PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SATU BABAK MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGANDAIAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 KRAMAT KAB. TEGAL
SKRIPSI Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Nama Nim Program Studi Jurusan
: Siska Novya Shinta Devi : 2101408125 : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia : Bahasa dan Sastra Indonesia
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
1
ii
SARI Devi, Siska NovyaShinta. 2013 Peningkatan Ketrampilan Menulis Naskah Drama Melalui Media Gambar Beseri Dengan Menggunakan Teknik Pengandaian Diri Pada Siswa Kelas VIII A SMP N 2 Kramat Kab.Tegal Kata kunci: ketrampilan menulis, naskah drama, media gambar berseri, teknik pengandalian diri. Pembelajaran menulis naskah drama kelas VIII A SMP N 2 Kramat menunjukkan hasil yang cukup memuaskan Hal ini disebabkan oleh tiga faktor yang berpengaruh yaitu faktor pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran, faktor siswa, dan faktor lingkungan sekolah. Salah satu faktor yang paling berpengaruh dan harus segera dicari jalan keluarnya adalah faktor pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Selama ini, pendekatan yang digunakan guru masih tradisional dan kurang bervariasi. Ceramah menjadi pilihan utama dalam pembelajaran sehingga terkesan monoton. Hal ini, menyebabkan siswa merasa jenuh dan bosan dengan pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut, adalah dengan mengubah pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran.Salah satu pendekatan yang dapat digunakan sebagai alternatif yaitu dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan. Dalam pendekatan ini, guru diposisikan sebagai fasilitator dan motivator. Jadi, siswa yang dituntut untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan paparan di atas, penelitian ini membahas permasalahan yaitu (1) bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis naskah drama siswa kelas VIII A SMP N 2 Kramat setelah mengikuti pembelajaran menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengant eknik pengandalian diri, dan (2) bagaimana perubahan perilaku siswa kelas VIII A SMP N 2 Kramat setelah mengikuti pembelajaran menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan teknik pengandalian diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsi peningkatan keterampilan menulis naskah drama dan perubahan perilaku siswat ersebut setelah mengikuti pembelajaran menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri. Adapun manfaat penelitian ini adalah dapat memberi sumbangan teori mengenai pembelajaran menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri pada khususnya dan teori pembelajaran menulis pada umumnya. Selain itu, penelitian ini pun diharapkan bermanfaat bagi guru, siswa, dan sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus yang dilaksanakan pada siswa kelas VIII A SMPN 2 Kramat. Siklus I dan siklus II terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun variabel penelitiannya adalah keterampilan menulis naskah drama dan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri. Pengambilan data dilakukan dengan tes dan nontes. Alat pengambilan data tes yang digunakan yaitu berupa tes keterampilan menulis naskah drama, sedangkan alat pengambilan data nontes yang digunakanya itu berupa pedoman observasi, jurnal, wawancara, dan
ii
iii
dokumen foto. Analisis data yang digunakan adalah dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual komponen pemodelan dapat meningkatkan keterampilan menulis naskah drama. Pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata sebesar 55,2 sedangkan padasiklus II, diperoleh nilai rata-rata sebesar75,15, jadi mengalami peningkatan dari siklus I kesiklus II sebesar 19,95 poin atau sebesar 36,14% dari rata-rata siklus I. Selain itu, perubahan perilaku dalam penelitian ini adalah para siswa menjadi lebih semangat, aktif mengikuti pembelajaran, dan siswa menjadi lebih senang serta termotivasi untuk mempraktekkannya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti memberi saran yaitu (1) para guru bahasa dan sastra indonesia dapat menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri untuk membelajarkan menulis naskah drama, (2) pembelajaran melalui media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri dapat dijadikan sebagai alternatif bagi guru bidang studi lain dalam mengajar, (3) parapraktisi di bidang pendidikan atau peneliti lain dapat melakukan penelitian serupa dengan teknik pembelajaran yang berbeda.
iii
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, pada: Hari
: Jumat
Tanggal : 08 Maret 2013 Panitia Ujian Skripsi Ketua,
Sekretaris,
Prof. Dr. Agus Nuyatin., M. Hum. NIP. 196008031989011001
Sumartini, S.S., M.A NIP. 197307111998022001
Penguji I,
Dra. Nas Haryati, S.,M.Pd. NIP. 195711131982032001
Penguji II,
Penguji III,
Suseno, S.Pd, M.A. NIP. 19780514 2003 121002
Drs.MukhDoyin, M. Si. NIP. 19650612 1994 1 21001
iv
v
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi.
Semarang,
Februari 2013
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs.Mukh Doyin, M. Si.
Suseno, S.Pd, M.A.
NIP. 19650612 1994 1 21001
NIP. 19780514 2003 121002
v
vi
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
Februari 2013
Penulis
Siska Novya Shinta Devi
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Jadi diri sendiri, cari jati diri, dan dapatkan hidup yang mandiri optimis, karena hidup terus mengalir dan kehidupan berputar. Sesekali lihat kebelakang untuk melanjutkan perjalanan yang tiada berujung
Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon.
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk Bapak, ibu, dan adikku tercinta Herry
Murti
memberikan
yang perhatian,
sayang, dan cinta Teman-temanku PBSI 2008
vii
selalu kasih
viii
PRAKATA
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah yang Maha penyayang lagi Maha pengasih. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama Satu Babak Melalui Media Gambar Berseri Dengan Menggunakan Teknik Pengandaian Diri Pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Kramat Kabupaten Tegal untuk mendaptkan gelar sarjana pendidikan.
Penulisan skripsi ini terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak.
1. Rektor UNNES, Dekan FBS, KetuaJurusanPendidikanBahasadanSastra Indonesia yang memberikan kesempatan kepada saya menyusun skripsi. 2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Univeritas Negeri Semarang yang telah memberikan izin pada peneliti. 3. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Univeritas Negeri Semarang yang telah memberikan dukungan dan arahan. 4. Drs. Mukh Doyin, M.Si. dan Suseno, S.Pd, M.A. selaku pembimbing skripsi yang penuh kesabaran, kearifan, dan kebijaksanaan telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan. 5. Kepala Sekolah, Ibu Wakasek Bidang Kurikulum, Ibu Harri Susana, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMPN 2 Kramat atas segala bimbingan dan bantuannya. 6. siswa kelas VIII A SMPN 2 Kramat atas waktu, bantuan, dan kerjasamanya sehingga penelitian ini terselesaikan.
viii
ix
7. bapak dan Ibu yang telah memberikan doa, semangat, kasih sayang, dana, sarana, prasarana, dan segala yang diberikan untuk kehidupan saya. 8. sahabat-sahabat tersayang atas sumbangan pikiran, dorongan makian, cercaan, dan semua teman-teman PBSI angkatan 2008 terima kasih atas semangatnya. 9. rekan-rekan Just Kidding Kost terimakasih atas percekcokan, kekisruhan, kerja sama, tawa ria, dan semangatnya, baik dulu maupun sekarang. Semoga amal baik semua pihak yang telah membantu penelitian ini mendapat pahala dari Allah SWT. Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya butuhkan agar skripsi ini berguna bagi siapa saja yang membacanya.
Semarang ,
Penulis,
Siska Novya Shinta Devi
ix
x
DAFTAR ISI JUDUL .............................................................................................................
i
SARI. ................................................................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN .....................................................................
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................
v
PERNYATAAN...............................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................
vii
PRAKATA .......................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xvi
DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................
1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................
7
1.3 Pembatasan Masalah .................................................................................
9
1.4 Rumusan Masalah .....................................................................................
10
1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................................
10
1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................................
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 KajianPustaka ...........................................................................................
x
13
xi
2.2 LandasanTeori ...........................................................................................
18
2.2.1 Hakikat Drama .....................................................................................
18
2.2.1.1 Pengertian Drama ..........................................................................
18
2.2.1.2 Pengertian Naskah Drama .............................................................
20
2.2.1.3 Unsur-unsur Pembangun Naskah Drama ......................................
23
2.2.1.3.1 Alur atau Plot .........................................................................
23
2.2.1.3.2 Penokohan dan Perwatakan....................................................
24
2.2.1.3.3 Setting atau tempat kejadian ..................................................
26
2.2.1.3.4 Dialog .....................................................................................
27
2.2.1.3.5 Tema .......................................................................................
28
2.2.1.3.6 Amanat ...................................................................................
28
2.2.1.3.7 PetunjukTeknis.......................................................................
29
2.2.2 Menulis Naskah Drama ........................................................................
29
2.2.2.1 Tujuan Menulis Naskah Drama.....................................................
31
2.2.2.2 Kaidah Menulis Naskah Drama ....................................................
33
2.2.3 Hakikat Media ......................................................................................
35
2.2.3.1 Manfaat Media ..............................................................................
37
2.2.3.2 GambarBerseri ..............................................................................
41
2.2.4 TeknikPengandaianDiri ........................................................................
43
2.2.5 Pembelajaran Teknik Pengandaian Diri dengan Menggunakan Media Gambar berseri dalam Penulisan Naskah Drama Satu Babak ..............
45
2.2.6 Kriteria Penilaian dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama .........
46
2.2.7 Kerangka Berpikir ................................................................................
47
xi
xii
2.2.8 Hipotesis Tindakan ...............................................................................
48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ......................................................................................
49
3.1.1 Prosedur Tindakan Siklus I ..................................................................
51
3.1.1.1 Perencanaan ...................................................................................
51
3.1.1.2 Tindakan ........................................................................................
52
3.1.1.3 Observasi .......................................................................................
53
3.1.1.4 Refleksi..........................................................................................
54
3.1.2 Prosedur Tindakan Siklus II .................................................................
55
3.1.2.1 Perencanaan ...................................................................................
55
3.1.2.2 Tindakan ........................................................................................
55
3.1.2.3 Obseervasi .....................................................................................
57
3.1.2.4 Refleksi..........................................................................................
58
3.2 Variabel Penelitian ....................................................................................
58
3.3 Subjek Penelitian ......................................................................................
59
3.4 Instrumen Penelitian .................................................................................
60
3.4.1 Instrumen Tes .......................................................................................
60
3.4.2 Instrumen Nontes .................................................................................
63
3.4.2.1 Lembar Observasi .........................................................................
63
3.4.2.2 Lembar Jurnal ................................................................................
63
3.4.2.3 Dokumentasi..................................................................................
64
3.4.2.4 Pedoman Wawancara ....................................................................
64
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................
65
xii
xiii
3.5.1 TeknikTes .............................................................................................
65
3.5.2 TeknikNontes .......................................................................................
66
3.5.2.1 Observasi .......................................................................................
66
3.5.2.2 Jurnal .............................................................................................
66
3.5.2.3 Wawancara ....................................................................................
67
3.5.2.4 Dokumentasi..................................................................................
67
3.6 Analisis Data .............................................................................................
68
3.6.1 Teknik Kuantitatif ................................................................................
68
3.6.2 Teknik Kualitatif ..................................................................................
70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian .........................................................................................
71
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I .......................................................................
71
4.1.1.1 Hasil Tes Siklus I ..........................................................................
72
4.1.1.1.1 Perolehan Skor Aspek Alur ....................................................
74
4.1.1.1.2 Perolehan Skor Aspek Tema ..................................................
75
4.1.1.1.3 Perolehan Skor Aspek Tokoh dan Penokohan .......................
76
4.1.1.1.4 Perolehan Skor Aspek Bahasa ...............................................
77
4.1.1.1.5 Perolehan Skor Aspek Latar/Setting ......................................
78
4.1.1.2 Hasil Nontes Siklus I .....................................................................
78
4.1.1.2.1 Hasil Observasi Siklus I .........................................................
79
4.1.1.2.2 Hasil Jurnal Siklus I ...............................................................
80
4.1.1.2.2.1 Jurnal Siswa Siklus I .........................................................
81
4.1.1.2.2.2 Jurnal Guru Siklus I ...........................................................
82
xiii
xiv
4.1.1.2.3 Hasil Dokumentasi Siklus I....................................................
84
4.1.1.2.4 Hasil Wawancara Siklus I ......................................................
88
4.1.1.3 Refleksi Hasil Penelitian Siklus I ..................................................
89
4.1.1.4 Perubahan Perilaku Siswa .............................................................
93
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II .....................................................................
94
4.1.2.1 Hasil Tes Siklus II .........................................................................
95
4.1.2.1.1 Perolehan Aspek Alur ............................................................
97
4.1.2.1.2 Perolehan AspekTema ...........................................................
98
4.1.2.1.3 Perolehan Aspek Tokoh dan Penokohan ...............................
99
4.1.2.1.4 Perolehan Aspek Bahasa ........................................................
100
4.1.2.1.5 Perolehan Aspek Latar/Setting...............................................
101
4.1.2.2 Hasil Nontes Siklus II ..................................................................
102
4.1.2.2.1 Hasil Observasi Siklus II........................................................
102
4.1.2.2.2 Hasil Jurnal Siklus II ..............................................................
103
4.1.2.2.2.1 Hasil Jurnal SiswaSiklus II................................................
104
4.1.2.2.2.2 Hasil Jurnal Guru Siklus II ................................................
104
4.1.2.2.3 Hasil Dokumentas iSiklus II ..................................................
107
4.1.2.2.4 Hasil Wawancara Siklus II ....................................................
111
4.1.2.3 Refleksi Hasil Penelitian Siklus II ................................................
112
4.2 Pembahasan ...............................................................................................
114
4.2.1 Peningkatan Ketrampilan Menulis Naskah Drama Siswa ...................
115
4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa Kelas VIII A SMP N 2 Kramat .................
117
xiv
xv
BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan ...................................................................................................
120
5.2 Saran .........................................................................................................
121
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
123
LAMPIRAN ....................................................................................................
126
xv
xvi
DAFTAR TABEL Tabel 1.Penilaian tes Tertulis .............................................................................. 60 Tabel 2.Kategori Penilaian Tes Tertulis.............................................................. 61 Tabel 3.Pedoman Penilaian Ketrampilan Menulis Naskah Drama ..................... 62 Tabel 4.Hasil Tes Menulis Naskah Drama Siklus I ............................................ 72 Tabel 5.Perolehan Skor Aspek Alur.................................................................... 74 Tabel 6. Perolehan Skor AspekTema .................................................................. 75 Tabel 7 Perolehan Skor Aspek Tokoh dan Penokohan ....................................... 76 Tabel 8 Perolehan Skor Aspek Bahasa ............................................................... 77 Tabel 9Perolehan Skor Aspek Latar/Setting ....................................................... 78 Tabel 10 Presentase Hasil Observasi Siklus I ..................................................... 79 Tabel 11Hasil Tes Menulis Naskah Drama Siklus II .......................................... 96 Tabel 12Perolehan Skor Aspek Alur................................................................... 97 Tabel 13 Perolehan Skor Aspek Tema ................................................................ 98 Tabel 14 Perolehan Skor Aspek Tokoh dan Penokohan ...................................... 99 Tabel 15 Perolehan Skor Aspek Bahasa ............................................................. 100 Tabel 16 Perolehan Skor Aspek Latar / Setting .................................................. 101 Tabel 17 Presentase Hasil Observasi Siklus II .................................................... 102 Tabel 18 Peningkatan Ketrampilan Menulis Naskah Drama .............................. 116
xvi
xvii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram I Hasil Tes Menulis Naskah Drama Siklus I ........................................ 73 Diagram I Hasil Tes Menulis Naskah Drama Siklus II ...................................... 97
xvii
xviii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1Aktivitas Awal Pembelajaran Menulis Naskah Drama Siklus I ......
84
Gambar 2 Aktivitas Guru Saat Menjelaskan Pembelajaran dengan Teknik Pengandaian Diri dan Mengelompokkan Siswa dalam Beberapa Kelompok .....................................................................................
85
Gambar 3Aktivitas Pada Saat Guru Menjelaskan Materi tentang Drama........
86
Gambar 4 Kegiatan Siswa saat Mengamati Gambar Berseri ...........................
86
Gambar 5Kegiatan Siswa Saat Menulis Naskah Drama ..................................
87
Gambar 6 Aktivitas Awal Pembelajaran Menulis Naskah Drama Siklus II ....
107
Gambar 7Aktivitas Siswa Setelah Dikelompokkan kedalam Beberapa Kelompok Oleh guru ....................................................................................... 108 Gambar 8 Kegiatan Siswa saat Mengamati Gambar Berseri ...........................
108
Gambar 9Kegiatan Siswa Saat Menjelaskan Tema yang Ditemukan ..............
109
Gambar 10Kegiatan Siswa Saat Menulis Naskah Drama ................................
110
xviii
xix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 RPP Siklus I .....................................................................................126 Lampiran 2 RPP Siklus II ..................................................................................135 Lampiran 3 Rubrik Penilaian ..............................................................................146 Lampiran 4 Rubrik Penilaian ..............................................................................147 Lampiran 5 Rubrik Penilaian ..............................................................................149 Lampiran 6 Data Siswa .......................................................................................150 Lampiran 7 Lembar Observasi Siklus I dan II ....................................................151 Lampiran 8 Lembar Jurnal Guru .........................................................................153 Lampiran 9 Lembar Jurnal Siswa .......................................................................154 Lampiran 10 Pedoman Wawancara ....................................................................155 Lampiran 11 Pedoman Dokumentasi Siklus I.....................................................156 Lampiran 12 Pedoman Dokumentasi Siklus II ...................................................157 Lampiran 13 Hasil Tes Menulis Naskah Drama Siklus I ....................................158 Lampiran 14 Hasil Tes Menulis Naskah Drama Siklus II ..................................160 Lampiran 15 Hasil Observasi Siklus I ................................................................162 Lampiran 16 Hasil Observasi Siklus II ...............................................................163 Lampiran 17 Hasil Jurnal SiswaSiklus I .............................................................164 Lampiran 18 Hasil Jurnal Siswa Siklus II ...........................................................165 Lampiran 19 Hasil Jurnal Guru Siklus I .............................................................172 Lampiran 20 Hasil Jurnal Guru Siklus II ............................................................173 Lampiran 21 Hasil Wawancara Siswa Siklus I ...................................................174 Lampiran 22 Hasil Wawancara Siswa Siklus II..................................................177 Lampiran 23 Media Gambar Berseri Pada Siklus I ............................................180 Lampiran 24 Media Gambar Berseri PadaSiklus II ............................................183
xix
xx
Lampiran 25 Contoh Hasil Menulis Naskah Drama Siswa Siklus I ...................186 Lampiran 26 Contoh Hasil Menulis Naskah Drama SiswaSiklus II ...................193 Lampiran 27 Surat Keputusan Dekan Pengangkatan Dosen Pembimbing .........200 Lampiran 28 Surat Permohonan Izin Penelitian Kepala Dinas ...........................201 Lampiran 29 Surat Permohonan Izin Penelitian SMP N 2 Kramat ....................202 Lampiran 30 Surat Keterangan Penelitian ..........................................................203 Lampiran 31 Surat Keterangan Lulus UKDBI....................................................204 Lampiran 32 Lembar Konsultasi Bimbingan ......................................................205
xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan menulis naskah drama merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami peserta didik selama menuntut ilmu. Dalam setiap kesempatan, secara tidak langsung siswa selalu diajarkan untuk menulis yang diwujudkan dalam berbagai kegiatan. Salah satunya adalah ketrampilan menulis sastra, yaitu ketrampilan menulis naskah drama. Pembelajaran ketrampilan menulis memiliki berbagai macam bentuk. Salah satunya adalah ketrampilan menulis naskah drama. Menulis naskah drama merupakan salah satu ketrampilan yang harus dikuasai oleh siswa, sesuai standar kompetensi menulis sastra di kelas VIII sekolah menengah pertmana berdasarkan kurikulum
tingkat
satuan
pendidikan
adalah
mengekspresikan berbagai pikiran, pendapat,
supaya
siswa
mampu
gagasan dan persaaan dalam
berbagai bentuk tulisan sastra melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama. Dalam menulis naskah drama yang dibutuhkan bukan sekadar menulis dialog atau percakapan antartokoh saja, tetapi para siswa juga harus memperhatikan tema, alur, penokohan, setting, dan bahasa yang terdapat dalam drama tersebut sehingga tercipta suatu naskah drama yang baik dengan sajian cerita yang menarik. Harapan tersebut berbeda dengan fakta yang terjadi di sekolah. Pada umumnya siswa kurang tertarik dalam menulis naskah drama. Minat mereka untuk menulis naskah drama sangatlah kurang. Hal ini disebabkan
1
2
oleh anggapan mereka bahwa menulis naskah drama itu rumit dan membosankan serta pembelajarannya terkesan formal. Selain itu, kebanyakan siswa tidak mempunyai bayangan tentang apa yang akan mereka tulis. Kurang bervariasinya media yang digunakan untuk meningkatkan ketrampilan menulis naskah drama siswa juga merupakan faktor yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini. Penggunaan media sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Guru masih menggunakan media yang kurang kreatif dan kurang menarik perhatian siswa. Padahal, penggunaan media pembelajaran tersebut sangat penting untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Dengan melihat pentingnya pengajaran keterampilan menulis naskah drama bagi pengembangan diri untuk kehidupan bermasyarakat, maka guru perlu mengembangkan diri dan menambahkan variasi pembelajaran. Pembelajaran tersebut mengarahkan siswa pada keterampilan menulis naskah drama. Melalui hal itu, siswa diharapkan dapat menemukan hal-hal baru dan menuliskannya kembali atau mengembangkannya melalui tulisan yang berupa naskah drama. Mengacu pada tujuan pembelajaran tersebut, maka diperlukan adanya kegiatan menulis naskah drama yang efektif dan kreatif. Hal tersebut akan dapat tercapai salah satunya dengan sebuah media pembelajaran yang mendukung tercapainya peningkatan ketrampilan menulis naskah drama siswa. Dengan adanya media pembelajaran yang tidak monoton dan menarik, diharapakan mampu meningkatkan ketrampilan menulis naskah drama siswa.
3
Apabila dalam pembelajaran di kelas siswa diberikan tontonan berupa gambar-gambar yang menarik, pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan, maka siswa akan lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan baik.
