 5 5 3 5 4 3 5 4 3 5 4 5 4 3 4 5 5 5 4 5 183 4,06
Skor
Kategori
15 18 15 18 17 13 19 16 15 14 17 16 18 17 16 16 16 19 15 18 16 18 16 14 18 19 15 16 17 18 15 15 16 16 16 16 17 16 16 16 18 16 18 18 16
B A B A A B A A B B A A A A A A A A B A A A A B A A B A A A B B A A A A A A A A A A A A A 743 16,51
358
LAMPIRAN 22 HASIL BELAJAR SISWA PRA SIKLUS No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nama Siswa BR IA HAS AFM AS ARR AV AF AM BRZ BAN CIC CCRR DAL DDS DCN FAB GTT GDZ IEF KMKV LPAP LRGWH LS LKF MRRP NZGAF MAFA MFAA MRB NPM NTW PM PSN RAN RSU RNB
Nilai 60 66 65,5 66 66,5 62,5 63 62,5 66 62 72 66,5 81 66,5 66 65 66,5 74,5 65 66,5 64,5 64,5 66,5 66,5 73 66,5 66,5 74 64 76 66,5 85,5 65,5 63,5 75,5 65 65
Keterangan Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas
359
38 39 40 41 42 43 44 45
RPFA
65,5 74,5 66,5 66,5 62 61,5 65,5 65
SFZ SAPR SSGD VR YAR ZKH FUR
KKM
: 67
Nilai rata-rata
: 67,33
Persentase ketuntasan : 20%
Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas
360
LAMPIRAN 23 HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nama BR IA HAS AFM AS ARR AV AF AM BRZ BAN CIC CCRR DAL DDS DCN FAB GTT GDZ IEF KMKV LPAP LRGWH LS LKF MRRP NZGAF MAFA MFAA MRB NPM NTW PM PSN RAN RSU RNB
Nilai 65 65 65 65 65 60 65 50 30 70 65 40 90 70 75 100 100 60 75 55 100 80 65 60 85 70 65 75 65 65 100 75 60 70 70 65 80
Keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
361
38 39 40 41 42 43 44 45
RPFA SFZ SAPR SSGD VR YAR ZKH FUR
Rata Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa Yg Tuntas Jumlah Siswa Yg Tidak Tuntas Persentase Ketuntasan Persentase Ketidaktuntasan
85 80 85 80 50 70 85 65 70,67 100 30 27 18 60% 40%
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
362
LAMPIRAN 24 HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama BR IA HAS AFM AS ARR AV AF AM BRZ BAN CIC CCRR DAL DDS DCN FAB GTT GDZ IEF KMKV LPAP LRGWH LS LKF MRRP NZGAF MAFA MFAA MRB NPM NTW PM PSN RAN RSU
Nilai 70 80 65 80 90 50 80 85 65 80 65 85 70 85 60 65 80 75 95 60 80 85 75 65 95 65 80 80 95 65 80 90 75 85 95 60
Keterangan Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
363
37 38 39 40 41 42 43 44 45
RNB RPFA SFZ SAPR SSGD VR YAR ZKH FUR
Rata Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa Yg Tuntas Jumlah Siswa Yg Tidak Tuntas Persentase Ketuntasan Persentase Ketidaktuntasan
90 70 95 90 85 50 70 95 55 76,78 95 50 32 13 71,11% 28,89%
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
364
LAMPIRAN 25 HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS III No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nama BR IA HAS AFM AS ARR AV AF AM BRZ BAN CIC CCRR DAL DDS DCN FAB GTT GDZ IEF KMKV LPAP LRGWH LS LKF MRRP NZGAF MAFA MFAA MRB NPM NTW PM PSN RAN RSU RNB
Nilai 85 95 60 70 80 85 70 75 100 100 60 90 95 75 65 75 95 85 85 65 95 100 90 85 95 85 100 80 100 65 85 100 80 90 80 65 100
Keterangan Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
365
38 39 40 41 42 43 44 45
RPFA SFZ SAPR SSGD VR YAR ZKH FUR
Rata Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa Yg Tuntas Jumlah Siswa Yg Tidak Tuntas Persentase Ketuntasan Persentase Ketidaktuntasan
