PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 03 SEMARANG SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh NUR LAILATUL FAJRI 1401409281
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
i
PERNYATAAN KEASLIAN Peneliti menyatakan bahwa tulisan dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang,
20 Mei 2013 Peneliti,
Nur Lailatul Fajri NIM 1401409281
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi atas nama Nur Lailatul Fajri, NIM 1401409281, berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Model CIRC pada Siswa Kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang”, telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada: hari
: Jumat
tanggal
: 5 Juli 2013
Semarang, 5 Juli 2013 Dosen Pembimbing I,
Dosen Pembimbing II,
Umar Samadhy, M.Pd.
Sri Susilaningsih, M.Pd.
NIP 19604031982031003
NIP 195604051981032001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi atas nama Nur Lailatul Fajri, NIM 1401409281, berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Model CIRC pada Siswa Kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang”, telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada: hari
: Senin
tanggal
: 15 Juli 2013 Panitia Ujian Skripsi Sekretaris,
Fitria Dwi Prasetyaningtyas, M.Pd. NIP 198506062009122007 Penguji Utama,
Nugraheti Sismulyasih SB, M.Pd. NIP 198505292009122005 Penguji I,
Penguji II,
Umar Samadhy, M.Pd. NIP 195604031982031003
Sri Susilaningsih, M.Pd. NIP 195604051981032001
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN Moto 1. “Katakanlah: kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula),” (Q.S. Al Kahfi: 109). 2. “Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama ia tidak menulis, ia akan dilupakan, ditinggalkan sejarah,”(Pramoedya Ananta Toer).
Persembahan Kedua orang tuaku Almamaterku UNNES
v
PRAKATA Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan kemudahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Model CIRC pada Siswa Kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang”. Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan pendidikan S-1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Di dalam penulisan skripsi ini peneliti mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, maka peneliti menyampaikan terima kasih, khususnya kepada: 1.
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.
2.
Drs. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan.
3.
Dra.Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4.
Nugraheti Sismulyasih SB, M.Pd., Dosen Penguji Utama.
5.
Umar Samadhy, M.Pd., Dosen pembimbing I.
6.
Sri Susilaningsih, M.Pd., Dosen Pembimbing II.
7.
Suyatinah, S.Pd., Kepala SDN Purwoyoso 03 Semarang.
8.
Malikha, S.Pd.SD., Guru kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang.
9.
Keluargaku. Akhirnya hanya Allah Swt kita berdoa, usaha, ikhtiar dan tawakal. Semo-
ga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, 20 Mei 2013
Peneliti
vi
ABSTRAK Fajri, Nur Lailatul. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Model CIRC pada Siswa Kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I: Umar Samadhy, M.Pd., dan Dosen Pembimbing II: Drs. Sri Susilaningsih, S.Pd., M.Pd. 122 halaman. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi di kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang yang menunjukkan bahwa sejumlah 58% siswa tidak tuntas dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi. Untuk mengatasi masalah tersebut, diterapkan model CIRC dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi. Rumusan masalah umum dalam penelitian ini adalah bagaimanakah cara meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang?. Rumusan umum tersebut dirinci menjadi rumusan khusus sebagai berikut: 1) apakah melalui model CIRC dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengajarkan puisi?; 2) apakah melalui model CIRC dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar puisi?; 3) apakah melalui model CIRC dapat meningkatkan hasil belajar dalam me-nulis puisi? Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam menulis puisi melalui model CIRC. Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri atas 2 siklus dan setiap siklus terdiri atas satu pertemuan. Subjek penelitian terdiri atas peneliti sebagai guru kelas V dan siswa kelas V yang berjumlah 36 siswa, dengan rincian 21 siswa putri dan 15 siswa putra. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes dan nontes. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menujukkan bahwa keterampilan guru mendapat skor 30 pada siklus satu dengan kategori baik kemudian meningkat menjadi 35 dengan kategori sangat baik pada siklus dua. Hasil penelitian terhadap aktivitas siswa dalam belajar pada siklus satu adalah 17,76 dengan kategori cukup dan pada siklus dua adalah 23,13 dengan kategori baik. Persentase ketuntasan klasikal pembelajaran menulis puisi mengalami peningkatan dari 86,11% pada siklus satu menjadi 91, 67% pada siklus dua. Simpulan dari penelitian adalah melalui model CIRC dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam menulis puisi. Saran yang diberikan peneliti adalah model CIRC dapat dijadikan referensi dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa. Kata Kunci: Keterampilan menulis puisi, model CIRC, siswa.
vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..
i
PERNYATAAN KEASLIAN………………………………………………...
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………
iv
PRAKATA………………………………………………….………………….
v
ABSTRAK……………………………………………………………………..
vii
DAFTAR ISI………………………………………………………….……….
viii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………..
xi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….
xii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………….…………………
xiii
DAFTAR SINGKATAN……………………………………………………...
xv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….
1
1.1
Latar Belakang Masalah………………………………………………...
1
1.2
Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah……………………….…...
5
1.3
Tujuan Penelitian…………………………………………………......…
6
1.4
Manfaat Penelitian………………………………………………….…..
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………
9
2.1
Kajian Teori…………………………………….…………………..…...
9
2.1.
Hakikat Bahasa……………………………………................................
9
2.1.2
Hakikat Keterampilan Menulis…………………………………………
12
2.1.3
Menulis Puisi…………………………………….…...............................
16
viii
2.1.4
Keterampilan Guru………..………………………………………..…...
23
2.1.5
Aktivitas Siswa…………………………………………………………
27
2.1.6
Hasil Belajar…………………………………………………………….
29
2.1.7
Model Pembelajaran……………………………………………………. 30
2.2
Kajian Empiris…………………………………………………….......... 36
2.3
Kerangka Berpikir………………………………………………………
2.4
Hipotesis Tindakan……………………………………………………... 40
39
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………..
41
3.1
Rancangan Penelitian…………………………………………………...
41
3.2
Perencanaan Tahap Penelitian………………………………………….. 43
3.2.1
Siklus Satu………………………………………………………...…..... 43
3.2.2
Siklus Dua……………………………………………………….…......
47
3.3
Subjek Penelitian…………………………………………………...…...
52
3.4
Tempat Penelitian……………………………………………………..... 52
3.5
Variabel Penelitian ……………………………………………………..
3.6
Data dan Teknik Pengumpulan Data…………………………………… 53
3.6.1
Sumber Data………………………………………………………..…..
53
3.6.2
Jenis Data………………………………………………………..……...
54
3.6.3
Teknik Pengumpulan Data……………………………………………..
54
3.7
Teknik Analisis Data…………………………………………….....…..
56
3.8
Indikator Keberhasilan……………………………………………..…...
59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………… 4.1
52
60
Hasil Penelitian……………………………………………..……...…… 60
ix
4.1.1
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus Satu………..…..…..……
4.1.2
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus Dua………….…..…..….. 87
4.2
Pembahasan………………………….………………………..…..…….
108
4.2.1
Pemaknaan Temuan Penelitian…..…..…..…..…..…..…..…..…..……..
108
4.2.2
Implikasi Hasil Penelitian…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..
116
BAB V PENUTUP…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..…....…..…..…..…...
60
118
5.1
Simpulan…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..……. 118
5.2
Saran …..…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..…..……
119
DAFTAR PUSTAKA…..…..…..…..…..….…..…..…..…..…..…..…..…..…..
120
LAMPIRAN…..…..…..…..…..…..…..…....…..…..…..…..…..…..…..……...
124
x
DAFTAR TABEL Tabel 4.1
Hasil Keterampilan Guru Siklus Satu Pertemuan Satu…………….61
Tabel 4.2
Keterampilan Guru Siklus Satu Pertemuan Dua…………………...66
Tabel 4.3
Keterampilan Guru Siklus Satu……………….…………………...71
Tabel 4.4
Hasil Aktivitas Siswa Siklus Satu Pertemuan Satu.….………….....72
Tabel 4.5
Hasil Aktivitas Siswa Siklus Satu Pertemuan Dua…………….......76
Tabel 4.6
Hasil Aktivitas Siswa Siklus Satu ……………………....................80
Tabel 4.7
Hasil Keterampilan Menulis Puisi Siklus Satu…………….……....81
Tabel 4.8
Keterampilan Guru Siklus Dua Pertemuan Satu…………. …….....87
Tabel 4.9
Hasil Keterampilan Guru Siklus Dua Pertemuan Dua……………..91
Tabel 4.10
Hasil Keterampilan Guru Siklus Dua………………………….......95
Tabel 4.11
Hasil Aktivitas Siswa Siklus Dua Pertemuan Satu…………..…….97
Tabel 4.12
Hasil Aktivitas Siswa Siklus Dua Pertemuan Dua……………….101
Tabel 4.13
Hasil Aktivitas Siswa Siklus Dua………………...……………....104
Tabel 4.15
Hasil Keterampilan Menulis Puisi Siklus Dua…………………....105
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berpikir ………………………………………..39
Gambar 3.1
Alur PTK………..……………………………………………......40
Gambar 4.1
Grafik Hasil Keterampilan Guru Siklus Satu.....…………………71
Gambar 4.2
Grafik Hasil Aktivitas Siswa Siklus Satu……..……………........80
Gambar 4.3
Grafik Hasil Keterampilan Guru Siklus Dua………....…..……...96
Gambar 4.4
Grafik Aktivitas Siswa Siklus Dua……….………….…............104
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Prasiklus……...……………………………………………. .124 Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen………………………………………………..125 Lampiran 3. Lembar Pengamatan Keterampilan Guru…………………………127 Lampiran 4. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa……………………………..130 Lampiran 5. Lembar Keterampilan Menulis Puisi……………………………...133 Lampiran 6. Format Penilaian Evaluasi Menulis Puisi…………………………135 Lampiran 7. Kisi-kisi Soal Evaluasi…………………………………………….137 Lampiran 8 Lembar Wawancara Siswa………………………………………...138 Lampiran 9 Silabus……………………………………………………………..140 Lampiran 10 RPP Siklus Satu…………………………………………………..141 Lampiran 11 Materi……………………………………………………………..146 Lampiran 12 RPP Siklus Dua…………………………………………………..154 Lampiran 13 Hasil Penelitian Keterampilan Guru……………………………...163 Lampiran 14 Hasil Keterampilan Menulis Siklus Satu…………………………164 Lampiran 15 Hasil Keterampilan Menulis Puisi Siklus Satu…………………...165 Lampiran 16 Lembar Hasil Aktivitas Siswa Siklus Satu Pertemuan Satu……...166 Lampiran 17 Hasil Aktivitas Siswa Siklus Satu Pertemuan Dua……………….168 Lampiran 18 Catatan Lapangan Siklus Satu Pertemuan Satu…………………..170 Lampiran 19 Catatan Lapangan Siklus Satu Pertemuan Dua…………………..172 Lampiran 20 Hasil Aktivitas Siswa Siklus Dua Pertemuan Satu……………….174 Lampiran 21 Hasil Aktivitas Siswa Siklus Dua Pertemuan Dua……………….176 Lampiran 22 Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Siklus Dua………………178 xiii
Lampiran 23 Hasil Keterampilan Menulis Puisi Siklus Dua…………………...179 Lampiran 24 Catatan Lapangan Siklus Dua Pertemuan Satu…………………..180 Lampiran 25 Catatan Lapangan Siklus Dua Pertemuan Dua…………………...181 Lampiran 26 Hasil Wawancara Siswa………………………………………….183 Lampiran 27 Surat Ijin Penelitian……………………………………………....184 Lampiran 28 Foto Pelaksanaan Pembelajaran………………………………….185 Lampiran 29 Hasil Evaluasi Siswa……………………………………………..189 Lampiran 30 Surat Pelaksanaan Penelitian……………………………………..193 Lampiran 31 KKM SDN Purwoyoso 03 Semarang…………………………….194
xiv
DAFTAR SINGKATAN
CIRC: Cooperative Integrated Reading Composition
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Menurut UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab III pasal 4 bahwa pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Dalam rangka mengembangkan budaya membaca dan menulis bagi segenap warga masyarakat khususnya SD/ MI, diajarkan tentang bahasa dalam mempelajari bidang studi (UU Sisdiknas, 2003). Sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/ MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006, bahasa memegang peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional siswa dan menunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan (Permendiknas No. 22 tahun 2006). Berdasarkan BSNP (2006: 119) bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan: (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien baik secara lisan maupun tulis; (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk ber1
2
bagai tujuan; (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Ruang lingkup bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan menulis sebagai salah satu aspek dari empat keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia (BSNP: 2006). Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia kelas 1-6 SD mengarah pada empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa sebagai alat atau medianya (Suparno, 2007: 1.3). Menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya perlu dilaksanakan secara berkesinambungan sejak di SD. Menulis sebagai aktivitas berbahasa yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan berbahasa yang lain seperti menyimak, membaca, dan berbicara. Empat aspek tersebut terintegrasi dalam pembelajaran yang harus diberikan secara seimbang dan terpadu. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa keterampilan menulis di SD merupakan kemampuan mendasar sebagai bekal menulis dijenjang selanjutnya. Menulis puisi adalah salah satu materi pelajaran yang termasuk dalam aktivitas menulis. Pembelajaran menulis puisi, dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, me-
3
numbuhkan keberanian, merangsang kemampuan siswa untuk memiliki daya apresiasi, serta mengungkapkan ide ke dalam sebuah tulisan. Pembelajaran menulis puisi diajarkan sejak di SD, tetapi kenyataannya pembelajaran menulis puisi kurang mendapat perhatian serius. Tarigan (2006: 10.41) mengemukakan bahwa persoalan yang sering kali muncul adalah ketika seorang guru menyajikan materi di kelas, terkadang masih ada rasa salah dalam penyajiannya. Tidak sedikit siswa yang telah belajar puisi di kelas kurang memiliki daya apresiasi, padahal tujuan pembelajaran sastra khususnya puisi adalah untuk meningkatkan daya apresiasi siswa agar timbul rasa penghayatan terhadap nilai-nilai seni yang dikandung dalam karya tersebut. Berdasarkan penelitian Puskur Badan Pengembangan Depdiknas tahun 2007, terdapat permasalahan dalam pembelajaran keterampilan menulis bahasa Indonesia di SD, yaitu guru kurang mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan indikator, guru mengalami kesulitan dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran yang memperlihatkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, serta belum semua guru dapat mengatur waktu sesuai dengan kompetensi yang diajarkan (Depdiknas: 2007). Permasalahan tersebut juga terjadi di SDN Purwoyoso 03 Semarang, hal ini didasarkan pada hasil observasi evaluasi semester 1 yang dilakukan oleh peneliti, yang menunjukkan bahwa 58% siswa tidak tuntas pada pembelajaran menulis puisi dengan KKM yang ditetapkan Sekolah yaitu 65. Data hasil belajar ini ditunjukkan dengan skor terendah yaitu 44, skor tertinggi 88, rerata kelas 61,05. Hal ini disebabkan guru kesulitan menjelaskan materi puisi secara berurutan, belum
4
maksimal dalam membimbing siswa menulis puisi, belum mampu menciptakan minat siswa untuk menulis puisi dan lemah dalam menarik perhatian siswa untuk mendengarkan penjelasan materi. Hal tersebut berpengaruh terhadap pembelajaran siswa, sehingga siswa kurang latihan menulis puisi, belum mahir dalam pemilihan diksi, dalam kegiatan kelompok, siswa masih mengandalkan teman satu kelompok, dan belum mahir dalam pemilihan diksi maupun tema yang menggambarkan isi puisi. Dengan melihat data hasil belajar tersebut, maka perlu diadakan peningkatan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang. Berdasarkan diskusi peneliti dengan guru kelas V, untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, diputuskan untuk menggunakan model CIRC untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang. Model CIRC adalah program komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis di kelas SD pada tingkat yang lebih tinggi dan menengah (Slavin, 2005: 16). Kelebihan model CIRC menurut Suyitno (2005: 6) adalah: (1) meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah, sebab siswa mendapat teks prosa sebagai ilustrasi untuk memudahkan dalam mengungkapkan ide dalam membuat sebuah puisi; (2) dominasi guru dalam pembelajaran berkurang, sebab dalam pembelajaran ini menekankan keaktifan siswa; (3) siswa termotivasi pada hasil secara teliti, sebab dalam kelompok mementingkan peran dari setiap individu untuk bekerja; (4) siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya sebab mereka diberikan teks prosa dan diminta untuk menemukan tema dan gagasan utama untuk dijadikan puisi; (5) membantu siswa yang lemah dalam pembelajaran, sebab setiap individu saling membantu sehingga hasil yang dicapai akan baik; (6) meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal pada teks prosa.
5
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Model CIRC pada Siswa Kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang”. Manfaat penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model CIRC adalah meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa, meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan keberanian, serta merangsang kemampuan siswa untuk memiliki daya apresiasi. Selain itu, dengan model CIRC diharapkan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran puisi dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi.
1.2 RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH Adapun rumusan masalah pada penelitian tindakan kelas ini adalah: 1.2.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan dalam penelitian tindakan kelas dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah cara meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang? Adapun rumusan khusus dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah melalui model CIRC dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengajarkan puisi pada siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang? 2) Apakah melalui model CIRC dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar puisi pada siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang? 3) Apakah melalui model CIRC dapat meningkatkan hasil belajar dalam menulis puisi pada siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang?
6
1.2.2 Pemecahan Masalah Peneliti dan guru kelas V merencanakan penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri atas 2 kali pertemuan dengan menggunakan model CIRC. Adapun langkah-langkah model CIRC menurut Suyatno (2009: 68) adalah: 1) membentuk kelompok heterogen beranggotakan empat orang; 2) guru memberikan wacana bahan sesuai dengan materi bahan ajar; 3) siswa bekerjasama (membaca bergantian, menemukan kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya; 4) presentasi kelompok dan refleksi. Adapun langkah model CIRC hasil pengembangan peneliti dari langkah pembelajaran menurut Suyatno (2009: 68) adalah: (1) guru melaksanakan prapembelajaran; (2) guru melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang diajarkan; (3) guru menyampaikan tujuan pembelajaran; (4) salah satu siswa membacakan puisi; (5) siswa melakukan tanya jawab tentang puisi tersebut; (6) siswa dijelaskan tentang materi puisi; (7) siswa membentuk kelompok beranggotakan 4 orang secara heterogen; (8) siswa diberikan teks prosa yang sesuai dengan materi bahan ajar; (9) siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya; (10) siswa menemukan tema dan gagasan utama dari teks prosa tersebut; (11) perwakilan kelompok maju membacakan hasil diskusinya; (12) guru mengklarifikasi dari jawaban mengenai tema dan gagasan utama teks prosa tersebut; (13) siswa membuat kesimpulan terhadap pembelajaran bersama guru; (14) siswa membuat puisi dari tema dan gagasan utama dalam ilustrasi yang ada diteks prosa berdasarkan hasil diskusi; (15) guru melakukan refleksi terhadap puisi yang telah dibuat.
1.3 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang.
7
Adapun tujuan khusus penelitian ini: 1) Mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang melalui model CIRC. 2) Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang melalui model CIRC. 3) Meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang melalui model CIRC.
1.4 MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian yang akan dilakukan peneliti diharapkan memberikan manfaat teoretis dan praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai berikut: 1) Manfaat Teoretis Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat dijadikan landasan dalam melaksanakan pembelajaran keterampilan menulis puisi agar hasil belajar siswa pada bahasa Indonesia dapat meningkat. 2) Manfaat Praktis (1) Bagi Guru Menambah pengetahuan dan wawasan guru dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan menulis puisi serta termotivasi pada peningkatan proses pembelajaran yag menyangkut keterampilan guru dan aktivitas siswa.
8
(2) Bagi Siswa Dengan menerapkan model CIRC, siswa dapat menerima pelajaran yang lebih bermakna yang menekankan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan kreativitas siswa dalam keterampilan menulis puisi. (3) Bagi Sekolah Memberikan masukan dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi dengan model pembelajaran yang inovatif.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI Penelitian yang akan dilakukan terkait dengan lingkup pembelajaran bahasa, oleh karena itu dalam kajian teori akan membahas hakikat bahasa dan aspek dalam penulisan puisi. 2.1.1 Hakikat Bahasa Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori pengertian bahasa, keterampilan berbahasa, serta pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD. Di bawah ini akan dijelaskan secara lebih rinci mengenai hal tersebut. 2.1.1.1 Pengertian Bahasa Menurut Chaer (2006: 1), bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat yang bila dilanggar dapat mengganggu komunikasi. Sehubungan dengan hal tersebut, Santosa (2008: 1) juga menyatakan bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat yaitu sistematik, ujar, manusiawi dan komunikatif. Pada dasarnya bahasa adalah rangkaian bunyi yang melambangkan pikiran, perasaan, serta sikap. Jadi, bahasa ialah lambang. Dalam pemakaiannya, lambang itu digunakan sesuai dengan kaidah yang 9
10
berlaku, diantaranya rangkaian bunyi membentuk gabungan kata, klausa, dan kalimat. Dari berbagai pengertian bahasa di atas, bahasa merupakan lambang bunyi yang digunakan untuk berkomunikasi yang mengandung beberapa sifat yaitu sistematik, ujar, manusiawi dan komunikatif. 2.1.1.2 Keterampilan Berbahasa Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen yang saling mempengaruhi. Keempat komponen tersebut adalah menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Semua keterampilan berbahasa tersebut disebut catur tunggal. Pengajaran bahasa diawali dengan pengajaran bersifat reseptif, sedangkan produktif dapat turut ditingkatkan pada tahapan selanjutnya, kemudian peningkatan kedua keterampilan tersebut akan menyatu sebagai kegiatan berbahasa terpadu. Empat keterampilan berbahasa tersebut dapat diperoleh dengan pelatihan secara baik dan benar. Semakin sering berlatih dengan cara yang benar, maka akan semakin terampil dalam berbahasa, dikarenakan bahasa mencerminkan pikiran, melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir (Tarigan, 2008: 3). Dawson (dalam Doyin, 2009: 12) juga menyatakan bahwa empat keterampilan berbahasa tersebut berhubungan erat dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa menunjukkan bangsa, artinya bahasa seseorang akan mencerminkan pikirannya, semakin terampil seseorang dalam berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Jadi, keterampilan bahasa orang mencerminkan luasnya jalan pikiran.
11
Keterampilan berbahasa tersebut terdiri dari keterampilan produktif dan reseptif yang saling berkaitan, keempat keterampilan tersebut adalah: (1) keterampilan menyimak, adalah keterampilan untuk memahami dan menafsirkan pesan yang disampaikan secara lisan oleh orang lain; (2) keterampilan berbicara, adalah keterampilan menyampaikan pesan secara lisan kepada orang lain; (3) keterampilan membaca, adalah keterampilan untuk memahami dan menafsirkan pesan yang disampaikan secara tertulis oleh orang lain; (4) keterampilan menulis, adalah keterampilan menyampaikan pesan kepada pihak lain secara tertulis (Solhan, 2007: 1.32-1.33). Empat keterampilan tersebut tidak dapat berdiri sendiri dan kegiatan berbahasa melibatkan lebih dari satu jenis keterampilan berbahasa. 2.1.1.3 Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesatraan manusia. Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang menggambarkan keterampilan berbahasa Indonesia, baik penguasaan pengetahuan tentang bahasa dan sastra Indonesia dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, strategi yang dipilih harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Djuanda (2006: 54) mengemukakan bahwa pembelajaran sastra di SD harus memberikan pengalaman pada murid yang akan berkontribusi pada empat tujuan
12
yaitu: (1) menumbuhkan kesenangan pada buku; (2) menginterpretasi bacaan sastra; (3) mengembangkan kesadaran sastra; (4) mengembangkan apresiasi. Pembelajaran kebahasaan di SD diintegrasikan pada keterampilan berbahasa, seperti menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek tersebut terintegrasi saat pembelajaran yang harus diberikan secara seimbang dan terpadu untuk mencapai tujuan pebelajaran bahasa Indonesia yang telah tercantum dalam standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia SD. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Belajar bahasa Indonesia di SD merupakan pokok dari proses pendidikan di Sekolah. Belajar merupakan alat utama dalam mencapai tujuan pembelajran sebagai unsur proses pendidikan di Sekolah. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di SD yang tertulis pada BSNP (2008: 44) adalah sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; 2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara; 3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; 4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial.
2.1.2 Hakikat Keterampilan Menulis Dalam keterampilan menulis ini akan dijelaskan tentang pengertian menulis dan tahap-tahap dalam menulis.
13
2.1.2.1 Pengertian Menulis Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang terakhir dan produktif. Menulis adalah keterampilan berbahasa yang tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih, sebagai proses kreatif yang digunakan untuk menyampaikan pesan dengan bahasa tulis sebagai alat/ medianya (Suparno, 2007: 1.3). Kegiatan menulis tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bahasa lainnya. Menulis didorong oleh kegiatan berbicara, mendengar dan membaca. Keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain melalui bahasa tulis (Abbas, 2006: 125). Ketepatan pengungkapan tersebut harus didukung oleh ketepatan bahasa yang digunakan, selain komponen kosakata dan gramatikal, ketepatan kebahasaan juga didukung oleh konteks dan penggunaan ejaan. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Doyin (2009: 12), menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan secara tidak langsung. Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih. Dalam kegiatan menulis, penulis harus memanfaatkan grafologi, kosa-kata, struktur kalimat, pengembangan paragraf, dan logika berbahasa dengan terampil. Komponen yang tergabung dalam keterampilan menulis, yaitu: (1) penguasaan bahasa tulis, yang akan berfungsi sebagai media tulisan, antara lain meliputi kosakata, struktur kalimat, paragraf, ejaan, dan pragmatik; (2) penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis; dan (3) penguasaan tentang jenis-je-
14
nis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan. Dari berbagai pendapat tentang menulis, disimpulkan bahwa menulis adalah keterampilan dalam mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain melalui bahasa tulis yang memanfaatkan grafologi, kosa-kata, struktur kalimat, pengembangan paragraf dan logika bahasa dengan terampil yang tidak bisa didapat secara alamiah tetapi harus dengan berlatih. 2.1.2.2 Langkah-langkah Menulis Menulis sebagai salah satu bentuk peristiwa komunikasi yang pada hakikatnya adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan dan kemampuan, serta informasi ke dalam tulisan dan kemudian mengirimkannya kepada orang lain. Berkaitan dengan proses menulis, ada beberapa langkah-langkah menulis yaitu tahap pramenulis, tahap pembuatan draft, merevisi, menyunting, dan berbagi (Doyin, 2009: 12). Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1)
Tahap Pramenulis Pada tahap pramenulis, pembelajar menulis melakukan kegiatan sebagai ber-
ikut: (1)
Menulis topik berdasarkan pengalaman sendiri.
(2)
Melakukan kegiatan-kegiatan latihan sebelum menulis.
(3)
Mengidentifikasi pembaca tulisan yang akan mereka tulis.
(4)
Mengidentifikasi tujuan kegiatan menulis.
(5)
Memilih bentuk tulisan yang tepat berdasarkan pembaca dan tujuan yang telah mereka tentukan.
15
2)
Tahap Pembuatan Draft Kegiatan yang dilakukan oleh pembelajar menulis pada tahap ini adalah se-
bagai berikut: (1)
Membuat draft kasar Dengan berbekal yang telah dipersiapkan pada tahap pramenulis, pembelajar
mulai menuliskan gagasan. Pada saat menuliskan gagasan pembelajar menulis perlu menentukan target waktu untuk menulis. Pada waktu yang telah ditentukan, pembelajar harus hati-hati dan terus mengkoreksi baik ejaan, pilihan kata, kalimat, maupun penataan gagasan. Pembuatan draft dilakukan tahap demi tahap sampai semua gagasan yang diinginkan dapat ditulis (2)
Lebih menekankan isi daripada tata tulis Pada tahap penyusunan draft, penulisan lebih ditekankan pada pengungkapan
gagasan dan kelengkapan isi tulisan. Pengaturan tata tulis dan penggunaan bahasa hendaknya diabaikan kecuali yang muncul secara spontan. 3)
Merevisi Hal yang perlu dilakukan oleh pembelajar menulis adalah tahap merevisi
yaitu: (1)
Berbagi tulisan dengan teman.
(2)
Berpartisipasi secara konstruktif dalam diskusi tentang tulisan teman-teman sekelompok.
(3)
Mengubah tulisan dengan memperhatikan reaksi dan komentar baik dari pengajar maupun teman.
16
(4)
Membuat perubahan yang substantif pada draf pertama dan draf berikutnya, sehingga menghasilkan draf akhir.
4)
Menyunting Hal-hal yang perlu dilakukan dalam tahap menyunting adalah:
(1)
Membetulkan kesalahan bahasa tulisan sendiri, mulai penggunaan ejaan, pilihan kata, penggunaan kalimat, sampai pengembangan paragraf.
(2)
Membetulkan kaidah tata tulis yang meliputi kaidah penulisan paragraf, penulisan judul, penomoran, kaidah pengutipan, dan kaidah-kaidah lain yang diatur secara teknis.
(3)
Mengoreksi dan menata kembali isi tulisan, baik dari segi sistematika, kelogisan, ketajaman pembahasan, dan kelengkapan isi. Bila perlu dapat mengurangi sebagian atau menambahkan bagian lain.
(4)
Berbagi dengan teman untuk saling memberikan koreksi.
5)
Berbagi Tahap terakhir dalam proses menulis adalah berbagi atau publikasi. Pada ta-
hap berbagi ini, pembelajar menulis harus melakukan hal-hal berikut. (1)
Memublikasikan tulisan dalam suatu bentuk tulisan yang sesuai.
(2)
Berbagi tulisan yang dihasilkan dengan pembaca yang telah mereka tentukan dalam forum diskusi atau seminar.
2.1.3 Menulis Puisi Dalam pelajaran menulis khususnya di SD, siswa sudah diajarkan mengenai puisi. Peneliti menggunakan keterampilan menulis puisi sebagai penelitiannya, di bawah ini akan dipaparkan mengenai puisi dan unsur-unsurnya.
17
2.1.3.1 Pengertian Menulis Puisi Menurut Supriadi (dalam Doyin, 2009: 14), menulis merupakan suatu proses kreatif yang melibatkan cara berpikir divergen daripada konvergen. Pendapat lain dikemukakan oleh Suparno (2007: 13) yang mengartikan bahwa menulis adalah kegiatan penyampaian pesan melalui bahasa tulis sebagai alat/ medianya. Pengembangan keterampilan menulis melibatkan jenis kompetensi dan keterampilan dalam menggunakan linguistik, sosiolinguistik, dan wacana. Dengan demikian, keterampilan menulis menyesuaikan dengan penulis itu sendiri. Menulis puisi merupakan salah satu bentuk kreativitas bidang sastra yang merupakan cerminan pengalaman, pengetahuan, dan perasaan penyair yang membentuk sebuah puisi. Kata “puisi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “poeima” atau “poeisis” yang berarti pembuatan. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut “poem” atau “poetry” yang berarti membuat atau pembuatan, karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah (Supriyadi, 2006: 44). Dengan kata lain puisi dapat menceritakan suatu perasaan seseorang tentang kehidupannya. Jingga (2012: 72) mengemukakan bahwa puisi adalah kata-kata yang berasal dari perasaan seseorang, biasanya akan mudah menulis bagi orang yang sedang dalam keadaan berbahagia, atau pun sedang merasakan sakit. Dengan kata lain, bahwa puisi adalah ungkapan dari perasaan seseorang yang diungkapkan dalam sebuah tulisan.
