PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO DAN MODEL STRATTA SISWA KELAS VIIIA SMP 3 KUDUS SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh Lina Wati Muchlisin 2101406521 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
SARI Muchlisin, Lina Wati. 2011. Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Menggunakan Media Audio dan Model Stratta. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Suprapti, M.Pd. Pembimbing II: Dra. L.M. Budiyati, M.Pd. Kata kunci: keterampilan menyimak berita, media audio, dan model stratta. Keterampilan menyimak berita merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa kelas VIII. Keterampilan menyimak berita tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan latihan yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang. Penggunaan media dan penerapan model pembelajaran yang tepat merupakan hal yang harus diperhatikan oleh guru agar tujuan pembelajaran keterampilan menyimak berita dapat tercapai. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti keterampilan menyimak berita siswa kelas VIIIA SMP 3 Kudus masih rendah. Hal tersebut disebabkan teknik pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik minat siswa, guru jarang menggunakan media pembelajaran saat pembelajaran menyimak, dan materi simakan juga masih terbatas. Sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi tersebut, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media audio dan model stratta dalam pembelajaran menyimak berita siswa kelas VIIIA SMP 3 Kudus. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu (1) bagaimana peningkatan keterampilan menyimak berita siswa kelas VIIIA SMP 3 Kudus setelah mengikuti pembelajaran dengan media audio dan model stratta dan (2) bagaimana perubahan perilaku siswa kelas VIIIA SMP 3 Kudus dalam menyimak berita setelah mengikuti pembelajaran dengan media audio dan model stratta. Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menyimak berita siswa kelas VIIIA SMP 3 Kudus. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu prasiklus, siklus I, dan siklus II dengan nilai ketuntasan minimal 75. Subjek penelitian ini adalah keterampilan menyimak berita siswa kelas VIIIA SMP 3 Kudus. Pengumpulan data pada tahap prasiklus menggunakan teknik tes, sedangkan pada siklus I dan siklus II menggunakan teknik tes dan nontes. Alat Pengambilan data berupa pedoman observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data tes dilakukan secara kuantitatif, sedangkan analisis data nontes dilakukan secara kualitatif. Hasil analisis data pada penelitian prasiklus, siklus I, dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa dalam pembelajaran menyimak berita. Pada prasiklus, nilai rerata kelas yang dicapai sebesar 59,02 termasuk dalam kategori kurang. Pada siklus I terjadi peningkatan nilai rerata dari prasiklus sebesar 12,71% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 66,52. Pada siklus II meningkat sebesar 20,17% dari nilai rerata siklus I yaitu menjadi 79,94. Peningkatan ini membuktikan keberhasilan pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Peningkatan
ii
keterampilan menyimak berita juga diikuti dengan perubahan perilaku belajar siswa kelas VIIIA SMP 3 Kudus menjadi lebih baik. Pada siklus II siswa terlihat lebih antusias dan bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta yang diterapkan peneliti. Selain itu, siswa juga terlihat lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menyimak berita. Saran yang dapat diberikan, yaitu (1) guru bahasa dan sastra Indonesia dapat menggunakan media audio dan model stratta sebagai salah satu alternatif untuk membelajarkan keterampilan menyimak khususnya keterampilan menyimak berita, dan (2) para peneliti dalam bidang pendidikan bahasa dapat melakukan penelitian tentang keterampilan menyimak dengan memadukan atau mengganti media dan model pembelajaran yang lain, sehingga didapatkan alternatif lain untuk pembelajaran menyimak yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik lagi.
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi.
Semarang, 29 Maret 2011 Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dra. Suprapti, M.Pd. NIP 195007291979032001
Dra. L.M. Budiyati, M.Pd. NIP 194512301976032001
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang pada hari
: Selasa
tanggal
: 29 Maret 2011
Panitia Ujian Skripsi Ketua,
Sekretaris,
Prof. Dr. Rustono, M.Hum. NIP 197805142003121002
Dra. Suprapti, M.Pd. NIP195007291979032001
Penguji I,
Deby Luriawati, S.Pd, M.Pd. NIP 197608072005012001
Penguji II,
Penguji III,
Dra. L. M Budiyati, M.Pd. NIP194512301976032001
Dra. Suprapti, M.Pd. NIP195007291979032001
v
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 29 Maret 2011 Penulis,
Lina Wati Muchlisin
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto: 1. Tetap semangat, jangan pernah menyerah. 2. Keberhasilan berawal dari keprihatinan. 3. Barang siapa yang bersungguh-sungguh dia pasti akan mendapatkannya. 4. Kesabaran itu taman yang pahit, tetapi berbuah manis.
Persembahan: Skripsi ini saya persembahkan untuk Bapak dan Ibu beserta keluargaku tercinta, serta almamaterku.
vii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Menggunakan Media Audio dan Model Stratta pada Siswa Kelas VIIIA SMP 3 Kudus dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak berikut ini. 1. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. 2. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Semarang. 3. Dra. Suprapti, M.Pd., dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyususan skripsi ini. 4. Dra. L. M Budiyati, M.Pd., dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyususan skripsi ini. 5. Kepala sekolah SMP 3 Kudus dan guru Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VIIIA SMP 3 Kudus, Bapak Watono, S.Pd., M.Pd. yang telah memberikan izin penelitian. 6. Ibu Sri Yulia Permanasari, S.Pd., yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian. 7. Siswa kelas VIIIA SMP 3 Kudus yang senantiasa menjadi bagian dari skripsi ini.
viii
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sumbangan bagi dunia pendidikan.
Penulis,
Lina Wati Muchlisin
ix
DAFTAR ISI Halaman SARI .........................................................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................
v
PERNYATAAN .......................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vii PRAKATA ...............................................................................................
viii
DAFTAR ISI ............................................................................................
x
DAFTAR TABEL ...................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
1.2
Identifikasi Masalah ......................................................................... 5
1.3
Pembatasan Masalah ........................................................................ 6
1.4
Rumusan Masalah ............................................................................ 6
1.5
Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
1.6
Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS 2.1
Kajian Pustaka .................................................................................. 8
2.2
Landasan Teoretis ............................................................................. 13
2.2.1 Keterampilan Menyimak .................................................................. 14
x
2.2.1.1 Pengertian Menyimak .................................................................... 14 2.2.1.2 Tujuan Menyimak .......................................................................... 15 2.2.1.3 Ragam Menyimak .......................................................................... 19 2.2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Menyimak ......................... 25 2.2.1.5 Tahap-tahap Dalam Menyimak Berita ........................................... 29 2.2.1.6 Pemilihan Bahan Simakan ............................................................. 32 2.2.1.7 Penilaian Keterampilan Menyimak ................................................ 33 2.2.2 Berita ................................................................................................. 36 2.2.2.1 Pengertian Berita ............................................................................ 36 2.2.2.2 Unsur-unsur Pokok Berita .............................................................. 37 2.2.3 Media Audio ..................................................................................... 38 2.2.3.1 Manfaat Media Pembelajaran ......................................................... 41 2.2.4 Model Pembelajaran Stratta .............................................................. 44 2.2.5 Penerapan Media Audio dan Model Stratta dalam Pembelajaran Menyimak Berita ............................................................................. 46 2.3
Kerangka Berpikir ............................................................................ 47
2.4
Hipotesis Tindakan ........................................................................... 49
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Desain penelitian .............................................................................. 50
3.1.1 Proses Siklus I .................................................................................. 51 3.1.1.1 Perencanaan ................................................................................. 51 3.1.1.2 Tindakan ...................................................................................... 52 3.1.1.3 Observasi ..................................................................................... 54
xi
3.1.1.4 Refleksi Siklus I ..........................................................................
55
3.1.2 Proses Pelaksanaan Siklus II ............................................................ 56 3.1.2.1 Perencanaan ................................................................................. 56 3.1.2.2 Tindakan ...................................................................................... 56 3.1.2.3 Observasi ..................................................................................... 58 3.1.2.4 Refleksi Siklus II ......................................................................... 59 3.2
Subjek Penelitian .............................................................................. 60
3.3
Variabel Penelitian ............................................................................ 60
3.3.1 Variabel Keterampilan Menyimak Berita ......................................... 60 3.3.2 Variabel Penggunakan Media Audio ................................................ 61 3.3.3 Variabel Model Pembelajaran Stratta ............................................... 62 3.4
Instrumen Penelitian ......................................................................... 63
3.4.1 Instrumen Tes ................................................................................... 63 3.4.2 Instrumen Nontes .............................................................................. 70 3.4.2.1 Pedoman Observasi ........................................................................ 70 3.4.2.2 Pedoman Jurnal .............................................................................. 71 3.4.2.3 Pedoman Wawancara ..................................................................... 72 3.4.2.4 Pedoman Dokumentasi ................................................................. 73 3.5
Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 73
3.5.1 Teknik Tes ........................................................................................ 74 3.5.2 Teknik Nontes .................................................................................. 74 3.5.2.1 Teknik Observasi ........................................................................... 74 3.5.2.2 Teknik Jurnal ................................................................................. 75
xii
3.5.2.3 Teknik Wawancara ........................................................................ 75 3.5.2.4 Teknik Dokumentasi ...................................................................... 76 3.6
Teknik Anaisis Data ......................................................................... 76
3.6.1 Teknik Kuantitatif ............................................................................ 76 3.6.2 Teknik Kualitatif ............................................................................... 77 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian ................................................................................
78
4.1.1.1.1 Hasil Penelitian Prasiklus .......................................................... 78 4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I.................................................................... 81 4.1.2.1 Hasil Tes Siklus I ......................................................................... 81 4.1.2.2 Hasil Nontes Siklus I ...................................................................... 92 4.1.2.2.1 Hasil Observasi Siklus I ............................................................. 92 4.1.2.2.2 Jurnal Siklus I ............................................................................. 96 4.1.2.2.2.1 Jurnal Siswa .............................................................................. 96 4.1.2.2.2.2 Jurnal Guru ................................................................................ 99 4.1.2.2.3 Wawancara Siklus I .................................................................... 101 4.1.2.2.4 Dokumentasi Siklus I .................................................................. 104 4.1.2.3 Refleksi Siklus I .............................................................................. 107 4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II ................................................................... 109 4.1.3.1 Hasil Tes Siklus II ........................................................................ 109 4.1.3.2 Hasil Nontes Siklus II .................................................................. 121 4.1.3.2.1 Observasi Siklus II ...................................................................... 121 4.1.3.2.2 Jurnal Siklus II ............................................................................. 123
xiii
4.1.3.2.2.1 Jurnal Siswa .............................................................................. 124 4.1.3.2.2.2 Jurnal Guru ................................................................................ 126 4.1.3.2.3 Wawancara Siklus II .................................................................... 128 4.1.3.2.4 Dokumentasi Siklus II ................................................................. 131 4.1.3.3 Refleksi Siklus II ............................................................................ 135 4.2
Pembahasan ....................................................................................... 136
4.2.1 Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita ................................... 137 4.2.2 Perubahan Perilaku ........................................................................... 142 4.2.2.1 Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II ..................... 142 4.2.2.2 Perbandingan Hasil Jurnal Siklus I dan Siklus II ........................... 144 BAB V
PENUTUP
5.1
Simpulan ........................................................................................... 147
5.2
Saran ................................................................................................. 148
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 149 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Kategori Nilai Siswa dalam Keterampilan Menyimak ............... 64 Tabel 2. Penilaian Keterampila Menyimak Berita .................................... 65 Tabel 3. Aspek Penskoran Keterampilan Menyimak Berita ...................... 65 Tabel 4. Kriteria Penilaian Pokok Pikiran Utama Berita .......................... 66 Tabel 5. Kriteria Penilaian Pemahaman Isi Berita .................................... 66 Tabel 6. Kriteria Penilaian Menyimak isi Berita ....................................... 69 Tabel 7. Perolehan Nilai Prasiklus .............................................................. 79 Tabel 8. Skor Rerata Kemampuan Siswa Pada Tiap Aspek Menyimak Berita Prasiklus ............................................................................................ 80 Tabel 9. Perolehan Nilai Siklus I ................................................................ 82 Tabel 10. Hasil Tes Aspek Menentukan Pokok Pikiran Utama Berita ....... 84 Tabel 11. Hasil Tes Aspek ”Apa” Siklus I ................................................. 85 Tabel 12 Hasil Tes Aspek ”Siapa” Siklus I................................................. 85 Tabel 13. Hasil Tes Aspek ”Di mana” Siklus I........................................... 86 Tabel 14. Hasil Tes Aspek ”Kapan” Siklus I............................................. 87 Tabel 15. Hasil Tes Aspek ”Mengapa” Siklus I.......................................... 88 Tabel 16. Hasil Tes Aspek ”Bagaimana” Siklus I....................................... 89 Tabel 17. Hasil Tes Aspek Menyimpulkan Berita yang Disimak ............... 89 Tabel 18. Skor Rerata Kemampuan Siswa Menyimak Beita....................... 90 Tabel 19. Hasil Observasi Siklus I ............................................................ 93 Tabel 20. Hasil Jurnal Siswa Siklus I ......................................................... 96
xv
Tabel 21. Perolehan Nilai Siklus II ............................................................. 110 Tabel 22. Hasil Tes Aspek Menentukan Pokok Pikiran Utama Siklus II.... 111 Tabel 23. Hasil Tes Aspek ”Apa” Siklus II ............................................... 113 Tabel 24. Hasil Tes Aspek ”Siapa” Siklus II ............................................. 114 Tabel 25. Hasil Tes Aspek ”Di mana” Siklus II ......................................... 115 Tabel 26. Hasil Tes Aspek ”Kapan” Siklus II ............................................ 116 Tabel 27. Hasil Tes Aspek ”Mengapa” Siklus II ....................................... 116 Tabel 28. Hasil Tes Aspek ”Bagaimana ” Siklus II .................................... 117 Tabel 29. Hasil Tes Aspek Menyimpulkan Isi Berita ................................ 118 Tabel 30. Skor Rerata Kemampuan Siswa Menyimak Berita .................... 119 Tabel 31. Hasil Observasi Siklus II ............................................................ 121 Tabel 32. Hasil Jurnal Siswa Siklus II ........................................................ 124 Tabel 33. Perbandingan Hasil Nilai Tiap Aspek Keterampilan Menyimak Berita Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II...................................... 138 Tabel 34. Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Menggunakan Media Audio dan Model Stratta ................................................. 139 Tabel 35. Perbandingan Perilaku dari Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ..... 142
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Siswa Menerima Penjelasan Guru Siklus I .............................. 105 Gambar 2. Keaktifan Siswa Bertanya dan Berkomentar Siklus I .............. 105 Gambar 3. Siswa Menyimak Berita Siklus I .............................................. 106 Gambar 4. Siswa Mengerjakan Soal Siklus I ............................................. 107 Gambar 5. Siswa Menerima Penjelasan Guru Siklus II ............................. 131 Gambar 6. Keaktifan Siswa Bertanya dan Berkomentar Siklus II ............. 132 Gambar 7. Siswa Menyimak Berita Siklus II ............................................. 133 Gambar 8. Siswa Mengerjakan Soal Siklus II ............................................ 134
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ......................... 152 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ........................ 171 Lampiran 3. Pedoman Observasi Siklus I dan Siklus II ............................. 185 Lampiran 4. Pedoman Jurnal Siswa Siklus I dan Siklus II ......................... 187 Lampiran 5. Pedoman Jurnal Guru Siklus I dan Siklus II .......................... 188 Lampiran 6. Pedoman Wawancara Siklus I dan Siklus II ......................... 189 Lampiran 7. Pedoman Dokumentasi Siklus I dan Siklus II ........................ 190 Lampiran 8. Teks Berita Prasiklus............................................................... 191 Lampiran 9. Teks Berita Siklus I................................................................. 194 Lampiran 10. Teks Berita Siklus II............................................................. 198 Lampiran 11. Soal Prasiklus, Siklus I dan Siklus II.................................... 202 Lampiran 12. Kunci Jawaban Prasiklus....................................................... 203 Lampiran 13. Kunci Jawaban Siklus I......................................................... 205 Lampiran 14. Kunci Jawaban Siklus II........................................................ 207 Lampiran 15. Hasil Tes Prasiklus................................................................ 210 Lampiran 16. Hasil Tes Siklus I.................................................................. 211 Lampiran 17. Hasil Tes Siklus II................................................................. 212 Lampiran 18. Hasil Observasi Siklus I........................................................ 213 Lampiran 19. Hasil Observasi Siklus II....................................................... 215 Lampiran 20. Deskripsi Hasil Jurnal Guru I................................................ 217 Lampiran 21. Deskripsi Hasil Jurnal Guru II............................................... 218
xviii
Lampiran 22. Daftar Nama Siswa Kelas VIIIA SMP 3 Kudus................... 219 Lampiran 23. Contoh Hasil Prasiklus.......................................................... 220 Lampiran 24. Contoh Hasil Siklus I............................................................ 223 Lampiran 25. Contoh Hasil Siklus II........................................................... 227 Lampiran 26. Contoh Hasil Jurnal Siswa Siklus I....................................... 231 Lampiran 27. Contoh Hasil Jurnal Siswa Siklus II...................................... 233 Lampiran 28. Contoh Hasil Wawancara Siklus I......................................... 235 Lampiran 29. Contoh Hasil Wawancara Siklus II....................................... 237 Lampiran 30. Surat Keputusan (SK) Pembimbing...................................... 239 Lampiran 31. Surat Keterangan Penelitian.................................................. 240 Lampiran 32. Surat Keterangan Lulus EYD................................................ 241 Lampiran 33. Lembar Bimbingan................................................................ 242
xix
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia di arahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis. Prinsip tujuan akhir pengajaran bahasa yaitu agar siswa terampil berbahasa. Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Depdikbud, 1995). Seperti halnya keterampilan bahasa, keterampilan menyimak merupakan salah satu kegiatan bahasa yang paling awal dan dasar dari proses pembelajaran berbahasa. Keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai manusia adalah menyimak dan berbicara baru kemudian membaca dan menulis. Hal ini terbukti ketika manusia masih bayi dan Belum mampu berbicara, tetapi sudah mampu menyimak pembicaraan orang di sekitarnya. Dalam pergaulan di masyarakat, kegiatan menyimak lebih banyak dilakukan dari pada kegiatan bahasa yang lain. Hal ini dibuktikan oleh Wilga M. Rivers (dalam Sutari, dkk. 1997:8), kebanyakan orang dewasa menggunakan 45% waktunya untuk menyimak, 30% untuk berbicara, 16% untuk membaca, dan 9% untuk menulis. Berdasarkan hal di atas terlihat bahwa keterampilan menyimak sangat dibutuhkan manusia dalam berkomunikasi secara lisan baik di lingkungan formal maupun informal.
1
2
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat menuntut kemahiran seseorang untuk menyimak berbagai informasi dengan cepat dan tepat, baik melalui berbagai media atau melalui tatap muka muka langsung. Penguasaan keterampilan menyimak dibutuhkan oleh siswa dalam menyimak pelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menyimak pelajaran yang disampaikan guru. Sebaliknya keberhasilan siswa dalam belajar juga ditentukan oleh daya simak siswa. Saat ini siswa tidak hanya dituntut untuk memahami informasi yang disampaikan secara langsung, melainkan juga harus memahami informasi yang disampaikan secara tidak langsung. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi keterampilan menyimak siswa yang mengambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada pembelajaran bahasa. Salah satu keterampilan bahasa yang harus diajarkan adalah keterampilan menyimak. Mengingat keterampilan menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang paling dasar dan perlu diajarkan secara optimal. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lusan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menagkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 1994:28). Menyimak merupakan salah satu kompetensi dasar yang menjadi bagian dari standar kompetensi keterampilan berbahasa siswa SMP kelas VIII. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan terdapat kompetensi
3
dasar yang harus dicapai siswa, yaitu siswa mampu menemukan pokok-pokok berita yang didengar atau ditonton melalui radio atau televisi. Adapun indikator yang harus dicapai adalah mampu menentukan pokok pikiran utama berita, mampu menemukan unsur-unsur pokok berita, dan mampu menyimpulkan berita yang disimak. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII A SMP 3 Kudus, pembelajaran menyimak berita siswa kelas VIII A masih rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (1) siswa menyepelekan pembelajaran menyimak, karena merasa sudah bisa dan mudah, (2) guru mata pelajaran jarang menggunakan media saat pembelajaran menyimak, dan (3) materi simakan masih terbatas. Upaya peningkatan prestasi siswa tidak lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi. Hal ini diperlukan guru yang kreatif yang dapat membantu pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh siswa. Suasana kelas perlu dirancang dan dibangun sedemikian rupa, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat, sehingga pembelajaran dapat optimal. Untuk melengkapi komponen belajar dan pembelajaran sudah seharusnya guru memanfaatkan media atau alat bantu yang mampu merangsang pembelajaran secara efektif dan efisien. Media pembelajaran merupakan perantara sumber pesan dengan penerima pesan dan berperan penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran juga merupakan sarana informasi yang bertujuan agar terjadi perubahan perilaku pada siswa, baik berupa kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), maupun psikomotorik
4
(keterampilan). Selain itu, dengan media pembelajaran, materi yang disampaikan oleh guru akan lebih jelas. Oleh karena itu, guru tidak boleh mengabaikan media pembelajaran. Guru bahasa Indonesia harus dapat memotivasi siswa belajar khususnya dalam pembelajaran menyimak. Pemanfaatan media pembelajaran yang tepat sangat dibutuhkan dalam pembelajaran untuk menciptakan proses pembelajaran yang menyenagkan. Untuk menghindari kebosanan siswa terhadap penggunaan media pembelajaran perlu teknik pemanfaatan media pembelajaran yang tepat, sehingga pembelajaran menyimak yang dianggap membosankan bisa menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Kedudukan media dan model pembelajaran memiliki peranan yang penting karena dapat membantu proses belajar siswa. Penelitian ini menggunakan media audio dan model stratta untuk meningkatkan keterampilan menyimak berita. Media audio adalah alat bantu mengajar yang berhubungan dengan bunyibunyian atau indera pendengaran. Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio antara lain radio, alat perekam, kaset, piringan hitam, dan laboratorium bahasa. Model pembelajaran stratta adalah suatu model pembelajaran yang meliputi tiga langkah pokok yaitu (1) penjelajahan, (2) interpretasi, dan (3) rekreasi (Wardani), yang dimaksud dengan penjelajahan dalam penelitian ini adalah siswa diberi kesempatan memahami berita yang diputarkan oleh guru dengan cara menyimak berita secara menyeluruh. Pada langkah interpretasi, siswa menganalisis hasil simakan dan membuat catatan hal-hal yang penting. langkah
5
selanjutnya adalah rekreasi. Dalam rekreasi siswa diminta untuk menyimpulkan apa yang telah disimak dengan bahasa yang baik dan benar. Penggunaan media audio dan model stratta ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi dan informasi yang disampaikan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengadakan penelitian dengan topik meningkatkan keterampilan menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus. Penggunaan media audio dan model stratta diharapkan akan mempermudah dan memotifasi siswa untuk belajar lebih aktif dan kreatif.
1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah yang menyebabkan masih rendahnya keterampilan menyimak berita siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus disebabkan beberapa faktor, antara lain: 1) Pemahaman siswa mengenai pentingnya keterampilan menyimak masih kurang, sehingga siswa tidak tertarik dan menyepelekan pembelajaran menyimak, 2) Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, model pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar kurang tepat, 3) Guru jarang menggunakan media saat pembelajaran menyimak, 4) Materi simakan masih terbatas. Guru seharusnya mencari dan memilih materi simakan yang sesuai dengan minat siswa.
6
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa rendahnya keterampilan menyimak berita disebabkan kurangnya pemahaman tentang menyimak, teknik pembelajaran yang kurang bervariasi, dan jarang menggunakan media.
1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan
identifikasi
masalah
di
atas,
penelitian
ini
hanya
memfokuskan pada rendahnya keterampilan menyimak berita. Pembatasan ini bertujuan supaya pembahasan masalah tidak terlalu meluas. Permasalahan yang dibahas adalah tentang rendahnya keterampilan menyimak berita pada siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus. Hal ini disebabkan model pembelajaran yang digunakan saat pembelajaran menyimk berita kurang tepat, serta media pembelajaran menyimak yang kurang memadai. Untuk itu peneliti menggunakan media audio dan model stratta bagi peningkatan keterampilan menyimak berita.
1.4 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini. 1) Bagaimana peningkatan keterampilan menyimak berita siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus setelah mengikuti pembelajaran dengan media audio dan model stratta? 2) Bagaimana perubahan perilaku siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus dalam menyimak khususnya keterampilan menyimak berita setelah mengikuti pembelajaran dengan media audio dan model stratta?
7
1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut ini. 1) Mengetahui peningkatan keterampilan menyimak berita siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus dengan menggunakan media audio dan model stratta. 2) Mengetahui perubahan perilaku siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus setelah mengikuti pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta.
1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam dunia pendidikan, baik manfaat teoritis maupun praktis. Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan pembelajaran bahasa khususnya dalam penggunaan media dan model pembelajaran keterampilan menyimak berita. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dan siswa. Bagi guru, penelitian ini akan memudahkan guru dalam memberikan pembelajaran menyimak berita. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan pembelajaran menyimak berita khususnya dalam menentukan pokok pikiran utama berita, menemukan unsur-unsur pokok berita, dan melatih siswa untuk melakukan kegiatan menyimak secara intensif dan efektif.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORETIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang upaya peningkatan keterampilan menyimak khususnya keterampilan menyimak berita telah dilakukan oleh peneliti bahasa. Namun, penelitian terhadap keterampilan menyimak masih menarik untuk diteliti lebih lanjut baik penelitian yang bersifat melengkapi maupun yang bersifat baru. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji bagaimana keterampilan menyimak berita pada siswa SMP kelas VIII jika pembelajaran menyimak menggunakan media audio dan model stratta. Penelitian yang telah membahas topik menyimak berita antara lain, dilakukan oleh Stein (1999), Cheung (2006), Rahmawati (2007), Suryani (2007), Purwaningtyas (2008), Handayani (2008), dan Azizah (2009). Stein (1999) telah melakukan penelitian berjudul Uncovering Listening Strategies: Protocol Analysis as a means to Investigate Student Listening in the Basic Communication Course. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan analisis protokol siswa dapat mengungkapkan pikiran dan tanggapan dari hasil menyimak dalam bentuk catatan. Relevansi penelitian Stein dengan penelitian ini adalah terdapat pada topik penelitian peningkatan keterampilan menyimak. Perbedaannya terletak pada strategi yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan menyimak. Stein 8
9
menggunakan analisis protokol, sedangkan peneliti menggunakan media audio dan model stratta. Selanjutnya, Cheung (2006) telah melakukan penelitian yang berjudul The Interest of Religious Group In Media Education. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media dalam pendidikan telah meningkatkan pemahaman siswa terhadap pengetahuan dan wawasan tentang pendidikan agama. Relevansi penelitian Cheung dengan penelitian ini adalah terletak pada analisis penggunaan media yang dapat meningkatkan kualitas pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Rahmawati (2007) telah membahas penelitian dengan topik menyimak berita dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Menggunakan media Audio Visual dengan Teknik Dengar–Jawab pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 1 Tersono Kabupaten Batang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan keterampilan menyimak berita yaitu nilai rata-rata hasil penelitian pada siklus I mencapai 67,2 dan pada siklus II mengalami peningkatan dari nilai rata-rata siklus I sebesar 15,8% dengan nilai rata-rata 77,8, setelah mengikuti pembelajaran menyimak menggunakan media audio visual dengan teknik dengar-jawab. Peningkatan keterampilan menyimak berita juga diikuti dengan perubahan perilaku siswa ke arah positif yaitu siswa lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio visual dengan teknik dengar-jawab. Pada tahun yang sama Suryani telah melakukan penelitian dengan topik menyimak berita yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dari
10
Televisi dengan Metode Drill melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas VII A SMP N 1 Jiken Kabupaten Blora. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terdapat peningkatan keterampilan menyimak berita setelah mengikuti pembelajaran dengan metode drill melalui media audio visual. Peningkatan keterampilan menyimak berita tersebut diketahui dari nilai rata-rata pada siklus I adalah 59,85. Pada siklus II terdapat peningkatan sebesar 11,7% dengan nilai rata-rata 71,82. Perilaku siswa juga menjadi lebih aktif saat mengikuti pembelajaran menyimak berita. Penelitian lain tentang menyimak berita juga dilakukan oleh Purwanigtyas (2008) dengan judul Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Metode Listening In Action melalui Media Audio Visual Siswa Kelas VIII C SMP 3 Kajen. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan metode Listening In Action dan media audio visual pembelajaran menyimak berita mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pada siklus I mencapai 67,8 dan pada siklus II nilai rata-rata mencapai 72,8 sehingga mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 79% atau 2,8 poin. Pembelajaran menyimak dengan metode Listening In Action melalui media audio visual juga menjadikan siswa aktif dan tertarik dengan pembelajaran menyimak berita. Handayani (2008) telah membahas penelitian dengan topik keterampilan menyimak berita yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Menggunakan Media Audio Teknik Dengar Cerita dan Teknik Catat pada Siswa Kelas VII F SLTP 1 Gubug. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terdapat peningkatan keterampilan menyimak berita setelah mengikuti pembelajaran
11
menyimak berita menggunakan media audio teknik dengar-cerita dan teknik catat. Peningkatan keterampilan menyimak berita tersebut diketahui dari nilai rata-rata pada siklus I mencapai 64,38 dan pada siklus II mencapai 79,45 sehingga mengalami peningkatan sebesar 6,27%. Azizah (2009) telah melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Metode Peta Pikir melaui Media Audio Visual pada Siswa Kelas VII F SMP N 36 Semarang. Hasil penelitian keterampilan menyimak berita pada pratindakan, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menyimak berita menggunakan metode peta pikir melalui media audio visual. Peningkatan tersebut diketahui dari nilai rata-rata pada pratindakan mencapai 51,45. Pada siklus I nilai rata-rata mencapai 67,35 dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 6,1 poin dengan nilai rata-rata 73,45. Peningkatan keterampilan menyimak berita juga diikuti dengan perubahan perilaku siswa menjadi lebih aktif, antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran menyimak berita. Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh Rahmawati, Suryani, Purwaningtyas, Handayani dan Azizah terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaan terletak pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diteliti, yaitu memahami isi berita yang disimak melaui radio atau televisi dan kompetensi dasar menemukan pokok-pokok berita yang didengar atau ditonton melalui radio atau televisi.
12
Perbedaan penelitian yang sudah ada dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada teknik, metode dan media yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan menyimak berita. Berikut ini penjelasannya. Penelitian yang dilakukan Rahmawati terdapat perbedaan pada media dan teknik yang digunakan. Rahmawati menggunakan media audio visual dan teknik dengar-jawab, sedangkan peneliti menggunakan media audio dan model stratta sebagai upaya peningkatan keterampilan menyimak berita. Penelitian yang dilakukan Suryani perbedaannya terletak pada media dan metode pembelajaran. Suryani menggunakan media audio visual dan metode drill. Seperti halnya dengan Suryani, penelitian yang dilakukan Purwaningtyas juga terdapat perbedaan pada media dan metode. Purwaningtyas menggunakan metode Listening In Action dan media audio visual untuk meningkatkan keterampilan menyimak berita. Handayani melakukan penelitian menggunakan media yang sama dengan peneliti, yaitu media audio, sedangkan teknik yang digunakan berbeda. Handayani menggunakan teknik dengar-cerita dan teknik catat, sementara peneliti menggunakan model stratta. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Azizah juga terdapat perbedaan pada media dan metode yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan menyimak berita. Azizah menggunakan metode peta pikir dan media audio visual, sementara peneliti menggunakan media audio dan model stratta untuk meningkatkan keterampilan menyimak berita. Alasan peneliti melakukan penelitian dengan topik menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta karena berdasarkan penelitian tindakan kelas tentang keterampilan menyimak berita yang telah dilakukan
13
diketahui bahwa keterampilan siswa dalam menyimak berita masih rendah, sehingga perlu adanya peningkatan melalui teknik, metode dan teknik tertentu. Kelebihan dari penggunaan media audio dan model stratta dalam penelitian ini, yaitu (1) media audio lebih efektif untuk pembelajaran menyimak berita, hal ini dikarenakan keterampilan yang akan ditingkatkan adalah mendengar, (2) model stratta merupakan model pembelajaran kreatif dan produktif yang bertujuan untuk menggali kreativitas siswa, sebagai rekreasi atau pencerminan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Berdasarkan kajian pustaka di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian peningkatan keterampilan menyimak berita telah menggunakan media, teknik, dan metode yang bervariasi. Terkait dengan penelitian yang sudah ada peneliti melakukan penelitian peningkatan keterampilan menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Penelitian ini berfungsi sebagai pelengkap dari penelitian–penelitian yang sudah ada. Penelitian ini memfokuskan pada peningkatan keterampilan menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta pada siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif bagi pembelajaran menyimak berita dan mengubah perilaku siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus ke arah yang positif. 2.2 Landasan Teoretis Teori-teori yang akan dipaparkan dalam penelitian ini adalah (1) keterampilan menyimak berita, (2) media audio, (3) model pembelajaran stratta.
14
2.2.1 Keterampilan menyimak Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian menyimak, tujuan menyimak, manfaat menyimak, ragam menyimak, faktor yang mempengaruhi kegiatan
menyimak,
tahap
dalam
menyimak,
pemilihan
bahan
dalam
pembelajaran menyimak, dan penilaian keterampilan menyimak. 2.2.1.1 Pengertian Menyimak Menurut Tarigan (1994:28) menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Senada dengan Tarigan, Anderson (dalam Tarigan 1994:28) menyatakan bahwa menyimak adalah proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Maka dengan demikian, menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Pengertian menyimak menurut Akhadiat (dalam Sutari 1998:18-19) adalah suatu
proses
yang
mencakup
kegiatan
mendengarkan
bunyi
bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah proses mendengarkan lambang-lambang bunyi yang dilakukan dengan sengaja dengan penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi dan interpretasi
15
untuk memperoleh pesan, informasi, menangkap isi dan merespon makna yang terkandung di dalamnya. 2.2.1.2 Tujuan Menyimak Menurut Tarigan (1994:56) tujuan menyimak adalah sebagai berikut ini. 1) Menyimak untuk belajar dan memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara. 2) Menyimak untuk menikmati keindahan audial, yaitu menyimak dengan menekankan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan, diperdengarkan atau dipagelarkan (dalam bidang seni). 3) Menyimak untuk mengevaluasi. Menyimak dengan maksud menilai apa yang disimak (baik-buruk, indah-jelek, dan lain-lain). 4) Menyimak untuk mengapresiasi materi simakan. Menyimak dengan maksud menikmati serta menghargai apa yang disimak, misalnya pembacaan puisi, musik, dan lain-lain. 5) Menyimak
untuk
mengkomunikasikan
ide-idenya
sendiri.
Orang
menyimak dengan maksud agar dapat mengkomunikasikan ide, gagasan, maupun perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. 6) Menyimak dengan maksud dan tujuan dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat.
