PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN FILM ANIMASI Fahma Sukmaniar1), Ngadino2), Karsono3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail:
[email protected]
Abstract:The purpose of this research is to improve writing skills use instructional media narrative animation films.The form ofthis research belong to a classroom action research (CAR) which consisted of two cycles, each cycle had two meeting. Every cycle consisted of planning, action, observation and reflection activities. The datacollecting technique used interview, observation, test and documentations. The data validation of this study is the triangulation data sources and triangulation methodsThe data analysis techniques used a interactive model and data analysis critis. From the result of research concluded that the use of instructional media animation could improve the writing skills narrative Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk peningkatan keterampilan menulis narasi dengan menggunakan media pembelajaran film animasi. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dengan setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, tes dan dokumentasi.validasi data penelitian menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif dan analinis datakritis. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran film animasi dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi. Kata kunci: Keterampilan, menulis narasi, media pembelajaran, film animasi
Pembelajaran Bahasa Indonesia mengajarkan empat keterampilan berbahasa yang diajarkan yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, Bab VII pasal 33 ayat 1 dijelaskan, “Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan Nasional”. Hal ini mengandung pengertian bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa dengan baik dan benar, juga membantu siswa dalam memahami isi dari pelajaran tersebut, selain itu bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan. Dari keempat keterampilan yang diajarkan di sekolah dasar, menulis merupakan materi yang sangat penting karena keterampilan menulis selalu digunakan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu di SMP, SMA dan perguruan tinggi. Menurut Sugiran, menulis adalah menyampaikan pesan yang berupa pikiran atau perasaan kepada pembaca sehingga pembaca mengerti apa yang disampaikan (2008: 58). Pembelajaran menulis yang diajarkan di 1)
Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS Dosen Prodi PGSD FKIP UNS
2) 3)
sekolah dasar salah satunya adalah menulis karangan. Terdapat berbagai jenis karangan, salah satunya adalah karangan narasi. Menurut Slamet, narasi adalah ragam wacana yang menceritakan suatu peristiwa secara runtut. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya suatu hal (2007: 103). Keterampilan menulis narasi merupakan kecakapan, kemampuan maupun kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengungkapkan apa yang dipikirkan, dilihat dan didengarnya melalui media tulisan berupa wacana yang menceritakan suatu peristiwa dalam jangka waktu tertentu yang dirangkaikan secara runtut. Aspek utama dalam menulis narasi adalah cerita yang menggambarkan peristiwa-peristiwa terangkai secara runtut. Pentingnya pembelajaran menulis dikarenakan menulis memiliki manfaat bagi siswa antara lain agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, dan pengalaman kepada orang lain yaitu melalui pembelajaran menulis narasi. Pembelajaran menulis narasi yang efektif harus dengan metode pembelajaran yang sesuai, media pembelajaran yang me-
narik, kondisi kelas yang kondusif, dan praktik yang rutin. Sehingga siswa mampu menulis narasi dengan alur cerita yang runtut, penggunaan tanda baca dengan tepat, adanya keterkaitan antar tokoh, dan penggunaan kosa kata yang tepat. Berdasarkan observasi dan tes awal yang dilaksanakan peneliti pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Drono, dapat disimpulkan bahwa siswa yang mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 14 siswa atau 70% dari 20 siswa. Siswa yang mendapat nilai ≥ 70 sebanyak 6 siswa atau 30% dari 20 siswa. Siswa dalam proses belajar mengajar kurang termotivasi untuk bersungguh-sungguh dalam menulis narasi. Kebanyakan siswa dalam menulis narasi belum terampil menggunakan tanda baca dengan tepat. Siswa dalam menyusun kalimat kurang runtut. Hal ini disebabkan karena pembelajaran menulis narasi masih kurang inovatif. Salah satu faktor yang menunjang pembelajaran yang inovatif adalah penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Menurut Hamalik dengan pemakaian media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam kegiatan pembelajaran (Arsyad, 2012:15). Salah satu media pembelajaran alternatif yang dapat digunakan adalah film animasi. Film animasi adalah rangkaian gambar-gambar yang diproyeksikan yang mengandung unsur cahaya, suara dan suara sehingga seolah-olah hidup dan gambar yang ditayangkan mempunyai alur cerita yang runtut.Menurut Bogiages dan Hitt (2008: 43) kelebihan film animasi sebagai media pembelajaran adalah meningkatan minat, pemahaman, dan keterampilan dalam kerja kelompok. Sejalan dengan itu Lowemenyatakan bahwa penggunaan animasi sekarang ini telah menjadi hal yang umum dalam pembelajaran dan pembelajaran mutimedia. Animasi mampu meningkatkan minat dan motivasi, perhatian langsung, mengilustrasikan prosedur, dan menjelaskan bagaimana sesuatu itu bekerja (2004: 559).
Film animasi yang gambarnya memiliki alur yang runtut sesuai dengan unsur utama dari menulis narasi yaitu karanganyang menceritakan suatu peristiwa secara runtut. Sehingga penggunaan film animasi sebagai media pembelajaran menulis narasi memiliki beberapa kelebihan antara lain mampu meningkatkan pemahaman, minat dan keterampilan siswa terhadap materi yang disampaikan guru, siswa menulis narasi men-jadi lebih runtut karena pada film animasi menyajikan cerita yang memilki alur yang runtut sehingga keterampilan menulis narasi meningkat.Pada film animasi juga terdapat narasi dan dialog yang menggunakan ko-sakata yang variatif sehingga dapat me-nambah kosakata yang dapat digunakan sis-wa dalam menulis narasi. Dalam penilaian keterampilan menulis narasi ada hal yang perlu diperhatikan yaitu unsur utama.Unsur utama dalam mengarang menurut Nurgiyanto adalah yang dinilai adalah kualitas isi karangan yang selanjutnya diikuti dengan organisasi, gaya bahasa, ejaan, dan tanda baca (2001: 306). Pembobotan atau skor penilaian untuk unsur utama dan terpenting ini memiliki porsi lebih besar bila dibandingkan dengan unsur yang lain. Untuk menilai keterampilan menulis narasi dibutuhkan tiga narasumber untuk melakukan penilaian, hal ini bertujuan agar nilai yang diperoleh dapat bersifat objektif dan valid. METODE Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 2 Drono tahun 2012-3013. Jumlah subjek peneletian 20 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan April 2013 pada semester genap. Prosedur dari penelitian ini terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), hasil tindakan, observasi (observation), dan refleksi (reflecting). Sumber data pada penelitian ini berupa sumber data primer yaitu guru kelas dan siswa kelas IV SD Negeri 2 Drono tahun 2012-2013. Sumber data sekunder adalah dokumentasi dan hasil observasi. Teknik pe-
ngumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi.Analisis yang digunakan adalah analisis inte-raktif dan analisis kritis. HASIL Berdasarkan observasi, wawancara, dan tes pada kondisi awal dapat disimpulkan keterampilan menulis narasi bermasalah karena 65% siswa nilainya masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 70. Tabel.1Daftar Perolehan Nilai Menulis Narasi pada Prasiklus
sebut peneliti dan guru kelas melakukan kolaborasi untuk menyusun langkah-langkah pembelajaran, materi yang dilaksanakan pada siklus II, dan untuk menentukan film yang digunakan pada siklus II peneliti melakukan wawancara dengan siswa tentang jenis film animasi yang disukai. Perolehan nilai keterampilan menulis narasi pada siklus I yaitu siswa yang mendapat nilai ≥ 70 (KKM) sebanyak 13 siswa atau 65% dan siswa yang mendapat nilai < 70 sebanyak 7 siswa atau 35%. Dengan nilai rata-rata kelas yaitu 69,8. Tabel 2. Daftar Perolehan Nilai Menulis Narasi pada Siklus I
Interval Nilai
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah (xi)
fi.xi
Persentase (%)
59-63
4
61
244
20%
64-68
8
66
528
40%
69-73
5
71
355
25%
55-60
2
74-78
2
76
152
10%
61-66
79-83
1
81
81
5%
Jumlah
20
1360
Nilai Rata-rata = 67,7 Ketuntasan Klasikal = 7 : 20 x 100% = 35%
Berdasarkan data pada tabel 1, siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70 sebanyak 7 siswa atau 35% dan siswa yang mendapat nilai ≥ 70 sebanyak 13 siswa atau 65% dengan nilai rata-rata 67,7. Pada siklus I setelah menggunakan media pembelajaran film animasi nilai keterampilan menulis narasi menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan pada prasiklus tapi belum mencapai indikator ketercapaian pada siklus I yaitu 70%. Belum tercapainya indikator ketercapaian pada siklus I disebabkan oleh beberapa faktor yaitu guru sering lupa dengan langkah-langkah pembelajaran yang sudah dirumuskan pada RPP dan siswa belum mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis narasi sehingga dalam menulis narasi masih banyak kesalahan penggunaan tanda baca. Dalam menulis narasi siswa sudah mampu mengungkapkan gagasan utama tapi belum mampu mengungkapkan kembali cerita dari cerita pada film animasi dengan jalan cerita yang runtut. Kosa kata yang digunakan siswa belum variatif dan penggunaan bahasanya masih sering salah. Untuk mengatasi hal ter-
Frekuensi Nilai Tengah (fi) (xi)
fi.xi
Persentase (%)
57,5
115
10%
5
63,5
317,5
25%
67-72
5
69,5
347,5
25%
73-78
6
75,5
453
30%
79-84
2
81,5
163
10%
Jumlah
20
1396
100%
Interval Nilai
Nilai Rata-rata = 1396 : 20 = 69,8 Ketuntasan Klasikal = 13 : 20 x 100% = 65%
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa siswa menjadi lebih aktif dan antusias mengikuti pembelajaran. Guru kelas dalam melakukan pembelajaran lebih runtut dan menguasai materi yang disampaikan. Hal ini berbanding lurus dengan nilai keterampilan menulis narasi yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan prasiklus dan siklus I.Pada siklus II keterampilan menulis narasi siswa semakin baik. Siswa mampu mengungkapkan gagasan utama dan menceritakan kembali cerita pada film animasi dengan runtut. Kosakata yang digunakan variatifdan penggunaan bahasa mengalami perbaikan. Tapi dalam penggunaan tanda baca siswa masih sering salah. Pada siklus II siswa yang mendapat nilai ≥ 70 (KKM) sebanyak 17 siswa atau 85% dan siswa yang mendapat nilai < 70 sebanyak 3 siswa atau 15%. Dengan nilai rata-rata kelas yaitu 75,3. Dengan peningkatan nilai keterampilan menulis narasi pada siklus II yang sudah mencapai indikator kinerja yaitu 80%
dari jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar. Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus III.Nilai keterampilan menulis narasi pada siklus II dapat dilihat pada tabel 3 berikut. Tabel Interval Nilai
3.Perolehan NilaiKeterampilan Menulis Narasi pada Siklus II Frekuensi Nilai Tengah (fi) (xi)
fi.xi
Persentase (%)
63-67
3
65
195
15%
68-72
5
70
350
25%
73-77
3
75
225
15%
78-82
6
80
480
30%
83-87
3
85
255
15%
Jumlah
20
1505
terutama ketika hal ini merupakan sesuatu yang belum pernah diterima siswa, tentu memberikan sebuah pengalaman belajar baru yang lebih menyenangkan dan mampu menarik minat siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar dan juga meningkatnya motivasi belajar siswa (2011: 182). Hasil belajar pada penelitian ini adalah keterampilan menulis narasi. Tabel 4. Perbandingan Nilai Keterampilan Menulis Narasi pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II No 1. 2. 3.
Nilai Rata-rata = 1505 : 20 = 75,3 Ketuntasan Klasikal = 3:20 x 100% = 85%
4.
PEMBAHASAN Data yang diperoleh pada prasiklus, siklus I, dan siklus II dikaji sesuai dengan rumusan masalah dan selanjutnya dikaitkan dengan teori yang sudah dikemukakan. Berdasarkan hasil observasi, tes, dan analisis data, penelitian ini ditemukan adanya peningkatan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Drono tahun 2012-2013 pada setiap siklus. Peningkatan keterampilan menulis narasi pada penelitian ini terjadi secara bertahap dan terlihat dari nilai rata-rata prasiklus sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan yaitu siklus I dan siklus II, ini dapat dilihat pada tabel 4. Pada penelitian ini ada 3 siswa yang nilainya < 70 (KKM). Upaya yang dilakukan peneliti untuk mengatasi masalah tersebut adalah melakukan diskusi dengan guru kelas IV SD Negeri 2 Drono dan diperoleh kesepakatan untuk memberikan les tambahan di luar jam pelajaran. Berdasarkan analisis data perbandingan nilai keterampilan menulis narasi pada prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat diketahui bahwa media film animasi dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Drono tahun 2012-201. Hal ini didukung oleh pendapat dari Rohmattullah,pemanfaatan film animasi
5. 6.
Aspek Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata nilai keterampilan menulis narasi Siswa Tuntas Belajar Siswa Tidak Tuntas Belajar Ketuntasan Klasikal
Prasiklus Siklus I 59 55
Siklus II 63
83
84
87
67,7
69,8
75,3
7
13
17
13
7
3
35%
65%
85%
Berdasarkan hasil analisis data dapat ditemukan adanya peningkatan keterampilan menulis narasi, peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru kelas dalam proses pembelajaran. Hal ini menandakan bahwa penggunaan media pembelajaran film animasi dalam materi menulis narasi dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi, peningkatan aktivitas siswa dan membuat pembelajaran Bahasa Indonesia lebih bermakna karena siswa merasa senang dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa salah satu upaya peningkatan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Drono dengan menggunakan media pembelajaran film animasi.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan penggunaan media pembelajaran film animasi dalam materi menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Drono
dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran film animasi dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Drono. Peningkatan tersebut dapat terbukti pada prasiklus nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa sebesar 67,7 dengan
persentase ketuntasan klasikal sebesar 35%, siklus I nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa naik menjadi 69.8 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 65%, siklus II nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa sebesar 75,3 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 85%.
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, A. (2012). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Bogiages, christopher. Hitt, & Austin M. (2008). Movie mitosis.Tersedia: httpp://usouthcarolina.academia.edu/ChrisBogiasges/Papaers/507806/MoIVie_Mito sis. Diakses tanggal 3 Desember 2012 Lowe, Richard. K. (2004). Animation and learning: value for Money?. Tersedia: www.ascilite.org.au/conferences/perth04/procs/pdf/lowe-r.pdf Diakses tanggal 11 November 2012 Nurgiyanto, Burhan. (2001). Penilaian Dalam Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Rahmattullah, M. (2011). Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi Terhadap Hasil Belajar (Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IVII SMPN 6 Banjarmasin). ISSN. No.178-186 Slamet, St.Y. (2007). Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press. Sugiran. (2008). Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi dengan Memanfaatkan Pengalaman Menulis Buku Harian. Jurnal Pendidikan Interaksi. No.53-65