18
Menurut Pradopo (2012: 7), puisi merupakan pengekspresian pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Semua itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan. Setelah mengkaji dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis puisi adalah keterampilan berbahasa yang merupakan kreativitas seseorang yang membuat pesan baik fisik maupun batiniah dalam bentuk karya sastra yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dan pemilihan kata-kata yang imaginatif. 2.1.3.2 Unsur-unsur Puisi Sebuah puisi dibangun oleh beberapa unsur, baik unsur dari dalam maupun dari luar. Unsur dari dalam dan luar tersebut dipadukan menjadi satu kesatuan teks puisi. Unsur-unsur pembangun puisi tersebut adalah: 1) Diksi, adalah pilihan kata yang dipergunakan dalam puisi tersebut. Untuk puisi anak cenderung denotatif, hal ini karena puisi anak harus benar-benar menggunakan bahasa anak yang sederhana dan lugas; 2) Imajinasi, adalah pengindraan, bahwa bagaimana cara penulis puisi dalam menyajikan pengalaman batin kepada pembaca agar pembaca seolah-olah ikut melihat, mendengar, menyentuh dan mengalaminya sendiri peristiwa yang dibacanya tersebut atau kejelasan daya lukis atau penggambaran penyair mengenai suasana atau keadaan atau watak dan perilaku berdasarkan penggunaan kata-kata yang konkret; 3) Kata-kata konkret, adalah pelukisan dari pengimajinasian dengan kata-kata konkret; 4) Gaya bahasa, adalah penggunaan bahasa (kata-kata/ kalimat) untuk pengertian khusus; 5) Ritme/ irama, adalah gambaran suasana hati penyair dalam melafalkan puisi; 6) Rima/ bunyi, adalah pengulangan bunyi merupakan ciri dominan pada puisi anak (Tarigan, 2006: 10.48).
19
Pada hakikatnya sebuah puisi memiliki sifat seni, kepadatan, ekspresi tidak langsung yaitu: 1) Sifat Seni Sebuah puisi haruslah indah. Unsur keindahan dalam puisi misalnya: rima, irama, pilihan kata yang tepat dan gaya bahasanya. Unsur keindahan puisi tersebut, antara lain: (1) Diksi adalah pemilihan kata untuk menyampaikan gagasan secara tepat. Selain itu, diksi juga berarti kemampuan memilih kata dengan cermat secara tepat nuansa makna gagasan yang ingin disampaikan, serta kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa. Kemampuan memilih dan menyusun kata penting bagi penyair, sebab pilihan dan susunan kata yang tepat menghasilkan: rangkaian bunyi yang merdu; makna yang dapat menimbulkan rasa estetis; kepadatan bayangan yang dapat menimbulkan kesan mendalam. Contoh puisi karya Taufik Ismail (Supriyadi, 2006: 69): Selama ini selalu Ragu-ragu Dan berkata Dua tambah dua Mudah-mudahan sama dengan empat Kreativitas menulis puisi adalah kreativitas memilih diksi karena kekuatan puisi terletak pada kata-katanya, bagaiman kata-kata yang disingkat, pendek, sederhana, akan tetapi bisa menggambarkan pengalaman, perasaan, imajinasi, dan keindahan yang banyak. Dalam penggunaan diksi, ada dua jenis puisi yang bisa diidentifikasi, yaitu: 1) Puisi profan, yaitu puisi-puisi yang diksinya menggunakan bahasa sehari-hari;
20
2) Puisi prismatis, yaitu puisi-puisi yang menggunakan diksi-diksi metaforis yang perlu perenungan intens untuk memahaminya. Menurut Kurniawan dan Sutardi (2002: 31) ciri khas dari aspek kalimat puisi adalah ritmik-semantik, yaitu kalimat dalam puisi selalu menekankan pada aspek ritmik dan semantik. Karena penekanan aspek ritmik dan semantik, maka kalimat dalam puisi tidak logis dan tidak sistematis sebagaimana dalam kalimat pada bahasa sehari-hari dan formal. Menurut Barfield (dalam Pradopo, 2012: 54), bila kata-kata dipilih dan disusun dengan cara sedemikian rupa sehingga artinya menimbulkan imaginasi estetik, maka hasilnya disebut diksi puitis. (2) Rima, adalah persamaan atau pengulangan bunyi. Bunyi yang sama itu tidak terbatas pada akhir baris, tetapi juga untuk keseluruhan baris, bahkan juga bait. Persamaan bunyi yang memberikan kesan merdu, indah, dan dapat mendorong suasana yang diinginkan. Rima bisa berupa: (1) pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata berurutan; (2) persamaan bunyi vokal dalam deretan kata (3) persamaan bunyi yang terdapat setiap akhir baris. Rima mencakup: 1) tiruan terhadap bunyi; 2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi dan sebagainya); 3) pengulangan kata/ ungkapan. Contoh puisi dari Mochtar “Kasih Ibu” (Tarigan, 2006: 10.45): Kasih ibu kepada beta Tak terhingga sepanjang masa Hanya memberi Tak harap kembali Bagai sang surya Menyinari dunia
21
(3) Irama, adalah alunan yang terjadi karena pengulangan dan pergantian kesatuan bunyi dalam arus panjang pendek bunyi. Fungsi irama adalah untuk menguatkan keindahan sebuah puisi, memberi jiwa pada kata-kata, dan membangkitkan emosi pembaca atau penikmatnya. Irama dibagi menjadi dua yakni metrum dan ritme. Metrum adalah irama yang tetap, artinya pergantiannya sudah tetap menurut pola tertentu. Ritme adalah irama yang disebabkan oleh pertentangan atau pergantian bunyi tinggi rendah secara teratur, tetapi tidak merupakan jumlah suku kata yang tetap, melainkan hanya menjadi gema dendang sukma penyair. Contoh puisi dari Ibu Sud “Mari Bermain ke Laut” (Tarigan, 2006: 10.44): Nenek moyangku orang pelaut Gemar mengarung luas samudera Menerjang ombak tiada takut Menempuh badai sudah biasa (4) Citraan, adalah gambaran angan yang muncul dibenak pembaca puisi. Makna abstrak yang telah menjadi konkret dapat ditangkap oleh pancaindera pembaca, yaitu dapat dilihat, didengar, dirasa, dan diraba. Citraan dalam puisi terdiri atas citraan gerak, pendengaran, perabaan, pencacapan, penglihatan, dan penciuman. Misalnya sajak Rendra “Di Meja Makan” terdapat citraan penglihatan dan pencacapan (Supriyadi, 2006: 68). Ia makan nasi dan isi hati Pada mulut terkunyah duka Ruang diri hati jerit dada Sambal tomat pada mata Meleleh air racun dosa
22
2)
Kepadatan Puisi sangat padat makna atau pesan. Penulis hanya mengemukakan inti ma-
salahnya. Jadi kata-kata yang dipilih mampu mengungkapkan gagasan yang sebenarnya. Puisi ditulis dengan kata yang tidak membentuk kalimat dan alinea, tetapi membentuk larik dan bait yang berbeda hakikatnya. 3)
Ekspresi Tidak Langsung Penggunaan ekspresi tidak langsung pada puisi adalah memakai kata kiasan.
Bahasa kiasan adalah ucapan yang tidak langsung. Hal-hal yang harus dipahami sebelum menulis puisi yakni: (1) puisi dapat disusun dan ditulis dalam bentuk bait atau bentuk bebas; (2) tiap bait puisi terdiri dari larik; (3) untuk menimbulkan keindahan puisi perlu pilihan kata yang tepat, irama, rima, dan gaya bahasa yang sesuai. Dalam puisi juga terdapat tipografi. Tipografi ini berkaitan dengan bentuk penulisan yang menyangkut pembaitan-enjambemen; penggunaan huruf dan tanda baca; serta bentuk bait. Penyiasatan penulisan tipografi menjadi penting sebagai media atau cara untuk mengungkapkan makna. Aspek pembaitan-enjambemen berkaitan dengan penyusunan pembaitan karena pemutusan ungkapan yang dilakukan; penggunaan huruf dan tanda baca; bentuk pembaitan. Menulis puisi sangat penting karena dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan keberanian, serta dapat merangsang kemampuan siswa untuk memiliki daya apresiasi. Dan menulis sangat penting karena berkaitan dengan aspek kebahasaan yakni menyimak, ber-
23
bicara, dan membaca. Menulis adalah keterampilan terakhir yang harus dikuasai siswa agar siswa dapat mengungkapkan apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan. Berdasarkan uraian tersebut, maka indikator yang digunakan untuk mengetahui keterampilan menulis puisi adalah: (1) ketepatan isi dan tema; (2) pemilihan kata (diksi); (3) penempatan rima; (4) pembaitan yang tepat; (5) Tipografi.
2.1.4 Keterampilan Guru Djamarah (2010: 99) menyatakan bahwa kedudukan guru memiliki arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu adalah tugas guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak didiknya. Hal ini menghendaki seorang guru untuk melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugas guru dalam interaksi edukatif. Keterampilan merupakan kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Mengajar dapat diartikan teaching atau bisa diartikan instruction dalam bahasa Inggris. Menurut Briggs (dalam Rifa’i: 2009), instruction adalah seperangkat peristiwa yang memengaruhi pembelajar sedemikian rupa sehingga pembelajar itu dapat memperoleh kemudahan. Dalam pembelajaran, keberhasilan seorang siswa ditentukan oleh profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran yang bermakna. Hamalik (2004: 44) menyatakan bahwa mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di Sekolah. Dalam mengajar, guru harus dapat menguasai 8 keterampilan dasar mengajar agar guru dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga proses pembelajaran berjalan lancar.
24
Berdasarkan teori keterampilan mengajar di atas, bahwa keterampilan mengajar adalah keterampilan menyampaikan pelajaran, pengetahuan, kebudayaan yang mengorganisasikan lingkungan sehingga tercipta suasana belajar bagi siswa. Menurut Mulyasa (2009) terdapat 8 keterampilan dasar mengajar yang berperan penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran, keterampilan yang dimaksud adalah: (1) Keterampilan Bertanya Keterampilan bertanya perlu dikuasai guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, karena hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru harus mengajukan pertanyaan mengenai puisi yang telah dibacakan oleh siswa, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru menentukan kualitas jawaban siswa. Keterampilan bertanya dalam model CIRC ini digunakan untuk meminta respon dari siswa yang dikenai, sehingga siswa dapat mengungkapkan hal yang diketahui mengenai pembelajaran terutama menulis puisi. Keterampilan bertanya dalam model CIRC meliputi bertanya tentang materi yang lalu, bertanya tentang materi yang akan disampaikan. (2) Keterampilan Memberi Penguatan Penguatan merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan yang dilakukan kepada siswa berupa verbal maupun non verbal. Penguatan verbal diungkapkan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan lain-lain. Keterampilan memberi penguatan dalam model CIRC adalah tingkah laku guru merespon siswa yang aktif sehingga siswa yang pasif akan ikut termotivasi dalam
25
belajar karena adanya penguatan. Penguatan tersebut meliputi penguatan gestural, penguatan verbal, penguatan dengan sentuhan dan memberikan penghargaan. (3) Keterampilan Mengadakan Variasi Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan siswa, agar selalu antusias, tekun dan penuh partisipasi. Keterampilan mengadakan variasi dalam penelitian ini adalah perbuatan guru dalam proses belajar yang berusaha menciptakan variasi-variasi dalam pembelajaran yang tidak terpusat pada guru yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model CIRC. (4) Keterampilan Menjelaskan Menjelaskan berarti mendeskripsikan secara lisan tentang tentang sesuatu benda, keadaan, fakta, dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku. Keterampilan menjelaskan materi tentang menulis puisi harus disajikan dengan sistematis sesuai tujuan pembelajaran. Keterampilan menjelaskan dengan model CIRC meliputi menjelaskan dengan memberi penekanan pada materi yang penting, menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami siswa, dan menjelaskan materi secara berurutan, dan menjelaskan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. (5) Keterampilan Membuka Menutup Pelajaran Membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian siswa secara optimal, agar siswa memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran yang akan disajikan.
26
Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengetahui pencapaian tujuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari, serta mengakhiri kegiatan proses pembelajaran. Keterampilan membuka pembelajaran adalah untuk mempersiapkan mental siswa dalam menerima pembelajaran dengan apersepsi yang sesuai dengan materi pembelajaran. Keterampilan membuka dalam model CIRC ini adalah melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang diajarkan, dan memotivasi siswa agar memiliki motivasi dalam pembelajaran menulis puisi. Keterampilan menutup dalam model CIRC ini adalah guru menutup pembelajaran sesuai alokasi waktu, guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran tentang puisi, dan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang berlangsung. (6) Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran yang sering digunakan yang memiliki karakteristik yaitu: melibatkan sekitar 3-5 orang siswa dalam kelompok, berlangsung secara informal, sehingga setiap anggota dapat berkomunikasi langsung dengan anggota lain yang memiliki tujuan yang dicapai dengan kerja sama antar anggota kelompok berlangsung secara sistematis. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dengan model CIRC ini adalah membimbing siswa dalam diskusi kelompok, membimbing siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama, membimbing siswa yang kesulitan dalam menemukan tema dan gagasan utama, membimbing siswa untuk membacakan hasil diskusi, serta membimbing siswa dalam menulis puisi.
27
(7) Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorang Pengajaran kelompok kecil dan perseorang merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap siswa, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorang dalam model CIRC adalah membentuk kelompok heterogen beranggotakan 4 orang, membantu siswa yang mengalami kesulitan menulis puisi, menjelaskan dan membimbing siswa dalam menulis puisi dan menentukan tugas masing-masing siswa. (8) Keterampilan Mengelola Kelas Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Kemampuan guru dalam mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal sangat diperlukan. Keterampilan mengelola kelas dalam hal ini adalah mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran, keterampilan saat membentuk kelompok heterogen.
2.1.5
Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai peranan yang penting. Aktivitas belajar siswa merupakan serangkaian kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga terjadi perubahan perilaku dalam belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2004: 99) bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Banyak
28
jenis aktivitas yang dapat dilaksanakan oleh siswa selama mengikuti pembelajaran. Aktivitas siswa merupakan kegiatan yang dilakukan saat pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, Dierich (dalam Hamalik, 2004: 172) menggolongkan siswa dalam pembelajaran antara lain: (1) kegiatan visual, misalnya membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain; (2) kegiatan lisan (oral) seperti mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan satu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi; (2) kegiatan mendengarkan seperti mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio; (3) kegiatan menulis seperti menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket; (4) kegiatan mengggambar seperti menggambar, membuat grafik, carta, diagram peta, dan pola; (4) kegiatan metrik seperti melakukan percobaan, memilih alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun; (5) kegiatan mental seperti merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan; (6) kegiatan emosional meliputi minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Jadi secara jelas, bahwa aktivitas siswa adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran yang mencakup interaksi dan kegiatan siswa dengan media dan lingkungan belajar, sehingga tercipta kondisi yang efektif yang meliputi kegiatan visual, lisan, menulis, menggambar, metrik dan emosional. Indikator keberhasilan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan model CIRC meliputi aspek-aspek berikut: (1) mempersiapkan diri dalam menerima pembelajaran meliputi berbaris di depan kelas, hadir tepat waktu memasuki kelas sebelum pelajaran dimulai, duduk tertib di tempat duduk, mempersiapkan per-
29
lengkapan belajar; (2) bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran meliputi bertanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan puisi dan menjawab apersepsi yang disampaikan guru, melakukan tanya jawab mengenai puisi dan menanyakan hal-hal yang belum dimengerti; (3) mendengarkan penjelasan yang diberikan guru meliputi sikap duduk siswa yang baik, memperhatikan penjelasan guru, mencatat hal-hal penting, dan merespon penjelasan dari guru; (4) aktif dalam diskusi kelompok meliputi kerjasama dengan kelompok untuk menyelesaikan tugas dari guru, membantu teman satu kelompok untuk memahami materi, memotivasi teman-temannya, dan berdiskusi dalam menjawab pertanyaan; (5) keaktifan siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama meliputi menemukan tema dan gagasan utama sesuai dengan instruksi guru, aktif menemukan tema dan gagasan utama, aktif mengeluarkan pendapat; (6) membacakan hasil diskusi meliputi kesiapan dalam membacakan hasil diskusi, membacakan hasil diskusi dengan kalimat yang baik dan benar, hasil dipresentasikan sesuai permasalahan, dapat menyimpulkan diskusi; (7) menyimpulkan pembelajaran bersama guru. 2.1.6
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh siswa setelah belajar yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang diperoleh dalam waktu lama serta turut membentuk pribadi individu yang ingin mencapai hasil yang baik, sehingga tujuan 3 ranah tercapai dengan maksimal. Rusman (2012: 124-125) mengatakan bahwa perumusan aspek-aspek kemampuan yang menggambarkan output peserta didik yang dihasilkan dari proses
30
pembelajaran dapat digolongkan dalam tiga klasifikasi berdasarkan taksonomi Bloom. Bloom (dalam Rifa’i dan Anni, 2009: 86) mengemukakan ada tiga taksonomi yang meliputi 3 ranah yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. (1) Ranah Kognitif, berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian; (2) Ranah Afektif, berkaitan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Kategori tujuan pembelajaran adalah penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, pembentukan pola hidup; (3) Ranah Psikomotorik, berkaitan dengan kemampuan fisik seperti kemampuan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan mengoordinasi syaraf. Hasil belajar dalam penelitian ini berupa keterampilan menulis puisi, yang dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan keberanian, serta merangsang kemampuan siswa untuk memiliki daya apresiasi. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah evaluasi membuat puisi dengan instrumen penilaian meliputi (1) ketepatan isi dan tema; (2) pemilihan kata; (3) penempatan rima; (4) pembaitan yang tepat; (5) tipografi.
2.1.7
Hakikat Model Pembelajaran
Dalam hakikat model pembelajaran akan dijabarkan mengenai pengertian model pembelajaran dan pembelajaran kooperatif dengan model CIRC. 2.17.1 Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum.
31
Model pembelajaran menurut peneliti adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman untuk merencanakan pembelajaran di kelas untuk menentukan perangkat pembelajaran. Pendapat tersebut tidak bertentangan dengan pengertian model pembelajaran menurut Suprijono (2011: 46), model pembelajaran adalah pola-pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas/ tutorial. Trianto (2007: 5) menyatakan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Dalam penelitian tindakan kelas ini, model yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif ini yang digunakan peneliti adalah model CIRC. Adapun penjelasan untuk pembelajaran kooperatif dan model CIRC adalah sebagai berikut: 2.1.7.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah berbagai macam metode pengajaran di mana siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari mata pelajaran (Slavin, 2008: 4). Dalam kelas kooperatif, siswa diharapkan saling mendiskusikan, berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai. Menurut Hamdani (2011: 30), pembelajaran kooperatif adalah rangkaian belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di-
32
rumuskan. Pembelajaran kooperatif lebih diarahkan oleh guru, dan setiap guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah. Huda (2011: 32) menyatakan pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengacu pada metode pembelajaran dimana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Dalam pembelajaran kooperatif umumnya melibatkan kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan yang berbeda dan ukuran yang berbeda-beda. Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran kooperatif adalah berbagai macam pembelajaran yang menekankan pada pengajaran yang mengaktifkan siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk memaksimalkan kondisi belajar yang diarahkan oleh guru demi tujuan yang akan dicapai. 2.1.7.1.2 Macam-macam Pembelajaran Kooperatif Penerapan pembelajaran kooperatif dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam memperbaiki kelompok, mendorong terbentuknya struktur kognitif pada diri siswa dan memecahkan masalah dengan menerapkan keterampilan yang dimilikinya. Pembelajaran kooperatif antara lain meliputi model pembelajaran TGT, STAD, Jigsaw, CIRC, dan TAI (Slavin, 2005: 114). Adapun penjelasan dari kelima model tersebut adalah: 1) Teams Games Tournament Adalah model pembelajaran yang mudah diterapkan, yang melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan dan penguatan.
33
2) STAD Adalah metode yang melibatkan kompetensi kelompok yang didasarkan atas kemampuan, gender, ras dan etnis. Di dalam model ini, siswa mempelajari materi bersama teman sekelompoknya, kemudian diuji secara individual melalui kuis. 3) Jigsaw Model pembelajaran yang melibatkan setiap kelompok untuk berkompetensi untuk memperoleh penghargaan kelompok. 4) CIRC Adalah model pembelajaran yang mengajarkan membaca dan menulis pada tingkat SD kelas menengah dan tinggi. 5) TAI Adalah model pembelajaran yang mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan yang beragam untuk menyelesaikan materi tertentu. Dari lima macam model pembelajaran kooperatif, peneliti memilih model CIRC sebagai model pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi di SDN Purwoyoso 03 Semarang. 2.1.7.1.3 Model Pembelajaran CIRC Model pembelajaran CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara kooperatif kelompok (Suyatno, 2009: 68). Menurut Slavin (2005: 16) bahwa CIRC adalah program komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada SD pada tingkat yang lebih tinggi dan juga menengah.
34
Menurut Aqib (2011: 126) dalam CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompokkelompok kecil, baik homogen maupun heterogen. Pertama-tama mereka mengikuti serangkaian instruksi guru tentang keterampilan membaca dan menulis, kemudian praktik, lalu pra penilaian, dan kuis. Setiap kelompok tidak bisa mengikuti kuis hingga anggotanya menyatakan bahwa mereka benar-benar siap. Penghargaan diberikan kepada kelompok yang anggotanya mampu menunjukkan performa yang meningkat dalam aktivitas membaca dan menulis. Berdasarkan pengertian pembelajaran kooperatif di atas, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok kecil, secara homogen atau heterogen yang mengajarkan membaca dan menulis pada SD. Model CIRC terdiri dari tiga unsur penting yaitu: kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran langsung memahami bacaan dan seni berbahasa. Adapun langkah-langkah pembelajaran menurut Suyatno (2009: 68) adalah sebagai berikut: 1) Membentuk kelompok beranggotakan 4 orang secara heterogen. 2) Guru memberikan wacana bahan sesuai dengan materi bahan ajar. 3) Siswa bekerjasama (membaca bergantian, menemukan kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya. 4) Presentasi kelompok dan refleksi. Adapun langkah-langkah pembelajaran CIRC hasil pengembangan peneliti adalah sebagai berikut: (1) guru melaksanakan prapembelajaran; (2) guru melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang diajarkan; (3) guru menyampaikan tujuan pembelajaran; (4) guru menunjuk salah satu siswa untuk membacakan puisi; (5) guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang puisi tersebut; (6) siswa dijelaskan tentang materi puisi; (7) siswa membentuk kelompok ber-
35
anggotakan 4 orang secara heterogen; (8) siswa diberikan teks prosa yang sesuai dengan materi bahan ajar; (9) siswa bekerja sama dengan anggota kelompoknya; (10) siswa menemukan tema dan gagasan utama dari teks prosa tersebut; (11) perwakilan kelompok maju membacakan hasil diskusinya; (12) guru mengklarifikasi dari jawaban mengenai tema dan gagasan utama teks prosa tersebut; (13) siswa membuat kesimpulan terhadap pembelajaran bersama guru; (14) siswa membuat puisi dari tema dan gagasan utama dalam ilustrasi yang ada diteks prosa berdasarkan hasil diskusi; (15) guru melakukan refleksi terhadap puisi yang telah dibuat. Kelebihan model CIRC menurut Suyitno (2005: 6) adalah (1) meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah, sebab siswa diberikan teks prosa sebagai ilustrasi untuk memudahkan siswa dalam mengungkapkan ide; (2) dominasi guru dalam pembelajaran berkurang, sebab dalam pembelajaran ini menekankan keaktifan siswa; (3) siswa termotivasi pada hasil secara teliti, sebab dalam kelompok mementingkan peran dari setiap individu untuk bekerja; (4) para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya sebab siswa diberikan teks prosa dan diminta untuk menemukan tema dan gagasan utama untuk dijadikan puisi; (5) membantu siswa yang lemah, dalam pembelajaran setiap individu saling membantu sehingga hasil yang dicapai akan baik; (6) meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal pada teks prosa. 2.1.7.1.4 Teori yang Mendasari Model CIRC Teori belajar menurut Sugandi (2006: 7), teori belajar adalah konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar yang teoretis dan telah diuji kebenarannya melalui eksperimen. Teori belajar merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu.
36
Teori belajar yang mendasari model CIRC pada pe-nelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: (1) Teori Belajar Kognitif Dalam penelitian ini teori belajar kognitif yang akan dikaji adalah teori perkembangan Piaget. Teori perkembangan kognitif Piaget adalah perkembangan kognitif seseorang ditentukan dari interaksi anak dengan lingkungan yang diperoleh lewat pengalaman sendiri. Pendapat tersebut tidak bertentangan dengan teori dari Piaget (dalam Trianto, 2007: 14) bahwa perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Menurut Piaget (dalam Rifai, 2009: 207) ada tiga prinsip utama pembelajaran, yaitu belajar aktif; belajar lewat interaksi; dan belajar lewat pengalaman sendiri. Setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Pada penelitian ini menggunakan teori belajar kognitif karena melibatkan pengalaman siswa dalam menggunakan pengalaman untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan penulisan puisi secara bebas dalam menemukan tema dan gagasan utama. (2) Teori Belajar Konstruktivisme Menurut teori konstruktivis, prinsip paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Guru harus memfasilitasi proses yang menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, memberi kesempatan untuk siswa menemukan dan menerap-
37
kan idenya sendiri, dan menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. Dalam aliran konstruktivisme, siswa harus didorong untuk berpikir divergen. Aliran konstruktivisme menghendaki adanya pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna (Ahmadi, dkk, 2011: 52). Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teori belajar konstruktivisme adalah pembelajaran yang mengharuskan peserta didik menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri dimana pengalaman merupakan kunci belajar bermakna. Teori yang mendasari model CIRC pada penelitian ini adalah teori belajar konstruktivisme, sebab siswa secara aktif menemukan sendiri pengetahuan yang ingin dimiliki dengan mengaktualisasikan pengalaman yang diperoleh pada saat menemukan tema dan gagasan utama teks prosa untuk dijadikan sebuah puisi. Siswa diberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan gagasan dengan bahasanya sendiri dan memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir untuk pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imaginatif.
2.2
KAJIAN EMPIRIS Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
orang lain menggunakan model CIRC. Penelitian tersebut dilakukan oleh Ashlihatun Nikmah dan Sarwiyanto Perpetuus. Penelitian yang dilakukan oleh Ashlihatun Nikmah, mahasiswa dari Universitas Negeri Malang, program studi PGSD yang berjudul “Peningkatan Kemam-
38
puan Menulis Karangan dengan Model Pembelajaran CIRC pada Siswa Kelas 3 SDN Banaran 1 Kota Kediri”, menunjukkan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model CIRC dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan sesuai dengan ejaan baik dan benar. Hasil yang diperoleh pada tahap pratindakan ketuntasan siswa hanya 53,25% masih jauh dari ketuntasan yang dikehendaki yaitu 85%, kemudian pada siklus satu sudah mengalami peningkatan yaitu mencapai 83,3%, namun belum mencapai ketuntasan yang dikehendaki. Pada siklus dua telah mencapai 90,63%. Penelitian Sarwiyanto Perpetuus, mahasiswa UNNES (2011) program studi PGSD yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Media Gambar pada Siswa Kelas V SD Kanisius Kurmosari 02 Semarang.” Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan peningkatan keterampilan menulis puisi dari prasiklus ada 68%, siklus satu ada 72%, dan pada siklus dua ada 94%. Untuk aktivitas belajar siswa mendapat 66,9% pada siklus satu, dan pada siklus dua mendapat 81,2%. Pada variabel keterampilan guru mendapat skor 2,5 dan pada siklus dua mendapat skor 3,75 dengan kategori baik sekali. Berdasarkan kajian empiris tersebut, bahwa penelitian tindakan kelas dalam aspek menulis melalui model CIRC sudah pernah dilakukan dan terbukti dengan model tersebut dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran menulis. Penelitian yang akan dilakukan peneliti mempunyai perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Ashlihatun Nikmah, yaitu perbedaan tersebut terletak pada masalah yang dikaji,
39
tujuan penelitian dan subjek penelitian yang digunakan. Penelitian tersebut juga memiliki persamaan yaitu penggunaan model, adanya teknik tes dan non tes. Penelitian yang akan dilakukan peneliti juga memiliki perbedaan dengan penelitian dari Sarwiyanto Perpetuus. Perbedaan ini terletak pada subjek penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah guru dan siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang. Persamaan penelitian terletak pada masalah yang dikaji yaitu keterampilan Menulis Puisi.
2.3
KERANGKA BERPIKIR
Kondisi Awal Guru: kesulitan dalam menjelaskan puisi secara berurutan, belum
maksimal dalam membimbing siswa menulis puisi, belum mampu menciptakan minat siswa dalam menulis puisi, dan lemah dalam menarik perhatian siswa dalam mendengarkan penjelasan materi. Siswa: kurang latihan menulis puisi, mengandalkan teman dalam berdiskusi, belum mahir memilih diksi dan tema tidak sesuai isi puisi.
Solusi: dengan model CIRC.
Hasil yang diharapkan: Terjadi peningkatan pada keterampilan guru, aktivitas siswa dan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang.
Langkah model CIRC: (1) guru melaksanakan prapembelajaran; (2) guru melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang diajarkan; (3) guru menyampaikan tujuan pembelajaran; (4) guru menunjuk salah satu siswa untuk membacakan puisi; (5) guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang puisi tersebut; (6) siswa dijelaskan tentang materi puisi; (7) siswa membentuk kelompok beranggotakan 4 orang secara heterogen; (8) siswa diberikan teks prosa yang sesuai dengan materi bahan ajar; (9) siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya; (10) siswa menemukan tema dan gagasan utama dari teks prosa tersebut; (11) perwakilan kelompok maju membacakan hasil diskusinya; (12) guru mengklarifikasi dari jawaban mengenai tema dan gagasan utama teks prosa tersebut; (13) siswa membuat kesimpulan terhadap pembelajaran bersama guru; (14) siswa membuat puisi dari tema dan gagasan utama dalam ilustrasi yang ada diteks prosa berdasarkan hasil diskusi; (15) guru melakukan refleksi terhadap puisi yang telah dibuat.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
40
Hasil belajar berupa keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang masih di bawah KKM yang sudah ditetapkan. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi awal guru yang kesulitan dalam menjelaskan materi secara berurutan, belum maksimal dalam membimbing siswa menulis puisi, belum mampu menciptakan minat siswa untuk menulis puisi, dan lemah dalam menarik perhatian siswa untuk mendengarkan penjelasan materi. Hal tersebut berpengaruh pada siswa, sehingga siswa kurang latihan menulis puisi. Dalam kegiatan kelompok, siswa masih mengandalkan teman satu kelompok, serta belum mahir dalam pemilihan diksi maupun tema yang menggambarkan isi puisi. Dengan menerapkan model CIRC, guru mampu menjelaskan puisi secara berurutan, membantu siswa yang mengalami kesulitan, mampu menciptakan minat dalam menulis puisi; dan mampu menarik perhatian dalam mendengarkan penjelasan, selain itu aktif dalam bekerja sama, mahir dalam memilih diksi, dan mampu membuat puisi yang menggambarkan tema.