16
7) Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis. Menyimak dengan maksud memperoleh banyak masukkan dari sang pembicara. 8) Menyimak sang pembicara untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan atau menyimak secara persuasif. Berbeda dengan Tarigan, menurut Sutari (1998:22-27) tujuan pokok menyimak antara lain: 1) Mendapatkan fakta Banyak cara yang dilakukan oleh orang untuk mendapatkan fakta yaitu pertama, dengan mengadakan eksperimen, penelitian, membaca buku, membaca surat kabar, membaca majalah, dan sebagainya. Cara yang kedua, untuk mendapatkan fakta sebagian orang melakukannya dengan mendengarkan radio, melihat televisi, berdiskusi dengan sesama, dan lain sebagainya. Dari cara yang kedua tersebut, maka menyimak merupakan media untuk mendapatkan fakta atau informasi 2) Menganalisis fakta dan ide Setelah mendapatkan fakta atau data, penyimak kemudian melakukan
analisis
mempertimbangkan
terhadap hasil
pengalamannya. 3) Mengevaluasi fakta atau ide
fakta
simakan
atau
ide
dengan
tersebut pengetahuan
dengan dan
17
Dalam mengevaluasi fakta, penyimak perlu mempertimbangkan sesuatu
yang
disimak
dengan
menggunakan
pengetahuan
dan
pengalamannya. Berdasarkan evaluasi di atas penyimak boleh berpendapat bahwa (1) fakta yang disimak tersebut benar atau tidak, masuk akal atau tidak. Sehingga penyimak akan menyetujui atau mungkin menolak apa yang disampaikan oleh pembicara, (2) fakta yang disampaikan berbeda dengan fakta yang pernah penyimak terima atau berbeda dengan pengalaman penyimak. Dari uraian tersebut, setelah dilakukan evaluasi dapat disimpulkan bahwa penyimak dapat mengemukakan pendapat, menolak pendapat, meragukan fakta yang diterima, mempertimbangkan fakta yang diterima, menyimpulkan ide pokok, dan menilai kebenaran fakta yang diterima. 4) Mendapatkan inspirasi Kita sering dihadapkan pada beberapa masalah. Masalah-masalah tersebut belum tentu segera dapat kita selesaikan atau kita pecahkan. Untuk keperluan inilah kadang-kadang kita segera melibatkan kegiatan menyimak, baik menyimak pembicaraan seseorang, menyimak pidato seseorang dalam pertemuan, maupun menyimak cerita seseorang tamu tentang pengalaman hidupnya. Dengan demikian tadi sebenarnya penyimak bertujuan mendapat sesuatu inspirasi untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
18
5) Mendapat hiburan Dalam kenyataan kita senantiasa dihadapkan pada beberapa kesibukan dan berapa masalah. Setelah pemikiran kita jenuh karena terlalu lelah, kita membutuhkan hiburan. Untuk memperoleh hiburan antara lain dapat kita lakukan dengan menyimak (a) nyanyian-nyanyian dari langgam Jawa lewat radio, (b) tayangan-tayangan televisi, dan (c) pertunjukanpertunjukan secara langsung. 6) Memperbaiki kemampuan berbicara Perlu kita ketahui bahwa berbicara itu tidak mudah. Oleh karena itu, untuk memperlancar atau tingkatan kemampuan berbicara, antara lain dapat ditempuh lewat menyimak pembicaraan orang lain. Hal ini tampak ketika kita belajar bahasa asing. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa tujuan menyimak, yaitu (1) mendapatkan fakta, (2) menganalisis fakta, (3) mengevaluasi fakta atau ide, (4) mendapat inspirasi, (5) memperoleh hiburan, dan (6) memperbaiki kemampuan berbicara. 2.2.1.3 Ragam Menyimak Menurut Tarigan (1994: 35-49 ) ragam menyimak dibedakan menjadi dua, yaitu menyimak ekstentif dan menyimak intensif, yang dipaparkan berikut ini. 2.2.1.3.1 Menyimak Ekstensif Menyimak ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru.
19
Jenis-jenis menyimak ekstensif, yaitu (1) menyimak sosial, (2) menyimak sekunder, (3) menyimak estetik, dan (4) menyimak pasif. 1. Menyimak Sosial Menyimak sosial atau menyimak konversasion ataupun menyimak sopan biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkerama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat responsi-responsi yang wajar, mengikuti hal-hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan, dikatakan oleh seorang rekan. Anderson (dalam Tarigan 1994:38) menyatakan menyimak sosial paling sedikit mencakup dua hal, yaitu (1) menyimak secara sopan santun dan dengan penuh perhatian terhadap percakapan atau obrolan dalam situasi-situasi sosial dengan suatu maksud, (2) menyimak serta memahami peranan-peranan pembicaraan dan penyimak dalam proses komunikasi tersebut. 2. Menyimak Sekunder Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan dan secara ekstensif. 3. Menyimak Estetik Menyimak estetik ataupun yang disebut menyimak apresiatif adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif, meliputi: 1) Menyimak musik, puisi, drama radio dan rekaman-rekaman.
20
2) Menikmati cerita, puisi, teka-teki, gemerincing irama, dan lakon-lakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru, siswa, atau aktor. 4. Menyimak Pasif Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai suatu bahasa. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis menyimak ekstensif, yaitu (1) menyimak sosial, (2) menyimak sekunder, (3) menyimak estetik, dan (4) menyimak pasif. 2.2.1.3.2 Menyimak Intensif Dalam kegiatan menyimak ekstensif penyimak diarahkan pada kegiatan menyimak secara lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu di bawah bimbingan langsung para guru, sedangkan pada menyimak intensif penyimak diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu. Dalam hal ini haruslah diadakan suatu pembagian penting sebagai berikut. 1) Menyimak intensif ini terutama sekali dapat diarahkan pada butir-butir bahwa sebagai bagian dari program pengajaran bahasa. 2) Menyimak intensif ini terutama sekali dapat diarahkan pada pemahaman serta pengertian umum. Jenis-jenis menyimak intensif, yaitu (1) menyimak kritis, (2) menyimak konsentratif, (3) menyimak kreatif, (4) menyimak eksploratif, (5) menyimak interogatif, dan (6) menyimak selektif.
21
1. Menyimak Kritis Menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat. Pada umumnya menyimak kritis lebih cenderung meneliti dimana letak kekurangan, kekeliruan, ketidaktelitian yang terdapat dalam ujaran atau pembicaraan seseorang. 2. Menyimak Konsentratif Menyimak konsentratif merupakan sejenis menyimak telaah. Kegiatankegiatan yang tercakup dalam menyimak konsentratif antara lain 1) mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan, 2) mencari dan merasakan hubungan-hubungan, seperti kelas, waktu, tempat, urutan serta sebab akibat, 3) mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu, 4) memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam, 5) merasakan serta menghayati ideide sang pembicara, sasaran maupun pengorganisasiannya, 6) memahami urutan ide-ide sang pembicara, dan 7) mencari dan mencatat fakta-fakta penting. 3. Menyimak Kreatif Menyimak kreatif adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya.
22
4. Menyimak Eksploratif Menyiamak eksploratif, menyimak yang bersifat menyelidiki atau adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit. 5. Menyimak Interogatif Menyimak interogatif adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara, karena sang penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan. Dalam kegiatan menyimak interogatif ini sang penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan cara menginterogasi sang pembicara. 6. Menyimak Selektif Menyimak selektif bertujuan untuk melengkapi menyimak pasif, dengan alasan sebagai berikut ini. a) Kurang mendapat kesempatan untuk berpartisipasi secara sempurna dalam suatu kebudayaan asing. b) Kebiasaan-kebiasaan
menginterprestasikan
kembali
rangsangan-
rangsangan akustik yang disampaikan oleh telinga kita ke otak, sehingga apa yang memperoleh dinyatakan dengan tidak sebenarnya terhadap bahasa asing. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis menyimak intensif yaitu menyimak kritis, menyimak konsentris, menyimak kreatif, dan menyimak eksprolatif, menyimak interogatif dan menyimak selektif.
23
Sementara itu, Sutari (1998:28-30) mengklasifikasikan ragam menyimak berdasarkan beberapa faktor, yaitu (1) berdasarkan sumber suara yang disimak, (2) berdasarkan taraf aktivitas menyimak, (3) berdasarkan taraf hasil simakan, (4) berdasarkan cara penyimakan, (5) berdasarkan tujuan menyimak, dan (6) berdasarkan tujuan khusus. Berikut ini penjelasannya.
1) Berdasarkan sumber suara yang disimak Berdasarkan sumber suara yang disimak, terdapat dua ragam menyimak yaitu: menyimak intra pribadi dan menyimak antar pribadi. 2) Berdasarkan taraf aktivitas menyimak Dalam menyimak, taraf aktivitas penyimak dapat dibedakan atas kegiatan menyimak bertaraf rendah dan bertaraf tinggi. Taraf aktivitas menyimak rendah penyimak baru sampai pada taraf memberikan perhatian, dorongan, dan menunjang
pembicaraan.
Kegiatan
menyimak
bertaraf
tinggi
biasanya
diperlihatkan penyimak dengan mengutarakan kembali isi simakan. 3) Berdasarkan taraf hasil simakan Berdasarkan taraf hasil simakan terdapat beberapa ragam antara lain (1) menyiamk terpusat, (2) menyimak untuk membandingkan, (3) menyimak organisasi materi, (4) menyimak kritis, dan (5) menyimak kreatif dan apresiatif. 4) Berdasarkan cara penyimakan Berdasarkan cara penyimakan ada dua ragam menyimak, yaitu (1) menyimak intensif, (2) menyimak Ekstensif. Menyimak yang intensif penyimak
24
melakukan penyimakan dengan penuh perhatian, ketekunan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam dan menguasai secara luas bahan simakannya. Menyimak ekstensif penyimak memahami materi simakan hanya secara garis besar saja. 5) Berdasarkan tujuan menyimak Tidyman dan Butterfield (dalam Sutari 1998:31-32) mengklasifikasikan ragam menyimak berdasarkan tujuan menyimak, yaitu (1) menyimak sederhana, (2) menyimak deskriminatif, (3) menyimak santai, (4) menyimak informatif, (5) menyimak literatur, dan (6) menyimak kritis. 6) Berdasarkan tujuan khusus Logan (dalam Sutari 1998:32-34) mengklasifikasikan menyimak atas dasar tujuan khusus menjadi tujuh, yaitu (1) menyimak untuk belajar, (2) menyimak untuk menghibur, (3) menyimak untuk menilai, (4) menyimak apresiatif, (5) menyimak untuk mengkomunikasikan ide dan perasaan penyimak, (6) menyimak deskriminatif, dan (7) menyimak pemecahan masalah. Berdasarkan pendapat para ahli, ragam menyimak yang diterapkan dalam penelitian ini adalah (1) berdasarkan sumber suara yang disimak, menyimak berita termasuk menyimak antar pribadi, (2) berdasarkan taraf hasil simakan termasuk menyimak kreatif, (3) berdasarkan cara penyimakan termasuk menyimak intensif, dan (4) berdasarkan tujuan menyimak termasuk menyimak informatif.
25
2.2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Menyimak Hunt (dalam Tarigan 1994:97) mengatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi menyimak, yaitu (1) sikap, (2) motivasi, (3) pribadi, (4) situasi kehidupan, dan (5) peranan dalam masyarakat. Sementara itu, Webb (dalam Tarigan 1994:97) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi menyimak, meliputi (a) pengalaman, (b) pembawaan, (c) sikap atau pendirian, (d) motivasi, daya penggerak, dan (e) perbedaan jenis kelamin. Selain
itu,
ada
pula
pakar
yang
mengemukakan
faktor-faktor
menyimaksebagai berikut 1) faktor lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial, 2) faktor fisik, 3) faktor psikologis, dan 4) faktor pengalaman. Hal senada juga diungkapkan oleh Tarigan (1994:99-107) tentang faktorfaktor yang mempengaruhi menyimak sebagai berikut. 1.
Faktor fisik Kondisi fisik seseorang penyimak merupakan faktor penting yang turut
menentukan
keefektifan
serta
kualitas
keaktifannya
dalam
menyimak. 2.
Faktor psikologis Faktor psikologis yang positif dapat memberi pengaruh yang baik bagi kegiatan menyimak. Faktor yang menguntungkan bagi kegiatan menyimak, misalnya pengalaman-pengalaman masa lalu yang sangat
26
meyenangkan yang telah menentukan minat dan pilihan, kepandaian yang yang beraneka ragam dan lain-lain. Sedangkan faktor psikologis yang negatif memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak. Faktor psikologi negatif yang mempengaruhi kegiatan menyimak, antara lain (1) prasangka dan kurang simpati terhadap para pembicara, (2) keegosentrisan dan keasyikan terhadap minat pribadi serta masalah pribadi, (3) kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang luas, (4) kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tidak adanya perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan, dan (5) sikap yang tidak layak terhadap sang pembicara. 3.
Faktor Pengalaman Latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan menyimak. Kurang atau tidak adanya minat menyimak merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau tidak ada sama sekali pengalaman dalam bidang yang disimak.
4.
Faktor Sikap Memahami sikap penyimak merupakan salah satu modal penting bagi pembicara untuk menarik minat atau perhatian para penyimak. Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan baginya, tetapi bersikap menolak pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan
27
baginya. Kedua hal ini memberi dampak positif dan dampak negatif bagi penyimak. 5.
Faktor Motivasi Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan orang itu akan berhasil mencapai tujuan. Begitu pula halnya dengan menyimak.
6.
Faktor Jenis Kelamin Dari beberapa penelitian, beberapa pakar menarik kesimpulan bahwa pria dan wanita pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara mereka memusatkan perhatian pada sesuatu pun berbeda pula. Dalam kegiatan menyimak, sifat dan gaya menyimak pria dan wanita sangat berbeda.
7.
Faktor Lingkungan Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan menyimak khususnya terhadap keberhasilan belajar para siswa pada umumnya,baik yang menyangkut lingkungan fisik (ruang kelas) maupun lingkungan sosial (suasana sosial kelas).
8.
Faktor Peranan dalam Masyarakat Kemampuan menyimak dapat juga dipengaruhi oleh peranan orang lain atau masyarakat. Pengalaman atau pengetahuan yang didapat dari masyarakat sangat berpengaruh pada kegiatan yang sedang dilakukan.
28
Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa semua faktor tersebut sangat penting bagi peningkatan keterampilan menyimak, khususnya menyimak berita. perlu diperhatikan dalam pembelajaran menyimak.
2.2.1.5 Tahap-Tahap dalam Menyimak Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Sudah barang tentu dalam proses ini terdapat tahap-tahap. Menurut Tarigan (1994:58-59) tahap-tahap menyimak sebagai berikut. 1) Tahap Mendengar Dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Jadi kita masih berada pada tahap hearing. 2) Tahap Memahami Setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh sang pembicara, maka sampailah kita pada tahap understanding. 3) Tahap Menginterpretasi Penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu, dengan demikian maka sang penyimak telah tiba pada tahap interpreting.
29
4) Tahap Mengevaluasi Setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi pembicaraan, sang penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara, di mana keunggulan dan kelemahan, di mana kebaikan dan kekurangan sang pembicara, maka dengan demikian sudah sampai pada tahap evaluating. 5) Tahap Menanggapi Merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak, sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya; sang penyimak pun sampailah pada tahap responding. Sedangkan, menurut Anderson (dalam Tarigan 1994:30-31) tahap-tahap menyimak sebagai berikut ini. 1) Mendengar bunyi kata-kata tetapi tidak memberikan reaksi kepada ide-ide yang diekspresikan. 2) Menyimak sebentar-sebentar; memperhatikan sang pembicara sebentarsebentar. 3) Setengah menyimak; mengikuti diskusi atau pembicaraan hanya dengan maksud suatu kesempatan untuk mengekspresikan ide sendiri. 4) Menyimak secara pasif dengan sedikit responsi yang kelihatan.
30
5) Menyimak secara sempit; dalam hal ini makna atau penekanan yang penting pudar dan lenyap karena sang penyimak menyeleksi butir-butir yang biasa, yang berkenaan, ataupun yang sesuai padanya, yang dapat disetujuinya. 6) Menyimak serta membentuk asosiasi-asosiasi dengan butir-butir yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman pribadi seseorang. 7) Menyimak suatu laporan untuk menangkap ide-ide pokok dan unsur-unsur penunjang, atau mengikuti petunjuk-petunjuk. 8) Menyimak secara kritis; penyimak memperhatikan nilai-nilai kata emosional dari pembicara. 9) Menyimak secara apresiatif dan kreatif dengan responsi mental dan emosional sejati yang matang. Berdasarkan tahap-tahap menyimak di atas, maka tahap menyimak yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tahap mendengar dan tahap memahami. Hal ini dikarenakan tahap mendengar dan tahap memahami sesuai dengan perencanaan dan tindakan dalam penelitian ini.
2.2.1.6 Pemilihan Bahan Simakan Bahan simakan merupakan unsur penting dalam komunikasi lisan, terutama dalam menyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan atau informasi. Menurut Subyantoro dan Hartono (2003:5-7) bahan pembelajaran
31
menyimak harus menarik minat dan dekat dengan kebutuhan siswa. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut. 1) Keluasan Bahan Ajar Bahan ajar menyimak dapat diambil dari berbagai sumber. Bahan ajar hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Materi simakan yang sesuai. Cocok dengan kemampuan siswa akan menghasilkan proses belajar mengajar yang memuaskan dan menyenangkan, baik bagi siswa maupun guru. 2) Keterbatasan Waktu Dalam pembelajaran guru dituntut agar dapat menyesuaikan waktu yang tersedia dengan bahan yang akan diajarkan. 3) Perbedaan Karakteristik Pembelajar Perbedaan karakteristik pembelajar ditentukan oleh berbagai faktor antara lain minat, bakat, intelegensi, dan sikapnya. Hal itu merupakan pertimbangan khusus bagi guru untuk memilih bahan simakan yang selaras dengan bakat, minat, dan sikap pembelajar. 4) Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni. Pada dasarnya bahan pembelajaran menyimak harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Bahan pembelajaran menyimak harus menarik, selaras, dan autentik. Bahan pembelajaran menyimak yang menarik akan mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari siswa. Selain menarik, bahan pembelajaran
32
menyimak harus selaras. Keselarasan bahan ajar menyimak dengan penyimak merupakan syarat utama dalam proses pembelajaran menyimak. Kegagalan pembelajar
menyimak
lebih banyak
disebabkan oleh
ketidakmampuan pembelajar terhadap makna, baik makna gramatikal, leksikal maupun kultural dalam bahan ajar. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah keauntentikan. Istilah auntentik diartikan asli. Bahan yang asli ialah bahan yang dapat ditemukan di lingkungan siswa. Apa yang dapat didengar pembelajar dalam kehidupan seharihari, akan lebih baik jika diambil sebagai bahan ajar menyimak.
2.2.1.7 Penilaian Keterampilan Menyimak Dalam penilaian berbasis kelas, evaluasi dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran. Demikian halnya penilaian keterampilan menyimak, dilakukan lewat penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian hasil hanya merujuk pada hasil simakan siswa yang berupa respon atau jawaban-jawaban terhadap pertanyaan, sedangkan penilaian pada proses dilakukan dengan menggunakan model instrumen penilaian yang dirancang guru. Penilaian
hasil
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan
tes.
Tes
keterampilan menyimak dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa menangkap dan memahami informasi yang terkandung di dalam wacana yang diterima melalui saluran pendengaran (Nurgiyantoro 1988:214). Untuk tes kemampuan menyimak, pemilihan bahan tes lebih ditekankan pada keadaan
33
wacana, baik dilihat dari segi tingkat kesulitan, isi dan cakupan, maupun jenisjenis wacana (Nurgiyantoro 1988: 214). Berikut ini penjelasannya. 1. Tes Kemampuan Menyimak Tingkat Ingatan Tes kemampuan menyimak pada tingkat ingatan sekadar menuntut siswa untuk mengingat fakta atau menyatukan kembali fakta-fakta yang terdapat di dalam wacana yang telah diperdengarkan. Fakta dalam wacana dapat berupa tanggal, tahun, peristiwa dan sebagainya. Bentuk tes yang dipergunakan dapat tes bentuk objektif, isian singkat, ataupun bentuk pilihan ganda. 2. Tes Menyimak Tingkat Pemahaman Tes keterampilan menyimak pada tingkat pemahaman menuntut siswa untuk dapat memahami wacana yang dipergunakan. Pemahaman yang dimaksud adalah pemahaman terhadap isi wacana, hubungan antar kejadian, hubungan antar ide, hubungan sebab akibat, dan sebagainya. Pemahaman pada tingkat ini belum kompleks benar, belum menuntut kerja kognitif tingkat tinggi. Bentuk tes yang dipergunakan esai ataupun bentuk objektif. 3. Tes Menyimak Tingkat Penerapan Diharapkan siswa dapat menerapkan konsep atau masalah tertentu pada situasi yang baru misalnya, diperdengarkan beberapa buah wacana dengan gambar yang sesuai. Tingkat kesulitannya bergantung sederhana atau kompleksnya wacana dan gambar. 4. Tingkat Kemampuan Menyimak Tingkat Analisis Tes keterampilan menyimak pada tingkat analisis menuntut siswa untuk melakukan kerja analisis, untuk memilih alternatif jawaban yang tepat. Analisis
34
yang dilakukan berupa analisis detil-detil informasi, mempertimbangkan bentuk dan aspek kebahasaan tertentu, menemukan hubungan kelogisan, sebab akibat dan lain-lain. Jawaban terhadap pertanyaan dapat dinilai berdasarkan tepat atau tidaknya jawaban ini dengan melakukan penskoran berdasarkan jumlah soal dan bobot soal, sedangkan hasil simakan siswa yang berupa respon dinilai berdasarkan tepat atau tidak respon itu dengan apa yang akan diungkapkan atau diperintahkan dalam bahan simakan (Subyantoro & Hartono 2003 : 14). Aspek-aspek penilaian ditentukan berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar. Penilaian proses dapat dilakukan dengan menggunakan model instrumen yang dirancang guru.
2.2.2 Berita Suatu wacana dapat dikatakan sebagai berita apabila terdapat unsur pokok berita yaitu apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana. Unsur-unsur pokok harus melekat dalam setiap penulisan berita, tujuannya agar penyajian suatu informasi menjadi lengkap dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para pembaca atau pendengar.
2.2.2.1 Pengertian Berita Berita berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu vrit yang dalam bahasa Inggris disebut write, yang berarti menulis. Sebagian ada yang menyebut dengan vritta, yang berarti “kejadian” atau “yang telah terjadi”. Vrita dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi Berita. Menurut Kamus Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, arti berita adalah laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.
35
Menurut Maessenner (dalam Masduki 2006:10) berita adalah sebuah informasi yang baru tentang suatu peristiwa yang penting dan menarik perhatian serta minat pendengar. Berbeda dengan Charnley (dalam Masduki 2006:10) yang menjelaskan berita adalah laporan tentang fakta atau opini yang menarik perhatian dan penting yang dibutuhkan sekelompok masyarakat. Sementara itu, Morris (dalam Harahap 2006:3) berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia. Sedangkan menurut Hepwood (dalam Harahap 2006:3) berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting sehingga dapat menarik kepentingan umum. Charnely dan Neal (dalam Sudarman 2008:75) mendefinisikan berita adalah laporan tercepat tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang penting. Berbeda dengan Newsom dan Wollert yang mendefinisikan berita adalah apa saja yang ingin dan perlu diketahui orang (masyarakat). Dari beberapa pengertian berita di atas dapat disimpulkan pengertian berita adalah laporan yang berisi suatu peristiwa atau kejadian penting yang menarik perhatian orang banyak dan berita itu berisi tentang fakta atau sesuatu yang baru yang dapat dipublikasikan melalui media cetak atau media elektronik.
2.2.2.2 Unsur-Unsur Pokok Berita Muda (2005:56) menyatakan bahwa di dalam berita terdapat enam unsur berita, yaitu (1) apa, (2) siapa, (3) dimana, (4) kapan, (5) mengapa, dan (6) bagaimana. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing istilah tersebut:
36
1. Apa yaitu apa yang terjadi. Peristiwa atau kejadian apa yang sedang terjadi dalam berita. 2. Siapa yaitu siapa pelaku kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam berita. 3. Di mana yaitu dimana peristiwa atau kejadian berita yang sedang berlangsung. 4. Kapan yaitu kapan peristiwa atau kejadian beria itu terjadi. 5. Mengapa yaitu mengapa kejadian yang ada dalam berita itu bisa terjadi. 6. Bagaimana yaitu bagaimana kejadian yang ada dalam berita itu dapat berlangsung. 2.2.3. Media Audio Media dalam pengajaran mempunyai banyak jenis. Dalam pembelajaran media yang harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan keadaan siswa. Ada dua macam media yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran menyimak, yaitu media audio dan media audio visual. Akan tetapi media audio lebih efektif digunakan karena kegiatan yang dilakukan adalah mendengar. Pengertian media audio untuk pengajaran, dimaksudkan sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar (Sudjana 2005:129). Pengembangan media audio sama halnya dengan pengembangan media lainnya yang secara garis besar meliputi kegiatan perencanaan produksi dan
37
evaluasi.
Perencanaan
kegiatan-kegiatan
penelitian
tujuan,
menganalisis
keadaaan, sasaran, penentuan materi, format yang akan digunakan dan penulisan skrip. Produksi adalah perekaman bahan, sehingga seluruh program yang telah direncanakan dapat direkam dalam pita suara atau piringan suara. Evaluasi dimaksudkan sebagai penilaian apakah program tersebut bisa dipakai atau perlu disempurnakan. Karakteristik media audio umumnya berhubungan dengan segala kegiatan melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Kalau digolongkan atau diklasifikasikan kecakapan-kecakapan yang bisa dicapai meliputi hal-hal sebagai berikut 1) pemusatan perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian, 2) mengikuti pengarahan, 3) digunakan untuk melatih daya analisis siswa dari apa yang mereka dengar, 4) perolehan arti dari suatu konteks, 5) memisahkan kata atau informasi yang relevan dan yang tidak relevan, dan 6) mengingat dan mengemukakan kembali ide atau bagianbagian dari cerita yang mereka dengar. Dari segi sifatnya yang auditif, media audio mempunyai kelemahan yang harus diatasi dengan cara pemanfaatan media atau saluran lainnya. Kekurangan ini didasarkan atas ciri-ciri dan karakteristik media audio sendiri. Kekurangan dari media audio, antara lain: 1) Memerlukan suatu pemusatan pengertian pada suatu pengalaman yang tepat dan tertentu, sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar yang khusus.
38
2) Media audio yang menampilkan simbol digit atau analog dalam bentuk auditif adalah abstrak, sehingga pada hal-hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual. 3) Karena abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan penguasaan pembendaharaan kata-kata atau bahasa serta susunan kalimat. 4) Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berpikir abstrak. 5) Penampilan melalui ungkapan perasaan atau simbol analog lainnya dalam bentuk suara harus disertai dengan pembedaharaan pengalaman analog serta pada si penerima. Bila tidak bisa terjadi ketidak mengertian dan bahkan kesalahpahaman. Dari pertimbangan kekuragan media audio di atas maka manfaatnya memerlukan bantuan pengarahan dari media lainya, sehingga pengalaman dan pengetahuan siap dimiliki pendengar sebelumnya akan membantu terhadap keberhasilan
penampilannya.
Penggunaan
media
audio
dalam
proses
pembelajaran menyimak berita diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran sehingga kompetensi menyimak benar-benar dikuasai siswa. Selain itu, proses pembelajaran menyimak akan lebih bervariasi dan menciptakan proses pembelajaran yang efektif, interaktif, menarik dan menyenagkan.
39
2.2.3.1 Manfaat Media Pembelajaran Secara umum manfaat media pembelajaran adalah untuk memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Menurut Kemp dan Dayton (dalam Arsyad 2010: 21-23) menyatakan manfaat media pembelajaran secara khusus yaitu, sebagai berikut. 1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi di antara siswa di manapun berada. 2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan. 3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah. 4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga, dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-
40
ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran. 5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik. 6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru. Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah. 7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. 8) Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif, guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu
41
kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain. Berbeda dengan pernyataan Kemp dan Dayton, Sudjana dan Rivai (2002:2) mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa adalah sebagai berikut. 1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran. 3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. 4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan manfaat media pembelajaran adalah untuk memperjelas pesan dan informasi, meningkatkan motivasi belajar dan memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa saat mengikuti proses pembelajaran.
42
2.2.4 Model Pembelajaran Stratta Dalam proses pembelajaran menyimak ada banyak cara yang dapat digunakan agar proses belajar mengajar di kelas bervariasi, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai. Salah satu model pembelajaran adalah model pembelajaran strata. Model pembelajaran ini ditemukan oleh ahli pendidikan yang bernama Leslie stratta. Awalnya nama model pembelajaran ini memang stratta, tetapi lama kelamaan namanya berubah menjadi model pembelajaran kreatif dan produtif. Sebuah model pembelajaran pasti memiliki karakteristik tersendiri sebagai ciri khas yang unik dan membedakannya dengan yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut. 1. Peran aktif siswa dalam pembelajaran melalui pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan pembelajaran dari konsep bidang ilmu yang sedang dipelajarai serta menafsirkan hasil penjelajahannya. 2. Siswa didorong untuk menemukan atau merekonstruksi sendiri konsep yang sedang dipelajarai sehingga membekas diingatan. 3. Untuk menjadi kreatif siswa harus bekerja keras, berdedikasi tinggi dan percaya diri. Model pembelajaran stratta menurut Wardani adalah model pembelajaran yang mencakup tiga langkah pokok, yaitu (1) penjelajahan, (2) interpretasi, dan (3) rekreasi, yang dipaparkan sebagai berikut.
43
1. Penjelajahan Langkah penjelajahan sebelumnya diawali dengan orientasi untuk membahas tujuan, materi, waktu, langkah, evaluasi dan hasil akhir yang diharapkan dari siswa. Selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk memahami dan menghayati isi berita secara langsung dengan cara membaca atau mendengarkan. 2. Interpretasi Setelah menjelajahi berita siswa mulai menafsirkan isi berita yang disimak. Siswa mencoba menafsirkan unsur-unsur pokok berita yang terkandung dalam berita. Pada tahap ini siswa mulai menafsirkan sejalan dengan pengalamannya. Penafsiran dapat dilakukan dari menentukan pokok pikiran utama berita sampai menentukan unsur-unsur pokok berita. 3. Rekreasi Setelah menafsirkan isi berita siswa diminta untuk mengkreasikan apa yang telah dipahaminya dengan cara menyimpulkan isi berita yang disimak dengan bahasa yang baik dan benar. Dari beberapa langkah di atas model pembelajaran stratta menjalankan pola pengajaran berproses. Awalnya pengajaran harus ada pemanasan yang bersifat menyeluruh. Langkah selanjutnya baru diadakan pemahaman dan akhirnya pendalaman terhadap pengetahuan yang telah didapatkan. Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa model pembelajaran stratta merupakan model yang cocok diterapkan untuk meningkatakan keterampilan
44
menyimak berita. Dengan adanya tiga langkah yang ditawarkan dapat memudahkan siswa dalam menentukan pokok pikiran utama berita, menemukan unsur-unsur pokok berita dan menyimpulkan isi berita.
2.2.5 Penerapan Model Pembelajaran Stratta dan Media Audio dalam Pembelajaran Menyimak Berita. Model pembelajaran stratta merupakan model pembelajaran merupakan model pembelajaran kreatif dan produktif yang bertujuan untuk menggali kreativitas siswa dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa. Penggunaan media audio dalam pembelajaran menyimak berita diharapkan dapat memotivasi dan memudahkan siswa dalam pembelajaran menyimak. Ada beberapa tahap dalam pembelajaran keterampilan menyimak berita yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu tahap penjelajahan, interpretasi, rekreasi, dan refleksi. Tahap pertama adalah penjelajahan, siswa diberikan kesempatan untuk memahami dan menghayati isi berita secara langsung dengan cara mendengarkan rekaman berita. Maksudnya adalah pada tahap ini siswa diminta menyimak rekaman berita dengan berbagai topik. Dari hasil penjelajahan tersebut siswa memperoleh pemahaman apa yang disimaknya secara menyeluruh. Tahap kedua adalah interpretasi. Pada tahap ini siswa menafsirkan unsurunsur pokok berita yang terkandung dalam berita. Hal ini dilakukan dengan cara siswa mengingat berita yang disimak dan membuat catatan hal yang penting.
45
Penafsiran dapat dilakukan dengan menentukan pokok pikiran utama, menemukan unsur-unsur pokok berita sampai pada pemahaman isi berita yang telah disimak. Tahap ketiga adalah rekreasi. Kegiatan rekreasi adalah siswa diberi kesempatan untuk mengkreasikan hasil simakannya. Pada tahap ini siswa menyimpulkan isi berita yang disimak dengan bahasa yang baik dan benar. Tahap terakhir yaitu refleksi. Siswa perlu dibiasakan untuk menuangkan kembali apa yang dipikirkan dan dilakukannya agar mereka terlatih menilai diri sendiri (pikiran dan tindakan) dan tidak tergantung pada orang lain. Pada tahap ini siswa bersama guru mengevaluasi bersama-sama hasil belajar siswa. Setelah melakukan refleksi guru mengulangi dan menjelaskan kembali bagian-bagian yang masih belum dipahami siswa. Selanjutnya diujikan lagi keterampilan menyimak berita, kemudian dianalisis hasilnya yang kemudian dibandingkan dengan hasil tes pertama hingga dianggap berhasil sesuai nilai yang ditargetkan atau bahkan lebih.
2.3 Kerangka Berpikir Menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan oleh manusia bila dilihat dari proses keterampilan bahasa. Keterampilan menyimak merupakan keterampilan yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, sekolah maupun di masyarakat. Dengan kegiatan menyimak seseorang dapat menyerap informasi dan memahami apa yang didengar. Keterampilan menyimak juga mempengaruhi terhadap keterampilan berbahasa yang lain, yaitu berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan menyimak di sekolah perlu ditingkatkan
46
karena dengan keterampilan menyimak yang baik, siswa memiliki dan mengaplikasikan keterampilan bahasa yang baik. Keterampilan menyimak berita pada siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus masih rendah dan perlu upaya peningkatan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya 1) Sikap siswa yang meremehkan pembelajaran menyimak. Agar siswa tidak meremehkan pembelajaran menyimak guru harus dapat memberikan penjelasan tentang manfaat menyimak, 2) Siswa sulit menentukan pokok pikiran utama berita dan menentukan unsur-unsur pokok berita. Hal ini dapat diatasi dengan cara latihan yang bertahap dan memberikan bahan simakan yang menarik, 3) Kebiasaan siswa menyimak sambil mencatat. Hal ini merupakan kebiasaan yang kurang baik karena dapat mengacaukan konsentrasi. Untuk mengatasi hal tersebut guru dapat memberi pengarahan untuk mencatat hal-hal yang penting saja. Sedangkan faktor dari guru yaitu penggunaan media pembelajaran belum digunakan secara maksimal. Dalam proses pembelajaran, siswa hanya menyimak dari pembacaan teks yang dilakukan oleh guru. Hal ini menyebabkan siswa bosan dan kurang termotivasi untuk belajar menyimak, dan akhirnya berpengaruh pada penguasaan keterampilan menyimak yang masih rendah dan belum memuaskan. Dengan adanya permasalahan tersebut, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan memanfaatkan media audio dan model stratta dalam pembelajaran menyimak berita. Melalui media audio dan model stratta dalam pembelajaran menyimak berita, dapat meningkatkan keterampilan menyimak
47
berita dan membuat pembelajaran menyimak yang membosankan menjadi menyenagkan.
2.4 Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan media audio dan model stratta dalam proses pembelajaran menyimak berita, maka keterampilan menyimak berita dapat meningkat dan mengubah perilaku siswa ke arah positif.
48
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan bentuk penelitian yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran. Dengan PTK diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, yakni siklus I dan siklus II, tiap-tiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Siklus I bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan menyimak berita siswa SMP kelas VIII dan sebagai acuan atau refleksi untuk melakukan siklus II. Siklus II bertujuan untuk memberikan perlakuan positif yang lebih optimal guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun desain penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut. Gambar I Siklus PTK
P
R
SI
RP
T
R
O
S II
O 48
T
49
Keterangan : P
: Perencanaan
RP
: Revisi Pelaksanaan
T
: Tindakan
SI
: Siklus I
O
: Observasi
SII
: Siklus II
R
: Refleksi
3.1.1 Proses Siklus I Proses pelaksanaan tindakan siklus I terdiri atas empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tiap-tiap tahap akan dipaparkan sebagai berikut.
