PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE Prihatin Nurul Aslamin1), Usada2), Lies Lestari3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutarmi 36 A, Surakarta 57616 e-mail :
[email protected] Abstract : This study aims to improve the skills of writing descriptions in fifth grade elementary school students 03 Bulu school year 2012/2013 through the method of Picture and Picture. This research is a form of action research conducted in two cycles. Analysis using descriptive models comparative analysis technique by comparing the results of prior research conducted with the results at the end of each cycle after the study. Data collection techniques used were interviews, observation, testing, and documentation. The results showed that the use of the method of Picture and Picture in Indonesian learning can improve students writing skills in the class description SDN 03 Bulu Sukoharjo academic year 2012/2013. Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas V SD Negeri 03 Bulu tahun ajaran 2012/2013 melalui metode Picture and Picture. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan hasil sebelum dilakukan penelitian dengan hasil pada akhir tiap siklus setelah penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode Picture and Picture dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas V SDN 03 Bulu Sukoharjo tahun ajaran 2012/2013. Kata Kunci: Menulis deskripsi, Picture and Picture
Keterampilan berbahasa Indonesia perlu diajarkan sedini mungkin, yaitu khususnya mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), karena pada usia ini anak akan lebih mudah dalam mempelajari sesuatu hal yang baru, sehingga mempermudah dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berbahasa khususnya bahasa Indonesia. Karena, dalam berkomunikasi diperlukan penguasaan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan, sehingga bahasa yang digunakan tersebut menjadi baik dan benar. Maka, setiap siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia harus menguasai empat aspek kemampuan bahasa, yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis (Tarigan, 2008:1). Keterampilan bahasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 2008:3). Menulis merupakan keterampilan yang perlu dilatih pada anak sehingga anak dapat mengembangkan diri dalam mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapatnya mes1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS
kipun anak tersebut kurang dalam keterampilan berbicara. Ada siswa yang takut mengungkapkan pikirannya dengan bahasa lisan. Apabila siswa memiliki keterampilan menulis diharapkan siswa tersebut dapat menuangkan pikirannya dengan lebih leluasa dalam tulisannya walaupun anak tersebut tidak pandai dalam berbahasa lisan. Ada beberapa jenis karangan dan paragraf dalam menulis, yaitu antara lain narasi, deskripsi, dan ekspositori. Jenis karangan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu karangan deskripsi. Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasaran dari deskripsi adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami oleh penulis (Suparno dan Yunus, 2006:111). Pentingnya mempelajari menulis deskripsi bagi siswa, yaitu agar siswa dapat menggambarkan suatu objek, benda, tempat atau kejadian ke dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dipahami maksud dan fungsi dari sesuatu yang diamati tersebut. Pengem-
bangan tulisan deskripsi didasarkan pada pengalaman siswa terhadap sesuatu yang pernah dilihatnya atau bahkan siswa sama sekali belum pernah melihat atau mengalaminya secara langsung. Namun, dengan pengamatan siswa dapat membayangkan apa yang sedang diamati sehingga seolah-olah siswa dapat merasakan dan mengalami sendiri. Seiring dengan terus berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS), pendidikan saat ini hendaknya diarahkan pada kualitas dan kemampuan para guru dalam menggunakan berbagai metode, media, dan model pembelajaran yang ada untuk mempermudah daya serap siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Guru harus mempersiapkan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar yang nyata kepada siswa sehingga siswa dapat berfikir lebih kritis dan kreatif. Keunggulan suatu bangsa sekarang ini tidak hanya dilihat dari kekayaan alam, tetapi sekarang lebih menekankan pada keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab semua tantangan dan perubahan yang sangat cepat di era globalisasi ini. Keunggulan suatu bangsa sekarang ini tidak hanya dilihat dari kekayaan alam, tetapi sekarang lebih menekankan pada keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab semua tantangan dan perubahan yang sangat cepat di era globalisasi ini. Dapat dilihat kenyataan sekarang ini negara Indonesia masih jauh tertinggal dalam hal Sumber Daya Manusia daripada negaranegara lain yang lebih maju. Keadaan ini disebabkan antara lain karena rendahnya pendapatan perkapita tiap penduduk, rendahnya tingkat kesehatan, dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pendidikan. Hal tersebut dapat dibuktikan salah satunya dengan rendahnya tingkat pendidikan bangsa Indonesia saat ini. Rendahnya persentase anak Indonesia yang mengikuti Wajar (Wajib Belajar) 9 tahun yaitu hanya 36,2% saja. Selain itu, sekitar 86% anak Indonesia belum sempat menduduki bangku kuliah di Perguruan Tinggi. Intinya jumlah anak Indonesia yang sekolah sampai sekolah menengah hanya mencapai
30% dan rata-rata anak Indonesia yang berusia tidak kurang dari 15 tahun hanya sampai kelas 2 SMP. Jika di bandingkan dengan Negara lain dari segi kualitas pendidikan, ratarata lama orang Indonesia menempuh pendidikan dari SD hingga SMA adalah 12,7 tahun, jika diasumsikan dengan sistem pendidikan wajib belajar, rata-rata orang Indonesia menempuh pendidikan SD-SMA, setelah itu penduduk Indonesia memilih untuk bekerja, pengeluaran pemerintah untuk pendidikan hanya 3,7% dari GDP Indonesia, bandingkan dengan Norwegia, orang Norwegia mampu menempuh pendidikan selama 17 tahun, hal ini tak lain dari peran pemerintah Norwegia yang mengalokasikan pengeluarannya untuk pendidikan sebanyak 6,7% dari GDPnya (Hadikusuma:2011). Berdasarkan pengamatan di lapangan, guru jarang sekali memanfaatkan peranannya secara optimal. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa tugas yang diemban oleh guru sebagai perancang pembelajaran dirasa sangat rumit, karena guru harus berhadapan dengan dua variabel yang mempunyai kedudukan sangat penting dalam proses pembelajaran. Pertama, materi yang telah ditetapkan terlebih dahulu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Kedua, siswa yang memiliki seperangkat sikap, kemampuan awal, dan karakteristik individu yang harus dibawa ke dalam situasi pembelajaran. Dengan demikian, guru hanya berpeluang untuk memanipulasi model pembelajaran di bawah kendala antara karakteristik tujuan pembelajaran dan siswa yang dihadapi. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, pada umumnya guru menggunakan model dan metode pembelajaran yang tidak menyesuaikan materi dan keadaan siswa. Sehingga tidak terdapat kesesuaian antara materi yang diajarkan dengan kondisi siswa yang menyebabkan tercapainya tujuan pembelajaran. Pada proses pembelajaran saat ini guru terlihat lebih menonjol daripada siswa. Padahal siswa seharusnya lebih aktif saat proses pembelajaran berlangsung dan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator. Pada kondisi sekarang, sekolah masih saja dianggap suatu aktivitas yang menyenangkan oleh
sebagian siswa hanya saat di luar pelajaran, tetapi jika di dalam jam pelajaran adalah suatu aktivitas yang dianggap membebani siswa itu sendiri. Belum ada penelitian yang secara khusus mengkaji tentang hal tersebut, tetapi berdasarkan pengamatan penulis, siswa yang berada di kelas selalu ingin keluar kelas atau meminta segera pulang, sehingga pergi ke sekolah bukan lagi sebagai kegiatan yang diidam-idamkan serta merupakan tanggung jawab yang perlu dilaksanakan tetapi lebih cenderung dianggap sebagai rutinitas semata. Pada kegiatan belajar mengajar, siswa dituntut untuk menguasai materi yang diberikan oleh guru. Ada siswa yang mudah menangkap penjelasan dari guru, namun ada juga siswa yang kurang dalam menerima pelajaran. Kemampuan siswa dalam belajar di sekolah khususnya keterampilan menulis deskripsi ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Faktor dari dalam, misalnya minat siswa dalam belajar dan kemampuan belajar siswa. Sedangkan faktor dari luar, misalnya motivasi dari orang sekitar khususnya guru dan orang tua serta metode pembelajaran yang digunakan. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Picture and Picture. Alasan peneliti melakukan penelitian terhadap keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas V SD Negeri 03 Bulu tahun ajaran 2012/2013, yaitu karena masih banyak siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 60% atau 9 orang siswa dari 15 siswa. Hal ini disebabkan dalam menulis laporan pengamatan suatu tempat atau peristiwa dari pihak sekolah kadang-kadang mempunyai kendala apabila harus mengajak para siswa mengunjungi tempat yang akan diamati secara langsung karena kendala biaya dan waktu sehingga diperlukan sebuah gambar untuk membantu siswa dalam menulis laporan pengamatan walaupun siswa tidak melihat secara langsung objek yang diamati. Sedangkan, untuk menulis deskripsi tanpa gambar, siswa kurang dapat berimajinasi apabila hanya disuruh membayangkan suatu objek atau peristiwa yang pernah dialaminya, sehingga siswa masih bingung menentukan alur tulisan
secara runtut dan siswa sulit memulai menulis kata-kata awal yang sesuai. Untuk mengatasi hambatan yang timbul dari masalah tersebut diperlukan suatu inovasi dalam pembelajaran. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk memberikan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik adalah penggunaan metode pembelajaran yang tepat. Salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif menggunakan metode Picture and Picture, karena metode tersebut dirasa paling strategis untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa. Metode pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan dan diurutkan menjadi urutan logis (Hamdani, 2010:89). Hal ini dikarenakan ada beberapa kebaikan dalam penggunaan metode Picture and Picture. Pertama, guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa, karena dengan metode ini siswa dapat dinilai langsung secara individu. Kedua, melatih siswa berpikir logis dan sistematis, karena dengan adanya penugasan untuk mengurutkan gambar, siswa harus menyesuaikan dengan urutan peristiwa yang pernah dialami atau pernah dilihat sesuai pengalaman yang dimiliki. METODE Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 03 Bulu Sukoharjo, semester genap yang beralamat di Bulu, Sukoharjo. Subjek penelitian adalah semua siswa kelas V SD Negeri 03 Bulu tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 15 siswa, terdiri dari 4 laki-laki dan 11 perempuan. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Januari sampai bulan Juni 2013. Prosedur penelitian ini dilakukan dalam empat tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2011). Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis model deskriptif komparatif. Menurut Su-
wandi (2008:70) teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil sebelum dilakukan penelitian dengan hasil pada akhir tiap siklus setelah penelitian. HASIL Pada kondisi awal, keterampilan menulis deskripsi siswa masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes pratindakan yaitu dari 15 siswa hanya 6 siswa yang mendapat nilai lebih dari KKM. Distribusi frekuensi nilai keterampilan menulis deskripsi pratindakan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Kondisi Awal No
Nilai fi Interval 1 36-43 2 2 44-51 1 3 52-59 4 4 60-67 4 5 68-75 4 Jumlah 15
Xi
fi.xi
39,5 79 47,5 47,5 55,5 222 63,5 254 71,5 286 277,5 888,5
Persentase 13,3 6,6 26,7 26,7 26,7 100
Berdasarkan data tabel 1, siswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa atau 60 % dan yang sudah tuntas adalah 6 siswa atau 40%. Nilai terendah pada pratindakan adalah 36 sedangkan nilai tertingginya adalah 75. Pada siklus I, keterampilan menulis siswa sudah meningkat. Akan tetapi, belum mencapai indikator yang ditentukan. Masih ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam menulis deskripsi, hal ini dikarenakan siswa kurang memperhatikan penjelasan guru mengenai metode Picture and Picture. Pada saat berdiskusi hanya beberapa anggota kelompok yang aktif mengerjakan dan yang lainnya asyik berbicara dengan teman sekelompok yang lain. Nilai keterampilan menulis deskripsi pada siklus I pertemuan I diperoleh nilai terrendah 55, sedangkan nilai tertingginya adalah 83. Distribusi frekuensi nilai keterampilan menulis deskripsi siklus I dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas KKM
(≥65) adalah sebanyak 10 siswa atau sebesar 66,7% dan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM adalah 5 siswa atau 33,3%. Tabel 2. Data Frekeuensi Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus I No