Siswa
SMP
cenderung menyukai
hal-hal
yang bersifat
menyenangkan, seperti pembelajaran yang ditunjukan dengan gambar, dengan permainan, atau dengan hal yang bersifat lucu. Untuk itu, guru seharusnya mengetahui apa kebutuhan media pembelajaran yang cocok untuk siswa. Masalah yang dihadapi sekarang adalah menentukan strategi pengajaran menulis sastra khususnya drama, dapat memberikan sumbangan yang maksimal untuk pendidikan secara utuh. Sementara banyak siswa yang beranggapan sastra merupakan pelajaran yang sulit sehingga siswa kurang termotivasi untuk mempelajarinya. Selain itu melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama melalui media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri diharapkan siswa akan bertambah wawasan sehingga akan terbentuk sikap mental yang positif dalam diri siswa untuk menghadapi norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan meningkatnya pengetahuan dan wawasan siswa tentang berbagai bentuk, ciri-ciri dan jenis drama diharapkan dapat menciptakan rasa bangga terhadap sastra Indonesia sebagai salah satu budaya bangsa. Berdasarkan kenyataan, guru pada umumnya hanya menerangkan hal-hal yang berkaitan yang berhubungan dengan teori menulis naskah drama, tentang menulis naskah drama yang tepat, dan tentang pengertian drama. Siswa tidak cukup hanya diberi penjelasan saja tentang menulis naskah drama. Akan tetapi siswa sebenarnya tidak memperoleh pengetahuan tentang menulis naskah drama
4
dari berbagai sumber. Meskipun, siswa belum tentu mampu menulis naskah drama dengan tepat. Dengan demikian, pelatihan pembelajaran menulis naskah drama perlu ditingkatkan. Melihat hal-hal tersebut kiranya perlu adanya media yang dapat membatu guru dalam membelajarkan menulis naskah drama dengan kreatif efektif serta adanya pengembangan kompetensi menulis naskah drama agar lebih menunjukan kualitas yang lebih baik. Untuk memenuhi proses menulis naskah drama yang lebih maksimal, maka diperlukan pengembangan media pembelajaran menjadi menyenangkan serta dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam menulis sebuah naskah drama. Setiap ketrampilan menulis di atas mempunyai indikator yang harus dicapai oleh siswa kelas VIII sekolah menengah pertama. Dalam kurikulum 2006 untuk ketrampilan menulis naskah drama, indikator yang harus dicapai adalah siswa mamapu menulis naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide dan kesesesuaian kaidah penulisan naskah drama. Pembelajaran menulis naskah drama adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru kepada siswanya tentang bagaimana menulis naskah drama. Dalam pembelajaran sastra, menulis naskah drama merupakan salah satu pembelajaran sastra yang kurang diminati siswa dibandingkan dengan pembelajaran drama lain Hal ini dikarenakan memahami dan menghayati naskah drama yang berupa dialog membutuhkan ketekunan yang lebih. Setelah penulis melakukan wawancara dengan siswa kelas VIII SMP N 2 Kramat, dapat diketahui bahwa siswa kurang berminat dalam pembelajaran
5
kesastraan, khususnya menulis naskah drama. Mayoritas dari siswa beranggapan bahwa menulis naskah drama itu ketrampilan yang sangat sulit untuk dilakukan. Perlu pemikiran yang matang dan lama sebelum menulis suatu naskah drama terutama dalam menentukkan tema sehingga hanya membuang waktu dan pikiran saja. Sebagian besar dari mereka lebih suka dan mementingkan pembelajaran yang bersifat eksak (ilmu pasti) seperti matematika dibandingkan pembelajaran sastra terutama pembelajaran menulis naskah drama. Kenyataan di lapangan, setelah penulis melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP N 2 Kramat, dapat diketahui bahwa kemampuan naskah drama siswa kelas VIII masih rendah. Ada beberapa hal yang menyebabkan kemampuan menulis naskah drama siswa rendah yaitu (1) siswa kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran menulis naskah drama, (2) pendekatan yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis naskah drama kurang bervariasi, (3) kurangnya motivasi dari guru dalam pembelajaran menulis naskah drama, (4) media yang digunakan guru kurang menarik sehingga siswa kurang berminat dalam pembelajaran menulis naskah drama. Dari beberapa penyebab di atas, penyebab yang kedua yaitu pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis naskah drama masih sederhana dan kurang bervariasi harus segera diatasi dan diberikan solusinya. Siswa merasa bosan dengan pendekatan yang digunakan guru kepada siswa dalam menulis naskah drama. Hal ini harus segera di cari jalan keluarnya supaya pembelajaran menulis naskah drama lebih berkualitas.
6
Sering kali strategi pembelajaran ketrampilan menulis naskah drama yang digunakan guru selama ini kurang tepat. Sesuai dengan kenyataan di lapangan, guru pada umumnya hanya menggunakan metode ceramah, hanya menerangkan materi-materi yang berhubungan dengan naskah drama, teori dan tata cara menulis naskah drama yang tepat. Siswa tidak hanya cukup diberi materi saja namun perlu juga menerapkan pembelajaran naskah drama yang telah di sampaikan. Walaupun siswa belum mampu menulis naskah drama dengan benar. Tapi siswa juga butuh stimulus dalam pembelajaran menulis naskah drama agar menambah motivasi atau semangat belajar siswa dalam menulis naskah drama. Sehingga pelatihan pembelajaran menulis naskah drama perlu ditingkatkan. Dengan demikian, guru harus berusaha untuk menarik minat siswa agar lebih bersemangat dan tertarik dalam pembelajaran menulis naskah drama. Untuk dapat menciptakan suasana yang diharapakan dibutuhkan metode, teknik, maupun pendekatan yang harus sesuai dan harus dipikirkan secara matang agar mampu menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif. Teknik pengandaian diri merupakan sebuah pendekatan yang dijadikan sebuah alternative dalam pembelajaran menulis naskah drama. Melalui media gambar berseri dengan menggunakan teknik pengandaian diri yang berlangsung dalam pembelajaran di kelas memudahkan siswa untuk menulis naskah drama. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan bimbingan langsung mengenai hal-hal yang harus dilakukan oleh siswa dan meminta siswa membentuk kelompok untuk berdiskusi, kemudian peneliti membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran menulis naskah drama di kelas.
7
Dengan adanya pendekatan yang dilakukan dengan siswa bisa saling berdiskusi dan bertukar pikiran atau pendapat antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Maka peneliti tertarik untuk menggadakan penelitian berjudul Peningkatan Ketrampilan Menulis Naskah Drama Satu Babak Melalui Media Gambar Berseri Dengan Menggunakan Teknik Pengandaian Diri pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Kramat.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas jelas bahwa kesulitan siswa kelas VIII SMP N 2 Kramat dalam pembelajaran menulis naskah drama sangat komplek. Adapun penyebab rendahnya kemampuan siswa menulis naskah drama dapat diidentifikasi melalui beberapa faktor. Dua faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a. Faktor guru Pemilihan pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang tepat menjadikan situasi belajar di kelas kurang hidup sehingga siswapun kurang bersemangat dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran terkadang guru masih menggunakan metode ceramah dan menekankan teori saja tanpa disertai dengan penggunaan media dan penerapan teknik yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis naskah drama. Solusi untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan mengubah teknik yang digunakan dalam pembelajaran di kelas dengan yang baru supaya lebih efektif dan bervariasi.
8
Untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan siswa memerlukan pendekatan yang bisa menyemangati siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama. Sehingga siswa lebih tertarik dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran menulis naskah drama. Sebagai alternatif media dan teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu penggunaan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri. Dalam pembelajaran ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok agar dapat saling berdiskusi dan bertukar pikiran antara siswa yang satu dengan siswa lainnya. Meskipun berkelompok namun setiap siswa mempunyai tugas masingmasing supaya semua siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran, tidak hanya diam saat mendengarkan guru atau bercerita sendiri dengan teman. b.
Faktor Siswa Mayoritas dari siswa beranggapan bahwa menulis naskah drama itu sulit
untuk dipraktikan. Sebelum menulis naskah drama siswa harus berpikir matang dan membutuhkan waktu yang lama sehingga menyebabkan siswa kurang berminat dalam pembelajaran menulis naskah drama. Selain itu juga penyebab kurangnya minat siswa dalam menulis naskah drama yaitu siswa kurang termotivasi dalam menulis naskah drama dan materi yang dikuasai terlalu minim. Siswa cenderung menulis naskah drama secara asal-asalan tanpa memperhatikan unsur dalam suatu naskah drama. Sebaiknya guru dapat membangkitkan semangat dan memberi motivasi kepada siswa supaya siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama lebih bersemangat dan termotivasi dalam mengembangkan daya imajinasinya serta memperoleh nilai yang baik.
9
Guru harus selalu memberikan arahan dan hadiah kepada siswa yang berupa nilai yang bagus kepada siswa yang selalu aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian diharapkan siswa dapat menjadi lebih bersemangat dan termotivasi dalam pembelajaran menulis naskah drama secara baik dan benar.
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan berbagai masalah yang telah dikemukakan, bahwa faktorfaktor yang menyebabkan rendahnya ketrampilan menulis naskah drama siswa yaitu faktor guru dan siswa. Dalam kaitannya dengan pembelajaran menulis sangat luas ruang lingkupnya. Oleh karena keterbatasan waktu, biaya, dan kemampuan penulis, penelitian hanya mengkaji rendahnya ketrampilan menulis naskah drama siswa. Pengunaan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri untuk meningkatkan ketrampilan menulis naskah drama siswa menjadi pilihan penelitian sebagai pembatasan masalah dalam penelitian ini.
1.4 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, permasalahan yang dapat diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana peningkatan ketrampilan menulis naskah drama satu babak menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri pada siswa kelas VIII SMP N 2 Kramat Kab. Tegal?
10
2. Bagaimana perubahan perilaku siswa kelas VIII SMP N 2 Kramat dalam proses pembelajaran menulis naskah drama satu babak dengan teknik pengandaian diri?
1.5 TUJUAN PENELITIAN Dalam penelitian ini, tujuan yang akan dicapai adalah: 1. Mendeskripsi peningkatan ketrampilan menulis naskah drama setelah menggunakan
media
gambar
berseri
dengan
menggunakan
teknik
pengandaian diri. 2. Mendeskripsi perubahan perilaku siswa kelas VIII SMP N 2 Kramat dalam proses pembelajaran menulis naskah drama satu babak setelah menggunakan teknik pengandaian diri.
1.6 MANFAAT PENELITIAN Peneliti berharap penelitian ini dapat memberi manfaat secara teoritis dan praktis: 1.
Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaaat untuk pengembangan pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya untuk ketrampilan menulis naskah drama.
2.
Secara praktis Secara praktis penelitian tindakan kelas ini, diharapakan dapat memberi manfaat terhadap guru, siswa, dan penulis.
11
a. Bagi Guru Menambah wawasan guru untuk memberi motivasi siswa. Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap mutu pendidikan dengan mengoptimalkan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Dapat meningkatkan
kreativitas
dan
inovasi
dalam
menggunakan
media
pembelajaran yang tepat sesuai dengan pencapaian kompetensi yang diharapkan. Serta dapat menambah bahan pertimbangan dan masukan dalam memilih teknik pembelajaran yang tepat b. Bagi Siswa Dalam penelitian ini dapat menamambah pengalaman belajar siswa yang berharga, dapat meningkatkan motivasi, minat, dan gairah dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia terutama dalam penulisan naskah drama serta dapat melatih siswa dalam menulis karya sastra terutama naskah drama. c. Bagi sekolah Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik berupa perbaikan kegiatan pembelajaran yang diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa pada khususnya dan meningkatkan kualitas sekolah pada umumnya.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai pembelajaran menulis naskah drama telah banyak dilakukan oleh mahasiswa dalam penulisan skripsi. Penelitian tersebut belum semuanya sempurna dan masih memerlukan penelitian lanjutan untuk melengkapi dan menyempurnakan penelitian tersebut. Beberapa hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik penelitian ini yaitu penelitian tentang menulis naskah drama yang dijadikan sebagai kajian pustaka dalam penelitian. Romadhasari (2009) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Ketrampilan Menulis Naskah Drama Satu Babak Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 3 Rembang dengan Media Kartu Gambar Melalui Teknik Picture and Picture”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan teknik picture and picture, ketrampilan siswa dalam menulis naskah drama mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik pada saat mengikuti pembelajaran menulis naskah drama. Penelitian yang dilakukan oleh Yuka Mandiri (2010) dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi dengan Pemanfaatan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas VIID SMP Negeri 2 Sawit tahun Ajaran 2009/2010. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini ditunjukkan pada evaluasi berdasarkan tindakan kelas, yaitu pembelajaran yang biasa saja menjadi pembelajaran yang menarik sehingga peserta didik menjadi aktif dna terjadi interaksi antar peserta didik. Pembelajaran dengan metode gambar berseri mampu meningkatkan kemampuan
13
14
siswa dalam menuntaskan belajar siswa di kelas. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas siswa pada kondisi awal diperoleh nilai rata-rata sebesar 69.03, pada siklus pertama meningkat menjadi 70,69 dan pada siklus kedua meningkat menjadi 73,51. Setiasih (2007) melakukan penelitian dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul “Peningkatan Ketrampilan Menulis Naskah Drama Satu Babak Dengan Teknik Pelatihan Terbimbing dan Media VCD Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 3 Ungaran”. Hasil yang diperoleh setelah penelitian dilaksanakan cukup memuaskan. Secara umum siswa dapat dikatakan sudah mengalami peningkatan dalam pembelajaran menulis naskah drama. Pada siklus I nilai rata-rata kelas terbesar 56,17, sedangkan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 64,88 (dibulatkan menjadi 65). Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 8,71 atau 15,51 %. Lestari
(2009)
dalam
penelitiannya
yang
berjudul
“Peningkatan
Ketrampilan Menulis Naskah Drama dengan Tekniki Meneruskan Cerita dari Komik Strip siswa kelas VII A Mts Subulus Salam Sumberagung Grobogan Tahun Ajaran 2008 / 2009” menunjukkan bahwa dengan teknik meneruskan cerita dari komik strip dapat meningkatkan kemampuan menulis drama siswa kelas VII A Mts Subulus Salam Sumberagung Grobogan. Pada siklus I diperoleh nilai ratarata klasikal 65, 03 dan siklus II sebesar 78, 10. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 13,07 atau 20,09 %. Nilai klasikal yang diperoleh pada siklus II ini sudah memenuhi batas ketuntasan yang ditentukan, yaitu 70. Relevansi penelitian Lestari dengan penelitian ini adalah analis peningkatan ketrampilan menulis
15
naskah drama, sedangkan perbedaannya terletak pada media dan teknik penelitian yang digunakan. Arlina (2008) dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Ketrampilan Menulis Naskah Drama Dengan Metode Peta Pikiran Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 4 Pemalang”. Dalam penelitianya, Arlina menyimpulkan bahwa dengan metode peta pikiran dapat meningkatkan kemampuan menulis naskah drama. Pada pratindakan, nilai rata-rata klasikal diperoleh sebesar 48,03. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 70,84 atau meningkat sebesar 47,49 % dari ratarata pratindakan, sedangkan pada siklus II meningkat sebesar 11,18% dari ratarata siklus I menjadi 78,76. Aspek penelitian yang digunakan pada penelitian Arlina dan penelitian ini adalah peningkatan ketrampilan menulis naskah drama, sedangkan perbedaannya terletak pada media dan teknik penelitian yang digunakan. Rosidah (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Ketrampilan Menulis Naskah Drama Melalui Media Film Bisu Siswa Kelas VIII C SMP Negeri Pecangaan Jepara”, memperoleh hasil pada prasiklus nilai rata-rata sebesar 55. Pada siklus I, diperoleh nilai rata-rat- 71 atau meningkat 16 % dari rata-rata prasiklus. Pada siklus II meningkat sebesar 8% dari rata-rata siklus I yaitu menjadi 79. Susparni
(2007)
dalam
skripsinya
yang
berjudul
“Peningkatan
Ketrampilan Menulis Naskah Drama Melalui Teknik Pemberian Tugas Dengan Media Teks Lagu Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Bumijawa Tegal”, menyimpulkan bahwa peningkatan ketrampilan menulis naskah drama dengan
16
teks lagu melalui teknik pemberian tugas mengalami peningkatan itu dapat dilihat dari hasil rata-rata tes menulis naskah drama pada siklus I sebesar 7,23 dan pada siklus II meningkat 0,62% menjadi 7,85. Keterkaitan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu sama-sama meneliti ketrampilan menulis naskah drama, perbedaannya terletak pada media dan teknik yang digunakan. Yuliana (2006) melakukan penelitian tindakan kelas mengenai penggunaan media gambar berseri dengan judul “Peningkatan Ketrampilan Menulis Naskah Drama Dengan Media Gambar Berseri Berdasarkan Gambar Nyata Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Madukara Banjarnegara”, menyimpulkan bahwa peningkatan ketrampilan menulis naskah drama dengan media gambar berseri berdasarkan gambar nyata. Besarnya peningakatan itu dapat dilihat dari hasil ratarata tes menulis naskah drama pada siklus I sebesar 62,56 dan pada siklus II meningkat 11,44% menjadi 73,12. Keterkaitan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu sama-sama meneliti ketrampilan menulis naskah drama, perbedaannya terletak pada teknik yang digunakan. Penelitian yang dilakukan Rahmawati (2010) dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas X SMA Al – Islam 3 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil penelitian menunjukkan minat dan motivasi dalam mengajukan pertanyaan pada siklus pertama 27%, siklus kedua 34%. Minat dan motivasi dalam menjawab pertanyaan pada siklus pertma 20%, siklus kedua 32%, sedangkan minat dan motivasi dalam memberikan tanggapan dalam siklus pertama belum ada, siklus kedua 20%. Minat dan motivasi siswa dalam menyiapkan penulisan cerpen pada
17
siklus pertama 37%, silus kedua 68%. Kemampuan menulis cerpen pada siklus pertama 45%, siklus kedua 68%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa antara siklus pertama ke siklus kedua mengalami peningkatan dalam meningkatkan keterampilan menulis cerpen. Penelitian yang berjudul The Playwright’s Guidebook: An Insightful Primer On The Art Dramatic Writing, yang dimuat pada Theatre Journal, Vol. 56, Edisi 1, March 2004 (Struart 2004). Penelitian ini membahas tentang penulisan drama secara lebih mendalam dengan mempertimbangkan struktur alat drama menjadi tindakan, konflik, dan peristiwa. Peneliti menekankan perlunya setiap karakter memiliki tindakan. Ini termasuk latihan kelas yang sangat baik bagi siswa untuk mengembangkan gagasan tentang karakter yang diinginkan. Siswa juga disarankan untuk merujuk pada perubahan, pengakuan, dan klimaks. Efek dimaksud tidak menggunakan istilah yang lebih umum dippahami seperti krisis, komplikasi, dan bencana agar menemukan puncak sukses untuk drama. Berdasarkan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan tersebut, penelitian tentang menulis naskah drama satu babak sudah dilakukan, namun penelitian tersebut menggunakan teknik picture and picture, sedangkan menulis naskah drama melalui gambar beseri dengan menggunakan teknik pengandaian diri belum pernah dilakukan. Sekilas dapat diketahui bahwa ketrampilan menulis naskah drama siswa dapat ditingkatkan melalui media gambar berseri dengan menggunakan teknik pengandaian diri agar lebih memudahkan siswa dalam menulis naskah drama. Peneliti tertarik melakukan penelitian tentang ketrampilan
18
menulis naskah drama melalui gambar berseri dengan menggunakan teknik pengandaian diri untuk meningkatkan ketrampilan menulis naskah drama.
2.2 Landasan Teoritis Kegiatan penelitian tidak terlepas dari teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini mencakup 1) Hakikat drama, 2) Hakikat menulis, 3) hakikat media, 4) gambar berseri, 5) teknik pengandaian diri. 2.2.1 Hakikat Drama 2.2.1.1 Pengertian Drama Kata drama berasal dari Yunani yaitu draomai yang berarti berbuat atau bertindak. Dalam pengertian umum kemudian, istilah drama diartikan perbuatan ataau gerak dalam fungsingya untuk menyatakan perbuatan manusia. Disamping drama, di kenal pula istilah sandiwara. Istilah tersebut berasal dari bahasa Jawa, sandi artinya rahasia dan warah artinya pelajaran. Drama adalah karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialogdialog para tokohnya. Drama sebagai karya sastra sebenarnya hanya bersifat sementara, sebab naskah drama ditulis sebagai dasar untuk dipentaskan. Dengan demikian, tujuan utama drama bukanlah untuk dibaca seperti orang membaca novel atau puisi. Drama yang sebenarnya adalah jika naskah sastra tadi telah dipentaskan. Pokok drama adalah cerita yang membawakan tema tertentu, diungkapkan oleh dialog dan perbuatan para pelakunya (Sumardjo dan Saini, 1988:31)
19
Drama dimaksudkan untuk dipentaskan. Pemetasan itu memberikan kepada drama sebuah penafsiran kedua. Menurut Hasanuddin (1996: 2) meskipun sebuah naskah drama ditulis untuk dipentaskan, tidaklah berarti bahwa semua karya sastra yang ditulis pengarang hasruslah dipentaskan. Tanpa dipentaskan drama tetap dapat dipahami, dimengerti dan dinikmati lebih sebagai ciri genre sastra, dan bahkan bukan sebagai karya seni lakon. Drama adalah salah satu genre sastra yang hidup dalam dua dunia, yaitu seni sastra dan seni pertunjukan atau teater. Orang yang menanggap drama sebagai karya sastra ada juga yang menyebutnya dengan istilah’sastra lakon’ akan menfokuskan perhatiannya pada naskah drama yang merupakan wujud seni bahasa tulis. Sebaliknya, orang yang menganggap drama sebagai seni pertunjukan akan membuang focus itu sebab perhatiannya akan terbagi rata dengan unsur lainnya (Mulyana, dkk 1998: 144) Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa drama mencakup dua pengertian yaitu drama dengan tujuan untuk dipentaskan. Drama hanya sebagai naskah yang dimaksudkan adalah salah satu jenis karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang didasarkan atas konflik batin manusia yang cara menikmatinya tidak perlu dipentaskan cukup hanya dengan membacanya saja. Drama dengan tujuan untuk dipentaskan yang dimaskudkan adalah salah satu jenis karya sastra yang melukiskan sifat dan sikap manusia serta melahirkannya harus dengan cara dipentaskan.