3.1.1.1 Perencanaan Tahap perencanaan merupakan langkah awal peneliti dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Pada tahap ini peneliti menyusun rencana kegiatan pembelajaran dengan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Adapun bentuk perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah 1) menyusun rencana pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta, 2) menyiapkan materi tentang menyimak berita, 3) menyiapkan media pembelajaran menyimak berita dalam bentuk rekaman, 4) menyiapkan instrumen penilaian tes dan nontes. Penilaian nontes berupa lembar observasi, jurnal guru, jurnal siswa, dan pedoman wawancara untuk mengetahui proses pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta, dan 5) menyusun rancangan evaluasi pembelajaran menyimak berita.
50
3.1.1.2 Tindakan Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini harus sesuai dengan perencanaan. Adapun tindakan yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah melaksanakan pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Pada tahap ini, tindakan yang akan dilakukan, yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. 1) Pendahuluan Tahap pendahuluan merupakan tahap awal untuk mempersiapkan kegiatan belajar mengajar. Persiapan kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan cara sebagai berikut 1) peneliti mengkondisikan siswa di dalam kelas agar siap mengikuti pembelajaran, 2) peneliti memotivasi siswa supaya tertarik mengikuti pembelajaran melalui penyampaian tujuan dan manfaat pembelajaran yang akan dicapai siswa, dan 3) peneliti mengaitkan materi dengan realita kehidupan seharihari. Hal ini dilakukan untuk memotivasi siswa agar lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, agar terjadi proses pembelajaran yang komunikatif antara siswa dan peneliti. 2) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti pembelajaran siklus I, peneliti menjelaskan kepada siswa cara menentukan pokok pikiran utama dan menemukan unsur-unsur pokok berita
(apa,
siapa,
di
mana,
kapan,
mengapa
dan
bagaimana)
dan
menyimpulkannya dengan menggunakan model stratta. Peneliti memastikan siswa paham dengan penjelasan yang telah diberikan.
51
Setelah siswa paham, peneliti memberikan latihan menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Selanjutnya siswa mengerjakan soal yang diberikan peneliti, kemudian membahasnya. Siswa melakukan tanya jawab tentang hal yang belum dipahami. Siswa menyimak berita yang diputar dan siswa diberikan kesempatan untuk memahami isi berita secara menyeluruh. Selanjutnya siswa menafsirkan pokok-pokok pikiran utama berita, unsur-unsur pokok berita (apa, siapa, di mana, mengapa, kapan dan bagaimana) yang telah disimak dan membuat catatan. Setelah siswa memahami isi berita, kemudian peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk menyimpulkan isi berita dengan bahasa yang baik dan benar. Langkah terakhir dari kegiatan inti ini adalah kegiatan penilaian, yaitu dengan panduan peneliti siswa mengoreksi hasil pekerjaan tersebut, dengan sebelumnya siswa menukarkan hasil pekerjaannya dengan siswa lain. 3) Penutup Tahap ini merupakan kegiatan akhir proses pembelajaran. Peneliti bersama siswa menyimpulan kembali materi yang baru saja dibahas saat proses pembelajaran, peneliti memberikan tugas untuk berlatih menyimak berita dengan menggunakan model stratta dan siswa diminta untuk mengisi lembar jurnal yang telah disiapkan oleh peneliti yang berisi tanggapan dan kesan terhadap pembelajaran.
52
3.1.1.3 Observasi Observasi adalah proses melakukan penelitian atau pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, proses observasi dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran. Adapun yang dikaji dalam melakukan observasi ini adalah segala peristiwa yang berhubungan dengan kondisi kelas, terutama pada perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dalam memperoleh data observasi ini, peneliti melakukan pengamatan langsung dibantu oleh seorang rekannya dan guru mata pelajaran terhadap siswa pada saat proses pembelajaran. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar pedoman observasi. Adapun aspek yang diamati adalah perilaku siswa baik yang positif maupun negatif. Aspek yang positif terdiri atas (1) siswa semangat dan dengan sungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru, (2) keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran menyimak berita, (3) siswa aktif bertanya, berkomentar tentang materi yang diberikan, (4) siswa membuat catatan mengenai berita yang disimak, dan (5) siswa bersemangat dalam mengerjakan tes. Aspek negatif terdiri atas (1) siswa meremehkan dan tidak sungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru, (2) siswa berbicara dengan teman saat proses belajar mengajar berlangsung, (3) siswa pasif, tidak bertanya, tidak berkomentar tentang materi yang diberikan, (4) siswa tidak membuat catatan berita yang disimak, (5) siswa tidak bersemangat dalam mengerjakan tes atau tidak mengerjakan tes. Selain itu, peneliti menggunakan dokumentasi foto berupa gambar aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran menyimak berita. Data yang diperoleh dijelaskan dalam
53
bentuk deskripsi yang akan digunakan sebagai acuan dalam perbaikan untuk siklus II, serta dijadikan sebagai bahan refleksi.
3.1.1.4 Refleksi Siklus I Refleksi adalah upaya untuk menelaah segala yang terjadi pada tahap tindakan, apa yang telah dihasilkan atau yang belum dihasilkan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi ini digunakan untuk menerapkan langkah lebih lanjut sebagai dasar perbaikan pada pembelajaran berikutnya untuk mencapai pembelajaran yang diharapkan. Refleksi dilakukan oleh peneliti setelah selesai melakukan proses pengamatan dan tindakan. Adapun tujuan refleksi ini adalah untuk mengetahui beberapa hal yang berhubungan dengan pembelajaran, diantaranya (1) mengetahui kelebihan dan kelemahan media dan model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran pada siklus I, (2) dapat diterima atau tidaknya materi yang disampaikan guru kepada siswa, dan (3) tindakan-tindakan positif dan negatif yang di lakukan siswa selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil refleksi di atas, dapat diketahui hasil menyimak berita dan perubahan perilaku belajar siswa setelah proses pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Hasil yang diperoleh pada siklus I digunakan sebagai dasar perbaikan pada siklus II. Hal-hal yang sudah baik pada pembelajaran menyimak berita pada siklus I harus dipertahankan dan
54
ditingkatkan pada siklus II. Sementara itu, kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I masih perlu diperbaiki pada siklus II.
3.1.2 Proses Tindakan Siklus II Berdasarkan refleksi pada siklus I, maka perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki hasil pada proses tindakan siklus I. Kegiatan pada siklus II ini terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun rancangan kegiatan pada siklus II sebagai berikut.
3.1.2.1 Perencanaan Perencanaan yang dilakukan pada siklus II didasarkan pada hasil yang diperoleh pada siklus I. Perencanaan yang akan dilakukan oleh peneliti pada siklus II merupakan perbaikkan dari perencanaan pada siklus I. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap perencanaan siklus II, yaitu (1) menyusun perbaikan rencana pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan menyimak berita dengan media audio dan model stratta, (2) menyusun perbaikan instrumen nontes berupa lembar observasi, pedoman wawancara, lembar jurnal, dan dokumentasi, dan (3) menyusun instrumen tes beserta penilaiannya.
3.1.2.2 Tindakan Secara keseluruhan, tahap tindakan pada siklus II hampir sama dengan pembelajaran pada siklus I, namun tetap mengacu pada hasil refleksi siklus I. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah tindakan yang
55
merupakan perbaikan dari siklus I. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini terdiri atas pendahuluan, inti, dan penutup. 1) Pendahuluan Pada tahap pendahuluan, peneliti mengkondisikan siswa agar siap untuk mengikuti keterampilan menyimak dengan menanyakan keadaan siswa, menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran, dan menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran secara umum yaitu keterampilan menyimak berita. Peneliti menanyakan kesulitan apa yang dialami siswa saat menyimak berita pada pembelajaran sebelumnya. Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada siswa yang masih belum paham. Selain itu, peneliti memotivasi siswa agar lebih sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran. Selanjutnya peneliti meminta siswa untuk lebih konsentrasi dalam kegiatan menyimak. 2) Kegiatan Inti Pada tahap inti siswa diminta untuk menyimak rekaman berita dengan topik yang berbeda dari berita yang sudah diputarkan sebelumnya. Peneliti memberikan arahan kepada siswa agar menyimak berita dengan lebih sungguh-sungguh. Setelah kegiatan menyimak siswa membuat catatan tentang unsur-unsur pokok berita yang disimak. Selanjutnya siswa memahami dan menganalisia isi berita untuk menentukan pokok pikiran utama dan menemukan unsur-unsur pokok berita, kemudian peneliti meminta siswa untuk menjawab soal tentang pokok pikiran utama berita dan unsur-unsur pokok berita, selain itu siswa diminta menyimpulkan isi berita dan harus mengandung unsur-unsur pokok berita dengan bahasa yang baik dan benar. Selanjutnya, peneliti bersama siswa membahas
56
jawaban soal. Sebelumnya siswa menukar hasil pekerjaannya dengan teman satu bangku. Dari jawaban soal, peneliti dapat melihat kesalahan apa yang masih diulangi siswa dan kemajuan yang sudah dialami siswa. Peneliti menjelaskan secara singkat kemajuan yang sudah dialami siswa. Tujuan diadakannya tes pada siklus II yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran pada siklus I dan dengan diadakannya perbaikan dari RPP, cara mengajar guru, dan perubahan pola belajar siswa. 3) Penutup Pada akhir pembelajaran peneliti bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Selanjutnya, peneliti bersama siswa melaksanakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Siswa diminta untuk mengisi lembar jurnal yang telah disiapkan oleh peneliti, yang berisi tanggapan, kesan dan saran siswa terhadap pembelajaran keterampilan menyimak berita dengan media audio dan model stratta.
3.1.2.3 Observasi Observasi dilakukan untuk mengambil data melalui pengamatan secara langsung terhadap perubahan hasil belajar, perubahan perilaku, dan sikap siswa dalam proses belajar mengajar yang terjadi pada siklus II. Pengambilan data dilakukan dengan tes dan nontes. Tes dilakukan saat pembelajaran menyimak berita berlangsung. Sementara itu, pengambilan data nontes dilakukan dengan menggunakan jurnal, wawancara, pedoman observasi, dan dokumentasi.
57
Wawancara dilakukan terhadap siswa yang memiliki keterampilan menyimak rendah dan pada siswa yang mempunyai keterampilan menyimak tinggi dengan sejumlah pertanyaan yang sudah dipersiapkan oleh peneliti mengenai penyebab siswa yang kurang dalam kegiatan menyimak berita. Pengamatan melalui jurnal bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran keterampilan menyimak berita dengan media audio dan model stratta yang diberikan oleh peneliti selama proses pembelajaran.Untuk melengkapi data observasi ini, peneliti mendokumentasikan beberapa kegiatan penting dalam proses observasi. Misalnya, ketika sedang melakukan proses pembelajaran menyimak berita.
3.1.2.4 Refleksi Siklus II Refleksi pada siklus II dimaksudkan untuk membuat simpulan dari pelaksanaan kegiatan dan tindakan serta sikap siswa yang terjadi selama pembelajaran pada siklus II. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam menyimak berita pada siklus I dan siklus II. Tujuan refleksi pada siklus II adalah untuk menentukan peningkatan yang telah dicapai selama proses pembelajaran. Hal yang dicapai dalam siklus II adalah peningkatan nilai tes menyimak berita dan perubahan perilaku siswa dari negatif ke positif. Jika hal tersebut sudah tercapai, maka penelitian sudah dianggap selesai pada siklus II.
58
3.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah keterampilan menyimak berita siswa kelas VIII SMP 3 Kudus tahun ajaran 2010/2011, khususnya kelas VIIIA. Kelas VIIIA terdiri atas 38 siswa yaitu siswa 18 perempuan dan 20 siswa laki-laki. Alasan peneliti memilih keterampilan menyimak berita sebagai subjek penelitian ini adalah (1) berdasarkan hasil observasi, keterampilan menyimak berita siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus belum sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal, (2) sebagian besar siswa kelas VIII A masih belum mampu menyimak berita dan membuat simpulan isi berita dengan tepat, dan (3) siswa kurang memiliki minat dalam menyimak berita karena belum menggunakan media dan model pembelajaran yang bervariasi
3.3 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini ada tiga, yaitu variabel peningkatan keterampilan menyimak berita, penggunaan media audio dan model stratta.
3.3.1 Variabel Keterampilan Menyimak Berita Keterampilan menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang bunyi yang dilakukan dengan sengaja dan penuh perhatian disertai pemahaman untuk memperoleh informasi, menangkap isi dan merespon makna yang terkandung di dalamnya. Berita adalah laporan yang berisi suatu peristiwa atau kejadian penting dan menarik perhatian orang banyak dan berita
59
tersebut berisi tentang fakta yang dapat dipublikasikan melalui media cetak atau elektronik. Keterampilan menyimak berita merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa. Dalam hal ini, keterampilan menyimak berita yang dilakukan oleh siswa disesuaikan dengan kompetensi menyimak berita yang harus dicapai siswa. Penilaian hasil belajar dapat diukur dengan tercapainya indikator keterampilan menyimak berita. Indikator-indikator keterampilan menyimak berita, yaitu (1) siswa mampu menentukan pokok-pokok pikiran utama berita, (2) siswa mampu menemukan unsur-unsur pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana), dan (3) siswa mampu menuliskan (menyimpulkan) isi berita yang disimak. Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila nilai rata-rata kelas telah mencapai skor 75.
3.3.2 Variabel Penggunaan Media Audio Variabel penggunaan media audio merupakan media yang digunakan peneliti dalam penelitian ini. Variabel media audio yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rekaman berita yang diperoleh dari berita Liputan 6 SCTV. Rekaman berita berisi berita yang menarik dan disesuaikan dengan minat siswa. Penggunaan media audio dalam pembelajaran menyimak berita, diharapkan akan memotivasi dan menggubah pembelajaran menyenagkan.
yang membosankan menjadi
60
Media audio sangat sesuai untuk melatih keterampilan menyimak. Menyimak dilakukan dengan cara memutarkan rekaman berita, kemudian peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa tentang berita yang disimak. Prosedur menyimak menggunakan media audio ini dengan langkah-langkah diantaranya persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Pada tahap pelaksanaan siswa diharapkan dalam menyimak berita dengan penuh perhatian dan mencatat hal-hal penting yang ada dalam berita.
3.3.3 Variabel Model Pembelajaran Stratta Variabel model pembelajaran stratta merupakan konsep pembelajaran dengan pola pengajaran berproses. Pola pengajaran berproses adalah pola pembelajaran yang mencakup tiga langkah, yaitu (1) penjelajahan, (2) interpretasi, dan (3) rekreasi. Dalam penelitian ini, pembelajaran menyimak diawali dengan pengajaran yang bersifat menyeluruh. Pengajaran bersifat menyeluruh pada penelitian ini, siswa diberi kesempatan untuk memahami dan menghayati berita secara langsung dengan cara mendengarkan rekaman berita. Selanjutnya dilakukan pemahaman dan pendalaman terhadap isi berita yang telah disimak. Pembelajaran menyimak berita dengan model stratta merupakan model pembelajaran produktif. Pembelajaran produktif dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menghasilkan suatu yang baru. Siswa diberi tugas untuk membuat simpulan berita yang disimak. Model pembelajaran ini menuntut siswa untuk menyimak berita dengan penuh perhatian dan konsentrasi. Siswa harus bisa menentukan pokok-pokok pikiran utama berita, menemukan unsur-unsur pokok
61
berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana). Pada tahap pendalaman peneliti memberikan tugas siswa untuk menyimpulkan isi berita yang disimak sesuai dengan dengan bahasa yang baik dan benar.
3.4 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini berupa instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa soal yang harus dikerjakan siswa pada akhir pembelajaran menyimak berita. Tes ini digunakan untuk menguji tingkat keterampilan menyimak berita siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio dan model stratta, sedangkan instrumen nontes digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa selama pembelajaran menyimak berita berlangsung. Instrumen nontes ini berupa jurnal siswa, jurnal guru, lembar observasi, lembar wawancara, dan dokumentasi.
3.4.1Instrumen Tes Instrumen tes yang diberikan berupa perintah kepada siswa untuk menyimak berita menggunakan media audio dan mengerjakan soal isian singkat yang meliputi menentukan pokok pikiran utama berita, menemukan unsur-unsur pokok berita, yaitu (1) peristiwa apa yang terjadi dalam berita tersebut, (2) siapa yang ada dalam kejadian, (3) di mana peristiwa itu terjadi, (4) mengapa peristiwa itu bisa terjadi, (5) kapan peristiwa itu terjadi, dan (6) bagaimana kronologis peristiwa yang ada dalam berita dan soal essai yang berupa menyimpulkan isi
62
berita yang disimak dengan bahasa yang baik dan benar. Tujuan dari instrumen tes ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap hasil simakan. Penilaian untuk instrumen tes berdasarkan pemahaman siswa terhadap isi berita melalui menjawab soal tentang berita yang disimak secara individu. Hasil penilaian tersebut dilakukan dengan cara menjumlahkan keseluruhan skor dari masing-masing aspek penilaian. Skor yang akan di peroleh siswa maksimal 100. Dari penilaian yang dilakukan peneliti, maka akan diketahui masing-masing keterampilan siswa dalam menyimak berita. Berikut ini adalah uraian kategori nilai keterampilan menyimak siswa.
Tabel 1. Kategori Nilai Siswa dalam Keterampilan Menyimak No
Rentang nilai
Kategori
1
85-100
Sangat baik
2
75-84
Baik
3
60-74
Cukup
4
50-59
Kurang
5
0-49
Sangat kurang
Dari tabel di atas, siswa dikatakan berhasil atau mencapai kategori sangat baik jika memperoleh nilai 85-100, kategori baik 75-84, kategori cukup 60-74, kategori kurang 50-59 dan kategori sangat kurang 0-49. Dalam pembuatan soal untuk mengetahui tingkat keterampilan menyimak berita mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan kompetensi dasar menyimak berita kelas VIII terdapat tiga indikator yaitu, (1) siswa mampu
63
menentukan pokok-pokok pikiran utama berita, (2) siswa mampu menemukan unsur-unsur pokok berita, dan (3) siswa mampu menyimpulkan isi berita yang disimak. Tabel 2 Penilaian Keterampilan Menyimak Berita No
Indikator
Skor Maksimal
1.
Mampu menentukan pokok pikiran utama tentang berita yang
5
disimak 2.
Mampu menemukan dan menjelaskan unsur berita (apa, siapa, di
30
mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) tentang berita yang disimak. 3.
Mampu menyimpulkan isi berita yang disimak.
5
Jumlah
40
Tabel 3 Aspek Penskoran Keterampilan Menyimak Berita Skor No
Aspek Penilaian SB 5
1. 2.
3.
Skor maks
Penentukan pokok pikiran utama berita Pemahaman isi berita a. Apa b. Siapa c. Di mana d. Kapan e. Mengapa f. Bagaimana Menyimpulkan berita Nilai
B 4
C 3
K 2
Nilai
SK 1 5 30
Total skorX100 ∑ skor maksimal
5
Dari tabel di atas dapat diketahui siswa akan mendapatkan skor maksimal 100 apabila ketiga soal dikerjakan dengan benar.
100
64
Tabel 4 Kriteria Penilaian Pokok Pikiran Utama Berita Aspek Penilaian
Kriteria Penilaian
Mampu
Siswa menentukan dan menyebutkan
menentukan pokok
pokok pikiran utama tepat dan lengkap
pikiran utama
dari 5 berita yang disimak.
berita yang di
Siswa menentukan dan menyebutkan 4
simak
pokok pikiran utama tepat dan lengkap
Skor
Kategori
5
Sangat Baik
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
1
Sangat
dari 5 berita yang disimak. Siswa menentukan dan menyebutkan 3 pokok pikiran utama tepat dan lengkap dari 5 berita yang disimak. Siswa menentukan dan menyebutkan 2 pokok pikiran utama tepat dan lengkap dari 5 berita yang disimak. Siswa menentukan dan menyebutkan 1 pokok pikiran utama tepat dan lengkap dari 5 berita yang disimak.
Kurang
Tabel 5 Kriteria Penilaian Pemahaman Isi Berita Aspek
Kriteria Penilaian
Skor
Kategori
5
Sangat
Penilaian Apa
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur apa dari 5 berita yang disimak
Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur apa dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
Siswa menyebutkan 3 unsur apa dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur apa dari berita yang disimak
65
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur apa dari
Siapa
Sangat
berita yang disimak
1
Kurang
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur
5
Sangat
siapa dari 5 berita yang disimak
Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur siapa dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
yang disimak
2
Kurang
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur siapa dari
1
Sangat
Siswa menyebutkan 3 unsur siapa dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur siapa dari berita
berita yang disimak Di mana
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur di
Kurang 5
mana dari 5 berita yang disimak
Sangat Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur di mana dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
yang disimak
2
Kurang
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur di mana dari
1
Sangat
Siswa menyebutkan 3 unsur di mana dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur di mana dari berita
berita yang disimak Kapan
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur
Kurang 5
kapan dari 5 berita yang disimak
Sangat Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur kapan dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
Siswa menyebutkan 3 unsur kapan dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur kapan dari berita yang disimak
66
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur kapan dari
1
berita yang disimak Mengapa
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur
Sangat Kurang
5
mengapa dari 5 berita yang disimak
Sangat Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur mengapa dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
berita yang disimak
2
Kurang
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur mengapa
1
Sangat
Siswa menyebutkan 3 unsur mengapa dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur mengapa dari
dari berita yang disimak Bagaimana
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur
Kurang 5
bagaimana dari 5 berita yang disimak
Sangat Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur bagaimana dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
berita yang disimak
2
Kurang
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur bagaimana
1
Sangat
Siswa menyebutkan 3 unsur bagaimana dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur bagaimana dari
dari berita yang disimak
Kurang
67
Tabel 6 Kriteria Penilaian Menyimpulkan Isi Berita
Aspek Penilaian
Kriteria Penilaian
Mampu
Simpulan sesuai dengan isi berita yang
menyimpulkan
disimak dan kalimat-kalimatnya
kembali isi berita
komunikatif
yang di simak
Simpulan sesuai dengan isi berita yang disimak tetapi kalimat-kalimatnya
Skor Kategori
5
Sangat Baik
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
1
Sangat
berterima Simpulan kurang sesuai dengan isi berita yang disimak tetapi kalimatkalimatnya komunikatif Simpulan kurang sesuai dengan isi berita yang disimak dan kalimatkalimatnya berterima Simpulan tidak sesuai dengan isi berita yang disimak
Kurang
Melalui pedoman penilaian tersebut, peneliti dapat mengetahui hasil tes keterampilan menyimak berita siswa kelas VIIIA SMP 3 Kudus, baik untuk indikator menentukan menemukan pokok-pokok pikiran utama, menemukan unsur-unsur pokok berita, dan menyimpulkan isi berita. Tes pada penelitian ini dilaksanakan sekali pada akhir siklus. Jika pada siklus I hasil evaluasi siswa belum memenuhi target, maka perlu ditindaklanjuti dengan melakukan siklus II.
68
3.4.2 Instrumen Nontes Bentuk instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi, jurnal guru, jurnal siswa, wawancara, dan dokumentasi.
3.4.2.1 Pedoman Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui secara langsung sikap dan perilaku siswa saat mengikuti pembelajaran. Observasi digunakan untuk mengambil data penelitian yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti dibantu oleh salah seorang rekannya dan Guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam melakukan observasi, pengamat menggunakan lembar pedoman observasi yang telah disiapkan. Observasi dilaksanakan dari awal sampai akhir pembelajaran atau bersamaan dengan pelaksanaan tindakan sambil memberikan penilaian dengan memberikan tanda check list (√ ) pada lembar pedoman observasi yang sudah disediakan. Adapun aspek yang diamati dalam observasi terdiri atas aspek positif dan negatif. Aspek yang positif, terdiri atas (1) siswa semangat dan dengan sungguhsungguh mengikuti penjelasan guru, (2) keseriusan siswa dalam pembelajaran menyimak berita, (3) siswa aktif bertanya, berkomentar tentang materi yang diberikan, (4) siswa membuat catatan mengenai berita yang disimak, dan (5) siswa bersemangat dalam mengerjakan tes. Aspek negatif, terdiri atas (1) siswa meremehkan dan tidak sungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru, (2) siswa berbicara dengan teman saat proses belajar mengajar berlangsung, (3) siswa pasif, tidak bertanya, tidak berkomentar tentang materi yang diberikan, (4) siswa tidak
69
membuat catatan mengenai berita yang disimak, (5) siswa tidak bersemangat dalam mengerjakan tes atau tidak mengerjakan tes.
3.4.2.2 Pedoman Jurnal Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu: jurnal siswa dan jurnal guru. Jurnal siswa digunakan untuk mengetahui segala sesuatu yang dialami siswa pada saat pembelajaran menyimak berita. Melalui jurnal siswa dapat diketahui aspek-aspek yang berkaitan dengan media dan model yang digunakan oleh peneliti. Aspek-aspek tersebut meliputi (1) perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran menyimak dengan menggunakan media audio dan model stratta, (2) pendapat siswa tentang materi berita yang digunakan peneliti dalam pembelajaran menyimak berita, (3) pendapat siswa tentang kelemahan atau kelebihan media audio dan model stratta yang digunakan dalam pembelajaran menyimak berita, (4) kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta, dan (5) pesan dan kesan siswa setelah mengikuti pembelajaran menyimak menggunakan media audio dan model stratta. Jurnal guru meliputi segala sesuatu yang terjadi dalam pembelajaran menyimak berita. Aspek-aspek yang terdapat pada jurnal guru di antaranya (1) kesiapan siswa terhadap pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta, (2) respon siswa terhadap media audio dan model stratta yang digunakan peneliti dalam pembelajaran menyimak berita, (3) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menyimak berita menggunakan
70
media audio dan model stratta, (4) pemahaman siswa terhadap pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta, dan (5) fenomenafenomena lain yang muncul ketika proses pembelajaran menyimak berita dengan media audio dan model stratta.
3.4.2.3 Pedoman wawancara Pedoman wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi dan pendapat siswa secara langsung terhadap pembelajaran menyimak. Wawancara ditujukan pada siswa yang hasil tesnya baik dan kurang baik. Wawancara dilaksanakan oleh peneliti di luar jam pelajaran atau setelah pelajaran berakhir. Adapun hal yang ditanyakan dalam wawancara, antara lain (1) pendapat siswa mengenai media audio yang digunakan peneliti dalam pembelajaran menyimak berita, (2) ketertarikan siswa terhadap pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta, (3) pendapat siswa tentang cara mengajar guru dalam pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta, (4) pendapat siswa tentang materi berita yang disimak, (5) kesulitan yang dialami siswa berkaitan dengan media dan model pembelajaran yang digunakan peneliti, dan (5) saran siswa mengenai pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model pembelajaran stratta.
71
3.4.2.4 Dokumentasi Dokumentasi merupakan instrumen nontes yang cukup penting, yaitu sebagai bukti dokumen kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian. Dokumentasi
ini
berupa
pengambilan
gambar
yang
digunakan
untuk
mendokumentasikan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar. Tujuan dokumentasi adalah sebagai bukti visual untuk memperkuat hasil penelitian selain lembar observasi, jurnal, dan wawancara. Pada proses dokumentasi ini, peneliti dibantu salah seorang rekan peneliti untuk mengambil gambar. Adapun gambar yang diambil adalah (1) kegiatan siswa menerima penjelasan peneliti, (2) kegiatan siswa dalam keaktifannya bertanya dan berkomentar tentang berita, (3) kegiatan siswa ketika menyimak berita, dan (4) kegiatan siswa ketika mengerjakan soal yang diberikan peneliti.. Dari hasil dokumentasi ini, selanjutnya dideskripsikan sesuai dengan keadaan yang ada dan dipadukan dengan data yang lainnya.
3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan bentuk tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa dalam menyimak berita dengan media audio dan model pembelajaran stratta yang digunakan peneliti. Sedangkan teknik nontes digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menyimak dengan menggunakan media audio dan model stratta. Untuk memperoleh data nontes dilakukan dengan cara
72
observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Penjelasan lebih lanjut mengenai teknik pengumpulan data tes dan nontes adalah sebagai berikut.
3.5.1 Teknik Tes Teknik tes keterampilan menyimak berita digunakan untuk mengetahui dan mendapatkan data keterampilan siswa dalam menyimak berita setelah mengikuti pembelajaran dengan media audio dan model stratta. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan siklus II. Tujuannya adalah untuk mengukur keberhasilan media dan model yang digunakan dalam pembelajaran menyimak berita. Dalam hal ini, pembelajaran dinyatakan berhasil apabila nilai rata-rata kelas mencapai skor 75.
3.5.2 Teknik Nontes Pengumpulan data nontes ada empat macam, yaitu observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Teknik nontes bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai perubahan perilaku siswa setelah proses pembelajaran menyimak berita dengan media audio dan model stratta.
3.5.2.1 Teknik Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan pembelajaran, sedangkan rekannya dan guru bahasa Indonesia melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Proses pengamatan yang dilakukan
73
berpedoman pada lembar observasi yang telah dirancang peneliti. Pengamat mengamati aktivitas siswa dan memberi tanda check list (√) pada lembar observasi. Hasil observasi tersebut kemudian dianalisis dan dideskripsikan sesuai dengan perilaku siswa.
3.5.2.2 Teknik Jurnal Teknik jurnal dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu jurnal siswa dan jurnal guru. Pada jurnal siswa, siswa diminta untuk memberi tanggapan, kesan, dan pendapat terhadap pembelajaran keterampilan menyimak berita dengan media audio dan model stratta yang berkaitan dengan cara peneliti menyampaikan materi, bahan simakan, dan media yang digunakan. Jurnal siswa diisi setelah proses pembelajaran berakhir. Jurnal guru berisi catatan-catatan mengenai perilaku siswa, keaktifan siswa, dan respon siswa pada saat pembelajaran keterampilan menyimak berita dengan media audio dan model stratta.
3.5.2.3 Teknik Wawancara Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data secara langsung tentang berbagai hal yang berkaitan dengan keterampilan menyimak berita dengan media audio dan model stratta. Data yang diambil mengenai kesan, pesan, dan pendapat siswa terhadap pembelajaran keterampilan menyimak. Wawancara dilakukan di luar jam pelajaran terhadap siswa yang mempunyai nilai rendah dan siswa yang mempunyai nilai tinggi dengan menggunakan pedoman wawancara yang sudah dipersiapkan oleh peneliti. Proses wawancara dilakukan pada akhir
74
pembelajaran siklus I, jika masih terdapat hambatan atau kekurangan pada kegiatan menyimak maka kekurangan ini akan diperbaiki pada pembelajaran siklus II.
3.5.2.4 Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data nontes yang berupa foto yang diambil peneliti ketika proses pembelajaran siklus I dan siklus II. Pengambilan data dengan dokumentasi foto ini difokuskan pada (1) kegiatan siswa menerima penjelasan guru, (2) kegiatan siswa dalam keaktifannya bertanya dan berkomentar tentang berita, (3) kegiatan siswa ketika menyimak berita, dan (4) kegiatan siswa ketika mengerjakan soal yang diberikan peneliti. Dokumentasi ini merupakan bukti bahwa penelitian menyimak berita dengan media audio dan model stratta benar-benar dilakukan.
3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Uraian tentang teknik kuantitatif dan teknik kualitatif sebagai berikut.
3.6.1
Teknik kuantitatif Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif yang
diperoleh dari hasil tes menyimak berita dengan media audio dan model stratta
75
pada siklus I dan siklus II. Nilai hasil dari tiap-tiap tes itu kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
NP = ∑ N x 100 % nxs
Keterangan: NP
: Nilai persentase kemampuan siswa
∑N
: Jumlah nilai dalam satu kelas
n
: Nilai maksimal
s
: Jumlah responden dalam satu kelas Hasil dari perhitungan tersebut kemudian dikumpulkan dan dibandingkan
antara siklus I dan siklus II. Hasil dari perbandingan tersebut, maka dapat diketahui seberapa besar peningkatan keterampilan menyimak berita dengan media audio dan model stratta.
3.6.2 Teknik Kualitatif Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif yang diperoleh dari nontes berupa lembar observasi, pedoman wawancara, jurnal, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari siklus I dan siklus II dibandingkan dengan cara melihat hasil tes dan nontes, sehingga akan dapat diketahui adanya perubahan perilaku siswa dan peningkatan dalam pembelajaran keterampilan menyimak berita dengan media audio dan model stratta.
76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dipaparkan dalam bab ini meliputi hasil prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hasil penelitian ini terdiri atas hasil tes dan nontes. Hasil tes pratindakan merupakan keterampilan menyimak berita siswa sebelum dilakukan tindakan siklus I. Kemudian, hasil tes tindakan siklus I dan II merupakan keterampilan menyimak berita siswa dengan menggunakan media audio dan model stratta. Selanjutnya, data hasil nontes, yaitu data observasi, jurnal guru dan siswa, wawancara, dan dokumentasi pada saat proses pembelajaran berlangsung.
4.1.1 Hasil Penelitian Prasiklus Prasiklus merupakan masa sebelum dilakukannya tindakan siklus I. Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum digunakannya model stratta dalam pembelajaran menyimak berita. Kondisi awal keterampilan menyimak berita siswa diketahui dari hasil tes prasiklus yang diperoleh siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus. Berdasarkan hasil penelitian prasiklus keterampilan menyimak berita siswa kelas VIII A mencapai nilai rerata secara klasikal sebesar 59,02 termasuk dalam kategori kurang. Pada penilaian ini siswa hanya dapat mencapai nilai dengan kategori cukup dan kategori kurang. Hasil pelaksanaan pembelajaran menyimak berita pada prasiklus hanya berupa hasil tes, hasil tersebut terangkum dalam tabel 7.
76
77
Tabel 7 Perolehan Nilai Prasiklus No
Kategori
1 2 3 4 5
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah
Rentang Frekuensi Nilai
Total Skor
(%)
85-100 75-84 60-74 50-59 0-49
0 0 1373 870 0 2243
0 0 57,89 42,11 0 100
0 0 22 16 0 38
Nilai Rerata Kelas 2243 38 = 59,02 (Kurang)
Sebanyak 57,89 % atau 22 siswa memperoleh nilai kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 dan 16 siswa atau sebanyak 42,11 % memperoleh nilai dalam kategori kurang dengan rentang nilai 50-59. Siswa yang memperoleh nilai dalam kategori cukup sudah mampu menyimak berita dan memahami isi berita yang diputarkan dan mampu menyebutkan pokok pikiran utama berita, unsur-unsur pokok berita dan menyimpulkan isi berita, bahasa yang digunakan juga cukup komunikatif sehingga simpulan dapat dipahami. Untuk siswa yang mendapat nilai kurang dalam menyebutkan pokok pikiran utama, unsur-unsur pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) dan menyimpulkan berita masih kurang tepat dan kurang lengkap. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak berita siswa masih rendah dengan tidak adanya siswa yang masuk dalam kategori sangat baik atau baik. Nilai prasiklus diperoleh dari penjumlahan skor tiap-tiap aspek yang sudah ditentukan, yaitu mampu menentukan pokok pikiran utama, mampu menemukan unsur-unsur pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagimana) dan mampu menyimpulkan isi berita yang disimak.
