Peningkatan Kemampuan Membaca .... (Widiastuti) 3.449
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN KARTU KATA BERGAMBAR IMPROVING EARLY READING SKILLS THROUGH THE PICTURE WORD CARD METHOD Oleh: widiastuti, universitas negeri yogyakarta,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan menggunakan media kartu kata bergambar siswa kelas I di SD Kanisius Wirobrajan 1 Kecamatan Wirobrajan Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Desain penelitian menggunakan model Kemmis dan Taggart yang terdiri 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan I sebanyak 36 siswa yang terdiri 21 siswa lakilaki dan 15 siswa perempuan. Obyek penelitian ini adalah peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui media kartu kata bergambar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes membaca yaitu penilaian observasi dengan daftar checklist, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran menggunakan kartu kata bergambar dapat meningkatkan proses dan kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan 1. Peningkatan rerata kemampuan membaca permulaan dapat dilihat dari meningkatnya pra tindakan siswa pada kriteria baik sebesar 33,33 mengalami peningkatan 8,33 pada siklus I menjadi 41,45 dan pada siklus II meningkat sebesar 52,78, yang kondisi awal 44,45 menjadi 86,11. Kata kunci: kemampuan membaca permulaan, kartu kata bergambar, SD Abstract This study aims to improve early reading skills using the method of picture word card for grade I of SD Kanisius Wirobrajan 1, which is located in Wirobrajan Subdistrict,Yogyakarta City. The study represents a classroom action research. It adopts the Kemmis and Taggart model which consists of 2 (two) phases. The subjects in this study were 36 grade I students of SD Kanisius Wirobrajan1, comprising 21 male and 15 female students. The object of this study was improvement on early reading skills achieved through the picture word card method. Data were collected by conducting reading tests, i.e. observational assessment with the help of checklist, and using interview as well as documentation methods. Improvement on the students’ early reading skills can be seen from the increasing percentage of students belonging to the good category, i.e. an increase of 8.33% from 33.33% prior to the classroom action to 41.66% in the first phase and an increaseby 52,78% of 44.45% to 86.11% during the second phase. Therefore, learning activities in this respect can be said to be successful since the percentage of students possessing early reading skills that are rated good are ≥ 80%.
Keywords: early reading skills, picture word card, SD .
membaca permulaan ini benar-benar memerlukan
PENDAHULUAN Kemampuan membaca akan diperoleh
perhatian guru. Oleh sebab itu, jika dasar tersebut
anak ketika anak belajar membaca pada tahap
tidak kuat, maka pada tahap membaca lanjut anak
permulaan. Kemampuan membaca permulaan
akan mengalami kesulitan untuk dapat memiliki
tersebut
terhadap
kemampuan membaca yang memadai dalam
Kemampuan
mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-
akan
kemampuan
sangat membaca
berpengaruh lanjut.
membaca permulaan merupakan kemampuan yang mendasari untuk menguasai berbagai bidang studi (Sabarti dkk., 1991) sehingga kemampuan
kelas berikutnya. Berdasarkan pernyataan proses membaca permulaan di atas,
mengenai penulis
3.450 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 36 Tahun ke-5 2016
terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut
penulis
pada siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan 1.
mengenal huruf a sampai z yang meliputi huruf
Selama
penelitian,
vokal dan konsonan. Ketika penulis mencobakan
penulis menemukan hambatan siswa dalam
dengan cara berurutan, siswa sudah sangat lancar
memperoleh
pengetahuan.
sekali membaca huruf a sampai z. Namun,
Hambatan siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan
ternyata siswa membaca huruf-huruf tersebut
1 terutama ditemui
dengan hafalannya. Oleh sebab itu, ketika penulis
proses
pengamatan
informasi
dan
dan
dalam memahami suatu
maksud bacaan dengan keterampilan membaca.
melakukan
penilaian
(assessment)
mencobakan lagi dengan cara mengacak huruf a
Siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan 1
sampai z, ternyata masih ada beberapa huruf yang
harus
untuk
salah dibaca oleh siswa seperti huruf b dan d.
memperoleh keterampilan membaca. Namun,
Kesalahannya terletak ketika ada siswa yang
selama proses belajar membaca siswa tidak
membaca huruf b dibaca sebagai huruf d dan
sepenuhnya dapat membaca dengan terampil.
huruf d dibaca sebagai huruf b. Jadi, siswa
Ada beberapa siswa kelas I yang mengalami
membaca kedua huruf tersebut terbolak-balik.