20
2.2.1.2 Pengertian Naskah Drama Drama yang dipentaskan haruslah ditulis terlebih dahulu dalam bentuk naskah. Penulisan naskah drama ini berbentuk dialog yang menceritakan tentang konflik atau permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dialog tersebut isinya membentangkan sebuah alur. Drama termasuk ragam sastra karena ceritanya bersifat imajinatif yang tertuang dalam bentuk naskah drama. Naskah drama merupakan salah satu genre sastra yang disejajarkan dengan puisi dan prosa (Waluyo 2003: 2). Naskah drama dapat diberi batasan sebagai salah satu jenis karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang didasarkan atas konflik batin dan mempunyai kemungkinan dipentaskan (Waluyo 2003: 2). Di dalam naskah drama terkandung konflik dari manusia yang digali dari kehidupan. Oleh karena itu dalam pembelajaran menulis naskah drama seorang guru harus memberikan kebebasan kepada siswanya untuk menggambarkan kehidupan secara kreatif dalam sebuah tulisan yang berbentuk naskah drama. Unsur terpenting dari drama adalah naskah drama. Naskah drama menurut Asul Wiyanto (dalam Didik Komedi 2007: 230) adalah karangan yang berisi cerita atau lakon. Naskah drama memuat nama-nama tokoh dalam cerita, dialog yang diucapkan tokoh dalam cerita dan keadaan panggung yang diperlukan. Naskah drama juga dilengkapi dengan tata busana, tata lampu (lighting), tata suara (musik dan pengiring). Dasar naskah drama adalah konflik manusia yang digali dari kehidupan sehari-hari. Dunia yang ditampilkan di depan kita (pembaca) bukan dunia primer, tetapi sekunder. Aktualisasi terhadap peristiwa dunia seperti imajiner itu seratus
21
persen diwarnai dan menjadi hak pengarang. Sisi mana yang dominan terlihat dalam lakon memandang kehidupan. Dalam penyusunan naskah, pembabakan plot biasanya diwujudkan dalam babak dan adegan. Perbedaan babak berarti perbedaan setting, baik berarti waktu tempat, maupun ruang. Perbedaan itu cukup beralasan karena setting berubah secara fundamental. Babak-babak itu dibagi menjadi adegan-adegan. Pergantian adegan yang satu dengan yang lain mungkin karena masuknya tokoh lain dalam pentas, kejadian dalam waktu yang sama, tetapi peristiwanya lain, ataupun karena kelanjutan satu peristiwa yang tidak memerlukan pergantian setting (Waluyo 2001: 12). Dengan demikian, drama sebagai karya sastra hampir sama dengan karya sastra dalam prosa. Keduannya sama-sama menceritakan tentang tokoh, konflik, setting, dan amanat yang ingin disampaikan. Perbedaannya denga prosa disampaikan secara naratif sedangkan drama disajikan dalam bentuk dialog. Drama juga disajikan dalam bentuk babak dan adegan. Babak sama dengan bagian, setiap babak terdiri atas beberapa bagian. Dan ciri adegan biasanya ditandai dengan adanya pergantian pelaku peristiwa. Menurut Jabrohim dkk (dalam Jabrohim 2003: 122), penulisan naskah drama merupakan suatu proses yang utuh, yang mempunyai keseluruhan. Ada berbagai aspek yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam menulis sebuah naskah drama, yaitu 1) penciptaan latar (creating setting), 2) penciptaan tokoh yang hidup (freshing out character), 3) penciptaan konflik-konflik (working with konflik), 4) penulisan adegan.
22
1. Penciptaan latar (creating setting) 2. Penciptaan tokoh yang hidup (freshing out character) 3. Penciptaan konflik-konflik (working with konflik) 4. Penulisan adegan. Dapat disimpulkan bahwa naskah drama dapat diberi batasan sebagai salah satu jenis karya sastra yang berisi cerita konflik batin manusia, ditulis dalam bentuk dialog dan disiapkan untuk dipentaskan. Dalam naskah drama terdapat beberapa unsur yang membangunnya antara lain : Tokoh dan penokohan, alur atau plot, latar atau setting, dialog, tema, dan amanat.
Unsur-Unsur Pembangun Naskah Drama Unsur-unsur drama menurut Waluyo (2001) antara lain adalah (1) plot atau alur, (2) penokohan atau perwatakan, (3), setting atau tempat kejadian (4), dialog atau percakapan, (5) tema , (6) amanat atau pesan pengarang, dan (7) petunjuk teknis. 2.2.1.3.1 Alur atau Plot Plot merupakan jalinan cerita atau kerangka dari awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yang berlawanan. Konflik itu berkembang karena kontradiksi para pelaku. Sifat dua tokoh utama itu bertentangan, misalnya: kebaikan kontra kejahatan, tokoh sopan kontra tokoh brutal, tokoh pembela kebenaran kontra bandit, dan sebagainnya. Konflik itu semakin lama semakin meningkat untuk kemudian mencapai titik klimaks. Setelah klimaks lakon akan menuju penyelesian.
23
Alur menyajikan peristiwa-peristiwa atau kejadian kepada kita, tidak hanya temporalnya tetapi juga dalam hubungannya secara kebetulan. Alur membuat kita sadar akan peristiwa-peristiwa tidak hanya elemen-elemen temporal tetapi juga sebagai pola yang berbelit-belit tentang sebab akibat. Secara ringkas Saleh Saad (dalam Ali 1967: 120) berpendapat bahwa alur adalah rangkaian yang tersusun dalam hubungan sebab akibat. Menurut Mulyana dkk (1998: 147 ) hal-hal yang menyangkut alur adalah pola dasar cerita, konflik, gerak alur, dan penyajiannya. Semenjak jaman Aristotelles dinyatakan bahwa alur drama mesti tunduk pada pola dasar cerita yang menuntut adanya konflik yang berawal, berkembang, dan kemudian terselesaikan. Yang disebut konflik adalah terjadinya tarik-menarik antara kepentingan-kepentingan yang berbeda, yang memungkinkan lakon berkembang dalam suatu gerak alur yang dinamis. Dengan demikian, gerak alur terbentuk dari tiga bagian utama, yaitu situasi awal atau disebut juga pemaparan, konflik, serta penyelesainnya. 2.2.1.3.2 Penokohan dan Perwatakan Unsur utama dalam karya drama adalah pelaku yang berfungsi untuk (1) menggambarkan peristiwa melalui lakuan, dialog, dan monolog, (2) menampilkan gagasan penulis naskah secara tidak langsung, (3) membentuk rangkaian cerita sejalan dengan peristiwa yang ditampilkan, dan (4) menggambarkan tema yang dipaparkan penulis naskah melalui cerita yang ditampilkan. Fungsi tersebut dapat memberikan gambaran bahwa untuk memahami peristiwa, gagasan pengarang, rangkaian cerita, dan tema dalam suatu naskah
24
drama, maupun karya pementas drama terlebih dahulu memahami lakuan, dialog, pikiran, suasana batin, dan hal lain yang berhubungan dengan pelaku. Berdasarkan fungsi tersebut kriteria penilaian untuk penokohan atau perwatakan difokuskan pada karakter tokoh yang digambarkan secara jelas agar pelaku yang ditampilkan dapat memberikan efek yang nyata dan menarik. Penggambaran pelaku dapat dilakukan melalui penggambaran pikiran, sikap, suasana batin, perilaku, cara berhubungan dengan orang lain, dialog, monolog,komentar atau penjelasan langsung dengan bahasa yang sesuai dengan karakter masing-masing tokoh. Menurut Luxemburg (1992: 71) watak dapat dilukiskan dengan dua cara yaitu secara eksplisit dan secara implisit. Secara eksplisit watak tokoh atau lakon dapat dilukiskan oleh komentar seorang pelaku lain, sedangkan secara implisit pelukisan watak tokoh terjadi lewat pembuatan ucapan tokoh itu sendiri. Tokoh-tokoh dalam drama dapat diklasifikasikan menjadi beberapa, seperti berikut ini: 1. Berdasarkan peranannya terdapat jalan cerita, terdapat tokoh-tokoh seperti di bawah ini: a. Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita. Biasanya ada satu atau dua figur tokoh protagonis utama, yang dibantu oleh tokohtokoh lain yang ikut terlibat sebagai pendukung cerita. b. Tokoh antagonis, yatitu tokoh penentang cerita. Biasanya ada seorang tokoh utama yang menentang cerita beberapa figur pembantu yang ikut menentang cerita.
25
c. Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembant, baik untuk tokoh protagonis maupun tokoh antagonis. 2. Berdasarkan peranannya dalam lakon serta fungsinya, maka terdapat tokoh-tokoh berikut ini : a. Tokoh sentral, yaitu tokoh-tokoh yang paling menentukan gerak lakon. Mereka merupakan proses perputaran lakon. Tokoh sentral merupakan biang keladi pertikaian. Dalam hal ini tokoh sentral adalah tokoh protagonis dan anatagonis. b. Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai media atau perantara tokoh sentral. Dalam hal ini adalah tokoh tritagonis. c. Tokoh pembantu, yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rantai cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita saja, tidak semua lakon menampilkan kehadiran tokoh pembantu. 2.2.1.3.3 Setting atau tempat kejadian Setting atau tempat kejadian cerita sering pula disebut latar cerita. Setting pada naskah drama dapat dilihat pada petunjuk teknis yang terdapat dalam naskah drama. Penentuan setting ini harus secara cermat sebab drama naskah harus juga memberikan kemungkinan untuk dipentaskan. Setting biasnya meliputi tiga dimensi, yaitu: tempat, ruang, dan waktu (Waluyo 2003: 23). a. Setting tempat
26
Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri karena berhubungan dengan waktu dan ruang. Melalui latar tempat ini dapat tergambar suasana, tingkah laku masyarakat, tata nilai, tradisi, dan hal-hal yang berpengaruh terhadap tokoh. b. Setting ruang Setting ruang dapat berarti ruang dalam rumah atau luar rumah, tetapi juga lebih mendetai, ruang yang bagaimana yang dikehendaki lakon. Hiasan, warna, dan peralatan dalam ruang akan member corak tersendiri dalam drama yang dipentaskan. (Waluyo 2001: 23) c. Setting waktu Setting waktu berhubungan dengan kapan lakon itu mengalami kejadian, yaitu siang, pagi, sore, atau malam hari. Waktu juga harus disesuaikan dengan ruang dan tempat. Waktu juga berarti zaman terjadinya lakon tersebut. Latar waktu mengacu pada saat terjadinya peristiwa secara historis. 2.2.1.3.4 Dialog Ciri khas suatu drama adalah naskah itu berbentuk cakapan atau dialog. Dalam
menyusun
dialog
pengarang
harus
benar-benar
memperhatikan
pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari. Pembicaraan yang ditulis oleh pengarang naskah drama adalah pembicaraan yang akan diucapkan dan harus pantas untuk diucapkan di atas panggung. Bayangan pentas di atas panggung merupakan memetik (tiruan) dari kehidupan sehari-hari, maka dialog yang akan ditulis juga mencerminkan pembicaraan sehari-hari.
27
Ragam bahasa dalam dialog tokoh-tokoh drama adalah lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis. Hal ini disebabkan karena drama adalah potret kenyataan. Dialog juga harus bersifat estetis, artinya memiliki keindahan bahasa. Kadang – kadang juga dituntut bersifat filosofi dan mampu mempengaruhi keindahan. Dialog juga harus hidup, artinya mewakili tokoh yang dibawakan (Waluyo 2001: 20) 2.2.1.3.5 Tema Penulis naskah drama harus menentukan tema terlebih dahulu tema yang akan dikembangkan, karena tema merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam drama. Tema berhubungan premis dengan drama tersebut yang berhubungan pula dengan dasar dari sebuah drama dan sudut pandang yang dikemukakan oleh pengarangnya. (Waluyo 2001: 24). Jadi tema tidaklah lain adalah suatu gagasan sentral yang menjadi dasar tolak penyusunan karangan dan sekaligus menjadi sasaran dari karangan tersebut, atau inti yang terkandung dalam cerita. Yang menjadi unsur gagasan tema adalah topik pembicaraan yang akan dicapai oleh pengarang dengan topiknya. 2.2.1.3.6 Amanat Amanat yang hendak disampaiikan oleh pengarang melalui dramanya harus dicari oleh pembaca atau penonton. Seorang pengarang drama sadar atau tidak sadar pasti menyampaikan amanat dalam karyanya itu. Pembaca yang teliti akan menangkap apa yang tersirat dibalik yang tersurat. Jika tema karya sastra berhubungan dengan arti dari karya sastra itu, maka amanat berhubungan dengan
28
makna (signifikan) dari karya itu. Tema bersifat sangat lugas, objektif, dan khusus, sedangkan amanat bersifat kias, subjektif, dan umum. (Waluyo 2001: 28). 2.2.1.3.7 Petunjuk Teknis Dalam naskah drama diperlukan juga petunjuk teknis yang sering disebut teks samping. Kedudukan teks samping ini sangat penting. Teks samping ini memberikan petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana pentas, suara, musik, keluar masuknya actor atau pemain, keras lemahnya dialog, warna suara, perasaan yang mendasari dialog, dan sebagainya (Waluyo 2003: 29). Teks samping ini biasanya ditulis dengan tulisan berbeda dari dialog (misalnya dengan huruf miring atau huruf besar semua). Teks samping juga berguna sekali untuk memberikan petunjuk kapan aktor harus diam, pembicaraan pribadi, lama waktu sepi antar kedua pemain, jeda-jeda kecil atau panjang, dan sebagainya. Petunjuk teknis yang lengkap akan mempermudah dalam penafsiran naskah. 2.2.2 Menulis Naskah Drama Menulis naskah drama sebagai kegiatan yang melahirkan pikiran, perasaan secara ekspresif dan apresiatif. Dalam pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat mencapai indikator pembelajaran menulis naskah drama yang terdapat dalam kurikulum 2006, yaitu mampu menulis naskah drama dengan memperhatikan keaslian ide dan sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama. Ketrampilan menulis sebagai salah satu cara dari ketrampilan berbahasa yang mempunyai peranan penting di dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud
29
tujuannya (Suriamiharja dkk 1996:1). Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang mengambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang – lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan 1983:21). Menurut Tarigan (1986:8), menulis seperti halnya ketiga ketrampilan berbahasa lainnya, merupakan suatu proses perkembangan, menurut pengalaman, menurut waktu, kesempatan, latihan, ketrampilan-ketrampilan khusus, dan pengajaran lansgung menjadi seorang penulis. Dalam menulis sastra, perlu memperhatikan adanya suatu bentuk ekspresi gagasan yang berkesinambungan dan mempunyai urutan logis serta menggunakan kaidah kesusastraan yang berlaku. Artinya, penulis harus menentukan gagasan-gagasan yang tersusun secara logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata secara menarik. Menurut Roekhan (1991:17), penulisan kreatif sastra pada dasarnya adalah proses penciptaan karya sastra. Proses ini dimulai dari 1) munculnya ide dalam benak penulis, 2) menangkap dan merenungkan ide tersebut, 3) mematangkan ide agar menjadi jelas dan utuh, 4) membahasakan ide tersebut dan menatanya dan di akhiri dengan (5) menuliskan ide tersebut dalam bentuk karya sastra. Menurut Supriadi (dalam Wagiran dan Doyin 2004: 4), menulis merupakan suatu proses kreatif yang lebih banyak melibatkan cara berfikir divergen (menyebar) dari pada konvergen (memusat). Menulis adalah kegiata melahirkan pikiran dan perasaan melalui tulisan. Dapat diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis. Selanjutnya, juga dapat di artikan bahwa menulis adalah
30
menjelmakan bahasa lisan, mungkin menyalin atau melahirkan pikiran dan perasaan seperti mengarang, membuat surat, membuat laporan, dan sebagainya (Suriamiharja dkk 1996: 1-2). Menulis naskah drama sebagai keterampilan menulis kreatif mulai diajarkan di tingkat SMP. Melalui pembelajaran keterampilan tersebut, diharapkan siswa tidak hanya mampu menulis naskah drama, tetapi juga terampil dalam menulis naskah drama dan menghasilkan karya yang baik. Keterampilan menulis dapat diperoleh dan dikuasai dengan cara banyak berlatih karena keterampilan menulis mencakup penggunaan sejumlah unsur yang kompleks secara serempak. Untuk mengetahui sampai di mana hasil menulis yang telah dicapai, perlu dilakukan tes menulis kepada siswa.
2.2.2.1 Tujuan Menulis Naskah Drama Tujuan menulis naskah drama secara khusus menurut Foley dan Bloom (1971:767) yaitu untuk menggali dan menyampaikan gagasan yang ada ke dalam bentuk drama. Berhubungan dengan perubahan tingkah laku yang diharapkan mengalami perubahan dalam pembelajaran menulis, maka tujuan pembelajaran menulis agar siswa dapat berpikir, berbuat, dan merasakan tentang dirinya, tentang orang lain, tentang lembaga sosial tempat mereka bermasyrakat, dan masih ada lagi yang lain. Hipple Hartig (dalam Tarigan 1983:24-25) mengungkapkan tujuan menulis, yaitu untuk (1) penugasan atau bukan karena kemauan sendiri, (2) altruistik yaitu untuk menyenangkan para pembaca, (3) persuasif yaitu
31
meyakinkan
pembaca
dan
kebenaran
gagasan
yang
diutamakan,
(4)
informasional yaitu untuk memberi informasi, (5) pernyataan yaitu untuk memperkenalkan diri sebagai pengarang pada pembaca, (6) pemecahan masalah yaitu mencerminkan atau menjelajahi pikiran-pikiran agar dapat dimengerti oleh pengarang, dan (7) pencapaian nilai-nilai artistik atau seni. Hal ini diperkuat dengan pendapat Tarigan (1983:3-4) Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif yang bertujuan untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan dan pengetahuan. Disebut sebagai kegiatan produktif karena kegiatan menulis menghasilkan tulisan, dan disebut sebagai kegiatan yang ekspresif karena kegiatan menulis adalah kegiatan yang mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan pengetahuan penulis kepada pembaca. 2.2.2.2 Kaidah Menulis Naskah Drama Menulis naskah drama pada dasarnya, seperti menulis karya sastra yang lain, namun ada kaidah atau pedoman khusus yang harus digunakan dalam penulisan naskah drama, yaitu menulis dialog yang mempunyai rangkaian cerita, memberi nama tokoh dalam setiap dialog, dan menambahkan narasi berupa latar, suasana, dan lakuan tokoh. Adapun hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam menulis naskah drama menurut Be Kim No (dalam Waluyo 2001:174) antara lain sebagai berikut: a. Masalah yang jelas Masalah yang akan ditulis dalam naskah drama harus jelas supaya mudah dipahami oleh pembaca.
32
b. Tema dan tujuan yang jelas Tema atau tujuan drama harus jelas karena tema merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam drama. Jika tema jelas dan kuat maka pembaca akan lebih cepat menangkap dan mudah menafsirkan tema yang dimaksud oleh pengarang. c. Wataknya cukup meyakinkan Tokoh-tokoh yang disebutkan harus memiliki watak yang meyakinkan dan watak para tokoh juga harus konsisten dari awal sampai akhir. Watak tokoh protagonis dan antagonis harus memungkinkan keduanya menjalin pertikaian dan pertikaian itu berkemungkinan berkembang menjadi klimaks. Kedua tokoh ini harus memiliki watak yang kuat dan keduanya memiliki kepentingan yang sama, saling berebut sesuatu, saling bersaing, dan sebagainya. d. Ada kejutan yang tepat Dalam menulis drama, penulis harus meletakkan kejutan yang tepat yang sebelumnya tidak bisa ditebak oleh pembaca. e. Bertolak dari gagasan murni penulis Gagasan yang ditulis dalam drama harus berasal dari penulis. f. Mempergunakan bahasa yang baik Bahasa yang digunakan dalam menulis drama harus baik dan menarik supaya dapat diterima dan dinikmati oleh pembaca. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kaidah yang perlu diperhatikan dalam menulis naskah drama antara lain adalah sebagai berikut.
33
a. Pada setiap dialog atau setiap penggantian peran pelaku, ditulis nama pelakunya. b. Ucapan-ucapan pelaku merupakan kalimat-kalimat langsung tetapi tidak dibubuhkan tanda petik (“). c. Keterangan penjelas dari pengarang (petunjuk teknis/ pementasan) ditulis dalam tanda kurung. d. Keterangan penjelas yang lebih bersifat penceritaan, ditulis tanpa nama pemeran. Hampir sama dengan Be Kim No, Hasanuddin (1996:74) juga mengungkapkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis naskah drama, di antaranya sebagai berikut. a. Prolog (keterangan penjelas yang disampaikan sebelum suatu pertunjukan atau pementasan dimulai) ditulis tanpa nama pemeran. b. Setiap dialog dalam pergantian peran, nama pelakunya ditulis dengan jelas. c. Tanda baca ditulis secara tepat. d. Huruf kapital ditulis sesuai dengan penggunaannya. e. Petunjuk pementasan (petunjuk teknis) ditulis dalam tanda kurung atau dapat ditulis dengan huruf miring. f. Memberi judul pada naskah drama yang sudah ditulis.
2.2.3
Hakikat Media Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara atau pengantar. Gerlach dan Elly (dalam Arsyad 2003: 3)
34
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa media sangat penting dalam proses pembelajaran dengan media peserta didik akan lebih mudah memahami pelajaran. Gagne dan Briggs (dalam Arsyad 2003: 4) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyimpan isi materi pelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran yang dapat menyajikan perangsang siswa dalam proses pembelajaran. a. Ciri-ciri media pendidikan Gerlach dan Elly (dalam Arsyad 2003: 11-14) mengemukakan tiga ciri media yaitu ciri fiksatif, ciri manipulatif dan ciri distributif yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya. 1)
Ciri Fiksatif (Fixative Property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dan dapat digunakan setiap saat.
2)
Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
35
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. 3)
Ciri Distributif (Distributive Purpose) Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dapat disimpulkan bahwa ciri media itu antara lain adalah mampu
merekam kejadian, memakan waktu yang lama, serta dapat di transformasikan melalui ruang dan dapat disajikan.
2.2.3.1 Manfaat Media Dalam proses belajar mengajar kehadiran media memiliki arti yang sangat penting, karena dalam kegiatan pembelajaran ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara guna menjelaskan maksud dari sebuah konsep. Media dapat mewakili sesuatu hal yang yang guru ucapkan malalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Menurut Akhmad Sudrajat media pembelajaran memilki fungsi dan manfaat, diantaranya: (1) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik
36
berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar -gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial. (2) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena: (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik. (3) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya. (4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan. (5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. (6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru. (7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. (8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak. Selain ada ciri-ciri media, dalam dunia pendidikan media memiliki fungsi yang dapat menunjang tercapainya suatu tujuan pendidikan. Fungsi media khusunya media gambar dalam dunia pendidikan adalah untuk mempermudah
37
siswa dalam mengungkapkan ide-ide ataupun pikiran-pikiran serta daya imajinasi yang muncul akibat adanya kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Hal ini dipertegas oleh Levie & Lentz (dalam Arsyad 2003: 16-17) yang mengemukakan empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual, seperti berikut. 1) Fungsi Atensi Media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. 2) Fungsi Afektif Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras. 3) Fungsi Kognitif Media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual ataugambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. 4) Fungsi Kompensatoris Media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
38
kembali. Dengan kata lain, media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. Sadiman (2002: 16) menyebutkan ada empat fungsi media antara lain sebagai berikut: 1. memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka), 2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, 3. penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik, 4. mempermudah guru dalam memberikan rangsangan dan menyamakan persepsi serta pengalaman kepada siswa. b. Jenis Media Pendidikan Sadiman (2002: 28-80) mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi beberapa kelompok seperti berikut. 1. Media Grafis Media grafis termasuk media visual sebagaimana halnya media lain, media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Media grafis meliputi gambar/foto, sketsa, diagaram, bagan, grafik kartun, poster, peta/globe, papan flanel, danpapan buletin. 2. Media Audio
39
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam bentuk lambang-lambang auditif, baik verbal maupun nonverbal. Ada beberapa jenis media audio antara lain, radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, dan laboratorium bahasa. 3. Media Proyeksi Diam Media proyeksi diam hampir sama dengan media grafik, tetapi dalam media proyeks diam, pesan yang hendak disampaikan harus diproyeksikan dengan menggunakan proyektor agar dapat diterima oleh penerima pesan. Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain film bingkai (slide), film rangkai (film strip), media transparasi/overhead proyektor (OHP), proyektor tak tembus pandang, mikrofis, film, film gelang, televisi, video, serta permainan dan simulasi.