78
Tabel 8 Skor Rerata Kemampuan Siswa pada Setiap Aspek dalam Menyimak Berita pada Prasiklus No. Aspek yang dinilai Rerata Klasikal Skor Persentase(%) 1 Menentukan pokok pikiran utama berita 3,16 63,16 2 Pemahaman isi berita 17,46 351,06 3,39 67,89 a Apa 3,05 61,05 b Siapa 2,71 54,21 c Di mana d
3
Kapan
e Mengapa f Bagaimana Menyimpulkan berita Nilai Akhir Rerata Klasikal
2,82
56,32
2,87 2,71 2,89
57,37 54,21 57,89 59,02
Berdasarkan tabel 8 dapat dikemukakan bahwa nilai rerata pada setiap aspek penilaian hasil tes keterampilan menyimak berita pada prasiklus termasuk dalam kategori kurang. Aspek pertama, yaitu menentukan pokok pikiran utama berita memperoleh skor rerata klasikal sebesar 3,16 dengan persentase keberhasilan 63,16%. Aspek kedua, yaitu pemahaman isi berita memperoleh skor rerata klasikal sebesar 2,91 dengan persentase keberhasilan 58,51%. Aspek ketiga, menyimpulkan berita memperoleh skor rerata klasikal 2,89 dengan persentase keberhasilan 57,89%. Pada akhirnya dari seluruh aspek penilaian dapat diperoleh rerata prasiklus adalah 59,02 dengan kategori kurang. Dari hasil penelitian prasiklus dan data pada setiap aspek penilaian dapat dinyatakan bahwa keterampilan menyimak berita siswa secara rerata masih termasuk dalam kategori kurang, sehingga perlu ditingkatkan karena belum mencapai standar ketuntasan minimal yang ditentukan, yaitu 75,00. Oleh karena
79
itu, data yang diperoleh pada prasiklus dijadikan landasan untuk melakukan penelitian dengan tahap lanjut pada siklus I dan siklus II.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I Siklus
I
merupakan
pemberlakuan
tindakan
awal
pembelajaran
keterampilan menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Hasil pembelajaran keterampilan menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta pada siklus I terdiri atas hasil tes dan nontes. Kedua hasil penelitian tersebut meliputi nilai tes menyimak berita dan perilaku siswa selama proses pembelajaran menyimak menggunakan media audio dan model statta. 4.1.2.1 Hasil Tes Siklus I Hasil tes pada siklus I merupakan data awal diterapkannya pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta. Kriteria penilaian pada siklus I ini meliputi penilaian untuk indikator mampu menentukan pokok pikiran utama, mampu menemukan unsur-unsur berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana), dan mampu menyimpulkan isi berita yang disimak. Pada tindakan siklus I siswa diberi latihan dan diputarkan berita dari liputan 6 SCTV untuk disimak. Pada pertemuan siklus I siswa diberikan materi tentang cara menyimak berita dengan menggunakan model stratta dan diberi penjelasan tentang hal apa yang harus diperhatikan saat menyimak berita. Siswa menyimak
berita
yang
diputarkan
dan
dengan
panduan
guru
siswa
mengidentifikasi berita kemudian menyimpulkan isi berita yang disimak.
80
Selanjutnya, guru memutarkan berita dengan berbagai tema dari Liputan 6 SCTV. Siswa mulai menyimak berita dengan menggunakan model stratta kemudian menjawab pertanyaan tentang berita yang disimak dan membuat simpulan isi berita dengan bahasa yang baik dan benar. Hasil tes siklus I merupakan data awal diterapkannya pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Kriteria penilaian keterampilan menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta pada siklus I ini meliputi delapan aspek, yaitu (1) menentukan pokok pikiran utama berita, (2) mampu menemukan unsur apa, (3) menemukan unsur siapa, (4) menemukan unsur di mana , (5) menemukan unsur kapan, (6) menemukan unsur mengapa, (7) menemukan unsur bagaimana, dan (8) menyimpulkan isi berita. Hasil tes keterampilan menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta pada siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus untuk setiap aspek penilaian siklus I dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 9 Perolehan Nilai Siklus I No
Kategori
1 2 3 4 5
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah
Rentang Frekuensi Nilai
Total Skor
(%)
85-100 75-84 60-74 50-59 0-49
0 75 2453 0 0 2528
0 2,63 97,37 0 0 100
0 1 37 0 0 38
Nilai Rerata Kelas 2528 38 = 66,52 (Cukup)
Berdasarkan data pada tabel 9 dapat dinyatakan bahwa hasil tes keterampilan menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta pada siswa kelas VIII A SMP N 3 Kudus secara klasikal mencapai total
81
nilai 2528 dengan rerata 66,52 dalam kategori cukup. Dari 38 siswa, tercatat 1 siswa atau 2,63% siswa yang berhasil memperoleh nilai dalam kategori baik dengan rentang nilai 75-84. Kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 dicapai oleh 37 siswa atau sebesar 97,37 %. Hasil tes siklus I dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak berita siswa kelas VIII A sudah cukup baik. Namun, karena hasil rerata yang diperoleh masih belum mencapai nilai 75. Dapat dikatakan bahwa hasil yang diperoleh siswa pada siklus I masih rendah. Masih rendahnya nilai siswa dalam tes menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta ini disebabkan pembelajaran yang diterapkan peneliti dirasa masih baru dan belum terbiasa terjalinnya hubungan belajar yang akrab, secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi antusias siswa dalam menerima pelajaran. Namun, hal ini tidak begitu dipermasalahkan karena merupakan proses awal bagi siswa untuk menyesuaikan diri dalam pembelajaran. Nilai siklus I diperoleh dari penjumlahan skor masing-masing aspek, yaitu (1) menentukan pokok pikiran utama berita, (2) mampu menemukan unsur apa, (3) menemukan unsur siapa, (4) menemukan unsur di mana, (5) menemukan unsur kapan, (6) menemukan unsur mengapa, (7) menemukan unsur bagaimana, dan (8) menyimpulkan isi berita. Hasil perolehan nilai untuk setiap aspek penilaian menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta tercantum dalam tabel-tabel berikut.
82
Tabel 10 Hasil Tes Aspek Menentukan Pokok Pikiran Utama Berita Siklus I No Skor Frekuensi Total Persentase Rerata Klasikal Skor (%) Skor Persen (%) 1 5 0 0 0 2 4 21 84 55,26 135 135 x 100 3 3 17 51 44,74 38 5 x 38 4 2 0 0 0 = 3,55 = 71,05% 5 1 0 0 0 (cukup) Jumlah 38 135 100
Data pada tabel 10 merupakan hasil tes keterampilan menyimak berita aspek menemukan pokok pikiran utama berita. Secara klasikal mencapai total skor 135 dengan rerata skor 3,55. Persentase keberhasilan siswa secara klasikal untuk aspek menentukan pokok pikiran utama adalah 71,05% masuk kategori cukup. Persentase tersebut bermakna bahwa siswa cukup mampu menentukan pokok pikiran utama dari berita yang disimak, tapi belum lengkap. Berdasarkan data pada tabel 10, tidak tercatat siswa yang mendapat skor maksimal. Siswa yang mencapai skor 4 yaitu sejumlah 21 siswa. Hal ini berarti 55,26 % siswa cukup mampu menentukan pokok pikiran utama berita. Skor 3 dicapai 17 siswa, artinya 44,74 % siswa cukup mampu menentukan pokok pikiran utama berita yang disimak. Aspek menentukan pokok pikiran utama berita dalam siklus I termasuk dalam kategori cukup dengan persentase keberhasilan mencapai 71,05 %. Dalam aspek ini siswa sudah mampu menentukan pokok pikiran utama berita, tetapi kurang lengkap hal tersebut karena siswa menyimak kurang konsentrasi. Kurang konsentrasinya siswa disebabkan faktor suasana kelas yang kurang kondusif, hal tersebut memberi pengaruh terhadap daya konsentrasi siswa.
83
Tabel 11 Hasil Tes Aspek Menemukan Unsur ”Apa ”dalam Berita Siklus I No Skor Frekuensi Total Persentase Rerata Klasikal Skor (%) Skor Persen (%) 1 5 1 5 2,63 2 4 27 108 71,05 143 143 x 100 3 3 10 30 26,32 38 5 x 38 4 2 0 0 0 = 3,76 = 75,26% 5 1 0 0 0 (cukup) Jumlah 38 143 100
Berdasarkan data pada tabel 11 dapat dinyatakan bahwa hasil tes menyimak berita pada siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus aspek menemukan unsur “apa” mencapai skor 143 dengan rerata skor 3,76. Kemudian, persentase keberhasilan siswa untuk aspek menemukan unsur “apa” adalah 75,26%. Hasil tersebut termasuk dalam kategori baik. Hal ini bermakna siswa cukup mampu menemukan unsur “apa” dari berita yang disimak. Berdasarkan data pada tabel 11 tidak ada siswa yang memperoleh skor 1 dan 2. Skor 5 dicapai 1 siswa yang artinya 2,63% siswa yang mampu menemukan unsur “apa” dengan lengkap. Kategori baik dengan skor 4 dicapai 27 siswa atau sebesar 71,05 %, sedangkan kategori cukup dicapai 10 siswa yang berarti 26,32% yang memperoleh skor 3. Tabel 12 Hasil Tes Aspek Menemukan Unsur ”Siapa” dalam Berita Siklus I No
Skor
1 5 2 4 3 3 4 2 5 1 Jumlah
Frekuensi 0 23 15 0 0 38
Total Skor 0 92 45 0 0 137
Persentase (%) 0 60,52 39,47 0 0 100
Rerata Klasikal Skor Persen (%) 137 38 = 3,61
137 x 100 5 x 38 = 72,11% (cukup)
84
Hasil tes menyimak berita berdasarkan data tabel 12, aspek menemukan unsur ”siapa” mencapai total skor 137 dengan rerata skor 3,61. Persentase keberhasilan siswa pada aspek ini adalah 72,11%. Hasil tersebut termasuk dalam kategori cukup. Hal ini berarti siswa cukup mampu menemukan unsur “siapa” dari berita yang disimak, tetapi masih kurang lengkap. Berdasarkan data pada tabel 12 diketahui 23 siswa mendapat skor 4 atau sebesar 60,52% dengan kategori baik. Kategori cukup dengan skor 3 dicapai 15 siswa atau sebesar 39,47% dan tidak ada siswa yang mencapai dengan kategori kurang dan sangat kurang. Aspek menemukan unsur “siapa” dalam berita dalam siklus I termasuk dalam kategori cukup dengan persentase keberhasilan mencapai 72,11 %. Pada aspek ini, siswa sudah cukup mampu menemukan unsur “siapa” dalam berita dengan tepat tetapi masih kurang lengkap. Hal ini disebabkan karena siswa kurang teliti saat menyimak berita. Tabel 13 Hasil Tes Aspek Menemukan Unsur ”Di mana” dalam Berita Siklus I No Skor Frekuensi Total Persentase Rerata Klasikal Skor (%) Skor Persen (%) 1 5 0 0 0 2 4 10 40 26,32 121 121 x 100 3 3 25 75 65,79 38 5 x 38 4 2 3 6 7,89 = 3,18 = 63,68% 5 1 0 0 0 (cukup) Jumlah 38 121 100 Data pada tabel 13 aspek menemukan unsur ”di mana” mencapai total skor 121 dengan rerata 3,18. Persentase keberhasilan siswa mencapai 63,68%. Hasil tersebut termasuk dalam kategori cukup. Hal ini berarti bahwa siswa dalam menemukan aspek “di mana” pada berita yang disimak sudah cukup baik. Namun,
85
masih ada beberapa siswa yang memperoleh skor dengan kategori kurang. Hal ini disebabkan siswa kurang teliti sehingga dalam menemukan unsur “di mana” kurang lengkap. Berdasarkan data pada tabel 13 tidak ada siswa yang mendapat skor maksimal. Skor 4 dicapai oleh 10 siswa atau sebesar 26,32% sudah mampu menemukan unsur ”di mana” berita itu terjadi dengan baik. Skor 3 dicapai oleh 25 siswa yang berarti 65,79% siswa cukup mampu menemukan unsur “di mana” dan skor 2 dicapai oleh 3 siswa atau sebesar 7,89% siswa yang kurang mampu menemukan unsur “di mana” peristiwa tersebut terjadi. Tabel 14 Hasil Tes Aspek Menemukan Unsur ”Kapan” dalam Berita Siklus I No Skor Frekuensi Total Persentase Rerata Klasikal Skor (%) Skor Persen (%) 1 5 0 0 0 2 4 8 32 21,05 120 120 x 100 3 3 28 84 73,68 38 5 x 38 4 2 2 4 5,26 = 3,16 = 63,16% 5 1 0 0 0 (cukup) Jumlah 38 120 100
Berdasarkan data pada tabel 14 dapat diketahui bahwa hasil tes keterampilan menyimak berita siswa menggunakan media audio dan model stratta aspek menemukan unsur “kapan” mencapai total skor 120 dengan rerata skor 3,16. Persentase keberhasilan siswa untuk aspek ini adalah 63,16%. Hasil tersebut termasuk dalam kategori cukup. Pada tabel 14, tidak ada siswa yang mendapat skor maksimal atau skor minimal. Skor 4 dicapai oleh 8 siswa atau sebesar 21,05% siswa mampu menemukan unsur “kapan” dengan kategori baik. Kategori cukup dengan skor 3 dicapai oleh 28 siswa atau sebesar 73,68%, sedangkan skor 2 dengan kategori kurang dicapai 2 siswa yang artinya 5,26% siswa kurang mampu menemukan unsur “kapan” peristiwa dalam berita terjadi.
86
Tabel 15 Hasil Tes Aspek Menemukan Unsur ”Mengapa” dalam Berita Siklus I No Skor Frekuensi Total Persentase Rerata Klasikal Skor (%) Skor Persen (%) 1 5 0 0 0 2 4 10 40 26,32 121 121 x 100 3 3 25 75 65,79 38 5 x 38 4 2 3 6 7,89 = 3,18 = 63,68% 5 1 0 0 0 (cukup) Jumlah 38 121 100
Berdasarkan data pada tabel 15 dapat diuraikan hasil tes menyimak berita aspek menemukan unsur “mengapa” mencapai total skor 121 dengan rerata skor 3,18. Persentase keberhasilan siswa untuk aspek ini 63,68%. Hasil tersebut termasuk dalam kategori cukup. Pada tabel 15 tidak ada siswa yang mendapat skor 5 dan skor 1. Skor 4 dicapai oleh 10 siswa yang artinya 26,32% siswa mampu menemukan unsur “mengapa” dalam berita dengan baik. Kemudian, tercatat 25 siswa yang mendapat skor 3 yang artinya sebanyak 65,79% siswa cukup mampu menemukan unsur “mengapa”, tetapi masi kurang lengkap. Kategori kurang dicapai oleh 2 siswa dengan skor 2 yang artinya sebanyak 7,89% siswa kurang mampu menemukan unsur “mengapa” peristiwa dalam berita tersebut bisa terjadi. Pada aspek ini, masih ada siswa yang mendapat skor dengan kategori kurang, hal ini disebabkan siswa kurang teliti sehingga kurang tepat dan lengkap dalam menemukan unsur “mengapa”.
87
Tabel 16 Hasil Tes Aspek Menemukan Unsur ” Bagaimana” dalam Berita Siklus I No Skor Frekuensi Total Persentase Rerata Klasikal Skor (%) Skor Persen (%) 1 5 0 0 0 2 4 7 28 18,42 116 116 x 100 3 3 26 78 68,42 38 5 x 38 4 2 5 10 13,16 = 3,05 = 61,05% 5 1 0 0 0 (cukup) Jumlah 38 116 100
Data pada tabel 16 merupakan hasil tes keterampilan menyimak berita aspek menemukan unsur ”bagaimana” mencapai total skor 116 dengan rerata skor 3,05. Persentase keberhasilan siswa untuk aspek ini sebesar 61,05%, termasuk dalam kategori cukup. Pada tabel 16 tidak ada siswa yang mencapai skor maksimal dan skor minimal. Untuk kategori baik dengan skor 4 dicapai oleh 7 siswa atau sebesar 18,42%. Skor 3 dicapai 26 siswa yang artinya 68,42% siswa cukup mampu menemukan unsur ”bagaimana”, sedangkan 5 siswa atau sebesar 13,16% mencapai skor 2 dengan kategori kurang. Pada aspek ini masih ada siswa yang kurang tepat menemukan bagaimana peristiwa itu terjadi dari berita yang disimak. Tabel 17 Hasil Tes Aspek Menyimpulkan Berita yang Disimak Siklus I No
Skor
Frekuensi
Total Persentase Rerata Klasikal Skor (%) Skor Persen (%) 1 5 0 0 0 2 4 6 24 15,79 118 118 x 100 3 3 30 90 78,95 38 5 x 38 4 2 2 4 5,26 = 3,05 = 62,11% 5 1 0 0 0 (cukup) Jumlah 38 118 100 Berdasarkan data pada tabel 17 dapat dinyatakan hasil tes keterampilan
menyimak berita aspek menyimpulkan isi berita mencapai total skor 118 dengan
88
rerata skor 3,05. Persentase keberhasilan siswa untuk aspek ini 62,11%. Hasil tersebut termasuk dalam kategori cukup, artinya dalam menyimpulkan berita yang disimak kalimat yang digunakan komunikatif, tapi isi beritanya kurang sesuai. Dalam aspek ini tidak ada yang mendapat skor maksimal atau minimal. skor 4 dicapai oleh 6 siswa atau sebesar 15,79% siswa dengan kategori baik dan 30 siswa mendapat skor 3, artinya 78,95% siswa cukup mampu menyimpulkan isi berita yang disimak. Untuk kategori kurang dicapai oleh 2 siswa atau 5,26% siswa dalam menyimpulkan berita kalimat yang digunakan berterima dan simpulannya kurang sesuai. Perolehan nilai rerata tiap aspek menyimak berita dapat dilihat pada tabel berikut berikut. Tabel 18 Skor Rerata Kemampuan Siswa pada Setiap Aspek dalam Menyimak Berita pada Siklus I No. Aspek yang dinilai Rerata Klasikal Skor Persentase(%) 1 Menentukan pokok pikiran utama berita 3,55 71,05 2 Pemahaman isi berita 19,92 398,94 3,76 75,26 a Apa 3,61 72,11 b Siapa 3,18 63,68 c Di mana
3
d Kapan e Mengapa f Bagaimana Menyimpulkan berita Nilai Akhir Rerata Klasikal
3,16 3,18 3,05 3,11
63,16 63,68 61,05 62,11 66,52
Berdasarkan tabel 18 dapat diuraikan persentase rerata dalam tiap aspek keterampilan menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Persentase keberhasilan siswa aspek menentukan pokok pikiran utama sebesar 71,05% termasuk kategori cukup. Kemudian, aspek pemahaman isi yang terdiri
89
atas aspek menemukan unsur ”apa” memperoleh keberhasilan 75,26% termasuk kategori baik. Selanjutnya, aspek menemukan unsur ”siapa” memperoleh persentase keberhasilan 72,11% termasuk kategori cukup. Untuk aspek menemukan unsur ”di mana” siswa memperoleh persentase keberhasilan sebesar 63,68% termasuk kategori cukup. Aspek menemukan unsur “kapan”, persentase keberhasilan mencapai 63,16% masuk dalam kategori cukup. Aspek menemukan unsur “mengapa” masuk dalam kategori cukup dengan persentase keberhasilan 63,68%, dan untuk aspek menemukan unsur “bagaimana” masuk dalam kategori cukup dengan persentase keberhasilan 61,05%. Terakhir, aspek menyimpulkan isi berita yang disimak masuk dalam kategori cukup dengan persentase keberhasilan 62,11%. Berdasarkan data pada tabel dapat diketahui bahwa hasil tes keterampilan menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta jika melihat dari persentase keberhasilan klasikal mengalami kenaikan 12,71% dari hasil tes prasiklus. Pada siklus I semua aspek mengalami peningkatan dari hasil penelitian prasiklus. Aspek menentukan pokok pikiran utama meningkat 12,49% dari prasiklus, aspek menemukan unsur “apa” mengalami kenaikan sebesar 10,86%, aspek menemukan unsur “siapa” mengalami kenaikan sebesar 18,12%, aspek menemukan unsur “di mana” meningkat 17,14%, aspek menemukan unsur “kapan” mengalami kenaikan sebesar 12,14%, aspek menemukan unsur “mengapa” naik sebasar 11%, aspek menemukan unsur “bagaimana” mengalami kenaikan sebesar 12,62% dari prasiklus, dan aspek menyimpulkan isi berita mengalami kenaikan sebesar 7,29%.
90
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan siswa dalam menyimak berita sudah cukup baik, tetapi hasil tes tersebut
belum
mencapai nilai ketuntasan yaitu 75. Untuk itu, peneliti perlu melakukan perbaikan tindakan dengan mengadakan pembelajaran siklus II untuk dapat meningkatkan hasil tes keterampilan menyimak berita pada siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus dan untuk memastikan bahwa media dan model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran benar-benar efektif dalam upaya meningkatkan hasil prestasi siswa dalam menyimak berita. 4.1.2.2 Hasil Nontes Siklus I Hasil nontes siklus I diperoleh melalui observasi, jurnal, wawancara dan dokumentasi foto, yang akan dipaparkan sebagai berikut. 4.1.2.2.1 Hasil Observasi Siklus I Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Aspek yang diamati dalam kegiatan observasi siswa meliputi sepuluh perilaku siswa yang terdiri atas lima perilaku positif dan lima perilaku negatif yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung, tidak semua siswa mengikutinya dengan baik. Beberapa siswa berbicara dengan siswa lain dan beberapa siswa lain terkesan acuh dan bingung. Perilaku tersebut disebabkan oleh belum terjalinnya hubungan belajar yang akrab dengan kehadiran peneliti dan model pembelajaran yang
91
peneliti terapkan merupakan hal yang baru bagi siswa. Hasil observasi siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
No 1 2 3 4 5
Tabel 19 Hasil Observasi Siklus I Kriteria SikapPositif Frekuensi Persentase (%) Semangat mengikuti penjelasan guru 37 97,37 Keseriusan siswa dalam mengikuti 35 92,11 pembelajaran menyimak berita Aktif bertanya, berkomentar tentang 21 55,26 materi yang diberikan Membuat catatan mengenai hal yang 25 65,79 berkaitan dengan materi berita. Semangat dalam mengerjakan tes 38 100 Jumlah 156
Rerata Klasikal 156 x 100 5 x 38 = 82,11% (baik)
Aspek pertama adalah siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Aspek ini membahas tentang aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Dari tabel 19, data menunjukkan bahwa ada 37 siswa atau sebesar 97,37% dari 37 siswa yang bersemangat mengikuti penjelasan guru dengan baik, sedangkan 1 siswa tidak memperhatikan atau meremehkan penjelasan guru. Hal ini dikarenakan siswa tersebut merasa kurang jelas dengan suara guru. Siswa cenderung hanya diam dan acuh terhadap pembelajaran dan kadang mengganggu teman sebangkunya. Aspek kedua, yaitu keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran menyimak berita. Tabel 19, data menunjukkan ada 35 siswa atau 92,11% siswa yang mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dan tidak bicara dengan teman selama guru menjelaskan. Hal ini ditunjukkan dengan keseriusan siswa memperhatikan penjelasan guru, sedangkan 3 siswa atau 7,90% siswa berbicara
92
dengan teman sebangkunya. Siswa merasa kurang jelas mendengarkan penjelasan guru dan merasa kurang diperhatikan oleh guru. Hal ini membuat siswa enggan dan malas mendengarkan penjelasan guru dan akhirnya mengajak teman sebangkunya untuk bercanda dan berbicara sendiri ketika pembelajaran sedang berlangsung untuk itu peneliti harus lebih meningkatkan motivasi siswa akan pentingnya menemukan informasi dari berita dalam kegiatan di sekolah maupun kehidupan sehari-hari. Aspek ketiga yaitu bertanya, berkomentar tentang materi yang diberikan selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pada tabel 19, ada 21 siswa atau sebesar 55,26%, sedangkan 17 siswa atau 44,74% dari jumlah keseluruhan siswa lainnya pasif dalam bertanya dan berkomentar. Siswa yang pasif dalam bertanya dan berkomentar ini dikarenakan siswa sudah mengerti dan tidak tertarik dengan apa yang dijelaskan oleh guru. Tetapi, ada juga siswa yang merasa enggan atau malu bertanya ataupun menanggapi materi karena mereka merasa malu kepada teman-temannya dianggap tidak bisa mengikuti pembelajaran dan ada juga yang merasa takut kalau komentar mereka salah. Ada juga siswa yang ingin bertanya pada saat guru sedang menjawab pertanyaan teman yang lain, sehingga siswa merasa tidak diperhatikan saat mengajukan pertanyaan. Aspek keempat, yaitu siswa mau membuat catatan mengenai berita yang disimak. Berdasarkan pada tabel 19, ada 25 atau 65,79% dari 38 siswa membuat catatan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan berita, sedangkan 13 siswa atau sebanyak 34,21% merasa enggan dan malas membuat catatan. Hal ini dikarenakan siswa tersebut masih merasa bingung dengan model stratta yang disampaikan oleh
93
guru. Mereka juga tidak mengerti kegunaan dari catatan tersebut. Kebiasaankebiasaan ini membuat siswa kesulitan pada saat mengerjakan soal yang diberikan peneliti, selain itu mereka merasa waktu yang diberikan peneliti kurang untuk mengerjakan soal. Aspek kelima, yaitu siswa bersemangat dalam mengerjakan tes. Berdasarkan pada tabel 19, semua siswa semangat mengerjakan tes yang diberikan oleh peneliti. Siswa bersemangat dalam mengerjakan tes dengan suasana tenang. Siswa juga lebih tertarik dengan pembelajaran menyimak berita karena peneliti menggunakan media audio dalam pembelajaran, untuk itu peneliti harus mempertahankan keadaan ini pada siklus II, yaitu dengan menggunakan media audio dengan berita yang lebih menarik dan sedang hangat dibicarakan dan menjelaskan penerapan model stratta agar lebih jelas. Selain itu, peneliti akan lebih memotivasi siswa untuk menghilangkan hal-hal yang kurang mendukung dalam pembelajaran, lebih komunikatif, dan lebih memperhatikan kondisi kelas.
4.1.2.2.2 Jurnal Siklus I Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal siswa dan jurnal guru. Jurnal siswa berisi tanggapan siswa mengenai pembelajaran keterampilan menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta, sedangkan jurnal guru berisi tentang perilaku dan keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran keterampilan menyimak berita. Berikut ini adalah uraian tentang hasil jurnal siswa dan jurnal guru.
94
4.1.2.2.2.1 Jurnal Siswa Jurnal siswa dibagikan oleh peneliti pada akhir pembelajaran menyimak berita. Jurnal siswa diisi oleh masing-masing siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus. Hal ini untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta. Berikut uraian dari tiap pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti pada lembar jurnal siswa. Tabel 20. Hasil Jurnal Siswa Siklus I No. 1.
2.
3.
4.
Pertanyaan Perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menyimak berita melalui media audio dan model stratta semua siswa menjawab menyenangkan Pendapat siswa mengenai berita yang direkam cukup menarik digunakan sebagai media pembelajaran menyimak berita. a. menarik b. kurang menarik Pendapat siswa tentang kekurangan atau kelebihan media audio dan model stratta yang digunakan dalam pembelajaran menyimak berita a. banyak terdapat kelebihan b. banyak terdapat kekurangan Pendapat siswa saat menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. a. Siswa tidak kesulitan saat menyimak berita. b. Siswa kesulitan saat menyimak berita.
Jumlah Siswa 38
Persentase (%) 100
31 7
81,58 18,42
31 7
81,58 18,42
35 3
92,11 7,89
Dari tabel 20 tersebut, pertanyaan pertama dapat diketahui bahwa senang atau tidaknya siswa terhadap pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta sebesar 100% atau seluruh siswa merasa senang terhadap pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Hal ini terbukti dari pernyataan siswa, yaitu “Saya, sangat senang dengan
95
pembelajaran menyimak ini karena lebih jelas dan mudah untuk dipahami”. Selain itu, ada juga siswa yang menyatakan “Saya, senang dengan pembelajaran menyimak ini, karena melatih untuk lebih konsentrasi saat menyimak”. Kemudian ada juga siswa yang berpendapat “Saya senang, karena dapat menambah pengetahuan dan wawasan”, dengan beragam alasan yang diungkapkan siswa tergambar bahwa siswa senang dengan pembelajaran menyimak berita ini karena menambah wawasan dan lebih mudah untuk dipahami dan dapat melatih konsentrasi. Pertanyaan yang kedua, yaitu pendapat siswa mengenai berita yang direkam menarik digunakan sebagai media pembelajaran menyimak berita. Sebanyak 31 siswa atau sebesar 81,58% dari jumlah keseluruhan siswa menjawab berita yang direkam menarik. Sebagian besar siswa tersebut memberi alasan berita yang direkam jelas dan sama dengan yang ada di televisi, sedangkan sebesar 7 siswa menjawab kurang menarik, alasanya adalah berita yang direkam terlalu cepat, sehingga kurang jelas. Pada pertanyaan ketiga, yaitu kekurangan atau kelebihan menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta. Tujuh siswa menyatakan bahwa ada kekurangan dalam menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta ini disebabkan karena siswa masih bingung dan kurang paham tentang unsur pokok-pokok berita. Jadi, siswa kebingungan saat menganalisi berita yang telah disimak. Serta ada juga siswa yang mengatakan bahwa berita yang direkam terlalu cepat, sehingga kurang jelas. Hal ini disebabkan karena siswa kurang konsentrasi dan tidak teliti saat menyimak berita, sedangkan sebesar
96
31 siswa atau sebesar 81,58 % siswa menyatakan kelebihan dalam pembelajaran menyimak menggunakan media audio dan model stratta alasanya adalah siswa lebih konsentrasi dalam menyimak, dan lebih mudah dipahami, sehingga siswa terbantu saat mengerjakan soal yang diberikan peneliti. Pertanyaan keempat, yaitu pendapat siswa saat menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta, 35 siswa atau 92,11% menyatakan mereka tidak mengalami kesulitan saat menyimak menggunakan media audio dan model stratta. Mereka menyatakan bahwa menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta melatih pendengaran, lebih konsentrasi dan lebih mudah dipaham, selain itu penjelasan guru mengenai model stratta juga mudah dimengerti. Hal ini dibuktikan dengan pendapat siswa bahwa “saya tidak mengalami kesulitan dan berita mudah dipahami ”ada juga siswa yang memberi tanggapan “penjelasan guru cukup jelas tetapi suaranya kurang keras”. Disamping itu juga ada siswa yang memberi tanggapan “rekaman berita yang diputar terlalu cepat, kurang keras dan kurang jelas”. Hal ini disebabkan karena masih ada siswa yang berbicara saat menyimak berita. Pertanyaan terakhir adalah pesan dan kesan siswa terhadap pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Pesan dari semua siswa sebagian besar memberi pesan pembelajaran menyimak menggunakan media audio lebih sering dilakukan. Kesan yang diberikan adalah dengan mengikuti pembelajaran menyimak berita melalui media audio dan model stratta lebih menyenangkan terutama pada materi berita yang direkam adalah berita terbaru. Saran yang diberikan oleh siswa agar setiap kegiatan menyimak selalu
97
menggunakan media audio karena lebih menyenangkan, dan ada juga siswa yang memberi saran agar rekaman berita jangan terlalu cepat dan waktunya ditambah. 4.1.2.2.2.2 Jurnal Guru Jurnal guru berisi kejadian-kejadian yang terlihat oleh guru tentang perilaku siswa selama pembelajaran. Aspek-aspek yang terdapat dalam jurnal guru, antara lain (1) kesiapan siswa terhadap pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio, (2) respon siswa terhadap media audio dan model stratta yang digunakan peneliti dalam pembelajaran menyimak berita, (3) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta, (4) pemahaman siswa terhadap pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta, dan (5) fenomenafenomena lain yang muncul ketika proses pembelajaran menyimak berita dengan media audio dan model stratta. Sebelum melaksanakan pembelajaran peneliti terlebih dahulu menjelaskan mengenai materi hari itu yaitu menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Siswa juga telah melihat media audio yang sudah disediakan, dengan melihat itu semua, kesiapan siswa mengikuti pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio adalah siswa merasa tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran menyimak. Respon siswa terhadap pembelajaran menyimak menggunakan media audio dan model stratta adalah siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran dan dengan tenang menyimak rekaman berita, meskipun ada siswa yang berbicara saat menyimak berita.
98
Keaktifan
siswa
terhadap
pembelajaran
menyimak
yang
sedang
berlangsung, yaitu sebagian siswa menyimak dengan penuh konsentrasi dan sungguh-sungguh. Sebagian siswa membuat catatan tentang berita yang disimak. Tetapi masih banyak siswa yang tidak membuat catatan tentang berita yang disimak, sehingga siswa berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Dari model stratta tersebut, didapat kenyataan bahwa suasana pembelajaran menyimak berita pada siklus I kurang kondusif karena masih ada siswa yang tidak membuat catatan tentang berita yang disimak dan ada yang berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Dalam aspek pemahaman siswa terhadap pembelajaran menyimak berita melalui media audio dan model stratta, sebagian siswa merasa paham dengan apa yang dijelaskan oleh guru. Tetapi ada yang berpendapat bahwa penjelasan guru masih kurang jelas, karena siswa terganggu dengan lingkungan sehingga suara guru terdengar kurang jelas. Kejadian atau fenomena-fenomena lain yang muncul ketika pembelajaran berlangsung yaitu, masih ada siswa yang bercanda dengan teman sebangkunya pada saat guru menjelaskan tentang materi. Faktor dari luar yang mengganggu proses pembelajaran dan mempengaruhi konsentrasi siswa dalam pembelajaran, yaitu kondisi kelas yang saat pagi hari terlalu silau membuat siswa sibuk sendiri menghindari panas. Berdasarkan dari hasil jurnal guru siklus I tersebut, dapat disimpulkan bahwa keseriusan dan keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran menyimak menggunakan media audio dan model stratta masih kurang maksimal karena
99
terlihat bahwa ada beberapa siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan baik. Semua kekurangan-kekurangan pada siklus I ini akan menjadi refleksi bagi peneliti dan acuan untuk memperbaikinya pada pembelajaran siklus II. 4.1.2.2.3 Wawancara Siklus I Kegiatan wawancara dilakukan setelah selesai pembelajaran siklus I, yaitu setelah peneliti memperoleh hasil tes siklus I. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data nontes dari siswa. Wawancara dilakukan kepada siswa yang mendapat nilai rendah, sedang dan tinggi. Kegiatan wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menyimak menggunakan media audio dan model stratta. Adapun hal-hal yang ditanyakan dalam wawancara, yaitu Pertama, Apakah yang Anda menyukai pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio?. Dari pertanyaan ini, dari ketiga siswa menjawab senang dengan pembelajaran menyimak menggunakan media audio. Alasan yang dikemukakan oleh siswa yang mendapat nilai tinggi adalah dengan menggunakan media audio berita lebih mudah dipahami, sedangkan siswa yang mendapat nilai sedang dan rendah memberi alasan pembelajaran menyimak menggunakan media baru pertama dilakukan. Pertanyaaan kedua, Bagaimana pendapat Anda tentang cara mengajar guru dalam pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta?. Pendapat siswa tentang cara mengajar guru dalam pembelajaran menyimak berita adalah sudah cukup baik, siswa yang mendapat nilai tinggi menjawab “saat mengajar guru sudah baik”. Siswa yang mendapat nilai sedang menjawab “guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi, tetapi saat bertanya
100
guru mau memberi penjelasan”. Di sisi lain, siswa yang mendapatkan nilai rendah menjawab “saya masih dapat memahami penjelasan guru walaupun suaranya kurang keras”. Pertanyaan ketiga, Apakah pembelajaran tadi dapat menarik minat Anda terhadap pembelajaran menyimak berita?. Ketiga siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang dan rendah menjawab tertarik dan senang. Siswa yang mendapat nilai tinggi menjawab ”Ya”, dengan alasan karena dengan menggunakan media audio dan model stratta kita bisa melatih konsentrasi saat menyimak dan berita mudah dipahami dan dengan model stratta kita dapat menjawab soal dengan lebih mudah”, sedangkan siswa yang memperoleh nilai sedang dan rendah juga menjawab senang dan tertarik dengan media audio dan model stratta. Pertanyaan keempat, Apakah berita yang direkam sudah sesuai dan cocok diberikan kepada Anda?. Ketiga siswa tersebut menyatakan sudah sesuai dan cocok. Alasanya karena berita yang direkam adalah berita terbaru, tetapi rekaman beritanya terlalu cepat sehingga kurang jelas dan saya terganggu dengan suara teman yang bicara saat menyimak. Pertanyaan kelima, Apakah Anda mengalami kesulitan dalam menentukan pokok pikiran utama berita, menemukan unsur berita (apa, siapa, dimana, kapan, bagaimana, dan mengapa) serta menyimpulkannya?. Siswa yang mendapat nilai tinggi dan sedang tidak mengalami kesulitan dan dapat mengerjakan soal dengan baik, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai rendah menjawab “Saya merasa kesulitan, karena masih kurang jelas tentang berita yang disampikan dan beritanya terlalu cepat”. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut kurang konsentrasi saat
101
menyimak berita dan guru menganjurkan agar siswa tersebut untuk lebih konsentrasi dan membuat catatan hal yang penting setelah menyimak berita. Sehingga, saat mengerjakan soal juga tidak mengalami kesulitan. Pertanyaan keenam, saran Anda tentang media audio dan model stratta yang digunakan peneliti dalam pembelajaran menyimak berita. Saran yang disampaikan oleh siswa dengan nilai tinggi adalah agar pembelajaran menyimak menggunakan media audio lebih sering dilakukan karena dalam menyimak lebih mudah. Siswa yang mendapat nilai sedang memberi saran hampir sama dengan siswa yang mendapat nilai tinggi yaitu agar pembelajaran menyimak menggunakan media audio lebih sering dilakukan karena kita bisa lebih konsentrasi serta menyenagkan. Siswa yang mendapat nilai rendah memberi saran agar penjelasan mengenai pokok-pokok berita dan penerapan model stratta lebih ditingkatkan lagi dan rekaman beritanya jangan terlalu cepat. Berdasarkan dari hasil wawancara tersebut perlu adanya perbaikan pada pembelajaran berikutnya sehingga pembelajaran akan menjadi lebih baik lagi. 4.1.2.2.4 Dokumentasi Siklus I Dokumentasi merupakan bukti visual terhadap pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Pengambilan dokumentasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran menyimak berita siklus I berlangsung. Gambar yang diambil, yaitu (1) kegiatan siswa menerima penjelasan guru, (2) kegiatan siswa dalam keaktifannya bertanya dan berkomentar tentang berita, (3) kegiatan siswa ketika menyimak berita, dan (4) kegiatan siswa ketika
102
mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti. Berikut ini adalah gambar dan penjelasan kegitan menyimak berita siklus I.