2.4 HIPOTESIS Hipotesis tindakan penelitian ini adalah melalui model CIRC dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar menulis puisi di kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN Dalam pelaksanaan PTK terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi (Arikunto, 2010: 137). Hal tersebut harus dilaksanakan secara matang dan sistematis untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Adapun alur siklus penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: Refleksi Awal
Pelaksanaan Tindakan Observasi
Rencana Tindakan siklus pertama
Refleksi
Pelaksanaan Tindakan
Rencana Tindakan siklus kedua
Observasi
Refleksi
Berhasil
Gambar 3.1 Alur PTK Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terdiri atas dua siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. 1) Perencanaan Menurut Arikunto (2010: 138), perencanaan merupakan tindakan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. 41
42
Kegiatan pada tahap perencanaan meliputi: (1) perumusan rencana pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan guru; (2) perumusan model CIRC dalam pelaksanaan penelitian; (3) penetapan alokasi waktu untuk 2 siklus dengan 2 pertemuan untuk 1 siklus, dengan alokasi waktu setiap siklus (4x35 menit); (4) menyiapkan lembar keterampilan guru dan aktivitas siswa; (5) menyiapkan alat evaluasi menulis puisi; (6) menyiapkan lembar wawancara dan catatan lapangan. 2) Pelaksanaan Tindakan Menurut Arikunto (2010: 138) menjelaskan bahwa dalam tahap ini implementasi/ penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan menggunakan model CIRC dengan dua siklus dan setiap siklus terdiri atas dua pertemuan, yang dilaksanakan di SDN Purwoyoso 03 Semarang. 3) Observasi Menurut Arikunto (2012: 45), observasi adalah teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Pengambilan data yang digunakan peneliti berupa lembar wawancara siswa, lembar pengamatan guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar catatan lapangan, dan hasil belajar siswa dalam keterampilan menulis puisi sebelum dan sesudah menggunakan model CIRC. 4) Refleksi Menurut Aqib (2011: 107), refleksi adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi atau tidak terjadi. Hasil refleksi untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Peneliti bersama guru kelas V menelaah pro-
43
ses pembelajaran tentang keterampilan guru, aktivitas siswa, hasil pencapaian indikator pada siklus satu. Setelah melaksanakan pembelajaran, peneliti mengkaji ulang pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dan efek tindakan yang menggunakan model CIRC pada siklus satu dan mencatat hal-hal yang tidak tercantum pada deskriptor untuk ditulis pada catatan lapangan. Mengevaluasi dalam proses menemukan tema dan gagasan utama, saat menulis puisi dan mengevaluasi terhadap kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan pembelajaran puisi. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus satu dari segi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan menulis puisi. Merencanakan perencanaan perbaikan untuk siklus selanjutnya dengan memperdalam materi, menjelaskan materi sesuai dengan bahasa siswa, membimbing siswa yang mengalami kesulitan, serta memberikan penguatan secara gestural, verbal, sentuhan maupun penghargaan.
3.2 PERENCANAAN TAHAP PENELITIAN Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, yang dapat dirinci sebagai berikut: 3.2.1
Siklus Satu
Dalam siklus satu terdiri atas dua pertemuan, peneliti akan melakukan beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi, yang dapat dirinci sebagai berikut: 1) Perencanaan Perencanaan tindakan kelas dengan model CIRC meliputi: (1) menyusun RPP bahasa Indonesia keterampilan menulis puisi yang sesuai materi, bahan ajar/ ma-
44
teri, instrumen penilaian dengan model CIRC, LKS dalam menemukan tema dan gagasan utama, evaluasi untuk siswa berupa tes tertulis menulis puisi; (2) menyiapkan sumber belajar yang akan digunakan; (3) membuat lembar pengamatan keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran; (4) menyiapkan catatan lapangan. 2) Pelaksanaan Tindakan Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertemuan Satu Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan satu adalah sebagai berikut: (1) Guru melakukan apersepsi “Siapa yang sayang kepada ibu?”. (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (3) Salah satu siswa membacakan puisi berjudul “Kasih Ibu”. (4) Guru menyampaikan “Bagaimana menurut pendapat kalian tentang pembacaan puisi tadi?.” (5) Siswa melakukan tanya jawab tentang puisi tersebut. (6) Siswa dijelaskan tentang unsur-unsur puisi dengan memberi contoh pada puisi tadi. (7) Siswa dijelaskan tentang tema dan gagasan utama dari puisi tadi, yang dikembangkan menjadi sebuah puisi. (8) Siswa mengidentifikasi unsur-unsur puisi. (9) Siswa menyimpulkan unsur-unsur puisi. (10) Siswa membentuk kelompok beranggotakan 4 orang secara heterogen.
45
(11) Siswa mendapat teks prosa “Keadaan Sekolah Kami”. (12) Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya untuk mendiskusikan tema dan gagasan utama teks prosa tersebut. (13) Siswa menemukan tema dan gagasan utama berdasarkan teks prosa tersebut. (14) Perwakilan kelompok maju membacakan hasil diskusinya. (15) Guru memberi reward pada siswa yang berani maju ke depan. (16) Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami. (17) Guru memberikan penguatan berupa verbal, gestural, sentuhan maupun penghargaan. (18) Guru mengklarifikasi jawaban mengenai tema dan gagasan utama teks prosa tersebut. (19) Guru memberikan contoh evaluasi membuat puisi melalui lembar kerja kelompok. (20) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran tentang puisi. (21) Guru merefleksi terhadap pembelajaran pada siklus satu pertemuan satu. (22) Guru merencanakan pembelajaran untuk siklus satu pertemuan kedua. Pertemuan Dua Pelaksanaan tindakan pada siklus satu pertemuan kedua adalah sebagai berikut: (1)
Guru melakukan apersepsi “Siapa yang suka makan apel?”.
(2)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
(3)
Salah satu siswa membacakan puisi berjudul “Buah Apel”.
46
(4)
Guru menyampaikan “Bagaimana menurut pendapat kalian tentang pembacaan puisi tadi? ”Apa yang kalian ketahui dari puisi tersebut?”.
(5)
Siswa melakukan tanya jawab tentang puisi tersebut.
(6)
Guru mengadakan tanya jawab tentang unsur-unsur puisi yang telah dibahas minggu lalu.
(7)
Siswa menjawab pertanyaan tersebut.
(8)
Siswa dijelaskan tentang materi puisi secara berurutan.
(9)
Siswa membentuk kelompok beranggotakan 4 orang secara heterogen.
(10) Siswa mendapat teks prosa tentang “Buku”. (11) Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya untuk mendiskusikan tema dan gagasan utama teks prosa tersebut. (12) Siswa menemukan tema dan gagasan utama. (13) Perwakilan tiap kelompok maju membacakan hasil diskusinya. (14) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya. (15) Guru memberikan penguatan berupa verbal, gestural, sentuhan maupun penghargaan. (16) Guru mengklarifikasi dari jawaban mengenai tema dan gagasan utama teks prosa tersebut. (17) Siswa bersama guru menyimpulkan materi sesuai tujuan pembelajaran. (18) Siswa mengerjakan soal evaluasi menulis puisi dari tema dan gagasan utama yang ada pada prosa secara individu. (19) Guru merefleksi terhadap hasil evaluasi siswa pada keterampilan menulis puisi.
47
(20) Siswa belajar di rumah untuk memperdalam materi puisi. (21) Guru merencanakan pembelajaran untuk siklus kedua pertemuan satu. 3)
Observasi Observasi penelitian dalam siklus satu ini dilakukan untuk:
(1) Melakukan pengamatan terhadap keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran mulai dari pratindakan sampai kegiatan akhir. (2) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa baik individu maupun kelompok dari awal sampai akhir pembelajaran. (3) Memantau kegiatan diskusi atau kerja kelompok dalam menemukan tema dan gagasan utama pada teks prosa untuk dikembangkan menjadi puisi. 4) Refleksi Dalam tahap refleksi ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut: (1) Setelah melaksanakan pembelajaran, peneliti bersama guru kelas V mengkaji ulang pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dan efek dari tindakan yang menggunakan model CIRC pada siklus satu dan mencatat hal-hal yang tidak tercantum pada deskriptor untuk ditulis pada catatan lapangan. (2) Melakukan evaluasi dalam proses menemukan tema dan gagasan utama, saat menulis puisi dan mengevaluasi terhadap kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan pembelajaran puisi dari awal sampai akhir. (3) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus satu dari segi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan menulis puisi.
48
(4) Peneliti bersama guru kelas V merencanakan perencanaan perbaikan untuk siklus selanjutnya dengan memperdalam materi, menjelaskan materi sesuai dengan bahasa siswa, membimbing siswa yang mengalami kesulitan, dan memberikan penguatan secara verbal, gestural, sentuhan maupun penghargaan.
3.2.2
Siklus Dua
Penelitian yang akan dilakukan pada siklus dua terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi, yang dirinci sebagai berikut: 1) Perencanaan Perencanaan dalam penelitian tindakan dengan model CIRC meliputi: (1) hasil refleksi dievaluasi, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya; (2) merancang perbaikan dua berdasarkan refleksi siklus satu; (3) menyusun materi perbaikan yang masih berhubungan dengan menulis puisi. (4) menyiapkan lembar kerja siswa; (5) menyiapkan lembar evaluasi, kisikisi, kunci jawaban; (6) menyiapkan lembar observasi. 2) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus dua dilakukan dengan prosedur eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pelaksanaan tindakan pada siklus dua terdiri dari dua pertemuan, dengan alokasi waktu untuk setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Dengan kompetensi dasar 8.3 menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.
49
Pertemuan Satu Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua pertemuan satu adalah sebagai berikut: (1)
Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan “Apa itu fungsi lampu?”.
(2)
Guru menyampaikan tujuan sesuai indikator yang akan dicapai.
(3)
Salah satu siswa membacakan puisi berjudul “Lampu”.
(4)
Guru menyampaikan “Apa yang kalian ketahui dari puisi yang dibacakan oleh teman kalian?”.
(5)
Siswa melakukan tanya jawab tentang puisi tersebut.
(6)
Siswa dijelaskan tentang unsur-unsur puisi dengan memberi contoh puisi yang berjudul “Lampu” hasil pengembangan tema dan gagasan utama.
(7)
Siswa mengidentifikasi unsur-unsur puisi sambil mendengarkan penjelasan guru.
(8)
Siswa menyimpulkan unsur-unsur puisi.
(9)
Siswa membentuk kelompok beranggotakan 4 orang.
(10) Siswa mendapat teks prosa “ Taman Kota”. (11) Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya. (12) Siswa menemukan tema dan gagasan utama berdasarkan teks prosa tersebut. (13) Perwakilan tiap kelompok maju membacakan hasil diskusinya. (14) Guru memberi reward pada siswa yang berani maju ke depan. (15) Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami. (16) Guru memberikan penguatan verbal, gestural, sentuhan.
50
(17) Guru mengklarifikasi terhadap jawaban mengenai tema dan gagasan utama pada teks prosa. (18) Siswa menyimpulkan pelajaran tentang puisi bersama guru. (19) Siswa mengerjakan evaluasi membuat puisi dari tema dan gagasan utama dari teks prosa secara kelompok. (20) Guru melakukan refleksi terhadap hasil evaluasi siswa. (21) Guru merencanakan pembelajaran untuk siklus kedua pertemuan pertama. Pertemuan Dua Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua pertemuan kedua adalah: (1) Guru melakukan apersepsi “Kemarin sudah membahas tentang puisi bebas, “Siapa yang masih ingat apa puisi itu?”. (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (3) Salah satu siswa membacakan puisi berjudul “Guru”. (4) Siswa melakukan tanya jawab tentang puisi tersebut. (5) Guru mengadakan tanya jawab tentang tema dan gagasan utama pada puisi tersebut. (6) Siswa menjawab pertanyaan tersebut. (7) Siswa membentuk kelompok beranggotakan 4 secara heterogen. (8) Siswa mendapat teks bacaan tentang “Malin Kundang.” (9) Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya. (10) Siswa menemukan tema dan gagasan utama. (11) Perwakilan kelompok maju membacakan hasil diskusinya. (12) Guru memberi reward pada siswa yang berani maju ke depan.
51
(13) Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami. (14) Guru memberikan penguatan verbal, gestural, sentuhan. (15) Guru mengklarifikasi jawaban mengenai tema dan gagasan utama pada teks prosa. (16) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dibahas. (17) Siswa mengerjakan evaluasi menulis puisi dengan tema dan gagasan utama pada teks prosa tersebut secara individu. (18) Guru mengadakan refleksi terhadap hasil evaluasi siswa. (19) Guru merefleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan dari siklus satu sampai kedua. 3) Observasi Observasi dalam penelitian pada siklus kedua ini dilakukan untuk: (1) Melakukan pengamatan terhadap keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dari pratindakan sampai dengan kegiatan akhir. (2) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa baik individu maupun kelompok dari awal sampai akhir pembelajaran. (3) Memantau kegiatan diskusi atau kerja kelompok pada saat menemukan tema dan gagasan utama pada teks prosa. 4) Refleksi Dalam tahap refleksi ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: (1) Setelah melaksanakan pembelajaran, peneliti mengevaluasi terhadap proses pembelajaran dengan model CIRC yang terjadi pada siklus dua.
52
(2) Peneliti bersama kolaborator mengkaji hal-hal yang dirasa sulit bagi siswa, terutama pada saat pembelajaran menulis puisi. (3) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus dua dari segi keterampilan guru, aktivitas siswa,dan keterampilan menulis puisi. (4) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus selanjutnya jika diperlukan.
3.3 SUBJEK PENELITIAN Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas V dan siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang yang berjumlah 36 siswa yang terdiri atas 21 perempuan dan 15 laki-laki SDN Purwoyoso 03 Semarang.
3.4 TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang yang berada di Jalan Sriwibowo III Ngaliyan, Semarang.
3.5 VARIABEL PENELITIAN Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Keterampilan guru kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang dalam keterampilan menulis puisi melalui model CIRC. 2) Aktivitas siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang pada aktivitas menulis puisi melalui model CIRC.
53
3) Keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang melalui model CIRC.
3.6 DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA Data dan cara pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. 3.6.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru, siswa, catatan lapangan, dan data dokumen, yang dijelaskan sebagai berikut: 1) Guru Guru yang juga sebagai kolaborator dalam data penelitian ini bernama Malikha, S.Pd SD selaku guru kelas V. Sumber data yang berasal dari guru dengan menggunakan lembar observasi keterampilan mengajar guru dalam pembelajaran menulis puisi melalui model CIRC. 2) Siswa Sumber data siswa diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa dan keterampilan menulis puisi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, serta perolehan hasil wawancara siswa setelah pembelajaran selesai. 3) Catatan Lapangan Sumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari catatan selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu berupa data keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan siswa dalam menulis puisi, catatan lapangan peneliti saat observasi dan saat penelitian tindakan kelas.
54
3) Data Dokumen Sumber data dokumen dalam penelitian ini berasal dari data awal hasil tes, maupun setelah dilaksanakan tindakan serta foto selama proses pembelajaran keterampilan menulis puisi.
3.6.2 Jenis data Jenis data pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1)
Data kuantitatif Data kuantitatif di wujudkan dengan hasil belajar berupa hasil tes evaluasi
siswa kelas V berupa keterampilan menulis puisi pada setiap akhir pertemuan dari setiap siklus dengan menggunakan model CIRC. 2)
Data kualitatif Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi menggunakan lembar pengamat-
an keterampilan guru, aktivitas siswa, serta catatan lapangan dan wawancara saat pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model CIRC. 3.6.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan nontes. Adapun penjelasan dari teknik tes dan nontes adalah sebagai berikut: 1)
Teknik Tes Adalah seperangkat rangsangan yang mendapat jawaban yang dapat dijadikan
dasar bagi penetapan skor angka (Sugiyono, 2007: 170). Tes ini digunakan untuk
55
mengetahui skor nilai melalui angka yang diperoleh siswa dalam menulis puisi pada pembelajaran bahasa Indonesia. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes evaluasi yang diberikan setelah pembelajaran berlangsung pada setiap akhir pertemuan siklus satu dan dua. 2)
Teknik Nontes Teknik ini menggunakan alat pengumpulan data berupa teknik observasi, wa-
wancara, dokumentasi, dan catatan lapangan. Adapun perincian dari alat pengumpulan data dalam teknik non tes adalah: (1) Teknik Observasi Observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiono, 2007: 203). Dalam penelitian ini yang diobservasi adalah kegiatan keaktifan siswa dan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru saat melaksanakan pembelajaran menulis puisi dengan model CIRC. Instrumen observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi keterampilan guru dan lembar observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran. (2) Teknik Wawancara Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak (Arikunto, 2012: 44). Teknik ini digunakan untuk merefleksi setiap tindakan yang telah dilakukan peneliti dalam pelaksanaan model pembelajaran CIRC pada keterampilan menulis
56
puisi dengan melakukan diskusi dengan guru kelas V tentang kekurangan dan perbaikan terhadap tindakan yang akan dilakukan. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar wawancara siswa. (3) Catatan lapangan Menurut Hopkins (2011: 181) catatan lapangan merupakan salah satu cara melaporkan hasil observasi, refleksi, dan reaksi terhadap masalah-masalah kelas. Catatan lapangan ini biasanya berisi catatan mengenai hal-hal yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar catatan lapangan saat proses pembelajaran dengan subjek guru, siswa, dan proses pembelajaran. (4) Teknik Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan bukti keterampilan guru saat pembelajaran, aktivitas siswa dalam bentuk foto, dan mendokumen hasil evaluasi keterampilan menulis puisi. 3.6.4 Teknik Analisis data Teknik analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan data kuantitatif dan kualitatif. 1) Data Kuantitatif Data kuantitatif berupa hasil belajar keterampilan menulis puisi dengan teknik analisis statistik deskriptif dengan menggunakan mean, median dan modus. Data kuantitatif akan disajikan dalam hasil presentasi. Sebelum menentukan predikat, peneliti terlebih dahulu menentukan kriteria berupa skor maksimum dan minimum yang diperoleh yang akan dijadikan patokan penilaian selanjutnya.
57
Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data kuantitatif adalah sebagai berikut: 1) Menentukan skor berdasarkan skor teoritis Skor = x 100 Keterangan: B= banyaknya butir yang dijawab benar St = skor maksimum (Poerwanti,dkk. 2008: 6.14-6.16) 2) Menghitung presentasi ketuntasan belajar klasikal Menggunakan rumus sebagai berikut: % ketuntasan belajar=
x 100%
(Aqib, dkk, 2009: 41) 3) Menghitung mean Me = Keterangan: Me = mean (rata-rata) ∑ = epsilon (baca jumlah) Xi = nilai x ke i sampai ke n N = jumlah individu (Sugiyono, 2011: 49) Kriteria kentutasan minimal SDN Purwoyoso 03 Semarang adalah ≥75 dari jumlah siswa yang ada di kelas dan mendapatkan skor dengan KKM yaitu 65.
58
2) Data kualitatif Data kualitatif berupa data hasil observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan model CIRC. Data kualitatif ini diperoleh dari pengolahan data yang didapat dari instrumen pengamatan keterampilan guru dan instrumen pengamatan aktivitas siswa. Adapun cara mengolah data skor sebagai berikut: 1) menentukan skor maksimal; 2) menentukan skor minimal; 3) mencari median; 4) membagi rentang nilai menjadi 4 kategori (sangat baik, baik, cukup, kurang). Jika: M = Skor Maksimal K = Skor Minimal n = banyaknya data, dan n = (M-K) +1. Untuk rumus yang digunakan adalah (Herrhyanto, 2008: 5.3)
Letak Q1 =
untuk n genap atau Q1 =
Letak Q2 =
untuk data genap maupun data ganjil
untuk data ganjil
Letak Q3 = ¾ (n+2) untuk data genap atau Q3 = 3/4 (n + 1) untuk data ganjil Letak Q4 = skor maksimal. Maka dapat disajikan: Kriteria ketuntasan Q3 ≤ skor ≤ M Q2 ≤ skor < Q3 Q1 ≤ skor < Q2 K≤ skor < Q1
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang
59
Dari perhitungan kriteria ketuntasan, klasifikasi tingkatan nilai untuk keterampilan guru, aktivitas siswa adalah sebagai berikut: Tabel Kriteria Keterampilan Guru Kriteria keterampilan Guru Kategori 33 ≤ skor ≤ 40 Sangat baik 25≤ skor <33 Baik 17 ≤ skor <25 Cukup 10≤ skor < 17 Kurang
Kriteria Aktivitas siswa 24≤ skor ≤ 28 18 ≤ skor <24 12 ≤ skor <18 7≤ skor <12
Tabel Kriteria Aktivitas Siswa Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang
Nilai A B C D
Nilai A B C D
3.7 INDIKATOR KEBERHASILAN Pembelajaran dengan model CIRC dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam puisi dengan indikator sebagai berikut: 1) Meningkatnya keterampilan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui model CIRC dengan kriteria sekurang-kurangnya baik yaitu antara rentang nilai (25≤-< 33); 2) Meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi keterampilan menulis puisi dengan kriteria sekurang-kurangnya baik antara rentang nilai (18≤-< 24); 3) Sebesar 75% siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang mengalami ketuntasan belajar individual sebesar ≥65 dalam pembelajaran menulis puisi.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN Purwoyoso 03 Semarang, dengan jumlah siswa 36 siswa, terdiri dari 21 putri dan 15 putra. Hasil penelitian ini terdiri dari deskripsi data pelaksanaan tindakan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Penelitian tindakan ini dilengkapi dengan refleksi dan revisi pada keterampilan menulis melalui model CIRC. Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil tes dan nontes. Hasil tes diperoleh dari hasil belajar menulis puisi melalui model CIRC. Hasil nontes siklus satu dan siklus dua berupa hasil pengamatan, catatan lapangan, dan dokumentasi pada saat berlangsungnya pelajaran keterampilan menulis puisi melalui model CIRC.
4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus Satu Observasi dilakukan pada keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar menulis puisi siswa, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: 4.1.1.1 Deskripsi Keterampilan Guru Siklus Satu Salah satu indikator yang diamati dalam pelaksanaan tindakan kelas adalah keterampilan guru. Observasi dilakukan pada pertemuan satu dan dua, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
4.1.1.1.1 Hasil Keterampilan Guru Pertemuan Satu 60
61
Hasil observasi keterampilan guru pertemuan satu dalam pembelajaran menulis puisi melalui model CIRC adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Keterampilan Guru Siklus Satu Pertemuan Satu No
Indikator
1 2
Melaksanakan prapembelajaran Melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang di ajarkan 3 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 Menjelaskan materi pembelajaran pada siswa 5 Membentuk kelompok heterogen 6 Membimbing masing-masing kelompok dalam berdiskusi 7 Membimbing siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama 8 Membimbing siswa dalam menulis puisi 9 Memberikan penguatan kepada siswa 10 Menutup pelajaran Jumlah skor total kategori
Deskriptor yang muncul 1 2 3 4 √ √ √ √ √ -
Skor 3 2
√ -
√ √
√ √
√ √
4 3
√
√ √
√ -
√ √
3 3
√
√
-
√
3
√
√
√
-
3
√ √
√
√
-
1 3 28 baik
Keterangan: kurang: 10≤ skor <17, cukup: 17≤ skor <25, baik: 25≤ skor <33, sangat baik: 33≤ skor <40 Dari tabel 4.1 hasil keterampilan guru siklus satu pertemuan satu, skor yang diperoleh pada keterampilan guru adalah 28 dengan kategori baik. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan Prapembelajaran Berdasarkan tabel hasil observasi, keterampilan guru dalam aspek prapembelajaran mendapat skor 3. Komponen pada indikator melaksanakan prapembelajaran meliputi: menyiapkan ruangan, menyiapkan media berupa prosa, meminta siswa untuk menyiapkan buku dan alat tulis, dan melakukan presensi.
62
Guru tidak melakukan presensi terhadap kehadiran siswa, sehingga deskriptor yang nampak ada tiga yaitu menyiapkan ruangan, menyiapkan media pembelajaran berupa teks prosa, dan meminta siswa untuk menyiapkan buku dan alat tulis. Guru tidak mengecek kehadiran siswa dikarenakan terfokus pada penyiapan kondisi kelas, agar siswa yang hadir tenang dan kondusif. 2) Melakukan Apersepsi sesuai dengan Materi yang Diajarkan Skor yang diperoleh guru dalam aspek melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang diajarkan adalah 2. Deskriptor pada aspek melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang diajarkan adalah bertanya tentang materi yang lalu, bertanya tentang materi yang akan disampaikan, memberikan motivasi, menarik perhatian siswa. Komponen pada indikator melakukan apersepsi yang terlaksana dalam penelitian siklus satu pertemuan satu ada 2 deskriptor yaitu bertanya tentang materi yang lalu dan bertanya tentang materi yang akan disampaikan. Deskriptor memotivasi siswa belum tampak. Pemberian motivasi seharusnya dilakukan secara menyeluruh, tetapi pada tahap ini motivasi hanya diberikan kepada beberapa siswa saja. 3) Menyampaikan Tujuan Pembelajaran Berdasarkan tabel keterampilan guru pada pertemuan satu, skor yang diperoleh adalah 4. Deskriptor pada indikator menyampaikan tujuan pembelajaran adalah menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan tujuan dengan kalimat yang mudah dipahami, menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, menyampaikan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang digunakan. Guru melakukan semua deskriptor pada indikator menyampaikan tujuan
63
pembelajaran dengan baik, sehingga siswa yang mendengarkan penyampaian tujuan mudah memahami pembelajaran. Tujuan pembelajaran disampaikan dengan jelas dan runtut. 4) Menjelaskan Materi Pembelajaran pada Siswa Berdasarkan tabel keterampilan guru, pada indikator ini mendapatkan skor 3, karena guru tidak menjelaskan materi puisi secara berurutan. Aspek deskriptor pada indikator ini adalah menjelaskan materi puisi dengan bahasa yang mudah dipahami siswa dengan model CIRC, menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran, memberi penekanan pada materi yang penting. 5) Membentuk Kelompok Heterogen Berdasarkan tabel keterampilan guru, diperoleh skor 3. Pada saat pembentukan kelompok heterogen, ada satu kelompok yang disusun secara heterogen hanya berdasarkan tingkatan kemampuan, tidak berdasarkan dengan jenis kelamin. Deskriptor pada indikator ini adalah membentuk kelompok secara heterogen, mengkondisikan kelas saat pembentukan kelompok, mengatur tempat duduk kelompok dan menempatkan siswa ke dalam kelompok. Dalam pembentukan kelompok disertai protes dari siswa, sebab kelompok yang dibentuk tidak sesuai keinginan. Mereka cenderung mengatakan “ah, tidak mau, saya tidak mau berkelompok dengan dia”, hal ini membuat guru kerepotan menghadapi siswa. 6) Membimbing Masing-masing Kelompok dalam Berdiskusi Pertemuan satu mendapat skor 3. Indikator ini ada 4 deskriptor yaitu: membimbing siswa dalam diskusi kelompok, membimbing siswa menemukan tema dan gagasan utama, membimbing siswa yang kesulitan dalam menemukan tema
64
dan gagasan utama, dan membimbing siswa untuk membacakan hasil diskusi. Guru tidak membimbing siswa yang mendapat kesulitan dalam menemukan tema dan gagasan utama secara mendalam dan hanya melakukan bimbingan secara klasikal. 7) Membimbing Siswa dalam Menemukan Tema dan Gagasan Utama Deskriptor pada indikator ini adalah membimbing siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama, membimbing siswa membacakan hasil diskusi, membimbing anak yang kesulitan dalam menemukan tema dan gagasan utama, memberikan alokasi batas waktu. Pertemuan satu, guru memperoleh skor 3, karena guru tidak membimbing siswa yang kesulitan menemukan tema dan gagasan utama. Tetapi pada pertemuan berikutnya, tindakan ini telah diperbaiki. Guru berkeliling dalam setiap kelompok, sehingga siswa yang tidak paham, segera dibimbing oleh guru. Guru dalam membimbing siswa yang akan membacakan puisi, sebelum siswa maju, mereka diberi arahan dan menginstruksi kepada setiap siswa agar mempunyai persiapan matang sebelum membaca di depan kelas. 8) Membimbing Siswa dalam Menulis Puisi Deskriptor yang terdapat pada indikator ini adalah menjelaskan cara menulis puisi dengan model CIRC, membimbing siswa dalam menulis puisi, membantu siswa yang mengalami kesulitan menulis puisi, membantu siswa dalam menulis puisi sesuai tema dan gagasan utama. Pada pertemuan satu guru mendapat skor 3 karena tidak membimbing siswa yang mengalami kesulitan menulis puisi secara menyeluruh dan hanya membimbing beberapa siswa saja. Hal tersebut mempengaruhi siswa dalam mengerjakan evaluasi.
65
9) Memberikan Penguatan kepada Siswa Skor yang diperoleh pada aspek memberikan penguatan kepada siswa adalah 1. Aspek pada indikator ini meliputi deskriptor memberikan penguatan secara verbal, memberikan penguatan secara gestural, memberi penguatan dengan sentuhan, memberi penguatan dengan memberi penghargaan. Pada indikator memberikan penguatan kepada siswa, guru hanya melakukan penguatan secara verbal saja berupa kata-kata bagus dan pintar. Pemberian penguatan ini diberikan kepada siswa yang maju mempresentasikan hasil diskusi mengenai tema dan gagasan utama pada teks bacaan serta siswa yang berani maju membacakan puisi. 10) Menutup Pelajaran Indikator menutup pelajaran mencakup deskriptor menutup pelajaran sesuai alokasi waktu yang ditentukan, menyimpulkan materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, melakukan refleksi, dan memberikan umpan balik. Pada pertemuan satu, guru memperoleh skor 3, karena pada indikator ini guru melakukan tiga deskriptor meliputi: menutup pelajaran sesuai alokasi waktu, menyimpulkan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan melakukan refleksi. Guru tidak melakukan umpan balik berupa mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengukur tingkat pemahaman siswa. 4.1.1.1.2 Deskripsi Keterampilan Guru Pertemuan Dua Keterampilan guru dalam mengajarkan puisi melalui model CIRC pertemuan dua dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2013 dengan alokasi waktu 2x 35 menit dimulai pukul 09.00-10.10 WIB. Aspek indikator di dalam keterampilan guru ada
66
10 indikator dengan 4 deskriptor untuk setap satu indikator. Adapun penjelasan hasil keterampilan menulis puisi melalui model CIRC adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Keterampilan Guru Siklus Satu Pertemuan Dua No Indikator Deskriptor yang muncul Skor 1 2 3 4 1 Melaksanakan prapembelajaran √ √ √ √ 4 2 Melakukan apersepsi √ √ 2 sesuai dengan materi yang di ajarkan 3 Menyampaikan tujuan √ √ √ 3 pembelajaran 4 Menjelaskan materi pembelajaran √ √ √ √ 4 pada siswa 5 Membentuk kelompok heterogen √ 2 6 Membimbing masing-masing √ √ √ √ 4 kelompok dalam berdiskusi 7 Membimbing siswa dalam √ √ √ √ 4 menemukan tema dan gagasan utama 8 √ √ √ √ 4 Membimbing siswa menulis puisi 9 √ √ 2 Memberikan penguatan kepada siswa 10 Menutup pelajaran √ √ √ 3 Jumlah Skor 32 Kriteria Baik Keterangan: kurang: 10≤ skor <17, cukup: 17≤ skor <25, baik: 25≤ skor <33, sangat baik: 33≤ skor <40 Adapun penjelasan hasil observasi keterampilan guru siklus satu pertemuan dua adalah: 1) Melaksanakan Prapembelajaran Berdasarkan tabel hasil observasi, keterampilan guru dalam aspek prapembelajaran mendapat skor 4. Deskriptor pada indikator ini adalah menyiapkan ruangan, menyiapkan media berupa teks prosa meminta siswa untuk menyiapkan buku dan alat tulis, serta melakukan presensi. Guru menyiapkan teks prosa, me-
67
minta siswa menyiapkan buku dan alat tulis, dan sudah melakukan presensi terhadap kehadiran siswa, sehingga deskriptor pada indikator nampak semua. 2) Melakukan Apersepsi Sesuai dengan Materi yang Diajarkan Skor yang diperoleh guru dalam aspek melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang diajarkan adalah 2. Komponen pada indikator melakukan apersepsi yang terlaksana dalam penelitian siklus satu pertemuan dua ada 2 deskriptor yaitu bertanya tentang materi yang lalu dan bertanya tentang materi yang akan disampaikan. Deskriptor memotivasi siswa belum tampak merata. Pemberian motivasi seharusnya dilakukan secara menyeluruh, tetapi pada tahap ini motivasi hanya diberikan kepada beberapa siswa saja. Motivasi tersebut berupa kata-kata yaitu “Mari belajar tentang puisi supaya kalian bisa membuat puisi dan belajarnya yang semangat”. 3) Menyampaikan Tujuan Pembelajaran Berdasarkan tabel keterampilan guru skor yang diperoleh adalah 3. Deskriptor pada indikator ini adalah menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan tujuan dengan kalimat yang mudah dipahami, menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, menyampaikan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang digunakan. Deskriptor menyampaikan tujuan pembelajaran dengan kalimat yang mudah dipahami siswa belum terlaksana dengan baik. 4) Menjelaskan Materi Pembelajaran pada Siswa Berdasarkan tabel keterampilan guru, aspek menjelaskan materi pembelajaran pada siswa melalui model CIRC mendapatkan skor 4, karena semua aspek deskriptor terlaksana. Adapun deskriptor pada indikator ini adalah menjelaskan ma-
68
teri puisi dengan bahasa yang mudah dipahami siswa dengan model CIRC, menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran, memberi penekanan pada materi yang penting. 5) Membentuk Kelompok Heterogen Berdasarkan tabel keterampilan guru, diperoleh rata-rata 3. Deskriptor pada indikator ini adalah membentuk kelompok secara heterogen, mengkondisikan kelas saat pembentukan kelompok, mengatur tempat duduk kelompok dan menempatkan siswa ke dalam kelompok. Pada saat pembentukan kelompok heterogen, ada satu kelompok yang disusun secara heterogen hanya berdasarkan tingkatan kemampuan, tidak berdasarkan dengan jenis kelamin, sehingga deskriptor yang nampak hanya 3. Hal tersebut dilakukan sampai siklus satu pertemuan dua. Pembentukan kelompok berdasarkan tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. 6) Membimbing Masing-masing Kelompok dalam Berdiskusi Skor yang diperoleh pada indikator ini adalah 4. Pada indikator membimbing masing-masing kelompok dalam berdiskusi terdapat 4 deskriptor yaitu: membimbing siswa dalam diskusi kelompok, membimbing siswa menemukan tema dan gagasan utama, membimbing siswa yang kesulitan dalam menemukan tema dan gagasan utama, dan membimbing siswa untuk membacakan hasil diskusi. Guru sudah membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam berdiskusi secara menyeluruh. Guru mencermati setiap aktivitas siswa dalam diskusi, sehingga guru dapat melihat sejauh mana siswa yang bermasalah aktif atau pasif di dalam diskusi. Siswa yang masih pasif akan dikenai tindakan berupa penguatan yang lebih dibandingkan dengan siswa yang lain.