100 100 90 70 90 90 100 95 85,33 100 60 39 6 86,67% 13,33%
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
366
LAMPIRAN 26 REKAP HASIL BELAJAR SIKLUS I, II, DAN III No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Nama BR IA HAS AFM AS ARR AV AF AM BRZ BAN CIC CCRR DAL DDS DCN FAB GTT GDZ IEF KMKV LPAP LRGWH LS LKF MRRP NZGAF MAFA MFAA MRB NPM NTW PM PSN RAN
Siklus Siklus Siklus Rata Keterangan 1 2 3 Rata 65 70 85 73,33 Tuntas 65 80 95 80,00 Tuntas 65 65 60 63,33 Tidak Tuntas 65 80 70 71,67 Tuntas 65 90 80 78,33 Tuntas 60 50 85 65,00 Tidak Tuntas 65 80 70 71,67 Tuntas 50 85 75 70,00 Tuntas 30 65 100 65,00 Tidak Tuntas 70 80 100 83,33 Tuntas 65 65 60 63,33 Tidak Tuntas 40 85 90 71,67 Tuntas 90 70 95 85,00 Tuntas 70 85 75 76,67 Tuntas 75 60 65 66,67 Tidak Tuntas 100 65 75 80,00 Tuntas 100 80 95 91,67 Tuntas 60 75 85 73,33 Tuntas 75 95 85 85,00 Tuntas 55 60 65 60,00 Tidak Tuntas 100 80 95 91,67 Tuntas 80 85 100 88,33 Tuntas 65 75 90 76,67 Tuntas 60 65 85 70,00 Tuntas 85 95 95 91,67 Tuntas 70 65 85 73,33 Tuntas 65 80 100 81,67 Tuntas 75 80 80 78,33 Tuntas 65 95 100 86,67 Tuntas 65 65 65 65,00 Tidak Tuntas 100 80 85 88,33 Tuntas 75 90 100 88,33 Tuntas 60 75 80 71,67 Tuntas 70 85 90 81,67 Tuntas 70 95 80 81,67 Tuntas
367
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
RSU RNB RPFA SFZ SAPR SSGD VR YAR ZKH FUR
Rata Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa Yg Tuntas Jumlah Siswa Yg Tidak Tuntas Persentase Ketuntasan Persentase Ketidaktuntasan
65 80 85 80 85 80 50 70 85 65 70,67 100 30
60 90 70 95 90 85 50 70 95 55 76,78 95 50
65 100 100 100 90 70 90 90 100 95 85,33 100 60
63,33 90,00 85,00 91,67 88,33 78,33 63,33 76,67 93,33 71,67 77,59 93,33 60,00
27
32
39
18
13
6
60
71,11
86,67
0,00
40,00
28,89
13,33
0,00
Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
368
LAMPIRAN 27 PEDOMAN PENILAIAN PRODUK SIKLUS I
Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Semarang Siklus I
Nama Guru
: Yuanita Mery Utami
Nama SD
: SDN Tambakaji 04 Semarang
Kelas
: IVA
Hari / Tanggal
: Senin/ 2 Maret 2015
PETUNJUK a. Bacalah dengan cermat 8 indikator aktivitas siswa. b. Penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan. c. Berilah tanda chek (√) pada kolom skala penskoran jika deskriptor yang tertulis tampak. d. Skala penskoran untuk masing–masing indikator adalah sebagai berikut: Skor 1, jika tidak ada deskriptor yang tampak Skor 2, jika ada 1 deskriptor yang tampak Skor 3, jika ada 2 deskriptor yang tampak Skor 4, jika ada 3 deskriptor yang tampak (Usman, 2013:129)
369
No
Tahap (Majid,
Diskriptor
2014:281) 1.
Persiapan
check a. membawa alat dan bahan yang dibutuhkan b. menyiapkan alat dan bahan di atas meja kelompok c. memperhatikan petunjuk guru
2.
Langkah kerja
Skor Jumlah Skor 1: 1 kelompok Skor 2: 5 kelompok Skor 3: 3
sebelum membuat produk
kelompok
a. membuat peta pikiran dengan
Skor 1: 1
anggota kelompok b. membuat garis penghubung c. membuat kalimat penjelas setiap cabang pikiran
kelompok Skor 2: 4 kelompok Skor 3:4 kelompok
3.