2.2.3.2 Gambar Berseri Sadiman (2002: 29) mengemukakan bahwa gambar adalah media yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana serta gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Gambar berseri adalah rangkaian gambar yang terdiri atas dua gambar atau lebih yang merupakan satu kesatuan cerita. Suatu gambar atau seri gambar dapat dijadikan bahan menyusun paragraf. Gambar atau seri gambar pada hakikatnya mengekspresikan suatu hal. Bentuk ekspresi tersebut dalam fakta gambar bukan dalam bentuk bahasa. Pesan yang tersirat dalam gambar tersebut dapat dinyatakan kembali dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Penerjemahan pesan dari bentuk
40
visual ke dalam bentuk kata-kata atau kalimat sangat tergantung pada kemampuan imajinasi siswa. Hasil ekspresi anak yang cerdas akanlebih lengkap dan mungkin mendekati ketepatan, tetapi gambaran anak yang sedang kecerdasannya munkin hasilnya tidak begitu lengkap, sedangkan pelukisan kembali oleh anak yang kurang cerdas pastilah kurang lengkap dan bahkan mungkin tidak relevan atau menyimpang. Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa gambar berseri adalah gambar yang mempunyai urutan kejadian yang memiliki satu kesatuan cerita. Gambar berseri juga dapat membuat siswa untuk melatih dan mempertajam imajinasi yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Semakin tajam daya imajinasi siswa, akan semakin berkembang pula siswa dalam melihat membahasakan sebuah gambar. Dilihat dari semantiknya gambar berseri berasal dari kata gambar dan seri. Gambar berarti tiruan barang yang berupa orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya. Sedangkan seri berarti rangkaian cerita yang berturut-turut. Jadi gambar berseri berarti gambar yang berturut-turut. Media ini biasanya terbuat dari kertas manila berukuran lebar yang berisi beberapa buah gambar. Gambar tersebut berhubungan satu sama lainnya sehingga merupakan rangkaian cerita atau peristiwa. Setiap gambar seri diberi nomor urut sesuai dengan urutan ceritannya. Baiknya gambar berseri, jika ditinjau dari berbagai segi antara lain : 1. Segi karakteristiknnya, jika dari segi gambar seri memiliki satu karakteristik
41
2. Segi abstrak dan konkret, media gambar berseri dari segi konkretnya dalam
menyampaikan
informasi
berdasarkan
kerucut
pengalaman
menduduki peringkat delapan 3. Segi efisiensi, ditinjau dari biaya yang dikeluarkan, media gambar seri sangat murah disbanding media elektronik (Soeparno 1988 : 18) Dapat disimpulkan bahwa gambar seri disini adalah gambar yang dapat dipahami siswa, cara penyampaianya mudah serta tidak membutuhkan biaya yang mahal. Media yang digunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama adalah gambar berseri. Gambar berseri berfungsi sebagai pencipta suasana sugestif, stimulus dan sekaligus jembatan bagi siswa untuk membayangkan atau menciptakan gambaran dan kejadian atau peristiwa berdasarkan tema gambar berseri yang ditperlihatkan. Respon yang diharapkan muncul dari para siswa berupa kemampuan melihat gambaran-gambaran kejadian tersebut dengan imajinasi-imanjinasi dan logika yang dimiliki, lalu mengungkapkan kembali dalam bentuk tulisan yaitu naskah drama.
2.2.4
Teknik Pengandaian Diri Istilah teknik dalam pembelajaran didefinisikan dengan cara-cara dan alat
yang digunakan oleh guru dalam rangka mencapai suatu tujuan, langsung dalam pelaksanaan pelajaran pada waktu itu. Menurut
Radhi
al-Hafidh,
teknik
dalam
pembelajaran,
bersifat
implementasional saat proses belajar berlangsung untuk mencapai sasarannya.
42
Teknik dalam pembelajaran, merupakan penjelasan dan penjabaran suatu metode pembelajaran, maka sudah barang tentu bahwa kutipan definisi teknik tersebut di atas perlu dilengkapi dengan pijakan pada metode tertentu. Teknik dalam pembelajaran bersifat taktis, dan centderung bernuansa siasat. Dengan demikian maka penulis dapat memahami bahwa teknik dalam pembelajaran dapat didefinisikan sebagai daya upaya, atau usaha-usaha yang ditempuh oleh seseorang guru dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan pengajaran dengan cara yang paling praktis, namun tetap harus selalu merujuk dan berpijak pada metode tertentu. Pengandaian diri terkait dengan tuntutan objektivitas jatidiri adalah keyakinan akan adanya inti di dalam diri kita, atau bahkan di dalam jiwa kita, yang merupakan diri kita yang merupakan diri kita sejati, diri kita yang otentik dan murni. Pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita akan membantu dan mempermudah siswa untuk mengembangkan ide cerita karena mereka dapat berimajinasi untuk menjalankan sebuah cerita dengan mudah sesuai dengan karakter yang ingin mereka bangun dalam tokoh tersebut sehingga dapat mempengaruhi jalan cerita yang diinginkan dan mereka dapat mengemas maupun merubah jalan cerita dalam gambar berseri menjadi sebuah naskah drama yang menarik sesuai daya khayal dan imajinasi yang mereka bangun lewat tokoh yang mereka pilih. Seperti yang di jelaskan di atas tentang tokoh dan penokohan kita dapat mempelajari beberapa karakter tokoh yang akan mendukung jalannya sebuah
43
peristiwa
dalam
cerita.
Dalam
penelitian
ini
peneliti
menggunakan
teknik pengandaian diri sebagai tokoh dalam cerita karena peneliti melihat bahwa karakter sebuah tokoh sangatlah penting dan sangat berpengaruh dalam proses pembuatan naskah drama. Karena tanpa tokoh beserta karakternya sebuah cerita tidak akan pernah bisa tercipta.
2.2.5 Pembelajaran Teknik Pengandaian Diri Dengan Menggunakan Media Gambar Berseri Dalam Penulisan Naskah Drama Satu Babak. Dengan menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri ini diharapkan siswa mampu menulis naskah drama sesuai dengan kaidah penulisan. Melalui media dan teknik tersebut siswa siswa diminta untuk mengisi kolom yang kosong secara runtut hingga menjadi urutan yang logis sesuai dengan urutan alur cerita. Siswa akan lebih mudah menuangkan gagasannya apabila guru dapat memancing ide awal siswa untuk menulis. Langkah – langkah pembelajaran menulis kreatif naskah drama satu babak dengan media gambar berseri melalui teknik pengandaian diri, yaitu 1) siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, 2), guru menjelaskan tujuan pembelajaran 3) guru mengajarkan kepada siswa bagaimana cara menulis naskah drama yang baik dan benar, 4) guru membagikan media gambar beseri kepada siswa, 5) secara kelompok, siswa mendiskusikan untuk mengisi kolom pada gambar sesuai dengan urutan/tahapan alur, 6) guru menyuruh siswa menuliskan ide pokok pada setiap kolom gambar, 7) perwakilan kelompok menjelaskan secara singkat jalan cerita sesuai dengan urutan gambar, 8) guru berkeliling melihat
44
pekerjaan siswa sambil membimbing siswa jika siswa mengalami kesulitan, 9) guru menyuruh siswa siswa mencurahkan gagasan sesuai urutan gambar dan dituangkan dalam bentuk naskah penulisannya, 10) siswa dan guru bersama-sama melakukan refleksi hasil pembelajaran. 2.2.6 Kriteria Penilaian Dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama Sistem penilaian yang digunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama ini adalah penilaian proses dan hasil. Hal ini diharapkan dapat menciptakan pembelajaran dengan hasil yang memuaskan atau berkualitas. Sesuai dengan pendapat Mulyasa (2002:102) yang menyatakan berkualitas dalam suatu pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses, pembelajaran diakatakan berhasil dan berkualitas apabila selurunya atau setidaktidaknya sebagian besar 75% peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental atau sosial dalam proses pemebelajaran, di samping menunjukkan kegairahan yang tinggi semangat yang besar, dan rasa percaya diri. Dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil jika terjadi perubahan perilaku positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75% lebih lanjut pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas jika masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, sesuai dengan kebutuhan atau perkembangan masyarakat dan pembangunan. Penilaian proses dilakukan dengan menilai perilaku siswa pada saat pembelajaran berlangsung, yang dapat diambil melalui data observasi, jurnal, dan wawancara. Penilaian hasil dilakukan dengan menilai naskah drama yang ditulis
45
oleh siswa dengan menitikberatkan pada aspek tema, latar/setting,
alur,
penokohan dan bahasa.
2.2.7 Kerangka Berfikir Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis membantu seseorang untuk mengungkapkan ide, pendapat, atau gagasannya secara tertulis. Keterampilan menulis naskah drama adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat dan perasaan ke pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis yang bersifat literer (Depdiknas 2003: 8). Menulis puisi juga merupakan kegiatan mengabdikan apa yang dilihat, dirasakan dan dipikirkannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menulis naskah drama adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan tentang apa yang dilihat, dirasakan dan dipikirkannya ke pihak lain atau pembaca dengan menggunakan bahasa tulis yang bersifat literer. Keterampilan menulis naskah drama pada siswa kelas VIII SMP N 2 Kramat Kabupaten Tegal masih rendah dan belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan kurang mampunya siswa dalam menentukan alur, latar, dan penokohan adalah kurang mampunya siswa dalam menyesuaikan isi dengan tema. Selain itu menulis naskah drama dianggap sebagai bakat oleh siswa, sehingga siswa yang
46
tidak mempunyai bakat cenderung bemalas-malasan. Hal ini menghambat para siswa untuk aktif dan kreatif menulis naskah drama. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut, guru dalam pembelajaran menulis naskah drama harus mempunyai strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik dan termotivasi. Salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan menulis naskah drama adalah menggunakan media gambar berseri dengan teknik Pengandaian Diri.
2.2.8 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian pustaka, landasan teoretis dan kerangka berpikir di atas, hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kramat akan meningkat dan perilaku belajar siswa juga akan mengalami perubahan ke arah yang positif jika dalam pembelajaran menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan prosedur tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas hanya memusatkan pada permasalahan yang spesifik dan kontekstual. Penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung pada ruang kelas. Dalam penelitian tindakan kelas ini, diperoleh manfaat berupa perbaikan praktis yang meliputi penanggulangan berbagai permasalahan belajar siswa dan kesulitan mengajar oleh para guru. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan empat tahap penelitian, yang terdiri atas (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Keempat tahapan tersebut digunakan secara sistematis dan diterapkan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pada tahap perencanaan penelitian, peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap tindakan, peneliti menyampaikan materi, tes, dan melakukan observasi terhadap kegiatan yang dilakukan.
Tahap
berikutnya,
berdasarkan
observasi,
wawancara,
dan
dokumentasi, peneliti merefleksi kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Setelah dilakukan refleksi yang meliputi analisis dan penilaian terhadap proses tindakan, biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian sehingga perlu dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang, serta refleksi ulang.
47
48
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I bertujuan untuk mengetahui keterampilan menulis naskah drama siswa dalam tindakan awal penelitian. Siklus ini sekaligus dipakai sebagai refleksi untuk melakukan siklus II. Siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan perbaikan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar yang didasarkan refleksi siklus I. Proses penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut
P
R
SIKLUS I
P
T
O
R
SIKLUS II
T
O
Keterangan P: Perencanaan T: Tindakan O: Observasi R: Refleksi
3.1.1 Prosedur Tindakan Siklus I Proses tindakan pada siklus I merupakan tindakan awal penelitian. Hasil siklus I dipakai sebagai refleksi untuk melakukan siklus II. Siklus ini terdiri atas
49
empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Masing-masing tahap dapat diuraikan sebagai berikut 3.1.1.1 Perencanaan Pada tahap perencanaan ini, dilakukan persiapan pembelajaran menulis naskah drama dengan membuat rencana pembelajaran terlebih dahulu. Rencana pembelajaran ini merupakan program kerja guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Tahap ini dilakukan penyusunan rencana kegiatan dengan menentukan langkah-langkah yang dilakukan untuk memecahkan masalah. Masalah yang dialami dalam pembelajaran menulis naskah dram selama ini adalah masih rendahnya kemampuan siswa dalam menulis naskah drama karena teknik pembelajaran dan media yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran. Rencana yang dilakukan adalah menyusun rencana pembelajaran menulis naskah drama dengan media gambar beseri untuk satu kali pertemuan,serta menyiapkan instrumen penilaian. Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah (1) menyusun rencana pembelajaran naskah drama sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan, (2) membuat dan menyiapkan instrument penelitian berupa pedoman observasi untuk mengetahui bagaimana perilaku siswa ketika pembelajaran menulis naskah drama dengan teknik pengandaian diri menggunakan media gambar berseri lembar wawancara, dan dokumentasi untuk memperoleh data nontes, dan (3) menyiapkan perangkat tes menulis naskah drama yang berupa soal tes, pedoman pensekoran, dan penilaian.
50
3.1.1.2 Tindakan Kegiatan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Langkah – langkah pembelajaran menulis kreatif naskah drama satu babak dengan media gambar berseri melalui teknik pengandaian diri sebagai berikut : 1) Kegiatan Pendahuluan -
Guru mengkondisikan siswa agar siswa siap mengikuti pembelajaran;
-
Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok;
-
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran;
-
Guru mengajarkan kepada siswa bagaimana cara menulis naskah drama yang baik dan benar.
2) Kegiatan inti -
Guru memberi contoh naskah, siswa mengamati contoh naskah;
-
Guru membagikan media gambar beseri kepada siswa;
-
Secara kelompok, siswa mendiskusikan untuk mengisi kolom pada gambar sesuai dengan urutan / tahapan alur;
-
Guru menyuruh siswa menuliskan ide pokok pada setiap gambar;
-
Perwakilan kelompok menjelaskan secara singkat jalan cerita sesuai dengan urutan gambar;
-
Guru berkeliling melihat pekerjaan siswa sambil membimbing siswa jika siswa mengalami kesulitan;
-
Guru menyuruh siswa siswa mencurahkan gagasan sesuai urutan gambar dan dituangkan dalam bentuk naskah penulisannya.
51
3) Kegiatan Penutup -
Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan dan kemudahan yang dihadapi siswa selama pembelajaran;
-
Siswa dan guru bersama-sama melakukan refleksi hasil pembelajaran.
3.1.1.3 Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana reaksi dan perilaku siswa pada saat pembelajaran menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan teknik Pengandaian Diri. Dalam observasi ini diungkap segala peristiwa yang berhubungan dengan pembelajaran maupun respon terhadap pembelajaran menulis naskah drama. Objek sasaran yang diamati dalam kegiatan observasi terhadap siswa meliputi sepuluh tingkah laku siswa, baik positif maupun negatif yang muncul saat pembelajaran berlangsung. Adapun tingkah laku positif tersebut, yaitu (1) Siswa memperhatikan penjelasan guru, (2) siswa serius membaca contoh naskah drama, (3) siswa menulis naskah drama dengan teknik Pengandaian Diri sedangkan tingkah laku negatif, yaitu (1) siswa banyak bergurau dengan temannya, (2) siswa terlihat bingung ketika mulai menulis naskah drama, (3) siswa sering melihat pekerjaan temannya ketika menulis naskah drama, (4) siswa membuat gaduh di kelas, dan (5) siswa cenderung pasif dalam bertanya, menjawab, dan berkomentar mengenai materi yang dijelaskan guru. Selama observasi ini peneliti dibantu oleh guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan teman peneliti.
52
3.1.1.4 Refleksi Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan refleksi, yaitu mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti dapat melakukan revisi terhadap rencana selanjutnya atau terhadap rencana awal untuk pembelajaran menulis naskah drama melaui gambar berseri dengan teknik Pengandaian Diri pada siklus II. Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil tes dan nontes siklus I. Jika hasil tes tersebut belum memenuhi nilai target yang telah ditentukan akan dilakukan tindakan siklus II. Adapun masalah-masalah yang timbul ketika pembelajaran menulis naskah drama melalui gambar berseri dengan teknik Pengandaian Diri pada siklus I akan dicarikan alternatif pemecahannya sehingga pembelajaran menulis naskah drama pada siklus II dapat lebih baik dan hasil karya siswa berupa naskah drama mencapai rata-rata nilai dengan kategori baik, sedangkan kelebihankelebihan yang ada pada siklus I akan dipertahankan dan ditingkatkan.
3.1.2 Prosedur Tindakan Siklus II 3.1.2.1 Perencanaan Perencanaan pada siklus II ini berdasarkan hasil siklus I. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan, yaitu (1) membuat perbaikan rencana pembelajaran menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan teknik Pengandaian
53
Diri yang materinya masih sama dengan siklus I, namun diupayakan dapat memperbaiki masalah kekurangan-kekurangan pada siklus I. Perbaikan yang dilakukan yaitu guru membuat rencana perbaikan menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan teknik Pengandaian Diri, (2) menyiapkan lembar wawancara, lembar observasi, lembar jurnal siswa dan dokumentasi berupa foto untuk memperoleh data nontes siklus II, (3) menyiapkan soal yang akan diujikan kepada siswa melalui lembar soal. 3.1.2.2 Tindakan Tindakan pada siklus II adalah menyempurnakan tindakan pada siklus I. Pada tahap ini guru menjelaskan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada penulisan naskah drama yang telah ditulis siswa. Kemudian siswa diberi bimbingan dan arahan supaya dalam pelaksanaan kegiatan menulis naskah drama pada siklus II menjadi lebih baik. Guru juga memotivasi siswa agar berpartisipasi lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam menulis naskah drama. Kegiatan dalam siklus II adalah apersepsi, proses pembelajaran, dan evaluasi. Pada tahap apersepsi, siswa dikondisikan siap mengikuti proses pembelajaran. Guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai tujuan, manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, dan memotivasi siswa untuk lebih baik dalam menulis naskah drama. Guru menjelaskan kesalahan-kesalahan yang telah siswa lakukan dan memberi penjelasan tentang cara memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut.
54
Setelah siswa siap mengikuti pembelajaran menulis naskah drama dilaksanakan. Guru menjelaskan pembelajaran menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan teknik Pengandaian Diri. Guru memberikan kesempatan pada siswa yang belum paham untuk bertanya tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan. Tahap selanjutnya adalah siswa menulis naskah drama melalui gambar berseri dengan tema yang sama. Siswa menuliskan kata kunci yang sesuai tema di kertas kosong dengan menggunakan pensil yang berwarna-warni. Guru juga memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa yang belum paham. Guru memberikan waktu yang sedikit lebih panjang untuk siswa menuliskan kata kunci dan asosiasinya. Tahap terakhir dalam proses pembelajaran ini, yaitu siswa menuliskan ide-ide tentang ceritanya berdasarkan kata-kata yang telah dikelompokkan. Siswa menulis dengan cepat tanpa memperhatikan kesalahan. Akan tetapi, siswa diminta untuk meminimalkan kesalahannya. Setelah siswa mampu membuat draf kasar, kemudian siswa melakukan perbaikan terhadap hasil tulisannya tersebut. Siswa menggunakan
kata-kata
memperagakan
seperti
aslinya
bukan
hanya
memberitahukannya saja. Siswa yang mendapat nilai terbaik, diminta untuk memajang hasil karyanya di mading sekolah. 3.1.2.3 Observasi Pada siklus II ini peneliti juga melakukan pengamatan terhadap segala perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung, seperti mengamati keaktifan dan
55
antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian, peneliti dapat mengetahui peningkatan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis naskah drama. Tes kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dilakukan di akhir pembelajaran, sedangkan observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, mulai dari awal sampai akhir pembelajaran. Peneliti berharap pada siklus II ini ada peningkatan kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dan perubahan perilaku belajar siswa ke arah lebih baik. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, guru membagikan lembar jurnal yang harus ditulis siswa untuk mengetahui kesan, tanggapan, dan saran siswa terhadap materi, metode maupun cara mengajar guru. 3.1.2.4 Refleksi Setelah pelaksanaan tindakan, selanjutnya peneliti melakukan refleksi. Refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektivan penggunaan media gambar berseri dengan teknik Pengandaian Diri dalam pembelajaran menulis naskah drama. Selain itu, refleksi dilakukan untuk melihat peningkatan keterampilan siswa dalam menulis naskah drama dan mengetahui perubahan perilaku siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
3.2 Variabel Penelitian Ada dua macam variabel penelitian dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian yang akan dilakukan ada dua, yaitu: - Menulis naskah drama dengan media gambar berseri
56
- Penerapan teknik Pengandaian Diri
b. Variable Terikat Variabel terikat dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah ketrampilan menulis naskah drama satu babak. Ketrampilan menulis naskah drama adalah sebagai kegiatan yang melahirkan pikiran, perasaan secara ekspresif dan apresiatif. Dalam pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat mencapai indikator pembelajaran menulis naskah drama yang terdapat dalam kurikulum 2006, yaitu mampu menulis naskah drama dengan memperhatikan keaslian ide dan sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama. Siswa dikatakan berhasil dalam menulis naskah drama apabila mencapai standar ketuntasan minimal, yaitu 75% dalam kategori baik.
3.3 Subjek Penelitian Subjek penelitian pada penelitian ini adalah kemampuan menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan teknik Pengandaian Diri siswa kelas VIII SMP N 2 Kramat Kab. Tegal. Pengambilan keputusan untuk memilih kelas VIII didasarkan atas beberapa faktor berikut (1) berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia SMP / MTS aspek menulis sastra kompetensi dasar yang harus dicapai siswa adalah siswa mampu menulis naskah drama melalui media gambar berseri, (2) pandangan siswa yang menganggap remeh pembelajaran menulis naskah drama, (3) keterampilan
57
menulis naskah drama siswa kelas VIII SMP N 2 Kramat Kab.Tegal masih rendah sehingga perlu ditingkatkan. Peneliti ingin meningkatkan keterampilan menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan menggunakan teknik Pengandaian Diri.