69
7) Membimbing Siswa dalam Menemukan Tema dan Gagasan Utama Deskriptor pada indikator ini adalah membimbing siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama, membimbing siswa membacakan hasil diskusi, membimbing anak yang kesulitan dalam menemukan tema dan gagasan utama, memberikan alokasi batas waktu. Guru memperoleh skor 4 pada pertemuan dua, karena guru membimbing siswa yang kesulitan menemukan tema dan gagasan utama. Guru berkeliling dalam setiap kelompok, sehingga siswa yang tidak paham, segera dibimbing oleh guru. Sebelum diskusi guru menjelaskan pengertian tema dan gagasan utama, kemudian memberikan contoh sehingga siswa mampu menemukan tema dan gagasan utama. 8) Membimbing Siswa dalam Menulis Puisi Deskriptor yang terdapat pada indikator ini adalah menjelaskan cara menulis puisi dengan model CIRC, membimbing siswa dalam menulis puisi, membantu siswa yang mengalami kesulitan menulis puisi, membantu siswa dalam menulis puisi sesuai tema dan gagasan utama. Skor yang diperoleh pada pertemuan dua adalah 4, karena guru melaksanaan semua komponen deskriptor pada indikator ini. Guru membimbing seluruh siswa secara merata, dan memberikan bimbingan kepada siswa dari awal hingga akhir secara mendalam. Guru juga menanyakan kepada masing-masing kelompok, apakah ada kesulitan dalam menemukan tema dan gagasan utama dalam teks prosa. 9) Memberikan Penguatan kepada Siswa Deskriptor pada indikator ini meliputi memberikan penguatan secara verbal, memberikan penguatan secara gestural, memberi penguatan dengan sentuhan,
70
memberi penguatan dengan memberi penghargaan. Pada pertemuan dua, skor yang diperoleh adalah 2. Guru melakukan penguatan secara verbal maupun gestural. Penguatan verbal yang dilakukan berupa pemberian kata “pintar”. Penguatan gestural berupa pemberian tepukan di pundak dan dengan ucapan pintar. Penguatan gestural yang diberikan juga berupa senyuman kepada siswa yang maju mempresentasikan hasil diskusi serta siswa yang membacakan puisi di depan kelas. 10) Menutup Pelajaran Pada indikator menutup pelajaran mencakup deskriptor menutup pelajaran sesuai alokasi waktu, menyimpulkan materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, melakukan refleksi, dan memberikan umpan balik. Pada pertemuan dua ini guru memperoleh skor 3, karena pada indikator ini guru melakukan tiga deskriptor meliputi: menutup pelajaran sesuai alokasi waktu, menyimpulkan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Guru belum memberikan umpan balik secara menyeluruh, guru belum maksimal dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai pembelajaran yang telah berlangsung. Guru juga tidak memberikan pertanyaan acak kepada siswa, sehingga guru kurang mampu memahami seberapa besar pengetahuan siswa terhadap pelajaran. Dalam indikator ini guru terfokus pada menyimpulkan hasil pembelajaran sesuai tujuan, dan pembimbingan kepada siswa yang mendapat permasalahan. Pembimbingan yang lebih terfokus kepada siswa yang bermasalah ini diharapkan dapat meminimalisir siswa yang mendapat skor di bawah KKM (65).
71
Dari data hasil keterampilan guru pertemuan satu dan dua, dapat disimpulkan sebagai berikut: Tabel 4.3 Keterampilan Guru Siklus Satu No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Skor Kriteria
Indikator Melaksanakan prapembelajaran Melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang diajarkan Menyampaikan tujuan pembelajaran Menjelaskan materi pembelajaran pada siswa Membentuk kelompok heterogen Membimbing masing-masing kelompok dalam berdiskusi Membimbing siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama Membimbing siswa dalam menulis puisi Memberikan penguatan kepada siswa Menutup pelajaran
Perolehan Skor Pertemuan I Pertemuan II 3 4 2 2
Rata-rata (PI+P2: 2) 3,5 2
4 3
3 4
3,5 3,5
3 3
2 4
2,5 3,5
3
4
3,5
3 1 3 28 Baik
4 2 3 32 Baik
3,5 1,5 3 30 Baik
Keterangan: PI: Pertemuan 1, PII: pertemuan 2 Berdasarkan tabel 4.3 Hasil Keterampilan Guru Siklus Satu, selengkapnya dapat dilihat diagram sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Hasil Keterampilan Guru Siklus Satu Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.1, keterampilan guru pada siklus satu selama pembelajaran menulis puisi melalui model CIRC mendapatkan skor 30, Perolehan tersebut diperoleh dari pertemuan satu mendapat skor 28 dan pertemuan
72
dua mendapat skor 32. Skor tersebut termasuk kategori baik, dan sudah mencapai indikator keberhasilan tetapi masih perlu ditingkatkan kembali. 4.1.1.2 Deskripsi Aktivitas Siswa Siklus Satu Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian dikelompokkan menjadi kegiatan visual, oral, mendengarkan, menulis, mental dan kegiatan emosional. Dari keenam pengelompokkan tersebut diperinci menjadi tujuan indikator yang disesuaikan dengan model CIRC. 4.1.1.2.1 Deskripsi Aktivitas Siswa Pertemuan Satu Data hasil aktivitas siswa dalam belajar puisi adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Aktivitas Siswa Siklus Satu Pertemuan Satu No
Indikator 1
Perolehan Skor 2 3 4
SM (x.y)
JS
R (JS:x)
%
1
Mempersiapkan diri dalam 0 0 4 32 144 140 3,89 97,2 pembelajaran 2 Bertanya dan menjawab 23 5 0 0 144 33 0,91 22,91 pertanyaan dalam pembelajaran 3 Mendengarkan penjelasan 2 21 10 3 144 86 2,39 59,7 yang diberikan guru 4 Berdiskusi dengan 7 19 7 3 144 78 2,16 54,16 kelompoknya 5 Keaktifan siswa dalam 0 7 19 8 144 103 2,86 71,5 menemukan tema dan gagasan utama pada teks prosa 6 Membacakan hasil diskusi 5 15 6 10 144 93 2,58 64,5 7 Menyimpulkan pembelajaran 7 11 16 2 144 85 2,36 59,02 bersama guru Jumlah skor 618 17,15 428,9 Persentase 61,3% Kriteria cukup keterangan:kurang: 7≤ skor <12, cukup: 12≤ skor<18, baik: 18≤ skor <24, sangat baik: 24≤ skor <28 Keterangan: SM= x.y (x= jumlah siswa, y= jumlah skor maksimal), SM: skor maksimal, JS: Jumlah skor, R: rata-rata, %: persentase
73
Adapun penjelasan dari tabel aktivitas siswa siklus satu pertemuan satu adalah: (1) Mempersiapkan Diri dalam Pembelajaran Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas siswa, kesiapan siswa dalam pembelajaran memperoleh skor 3,89 yang masuk kategori sangat baik, yang berarti secara keseluruhan siswa sudah siap mengikuti pelajaran. Deskriptor pada indikator mempersiapkan diri dalam pembelajaran adalah berbaris di depan kelas, hadir tepat waktu memasuki kelas sebelum pelajaran dimulai, menempati tempat duduk, dan mempersiapkan perlengkapan belajar. Tetapi ada siswa yang masih berada di luar kelas saat pembelajaran akan dimulai yaitu JS, kemudian guru memanggil JS untuk memasuki ruangan. (2) Bertanya dan Menjawab Pertanyaan dalam Pembelajaran Indikator bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran siswa mendapat kategori kurang dengan skor 0,91. Deskriptor pada indikator ini meliputi berani menanyakan hal yang kurang dipahami, bertanya dengan kalimat benar, menjawab pertanyaan dengan benar, dan menjawab pertanyaan dengan tenang. Siswa belum berani menanyakan hal yang kurang dipahami pada guru, dalam menjawab pertanyaan sebanyak 3 siswa tidak tenang, mereka cenderung menengok ke samping ke belakang dan dalam menjawabpun tidak percaya diri. Siswa yang menjawab masih tengok kesamping ke belakang adalah IKA, IIA, MDB. (3) Mendengarkan penjelasan yang diberikan guru Pada indikator ini skor yang diperoleh adalah 2,39. Pada pertemuan satu, sejumlah 2 siswa tidak duduk pada kursinya, mereka cenderung berdiri. Saat guru
74
menjelaskan ada siswa yang sibuk memainkan pulpennya tanpa menghiraukan guru yang sedang menjelaskan. Pada indikator ini banyak siswa yang telah mencatat penjelasan penting ketika guru sedang menjelaskan. Hal-hal penting tersebut meliputi pengertian puisi, unsur-unsur puisi, dll. (4) Berdiskusi dengan Kelompoknya Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas siswa, skor yang diperoleh adalah 2,16. Deskriptor pada indikator berdiskusi dengan kelompoknya adalah melakukan diskusi secara aktif, menjalankan diskusi seseuai model CIRC, dapat memotivasi teman-temannya, berdiskusi dalam menjawab pertanyaan. Pada indikator ini deskriptor yang sering tidak nampak pada setiap diskusi kelompok adalah memotivasi teman-temannya dalam satu kelompok. Mereka cenderung mendiskusikan dengan teman yang setingkat kemampuannya atau dianggap lebih pintar, sehingga siswa yang kurang pandai merasa terabaikan. Guru dalam membentuk kelompok sudah mempertimbangkan keheterogenannya, tetapi masih saja terdapat kekurangan yaitu tidak berdasarkan jenis kelamin. (5) Keaktifan Siswa dalam Menemukan Tema dan Gagasan Utama pada Teks Prosa Keaktifan siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama pada teks prosa ini mendapat skor 2,86. Deskriptor pada aspek ini adalah berdiskusi dengan kelompoknya, menemukan tema dan gagasan utama sesuai dengan instruksi guru, aktif menemukan tema dan gagasan utama, dan aktif mengeluarkan pendapat. Dalam menemukan tema dan gagasan utama ini masih banyak siswa yang tidak ak-
75
tif mendiskusikan yakni VTW, MDB, JS,IKA. Mereka cenderung pasif, tidak mau ikut berpendapat. (6) Membacakan Hasil Diskusi Skor yang diperoleh pada siklus satu adalah 2,58. Deskriptor pada indikator ini adalah kesiapan dalam membacakan hasil diskusi, aktif dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain, hasil yang dipresentasikan sesuai dengan permasalahan, dan menyimpulkan hasil diskusi. Indikator pada membacakan hasil diskusi yang tidak tampak adalah aktif dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Ketika guru membuka pertanyaan yang diajukan kepada seluruh siswa mengenai presentasi kelompok, banyak yang tidak aktif mengajukan pertanyaan, hal ini berpengaruh pada tidak adanya jawab-an pertanyaan yang disampaikan dari kelompok lain, akan tetapi siswa yang maju mempresentasikan cenderung siswa yang sama. Siswa yang mendapat permasalahan dalam pembelajaran puisi cenderung memiliki keinginan untuk maju ke depan. Hasil presentasi belum sesuai permasalahan, sebab dalam pembimbingan guru membimbing secara klasikal. (7) Menyimpulkan Pembelajaran Bersama Guru Deskriptor pada indikator ini adalah menyimpulkan materi secara lisan, menyimpulkan dengan bahasa yang baik dan benar, dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan lengkap, dan menyimpulkan materi dalam bentuk tertulis. Skor rata-rata yang diperoleh adalah 2,36 dengan kriteria baik. Siswa menyimpulkan materi secara lisan, menyimpulkan materi dengan lengkap, dan menyimpulkan materi secara tertulis telah dilakukan, tetapi menyimpulkan materi
76
dengan baik dan benar tidak terlaksana. Menyimpulkan materi yang disampaikan siswa tidak urut dan tidak dengan kalimat yang mudah dipahami. 4.1.1.2.2 Deskripsi Aktivitas Siswa Pertemuan Dua Data observasi aktivitas siswa kelas V SDN purwoyoso 03 Semarang yang berjumlah 36 siswa memperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Aktivitas Siswa Siklus Satu Pertemuan Dua No
Indikator
Perolehan Skor 2 3 4 0 11 25
SM (x.y) 144
JS
R (JS:x)
%
1 Mempersiapkan diri 0 133 3,69 92,6 dalam pembelajaran 2 Bertanya dan menjawab 7 27 0 0 144 61 1,69 42,36 pertanyaan dalam pembelajaran 3 Mendengarkan penjelasan 1 19 15 1 144 88 2,44 61,11 yang diberikan guru 4 Berdiskusi dengan 3 4 27 2 144 100 2,78 69,44 kelompoknya 5 Keaktifan siswa dalam 1 11 15 9 144 104 2,89 72,22 menemukan tema dan gagasan utama pada teks prosa 6 Membacakan hasil diskusi 0 17 12 7 144 98 2,72 68,05 7 Menyimpulkan pembel- 9 14 11 2 144 78 2,16 54,16 ajaran bersama guru Jumlah 21 318 273 184 1008 662 18,37 459,94 Persentase 65,70 kategori baik keterangan:kurang: 7≤ skor <12, cukup: 12≤ skor<18, baik: 18≤ skor <24, sangat baik: 24≤ skor <28 Keterangan: SM= x.y (x= jumlah siswa, y= jumlah skor maksimal), SM: skor maksimal, JS: Jumlah skor, R: rata-rata, dan %: persentase. 1
Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas siswa memperoleh skor 18,37 dengan kategori baik. Adapun penjelasan dari tabel aktivitas siswa siklus satu pertemuan dua adalah: 1) Mempersiapkan Diri dalam Pembelajaran Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas siswa, kesiapan siswa dalam pembelajaran memperoleh skor 3,69, yang berarti secara keseluruhan siswa sudah siap
77
mengikuti pelajaran. Deskriptor pada indikator mempersiapkan diri dalam pembelajaran adalah berbaris di depan kelas, hadir tepat waktu memasuki kelas sebelum pelajaran dimulai, menempati tempat duduk, dan mempersiapkan perlengkapan belajar. Pada pertemuan ini ada siswa yang tidak mempersiapkan perlengkapan belajar serta menempati tempat duduk dengan baik mereka masih berdiri mondar mandir disekitar tempat duduknya yakni RRP. Guru menegur dengan “Romadhon, bisa duduk tidak?”. 2) Bertanya dan Menjawab Pertanyaan dalam Pembelajaran Pada indikator bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran siswa mendapat kategori kurang. Hal ini ditunjukkan dengan skor pertemuan dua adalah 1,69. Deskriptor pada indikator ini meliputi berani menanyakan hal yang kurang dipahami, bertanya dengan kalimat benar, menjawab pertanyaan dengan benar, dan menjawab pertanyaan dengan tenang. Pada siklus satu pertemuan satu dan dua siswa belum berani menanyakan hal yang kurang dipahami pada guru. Mereka lebih memilih diam tetapi ada 1 siswa yang berani bertanya yakni VTW, yang biasanya pasif menjadi aktif. Hal ini disebabkan adanya pemberian motivasi yang dilakukan guru sehingga siswa tersebut lebih percaya diri. 3) Mendengarkan Penjelasan yang Diberikan Guru Pada aspek indikator ini skor yang diperoleh adalah 2,44. Deskriptor pada indikator ini adalah sikap duduk yang baik, memperhatikan penjelasan guru, mencatat hal-hal penting dan merespon penjelasan guru. Pada pertemuan dua siswa lebih banyak yang mendengarkan penjelasan daripada pertemuan satu, hal ini disebabkan usaha guru dalam menarik perhatian siswa dengan memberikan pen-
78
jelasan yang lebih terperinci, dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga mereka antusias mendengarkan. Hal ini terbukti dari adanya peningkatan hasil belajar menulis puisi. 4) Berdiskusi dengan Kelompoknya Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas siswa, skor yang diperoleh pada pertemuan dua adalah 2,78. Deskriptor pada indikator berdiskusi dengan kelompoknya adalah melakukan diskusi secara aktif, menjalankan diskusi sesuai model CIRC, dapat memotivasi teman-temannya, berdiskusi dalam menjawab pertanyaan. Indikator berdiskusi dengan kelompoknya, deskriptor yang sering tidak tampak pada setiap diskusi kelompok adalah memotivasi teman-temannya dalam satu kelompok. Mereka masih cenderung mendiskusikan dengan teman yang setingkat kemampuannya atau dianggap lebih pintar, sehingga siswa yang kurang pandai merasa terabaikan. Guru dalam membentuk kelompok sudah mempertimbangkan keheterogenannya, tetapi masih saja terdapat kekurangan yaitu masih ada 1 kelompok yang tidak berdasarkan jenis kelamin. 5) Keaktifan Siswa dalam Menemukan Tema dan Gagasan Utama pada Teks Prosa Keaktifan siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama pada teks prosa ini mendapat skor 2,89. Deskriptor pada aspek ini adalah berdiskusi dengan kelompoknya, menemukan tema dan gagasan utama sesuai dengan instruksi guru, aktif menemukan tema dan gagasan utama, dan aktif mengeluarkan pendapat. Dalam mendiskusikan untuk menemukan tema dan gagasan utama ada beberapa sis-
79
wa yang masih pasif serta tidak mau mengeluarkan pendapat saat berdiskusi yaitu MDB. 6) Membacakan Hasil Diskusi Deskriptor pada indikator ini adalah kesiapan dalam membacakan hasil diskusi, aktif dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain, hasil yang dipresentasikan sesuai dengan permasalahan, dan menyimpulkan hasil diskusi. Skor yang diperoleh pada pertemuan dua adalah 2,72. Indikator membacakan hasil diskusi yang tidak tampak adalah aktif dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Siswa masih belum banyak yang mengajukan pertanyaan untuk diajukan kepada kelompok lain jika ada yang belum paham. Hasil presentasi sesuai permasalahan, sebab dalam pembimbingan guru membimbing tidak secara klasikal tetapi kepada setiap kelompok, dengan menjelaskan definisi gagasan utama serta memberikan contoh, sehingga mereka dengan mudah menemukan gagasan utama dan tema. Siswa-siswa yang berani maju membacakan hasil diskusi adalah VTW, DIP, ASR, TMW, BMS, WS,dan PBM. 7)
Menyimpulkan Pembelajaran Bersama Guru Skor yang diperoleh pada pertemuan dua adalah 2,16. Hal ini berpengaruh pa-
da peningkatan skor menulis puisi sebelum diadakan penelitian. Menyimpulkan pembelajaran bersama guru meliputi deskriptor menyimpulkan materi secara lisan, menyimpulkan dengan bahasa yang baik dan benar, dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan lengkap, dan menyimpulkan materi dalam bentuk tertulis. Banyak siswa yang telah menyimpulkan materi secara lisan dan menyimpulkan materi secara lengkap.
80
Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa selama belajar menulis puisi melalui model CIRC pada siklus satu pertemuan satu dan dua, dapat disimpulkan sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Aktivitas Siswa Siklus Satu No 1 2 3 4 5
Indikator Mempersiapkan diri dalam pembelajaran Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran Mendengarkan penjelasan yang diberikan guru Berdiskusi dengan kelompoknya Keaktifan siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama pada teks prosa Membacakan hasil diskusi Menyimpulkan pembelajaran bersama guru
6 7 Skor Persentase Kategori
Jumlah Skor
Rata-rata (PI+P2):2
Pert I 3,89 0,91
Pert II 3,69 1,69
3,79 1,3
2,39
2,44
2,42
2,16 2,86
2,78 2,88
2,47 2,87
2,58 2,36 17,15 61,3% cukup
2,72 2,16 18,37 65,70% baik
2,65 2,26 17,76 63,5% cukup
Keterangan: Pert: pertemuan, PI: Pertemuan 1, PII: Pertemuan 2. Hasil rekapitulasi observasi aktivitas siswa pada siklus satu dalam pembelajaran menulis puisi diperoleh rata-rata 17,76 dengan kategori cukup dan dengan persentase 63,5%. Rekapitulasi data aktivitas siswa siklus satu dapat disajikan dalam grafik berikut:
Gambar 4.2 Grafik Hasil Aktivitas Siswa Siklus Satu
81
4.1.1.3 Paparan Hasil Keterampilan Menulis Puisi Siklus Satu Hasil belajar siswa dalam menulis puisi diukur dengan memberikan evaluasi pada setiap akhir pembelajaran, adapun hasil keterampilan menulis puisi siswa kelas V pada siklus satu adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Keterampilan Menulis Puisi Siklus Satu No Indikator perolehan skor SM JS Rata% (x.y) rata 1 2 3 4 (JS: x) 1 Ketepatan isi dan tema 0 2 3 31 144 137 3,805 90,2 2 Pemilihan kata 1 6 12 17 144 117 3,25 81,25 3 Penempatan rima 5 18 12 1 144 101 2,81 70,13 4 Pembaitan yang tepat 2 24 10 2 144 88 2,44 61,11 5 Tipografi 0 9 13 15 144 113 3,139 78,47 Jumlah skor total 556 2,944 381,16 Persentase 76,23% Keterangan: SM: skor maksimal, JS: jumlah skor, %: Persentase, x: banyaknya siswa, y: jumlah skor maksimal. Adapun penjelasan dari tabel 4.7 adalah sebagai berikut: (1)
Ketepatan Isi Pada aspek ketepatan isi terdapat 4 deskriptor yaitu puisi sesuai dengan te-
ma, puisi sesuai dengan gagasan utama, penyusunan tema saling berhubungan dengan gagasan utama, puisi sesuai isi. Skor yang diperoleh siswa yang mendapat 2 deskriptor yang muncul ada 2, 3 deskriptor yang muncul ada 3, dan 4 deskriptor yang muncul ada 31. Deskriptor yang sering tidak tampak adalah menyusun tema dan gagasan utama yang saling berhubungan. (2)
Pemilihan Kata Deskriptor pada pemilihan kata adalah ada 3 kata yang tidak tepat peng-
gunaannya, pemilihan kata yang menggunakan bahasa sehari-hari, pemilihan kata
82
yang bervariasi dan ekspresif, serta pemilihan kata sesuai tema dan gagasan utama. Pada aspek pemilihan kata, siswa masih sulit merangkai kata dengan bahasa yang mudah dipahami, serta belum menggunakan kata yang bervariasi dan ekspresif. Pemilihan kata yang digunakan cenderung biasa belum menggunakan majas, maupun gaya bahasa yang sesuai dengan tema. Skor yang diperoleh siswa yang mendapat 1 deskriptor ada 1, 2 deskriptor yang muncul ada 6, 3 deskriptor yang muncul ada 12, dan 4 deskriptor yang muncul ada 17. (3) Penempatan Rima Deskriptor pada aspek penempatan rima adalah pengulangan bunyi pada akhir baris, pengulangan bunyi pada akhir bait, pengulangan dengan sempurna, pengulangan bunyi dengan indah dan sempurna. Skor yang diperoleh siswa yang mendapat 1 deskriptor yang muncul ada 5, 2 deskriptor ada 18, 3 deskriptor yang muncul ada 12, dan 4 deskriptor ada 1. Pada indikator ini aspek yang sering tidak muncul adalah siswa membuat puisi dengan rima yang merdu dan sempurna. Siswa belum mampu memahami pengertian rima dengan jelas beserta contoh penggunaannya. (4)
Pembaitan yang Tepat Deskriptor pembaitan yang tepat meliputi setiap bait menggambarkan tema
kurang lengkap, setiap bait menggambarkan gagasan utama kurang lengkap, setiap bait menggambarkan tema dengan lengkap, setiap bait menggambarkan gagasan utama dengan lengkap. Skor yang diperoleh siswa yang mendapat 1 deskriptor ada 2, 2 deskriptor yang muncul ada 24, 3 deskriptor yang muncul ada 10, dan 4 deskriptor yang muncul ada 2. Pada indikator ini masih banyak siswa yang
83
belum mampu membuat puisi yang setiap baitnya mengambarkan tema dan gagasan utama dengan lengkap. (5)
Tipografi Deskriptor pada indikator tipografi meliputi isi menggambarkan gagasan uta-
ma, pengaturan barisnya rapi, penggunaan gaya bahasa tepat, dan pengaturan bait yang indah. Skor yang diperoleh siswa yang mendapat 1 deskriptor yang muncul ada 0, 2 deskriptor ada 9, 3 deskriptor ada 13, dan 4 deskriptor ada 14. Dalam aspek ini siswa belum mampu menggunakan gaya bahasa yang tepat. Pada siklus satu ada 31 siswa yang mendapat skor di atas KKM (≥65) dan ada 5 siswa yang mendapat skor di bawah KKM dengan kriteria ketuntasan belajar klasikal yaitu 86,11%. Skor tertinggi diperoleh oleh VR, ANJ yaitu 90, dan skor terendah diperoleh SRD dengan skor 50. 4.1.1.4 Refleksi Refleksi tindakan pada siklus satu lebih difokuskan pada masalah yang muncul selama tindakan. Adapun permasalahan yang muncul dalam pembelajaran adalah: 4.1.1.4.1 Keterampilan Guru Keterampilan guru pada siklus satu termasuk kategori baik, tetapi masih ada kekurangan yaitu: 1) Dalam menjelaskan materi tidak berurutan sehingga siswa kurang memahami materi.
84
2) Pada pengaturan posisi tempat duduk untuk membentuk kelompok, masih kurang terkondisi dengan baik, sehingga beberapa siswa kebingungan mencari kelompoknya. 3) Guru belum memotivasi siswa dalam kelompok secara satu persatu. 4) Pembentukan kelompok sudah heterogen tetapi masih berdasarkan tingkat kemampuan bukan berdasarkan jenis kelamin. 5) Guru hanya memberikan penguatan verbal dan gestural saja. 4.1.1.4.2 Aktivitas Siswa Aktivitas siswa selama kegiatan berlangsung pada siklus satu mendapat kategori cukup, dan masih perlu diperbaiki yaitu: 1) Siswa masih malu-malu untuk bertanya. 2) Siswa dalam menjawab masih belum percaya diri. 3) Dalam pembentukan kelompok masih ada siswa yang meremehkan teman dalam satu kelompoknya. 4) Dalam pembentukan kelompok masih ada siswa yang protes dengan pembentukan kelompok yang dibentuk guru. 5) Pada saat mendiskusikan LKS, ada beberapa siswa yang belum bekerja sama dengan baik. 6) Siswa masih mondar mandir saat pembelajaran. 4.1.1.4.3 Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada siklus satu mendapat ketuntasan klasikal 88,89% atau 31 dari 36 siswa mendapat skor di atas KKM (≥65). Adapun perbaikan yang harus dilaksanakan dalam keterampilan menulis puisi adalah:
85
1) Aspek ketepatan isi, sebagian besar siswa membuat bait puisi kurang menjelaskan gagasan utama. 2) Aspek pemilihan kata, siswa masih menggunakan bahasa sehari-hari, tidak menggunakan majas dalam pembuatan puisi. 3) Aspek penempatan rima, siswa belum mampu membuat rima dengan sempurna dan indah. Hasil refleksi tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi melalui model CIRC sudah mencapai indikator keberhasilan tetapi perlu ditingkatkan ke siklus dua, karena masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. 4.1.1.5. Revisi Berdasarkan hasil refleksi yang telah diuraikan di atas, maka hal-hal yang harus diperbaiki adalah: 4.1.1.5.1 Keterampilan Guru Perbaikan yang harus dilakukan oleh guru untuk meningkatkan pembelajaran menulis puisi adalah: 1) Guru harus mempresensi siswa untuk mengetahui kehadiran siswa dan mengetahui nama setiap siswa. 2) Guru harus memotivasi seluruh siswa secara individu. 3) Guru dalam menjelaskan tujuan dan materi secara berurutan sehingga siswa mudah mengerti. 4) Guru harus memberikan penguatan verbal, gestural, sentuhan dan penghargaan.
86
5) Dalam pembentukan kelompok harus berdasarkan keheterogenan. 6) Dalam membentuk kelompok, guru harus menuliskan nama kelompok di depan papan tulis, sehingga siswa tidak protes. 7) Pemberian tindak lanjut terhadap evaluasi di akhir siklus. 4.1.1.5.2 Aktivitas Siswa Aktivitas siswa selama pembelajaran siklus satu mendapat kategori cukup, dan perbaikan harus dilaksanakan dalam meningkatkan aktivitas siswa dalam siklus satu adalah: 1) Menegur siswa yang masih belum siap dalam pembelajaran. 2) Memotivasi siswa untuk bertanya dana menjawab dengan percaya diri. 3) Guru harus memberikan pengertian kepada siswa untuk untuk tidak membeda-bedakan teman. 4) Menegur siswa yang masih mondar mandir dalam pembelajaran. 5) Mengaktifkan siswa yang pasif dalam pembelajaran. 4.1.1.5.3 Hasil Belajar Siswa dalam Menulis Puisi Pada keterampilan menulis puisi melalui model CIRC pada siklus satu mendapat kategori baik, namun masih perlu perbaikan yang harus dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis puisi adalah: 1) Guru harus menjelaskan cara membuat puisi sesuai tema dan gagasan utama. 2) Guru harus terampil dalam menjelaskan puisi mengenai tipografi, rima, majas dan pembaitan yang tepat. 3) Guru harus menjelaskan pengertian gagasan utama secara rinci beserta contoh.