juga
kesulitan
melalui
dalam
proses
tersebut
membaca.
tersebut
Hasil assessment di atas menunjukkan
disebabkan siswa masih sering salah dalam
kepada penulis bahwa siswa sering mengalami
menyebutkan huruf, seperti b (dibaca: beh),
kesalahan membaca huruf b dan d karena adanya
d(dibaca: deh), v(dibaca: ve), f (dibaca:ef), dan x
kemiripan bentuk antara beberapa huruf-huruf
(dibaca: ex). Terkadang siswa kelas I membaca
tersebut. Kesalahan yang sering dilakukan anak
huruf-huruf
terbalik-balik.
adalah membaca huruf b (dibaca: beh) menjadi d
Permasalahan siswa kelas I dalam membaca b, d,
(dibaca: deh) atau sebaliknya. Penulis juga
v, f, dan x penulis peroleh ketika melakukan
melakukan assessment kepada siswa dengan
pengenalan huruf-huruf dari a sampai z.
huruf-huruf
tersebut
Hal
dengan
Pengenalan huruf a sampai z dilakukan terlebih
dahulu
yaitu
dengan
konsonan yang sudah dikenal anak seperti huruf c, f, g, j, m, n, p, q, r, s, t, w, dan z. Hal serupa
memperkenalkan huruf a, i, u, e, dan o kepada
juga dilakukan untuk huruf-huruf yang lain dan
siswa. Huruf a, i, u, e, dan o ini dikenal sebagai
meminta anak menggabungkan huruf konsonan
huruf vokal. Huruf vokal tersebut ternyata mudah
tersebut dengan huruf vokal. Di sini penulis
dibaca
siswa
melihat siswa sudah dapat membacanya dengan
meskipun penulis meletakkan huruf vokal dengan
cukup baik, walau terkadang masih salah dalam
tidak berurutan dan meminta siswa menunjukkan
skala kecil.
dihafal
guru
lain,
dengan
dan
oleh
konsonan
bentuknya
oleh
dan membacanya satu persatu.
Untuk huruf b dan d siswa sering
Selain huruf vokal tersebut, siswa kelas I
mengalami kesulitan dan terbalik-balik dalam
juga diperkenalkan pada huruf-huruf lainnya
membacanya. Ketika penulis mencobakan dengan
seperti huruf : b, c, f, g, j, m, n, p, q, r, s, t, k, w,
menggabungkan huruf-huruf konsonan di atas
dan z. Huruf-huruf tersebut dikenal sebagai huruf
dengan huruf vokal, kesalahan anak sedikit
konsonan. Dalam belajar membaca permulaan
berkurang. Sebab siswa lebih dapat membedakan
Peningkatan Kemampuan Membaca .... (Widiastuti) 3.451
antara huruf b dan d jika ditambahkan dengan
kata
bergambar
yang
digunakan
untuk
huruf vokal sehingga huruf b dibaca ba dan
meningkatkan kemampuan membaca permulaan
huruf d dibaca da. Penulis juga mengamati bahwa
bagi anak yang kesulitan belajar membaca
siswa lebih cepat dalam pemahaman membaca
permulaan.
jika dibantu dengan menggunakan media kartu kata bergambar yang peneliti terapkan saat siswa
METODE PENELITIAN
belajar membaca di kelas selama ini.
Jenis Penelitian
Berdasarkan
latar
belakang
dan
identifikasi masalah di atas, penulis dapat membuat
rumusan
permasalahan
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).
sebagai
berikut:Bagaimana proses peningkatan membaca
Waktu dan Tempat Penelitian
permulaan melalui metode mengeja pada siswa
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun
kelas I SD Kanisius Wirobrajan 1Yogyakarta dan
ajaran 2015/2016 tepatnya pada bulan Mei
bagaimana hasil proses peningkatkan kemampuan
sampai Juli 2016Penelitian dilakukan pada siswa
membaca permulaan dengan metode mengeja
kelas I SD Kanisius Wirobrajan 1 karena penulis
pada siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan
merupakan
1Yogyakarta. Tujuan Penelitian Sesuai dengan
Wirobrajan I.
guru
kelas
dari
SDKanisius
rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui proses peningkatan
Target/Subjek Penelitian
pembelajaran membaca permulaan bagi siswa
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di
kelas I SD Kanisius Wirobrajan 1. Mengetahui
SD Kanisius Wirobrajan 1, Kelurahan Pakuncen,
hasil proses peningkatan pembelajaran membaca
Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta pada
permulaan pada siswa
tahun
kelas I SD Kanisius
ajaran
2015/2016.