3.4 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes dan nontes. 3.4.1 Instrumen Tes Adalah instrumen yang berupa tes subjektif yang berisi perintah pada siswa dengan memperhatikan aspek-aspek penilaian. Bentuk instrumen Tes, yaitu berupa seluruh hasil karya siswa yang berupa cerita pendek. Tes menulis naskah drama digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis naskah drama dengan memperhatikan kriteriakriteria yang telah ditentukan. Tabel 1. Skor Penilaian Tes Menulis Naskah Drama No
Aspek Penilaian
Skor Maksimal
1
Alur atau plot
25
2
Tokoh dan penokohan
25
3
Latar atau setting
20
4
Bahasa
20
5
Tema
10
58
Tabel 2. Kategori Penilaian Menulis Naskah Drama
No 1.
Aspek
Rentang
Penilaian
Skor
Alur
19-25
Kriteria a. Alur yang digunakan sangat
Kategori Sangat baik
mendukung adanya konflik 13-18
b. Alur yang digunakan mendukung
Baik
adanya konflik 7-12
c. Alur yang digunakan cukup
Cukup
mendukung adanya konflik 1-6
d. Alur yang digunakan kurang
Kurang
mendukung adanya konflik Penokohan
19-25
a. Karakter tokoh yang ditampilkan
Sangat baik
sangat jelas 13-18
b. Karakter tokoh yang ditampilkan
Baik
jelas 7-12
c. Karakter tokoh yang ditampilkan
Cukup
cukup jelas 1-6
d. Karakter tokoh yang ditampilkan
Kurang
kurang jelas Latar /
16-20
a. Penerapan latar, waktu, tempat, dan
Sangat baik
suasana sangat jelas dan tepat
Setting 11-15
b. Penerapan latar, waktu, tempat, dan
Baik
suasana jelas dan tepat 6-10
c. Penerapan latar, waktu, tempat, dan
Cukup
suasana cukup jelas dan tepat 1-5
d. Penerapan latar, waktu, tempat, dan
Kurang
suasana kurang jelas dan tepat Bahasa
16 - 20
a. Bahasa yang digunakan sangat sesuai dengan tiap-tiap karakter tokoh yang berbeda
Sangat baik
59
11-15
b. Bahasa yang digunakan sesuai
Baik
dengan tiap-tiap karakter tokoh yang berbeda 6-10
c. Bahasa yang digunakan cukup
Cukup
sesuai dengan tiap-tiap karakter tokoh yang berbeda 1-5
d. Bahasa yang digunakan kurang
Kurang
sesuai dengan tiap-tiap karakter tokoh yang berbeda
Tema
9-10
a. Tema sangat relevan dengan
Sangat baik
kehidupan sehari-hari 7-8
b. Tema relevan dengan kehidupan
Baik
sehari-hari 4-6
c. Tema cukup relevan dengan
Cukup
kehidupan sehari-hari 1-3
d. Tema kurang relevan dengan
Kurang
kehidupan sehari-hari
Tabel 3. Pedoman Penilaian Ketrampilan Menulis Naskah Drama No
Kategori
Skor
1
Sangat Baik
85 – 100
2
Baik
70 – 84
3
Cukup
55 – 69
4
Kurang
0 – 54
NA = Jumlah seluruh skor aspek penilaian (alur, penokohan, latar/setting,bahasa, tema)
60
3.4.2 Instrumen Nontes 3.4.2.1 Lembar Observasi Lembar observasi digunakan dengan tujuan memperoleh data mengenai perubahaan perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran menulis naskah drama. Pedoman pengamatan atau observasi adalah sikap positif dan negatif siswa pada pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dan teknik Pengandaian Diri. Respon positif maupun negatif siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama media gambar berseri dan teknik Pengandaian Diri dicatat dengan cermat dan sebaik-baiknya. 3.4.2.2 Lembar Jurnal Lembar jurnal adalah bentuk catatan yang digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi dari siswa ataupun kejadian-kejadian yang menonjol selama pembelajaran menulis naskah drama. Jurnal dibuat dengan tujuan mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menulis naskah drama satu babak menggunakan media gambar berseri dan teknik Pengandaian Diri. 3.4.2.3 Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini berupa dokumentasi foto dan dokumentasi tertulis. Kegiatan-kegiatan dan tes menulis
yang
didokumentasikan
dapat
memudahkan
peneliti
untuk
mendeskripsikan hasil penelitian. Kegiatan pembelajaran yang didokumentasikan meliputi (1) kegiatan guru ketika mengondisikan kelas, (2) kegiatan siswa ketika menentukan tema (3)
61
keaktifan siswa ketika bertanya tentang materi, dan (4) kegiatan siswa ketika menulis naskah drama. Dokumen tertulis digunakan sebagai bukti hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh siswa. Dokumen tertulis berupa hasil pekerjaan siswa dalam menulis naskah drama melalui media gambar berseri dan teknik Pengandaian Diri. Dengan hasil pekerjaan siswa ini maka dapat dilakukan pengajian ulang tentang tes pemahaman siswa. 3.4.2.4 Pedoman Wawancara Pedoman wawancara dipergunakan untuk memperoleh data secara langsung tentang berbagai hal yang berkaitan dengan keterampilan menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan menggunakan teknik Pengandaian Diri . Data yang diambil mengenai kesan, pesan, dan pendapat siswa terhadap pembelajaran menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan menggunakan teknik Pengandaian Diri. 3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Tes Teknik tes adalah teknik yang dilakukan untuk memperoleh data dengan menggunkan tes. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada siklus I dan pada siklus II. Data tes dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes menulis naskah drama siswa. Data ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan siklus II. Tes dan penilaian yang dilakukan sama antara siklus I dan siklus II. Teknik tes
62
dilakukan dengan cara guru mengimbau siswa untuk mengerjakan serangkaian langkah-langkah menulis naskah drama yang tercermin dalam soal-soal yang telah disiapkan oleh guru. Adapun tes yang harus dikerjakan siswa, antara lain sebagai berikut. a.
Mengerjakan LK 1 yang terdiri atas beberapa soal, yaitu (1) mendeskripsikan dengan singkat runtutan peristiwa yang sudah diabadikan dalam gambar, dan (2) menentukan unsur intrinsik naskah drama.
b.
Mengerjakan LK 2 yang terdiri atas beberapa soal, yaitu (1) membuat kerangka cerita, dan (2) membuat naskah drama secara utuh dan lengkap. Setelah siswa mengerjakan LK 1 dan LK 2, siswa mengumpulkan hasil kerja
mereka yang kemudian akan dinilai oleh guru. Hasil nilai antara siklus I dan siklus II akan dibandingkan, apakah ada peningkatan keterampilan dalam menulis naskah drama dari siklus I ke siklus II.
3.5.2 Teknik Nontes Teknik pengumpulan data nontes pada penelitian ini diperoleh melalui observasi,jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto.
3.5.2.1 Observasi Observasi digunakan untuk mengamati perilaku siswa selama proses pembelajaran
menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan
menggunakan teknik Pengandaian Diri . Aspek yang diamati antara lain (1)
63
respon siswa saat mendengarkan penjelasan materi dari guru, (2) perilaku siswa pada saat menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan menggunakan teknik Pengandaian Diri, (3) perilaku siswa saat melaporkan hasil diskusi kepada guru, (4) respon siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan menggunakan teknik Pengandaian Diri , (5) keaktifan dan kepahaman siswa bertanya kepada guru mengenai materi yang disampaikan, dan (6) hasil yang diperoleh siswa. 3.5.2.2 Jurnal Pedoman jurnal dalam peneliitian ini ada dua yaitu, jurnal siswa dan jurnal guru. Untuk pedoman jurnal siswa, siswa diminta untuk memberi tanggapan, kesan, kritikan terhadap pembelajaran keterampilan menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan menggunakan teknik Pengandaian Diri. Hal ini sangat dibutuhkan oleh peneliti untuk mengevaluasi dan merefleksi jurnal siswa tersebut. Jurnal diberikan pada siswa dan respon siswa, keaktifan siswa pada saat pembelajaran menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan menggunakan teknik Pengandaian Diri. 3.5.2.3 Wawancara Pedoman wawancara dipergunakan untuk memperoleh data secara langsung tentang berbagai hal yang berkaitan dengan keterampilan menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan menggunakan teknik Pengandaian Diri .
64
Data yang diambil mengenai kesan, pesan, dan pendapat siswa terhadap pembelajaran menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan menggunakan teknik Pengandaian Diri . 3.5.2.4 Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini berupa dokumentasi foto dan dokumentasi tertulis. Kegiatan-kegiatan dan tes menulis
yang
didokumentasikan
dapat
memudahkan
peneliti
untuk
mendeskripsikan hasil penelitian. Kegiatan pembelajaran yang didokumentasikan meliputi (1) kegiatan guru ketika mengondisikan kelas, (2) kegiatan siswa ketika menentukan tema (3) keaktifan siswa ketika bertanya tentang materi, dan (4) kegiatan siswa ketika menulis naskah drama. Dokumen tertulis digunakan sebagai bukti hasil pekerjaan yang telah dilakukan oleh siswa. Dokumen tertulis berupa hasil pekerjaan siswa dalam menulis naskah drama melalui media gambar berseri dan teknik Pengandaian Diri. Dengan hasil pekerjaan siswa ini maka dapat dilakukan pengajian ulang tentang tes pemahaman siswa. Dengan hasil pekerjaan siswa ini maka dapat dilakukan pengajian ulang tentang tes pemahaman siswa.
65
3.6 Analisis Data Teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah secara kualitatif dan kuantitatif. Tujuan teknik analisis data, yaitu untuk mengetahui secara terperinci cara memperoleh data dan perkembangan hasil penelitian. Uraian tentang teknik kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut.
3.6.1 Teknik Kuantitatif Teknik kuantitaif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dengan tujuan mengetahui keterampilan menulis naskah drama pada siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis naskah drama menggunakan model sinektiks dengan media koleksi foto pribadi. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung data berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil tes maupun nontes siswa sebanyak dua kali, yaitu siklus I dan siklus II. a. Merekap skor yang diperoleh siswa b. Menghitung skor komulatif dari seluruh aspek c. Menghitung skor rata-rata d. Merekap perhitungan nilai masing-masing tes (siklus I dan siklus II). e. Nilai pembelajaran menulis naskah drama pada tiap siklus diratarata. f. Membandingkan hasil nilai antara siklus I dan siklus II (meningkat atau tidak). g. Menghitung persentase peningkatan keterampilan menulis naskah drama dari siklus I ke siklus II
66
%= Keterangan: %
= Persentase nilai siswa
n
= Nilai yang diperoleh
N
= Jumlah seluruh nilai
Hasil perhitungan keterampilan siswa dalam menulis naskah drama dengan media gambar berseri dari masing-masing siklus ini dibandingkan. Hasil ini memberikan gambaran mengenai persentase peningkatan keterampilan menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan menggunakan teknik Pengandaian Diri. Dengan adanya peningkatan ini berarti pembelajaran menulis naskah drama pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kramat dapat berhasil optimal. 3.6.2 Teknik Kualitatif Data kualitatif dimaksudkan untuk menganalisis data nontes yang diperoleh dari siswa yang berasal dari pertanyaan-pertanyaan yang berupa lembar observasi, jurnal, dan wawancara. Langkah-langkah analisis data kualitatif sebagai berikut: a. Mengumpulkan hasil data nontes yang telah dilakukan. b. Menyusunnya dalam satuan-satuan dan dikategorikan. c. Menelaah/menganalisis data nontes setiap kategori. d. Membandingkan (meningkat/tidak).
hasil
data
nontes
antara
siklus
I
dan
siklus
II
67
e. Mendeskripsikan peningkatan dalam pembelajaran menulis naskah drama dari data nontes yang telah dianalisis Hasil data yang dapat digunakan untuk melihat perubahan perilaku siswa pada siklus I dan siklus II, serta untuk melihat efektifitas penggunaan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri untuk meningkatkan keterampilan menulis naskah drama. Hasil analisis siklus I dan siklus II dibandingkan untuk mengetahui perubahan tingkah laku siswa, dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui peningkatan perubahan tingkah laku siswa.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang berupa hasil tes dan hasil nontes. Hasil tes ini berupa hasil siklus I dan siklus II. Hasil tes siklus I dan siklus II adalah hasil tes keterampilan siswa menulis naskah drama menggunakan teknik pengandaian diri dengan media gambar berseri. Hasil tes siklus I dan siklus II tersebut disajikan dalam bentuk data kuantitatif. Hasil nontes berupa hasil observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto pada siklus I dan siklus II ini disajikan dalam bentuk data kualitatif.
4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I Siklus I ini merupakan tindakan awal penelitian keterampilan menulis naskah drama menggunakan teknik pengandaian diri dengan media gambar berseri. Tindakan siklus I dilaksanakan sebagai upaya untuk memperbaiki dan memecahkan masalah menulis naskah drama yang dihadapi siswa yang terdiri atas hasil tes dan hasil nontes. Hasil tes, yaitu hasil nilai tes keterampilan siswa dalam menulis naskah drama. Hasil nontes meliputi hasil observasi, hasil wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto.
47
48
4.1.1.1 Hasil Tes Siklus I Hasil tes siklus I merupakan data awal diterapkannya pembelajaran menulis menulis naskah drama menggunakan teknik pengandaian diri dengan media gambar berseri. Hasil menulis naskah drama ini didasarkan pada tujuh aspek yang harus diperhatikan dalam menulis naskah drama. Kelima aspek tersebut, meliputi: (a) kesesuaian naskah drama dengan tema dan amanat, (b) keterpaduan
penggunaan
alur,
(c)
kejelasan
penampilan
tokoh
dan
penokohan/perwatakan, (d) kejelasan penampilan latar/setting, (e) pilihan kata (dialog). Jumlah siswa yang mengikuti tes siklus I adalah 34 siswa. Hasil menulis naskah drama menggunakan teknik pengandaian diri dengan media gambar berseri pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. Hasil Tes Menulis Naskah Drama Siklus I No
Kategori
Rentang
Frekuensi
Nilai
Bobot
Presentase
Skor
%
Keterangan
1
Sangat baik
85 – 100
-
-
-
X = 1875 : 34
2
Baik
70 – 84
4
281
11,76
55,2
3
Cukup
55 – 69
13
785
38,24
(kategori
4
Kurang
1 – 54
17
809
50
cukup)
1875
100
Jumlah
Pada tabel 4 menunjukkan hasil ketrampilan menulis naskah drama secara menyeluruh mencapai rata-rata 55,2% dan termasuk katageri kurang . Nilai ratarata yang dicapai siswa satu kelas adalah sebesar 55,2%. Sejumlah 4 siswa atau 11,76% dari jumlah keseluruhan siswa yang mencapai kategori baik, 13 siswa
49
atau 38,24% dari jumlah keseluruhan siswa yang mencapai kategori cukup, 17 siswa atau 50% dari jumlah keseluruhan siswa yang mencapai kategori kurang dan tidak ada yang mendapat nilai kategori sangat baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram batang berikut dari hasil tes menulis naskah drama siklus I.
SIKLUS I Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
0% 12% 50% 38%
Diagram 1 Hasil Tes Menulis Naskah Drama Siklus I Data diagram I menunjukkan bahwa keterampilan menulis naskah drama secara klasikal mencapai dalam kategori cukup. Untuk kategori sangat baik tidak ada yang mencapainya, kategori sebesar baik sebesar 11,76%, kategori cukup mencapai 38,24%, dan kategori kurang sebesar 50%.
Terlalu minimnya
keterampilan menulis naskah drama kemungkinan disebabkan karena metode yang digunakan guru atau peneliti masih kurang dalam penggunaanya kurang masksimal sehingga belum maksimal pula hasil menulis naskah dramanya.
50
Nilai tes siklus I merupakan penjumlahan atau gabungan dari skor lima aspek keterampilan menulis naskah drama yaitu, alur, tema, tokoh/penokohan, bahasa, dan latar/setting. Hasil masing-masing aspek dipaparkan sebagai berikut.
4.1.1.1.1 Perolehan Aspek Alur Hasil pengukuran kemapuan siswa dalam menulis naskah drama pada aspek keterpaduan penggunaan alur dapat ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 5 Perolehan Skor Aspek Alur No
Kategori
Rentang
Frekuensi
Nilai
Bobot
Presentase
Skor
%
Keterangan
1
Sangat baik
19-25
1
19
2,94
X = 441 : 34
2
Baik
13-18
17
258
50
12,97
3
Cukup
7-12
16
164
47,06
(kategori cukup)
4
Kurang
1-6 Jumlah
-
-
-
34
441
100
Berdasarkan tabel tersebut maka dapat diketahui bahwa siswa cukup mampu dalam membuat keterpaduan penggunaan alur. Ada 11 siswa atau 2,94% siswa yang dengan sangat baik membuat keterpaduan alur dalam naskah drama. Selanjutnya, sebanyak 17 atau 50% siswa dengan baik membuat keterpaduan alur dalam naskah drama, untuk ketegori cukup ada 16 siswa atau 47,06%, dan untuk kategori kurang tidak ada.
51
4.1.1.1.2 Perolehan Aspek Tema Hasil pengukuran kemampuan siswa dalam menulis naskah drama aspek keseuaian naskah drama dengan tema dan amanat ditunjukkan pada tabel berikut Tabel 6 Perolehan Skor Aspek Tema No
Kategori
Rentang
Frekuensi
Nilai
Bobot
Presentase
Skor
%
Keterangan
1
Sangat baik
9-10
1
9
2,94
X = 250 : 34
2
Baik
7-8
28
212
82,35
7,35
3
Cukup
4-6
5
29
14,71
(kategori
4
Kurang
1-3
-
-
-
baik)
34
250
100
Jumlah
Data pada tabel tersebut siswa cukup mampu dalam membuat kesesuaian antara naskah drama dengan tema dan amanat cerita. Terdapat 1 siswa atau sebanyak 2,94% siswa yang sangat baik dalam menyesuaikan naskah drama dengan tema cerita. Ada 28 siswa atau sebesar 82,35% siswa yang mampu dengan baik menyesuaikan naskah drama dengan tema. Sebanyak 5 siswa atau 14,71% siswa yang mampu menyesuaikan tema dengan kategori cukup. Untuk kategori kurang tidak ada. 4.1.1.1.3 Perolehan Aspek Tokoh dan Penokohan Hasil pengukuran kemampuan dalam menulis naskah drama pada aspek kejelasan penampilan tokoh dan penokohan dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini.
52
Tabel 7 Perolehan Skor Aspek Tokoh dan Penokohan No
Kategori
Rentang
Frekuensi
Nilai
Bobot
Presentase
Skor
%
Keterangan
1
Sangat baik
19-25
-
-
-
X = 442 : 34
2
Baik
13-18
18
265
52,94
13
3
Cukup
7-12
16
117
47,06
(kategori
4
Kurang
2 -6
-
-
-
baik)
34
442
100
Jumlah
Data pada tabel tersebut siswa cukup mampu dalam membuat kesesuaian antara naskah drama dengan tokoh dan penokohan . Terdapat 18 siswa atau sebanyak 52,94% siswa yang baik dalam menyesuaikan naskah drama dengan tokoh dan penokohan. Ada 16 siswa atau sebesar 47,06% siswa yang mampu dengan baik menyesuaikan naskah drama dengan tokoh dan penokohan. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai sangat baik dan kurang tidak ada. 4.1.1.1.4 Perolehan Aspek Bahasa Hasil pengukuran kemampuan siswa dalam menulis naskah drama aspek keseuaian naskah drama dengan bahasa ditunjukkan pada tabel berikut Tabel 8 Perolehan Skor Aspek Bahasa
No
Kategori
Rentang Nilai
Frekuensi
Bobot
Presentase
Skor
%
Keterangan
1
Sangat baik
16-20
-
-
-
X = 360 : 34
2
Baik
11-15
16
195
47,06
10,59
3
Cukup
6-10
18
165
52,94
(kategori
53
4
Kurang
1-5 Jumlah
-
-
-
34
360
100
cukup)
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor yang dicapai dalam aspek bahasa 10,59%. Hasil tersebut termasuk kategori cukup, artinya ketrampilan siswa menggunakan bahasa untuk menyesuaikan setiap kata dalam naskah yang ditulis sudah cukup. Dari tabel tersebut dapat diketahui, siswa yang mencapai kategori baik ada 16 siswa atau 47,06%, sedangkan kategori cukup ada 18 siswa atau 52,94%, untuk kategori kurang dan kategori sangat baik tidak ada. 4.1.1.1.5 Perolehan Aspek Latar/Setting Hasil pengukuran kemampuan siswa dalam menulis naskah drama pada aspek kejelasan penampilan latar dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel 9 Perolehan Skor Aspek Latar/Setting No
Kategori
Rentang
Frekuensi
Nilai
Bobot
Presentase
Skor
%
1
Sangat baik
16-20
-
-
-
2
Baik
11-15
20
257
58,82
3
Cukup
6-10
14
127
41,18
4
Kurang
1-5
-
-
-
34
384
100
Jumlah
Keterangan
X = 384 : 34 11,29 (kategori baik)
Data pada tabel tersebut siswa cukup mampu dalam membuat kesesuaian antara naskah drama dengan latar/setting. Terdapat 20 siswa atau sebanyak
54
58,82% siswa yang baik dalam menyesuaikan naskah drama dengan latar/setting cerita. Ada 14 siswa atau sebesar 41,18% siswa yang mampu dengan kategori cukup menyesuaikan naskah drama dengan latar/setting cerita. Tidak ada siswa yang memperoleh kategori sangat baik dan kurang mampu menyesuaikan naskah drama dengan latar/setting cerita.
4.1.1.2 Hasil Nontes Siklus I Hasil penelitian nontes pada siklus I ini diperoleh dari hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto. Hasil nontes siklus I dipaparkan sebagai berikut: 4.1.1.2.1 Hasil Observasi Siklus I Pengambilan data observasi diambil atau dilakukan selama proses pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Kramat. Penggambilan data observasi bertujuan untuk mengetahui respon perilaku siswa dalam menerima pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri. Tabel 10. Presentase Hasil Observasi Siklus I No 1.
Aspek yang diobservasi Memperhatikan penjelasan guru
Frekuensi
Presentase %
24
70,58
55
2.
Minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran 26
76,47
24
70,58
28
82,35
17
50
6
17,64
menulis naskah drama. 3.
Kesungguhan dan keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran
4.
Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru.
5.
Keaktifan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.
6.