Hasil produk peta pikiran
a. produk yang dihasilkan sesuai
Skor 2: 4
dengan materi yang pelajari
kelompok
b. produk menjelaskan isi gambar dengan bahasa yang tepat
Skor 3 5 kelompok
c. cabang peta pikiran banyak dan meluas Jumlah
355
Rata-rata
7,88
Kriteria
Baik
370
Perhitungan Skor Skor tertinggi (T) Skor terendah (R) nilai Qn n = (T - R) = (12 - 3) =9 Letak Q1 = (n)
: 3x 4 = 12 : 3x 1 = 3 : Letak Q + (R)
Letak Q2 = (9)
= (9) = 2,25 Nilai Q1 adalah 5,25 Letak Q3 = (n)
= (9) = 4,5 Nilai Q2 adalah 7,25 Letak Q4 = T =12
= (12) =9 Nilai Q3 adalah 9,25 Tabel 3.7.Klasifikasi Penilaian Produk
Kriteria Produk
Kategori
Nilai
9,25≤ skor ≤12
Sangat Baik
A
7,5≤ skor <9,25
Baik
B
5,25≤ skor <7,5
Cukup
C
3≤ skor <5,25
Kurang
D
Semarang, 2 Maret 2015 Pengamat
Handita Ade Pratini
371
LAMPIRAN 28 REKAP HASIL PENILAIAN PRODUK SIKLUS I No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
BR IA HAS AFM AS ARR AV AF AM BRZ BAN CIC CCRR DAL DDS DCN FAB GTT GDZ IEF KMKV LPAP LRGWH LS LKF MRRP NZGAF MAFA MFAA MRB NPM NTW PM PSN RAN RSU
Indikator Persiapan 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2
Langkah 3 3 1 3 2 3 3 1 3 2 3 3 1 3 2 3 3 1 3 2 3 3 1 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2
Hasil 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2
Skor Kategori 9 9 6 8 7 9 9 6 8 7 9 9 6 8 7 9 9 6 8 7 9 9 6 8 7 6 6 6 7 6 6 6 7 6 7 6
A A B A B A A B A B A A B A B A A B A B A A B A B B B B B B B B B B B B
372
37 RNB 38 RPFA 39 SFZ 40 SAPR 41 SSGD 42 VR 43 YAR 44 ZKH 45 FUR JUMLAH RATA RATA
2 2 1 2 2 2 1 2 2 115
2 2 3 2 2 2 3 2 2 115
2 3 2 3 2 2 2 2 2 125
2,56
2,56
2,78
6 7 6 7 6 6 6 6 6
B B B B B B B B B 355 7,88
373
LAMPIRAN 29 PEDOMAN PENILAIAN PRODUK SIKLUS II
Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Semarang Siklus II
Nama Guru
: Yuanita Mery Utami
Nama SD
: SDN Tambakaji 04 Semarang
Kelas
: IVA
Hari / Tanggal
: Jumat/ 7 Maret 2015
PETUNJUK a. Bacalah dengan cermat 8 indikator aktivitas siswa. b. Penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan. c. Berilah tanda chek (√) pada kolom skala penskoran jika deskriptor yang tertulis tampak. d. Skala penskoran untuk masing–masing indikator adalah sebagai berikut: Skor 1, jika tidak ada deskriptor yang tampak Skor 2, jika ada 1 deskriptor yang tampak Skor 3, jika ada 2 deskriptor yang tampak Skor 4, jika ada 3 deskriptor yang tampak (Usman, 2013:129)
374
No
Tahap (Majid,
Diskriptor
2014:281) 1.
Persiapan
check a. membawa alat dan bahan yang dibutuhkan b. menyiapkan alat dan bahan di atas meja kelompok c. memperhatikan petunjuk guru
2.
Langkah kerja
Skor Jumlah Skor 2: 5 kelompok Skor 3: 4 kelompok Skor 4: 2
sebelum membuat produk
kelompok
a. membuat peta pikiran dengan
Skor 3: 2
anggota kelompok b. membuat garis penghubung c. membuat kalimat penjelas setiap
kelompok Skor 4 : 5 kelompok
cabang pikiran 3.
Hasil produk peta pikiran
a. produk yang dihasilkan sesuai
Skor 3: 4
dengan materi yang pelajari
kelompok
b. produk menjelaskan isi gambar
Skor 4: 5
dengan bahasa yang tepat
kelompok
c. cabang peta pikiran banyak dan meluas Jumlah
490
Rata-rata
10,88
Kriteria
Sangat Baik
375
Perhitungan Skor Skor tertinggi (T) Skor terendah (R) nilai Qn n = (T - R) = (12 - 3) =9 Letak Q1 = (n)
: 3x 4 = 12 : 3x 1 = 3 : Letak Q + (R)
Letak Q2 = (9)
= (9) = 2,25 Nilai Q1 adalah 5,25 Letak Q3 = (n)
= (9) = 4,5 Nilai Q2 adalah 7,25 Letak Q4 = T =12
= (12) =9 Nilai Q3 adalah 9,25 Tabel 3.7.Klasifikasi Penilaian Produk
Kriteria Produk
Kategori
Nilai
9,25≤ skor ≤12
Sangat Baik
A
7,5≤ skor <9,25
Baik
B
5,25≤ skor <7,5
Cukup
C
3≤ skor <5,25
Kurang
D
Semarang, 7 Maret 2015 Pengamat
Handita Ade Pratini
376
LAMPIRAN 30 REKAP HASIL PENILAIAN PRODUK SIKLUS II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Indikator Persiapan Langkah BR 2 4 IA 3 3 HAS 3 4 AFM 4 4 AS 3 4 ARR 2 4 AV 3 3 AF 3 4 AM 4 4 BRZ 3 4 BAN 2 4 CIC 3 3 CCRR 3 4 DAL 4 4 DDS 3 4 DCN 2 4 FAB 3 3 GTT 3 4 GDZ 4 4 IEF 3 4 KMKV 2 4 LPAP 3 3 LRGWH 3 4 LS 4 4 LKF 3 4 MRRP 3 3 NZGAF 4 4 MAFA 3 3 MFAA 2 4 MRB 2 4 NPM 3 3 NTW 4 4 PM 3 3 PSN 2 4 RAN 2 4 RSU 3 3 Nama
Hasil 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3
Skor Kategori 10 9 10 11 11 10 9 10 11 11 10 9 10 11 11 10 9 10 11 11 10 9 10 11 11 9 11 10 10 10 9 11 10 10 10 9
A B A A A A B A A A A B A A A A B A A A A B A A A B A A A A B A A A A B
377
37 RNB 38 RPFA 39 SFZ 40 SAPR 41 SSGD 42 VR 43 YAR 44 ZKH 45 FUR JUMLAH RATA RATA
4 3 2 3 3 4 3 4 3 130
4 3 4 3 3 4 3 4 3 200
3 4 4 4 3 3 4 3 3 160
2,89
2,89
2,89
11 10 10 10 9 11 10 11 9
A A A A B A A A B 490 10,88
378
LAMPIRAN 31 PEDOMAN PENILAIAN PRODUK SIKLUS III
Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Audiovisualpada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 04 Semarang Siklus III
Nama Guru
: Yuanita Mery Utami
Nama SD
: SDN Tambakaji 04 Semarang
Kelas
: IVA
Hari / Tanggal
: Jumat/ 17 Maret 2015
PETUNJUK a. Bacalah dengan cermat 8 indikator aktivitas siswa. b. Penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan. c. Berilah tanda chek (√) pada kolom skala penskoran jika deskriptor yang tertulis tampak. d. Skala penskoran untuk masing–masing indikator adalah sebagai berikut: Skor 1, jika tidak ada deskriptor yang tampak Skor 2, jika ada 1 deskriptor yang tampak Skor 3, jika ada 2 deskriptor yang tampak Skor 4, jika ada 3 deskriptor yang tampak (Usman, 2013:129)
379
No
Tahap (Majid,
Diskriptor
2014:281) 1.
Persiapan
Skor check
a. membawa alat dan bahan yang dibutuhkan b. menyiapkan alat dan bahan di atas meja kelompok
Jumlah Skor 3: 2 kelompok Skor 4: 7 kelompok
c. memperhatikan petunjuk guru sebelum membuat produk 2.
Langkah kerja
a. membuat peta pikiran dengan anggota kelompok
Skor 4 : 9 kelompok
b. membuat garis penghubung c. membuat kalimat penjelas setiap cabang pikiran 3.
Hasil produk peta pikiran
a. produk yang dihasilkan sesuai
Skor 3: 1
dengan materi yang pelajari
kelompok
b. produk menjelaskan isi gambar
Skor 4: 8
dengan bahasa yang tepat
kelompok
c. cabang peta pikiran banyak dan meluas Jumlah
525
Rata-rata
11,66
Kriteria
Sangat Baik
380
Perhitungan Skor Skor tertinggi (T) Skor terendah (R) nilai Qn n = (T - R) = (12 - 3) =9 Letak Q1 = (n)
: 3x 4 = 12 : 3x 1 = 3 : Letak Q + (R)
Letak Q2 = (9)
= (9) = 2,25 Nilai Q1 adalah 5,25 Letak Q3 = (n)
= (9) = 4,5 Nilai Q2 adalah 7,25 Letak Q4 = T =12
= (12) =9 Nilai Q3 adalah 9,25 Tabel 3.7.Klasifikasi Penilaian Produk
Kriteria Produk
Kategori
Nilai
9,25≤ skor ≤12
Sangat Baik
A
7,5≤ skor <9,25
Baik
B
5,25≤ skor <7,5
Cukup
C
3≤ skor <5,25
Kurang
D
Semarang, 17 Maret 2015 Pengamat
Handita Ade Pratini
381
LAMPIRAN 32 REKAP HASIL PENILAIAN PRODUK SIKLUS III Indikator No
Nama
Persiapan
Langkah
Hasil
Skor
Kategori
1
BR
4
4
4
12
A
2
IA
4
4
3
11
A
3
HAS
4
4
4
12
A
4
AFM
3
4
4
11
A
5
AS
4
4
4
12
A
6
ARR
4
4
4
12
A
7
AV
3
4
4
11
A
8
AF
4
4
4
12
A
9
AM
4
4
4
12
A
10
BRZ
4
4
4
12
A
11
BAN
4
4
3
11
A
12
CIC
4
4
4
12
A
13
CCRR
3
4
4
11
A
14
DAL
4
4
4
12
A
15
DDS
4
4
4
12
A
16
DCN
3
4
4
11
A
17
FAB
4
4
4
12
A
18
GTT
4
4
4
12
A
19
GDZ
4
4
4
12
A
20
IEF
4
4
3
11
A
21
KMKV
4
4
4
12
A
22
LPAP
3
4
4
11
A
23
LRGWH
4
4
4
12
A
24
LS
4
4
4
12
A
25
LKF
3
4
4
11
A
26
MRRP
4
4
4
12
A
27
NZGAF
4
4
4
12
A
28
MAFA
4
4
4
12
A
29
MFAA
4
4
3
11
A
30
MRB
4
4
4
12
A
31
NPM
3
4
4
11
A
32
NTW
4
4
4
12
A
33
PM
4
4
4
12
A
34
PSN
3
4
4
11
A
35
RAN
4
4
4
12
A
36
RSU
4
4
4
12
A
382
37
RNB
4
4
4
12
A
38
RPFA
4
4
3
11
A
39
SFZ
4
4
4
12
A
40
SAPR
3
4
4
11
A
41
SSGD
4
4
4
12
A
42
VR
4
4
4
12
A
43
YAR
3
4
4
11
A
44
ZKH
4
4
4
12
A
45
FUR
4
4
4
12
JUMLAH RATA RATA
170 3,78
180 3,78
175 3,78
A 525 11,66
383
LAMPIRAN 33 CATATAN LAPANGAN SIKLUS I Secara keseluruhan pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik. Beberapa langkah belum terlaksana seperti belum mampu memusatkan perhatian siswa pada topik diskusi. Iklim pembelajaran pada siklus I kurang mendukung. Pembelajaran berlangsung setalah siswa berolahraga di luar kelas. Sehingga siswa tidak segera mempersiapkan diri mengikuti pelajaran selanjutnya. Selain itu adanya persiapan lomba di kelas sebelah membuat pembelajaran kurang kondusif. Siswa tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran. Ada beberapa siswa yang ikut menyanyikan lagu yang dipersiapkan untuk lomba pada kelas sebelah. Ketika penayangan audiovisual, beberapa siswa masih ramai sendiri. Hal ini dikarenakan tayangan pada media audiovisual monoton, hanya berisi gambar dan tulisan. Namun siswa yang lain tampak tertarik dengan tayangan pada audiovisual. Hal tersebut terlihat ketika audiovisual ditayangkan, siswa memperhatikan dengan antusias, mencatat isi video tanpa komando guru, dan meminta untuk diulangi agar bisa mencatat bagian tertentu yang belum jelas. Ketika pembuatan produk siswa masih bingung, namun mereka menikmati proses pembuatan produk karena dapat menghias sesuai selera masing masing. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan setelah penayangan audiovisual namun guru kurang dalam memberikan umpan balik bagi siswa. Guru hanya memberi penguatan verbal benar atau salah tanpa memberi penjelasan lebih lanjut terhadap jawaban siswa. Pengelolaan kelas perlu ditingkatkan karena guru belum dapat mengatasi siswa yang gaduh dan berjalan-jalan di dalam ruang kelas. Pembelajaran berlangsung melebihi alokasi waktu yang ditentukan sehingga siswa tidak kondusif ketika membuat produk dan mengerjakan soal evaluasi. Semarang, 2 Maret 2015 Pengamat
Handita Ade Pratini
384
LAMPIRAN 34 CATATAN LAPANGAN SIKLUS II Secara keseluruhan pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik. Pengelolaan kelas perlu ditingkatkan karena guru masih kesulitan menangani siswa yang membuat gaduh. Ketika penayangan audiovisual banyak siswa yang tertarik dengan isi tayangan tersebut. Hal ini terlihat dari sikap siswa saat memperhatikan tayangan audiovisual. Ada beberapa siswa yang tertawa ketika melihat tayanagan. Hal ini dikarenakan audiovisual pada siklus II di tayangkan video tentang seseorang yang memiliki masalah keuangan dan sosialisasi berkoperasi yang disajikan dalam bentuk humor, sehingga dapat menarik minat siswa untuk memahami materi.. Pembuatan
produk
membuat
siswa
semakin
antusias
mengikuti
pembelajaran. Mereka membaca buku ajar dengan seksama, bekerjasama dengan anggota kelompok membuat produk yang terbaik. Pada siklus ini siswa terlalu asyik menghias dan menulis penjelasan dalam produk. Sehingga pemaparan materi pada peta pikiran kurang lengkap. Guru belum tegas terhadap siswa karena guru menuruti siswa untuk memberi tambahan waktu ketika pembuatan produk. Selain itu siswa juga meminta waktu tambahan kepada guru ketika mengerjakan soal evaluasi. Seharusnya guru mengingatkan siswa mengenai alokasi waktu yang ditentukan dalam setiap kegiatan dan meminta mereka untuk memanajemen waktu dengan baik sehingga dapat menyelesaikan setiap tugas tepat waktu. Semarang, 7 Maret 2015 Pengamat
Handita Ade Pratini
385
LAMPIRAN 35 CATATAN LAPANGAN SIKLUS III Secara keseluruhan pembelajaran yang dilakukan guru sudah baik. Guru menerapkan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang direncanakan dan berlangsung sesuai alokasi waktu yang ditentukan. Ketika audiovisual mengenai jenis-jenis koperasi ditayangkan, semua siswa antusias untuk memperhatikan. Pada siklus III audiovisual berisi video pada setiap penjelasan jenis-jenis koperasi. Antusias siswa semakin terlihat ketika bagian koperasi sekolah SDN Tambakaji 04 Semarang karena ada beberapa siswa yang terlihat dalam tayangan tersebut. Ketertarikan siswa terhadap audiovisual terlihat ketika semua siswa meminta untuk diulangi lagi. Namun masih ada siswa yang kurang bersemangat mengikuti pelajaran walaupun guru sudah memberikan motivasi. Pada siklus III siswa semakin antusias ketika bekerjasama dengan kelompok untuk membuat produk. Berbekal pengalaman dari siklus I dan siklus II, setiap kelompok berlomba-lomba membuat produk terbaik dan berusaha menyelesaikan tepat waktu. Siswa membaca buku ajar dengan sungguh-sungguh, bertukar pikiran dengan temannya, dan berani bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan. Semarang, 17 Maret 2015 Pengamat
Handita Ade Pratini
386
LAMPIRAN 36
387
LAMPIRAN 37
388
389
390
391
392
LAMPIRAN 39
393
394
LAMPIRAN 40
Foto 1. Siswa memimpin berdoa
395
Foto 2. Guru menampilkan media audiovisual
Foto 3. Siswa mengamati tayangan pada media audiovisual
396
Foto 4. Siswa berdiskusi membuat peta pikiran
Foto 5. Guru membimbing kelompok kecil
397
Foto 6. Siswa mempresentasikan peta pikiran di depan kelas
Foto 7. Siswa mengerjakan soal evaluasi
398
Foto 8. Guru memberikan reward pada siswa yang aktif