Gambar 1. Siswa Menerima Penjelasan Guru Siklus I Gambar 1 tersebut adalah kegiatan siswa menerima penjelasan dari guru tentang keterampilan menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Kegiatan ini bertujuan menjelaskan kepada siswa tentang cara menentukan pokok
pikiran
menyimpulkannya.
utama,
menemukan
Terlihat
sebagian
unsur-unsur besar
siswa
pokok
berita
dan
memperhatikan
dan
mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan masih bingung dalam menerima penjelasan guru. Gambar selanjutnya adalah gambar keaktifan siswa dalam bertanya dan berkomentar.
103
Gambar 2. Keaktifan Siswa Bertanya dan Berkomentar Siklus I Gambar 2 tersebut menunjukkan siswa aktif bertanya dan memberi komentar. Keaktifan siswa saat pembelajaran menyimak terlihat dengan siswa bertanya jika siswa merasa kurang paham dan tidak mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh guru. Hal ini menunjukkan bahwa siswa antusias mengikuti pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Selanjutnya adalah gambar kegiatan siswa pada saat menyimak berita.
Gambar 3. Siswa Menyimak Siklus I Gambar 3 tersebut menunjukkan kegiatan siswa menyimak rekaman berita. Di sini peneliti meminta siswa agar menyimak dengan sungguh-sungguh dan konsentrasi. Pada gambar tersebut terlihat masih ada siswa berbicara dengan teman sebangkunya dan tidak menyimak berita dengan sungguh-sungguh. Hal tersebut sangat mengganggu dan menghambat dalam menyimak berita karena
104
menganggu konsentrasi teman yang lain. Kegiatan selanjutnya adalah siswa mengerjakan soal, berikut ini gambar yang menunjukkan kegiatan siswa mengerjakan soal tes.
Gambar 4. Siswa Mengerjakan Soal Siklus I Gambar 4 tersebut menunjukkan kegiatan siswa saat mengerjakan soal pemahaman mengenai berita yang diputarkan yang mencakup pokok pikiran utama berita, unsur-unsur pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana) dan menyimpulkan isi berita berdasarkan unsur berita tersebut. Siswa mengerjakan soal berdasarkan hasil simakan dan catatan yang telah siswa buat pada saat menyimak berita. Peneliti meminta siswa agar dalam mengerjakan soal dikerjakan dengan teliti. Pada gambar tersebut terlihat siswa mengerjakan soal secara individu dan serius, walaupun ada beberapa siswa yang tengak-tengok yang menandakan masih ada siswa mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena siswa kurang konsentrasi ketika menyimak berita dan tidak membuat catatan sehingga siswa kesulitan dalam memahami isi berita. 4.1.2.3 Refleksi Siklus I Pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta siklus I ini menggunakan hasil tes dan nontes untuk mendapatkan hasil
105
keseluruhan dari proses pembelajaran. Berdasarkan hasil tes dapat diuraikan hasil kompetensi menyimak berita secara klasikal mencapai total nilai 2528, dengan rerata 66,52 dalam kategori cukup. Dari 38 siswa, ada 1 siswa atau 2,63% siswa yang berhasil memperoleh nilai dalam kategori baik dengan rentang nilai 75-84. Selanjutnya, 37 siswa atau 97,37% siswa memperoleh nilai dalam kategori cukup dengan rentang nilai 60-74. Hasil tes siklus I masih mengindikasikan perlunya peningkatan hasil tes keterampilan menyimak untuk dapat menjadi baik bahkan lebih baik lagi karena hasil rerata yang diperoleh masih belum mencapai nilai 75. Hasil nontes pada siklus I yang meliputi observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi juga menunjukkan banyak kekurangan. Berdasarkan hasil observasi, kekurangan yang paling menonjol adalah siswa kurang aktif dalam bertanya atau berkomentar tentang materi yang diberikan. Masih rendahnya nilai menyimak berita siswa dalam siklus I dikarenakan pembelajaran dengan media audio dan model stratta yang diterapkan merupakan hal yang baru bagi siswa, sehingga cara pembelajaran seperti ini merupakan proses awal bagi siswa untuk menyesuaikan diri dalam belajar. Sebagian besar siswa masih bingung dengan penerapan model pembelajaran stratta. Hasil tes pada siklus I hanya mencapai rerata klasikal 66,52. Hasil tersebut masih belum memuaskan atau masih belum memenuhi kriteria hasil yang harus dicapai. Peneliti merasa perlu melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan dengan sedikit perubahan perlakuan belajar dari peneliti untuk memantapkan media dan model yang digunakan peneliti benar-benar efektif dalam meningkatkan keterampilan menyimak berita pada siklus II dengan berpijak pada hasil yang
106
diperoleh pada siklus I. Dengan demikian, perlu diadakan siklus II agar nilai siswa dapat mencapai target yang diharapkan. 4.1.3
Hasil Penelitian Siklus II Siklus II dilakukan karena hasil tes keterampilan menyimak berita siklus I
belum mencapai batas ketuntasan minimal. Pelaksanaan penelitian pada siklus II ini dilakukan sebagai perbaikan pelaksanaan tindakan dengan rencana dan persiapan yang lebih baik. Pelaksanaan siklus II masih menggunakan media audio dan model stratta dengan segala perbaikan untuk mengatasi masalah yang ada pada siklus I. Perbaikan yang dilakukan pada siklus II dilakukan dengan (1) memberikan penjelasan ulang dan lebih lanjut kepada siswa tentang pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta, (2) meningkatkan intensitas siswa untuk mengajukan pendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan, (3) peneliti memotivasi siswa supaya lebih sungguh-sungguh dan konsentrasi saat menyimak berita, dan (4) peneliti lebih memperhatikan kondisi kelas. Berikut hasil tes dan nontes siklus II. 4.1.3.1 Hasil Tes Hasil tes kompetensi menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta pada siklus II ini merupakan data kedua setelah dilaksanakannya tindakan pembelajaran pada siklus I. Kriteria penilaian pada siklus II ini masih tetap sama seperti pada tes siklus I meliputi delapan aspek yaitu (1) menentukan pokok pikiran utama berita, (2) mampu menemukan unsur apa, (3) menemukan unsur siapa, (4) menemukan unsur di mana , (5) menemukan unsur kapan, (6)
107
menemukan unsur mengapa, (7) menemukan unsur bagaimana, dan (8) menyimpulkan isi berita. Hasil tes kompetensi menyimak berita pada siklus II dapat dilihat pada tabel 21 berikut. Tabel 21 Perolehan Nilai Siklus II No
Kategori
1 2 3 4 5
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah
Rentang Frekuensi Nilai
Total Skor
(%)
Nilai Rerata Kelas
85-100 75-84 60-74 50-59 0-49
518 2520 0 0 0 3038
13,16 86,84 0 0 0 100
3038 38 =79,94 (baik)
5 33 0 0 0 38
Berdasarkan data pada tabel 21 dapat diuraikan hasil tes kompetensi menyimak berita siswa secara klasikal mencapai total nilai 3038 dengan persentase keberhasilan 79,94% termasuk kategori baik. Persentase keberhasilan pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, yaitu 20,18%. Persentase keberhasilan pada siklus I sebesar 66,52% menjadi 79,94% pada siklus II. Peningkatan ini tidak lepas dari perbaikan tindakan yang dilakukan pada siklus II, yaitu (1) mengulang kembali materi yang lebih menekankan pada pemahaman unsur-unsur pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaiman) serta pemahaman tentang penerapan model stratta dalam pembelajaran menyimak berita, (2) memberi kesempatan lebih banyak pada siswa untuk bertanya jika ada kesulitan, dan menjawab pertanyaan, dan (3) memberikan tugas menyimak berita di rumah dengan model stratta. Dari 38 siswa, tercatat 5 siswa atau 13,16% yang berhasil memperoleh nilai dalam kategori sangat baik dan 33 siswa atau 86,84% mendapat nilai dalam kategori baik. Dalam tes ini tidak ada siswa yang
108
memperoleh nilai dalam kategori cukup, kurang dan sangat kurang. Pembelajaran pada siklus II ini jauh lebih baik daripada siklus I. Pada pembelajaran siklus II siswa sudah memahami hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyimak, yang diharapkan dari pembelajaran menyimak berita. Hasil tes pada siklus II menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan dalam menyimak berita. Hasil tes secara klasikal data tabel 21 merupakan gabungan dari delapan aspek penilaian keterampilan menyimak berita yang digunakan untuk menilai kompetensi menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta. Nilai siklus II diperoleh dari penjumlahan skor masing-masing aspek, yaitu (1) menentukan pokok pikiran utama berita, (2) mampu menemukan unsur apa, (3) menemukan unsur siapa, (4) menemukan unsur di mana , (5) menemukan unsur kapan, (6) menemukan unsur mengapa, (7) menemukan unsur bagaimana, dan (8) menyimpulkan isi berita. Hasil perolehan nilai untuk setiap aspek penilaian menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta tercantum dalam tabel-tabel berikut. Tabel 22 Hasil Tes Aspek Menentukan Pokok Pikiran Utama Berita Siklus II No Skor Frekuensi Total Persentase Rerata Klasikal Skor (%) Skor Persen (%) 1 5 12 60 31,58 2 4 24 96 63,16 162 162 x 100 3 3 2 6 5,26 38 5 x 38 4 2 0 0 0 = 4,26 = 85,26% 5 1 0 0 0 (sangat baik) Jumlah 38 162 100
Data pada tabel 22 merupakan hasil tes keterampilan menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta pada siswa kelas VIII A SMP 3
109
Kudus secara klasikal mencapai total skor 162 dengan rerata skor 4,26. Persentase keberhasilan siswa secara klasikal untuk aspek menemukan pokok pikiran utama berita adalah 85,26% masuk kategori sangat baik. Persentase tersebut bermakna bahwa siswa sudah sangat mampu menentukan pokok pikiran utama dengan tepat dan lengkap dari berita yang disimak. Berdasarkan data pada tabel 22, tercatat 12 siswa yang mendapat skor maksimal, artinya 31,58% siswa mampu menentukan pokok pikiran utama dengan tepat dan lengkap. Skor 4 dicapai oleh 24 siswa atau sebesar 63,16% termasuk dalam kategori baik. Skor 3 dicapai oleh 2 siswa termasuk dalam kategori cukup, artinya 5,26% siswa cukup mampu dalam menentukan pokok pikiran utama berita yang disimak. Aspek menentukan pokok pikiran utama berita pada siklus II mengalami kenaikan sebesar 20% dari siklus I. Peningkatan tersebut tidak lepas dari sistem belajar pada siklus II, yaitu dengan pendekatan pada siswa untuk menumbuhkan rasa dekat antara peneliti dan siswa juga dengan meningkatkan intensitas siswa untuk bertanya jika mendapat kesulitan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peneliti, serta memberikan komentar tentang materi pembelajaran. Kegiatan seperti ini memberi efek yang cukup baik, sehingga saat pembelajaran ada interaksi antara peneliti dan siswa sehingga siswa juga lebih bersemangat dan sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran menyimak.
110
Tabel 23 Hasil Tes Aspek Menemukan Unsur ”Apa” dalam Berita Siklus II No Skor Frekuensi Total Persentase Rerata Klasikal Skor (%) Skor Persen (%) 1 5 19 95 50 2 4 19 79 50 171 171x 100 3 3 0 0 0 38 5 x 38 4 2 0 0 0 = 4,50 = 90,00% 5 1 0 0 0 (sangat baik) Jumlah 38 171 100
Data pada tabel 23 merupakan hasil tes menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta pada kelas VIII A aspek menemukan unsur “apa” mencapai skor 171 dengan rerata skor 4,50. Kemudian, persentase keberhasilan siswa untuk aspek menemukan unsur ”apa” adalah 90,00%. Hasil tersebut termasuk kategori sangat baik. Hal ini bermakna siswa sudah mampu menemukan unsur ”apa” dari berita yang disimak dengan tepat dan lengkap. Berdasarkan data dalam tabel 23 dapat diketahui adanya peningkatan dari hasil tes siklus I. Dalam aspek ini tidak ada siswa yang memperoleh skor dengan kategori cukup, kurang dan sangat kurang. Skor maksimal dicapai 19 siswa, artinya 50% siswa mampu menemukan unsur “apa” dengan tepat dan lengkap. Kemudian, 19 siswa memperoleh skor 4 yang bermakna 50% siswa masuk dalam kategori baik dalam menemukan unsur “apa”, tetapi tidak lengkap. Dalam siklus II, persentase keberhasilan untuk aspek ini mengalami kenaikan sebesar 19,59% dari siklus I yang mencapai 75,26%.
111
Tabel 24 Hasil Tes Aspek Menemukan Unsur ”Siapa” dalam Berita Siklus II No Skor Frekuensi Total Persentase Rerata Klasikal Skor (%) Skor Persen (%) 1 5 9 45 23,68 2 4 24 96 63,16 156 156 x 100 3 3 5 15 13,16 38 5 x 38 4 2 0 0 0 = 4,11 = 82,11% 5 1 0 0 0 (baik) Jumlah 38 156 100
Berdasarkan data pada tabel 24 dapat dinyatakan hasil tes menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta pada siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus yang berjumlah 38 siswa aspek menemukan unsur “siapa” mencapai total skor 156 dengan rerata skor 4,11. Persentase keberhasilan siswa pada aspek ini adalah 82,11%. Hasil tersebut termasuk dalam kategori baik. Dari tabel 24 tercatat 9 siswa mendapat skor maksimal, hal ini bermakna 23,68% siswa termasuk dalam kategori sangat baik. Kategori baik dengan skor 4 dicapai oleh 24 siswa atau sebesar 63,16%, sedangkan skor 3 dengan kategori cukup dicapai oleh 5 siswa atau sebesar 13,16% siswa yang cukup mampu menemukan unsur “siapa” dari berita yang disimak. Dalam siklus II, aspek ini mengalami kenaikan persentase keberhasilan sebesar 13,87% dari 72,11% naik menjadi 82,11%. Pada aspek ini, sebagian besar siswa mendapatkan skor 5. Ini berarti banyak siswa yang sudah dapat menyebutkan dengan tepat dan lengkap siapa yang ada dalam berita.
Tabel 25 Hasil Tes Aspek Menemukan Unsur ”Di mana” dalam Berita Siklus II
112
No
Skor
1 5 2 4 3 3 4 2 5 1 Jumlah
Frekuensi 5 25 8 0 0 38
Total Skor 25 100 24 0 0 149
Persentase (%) 13,16 65,79 21,05 0 0 100
Rerata Klasikal Skor Persen (%) 149 38 = 3,92
149 x 100 5 x 38 = 78,42% (baik)
Data pada tabel 25 merupakan hasil tes keterampilan menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta aspek menemukan unsur “di mana” mencapai total skor 149 dengan rerata skor 3,92. Persentase keberhasilan siswa untuk aspek ini sebesar 78,42%. Hasil tersebut termasuk dalam kategori baik, artinya siswa mampu menemukan unsur ”di mana” peristiwa dalam berita terjadi. Berdasarkan data pada tabel 25, tidak ada siswa yang mendapat skor dengan kategori kurang atau sangat kurang. Kategori sangat baik dengan skor 5 dicapai oleh 5 siswa atau sebesar 13,16%. Skor 4 dicapai oleh 25 siswa, artinya 65,79% siswa mampu menemukan unsur “di mana” tetapi masih belum lengkap. Kemudian, skor 3 dicapai oleh 8 siswa, artinya 21,05% siswa termasuk dalam kategori cukup. Persentase keberhasilan dalam aspek ini mengalami kenaikan sebesar 23,15% dari 63,68% pada siklus I menjadi 78,42% pada siklus II.
Tabel 26 Hasil Tes Aspek Menemukan Unsur ”Kapan” dalam Berita Siklus II No Skor Frekuensi Total Persentase Rerata Klasikal Skor (%) Skor Persen (%)
113
1 5 2 4 3 3 4 2 5 1 Jumlah
2 27 9 0 0 38
10 108 27 0 0 145
5,26 71,05 23,68 0 0 100
145 38 = 3,82
145 x 100 5 x 38 = 76,32% (baik)
Berdasarkan data pada tabel 26 dapat dikemukakan hasil tes keterampilan menyimak berita aspek menemukan unsur ”kapan” mencapai total skor 145 dengan rerata skor 3,82. Persentase keberhasilan siswa untuk aspek ini sebesar 76,32%. Dari 38 siswa yang diteliti 2 siswa mencapai skor 5 dengan kategori sangat baik, ini berarti sebesar 5,26% siswa sudah mampu menemukan unsur “kapan” dengan tepat dan lengkap dari berita yang disimak. Skor 4 dicapai oleh 27 siswa atau sebesar 71,05% dengan kategori baik, sedangkan untuk kategori cukup dengan skor 3 dicapai oleh 9 siswa atau sebesar 23,68%. Pada aspek ini siswa sudah mampu menemukan unsur “kapan” dari berita yang disimak, tetapi masih kurang lengkap. Tabel 27 Hasil Tes Aspek Menemukan Unsur ”Mengapa” dalam Berita Siklus II No Skor Frekuensi Total Persentase Rerata Klasikal Skor (%) Skor Persen (%) 1 5 1 5 2,63 2 4 27 108 71,05 143 143 x 100 3 3 10 30 26,32 38 5 x 38 4 2 0 0 0 = 3,76 = 75,26% 5 1 0 0 0 (baik) Jumlah 38 143 100 Data pada tabel 27 dapat diketahui aspek menemukan unsur “mengapa” mencapai total skor 143 dengan rerata skor 3,76. Persentase keberhasilan siswa untuk aspek ini sebesar 75,26% termasuk dalam kategori baik. Tercatat hanya ada 1 siswa yang mampu mencapai skor maksimal, artinya 2,63% siswa yang mampu
114
menemukan unsur “mengapa” dengan tepat dan lengkap. Kemudian, 27 siswa mencapai skor 4, artinya 71,05% siswa masuk dalam kategori baik. Untuk kategori cukup dicapai oleh 10 siswa atau sebesar 26,32% dengan skor 3. Aspek ini mengalami kenaikan persentase sebesar 18,18% dari siklus I yang hanya mencapai persentase keberhasilan sebesar 63,68%. Tabel 28 Hasil Tes Aspek Menemukan Unsur ”Bagaimana” dalam Berita SiklusII No Skor Frekuensi Total Persentase Rerata Klasikal Skor (%) Skor Persen (%) 1 5 4 20 10,53 2 4 22 88 57,89 144 144 x 100 3 3 12 36 31,58 38 5 x 38 4 2 0 0 0 = 3,79 = 75,79% 5 1 0 0 0 (baik) Jumlah 38 144 100
Data pada tabel 28 merupakan hasil tes keterampilan menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Aspek menemukan unsur ”bagaimana” mencapai total skor 144 dengan rerata skor 3,79. Persentase keberhasilan siswa untuk aspek ini 75,79%. Hasil tersebut termasuk dalam kategori baik, artinya siswa sudah mampu menemukan unsur “bagaimana” dari berita yang disimak. Berdasarkan data pada tabel 28, tidak ada siswa yang mendapat skor dengan kategori kurang atau skor dengan kategori sangat kurang. Skor 5 dicapai oleh 4 siswa, artinya 10,53% siswa mampu menemukan unsur “bagaimana” dengan tepat dan lengkap. Kemudian, skor 4 dicapai oleh 22 siswa atau sebesar 57,89% termasuk dalam kategori baik, sedangkan untuk skor 3 dengan kategori cukup dicapai oleh 12 siswa atau sebesar 31,58%. Persentase
115
keberhasilan dalam aspek ini mengalami kenaikan sebesar 24,14% dari 61,05% pada siklus I menjadi 75,79% pada siklus II. Tabel 29 Hasil Tes Aspek Menyimpulkan isi Berita SiklusII Skor Frekuensi Total Persentase Rerata Klasikal Skor (%) Skor Persen (%) 1 5 3 15 7,90 2 4 25 100 65,79 145 145 x 100 3 3 10 30 26,31 38 5 x 38 4 2 0 0 0 = 3,82 = 76,32% 5 1 0 0 0 (baik) Jumlah 38 145 100
No
Berdasarkan data pada tabel 28 dapat diketahui hasil tes keterampilan menyimak berita aspek menyimpulkan berita yang disimak mencapai total skor 145 dengan rerata skor 3,82. Persentase keberhasilan siswa untuk aspek ini sebesar 76,32%. Hasil tersebut bermakna secara klasikal hasil simpulan siswa termasuk dalam kategori baik. Dalam aspek ini tercatat tidak ada siswa yang mendapat skor kurang atau sangat kurang. Skor 5 dicapai oleh 3 siswa atau sebesar 7,90% siswa yang sudah mampu menyimpulkan isi berita dengan tepat dan kalimat yang digunakan komunikatif. Skor 4 dicapai oleh 25 siswa, artinya 65,79% siswa mampu menyimpulkan berita dengan baik, sedangkan 10 siswa mencapai skor 3, artinya 26,31% siswa masuk dalam kategori cukup. Aspek ini mengalami kenaikan persentase keberhasilan sebesar 22,88% dari 62,11% pada siklus I menjadi 76,32% pada siklus II. Perolehan nilai rerata tiap aspek dalam kriteria menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta dapat dilihat pada tabel 30. Tabel 30 Skor Rerata Kemampuan Siswa pada Setiap Aspek dalam Menyimak Berita pada Siklus II
116
No.
Aspek yang dinilai
1 2
Menentukan pokok pikiran utama berita Pemahaman isi berita a Apa b Siapa c Di mana Kapan Mengapa
3,82 3,76
76,32 75,26
f Bagaimana Menyimpulkan berita Nilai Akhir Rerata Klasikal
3,79 3,82
75,79 76,32
d e 3
Rerata Klasikal Skor Persentase(%) 4,26 85,26 23,90 477,90 4,50 90,00 4,11 82,11 3,92 78,42
79,94
Pada tabel 30 dapat diuraikan persentase rerata skor siswa dalam tiap aspek keterampilan menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Persentase keberhasilan siswa aspek menentukan pokok pikiran utama sebesar 85,26% masuk dalam kategori sangat baik. Kemudian, aspek pemahaman isi berita terdiri atas aspek menemukan unsur ”apa” memperoleh persentase keberhasilan 90,00% juga masuk dalam kategori sangat baik. Selanjutnya, aspek menemukan unsur ”siapa” memperoleh persentase keberhasilan 82,11% masuk dalam kategori baik. Untuk aspek menemukan unsur ”di mana” siswa memperoleh persentase keberhasilan sebesar 78,42% masuk dalam kategori baik. Aspek berikutnya yaitu aspek menemukan unsur ”kapan”, persentase keberhasilan mencapai 76,32% masuk dalam kategori baik. Aspek menemukan unsur ”mengapa” dalam kategori baik dengan persentase keberhasilan 75,26%. Aspek menemukan unsur “bagaimana” masuk dalam kategori baik dengan persentase keberhasilan yang mencapai 75,79%. Terakhir, aspek menyimpulkan berita masuk dalam kategori baik dengan persentase keberhasilan 76,32%.
117
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa hasil tes keterampilan menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta pada siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus jika melihat dari persentase keberhasilan klasikal mengalami kenaikan 20,18% dari siklus I atau 35,45% dari prasiklus. Semua aspek mengindikasikan adanya peningkatan dari hasil penelitian siklus I. Aspek menentukan pokok pikiran utama mengalami kenaikan 20,00% dari siklus I, aspek menemukan unsur “apa” mengalami kenaikan sebesar 19,59%, aspek menemukan unsur ”siapa” mengalami kenaikan sebesar 13,87%, aspek menemukan unsur “di mana” naik 23,15%, aspek menemukan unsur “kapan” mengalami kenaikan sebesar
20,84%, aspek menemukan unsur “mengapa” naik 18,18%, aspek
menemukan unsur “bagaimana” mengalami kenaikan yang cukup pesat yaitu 24,14% dari siklus I, terakhir aspek menyimpulkan berita mengalami kenaikan sebesar 22,88%. Dapat dinyatakan bahwa kompetensi menyimak berita siswa secara rerata termasuk dalam kategori baik. Apabila ditinjau dari tiap aspek, semua sudah mencapai nilai tuntas, yaitu 75 dalam kategori baik. Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan penelitian lagi pada siklus berikutnya. 4.1.3.2 Hasil Nontes Siklus II Hasil nontes siklus II diperoleh dari hasil observasi, jurnal, wawancara dan dokumentasi. Berikut uraian hasil nontes selengkapnya. 4.1.3.2.1 Observasi Siklus II Pengambilan data melalui observasi bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perilaku siswa selama pembelajaran. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati pada pedoman
118
observasi siklus II sama seperti yang digunakan pada siklus I yang meliputi sepuluh perilaku siswa yang terdiri atas lima perilaku positif dan lima perilaku negatif yang dilakukan siswa selama pembelajaran. Berikut tabel 31 yang berisi uraian dari observasi tersebut. Tabel 31 Hasil Observasi Siklus II No Kriteria SikapPositif Frekuensi Persentase Rerata (%) Klasikal 1 Semangat mengikuti penjelasan guru 38 100 184 x 100 2 Keseriusan siswa dalam mengikuti 38 100 5 x 38 pembelajaran menyimak berita = 96,84% 3 Aktif bertanya, berkomentar tentang 32 84,21 (sangat baik) materi yang diberikan 4 Membuat catatan mengenai hal yang 38 100 berkaitan dengan materi berita. 5 Semangat dalam mengerjakan tes 38 100 Jumlah 184 Aspek pertama siswa mengikuti penjelasan guru dengan semangat. Aspek ini mengulas aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Dari tabel 31, data menunjukkan semua siswa mendengarkan penjelasan guru dengan semangat. Mereka terlihat bersungguh-sungguh mendengarkan penjelasan guru. Aspek kedua, yaitu keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran menyimak. Aspek ini membahas tentang keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran menyimak. Dari tabel 31, data menunjukkan semua siswa dengan sikap tenang dan serius mengikuti penjelasan guru. Selain itu, siswa lebih konsentrasi menyimak berita karena tidak ada siswa yang bicara sendiri saat menyimak berita, untuk itu dapat disimpulan bahwa perilaku siswa pada siklus II ini dalam mendengarkan penjelasan guru bisa dikendalikan dan lebih tenang. Saat menyimak berita siswa lebih bersungguh-sungguh dan lebih konsentrasi.
119
Aspek ketiga adalah bertanya, berkomentar tentang materi yang diberikan selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pada tabel 31, ada 32 siswa atau 84,21% dari 38 siswa aktif bertanya dan berkomentar tentang materi yang disampaikan oleh guru, sedangkan 6 siswa atau 15,79% dari 38 siswa lainnya pasif dalam bertanya dan berkomentar. Siswa yang pasif dalam bertanya dan berkomentar ini bukan dikarenakan mereka malu atau tidak mengerti tentang apa yang dijelaskan oleh peneliti. Tetapi hampir semua siswa menanyakan hal yang sama sehingga bila pertanyaan itu sudah disampaikan oleh temannya pertanyaan itu tidak akan lagi ditanyakan. Aspek keempat, yaitu siswa mau membuat catatan mengenai berita yang disimak. Aspek ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa mampu menerapkan model stratta dengan baik. Berdasarkan pada tabel 31, semua siswa membuat catatan tentang berita yang disimak dengan baik. Siswa menyadari bahwa catatan itu sangat penting karena berdasarkan pada pengalaman mereka yang tidak membuat catatan pada siklus I terbukti tidak dapat menjawab soal dengan waktu yang singkat. Aspek kelima, yaitu siswa bersemangat dalam mengerjakan tes. Aspek ini untuk mengetahui kesungguhan siswa dalam mengerjakan soal. Berdasarkan pada tabel 31, semua siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti dengan sungguh-sungguh dan secara individu. Siswa merasa tertarik dengan berita yang diputarkan peneliti dan menyimak berita dengan teliti, suasana juga tenang karena peneliti memutarkan materi berita yang sedang hangat dibicarakan.
120
Secara keseluruhan, pada siklus II ini siswa sudah menunjukkan perubahan perilaku belajar yang positif. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil persentase keberhasilan siswa dalam tes menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta yang meningkat 20,18%. 4.1.3.2.2 Jurnal Siklus II Jurnal yang digunakan pada siklus II adalah jurnal siswa dan jurnal guru, kedua jurnal itu bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. 4.1.3.2.2.1 Jurnal Siswa Hasil jurnal yang ditulis oleh siswa pada siklus II, umumnya semua siswa merasa tertarik dan senang terhadap pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio. Aspek-aspek jurnal siklus II sama dengan aspek-aspek jurnal siklus I. Berikut tabel beserta uraian data hasil jurnal siswa pada siklus II dari masingmasing aspek.
No. 1.
2.
3.
Tabel 32. Hasil Jurnal Siswa Siklus II Pertanyaan Jumlah Siswa Perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran 38 menyimak berita melalui media audio dan model stratta semua siswa menjawab menyenangkan Pendapat siswa mengenai berita yang direkam cukup menarik digunakan sebagai media pembelajaran menyimak berita. 37 c. menarik 1 d. kurang menarik Pendapat siswa tentang kekurangan atau kelebihan media audio dan model stratta yang digunakan dalam pembelajaran menyimak berita 34 c. banyak terdapat kelebihan 4 d. banyak terdapat kekurangan
Persentase (%) 100
97,37 2,63
89,47 10,53
121
4.
Pendapat siswa saat menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. 38 100 c. Siswa tidak kesulitan saat menyimak 0 0 berita. d. Siswa kesulitan saat menyimak berita. Dari tabel tersebut kita dapat mengetahui aspek pertama semua siswa
merasa senang dan tertarik terhadap pembelajaran keterampilan menyimak menggunakan media audio dan model stratta. Hal ini terbukti dengan pernyataan siswa bahwa “Saya senang dengan pembelajaran dengan menggunakan media audio dan model stratta karena dengan media menyimak lebih mudah dan jelas, berita yang diputar juga sedang ramai dibicarakan”. Ada juga yang menyatakan bahwa “dengan menggunakan model stratta berita melatih kita agar lebih teliti”. Selain itu ada siswa yang menyatakan “dengan menggunakan media audio dan model stratta kita bisa lebih konsentrasi dan beritanya juga lebih jelas”. Aspek kedua, yaitu tentang berita yang direkam cukup menarik digunakan sebagai media pembelajaran menyimak berita. Sebanyak 37 siswa atau sebesar 97,37% siswa menjawab menarik, dengan alasan karena beritanya sedang hangat dibicarakan, sedangkan 1 siswa menjawab kurang menarik dengan alasan tidak suka dengan berita yang diputarkan. Aspek yang ketiga, yaitu kekurangan atau kelebihan menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta. Sebanyak 24 siswa atau sebesar 89,47% siswa menjawab banyak kelebihan dalam menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Hal ini, ditunjukkan dari jawaban siswa yang menyatakan bahwa “ menggunakan media audio dan model stratta lebih mudah menemukan pokok-pokok berita karena lebih jelas”. Ada juga siswa yang menyatakan bahwa “menggunakan media audio dan model stratta membuat
122
kita lebih teliti saat menyimak,” dan ada 4 siswa atau 10,53% siswa menjawab ada kekurangan dalam menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Alasannya adalah suara berita yang didengar masih kurang jelas. Hal ini disebabkan karena siswa merasa berita yang diputar terlalu cepat, sehingga kurang jelas. Hal ini juga disebabkan siswa kurang konsentrasi. Aspek yang terakhir yaitu pesan dan kesan siswa terhadap pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Pesan yang disampaikan adalah agar pembelajaran menyimak berita selalu menggunakan media, model stratta dapat menambah wawasan kita dan semoga terus berjalan saat pembelajaran menyimak, dan berita yang direkam juga berita yang sedang ramai dibicarakan.
Kesan
yang diberikan
adalah tidak
membosankan,
menyenangkan, menarik dan dapat menambah wawasan kita. Simpulan dari beberapa aspek tersebut menunjukkan bahwa perasaan senang yang dirasakan oleh siswa salah satunya disebabkan oleh perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti. Peneliti melakukan perbaikan terhadap kendala yang dialami oleh siswa dalam menerapkan model stratta dan lebih memotivasi siswa untuk menghilangkan hal-hal yang kurang mendukung dalam pembelajaran, lebih komunikatif, dan lebih memperhatikan kondisi kelas.