87
4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus Dua Deskripsi data pelaksanaan tindakan siklus dua meliputi deskripsi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan menulis puisi. 4.1.2.1 Deskripsi Keterampilan Guru Siklus Dua Observasi keterampilan guru dalam menulis puisi melalui model CIRC dilakukan pada pertemuan satu dan dua, yang akan dijelaskan sebagai berikut: 4.1.2.1.1
Deskripsi Keterampilan Guru Pertemuan Satu
Berdasarkan hasil observasi langsung pada saat guru mengajar puisi melalui model CIRC pada siklus dua pertemuan satu diperoleh data sebagai berikut. Tabel 4.8 Keterampilan Guru Siklus Dua Pertemuan Satu No
Indikator
1 2
Melaksanakan prapembelajaran Melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang diajarkan 3 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 Menjelaskan materi pembelajaran pada siswa 5 Membentuk kelompok heterogen 6 Membimbing masing-masing kelompok dalam berdiskusi 7 Membimbing siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama 8 Membimbing siswa dalam menulis puisi 9 Memberikan penguatan kepada siswa 10 Menutup pelajaran Rata-rata Kategori
1 √ √
Deskriptor tampak 2 3 4 √ √ √ √ √ -
Skor 4 3
√ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √
√ √
2 4 3 4
√
√
√
√
4
√ √ √ 0
√ √ √ 4
√ √ 12
√ 16
4 2 3 33 Sangat baik Keterangan: kurang: 10≤ skor <17, cukup: 17≤ skor <25, baik: 25≤ skor <33, sangat baik: 33≤ skor <40
Berdasarkan tabel hasil observasi keterampilan guru siklus dua pertemuan satu, dapat dilihat bahwa skor siklus dua pertemuan satu adalah 33 dengan kategori sangat baik. Adapun penjelasannya dari setiap indikator keterampilan guru adalah:
88
(1)
Melaksanakan Prapembelajaran Skor yang diperoleh pada indikator melaksanakan prapembelajaran adalah 4.
Komponen pada indikator melaksanakan prapembelajaran meliputi: menyiapkan ruangan, menyiapkan media berupa teks prosa, meminta siswa untuk menyiapkan buku dan alat tulis, serta melakukan presensi. Deskriptor di atas pada pertemuan satu tampak semua. (2)
Melakukan Apersepsi Sesuai Materi yang Diajarkan Skor yang diperoleh adalah 3. Deskriptor pada komponen indikator ini me-
liputi bertanya tentang materi yang lalu, bertanya tentang materi yang akan disampaikan, Menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa (verbal maupun non verbal). Tetapi dalam pertemuan satu, pemberian motivasi sudah menyeluruh tetapi hanya verbal. Pemberian motivasi secara verbal yang diberikan guru berupa kata-kata “Semangat belajar ya anak-anak!”. (3)
Menyampaikan Tujuan Pembelajaran Skor yang diperoleh adalah 2. Komponen pada indikator menyampaikan tuju-
an pembelajaran adalah menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan tujuan dengan kalimat yang mudah dipahami, menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, menyampaikan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang digunakan. Guru melakukan dua deskriptor pada indikator menyampaikan tujuan pembelajaran yakni menyampaikan tujuan dan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan. Penyampaian tujuan pembelajaran tidak jelas, tidak dengan kalimat yang
89
mudah dimengerti siswa. Tujuan pembelajaran disampaikan setelah guru menjelaskan pengertian puisi, hal ini menyebabkan pemahaman siswa tidak terarah. (4) Menjelaskan Materi Pembelajaran pada Siswa Berdasarkan tabel hasil observasi keterampilan guru, skor yang diperoleh adalah 4. Pada pertemuan satu, guru menjelaskan materi puisi secara berurutan, menjelaskan materi puisi dengan bahasa yang mudah dipahami siswa dengan model CIRC, menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran, memberi penekanan pada materi yang penting. Guru melakukan semua deskriptor yang ada pada indikator menjelaskan materi pembelajaran. (5) Membentuk Kelompok Heterogen Berdasarkan tabel hasil observasi keterampilan guru, guru mendapatkan ratarata 3. Pada saat pembentukan kelompok heterogen, semua kelompok telah disusun secara heterogen berdasarkan tingkat kemampuan dan jenis kelamin, tetapi masih ditemukan satu yang tidak berdasarkan jenis kelamin. Dalam membentuk kelompok guru menempatkan siswa ke dalam tempat duduk kelompok serta mengkondisikan kelas saat pembentukan kelompok. (6) Membimbing Masing-masing Kelompok dalam Berdiskusi Skor yang didapat pada indikator ini adalah 4. Deskriptor pada indikator ini adalah membimbing siswa dalam diskusi kelompok, membimbing siswa menemukan tema dan gagasan utama, membimbing siswa yang kesulitan, membimbing siswa untuk membacakan hasil diskusi. Pada pertemuan satu, guru sudah membimbing siswa yang mendapat kesulitan dalam berdiskusi menemukan tema dan gagasan utama. Pada pertemuan ini guru menganalisis secara seksama terhadap
90
siswa yang bermasalah, kemudian ia membimbing saat diskusi, dengan menjelaskan langkah pembuatan puisi yang sesuai dengan tema dan gagasan utama. (7)
Membimbing Siswa dalam Menemukan Tema dan Gagasan Utama Guru mendapatkan skor 4 pada indikator membimbing siswa dalam me-
nemukan tema dan gagasan utama. Deskriptor pada indikator ini adalah membimbing siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama, membimbing siswa untuk membacakan hasil diskusi mengenai tema dan gagasan utama teks prosa, membimbing siswa yang kesulitan dalam menemukan tema dan gagasan utama, dan memberikan alokasi batas waktu. Guru membimbing semua kelompok kemudian menjelaskan pengertian tema dan gagasan utama serta menjelaskan contohnya. (8) Membimbing Siswa dalam Menulis Puisi Skor yang diperoleh pada indikator membimbing siswa dalam menulis puisi adalah 4. Deskriptor pada indikator ini adalah menjelaskan cara menulis puisi melalui model CIRC, membimbing siswa dalam menulis puisi, membantu siswa yang mengalami kesulitan menulis puisi dan membantu siswa dalam menulis puisi sesuai tema dan gagasan utama. Guru telah membantu siswa yang mengalami kesulitan menulis puisi. Guru melakukan pendekatan secara individual dengan siswa yang mengalami permasalahan menulis puisi, sehingga pada saat evaluasi siswa bisa mengerjakan dan mendapat skor di atas KKM. (9) Memberikan Penguatan kepada Siswa Skor yang diperoleh pada indikator ini adalah adalah 2 Pada pertemuan satu guru hanya melakukan penguatan secara verbal dan gestural saja. Siswa yang
91
maju mempresentasikan hasil diskusi diberi penguatan verbal berupa kata bagus, pintar, dan penguatan gestural berupa senyum serta tepuk tangan. Penguatan berupa penghargaan tidak ada. (10) Menutup Pelajaran Pada indikator ini guru melakukan 3 deskriptor meliputi: menutup pelajaran sesuai alokasi waktu, menyimpulkan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, melakukan refleksi dan evaluasi. Pada pertemuan satu, guru belum melakukan umpan balik. Guru hanya menanyakan apakah semua sudah paham dengan pembelajaran tanpa mengecek pemahaman siswa dengan pertanyaan acak maupun pertanyaan yang diberikan dengan cara menunjuk siswa untuk menjawab. 4.1.2.1.2 Deskripsi Keterampilan Guru Pertemuan Dua Hasil observasi keterampilan guru siklus dua pertemuan dua dalam pembelajaran menulis puisi melalui model CIRC pada siswa kelas V adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Keterampilan Guru Siklus Dua Pertemuan Dua No 1 2
Indikator
Melaksanakan prapembelajaran Melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang di ajarkan 3 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 Menjelaskan materi pembelajaran pada siswa 5 Membentuk kelompok heterogen 6 Membimbing masing-masing kelompok dalam berdiskusi 7 Membimbing siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama 8 Membimbing siswa dalam menulis puisi 9 Memberikan penguatan kepada siswa 10 Menutup pelajaran Jumlah Skor Kriteria
Deskriptor yang tampak 1 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ -
Skor 4 3
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
4 4 4 4 4
√ √ √ 0
√ √ √ 0
√ √ 9
√ √ 28
4 3 3 37 Sangat baik
92
Dari tabel hasil keterampilan guru, skor yang diperoleh adalah 37 dengan kategori sangat baik. Adapun penjelasannya adalah: (1) Melaksanakan Prapembelajaran Skor yang diperoleh adalah 4. Komponen pada indikator melaksanakan prapembelajaran meliputi: menyiapkan ruangan, menyiapkan media berupa teks cerita, meminta siswa untuk menyiapkan buku dan alat tulis, serta melakukan presensi. Semua deskriptor tersebut pada pertemuan satu maupun dua dapat terlaksana dengan baik. (2) Melakukan Apersepsi Sesuai Materi yang Diajarkan Skor yang diperoleh adalah 3. Deskriptor pada komponen indikator ini meliputi bertanya tentang materi yang lalu, bertanya tentang materi yang akan disampaikan, Menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa (verbal maupun non verbal). Tetapi dalam pertemuan satu maupun dua, pemberian motivasi sudah menyeluruh tetapi hanya verbal berupa “semangat belajar ya anak-anak!”. (3) Menyampaikan Tujuan Pembelajaran Skor yang diperoleh siswa adalah 4. Komponen pada indikator menyampaikan tujuan pembelajaran adalah menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan tujuan dengan kalimat yang mudah dipahami, menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, menyampaikan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang digunakan. Pada pertemuan dua, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan kalimat yang mudah dipahami, guru menyampaikan kegiatan pembelajaran, dan semua deskriptor pada siklus dua ini berjalan lancar dan terlaksana semua.
93
(4) Menjelaskan Materi Pembelajaran pada Siswa Berdasarkan tabel hasil observasi keterampilan guru, skor yang diperoleh adalah 4. guru menjelaskan materi puisi secara berurutan, menjelaskan materi puisi dengan bahasa yang mudah dipahami siswa dengan model CIRC, menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran, memberi penekanan pada materi yang penting. Pada pertemuan dua ini guru melakukan semua deskriptor yang ada pada indikator menjelaskan materi pembelajaran. (5) Membentuk Kelompok Heterogen Berdasarkan tabel hasil observasi keterampilan guru, guru mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik. Pada saat pembentukan kelompok heterogen, semua kelompok telah disusun secara heterogen berdasarkan tingkatan kemampuan dan jenis kelamin. Pada pembentukan kelompok ini guru menggunakan siasat dengan membuat kartu kotak yang berisi nama kelompok dan anggota, sehingga saat pembentukan kelompok siswa tidak protes. (6) Membimbing Masing-masing Kelompok dalam Berdiskusi Skor yang didapat pada indikator ini adalah 4. Deskriptor pada indikator ini adalah membimbing siswa dalam diskusi kelompok, membimbing siswa menemukan tema dan gagasan utama, membimbing siswa yang kesulitan, membimbing siswa untuk membacakan hasil diskusi. Guru sudah membimbing siswa yang mendapat kesulitan dalam menemukan tema dan gagasan utama. Pada pertemuan ini guru menganalisis secara seksama terhadap siswa yang bermasalah, kemudian membimbing saat diskusi, dengan menjelaskan langkah pembuatan puisi yang sesuai dengan tema dan gagasan utama.
94
(7) Membimbing Siswa dalam Menemukan Tema dan Gagasan Utama Indikator membimbing siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama, guru mendapatkan skor 4. Deskriptor pada indikator ini adalah membimbing siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama, membimbing siswa untuk membacakan hasil diskusi mengenai tema dan gagasan utama teks prosa, membimbing anak yang kesulitan, dan memberikan alokasi batas waktu. Guru membimbing semua kelompok baik secara individual maupun kelompok. Guru menjelaskan pengertian tema dan gagasan utama serta menjelaskan contohnya. (8) Membimbing Siswa dalam Menulis Puisi Indikator membimbing siswa dalam menulis puisi, skor yang diperoleh 4. Deskriptor pada indikator ini adalah menjelaskan cara menulis puisi melalui model CIRC, membimbing siswa dalam menulis puisi, membantu siswa yang mengalami kesulitan menulis puisi dan membantu siswa dalam menulis puisi sesuai tema dan gagasan utama. Guru telah membantu siswa yang mengalami kesulitan menulis puisi, guru melakukan pendekatan secara individual dengan siswa yang mengalami permasalahan menulis puisi, sehingga pada saat evaluasi siswa bisa mengerjakan dan mendapat skor di atas KKM. Guru melakukan bimbingan secara penuh dan mendalam. (9) Memberikan Penguatan kepada Siswa Skor yang diperoleh pada indikator memberikan penguatan kepada siswa adalah 3. Pada pertemuan dua, guru melakukan penguatan secara verbal maupun gestural, penghargaan. Sebelum pelaksanaan tindakan guru telah membuat bintang sebagai penguatan dalam bentuk penghargaan dan membuat gambar wajah
95
senyum untuk diberikan kepada siswa yang maju mempresentasikan hasil diskusi serta berani membacakan puisi. penguatan verbal yang dilakukan guru berupa kata “bagus” dan “pintar”. (10) Menutup Pelajaran Pada indikator ini guru melakukan tiga deskriptor meliputi: menutup pelajaran sesuai alokasi waktu, menyimpulkan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan melakukan refleksi. Pertemuan satu dan dua hal yang dilakukan masih sama. Guru tidak mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengukur pemahaman mereka. Dalam memberikan umpan balik seharusnya guru menggunakan pertanyaan bergilir setelah pembelajaran selesai, ketika tidak ada pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Dari penjelasan di atas, pada pertemuan satu dan dua, dapat direkapitulasikan hasil keterampilan guru pada siklus dua yaitu sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Keterampilan Guru Siklus Dua No
Indikator
1 2 3 4 5
Melaksanakan prapembelajaran Melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang di ajarkan Menyampaikan tujuan pembelajaran Menjelaskan materi pembelajaran pada siswa Membentuk kelompok heterogen
4 3 2 4 3
4 3 4 4 4
Rata-rata (PI+PII): 2 4 3 3 4 3,5
6 7
Membimbing masing-masing kelompok dalam berdiskusi Membimbing siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama Membimbing siswa dalam menulis puisi Memberikan penguatan kepada siswa Menutup pelajaran
4 4
4 4
4 4
4 2 3 33 Sangat baik
4 3 3 37 Sangat baik
4 2,5 3 35 Sangat baik
8 9 10 Skor Kategori
Keterangan: PI: Pertemuan 1, PII: Pertemuan 2.
Pertemuan I II
96
Berdasarkan tabel 4.10, selengkapnya disajikan dalam tabel perbandingan keterampilan guru sebagai berikut:
Gambar 4.3 Grafik Hasil Keterampilan Guru Siklus Dua Berdasarkan tabel dan grafik hasil keterampilan guru siklus dua dalam pembelajaran menulis puisi mellaui model CIRC mendapat skor 35 dengan kategori sangat baik. Perolehan tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan keterampilan guru yakni mendapat skor sekurang-kurangnya baik (25≤ skor <33). 4.1.2.2 Deskripsi Aktivitas Siswa Siklus Dua Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian dikelompokkan menjadi kegiatan visual, oral, mendengarkan, menulis, mental dan kegiatan emosional. Dari keenam pengelompokkan tersebut diperinci menjadi tujuan indikator yang disesuaikan dengan model CIRC. Adapun deskripsi aktivitas siswa selama pembelajaran menulis puisi melalui model CIRC pada siklus dua, sebagai berikut: 4.1.2.2.1 Deskripsi Aktivitas Siswa Pertemuan Satu Hasil aktivitas siswa pertemuan satu dalam pembelajaran menulis puisi melalui model CIRC, diperoleh data sebagai berikut:
97
Tabel 4.11 Hasil Aktivitas Siswa Siklus Dua pertemuan Satu No
Indikator
1
Mempersiapkan diri dalam pembelajaran 2 Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran 3 Mendengarkan penjelasan yang diberikan guru 4 Berdiskusi dengan kelompoknya 5 Keaktifan siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama pada teks prosa 6 Membacakan hasil diskusi 7 Menyimpulkan pembelajaran bersama guru Jumlah skor Persentase Kategori
Perolehan Skor 1 2 3 4 0 0 4 32
SM (x.y) 144
0
20
14
2
0
0
12
0
0
0
0 0
JS 140
R (JS:x) 3,89
% 97,22
144
100
2,77
69,44
24
144
102
2,83
70,83
31
5
144
113
3,13
78,47
0
15
21
144
120
3,58
83,33
0 4
19 16
17 16
144 144
125 120
3,47 3,3
86,81 83,33
820
22,97
569,43 81,34 baik
Keterangan: SM: x.y, (x: jumlah siswa, y: jumlah skor maksimal), SM: Skor maksimal, J: Jumlah, JS: jumlah skor, R: rata-rata, %: persentase. Skor yang diperoleh pada siklus dua pertemuan satu adalah 22,97 dengan kategori baik. Adapun penjelasan dari hasil aktivitas siswa siklus dua pertemuan satu adalah: (1) Mempersiapkan Diri dalam Pembelajaran Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas siswa, kesiapan siswa dalam pembelajaran memperoleh skor 3,89 yang masuk kategori sangat baik, yang berarti secara keseluruhan siswa sudah siap mengikuti pelajaran. Deskriptor pada indikator mempersiapkan diri dalam pembelajaran adalah berbaris di depan kelas, hadir tepat waktu memasuki kelas sebelum pelajaran dimulai, menempati tempat duduk, dan mempersiapkan perlengkapan belajar, tetapi masih ada 4 siswa yang ti-
98
dak mempersiapkan perlengkapan belajar. Pada indikator ini, sebelumnya siswasiswa yang tidak tertarik mengikuti pembelajaran puisi pada siklus satu, saat siklus dua sudah tertarik, walaupun masih ada beberapa siswa yang menunjukkan ketidaktertarikannya yakni NEAS. (2) Bertanya dan Menjawab Pertanyaan dalam Pembelajaran Pada indikator bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran siswa mendapat rata-rata skor 2.77. Deskriptor pada indikator ini meliputi berani menanyakan hal yang kurang dipahami, bertanya dengan kalimat benar, menjawab pertanyaan dengan benar, dan menjawab pertanyaan dengan tenang. Pada siklus satu dan dua siswa sudah berani menanyakan hal yang kurang dipahami pada guru namun hanya 2 siswa yang berani pada siklus dua pertemuan satu. Pada siklus dua ini mengalami kemajuan yakni siswa berani menjawab pertanyaan yang guru ajukan. Mereka sudah memiliki kepercayaan diri dalam menjawab, tetapi dalam bertanya masih kurang. Rasa percaya diri pada siswa ini terjadi karena adanya usaha dari guru untuk melakukan pendekatan secara emosional, sehingga guru lebih mudah mengajak siswa untuk mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh. (3) Mendengarkan Penjelasan yang Diberikan Guru Pada indikator ini skor yang diperoleh adalah 2,83. Skor yang diperoleh mengalami kenaikan sebab pada pertemuan satu ada beberapa siswa yang tidak merespon penjelasan guru dan mencatat hal-hal penting. Pada siklus selanjutnya siswa sudah banyak yang merespon penjelasan guru dan mencatat hal-hal penting serta menempati tempat duduk dengan posisi yang baik. Siswa-siswa pada siklus satu masih menengok ke samping ke belakang sudah tidak ada, mereka men-
99
dengarkan penjelasan guru. Siswa-siswa yang asyik memainkan pulpen pada siklus ini juga sudah tidak bermain sewaktu pelajaran berlangsung. Adapun deskriptor pada aspek mendengarkan penjelasan yang diberikan guru adalah sikap duduk yang baik, memperhatikan penjelasan guru, mencatat hal-hal penting dan merespon penjelasan guru. (4) Berdiskusi dengan Kelompoknya Indikator berdiskusi dengan kelompoknya memperoleh skor 3,13. Deskriptor pada indikator berdiskusi dengan kelompoknya adalah melakukan diskusi secara aktif, menjalankan diskusi sesuai model CIRC, dapat memotivasi teman-temannya, berdiskusi dalam menjawab pertanyaan. Dalam aspek berdiskusi dengan kelompoknya, deskriptor memotivasi teman dalam satu kelompok kurang terlaksana dengan baik sebab ada be-berapa siswa yang masih mementingkan dirinya, tanpa memotivasi orang lain untuk bisa mengerjakan tugas kelompok dengan baik. Dalam berkelompok pun, siswa-siswa yang menganggap remeh terhadap kemampuan temannya sudah tidak terjadi lagi, sejalan dengan pengertian yang telah diberikan oleh guru. (5) Keaktifan Siswa dalam Menemukan Tema dan Gagasan Utama pada Teks Prosa Keaktifan siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama pada teks prosa ini mendapat skor 3,58. Deskriptor pada aspek ini adalah berdiskusi dengan kelompoknya, menemukan tema dan gagasan utama sesuai dengan instruksi guru, aktif menemukan tema dan gagasan utama, dan aktif mengeluarkan pendapat. Hampir sebagian siswa sudah aktif dalam melaksanakan diskusi mengenai tema
100
dan gagasan utama pada teks bacaan. Mereka juga sudah memahami makna dan definisi tema serta gagasan utama pada teks prosa. (6) Membacakan Hasil Diskusi Pertemuan satu memperoleh skor adalah 3,47. Indikator membacakan hasil diskusi yang tidak tampak adalah aktif dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Siswa yang aktif membacakan hasil diskusi mengenai teks bacaan taman kota adalah RRP, YSDPY, DIP, LS, E, ANJ. Pada aspek indikator ini banyak siswa yang antusias ketika akan membacakan hasil diskusi namun guru menunjuk siswa-siswa yang dianggap kurang dalam pembelajaran. (7) Menyimpulkan pembelajaran bersama guru Skor yang diperoleh pada siklus dua pertemuan satu adalah 3,3. Menyimpulkan pembelajaran bersama guru pada indikator ini terdapat 4 deskriptor yaitu: menyimpulkan materi secara lisan, menyimpulkan dengan bahasa yang baik dan benar, dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan lengkap, dan menyimpulkan materi dalam bentuk tertulis. Banyak siswa yang telah menyimpulkan materi secara lisan dan menyimpulkan materi secara lengkap. Mereka antusias dalam menyimpulkan pembelajaran, mereka juga mencatat hal-hal pen-ting dari guru. 4.1.2.2.2 Deskripsi Aktivitas Siswa Pertemuan Dua Hasil aktivitas siswa pada siklus dua pertemuan dua dalam pembelajaran menulis puisi melalui model CIRC memperoleh data sebagai berikut:
101
Tabel 4.12 Hasil Aktivitas Siswa Siklus Dua Pertemuan Dua No
Indikator
1
Mempersiapkan diri dalam pembelajaran 2 Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran 3 Mendengarkan penjelasan yang diberikan guru 4 Berdiskusi dengan kelompoknya 5 Keaktifan siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama pada teks bacaan 6 Membacakan hasil diskusi 7 Menyimpulkan pembelajaran bersama guru Jumlah persentase Kategori
Perolehan skor 1 2 3 4 0 0 4 32
SM (x.y) 144
0
32
4
0
0
2
9
0 0
0 0
0 0
1 4
JS 140
Skor (JS:x) 3,89
97,2
144
78
2,16
54,16
25
144
131
3,63
90,97
31 8
5 28
144 144
113 136
3,13 3,77
78,47 94,44
26 8
9 24
144 144
116 126
3,2 3,5
80,56 87,50
840
23,28
583,3 83,32 baik
Keterangan: SM: x.y, (x: jumlah siswa, y: jumlah skor maksimal), SM: Skor maksimal, JS: jumlah skor, R: rata-rata, %: persentase. Skor yang diperoleh pada siklus dua pertemuan dua adalah 23,28 dengan kategori baik. Adapun penjelasan dari tabel aktivitas siswa siklus dua pertemuan dua adalah: (1) Mempersiapkan Diri dalam Pembelajaran Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas siswa, kesiapan siswa dalam pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,89 yang masuk kategori sangat baik, yang berarti secara keseluruhan siswa sudah siap mengikuti pelajaran. Deskriptor pada indikator mempersiapkan diri dalam pembelajaran adalah berbaris di depan kelas, hadir tepat waktu memasuki kelas sebelum pelajaran dimulai, menempati tempat duduk, dan mempersiapkan perlengkapan belajar. Pada indikator ini, sebelumnya siswa-siswa yang tidak tertarik mengikuti pembelajaran puisi pada siklus satu,
%
102
saat siklus dua sudah tertarik. Hal ini terbukti dengan antusiasme siswa yang terlihat, ketika temannya membacakan puisi yang terdapat pada kertas kotak ditempel di papan tulis. (2) Bertanya dan Menjawab Pertanyaan dalam Pembelajaran Skor yang diperoleh pada indikator bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran adalah 2,16. Deskriptor pada indikator ini meliputi berani menanyakan hal yang kurang dipahami, bertanya dengan kalimat benar, menjawab pertanyaan dengan benar, dan menjawab pertanyaan dengan tenang. Pada pertemuan ini, siswa sudah berani menjawab pertanyaan dengan tenang selama pembelajaran maupun diskusi. Namun masih terdapat kekurangan yakni siswa aktiflah yang banyak menjawab maupun bertanya. (3) Mendengarkan Penjelasan yang Diberikan Guru Skor yang diperoleh pada indikator mendengarkan penjelasan yang diberikan guru adalah 3,63. Skor yang diperoleh mengalami kenaikan sebab pada pertemuan satu ada beberapa siswa yang tidak merespon penjelasan guru dan mencatat halhal penting. Pada siklus selanjutnya siswa sudah banyak yang merespon penjelasan guru dan mencatat hal-hal penting serta menempati tempat duduk dengan posisi yang baik. Adapun deskriptor pada aspek mendengarkan penjelasan yang diberikan guru adalah sikap duduk yang baik, memperhatikan penjelasan guru, mencatat hal-hal penting dan merespon penjelasan guru. (4) Berdiskusi dengan Kelompoknya Pada indikator ini memperoleh skor 3,13. Deskriptor pada indikator berdiskusi dengan kelompoknya adalah melakukan diskusi secara aktif, menjalankan
103
diskusi sesuai model CIRC, dapat memotivasi teman-temannya, berdiskusi dalam menjawab pertanyaan. Dalam berdiskusi menjawab pertanyaan, siswa menjadi lebih aktif, mereka berusaha menjawab pertanyaan. Dalam menjawabpun mereka telah percaya diri. (5) Keaktifan Siswa dalam Menemukan Tema dan Gagasan Utama pada Teks Bacaan Keaktifan siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama pada teks bacaan ini mendapat skor 3,77. Deskriptor pada aspek ini adalah berdiskusi dengan kelompoknya, menemukan tema dan gagasan utama sesuai dengan instruksi guru, aktif menemukan tema dan gagasan utama, dan aktif mengeluarkan pendapat. Siswa-siswa lebih giat dalam menemukan tema dan gagasan utama, sebab guru menjelaskan definisi gagasan utama dan tema disertai contohnya dengan bahasa yang mudah dimengerti. (6) Membacakan Hasil Diskusi Skor yang diperoleh adalah 3,2. Indikator pada membacakan hasil diskusi yang tidak tampak adalah aktif dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Pada pertemuan dua, skor yang diperoleh lebih rendah sebab dalam menjawab pertanyaan masih kurang aktif, yang aktif hanya siswa yang terbiasa aktif. Dalam membacakan diskusi, siswa yang bermasalah memiliki kecenderungan untuk berusaha lebih giat dalam belajar. Siswa yang membacakan hasil diskusi terlihat lebih percaya diri dan memiliki kesiapan yang matang. Siswa yang bermasalah cenderung ingin membacakan hasil diskusi karena, hasil diskusi tersebut sudah ada dan tinggal membaca.
104
(7)
Menyimpulkan Pembelajaran Bersama Guru Skor yang diperoleh pada kemampuan membuat puisi adalah 2,56. Me-
nyimpulkan pembelajaran bersama guru pada indikator ini terdapat 4 deskriptor yaitu: menyimpulkan materi secara lisan, menyimpulkan dengan bahasa yang baik dan benar, dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan lengkap, dan menyimpulkan materi dalam bentuk tertulis. Siswa menyimpulkan materi secara lisan setelah guru mengklarifikasi hasil diskusi. Siswa juga mencatat materi yang disimpulkan. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan hasil pada siklus dua, sebagai berikut: Tabel 4.13 Hasil Aktivitas Siswa Siklus Dua Pertemuan No
Indikator
1 2 3 4 5
Mempersiapkan diri dalam pembelajaran Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran Mendengarkan penjelasan yang diberikan guru Berdiskusi dengan kelompoknya Keaktifan siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama pada teks bacaan Membacakan hasil diskusi Menyimpulkan pembelajaran bersama guru
6 7 Skor persentase Kategori
Rata-rata (PI+PII):2
I 3,89 2,77 2,83 3,13 3.58
II 3,89 2.16 3.63 3.13 3.77
3,47 3,3 22,97 81,34 baik
3,2 3.5 23,28 83,32 baik
3.89 2.47 3,23 3.13 3,68 3,33 3,4 23,13 82,33% Baik
Keterangan: PI: pertemuan 1, PII: pertemuan 2 Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
6 4
PERTEMUAN I PERTEMUAN II
2 0 1
2
3
4
5
6
7
Gambar 4.4 Grafik Aktivitas Siswa Siklus Dua
105
Hasil observasi aktivitas siswa yang diperoleh pada pertemuan satu dan dua pada siklus dua melalui model CIRC dengan jumlah skor 23,13 dengan kategori baik. Pada siklus dua mengalami kenaikan skor dari siklus satu sebesar 17,76 menjadi 23,13, dengan kategori baik. 4.1.2.3 Paparan Hasil Belajar Menulis Puisi Siklus Dua Evaluasi pada siklus dua berupa menulis puisi dengan tema dan gagasan utama berasal dari teks prosa, adapun hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.14 Hasil Keterampilan Menulis Puisi Siklus Dua No Indikator Deskriptor yang SM JS Ratamuncul (x.y) rata (JS:x) 1 2 3 4 1 Ketepatan isi dan tema 0 4 5 27 144 131 3,44 2 Pemilihan kata 0 8 15 13 144 103 2,86 3 Penempatan rima 10 11 8 6 144 80 2,22 4 Pembaitan yang tepat 2 20 3 12 144 124 3,44 5 Tipografi 1 4 18 13 144 115 3,19 Jumlah skor 553 3,03 Keterangan: SM: Skor Maksimal, JS: jumlah Skor, R: Rata-rata, %: Persentase, x: banyaknya siswa, y: jumlah skor maksimal Deskriptor pada ketepatan isi dan tema adalah: puisi sesuai dengan tema, puisi sesuai dengan gagasan utama, peyusunan tema saling berhubungan dengan gagasan utama, puisi sesuai isi. Pada aspek ketepatan isi deskriptor yang sering muncul adalah puisi sesuai dengan tema, dan puisi sesuai dengan gagasan utama. Skor yang diperoleh siswa yang mendapat 2 deskriptor yang muncul ada 4, 3 deskriptor yang muncul ada 5, dan 4 deskriptor yang muncul ada 27. Hampir seluruh siswa telah mampu membuat puisi yang tema dan gagasan utamanya saling berhubungan.