Nilai fi Interval 1 55-60 2 2 61-66 5 3 67-72 3 4 73-78 3 5 79-84 2 Jumlah 15
Xi
fi.xi
57,5 63,5 69,5 75,5 81,5 347,5
115 317,5 208,5 226,5 163 1030,5
Persentase 13,3 33,4 20 20 13,3 100
Dengan demikian keberhasilan sesuai yang tertera dalam indikator kinerja pada rencana sebelumnya yaitu 75% siswa memperoleh nilai di atas KKM belum tercapai, sehingga pembelajaran akan dilanjutkan ke siklus II. Pada akhir siklus I diadakan refleksi yang dilakukan dengan cara berdiskusi bersama guru kelas untuk mengetahui kekurangan pada siklus I kemudian dicari cara untuk menyelesaikannya. Hasil refleksi tersebut adalah dengan mengoptimalkan penggunaan metode Picture and Picture dan memberikan penguatan kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan. Adanya refleksi tersebut dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai keterampilan menulis deskripsi dibandingkan dengan siklus I. Nilai terendah pada siklus II adalah 65 dan nilai tertingginya sebesar 95. Distribusi frekuensi nilai keterampilan menulis deskripsi siklus II dapat dilihat pada tabel 3. Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai di atas KKM adalah 15 siswa atau 100%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi menggunakan metode Picture and Picture sudah berhasil karena sudah mencapai target pencapaian sesuai dengan indikator kinerja. Oleh karena itu, penelitian ini tidak dilanjutkan untuk siklus berikutnya.
Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Deskripsi Siklus II No
Nilai fi Interval 1 65-68 3 2 69-72 3 3 73-76 3 4 77-80 2 5 81-84 0 6 85-88 2 7 89-92 1 8 93-96 1 Jumlah 15
Xi
fi.xi
66,5 70,5 74,4 78,5 82,5 86,5 90,5 94,5 644
199,5 211,5 223,5 157 0 173 90,5 94,5 1149,5
Persentase 20 20 20 13,3 0 13,3 6,7 6,7 100
PEMBAHASAN Nilai keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas V SD Negeri 03 Bulu Sukoharjo pada kondisi awal masih kurang. Hal ini terbukti dengan hasil observasi dan wawancara hanya ada 6 siswa atau 40% dari 15 siswa yang mendapatkan nilai sama dengan atau lebih dari KKM (65) sedangkan 9 siswa lainnya belum mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM. Oleh karena itu, perlu diadakan tindakan perbaikan untuk mengatasi rendahnya keterampilan menulis deskripsi dengan menggunakan metode Picture and Picture. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Picture and Picture telah sesuai dengan teori yang ada. Menurut Hamdani (2010:89) telah menunjukkan peningkatan dalam pembelajaran menggunakan metode Picture and Picture. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan metode Picture and Picture yang dibantu dengan media gambar, siswa lebih mudah memahami mate-
ri yang diberikan guru dalam menulis deskripsi karena siswa lebih tertarik dengan digunakannya gambar dan pesan yang disampaikan gambar dapat diterima siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM sebanyak 10 siswa atau 66,7%. Nilai rata-rata siswa adalah 68,6. Pada siklus II siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 15 siswa atau 100%. Nilai rata-rata siswa adalah 76,5. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan metode Picture and Picture dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada peserta didik kelas V SD Negeri 03 Bulu Sukoharjo, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Picture and Picture dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada peserta didik kelas V SD Negeri 03 Bulu Sukoharjo tahun ajaran 2012/ 2013. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai keterampilan menulis deskripsi yaitu pada pratindakan nilai rata-rata peserta didik adalah 59,5, pada siklus I nilai rata-rata peserta didik 68,6 dan siklus II meningkat menjadi 76,5. Ketuntasan nilai keterampilan menulis deskripsi pada pratindakan sebanyak 9 siswa atau 40%, siklus I sebanyak 10 siswa atau 66,7%, sedangkan siklus II sebanyak 15 siswa atau 100%.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara. Hadikusuma (2011). Diperoleh dari www.WordPress.com//beberapa-faktor-rendahnyakualitas-sdm.html. Diakses tanggal 24 Mei 2013. Hamdani (2010). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka Setia. Suparno & Mohamad Yunus (2006). Ketrampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. Suwandi, Sarwiji (2008). Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta : UNS Press. Tarigan, Henry Guntur (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung : Angkasa.