4.1.3.2.2.2 Jurnal Guru Jurnal guru berisi kejadian-kejadian yang terlihat oleh peneliti tentang perilaku siswa selama pembelajaran menyimak menggunakan media audio dan
123
model stratta. Aspek-aspek yang terdapat dalam jurnal guru terlihat pada uraian data hasil jurnal guru pada siklus II dari masing-masing aspek berikut. Sebelum melaksanakan pembelajaran peneliti terlebih dahulu menjelaskan mengenai materi hari itu yaitu menyimak berita menggunakan media audio yang sudah disediakan, dengan melihat itu siswa lebih siap dan respon siswa lebih tenang saat menerima penjelasan yang peneliti sampaikan. Siswa juga lebih konsentrasi saat menyimak berita. Keaktifan siswa terhadap pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta lebih meningkat dari pada siklus I karena sebagian besar siswa menyimak berita dengan penuh konsentrasi dan sungguh-sungguh. Semua siswa mencatat pokok-pokok isi berita yang disimak, sedangkan keaktifan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti, semua siswa mengerjakan soal yang diberikan dengan baik. Siswa mengerjakan soal dengan mengacu pada hasil catatan yang telah dibuat. Keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran menyimak berita melalui media audio dan model stratta, siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran menyimak dan lebih konsentrasi saat menyimak berita. Selain itu, sudah tidak ada siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya. Siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta, sebagian besar siswa lebih aktif bertanya jika mengalami kesulitan dan menjawab pertanyaan. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti dengan sungguh-sungguh. Dalam siklus II ini juga tidak tampak peristiwa khusus yang terjadi sama halnya pada siklus I, semua berjalan tertib. Suasana belajar juga lebih mudah untuk
124
dikendalikan dibandingkan pada sikkus I. Hal ini dikarenakan siswa sudah semakin akrab dengan kehadiran peneliti dan sistem belajar yang peneliti terapkan. 4.1.3.2.3
Wawancara Siklus II
Wawancara dilakukan setelah pembelajaran siklus II selesai. Wawancara dilakukan kepada siswa yang mempunyai nilai tinggi, sedang, dan rendah. Tujuan dari wawancara yaitu untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran keterampilan menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa, antara lain (1) apakah Anda menyukai pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio, (2) bagaimana pendapat Anda tentang cara mengajar guru dalam pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta, (3) apakah pembelajaran tadi dapat menarik minat Anda terhadap pembelajaran menyimak berita, (4) apakah berita yang direkam tadi sesuai dan cocok diberikan kepada Anda, (5) apakah Anda mengalami kesulitan dalam menentukan pokok pikiran utama, menemukan unsur-unsur pokok isi berita (apa, siapa, di mana, kapan, bagaimana, dan mengapa) serta menyimpulkannya, dan (6) apa saran Anda tentang media audio dan model stratta yang digunakan peneliti dalam pembelajaran menyimak berita. Data yang diperoleh setelah melakukan wawancara terhadap tiga siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah yaitu ketiganya merasa senang dan tertarik, dengan alasan yang berbeda-beda, untuk siswa yang mendapat nilai tertinggi dan sedang menjawab “Ya, karena dengan menggunakan media audio
125
melatih konsentrasi dan berita mudah dipahami dan model stratta memudahkan saat menyimak berita”, sedangkan siswa yang memperoleh nilai rendah menjawab “senang dan tertarik karena media audio lebih jelas dan melatih pendengaran”. Pertanyaan tentang cara mengajar guru dalam pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta mudah dipahami, siswa yang mendapat nilai tinggi berpendapat bahwa “gurunya baik dan cara mengajarnya jelas dan mudah dimengerti”. Pendapat siswa yang mendapat nilai sedang dan rendah “cara mengajar sudah cukup untuk dipahami”. Pertanyaan mengenai ketertarikan minat siswa dengan pembelajaran menyimak dengan menggunakan media audio dan model stratta, ketiga siswa tersebut menyatakan tertarik. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan siswa yang mendapat nilai tinggi dan sedang “tertarik karena media yang digunakan tidak membosankan dan berita yang direkam adalah berita yang sedang ramai dibicarakan”. Siswa yang mendapat nilai rendah berpendapat “kita bisa menyimak berita lebih mudah dan beritanya juga menarik untuk disimak”. Mereka juga menyatakan bahwa pada siklus II tidak mengalami kesulitan dalam menerapakan model stratta dan mereka tertarik dengan kegiatan menyimak berita menggunakan media audio. Pertanyaan materi yang disampaikan tadi sesuai dan cocok diberikan kepada siswa, siswa yang mendapat nilai tinggi dan sedang menjawab “sudah sesuai”, sedangkan siswa yang mendapat nilai rendah menjawab “lumayan”. Mengenai kesulitan menentukan pokok pikiran utama, menemukan unsur-unsur pokok isi berita dan menyimpulkannya, siswa yang mendapat nilai tinggi dan
126
sedang menyatakan “tidak mengalami kesulitan sama sekali”, untuk siswa yang mendapat nilai rendah yang duduk di belakang menyatakan “sedikit mengalami kesulitan karena suara beritanya kurang jelas dan terlalu cepat tetapi masih bisa menyimak berita”. Pertanyaan terakhir, apa saran Anda tentang media audio dan model stratta yang digunakan peneliti dalam pembelajaran menyimak berita. Siswa yang mendapat nilai rendah menjawab “agar waktu mengerjakan soal ditambah dan beritanya jangan terlalu cepat”. Jawaban siswa yang mendapat nilai tinggi dan sedang menjawab “agar sering menggunakan media saat menyimak berita”. Hasil observasi, jurnal dan wawancara dengan siswa dapat disimpulkan bahwa, kebiasaan yang negatif dan dapat menghambat menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta seperti, siswa berbicara dengan teman satu bangku saat guru memberikan penjelasan menjelaskan sehingga siswa yang duduk dibelakang tidak mendengar penjelasan dari guru, serta saat menyimak berita ada siswa yang berbicara sehingga menganggu siswa yang lain. Selain itu, siswa yang tadinya tidak mau mencatat tentang berita yang disimak pada siklus II siswa sudah tidak melakukan hal tersebut. Hasil wawancara dengan siswa tentang media audio, siswa menyatakan bahwa kendala yang dihadapi pada siklus II ini adalah suara rekaman beritanya terlalu cepat. Tetapi disisi lain, berita yang direkam sudah cocok dan sesuai dan merupakan kejadian yang baru dan menarik bagi siswa. Siswa juga menyatakan bahwa model stratta memudahkan dalam menjawab soal dan lebih efektif. Menurut mereka media audio dan model
127
stratta dapat melatih konsentrasi, keteliti, dan lebih menarik untuk pembelajaran menyimak berita.
4.1.3.2.4 Dokumentasi Siklus II Dokumentasi merupakan bukti nyata terhadap pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Pengambilan dokumentasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran menyimak berita pada siklus II berlangsung. Gambar yang diambil, antara lain (1) peneliti memberikan penjelasan tentang pembelajaran menyimak berita, (2) kegiatan siswa dalam keaktifannya bertanya dan berkomentar, (3) kegiataan siswa ketika menyimak berita, dan (4) siswa mengerjakan soal secara individu. Berikut ini adalah gambar dan penjelasan menyimak berita siklus II.
Gambar 5. Siswa Menerima Penjelasan Guru Siklus II Gambar 5 tersebut adalah kegiatan siswa menerima penjelasan dari guru tentang keterampilan menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Kegiatan ini bertujuan menjelaskan kepada siswa tentang cara menemukan pokok pikiran utama , unsur-unsur berita dan menyimpulkan berita. Pada kegiatan tersebut, terlihat siswa bersemangat dan sungguh-sungguh memperhatikan
128
penjelasan guru. Kondisi kelas pada siklus II tidak seperti pada waktu siklus I, pada siklus II sudah tidak ada siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya dan mengganggu temannya. Dari gambar tersebut terlihat semua siswa memperhatikan dengan serius. Gambar selanjutnya adalah keaktifannya bertanya dan berkomentar.
Gambar 6. Keaktifan Siswa Bertanya dan Berkomentar Siklus II Gambar 6 tersebut menunjukkan siswa aktif bertanya dan memberi komentar. Keaktifan siswa saat pembelajaran menyimak terlihat dengan siswa bertanya jika siswa merasa kurang paham dan tidak mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh guru. Hal ini menunjukkan bahwa siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Tetapi, masih ada siswa yang tidak mau bertanya dan berkomentar. Hal ini disebabkan pertanyaan yang akan ditanyakan sama sehingga bila pertanyaan itu sudah disampaikan oleh temannya pertanyaan itu tidak akan lagi ditanyakan. Pada siklus II terlihat siswa lebih aktif dan siswa berani bertanya jika mengalami kesulitan. Berbeda dengan silkus I banyak siswa yang tidak mau bertanya
129
meskipun mereka belum paham. Selain itu, guru juga memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan menjawab setiap pertanyaan siswa sehingga, tidak ada lagi siswa yang merasa tidak diperhatikan saat bertanya. Gambar selanjutnya adalah kegiatan siswa ketika menyimak berita.
Gambar 7. Kegiatan Siswa Ketika Menyimak Berita Siklus II Gambar 7 tersebut menunjukkan kegiatan siswa menyimak berita yang diputarkan menggunakan media audio. Di sini peneliti meminta siswa untuk menyimak dengan sungguh-sungguh dan konsentrasi. Setelah menyimak dengan teliti peneliti meminta siswa mencatat secara cermat unsur-unsur pokok dari berita yang disimak. Pada gambar tersebut terlihat semua siswa sudah mau membuat catatan tentang unsur-unsur pokok berita yang disimak. Pada siklus II sudah tidak ada siswa yang bermalas-malasan dan menganggu teman yang lain. Berbeda dengan siklus I siswa sulit konsentrasi karena ada temannya yang berbicara dengan teman sebangkunya, tetapi pada siklus II ini terlihat semua siswa berkonsentrasi menyimak berita. Gambar yang terakhir adalah siswa mengerjakan soal, berikut ini gambar yang menunjukkan kegiatan siswa mengerjakan soal tes.
130
Gambar 8. Siswa Mengerjakan Soal Siklus II Pada gambar 8 tersebut menunjukkan kegiatan siswa mengerjakan soal dengan menggunakan media audio dan model stratta. Pada gambar tersebut terlihat semua siswa mengerjakan soal berdasarkan pada hasil simakan dan catatan yang telah dibuat, karena peneliti meminta siswa agar soal dikerjakan dengan teliti dan boleh melihat catatan tetapi tidak diperbolehkan melihat pekerjaan teman. Pada siklus II ini, mereka merasa lebih mudah dalam menjawab soal baik soal pemahaman maupun menyimpulkan isi berita karena saat menyimpulkan berita siswa berpedoman pada unsur-unsur pokok berita yang sudah dicatat sebelumnya dengan bahasa yang baik dan benar. Hal ini terlihat bahwa mereka mengerjakan dengan serius dan penuh semangat. Suasana ketika mengerjakan soal tidak lagi seperti pada siklus I yang masih ada siswa yang melihat pekerjaan teman yang lain. Pada siklus II ini, suasananya lebih kondusif dan tenang dalam mengerjakan soal.
131
4.1.3.3 Refleksi Siklus II Nilai kompetensi menyimak berita siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus pada siklus II telah mengalami peningkatan dari siklus I. Nilai rerata siswa pada siklus II ini mencapai 79,94 dalam kategori baik, yang semula pada siklus I hanya 66,52 dalam kategori cukup. Hasil ini bermakna nilai tersebut telah mencapai target ketuntasan yang diharapkan. Perilaku siswa pun sudah mengalami perubahan ke arah yang positif. Sebagian besar siswa berkonsentrasi dan memperhatikan dengan baik saat peneliti memberikan penjelasan. Siswa yang semula malas untuk membuat catatan pada siklus II semua siswa membuat catatan, sehingga saat mengerjakan soal tidak mengalami kesulitan. Dapat dikatakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II ini sangat bermanfaat dan berpengaruh pada siswa. Mereka lebih konsentrasi pada pelajaran sehingga nilai tes mereka menjadi lebih baik. Berdasarkan data pada tabel 30 dapat dinyatakan bahwa hasil tes keterampilan menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta pada siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus jika melihat dari persentase keberhasilan klasikal mengalami kenaikan 20,18% dari siklus I atau 35,45% dari prasiklus. Semua aspek mengindikasikan adanya peningkatan dari hasil penelitian siklus I. Aspek menentukan pokok pikiran utama mengalami kenaikan 20,00% dari siklus I, aspek menemukan unsur “apa” mengalami kenaikan sebesar 19,59%, aspek menemukan unsur ”siapa” mengalami kenaikan sebesar 13,87%, aspek menemukan unsur “di mana” naik 23,15%, aspek menemukan unsur “kapan” mengalami kenaikan sebesar 20,84%, aspek menemukan unsur “mengapa” naik
132
18,18%, aspek menemukan unsur “bagaimana” mengalami kenaikan yang cukup pesat yaitu 24,14% dari siklus I, terakhir aspek menyimpulkan berita mengalami kenaikan sebesar 22,88%. Dapat dinyatakan bahwa kompetensi menyimak berita siswa secara rerata masih termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan data tersebut, dapat dinyatakan bahwa kompetensi menyimak berita termasuk dalam kategori baik. Apabila ditinjau dari tiap aspek, semua sudah mencapai nilai tuntas, yaitu 75 dalam kategori baik. Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan penelitian lagi pada siklus berikutnya.
4.2 Pembahasan Pembahasan dalam penelitian ini meliputi pembahasan mengenai peningkatan keterampilan menyimak berita siswa dan perubahan perilaku belajar siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus setelah mengikuti pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta pada hasil penelitian siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil analisis penelitian siklus I, perilaku atau respons siswa dalam pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta belum mencapai kriteria ketuntatasan minimal yang ditargetkan. Dalam pembelajaran siklus I masih ada siswa yang menunjukkan sikap negatif terhadap pembelajaran menyimak, seperti kurang antusias, acuh dalam menyimak penjelasan materi, kurang aktif dalam kegiatan bertanya, tidak membuat catatan dan berbicara dengan teman saat menyimak. Selain itu, kompetensi menyimak berita siswa juga masih rendah. Hal ini terlihat dari perolehan nilai tes menyimak
133
berita yang berada dalam kategori cukup yaitu dengan nilai rerata kelas sebesar 66,52. Nilai tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditargetkan. Oleh karena itu, peneliti melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan agar perilaku siswa selama proses pembelajaran menyimak mengalami perubahan perilaku belajar kearah positif dan diikuti peningkatan hasil tes menyimak berita. Perbaikan pelaksanaan tindakan diwujudkan dalam pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II terjadi peningkatan kompetensi siswa dalam menyimak berita. Peningkatan tersebut terlihat dari adanya perubahan perilaku belajar siswa ke arah positif dalam pembelajaran dan perolehan nilai tes menyimak berita setelah mengikuti pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta.
4.2.1 Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Hasil
tes
peningkatan
keterampilan
menyimak
berita
dengan
menggunakan media audio dan model stratta pada siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus berdasarkan hasil tes dan nontes siklus I dan siklus II dijabarkan sebagai berikut. Perolehan nilai rerata tiap aspek pada prasiklus, siklus I, dan siklus II beserta perbandingan dan peningkatannya disajikan dalam tabel 33 berikut ini. Tabel 33. Perbandingan Hasil Nilai Tiap Aspek Keterampilan Menyimak Berita pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Aspek Rata-rata Peningkatan PS SI SII PS-SI SI-SII PS-SII % % % I 63,16 71,05 85,26 12,49 20,00 22,10 II 351,06 398,94 477,90 82,20 119,76 126,85
134
a. apa
67,89
75,26
90,00
10,86
19,59
22,11
b. siapa
61,05
72,11
82,11
18,12
13,87
21,06
c. di mana
54,21
63,68
78,42
17,14
23,15
24,21
d. kapan
56,32
63,16
76,32
12,14
20,84
20,00
e. mengapa
57,37
63,68
75,26
11,00
18,18
17,89
f. bagaiman a
54,21
61,05
75,79
12,62
24,14
21,58
III NA
57,89 59,02
62,11 66,52
76,32 79,94
7,29 12,71
22,88 20,17
18,43 35,45
Keterangan : I
= Aspek menentukan pokok pikiran utama
II
= Aspek pemahaman isi berita
III
= Aspek menyimpulkan isi berita
NA
= Nilai Akhir
Data pada tabel menunjukkan aspek menentukan pokok pikiran utama pada siklus II mengalami kenaikan sebesar 20,00% dari siklus I. Persentase keberhasilan untuk aspek menemukan unsur “apa” mengalami kenaikan sebesar 19,59% dari siklus I yang hanya mencapai 75,26%. Aspek menemukan unsur “siapa” mengalami kenaikan persentase keberhasilan sebesar 13,87% dari 72,11% naik menjadi 82,11%. Persentase keberhasilan aspek menemukan unsur “di mana” mengalami kenaikan sebesar 23,15% dari 63,68% pada siklus I menjadi 78,42% pada siklus II. Persentase keberhasilan dalam aspek menemukan unsur “kapan” juga mengalami kenaikan sebesar 20,84% dari 63,16% pada siklus I menjadi 76,32% pada siklus II, sedangkan kenaikan persentase keberhasilan aspek menemukan unsur “mengapa“ sebesar 18,18% dari 63,68% pada siklus I
135
menjadi 75,26% pada siklus II. Aspek menemukan unsur “bagaimana” mencapai kenaikan sebesar 24,14% dari 61,05% pada siklus I menjadi 75,79% pada siklus II. Terakhir, aspek menyimpulkan berita mengalami kenaikan persentase keberhasilan sebesar 22,88% dari 62,11% pada siklus I menjadi 76,32% pada siklus II. Peningkatan aspek ini sejalan dengan kenaikan persentase keberhasilan aspek menentukan pokok pikiran utama dan pemahaman isi berita. Tabel 34 Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Menggunakan Media Audio dan Model Stratta No
1 2 3 4 5
Kategori
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah Rerata
Prasiklus Total Persen Skor (%) 0 0 0 0 1373 57,89 870 42,11 0 0 2243
100 59,02
Siklus I Total Persen Skor (%) 0 0 75 2,63 2453 97,37 0 0 0 0
Siklus II Total Persen Skor (%) 518 13,16 2520 86,84 0 0 0 0 0 0
2528
3038
100 66,52
100 79,94
Berdasarkan hasil rekapitulasi data hasil tes kompetensi menyimak berita dari prasiklus, siklus I dan siklus II sebagaimana terlihat pada tabel 34 dapat dijelaskan bahwa kompetensi menyimak berita siswa pada tiap siklus mengalami peningkatan. Nilai rerata kelas pada tes prasiklus, siklus I dan tes siklus II juga mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat diuraikan bahwa jumlah nilai tes keterampilan menyimak berita siswa pada prasiklus secara klasikal mencapai 2243 dengan nilai rerata 59,02 termasuk dalam kategori kurang. Dari 38 siswa, 22 diantaranya memperoleh nilai dengan kategori cukup dalam rentang nilai 60-74, sedangkan 16 siswa memperoleh nilai dengan kategori
136
kurang dalam rentang nilai 50-59. Pada tes siklus I nilai rerata kelas sebesar 66,52 atau dalam kategori cukup karena berada dalam rentang nilai 60-74. Pada siklus II hasil tes menjadi 79,94 dalam kategori baik dengan rentang nilai 75-84. Hal ini mengindikasikan hasil tes yang dicapai pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 20,17 % dari hasil siklus I atau 35,45% dari prasiklus. Pada siklus I, proses pembelajaran diawali dengan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Kegiatan selanjutnya peneliti menjelaskan cara menyimak berita dengan model stratta dan memberikan latihan untuk menyimak berita dengan model stratta. Selanjutnya, siswa diminta untuk menyimak berita menggunakan model stratta, kemudian mengidentifikasi berita dengan membuat catatan agar lebih mudah saat mengerjakan soal. Kemudian siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal menentukan pokok pikiran utama, menemukan unsur pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) dan menyimpulkan berita. Namun, hasil tes menyimak berita pada siklus I kurang memuaskan dan belum maksimal karena masih berada dalam kategori cukup pada rentang nilai 60-74, sedangkan target ketuntasan dalam pembelajaran ini adalah 75 yang termasuk dalam kategori baik. Nilai rerata pada siklus I belum mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 75. Oleh karena itu, dilakukan tindakan siklus II. Pembelajaran pada siklus II ini merupakan perbaikan pelaksanaan tindakan dari siklus I. Pada siklus II, peneliti masih menerapkan pembelajaran dengan media audio dan model stratta. Pada siklus II siswa diputarkan rekaman yang berbeda dari siklus I. Pada siklus II peneliti lebih menekankan pada penerapan model stratta dalam
137
menyimak berita untuk dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam aspek menentukan pokok pikiran utama, pemahaman isi berita dan menyimpulkan berita. Sebelumnya, peneliti juga memberi tugas siswa untuk berlatih menyimak berita di rumah dengan model stratta. Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus II, dapat dinyatakan hasil tes menyimak berita mencapai nilai rerata sebesar 79,94. Hasil yang diperoleh dalam siklus II mengindikasikan peningkatan dari siklus I sebesar 20,17% dari siklus I. Peningkatan tersebut tidak lepas dari sistem belajar pada siklus II yaitu dengan pendekatan pada siswa untuk menumbuhkan rasa dekat antara peneliti dan siswa juga dengan meningkatkan intensitas untuk memberi komentar, bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan. Hal ini juga tidak lepas dari tugas yang diberikan guru untuk berlatih menyimak berita di rumah dengan model stratta. Cara-cara tersebut terbukti membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan menyimak berita. Berdasarkan uraian di
atas dapat
dinyatakan bahwa penerapan
pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta telah berhasil. Hal ini ditandai dengan peningkatan rerata keberhasilan siswa yang telah mencapai batas rerata, yaitu 75.
4.2.2 Perubahan Perilaku Setelah penelitian dilakukan, peningkatan tidak hanya terjadi pada keterampilan menyimak berita melainkan juga terjadi perubahan perilaku ke arah positif saat pembelajaran menyimak berita berlangsung. Perubahan perilaku dapat
138
dideskripsikan berdasarkan hasil data nontes, yaitu data observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. 4.2.2.1 Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II Kegiatan observasi dilaksanakan selama pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Data observasi siklus I dan siklus II kemudian dibandingkan untuk menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa saat pembelajaran menyimak berita. Perbandingan perilaku dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 35 Perbandingan Perilaku dari Siklus I ke Siklus II Berdasarkan Observasi Persentase (%) No Siklus I Siklus II Aspek yang Diamati Kenaikan 1. Semangat mengikuti penjelasan guru 37 38 2,70 Keseriusan siswa dalam mengikuti 2. pembelajaran menyimak berita Aktif bertanya, berkomentar tentang 3. materi yang diberikan Membuat catatan mengenai hal yang 4. berkaitan dengan materi berita. Semangat dalam mengerjakan tes 5.
35
38
21 25
32 38
38
38
8,75 52,38 52 0
Berdasarkan tabel 35 dapat diketahui hasil observasi siklus I diperoleh data bahwa perilaku positif siswa yang semangat memperhatikan materi pelajaran mengalami kenaikan sebesar 2,70% dari siklus I yang mencapai 97,37% naik menjadi 100%. Pada siklus II siswa yang berbicara sendiri dengan temanya dan tidak memperhatikan penjelasan peneliti sudah tidak ada. Perilaku positif yang selanjutnya yaitu keaktifan siswa bertanya dan berkomentar mengalami peningkatan sebesar 8,75%. Siswa yang kurang aktif dan bertanya tentang materi
139
bukan karena merasa malu atau tidak paham tentang apa yang dijelaskan oleh peneliti, tetapi hampir semua siswa menanyakan hal yang sama sehingga bila pertanyaan itu sudah disampaikan oleh temannya maka pertanyaan itu tidak ditanyakan lagi. Keantusiasan siswa yang sangat tinggi pada pembelajaran siklus II disebabkan oleh keinginan siswa untuk memahami isi berita. Siswa yang pada siklus I nilainya masih kurang, pada siklus II terlihat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran menyimak. Pada pembelajaran siklus I, ada 25 siswa atau sebesar 65,79% siswa yang membuat catatan mengenai berita yang disimak, sedangkan pada siklus II semua siswa membuat catatan mengenai berita yang disimak. Pada aspek mengerjakan tes yang diberikan oleh peneliti semua siswa mengerjakan dengan semangat. Dari hasil observasi tidak ada siswa yang tidak mengerjakan tes yang diberikan pada siklus I maupun pada siklus II. Pada siklus I semua siswa semangat saat mengerjakan tes, hal ini juga terjadi pada siklus II. Hal ini disebabkan karena siswa ingin mendapatkan nilai 75. 4.2.2.2 Perbandingan Hasil Jurnal Siklus I dan Siklus II Selain dari data observasi, adanya perubahan perilaku ke arah yang positif juga terlihat pada perbandingan jurnal siklus I dan siklus II. Aspek pertama, perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model strata. Pada siklus I maupun siklus II menyatakan merasakan senang. Hal ini dikarenakan pembelajaran menggunakan media audio dan model stratta jarang dilakukan sebelumnya dan ini merupakan sesuatu yang baru. Beberapa siswa ada yang menyatakan kalau sudah pernah
140
menggunakan media audio tetapi tidak disertai dengan model stratta. Selain itu siswa mengakui bahwa tidak merasa bosan selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio. Aspek kedua, pendapat siswa mengenai berita yang direkam cukup menarik digunakan sebagai media pembelajarn menyimak berita. Pada siklus II semua siswa menyatakan berita yang direkam menarik, peningkatan pada aspek ini sebesar 19,35 %, dari siklus I yang mencapai 81,57% naik menjadi 97,37%. Pada siklus II dari 38 siswa, 37 siswa menyatakan rekaman berita menarik karena merupakan berita terbaru dan 1 siswa menyatakan rekaman berita tidak menarik, dengan alasan “Saya tidak suka dengan berita yang diputar.” Ketiga, pendapat siswa tentang kekurangan atau kelebihan media audio dan model stratta. Pada siklus I terdapat 31 siswa atau sebesar 81,58% yang menyatakan media audio dan model stratta banyak terdapat kelebihan, sedangkan pada siklus II sebanyak 34 siswa menyatakan media audio dan model stratta banyak terdapat kelebihan atau mengalami peningkatan sebesar 9,68%. Pada siklus II 89,48% siswa menyatakan menyimak menggunakan media audio dan model stratta dapat melatih konsentrasi dan memudahkan kita saat menyimpulkan berita yang disimak. Keempat, mengenai pendapat siswa saat menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Pada siklus II semua siswa menyatakan tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Siswa yang mengalami kesulitan menyimak berita pada siklus I siswa merasa kurang jelas dengan materi yang disampaikan oleh peneliti
141
karena merupakan hal baru, siswa juga masih merasa malu untuk bertanya ketika mengalami kesulitan dalam pembelajaran menyimak berita, mereka lebih memilih diam daripada dianggap tidak bisa oleh teman-temannya. Pada siklus II peneliti melakukan perbaikan, sehingga siswa mendengar secara jelas materi yang disampaikan oleh peneliti. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami yang diberikan. Sebagian besar siswa sudah terlihat aktif mengikuti pembelajaran dan berani bertanya ketika mengalami kesulitan dengan tidak lagi merasa malu. Setelah peneliti melakukan perubahan pada siklus II, antusias siswa menjadi meningkat dan respon siswa terhadap pembelajaran juga lebih baik. Hal itu ditunjukkan dengan siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan siswa mau bertanya kepada peneliti ketika mengalami kesulitan. Situasi dalam kelas pun terlihat lebih kondusif dan terkendali. Siswa merasa senang karena saat menyimak lebih konsentrasi dan suasana kelas juga lebih tenang. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah mencapai nilai ketuntasan, maka penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.
142
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di muka, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut ini. 1) Hasil tes keterampilan menyimak berita pada siswa kelas VIIIA SMP 3 Kudus setelah mengikuti pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta mengalami peningkatan sebesar 35,45% dari prasiklus. Hasil tes meliputi hasil tes prasilkus, siklus I, dan siklus II. Hasil tes prasiklus nilai rerata kelas sebesar 59,02 termasuk dalam kategori kurang. Pada siklus I rerata klasikal meningkat menjadi 66,52. Hasil tes siklus II nilai rerata kelas mencapai 79,94 termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tes pada siklus II sudah memenuhi kriteria ketuntasan, yaitu 75. Peningkatan nilai rerata ini membuktikan bahwa pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta siswa kelas VIII A SMP 3 Kudus dapat berhasil dengan optimal. 2) Setelah dilaksanakan pembelajaran keterampilan menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta, perubahan perilaku belajar siswa kelas VIIIA SMP 3 Kudus mengalami peningkatan ke arah perubahan yang positif. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil nontes yang meliputi hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi pada siklus I
142
143
dan siklus II. Perubahan yang terjadi, yaitu siswa merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Selain itu, siswa terlihat lebih antusias dan lebih aktif bertanya jika mengalami kesulitan. Kondisi kelas pada siklus I yang terlihat pasif, pada siklus II terlihat lebih aktif dan tugas-tugas yang diberikan peneliti dapat dikerjakan dan dilaksanakan dengan baik.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis berdasarkan pada simpulan hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut. 1) Pembelajaran dengan media audio dan model stratta dapat dijadikan alternatif bagi guru bahasa Indonesia untuk membelajarkan keterampilan menyimak khususnya keterampilan menyimak berita karena telah terbukti mampu meningkatkan keterampilan menyimak berita dan mengubah perilaku siswa ke arah perubahan yang positif. 2) Peneliti dalam bidang pendidikan bahasa dapat melakukan penelitian tentang keterampilan menyimak dengan memadukan atau mengganti media dan model pembelajaran yang lain, sehingga didapatkan alternatif lain untuk pembelajaran menyimak yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik lagi.
144
Daftar Pustaka Anonim. 2011. Artis Ibukota Gelar Konser Amal Peduli Bencana. http://www.liputan6.com [diunduh, Rabu, 12/01/2011]. Anonim. 2011. Berkat GPS, Maling Mobil Tertangkap. http://www.liputan6.com [diunduh, Rabu, 12/01/2011]. Anonim. 2011. Bus Terbakar, Satu Tewas. http://www.liputan6.com [diunduh, Rabu, 12/01/2011]. Anonim. 2011. Di Sragen Sesendok Sambal Rp500. http://www.liputan6.com [diunduh, Rabu, 12/01/2011]. Anonim. 2011. Empat Rumah Hancur Diterjang Puting Beliung. http://www.liputan6.com [diunduh, Rabu, 12/01/2011]. Anonim. 2011. Guru Besar UI Didemo Masyarakat Adat Dayak. http://www.liputan6.com [diunduh, Rabu, 12/01/2011]. Anonim. 2011. Jalur Yogyakarta-Magelang Akhirnya Dibuka. http://www.liputan6.com [diunduh, Rabu, 12/01/2011]. Anonim. 2011. Kondisi Pengungsi Lahar Dingin Memprihatinkan. http://www.liputan6.com [diunduh, Rabu, 12/01/2011]. Anonim. 2011. Pelaku Jodi Bola Dibekuk. http://www.liputan6.com [diunduh, Rabu, 12/01/2011]. Anonim. 2011. Pembalak Liar Dihakimi Massa. http://www.liputan6.com [diunduh, Rabu, 12/01/2011]. Anonim. 2011. Puluhan Gepeng Terjaring Razia Satpol PP. http://www.liputan6.com [diunduh, Rabu, 12/01/2011]. Anonim. 2011. Ratusan Kilo Ganja Ditemukan Dalam Truk. http://www.liputan6.com [diunduh, Rabu, 12/01/2011]. Anonim. 2011. Riedl Sudah Kantongi Delapan Nama. http://www.liputan6.com [diunduh, Rabu, 12/01/2011]. Anonim. 2011. Seleksi Timnas U-23 Tahap Kedua Digelar. http://www.liputan6.com [diunduh, Rabu, 12/01/2011]. Anonim. 2011. Suami Siramkan Air Keras Ke Istri. http://www.liputan6.com [diunduh, Rabu, 12/01/2011].
Anida. 2010. Tentang Menyimak. http://www.google.co.id/serch /makalah-ilmupendidikan-tentang -ilum.html. [diunduh, 08/02/2010]. Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Azizah, Imroatul. 2009. Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Metode Peta Pikiran Melalui Media Audiovisual Pada Peserta didik Kelas VIII F SMP Negeri 36 Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Cheung, Chi-Kim. 2006. The Interest of Religious Group in Media Education. Jurnal Internasional. University of Hong Kong. [diunduh, 27/06/2010]. Dikti. 2010. Pembelajaran Kreatif dan Produktif. http://docs.google.com/ strategimodel-pembelajarn-stratta.html. [diunduh, 27/06/2010].
145
Handayani. 2008. Peningkatan Keterampilan Menyimak dengan Menggunakan Media AudioTeknik Dengar Cerita dan Teknik Catat Pada Siswa Kelas VIIF SLTP 01 Gubug. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Harahap, Arifin S. 2006. Jurnalistik Televisi Teknik Memburu dan Menulis Berita TV. Jakarta: Gramedia. Masduki. 2006. Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar. Yogyakarta: LKiS MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Banjarnegara. 2007. Pengembangan Keterampilan Menyimak dalam Pembembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia DI SMP. Makalah. Disajikan pada Pemberdayaan MGMP SMP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007. Muda, Deddy Iskandar. 2005. Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional. Bangung: PT Remaja Rosdakarya. Nurgiantoro, Burhan. 1988. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Purwaningtyas, Dewi Atik. 2008. Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita dengan Metode Listening In Action melalui Media Audiovisual Peserta didik Kelas VIIIC SMP 3 Kajen. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Rahmawati, Suci. 2007. Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Menggunakan Media Audiovisual dengan Teknik Dengar-Jawab Pada Peserta didik Kelas VIII A SMP Negeri 1 Tersono Kabupaten Batang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Subyantoro dan Bambang Hartono. 2003. Pengembangan Kemampuna Berbahasa (Pembelajaran Keterampilan Mendengarkan, Berbicara, Membaca dan menulis). Makalah. Disajaikan pada Pelatihan Terintegrasi Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun 2003. Sudjana, Nana dan Ahmad Rifai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Sudarman, Paryati. 2008. Menulis Di Media Massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suryani. 2007. Peningkatan Keterampilan Menyimak Berita Dari Televisi dengan Metode Drill melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas VII A SMP N 1 Jiken Kabupaten Blora. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Sutari, Ice dkk. 1997. Menyimak. Jakarta: Depdikbud. Stein, Shelly Katherine. 1999. Uncovering Listening Strategies: Protocol Analysis as a Means to Investigate Student Listening in The Basic Communication Course. Jurnal Internasional. Dissertation University of Maryland College Park. [diunduh, 27/06/2010].
146
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus I
Nama Sekolah
: SMP 3 Kudus
Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas / Semester
: VIII / 2
Aspek Pembelajaran : Mendengarkan Alokasi Waktu
: 2 X 40 menit ( Pertemuan I )
A. Standar Kompetensi Memahami isi berita dari radio/televisi
B. Kompetensi Dasar Menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana)
C. Indikator 1
Mampu menentukan pokok pikiran utama berita yang disimak
2
Mampu menemukan unsur-unsur berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana) yang ada dalam berita yang disimak
3
Mampu menyimpulkan isi berita yang disimak
D. Tujuan Pembelajaran 1
Siswa dapat menemukan pokok pikiran utama berita
2
Siswa dapat menemukan unsur-unsur berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana)
3
Siswa dapat menyimpulkan isi berita
147
E. Materi Pokok Pembelajaran 1
Cara menentukan pokok pikiran utama
2
Cara menemukan unsur-unsur pokok berita
3
Cara menyimpulkan isi berita
4
Menyimak berita Liputan 6 SCTV,11 Januari 2011
F. Metode Pembelajaran 1
Model Pembelajaran Model Stratta
2
Teknik Pembelajaran a Ceramah b Tanyajawab c Penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Pembelajaran 1.
Teknik
Lokasi Waktu
Kegiatan Awal a
Guru mengkondisikan siswa agar
Ceramah
10 menit
Tanya jawab,
60 menit
siap mengikuti pembelajaran b
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran menyimak berita dengan media audio dan model stratta
c
Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan kegiatan sehari-hari.
2.