106
Deskriptor pada pemilihan kata adalah ada 3 kata yang tidak tepat penggunaannya, pemilihan kata yang menggunakan bahasa sehari-hari, pemilihan kata yang bervariasi dan ekspresif, serta pemilihan kata sesuai tema dan gagasan utama. Skor yang diperoleh siswa yang mendapat 1 deskriptor ada 0, 2 deskriptor yang muncul ada 8, 3 deskriptor yang muncul ada 15, dan 4 deskriptor yang muncul ada 13. Dalam membuat puisi, siswa telah mampu menggunakan gaya bahasa dan menggunakan kata yang ekspresif dan bervariasi. Deskriptor pada aspek penempatan rima adalah pengulangan bunyi pada akhir baris, pengulangan bunyi pada akhir bait, pengulangan dengan sempurna, pengulangan bunyi dengan indah dan sempurna. Skor yang diperoleh siswa yang mendapat 1 deskriptor yang muncul ada 10, 2 deskriptor ada 11, 3 deskriptor yang muncul ada 8, 4 deskriptor ada 6. Pengulangan bunyi pada akhir bait masih belum muncul, karena siswa masih kesulitan dalam membuat puisi yang rimanya tepat. Deskriptor pembaitan yang tepat meliputi setiap bait menggambarkan tema kurang lengkap, setiap bait menggambarkan gagasan utama kurang lengkap, setiap bait menggambarkan tema dengan lengkap, setiap bait menggambarkan gagasan utama dengan lengkap. Skor yang diperoleh siswa yang mendapat 1 deskriptor yang muncul ada 2, 2 deskriptor yang muncul ada 20, 3 deskriptor yang muncul ada 3, dan 4 deskriptor yang muncul ada 12. Bait puisi yang dibuat siswa sudah menggambarkan tema dan gagasan utama walaupun masih terdapat kekurangan. Deskriptor pada aspek tipografi meliputi isi menggambarkan gagasan utama, pengaturan barisnya rapi, penggunaan gaya bahasa tepat dan pengaturan bait yang
107
indah. Skor yang diperoleh siswa yang mendapat 1 deskriptor yang muncul ada 1, 2 deskriptor yang muncul ada 4, 3 deskriptor yang muncul ada 18, dan 4 deskriptor yang muncul ada 13. Baris puisi yang dibuat siswa sudah rapi dan pengaturannya indah. Majas/ gaya bahasa yang digunakanpun sudah sesuai dengan tema dan gagasan utama. Dari data hasil belajar menulis puisi, meunjukkan bahwa 33 siswa mendapat nilai di atas KKM (65) dan 3 siswa tidak tuntas dengan mendapat skor di bawah KKM. Skor tertinggi diperoleh oleh RAP dengan skor 95 dan skor terendah diperoleh oleh MDB, DDPP, dan MNSW dengan skor 50. 4.1.2.4 Refleksi Hasil refleksi pada pelaksanaan tindakan siklus dua adalah: 4.1.2.4.1
Keterampilan Guru
Hasil refleksi keterampilan guru pada siklus dua adalah: Keterampilan guru dalam pembelajaran menulis puisi melalui model CIRC mengalami peningkatan dari siklus satu ke siklus dua, dan telah terbukti mencapai indikator keberhasilan. 4.1.2.4.2
Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran berlangsung pada siklus dua termasuk kategori baik, dan mengalami peningkatan dari siklus satu ke siklus dua. Aktivitas siswa juga sudah mencapai indikator keberhasilan, tetapi masih ditemukan siswa yang kurang antusias dalam pembelajaran. Masih ada siswa yang individual dalam berdiskusi dan kurang percaya diri dalam bertanya maupun menjawab.
108
4.1.2.4.3
Hasil Belajar Keterampilan Menulis Puisi
Untuk hasil belajar menulis puisi melalui model CIRC pada siklus dua, secara keseluruhan sudah sangat baik, hal ini dibuktikan dengan adanya skor yang diperoleh siswa yang tuntas ada 33 siswa dan yang tidak tuntas ada 3 siswa. Meskipun indikator keberhasilan sudah tercapai, tetapi masih harus diperbaiki kembali dalam pembelajaran selanjutnya agar tujuan bahasa Indonesia dapat tercapai. Berdasarkan deskripsi data keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar menulis puisi melalui model CIRC, dapat disimpulkan bahwa model CIRC dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivita siswa dan keterampilan menulis puisi pada siswa.
4.2 PEMBAHASAN Pembahasan pada bab empat ini meliputi pemaknaan temuan penelitian dan implikasi penelitian. 4.2.1 PEMAKNAAN TEMUAN PENELITIAN Pembahasan pemaknaan temuan dalam penelitian diperoleh melalui observasi dan hasil refleksi terhadap kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan dalam setiap siklusnya. Berikut ini akan dipaparkan temuan dalam setiap siklus selama proses pembelajaran melalui model CIRC pada materi puisi. 4.2.1.1 Hasil Keterampilan Guru Hasil observasi keterampilan guru pada siklus satu memperoleh skor rata-rata 30 dengan kategori baik. Pada siklus dua terjadi peningkatan skor rata-rata men-
109
jadi 35 dengan kategori sangat baik. Dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan pada keterampilan guru dengan kriteria sekurang-kurangnya baik dengan skor 25≤ skor < 33, maka penelitian ini berhasil meningkatkan keterampilan guru. Pada siklus satu, keterampilan guru dalam indikator melaksanakan prapembelajaran masuk kategori sangat baik dengan skor rata-rata 3,5. Sebelum memulai pelajaran, guru dapat melaksanakan prapembelajaran dengan baik, akan tetapi pada siklus satu pertemuan satu guru tidak mempresensi dikarenakan terfokus dengan pengkondisian kelas, agar suasana tenang kondusif. Pada pertemuan berikutnya tindakan ini telah diperbaiki, sehingga pada siklus dua mendapatkan skor rata-rata 4. Guru menyiapkan ruangan, menyiapkan media berupa teks prosa, meminta siswa membawa buku dan alat tulis, serta melakukan presensi. Indikator melakukan apersepsi sesuai materi yang diajarkan pada siklus satu mendapat skor rata-rata 2, karena pada deskriptor memotivasi siswa baik verbal maupun nonverbal kurang. Pada siklus dua mendapat skor 3 karena guru telah mampu memotivasi siswa secara verbal, akan tetapi guru belum mampu memaknai cara memotivasi yang menyeluruh kepada semua siswa. Keterampilan guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran pada siklus satu mendapat rata-rata skor 3,5 dan pada siklus dua mengalami penurunan skor yakni mendapat skor 3 dikarenakan pada siklus dua pertemuan satu, penyampaian tujuan pembelajaran tidak jelas, tidak dengan kalimat yang mudah dimengerti siswa. Tujuan pembelajaran disampaikan setelah guru menjelaskan pengertian puisi, hal ini menyebabkan pemahaman siswa tidak terarah.
110
Keterampilan menjelaskan materi pada siklus satu mendapat rata-rata skor 3,5 dan pada siklus dua mendapat skor rata-rata 4, dikarenakan pada siklus satu pertemuan satu, guru tidak menjelaskan materi pusisi secara berurutan sehingga menyebabkan siswa kurang memahami dan merespon pertanyaan dari guru. Anitah (2009: 56) menyatakan bahwa penyampaian materi tidaklah dilakukan sembarangan melainkan harus memperhatikan prinsip keterampilan menjelaskan diantaranya kejelasan. Keterampilan membentuk kelompok heterogen pada siklus satu mendapat rata-rata skor 3 dan pada siklus dua mendapat skor rata-rata 3,5. Pada siklus satu guru sudah membentuk kelompok secara heterogen, tetapi masih terdapat kekurangan yakni guru membentuk siswa hanya heterogen berdasarkan tingkat kemampuan siswa bukan berdasarkan jenis kelamin, akan tetapi pada siklus satu dalam pembentukan kelompok masih banyak siswa yang protes dengan kelompok yang dibentuk oleh guru. Pada siklus dua tindakan ini telah diperbaiki, guru membuat kotak warna yang berisi nama-nama anggota kelompok, sehingga mereka lebih antusias dan tidak protes. Hal ini dikarenakan kelompok yang terbentuk haruslah kelompok heterogen agar kerjasama dapat terjalin dengan baik. Hal ini sesuai pendapat dari Huda (2011: 32) menyatakan bahwa guru diharapkan mampu membentuk kelompok-kelompok kooperatif dengan berhati-hati agar semua anggotanya dapat bekerja bersama-sama untuk memaksimalkan pembelajarannya sendiri dan pembelajaran teman-teman satu kelompoknya. Keterampilan guru dalam membimbing masing-masing kelompok dalam berdiskusi pada siklus satu mendapat skor rata-rata 3,5 dan pada siklus dua mendapat
111
skor rata-rata 4. Pada siklus satu pertemuan satu, guru belum membimbing siswa yang mengalami kesulitan secara menyeluruh. Guru hanya membimbing pada siswa yang dianggap rendah dalam menulis puisi. Membimbing siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama belum dilaksanakan secara maksimal adalah membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam menemukan tema dan gagasan utama, siswa tidak diberikan arahan. Guru juga dalam membimbing siswa dalam menulis puisi, masih kurang memaksimalkan bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan. Pada siklus dua, tindakan ini telah diperbaiki. Indikator membimbing siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama pada siklus satu mendapat skor rata-rata 3,5 dan siklus dua mendapat skor ratarata 4, dikarenakan pada siklus satu pertemuan satu, guru tidak membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam menemukan tema dan gagasan utama. Indikator memberikan penguatan kepada siswa pada siklus satu mendapat skor rata-rata 1,5 dan pada siklus dua mendapat skor rata-rata 2,5. Pada siklus satu, dalam aspek ini guru hanya memberikan verbal dan gestural. Guru tidak memaksimalkan pemberian penguatan melalui penghargaan maupun sentuhan, guru hanya terpusat pada kata pintar, bagus dan pemberian tepuk tangan maupun senyuman. Tetapi pada siklus dua pertemuan dua, guru memberikan penguatan dengan penghargaan, dengan membuat gambar wajah senyum. Hal tersebut sesuai pendapat Usman (2011: 80) yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif, guru perlu memberikan penguatan kepada siswa berupa penguatan verbal dan nonverbal.
112
Pada keterampilan menutup pelajaran ini mendapat skor 3, penilaian terhadap hasil kerja siswa dalam evaluasi belum dilaksanakan sebab dalam menilai puisi menggunakan format penilaian yang sangat sulit jika siswa diminta untuk membantu menilai, mereka akan kebingungan dan guru sulit menilai langsung sebab alokasi waktu hanya sampai pada melakukan evaluasi saja. Menurut Marno dan Idris (2010: 75-76) bahwa keterampilan menutup pelajaran sangat penting dalam membantu siswa menemukan dalil, konsep, prinsip, hukum atau prosedur dari inti pokok bahasan yang telah dipelajari. 4.2.1.2 Hasil Aktivitas Siswa Indikator aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi melalui model CIRC yaitu mempersiapkan diri dalam pembelajaran pada siklus satu mendapat skor rata-rata 3,79. Hampir seluruh siswa sudah melakukan persiapan dengan baik. Namun ada beberapa siswa yang belum melakukan persiapan dengan maksimal. Pada siklus kedua mengalami kenaikan yaitu mendapat skor rata-rata 3,89 karena hampir seluruh siswa mempersiapkan perlengkapan belajar dengan baik. Indikator kedua yaitu, bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran pada siklus satu mendapat skor rata-rata 1,3 dan pada siklus dua mendapat skor rata-rata 2,47. Pada indikator ini mengalami kenaikan skor karena pada siklus satu, masih banyak siswa yang pasif dalam bertanya maupun menjawab, tetapi pada siklus dua telah diperbaiki. Siswa sudah mulai aktif dalam bertanya maupun menjawab. Indikator mendengarkan penjelasan yang diberikan guru pada siklus satu mendapat skor rata-rata 2,42 pada siklus dua mendapat skor rata-rata 3,23 meng-
113
alami kenaikan sebab siswa sudah banyak yang merespon penjelasan guru dan mencatat hal-hal penting. Respon yang baik dari siswa mengindikasikan hak mengajar telah siswa berikan kepada guru. Perlu diketahui bahwa hak mengajar itu ada di tangan siswa, bukan di tangan guru (Chatib, 2012: 81). Indikator berdiskusi dengan kelompoknya pada siklus satu mendapat skor rata-rata 2,47, dan pada siklus dua mendapat skor rata-rata 3,13. Pada indikator ini mengalami kenaikan sebab sudah banyak siswa yang aktif dalam berdiskusi dan pada siklus dua, siswa sudah tidak protes dengan pembentukan kelompok yang telah dibentuk oleh guru. Indikator keaktifan siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama pada teks prosa pada siklus satu mendapat skor rata-rata 2,87. Pada siklus dua mengalami kenaikan skor rata-rata yaitu 3,68. pada indikator ini mengalami kenaikan skor sebab para siswa lebih giat dan aktif dalam menemukan tema dan gagasan utama. Indikator ini sesuai dengan pendapat Dierich (dalam Hamalik, 2011: 11), pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang memberikan dan menyediakan kesempatan belajar bagi siswanya untuk melakukan aktivitas sendiri. Dalam pembelajaran siswa diharapkan berperan aktif sehingga mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta dapat mengembangkan keterampilan yang dimilikinya sebagai bekal hidup dalam masyarakat. Indikator membacakan hasil diskusi pada siklus satu mendapat skor rata-rata 2,65. Pada siklus dua mendapat skor rata-rata mendapat 3,33. Kenaikan skor ini
114
disebabkan oleh keaktifan siswa dan kesiapan siswa dalam membacakan hasil diskusi. Siswa juga lebih percaya diri dibandingkan pada siklus satu. Indikator menyimpulkan pembelajaran bersama guru mendapatkan skor ratarata pada siklus satu yaitu 2,26. Pada siklus dua mendapat skor rata-rata 3,4. Peningkatan skor ini disebabkan oleh aktivitas siswa dalam menyimpulkan pembelajaran secara lisan, dengan kalimat yang baik dan membuat kesimpulan secara tertulis. Hasil observasi aktivitas siswa secara keseluruhan pada siklus dua memperoleh skor rata-rata sebesar 23.13 dengan kategori baik. Skor ini mengalami peningkatan dari skor yang diperoleh pada siklus satu. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi melalui model CIRC ini didukung oleh pendapat Dierich (dalam Hamalik, 2004: 172) yang mengemukakan bahwa aktivitas pembelajaran meliputi visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, emotional activities, drawing activities, motor activities, mental activities, emotional activities. Kegiatan tersebut terlaksana secara optimal apabila ditunjang dengan pembelajaran yang sesuai dengan karak-teristik siswa, situasi kelas dan materi yang diajarkan. 4.2.1.3 Hasil Observasi Keterampilan Menulis Puisi Hasil belajar keterampilan menulis puisi melalui model CIRC menunjukkan bahwa siklus satu skor yang diperoleh adalah 2665. Skor tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan yakni sebanyak 75% dari semua siswa mendapat skor memenuhi KKM yaitu 65, sebab siswa yang mendapat nilai memenuhi KKM sejumlah 31 siswa. Pada siklus dua mengalami kenaikan dari skor 2705 dengan
115
rata-rata 75,13 atau dengan kriteria ketuntasan klasikal sebesar 91,67% pada siklus dua. Peningkatan skor tersebut disebabkan pada siklus satu siswa belum memahami penggunaan diksi yang tepat sesuai tema dan gagasan utama, siswa juga belum memahami penempatan rima yang benar baik penempatan rima pada akhir baris, akhir bait, dan lain-lain. Dalam aspek tipografi, untuk pengaturan baris puisi tidak rapi. Pada siklus dua, hasil temuannya berupa: siswa sudah mampu memilih diksi yang tepat penggunaannya sesuai tema dan gagasan utama. Siswa sudah memahami penempatan rima yang benar, dan pengaturan baris puisinya juga rapi. Berdasarkan data tersebut terjadi peningkatan hasil belajar menulis puisi dari siklus satu sampai siklus dua. Pencapaian tersebut telah sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Pencapaian indikator ini adalah 91,67% dari 36 siswa di kelas V mengalami ketuntasan. Hal tersebut didukung oleh wawancara siswa dan dokumentasi. Adapun penjelasan dari teknik pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi adalah sebagai berikut: 1) Wawancara Wawancara dilakukan peneliti pada siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang, Hal ini untuk mendapatkan suatu kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti. Adapun hasil wawancara dengan siswa adalah sebagai berikut: Siswa merasa senang dengan pembelajaran bahasa Indonesia melalui model CIRC yang dilaksanakan karena pembelajarannya sangat menyenangkan serta pembelajaran menarik sebab sebelum memulai pelajaran guru menarik perhatian
116
siswa dengan pembacaan puisi, kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk membacakan agar mereka mempunyai keberanian untuk maju ke depan kelas. Pada saat pembelajaran pada siklus dua, adanya gambar wajah senyum yang diberikan kepada siswa menambah motivasi mereka untuk belajar lebih giat. Dengan model CIRC siswa merasa mudah menulis sebuah puisi sebab sebelum siswa membuat puisi, guru juga memberikan teks bacaan yang berguna untuk menambah imajinasi dan kreativitas siswa dalam mengembangkan puisi. Ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan selama pembelajaran dengan model CIRC, tetapi setelah guru melaksanakan bimbingan, siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis puisi sudah tidak mengalaminya lagi. Siswa masih mau menerima pembelajaran melalui model CIRC, jika pembelajaran tersebut dilakukan kembali. 2) Dokumentasi Dokumentasi pada penelitian ini, seperti sudah dijelaskan pada metode penelitian, terdiri dari dua macam, dokumentasi berupa data hasil evaluasi dan dokumentasi berupa foto. 4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian Implikasi hasil penelitian melalui model CIRC dapat meningkatkan keterampilan menulis pada siswa, merangsang imajinasi siswa dalam berkarya, membantu siswa yang lemah dalam menulis, sebab dalam pembuatan puisi, guru memberikan pancingan agar imajinasi anak tergali, meningkatkan keaktifan siswa, melatih siswa utuk bekerjasama dalam kelompok sehingga memunculkan sikap saling menghargai teman, melatih siswa untuk berani mengungkapkan gagasan yang di-
117
ungkapkan ke dalam puisi. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan keterampilan menulis khususnya dalam membuat puisi. Penerapan pembelajaran keterampilan menulis puisi melalui model CIRC dapat meningkatkan keterampilan guru dalam proses pembelajaran. Guru lebih jelas dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan serta pelaksanaan pembelajaran lebih hidup karena siswa ikut terlibat aktif dalam pembelajaran. Selain itu, guru juga berperan sebagai fasilitator, motivator bagi siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa mengungkapkan gagasannya ke dalam puisi. Guru juga membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran serta memberikan penguatan berupa penguatan verbal, gestural, maupun penghargaan sehingga siswa termotivasi untuk belajar lebih giat. Bagi Sekolah, penelitian menulis puisi melalui model CIRC dapat dijadikan masukan mengenai model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis puisi. Oleh karena itu, Sekolah diharapkan dapat melakukan berbagai inovasi dalam pembelajaran.
BAB V PENUTUP
5.1 SIMPULAN Simpulan yang didapat dari hasil penelitian menulis puisi melalui model CIRC pada siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang, adalah meningkatnya keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Peningkatan tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut: 1)
Penerapan model CIRC dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengajarkan puisi dengan perolehan skor sebesar 30 dengan kriteria baik pada siklus satu, dan meningkat menjadi 35 dengan kriteria sangat baik pada siklus dua.
2)
Penerapan model CIRC dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan perolehan skor 17,76 dengan kriteria cukup pada siklus satu, dan meningkat pada siklus dua menjadi 23,13 dengan kriteria baik.
3)
Penerapan model CIRC dalam pembelajaran menulis puisi dapat meningkatkan hasil belajar siswa berupa keterampilan menulis puisi. Pada siklus satu, diperoleh persentase ketuntasan klasikal sebesar 86,11% dengan skor rata-rata kelas 74,02 dan meningkat pada siklus dua sebesar 91, 67% dengan skor rata-rata kelas 75,13.
118
119
5.2 SARAN Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, peneliti memberikan saran kepada: 5.2.1 Guru 1)
Guru dapat menggunakan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran yaitu dengan model CIRC.
2)
Guru harus menyiapkan proses pembelajaran secara matang sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
3)
Guru harus melibatkan siswa secara aktif mulai dari awal, proses, hingga akhir pembelajaran sehingga hasil belajar siswa lebih meningkat.
4)
Guru harus membimbing siswa dalam menulis puisi secara merata.
5.2.2 Siswa 1)
Siswa diharapkan dapat menulis puisi dengan model CIRC, karena model CIRC membantu siswa dalam menggali ide dan imajinasi.
2)
Model CIRC dapat meningkatkan siswa menerima pembelajaran karena me mentingkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
5.3.3 Sekolah Model CIRC sebaiknya digunakan di Sekolah khususnya dalam pembelajaran menulis puisi sehingga dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar dalam menulis puisi.
120
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru dan Sofan Amri. 2011. PAIKEM GEMBROT Mengembangkan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira, dan Berbobot (Sebuah Analisis Teoritis, Konseptual, dan Praktik). Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya Anni, Catharina dan Achmad Rifa’i. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. ------------, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta -----------. 2012. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara Aqib, Zaenal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, Dan TK. Jakarta: Yrama Widya Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Chatib, Munif. 2012. Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa. Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa. Jakarta: Depdiknas Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Depdiknas. 2007. Standar Isi untuk SD/MI. Jakarta: Depdiknas Doyin, Mukh dan Wagiran. 2009. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: UNNES PRESS Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta GM, Jingga.2012. Yuk Menulis Yuuuk.Yogya: Araska Herrhyanto dan Hamid. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka
121
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogya: Pustaka Pelajar Iskandarwassid. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosdakarya Kurniawan dan Sutardi. 2012. Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu ------. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Pusat Bahasa Depdiknas Mihardja. 2002. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Laskar Aksara Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Nikmah, Ashlihatun. 2008. Peningkatan Keterampilan Menulis Pada Siswa Kelas III SDN Banaran. Skripsi.Universitas Negeri Malang. Online, http: //karya-ilmiah.um.ac.id/ (diakses 12/1/2013 pukul 10.00 WIB) Permendiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Mendiknas. Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas Purba, Antilan. 2004. Satra Indonesia Kontemporer. Jogjakarta: Graha Ilmu Pradopo, Rachmat Djoko. 2012. Pengkajian Puisi. Jogjakarta: Gajah Mada University Press Slavin. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media Smaldino, dkk. 2011. Instructional Technology and Media for Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Solchan T.W, dkk. 2008. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya
122
Sugandi, Achmad dan Haryanto. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT UNNES PRESS Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suparno dan Yunus. 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka Supriyadi. 2006. Pembelajaran Sastra yang Apresiatif dan Integratif di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka Tarigan, Djago. 2006. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
123
LAMPIRAN
124 Lampiran 1 DATA AWAL HASIL TES FORMATIF SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 03 SEMARANG Daftar skor bahasa Indonesia Kelas V yang mengalami skor memenuhi KKM (65) No. Nama siswa Skor 1 AM 88 2 DZ N 84 3 DIP 84 4 DCP 88 5 DDP 80 6 IKA 84 7 IANT 72 8 YDSPY 84 9 LSS 72 10 MN 84 11 RAP 75 12 SRD 72 13 VR 72 14 WSA 72 15 LF 84 No.
Nama siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
JS E WAR ANJ A AFN ASR BM FNP IIA MHA MDB NEAS RPS RWO RRP RAT TMW VTW PBM KPS
Skor tidak tuntas 60 48 44 64 48 63 58 58 52 52 64 62 56 56 52 60 48 62 56 64 60
Lampiran 2
KISI-KISI INSTRUMEN PENINGKATAN KETERAMPILA N MENULIS PUISI MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 03 SEMARANG
No
Variabel
Indikator
Sumber data
Instrumen
125
1
No
Keterampilan guru dalam pembelajaran menulis puisi dengan model CIRC
Variabel
1) Melaksanakan prapembelajaran (keterampilan mengelola kelas); 2) Melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang diajarkan (keterampilan membuka pelajaran); 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran (keterampilan membuka pelajaran); 4) Menjelaskan materi pembelajaran pada siswa (keterampilan menjelaskan); 5) Membentuk kelompok heterogen (keterampilan mengelola kelas dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorang); 6) Membimbing masing-masing kelompok dalam berdiskusi (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil); 7) Membimbing siswa dalam menemukan gagasan utama dan tema (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil); 8) Membimbing siswa dalam menulis puisi (keterampilan menjelaskan, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorang); 9) Memberikan penguatan kepada siswa (keterampilan memberi penguatan) 10) Menutup pelajaran (keterampilan menutup pelajaran) Indikator
Guru
Sumber data
1) Catatatan lapangan 2) Wawancara
Instrumen
126
2
Aktivitas siswa
3
Keterampilan menulis puisi
1) Mempersiapkan diri dalam menerima pembelajaran (kegiatan emosional); 2) Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran (kegiatan mental dan lisan); 3) Mendengarkan penjelasan yang diberikan guru (kegiatan mendengarkan); 4) Berdiskusi dengan kelompoknya (kegiatan metrik); 5) Keaktifan siswa dalam menemukan gagasan utama dan tema pada teks prosa (kegiatan mental dan metrik); 6) Membacakan hasil diskusi (kegiatan lisan, mental dan emosional); 7) Menyimpulkan pembelajaran bersama guru. 1) Ketepatan isi dan tema; 2) Pemilihan kata (diksi); 3) Penempatan rima; 4) Pembaitan yang tepat; 5) Tipografi.
Siswa
Siswa
1) Catatan lapangan 2) Wawancara
Tes tertulis
Lampiran 3
LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL CIRC Nama guru
:
127
Nama SD : SD N Purwoyoso 03 Semarang Kelas :V Hari/ tanggal : Petunjuk : 1) Cermatilah indikator keterampilan guru. 2) Berikan tanda check (√) pada kolom jika deskriptor tampak. 3) Skor penilaian: 1) Jika satu deskriptor yang tampak: skor 1 2) Jika dua deskriptor yang tampak: skor 2 3) Jika tiga deskriptor yang tampak: skor 3 4) Jika empat deskriptor yang tampak: skor 4 4) Hal-hal yang tidak nampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan. 5) Contoh: Jika pada indikator pertama terdapat 3 deskriptor yang tampak, maka pengisiannya adalah: No
Indikator
1
Melaksanakan prapembelajaran (keterampilan mengelola kelas)
No
Deskriptor 1. Menyiapkan ruangan 2. Menyiapkan media berupa teks cerita 3. Meminta siswa untuk menyiapkan buku dan alat tulis 4. Melakukan presensi
Deskriptor tampak √ √
Skor
√
Isilah lembar pengamatan keterampilan guru sesuai dengan petunjuk! Indikator Deskriptor Deskriptor Skor tampak
1
Melaksanakan prapembelajaran (keterampilan mengelola kelas)
2
Melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang di ajarkan
No
Indikator
1. Menyiapkan ruangan 2. Menyiapkan media berupa teks prosa. 3. Meminta siswa untuk menyiapkan buku dan alat tulis 4. Melakukan presensi 1. Bertanya tentang materi yang lalu 2. Bertanya tentang materi yang akan disampaikan 3. Menarik perhatian siswa 4. Memotivasi siswa (verbal maupun nonverbal) Deskriptor
3
Menyampaikan tujuan pembelajaran (keterampilan membuka
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Menyampaikan tujuan dengan kalimat yang mudah dipahami 3. Menyampaikan kegiatan
deskriptor muncul
Skor
128 pelajaran)
pembelajaran yang akan dilakukan 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang digunakan
4
Menjelaskan materi pembelajaran pada siswa (keterampilan menjelaskan)
5
Membentuk kelompok heterogen (keterampilan mengelola kelas dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorang) Membimbing masing-masing kelompok dalam berdiskusi (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil) Membimbing siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama (keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil)
1. Menjelaskan materi puisi secara berurutan 2. Menjelaskan materi puisi dengan bahasa yang mudah dipahami siswa dengan model CIRC 3. Menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran 4. Memberi penekanan pada materi yang penting 1. Membentuk kelompok secara heterogen 2. Mengkondisikan kelas saat pembentukan kelompok 3. Mengatur tempat duduk kelompok 4. Menempatkan siswa ke dalam kelompok
6
7
No
Indikator
8
Membimbing siswa dalam menulis puisi (keterampilan menjelaskan,
1. Membimbing siswa dalam diskusi kelompok 2. Membimbing siswa menemukan tema dan gagasan utama 3. Membimbing anak yang kesulitan 4. Membimbing siswa untuk membacakan hasil diskusi 1. Membimbing siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama 2. Membimbing siswa untuk membacakan hasil diskusi mengenai tema dan gagasan utama pada teks prosa 3. Membimbing anak yang kesulitan menemukan tema dan gagasan utama 4. Memberikan alokasi batas waktu Deskriptor 1. Menjelaskan cara menulis puisi dengan model CIRC 2. Membimbing siswa dalam menulis puisi 3. Membantu siswa yang mengalami
Deskriptor tampak
Skor
129 keterampilan kesulitan menulis puisi mengajar 4. Membantu siswa dalam menulis kelompok kecil puisi sesuai tema dan gagasan utama dan perseorang); 9
Memberikan penguatan kepada siswa (keterampilan memberi penguatan)
1. Memberikan penguatan secara verbal 2. Memberikan penguatan secara gestural 3. Memberi penguatan dengan sentuhan 4. Memberi penguatan dengan memberi penghargaan
10
Menutup pelajaran (Keterampilan menutup pelajaran)
1. Menutup pelajaran sesuai alokasi waktu 2. Menyimpulkan materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran 3. Melakukan refleksi 4. Memberikan umpan balik
Jumlah skor…………………………….. kategori………………………..
K = Skor Minimal: 10 M= Skor Maksimum: 40 N = banyaknya skor = 40-10+1= 31 Q2 = median letak Q2= ( n +1 ) Letak Q1 = ( n +1) = ( 31 +1) =8
= ( 31+1 ) = 16
Nilai Q1=17 Nilai Q2 = 25 nilai Q4= nilai maksimal (M), Jadi Q4= 40
Letak Q3 = ( n + 1) =3/4x(31+1) = 24 Nilai Q3 = 33
Tabel Keterampilan Guru Kriteria keterampilan Guru Kategori 33 ≤ skor ≤ 40 Sangat baik 25≤ skor <33 Baik 17≤ skor <25 Cukup 10≤ skor < 17 Kurang Lampiran 4
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA Siklus…….pertemuan…… Nama Siswa : Nama SD : SD N Purwoyoso 03 Semarang Kelas : VC
Nilai A B C D
130
Hari/ Tanggal : Petunjuk : 1) Cermatilah indikator keterampilan guru. 2) Berikan tanda check (√) pada kolom jika deskriptor tampak. 3) Skor penilaian: 1. Jika satu deskriptor yang tampak: skor 1 2. Jika dua deskriptor yang tampak: skor 2 3. Jika tiga deskriptor yang tampak: skor 3 4. Jika empat deskriptor yang tampak: skor 4 4) Contoh: Jika pada indikator pertama terdapat 2 deskriptor yang tampak, maka pengisiannya adalah: No 1
Indikator Mempersiapkan diri dalam pembelajaran
Deskriptor tampak
Deskriptor 1. Berbaris di depan kelas 2. Hadir tepat waktu memasuki kelas sebelum pelajaran dimulai 3. Menempati tempat duduk 4. Mempersiapkan perlengkapan belajar
√ √
Skor 2
Isilah lembar pengamatan aktivitas siswa sesuai dengan petunjuk! No
Indikator
Deskriptor
1
Mempersiapkan diri dalam pembelajaran
2
Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran
1. Berbaris di depan kelas 2. Hadir tepat waktu memasuki kelas sebelum pelajaran dimulai 3. Menempati tempat duduk 4. Mempersiapkan perlengkapan belajar 1. Berani menanyakan hal yang kurang dipahami 2. Bertanya dengan kalimat yang benar 3. Menjawab pertanyaan dengan benar 4. Menjawab pertanyaan dengan tenang
No
Indikator
3
Mendengarkan penjelasan yang diberikan guru
4
Berdiskusi
Deskriptor 1. 2. 3. 4. 1.