Subjek
penelitian
Wirobrajan 1. Manfaat Penelitian Siswa kelas I
tindakan kelas ini adalah siswa kelas I dengan
SD, dapat meningkatkan kemampuan membaca
jumlah siswa 36 siswa yang terdiri dari 21 siswa
permulaan. Guru kelas,
laki-laki dan 15 siswa perempuan.
lebih mudah dalam
mengajar dan memilih metode yang tepat untuk melaksanakan pembelajaran membaca permulaan di Kelas I sesuai dengan tema dan tujuan yang akan dicapai. Peneliti, dapat menambah wawasan peneliti
tentang
metode
mengeja
dan
melaksanakan simulasi mengajarkan membaca permulaan yang sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan bagi anak yang kesulitan belajar membaca. Pembaca,
dapat
menambah pengetahuan mengenai media kartu
Prosedur Dalam penelitian yang penulis lakukan di SD Kanisius Wirobrajan 1 tentang permasalahan peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui metode mengeja pada siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta, penulis memilih desain penelitian yang mendukung dalam menganalisis data hasil penelitian. Pada penelitian ini, penulis memilih desain penelitian model Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart.
3.452 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 36 Tahun ke-5 2016
Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart menjelaskan
untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku siswa.
bahwa di dalam satu siklus atau putaran terdiri
Lewin. Keempat komponen tersebut adalah: (a)
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan bagian dari
Perencanaan (planning), (b) tindakan (acting );
kegiatan
(c) Observasi (observation), dan (d) Refleksi
memperoleh
(reflection).
penelitian yang telah dipilih. Pengumpulan data
atas empat komponen seperti yang dilaksanakan
Sesudah
satu
siklus
diimplementasikan,
khususnya
refleksi,
diikuti
selesai
yang
data-data
bertujuan dari
untuk
sampel/objek
ada
pada penelitian ini melalui tes yaitu observasi,
adanya
wawancara, dan dokumentasi. Pengumpulan data
perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam
dilakukan dengan cara mengukur kemampuan
bentuk siklus tersendiri.Demikian seterusnya atau
membaca permulaan melalui pengamatan dan
dengan beberapa kali siklus.
mendeskripsikan di dalam catatan perkembangan
hal
ini
sesudah
penelitian
dengan
Desain penelitian Kemmis dan Taggart
membaca permulaan
telah melakukan penelitian tindakan kelas yang
Data dikumpulkan langsung oleh peneliti
menekankan strategi bertanya kepada siswa.
melalui kegiatan observasi secara langsung yang
Penyusunan strategi bertanya untuk mendorong
dilakukan untuk mencatat data variabel terikat
siswa menjawab pertanyaan. Semua kegiatan ini
pada saat kejadian, yaitu mencatat data tentang
dilakukan pada tahap perencanaan. (Syamsuddin,
kemampuan membaca kata sebanyak dua sampai
2006 : 203). Pada kotak act (tindakan), mulai
tiga suku kata.
diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
Alat
bantu
pengumpul
data
pada
untuk mendorong mereka mengatakan apa yang
penelitian ini yaitu diwujudkan dalam daftar cek
mereka pahami dan apa yang mereka minati.
(checklist), pedoman wawancara (interview guide
Pada kotak observasi, pertanyaan dan jawaban
atau interview schedule), dan lembar pengamatan
siswa dicatat atau direkam untuk melihat apa
atau panduan pengamatan (observation sheet atau
yang terjadi. Pengamat juga mencatat dalam buku
observation schedule).
hariannya. Dalam kotak refleksi, ternyata kontrol kelas yang terlalu ketat menyebabkan tanya
Teknik Analisis Data
jawab kurang lancar sehingga tidak mencapai
Data dikumpulkan dengan menggunakan data
hasil yang maksimal dan perlu diperbaiki.