Mengeluh saat diberi tugas menulis naskah drama Berdasarkan data pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa siswa yang memperhatikan penjelasan guru sebanyak 24 siswa atau sebesar 70,58%. Sedangkan siswa yang minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran menulis naskah drama 26 siswa atau sebesar 76,47%. Siswa yang memiliki kesungguhan dan keantusiasan dalam mengikuti pembelajaran 24 siswa atau sebesar 70,58%. Sedangkan siswa yang tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru 28 siswa atau sebesar 82,35%. Sedangkan keaktifan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung 17 siswa atau sebesar 50%. Untuk siswa yang mengeluh saat diberi tugas menulis naskah drama 6 siswa atau sebesar 17,64%. Berdasarkan pengamatan di atas secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa perilaku kurang baik masih menonjol, siswa belum maksimal dalam menerapkan media dan teknik yang digunakan saat pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu pada siklus II perlu diperbaiki kembali agar lebih meningkat.
56
4.1.1.2.2 Hasil Jurnal Siklus I Hasil jurnal pada pembelajaran siklus I ada 2 macam yaitu jurnal siswa dan guru. Berikut uraian hasil jurnal siswa dan guru pada siklus I. 4.1.1.2.2.1 Hasil Jurnal Siswa Siklus I Berdasarkan jurnal siswa, sebagian besar siswa menyatakan bahwa media dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis naskah drama sudah tepat, menarik dan mudah dipahami karena penjelasan yang diberikan secara jelas dan terperinci sehingga siswa tidak mengalami kesulitan. Mereka menyatakan bahwa menulis naskah drama sangat menyenangkan dan menarik karena mampu menambah wawasan dan pengetahuan mereka tentang menulis naskah drama. Mereka juga berpendapat bahwa pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri menyenangkan dan memberi manfaat yaitu mampu membuat naskah drama dengan mudah. Mereka juga menyatakan bahwa melalui kegiatan menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri menabah wawasan, pengetahuan, hiburan, dan pengalaman. Siswa menyatakan bahwa pengalaman baru yang didapat karena siswa mengetahui tentang drama, mengetahui langkahlangkah menulis naskah drama dengan mudah, mengetahui bagian-bagian naskah drama, dan mereka menjadi lebih kreatif dalam menulis naskah drama. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, peneliti menilai bahwa pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dan
57
teknik pengandaian diri adalah kegiatan yang bermanfaat bagi sebagian besar siswa. 4.1.1.2.2.2 Hasil Jurnal Guru Siklus I Jurnal guru ini berisi kumpulan pendapat dan kejadian yang dapat ditangakap guru selama proses pembelajaran berlangsung. Respon siswa terhadap pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri cukup baik. Sebagian besar siswa tertarik dan senang terhadap pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri. Namun demikian, masih ada sebagian kecil siswa yang masih kurang bermminat dan semangat untuk mengikuti pembelajaran. Mereka menyatakan kurang suka menulis naskah drama karena menganggap media dan teknik yang digunakan membinggungkan. Siswa yang kurang berminat terlihat jelas menunjukkan perilaku malas dan tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh pada saat guru memberikan penjelasan materi, siswa cenderung lebih suka bercerita dengan temannya dan bahkan ada yang asik dengan kegiatannya sendiri saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil jurnal guru yang telah disusun berdasarkan aspek-aspek yang telah ditulis dalam jurnal,aspek-aspek tersebut yaitu (1) bagaimana kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri, (2) bagaimana keaktifan siswa dalam melakukan proses menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri, (3) bagaimana tanggapan siswa terhadap
58
proses menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri, (4) bagaimana perubahan perilaku siswa pada saat pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri, (5) bagaimana tanggapan siswa terhadap tugas
saat
pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri. Berdasarkan data yang diperoleh dari aspek tersebut dapat diketahui bahwa pada awal pembelajaran belum semua siswa siap mengikuti pembelajaran menulis naskah drama karena siswa belum paham. Terbukti pada saat pembelajaran dimulai masih ada siswa yang berbicara dengan teman dan tidak mendengarakan penjelasan dari guru. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas sudah dapat dikatakan baik dan siswa aktif dalam melaksanakan apa yang telah ditugaskan guru. Walaupun tidak semua siswa aktif dan hanya beberapa siswa yang sering bertanya, masih ada juga siswa yang pasif. Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri cukup baik. Sebagian besar siswa nampak senang dan bersemangat ketika guru melaksanakan pembelajaran apalagi saat guru membagikan media gambar berseri sehingga pada saat memberikan tugas, siswa berusaha untuk mengerjakan dengan sebaikbaiknya. Namun demikian masih ada juga sebagian kecil siswa yang kurang antusias dan kurang semangat ketika diberi tugas.
59
Berikut merupakan gambar-gambar selama proses pembelajaran menulis naskah drama berlangsung. 4.1.1.2.3 Hasil Dokumentasi Siklus I Dokumentasi pada siklus I ini berupa foto yang diambil selama pembelajaran siklus I berlangsung.
Gambar 1. Aktivitas Awal Pembelajaran Menulis Naskah Drama Siklus I Gambar 1 menunjukkan kegiatan saat awal pembelajaran. Pada gambar diatas tampak guru sedang melakukan kegiatan apersepsi atau mempersiapkan pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri. Siswa tidak merasa takut dan tegang ketika diajar oleh guru, mereka merasa lebih tenang dan santai. Sebagaian besar siswa mengikuti
60
pembelajaran dengan baik. Walaupun ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru.
Gambar 2. Aktivitas Guru Saat Menjelaskan Pembelajaran dengan Teknik Pengandaian Diri dan Mengelompokkan Siswa dalam Beberapa Kelompok Pada gambar diatas menunjukkan guru sedang menjelaskan pembelajaran menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri, kemudian guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok. Sebagian besar siswa paham
dengan maksud dan tujuan pembelajaran menggunakan
pengandaian diri.
teknik
61
Gambar 3. Aktivitas Pada Saat Guru Menjelaskan Materi tentang Drama Gambar tersebut menunjukkan guru sedang menjelaskan materi yang berkaitan dengan drama. Sebagian besar siswa memperhatikan dengan baik penjelasan-penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Walaupun masih ada sebagian kecil dari siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, berbicara dengan temannya.
Gambar 4. Kegiatan Siswa saat Mengamati Gambar Berseri
62
Gambar tersebut menunjukkan aktivitas siswa sedang mengamati gambar berseri. Pada gambar tersebut, terlihat siswa senang dan antusias mengamati gambar berseri yang dibagikan oleh guru. Sebagian besar siswa terlihat serius mengamati gambar berseri untuk memperoleh tema yang terkandung dalam gambar berseri. Walaupun masih ada sebagian kecil siswa tidak sungguh-sungguh mengamati gambar.
Gambar 5. Kegiatan Siswa Menulis Naskah Drama Gambar tersebut memperlihatkan pada saat siswa menulis naskah drama. Setelah siswa mengamati gambar berseri, siswa diperintahkan guru untuk mencari tema yang terdapat dalam gambar berseri tersebut. Kemudian siswa menulis naskah drama dengan memperhatikan unsur-unsur drama.
63
4.1.1.2.4 Hasil Wawancara Siklus I Kegiatan wawancara dilakukan setelah pembelajaran siklus I selesai. Sasaran wawancara ada enam orang siswa yang terdiri dari dua siswa yang memperoleh nilai baik, dua siswa yang memperoleh nilai cukup, dan dua siswa yang memperoleh nilai kurang. Dalam wawancara ini ada lima pertanyaan yaitu (1) Apakah anda tertarik dalam pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri, (2) apakah anda mampu memahami penjelasan yang diberikan, (3) kesulitan apa yang Anda alami dalam menulis naskah drama dengan menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri, (4) Apakah Anda merasa senang dan tertarik dengan media dan teknik yang berikan, (5) pengalaman baru apa yang Anda rasakan selama mengikuti proses pembelajaran. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik mengatakan tidak sulit dalam menulis naskah drama, karena mereka lebih mudah menentukan tema dengan mencari tema yang terdapat dalam gambar yang diberikan. Kesulitan yang mereka alami yaitu kurang mampu menempatkan karakter tokoh dan menuangkannya dengan kata-kata yang sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan. Mereka mengatakan dengan pembelajaran teknik pengandaian diri, lebih memudahkan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menulis naskah drama karena bisa mengandaikan dirinya sebagai tokoh yang ada dalam cerita selain itu juga bisa bertukar pikiran dengan teman satu kelompok, meskipun pada akhirnya tugas menulis naskah drama yang diberikan oleh guru bersifat individu.
64
Dari keenam siswa yang mendapat nilai baik, sedang, dan kurang. Mereka lebih senang menerapkan penggunaan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri dalam pembelajaran menulis naskah drama karena dengan adanya media gambar lebih mudah menentukan tema dengan mencari tema yang terdapat dalam gambar yang dilihat dan pembelajaran teknik pengandaian diri, lebih memudahkan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menulis naskah drama karena bisa bertukar pikiran dengan teman satu kelompok. Satu diantara mereka yang mendapatkan nilai terendah mengatakan kurang mampu memahami karena kurang tertarik dengan menulis naskah drama. Hal tersebut memang diakui karena siswa tersebut tidak suka dengan menulis atau mengarang dan selama proses pembelajaran berlangsung tidak memperhatikan, sehingga kurang paham dengan penjelasan yang diberikan oleh guru dan kurang tertarik. 4.1.1.3 Refleksi Hasil Penelitian Siklus I Hasil tes menulis naskah drama siswa pada siklus I adalah 55,2%. Hasil tersebut sudah cukup memenuhi target yang diharapkan, namun hasil tersebut diharapkan dapat lebih bagus dan meningkat lagi pada siklus II nanti. Rincian hasil naskah drama siswa, yaitu aspek kesesuaian naskah drama dengan tema mencapai rata-rata 11,29% dengan kategori baik, aspek keterpaduan penggunaan alur mencapai rata-rata 12,97% dengan kategori cukup, aspek kejelasan penampilan tokoh dan penokohan mencapai rata-rata 13% dengan kategori baik, aspek kejelasan penampilan latar/setting mencapai rata-rata 11,29% dengan kategori baik, aspek bahasa mencapai rata-rata 10,59% dengan kategori cukup.
65
Proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus I secara keseluruhan sudah cukup baik. Hal tersebut terlihat dari perilaku siswa ketika pembelajaran berlangsung, yaitu siswa memberikan respon yang baik terhadap pembelajaran berupa perhatian dan pelaksanaan intruksi dari guru. Perilaku yang sudah baik tersebut akan peneliti pertahankan dengan memberikan pembelajaran yang lebih maksimal pada siklus II. Walaupun secara umum pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sudah cukup baik, peneliti tetap masih menemukan beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Kekurangan tersebut terjadi pada perilaku sebagian kecil siswa yang masih kurang serius dalam mengikuti pembelajaran, seperti siswa yang tidak mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan bercanda ketika bekerja kelompok. Adanya perilaku siswa yang masih kurang baik dalam pembelajaran pada siklus I akan diusahakan untuk tidak terjadi lagi pada pembelajaran siklus II. Adapun usaha yang akan dilakukan peneliti untuk meminimalkan perilaku kurang baik tersebut, antara lain (1) peneliti akan memberikan materi dengan lebih jelas, (2) peneliti akan memberikan perhatian lebih terhadap siswa-siswa yang berperilaku kurang baik, (3) peneliti akan lebih tegas terhadap siswa yang berperilaku kurang baik, dan (4) peneliti akan lebih intensif mencermati dan memantau siswa ketika siswa sedang mengerjakan tugas menulis naskah drama. Berdasarkan hasil tes keterampilan menulis naskah drama pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kramat pada siklus I dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis naskah drama sudah cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata kelas yang mencapai yang termasuk dalam kategori cukup, namun ada
66
beberapa siswa yang nilainya kurang dari KKM yang telah ditentukan, yaitu 75. Belum tercapainya nilai beberapa siswa sesuai KKM dikarenakan masih adanya sebagian siswa yang kurang serius dalam mengikuti pembelajaran menulis naskah drama. Berdasarkan wawancara juga diketahui bahwa beberapa siswa tidak suka dengan pembelajaran menulis naskah drama karena dianggap sulit, merasa tidak berbakat, dan membosankan. Hal ini berimbas pada kurang bersemangatnya siswa ketika pembelajaran menulis naskah drama sehingga berpengaruh terhadap kemampuan dan nilai siswa. Permasalahan tersebut di atas perlu dicarikan solusi agar semua siswa mencapai target rata-rata kelas minimal 75 dapat tercapai. Hal ini dilakukan agar pembelajaran menulis naskah drama menjadi lebih baik dan keterampilan menulis naskah drama siswa menjadi meningkat. Untuk menentukan solusi yang tepat terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi, peneliti melakukan hal-hal, antara lain (1) merefleksi hasil menulis naskah drama siswa dengan menganalisis kekurangan-kekurangan siswa dalam menulis naskah drama, (2) mempelajari hasil data nontes untuk mengetahui keadaan, keinginan, dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis naskah drama pada siklus I yang telah dilaksanakan, (3) mempelajari kekurangan-kekurangan yang peneliti lakukan pada pembelajaran menulis naskah drama pada siklus I, dan (4) menyusun ulang rencana pelaksanaan pembelajaran untuk siklus II dengan memperbaiki segala kekurangan yang telah terjadi pada pembelajaran siklus I. Berdasarkan analisis terhadap kekurangan-kekurangan yang terjadi, peneliti menemukan beberapa kekurangan, yaitu (1) kekurangan siswa dalam
67
menulis naskah drama, seperti, kesulitan menjalin konflik, kesulitan menuliskan kata-kata dalam dialog, kurang jelas dalam menampilkan latar, dan kesulitan dalam menulis naskah drama sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama dengan benar, (2) kekurangan peneliti dalam memberikan materi pembelajaran ,seperti peneliti masih kurang jelas dalam menjelaskan materi mengenai menulis naskah drama dan peneliti kurang tegas dalam menghadapi perilaku siswa yang kurang serius terhadap pembelajaran. Adapun solusi yang akan dilakukan peneliti terhadap kekurangan-kekurangan yang terjadi, antara lain (1) peneliti akan menjelaskan ulang materi mengenai naskah drama dengan lebih jelas lagi agar siswa paham terhadap materi yang disampaikan, (2) peneliti akan lebih intensif menjelaskan materi yang belum dikuasai siswa, dan (3) peneliti akan lebih tegas terhadap perilaku siswa yang kurang baik. Dengan beberapa perbaikan tersebut, pada pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri berikutnya, diharapkan perilaku positif siswa yang mendukung pelaksanaan pembelajaran yang efektif pada hasil nontes akan semakin meningkat. Begitu juga dengan hasil tes siswa, diharapkan mampu mencapai hasil yang lebih baik sesuai dengan harapan guru. 4.1.1.4 Perubahan Perilaku Siswa setelah Mengikuti Pembelajaran Menulis Naskah Drama Menggunakan Teknik Pengadaian Diri dengan Media Gambar Berseri Siklus I Hasil perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis naskah drama menggunakan teknik pengadaian diri dengan media gambar berseri dapat
68
dilihat berdasarkan hasil penelitian nontes siklus I, yaitu pada hasil data observasi siklus I. Hasil observasi pada siklus I dilaksanakan selama pembelajaran menulis naskah drama menggunakan teknik pengadaian diri dengan media gambar berseri pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kramat berlangsung. Aspek yang diamati dalam observasi ini meliputi perilaku yang ditunjukkan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data selengkap mungkin untuk mengetahui perilaku yang ditunjukkan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Aspek yang menjadi sasaran dalam kegiatan observasi adalah (1) Memperhatikan penjelasan guru, (2) Minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran menulis naskah drama, (3) Kesungguhan dan keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran, (4) Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru, (5) Keaktifan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung, (6) Mengeluh saat diberi tugas menulis naskah drama. Perolehan nilai sebagai hasil observasi atau pengamatan terhadap perilaku siswa kelas VIII A selama pembelajaran menulis naskah drama menggunakan teknik pengadaian diri dengan media gambar berseri akan dipaparkan sebagai berikut . Dalam aspek memperhatikan penjelasan guru saat berlangsung ada 24 siswa atau 70,58%, sedangkan aspek minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran menulis naskah drama ada 26 siswa atau 76,47%, aspek kesungguhan dan keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran ada 24 siswa atau 70,58%, aspek tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh
69
guru ada 28 siswa atau 82,35%, aspek keaktifan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung ada 17 siswa atau 50%, dan untuk aspek mengeluh saat diberi tugas menulis naskah drama ada 6 siswa atau 17,64%.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II Tindakan siklus II dilakukan karena pada siklus I pembelajaran keterampilan menulis naskah drama belum mencapai target yang diharapkan. Selain itu, masih terdapat perilaku siswa yang kurang mendukung pembelajaran. Perubahan perilaku dalam menulis naskah drama masih tergolong dalam kategori cukup, namun belum tampak perubahan yang berarti. Oleh karena itu, tindakan siklus II dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis naskah drama dan mengubah perilaku siswa dalam belajar ke arah yang lebih positif. Pada siklus II penelitian dilaksanakan dengan rencana dan persiapan yang lebih matang daripada siklus I. Tindakan siklus II ternyata dapat mengatasi masalah-masalah yang ada dalam pembelajaran siklus I. Hal ini dibuktikan dengan terdapatnya beberapa siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat baik. Selain meningkatnya hasil tes menulis naskah drama siswa, diikuti juga dengan perubahan perilaku siswa yang lebih aktif dan serius dalam mengikuti pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri. Hasil selengkapnya mengenai proses pembelajaran, data tes, dan data nontes pada siklus II diuraikan secara rinci berikut ini.
70
4.1.2.1 Hasil Tes Siklus II Hasil siklus II adalah hasil tes menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri yang kedua setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus I. Hasil menulis naskah drama ini didasarkan pada lima aspek yang harus diperhatikan dalam menulis naskah drama. Kelima aspek tersebut, meliputi (a) kesesuaian naskah drama dengan tema, (b) keterpaduan
penggunaan
alur,
(c)
kejelasan
penampilan
tokoh
dan
penokohan/perwatakan, (d) kejelasan penampilan latar/setting, (e) pilihan penggunaan bahasa. Jumlah siswa yang mengikuti tes siklus I adalah 34 siswa. Hasil menulis naskah drama menggunakan teknik pengandaian diri dengan media gambar berseri pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 11. Hasil Tes Menulis Naskah Drama Siklus II No
Kategori
Rentang
Frekuensi
Nilai
Bobot
Presentase
Skor
%
Keterangan
1
Sangat baik
85 – 100
1
86
2,94
X = 2555 : 34
2
Baik
75 – 84
29
2194
85,29
75,15
3
Cukup
65 – 74
4
275
11,76
(kategori
4
Kurang
3 – 64
-
-
-
baik)
34
2555
100
Jumlah
Data pada tabel 11 menunjukkan bahwa hasil tes keterampilan menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri mencapai jumlah nilai 2555 dengan rata-rata 75,15% dan termasuk dalam kategori baik. Dari 34 siswa, sebanyak 1 siswa atau 2,94% memperoleh rentang
71
skor antara 85-100 atau dalam kategori sangat baik dan mencapai ketuntasan, 29 siswa atau 85,29% memperoleh nilai dalam kategori baik dan tuntas dengan rentang skor 70-84, 4 siswa atau 11,76% memperoleh nilai cukup dengan rentang skor 55-70, dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai dalam kategori kurang atau tidak tuntas dengan rentang skor 0-64. Hasil tersebut merupakan jumlah skor lima aspek keterampilan menulis naskah drama yang telah diujikan, yaitu aspek (a) kesesuaian naskah drama dengan tema, (b) keterpaduan penggunaan alur, (c) kejelasan penampilan tokoh dan penokohan/perwatakan, (d) kejelasan penampilan latar/setting, (e), pilihan penggunaan bahasa. Penggambaran lebih jelas mengenai keterampilan menulis naskah drama pada siklus II dapat dilihat pada diagram berikut.
0%
Siklus II
12% 3% Sangat Baik Baik 85%
Cukup Kurang
Diagram 2 Hasil Tes Menulis Naskah Drama Siklus II Diagram diatas menggambarkan bahwa tes keterampilan menulis naskah drama kategori sangat baik dengan persentase 2,94%, kategori baik dengan persentase 85,29%, kategori cukup dengan presentase 11,76 dan kurang dengan persentase 0%.