Sikap duduk yang baik Memperhatikan penjelasan guru Mencatat hal-hal penting Merespon penjelasan guru Melakukan diskusi secara aktif
Deskriptor tampak
deskriptor muncul
Skor
skor
131 dengan kelompoknya
5
6
7
Keaktifan siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama pada teks prosa Membacakan hasil diskusi
Menyimpulkan pembelajaran bersama guru
2. Menjalankan diskusi sesuai model CIRC 3. Dapat memotivasi teman-temannya 4. Berdiskusi dalam menjawab pertanyaan 1. Berdiskusi dengan kelompoknya 2. Menemukan tema dan gagasan utama sesuai dengan instruksi guru 3. Aktif menemukan tema dan gagasan utama 4. Aktif mengeluarkan pendapat 1. Kesiapan dalam membacakan hasil diskusi 2. Aktif dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain 3. Hasil yang dipresentasikan sesuai dengan permasalahan 4. Dapat menyimpulkan hasil diskusi 1. Menyimpulkan secara lisan 2. menyimpulkan dengan bahasa yang baik dan benar 3. menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan lengkap 4. menyimpulkan materi dalam bentuk tertulis
Jumlah skor……………………………..kategori……………………….. K = Skor Minimal: 7 M= Skor Maksimum: 28 N = banyaknya skor = 28-7+1= 22 Q2 = median Letak Q1 = ( n +1) = ( 22 +2) = 6 Nilai Q1= letak Q1 + (K-1)= 6+ (7-1) = 12 = ( 22+1 ) = 11,5 Jadi Nilai Q2 = Letak Q2+ (K-1) = 11,5+ (7-1) = 17,5= 18 Letak Q3 = 3/4 ( n + 1) =3/4(22 + 1) =18 Nilai Q3 = letak Q3+(K-1)= 18+ (6) = 24 Nilai Q4= nilai maksimal (M), Jadi Q4= 28 Kriteria Aktivitas siswa 24≤ skor ≤ 28 18 ≤ skor <24
Kategori
Nilai
Sangat baik Baik
A B
132
12 ≤ skor <18 7≤ skor <12
Cukup Kurang
C D
Lampiran 5
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI Siklus….pertemuan….. Nama Siswa : Nama SD : SD N Purwoyoso 03 Semarang Kelas/ Semester : V/ 2 Hari/ Tanggal :
133
Petunjuk : 1. Cermatilah indikator keterampilan guru. 2. Berikan tanda check (√) pada kolom jika deskriptor tampak. 3. Skor penilaian: 1. Jika satu deskriptor yang tampak: skor 1 2. Jika dua deskriptor yang tampak: skor 2 3. Jika tiga deskriptor yang tampak: skor 3 4. Jika empat deskriptor yang tampak: skor 4 4. Hal-hal yang tidak nampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan. 5. Contoh: Jika pada indikator pertama terdapat 2 deskriptor yang tampak, maka pengisiannya adalah: Deskriptor Skor No Indikator Deskriptor tampak √ 2 1 Ketepatan 1. Puisi sesuai dengan tema √ isi dan tema 2. Puisi sesuai dengan gagasan utama 3. Penyusunan tema saling berhubungan dengan gagasan utama 4. Puisi sesuai dengan isi
No 1
2
No 3
Isilah lembar pengamatan keterampilan guru sesuai dengan petunjuk! Deskriptor Skor Indikator Deskriptor tampak Ketepatan 1. Puisi sesuai dengan tema isi dan tema 2. Puisi sesuai dengan gagasan utama 3. Penyusunan tema saling berhubungan dengan gagasan utama 4. Puisi sesuai dengan isi Pemilihan 1. Ada 3 kata yang tidak tepat dalam kata penggunaannya 2. Pemilihan kata yang menggunakan bahasa sehari-hari 3. Pemilihan kata bervariasi dan ekspresif 4. Pemilihan kata sesuai tema dan gagasan utama Indikator Deskriptor Deskriptor Skor tampak Penempatan 1. Pengulangan bunyi pada akhir baris rima 2. Pengulangan bunyi pada akhir bait 3. Pengulangan bunyi dengan sempurna 4. Pengulangan bunyi dengan indah
134
dan merdu 1. Setiap bait menggambarkan tema kurang lengkap 2. Setiap bait menggambarkan gagasan utama kurang lengkap 3. Setiap bait menggambarkan tema dengan lengkap 4. Setiap bait menggambarkan gagasan utama dengan lengkap 5 Tipografi 1. Isi menggambarkan gagasan utama 2. Pengaturan barisnya rapi 3. Penggunaan gaya bahasa tepat 4. Pengaturan bait yang indah Skor terendah (M) = 5 Skor tertinggi (K) = 20 n = banyaknya skor = 20-5+1=16 Q2 = median Letak Q1 = ( n +2) Letak Q2 = ( n +1 ) Letak Q3 = ¾ (n +1 ) 4
Pembaitan yang tepat
= ( 16+1 )
= ( 16+2 )
=
= x 16+ 2/4
= x16 + (0,5)
= 13,5
= 4,5 = 8,5 Jadi nilai Q1 adalah = 9 Jadi nilai Q2 adalah 13 Jadi nilai Q3 adalah = 18 Q4= kuartil keempat = M = 20 Kriteria Ketuntasan
Kategori
Nilai
18 ≤ skor ≤ 20
Sangat baik Baik Cukup
A B C
Kurang
D
13 ≤ skor < 18 9 ≤ skor < 13 5 ≤ skor < 9 :
Lampiran 6
FORMAT PENILAIAN EVALUASI MENULIS PUISI Standar Kompetensi: 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas.
135
Kompetensi Dasar: 1.3 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat Indikator: 8.3.1 Siswa dapat mengidentifikasi unsur puisi bebas; 8.3.2 Siswa dapat menentukan gagasan pokok dan tema berdasarkan teks bacaan; 8.3.3 Siswa dapat memilih kata-kata yang tepat untuk membuat puisi; 8.3.4 Siswa menulis puisi berdasarkan gagasan dan tema yang sudah ada. Petunjuk: 1. Cermatilah aspek yang terdapat pada format penilaian di bawah ini. 2. Skor penilaian: 1. Jika aspek yang dinilai kurang maka skor 1 2. Jika aspek yang dinilai cukup baik maka skor 2 3. Jika aspek yang dinilai baik maka skor 3 4. Jika aspek yang dinilai sangat baik skor 4 3. Contoh: Jika pada kolom aspek yang dinilai pada ketepatan isi dan tema kurang, maka skor 1; Jika pada kolom aspek yang dinilai pada pemilihan kata (diksi) kurang, maka skor 1; Jika pada kolom aspek yang dinilai pada penempatan rima baik, maka skor 3; Jika pada kolom aspek yang dinilai pada pembaitan yang tepat baik, maka skor 3; Jika pada kolom aspek yang dinilai pada tipografi cukup baik, maka skor 2. No Nama
1
A
Aspek yang dinilai Ketepatan Pemilihan Penempatan Pembaitan Tipografi Isi dan (kata) rima yang tepat tema diksi 1 1 3 3 2
Skor
10
Isilah lembar pengamatan keterampilan menulis puisi sesuai dengan petunjuk! No
Aspek yang dinilai
Skor
Nama Ketepatan Isi dan tema
Pemilihan (kata)
Penempatan rima
Pembaitan yang tepat
tipografi
136
diksi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A E VTW RRP ISRD NEAS IIA MDB YDSPY Dst…. Nilai =
x 100
Kesesuaian Tema dan gagasan yang dinilai dari puisi yang dibuat siswa harus memuat tema dan gagasan utama di bawah ini: 1. Teks “Keadaan Sekolah Kami”. Tema: Lingkungan Sekolah. Gagasan Utama: keadaan Sekolah yang peralatannya diperbaharui. 2. Teks prosa “Buku”. Tema: Buku. Gagasan: buku sumber ilmu 3. Teks prosa “Taman Kota” Tema: Taman Gagasan Utama: taman kota yang mempunyai bermacam-macam bunga dan disenangi warga. 4. Teks prosa “Malin Kundang”. Tema: Durhaka. Gagasan utama: Malin anak durhaka yang dikutuk menjadi batu
Lampiran 7
KISI-KISI SOAL EVALUASI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/semester : V/2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ring-kasan, laporan, dan puisi bebas. Kompetensi
Indikator
penilaian
Jumlah
137
Dasar Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
(1) Siswa dapat menentukan gagasan pokok dan tema berdasarkan teks bacaan; (2) Siswa dapat memilih kata-kata yang tepat untuk membuat puisi; (3) Siswa menulis puisi berdasarkan gagasan dan tema yang sudah ada.
Ranah Teknik Soal Penilaian C3 Tes Nomer tertulis 1 dan 2 pada C4 Tes LKS tertulis Soal evaluasi C6 Tes tertulis Soal evaluasi
Lampiran 8
LEMBAR WAWANCARA SISWA PENERAPAN MODEL CIRC DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS Nama SD : SDN PURWOYOSO 03 SEMARANG Hari/ Tanggal : Pertanyaan: 1. Apakah kalian merasa senang dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan model CIRC yang baru dilaksanakan? Berikan alasannya! Jawab: ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………..
138
2. Apakah kalian merasa mudah menulis sebuah puisi setelah mengikuti pembelajaran dengan model CIRC? Berikan alasannya! Jawab: ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3. Apakah kalian senang dengan cara ibu mengajar? Berikan alasannya! Jawab: ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 4. Apakah kalian mengalami kesulitan selama pembelajaran dengan model CIRC? Berikan alasannya! Jawab: ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 5. Apakah kalian bersedia jika diajar lagi dengan menggunakan model CIRC seperti yang baru dilaksanakan? Berikan alasannya! Jawab: ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… Semarang,…..2013 Pewawancara Nur Lailatul Fajri
PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS I
140
Lampiran 9 SILABUS Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi
: Bahasa Indonesia : V / II : 9 x 35 menit : Menulis 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas
No
Kompetensi Dasar
Materi
Indikator
8.3
Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.
Puisi
1. Menentukan gagasan pokok 1. Siswa menemukan berdasarkan pengalaman. gagasan pokok dalam 2. Menulis berdasarkan gagasan puisi. pendek. 2. Siswa menemukan gagasan pokok puisi berdasarkan teks prosa. 3. Siswa menuliskan gagasannya dalam bentuk baris-baris puisi.
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu 3 x 35 menit
penilaian
Sumber belajar
1. Test tertulis. 2. Test lisan. 3. Portofolio.
puisi anak
141 Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS SATU Sekolah
: SDN Purwoyoso 03 Semarang
Kelas/ semester
: V/II
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Alokasi waktu
: 4x 35 menit (2x pertemuan)
I. Standar Kompetensi: 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas.
II. Kompetensi Dasar: 8.3 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
III. Indikator: 8.3.1. Siswa dapat mengidentifikasi unsur puisi bebas. 8.3.2. Siswa dapat menentukan tema dan gagasan utama berdasarkan teks prosa. 8.3.3. Siswa dapat memilih kata-kata yang tepat untuk membuat puisi; 8.3.4. Siswa menulis puisi berdasarkan tema dan gagasan utama yang sudah ada.
IV. Tujuan Pembelajaran: 1) Dengan pembacaan puisi, siswa dapat mengidentifikasi unsur puisi be-bas. 2) Dengan kegiatan membaca teks prosa, siswa dapat menemukan tema dan gagasan utama. 3) Siswa dapat membayangkan bentuk puisi yang akan dibuat ber-dasarkan kegiatan membaca teks prosa. 4) Siswa dapat membuat puisi dengan tema dan dan gagasan utama dari teks prosa dengan bimbingan dari guru. Karakter yang diharapkan: disiplin, bertanggung jawab, dan kreatif. V.
Materi Ajar: Puisi Bebas
142
VI. Model dan Metode Pembelajaran:. 1) Model: Model CIRC. 2) Metode: tanya jawab, ceramah, diskusi, dan tugas. VII. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Satu 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) 1) Prakegiatan (1) Penyiapan lembar kerja siswa. (2) Pengkondisian kelas. (3) Pengkondisian siswa. (4) Pengkondisian peralatan belajar siswa. 2) Kegiatan Awal (1) Guru melakukan apersepsi “Siapa yang sayang kepada ibu?.” (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti (35 menit) 1) Eksplorasi (1) Salah satu siswa membacakan puisi berjudul “Kasih Ibu”; (2) Guru menyampaikan “Bagaimana menurut pendapat kalian tentang pembacaan puisi tadi?” (3) Siswa melakukan tanya jawab tentang puisi tersebut. (4) Siswa dijelaskan tentang unsur-unsur puisi dengan memberi contoh pada puisi tadi. (5) Siswa dijelaskan tentang tema dan gagasan utama dari puisi tadi, yang dikembangkan menjadi sebuah puisi. (6) Siswa mengidentifikasi unsur-unsur puisi. (7) Siswa menyimpulkan unsur-unsur puisi. 2) Elaborasi (1) Siswa membentuk kelompok beranggotakan 4 orang secara heterogen. (2) Siswa mendapat teks prosa “Keadaan Sekolah Kami”. (3) Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya untuk mendiskusikan tema dan gagasan utama teks prosa tersebut. (4) Siswa menemukan tema dan gagasan utama berdasarkan teks prosa tersebut; (5) Perwakilan kelompok maju membacakan hasil diskusinya; 3) Konfirmasi (1) Guru memberi reward pada siswa yang berani maju ke depan;
143
(2) Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami; (3) Guru memberikan penguatan berupa verbal, gestural, sentuhan maupun penghargaan; (4) Guru mengklarifikasi jawaban mengenai tema dan gagasan utama teks bacaan tersebut. 3. Kegiatan Penutup (25 menit) (1) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran tentang puisi; (2) Guru memberikan contoh evaluasi berupa menulis puisi berdasarkan tema dan gagasan utama pada teks prosa tersebut untuk dikerjakan secara berkelompok; (3) Guru merefleksi terhadap pembelajaran pada siklus satu pertemuan satu. (4) Guru merencanakan pembelajaran untuk siklus satu pertemuan dua. Pertemuan Dua 1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) 1) Prakegiatan (1) Penyiapan lembar kerja siswa. (2) Pengkondisian kelas. (3) Pengkondisian siswa. (4)Pengkondisian peralatan belajar siswa. 2) Kegiatan Awal (1) Guru melakukan apersepsi “siapa yang suka makan apel?.” (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti (35 menit) 1) Eksplorasi (1) Salah satu siswa membacakan puisi berjudul “Apel”. (2) Guru menyampaikan “Bagaimana menurut pendapat kalian tentang pembacaan puisi tadi?”. “Apa yang kalian ketahui dari puisi tersebut?.” (3) Siswa melakukan tanya jawab tentang puisi tersebut. (4) Guru mengadakan tanya jawab tentang unsur-unsur puisi yang telah dibahas minggu lalu.
144
(5) Siswa menjawab pertanyaan tersebut. (6) Siswa dijelaskan tentang materi puisi secara berurutan. 2) Elaborasi (1) Siswa membentuk kelompok beranggotakan 4 orang secara heterogen. (2) Siswa mendapat teks prosa tentang “Buku”. (3) Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya untuk mendiskusikan tema dan gagasan utama teks prosa tersebut. (4) Siswa menemukan tema dan gagasan utama; (5) Perwakilan tiap kelompok maju membacakan hasil diskusinya; 3) Konfirmasi (1) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya; (2) Guru memberikan penguatan berupa verbal, gestural, sentuhan maupun penghargaan; (3) Guru mengklarifikasi dari jawaban mengenai tema dan gagasan utama teks prosa tersebut. 3. Kegiatan Akhir (25 menit) (1)
Siswa bersama guru menyimpulkan materi sesuai tujuan pembelajaran;
(2)
Siswa mengerjakan soal evaluasi menulis puisi dari tema dan gagasan utama yang ada pada prosa;
(3)
Guru merefleksi terhadap pembelajaran menulis puisi;
(4)
Siswa belajar di rumah untuk memperdalam materi puisi;
(5)
Guru merencanakan pembelajaran untuk siklus dua pertemuan satu.
VIII. Sumber dan Media Pembelajaran 1) Warsidi, Edi dan Farika. 2012. BSE Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas untuk Kelas V SD/ MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas 2) Nur’aini, Umri dan Indriyani. 2012. BSE Bahasa Indonesia untuk SD Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas 3) Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka
145
4) Teks prosa “Keadaan Sekolah Kami.” 5) Teks prosa “Buku.”
IX. Penilaian 1) Prosedur 1) Tes proses: Ada 2) Tes akhir: Ada. 2) Jenis Tes Tes Tertulis: Menulis puisi 3) Instrumen Lembar Soal Evaluasi (terlampir) dan Lembar Penilaian Aktivitas Siswa (terlampir) Semarang, 27 Maret 2013 Mengetahui Guru Kelas
Peneliti
Malikha, S.Pd.SD
Nur Lailatul Fajri
NIP. 196107271980122007
NIM. 1401409281
Lampiran 11
MATERI Menulis Puisi 1. Puisi Puisi merupakan karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Karya sastra yang singkat, padat, dan menggunakan bahasa yang indah.Singkat karena diungkapkan tidak panjang lebar seperti prosa. Padat, maksudnya puisi digarap dengan pilihan kata yang mengandung kekuatan rasa dan makna. Yakni dengan memilih kata yang mempunyai majas,
146
lambang, rima, sajak dan ungkapan yang menarik. Jadi, puisi berbeda dengan bahasa keseharian. 2. Unsur-unsur Puisi Unsur-unsur puisi antara lain: 1. Tema, yaitu pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair. Tema ini tersirat dalam keseluruhan isi puisi. 2. Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok persoalan yang terkandung di dalam puisi. 3. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacaannya. Nada berkaitan erat dengan tema dan rasa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sikap merayu, mengadu, mengkritik, dan sebagainya. 4. Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisi itu. Unsur-unsur instrinsik puisi anak bisa dilihat dari dua segi, yaitu dari segi isi puisi yang terdiri atas: tema adalah isi keseluruhan puisi yang biasanya terdiri atas pikiran, perasaan, sikap, serta maksud dan tujuan penulisan. Oleh karena itu tema puisi anak sudah termasuk didalamnya unsur rasa, nada, dan amanat. Dari segi struktur puisi terdiri atas: 1) Diksi adalah pilihan kata yang dipergunakan dalam puisi tersebut. Untuk puisi anak cenderung denotatif, hal ini karena puisi anak harus benar-benar menggunakan bahasa anak yang sederhana dan lugas; kemampuan memilih dan menyusun kata penting bagi penyair. Sebab pilihan dan susunan kata yang tepat menghasilkan: rangkaian bunyi yang merdu; makna yang dapat menimbulkan rasa estetis; kepadatan bayangan yang dapat menimbulkan kesan mendalam. 2) Imajinasi adalah pengindraan, bahwa bagaimana cara penulis puisi dalam menyajikan pengalaman batin kepada pembaca agar pembaca seolah-olah ikut melihat, mendengar, menyentuh dan mengalaminya sendiri peristiwa yang dibacanya tersebut atau kejelasan daya lukis atau penggambaran pe-
147
nyair mengenai suasana atau keadaan atau watak dan perilaku berdasarkan penggunaan kata-kata yang konkret; 3) Kata-kata konkret adalah pelukisan dari pengimajinasian dengan kata-kata konkret; 4) Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa (kata-kata/ kalimat) untuk pengertian khusus; 5) Ritme/ irama adalah gambaran suasana hati penyair dalam melafalkan puisi; Fungsi irama adalah untuk menguatkan keindahan sebuah puisi, memberi jiwa pada kata-kata, dan membangkitkan emosi pembaca atau penikmatnya. 6) Rima/ bunyi adalah pengulangan bunyi merupakan ciri dominan pada puisi anak, Persamaan bunyi yang memberikan kesan merdu, indah, dan dapat mendorong suasana yang dikehendaki. Langkah-langkah menulis puisi berikut ini: (1) Menentukan gagasan utama atau ide Misalnya gagasan utama adalah lampu di ruang belajar. Pilihlah kata-kata seputar kata lampu dan ruang belajar. Selanjutnya, rangkai dan jalinlah kata-kata tersebut menjadi sebuah puisi. (2) Mengembangkan gagasan utama menjadi puisi bebas Berdasarkan gagasan utama serta pilihan kata, selanjutnya kembangkan menjadi sebuah puisi
148
Puisi pada pertemuan satu: “KASIH IBU” Kasih Ibu Kepada beta Tak terhingga Sepanjang masa Hanya memberi Tak harap kembali Bagai sang surya Menyinari dunia Karya: SM. Mohtar (Tarigan, 2006: 10.45) Berasal dari teks prosa “Kasih Ibu”. “Kasih Ibu” Aku mempunyai seorang Ibu. Ibuku selalu menyayangiku sepenuh hati.
Kasih
sayangnya kepadaku tak terhingga dalam sepanjang hidupnya. Baik dalam keadaan susah maupun senang, baik dalam sehat maupun sakit. Kasih sayang seorang ibu tulus. Ia tidak pernah mengharapkan apa-apa dari anaknya. Ibuku mengandung selama 9 bulan, tanpa lelah ia membimbing aku, agar menjadi orang yang berguna bagi masyarakat. Tak lupa setiap pagi ibu selalu membuatkanku sarapan sebelum aku memulai berangkat sekolah. Tak lupa dalam setiap solat, ia menitipkan doa untuk aku pada Tuhan pencipta alam semesta. Aku sangat sayang Ibu.
Tema: Kasih Ibu Gagasan utama: kasih sayang seorang ibu yang tulus sepanjang masa.
149
Puisi pada siklus satu pertemuan dua: “Buah Apel” Kubuka almari es itu Oh, kau masih ada Tersenyum ceria padaku Menimbulkan bunyi Kuambil tiga buah Kukupas dengan sabar Maka, berjatuhlah Kulitmu yang segar Kini kau telah siap terhidang di meja belajar ya, kau akan kulahap sambil menemaniku belajar (Ukik Novitasari, Bobo)
Puisi tersebut berasal dari teks prosa berjudul “Buah Apel”: “Buah Apel” Ketika perutku terasa lapar. Segera kubuka almari es yang ada di sudut itu. oh, ternyata kau masih ada. Hatiku senang, seolah-olah benda itu tersenyum ceria pada-ku.
Warnanya
yang
merah
menimbulkan selera makan. Tanpa berpikir panjang segera kuambil tiga buah yang paling merah. Kukupas satu per satu dengan sabar. Maka, berjatuhlah kulitmu yang berwarna merah segar di tempat sampah. Ku ambil piring untuk tempat, sambil beruman, nah kini kau telah siap terhidang di meja belajar. Ya, kau akan segera kulahap sambil menemaniku belajar. Tema: makan buah Apel Gagasan utama: makan buah Apel yang menemani dalam belajar.
150
LEMBAR KERJA SISWA Nama anggota kelompok: 1. 2. 3. 4.
Keadaan Sekolah Kami Pekarangan Sekolah kami terawat baik. Sekelilingnya dipagari dan dicat putih. Selokannya bersih, lebar, dan ditembok. Rumput di halaman dan lapangan olahraganya dipangkas rapi. Jalan kecil di halaman diperkeras. Tanamannya subur dan terpelihara. Gedung Sekolah baru diperbaiki. Genteng-genteng yang pecah diganti. Dindingnya bersih baru dicat. Pintu-pintunya sudah diperbaiki. Kunci pintu diganti semua dengan yang baru. Jendela pun sudah bagus. Kaca-kacanya bersih. Peralatan belajar mengajar diperbaharui atau ditambah. Papan tulis, kursi dan meja belajar semuanya baru. Laboratorium fisika telah dilengkapi. Alat-alat peraga semakin lengkap. Buku di Perpustakaan pun diperbanyak jumlah dan ragamnya. Kerjakan secara kelompok, temukan tema dan gagasan utama pada teks bacaan tersebut! Tema ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… Gagasan utama ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
151
Nama: No. absen: Buku Setiap malam tiba, buku adalah hal yang pertama aku buka ketika belajar. Membuka buku pelajaran adalah hal yang terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Aku selalu mengulangi pembelajaran yang pernah diterangkan bu guru padaku.
Sampai
aku
benar-benar
paham. Tak ada satupun bacaan, teori yang terlewatkan. Semua teori dan latihan aku pelajari dan harus dimengerti. Sesuai kata pepatah, buku adalah jendela dunia. Semakin banyak aku membaca, semakin banyak pengetahuan yang aku dapat. Semakin aku ingin tahu lebih banyak, maka semakin aku ingin mengetahui isi kehidupan ini. Buku adalah guru yang terbaik. Guru yang mengajari segalanya. Ia tidak pernah marah pada orang yang membacanya. Dengan buku, aku mengetahui berbagai ilmu. Setiap aku membaca makin tambah pengetahuanku. Tidak ada yang sia-sia setiap pemberiannya. Semuanya berguna untuk mem-bekaliku dalam menempuh kehidupan. (Rohaidawati, Majalah Bobo) Kerjakan secara kelompok, temukan tema dan gagasan utama pada teks bacaan tersebut! Tema ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… Gagasan utama ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
152
Nama: No. absen: EVALUASI A. Tujuan: 1) Siswa dapat membuat puisi dengan tema dan gagasan utama dari teks prosa yang berjudul “Buku”. B. Petunjuk Pengerjaan: Buatlah puisi berdasarkan tema dan gagasan utama yang terdapat pada teks prosa berjudul “Buku” di atas! Pilihlah kata-kata yang sesuai untuk puisi! Kerjakan pada lembar kerja secara individu! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….
153
PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS II
154
Lampiran 12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS DUA Sekolah Kelas/ semester Alokasi waktu I.
: SDN Purwoyoso 03 Semarang : V/II : 4x 35 menit (2x pertemuan)
Standar Kompetensi: 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas.
II. Kompetensi Dasar: 8.3 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. III. Indikator: 8.3.1 Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur puisi; 8.3.2 Siswa dapat menentukan tema dan gagasan utama berdasarkan teks prosa 8.3.3 Siswa dapat memilih kata-kata yang tepat untuk membuat puisi 8.3.4 Siswa menulis puisi berdasarkan tema dan gagasan utama yang sudah ada IV. Tujuan Pembelajaran: 1) Dengan pembacaan puisi, siswa dapat mengidentifikasi unsur puisi bebas. 2) Dengan kegiatan membaca teks prosa, siswa dapat menemukan tema dan gagasan utama. 3) Siswa dapat membayangkan bentuk puisi yang akan dibuat berdasarkan kegiatan membaca teks prosa. 4) Siswa dapat membuat puisi dengan tema dan dan gagasan utama dari teks prosa dengan bimbingan dari guru. Karakter yang diharapkan: disiplin, kreatif, bertanggung jawab, dan tekun. V. Materi Ajar : Puisi Bebas VI. Model dan Metode Pembelajaran 1) Model: Model CIRC. 2) Metode: ceramah; diskusi; tugas. VII. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Satu 1. Kegiatan Pendahuluan 1) Prakegiatan (10 menit) 1) Penyiapan lembar kerja siswa. 2) Pengkondisian kelas. 3) Pengkondisian siswa.
155
4) Pengkondisian peralatan belajar siswa. 2) Kegiatan Awal 1) Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan “apa itu fungsi lampu?.” 2) Guru menyampaikan tujuan sesuai indikator yang akan dicapai. 2. Kegiatan Inti (35 menit) Eksplorasi 1) Salah satu siswa membacakan puisi berjudul “Lampu”. 2) Guru menyampaikan “Bagaimana menurut pendapat kalian tentang pembacaan puisi tadi?.” “Apa yang kalian ketahui dari puisi tersebut?.” 3) Siswa melakukan tanya jawab tentang puisi tersebut. 4) Siswa dijelaskan tentang unsur-unsur puisi dengan memberi contoh puisi yang berjudul “Lampu” hasil pengembangan tema dan gagasan utama. 5) Siswa mengidentifikasi unsur-unsur puisi sambil mendengarkan penjelasan guru. 6) Siswa menyimpulkan unsur-unsur puisi. Elaborasi 1) Siswa membentuk kelompok beranggotakan 4 orang. 2) Siswa mendapat teks bacaan “ Taman Kota”. 3) Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya. 4) Siswa menemukan tema dan gagasan utama berdasarkan teks prosa tersebut. 5) Perwakilan tiap kelompok maju membacakan hasil diskusinya. Konfirmasi 1) Guru memberi reward pada siswa yang berani maju ke depan. 2) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. 3) Guru memberikan penguatan verbal, gestural, sentuhan. 4) Guru mengklarifikasi terhadap jawaban mengenai tema dan gagasan utama pada teks prosa. 3. Kegiatan Akhir (25 menit) 1) Siswa menyimpulkan pelajaran tentang puisi. 2) Siswa mengerjakan contoh evaluasi berupa membuat puisi dari tema dan gagasan utama dari teks prosa secara kelompok. 3) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran. 4) Guru merencanakan pembelajaran untuk siklus kedua pertemuan pertama.
Pertemuan Dua 1. Kegiatan Pendahuluan Prakegiatan 1) Penyiapan lembar kerja siswa;
156
2) Pengkondisian kelas; 3) Pengkondisian siswa; 4) Pengkondisian peralatan belajar siswa. 2) Kegiatan Awal 1) Guru melakukan apersepsi “kemarin sudah membahas tentang puisi bebas, “Siapa yang masih ingat apa puisi itu?.” 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti 1) Eksplorasi 1) Salah satu siswa membacakan puisi berjudul “Lampu belajarku.” 2) Siswa melakukan tanya jawab tentang puisi tersebut. 3) Guru mengadakan tanya jawab tentang tema dan gagasan utama pada puisi tersebut. 4) Siswa menjawab pertanyaan tersebut. 2) Elaborasi 1) Siswa membentuk kelompok beranggotakan 4 orang secara heterogen. 2) Siswa mendapat teks prosa tentang “Malin Kundang”. 3) Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya. 4) Siswa menemukan tema dan gagasan utama. 5) Perwakilan kelompok maju membacakan hasil diskusinya. 3) Konfirmasi 1) Guru memberikan reward pada siswa yang berani maju ke depan. 2) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. 3) Guru memberikan penguatan verbal, gestural, sentuhan; 4) Guru mengklarifikasi terhadap jawaban mengenai tema dan gagasan utama pada teks prosa. 3. Kegiatan Akhir (1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dibahas; (2) Siswa mengerjakan evaluasi menulis puisi dengan tema dan gagasan utama pada teks prosa tersebut secara individu; (3) Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran; (4) Guru melakukan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan dari siklus pertama sampai kedua.
VIII.
Sumber dan Media Pembelajaran 1) Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI dari BSNP. 2) Warsidi, Edi dan Farika. 2012. BSE Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas untuk Kelas V SD/ MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas 3) Nur’aini, Umri dan Indriyani. 2012. BSE Bahasa Indonesia untuk SD Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas 4) Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka
157
5) Asesmen Pembelajaran SD karya Endang Poerwanti. Media belajar: 1) Teks prosa “Taman Kota” 2) Teks prosa “Malin Kundang” IX. Penilaian 1. Prosedur a. Tes awal: Tidak ada b. Tes proses: Ada c. Tes akhir: Ada 2. Jenis Tes Tes Tertulis: menulis puisi 3. Instrumen a. Lembar Soal Evaluasi (terlampir) b. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa (terlampir)
Semarang, 16 April 2013 Mengetahui Guru Kelas
Malikha, S.Pd.SD NIP. 196107271980122007
Peneliti
Nur Lailatul Fajri NIM. 1401409281
158
Puisi yang dibacakan oleh siswa: “LAMPU” Lampu Tergantung di langit-langit Warnamu memudar Sinarmu menerangi segala Tanpa mu Tak akan aku pintar Bila malam datang Kan bebaskan aku dari gelap Dengan cahayamu yang semakin pudar Sayang Baktimu terlupakan Karya: Ratu Badriyah (Tarigan, 2006: 11.43) Teks prosa “Lampu”: Lampu Belajarku Pada suatu malam yang dingin, ketika aku baru saja memulai belajar di ruang belajarku. Hanya sinar lampu yang tergantung dilangit-langit yang menemaniku. Warnanya sudah tidak jelas lagi. Semua kegiatan bisaku lakukan dimalam hari dengan lampu. Ketika siang berganti malam sinarnya tak pernah lelah menerangi hari-hariku. Setiap ku membaca buku, sinar lampunya menerangiku, tapi sekarang sinarnya terhalang oleh debudebu, sehingga tidak jelas lagi terangnya. Semua itu terjadi karena aku lupa membersihkannya. Tema: lampu. Gagasan utama: fungsi lampu yang baktinya terlupakan.