kualitatif dan data kuantitatif
Pada
berikutnya,
perencanaan
yang
mengurangi
pertanyaan-
observasi guru. Analisis deskriptif kualitatif
pertanyaan guru yang bersifat mengontrol siswa,
digunakan untuk menggambarkan kenyataan atau
agar strategi bertanya dapat dijalankan dengan
fakta sesuai data yang diperoleh dengan tujuan
baik. Pada tahap tindakan siklus kedua hal itu
untuk
dilakukan. Pelaksanaannya dicatat dan direkam
membaca
permulaan,
deskriptif
kuantitatif
direvisi
siklus
berupa angket
dengan
diberikan
kepada
mengetahui
siswa
peningkatan
dan
lembar
kemampuan
sedangkan digunakan
analisis untuk
Peningkatan Kemampuan Membaca .... (Widiastuti) 3.453
menganalisis data yang berupa angka, yang digunakan
untuk
mengetahui
persentase
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kemampuan membaca permulaan. Untuk
mengetahui
membaca
persentase
permulaan,
kemampuan
berikut
perhitungan
hasil
data
persentase
observasi
dalam
serta
kemampuan
rumus
membaca permulaan setelah diinterpretasikan ke
penilaian yang digunakan dalam penelitian
dalam empat tingkatan yang menunjukkan bahwa
tindakan kelas ini :
ketercapaian pada akhir siklus I sebagai berikut
NP =
maka
Untuk
siswa yang berada pada kriteria kurang sekali
x 100%
sebanyak 5 siswa, kriteria kurang sebanyak 3
Keterangan : NP
= nilai persen yang dicari/diharapkan
R
= skor mentah yang diperoleh siswa
SM
= skor maksimal ideal
100
= bilangan tetap
siswa, kriteria cukup sebanyak 13 siswa, dan kriteria baik sebanyak 15 siswa. Rekapitulasi dari data kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan 1 sebagai berikut:
Kemudian data tersebut dapat diinterpretasikan ke dalam 4 tingkatan yaitu :
Tabel 2. Rekapitulasi Data Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I Pra Tindakan dan Siklus I
1. Kriteria baik, yaitu antara 80-100%
Jumlah Siswa
2. Kreteria cukup, yaitu antara 66-79%
Nilai
Pra Tindakan Jml Persen Siswa tase 12 33,33
Siklus I Jml Persen Siswa tase 15 41,66
Kriteria
3. Kriteria kurang, yaitu antara 56-65%
80-100
4. Kriteria kurang sekali, yaitu antara ≤ 55
66-79
8
22,22
13
36,11
Sangat Baik Baik
56-65
5
13,88
3
8,33
Cukup
40-55
11
30,55
5
13,88
Kurang
30-39
-
-
-
-
Gagal
Tabel 1. Indikator Peningkatan Hasil Tes Nilai 80-100 66-79 56-65 40-55 30-39
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Kurang Gagal
Berdasarkan
dalam proses belajar ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Keberhasilan dari penelitian ini perhitungan
persentase
kemampuan membaca permulaan menunjukkan > 80 % siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan 1 termotivasi
dalam
pembelajaran
membaca
permulaan dengan menggunakan media kartu kata bergambar.
data
kemampuan membaca permulaan siswa pra
kelas ini ditandai dengan adanya perubahan
apabila
rekapitulasi
persentase di atas tentang peningkatan rerata
Indikator keberhasilan penelitian tindakan
adalah
tabel
tindakan ke siklus I dapat diperjelas melalui grafik pada gambar di bawah ini: 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00
Pra Tindakan Siklus I
3.454 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 36 Tahun ke-5 2016
Gambar 1. Grafik peningkatan rerata membaca permulaan pra tindakan ke siklus I Untuk hasil data observasi serta
Tabel 3. Rekapitulasi Data Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Jumlah Siswa
perhitungan
persentase
dalam
kemampuan
Nilai
Pra Tindakan
Siklus I
Kriteria
Siklus II
Jml
Persen
Jml
Persen
Jml
Persen
Siswa
tase
Siswa
tase
Siswa
tase
12
33,33
15
41,66
31
86,11
66-79
8
22,22
13
36,11
1
2,77
Baik
siswa yang berada pada kriteria kurang sebanyak
56-65
5
13,88
3
8,33
1
2,77
Cukup
40-55
11
30,55
5
13,88
3
8,33
Kurang
5 siswa, kriteria cukup sebanyak 3 siswa, kriteria
30-39
-
-
-
-
-
-
membaca permulaan setelah diinterpretasikan ke dalam empat tingkatan yang menunjukkan bahwa
80100
ketercapaian pada akhir siklus I sebagai berikut
baik sebanyak 13 siswa, dan kriteria sangat baik sebanyak 15 siswa. Bila dilihat dari persentase ketuntasan pembelajaran membaca dengan media kartu gambar pada siklus I meningkat nilai rerata kemampuan membaca permulaan pada siklus I sebesar 8,33%, yang kondisi awal 33,33% meningkat
menjadi
41,45%.