72
4.1.2.1.1 Perolehan Skor Aspek Alur Hasil pengukuran kemampuan siswa dalam menulis naskah drama pada aspek keterpaduan penggunaan alur dapat ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 12.Perolehan Skor Aspek Alur No
Kategori
Rentang
Frekuensi
Nilai
Bobot
Presentase
Skor
%
Keterangan
1
Sangat baik
19-25
5
95
14,71
X = 602 : 34
2
Baik
13-18
29
507
85,29
17,71
3
Cukup
7-12
-
-
-
(kategori baik)
4
Kurang
1-6
-
-
-
34
602
100
Jumlah
Berdasarkan tabel tersebut maka dapat diketahui bahwa siswa cukup mampu dalam membuat keterpaduan penggunaan alur. Sejumlah 5 atau 14,71% siswa mampu membuat keterpaduan alur dalam naskah drama dengan sangat baik. Ada 29 atau 85,29% siswa yang dengan baik membuat keterpaduan alur dalam naskah drama. Selanjutnya, tidak ada siswa memperoleh nilai dengan kategori cukup dan kurang dalam membuat keterpaduan alur dalam naskah drama. 4.1.2.1.2 Perolehan Skor Aspek Tema Hasil pengukuran kemampuan siswa dalam menulis naskah drama pada aspek keterpaduan penggunaan alur dapat ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 13.Perolehan Skor Aspek Tema No
Kategori
Rentang Nilai
Frekuensi
Bobot
Presentase
Skor
%
Keterangan
73
1
Sangat baik
9-10
8
79
23,53
X = 287 : 34
2
Baik
7-8
26
208
76,47
8,44
3
Cukup
4-6
-
-
-
(kategori
4
Kurang
1-3
-
-
-
baik)
34
287
100
Jumlah
Data pada tabel tersebut siswa mampu dalam membuat kesesuaian antara naskah drama dengan tema cerita. Ada 8 atau sebanyak 23,53% siswa yang sangat baik dalam menyesuaikan naskah drama dengan tema cerita. Sebanyak 26 siswa atau sebesar 76,47% siswa yang mampu dengan baik menyesuaikan naskah, sedangkan untuk kategori cukup dan kurang tidak ada. Dari tabel di atas menunjukkan rata-rata skor yang dicapai dalam aspek tema sebesar 8,44%. 4.1.2.1.3 Perolehan Skor Aspek Tokoh dan Penokohan Hasil pengukuran kemampuan siswa dalam menulis naskah drama pada aspek keterpaduan penggunaan tokoh dan penokohan dapat ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 14.Perolehan Skor Aspek Tokoh dan Penokohan No
Kategori
Rentang Nilai
Frekuensi
Bobot
Presentase
Skor
%
Keterangan
1
Sangat baik
19-25
21
444
61,76
X = 675 : 34
2
Baik
13-18
13
231
38,24
19,85
3
Cukup
7-12
-
-
-
(kategori
4
Kurang
4 -6
-
-
-
sangat baik)
34
675
100
Jumlah
74
Data pada tabel tersebut siswa mampu dalam membuat kesesuaian antara naskah drama dengan tokoh dan penokohan dalam cerita. Ada 21 atau sebanyak 61,76% siswa yang sangat baik dalam menyesuaikan naskah drama dengan tokoh dan penokohan yang ada dalam cerita. Sebanyak 13 siswa atau sebesar 38,24% siswa yang mampu dengan baik menyesuaikan naskah, sedangkan untuk kategori cukup dan kurang tidak ada. Dari tabel di atas menunjukkan rata-rata skor yang dicapai dalam aspek tokoh dan penokohan sebesar 19,85%. 4.1.2.1.4 Perolehan Skor Aspek Bahasa Hasil pengukuran kemampuan siswa dalam menulis naskah drama pada aspek keterpaduan penggunaan bahasa dapat ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 15.Perolehan Skor Aspek Bahasa No
Kategori
Rentang Nilai
Frekuensi
Bobot
Presentase
Skor
%
Keterangan
1
Sangat baik
16-20
1
16
2,94
X= 429 : 34
2
Baik
11-15
33
413
97,06
12,62
3
Cukup
6-10
-
-
-
(kategori baik)
4
Kurang
1-5
-
-
-
34
429
100
Jumlah
Data pada tabel tersebut siswa mampu dalam membuat kesesuaian antara naskah drama dengan bahasa dalam cerita. Ada 1 atau sebanyak 2,94% siswa yang sangat baik dalam menyesuaikan naskah drama dengan bahasa cerita. Sebanyak 33siswa atau sebesar 97,06% siswa yang mampu dengan baik menyesuaikan naskah dengan bahasa dalam cerita, sedangkan untuk kategori
75
cukup dan kurang tidak ada. Dari tabel di atas menunjukkan rata-rata skor yang dicapai dalam aspek tema sebesar 12,62%. 4.1.2.1.5 Perolehan Skor Aspek Latar/Setting Hasil pengukuran kemampuan siswa dalam menulis naskah drama pada aspek keterpaduan penggunaan latar/setting dapat ditunjukkan pada tabel berikut
Tabel 16.Perolehan Skor Aspek Latar/Setting No
Kategori
Rentang Nilai
Frekuensi
Bobot
Presentase
Skor
%
Keterangan
1
Sangat baik
19-25
4
76
11,76
X = 562 : 34
2
Baik
13-18
30
486
88,24
16,53
3
Cukup
7-12
-
-
-
(kategori baik)
4
Kurang
1-6
-
-
-
34
562
100
Jumlah
Data pada tabel tersebut siswa mampu dalam membuat kesesuaian antara naskah drama dengan latar/setting cerita. Ada 4 atau sebanyak 11,76% siswa yang sangat baik dalam menyesuaikan naskah drama dengan latar cerita. Sebanyak 30 siswa atau sebesar 88,24% siswa yang mampu dengan baik menyesuaikan naskah dengan latar, sedangkan untuk kategori cukup dan kurang tidak ada. Dari tabel di atas menunjukkan rata-rata skor yang dicapai dalam aspek latar/setting sebesar 16,53%.
76
4.1.2.2 Hasil Nontes Siklus II Hasil penelitian nontes pada siklus II ini diperoleh dari hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto. Hasil nontes siklus II dipaparkan sebagai berikut : 4.1.2.2.1 Hasil Observasi Siklus I Pengambilan data observasi diambil atau dilakukan selama proses pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri pada siswa kelas VIII A SMP N 2 Kramat. Penggambilan data observasi bertujuan untuk mengetahui respon perilaku siswa dalam menerima pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri. Tabel 17. Presesntase Hasil Observasi Siklus II No
Aspek yang diobservasi
1.
Memperhatikan penjelasan guru
2.
Minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran menulis naskah drama.
3.
Kesungguhan dan keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran
4.
Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru.
5.
Keaktifan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.
6.
Mengeluh saat diberi tugas menulis naskah drama
Frekuensi
Presentase %
29
85,29
28
82,35
32
94,11
30
88,23
26
76,47
-
-
77
Berdasarkan data pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa siswa yang memperhatikan penjelasan guru sebanyak 29 siswa atau sebesar 85,29%. Sedangkan, siswa yang minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran menulis naskah drama 28 siswa atau sebesar 82,35%. Siswa yang memiliki kesungguhan dan keantusiasan dalam mengikuti pembelajaran 32 siswa atau sebesar 94,11%. Sedangkan siswa yang tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru 30 siswa atau sebesar 88,23%. Sedangkan keaktifan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung 26 siswa atau sebesar 76,47%. Untuk siswa yang mengeluh saat diberi tugas menulis naskah drama tidak ada. Berdasarkan pengamatan di atas secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa perilaku baik, siswa sudah maksimal dalam menerapkan media dan teknik yang digunakan saat pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, pada siklus II perlu diperbaiki kembali agar lebih meningkat. 4.1.2.2.2 Hasil Jurnal Siklus II Aspek yang ada dalam jurnal siklus II masih sama dengan aspek yang ada pada siklus I. Jurnal ini juga diisi setelah pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri pada siklus II selesai. Adapun hasil jurnal siklus II diuraikan sebagai berikut. 4.1.2.2.2.1 Hasil Jurnal Siswa Siklus II Berdasarkan jurnal siswa, sebagian besar siswa menyatakan bahwa media dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis naskah drama sudah
78
tepat, menarik, dan mudah dipahami karena penjelasan yang diberikan secara jelas dan terperinci sehingga siswa tidak mengalami kesulitan. Mereka berpendapat bahwa pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri menyenangkan dan memberi manfaat yaitu mampu membuat naskah drama dengan mudah. Mereka juga menyatakan bahwa melalui kegiatan menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri menambah wawasan, pengetahuan, hiburan, dan pengalaman. Siswa menyatakan bahwa pengalaman baru yang didapat karena siswa mengetahui tentang drama, mengetahui langkah-langkah menulis naskah drama dengan mudah, mengetahui bagian-bagian naskah drama, dan mereka menjadi lebih kreatif dalam menulis naskah drama. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, peneliti menilai bahwa pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri adalah kegiatan yang bermanfaat bagi sebagian besar siswa. 4.1.2.2.2.2 Hasil Jurnal Guru Siklus II Jurnal guru pada siklus II ini berisi kumpulan pendapat dan kejadian yang dapat ditangkap guru selama proses pembelajaran berlangsung. Respon siswa terhadap pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri baik. Sebagian besar siswa tertarik dan senang terhadap pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri
79
dan teknik pengandaian diri. Namun demikian, masih ada sebagian kecil siswa yang masih kurang berminat dan semangat untuk mengikuti pembelajaran. Mereka menyatakan kurang suka menulis naskah drama karena menganggap media dan teknik yang digunakan membinggungkan. Siswa yang kurang berminat terlihat jelas menunjukkan perilaku malas dan tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh pada saat guru memberikan penjelasan materi, siswa cenderung lebih suka bercerita dengan temannya dan bahkan ada yang asik dengan kegiatannya sendiri saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil jurnal guru yang telah disusun berdasarkan aspek-aspek yang telah ditulis dalam jurnal aspek-aspek tersebut yaitu (1) bagaimana kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri, (2) bagaimana keaktifan siswa dalam melakukan proses menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri, (3) bagaimana tanggapan siswa terhadap proses menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri, (4) bagaimana perubahan perilaku siswa pada saat pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri, (5) bagaimana tanggapan siswa terhadap tugas
saat
pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri. Berdasarkan data yang diperoleh dari aspek tersebut dapat diketahui bahwa pada awal pembelajaran belum semua siswa siap mengikuti pembelajaran menulis naskah drama karena siswa belum paham. Terbukti pada saat
80
pembelajaran dimulai masih ada siswa yang berbicara dengan teman dan tidak mendengarakan penjelasan dari guru. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas sudah dapat dikatakan baik dan siswa aktif dalam melaksanakan apa yang telah ditugaskan guru. Walaupun tidak semua siswa aktif dan hanya beberapa siswa yang sering bertanya, masih ada juga siswa yang pasif. Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri sudah baik. Sebagian besar siswa nampak senang dan bersemangat ketika guru melaksanakan pembelajaran apalagi saat guru membagikan media gambar berseri sehingga pada saat memberikan tugas, siswa berusaha untuk mengerjakan dengan sebaikbaiknya.
81
4.1.2.2.3 Hasil Dokumentasi Siklus II Pengambilan foto pada siklus II ini difokuskan pada proses pembelajaran menulis naskah drama. Berikut merupakan gambar-gambar selama proses pembelajaran menulis naskah drama pada siklus II berlangsung.
Gambar 6. Aktivitas Awal Pembelajaran Menulis Naskah Drama Siklus II
82
Gambar 6 menunjukkan kegiatan siswa saat awal pembelajaran. Pada gambar diatas tampak guru atau peneliti sedang melakukan apersepsi atau mempersiapkan pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri. Pada gambar tersebut terlihat siswa siap dan tenang saat pembelajaran akan dimulai. Gambar 7. Aktivitas Siswa Setelah Dikelompokkan ke dalam Beberapa Kelompok oleh Guru Pada gambar diatas menunjukkan aktivitas siswa setelah dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok. Siswa terlihat lebih serius dalam belajar, mereka lebih tenang atau tidak gaduh setelah dikelompokkan.
Gambar 8. Kegiatan Siswa Saat Mengamati Gambar Berseri Pada gambar 8 menunjukkan aktivitas siswa sedang mengamati gambar berseri. Pada gambar tersebut, terlihat siswa senang dan antusias mengamati gambar berseri yang telah dibagikan oleh guru. Sebagian besar siswa terlihat
83
serius mengamati gambar berseri untuk menentukan tema yang terkandung dalam gambar berseri.
Gambar 9. Kegiatan Siswa Saat Menjelaskan Tema yang Telah Ditemukan Pada gambar 9 menunjukkan aktivitas salah satu siswa sedang maju dan menjelaskan tema yang telah dikemukakan setelah mengamati gambar. Siswa tersebut terlihat percaya diri dalam menjelaskan tema. Guru atau peneliti dan siswa lain member tanggapan terhadap pendapat siswa tersebut.
84
Gambar 10 Kegiatan Siswa Saat Menulis Naskah Drama Pada gambar diatas memperlihatkan kegiatan siswa saat menulis naskah drama. Setelah mengamati gambar berseri, siswa diperintahkan oleh guru untuk menentukan tema yang terkandung dalam gambar berseri. Kemudian siswa menulis naskah drama dengan memperhatikan unsur-unsur drama. Siswa terlihat bergegas untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan sungguh-sungguh. Tidak ada lagi siswa yang menunjukkan perilaku negatif dalam menulis naskah drama pada siklus I. Semua siswa terlihat serius dalam menulis naskah drama. Hal ini merupakan peningkatan dari siswa yaitu adanya perubahan perilaku positif. 4.1.2.2.4
Hasil Wawancara Siklus II
Pada siklus II ini wawancara dilakukan setelah pembelajaran selesai. Sasaran wawancara ada enam orang siswa yang terdiri dari dua siswa yang memperoleh nilai sangat baik, dua siswa yang memperoleh nilai baik dan dua siswa yang memperoleh nilai cukup.
85
Dua siswa yang mendapat nilai sangat baik menyatakan bahwa dengan menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri dapat mempermudah siswa dalam menulis naskah drama. Dua siswa yang mendapat nilai dengan kategori baik mengemukakan bahwa mereka pernah mengalami kesulitan dalam menulis naskah drama, tetapi dengan menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri kesulitan tersebut bisa teratasi. Siswa mengalami kemudahan yaitu mampu menulis naskah drama dengan cepat dan baik, dengan penggunaan media gambar berseri mereka mudah menemukan tema yang dikembangkan menjadi sebuah naskah drama. Dua siswa yang mendapat nilai dengan kategori cukup mengatakan masih mengalami kesulitan karena bingung dalam menentukan dan mengembangkan tema yang terdapat dalam gambar supaya menjadi naskah drama. Mereka juga bingung dalam menentukan unsur-unsur naskah drama yang lainnya. Dengan menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri yang diterapkan guru dapat membantu siswa dalam proses penulisan naskah drama.
4.1.2.2.5
Refleksi Hasil Penelitian Siklus II
Pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri yang diterapkan guru sudah dapat diikuti dengan baik oleh siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa terlihat lebih siap untuk menerima penjelasan materi dari guru serta siswa lebih antusias dan lebih semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru atau peneliti.
86
Hal ini dikarenakan siswa sudah dapat materi menulis naskah drama satu babak dengan menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri. Berdasarkan hasil tes pada siklus II, keterampilan siswa dalam menulis naksah drama mengalami peningkatan dari nilai rata-rata dari siklus I. Pada siklus II sudah tidak ada siswa yang mendapat nilai kategori cukup dan kurang. Pada siklus I berikut nilai yang dicapai oleh siswa tiap aspek, aspek kesesuaian naskah drama dengan tema mencapai rata-rata 7,35% dengan kategori cukup baik, aspek keterpaduan penggunaan alur mencapai rata-rata 12,97% dengan
kategori
cukup
baik,
aspek
kejelasan
penampilan
tokoh
dan
tokoh/penokohan mencapai rata-rata 13% dengan kategori baik, aspek kejelasan penampilan latar/setting mencapai rata-rata 11,29% dengan kategori cukup, aspek bahasa mencapai rata-rata 10,59% dengan kategori cukup. Berdasarkan hasil tes siklus I, nilai rata-rata tes keterampilan menulis naskah drama dengan menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri mencapai 55,2% sedangkan pada siklus II nilai rata-rata tes siswa mencapai 75,15% dan mengalami peningkatan sebesar 19,95% dari siklus I. Hal ini berarti bahwa pencapaian nilai rata-rata klasikal telah mencapai bahkan melebihi batas minimal yaitu 75. Berdasarkan hasil observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto selama pembelajaran pada siklus II, siswa merespon positif terhadap pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri. Tingkah laku negatif seperti berbicara dengan teman, bermain
87
atau melakukan aktivitas sendiri saat kegiatan pembelajaran berlangsung, mengeluh pada saat diberi tugas menulis naskah drama sudah berkurang. Dengan diterapkannya stategi penggunaan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri dalam menulis naskah drama, siswa terlihat sangat tertarik. Kesulitan-kesulitan siswa dalam kegiatan menulis naskah drama dapat teratasi dengan baik, dan dapat mengerjakan tugas menulis naskah drama dengan baik. Situasi pada pembelajaran siklus II juga dapat lebih terkondisi dengan baik dan lebih tenang. Siswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Walaupun masih ada beberapa siswa yang berbicara dengan temannya pada saat peneliti menjelaskan materi tetapi masih dalam batas wajar. Sebagian besar siswa melaksanakan perintah guru dengan baik, yaitu tugas menulis naskah drama. Secara keseluruhan siswa menunjukkan bahwa mereka menyukai pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri. Siswa dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan, dan hiburan yang diterapkannya. Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat dikatakan bahwa pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri pada siklus II ini telah berhasil meningkatkan keterampilan menulis naskah drama siswa sehingga tidak perlu dilakukan penelitan siklus berikutnya.
88
4.2 Pembahasan Setelah melaksanakan analisis data tes dan nontes diperoleh hasil bahwa penggunaan media gambar berseri dan teknik pengamdaian diri dalam pembelajaran menulis naskah drama dapat meningkatkan ketrampilan menulis naskah drama satu babak. Pembahasan hasil penelitian mengacu pada pemerolehan skor yang dicapai siswa dalam tes ketrampilan menulis naskah drama dengan menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri meliputi alur, tokoh/penokohan, latar/setting, bahasa, dan tema. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap siklus I dan siklus II. Pada siklus I dan siklus II dilaksanakan pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri. 4.2.1 Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama Satu Babak Melalui Media Gambar Berseri Dengan Menggunakan Teknik Pengandaian Diri Pada Siswa Kelas VIII A SMPN 2 Kramat. Permasalahan
peningkatan
keterampilan
menulis
naskah
drama
menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri dapat dijawab melalui perolehan data secara kuantitatif untuk mengetahui peningkatan nilai rata-rata keterampilan menulis naskah drama melalui media gambar berseri dengan menggunakan teknik pengandaian diri dari tahap siklus I ke siklus II.
89
Pada kegiatan pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri siklus I terlihat bahwa ketrampilan siswa dalam menulis naskah drama belum memenuhi rata-rata klasikal yang ditentukan. Hasil tes menulis naskah drama pada siklus I mencapai 55,2%. Hasil pembelajaran menulis naskah drama pada siklus I belum memuaskan. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis naskah drama. Namun demikian pada hasil pembelajaran menulis naskah drama pada siklus II mengalami peningkatan dari hasil pembelajaran siklus I. Hasil tersebut dapat dilihat pada aspek penilaian yang disajikan pada tabel berikut. Tabel 18. Peningkatan Ketrampilan Menulis Naskah Drama Nilai rata-rata kelas No
Peningkatan
Aspek Penilaian Siklus I
Siklus II
Siklus I-II
%
1.
Alur
12,97
17,71
4,47
34,46
2.
Tema
7,35
8,44
1,09
14,83
3.
Tokoh / Penokohan
13
19,85
6,85
52,69
4.
Bahasa
10,59
12,62
2,03
19,17
5.
Latar / setting
11,29
16,53
5,39
47,74
55,2
75,15
19,95
Jumlah Presentase
36,14
90
Data tabel 18 diatas merupakan hasil rekapitulasi hasil tes keterampilan menulis naskah drama siklus I dan siklus II. Uraian tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut. Hasil tes menulis naskah drama pada siklus I mencapai rata-rata sebesar 55,2% atau dalam kategori cukup karena rentang nilai 55-69. Dengan demikian nilai tersebut belum memenuhi nilai rata-rata yang ditentukan yaitu 75. Nilai tersebut merupakan jumlah dari nilai beberapa aspek penilaian menulis naskah drama. Pada aspek alur mencapai 12,97, aspek tema sebesar 7,35, aspek tokoh/penokohan mencapai 13, aspek bahasa sebesar 10,59, dan aspek latar/ setting 11,29. Ketrampilan siswa dalam menulis naskah drama termasuk dalam kategori cukup baik. Hasil tes menulis naskah drama pada siklus II mencapai nilai rata-rata sebesar 75,15 atau dalam kategori baik karena berada dalam rentang 70-84. Dengan demikian nilai tersebut sudah memenuhi rata-rata yang ditentukan yaitu 75. Nilai tersebut merupakan jumlah dari nilai beberapa aspek penilaian. Pada aspek alur nilai yang dicapai sebesar 17,71 atau dalam kategori baik dan mengalami peningkatan 4,47 atau 34,46% dari nilai rata-rata siklus I, aspek tema 8,84 atau dalam kategori baik mengalami peningkatan 1,09 atau 14,84%, aspek tokoh/penokohan 19,85 atau dalam kategori baik mengalami peningkatan 6,85 atau 52,69%, aspek bahasa 12,62 atau dalam kategori baik dan mengalami
91
peningkatan 2,03 atau 19,17%, dan aspek latar/setting 16,53 dalam kategori baik mengalami peningkatan 5,39 atau 47,74%.
4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa Kelas VIII A SMPN 2 Kramat Setelah Mengikuti Pembelajaran Menulis Naskah Drama Menggunakan Teknik Pengadaian Diri dengan Media Gambar Berseri Perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajara menulis naskah drama dengan menggunaka media gambar berseri dan teknik pengandaian diri diuraikan sebagai berikut. Berdasarkan hasil nontes pada siklus I yaitu melalui observasi, kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri belum terlihat, sikap siswa dalam menerima materi pembelajaran juga belum fokus. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang kurang memperhatikan dan masih berbicara dengan temannya, ada juga yang sibuk sendiri dan kurang bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Pada siklus II sudah terlihat perubahan perilaku siswa. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan sikap siswa dalam menerima pembelajaran sudah mulai fokus, sebagian besar siswa mencatat materi yang telah disampaikan oleh guru sehingga dalam pembelajaran siklus II ini sudah dapat dikategorikan baik. Pada pembelajaran menulis naskah drama siklus II sudah ada peningkatan
92
perubahan perilaku siswa kea rah yang positif yang sangat berarti. Terbukti dengan hanya ada beberapa siswa saja yang kurang berkonsentrasi pada saat pembelajaran. Pada siklus II ini juga siswa terlihat lebih tertib dibandingkan pada siklus I. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa siswa senang dan tertarik dengan pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan media gambar media gambar berseri dan teknik pengandaian diri. Siswa juga dapat memperoleh manfaat dari pembelajaran menulis naskah drama yaitu menambah pengetahuan dan dapat menyalurkan ide-ide kreatifnya ke dalam naskah drama sekaligus mendapatkan hiburan dengan variasi gambar. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis naskah drama dengan menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri mampu meningkatkan ketrampilan siswa dalam menulis naskah drama. Selain itu, pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri juga mampu merubah perilaku siswa kea rah yang lebih baik atau positif dalam pembelajaran.
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini, simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Berdasarkan hasil data tes, terjadi peningkatan keterampilan menulis naskah drama setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri. Peningkatan keterampilan menulis naskah drama tersebut diketahui dari hasil siklus I dan siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata kelas 55,2 dan dalam kategori kurang. Pada siklus II, nilai rata-rata yang dicapai sebesar 75,15 termasuk dalam kategori baik. Hasil tes siklus II menunjukan bahwa dari 34 siswa, siswa tuntas dan siswa belum tuntas karena belum mencapai kriteria ketuntasan, yaitu 75. Adapun keterampilan menulis naskah drama siswa satu babak pada siswa kelas VIII A SMPN 2 Kramat mengalami peningkatan dari siklus I sebanyak 19,55 poin atau sebesar 36,14% setelah mengikuti pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dan teknik pengandaian diri. 2) Berdasarkan hasil data nontes, terjadi perubahan positif pada perilaku siswa terhadap pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar berseri dengan teknik pengandaian diri. Perubahan tersebut yaitu terlihat dari semangat dan keseriusan siswa dalam melaksanakan kegiatan menulis naskah drama dan mengikuti pemebelajaran dengan sangat baik. 93
94
Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, serta siswa menjadi lebih senang dana antusisas dalam kegiatan menulis naskah drama dengan menggunakan media gambar beseri dengan teknik pengandaian diri. Selain itu hasil dapat diperoleh dari observasi yang dilakukan. Adapun aspek yang diobservasi ada dua belas aspek, antara lain (1) Memperhatikan penjelasan guru, (2) Minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran menulis naskah drama, (3) Kesungguhan dan keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran, (4) Tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru, (5) Keaktifan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung, (6) Mengeluh saat diberi tugas menulis naskah drama. Setelah dilakukan pembelajaran, sebagian besar siswa sudah memperhatikan penjelasan guru pada saat berlangsung. Siswa yang semula kurang aktif dalam menjawab pertanyaan menjadi aktif dan tidak malu bertanya ketika mengalami kesulitan. Siswa yang pada awalnya kurang serius dalam pembelajaran menulis naskah drama menjadi serius dan semangat dalam menulis naskah drama.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa ketrampilan menulis naskah drama siswa dapat ditingkatkan. Pembelajaran menulis naskah drama menggunakan media gambar beseri dengan teknik pengandaian diri telah mampu meningkatkan ketrampilan siswa dalam menulis naskah drama.
95
Peneliti berharap para guru bahasa dan sastra Indonesia dapat menerapkan media dan metode pembelajaran menulis naskah drama yang dipakai peneliti sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan ketrampilan siswa dalam menulis kreatif naskah drama.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. dkk. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensino. Aminuddin dan Roekhan. 2003. Apresiasi Drama. Jakarta. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arlina. 2008. “Peningkatan Ketrampilan Menulis Naskah Drama Dengan Metode Peta Pikiran Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 4 Pemalang”.Skripsi Universitas Negeri Semarang. Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Babirin, Rahminah, Teori dan Apresiasi Prosa Fiksi. Semarang: IKIP Press. Darsono, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV IKIP Semarang. Endraswara, Suwardi. 2003. Membaca, Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Menulis,
Mengajarkan
Sastra.
Jabrohim. 2001. Metedologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia. Jamaludin. 2003. Problematika Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: Adi Cita Karya Nusa Keraf, Gorys.1966. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Kutha Ratna, Nyoman. 2004. Teori, Metode, dan Teknik penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Lestari. 2009. “Peningkatan Ketrampilan Menulis Naskah Drama dengan Tekniki Meneruskan Cerita dari Komik Strip siswa kelas VII A Mts Subulus Salam Sumberagung Grobogan Tahun Ajaran 2008 / 2009”. Skripsi Universitas Negeri Semarang.
96
97
Mandiri, Yuka. 2010. ”Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi dengan Pemanfaatan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas VIID SMP Negeri 2 Sawit tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi Universitas Negeri Semarang. Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nurhayati. 2000. Pembelajaran Menulis. Jurnal Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran . Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional. Rahmawati. 2010. “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas X SMA Al- Islam 3 Surakarta”. SkripsiUniversitas Muhammadiyah Surakarta. Roekhan. 1991. Menulis Kreatif. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh. Romadhasari. 2009. “Peningkatan Ketrampilan Menulis Naskah Drama Satu Babak Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 3 Rembang dengan Media Kartu Gambar Melalui Teknik Picture and Picture”. Skripsi Universitas Negeri Semarang. Rosidah. 2007. “Peningkatan Ketrampilan Menulis Naskah Drama Melalui Media Film Bisu Siswa Kelas VIII C SMP Negeri Pecangaan Jepara”. Skripsi Universitas Negeri Semarang. Sadiman, Arief, dkk. 2002. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka. Sayuti, Suminto A. 2002. Pengembangan Keterampilan Menulis. Makalah. Disajikan dalam Lokakarya Nasional. Membaca Menulis Bagi Guru SLTP Semarang, 3-14 Juli. Schramm, W. 1977. Big Media Little Media. London. Sage Publication. Setiasih. 2007.“Peningkatan Ketrampilan Menulis Naskah Drama Satu Babak Dengan Teknik Pelatihan Terbimbing dan Media VCD Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 3 Ungaran”. Skripsi Universitas Negeri Semarang. Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo. Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Intan Pariwara. Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
98
Subyantoro dan hartono, bambang 2003. Pengembangan kemampuan berbahasa (pembelajaran Ketrampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis) bahan pelatihan Terintegrasi. Semarang. Unnes. Press. Suharianto. 2005. Dasar-dasar Teori Sastra. Semarang. Rumah Indonesia.Unnes. Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1998. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia. Sumardi, Muljanto. 1992. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan. Surimiharja. 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Surakarta: Widya Duta. Susparni.2007.“Peningkatan Ketrampilan Menulis Naskah Drama Melalui Teknik Pemberian Tugas Dengan Media Teks Lagu Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Bumijawa Tegal” Skripsi Universitas Negeri Semarang. Suyatno dan Hasanuddin. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC. Suyitno.1985. Teknik Pengajaran Apresiasi Sastra dan Kemampuan Bahasa Yogyakarta: Hanindita. Tarigan, Henry Guntur. 1983. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa Waluyo, Herman J. 2003. Drama, Teori, dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita Grama Widya. Wiyanto, Asul. 2002. Terampil Bermain Drama. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Wiyanto, Asul. 2005. Kesusastraan Sekolah Penunjang Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP dan SMA. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Nama Sekolah
: SMP N 2 Kramat
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: VIII / 1
Standar Kompetensi
: 8. Mengungkapkan pikiran dan perasaan melaui kegiatan menulis kreatif naskah drama
Kompetensi Dasar
: 8.1 Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide
Indikator
: 1. Siswa mampu menjelaskan hakikat naskah drama 2. Siswa mampu menentukan unsur-unsur dalam drama 3. Siswa mampu menerapkan unsur-unsur drama dalam penulisan naskah drama 4. Siswa mampu membuat kerangka naskah drama dengan memperhatikan unsur-unsur dalam drama dan keaslian ide 5. Siswa mampu menulis naskah drama
Alokasi waktu
: 4 x 40 menit ( 2x pertemuan )
A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Siswa dapat menjelaskan hakikat naskah drama
2.
Siswa dapat menentukan unsur-unsur dalam drama
3.
Siswa dapat menerapkan unsur-unsur drama kedalam penulisan naskah drama 99
100
4.
Siswa dapat membuat kerangka naskah drama dengan memperhatikan unsur-unsur dalam drama dan keaslian ide
5.
Siswa mampu menulis naskah drama KARAKTER - Rasa ingintahu - Bertanggungjawab - Mandiri - Percayadiri - Kreatif
B. MATERI PEMBELAJARAN 1. Hakikat Naskah Drama 2. Unsur-unsur naskah drama meliputi: a. Tema dan amanat
e.Dialog
b. Tokohdanpenokohan
f. Bahasa
c. Alur d. Latar 3. Proses menulis naskah drama a. Menentukan tema b. Menentukan latar naskah drama c. Menentukan tokoh dan penokohan d. Membuat kerangka naskah drama e. Membuat naskah drama dengan mengembangkan kerangka yang telah dibuat sesuai kaidah penulisan naskah drama.
C. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN No
Kegiatan Pembelajaran
Metode/teknik
waktu
Tanya jawab
5 menit
Pertemuan Pertama 1
Kegiatan Awal 1. Guru
menyampaikan
pembelajaran
tujuan
101
2. Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan tanya jawab
mengenai
kegiatan
menulis naskah drama
2
Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Siswa secara berkelompok yang
Diskusi
beranggotakan 4 - 5 siswa 2. Guru
menyuguhkan
gambar
berseri untuk siswa, dan tiaptiap siswa mencermatinya
Elaborasi 3. Siswa
mendeskripsikan
pada
gambar, lalu merumuskan unsurunsur naskah drama yakni tema, tokoh/penokohan, dialog, alur cerita, dan setting pada Lembar Kerja (LK) 1
Konfirmasi 1. Secara bergantian, perwakilan kelompok mengutarakan hasil pekerjaannya dengan bimbingan guru 2. Siswa
lain
penilaian pada LK 2
memberikan
Inkuiri
70 menit
102
3. Guru memberikan penguatan 4. Simpulan oleh guru dan siswa 5. Siswa mengubah gambar berseri yang
telah
didiskusikan
ke
dalam sebuah naskah drama 6. Guru memberikan tugas pada tiap siswa untuk menulis naskah drama pada LK 3
Penugasan
5 menit
Kegiatan Akhir 1. Guru dan siswa menyimpulkan 3
materi pembelajaran 2. Guru dan siswa merefleksi hasil pembelajaran
10 menit
3. Guru melakukan evaluasi 4. Guru menginstruksikan siswa untuk
melanjutkan
tugasnya
menulis naskah drama sebagai bentuk
tindak
pembelajaran
lanjut yang
dari telah
dilaksanakan 65 menit
Pertemuan Kedua Kegiatan Awal 1. Guru 1
menyampaikan
tujuan
pembelajaran 2. Guru mengaitkan materi yang akan
dibahas
dengan
tanya
jawab mengenai naskah drama yang telah ditulis Kegiatan Inti Eksplorasi
103
1. Siswa 2
mempersiapkan
tugas
yang telah dikerjakan 2. Siswa
menukarkan
pekerjaannya
dengan
Demonstrasi hasil teman
Inkuiri
lainnya dipandu oleh guru 3
3. Guru memberikan rambu-rambu penilaian kepada siswa sebagai acuan dalam penilaian penulisan naskah drama milik temannya
Elaborasi 1. Siswa
menilai
tugas
teman
lainnya dengan memperhatikan rambu-rambu
penilaian
yang
diberikan oleh guru
Konfirmasi 1. Guru menunjuk siswa secara acak
untuk
analisis
menyampaikan
penilaian
dan
pembenarannya terhadap tugas temannya yang dipegang 2. Guru memberikan penguatan Kegiatan Akhir 1. Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran 2. Guru dan siswa merefleksi hasil pembelajaran 3. Guru melakukan evaluasi 4. Guru memotivasi siswa untuk selalu berkarya.
5 menit
104
D. METODE PEMBELAJARAN 1. Inkuiri 2. Tanya jawab 3. Demonstrasi 4. Diskusi E. MEDIA PEMBELAJARAN 1. Gambar berseri 2. Buku Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VIII terbitan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional F. PENILAIAN 1. Teknik
: Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen
: Rubrik
3. Soal /Instrumen
:
a. Susunlah kerangka naskah drama berdasarkan cerita yang sudah kamu pilih! b. Kembangkan kerangka naskah drama menjadi naskah drama!
105
Rubrik Penilaian Menulis Naskah Drama: Tabel 1.SkorPenilaianTesMenulisNaskah Drama
No
Aspek Penilaian
Skor Maksimal
1
Alur atau plot
25
2
Tokoh dan penokohan
25
3
Latar atau setting
20
4
Bahasa
20
5
Tema
10
Tabel 2. Aspek Menulis Naskah Drama
No 1.
Aspek
Rentang
Penilaian
Skor
Alur
19-25
Kriteria e. Alur yang digunakan sangat mendukung
Kategori Sangat baik
adanya konflik 13-18
f. Alur yang digunakan mendukung adanya
Baik
konflik 7-12
g. Alur yang digunakan cukup mendukung adanya Cukup konflik
1-6
h. Alur yang digunakan kurang mendukung
Kurang
adanya konflik Penokohan
Latar /
19-25
e. Karakter tokoh yang ditampilkan sangat jelas
Sangat baik
13-18
f. Karakter tokoh yang ditampilkan jelas
Baik
7-12
g. Karakter tokoh yang ditampilkan cukup jelas
Cukup
1-6
h. Karakter tokoh yang ditampilkan kurang jelas
Kurang
e. Penerapan latar, waktu, tempat, dan suasana
Sangat baik
16-20
106
sangat jelas dan tepat
Setting 11-15
f. Penerapan latar, waktu, tempat, dan suasana
Baik
jelas dan tepat 6-10
g. Penerapan latar, waktu, tempat, dan suasana
Cukup
cukup jelas dan tepat 1-5
h. Penerapan latar, waktu, tempat, dan suasana
Kurang
kurang jelas dan tepat Bahasa
16-20
e. Bahasa yang digunakan sangat sesuai dengan
Sangat baik
tiap-tiap karakter tokoh yang berbeda
11-15
f. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tiap-tiap
Baik
karakter tokoh yang berbeda
6-10
g. Bahasa yang digunakan cukup sesuai dengan
Cukup
tiap-tiap karakter tokoh yang berbeda
1-5
h. Bahasa yang digunakan kurang sesuai dengan
Kurang
tiap-tiap karakter tokoh yang berbeda Tema
9- 10
e. Tema sangat relevan dengan kehidupan sehari-
Sangat baik
hari 7-8
f. Tema relevan dengan kehidupan sehari-hari
Baik
4-6
g. Tema cukup relevan dengan kehidupan sehari-
Cukup
hari 1-3
h. Tema kurang relevan dengan kehidupan seharihari
Tabel 3. Penilaian Kemampuan Menulis Naskah Drama No
Kategori
Skor
1
Sangat Baik
85-100
Kurang
107
2
Baik
70-84
3
Cukup
55-69
4
Kurang
0-54
NA = Jumlah seluruh skor aspek penilaian (alur, penokohan, latar/setting, bahasa, tema)
Tegal, September 2012 Mengetahui Kepala SMP N 2 Kramat
Sofan Khamid, S.Ag NIP. 19590102 198303 1 007
Peneliti
Siska Novya Shinta Devi 2101408125
108
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II Nama Sekolah
: SMP N 2 Kramat
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: VIII / 1
Standar Kompetensi
: 8. Mengungkapkan pikiran dan perasaan melaui kegiatan menulis kreatif naskah drama
Kompetensi Dasar
: 8.1 Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide
Indikator
: 1. Siswa mampu menjelaskan hakikat naskah drama 2. Siswa mampu menentukan unsur-unsur dalam drama 3. Siswa mampu menerapkan unsur-unsur drama dalam penulisan naskah drama 4. Siswa mampu membuat kerangka naskah drama dengan memperhatikan unsur-unsur dalam drama dan keaslian ide 5. Siswa mampu menulis naskah drama
Alokasi waktu
: 4 x 40 menit ( 2x pertemuan )
109
A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dapat menjelaskan hakikat naskah drama 2.
Siswa dapat menentukan unsur-unsur dalam drama
3.
Siswa dapat menerapkan unsur-unsur drama kedalam penulisan naskah drama
4.
Siswa dapat membuat kerangka naskah drama dengan memperhatikan unsur-unsur dalam drama dan keaslian ide
5.
Siswa mampu menulis naskah drama
KARAKTER - Rasa ingintahu - Bertanggungjawab - Mandiri - Percayadiri - Kreatif
B. MATERI PEMBELAJARAN 1. Hakikat Naskah Drama 2. Unsur-unsur naskah drama meliputi: a. Tema dan amanat
e.Dialog
b. Tokohdanpenokohan
f. Bahasa
c. Alur d. Latar 3. Proses menulis naskah drama a. Menentukan tema b. Menentukan latar naskah drama c. Menentukan tokoh dan penokohan d. Membuat kerangka naskah drama e. Membuat naskah drama dengan mengembangkan kerangka yang telah dibuat sesuai kaidah penulisan naskah drama.
110
C. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN No 1.
Kegiatan Pembelajaran
Metode/teknik
Waktu
Tanya Jawab
10 menit
Pertemuan Pertama KegiatanAwal a. Guru
mengkondisikan
siswa
agar siap mengikuti pelajaran menulis naskah drama melalui media gambar berseri. b. Guru
melakukan
apersepsi
materi dengan bertanya jawab dengan siswa tentang pertemuan sebelumnya dan kesulitan yang dialami siswa. c. Guru
memberikan
motivasi
pembelajaran menyampaikan
dengan manfaat
dan
tujuan dari pembelajaran. d. Guru memberikan penjelasan umum dari materi yang akan diajarkan.
Kegiatan Inti Eksplorasi a. Siswa merumuskan hakikat dan
Inkuiri
unsur pembangun naskah drama. b. Siswa
merumuskan
proses
menulis naskah drama. Elaborasi c. Secara mengamati
individu
siswa
media
gambar
berseri yang diberikan guru
Inkuiri
111
d. Siswa
menentukan
satu
Inkuiri
70 menit
peristiwa dari media gambar berseri e. Siswa
mendeskripsikan
peristiwa yang ada pada gambar berseri secara ringkas pada LK 1. f. Siswa
menentukan
unsure
intrinsik naskah drama yang
Inkuiri
akan mereka buat pada LK 2. g. Siswa
membuat
karangan
kerangka
yang
akan
Penugasan
dikembangkan menjadi naskah drama. h. Siswa
mengumpulkan
hasil
pekerjaannya. Konfirnasi a. Guru
memberikan
penguatan
materi Kegiatan Akhir a. Guru
bersama
menyimpulkan
siswa
pembelajaran
Tanya jawab
hari tersebut. b. Guru bersama siswa melakukan refleksi
pembelajaran
hari
Refleksi
tersebut. c. Guru melakukan evaluasi. d. Siswa
diberi
tugas
Evaluasi untuk
memperbaiki kerangka karangan naskah drama di rumah.
Penugasan
10 menit
112
Pertemuan Kedua KegiatanAwal a. Guru
mengkondisikan
siswa
agar siap mengikuti pelajaran menulis naskah drama melalui
Tanya Jawab
10 menit
Inkuiri
60 menit
media gambar berseri. b. Guru
melakukan
apersepsi
materi dengan bertanya jawab dengan siswa tentang pertemuan sebelumnya dan kesulitan yang dialami siswa. c. Guru
memberikan
motivasi
pembelajaran menyampaikan
dengan manfaat
dan
tujuan dari pembelajaran. d. Guru memberikan penjelasan umum dari materi yang akan diajarkan. Kegiatan Inti Eksplorasi a. Guru dan siswa bertanya jawab tentang tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. b. Guru
menjelaskan
kembali
tentang proses menulis naskah drama Elaborasi a. Siswa gambar
mengamati berseri
yang
media telah
disiapkan. b. Secara individu siswa menulis
Demonstrasi
113
naskah
drama
berdasarkan
kerangka karangan dan unsur intrinsik yang telah ditentukan dengan mengikuti petunjuk LK 3 yang diberikan guru. c. Siswa
membaca
dan
naskah
drama
mencermati
hasil karyanya. d. Siswa
memperbaiki
naskah
drama jika kelengkapan unsur dan
kaidah
naskah
Penugasan
drama
masih kurang. e. Siswa
mengumpulkan
hasil
pekerjaannya tiap baris bangku untuk ditukarkan pada siswa di baris bangku yang lain. f. Siswa
menukarkan
hasil
pekerjaannya pada teman antar baris
tempat
duduk/bangku
untuk dikoreksi kelengkapan unsur dan kaidah penulisan naskah dramanya. g. Siswa
menilai
hasil
karya
temannya dengan perpedoman pada kriteria penilaian yang telah disepakati. Konfirmasi a. Guru
memberikan
apresiasi
terhadap hasil karya naskah drama siswa. b. Guru memberikan penguatan
Demontrasi
114
materi. c. Guru
memberikan
motivasi
kepada siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi
aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Akhir e. Guru
bersama
menyimpulkan
siswa
pembelajaran
hari tersebut. f. Guru bersama siswa melakukan refleksi
pembelajaran
Refleksi
10 menit
hari
tersebut. g. Guru melakukan evaluasi
Evaluasi
D. METODE PEMBELAJARAN 1.Inkuiri 2.Tanya jawab 3.Demonstrasi 4.Diskusi
E. MEDIA PEMBELAJARAN 1. Gambar berseri 2. Buku Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII terbitan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
1
115
F. PENILAIAN 1. Jenis
: perbuatan
2. Bentuk
: produk
3. Soal
:
a. Buatlah
contoh
penggalan
naskah
drama
dengan
menggunakan bahasa campuran sesuai dengan kaidah penulisan naskah drama! b. Buatlah
contoh
penggalan
naskah
drama
memperhatikan unsur yang ada dalam drama?
dengan
116
Rubrik Penilaian Menulis Naskah Drama: Tabel 1.SkorPenilaianTesMenulisNaskah Drama No
Aspek Penilaian
Skor Maksimal
1
Alur atau plot
25
2
Tokoh dan penokohan
25
3
Latar atau setting
20
4
Bahasa
20
5
Tema
10
Tabel 2. Aspek Menulis Naskah Drama No 1.
Aspek
Rentang
Penilaian
Skor
Alur
19-25
Kriteria a. Alur yang digunakan sangat mendukung
Kategori Sangat baik
adanya konflik 13-18
b. Alur yang digunakan mendukung adanya
Baik
konflik 7-12
c. Alur yang digunakan cukup mendukung adanya Cukup konflik
1-6
d. Alur yang digunakan kurang mendukung
Kurang
adanya konflik Penokohan
19-25
a. Karakter tokoh yang ditampilkan sangat jelas
Sangat baik
13-18
b. Karakter tokoh yang ditampilkan jelas
Baik
7-12
c. Karakter tokoh yang ditampilkan cukup jelas
Cukup
1-6
d. Karakter tokoh yang ditampilkan kurang jelas
Kurang
117
Latar /
16-20
a. Penerapan latar, waktu, tempat, dan suasana
Sangat baik
sangat jelas, dan tepat
Setting 11-15
b. Penerapan latar, waktu, tempat, dan suasana
Baik
jelas, dan tepat 6-10
c. Penerapan latar, waktu, tempat, dan suasana
Cukup
cukup jelas, dan tepat 1-5
d. Penerapan latar, waktu, tempat, dan suasana
Kurang
kurang jelas, dan tepat Bahasa
16-20
a. Bahasa yang digunakan sangat sesuai dengan
Sangat baik
tiap-tiap karakter tokoh yang berbeda 11-15
b. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tiap-tiap
Baik
karakter tokoh yang berbeda 6-10
c. Bahasa yang digunakan cukup sesuai dengan
Cukup
tiap-tiap karakter tokoh yang berbeda 1-5
d. Bahasa yang digunakan kurang sesuai dengan
Kurang
tiap-tiap karakter tokoh yang berbeda Tema
9-10
a. Tema sangat relevan dengan kehidupan sehari-
Sangat baik
hari 7-8
b. Tema relevan dengan kehidupan sehari-hari
Baik
4-6
c. Tema cukup relevan dengan kehidupan sehari-
Cukup
hari 1-3
d. Tema kurang relevan dengan kehidupan seharihari
Kurang
118
Tabel 3. Penilaian Kemampuan Menulis Naskah Drama No
Kategori
Skor
1
Sangat Baik
85 – 100
2
Baik
70 – 84
3
Cukup
55 – 69
4
Kurang
5 – 54
NA = Jumlah seluruh skor aspek penilaian (alur, penokohan, latar/setting, bahasa, tema)
Tegal, September 2012 Mengetahui Kepala SMP N 2 Kramat
Sofan Khamid, S.Ag NIP. 19590102 198303 1 007
Peneliti
Siska Novya Shinta Devi 2101408125