159
Teks puisi untuk siklus dua pertemuan satu: Teks puisi “Guru” “Terimakasih Guru” Pagiku cerahku Matahari bersinar Kugendong tas merahku di pundak Selamat pagi semua kunantikan dirimu di depan kelasmu Menantikan kami Guruku tersayang Guruku tercinta Tanpamu apa jadinya aku Tak bisa baca tulis Mengerti banyak hal Guru terimakasihku
Teks puisi guru berasal dari teks prosa di bawah ini: TERIMAKASIH GURUKU Guru yang tersayang yang mengajariku banyak hal. Mengajariku menulis dan membaca. Mengajariku dan membimbingku dengan penuh kesabaran. Aku mendapat banyak hal dari guruku. Dia mendidikku dengan penuh keikhlasan. Ia adalah sang mentari yang tak pernah padam untuk menerangi dunia agar terhindar dari kebodohan. Tanpa guru, aku bukanlah apa-apa. Aku tidak bisa membaca apalagi menulis. Dengan ilmu yang diajarkan sang guru, aku mendapat banyak pengetahuan yang luas. Kadang aku melakukan kesalahan, tetapi ibu dan bapak guru dengan sabar membimbingku, mengajariku ma-na yang benar, selalu ada kata maaf untuk sebuah kesalahan yang aku lakukan.
Terimakasih
ibu
dan
bapak guru. Hanya kata itu yang mampu aku ucapkan. Aku sayang kalian.
Tema: guru. Gagasan Utama: terimakasih untuk seorang guru.
160
Nama anggota kelompok: 1. 2. 3. 4.
Taman Kota Di kota terdapat sebuah taman bunga. Taman itu terletak di tengah kota. Disebut taman bunga karena di dalamnya ada bermacammacam bunga. Di antaranya ada bunga mawar, melati, dahlia, dan anggrek. Di taman bunga juga disediakan bangku dan meja yang dikelilingi tanaman nan hijau sehingga membuat orang betah duduk berlama-lama. Selain itu, juga disediakan alat bermain untuk anak-anak, seperti ayunan dan perosotan. Taman itu sangat terawat. Setiap hari petugas kebersihan taman membersihkan sampah yang ditinggalkan pengunjung. Jika musim kemarau tiba, tanaman di taman itu tidak layu karena petugas menyiraminya dengan teratur. Keindahan dan kesejukan taman itu mampu menarik penduduk kota. Mereka sering beristirahat untuk melepas lelah sepulang kerja. Mereka minum teh atau kopi sambil mengobrol dengan teman atau kenalan. Minuman itu dapat dibeli di warung-warung yang ada di sekitar taman. Kerjakan secara kelompok, temukan tema dan gagasan utama pada teks bacaan tersebut! Tema ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… Gagasan utama ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………..
161
Nama anggota kelompok: 1. 2. 3. 4
Malin Kundang Pagi hari, ibu mengantar Malin naik kapal ke negeri jauh. Sang ibu terus saja menangis dan meratapi kepergian anaknya. Kini, ibunya sendirian di rumah. Tiap malam ia berdoa untuk keselamatan dan kesejahteraan anaknya. Hari-harinya diisi dengan menjual ikan di pasar pelelangan ikan. Ini semua karena sang ibu tidak punya siapa-siapa lagi untuk menjadi sandaran hidupnya. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Tidak terasa sudah lama sang ibu hidup sendirian tanpa Malin, putranya. Suatu hari sebuah kapal mewah merapat di pantai dekat rumah Malin. Ternyata seorang saudagar kaya dan istrinya singgah dipantai itu. Orang-orang di sekitar pantai mengenal saudagar kaya itu adalah Malin. Namun, Malin berpura-pura tidak mengenal mereka. Kabar kedatangan Malin sampai juga ke telinga sang ibu. Sang ibu girang bukan main mendengar putranya kembali. Ia berlari menuju pelabuhan tempat kapal Malin bersadar. Sesampainya di pantai, sang ibu berteriak, “Malin, malin anakku! Ibu sangat merindukanmu!” Tetapi malin menjawab, “Siapa kau?” Berani menyebutku anakmu ? Aku tidak mengenalmu!” Hati sang ibu hancur bukan main mendengar kata-kata anak yang selama ini ia rindukan dan banggakan. Ternyata ia telah melupakan ibunya. Dalam kesedihan itu, sang ibu berteriak, “Engkau anak durhaka, terkutuklah ka menjadi batu!.” Dalam sekejap Malin yang angkuh itu pun berubah menjadi batu. Itulah kejahatan dan kedurhakaan anak kepada orang tuanya, membuat hati ibu kecewa dan marah. Karena keangkuhan dan kesombongan inilah seorang ibu mengutuk anaknya. Kerjakan secara kelompok, temukan tema dan gagasan utama pada teks bacaan tersebut! Tema ……………………………………………………………………… Gagasan utama ……………………………………………………………………… ……………………………………………….................................... ……………………………………………………………………..
162 Nama: No.absen:
EVALUASI SIKLUS DUA A. Tujuan: Siswa dapat membuat puisi dengan tema dan gagasan utama dari teks prosa yang berjudul “Malin Kundang”. B. Petunjuk Pengerjaan: Buatlah puisi berdasarkan tema dan gagasan utama yang terdapat pada teks prosa berjudul “Malin Kundang” di atas! Pilihlah kata-kata yang sesuai untuk puisi! Kerjakan pada lembar kerja secara individu! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………..
163 Lampiran 13
LAMPIRAN HASIL PENELITIAN REKAPITULASI HASIL OBSERVASI KETERAMPILAN GURU No. Indikator SIKLUS Rata- SIKLUS II RataI rata rata PI PII PI PII 11. Melaksanakan prapembelajaran 3 4 3,5 4 4 4 12. Melakukan apersepsi sesuai de2 2 2 3 3 3 ngan materi yang diajarkan 13. Menyampaikan tujuan 4 3 3,5 2 4 3 pembelajaran 14. Menjelaskan materi pembel3 4 3,5 4 4 4 ajaran pada siswa 15. Membentuk kelompok 3 2 2,5 3 4 3,5 heterogen 16. Membimbing masing-masing 3 4 3,5 4 4 4 kelompok dalam berdiskusi 17. Membimbing siswa dalam 3 4 3,5 4 4 4 menemukan tema dan gagasan utama 18. Membimbing siswa dalam 3 4 3,5 4 4 4 menulis puisi 19. Memberikan penguatan kepada 1 2 1,5 2 3 2,5 siswa 20. Menutup pelajaran 3 3 3 3 3 3 Skor 28 32 30 33 37 35 Kriteria B B B A A A Kolaborator
Malikha, S.Pd.SD NIP 196107271980122007 Keterangan : PI: pertemuan I PII : Pertemuan II A: Sangat baik B: Baik
164 Lampiran 14
HASIL TES KETERAMPILAN MENULIS PADA SIKLUS SATU No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama JS E WAR A NJ A AMR AFA ASW BMS D ZN D IP D J CP DD PP FN A P IK A IANTW IIA YDSPY LSS MHA MNSW MDB NEAS RPS RWO RAP RRP RAT SRD TMW VR VTW WSA LF PBM KPS Skor Rata-rata Persentase
Skor 75 70 65 90 65 65 70 75 80 85 70 75 75 80 75 70 75 60 75 55 75 75 75 85 80 80 75 60 50 80 90 55 85 90 85 80
Kategori Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 2665 74,02 88,89%
165 Lampiran 15
HASIL KETERAMPILAN MENULIS PUISI SIKLUS SATU No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Siswa JS E W AR ANJ A AMR A FN ASW BM DZN D IP DJCP DDPP FNAP IKA IANT IIA YDSPY LSS MHA MNSW MDB NEAS RPS RWO RAP RRP RAT SRD TMW VR VTW WSA LF PBM KP S
Indikator 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4
Kolaborator
Malikha, S.Pd.SD NIP 196107271980122007
2 3 3 2 4 2 3 4 4 4 4 3 1 4 4 3 2 3 3 4 2 3 3 4 4 4 4 3 2 2 4 4 2 4 4 4 3
3 2 3 2 4 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3 1 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 3 1 3 3 3 3
4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 4 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3
5 3 2 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 3 3 2 2 4 4 4 4 2 2 3 4 2 4 3 4 3
Jumlah
Skor
15 14 13 18 12 13 14 15 16 17 14 15 15 16 15 14 15 12 15 11 15 15 15 17 16 16 15 12 11 16 18 11 17 18 17 16
75 70 65 90 60 65 70 75 80 85 70 75 75 80 75 70 75 60 75 55 75 75 75 85 80 80 75 60 50 80 90 55 85 90 85 80
Peneliti
Nur Lailatul Fajri NIM 1401409281
166
Lampiran 16
3 2 3 4 2 3 4 3
3 2 2 2 1 2 4 4
3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 2 2
2 4 4 4 4 3 2 3 1 4 4 1 4 1 2 2
Kategori (huruf)
3 1 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 1 1
Jumlah
2 2 2 2 3 4 3 2 2 4 4 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2
Membacakan hasil diskusi
0 0 0 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1
Keaktifan siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama pada teks prosa
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
Menyimpulkan pembelajaran bersama guru
BMS DZN DIP DJCP DDPP FNAP IKA IANTW IIA YDSPY LSS MHA MNSW MDB NEAS RPS
Berdiskusi dengan kelompoknya
JS E WAR ANJ A AMR AFN ASW
Mendengarkan penjelasan yang diberikan guru
Siswa
Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajran
Indikator
Mempersiapkan diri untuk menerima pembelajran
LEMBAR HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS SATU PERTEMUAN SATU Nama Sekolah: SDN Purwoyoso 03 Semarang Petunjuk: Berilah nilai 1 s.d 4 pada kolom nilai sesuai dengan nilai indikator pengamatan.
4 1 2 2 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 3 1 1 2
18 12 17 17 14 16 22 18 16 25 25 20 18 18 16 18 11 20 21 15 20 13 12 14
B C C C C C B B C A A B B B C B C B B C B C C C
167
RWO RAP RRP RAT SRD TMW VR VTW WSA LF PBM KPS
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
0 2 1 1 1 2 1 0 1 1 2 1
3 3 2 1 2 3 3 1 2 2 2 3
1 4 3 2 2 3 2 1 2 1 1 3
1 4 3 3 3 3 3 1 2 4 3 4
2 4 2 2 2 3 3 2 1 2 2 3
4 3 3 3 2 3 3 3 2 1 2 3
15 24 17 16 16 18 19 12 14 15 16 21
C A C C C B B C C C C B
Observer
Nur Lailatul Fajri NIM 1401409281
168 Lampiran 17
3 1 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
4
2
2
3
MDB NEAS RPS RWO RAP RRP
3 3 4 4 4 3
1 1 2 0 2 2
2 2 2 3 3 2
2 3 3 1 3 3
3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2 3 2 2 3 2 3 4 2 3
3 4 2 4 2 4 3 2 2 4 4 2 3 2 2 2 2 2 4 3 3
2 2 3 1 3 2
3 2 3 2 2 2
2 1 3 3 2 3 3 2 3 4 3 2 2 2 2 3 1 1 3 1 3 1 1 3 4 3 1
17 16 17 22 18 26 21 19 20 25 23 18 20 17 14 20 14 18 25 15 20 14 14 20 15 20 15
Kategori (huruf)
2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 4 2
Jumlah
Berdiskusi dengan kelompoknya
0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2
Menyimpulkan pembelajaran bersama guru
Mendengarkan penjelasan yang diberikan guru
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3
Siswa
Membacakan hasil diskusi
Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajran
JS E WAR ANJ A AMR AFN ASW BMS DZN DIP DJCP DDPP FNAP IKA IANTW IIA Y DSP Y LSS MHA MNSW
Indikator
Keaktifan siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama pada teks prosa
Mempersiapkan diri untuk menerima pembelajran
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS SATU PERTEMUAN DUA
C C C B B A B B B A B B B C C B B B A C B C C B C B C
169
RAT SRD TMW VR VTW WSA LF PBM KPS
3 3 4 4 4 4 4 4 4
2 1 2 2 1 2 2 2 1
2 2 3 3 1 3 2 3 3
2 3 3 3 1 4 3 3 3
3 2 4 4 3 4 2 3 4
2 2 3 3 2 3 3 4 3
1 1 2 2 2 2 2 2 2
15 14 21 21 15 23 18 22 20
C C B B C B B B B
Observer
Nur Lailatul Fajri NIM 1401409281
170
Lampiran 18
CATATAN LAPANGAN TENTANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 03 SEMARANG SIKLUS SATU PERTEMUAN SATU Nama SD: SDN Purwoyoso 03 Semarang Kelas: V Subjek: guru, murid, pembelajaran. Petunjuk: Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru, siswa dan proses pembelajaran melalui model CIRC pada pembelajaran menulis puisi! Catatan: 1) Pembelajaran dimulai jam 09.00. Guru sibuk mengecek perlengkapan di dalam kelas. 2) Perlengkapan dalam kondisi siap digunakan. Guru mempersiapkan siswa untuk memasuki ruangan, tetapi masih ada satu siswa yang masih berada di luar yaitu JS. 3) Guru membuka pelajaran dengan salam, berdoa kemudian menyampaikan apersepsi. Apersepsi yang dilakukan guru sudah relevan tetapi antusias siswa belum tampak. 4) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran tetapi masih kurang jelas dan runtut. 5) Guru memberikan contoh mengenai cara membaca puisi, dan menunjuk salah satu siswa untuk membacakan puisi. 6) Siswa dan guru bertanya jawab seputar puisi yang telah dibacakan oleh guru dan siswa. 7) Siswa dibentuk kelompok secara heterogen tetapi siswa protes, karena pembentukannya tidak sesuai keinginannnya. 8) Pada saat guru menjelaskan materi puisi, masih ada siswa yang tidak menempati tempat duduk dengan baik. 9) Pada saat mendiskusikan tema dan gagasan utama pada teks bacaan, banyak siswa yang pasif. 10) Siswa maju membacakan hasil diskusi. 11) Siswa mengerjakan evaluasi tetapi masih ada yang menengok ke kanan kiri untuk melihat hasil karya temannya. 12) Guru merefleksi hasil pembelajaran. Analisis catatan lapangan: 1) Guru masih kurang dalam mengkondisikan kelas, sebab masih ada siswa yang berada di luar kelas. 2) Guru telah mempersiapkan perlengkapan belajar dengan baik.
171
3) Dalam pemberian motivasi guru belum memotivasi siswa secara keseluruhan hanya terbatas pada beberapa siswa saja. 4) Guru telah melakukan apersepsi pembelajaran dengan baik, walaupun masih belum membangkitkan antusias siswa dalam belajar. 5) Guru menyampaikan tujuan pelajaran tetapi masih belum jelas dan kurang runtut. 6) Guru telah membimbing pembentukan kelompok namun masih saja ada yang protes. 7) Guru juga telah memberikan contoh mengenai cara membaca puisi, dan menunjuk salah satu siswa untuk membacakan puisi, namun siswa yang membacakan masih malu-malu. 8) Dalam membimbing diskusi kelompok, guru masih kurang sebab maasih ditemukan siswa yang tidak mendiskusikan lembar kerja. 9) Guru telah merefleksi hasil pembelajaran dengan baik. 10) Guru menjelaskan pelajaran sudah cukup baik, anmuan masih terdapat siswa yang tidak menempati tempat duduk dengan baik. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran telah berlangsung dengan baik. Guru sudah melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan baik. Namun masih ada yang harus diperbaiki yaitu Guru perlu meningkatkan kepercayaan diri pada siswa, sehingga siswa berani maju untuk membacakan puisi tanpa diperintah oleh guru. Pemberian motivasi sudah cukup namun masih terbatas hanya beberapa siswa saja. Guru dalam membentuk kelompok sudah baik, namun masih harus dilakukan perbaikan, sebab guru membentuk kelompok hanya berdasarkan tingkat kemampuan. Guru dalam mempersiapkan siswa dalam pembelajaran masih kurang, sehingga masih ada siswa yang tidak menempati tempat duduk. Saat pelajaran dimulai, ternyata masih ada siswa yang berada diluar kelas. Dalam membentuk kelompok sudah baik, namun guru perlu membentuk kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin dan tingkat kemampuan. Dalam aspek keterampilan membimbing diskusi kelompok dan perseorang masih terdapat kekurangan, sebab siswa masih pasif dalam berdiskusi. Observer
Fika anggraini
172 Lampiran 19
CATATAN LAPANGAN TENTANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 03 SEMARANG SIKLUS SATU PERTEMUAN DUA Nama SD: SDN Purwoyoso 03 Semarang Kelas: V Subjek: guru, murid, pembelajaran. Petunjuk: Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru, siswa dan proses pembelajaran melalui model CIRC pada pembelajaran menulis puisi! Catatan: 2) Guru hanya memberikan penguatan verbal yang dilakukan berupa pemberian kata “pintar”. Penguatan gestural berupa pemberian tepukan di pundak dan dengan ucapan pintar. Penguatan gestural yang diberikan juga berupa senyuman kepada siswa yang maju mempresentasikan hasil diskusi serta siswa yang membacakan puisi di depan kelas. 3)
Pada aspek mempersiapkan diri dalam pembelajaran, ada siswa yang tidak mempersiapkan perlengkapan belajar serta menempati tempat duduk dengan baik mereka masih berdiri mondar mandir disekitar tempat duduknya yakni RRP.
4)
Guru masih terlihat belum maksimal memotivasi siswa saat kelompok, ada satu siswa yang masih pasif dalam berdiskusi yaitu MDB. Ada satu siswa yang tampak aktif sekali yakni VTW.
5)
Dalam mendiskusikan untuk menemukan tema dan gagasan utama ada beberapa siswa yang masih pasif serta tidak mau mengeluarkan pendapat saat berdiskusi yaitu MDB. Siswa-siswa yang berani maju membacakan hasil diskusi adalah VTW, DIP, ASR, TMW, BMS, WS,dan PBM. Analisis catatan lapangan: Guru sudah memberikan penguatan dengan baik, yakni dengan penguatan
gestural, verbal, maupun tepuk tangan. Guru dalam mempersiapkan siswa dalam pembelajaran masih kurang sebab masih ditemukan siswa yang tidak menempati tempat duduk dan mempersiapkan pelajaran. Guru dalam memotivasi kelompok masih kurang. Siswa yang mengalami permasalahan yakni VTW cenderung lebih aktif dan mengalami kemajuan daripada teman yang lain. Dalam membimbing
173
diskusi, guru sudah melakukan dengan baik, namun masih ada kekurangan yakni ada siswa yang pasif. Berdasarkan data di atas, keterampilan yang dilakukan guru dalam mengajar sudah baik, namun masih terdapat kekurangan yaitu guru masih kurang dalam mempersiapkan siswa, memotivasi siswa, mengaktifkan siswa yang masih pasif. Observer
Anisa Huril Ain
174 Lampiran 20
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS DUA
Berdiskusi dengan kelompoknya
Keaktifan siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama pada teks prosa
Membacakan hasil diskusi
Menyimpulkan pembelajaran bersamguru
Skor
Kriteria
JS E WAR ANJ A AMR AFN ASW BMS DZN DIP DJCP DDPP FNAP IKA IANTW IIA Y DSP Y LSS MHA MNSW MDB NEAS RPS RWO RAP
Mendengarkan penjelasan yang diberikan guru
Siswa
Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajran
Indikator
Mempersiapkan diri untuk menerima pembelajran
PERTEMUAN SATU
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4
3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
4 2 2 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 4
23 21 23 24 22 23 21 24 25 26 26 22 22 25 23 23 22 25 26 20 22 22 21 25 24 26
B B B A B B B A A A A B B A B B B A A B B B B A A A
175
RRP RAT SRD TMW VR VTW WSA LF PBM KPS
3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
3 2 3 3 3 2 3 3 4 4
3 3 4 4 4 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 3 3 4 3 3 3 3 4 4
3 3 4 3 4 4 3 4 4 3
23 22 25 25 25 21 23 25 27 26
B B A A A B B A A A
Observer
Nur Lailatul Fajri NIM 1401409281
176
Lampiran 21
Berdiskusi dengan kelompoknya
Keaktifan siswa dalam menemukan tema dan gagasan utama pada teks prosa
Membacakan hasil diskusi
menyimpulkan pembelajaran bersama guru
SKOR
KATEGORI
JS E WAR ANJ A AMR AFN ASW BMS DZN DIP DJCP DDPP FNAP IKA IANTW IIA Y DSP Y LSS MHA MNSW MDB NEAS RPS RWO RAP RRP
Mendengarkan penjelasan yang diberikan guru
Siswa
Bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajran
Indikator
Mempersiapkan diri untuk menerima pembelajran
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS DUA PERTEMUAN DUA
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3
3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3
2 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4
22 24 21 25 23 21 21 25 23 24 22 23 23 25 24 23 25 22 26 23 22 22 20 24 24 24 22
B A B A B B B A B A B B B A A B A B A B B B B A A A B
177
RAT SRD TMW VR VTW WSA LF PBM KPS
4 4 4 4 3 4 4 4 4
2 3 2 2 2 2 2 2 2
3 3 4 4 2 4 4 3 4
3 3 3 3 3 3 3 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 3 3
24 24 24 24 20 24 24 23 24
A A A A B A A B A
Observer
Nur Lailatul Fajri
178
Lampiran 22 HASIL TES KETERAMPILAN MENULIS PUISI SIKLUS DUA
No Nama 1 JS 2 E 3 W AR 4 ANJ 5 A 6 AMR 7 A FN 8 ASW 9 BM 10 DZN 11 D IP 12 DJCP 13 DDPP 14 FNAP 15 IKA 16 IANT 17 IIA 18 YDSPY 19 LSS 20 MHA 21 MNSW 22 MDB 23 NEAS 24 RPS 25 RWO 26 RAP 27 RRP 28 RAT 29 SRD 30 TMW 31 VR 32 VTW 33 WSA 34 LF 35 PBM 36 KP S Jumlah skor rata-rata persentase
Skor 75 90 65 85 75 65 65 80 80 90 65 65 50 95 85 70 65 90 95 70 50 50 75 85 65 95 90 80 85 65 85 75 65 85 70 65 2705 75,13 91,67%
Kategori Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas sangat baik
179
Lampiran 23 No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
JS E W AR ANJ A AMR A FN ASW BM DZN D IP DJCP DDPP FNAP IKA IANT IIA YDSPY LSS MHA MNSW MDB NEAS RPS RWO RAP RRP RAT SRD TMW VR VTW WSA LF PBM KP S
HASIL KETERAMPILAN MENULIS PUISI SIKLUS DUA Deskriptor yang muncul Indikator 1 Indikator 2 Indikator Indikator 4 Indikator 3 5 4 4 2 2 3 4 3 3 4 4 4 3 1 2 3 4 3 4 2 4 3 4 1 4 3 2 3 3 2 3 4 2 2 2 3 2 4 3 2 2 4 3 3 2 4 4 3 4 3 4 3 2 3 2 3 4 2 2 2 3 3 2 1 2 2 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 2 4 4 1 3 4 2 2 2 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 0 4 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 4 4 2 2 3 4 4 1 4 4 4 3 1 4 1 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 3 1 3 3 4 3 4 2 4 4 3 2 2 4 4 3 1 2 3 4 4 2 4 3 4 3 1 2 4 4 3 1 2 3
Jumlah
Skor
15 18 13 17 15 13 13 13 16 18 13 13 10 19 17 14 13 18 19 14 10 10 15 17 13 19 18 16 17 13 17 15 13 17 14 13
75 90 65 85 75 65 65 80 80 90 65 65 50 95 85 70 65 90 95 70 50 50 75 85 65 95 90 80 85 65 85 75 65 85 70 65
Observer
Nur Lailatul Fajri NIM 1401409281
180
Lampiran 24
CATATAN LAPANGAN TENTANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 03 SEMARANG SIKLUS DUA PERTEMUAN SATU Nama SD: SDN Purwoyoso 03 Semarang Kelas: V Subjek: guru, murid, pembelajaran. Petunjuk: Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru, siswa dan proses pembelajaran melalui model CIRC pada pembelajaran menulis puisi! 1) Prapembelajaran telah dilaksanakan semua dengan baik. 2) Pada aspek melakukan apersepsi sesuai materi yang diajarkan, guru menarik perhatian siswa hanya dengan verbal. 3) Pemberian motivasi hanya pada beberapa siswa saja. 4) Siswa yang maju mempresentasikan hasil diskusi diberi penguatan berupa kata bagus, pintar, dan penguatan gestural berupa senyum serta tepuk tangan. 5) Penyampaian tujuan pembelajaran tidak dnegan kalimat yang mudah dipahami siswa. 6) Pada saat pembentukan kelompok masih ditemukan kelompok yang tidak sesuai dengan jenis kelamin dalam pembentukan secara heterogen. 7) Guru berkeliling dalam setiap kelompok, sehingga siswa yang tidak paham, segera dibimbing oleh guru. Analisis catatan lapangan: Proses pembelajaran berjalan dengan baik, tetapi masih terdapat kekurangan yakni guru hanya menarik perhatian dengan verbal saja. Kelebihan yang lain guru telah mampu memberikan penguatan baik secara verbal, gestural, maupun tepuk tangan. Hal tersebut secara tidak langsung membuat siswa lebih tertarik belajar. Pemberian motivasi hanya pada beberapa siswa saja belum mneyeluruh. Masih ditemukan kelompok yang tidak heterogen berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan data di atas, pembelajaran yang dilaksanakan telah berjalan dengan baik, hal tersebut terbukti dari keterampilan guru mendapat skor meningkat dibandingkan dengan siklus satu. keterampilan guru dalam prapembelajaran telah terlaksana dengan baik. Pada aspek membimbing diskusi, guru telah berkeliling menangani satu persatu kelompok, sehingga hasil belajar menulis puisi meningkat. Guru melakukan apersepsi yang sesuai dan relevan sehingga menarik perhatian siswa untuk belajar. Observer
Retmaniar Karima
181 Lampiran 25
CATATAN LAPANGAN TENTANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 03 SEMARANG SIKLUS DUA PERTEMUAN DUA Nama SD: SDN Purwoyoso 03 Semarang Kelas: V Subjek: guru, murid, pembelajaran. Petunjuk: Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru, siswa dan proses pembelajaran melalui model CIRC pada pembelajaran menulis puisi! Catatan lapangan pada siklus kedua pertemuan dua adalah pada kegiatan inti guru menuliskan puisi dikertas manila yang ditempel di papan tulis, sehingga siswa lebih antusias. Pada kegiatan elaborasi, guru membentuk kelompok secara heterogen berdasarkan tingkat kemampuan dan jenis kelamin. Pembentukan kelompok ini sudah ditulis dalam bentuk kertas kotak, sehingga siswa tidak akan protes ketika mendapat kelompok yang ada pada kertas kotak. Guru menentukan tempat duduk siswa, guru membagikan teks bacaan kepada ketua dari masing-masing kelompok, sehingga waktu pembentukan kelompok efektif, dan waktunya singkat. Setelah selesai pengerjaan LKS, guru menunjuk perwakilan kelompok yang dianggap kurang aktif untuk maju. Pada aspek mempersiapkan diri, ada 4 siswa yang tidak mempersiapkan perlengkapan belajar. Pada keterampilan mengajukan pertanyaan, guru kurang mampu mengaktifkan siswa dalam mengajukan pertanyaan mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Analisis catatan lapangan: Pembelajaran yang dilaksanakan telah berjalan dengan baik. Guru sudah menjelaskan materi kepada siswa dengan menarik, terbukti dengan adanya pemakaian kertas manila sebagai media dalam penyampaian materi. Dalam pembentukan kelompok, guru telah membentuk secara heterogen dengan membuat kertas kotak yang bertuliskan nama anggota kelompok. Pembagian waktu sangat efektif dalam pembelajaran. Dalam mengaktifkan siswa dalam diskusi, guru menunjuk perwakilan kelompok yang pasif, sehingga semua siswa aktif. Pada keterampilan guru dalam pembelajaran yang masih kurang adalah guru belum mampu menciptakan keberanian secara menyeluruh terhadap siswa, sehingga masih ada siswa yang tidak aktif.
182
Berdasarkan data di atas pembelajaran telah berlangsung cukup baik namun masih terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki terutama mengaktifkan siswa yang masih pasif dalam pembelajaran, membuat pembelajaran yang lebih menarik dengan berbagai multimedia dan multisumber. Observer
Naily Fitriana Hidayati
183 Lampiran 26
HASIL WAWANCARA SISWA Wawancara dilakukan peneliti dengan siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang, hal ini untuk mendapatkan suatu kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti. Adapun hasil wawancara dengan siswa adalah sebagai berikut: Siswa merasa senang dengan pembelajaran bahasa Indonesia melalui model CIRC yang dilaksanakan karena pembelajarannya sangat menyenangkan serta pembelajaran menarik sebab sebelum memulai pelajaran guru menarik perhatian siswa dengan pembacaan puisi, kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk membacakan agar mereka mempunyai keberanian untuk maju ke depan kelas. Dengan model CIRC siswa merasa mudah menulis sebuah puisi sebab sebelum siswa membuat puisi, guru juga memberikan teks bacaan yang berguna untuk menambah imajinasi dan kreativitas siswa dalam mengembangkan puisi Ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan selama pembelajaran dengan model CIRC, tetapi setelah guru melaksanakan bimbingan, siswa yang mengalami kesulitan dalam membuat puisi sudah tidak mengalaminya lagi. Siswa masih mau menerima pembelajaran melalui model CIRC, jika pembelajaran tersebut dilakukan kembali.
184
Lampiran 27
SURAT IJIN PENELITIAN
Lampiran 28
FOTO PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1) Melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang diajarkan
185
2) Menjelaskan materi pembelajaran pada siswa yakni materi pengertian puisi serta unsur-unsurnya.
3) Membimbing masing-masing kelompok dalam berdiskusi untuk menemukan tema dan gagasan utama pada sebuah teks prosa yang ada dilembar kerja siswa
4) Siswa maju membacakan puisi “Kasih Ibu”.
186
5) Memberikan penguatan berupa tepuk tangan kepada siswa yang berani maju ke depan untuk membacakan puisi
6) Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran
7) Siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan guru
187
8) Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menemukan tema dan gagasan utama dalam teks prosa
9) Siswa membacakan hasil diskusi mengenai tema dan gagasan utama pada teks prosa
188
10) Siswa mengerjakan evaluasi membuat puisi
. 11) Siswa menuliskan jawaban mengenai pertanyaan guru
Lampiran 29 HASIL EVALUASI SISWA
189
190
191
192
193
Lampiran 30
PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR PURWOYOSO 03 KECAMATAN NGALIYAN Jl. Sriwibowo III Telp. (024) 7611512 Ngaliyan, Semarang
SURAT KETERANGAN Nomor : 421.2 / 042 /IV / 2013
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
:
Suyatinah, S.Pd
NIP
:
19561216 197911 2 002
Jabatan
:
Kepala Sekolah
Unit Kerja
:
SD Negeri Purwoyoyo 03 Semarang UPTD Pendidikan Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang
Menerangkan bahwa: Nama
:
Nur Lailatul Fajri
NIM
:
1401409281
Jurusan
:
S-1 PGSD
Telah mengambil data penelitian di kelas V A SD Negeri Purwoyoso 03 dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Model CIRC pada Siswa Kelas V SDN Purwoyoso 03 Semarang” mulai tanggal 19 Maret- 20 April 2013 Demikian surat keterangan ini diberikan untuk digunakan seperlunya. Semarang, 20 April 2013
194
Lampiran 31 KKM SDN PURWOYOSO 03 SEMARANG
No
Mata pelajaran
KKM
1
Bahasa Indonesia
65
2
IPA
64
3
IPS
65
4
Matematika
64
5
Pkn
65