Kegiatan Inti a. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang pokok-pokok pikiran
Ceramah,
148
utama, unsur-unsur pokok berita, dan cara menyimpulkan isi berita. b. Siswa diberi latihan menyimak
penugasan
berita ”Harga BBG Naik Sopir Taksi Binggung”. c. Siswa mengerjakan soal tentang pokok pikiran utama berita dan unsur-unsur pokok berita yang disimak. d. Siswa menyimpulkan berita yang telah disimak dengan bahasa yang baik dan benar. e. Guru dan siswa mengoreksi hasil pekerjaan tersebut dengan sebelumnya siswa menukar hasil pekerjaannya dengan siswa yang lain. f. Guru dan siswa membahas hasil pekerjaan tersebut 3.
Kegiatan Akhir a
b
Guru menyimpulkan pembelajaran
Tanya jawab
hari ini
Penugasan
Guru memberikan tugas untuk berlatih menyimak berita.
c
Guru dan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar
10 menit
149
H. Sumber dan Media 1
Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Kelas VIII
2
Rekaman berita Liputan 6 SCTV
3
Media audio
I. Penilaian Instrumen / Soal: 1
Sebutkan pokok-pokok pikiran utama dalam berita tersebut?
2
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat! a
Peristiwa apa yang terjadi dalam berita tersebut?
b
Siapa saja yang ada dalam berita tersebut?
c
Di mana peristiwa itu terjadi?
d
Kapan peristiwa itu terjadi?
e
Mengapa peristiwa itu bisa terjadi?
f
Bagaiman kronologis peristiwa yang ada dalam berita tersebut?
3
Tuliskan kembali (simpulkan) isi berita yang Anda disimak dengan bahasa yang baik dan benar!
Penilaian Keterampilan Menyimak Berita No
Indikator
Skor Maksimal
1.
Mampu menentukan pokok pikiran utama tentang berita yang
5
disimak 2.
Mampu menemukan dan menjelaskan unsur berita (apa, siapa, di
30
mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) tentang berita yang disimak. 3.
Mampu menyimpulkan isi berita yang disimak. Jumlah
5 40
150
Aspek Penskoran Keterampilan Menyimak Berita Skor No
SB 5 1. 2.
3.
Skor maks
Aspek Penilaian B 4
C 3
K 2
Nilai
SK 1
Penentukan pokok pikiran utama berita Pemahaman isi berita a. Apa b. Siapa c. Di mana d. Kapan e. Mengapa f. Bagaimana Menyimpulkan berita Nilai
5 30
Total skorX100 ∑ skor maksimal
5 100
Kriteria Penilaian Pokok Pikiran Utama Berita Aspek Penilaian
Kriteria Penilaian
Mampu
Siswa menentukan dan menyebutkan
menentukan pokok
pokok pikiran utama tepat dan lengkap
pikiran utama
dari 5 berita yang disimak.
berita yang di
Siswa menentukan dan menyebutkan 4
simak
pokok pikiran utama tepat dan lengkap
Skor
Kategori
5
Sangat Baik
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
1
Sangat
dari 5 berita yang disimak. Siswa menentukan dan menyebutkan 3 pokok pikiran utama tepat dan lengkap dari 5 berita yang disimak. Siswa menentukan dan menyebutkan 2 pokok pikiran utama tepat dan lengkap dari 5 berita yang disimak. Siswa menentukan dan menyebutkan 1 pokok pikiran utama tepat dan lengkap dari 5 berita yang disimak.
Kurang
151
Kriteria Penilaian Pemahaman Isi Berita
Aspek
Kriteria Penilaian
Skor
Kategori
5
Sangat
Penilaian Apa
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur apa dari 5 berita yang disimak
Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur apa dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
Siswa menyebutkan 3 unsur apa dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur apa dari berita yang disimak Siswa hanya menyebutkan 1 unsur apa dari
Siapa
Sangat
berita yang disimak
1
Kurang
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur
5
Sangat
siapa dari 5 berita yang disimak
Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur siapa dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
yang disimak
2
Kurang
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur siapa dari
1
Sangat
Siswa menyebutkan 3 unsur siapa dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur siapa dari berita
berita yang disimak Di mana
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur di
Kurang 5
mana dari 5 berita yang disimak
Sangat Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur di mana dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
Siswa menyebutkan 3 unsur di mana dari berita yang disimak
152
Siswa menyebutkan 2 unsur di mana dari berita yang disimak
2
Kurang
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur di mana dari
1
Sangat
berita yang disimak Kapan
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur
Kurang 5
kapan dari 5 berita yang disimak
Sangat Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur kapan dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
yang disimak
2
Kurang
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur kapan dari
1
Sangat
Siswa menyebutkan 3 unsur kapan dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur kapan dari berita
berita yang disimak Mengapa
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur
Kurang 5
mengapa dari 5 berita yang disimak
Sangat Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur mengapa dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
berita yang disimak
2
Kurang
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur mengapa
1
Sangat
Siswa menyebutkan 3 unsur mengapa dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur mengapa dari
dari berita yang disimak Bagaimana
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur
Kurang 5
bagaimana dari 5 berita yang disimak
Sangat Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur bagaimana dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
Siswa menyebutkan 3 unsur bagaimana dari berita yang disimak
153
Siswa menyebutkan 2 unsur bagaimana dari berita yang disimak
2
Kurang
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur bagaimana
1
Sangat
dari berita yang disimak
Kurang
Kriteria penilaian Soal Esei Aspek Penilaian
Kriteria Penilaian
Mampu
Simpulan sesuai dengan isi berita yang
menyimpulkan
disimak dan kalimat-kalimatnya
kembali isi berita
komunikatif
yang di simak
Simpulan sesuai dengan isi berita yang
Skor Kategori
5
Sangat Baik
disimak tetapi kalimat-kalimatnya
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
1
Sangat
berterima Simpulan kurang sesuai dengan isi berita yang disimak tetapi kalimatkalimatnya komunikatif Simpulan kurang sesuai dengan isi berita yang disimak dan kalimatkalimatnya berterima Simpulan tidak sesuai dengan isi berita yang disimak
Kurang
Kategori Nilai Siswa dalam Keterampilan Menyimak No
Rentang nilai
Kategori
1
85-100
Sangat baik
2
75-84
Baik
3
60-74
Cukup
4
50-59
Kurang
5
0-49
Sangat kurang
154
Kudus, Januari 2011
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Sri Yulia Permanasari, S.Pd.
Lina Wati Muchlisin
NIP 19780728 200501 2 012
NIM 2101406521
Mengetahui Kepala SMP 3 Kudus
Watono, S.Pd., M.Pd. Pembina NIP 19640111 198803 1 007
155
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus I
Nama Sekolah
: SMP 3 Kudus
Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas / Semester
: VIII / 2
Aspek Pembelajaran : Mendengarkan Alokasi Waktu
: 2 X 40 menit ( Pertemuan II )
A. Standar Kompetensi Memahami isi berita dari radio/televisi
B. Kompetensi Dasar Menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana)
C. Indikator 1. Mampu menentukan pokok pikiran utama berita yang disimak 2. Mampu menemukan unsur-unsur berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana) yang ada dalam berita yang disimak 3. Mampu menyimpulkan isi berita yang disimak
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menemukan pokok pikiran utama berita 2. Siswa dapat menemukan unsur-unsur berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana) 3. Siswa dapat menyimpulkan isi berita
156
E. Materi Pokok Pembelajaran 1. Cara menentukan pokok pikiran utama 2. Cara menemukan unsur-unsur pokok berita 3. Cara menyimpulkan isi berita 4. Menyimak berita Liputan 6 SCTV,11 Januari 2011
F. Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran Model Stratta 2. Teknik Pembelajaran a. Ceramah b. Tanyajawab c. Penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Pembelajaran 1.
Teknik
Lokasi Waktu
Kegiatan Awal d
Guru mengkondisikan siswa agar
Ceramah
10 menit
Siswa memperhatikan penjelasan
Tanya jawab,
60 menit
guru tentang cara menentukan
Ceramah,
siap mengikuti pembelajaran e
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran menyimak berita dengan media audio dan model stratta
f
Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan kegiatan sehari-hari.
2.
Kegiatan Inti a
157
pokok-pokok pikiran utama berita, cara menemukan unsur-unsur pokok berita, dan cara menyimpulkan berita dengan model stratta b
Siswa menyimak rekaman berita dari Liputan 6 SCTV dengan topik ” Seleksi TIMNAS U-23 Tahap Kedua Digelar, Berkat GPS Maling Mobi Tertangkap, Empat Rumah Diterjang Puting Beliung, Di Sragen, Sesendok Sambal Rp 500 dan Bus Terbakar, Satu Tewas” melalui media audio
c
Siswa menganalisis berita yang disimak dan membuat catatan halhal yang penting yang ada dalam berita
d
Siswa mengerjakan soal tentang pokok pikiran utama berita dan unsur-unsur pokok berita yang disimak.
e
Siswa mengerjakan soal menyimpulkan berita yang telah disimak dengan bahasa yang baik dan benar.
f
Guru dan siswa mengoreksi hasil pekerjaan tersebut dengan sebelumnya siswa menukar hasil pekerjaannya dengan siswa yang lain.
penugasan
158
g
Guru dan siswa membahas hasil pekerjaan tersebut
3.
Kegiatan Akhir d
e
Guru menyimpulkan pembelajaran
Tanya jawab
hari ini
Penugasan
10 menit
Guru memberikan tugas untuk berlatih menyimak berita dengan model stratta
f
Guru meminta siswa mengisi jurnal yang sudah disediakan oleh guru.
g
Guru dan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar
H. Sumber dan Media 1. Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Kelas VIII 2. Rekaman berita Liputan 6 SCTV 3. Media audio
I. Penilaian Instrumen / Soal: 1. Sebutkan pokok-pokok pikiran utama dalam berita tersebut? 2. Jawablah pertanyaan ini dengan tepat! a. Peristiwa apa yang terjadi dalam berita tersebut? b. Siapa saja yang ada dalam berita tersebut? c. Di mana peristiwa itu terjadi? d. Kapan peristiwa itu terjadi? e. Mengapa peristiwa itu bisa terjadi? f. Bagaiman kronologis peristiwa yang ada dalam berita tersebut?
159
3. Tuliskan kembali (simpulkan) isi berita yang Anda disimak dengan bahasa yang baik dan benar!
Penilaian Keterampilan Menyimak Berita No
Indikator
Skor Maksimal
1.
Mampu menentukan pokok pikiran utama tentang berita yang
5
disimak 2.
Mampu menemukan dan menjelaskan unsur berita (apa, siapa, di
30
mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) tentang berita yang disimak. 3.
Mampu menyimpulkan isi berita yang disimak.
5
Jumlah
40
Aspek Penskoran Keterampilan Menyimak Berita Skor No
Aspek Penilaian SB 5
1. 2.
3.
Skor maks
Penentukan pokok pikiran utama berita Pemahaman isi berita a. Apa b. Siapa c. Di mana d. Kapan e. Mengapa f. Bagaimana Menyimpulkan berita Nilai
B 4
C 3
K 2
Nilai
SK 1 5 30
Total skorX100 ∑ skor maksimal
5 100
160
Kriteria Penilaian Pokok Pikiran Utama Berita Aspek Penilaian
Kriteria Penilaian
Mampu
Siswa menentukan dan menyebutkan
menentukan pokok
pokok pikiran utama tepat dan lengkap
pikiran utama
dari 5 berita yang disimak.
berita yang di
Siswa menentukan dan menyebutkan 4
simak
pokok pikiran utama tepat dan lengkap
Skor
Kategori
5
Sangat Baik
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
1
Sangat
dari 5 berita yang disimak. Siswa menentukan dan menyebutkan 3 pokok pikiran utama tepat dan lengkap dari 5 berita yang disimak. Siswa menentukan dan menyebutkan 2 pokok pikiran utama tepat dan lengkap dari 5 berita yang disimak. Siswa menentukan dan menyebutkan 1 pokok pikiran utama tepat dan lengkap dari 5 berita yang disimak.
Kurang
Kriteria Penilaian Pemahaman Isi Berita Aspek
Kriteria Penilaian
Skor
Kategori
5
Sangat
Penilaian Apa
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur apa dari 5 berita yang disimak
Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur apa dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
Siswa menyebutkan 3 unsur apa dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur apa dari berita yang disimak
161
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur apa dari
Siapa
Sangat
berita yang disimak
1
Kurang
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur
5
Sangat
siapa dari 5 berita yang disimak
Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur siapa dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
yang disimak
2
Kurang
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur siapa dari
1
Sangat
Siswa menyebutkan 3 unsur siapa dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur siapa dari berita
berita yang disimak Di mana
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur di
Kurang 5
mana dari 5 berita yang disimak
Sangat Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur di mana dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
yang disimak
2
Kurang
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur di mana dari
1
Sangat
Siswa menyebutkan 3 unsur di mana dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur di mana dari berita
berita yang disimak Kapan
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur
Kurang 5
kapan dari 5 berita yang disimak
Sangat Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur kapan dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
Siswa menyebutkan 3 unsur kapan dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur kapan dari berita yang disimak
162
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur kapan dari
1
berita yang disimak Mengapa
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur
Sangat Kurang
5
mengapa dari 5 berita yang disimak
Sangat Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur mengapa dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
berita yang disimak
2
Kurang
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur mengapa
1
Sangat
Siswa menyebutkan 3 unsur mengapa dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur mengapa dari
dari berita yang disimak Bagaimana
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur
Kurang 5
bagaimana dari 5 berita yang disimak
Sangat Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur bagaimana dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
berita yang disimak
2
Kurang
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur bagaimana
1
Sangat
Siswa menyebutkan 3 unsur bagaimana dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur bagaimana dari
dari berita yang disimak
Kurang
163
Kriteria penilaian Soal Esei
Aspek Penilaian
Kriteria Penilaian
Mampu
Simpulan sesuai dengan isi berita yang
menyimpulkan
disimak dan kalimat-kalimatnya
kembali isi berita
komunikatif
yang di simak
Simpulan sesuai dengan isi berita yang
Skor Kategori
5
Sangat Baik
disimak tetapi kalimat-kalimatnya
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
1
Sangat
berterima Simpulan kurang sesuai dengan isi berita yang disimak tetapi kalimatkalimatnya komunikatif Simpulan kurang sesuai dengan isi berita yang disimak dan kalimatkalimatnya berterima Simpulan tidak sesuai dengan isi berita yang disimak
Kurang
Kategori Nilai Siswa dalam Keterampilan Menyimak
No
Rentang nilai
Kategori
1
85-100
Sangat baik
2
75-84
Baik
3
60-74
Cukup
4
50-59
Kurang
5
0-49
Sangat kurang
164
Kudus, Januari 2011
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Sri Yulia Permanasari, S.Pd.
Lina Wati Muchlisin
NIP 19780728 200501 2 012
NIM 2101406521
Mengetahui Kepala SMP 3 Kudus
Watono, S.Pd., M.Pd. Pembina NIP 19640111 198803 1 007
165
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus II
Nama Sekolah
: SMP 3 Kudus
Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas / Semester
: VIII / 2
Aspek Pembelajaran : Mendengarkan Alokasi Waktu
: 2 X 40 menit ( Pertemuan I )
A. Standar Kompetensi Memahami isi berita dari radio/televisi
B. Kompetensi Dasar Menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana)
C. Indikator 1
Mampu menentukan pokok pikiran utama berita yang disimak
2
Mampu menemukan unsur-unsur berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana) yang ada dalam berita yang disimak
3
Mampu menyimpulkan isi berita yang disimak
D. Tujuan Pembelajaran 1 2
Siswa dapat menemukan pokok pikiran utama berita Siswa dapat menemukan unsur-unsur berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana)
3
Siswa dapat menyimpulkan isi berita
166
E. Materi Pokok Pembelajaran 1
Cara menentukan pokok pikiran utama
2
Cara menemukan unsur-unsur pokok berita
3
Cara menyimpulkan isi berita
4
Menyimak berita Liputan 6 SCTV,11 Januari 2011
F. Metode Pembelajaran 1
Model Pembelajaran Model Stratta
2
Teknik Pembelajaran a
Ceramah
b
Tanyajawab
G. Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Pembelajaran 1.
Teknik
Lokasi Waktu
Kegiatan Awal a
Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran
b
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan yang dialami siswa saat menyimak menggunakan media audio dan model stratta.
c
Guru memberikan penjelasan ulang tahap-tahap menyimak berita menggunakan model stratta.
Ceramah
10 menit
167
2.
Kegiatan Inti a
Siswa memperhatikan
Tanya jawab,
60 menit
penjelasan guru tentang tahap- Ceramah tahap menyimak berita menggunakan model stratta. b
Siswa menyimak rekaman berita dari Liputan 6 SCTV dengan topik ” Seleksi TIMNAS U-23 Tahap Kedua Digelar, Berkat GPS Maling Mobi Tertangkap, Empat Rumah Diterjang Puting Beliung, Di Sragen, Sesendok Sambal Rp 500 dan Bus Terbakar, Satu Tewas”
c
Siswa dan guru membahas kesalahan siswa saat menjawab pertanyaan pada pertemuan sebelumnya, selanjutnya guru memberi penjelasan tentang apa yang belum siswa pahami.
d
Guru memastikan siswa paham dengan penjelasan yang diberikan.
3.
Kegiatan Akhir a. Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini b. Guru dan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar
Tanya jawab
10 menit
168
H. Sumber dan Media 1. Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Kelas VIII 2. Rekaman berita Liputan 6 SCTV 3. Media audio
Kudus, Januari 2011
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Sri Yulia Permanasari, S.Pd.
Lina Wati Muchlisin
NIP 19780728 200501 2 012
NIM 2101406521
Mengetahui Kepala SMP 3 Kudus
Watono, S.Pd., M.Pd. Pembina NIP 19640111 198803 1 007
169
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus II
Nama Sekolah
: SMP 3 Kudus
Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas / Semester
: VIII / 2
Aspek Pembelajaran : Mendengarkan Alokasi Waktu
: 2 X 40 menit ( Pertemuan II )
A. Standar Kompetensi Memahami isi berita dari radio/televisi
B. Kompetensi Dasar Menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana)
C. Indikator 1
Mampu menentukan pokok pikiran utama berita yang disimak
2
Mampu menemukan unsur-unsur berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana) yang ada dalam berita yang disimak
3
Mampu menyimpulkan isi berita yang disimak
D. Tujuan Pembelajaran 1
Siswa dapat menemukan pokok pikiran utama berita
2
Siswa dapat menemukan unsur-unsur berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana)
3
Siswa dapat menyimpulkan isi berita
170
E. Materi Pokok Pembelajaran 1. Menyimak berita Liputan 6 SCTV, 12 Januari 2011 2. Cara menentukan pokok pikiran utama 3. Cara menemukan unsur-unsur pokok berita 4. Cara menyimpulkan isi berita
F. Metode Pembelajaran 1
Model Pembelajaran Model Stratta
2
Teknik Pembelajaran a. Ceramah b. Tanyajawab c. Penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
No. Kegiatan Pembelajaran 1.
Teknik
Lokasi Waktu
Kegiatan Awal a. Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran b. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran menyimak berita dengan media audio dan model stratta dan memotivasi siswa agar lebih bersungguh-sungguh mengikuti pembelajarn menyimak c. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi
Ceramah
10 menit
171
yang dibahas pada pertemuan sebelumnya d. Guru memastikan siswa paham dengan materi yang diberikan. 2.
Kegiatan Inti a. Siswa menyimak rekaman
Tanya jawab,
berita liputan 6 SCTV dengan
Ceramah,
topik ”Riedl Sudah Kantongi
penugasan
Delapan Nama, Puluhan Gepeng Terjaring Razia Satpol PP, Jalur YogyakartaMagelang Akhirnya Dibuka, Suami Siramkan Air Keras Ke Istri, dan Guru Besar UI Didemo Masyarakat Adat Dayak”melalui media audio b. Siswa menganalisis berita yang disimak dengan model stratta dan membuat catatan yang penting tentang berita yang disimak. c. Siswa mengerjakan soal tentang pokok pikiran utama berita dan unsur-unsur pokok berita yang disimak. d. Siswa mengerjakan soal menyimpulkan berita yang telah disimak dengan bahasa yang baik dan benar.
60 menit
172
e. Guru dan siswa mengoreksi hasil pekerjaan tersebut dengan sebelumnya siswa menukar hasil pekerjaannya dengan siswa yang lain. f. Guru dan siswa membahas hasil pekerjaan tersebut 3.
Kegiatan Akhir a. Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini
Tanya jawab
10 menit
Penugasan
b. Guru meminta siswa mengisi jurnal yang sudah disediakan oleh guru. c. Guru dan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar
H. Sumber dan Media 1. Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Kelas VIII 2. Rekaman berita Liputan 6 SCTV 3. Media audio
I. Penilaian Instrumen / Soal: 1.
Sebutkan pokok-pokok pikiran utama dalam berita tersebut?
2.
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat! a. Peristiwa apa yang terjadi dalam berita tersebut? b. Siapa saja yang ada dalam berita tersebut? c. Di mana peristiwa itu terjadi? d. Kapan peristiwa itu terjadi?
173
e. Mengapa peristiwa itu bisa terjadi? f. Bagaiman kronologis peristiwa yang ada dalam berita tersebut? 3.
Tuliskan kembali (simpulkan) isi berita yang Anda disimak dengan bahasa yang baik dan benar!
Penilaian Keterampilan Menyimak Berita No
Indikator
1.
Mampu menentukan pokok pikiran utama tentang berita yang disimak Mampu menemukan dan menjelaskan unsur-sunsur berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) tentang berita yang disimak. Mampu menyimpulkan isi berita yang disimak. Jumlah
2.
3.
Skor Maksimal 5 30
5 40
Aspek Penskoran Keterampilan Menyimak Berita Skor No
Aspek Penilaian SB 5
1. 2.
3.
Skor maks
Penentukan pokok pikiran utama berita Pemahaman isi berita a. Apa b. Siapa c. Di mana d. Kapan e. Mengapa f. Bagaimana Menyimpulkan berita Nilai
B 4
C 3
K 2
Nilai
SK 1 5 30
Total skorX100 ∑ skor maksimal
5 100
174
Kriteria Penilaian Pokok Pikiran Utama Berita Aspek Penilaian
Kriteria Penilaian
Mampu
Siswa menentukan dan menyebutkan
menentukan pokok
pokok pikiran utama tepat dan lengkap
pikiran utama
dari 5 berita yang disimak.
berita yang di
Siswa menentukan dan menyebutkan 4
simak
pokok pikiran utama tepat dan lengkap
Skor
Kategori
5
Sangat Baik
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
1
Sangat
dari 5 berita yang disimak. Siswa menentukan dan menyebutkan 3 pokok pikiran utama tepat dan lengkap dari 5 berita yang disimak. Siswa menentukan dan menyebutkan 2 pokok pikiran utama tepat dan lengkap dari 5 berita yang disimak. Siswa menentukan dan menyebutkan 1 pokok pikiran utama tepat dan lengkap dari 5 berita yang disimak.
Kurang
Kriteria Penilaian Pemahaman Isi Berita Aspek
Kriteria Penilaian
Skor Kategori
Penilaian Apa
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur
5
apa dari 5 berita yang disimak
Sangat Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur apa dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
Siswa menyebutkan 3 unsur apa dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur apa dari berita yang disimak
175
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur apa dari
1
berita yang disimak Siapa
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur
Sangat Kurang
5
siapa dari 5 berita yang disimak
Sangat Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur siapa dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
yang disimak
2
Kurang
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur siapa dari
1
Sangat
Siswa menyebutkan 3 unsur siapa dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur siapa dari berita
berita yang disimak Di mana
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur di
Kurang 5
mana dari 5 berita yang disimak
Sangat Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur di mana dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
yang disimak
2
Kurang
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur di mana dari
1
Sangat
Siswa menyebutkan 3 unsur di mana dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur di mana dari berita
berita yang disimak Kapan
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur
Kurang 5
kapan dari 5 berita yang disimak
Sangat Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur kapan dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
Siswa menyebutkan 3 unsur kapan dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur kapan dari berita yang disimak
176
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur kapan dari
1
berita yang disimak Mengapa
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur
Sangat Kurang
5
mengapa dari 5 berita yang disimak
Sangat Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur mengapa dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
berita yang disimak
2
Kurang
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur mengapa
1
Sangat
Siswa menyebutkan 3 unsur mengapa dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur mengapa dari
dari berita yang disimak Bagaimana
Siswa menyebutkan tepat dan lengkap unsur
Kurang 5
bagaimana dari 5 berita yang disimak
Sangat Baik
Siswa menyebutkan 4 unsur bagaimana dari berita yang disimak
4
Baik
3
Cukup
berita yang disimak
2
Kurang
Siswa hanya menyebutkan 1 unsur bagaimana
1
Sangat
Siswa menyebutkan 3 unsur bagaimana dari berita yang disimak Siswa menyebutkan 2 unsur bagaimana dari
dari berita yang disimak
Kurang
177
Kriteria penilaian Soal Esei
Aspek Penilaian
Kriteria Penilaian
Mampu
Simpulan sesuai dengan isi berita yang
menyimpulkan
disimak dan kalimat-kalimatnya
kembali isi berita
komunikatif
yang di simak
Simpulan sesuai dengan isi berita yang
Skor
Kategori
5
Sangat Baik
disimak tetapi kalimat-kalimatnya
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
1
Sangat
berterima Simpulan kurang sesuai dengan isi berita yang disimak tetapi kalimatkalimatnya komunikatif Simpulan kurang sesuai dengan isi berita yang disimak dan kalimatkalimatnya berterima Simpulan tidak sesuai dengan isi berita yang disimak
Kurang
Kategori Nilai Siswa dalam Keterampilan Menyimak No 1 2 3 4 5
Rentang nilai 85-100 75-84 60-74 50-59 0-49
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
178
Kudus, Januari 2011
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Sri Yulia Permanasari, S.Pd.
Lina Wati Muchlisin
NIP 19780728 200501 2 012
NIM 2101406521
Mengetahui Kepala SMP 3 Kudus
Watono, S.Pd., M.Pd. Pembina NIP 19640111 198803 1 007
179
Lampiran 3 PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS I DAN II Berilah tanda check list (√) pada kolom lembar observasi berikut ini. Nomor Sikap Positif Sikap Negatif Responden 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Jumlah
180
Keterangan Kategori sikap positif : 1. Siswa semangat dan dengan sungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru. 2. Keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran menyimak berita. 3. Siswa aktif bertanya, berkomentar tentang materi yang diberikan. 4. Siswa membuat catatan mengenai berita yang disimak. 5. Siswa bersemangat dalam mengerjakan tes.
Kategori Sikap negatif : 1. Siswa meremehkan dan tidak sungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru. 2. Siswa berbicara dengan teman saat proses pembelajaran. 3. Siswa pasif, tidak bertanya, tidak berkomentar tentang materi yang diberikan. 4. Siswa tidak membuat catatan berita yang disimak. 5. Siswa tidak bersemangat dalam mengerjakan tes atau tidak mengerjakan tes.
Pengisian : V
: Melakukan
-
: Tidak melakukan
181
Lampiran 4
LEMBAR JURNAL SISWA SIKLUS I DAN II
Hari / tanggal
:
Nomor Responden
:
Nama Siswa
:
Kelas
:
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! 1. Apakah Anda merasa senang selama mengikuti pembelajaran menyimak menggunakan media audio dan model stratta? Jawab : ............................................................................................................... Alasan : ............................................................................................................... 2. Apakah materi berita yang direkam cukup menarik digunakan sebagai media pembelajaran menyimak berita? Jawab : ............................................................................................................... Alasan
:
............................................................................................................... 3. Bagaimana pendapat Anda tentang kelemahan dan kelebihan media audio dan model stratta yang digunakan dalam proses pembelajaran menyimak berita? Jawab : ............................................................................................................... Alasan
:
............................................................................................................... 4. Apakah Anda mengalami kesulitan saat pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta?
182
Jawab
:
................................................................................................................ Alasan : ............................................................................................................... 5. Berikan pesan dan kesan anda tentang pembelajaran yang baru dilakukan? Jawab ................................................................................................................
:
183
Lampiran 5
LEMBAR JURNAL GURU SIKLUS I DAN II
1. Bagaimana kesiapan siswa terhadap pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta? Jawab:
2. Bagaimana respon siswa terhadap media audio dan model stratta yang digunakan peneliti dalam pembelajaran menyimak berita? Jawab:
3. Bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta? Jawab:
4. Bagaimana pemahaman siswa terhadap pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta ? Jawab:
5. Fenomena-fenomena lain yang muncul ketika pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta berlangsung? Jawab:
184
Lampiran 6
LEMBAR WAWANCARA SIKLUS I DAN II Nomor Responden
:
Kelas
:
Tanggal
:
1. Apakah Anda menyukai pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio ? Jawab:
2. Bagaimana pendapat Anda tentang cara mengajar guru dalam pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta? Jawab:
3. Apakah pembelajaran tadi dapat menarik minat Anda terhadap pembelajaran menyimak berita? Jawab:
4. Apakah berita yang direkam tadi sesuai dan cocok diberikan kepada Anda? Jawab:
5. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam menentukan pokok pikiran utama ,menemukan unsur-unsur pokok berita (apa, siapa, dimana, kapan, bagaimana, dan mengapa) serta menyimpulkannya? Jawab:
6. Apa saran Anda tentang media audio dan model stratta yang digunakan peneliti dalam pembelajaran menyimak berita? Jawab:
185
Lampiran 7
PEDOMAN DOKUMENTASI FOTO SIKLUS I DAN SIKLUS II
1. Kegiatan siswa menerima penjelasan peneliti. 2. Kegiatan siswa dalam keaktivannya bertanya dan berkomentar tentang berita. 3. Kegiatan siswa ketika menyimak berita. 4. Kegiatan siswa ketika mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti.
186
1.Lampiran 8 2.Pengungsi Lahar Dingi Liputan6.com, (11 Januari 2011), Magelang: Kondisi sekitar tiga ribu warga desa di bantaran Kali Putih dan Kali Belan, Magelang, Jawa Tengah, yang mengungsi akibat banjir lahar dingin Gunung Merapi sangat memprihatinkan, Selasa (11/1). Selain menempati barak yang tidak memadai, kondisi mereka juga memprihatinkan karena tersendatnya bantuan pangan dan fasilitas lain. Saat lahar dingin melanda lokasi permukimannya, warga hanya membawa barang seadanya. Sebagian besar harta benda mereka musnah diterjang lahar dingin dari Merapi. Karena, mereka sangat bergantung pada bantuan pihak lain. Mereka berharap, pemerintah setempat segera menurunkan bantuan. Saat ini, warga menempati sejumlah tempat pengungsian,di antaranya di Desa Tanjung Muntilan, Lapangan Jumoyo, Kecamatan Salam dan Balai Desa Sri Wedari, Magelang.
Praktek Judi Bola Diungkap Polisi Liputan6.com, (11 Januari 2011), Kendal: Maraknya pertandingan sepakbola baik di dalam maupun luar negeri dimanfaatkan sejumlah orang untuk berjudi. Di Kendal, Jawa Tengah, keenam tersangka kasus judi bola yang diketahui bernama Zaenuri, Ahmad Ali Khatib, Ahmadun, Sukamto, Mas Udin, dan Mushofar ditangkap di dua wilayah berbeda, Selasa (11/1). Bandar dan pengecer judi bola ditangkap di Weleri, sementara empat pelaku lain dibekuk di Kaliwungu. Tersangka menggunakan sistem pesan singkat (SMS) sehingga penjudi bisa memasang taruhan dengan mudah. Sedangkan uang taruhan bisa ditransfer melalui rekening milik bandar judi. Dari perjudian ini sang bandar bisa mendapatkan omzet jutaan rupiah. Kasubag Humas Kepolisian Resor Kendal AKP Suratno mengatakan, jika terbukti bersalah, tersangka akan dijerat dengan Pasal 303 KUHP mengenai tindak
187
pidana perjudian dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.
3. Warga Rusak Truk dan Menghakimi Pelaku Pembalakan Liputan6.com, (11 Januari 2011), Bandung: Tiga dari tujuh pelaku pembalakan liar di Hutan Lindung Kampung Gebeur, Tenjolaya, Pasir Jambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dihakimi massa hingga mengalami luka di bagian kepala. Mereka kedapatan mencuri kayu di hutan tersebut, baru-baru ini. Tak hanya menghakimi, warga juga merusak truk pengangkut kayu. Mereka kesal karena praktik pembalakan liar terus berlangsung di hutan lindung itu. Dari dalam truk, warga bersama polisi juga menyita puluhan batang kayu hasil curian. Di depan polisi, pelaku mengaku hanya sebagai kurir. Mereka disuruh mengantar kayu ke Ciwedey, Bandung. Meski begitu, polisi tetap memproses para pelaku. Mereka diperiksa di Mapolsek Pasir Jambu.
4. Ratusan Kilo Ganja Ditemukan dalam Truk Liputan6.com, Medan, (Selasa,11 Januari 2011): Ratusan kilogram ganja siap edar ditemukan di dalam truk yang diparkir di jalan Gatot Subroto, Medan, Sumatera Utara, Selasa (11/1). Diduka ratusan daun ganja siap edar itu akan dipasarkan diwilayah Medan dan Deliserdang, sumatera Utara. Polisi mengatakan penemuan dua ratus kilogram ganja kering itu berawal dari laporan masyarakat yang curiga dengan truk yang diparkir di tempat sejak 3 hari lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan, bak truk bernomor polisi BK 8491 BS itu dipenuhi daun ganja siap edar. Diduga truk berisi ganja tersebut sengaja ditinggal agar diambil langsung sang pembeli. Kini truk dan ratusan kilogram ganja dibawa ke Markas Kepolisian Resor Kota Medan guna penyelidikan kasus tersebut lebih lanjut.
188
KONSER SOLIDARITAS Liputan6.com, (11 Januari 2011), Jakarta: Sejumlah artis dan penyanyi melangsungkan konser peduli bencana. Panggung sosial ini mengajak warga mengumpulkan berupa apapun untuk kemudian disumbangkanr kepara korban bencana di tanah air. Konser sosial ini akan berlangsung hingga tengah malam nanti, Rabu (3/11) Bencana melanda kepedulian sosial mengemuka. Artis Indonesia pun bersama-sama mengelar konser mini bertajuk imergenci di kafe FX Jakarta. Sejumlah artis papan atas secara probono alias sukarela tampil dan melakukan aksi sosial. Mereka mengajak penonton mengumpulkan dana bagi korban bencana di tanah air. Mereka yang memeriahkan panggung sosial ini antara lain Naif, Alexa, Glen Fedli, Judika, Cantil hingga D masiv. Selain panggung hiburan ada pula lelang barang-barang milik sejumlah artis. Selain donasi uang penontot telah menyumbangkan selimut, susu, masker dan pakaian.
189
Lampiran 9
Seleksi Pemain Timnas Liputan6.com, (Selasa, 11 Januari 2011), Jakarta: Seleksi pemain Tim Nasional U-23 tahap kedua diikuti 29 pemain, Selasa (11/1). Empat di antaranya merupakan penjaga gawang. Mereka disiapkan untuk mewakili Indonesia di ajang pra-Olimpiade dan Sea Games. Seleksi yang berlangsung di Lapangan C, Senayan, Jakarta ini, lebih menekankan pada teknik dasar dan skill individu. Sementara itu, dua pemain Persebaya 1927, Andik Firmansyah dan Lucky Wahyu, akhirnya dicoret dari daftar calon pemain Timnas U-23. Keduanya lebih memilih bermain dalam ajang Liga Primer Indonesia (LPI) yang tidak diakui PSSI. Menurut sang pelatih, Alfred Riedl, ia tak bisa mengambil pemainyang tak terdaftar di FIFA. "Saya menghormati LPI. Saya menghargai orang yang bekerja dan bermain di sana. Jadi, jangan anggap saya sebagai musuh LPI. Hanya karena mereka bukan anggota FIFA, maka saya tidak bisa mengambil pemain dari LPI. Itu saja," kata Riedl. Seleksi kali ini juga diikuti calon pemain naturalisasi yakni Ruben Wuarbanaran dari klub FC Den Boch, Belanda. Ruben mengaku ingin memperkuat Timnas Indonesia. "Saya ingin bermain untuk Indonesia, karena ini adalah negeri yang indah. Ingin ikut bermain dalam Sea Games dan Olimpiade," ujarnya. Dalam seleksi tahap pertama, Alfred Riedl telah mencoret tiga pemain calon naturalisasi. Mereka di antaranya James Zaidan Saragih dari New York Cosmos, Amerika Serikat; Andrea Bitar yang bermain untuk FC Cannes, Perancis; dan Arthur Irawan dari LythamTown,Inggris.
190
Berkat GPS, Maling Mobil Tertangkap Liputan6.com, (11 Januari 2011), Kulon Progo: Apes benar nasib Sudarno, warga Desa Candirejo Semanu Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Ia tertangkap basah Tim Buser Polres Kulon Progo, saat sedang beristirahat di pinggir jalan. Tersangka tak menyangka bahwa mobil curiannya telah dipasang GPS atau alat pendeteksi keberadaan kendaraan, Selasa (11/1). Alhasil, kini ia pun harus berurusan dengan polisi. Dari tangan tersangka polisi menyita mobil sebuah minibus dengan nomor polisi B 1492 PFY, dua buah telepon genggam serta dua buah STNK. Kepada polisi, tersangka mengaku hanya sebagai sopir bayaran yang ditugaskan mengantar mobil tersebut. Jika terbukti bersalah, tersangka terancam pasal 362 KUHP tentang pencurian kendaraan bermotor dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara. Polisi hingga kini masih melakukan pengembangan perkara, termasuk memburu penadah mobil curian tersebut.
Empat Rumah Hancur Diterjang Puting Beliung Liputan6.com, (12 Januari 2011),Tabanan: Angin puting beliung yang menerjang kawasan Banjarbaru, Desa Tua, Tambanan, Bali menghancurkan sedikitnya empat rumah warga. Puting beliung menerjang setelah hujan desar menguyur kawasan tersebut. Empat rumah dan satu kandang ayam milik warga di kawasan Banjarbaru, Desa Tua, Tabanan, Bali, hancur diterjang angin puting beliung. Dari pantauan SCTV, Rabu (12/1), angin tak hanya menghancurkan rumah dan menerbangkan atap rumah, tapi juga merobohkan tembok bangunan. Para pemilik rumah mengaku terkejut dan panik saat kejadian hingga tak sempat menyelamatkan harta benda mereka. Tidak ada korban jiwa maupun lukaluka, namun kerugian warga diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
191
Gara-gara Cabe Mahal Liputan6.com,(12 Januari 2011), Sragen: Mahalnya Harga cabe, para pedagang makanan di Sragen mulai menaikkan harga jual makanya, para pedagang mengaku langkah ini terpaksa dilakukan agar mereka tidak merugi, Rabu,(12/1) Pedagang dan pemilik warung makanan di Sragen, Jawa Tengah, mulai menaikkan harganya sejak harga cabai tidak terkendali. Saat ini harga cabai merah sudah menembus kisaran Rp 80 hingga Rp 100 ribu per kilogram. Sementara, cabai hijau ada pada kisaran Rp 50 ribu per kg. Mahalnya harga cabai tentu saja menyulitkan para pedagang. Sebab selama ini mereka memang mengandalkan cabai sebagai salah satu andalan penjualan makanannya seperti pecel, gado-gado, tahu acar, brambang asem, dan sebagainya. Mereka mengaku tidak mungkin mengurangi pemakaian cabai. Menurut pedagang, mengurangi cabai sama saja dengan mengurangi kenikmatan rasa masakannya. Tak ayal mereka mengambil langkah untuk menaikkan harga jual makanannya rata-rata Rp 500. Pedagang warung makanan juga memberlakukan harga khusus yang lebih mahal bagi pembeli yang menginginkan menu pedas. Awalnya kenaikan harga ini sempat dikomplain pelanggannya. Namun akhirnya mereka menerima kenaikan harga karena harga cabai memang terus melambung. Selain menaikkan harga jual, pedagang tidak lagi menggratiskan sambal pedas. Satu sendok sambal, konsumen harus bayar tambahan Rp 500.
Kecelakaan Maut Liputan6.com,(11 Januari 2011), Ngawi : Sebuah bus jurusan SurabayaMagelang terbakar di Jalan Raya Ngawi, Solo, Jawa Tengah, tepatnya di Desa Karangbanyu, Kecamatan Widodaren, Jumat (7/1). Meski terbakar, seluruh penumpang selamat. Kecelakaan terjadi saat bus yang datang dari arah Ngawi menabrak motor. Sepeda motor masuk ke bawah bus dan terseret hingga beberapa meter. Percikan
192
api akhirnya membakar bus. Pengendara motor langsung tewas di tempat kejadian dan kemudian dibawa ke Rumah Sakit dr. Soeroto Ngawi. Akibat kejadian ini jalan utama dari Ngawi menuju Solo dan sebaliknya macet total.
193
Lampiran 10
Infan Bachdim Terjegal Liputan6.com, (12 Januari 2011), Jakarta: Seleksi pemain Timnas U-23 kembali berlanjut. Pelatih Alfred Riedl mengaku sudah mengantongi sejumlah nama pemain yang akan memperkuat Timnas U-23. Irfan Bachdim hampir dipastikan tidak akan memperkuat Timnas karena ikut bermain di ajang Liga Primer Indonesia (LPI). Seleksi pemain Timnas U-23 tahap kedua lebih memfokuskan pada komunikasi dan kerjasama tim. Proses seleksi yang berlangsung di lapangan C Senayan, Jakarta, Rabu (12/1) diikuti 29 pemain. Namun calon pemain naturalisasi, Ruben Wuar-Banaran dari klub Den Bosch Belanda menjalani latihan secara terpisah karena menderita cedera otot. Sejumlah nama pemain yang akan memperkuat Timnas U-23 ini akan mewakili Indonesia di ajang Sea Games dan Pra Olimpiade. Namun Riedl belum mau menyebutkan nama-nama itu. "Kami sudah punya beberapa nama. Sejauh ini, sudah ada sekitar delapan nama. Ini akan bertambah lagi. Saya tidak bisa (menjelaskan nama-nama itu). Iman (Arif) akan mengumumkannya tanggal 17, ”jelas Riedl”. Sementara Irfan Bachdim, dipastikan tak masuk dalam deretan nama pemain yang memperkuat Timnas U-23. Riedl sendiri telah berupaya mengajak Irfan untuk ikut di Timnas. Namun Irfan tetap memilih berlaga di LPI bersama klub Persema Malang. Selain Irfan, sejumlah pemain yang memiliki prestasi cemerlang juga terancam tidak bisa memperkuat Timnas. Mereka antara lain Andik Firmansyah dan Lucky Wahyu dari Persebaya 1927, serta pemain naturalisasi Kim Kurniawan dari Persema Malang.Meski sudah dipanggil untuk seleksi,ketiga pemain itu tidak bisa memperkuat Timnas karena ikut berlaga di LPI.
194
Puluhan Gepeng Terjaring Razia Liputan6.com, (11 Januari 2011),Purwakarta: Puluhan gelandangan dan pengemis atau gepeng yang biasa menempati sudut dan taman kota di Purwakarta, Jawa Barat, terjaring razia Satuan Polisi Pamong Praja, Selasa (11/1). Razia dilakukan karena keberadaan para gepeng ini dianggap menganggu ketertiban dan keindahan kota. Dalam razia itu, puluhan petugas menyisir beberapa tempat yang biasa dipakai mangkal para gelandangan dan pengemis, terutama di perempatan lampu merah Sadang, taman kota dan pusat pertokoan di jalan Jenderal Sudirman. Dalam razia seorang gelandangan tua sempat meronta-ronta saat hendak diangkut petugas namun petugas tetap membawanya. Beberapa gepeng akhirnya pasrah dibawa petugas. Aksi kejar kejaran juga sempat terjadi, beberapa anak jalanan berusaha meloloskan diri dengan berlari ke wilayah permukiman dan lahan persawahan. Namun, petugas dengan sigap berhasil meringkus mereka. Petugas mengatakan seluruh gelandangan, pengemis, dan anak jalanan yang terjaring akan dibawa ke kantor untuk di data. Selanjutnya, mereka akan dibina atau kemungkinan dipulangkan ke kampung halaman masing-masing agar tidak turun ke jalan lagi.
Jalur Yogyakarta-Magelang Dibuka Liputan6.com,(12 Januari 2011), Magelang: Setelah sempat terputus akibat banjir lahar dingin, akses jalan Yogyakarta-Magelang pada Rabu (12/1) pagi, akhirnya dibuka. Kendati belum sepenuhnya lancar akibat masih banyaknya timbunan material pasir sisa lahar dingin, pembukaan jalan utama penghubung antarprovinsi ini sangat membantu warga. Seperti diungkapkan seorang pengguna jalan, Latifah. Ia mengaku senang akses jalan utama penghubung Yogyakarta-Magelang itu dibuka. Pasalnya, saat jalur tersebut ditutup, ia harus memutar jauh dan menempuh jarak lebih kurang setengah jam lamanya. Mayoritas kendaraan yang melalui jalur tersebut berasal dari Magelang menuju Yogyakarta.
195
Sementara itu, kemacetan yang terjadi lantaran material banjir lahar dingin masih tersisa dan menutup sebagian badan jalan. Ketinggian banjir lahar dingin tersebut bahkan hingga setinggi tiga meter.
Gara-gara Minta Cerai Istri Disiram Air Keras Liputan6.com,(12 Januari 2011), Mojokerto: Dian Indahsari, 27 tahun, terpaksa harus dirujuk ke IGD Rumah Sakit Dr Wahidin Sudiro Husodo, Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (11/1). Wajah serta tubuh wanita asal Ngingas Ngrembyong, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, ini melepuh usai disiram air keras oleh Muslimin, suaminya sendiri. Diduga sang suami kesal karena istrinya kerap minta cerai. Peristiwa penyiraman itu terjadi di Jalan Benteng Pancasila, Mojokerto. Saat itu korban yang mengendarai sepeda motor diikuti pelaku yang juga mengendarai sepeda motor. Pelaku tiba-tiba menyiram korban dengan air keras dari arah belakang. Pelaku langsung melarikan diri dan hingga kini masih dalam pengejaran polisi.
Protes Suku Dayak Liputan6.com, (11 Januari 2011), Palangkaraya: Guru Besar Sosiolog Univeritas Indonesia Prof. Thamrin Amal Tomagola menuai kecaman keras ribuan masyarakat Dayak di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, baru-baru ini. Pernyataannya dianggap menghina adat istiadat setempat, Selasa (11/1) Dengan membawa poster dan selebaran, ribuan warga suku Dayak memprotes pernyataan Thamrin yang menyebutkan berhubungan badan tanpa ikatan nikah di Suku Dayak adalah hal biasa. Pernyataan itu dikeluarkan Thamrin saat menjadi saksi ahli dalam kasus video porno Ariel. Mereka pun menuntut Thamrin meminta maaf secara terbuka. Aksi yang dipusatkan di Bundaran Besar Palangkaraya itu sempat membuat kawasan arus lalu lintas macet. Namun aksi berlangsung damai. Para pengunjuk rasa langsung membubarkan diri usai berdemo.
196
Lampiran 11 SOAL PARASIKLUS, SIKLUS I, DAN SIKLUS II
4
Sebutkan pokok-pokok pikiran utama dalam berita tersebut?
5
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat! a. Peristiwa apa yang terjadi dalam berita tersebut? b. Siapa saja yang ada dalam berita tersebut? c. Di mana peristiwa itu terjadi? d. Kapan peristiwa itu terjadi? e. Mengapa peristiwa itu bisa terjadi? f. Bagaiman kronologis peristiwa yang ada dalam berita tersebut?
6
Tuliskan kembali (simpulkan) isi berita yang Anda disimak dengan bahasa yang baik dan benar!
197
Lampiran 12 Kunci jawaban Prasiklus Judul “Pengungsi Lahar Dingin” I
Kondisi pengungsi lahar dingin Memprihatinkan
II a. Kondisi pengungsi lahar dingin memprihatinkan b. Sekitar tiga ribu pengungsi c. Di desa Muntilan, Lapangan Jumoyo dan balai desa Sri Wedari d. Selasa, 11 Januari 2011 e. Karena warga hanya membawa barang seadanya dan pemerintah setempat belum menurunkan bantuan. f. Saat lahar dingin menerjang lokasi pemukiman, sebagian besar harta benda mereka musnah diterjang banjir lahar dingin. Judul ” Praktek Judi Bola Diungkap Polisi” I
Pelaku judi bola ditangkap
II a. Judi bola b. Eman tersangka pelaku judi bola c. Di Weleri dan Kaliwungu d. Selasa, 11 Januari 2011 e. Karena maraknya pertandingan sepak bola sehingga dimanfaatkan sejumlah orang untuk berjudi f. Pelaku judi bola menggunakan sistem SMS saat berjudi dan uang taruhan ditransfer melalui rekening bandar judi. Judul ” Warga Rusak Truk dan Menghakimi Pelaku Pembalakan” I
Pembalak liar dihakimi massa
II a. Pelaku pembalakan liar dihakimi massa
198
b. Tiga dari tujuh pelaku pembalakan liar c. Di hutan lindung kampung gebeur,Tenjoloyo Pasir Jambu. d. Setelah aksi pelaku dipergoki warga e. Karena warga kesal dengan praktek pembalakan liar yang terus berlangsung di hutan lindung f. Pelaku pembalakan liar dihakimi massa setelah aksinya dipergoki warga, warga juga merusak truk pengangkut kayu. Judul ” Ratusan Kilo Ganja Disita dari dalam Truk” I
Ratusan kilo ganja ditemukan dalam truk.
II a. Ratusan ganja siap edar ditemukan dalam truk b. Warga c. Di jalan Gatot Subroto, Medan d. Setelah tiga hari lalu e. Karena warga curiga dengan truk yang diparkir di tempat sejak tiga hari lalu. f. Berawal dari laporan masyarakat yang curiga dengan truk yang diparkir sejak tiga hari lalu. Setelah diperiksa truk berisi ganja siap edar. Judul ” Konser Solidaritas” I
Artis Ibukota gelas konser amal peduli bencana
II a. Konser alam peduli bencana b. Artis dan penyanyi Ibukota (Naif, Alexsa, Glen Fedli, Judika, Candil, dan D’masiv) c. Di kafe FX, Jakarta d. Hari ini ingá tengah malam nanti e. Karena untuk mengumpulkan dana bagi korban bencana di tanah air.
199
f. Sejumlah artis papan atas secara suka rela tampil dan melakukan aks sosial. Selain panggung hiburan ada pula lelang barang-barang milik artis. Selain itu penonton juga menyumbang berupa uang, selimut, susu, masker dan pakaian.
200
Lampiran 13 Kunci Jawaban Silkus I Judul berita ” Seleksi Pemain Timnas” I
Seleksi TIMNAS U-23 tahap kedua digelar.
II a. Seleksi TIMNAS U-23 tahap kedua b. 29 pemain, 4 di antaranya merupakan penjaga gawang. c. Di lapangan C. Senayan Jakarta d. Selasa, 11 Januari 2011 e. Karena untuk menyeleksi para pemain yang akan mewakili Indonesia diajang pra-Olimpiade dan Sea Games. f. Seleksi TIMNAS U-23 pada tahap kedua ini lebih menekankan pada teknik dasar dan skill individu. Judul Berita” Berkat GPS, Maling Mobil Tertangkap” I
Pencurian mobil terungkap berkat pemasangan GPS
II a. Pencurian mobil terungkap b. Sudarno (pelaku pencurian), Tim Buser Polres Kulon Progo c. Kulon Progo d. Saat sedang istirahat di pinggir jalan e. Karena mobil curian telah dipasang GPS atau alat deteksi f. Pelaku yang sedang beristirahat tertangkap basah Tim Buser Polres Kulon Progo. Pelaku tidak menyangka bahwa mobil curian telah dipasang GPS.
201
Judul ”Empat Rumah Hancur Diterjang Puting Beliung” I
Angin puting beliung menghancurkan empat rumah
II a. Empat rumah hancur diterjang puting beliung. b. Para pemilik rumah c. Kawasan Banjarbaru, desa Tua, Tambanan-Bali. d. Rabu, 12 Januari 2011 e. Karena terkena terjangan angin puting beliung f. Puting beliung menerjang setelah hujan desar menguyur kawasan Banjarbaru. Judul ” Gara-Gara Cabe Mahal”
I
Para pedagang di Sragen menaikkan harga jual makanan.
II a. Pedagang menaikkan harga jual makanan b. Para pedangan c. Di Sragen d. Sejak harga cabe naik e. Karena pedangan tidak ingin rugi f. Harga makanan naik sejak harga cabe mahal. Hal ini memaksa pedagang makanan menaikkan harga jual makanannya. Judul ” Kecelakaan Maut”
I
Sebuah bus terbakar, satu tewas.
II a. Bus Jurusan Surabaya-Magelang terbakar, satu orang tewas. b. Penumpang bus dan pengendara motor c. Di jalan raya Ngawi, Solo. Desa Karangbanyu, Kecamatan Widodaren d. Jumat, 7 Januari 2011
202
e. Karena bus menabrak sepeda motor sehingga motor yang ditabrak masuk kebawah bus. f. Kebakaran bus terjadi setelah bus menabrak sepeda motor hingga motor masuk ke bawah bus dan terseret beberapa meter. Motor terseret menimbulkan percikan api yang membuat bus terbakar dan pengendara motor tewas.
203
Lampiran 14 Kunci Jawaban Siklus II Judul “ Irfan Bachdim Terjegal” I
Riedl sudah kantongi delapan nama pemain Timnas U-23
II a. Seleksi pemain TIMNAS U-23 tahap kedua kembali digelar b. Alfred Riedl c. Lapangan C, Senayan, Jakarta d. Rabu, 12 Januari 2011 e. Karena Irfan Bachdim memilih bermain diajang LPI f. Riedl mengaku sudah mengantongi sejumlah nama pemain yang akan memperkuat TIMNAS U-23 dan hampir dipastikan Irfan Bachdim tidak akan memperkuat TIMNAS. Judul ” Puluhan Gepeng Terjaring Razia” I Puluhan gepeng terjaring razia satpol PP II a. Puluhan gepeng terjaring Razia b. Satpol PP kota Purwakarta c. Perempatan lampu merah, taman kota dan pusat pertokoan di jalan Jnd. Sudirman Purwakarta d. Selasa,11 Januari 2011 e. Karena keberadaan mereka dianggap menganggu ketertiban dan keindahan kota. f. Satpol PP menyisir beberapa tempat yang biasa mereka mangkal. Razia kali ini puluhan gepeng terjaring.
204
Judul ” Jalur Magelang-Yogja dibuka” I Jalur Magelang-Yogja dibuka setelah sempat terputus akibat banjir lahar dingin II a. Jalur Magelang-Yogja dibuka b. Latifah c. Di jalan Yogja-Magelang d. Rabu, 12 Januari 2011 e. Karena jalan sempat terputus akibat banjir lahar dingin f. Setelah sempat terputus akhirnya jalan Yogja-Magelang dibuka meskipun belum sepenuhnya lancar. Judul ” Gara-gara minta cerai istri disiram air keras” I
Suami siram air keras ke istri
II a. Suami siram air keras ke istri b. Dian Indah Sari c. Di jalan Benteng Pancasila Mojokerto d. Selasa,11 Januari 2011 e. Karena suami kesal dengan istri yang selalu minta cerai f. Saat korban mengendarai motor, pelaku mengikuti korban dan menyiram dengan air keras dari arah belakang Judul ” Protes Suku Dayak” I
Guru besar UI didemo masyarakat adapt dayak.
II a. Masyarakat suku Dayak memprotes guru besar UI b. Thamrin (guru besar UI) c. Palangkaraya, Kalimantan Tengah d. Baru-baru ini (12/1)
205
e. Karena guru besar UI dianggap menghina adat istiadat setempat f. Ribuan
warga
Dayak
memprotes
pernyataan
Thamrin
yang
menyebutkan berhubungan badan tanpa ikatan nikah di suku Dayak adalah hal biasa. Mereka menuntut Thamrin meminta maaf secara terbuka.
206
Lampiran 15
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 ∑
I 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 120
II 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 129
III 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 116
π
3.16
3.39
3.05
HASIL TES PRASIKLUS Deskripsi Aspek IV V VI VII VIII 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 103 107 109 103 110 2.71
2.82
2.87
2.71
2.89
Total Skor 24 23 26 24 26 22 23 26 24 21 24 26 26 25 25 21 26 20 22 21 27 25 20 24 24 23 24 23 24 20 23 22 21 25 24 25 25 23 897
Nilai 60 58 65 60 65 55 58 65 60 53 60 65 65 63 63 53 65 50 55 53 68 63 50 60 60 58 60 58 60 50 58 55 53 63 60 63 63 58 2243
23.61
59.01
207
KETERANGAN I = Pokok Pikiran Utama II = Aspek Apa III = Aspek Siapa IV = Aspek Di mana
V = Aspek Kapan VI = Aspek Mengapa VII = Aspek Bagaimana VIII = Simpulan Berita
208
Lampiran 16
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 ∑
I 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 135
II 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 143
HASIL TES SIKLUS I DESKRIPSI ASPEK III IV V VI VII VII 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4 2 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 137 121 120 121 116 118
π
3.55
3.76
3.61
3.18
3.16
3.18
3.05
3.11
Total skor 27 26 26 27 26 26 28 26 27 26 27 25 26 26 27 25 26 26 27 27 30 29 27 27 27 28 29 27 26 27 28 25 26 27 24 26 27 24 1011
Nilai 68 65 65 68 65 65 70 65 68 65 68 63 65 65 68 63 65 65 68 68 75 73 68 68 68 70 73 68 65 68 70 63 65 68 60 65 68 60 2528
26.61
66.51
209
KETERANGAN I = Pokok Pikiran Utama II = Aspek Apa III = Aspek Siapa IV = Aspek Di mana
V = Aspek Kapan VI = Aspek Mengapa VII = Aspek Bagaimana VIII = Simpulan Berita
210
lampiran 17 HASIL TES SIKLUS II NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 ∑
162
171
DESKRIPSI ASPEK III IV V VI 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 5 3 5 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 156 149 145 143
π
4.26
4.50
4.11
I
II 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4
3.92
3.82
3.76
VII 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 3 5 3 3 3 3 4 4 5 3 4 144 3.79
Total skor
Nilai
145
32 33 32 30 35 32 32 33 32 32 31 33 32 34 31 30 33 31 32 33 35 35 31 32 30 34 30 31 34 30 30 31 31 33 31 33 30 31 1215
80 83 80 75 88 80 80 83 80 80 78 83 80 85 78 75 83 78 80 83 88 88 78 80 75 85 75 78 85 75 75 78 78 83 78 83 75 78 3038
3.82
31.97
79.93
VII 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3
211
KETERANGAN I = Pokok Pikiran Utama II = Aspek Apa III = Aspek Siapa IV = Aspek Di mana
V = Aspek Kapan VI = Aspek Mengapa VII = Aspek Bagaimana VIII = Simpulan Berita
212
Lampiran 18 HASIL OBSERVASI SIKLUS I Berilah tanda check list (√) pada kolom lembar observasi berikut ini. Nomor Sikap Positif Sikap Negatif Responden 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 √ √ √ √ √ 2 √ √ √ √ √ 3 √ √ √ √ √ 4 √ √ √ √ √ 5 √ √ √ √ √ 6 √ √ √ √ √ 7 √ √ √ √ √ 8 √ √ √ √ √ 9 √ √ √ √ √ 10 √ √ √ √ √ 11 √ √ √ √ √ 12 √ √ √ √ √ 13 √ √ √ √ √ 14 √ √ √ √ √ 15 √ √ √ √ √ 16 √ √ √ √ √ 17 √ √ √ √ √ 18 √ √ √ √ √ 19 √ √ √ √ √ 20 √ √ √ √ √ 21 √ √ √ √ √ 22 √ √ √ √ √ 23 √ √ √ √ √ 24 √ √ √ √ √ 25 √ √ √ √ √ 26 √ √ √ √ √ 27 √ √ √ √ √ 28 √ √ √ √ √ 29 √ √ √ √ √ 30 √ √ √ √ √ 31 √ √ √ √ √ 32 √ √ √ √ 33 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 34 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 35 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 36 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 37 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 38 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Jumlah 37 35 21 25 38 1 3 17 13 0
213
Keterangan Kategori sikap positif : 6. Siswa semangat dan dengan sungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru. 7. Keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran menyimak berita. 8. Siswa aktif bertanya, berkomentar tentang materi yang diberikan. 9. Siswa membuat catatan mengenai berita yang disimak. 10. Siswa bersemangat dalam mengerjakan tes.
Kategori Sikap negatif : 6. Siswa meremehkan dan tidak sungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru. 7. Siswa berbicara dengan teman saat proses pembelajaran. 8. Siswa pasif, tidak bertanya, tidak berkomentar tentang materi yang diberikan. 9. Siswa tidak membuat catatan berita yang disimak. 10. Siswa tidak bersemangat dalam mengerjakan tes atau tidak mengerjakan tes.
Pengisian : V
: Melakukan
-
: Tidak melakukan
214
Lampiran 19 HASIL OBSERVASI SIKLUS II Berilah tanda check list (√) pada kolom lembar observasi berikut ini. Nomor Sikap Positif Sikap Negatif Responden 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 √ √ √ √ √ 2 √ √ √ √ √ 3 √ √ √ √ √ 4 √ √ √ √ √ 5 √ √ √ √ √ 6 √ √ √ √ √ 7 √ √ √ √ √ 8 √ √ √ √ √ 9 √ √ √ √ √ 10 √ √ √ √ √ 11 √ √ √ √ √ 12 √ √ √ √ √ 13 √ √ √ √ √ 14 √ √ √ √ √ 15 √ √ √ √ √ 16 √ √ √ √ √ 17 √ √ √ √ √ 18 √ √ √ √ √ 19 √ √ √ √ √ 20 √ √ √ √ √ 21 √ √ √ √ √ 22 √ √ √ √ √ 23 √ √ √ √ √ 24 √ √ √ √ √ 25 √ √ √ √ √ 26 √ √ √ √ √ 27 √ √ √ √ √ 28 √ √ √ √ √ 29 √ √ √ √ √ 30 √ √ √ √ √ 31 √ √ √ √ √ 32 √ √ √ √ √ 33 √ √ √ √ √ 34 √ √ √ √ √ 35 √ √ √ √ √ 36 √ √ √ √ √ 37 √ √ √ √ √ 38 √ √ √ √ √ Jumlah 38 38 32 38 38 0 0 6 0 0
215
Keterangan Kategori sikap positif : 11. Siswa semangat dan dengan sungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru. 12. Keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran menyimak berita. 13. Siswa aktif bertanya, berkomentar tentang materi yang diberikan. 14. Siswa membuat catatan mengenai berita yang disimak. 15. Siswa bersemangat dalam mengerjakan tes.
Kategori Sikap negatif : 11. Siswa meremehkan dan tidak sungguh-sungguh mengikuti penjelasan guru. 12. Siswa berbicara dengan teman saat proses pembelajaran. 13. Siswa pasif, tidak bertanya, tidak berkomentar tentang materi yang diberikan. 14. Siswa tidak membuat catatan mengenai berita yang disimak. 15. Siswa tidak bersemangat dalam mengerjakan tes atau tidak mengerjakan tes.
Pengisian : V
: Melakukan
-
: Tidak melakukan
216
Lampiran 20 HASIL JURNAL GURU SIKLUS I 1. Kesiapan siswa terhadap pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio. Siswa merasa tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran menyimak karena sebelum melaksanakan pembelajaran peneliti terlebih dahulu menjelaskan mengenai materi pembelajaran yaitu menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta. Siswa juga telah melihat media audio yang sudah disediakan. 2. Respon siswa terhadap pembelajaran menyimak menggunakan media audio dan model stratta. Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran dan dengan tenang menyimak rekaman berita, meskipun ada siswa yang berbicara saat menyimak berita. 3. Keaktifan
siswa
terhadap
pembelajaran
menyimak
yang
sedang
berlangsung yaitu sebagian siswa menyimak dengan penuh konsentrasi dan sungguh-sungguh. Sebagian siswa membuat catatan tentang berita yang disimak. Tetapi masih banyak siswa yang tidak membuat catatan tentang berita yang disimak, sehingga siswa berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. 4. Pemahaman siswa terhadap pembelajaran menyimak berita melalui media audio dan model stratta, sebagian siswa merasa paham dengan apa yang dijelaskan oleh guru. Tetapi masih ada siswa yang masih kurang paham dengan penjelasan peneliti, karena model pembelajaran stratta merupakan sesuatu yang baru bagi siswa. 5. Kejadian atau fenomena-fenomena lain yang muncul ketika pembelajaran berlangsung yaitu, masih ada siswa yang bercanda dengan teman sebangkunya pada saat guru menjelaskan tentang materi. Faktor dari luar yang mengganggu proses pembelajaran dan mempengaruhi konsentrasi siswa dalam pembelajaran yaitu kondisi kelas yang saat pagi hari terlalu silau membuat siswa sibuk sendiri menghindari panas.
217
Lampiran 21
HASIL JURNAL GURU SIKLUS II
1. Pada Siklus I peneliti sudah memberi tahu siswa bahwa untuk pertemuan selanjutnya tetap menggunakan media audio dan model stratta. Sebelum melaksanakan
pembelajaran
peneliti
terlebih
dahulu
menjelaskan
mengenai materi hari itu yaitu menyimak berita menggunakan media audio yang sudah disediakan, dengan melihat itu siswa lebih siap. 2. Respon terhadap pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audio dan model stratta yaitu siswa lebih tenang saat menerima penjelasan yang peneliti sampaikan. Siswa juga lebih konsentrasi saat menyimak berita. 3. Keaktifan siswa terhadap pembelajaran menyimak berita menggunakan media audio dan model stratta lebih meningkat dari pada siklus I karena sebagian besar siswa menyimak berita dengan penuh konsentrasi dan sungguh-sungguh. Semua siswa mencatat pokok-pokok isi berita yang disimak, sedangkan keaktifan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti, semua siswa mengerjakan soal yang diberikan dengan baik. Siswa mengerjakan soal dengan mengacu pada hasil catatan yang telah dibuat. 4. Pemahaman siswa terhadap pembelajaran menyimak berita melalui media audio dan model stratta, siswa sudah bisa memahami dan menerapkan model stratta saat menyimak berita. Siswa juga lebih aktif bertanya jika mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan siswa sudah semakin akrab dengan kehadiran peneliti dan sistem belajar yang peneliti terapkan. 5. Pada siklus II ini juga tidak tampak peristiwa khusus yang terjadi sama halnya pada siklus I, pembelajaran berjalan tertib. Suasana belajar juga lebih mudah untuk dikendalikan dibandingkan pada sikkus I.
218
Lampiran 22
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII A SMP 3 KUDUS
No
Nomor Responden
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R 10 R 11 R 12 R 13 R 14 R 15 R 16 R 17 R 18 R 19 R 20 R 21 R 22 R 23 R 24 R 25 R 26 R 27 R 28 R 29 R 30 R 31 R 32 R 33 R 34 R 35 R 36 R 37 R 38
Nama Siswa AHMAD CILIL ABSHOR ADI SETIAWAN BAYU CAHYA ADISTIA MEGATANTRI AGOESTI LOKA P AGUS NAWAWI AYUNIN AFRODA AZIB ADIS SAPUTRA CANDRAWATI WAHYU HIDAYAH CELINE DINA QINANDANA DEVA PAMBUDI R DEVI ERAWATI DEWI ZUNITA SARI ERWIN STIYAWAN P. GEO VANKHA B.N.J HARRY KISWANTO IRVA MAYMUN AHYAN IRVAN JUNICO M. KHALIMATUSSA’DIYAH KHUSNUL A LEONARDO MEIDA SERRA MIA MAHARTA MOHAMMAD RIZKI M. RISKY FAUZY MUKHAMMAD SHOLEH MUTIARA AYU A NAILY SYIFA ATIKA NIKEN ASMA AULIA NOFA INDRILLIANA NURUL ISNAINI RAGIL ADITYA SHANTI AYU ANGGRAINI SINDY FLORALIA YOLANDA SYIFA EDNI SURAYYA VERROL ARIF B.W VIANA AULIA WAHYU CANDRA B.K YAN PUTRA FITJAYA YASHINTA ISNITASYA
219
Lampiran 28 HASIL WAWANCARA SIKLUS I
Nomor Responden
: 21
Nilai
: 75
Jawaban
:
1. Senang, karena dengan menggunakan media audio berita lebih mudah dipahami. 2. Cukup baik 3. Ya, karena dengan media audio dan model strata kita bisa melatih konsentrasi dan berita mudah dipahami. 4. Sudah sesuai dan cocok 5. Tidak mengalami kesulitan 6. Agar pembelajaran menyimak menggunakan media audio dan model stratta sering dilakukan karena dalam menyimak lebih mudah
Nomor Responden
:1
Nilai
: 68
Jawaban
:
1. Senang, karena pembelajaran menggunakan media baru pertama dilakukan 2. Saat menyampaikan materi terlalu cepat 3. Senang dan tertarik dengan media audio dan model stratta 4. Sudah sesuai dan cocok 5. Saya tidak mengalami kesulitan 6. Agar pembelajaran menyimak menggunakan media audio dan model stratta lebih sering dilakukan karena melatih konsentrasi serta menyenangkan.
220
Nomor Responden
: 38
Nilai
: 60
Jawaban
:
5. Senang, karena pembelajaran menggunakan media baru pertama dilakukan. 6. Suara guru kurang keras 7. Senang dan tertarik dengan media audio dan model stratta 8. Sudah sesuai dan cocok 9. Saya merasa kesulitan, karena kurang jelas tentang berita yang disampaikan dan beritanya terlalu cepat 10. Agar penjelasan mengenai pokok-pokok berita dan penerapan model stratta lebih ditingkatkan lagi dan rekaman beritanya jangan terlalu cepat.
221
Lampiran 29 HASIL WAWANCARA SIKLUS II
Nomor Responden
: 21
Nilai
: 88
Jawaban
:
1. Ya, karena dengan menggunakan media audio melatih konsentrasi dan berita mudah dipahami, serta model stratta memudahkan saat menyimak berita 2. Cara mengajarnya jelas dan mudah dimengerti 3. Tertarik, karena media yang digunakan tidak membosankan dan berita yang direkam adalah berita yang sedang ramai dibicarakan 4. Sudah sesuai 5. Tidak mengalami kesulitan 6. Agar sering menggunakan media saat menyimak berita
Nomor Responden
: 10
Nilai
: 80
Jawaban
:
1. Ya, karena dapat melatih konsentrasi saat menyimak berita. 2. Cara guru mengajar sudah cukup dipahami 3. Tertarik karena media yang digunakan tidak membosankan dan menambah wawasan 4. Sudah sesuai 5. Tidak mengalami kesulitan 6. Agar sering menggunakan media saat menyimak berita karena lebih mudah dipahami
222
Nomor Responden
: 16
Nilai
: 75
Jawaban
:
1. Senang dan tertarik, karena media audio lebih jelas dan melatih pendengaran 2. Cara guru mengajar sudah cukup dipahami 3. Tertarik, karena kita bisa menyimak dengan mudah dan beritanya juga menarik untuk disimak 4. Lumayan 5. Sedikit mengalami kesulitan, tetapi masih bisa menyimak berita 6. Agar waktu mengerjakan soal ditambah dan beritanya jangan terlalu cepat.