Baik
Berdasarkan
100,00 90,00
pada siklus I yaitu 5 siswa kurang dengan
50,00
siswa
baik
dengan
persentase 36,11%, dan 15 siswa sangat baik
Pra Tindakan Siklus I Siklus II
80,00 60,00
13
data
grafik pada gambar di bawah ini:
keterampilan membaca permulaan yang diperoleh
8,33%,
rekapitulasi
permulaan siswa siklus II dapat diperjelas melalui
70,00
persentase
tabel
Gagal
persentase di atas tentang kemampuan membaca
Klasifikasi
persentase 13,88%, 3 siswa cukup dengan
Sangat
40,00 30,00 20,00 10,00
dengan persentase 41,66%. Untuk
hasil
data
perhitungan
persentase
membaca
permulaan
observasi
dalam setelah
serta
kemampuan setelah
diinterpretasikan ke dalam empat tingkatan yang menunjukkan bahwa ketercapaian pada akhir siklus II sebagai berikut siswa yang berada pada kriteria kurang sekali sebanyak 3 siswa, kriteria kurang sebanyak 1 siswa, kriteria cukup sebanyak 1 siswa, dan kriteria baik sebanyak 31 siswa. Rekapitulasi dari data kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan 1 sebagai berikut:
Gambar 1. Grafik peningkatan rerata membaca permulaan pra tindakan, siklus I, dan siklus II Untuk hasil data observasi serta perhitungan persentase
dalam
kemampuan
membaca
permulaan setelah setelah diinterpretasikan ke dalam empat tingkatan yang menunjukkan bahwa ketercapaian pada akhir siklus II sebagai berikut siswa yang berada pada kriteria kurang sekali sebanyak 3 siswa, kriteria kurang sebanyak 1 siswa, kriteria cukup sebanyak 1 siswa, dan kriteria baik sebanyak 31 siswa. Bila
dilihat
dari
persentase
ketuntasan
pembelajaran membaca dengan media kartu gambar pada siklus I peningkatan nilai rerata
Peningkatan Kemampuan Membaca .... (Widiastuti) 3.455
kemampuan membaca permulaan pada siklus II
dan pada siklus II meningkat sebesar 52,78,
meningkat sebesar 52,78%, yang kondisi awal
yang kondisi awal 44,45 menjadi 86,11.
33,33%
menjadi
86,11%.
Klasifikasi
keterampilan membaca permulaan yang diperoleh
Saran Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
pada siklus II yaitu 3 siswa kurang dengan
referensi bagi penelitian selanjutnya yang terkait
persentase
dengan
8,33%,
1
siswa
cukup
dengan
persentase 2,77%, 1 siswa baik dengan persentase
peningkatan
kemampuan
membaca
permulaan pada siswa kelas I Sekolah Dasar.
2,77%, dan 31 siswa sangat baik dengan persentase 86,11%. DAFTAR PUSTAKA SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data penggunaan media kartu bergambar dapat meningkatkan proses pembelajaran dan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan
1
dapat
disimpulkan
bahwa
penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan proses pembelajaran membaca permulaan pada siswa kelas I SD Kanisius Wirobrajan 1. 1. Peningkatan proses pembelajaran membaca permulaan terlihat siswa yang berani membaca secara individu di depan kelas.
Suara dan
kekompakan siswa dalam belajar membaca permulaan mengalami peningkatan. Siswa bahkan lebih antusias ketika membaca secara berkelompok dan individu. Siswa juga merasa lebih
senang
belajar
membaca
dengan
menggunakan media kartu kata. Siswa juga menjadi
lancar
dalam
membaca
dan
pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih menyenangkan karena semua siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. 2. Peningkatan nilai rerata kemampuan membaca permulaan pada siklus I sebesar 8,33, yang kondisi awal 33,33 meningkat menjadi 41,45
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Darmiyati Zuchdi. (2007). Pembelajaran Membaca dan Menulis di Kelas Rendah. Jakarta: Depdibud. Farida Rahim. (2005). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Kosadi Hidayat, dkk. 1996. Evalusi Pendidikan dan Penerapannya dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Alfabeta : Jakarta Rita Wati. (1996). Pembelajaran Membaca dan Menulis di Kelas Rendah. Jakarta: Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara Sabarti Akhadiah, dkk. (2007). Pembelajaran Membaca dan Menulis di Kelas Rendah. Jakarta: Depdibud. Sabarti Akhadiah ,dkk. (1993). Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Depdibud. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta