SKRIPSI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VII C SMPN 6 AMLAPURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
OLEH NI NYOMAN MURNI NPM:10.8.03.51.31.1.5.2958
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2014
SKRIPSI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VII C SMPN 6 AMLAPURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
OLEH NI NYOMAN MURNI NPM:10.8.03.51.31.1.5.2958
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2014
i
SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN GURU MENCAPAI GELAR SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
MENYETUJUI
Dosen Pembibing I,
Dosen Pembibing II,
Dra. Ni Luh Sukanadi, M.Hum. M.
Dr.Drs. r.Drs. I Nyoman Suparsa,M.S.
NIP. 19610101 198703 2 002
NIP. 19602181 98602 1 001
ii
TIM PENGUJI
UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
Penguji Utama,
Dra. Anak Agung Rai Laksmi, M.Hum NIP. 19590225 1998703 2 001
Penguji I,
Penguji II,
Dra. Ni Luh Sukanadi, M.Hum. M.
Dr.Drs. I Nyoman Suparsa M.S
NIP. 19610101 198703 2 002
NIP. 19602181 98602 1 001
iii
PENGESAHAN
DITERIMA OLEH PANITIA UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILM PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
Hari
:
Tanggal
:
MENGESAHKAN
Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. I Wayan Maba
Dra. Ni Luh Sukanadi,M. Hum
NIP: 19581231198303 1 032
NIP: 19610101 198703 2 002
iv
KATA PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada : 1. Ibu yang telah memberi dukungan dan semangat dari mulai kuliah sampai membuat sekripsi ini. 2. Suami tercinta yang selama ini sudah memberi semangat serta dukungan yang begitu besar kepada saya. 3. Saudara-saudaraku yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. 4. Sahabat-sahabatku tersayang yang telah begitu banyak membantuku dari mulai kuliah sampai pembuatan skripsi ini. 5. Untuk para dosen terhormat yang telah membantu dan memberikan ilmunya dari awal sampai penyusunan skripsi ini.
v
MOTTO
SESALI MASA LALU KARENA ADA KEKECEWAAN DAN KESALAHANKESALAHAN -KESALAHAN, TETAPI JADIKAN PENYESALAN ITU SEBAGAI SENJATA UNTUK MASA DEPAN AGAR TIDAK TERJADI KESALAHAN LAGI. SABAR DALAM MENGATASI KESULITAN DAN BERTINDAK BIJAKSANA DALAM MENGATASINYA ADALAH SESUATU YANG UTAMA
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat Beliau dan tuntunannya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Quantum Learning Pada siswa kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura Tahun Ajaran 2013/2014” yang merupakan persyaratan untuk dapat mengikuti ujian yang dilaksanakan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar. Selama penulisan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan baik berupa buku- buku maupun bimbingan serta petunjuk yang penting dan berarti dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu sudah sepantasnya melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Drs. I Made Sukamerta, M.Pd selaku Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada peneliti dalam mengikuti perkuliahan. 2. Bapak Prof. Dr. I Wayan Maba selaku Dekan FKIP Denpasar, yang telah memberikan petunjuk dan saran-saran bagi peneliti selama menempuh sarjana S1. 3. Ibu Dra. Ni Luh Sukanadi, M. Hum. selaku Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah banyak memberikan petunjuk dan saransaran bagi peneliti selama menempuh sarjana S1. 4. Ibu Dra. Ni Luh Sukanadi, M. Hum.,selaku pembibing I dalam penulisan skripsi ini, yang penuh demgam kesabaran, ketekunan, dan kemurahan hati memberikan bimbingan, petunjuk dan bantuan moral, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. 5. Bapak Dr. Drs. I Nyoman Suparsa,M.S., selaku pembibing II yang telah memberikan petunjuk dan mendukung selama penyusunan skripsi. 6. Para Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar yang telah memberikan bekal ilmu pengalaman selama masa kuliah hingga selesai penyusunan skripsi.
vii
7. Bapak Kepala SMP Negeri 6 Amlapura yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam mengadakan penelitian untuk menyusun skripsi. 8. Siswa-siswa kelas VII C, yang telah memberikan bantuan sebagai subjek penelitian. 9. Keluarga dan sahabat-sahabat yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam penyusunan skripsi. Akhir kata, demi kesempurnaan skripsi ini penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca, dan semoga skripsi ini dapat member manfaat yang besar demi peningkatan pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Denpasar,
Agustus 2014
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Isi
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. TIM PENGUJI ............................................................................................ PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ...................................................... KATA PERSEMBAHAN ........................................................................... MOTTO ....................................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................ DAFTAR ISI ................................................................................................ DAFTAR TABEL ....................................................................................... ABSTRAK....................................................................................................
i ii iii iv v vi vii ix xii xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
Latar Belakang Masalah ................................................. Rumusan Masalah ........................................................ Ruang Lingkup Masalah ................................................ Tujuan Penelitian............................................................ 1.4.1 Tujuan Umum ....................................................... 1.4.2 Tujuan Khusus....................................................... 1.5. Manfaat Penelitian ......................................................... 1.5.1 Manfaat Teoritis .................................................... 1.5.2 Manfaat Praktis ..................................................... 1.6. Asumsi ...........................................................................
1 7 7 8 8 9 9 9 9 10
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 12 2.1 Pengertian Membaca ................................................... 12 2.2 Tujuan Membaca......................................................... 14 2.3 Manfaat Membaca ....................................................... 17 2.4 Proses Pembelajaran Membaca ................................... 18 2.5 Jenis-jenis Membaca ................................................... 19 2.6 Membaca Pemahaman ................................................ 21 2.7 Metode Pembelajaran kuantum ................................... 23 2.8 Asas Utama Pembelajaran Kuantum ........................... 24 2.9 Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Kuantum ............ 25 2.10 Mempersiapakan Tes Bacaan ...................................... 26 2.11 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Isi Bacaan dengan Pembelajaran Quantum Learnin............................28 2.12 Keunggulan dan Kelemahan Metode Quantum learning 31
ix
Isi
Halaman
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................
34
3.1 3.2 3.3 3.4
Jenis Penelitian .................................................................................... Subjek, Objek, dan Tempat Penelitian ................................................ Rancangan Penelitian .......................................................................... Prosedur Penelitian.............................................................................. a. Refleksi Awal .............................................................................. b. Siklus ........................................................................................... Metode Pengumpulan Data dan Instrument Peneliti........................... 3.5.1 Metode Observasi .................................................................... 3.5.2 Metode Tes ............................................................................. 3.5.3 Evaluasi .................................................................................. Analisis Data .......................................................................................
34 36 39 41 41 41 44 44 45 45 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................
52
4.1
52 52 52 53 55 57 58 58 59 60 61 63 64 65 65 66 67 70 71 72 72 73 75 76 78 79 79 82
3.5
3.6
Hasil Penelitian ................................................................................... 4.1.1 Refleksi Awal ........................................................................ 4.1.1.1 Hasil Observasi Awal .......................................................... 4.1.1.2 Hasil Tes Awal .................................................................... 4.1.1.3 Analisis Data Tes Awal ....................................................... 4.1.1.4 Refleksi Tes Awal ............................................................... 4.1.2 Siklus I .............................................................................................. 4.1.2.1 Perencanaan Penelitian .......................................................... 4.1.2.2 Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 4.1.2.3 Hasil Observasi dan Evaluasi ................................................. 4.1.2.4 Hasil Tes Siklus I .................................................................... 4.1.2.5 Analisis Data Siklus I ............................................................. 4.1.2.6 Refleksi ................................................................................... 4.1.3 Siklus II ............................................................................................. 4.1.3.1 Perencanaan Penelitian .......................................................... 4.1.3.2 Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 4.1.3.3 Observasi dan Evaluasi ........................................................... 4.1.3.4 Analisis Data Siklus II ............................................................ 4.1.3.5 Refleksi ................................................................................... 4.1.4 Siklus III ............................................................................................ 4.1.4.1 Perencanaan Penelitian ........................................................... 4.1.4.2 Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 4.1.4.3 Observasi dan Evaluasi ........................................................... 4.1.4.4 Hasil Tes Siklus III ................................................................. 4.1.4.5 Analisis Data Siklus III........................................................... 4.1.4.6 Refleksi ................................................................................... 4.2 Rekapitulasi tes awal, siklus I, siklus II, dan siklus III ........................ 4.3 Pembahasan ..........................................................................................
x
Isi
Halaman
BAB V PENUTUP .......................................................................................
84
5.1 5.2
84 86
Kesimpulan .......................................................................................... Saran-saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman Tabel 1 : Data Nama siswa kelas VII C SMPN 6 Amlapura Tahun Pelajaran 2013/2014 ………………................………………… 37 Tabel 2 : Skenario Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Quantum learning Pada Tes Awal.........……..................................................................... 42 Tabel 3 : Pedoman Konversi Nilai............................................………….. 50 Tabel 4 : Hasil tes awal Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Quantum Learning pada siswa kelas VII C SMPN 6 Amlapura Tahun Pelajaran 2013/2014………… 53 Tabel 5 : Analisis tes awal siswa kelas VII C SMPN 6 Amlapura Tahun Pelajaran 2013/2014 Dalam Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Quantum Learning…………………………………………..….
56
Tabel 6 : Skanario pembelajaran yang digunakan dalam penelitian siklus I ......................................................................................... 59 Tabel 7 : Hasil tes siklus I Peningkatan Kemampuan Siswa Memahami Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Quantum Leaning Pada Siswa Kelas VII C SMPN 6 Amlapura Tahun Pelajaran 2013/2014..................................................................................... 61 Tabel 8 : Analisis Data Siklus I siswa kelas VII C SMPN 6 Amlapura Tahun Ajaran 2013/2014 Dalam Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Quantum Learning……………………………………………… 64 Tabel 9 : Skanario pembelajaran yang digunakan dalam penelitian siklus II ……………………………………………... 66 Tabel 10 : Hasil tes siklus II Peningkatan Kemampuan Siswa Memahami Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Quantum Learning Pada Siswa Kelas VII C SMPN 6 Amlapura Tahun Ajaran 2013/2014………...........................................….. 68
xii
Tabel
Halaman
Tabel 11: Analisis Data Siklus II siswa kelas VII C SMPN 6 Amlapura Tahun Ajaran 2013/2014 Dalam Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Quantu Learning …………………………………………….
71
Tabel 12: Skanario pembelajaran yang digunakan dalam penelitian siklus III……………………………………..……
74
Tabel 13: Hasil tes siklus III Peningkatan Kemampuan Siswa Memahami Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Quantum Learning Pada Siswa Kelas VII C SMPN 6 Amlapura Tahun Pelajaran 2013/2014………………………………………...
76
Tabel 14: Analisis Data Siklus II siswa kelas VII C SMPN 6 Amlapura Tahun Ajaran 2013/2014 Dalam Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Quantum Learning ………………………………………….
79
Tabel 15: Rekapitulasi tes awal, siklus I, siklus II, dan siklus III……....
80
xiii
ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VII C SMPN 6 AMLAPURA DESA SERAYA TIMUR KECAMATAN KARANGASEM TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Nama NPM Tebal Tahun
: Ni Nyoman Murni : 10.8.03.51.31.1.5.2958 : 89 halaman : 2014
Membaca merupakan salah satu keterampilan dalam Bahasa Indonesia, selain keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Keterampilan membaca sebagian besar dapat dilakukan oleh masyarakat luas seperti petani, pedagang, pelajar, mahasiswa, dan pegawai. Semua orang yang hidup dalam masyarakat kepandaian baca tulis merupakan alat komunikasi utama. Para ahli hukum, pengemuka agama, dokter, insinyur, sarjana, pendidikan karyawan dan lain sebagainya selalu berhadapan dengan perbuatan membaca dalam kehidupan sehari-hari paling tidak untuk dirinya sendiri ia harus membaca buku-buku majalah-majalah atau koran (Burhan, 1971,102). Membaca merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk memahami isi bacaan. Dalam keterampilan membaca untuk memperoleh pengetahuan seseorang memperoleh informasi melalui beberapa sumber, seperti membaca informasi dari buku, koran majalah, surat kabar, internet, dan lain-lain. Membaca dengan usaha yang dilakukan untuk memahami isi pesan penulis yang tertuang dalam bacaan. Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan model pembelajaran quantum learning dapat meningkatkan pemahaman dan juga ke-mampuan mengungkapkan isi bacaan pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura serta bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran quantum learning dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam membaca pada saat menerapkan pembelajaran quantum learning pada siswa kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura. Berdasarkan rumusan masalah dalam memahami isi bacaan melalui pembelajaran quantum learning pada siswa kelas VII C SMPN 6 Amlapura, maka penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data mengenai “dapatkah Pembelajaran Quantum Learning meningkatkan kemampuan siswa di dalam memahami isi bacaan pada siswa kelas VII C SMPN 6 Amlapura.” Teori yang digunakan untuk menjawab masalah diatas adalah (1) pengertian membaca, (2) tujuan membaca, (3) manfaat membaca, (4) proses pembelajaran membaca, (5) jenis-jenis membaca, (6) membaca pemahaman, (7) metode pembelajaran kuantum, (8) asas utama pembelajaran kuantum, 9) prinsipprinsip dasar pembelajaran kuantum, (10) mempersiapkan tes bacaan, (11) Faktorfaktor yang mempengaruhi isi bacaan dengan pembelajaran quantum learning, (12) Kelemahan dan keunggulan metode quantum learning.
xiv
Jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas yang menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan pembelajaran sehingga menjadi lebih baik. Karateristik dari penelitian tindakan kelas adalah kegiatan modifikasi praktis yang dilakukan secara kontinyu, kemudian hasil yang diperoleh terus dievaluasi dengan tujuan perbaikan terhadap system pembelajaran untuk peningkatan mutu pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan meningkat setelah dilakukan tindakan pembelajaran quantum learning dari siklus I sampai siklus III. Berdasarkan hasil memahami isi bacaan dapat dikemukakan sebagai berikut pada tes awal nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 4,70. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh siswa 5,73. Pada siklus II nilai rata-rata siswa 6,92. Pada siklus III nilai siswa rata-rata 7,81. Berdasarkan hasil penelitian dari proses maupun menentukan aspek-aspek memahami isi bacaan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran memahami isi bacaan dengan menggunakan metode quantum learning dapat meningkat. Untuk itu penelti menyarankan kepada guru untuk menggunakan metode ini sebagai alternative pembelajaran dalam memahami isi bacaan di SMPN 6 Amlapura.
Kata Kunci : Bacaan, Pembelajaran Quantum Learning
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Kecakapan
membaca merupakan landasan dan wahana pokok yang
menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai siswa untuk menggali dan menimba ilmu pengetahuan lebih lanjut. Tanpa penguasaan yang mantap terhadap kemampuan tersebut tentu ilmu-ilmu yang lain tidak dapat dikuasai. Peranan membaca dalam kehidupan sehari-hari sangat penting. Ada beberapa peranan yang dapat dikembangkan dalam kegiatan membaca seperti membantu memecahkan masalah, memperkuat keyakinan pembaca, memberi pengalaman estetis, meningkatkan prestasi dan memperluas pengetahuan. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidikan dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, sehingga terjadi perubahan prilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktivan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang optimal, guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan serta menciptakan suatu metode pengajaran. Membaca merupakan salah satu keterampilan dalam Bahasa Indonesia, selain keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis. Keterampilan membaca sebagian besar dapat dilakukan oleh masyarakat luas seperti petani, pedagang, pelajar, mahasiswa, dan pegawai. Semua orang yang hidup dalam masyarakat kepandaian baca tulis merupakan alat komunikasi utama. Para ahli hukum,
1
2
pengemuka agama, dokter, insinyur, karyawan dan lain sebagainya selalu berhadapan dengan perbuatan membaca dalam kehidupan sehari-hari paling tidak untuk dirinya sendiri ia harus membaca buku-buku, majalah-majalah atau koran (Burhan, 1971,102). Aktivitas-aktivitas
membaca melibatkan
aktivitas
visual,
berpikir,
psikolinguistik dan metakognitif (Farida, 2006:2). Melalui aktivitas tersebut terlihat betapa kompleksnya kegiatan yang dilakukan oleh seorang pembaca, tidak hanya mengupayakan kemampuan melafalkan simbol-simbol huruf tetapi fisik dan psikis juga berperan. Untuk itu perlu dilakukan upaya perbaikan dalam proses pembelajaran agar lebih menarik sehingga dapat menumbuhkan kegairahan peserta didik dalam pembelajaran membaca. Untuk mengatasi hal tersebut guru seharusnya memikirkan sebuah metode pembelajaran yang sesuai. Melihat hasil observasi dan diagnosis masalah, metode pembelajaran yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut adalah metode pembelajaran quantum learning merupakan metode yang cocok untuk mengatasi masalah tersebut, sebab dengan penerapan metode kuantum dalam pembelajaran membaca akan membuat perhatian siswa sangat tertarik dalam proses belajar, sebab siswa mengalami sendiri dan terlibat aktif selama proses belajar. Berpatokan pada hal tersebut, dalam kesempatan ini penulis akan mengadakan penelitian tindakan kelas dengan metode quantum learning untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali Tahun Pelajaran 2013/2014.
3
Kemampuan membaca dengan baik merupakan potensi seseorang yang paling berharga. Dunia kita merupakan dunia baca semakin banyak kita membaca semakin banyak informasi yang kita peroleh, semakin banyak ilmu pengetahuan yang kita miliki. Tujuan membaca yang ingin dicapai seseorang misalnya memahami informasi, menangkap ide-ide dalam bacaan. Saat ini sebagian besar kaum profesional kita seperti dokter, insinyur, notaris atau para guru pada umumnya masih sangat rendah kemampuan membacanya akibatnya mereka masih banyak yang belum mampu menampung volume informasi yang layak sesuai dengan tuntutan profesi yang mereka pilih, baik secara nasional maupun internasional. Negara-negara yang sudah maju betul-betul menyadari hal ini, karena itu mereka memanfaatkan pelajaran membaca yang terpenting, baik dari sekolah dasar maupun dengan perguruan tinggi. Untuk mengetahui hasilnya perlu diadakan penelitian yang paling mendalam dan teliti sehingga prestasi siswa dalam memahami isi bacaan menjadi meningkat. Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan yang bersifat reseptif. Bersifat reseptif karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan memungkinkan orang tersebut mampu mempertinggi daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasanya. Seperti yang dijelaskan oleh Saleh (2006:101)”Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan yang bersifat reseptif”. Membaca merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk memahami isi bacaan. Dalam keterampilan membaca untuk memperoleh pengetahuan seseorang
4
memperoleh informasi melalui beberapa sumber, seperti membaca informasi dari buku, koran majalah, surat kabar, internet, dan lain-lain. Membaca dengan usaha yang dilakukan untuk memahami isi pesan penulis yang tertuang dalam bacaan. Membaca juga merupakan suatu keterampilan yang mutlak harus dimiliki seseorang. Sulit seseorang siswa dapat mengikuti pelajaran di sekolahnya jika siswa tersebut tidak dapat memahami isi bacaan. Bahasa adalah alat komunikasi antar angota masyarakat yang berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita, memungkinkan kerjasama dengan sesama warga. Atas dasar itulah tidak sedikit orang mencurahkan perhatiannya kepada masalah bahasa. Kebanyakan orang yang sudah menyadari pengetahuan akan bertambah lewat membaca, selain menyimak, sehubungan dengan peranan membaca yang dikatakan oleh Burham dalam bukunya yang berjudul “Problema Bahasa Indonesia” mengatakan peranan membaca dalam pembentukan kepribadian sangat penting (1971:127). Sumarjo ( 1982 : 121) mengungkapkan kembali ucapan Steinback bahwa membaca membuat orang penuh pengetahuan dan menulis membuat orang teliti. Dengan demikian membaca merupakan suatu keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan kita di dunia ini. Proses membaca sangat komplek dan rumit karena melibatkan beberapa aktivitas, baik berupa kegiatan fisik maupun kegiatan mental. Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah (1) aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis, (2) aspek perseptual, yaitu
5
kemampuan untuk menginterprestasikan apa yang dilihat sebagai simbol, (3) aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang berpengaruh terhadap kegiatan membaca. (4) aspek skema, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur pengetahuan yang telah ada, (5) aspek berpikir, yaitu kemampuan inferensi dan evaluasi dari materi yang yang dipelajari. Minat dan kebiasaan membaca yang baik, sebagai bagian yang penting dari budaya tulisan tak mungkin dimiliki dalam waktu singkat. Pengembangannya memakan waktu yang relatif lama dan harus sejalan dengan perkembangan pendidikan masyarakat pada umumnya, khususnya di Sekolah perlu mendapat perhatian. Di samping itu, perpustakaan di semua daerah, terutama di Kecamatan dan di Sekolah sarananya perlu diperhatikan. Dalam Perpustakaan Sekolah, bukubuku yang dipersiapkan harus sesuai dengan perkembangan anak. Sebab membaca merupakan hal yang sangat penting bagi guru maupun anak-anak di Sekolah. Kebiasaan membaca masih belum berkembang sepenuhnya baik di Sekolah maupun di Masyarakat. Keterampilan membaca perlu mendapat perhatian, baik dari kalangan guru maupun siswa, karena manfaatnya akan terlihat tidak saja pada pengajaran Bahasa Indonesia tetapi juga pada pengajaran yang lain. Untuk itu pengajaran membaca di Sekolah menengah pertama memegang peranan penting dalam pengajaran bahasa. Kebiasaan membaca perlu dibiasakan sejak dini, yakni mulai dari anak mengenal huruf. Jadikanlah kegiatan membaca sebagai salah satu kebutuhan dan
6
menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa. Membaca dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja asalkan ada keinginan, semangat dan motivasi. Secara umum, kebiasaan membaca belum berkembang sepenuhnya, baik di Sekolah maupun di Masyarakat, khususnya memahami pemahaman. Berdasarkan observasi terhadap siswa-siswa kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura ternyata kemampuan memahami isi bacaan masih relatif rendah. Oleh karena itu, diperlukan metode yang tepat dan bervariasi sehingga siswa tidak bosan dan jenuh tehadap pembelajaran di kelas. Dalam hal ini penulis ingin meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan dengan pembelajaran quantum learning. Pembelajaran quantum learning ini digunakan dalam membaca untuk studi, untuk memahami isi buku atau bacaan secara keseluruhan, baik pikiran pokok maupun pikiran-pikiran jabaran sehingga pemahaman yang komperensif (mendalam dan dapat) tentang isi buku atau isi suatu bacaan dapat tercapai (Tampubolon, 1987:170). Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis berkeinginan mengadakan penelitian mengenai peningkatan kemampuan memahami isi bacaan dengan menggunakan pembelajaran quantum learning pada siswa kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura tahun pelajaran 2013/2014.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut .
7
a. Apakah penerapan model pembelajaran quantum learning dapat meningkatkan pemahaman dan juga ke-mampuan mengungkapkan isi bacaan pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura? b. Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran quantum learning dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam membaca pada saat menerapkan pembelajaran quantum learning pada siswa kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura?
1.3. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang “Peningkatan Kemampuan Siswa Memahami Isi Bacaan melalui Pembelajaran Quantum learning pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura Tahun Ajaran 2013/2014” ruang lingkupnya sangatlah luas oleh karena itu ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya pada hal-hal berikut. 1. Kemampuan memahami isi bacaan a.
Memahami informasi yang terdapat dalam satu bacaan yang disediakan oleh peneliti.
b.
Memahami arti kata dalam suatu bacaan yang disediakan oleh peneliti.
c.
Memahami gagasan pokok dan gagasan suatu bacaan yang disediakan oleh peneliti.
2. Pelaksanaan Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan a. Kegiatan guru,
8
b. Kegiatan murid, Sarana penunjang ( kepustakaan).
1.4. Tujuan Penelitian
Di dalam kegiatan ini ada dua tujuan yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut. 1. Tujuan umum Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : a) Memupuk
dan
mengembangkan
kecakapan
berbahasa
Indonesia lisan dan tulisan, b) Ikut serta menyumbangkan buah pikiran dalam rangka pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, c) Ikut serta menumbuhkan dan menggalakan salah satu keterampilan berbahasa yaitu keterampilan membaca, dan d) Memupuk dan mengembangkan kecakapan berpikir dinamis rasional dan praktis.
2. Tujuan khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a) Untuk mendapatkan data yang objektif bahwa melalui pembelajaran
quantum
learning
dapat
meningkatkan
kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura, dan
9
b) Menemukan langkah-langkah yang tepat dalam penerapan pembelajaran quantum learning dalam pembelajaran membaca pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Amlapura.
1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain : a. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi atau masukan kepada pengajar (guru) dalam memberikan pelajaran-pelajaran yang dinilai sulit dipahami oleh peserta didik dalam menerima pelajaran. Quantum learning memberikan cara belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga peserta didik akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya. b. Manfaat Praktis 1. Manfaat bagi Peserta Didik Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan peserta didik mendapat pengalaman belajar yang lebih menarik sehingga peserta didik dapat lebih menyenangi pembelajaran membaca. 2. Manfaat bagi Guru Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan suatu refrensi bagi guru dalam mencari suatu metode pembelajaran yang lebih menarik yang bisa diterapkan dalam pembelajaran sehari-harinya. Dengan demikian model pembelajaran yang tepat kegiatan pembelajaran di kelas akan dapat berlangsung lebih optimal.
10
3. Manfaat bagi Sekolah Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kwalitas pendidikan khususnya di sekolah SMP Negeri 6 Amlapura. 4. Manfaat bagi Negara Manfaat bagi negara untuk membantu pendidikan nasional supaya berkembang dan maju sehingga terciptanya sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas sehingga berguna bagi nusa dan bangsa.
1.6. Asumsi Asumsi penelitian adalah anggapan dasar tentang suatu masalah yang sudah mengandung kebenaran tanpa perlu dibuktikan kebenarannya. Asumsi merupakan sebuah titik tolak penelitian yang diterima oleh penyelidik yang diyakini kebenarannya, serta harus dirumuskan secara jelas dan akan berfungsi sebagai hal-hal yang akan dipakai untuk memperluas permasalahannya. Dalam penelitian ini dipergunakan beberapa asumsi sebagai berikut. 1. Guru di tempat penelitian mempunyai kewenangan sama untuk mengajar. 2. Buku pegangan guru adalah buku paket. 3. Penyebaran sarana pengadaan buku kepada semua sekolah dasar dengan materi yang sama. 4. Kemampuan siswa dianggap sama.
11
Guru bidang studi Bahasa Indonesia ditingkat SMP dalam mengajar berpedoman pada kurikulum.
BAB II LANDASAN TEORI
Teori yang dimanfaatkan sebagai penunjang penelitian yakni suatu teori yang berkenaan dengan Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Quantum Learning. Pada bagian ini penulis akan membicarakan hal-hal tentang membaca, yaitu (1) pengertian membaca, (2) tujuan membaca, (3) manfaat membaca, (4) proses pembelajaran membaca, (5) jenis-jenis membaca, (6) membaca pemahaman, (7) metode pembelajaran kuantum, (8) asas utama pembelajaran kuantum, (9) prinsip-prinsip dasar pembelajaran kuantum, (10) mempersiapkan tes bacaan, (11) Faktor-faktor yang mempengaruhi isi bacaan dengan pembelajaran quantum learning, (12) Keunggulan dan kelemahan metode quantum learning. 2.1 Pengertian Membaca Para ahli sudah banyak mengulas tentang membaca baik melalui buku pelajaran, brosur surat kabar, majalah maupun seminar. Pengertian membaca tidak hanya menyurahkan simbol-simbol tertulis dari suatu teks yang berisi tanda titik, seru, titik dua, koma, dan tanda tanya. Tetapi juga lebih jauh dari itu yaitu menangkap ide pesan yang hendak disampaikan oleh penulis. Untuk lebih jelasnya ada beberapa pendapat mengenai pengertian membaca. 1. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Andreson dan Tarigan, 1979: 6).
12
13
1. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyediaan kembali dan pembaca sandi (a recording and decoding proses), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (ecoding) sebuah aspek pembaca sandi (decoding) menghubungkan kata tulis dengan makna kata bahasa lisan yang mencakup perubahan tulisan/catatan bunyi yang bermakna ( Andreson dan Tarigan, 1979, 7). 2. Membaca dapat diartikan sebagai suatu metode yang kita gunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang orang lain yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau yang tersirat pada lambanglambang tertulis (Aderson dan Tarigan, 1979 , 8) 3. Menurut kelompok studi bahasa dan sastra Indonesia, membaca merupakan suatu proses mengolah bacaan secara kritis, kreatif yang dilakukan dengan tujuan untuk memproleh pemahaman yang bersifat menyeluruh dan mendalam tentang isi bacaan. Dalam pengertian ini pengkajian lebih teliti pada tes yang diperlukan, sehingga dapat mengamati keadaan, nilai, fungsi dan dampak bacaan untuk mengolah bacaan, seseorang membaca perlu menggunakan seluruh kemampuannya, baik secara komunitif maupun secara mekanik. Dalam rangka mencerna isi bacaan (1991 , 3-4). 4. Dalam Kamus Bahasa Indonesia dijelaskan arti kata membaca adalah melihat serta memahami isi tentang apa yang tertulis (Poerwardarminta,1989:62). Dari pendapat para ahli di atas tentang pengertian membaca dapat saya simpulkan bahwa membaca merupakan suatu proses supaya kita memahami polapola bahasa dari gambaran tertulisnya, kemudian bisa mengkomunikasikannya kepada orang lain.
14
2.2. Tujuan Membaca Setiap orang melakukan sesuatu yang pasti dan mempunyai tujuan tertentu dalam membaca, tujuan itu sudah terselip dalam benak seorang sebelum melangkah dan tercapai tidaknya tujuan itu tergantung dari perilakunya. Disini penulis merangkum, mengenai tujuan membaca intensif bertujuan memahami keseluruhan bahan bacaan sampai pada bagian-bagian yang sekecilkecilnya, membaca cepat bertujuan menangkap dengan cepat gagasan-gagasan pokok yang terdapat dalam suatu bacaan (Syawati, 1985 , 13). Di sini penulis merangkum mengenai tujuan membaca. 1. Membaca intensif, bertujuan memahami seluruh bahan bacaan sampai bagian yang sekecil-kecilnya. 2. Membaca cepat, bertujuan menangkap dengan cepat gagasan-gagasan pokok yang terdapat dalam bacaan (Syawati, 1985 : 13). Menurut Tarigan dalam bukunya membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa dan dapat menguraikan beberapa hal tentang tujuan membaca yaitu sebagai berikut. 1. Mebaca bertujuan untuk memproleh kenyataan-kenyataan tentang tingkah laku yang dilakukan oleh pelaku dalam wacana bersangkutan. 2. Membaca bertujuan untuk menemukan kesimpulan perubahan tingkah yang diperhatikan oleh pengarang melalui bacaan. 3. Membaca ada juga bertujuan untuk mengelompokan bentuk suatu cerita yang ditampilkan pengarang.
15
4. Membaca bertujuan untuk membandingkan kehidupan tokoh dalam bacaan dengan kehidupan pembaca bacaan tersebut (1979 : 9-10). 5. Membaca bertujuan untuk menilai kehidupan pelaku-pelaku utama yang diceritakan. Maksud dan tujuan seseorang membaca untuk membaca buku atau makalah tertentu akan turut menentukan kecepatannya membaca. Maksud tersebut dapat bergeser dari kebutuhan terhadap analisis yang tenang agar dapat memahami isi bacaan. Kebutuhan membaca cepat agar dapat melirik ide utama saja menyesuaikan kecepatan membaca dengan jenis pemahaman yang hendak dicapai merupakan masalah penting, merupakan keterampilan membaca, dan keterampilan studi yang penting, yang harus dipelajari oleh semua anak. Agar dapat mencapai tujuan membantu para pembaca memanpaatkan kecepatan yang berbeda bagi maksud yang berbeda, maka
tujuan
guru
adalah
mengajarkan
sang
anak
membayangkan/menentukan tujuannya setiap kali dia membaca, dan kemudian secara sadar memilih kecepatan yang sesui untuk mencapai tujuan itu mengajar para siswa bagai mana dan bila mana membeda-bedakan kecepatan membaca, jelas akan membantu untuk mencapai tujuan mereka, dengan demikian kegiatan mereka dalam membaca menjadi lebih efisien.
16
Menurut (Winarno 1974, 4) tujuan membaca dapat dirumuskan sebagai berikut . 1. Pemahaman isi bacaaan yang berupa majalah, buku, surat kabar, brosur dan media yang lainnya. 2. Penambahan pembendaharaan kata sehingga pembaca mampu berbahasa baik aktif maupun pasif. 3. Kesadaran akan pentingnya membaca sebagi sarana mendapatkan informasi untuk memproleh atau memperluas perbendaharaan kata atau pengetahuan sehingga minat untuk selalu membaca akan tumbuh secara teratur. Demikianlah pendapat para ahli tentang tujuan membaca. Dari uraian yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa, tujuan membaca tidak lain adalah : 1. Memproleh informasi, 2. Menambah kosa kata, 3. Menambah ilmu pengetahuan dan 4. Mencari kesenangan, kenikmatan dan kepuasan batin. Tujuan membaca disesuaikan dengan jenis membaca yang lazim dipakai yaitu membaca insentif, membaca kritis, membaca cepat, membaca untuk keperluan studi, membaca bersuara dan membaca di dalam hati. Masing-masing membaca memperoleh informasi yang mencakup isi memahami makna bacaan makna arti, erat sekali hubungannya dengan maksud dan tujuan atau insentif kita dalam membaca.
17
2.3. Manfaat membaca Membaca merupakan suatu kegiatan yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan kita, segala macam filsafat ilmu pengetahuan atau kisah-kisah seorang yang kita peroleh dari sebuah buku. Orang yang pandai disebabkan karena membaca. Membaca merupakan salah satu alat yang dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan, di samping dengan menyimak. Menyimakpun terbatas hanya mendengar melalui radio, TV, dan seminar-seminar. Melalui membaca kita dapat mendalami ilmu pengetahuan dan menambah ilmu pengetahuan. Pemahaman isi bacaan, kita dapat membedakan ide pokok dan ide tambahan dari kalimat, alenia susunan bacaan. Bertitik tolak dari pendapat yang dikemukakan oleh Hamiseno (1979 , 4-5) manfaat membaca yang bisa diambil dari tujuan membaca adalah sebagai berikut. 1. Penguasaan yang sempurna dari teknik membaca sehingga membaca dapat melakukan ketepatan dan kecepatan membaca. Dari tujuan ini dapat diambil manfaatnya sebagai berikut. a. Membaca dengan kecepatan yang sesui dengan jenis membaca tertentu. b. Membaca dengan ucapan, lagu dan irama yang tepat. c. Menyadari akan pentingnya fungsi-fungsi sehingga ada usaha untuk mempelajari dengan seksama pemahaman isi bacaan, dari tujuan ini dapat diambil manpaatnya sebagai berikut. 1. Membedakan ide pokok dan ide tambahan dari kalimat, alinia, susunan bacaan. Dalam usaha membedakan ide pokok dan ide
18
tambahan tersebut ia akan mendalami pola kalimat, ragam kalimat, alinia dan ilustrasi. 2. Memberikan penilaian terhadap urutan, jalan pikiran yang terdapat dalam bacaan, secara keritis. 2.4. Proses Pembelajaran Membaca 1. Menurut Saleh (2006:111) membagi proses membaca jadi tiga tahap yaitu 1) prabaca, 2) saat baca, 3) pascabaca. Tahap prabaca dimaksudkan untuk mempersiapkan mental pembaca pada situasi membaca yang akan dilaksanakan, kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara memperhatikan judul, dan gambar-gambar yang menyertai wacana yang akan dibaca. Tahap saat baca dilakukan untuk mengulang membaca jika ada bagian tertentu dari bacaan yang belum dipahami, kemudian mengajukan pertanyaan yang menuntun pada saat siswa membaca untuk memudahkan pemahamannya. Pada tahap pascabaca yang dilakukan adalah menjawab pertanyaan setelah membaca, tujuan untuk mengetahui apa yang telah diperoleh setelah membaca. 2. Menurut Farida (2006:9) “proses pembelajaran membaca adalah menggabungkan kegiatan prabaca, saat baca dan pascabaca dalam pelajaran membaca”. Sedangkan menurut Burhanuddin (2007:119) “membaca adalah proses pembentukan makna terhadap teks’. Sehubungan dengan teori membaca ini guru hendaknya mampu mengembangkan pengetahuan tentang topik untuk memproses pesan atau teks.
19
3. Berdasarkan pendapat para ahli dapat penulis simpulkan bahwa ada bermacam-macam tahap-tahap membaca, sehingga siswa dapat mengembangkan pembelajaran membaca dengan menggunakan tahaptahap
membaca
tersebut,
agar
bisa
membatu
siswa
dalam
mengembangkan ide-idenya sesuai dengan tahap-tahap membaca yang telah mereka ketahui dan berdasarkan latihan yang telah mereka lakukan. Tahap-tahap membaca tersebut antara lain tahap prabaca, saatbaca, dan pascabaca.
2.5 Jenis-jenis membaca a. Menurut Saleh (2006:107) jenis-jenis membaca adalah: 1) membaca teknik/membaca
bersuara/membaca
lancar,
2)
membaca
dalam
hati/membaca intensif/membaca memindai, 3) membaca bahasa, 4) membaca cepat, 5) membaca pustaka. 1).
Membaca teknik/membaca bersuara/membaca lancar Tujuan membaca teknik ini adalah untuk melatih siswa mampu bersuara dengan ucapan/lafal, nada, dan irama.
2).
Membaca dalam hati/membaca intensif/membaca memindai Membaca memindai adalah membaca wacana eksposisi dengan cara melihat dengan cermat dan lama. Sedangkan membaca intensif adalah membaca secara sungguh-sungguh dan terus menerus hingga diperoleh hasil yang optimal. Tujuan membaca dalam hati, membaca intensif dan membaca memindai adalah agar siswa dapat memahami isi wacana.
20
3).
Membaca bahasa Tujuan membaca bahasa adalah agar pengetahuan siswa semakin bertambah tentang unsur-unsur kebahasaan atau seluk beluk bahasa Indonesia yang dapat diterapkan dalam berbagai bentuk bahasa dan situasi.
4).
Membaca cepat Membaca cepat adalah membaca sekejap mata atau selayang pandang, tujuannya adalah dalam waktu yang singkat pembaca memperoleh informasi secara tepat dan tepat.
5).
Membaca pustaka Tujuan membaca pustaka adalah untuk menumbuhkan kegemaran membaca. Kegiatan membaca pustaka ini dapat digunakan untuk kegiatan
pembelajaran
dan
dapat
dimanfaatkan
untuk
mengefektifkan waktu-waktu tertentu. Purwanto (2004:29) membagi kegiatan membaca menjadi dua bahagian yaitu kegiatan membaca permulaan dan membaca lanjutan. Membaca permulaan diberikan pada kelas rendah yaitu kelas satu dan dua, sedangkan membaca lanjutan diberikan pada kelas tinggi yakni kelas tiga sampai kelas enam. Menurut Depdikbud (1995:6) “membaca lanjutan disebut juga dengan membaca pemahaman”. Pada membaca permulaan hal yang diutamakan adalah memberikan kecakapan pada siswa untuk mengubah rangkaian-rangkaian bunyi bermakna
(melancarkan
teknik
membaca
pada
anak-anak),
sedangkan pada membaca lanjutan hal yang diutamakan adalah
21
melatih siswa menangkap pikiran dan perasaan orang lain yang dilahirkan dengan bahasa tulisan dengan tepat dan teratur. Purwanto (2004:31) mengatakan membaca pemahaman bertujuan agar anak mengambil manfaat dari pesan yang disampaikan penulis kapada pembaca, dengan kata lain siswa diharapkan mampu mengambil makna yang disampaikan orang lain melalui tulisan. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa tingkatan membaca di sekolah dasar terbagi menjadi dua bagian yaitu membaca permulaan untuk kelas rendah, dan membaca lanjutan untuk kelas tinggi, membaca lanjutan inilah yang disebut dengan membaca pemahaman.
2.6. Membaca Pemahaman
Kata pemahaman dalam kamus besar bahasa Indonesia berawal dari kata paham yang memiliki arti: 1) pengertian, 2) pendapat pikiran, 3) mengerti benar akan sesuatu. Sedangkan menurut Haris (dalam Farida, 2005:85) kata memahami diartikan sebagai suatu hal yang mengerti benar, mengetahui benar dan memaklumi. Jadi memahami bacaan dapat dikatakan sebagai suatu sikap mengerti benar dengan bahan yang dibaca. Membaca pemahaman berarti membaca untuk memahami isi bacaan yang merupakan representasi dari pikiran, ide, gagasan dan pendapat penulis. Penulis berhadapan dengan lambang-lambang bahasa, lambang itu terwujud dalam bentuk huruf, kata, kalimat, dan paragraf, dibalik lambang tersebut terdapat makna dan maksud. Pada saat lambang itu dipahami oleh
22
pembaca, pembaca akan mengambil makna yang ada dibaliknya. Akan tetapi, pada saat pembaca tidak memahami lambang yang dibacanya, maka makna yang ada dibalik lambang itu tidak akan dapat dipahaminya. Bahan bacaan untuk membaca pemahaman hendaknya baru bagi siswa, tidak mempunyai tanda baca yang banyak variasinya atau yang dapat menyulitkan siswa dalam memahami isi bacaan. Di samping itu bahan bacaannya agak panjang bila dibandingkan dengan bahan bacaan untuk membaca teknik, Saleh (2006:107). Menurut Farida (2005:103) “memasukan surat kabar sebagai bahan bacaan merupakan kegiatan yang efektif dalam pembelajaran membaca”. Alasannya adalah surat kabar memiliki gaya bahasa dan organisasi tulisan yang berbeda dengan buku atau majalah. Di samping itu surat kabar merupakan bahan bacaan yang hidup untuk bidang studi pengetahuan sosial. Kegiatan membaca pemahaman tiap-tiap anak tidak sama, sebab kemampuan berfikir manusia juga tidak sama, ada anak yang mampu memahami suatu bacaan dengan sangat mudah bahkan mampu mengembangkan informasi baru dengan bantuan pengetahuan anak, akan tetapi ada juga anak yang bisa membaca atau melafalkan apa-apa yang tertulis tanpa memahami maksud dan tujuan tulisan tersebut. Jadi hakekat membaca pemahaman adalah membaca untuk memahami dan merekam isi bacaan dengan tepat. Hal ini diindikasi oleh pemahaman pembaca terhadap pokok-pokok pikiran, gagasan-gagasan dan argumen-argumen yang ada pada bacaan. Selain itu pembaca dapat membuat catatan tentang hasil pemahamannya. Pemahaman yang diperoleh dan catatan yang dibuat dari bacaan yang dibaca memiliki ketepatan yang akurat seperti yang dimaksud oleh penulis.
23
2.7. Metode Pembelajaran Kuantum Istilah pembelajaran kuantum diambil dari istilah asing “ Quantum Teatching”. Menurut Porter, “Quantum teaching” adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan pengkajian dan fasilitasi di super camp, sebuah program percepatan belajar (accelerated learning) yang mempraktekkan metode belajar quantum learning. Porter, (2001: 5) menyatakan, Pengertian quantum teaching atau pembelajaran quantum learning mencakup dan dapat dipahami melalui tiga hal yaitu : (1) Quantum learning, (2) pemerpatan belajar, (3) fasilitas. Pembelajaran Quantum Learning atau Quantum Teaching adalah pembelajaran yang menyelaraskan berbagai interaksi yang berada di dalam dan disekitar momen belajar sehingga kemampuan dan bakat alamiah dari siswa berubah menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Pemercepatan belajar adalah menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah secara sengaja dengan mewarnai lingkungan belajar, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, penyajian yang efektif dan keterlibatan aktif. Fasilitasi berarti memudahkan segala hal. Pada hal ini merujuk pada inplementasi strategi yang menyingkirkan hambatan belajar. Fasilitas juga termasuk penyediaan alat-alat bantu yang memudahkan siswa untuk belajar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Quantum Learning adalah pembelajaran yang mampu menciptkan interaksi dan keaktifan siswa, sehingga kemampuan, bakat, dan kemampuan siswa dapat berkembang, yang pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar dengan
24
menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah. Pada proses pembelajaran Quantum Learning terjadi penyelarasan dan pemberdayaan. 2.8. Asas utama pembelajaran kuantum Pembelajaran kuantum bersandar pada asas bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita kedunia mereka konsep bawalah dunia mereka kedunia kita, dan antarkan dunia kita kedunia mereka, mengandung konsekuensi bahwa langkah pertama yang harus dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah membangun jembatan autentik memasuki kehidupan siswa untuk mendapatkan hak mengajar dari siswa. Sertifikat mengajar atau dokumen yang mengizinkan mengajar atau melatih hanya berarti bahwa memiliki wewenang untuk mengajar. Hal ini tidak berarti bahwa mempunyai hak mengajar. Mengajar adalah hak yang harus diraih, dan diberikan oleh siswa, bukan oleh Departemen Pendidikan. Belajar dari segala definisinya adalah kegiatan fullcontact. Dengan kata lain belajar melibatkan semua aspek kepribadian manusiapikiran, perasaan, dan bahasa tubuh di samping pengetahuan, sikap, dan keyakinan sebelumnya serta persepsi masa mendatang. Dengan demikian, karena belajar berurusan dengan orang secara keseluruhan, hak untuk memudahkan belajar tersebut harus diberikan oleh pelajar dan diraih oleh guru. Konsep bawalah dunia mereka kedunia kita menuntut guru untuk mengaitkan materi yang diajarkan dengan peristiwa-peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah sosial, atlerik, musik, seni, rekreasi, akademik siswa.
Setelah kaitan itu terbentuk baru dapat membawa
25
mereka kedalam dunia guru, dan memberi mereka pemahaman anda mengenai isi dunia itu. Di sinilah kosakata baru, model mental, rumus, dan lain-lain dibeberkan. Seraya menjelajahi kaitan dan interaksi, baik siswa maupun guru mendapatkan pemahaman baru dan “Dunia Kita” diperluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan yang lebih mendalam tentang materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam dunia mereka, dan menerapkannya pada situasi baru. ( DePorter, Bobi, dkk. 2002). 2.9. Prinsip-prinsip dasar pembelajaran kuantum Sugianto (2009) pembelajaran kuantum memiliki lima perinsip yang mempengaruhi seluruh aspek dalam pembelajaran kuantum. Perinsip-perisip tersebut adalah sebagai berikut : 1. Segalanya berbicara Segala sesuatu yang berada diruang kelas “berbicara” atau mengandung sebuah pesan tentang belajar. Oleh sebat itu dalam peroses pembelajaran, guru wajib mengubah kelas menjadi komunitas belajar yang setiap detailnya telah diubah secara seksama untuk mendukung belajar yang oktimal. 2. Segalanya bertujuan Prinsip ini mengandung arti bahwa semua upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengubah kelas menjadi komunitas belajar mempunyai tujuan, yaitu agar siswa dapat belajar secara optimal untuk mencapai prestasi maksimal.
26
3. Pengalaman sebelum pemberian nama Proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah memperoleh informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk hal-hal yang mereka pelajari. Pada perinsip ini, guru sebelum menyajikan materi pembelajaran harus memberi kesempatan siswa untuk mengalami atau memperaktekan sendiri. 4. Akui setiap usaha belajar merupakan kegiatan yang mengandung resiko, sehingga ketika siswa mengambil keputusan untuk melakukan kegiatan belajar, siswa patut mendapatkan pengakuan atas kecakapan dan kepercayaaan diri mereka. 5. Jika layak dipelajari maka layak juga dirasakan Perayaan merupakan pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Perayaan yang dilakukan dalam pembelajaran bertujuan untuk membangun keinginan siswa untuk meraih kesuksesan. 2.10. Mempersiapkan Tes Bacaan Tes bacaan dilaksanakan untuk mengatur kemampuan membaca seseorang, jadi yang di ukur adalah kemampuan anak tersebut dalam memahami isi bacaan. 2.10.1 Aspek Kesulitan Wacana Kesulitan sebuah wacana erat hubungannya dengan keterbatasan wacana yaitu sesuai tidaknya suatu bacaan bagi pembaca tertentu dilihat dari
27
kesukarannya. Mengurangi subjek studi keterbatasan wacana yaitu aspek kebahasaan,
aspek format dan aspek unsur penunjang. Namun demikian yang
paling utama dan paling menentukan tingkat kesulitan wacana ialah aspek kebahasaan. 2.10.2 Aspek Pajang Pendeknya Wacana Wacana yang digunakan dalam tes hendaknya tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek sebab wacana yang panjang akan dapat menimbulkan rasa segan dan dapat menghambat pemahaman siswa yang akan dites sebaliknya wacana yang terlalu pendek meskipun akan disegani oleh orang yang akan dites dapat meninbulakan kesulitan dalam merumuskan soal-soal pemahaman wacana. Jadi wacana yang baik adalah wacana yang panjang sedang. 2.10.3 Aspek Isi Wacana Isi wacana berkaitan dengan materi yang dibicarakan dalam wacana. Untuk kepentingan tes ini, wacana sebaiknya disesuikan dengan usia yang berkembang dalam lingkungan sosial anak. Jadi wacana yang diteskan hendaknya selain harus memperhatikan usia anak juga harus mengandung nilai edukatif. 2.10.4 Jenis Wacana Jenis Wacana yang dipakai bisa berupa Frase, narasi, puisi, maupun drama. Bentuk- bentuk wacana tersebut bisa bersifat faktual maupun imajinatif.
28
2.11 Faktor – faktor yang mempengaruhi isi bacaan dengan pembelajaran Quantum learning. Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan pasti ada suatu faktor yang mempengaruhinya. Demikian juga berhasil tidaknya memahami isi bacaan melalui pembelajaran kuantum yang dilaksanakan di SMP Negeri 6 Amlapura yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. 2.11.1 Faktor Guru Guru merupakan salah satu faktor pendidikan yang memegang peranan penting berhasil tidaknya proses pendidikan. Peranan guru dalam kaitannya dengan plaksanaan memahami isi bacaan dengan pembelajaran kuantum adalah sebagai berikut. 1. Perana guru sebagai pembimbing, tugas guru tidak hanya terbatas dalam memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada siswa-siswanya, akan tetapi guru mempunyai tanggung jawab untuk membantu dan mengawasi anak-anak dalam membaca buku-buku di sekolah. 2. Peranan guru sebagai administrator, tugas guru harus dapat menyelenggarakan program pendidikan dengan sebaik-baiknya. Berbagai aspek yang menyangkut kelancaran jalannya pendidikan merupakan tanggung jawab guru. Guru harus mengambil bagian dalam perencanaan, bagian pendidikan dan mengawasi serta menilai kegiatan-kegiatan pendidikan. 3. Peranan guru sebagai manager, khususnya sebagai manager kelas, tugas seorang guru merupakan penguasaan utama dan yang bertanggung jawab terhadap kelancaran program pendidikan dan pengajaran. Dalam manajemen kelas guru berfungsi sebagai pemimpin yang harus memimpin anak-anaknya
29
dalam kegiatan belajar. Kepemimpinan guru di Sekolah menentukan keberhasilan sekolah itu secara menyeluruh, guru harus mengatur dan mengkoordinir jalannya program pendidikan agar memperoleh hasil yang sebaik-baiknya.
2.11.2 Faktor peralatan Faktor peralatan dalam proses belajar mengajar diperlukan peralatan yang membantu keberhasilan proses belajar mengajar itu. Begitu juga halnya dengan proses memahami isi bacaan dengan pembelajaran kuantum. Sebagian besar pengetahuan tidak hanya didapatkan di bangku Sekolah saja, melainkan melalui buku-buku. Oleh karena itu buku dianggap sebagai universitas yang paling baik. Tapi, agar seseorang dapat belajar dari buku, paling tidak ada dua syarat yang harus diketahui diantaranya (1) kegemaran setiap orang akan membaca buku dan (2) penyediaan buku tersebut sehingga seseorang dapat membaca.
2.11.3 Faktor perpustakaan sebagai sumber belajar mandiri Kegiatan membaca erat sekali hubungannya dengan perpustakaan. Kita perlu memperkenalkan siswa dengan perpustakaan. Kita dapat memberikan petunjuk kepada mereka agar trampil dalam mempergunakan katalog, mencari buku di perpustakaan, dan mencari keterangan-keterangan dari buku-buku yang mereka perlukan untuk menyelesaikan studi atau tugas-tugas dari Sekolah. Perpustakaan adalah tempat untuk mendapatkan informasi sehingga dengan demikian perpustakaan dikalangan masyarakat berpendidikan diharapakan
30
memenuhi dan memuaskan rasa ingin tahu anak-anak. Perpustakaan sangat membantu proses terlaksananya pelaksanaan memahami isi bacaan dengan pembelajaran quantum learning.
2.11.4 Faktor suasa belajar Membaca memerlukan suasana yang baik misalnya jumlah siswa dalam satu kelas tidak terlalu banyak, kelas tenang, lingkungan bersih, penerangan guru cukup baik, dan bahan bacaan disediakan dengan baik. Suasana disekeliling siswa dapat mempengaruhi berhasil tidaknya proses membaca yang dilaksanakan. Oleh karena itu, memahami isi bacaan memerlukan suasana yang tenang, sepi dan nyaman.
2.11.5 Faktor lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi berhasil tidaknya suatu kegiatan, terutama lingkungan rumah tangga merupakan tempat anak-anak mendapatkan pendidikan pertama sebelum ke Sekolah. Baik tidaknya prestasi anak tergantung dari lingkungan. Apabila di lingkungan rumah tangga terutama orang tua anak biasa membaca maka anak sedikit tidaknya akan terpengaruh pada kebiasaan orang tua. Anak secara langsung terbina minat bacanya, terutama orang tuanya harus menyediakan bahan bacaan misalnya surat kabar, buku-buku, cerita anak, majalah si kancil yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan jiwa anak, sehingga anak terbiasa untuk membaca buku-buku bacaan dan memahami isi bacaan dengan baik.
31
2.12. Keunggulan dan Kelemahan Metode Quantum Learning. Berdasarkan pemaparan keunggulan dan kelemahan pembelajaran kuantum, pembelajaran kuantum sangat memperhatikan keaktifan serta kreatifitas yang dapat dicapai oleh peserta didik. Pembelajaran kuantum mengarahkan seorang guru menjadi guru yang “baik”. Baik dalam arti bahwa guru memiliki ide-ide kreatif dalam memberikan proses pembelajaran, mengetahui dengan baik tingkat kemampuan siswa.
2.12.1. Keunggulan metode quantum learning 1.
Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
2.
Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris, “hewan-istis”, dan atau nativistis.
3.
Pembelajaran kuantum lebih konstruktivis(tis), bukan positivistis-empiris, behavioristis.
4.
Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
5.
Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
6.
Pembelajaran kuantum sangat menentukan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
7.
Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.
32
8.
Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
9.
Pembelajaran
kuantum
memusatkan
perhatian
pada
pembentukan
keterampilan akademis, keterampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau material. 10.
Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.
11. Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
2.12.2 Kelemahan metode quantum learning 1.
Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
2.
Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
3. Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha seseorang siswa baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian dan lain-lain. Maka dapat mengganggu kelas lain. 4. Banyak memakan waktu dalam hal persiapan. 5.
Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.
6.
Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan
33
kesabaran itu diabaikan. Sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya. (blospot.com/p/keunggulan model-pembelajaran-quantum-html)
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian berarti bagian yang sangat penting dalam suatu penelitian dengan penyajian metode penelitian ini, peneliti memberikan pertanggungjawaban tentang cara-cara yang diteliti untuk memperoleh jawaban atas problematik yang diajukan. Metode penelitian adalah merupakan penentu atau syarat bagi seorang penulis dalam melaksanakan penelitian. Agar suatu penelitian dapat berjalan lancar terarah sesuai dengan tujuan, maka diperlukan suatu metode yang tepat. Tanpa metode tujuan penelitian tidak akan tercapai. Dengan metode yang tepat hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian tindakan kelas pada penelitian terfokus pada rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam memahami isi bacaan melalui pembelajaran quantum learning
yang terjadi pada situasi kelas yang kongkret. Metode
penelitian yang harus dilalui dalam penyelidikan berencana dan mendalam untuk memperoleh pengetahuan penuh tentang yang diselidiki untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tanpa menggunakan metode penelitian yang tepat, maka tujuan penelitian sulit dicapai dengan sempurna. 3.1
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual.
34
35
Penelitian Tindak Kelas (PTK) adalah suatu
bentuk penelitian yang
bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara propesional. Secara singkat, penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga aktivitas dan prestasi belajar siswa menjadi meningkat. Guru sebagai peneliti merupakan faktor yang sangat berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian tindakan kelas, guru diharapkan ikut terlibat secara penuh dalam proses penelitian, baik mulai dari tahap perencanaan, aksi, tindakan, maupun refleksi. Guru mencari problem atau masalah, kemudian meneruskannya. Masalah yang diangkat hendaknya memang betul-betul terjadi di kelas tempatnya mengajar dan mencarikan solusi-solusi yang tepat seyogyanya mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa di kelas itu sendiri. Keterlibatan pihak luar hanya bersifat konsultatif dalam mencari dan mempertajam persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi oleh guru yang sekiranya layak untuk dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas. Jadi, dalam penelitian tindakan kelas guru sebagai peneliti tindakan kelas, dan peran pihak luar sangat kecil pengaruhnya terhadap proses penelitian kelas tersebut. Penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah model Kurn Lewin. Model ini mempunyai konsep yang terdiri atas 4 komponen yaitu (Kurniawan 2007) :
36
a. Perencanaan (planning) Rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. b. Tindakan (acting) Apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan, atau perubahan yang di inginkan. c. Pengamatan (observing) Mengamati dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dilakukan terhadap siswa. d. Refleksi (reflecting) Penelitian mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan tersebut dari berbagai segi. Berdasarkan hasil refleksi ini penelitian bersama guru dapat melakukan revisi terhadap rencana sebelumnya.
3.2
Subjek, Objek dan Tempat Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah siswa kelas VII C SMP
Negeri 6 Amlapura, keseluruhan subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura yang berjumlah 37 orang, dengan perincian siswa laki-laki sebanyak 22 orang dan perempuan 15 orang. Objek penelitiannya adalah penerapan model pembelajaran Quantum learning dalam memahami isi bacaan sebuah wacana bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura, tahun pelajaran 2013/2014. Oleh karena itu, dalam penelitian
37
ini guru dan murid harus dapat bekerja sama terutama dalam proses belajarmengajar. Jadi tugas seorang peneliti adalah tugasnya meneliti kemampuan siswa terutama dalam memahami isi bacaan sebuah wacana. Tempat penelitian adalah SMP Negeri 6 Amlapura, yang beralamat di Bajar Dinas Tinjalas, Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Tabel 1. Data Nama siswa kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura Tahun Ajaran 2013/2014 yang Dijadikan Subjek Penelitian. No
NIS
Nama Siswa
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
(4)
(5)
(1)
(2)
(3)
1
691
Ni Nyoman Dewi Suartini
P
2
692
Ni Nyoman Suati
P
3
693
Ni Ketut Murni
P
4
694
Ni Wayan Mayuni
P
5
695
I Gede Indra
L
6
696
I Nyoman Sari
L
7
697
I Ketut Agus
L
8
698
I Gede Murun
L
9
699
I Wayan Mustika
L
10
700
Ni Wayan Sri Ratih Darma Astuti
P
11
701
Ni Ketut Eriani
P
12
702
I Ketut Urip
L
13
703
I Ketut Gusna Jaya
L
14
704
Ni Ketut Ariani
15
705
I Wayan Eka Wastika
P L
38
(1)
(2)
(3)
16
706
Ni Made Parmi
P
17
707
Ni Luh Pertiwi
P
18
708
I Komang Agus Arianto
L
19
709
I Nengah Pringgo Nata
L
20
710
I Putu Nanda Ramadita
L
21
711
Ni Luh Eni
22
712
I Putu Edi Yasa
L
23
713
I Komang Yogi Nantra
L
24
714
I Kadek Yoga
L
25
715
Ni Kadek Nopiani
P
26
716
Ni Kadek Seliantini
P
27
717
Ni Ketut Sulatri
P
28
718
Ni Komang Ayuni
P
29
719
Ni Kadek Muriani
P
30
720
I Putu Landra
L
31
721
I Gede Agus Sugiantara
L
32
722
I Ketut Suarjana
L
33
723
I Wayan Ardika
L
34
724
I Komang Supariasa
L
35
725
I Kadek Widana
L
36
726
I Wayan Primawan
L
37
727
I Ketut Yogi Darmawan
L
Jumlah
(4)
(5)
P
22
15
39
3.3
Rancangan Penelitian Margono (1997:100) mengemukakan bahwa, rancangan sama artinya
dengan kata desain, rancangan pada dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan tentang hal yang akan dilakukan. Rancangan penelitian tindak kelas ini, direncanakan melalui beberapa tahap. Tiap tahapan dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti yang sudah dibuat dalam variabel penelitian. Obsevasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan kemampuan atau minat siswa memahami isi bacaan melalui pembelajaran quantum learning. Dalam melakukan penelitian tindakan kelas dapat dilakukan secara bertahap atau berkelanjutan demi mendapatkan hasil yang baik. Tujuan penelitian adalah melakukan perbaikan, peningkatan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran, serta mengembangkan penampilan guru untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual yang dihadapi terkait dengan proses pembelajaran. PTK memberikan manfaat bagi guru untuk lebih mandiri yang ditopang oleh rasa percaya diri. Rasa percaya diri tersebut tumbuh sebagai akibat guru semakin banyak mengembangkan sendiri pengembangannya berdasarkan pengalamannya. Dalam PTK dikenal adanya kegiatan bertahan dan dilakukan secara terus menerus yang disebut dengan siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti yang sudah dibuat dalam variabel penelitian. Observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat, diberikan dalam
40
rangka meningkatkan minat siswa dalam mempelajari materi memahami isi bacaan melalui pembelajaran kuantum sebagai metode pembelajaran. Konsep pokok penilaian tindakan kelas Kurn Lewin terdiri atas empat komponen yaitu : (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamat dan penilaian (observing dan evalution), dan (4) refleksi (reflecsing). Adapun rancangan penelitian ini dirasa cukup memenuhi target sampai pada siklus ke-n. Bagan 1. Siklus dalam Penelitian
Permasalahan
SIKLUS I
Perencanaan tindakan I
Refleksi I
Pelaksanaan tindakan I
Pengamatan/ pengumpulan
Permasalahan baru hasil refleksi
SIKLUS II Apabila permasalahan belum terselesaikan
data I Perencanan tindakan II
Pelaksanaan tindakan II
Refleksi II
Pengamatan/ pengumpulan data II
Dilanjutkan ke siklus
(Akurinto,2008:74) Keempat tahapan dalam siklus tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan memahami isi bacan siswa melalui melalui
41
pembelajaran quantum learning. Jika terdapat kelemahan di dalam penerapannya di kelas akan dilanjutkan ke siklus II dan seterusnya, sampai masalah di dalam kelas dapat teratasi dengan baik mengingat penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara berkelanjutan. 3.4
Prosedur Penelitian
a. Refleksi Awal •
Mengamati proses belajar yang sedang berlangsung serta mengamati hambatan-hambatan atau kelemahan-kelemahan yang dialami siswa dalam memahami isi bacaan.
•
Mengadakan tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa. Hasil tes awal ini digunakan sebagai titik tolak ukur untuk pelaksanaan penelitian lebih lanjut, untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan.
b. Siklus •
Perencanaan Penelitian Beberapa rencana yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian antara lain : 1) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); 2) Mempersiapakan materi pelajaran yang akan disampaikan; 3) Mempersiapkan tugas pengamatan; dan 4) Mempersiapkan.
42
•
Pelaksanaan Adapun langkah-langkah konkret pelaksanaan dari rencana tindakan penelitian kelas tersebut adalah seperti pada sekenario pembelajaran berikut.
Tabel 02. Skenario Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan melalui Pembelajaran Quantum Learning pada Test Awal. Kegiatan Awal No Peneliti/Guru (1) (2) 1 Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. 2 Menginformasikan rencana pelajaran yaitu memahami isi bacaan dengan pembelajaran quantum learning. 3 Menyampaikan tujuan pembelajaran
Siswa (3) Bersama-sama memberi salam. Mendengarkan dan mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.
Mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran Kegiatan Inti Peneliti/Guru Siswa (2) (3)
No (1) Eksplorasi 1 Mampu menyampaikan dengan baik. 2
materi Mendengarkan cermat
dengan
Memberi kesempatan kepada siswa Memberi pertanyaan. untuk bertanya mengenai materi yang sudah dijelaskan.
Elaborasi 1 Meminta siswa untuk membaca sebuah wacana kemudian memahami isi wacana tersebut. 2
materi
Siswa diminta untuk berkonsentrasi dalam mendengarkan isi wacana di atas.
Membaca sebuah wacana.
Siswa dapat mendengarkan isi wacana dengan baik.
43
(1) 3
(2)
(3)
Meminta siswa untuk memahami isi Siswa mendengarkan wacana wacana yang dibacakan oleh dengan tenang temannya dengan baik.
4
Meminta siswa untuk mengerjakan Mengerjakan tugas. tugas yang telah diberikan mengenai pemahaman siswa terhadap wacana yang telah dibaca.
5
Meminta siswa untuk mengumpul Mengumpul tugas yang telah dikerjakan. dikerjakan.
tugas
yang
telah
Kompirmasi 6
Bertanya jawab tentang hal yang Menyampaikan hal yang belum belum diketahui siswa. dimengerti.
7
Menyimpulkan materi yang telah Mendengarkan dan ikut disampaikan menyimpulkan yang dilakukan. Kegiatan Akhir
No Peneliti/guru Siswa (1) (2) (3) 1 Melakukan penilaian/refleksi Ikut merefleksi kegiatan yang telah terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. dilaksanakan secara konsisten terprogram. 2 Menutup pelajaran dengan salam. Mengucapkan salam.
•
Observasi dan Evaluasi Dalam kegiatan Observasi dan Evaluasi ini, peneliti dapat mengamati proses belajar siswa dan aktivitas yang dilakukan, bentuk Evaluasi memberikan tes akhir dari pembelajaran agar dapat diketahui tindakan yang diberikan kepada siswa dapat bekerja dengan baik atau masih kurang.
44
•
Refleksi Setelah dilaksanakan observasi dan evaluasi dapat dilakukan refleksi untuk mengetahui apakah rencana disusun berjalan dengan baik, atau sebaliknya. Hasil refleksi ini juga akan digunakan untuk mencari hal-hal yang dianggap penting untuk mendukung tahapan selanjutnya. Melalui Refleksi, peneliti berupaya memperbaiki proses pembelajaran. Penelitian ini tidak akan berhenti sampai disini karena kelemahan-kelemahan yang ada dalam penelitian ini akan ditindak lanjuti agar mencapai hasil yang maksimal dan baik sesuai harapan peneliti.
3.5 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, metode yang digunakan yaitu instrument tes digunakan untuk mengetahui kaberhasilan siswa dalam memahami isi bacaan. 3.5.1 Metode Observasi Observasi adalah suatu cara dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis ( Netra,1976:45). Pengamatan yang dilakukan pada waktu peneliti melakukan proses belajar mengajar dengan materi memahami isi bacaan di kelas. Peneliti dalam kegiatan belajar mengajar akan mengamati respon ataupun tingkah laku siswa dalam membaca, sehingga peneliti bisa mengetahui permasalahan siswa dalam memahami isi bacaan.
45
3.5.2
Metode Tes Adalah suatu cara untuk mengetahui kemampuan siswa, yang berbentuk
tugas, baik individual maupun kelompok. Tes ini merupakan penilaian untuk siswa yang dimulai dari tingkah lakunya serta prestasi siswa. Tes tersebut dapat menghasilkan suatu skor. Metode tes yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes berbentuk essei dengan 5 soal. Oleh karena, bobot setiap soal sama, maka tiaptiap soal diberi skor 20 jika siswa menjawab dengan benar. Apabila siswa dapat menjawab 5 soal dengan tepat maka nilai maksimal yang didapat adalah 100. Dalam pelakasanaan tes ini ditempuh langkah-langkah sebagai berikut : a) Guru Menugaskan siswa untuk membaca satu bacaan (wacana); b) Siswa menjawab 5 soal bentuk esai yang terkait dengan isi bacaan yang telah dibacanya; c) Waktu yang disediakan mengerjakan tugas adalah 2x35 (70menit); dan d) Setelah siswa selesai mengerjakan tugas, kemudian hasil pekerjaan siswa dikumpulkan untuk diperiksa. 3.5.3 Evaluasi Prosedur yang ditempuh dalam mengevaluasi hasil jawaban siswa adalah memahami isi bacaan. Pada langkah ini setelah hasil tes dikumpulkan selanjutnya ditentukan skor tes, tiap soal diberi rentang skor 20 sehingga apabila siswa dapat menjawab semua soal dengan benar maka skor maksimal yang diperoleh adalah 5 x 20 = 100. Jadi nilai maksimal idealnya adalah 100.
46
a. Mengubah skor mentah menjadi skor standar Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan melalui pembelajaran quantum learning, maka siswa diberikan tugas membaca sebuah wacana dan memahami isi bacaan dalam wacana tersebut. Kemudian siswa diberikan sebuah tes. Hasil tes tersebut dianalisis sehingga diperoleh data mengenai kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus normal absolut. Norma absolut adalah suatu norma yang ditetapkan absolut atau mutlak oleh guru atau pembuat tes berdasarkan atas jumlah soal, bobot masing-masing soal serta presentase penguasaan yang diisyaratkan (Nurkancana, 1992:91). Setelah melalui tahap pemberian skor, maka selanjutnya dapat ditentukan SMI. Dalam menentukan SMI dapat menggunakan rumus: SMI=Jumlah butir soal x bobot masing-masing item Jadi, 5 x 20 = 100 Dengan penetapan Skor Maksimal Ideal (MSI) ini, bertujuan untuk menunjang dalam pengolahan data selanjutnya, sehingga nantinya dapat dicapai gambaran data tentang peningkatan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan melalui pembelajaran quantum learning. a. Penetapan Skor Pada langkah ini, setelah hasil tes dikumpulkan dan diurutkan sesuai dengan nomor absens siswa, selanjutnya adalah penentuan skor tiap-tiap soal. Tiap-tiap item mempunyai rentangan skor 20, apabila siswa dapat menjawab 5 soal dengan tepat dan benar skor maksimal yang didapat siswa adalah 100.
47
Untuk mendapatkan data yang objektif maka dalam memberikan skor pada tes esai disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan. b. Penetapan Skor Maksimal Ideal (SMI) Setelah melalui tahap pemberian skor, maka selanjutnya dapat ditentukan SMI. Dalam menentukan SMI dapat menggunakan rumus: SMI=Jumlah butir soal x bobot masing-masing item Jadi, 5 x 20 = 100 Dengan penetapan Skor Maksimal Ideal (MSI) ini, bertujuan untuk menunjang dalam pengolahan data selanjutnya, sehingga nantinya dapat dicapai gambaran data tentang peningkatan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan melalui pembelajaran quantum learning. c. Membuat pedoman konversi Data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan semua metode pengumpulan data yang dipergunakan diolah. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Mengingat cukup besarnya jumlah siswa yang diteliti, maka dipergunakan rumus normal relatif skala 11. Prosedur yang ditempuh dalam mengevaluasi pekerjaan siswa adalah sebagai berikut. 1) Mencari skor maksimal ideal (SMI), yaitu skor yang mungkin dicapai apabila semuanya dapat diselesaikan dengan benar. SMI dicari dengan menghitung masing-masing item (unsur). 2) Mencari angka rata-rata ideal (MI) untuk tes tersebut dengan rumus : M 1/2x SMI 3) Mencari skor deviasi ideal (SDI) untuk te tersebut dengan rumus: SDI=1/3x MI
48
4) Membuat pedoman konversi dengan ketentuan sebagai berikut : M + 2,25 SD __________10 M + 1,75 SD __________ 9 M + 1,25 SD __________ 8 M + 0,75 SD __________ 7 M + 0,25 SD __________ 6 M – 0,25 SD __________ 5 M – 0,75 SD __________ 4 M – 1,25 SD __________ 3 M – 1,75 SD __________ 2 M – 2,25 SD __________ 1 (Nurkencana, 1986: 93) Atas dasar rumusan di atas maka penyelesaiannya adalah sebagai berikut: SMI = 5 x 20 = 100 MI = 1/2 X 100 = 50 SDI = 1/3 X 50 = 16,66 Keterangan : SMI = Skor Maksimal Ideal Mi = Angka rata-rata ideal Sdi = Standar deviasi
49
Dari rumusan di atas, maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: Mi + 2,25 SDi = 50 +(2,25 x 16,66) = 87 ___________________10 Mi+ 1,75 SDi= 50 +(1,75 x 16,66) = 79 ___________________ 9 Mi + 1,25 SDi = 50 +(1,25 x 16,66) = 71 ___________________ 8 Mi + 0,75 SDi = 50 + (0,75 x 16.66) = 62 __________________ 7 Mi + 0,25 SDi = 50 + (0.25 x 16,66) = 54 __________________ 6 Mi– 0,25 SDi= 50 - (0,25 x 16,66) = 46 __________________
5
Mi – 0,75 SDi = 50 – (0,75 x 16,66) = 38 ___________________ 4 Mi – 1,25 SDi = 50 – (1,25 x 16,66) = 29 ___________________3 Mi – 1,75 SDi =50 – (1,75 x 16,66) = 21 ___________________ 2 Mi – 2,25 SDi = 50 – (2,25 x 16,66) = 13 ___________________ 1 Dengan berpedoman pada ketentuan di atas, maka dapat ditentukan dalam skor standar yang dipakai oleh masing-masing siswa dengan ketentuan, jika siswa yang mencapai skor 87 ke atas, maka ia mendapat skor 10, jika siswa mendapat skor mentah 79 sampai 86, maka siswa mendapat skor standar 9, demikian selanjutnya, seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini.
50
Tabel 03. Pedoman konversi nilai NO
Skor Mentah
Skor Standar
Katagori
(1)
(2)
(3)
(4)
01.
87 -100
10
Istimewa
02.
79 -86
9
Baik sekali
03.
71 -78
8
Baik
04.
62 – 70
7
Lebih dari cukup
05.
54 – 61
6
Cukup
06.
46 – 53
5
Hampir cukup
07.
38 – 45
4
Kurang
08.
29 – 37
3
Kurang sekali
09.
21 – 28
2
Buruk
10.
13 – 20
1
Buruk sekali
3.6
Analisis Data Setelah pengumpulan data, data tersebut akan dianalisis. Analisis yang
digunakan ada dua yaitu deskriftif kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang menggunakan paparan sederhana yang berkaitan dengan hasil penelitian, dengan jalan menyusun secara sistematis data yang diperoleh, sehingga didapat simpulan umum (Netra dalam Swartikanala, 2011 : 40). Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kata-kata yang memberi gambaran kemampuan siswa terhadap materi yang disampaikan.
51
Jadi, analisis data deskriptif kualitatif yaitu menganalisis data dengan menginterpretasikan data yang diperoleh dengan menggunakan kata-kata. Untuk mengetahui nilai rata-rata siswa di dalam menjawab soal dengan memahami isi bacaan melalui pembelajaran quantum learning, maka digunakan rumus sebagai berikut :
R = Jumlah Skor Standar Jumlah Individu
(Nurkencana, 1981 : 152)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian Dalam bab ini penulis akan membicarakan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan. Hasil penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut. 4.1.1
Refleksi Awal Refleksi awal dilakukan sebelum melakukan penelitian, hal ini bertujuan
agar peneliti dapat melihat dan mengevaluasi proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas guna memudahkan peneliti dalam menentukan langkahlangkah untuk melakukan penelitian. 4.1.1.1 Hasil Observasi Awal Pada tahap observasi tes awal ini, penulis melakukan observasi terhadap sikap siswa selama mengikuti pembelajaran memahami isi bacaan. Hasil observasi pada tes awal adalah sebagai berikut. 1. Selama mengikuti pelajaran masih banyak siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya, dan akibatnya banyak siswa yang tidak konsentrasi. Artinya siswa tidak serius dalam mengikuti pembelajaran memahami isi bacaan pada tes awal ini. Sehingga pembelajaran tidak berjalan dengan baik/konduksif. 2. Siswa masih bingung tentang cara memahami isi bacaan dengan baik.
52
53
4.1.1.2 Hasil Tes Awal Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi terhadap proses belajar-mengajar. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru adalah pembelajaran konvensional, yaitu pembelajaran yang dimulai dari menjelaskan teori lalu pemberian tugas kepada siswa. Metode ceramah yang diterapkan membuat siswa menjadi bosan dan kelas menjadi pasif. Sarana pembelajaran khususnya bahasa Indonesia sangat kurang, sehingga menyebabkan siswa kurang semangat dan antusias dalam menerima pelajaran Sebelum diadakan tindakan peningkatan kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran quantum learning, terlebih dahulu diadakan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami isi bacaan. Dari tes awal yang dilakukan terhadap siswa kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura Tahun Ajaran 2013/2014 diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 04. Hasil Tes Awal Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan melalui Pembelajaran Quantum Learning pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura Tahun Ajaran 2013/2014. No
Nama Siswa
A
B
C
D
E
SM
SS
Katagori
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
1
Dewi Suartini
12
13
10
8
10
53
5
Hampir cukup
2
Suati
5
6
10
7
9
37
3
Kurang sekali
3
Murni
10
8
10
9
9
46
5
Hampir cukup
4
Mayuni
12
6
6
12
6
42
4
Kurang
5
Indra
18
10
13
5
18
64
7
Lebih dari cukup
54
(2)
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
6
Sari
14
6
12
7
8
47
5
Hampir cukup
7
Agus
12
9
7
8
5
41
4
Kurang
8
Murun
13
13
10
12
10
58
6
Cukup
9
Mustika
11
9
8
7
17
52
5
Hampir cukup
10
Sri Ratih D. A
8
17
20
11
5
61
6
Cukup
11
Eriani
8
13
18
18
6
63
7
Lebih dari cukup
12
Urip
5
5
8
13
7
38
4
Kurang
13
Gusna Jaya
12
6
9
15
10
52
5
Hampir cukup
14
Ariani
5
4
8
8
11
36
3
Kurang sekali
15
Eka Wastika
5
9
9
11
11
45
4
Kurang
16
Parmi
4
20
8
13
8
53
5
Hampir cukup
17
Pertiwi
8
8
14
7
8
45
4
Kurang
18
Agus Arianto
10
9
9
10
9
47
5
Hampir cukup
19
Pringgo Nata
8
7
6
10
8
39
4
Kurang
20
Nanda Ramadita
9
7
7
16
9
48
5
Hampir cukup
21
Eni
8
8
9
7
6
38
3
Kurang sekali
22
Edi Yasa
9
8
9
10
20
56
6
Cukup
23
Yogi Nantra
9
13
16
11
2
51
5
Hampir cukup
24
Yoga
2
12
17
5
6
42
4
Kurang
25
Nopiani
10
11
12
12
6
51
5
Hampir cukup
26
Seliantini
10
13
8
7
7
45
4
Kurang
27
Sulatri
11
12
13
8
5
49
5
Hampir cukup
28
Ayuni
11
12
13
5
6
47
5
Hampir cukup
29
Muriani
2
5
5
15
15
42
4
Kurang
55
(2)
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
30
Landra
3
7
13
16
14
43
4
Kurang
31
Agus Sugiantara
1
5
13
7
10
36
3
Kurang sekali
32
Suarjana
19
11
9
12
19
70
7
Lebih dari cukup
33
Ardika
5
17
8
6
14
50
5
Hampir cukup
34
Supariasa
5
7
18
10
3
43
4
Kurang
35
Widana
7
13
12
7
13
52
5
Hampir cukup
36
Primawan
2
20
8
10
10
50
5
Hampir cukup
37
Yogi Darmawan
4
11
12
17
1
45
4
Kurang
307
370
397
372
341
1777
174
48,02
4,70
Jumlah Rata-rata Nilai
Kurang
Keterangan : A : Menentukan jenis wacana
D : Memahami isi wacana
B : Menentukan judul wacana
E : Menemukan ide pokok
C : Menentukan tema pada wacana Sm = sekor mentah Ss = skor standar Tk = tingkat ketentua
4.1.1.3 Analisis Data Tes Awal Berdasarkan data hasil tes awal pada table 4 di atas, maka dapat dilihat nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 4,70, katagorinya kurang, dan tingkat ketentuannya belum tuntas, dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
56
Rata-rata =
Jumlah Skor Standar ______________________________ Jumlah Siswa
=
174 37
=
4,70
Rata-rata siswa sebesar 4,70 dengan rincian 4 siswa mendapat skor standar 3 dengan predikat kurang sekali, 12 siswa mendapat skor standar 4 dengan predikat kurang, 15 siswa mendapat skor standar
5 dengan predikat hampir
cukup, 3 siswa mendapat skor standar 6 dengan predikat cukup dan 3 siswa mendapat skor standar 7 dengan predikat lebih dari cukup. Dari pengelompokkan prestasi yang diperoleh siswa serta presentasenya dapat dilihat tabel berikut. Tabel 05. Analisis tes awal siswa kelas VII C SMPN 6 Amlapura Tahun Ajaran 2013/2014 dalam Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan melalui Pembelajaran Quantum Learning. No
Kategori
(1) (2) 1 Istimewa 2 Baik sekali 3 Baik 4 Lebih dari cukup 5 Cukup 6 Hampir cukup 7 Kurang 8 Kurang sekali 9 Buruk 10 Buruk sekali
Interval
Nilai
Freku ensi
(3) 87-100 79-86 71-78 62-70 54-61 46-53 38-45 29-37 21-28 13-20
(4) 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
(5) 0 0 0 3 3 15 12 4 0 0
Juml ah Nilai (6) 0 0 0 21 18 75 48 12 0 0
Presen
(7) 0% 0% 0% 8,11% 8,11% 40,54% 32,43% 10,81% 0% 0%
Ratarata Nilai (8) 174 37 =4,70 (kurang)
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas VII C SMP N 6 Amlapura tanpa kejelasan
57
yang cukup dan tanpa media, apabila dikonversikan kemampuan siswa masih kurang karena belum mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal) yaitu 70. Oleh karena itu, peneliti dapat melakukan upaya peningkatan memahami isi bacaan melalui pembelajaran quantum learning. 4.1.1.4
Refleksi Tes Awal Tindakan tes awal telah dilaksanakan dengan cukup baik, tetap
berdasarkan hasil tes awal yang dilakukan pada siswa kelas VII C SMPN 6 Amlapura dapat diketahui bahwa rata-rata nilai yang diperoleh siswa 4,70 dengan katagori kurang. Hasil tes awal menunjukkan kurangnya kesiapan dan pemahaman siswa kelas VII C SMPN 6 Amlapura terhadap materi memahami isi bacaan. Dari refleksi tes awal dapat disimpulkan beberapa permasalahan yang dihadapi siswa dalam menerima pelajaran. Adapun permasalahan yang dihadapi siswa adalah: 1. Siswa kurang paham penjelasan guru; 2. Siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru; 3. Siswa kurang memanfaatkan waktu yang tersedia dengan tepat pada saat mengerjakan tugas; dan 4. Siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran.
58
4.1.2
Siklus I Proses tindakan pada siklus I merupakan lanjutan dari tindakan prasiklus.
Hasil refleksi prasiklus diperbaiki pada siklus I. Tindakan siklus I ini sebagai usaha peningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan. Penbelajaran pada siklus I diharapkan lebih baik dari hasil pembelajaran prasiklus. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tindakan siklus I adalah sebagai berikut. 4.1.2.1 Perencana Penelitian Setelah dilakukan tes awal untuk refleksi awal, maka diperoleh gambaran awal atau bayangan mengenai permasalahan dan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh siswa di dalam kegiatan belajar mengajar mengenai materi memahami isi bacaan. Perencanaan tindakan yang disusun meliputi sebagai berikut. 1. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran kuantum. 2. Peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk mempermudah proses penelitian dan pembelajaran di kelas. 3. Peneliti mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas, yaitu materi pembelajaran mengenai memahami isi bacaan. 4. Peneliti memberikan tes menjawab pertanyaan yang menyangkut wacana yang dibagikan. Tes akhir siklus I digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan.
59
4.1.2.2 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan pada hari kamis, tanggal 17 April 2014,
peneliti memberikan materi
pembelajaran dan mengevaluasi hasil kerja siswa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I yaitu sebagai berikut. Tabel 06. Skenario pembelajaran yang digunaan dalam penelitian siklus I Kegiatan Awal No Peneliti/Guru (1) (2) Membuka pelajaran 1 mengucapkan salam.
Siswa (3) dengan Bersama-sama memberi salam.
2
Menginformasikan rencana Mendengarkan dan mempersiapkan pelajaran yaitu memahami isi diri untuk mengikuti pelajaran. bacaan dengan pembelajaran quantum learning.
3
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti No Peneliti/Guru (1) (2) Eksplorasi 1 Mampu menyampaikan dengan baik. 2
Siswa (3) materi Mendengarkan cermat.
materi
Memberi kesempatan kepada siswa Memberi pertanyaan. untuk bertanya mengenai materi yang sudah dijelaskan.
Elaborasi 1 Meminta siswa untuk membaca sebuah wacana kemudian memahami isi wacana tersebut.
Membaca sebuah wacana.
dengan
60
(1)
(2)
2
Siswa diminta untuk berkonsentrasi dalam mendengarkan isi wacana di atas.
3
Meminta siswa untuk memahami isi Siswa mendengarkan wacana wacana yang dibacakan oleh dengan tenang temannya dengan baik. Meminta siswa untuk mengerjakan Mengerjakan tugas. tugas yang telah diberikan mengenai pemahaman siswa terhadap wacana yang telah dibaca.
4
5
(3) Siswa dapat mendengarkan isi wacana dengan baik.
Meminta siswa untuk mengumpul Mengumpul tugas yang telah dikerjakan. dikerjakan.
tugas
yang
telah
Kompirmasi 6
Bertanya jawab tentang hal yang Menyampaikan hal yang belum belum diketahui siswa. dimengerti.
7
Menyimpulkan materi yang telah Mendengarkan dan ikut disampaikan menyimpulkan yang dilakukan. Kegiatan Akhir
No Peneliti/guru Siswa (1) (2) (3) 1 Melakukan penilaian/refleksi Ikut merefleksi kegiatan yang telah terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. dilaksanakan secara konsisten terprogram. 2 Menutup pelajaran dengan salam. Mengucapkan salam.
4.1.2.3 Hasil Observasi dan Evaluasi Selama proses pembelajaran berlangsung, hasil observasi yang diperoleh adalah tidak semua siswa mengikuti pelajaran dengan maksimal dan tekun. Siswa
61
dalam mengerjakan tugas yang diberikan masih kurang serius, akibatnya nilai mereka tidak maksimal, banyak yang belum paham tentang cara membaca yang baik. Kegiatan evaluasi dilakuakan pada siklus I ini dilakukan peneliti untuk menilai kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan. Kegiatan evaluasi ini dilakukan pada akhir pembelajaran dengan memberikan tes berupa essay dan waktunya yang dilakukan pada kegiatan ini adalah 30 menit. 4.1.2.4 Hasil Tes Siklus I Tabel 07. Hasil Tes Siklus I Peningkatan Kemampuan Siswa Memahami Isi Bacaan melalui Pembelajaran Quantum Learning pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura Tahun Ajaran 2013/2014. No
Nama Siswa
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
SM
SS
Katagori
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
12
8
16
14
10
60
6
Cukup
9
8
16
14
3
50
5
Hampir cukup
1
Dewi Suartini
2
Suati
3
Murni
5
8
15
10
12
50
5
Hampir Cukup
4
Mayuni
9
8
16
6
6
45
4
Kurang
5
Indra
9
10
14
18
17
68
7
Lebih dari cukup
6
Sari
6
10
9
11
13
49
5
Hampir Cukup
7
Agus
3
6
13
17
11
50
5
Hampir Cukup
8
Murun
5
16
20
11
13
65
7
Lebih dari cukup
9
Mustika
8
9
20
13
10
60
6
Cukup
10
Sri Ratih D. A
7
13
15
5
7
47
6
Cukup
11
Eriani
8
17
10
19
9
63
7
Lebih dari cukup
62
(2)
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
12
Urip
5
12
13
9
10
49
5
Hampir cukup
13
Gusna Jaya
15
13
12
11
17
68
7
Lebih dari cukup
14
Ariani
6
14
9
14
10
53
5
Hampir Cukup
15
Eka Wastika
8
12
13
7
10
50
5
Hampir Cukup
16
Parmi
14
16
7
13
11
61
6
Cukup
17
Pertiwi
11
13
14
16
7
61
6
Cukup
18
Agus Arianto
5
18
7
17
8
55
6
Cukup
19
Pringgo Nata
13
9
11
7
13
53
5
Hampir Cukup
20
Nanda Ramadita
16
5
13
11
16
61
6
Cukup
21
Eni
2
12
10
9
11
44
4
Kurang
22
Edi Yasa
8
7
13
18
12
58
6
Cukup
23
Yogi Nantra
8
17
7
18
5
55
6
Cukup
24
Yoga
13
11
6
14
17
61
6
Cukup
25
Nopiani
11
13
7
12
8
51
5
Hampir cukup
26
Seliantini
7
11
19
11
10
58
6
Cukup
27
Sulatri
4
12
8
13
17
54
6
Cukup
28
Ayuni
17
13
19
11
10
70
7
Lebih dari cukup
29
Muriani
17
11
14
13
6
61
6
Cukup
30
Landra
13
5
15
9
11
53
5
Hampir cukup
31
Agus Sugiantara
4
11
9
7
14
45
4
Kurang
32
Suarjana
20
19
11
18
10
78
8
Baik
33
Ardika
11
20
8
13
9
61
6
Cukup
34
Supariasa
7
5
13
15
8
48
5
Hampir Cukup
35
Widana
7
15
18
17
10
67
7
Lebih dari cukup
63
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
36
Primawan
13
12
8
11
9
53
5
Hampir cukup
37
Yogi Darmawan
4
7
13
18
12
54
6
Cukup
340
426
461
470
392
2089
212
12
8
16
14
56.46
5,73
(1)
Jumlah Rata-rata Nilai
Cukup
Keterangan : A : Menentukan jenis wacana
D : Memahami isi wacana
B : Menentukan judul wacana
E : Menemukan ide pokok
C : Menentukan tema pada wacana Sm = sekor mentah Ss = skor standar Tk = tingkat ketentuan
4.1.2.5 Analisis Data Siklus I Berdasarkan data siklus I pada table di atas, maka rata-rata skor/nilai yang dicapai siswa adalah 5,72 dan berkatagori Cukup, dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Rata-rata =
Jumlah Skor Standar _________________________ Jumlah Siswa
=
212 37
=
5,72
64
Rata-rata nilai siswa sebesar 5,72 dengan rincian 3 siswa mendapat skor standar 4 dengan predikat kurang, 12 siswa mendapat skor standar 5 dengan predikat hampir cukup, 15 siswa mendapat skor standar 6 dengan predikat cukup, 6 siswa mendapat skor standar 7 dengan predikat lebih dari cukup dan 1 siswa mendapat skor standar 8 dengan predikat baik. Dari pengelompokkan prestasi yang diperoleh siswa serta presentasenya dapat dilihat tabel berikut : Tabel 08. Analisis Data Siklus I siswa kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura Tahun Ajaran 2013/2014 dalam Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan melalui Pembelajaran quantum learning. No
Kategori
(1) (2) 1 Istimewa 2 Baik sekali 3 Baik 4 Lebih dari cukup 5 Cukup 6 Hampir cukup 7 Kurang 8 Kurang sekali 9 Buruk 10 Buruk sekali
Interval
Nilai
Freku ensi
(3) 87-100 79-86 71-78 62-70 54-61 46-53 38-45 29-37 21-28 13-20
(4) 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
(5) 0 0 1 6 15 12 3 0 0 0
Juml ah Nilai (6) 0 0 8 42 90 60 12 0 0 0
Presen
(7) 0% 0% 2,70% 16,22% 40,54% 32,43% 8,11% 0% 0% 0%
Ratarata Nilai (8) 212 37 =5,72 (Cukup)
4.1.2.6 Refleksi Berdasarkan hasil tes akhir siklus I pada siswa kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa 5,72 dengan katagori cukup. Hasil tes akhir ini belum dapat memenuhi target ketuntasan yang diharapkan yaitu 70 lebih dari cukup. Belum maksimalnya hasil tes ini karena siswa belum sepenuhnya paham dalam memahami isi bacaan.
65
Untuk mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan oleh peneliti, maka kesulitan tersebut harus ditangani dan ditemukan jalan keluarnya. Hal-hal yang dapat dilakukan peneliti untuk perbaikan pembelajaran akan diadakan tes kembali atau perbaikan, langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan dan mengatasi kekurangan yang terdapat pada siklus I maka penelitian akan dilanjutkan ke siklus II. 4.1.3 Siklus II Siklus II merupakan lanjutan dari tindakan silklus I, hasil refleksi siklus I diperbaiki pada tindakan siklus II. Tindakan siklus II ini sebagai usaha peningkatan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan. Hasil pembelajaran pada siklus II ini diharapkan lebih baik dari hasil pembelajaran siklus I. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tindakan siklus II antara lain. 4.1.3.1 Perencana Penelitian Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 23 April 2014, peneliti memberikan materi pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran/hasil kerja siswa. Dalam perencanaan yang disiapkan peneliti adalah: 1. Menyiapkan materi pembelajaran memahami isi bacaan; 2. Peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lebih matang, agar hasil pembelajaran siklus II lebih baik dari siklus I; 3. Memberi motivasi kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan;
66
4. Menjelaskan secara rinci mengenai masalah-maslah yang dihadapi siswa dalam memahami isi bacaan; dan 5. Menyusun tes akhir siklus II dengan penilain. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan. 4.1.3.2 Pelaksanaan Penelitian Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I yaitu sebagai berikut. Tabel 09. Skenario pembelajaran yang digunaan dalam penelitian siklus II Kegiatan Awal No Peneliti/Guru (1) (2) Membuka pelajaran 1 mengucapkan salam.
Siswa (3) dengan Bersama-sama memberi salam.
2
Menginformasikan rencana Mendengarkan dan mempersiapkan pelajaran yaitu memahami isi diri untuk mengikuti pelajaran. bacaan dengan pembelajaran quantum learning.
3
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti No Peneliti/Guru (1) (2) Eksplorasi 1 Mampu menyampaikan materi dengan baik. 2 Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang sudah dijelaskan. Elaborasi 1 Meminta siswa untuk membaca sebuah wacana kemudian memahami isi wacana tersebut.
Siswa (3) Mendengarkan materi cermat. Memberi pertanyaan.
Membaca sebuah wacana.
dengan
67
(1)
(2)
(3)
2
Siswa diminta untuk berkonsentrasi dalam mendengarkan isi wacana di atas.
3
Meminta siswa untuk memahami isi Siswa mendengarkan wacana wacana yang dibacakan oleh dengan tenang temannya dengan baik.
Siswa dapat mendengarkan isi wacana dengan baik.
4
Meminta siswa untuk mengerjakan Mengerjakan tugas. tugas yang telah diberikan mengenai pemahaman siswa terhadap wacana yang telah dibaca.
5
Meminta siswa untuk mengumpul Mengumpul tugas yang telah dikerjakan. dikerjakan.
tugas
yang
telah
Kompirmasi 6
Bertanya jawab tentang hal yang Menyampaikan hal yang belum belum diketahui siswa. dimengerti.
7
Menyimpulkan materi yang telah Mendengarkan dan ikut disampaikan menyimpulkan yang dilakukan. Kegiatan Akhir
No Peneliti/guru Siswa (1) (2) (3) 1 Melakukan penilaian/refleksi Ikut merefleksi kegiatan yang telah terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. dilaksanakan secara konsisten terprogram. 2 Menutup pelajaran dengan salam. Mengucapkan salam.
4.1.3.3 Observasi dan Evaluasi Hasil observasi selama pembelajaran berlangsung, hasil obsevasi yang diperoleh adalah semua siswa mengikuti pelajaran dengan baik dan tekun, tetapi
68
ada beberapa siswa yang masih kurang memperhatikan penjelasan guru dan dalam mengerjakan tugas masih kurang serius akibatnya nilai mereka tidak maksimal, banyak yang belum paham tentang cara membaca yang baik. Kegiatan evaluasi dilakuakan pada siklus I ini dilakukan peneliti untuk menilai kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan. Kegiatan evaluasi ini dilakukan pada akhir pembelajaran dengan memberikan tes berupa essay dan waktunya yang dilakukan pada kegiatan ini adalah 30 menit. Tabel 10. Hasil Tes Siklus II Peningkatan Kemampuan Siswa Memahami Isi Bacaan melalui Pembelajaran Quantum Learning pada Kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura Tahun Ajaran 2013/2014. No
Nama Siswa
(A)
(B)
(C) (D)
(E)
SM
SS
Katagori
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
7
12
10
20
18
67
7
Cukup
11
14
13
16
7
61
6
Cukup
1
Dewi Suartini
2
Suati
3
Murni
15
19
16
9
11
70
7
Lebih dari cukup
4
Mayuni
10
11
15
20
5
61
6
Cukup
5
Indra
12
20
20
9
18
79
9
Baik sekali
6
Sari
6
6
12
16
14
54
6
Cukup
7
Agus
18
15
10
9
8
60
6
Cukup
8
Murun
8
17
20
13
11
69
7
Lebih dari cukup
9
Mustika
15
14
19
20
10
78
8
Baik
10
Sri Ratih D. A
10
14
13
20
20
77
8
Baik
11
Eriani
10
12
14
18
11
65
7
Cukup
12
Urip
10
8
6
9
17
50
6
Cukup
13
Gusna Jaya
12
20
12
18
9
71
8
Baik
69
(2)
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
14
Ariani
10
12
13
11
12
58
6
Cukup
15
Eka Wastika
13
12
17
12
14
68
7
Lebih dari cukup
16
Parmi
12
20
20
11
12
75
8
Baik
17
Pertiwi
11
13
15
15
11
65
7
Lebih dari cukup
18
Agus Arianto
13
14
10
8
11
56
6
Hampir cukup
19
Pringgo Nata
11
10
8
14
13
56
6
Hampir Cukup
20
Nanda Ramadita
10
16
20
17
6
69
7
Lebih dari cukup
21
Eni
11
17
14
19
5
66
7
Lebih dari cukup
22
Edi Yasa
14
12
17
11
9
63
7
Lebih dari cukup
23
Yogi Nantra
8
12
9
11
16
56
6
Cukup
24
Yoga
14
14
18
12
20
78
8
Baik
25
Nopiani
12
13
8
11
10
54
6
Cukup
26
Seliantini
13
12
14
15
11
65
7
Lebih dari cukup
27
Sulatri
11
15
20
11
12
69
7
Lebih dari cukup
28
Ayuni
12
12
20
12
12
68
7
Lebih dari cukup
29
Muriani
12
20
18
12
15
77
8
Baik
30
Landra
20
12
15
16
7
70
7
Lebih dari cukup
31
Agus Sugiantara
15
17
15
8
7
62
6
Cukup
32
Suarjana
11
20
20
16
10
77
8
Baik
33
Ardika
13
12
17
11
14
67
7
Lebih dari cukup
34
Supariasa
20
12
15
12
11
70
7
Lebih dari cukup
35
Widana
12
20
15
11
12
70
7
Lebih dari cukup
36
Primawan
13
19
8
9
12
61
6
Cukup
37
Yogi Darmawan
12
16
15
10
14
67
7
Lebih dari cukup
70
(1)
(2)
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
447
534
541
492
435
2382
256
7
12
10
20
64,37
6,92
Rata-rata Nilai
(10)
Lebih dari cukup
Keterangan : A : Menentukan jenis wacana
D : Memahami isi wacana
B : Menentukan judul wacana
E : Menemukan ide pokok
C : Menentukan tema pada wacana Sm = sekor mentah Ss = skor standar Tk = tingkat ketentuan
4.1.3.4 Analisis Data Siklus II Berdasarkan data siklus II pada tabel di atas, maka rata-rata skor/ nilai yang dicapai siswa adalah 6,89 dan berkatagori lebih dari cukup, dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Rata-rata =
Jumlah Skor Standar ______________________________ Jumlah Siswa
=
256 37
=
6,92
Rata-rata nilai siswa sebesar 6,92 dengan rincian 12 siswa mendapat skor standar 6 dengan predikat cukup, 17 siswa mendapat skor standar 7 dengan
71
predikat lebih dari cukup, 7 siswa mendapat skor standar 8 dengan predikat baik, dan 1 siswa mendapat skor standar 9 dengan predikat baik sekali. Dari pengelompokkan prestasi yang diperoleh siswa serta presentasenya dapat dilihat table berikut. Tabel 11. Analisis Data Siklus II siswa kelas VII C SMPN 6 Amlapura Tahun Ajaran 2013/2014 dalam Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan melalui Pembelajaran Quantum Learning . No
Kategori
(1) (2) 1 Istimewa 2 Baik sekali 3 Baik 4 Lebih dari cukup 5 Cukup 6 Hampir cukup 7 Kurang 8 Kurang sekali 9 Buruk 10 Buruk sekali
Interval
Nilai
Freku ensi
(3) 87-100 79-86 71-78 62-70 54-61 46-53 38-45 29-37 21-28 13-20
(4) 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
(5) 0 1 7 17 12 0 0 0 0 0
Juml ah Nilai (6) 0 9 56 119 72 0 0 0 0 0
Presen
Ratarata Nilai (8)
(7) 0% 256 2,70% 37 18,92% =6,92 45,95% 32,43% (lebihcu 0% kup dari) 0% 0% 0% 0%
4.1.3.5 Refleksi Berdasarkan hasil tes akhir siklus II pada siswa kelas VII C SMPN 6 Amlapura dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa 6,86 dengan katagori lebih dari cukup. Hasil tes akhir ini belum dapat memenuhi target ketuntasan yang diharapkan yaitu 70 dengan katagori lebih dari cukup. Belum maksimalnya hasil tes ini karena siswa masih bacaan.
belum sepenuhnya paham dalam memahami isi
72
Untuk mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan oleh peneliti, maka kesulitan tersebut harus ditangani dan ditemukan jalan keluarnya. Hal-hal yang dapat dilakukan peneliti untuk perbaikan pembelajaran akan diadakan tes kembali atau perbaikan, langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan dan mengatasi kekurangan yang terdapat pada siklus II maka penelitian akan dilanjutkan ke siklus III. 4.1.4 Siklus III Siklus III merupakan lanjutan dari tindakan silklus II, hasil refleksi siklus II diperbaiki pada tindakan siklus III. Tindakan siklus III ini sebagai usaha peningkatan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan. Hasil pembelajaran pada siklus III ini diharapkan lebih baik dari hasil pembelajaran siklus II. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tindakan siklus III antara lain sebagai berikut. 4.1.4.1 Perencana Penelitian Pelaksanaan pembelajaran siklus III dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 24 April 2014, peneliti memberikan materi pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran/hasil kerja siswa. Dalam perencanaan yang disiapkan peneliti adalah: 1. Menyiapkan materi pembelajaran memahami isi bacaan; 2. Peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lebih matang, agar hasil pembelajaran siklus III lebih baik dari siklus II; 3. Menyiapkan sumber belajar berupa buku paket dan LKS bahasa Indonesia;
73
4. Peneliti mengarahkan siswa agar lebih teliti dan konsentrasi di dalam memahami isi bacaan; 5. Guru memberikan penjelasan mengenai kekurangan siswa dalam memahami isi bacaan, sehingga mereka bisa memperbaiki kesalahannya dan berusaha lebih baik; 6. Menyusun tes akhir siklus III dengan penilain. Tes ini digunakan untuk mengukur kemempuan siswa dalam memahami isi bacaan; dan 7.
Sebelum mengumpulkan hasil kerja guru mengingatkan kepada siswa untuk meneliti atau mengkoreksi kembali pekerjaan mereka. Berdasarkan hasil refleksi siklus II maka peneliti perlu melakukan revisi atau
perbaikan tindakan pada pelaksanaan siklus III. Adapun perbaikan tindakan itu antara lain: 1. Merencanakan pembelajaran yang lebih dipahami siswa; 2. Memberikan motivasi kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan; dan 3. Menjelaskan kekurangan-kekurangan siswa dalam membaca. 4.1.4.2 Pelaksanaan Penelitian Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I yaitu sebagai berikut.
74
Tabel 12. Skenario pembelajaran yang digunaan dalam penelitian siklus III Kegiatan Awal No Peneliti/Guru Siswa (1) (2) (3) Menginformasikan rencana Mendengarkan dan mempersiapkan 2 pelajaran yaitu memahami isi diri untuk mengikuti pelajaran. bacaan dengan pembelajaran quantum learning. 3
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti No Peneliti/Guru (1) (2) Eksplorasi 1 Mampu menyampaikan dengan baik. 2
Siswa (3) materi Mendengarkan cermat
materi
dengan
Memberi kesempatan kepada siswa Memberi pertanyaan. untuk bertanya mengenai materi yang sudah dijelaskan.
Elaborasi 1 Meminta siswa untuk membaca sebuah wacana kemudian memahami isi wacana tersebut.
Membaca sebuah wacana.
2
Siswa diminta untuk berkonsentrasi dalam mendengarkan isi wacana di atas.
3
Meminta siswa untuk memahami isi Siswa mendengarkan wacana wacana yang dibacakan oleh dengan tenang temannya dengan baik.
4
Siswa dapat mendengarkan isi wacana dengan baik.
Meminta siswa untuk mengerjakan Mengerjakan tugas. tugas yang telah diberikan mengenai pemahaman siswa terhadap wacana yang telah dibaca.
75
(1) 5
(2)
(3)
Meminta siswa untuk mengumpul Mengumpul tugas yang telah dikerjakan. dikerjakan.
tugas
yang
telah
Kompirmasi 6 7
Bertanya jawab tentang hal yang Menyampaikan hal yang belum belum diketahui siswa. dimengerti. Menyimpulkan materi yang telah Mendengarkan dan ikut disampaikan. menyimpulkan yang dilakukan. Kegiatan Akhir
No Peneliti/guru Siswa (1) (2) (3) 1 Melakukan penilaian/refleksi Ikut merefleksi kegiatan yang telah terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. dilaksanakan secara konsisten terprogram. 2 Menutup pelajaran dengan salam. Mengucapkan salam.
4.1.4.3 Observasi dan Evaluasi Hasil observasi selama pembelajaran berlangsung, hasil obserpasi yang diperoleh adalah semua siswa mengikuti pelajaran dengan baik dan tekun, tetapi ada beberapa siswa yang masih kurang memperhatikan penjelasan guru dan dalam mengerjakan tugas masih kurang serius, akibatnya nilai mereka tidak maksimal, banyak yang belum paham tentang cara membaca yang baik. Kegiatan evaluasi dilakuakan pada siklus I ini dilakukan peneliti untuk menilai kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan. Kegiatan evaluasi ini dilakukan pada akhir pembelajaran dengan memberikan tes berupa essay dan waktunya yang dilakukan pada kegiatan ini adalah 30 menit. Untuk mengetahui pemahaman siswa maka diadakan tes dengan rentang skor
76
masing-masing katagori 1-20. Adapun hasil tes siklus III dapat dilihat dari tabel berikut. 4.1.4.4 Hasil Tes Siklus III Tabel 13. Hasil Tes Siklus III Peningkatan Kemampuan Siswa Memahami Isi Bacaan melalui Pembelajaran Quantum Learning pada Siswa Kelas VII C SMPN 6 Amlapura Tahun Ajaran 2013/2014. No
Nama Siswa
(A)
(B) (C) (D)
(E)
SM
SS
Katagori
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
1
Dewi Suartini
18
12
20
11
10
71
8
Baik
2
Suati
13
20
12
16
15
76
8
Baik
3
Murni
16
20
16
16
9
77
8
Baik
4
Mayuni
11
15
20
12
19
77
8
Baik
5
Indra
16
14
18
20
18
86
9
Istimewa
6
Sari
15
15
17
15
8
70
7
Lebih dari cukup
7
Agus
14
13
17
12
9
65
7
Lebih dari cukup
8
Murun
13
12
15
20
11
71
8
Baik
9
Mustika
20
15
20
16
11
82
9
Istimewa
10
Sri Ratih D. A
15
16
13
17
11
72
8
Baik
11
Eriani
14
16
14
16
10
70
7
Lebih dari cukup
12
Urip
15
13
17
13
12
70
7
Lebih dari cukup
13
Gusna Jaya
16
17
20
15
11
79
9
Baik sekali
14
Ariani
15
12
13
18
9
67
7
Lebih dari cukup
15
Eka Wastika
15
16
13
17
7
68
7
Lebih dari cukup
16
Parmi
15
20
20
17
12
84
9
Baik sekali
17
Pertiwi
12
13
16
18
19
78
8
Baik
77
(2)
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
18
Agus Arianto
12
15
14
18
8
67
7
Lebih dari cukup
19
Pringgo Nata
15
12
16
18
9
70
7
Lebih dari cukup
20
Nanda Ramadita
16
15
14
20
20
85
9
Baik sekali
21
Eni
16
18
15
12
10
71
8
Baik
22
Edi Yasa
18
13
14
15
19
79
9
Baik sekali
23
Yogi Nantra
16
18
19
6
11
70
7
Lebih dari cukup
24
Yoga
13
17
13
17
17
77
8
Baik
25
Nopiani
11
12
13
11
15
62
7
Lebih dari cukup
26
Seliantini
14
17
13
15
11
70
7
Lebih dari cukup
27
Sulatri
13
14
16
15
12
70
7
Lebih dari cukup
28
Ayuni
13
13
12
14
17
69
7
Lebih dari cukup
29
Muriani
17
14
15
17
16
79
9
Baik sekali
30
Landra
12
12
20
20
11
75
8
Baik
31
Agus Sugiantara
12
20
20
8
8
68
7
Lebih dari cukup
32
Suarjana
16
16
17
20
20
89
9
Baik sekali
33
Ardika
16
13
16
13
12
70
7
Lebih dari cukup
34
Supariasa
13
14
13
15
16
71
8
Baik
35
Widana
14
16
17
20
12
79
9
Baik sekali
36
Primawan
13
14
16
17
8
68
7
Lebih dari cukup
37
Yogi Darmawan
14
16
17
19
8
74
8
Baik
537
558
591
579
461
2652
289
73,68
7,81
Jumlah Rata-rata Nilai
Baik
78
Keterangan : A : Menentukan jenis wacana
D : Memahami isi wacana
B : Menentukan judul wacana
E : Menemukan ide pokok
C : Menentukan tema pada wacana Sm = sekor mentah Ss = skor standar Tk = tingkat ketentuan
4.1.4.5 Analisis Data Siklus III Berdasarkan data siklus III pada table di atas, maka rata-rata skor/ nilai yang dicapai siswa adalah 7,89 dan berkatagori baik, dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Rata-rata = = =
Jumlah Skor Standar _____________________ Jumlah Siswa 289 37 7,81
Rata-rata nilai siswa sebesar 7,81 dengan rincian 16 siswa mendapat skor standar 7 dengan lebih dari cukup, 12 siswa mendapat skor standar 8 dengan predikat baik, dan 9 siswa mendapat skor standar 9 dengan predikat baik sekali. Dari pengelompokkan prestasi yang diperoleh siswa serta presentasenya dapat dilihat table berikut.
79
Tabel 14. Analisis Data Siklus III siswa kelas VII C SMPN 6 Amlapura Tahun Ajaran 2013/2014 dalam Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan melalui Pembelajaran Quantum Learning. No
Kategori
(1) (2) 1 Istimewa 2 Baik sekali 3 Baik 4 Lebih dari cukup 5 Cukup 6 Hampir cukup 7 Kurang 8 Kurang sekali 9 Buruk 10 Buruk sekali
Interval
Nilai
Freku ensi
(3) 87-100 79-86 71-78 62-70 54-61 46-53 38-45 29-37 21-28 13-20
(4) 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
(5) 0 9 12 16 0 0 0 0 0 0
Juml ah Nilai (6) 0 81 96 42 0 0 0 0 0 0
Presen
(7) 0% 24,32% 32,43% 43,24% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Ratarata Nilai (8) 289 37 =7,81 (Baik)
4.1.4.6 Refleksi Pelaksanaan siklus III berpedoman pada rencana pembelajaran siklus III yang telah dibuat sebelumnya. Pada siklus ke III ini terjadi kemajuan yang signifikan. Kelancaran mereka dalam menjawab pertanyaan
sudah baik sesuai dengan
harapan. Dari siklus III dapat disimpulkan bahwa nilai siswa dalam kegiatan membaca dan memahami isi bacaan mencapai 90% sehingga kegiatan tidak berlanjut pada siklus berikutnya. 4.2
Rekapitulasi tes awal, siklus I, siklus II, dan siklus III Sebelum dilakukan pembahasan terhadap
hasil penelitian secara
keseluruhan, terlebih dahulu akan disajikan rekapitulasi tentang hasil belajar siswa pada siklus I, II, dan III. Hasil ini dipakai untuk membandingkan atau mengetahui sejauhmana meningkatnya proses hasil belajar siswa dan penelitian ini. Perbandingan hasil-hasil di atas dapat dilihat pada tabel berikut.
80
Tabel 15. Rekapitulasi Tes Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan melalui Pembelajaran Quantum Learning pada Siswa Kelas VII C SMPN 6 Amlapura Tahun Ajaran 2013/2014 No
Nilai Standar SI S II
Nama Siswa
TA
(2)
(3)
(4)
(1)
S III
M/Tt
Ket
(5)
(6)
(7)
(8)
1
Dewi Suartini
5
6
7
8
M
Ts
2
Suati
3
5
6
8
M
Ts
3
Murni
5
5
7
8
M
Ts
4
Mayuni
4
4
6
8
M
Ts
5
Indra
7
7
9
9
M
Ts
6
Sari
5
5
6
7
M
Ts
7
Agus
4
5
6
7
M
Ts
8
Murun
6
7
7
8
M
Ts
9
Mustika
5
6
8
9
M
Ts
10
Sri Ratih D. A
6
6
8
8
M
Ts
11
Eriani
7
7
7
7
Tt
Ts
12
Urip
4
5
6
7
M
Ts
13
Gusna Jaya
5
7
8
9
M
Ts
14
Ariani
3
5
6
7
M
Ts
15
Eka Wastika
4
5
7
7
M
Ts
16
Parmi
5
6
8
9
M
Ts
17
Pertiwi
4
6
7
8
M
Ts
18
Agus Arianto
5
6
6
7
M
Ts
19
Pringgo Nata
4
5
6
7
M
Ts
20
Nanda Ramadita
5
6
7
9
M
Ts
81
(2)
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
21
Eni
3
4
7
8
M
Ts
22
Edi Yasa
6
6
7
9
M
Ts
23
Yogi Nantra
5
6
6
7
M
Ts
24
Yoga
4
6
8
8
M
Ts
25
Nopiani
5
5
6
7
M
Ts
26
Seliantini
4
6
7
7
M
Ts
27
Sulatri
5
6
7
7
M
Ts
28
Ayuni
5
7
7
7
M
Ts
29
Muriani
4
6
8
9
M
Ts
30
Landra
4
5
7
8
M
Ts
31
Agus Sugiantara
3
4
6
7
M
Ts
32
Suarjana
7
8
8
9
M
Ts
33
Ardika
5
6
7
7
M
Ts
34
Supariasa
4
5
7
8
M
Ts
35
Widana
5
7
7
9
M
Ts
36
Primawa
5
5
6
8
M
Ts
37
Yogi Darmawan
4 174
6 212
7 256
8 289
M
Ts
4,70
5,72
6,92
7,81
Jumlah
M
Rata-rata
Keterangan: TA
= Tes awal
SI
= Siklus I
S II
= Siklus II
M
Ts
82
S III
= Siklus III
M
= Meningkat
Tt
= Tetap
Ket
= keterangan
Ts
= Tuntas
4.3
Pembahasan Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa dari tes awal
sampai pada siklus III, nilai/ skor standar masing-masing siswa ada peningkatan. Jika dilihat pada tes awal sebanyak 3 siswa mendapat skor standar 7 dengan predikat lebih dari cukup, 3 siswa mendapat skor standar 6 dengan predikat cukup, 15 siswa mendapat skor standar 5 dengan predikat hampir cukup, 12 siswa mendapat skor standar 4 dengan predikat kurang, 4 siswa mendapat skor standar 3 dengan predikat kurang sekali, dengan rata-rata nilai 4,70. Pada hasil tes siklus I sebanyak 1 orang mendapat nilai 8 dengan predikat baik, 6 siswa mendapat nilai 7 dengan predikat lebih dari cukup, 15 siswa mendapat skor standar 6 dengan predikat cukup, 12 siswa mendapat skor standar 5 dengan predikat hampir cukup, 3 siswa mendapat skor standar 4 dengan predikat kurang, dengan rata-rata nilai 5,72. Hasil tes sikus II sebanyak 1 siswa mendapat skor standar 9 dengan predikat baik sekali, 7 siswa mendapat skor standar 8 dengan predikat baik, 17 siswa mendapat skor standar 7 dengan predikat lebih dari cukup, 12 siswa mendapat skor standar 6 dengan cukup, dengan rata-rata nilai 6,92. Hasil tes siklus III sebanyak 9 siswa mendapat skor standar 9 dengan predikat baik sekali, 12 siswa mendapat skor standar 8 dengan predikat baik, 16 siswa mendapat skor standar 7 dengan lebih dari cukup, dengan rata-rata nilai 7,81. Hal ini menunjukkan, bahwa
83
pembelajaran quantum learning dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami isi bacaan. Hasil peningkatan yang dicapai oleh siswa dari tes awal, siklus I, siklus II, dan Siklus III dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Grafik 1. Grafik tentang Hasil Belajar Memahami Isi Bacaan dengan Pembelajaran Quantum Learning pada Siswa Kelas VII C SMPN 6 Amlapura Tahun Ajaran 2013/2014 pada Tahap Tes Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III. 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Tes Awal
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar memahami isi bacaan melalui pembelajaran quantum learning mengalami peningkatan yaitu dari tes awal nilai rata-rata siswa 4,70, pada siklus I nilai rata-rata siswa 5,72, pada siklus II nilai rata-rata siswa 6,92 dan pada siklus III nilai siswa rata-rata 7,8
BAB V PENUTUP
Berdasarkan analisis data penyajian yang telah dipaparkan secara rinci dalam bab VI, Dapat ditarik kesimpulan. Simpulan yang dimaksud dalam hal ini adalah mengenai hasil penelitian kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran kuantum. Disamping hal di atas, dalam bab ini juga akan dikemukakn saran-saran dengan hasil penelitian. Dengan demikian, bab ini menyajikan dua hall, yaitu simpulan dan saran.
5.1 Kesimpulan 1). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di depan, dapat ditarik kesimpulan bahwa memahami isi bacaan melalui pembelajaran quantum learning dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura tahun pelajaran 2013/2014, dengan bukti-bukti yaitu sebagai berikut. a. Pada tindakan pra siklus (tahap awal) tes memahami isi bacaan yaitu mendapat nilai rata-rata siswa 4,70 dengan rincian 4 siswa mendapat skor standar 3 dengan predikat kurang sekali, 12 siswa mendapat skor standar 4 dengan predikat kurang, 15 siswa mendapat skor standar 5 dengan predikat hampir
84
85
cukup, 3 siswa mendapat skor standar 6 dengan predikat cukup dan 3 siswa mendapat skor standar 7 dengan predikat lebih dari cukup. b. Pada siklus I ini nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan 5,72 dengan rincian 3 siswa mendapat skor standar 4 dengan predikat kurang, 12 siswa mendapat skor standar 5 dengan predikat hampir cukup, 15 siswa mendapat skor standar 6 dengan predikat cukup, 6 siswa mendapat skor standar 7 dengan predikat lebih dari cukup dan 1 siswa mendapat skor standar 8 dengan predikat baik. Tetapi masih dibawah standar yang ditentukan. Oleh karena, dianggap masih di bawah standar, maka diperlukan adanya tindakan siklus II. c. Pada tes akhir siklus II siswa memperolah rata-rata nilai 6,92 dengan rincian 12 siswa mendapat skor standar 6 dengan predikat cukup, 17 siswa mendapat skor standar 7 dengan predikat lebih dari cukup, 7 siswa mendapat skor standar 8 dengan predikat baik, dan 1 siswa mendapat skor standar 9 dengan predikat baik sekali. Nilai rata-rata siswa dari tindakan siklus I ke siklus II Sudah mengalami peningkatan yang baik, tetapi hasil tes tersebut belum memenuhi target ketuntasan yang diharapkan yaitu 7,0 dengan predikat lebih dari cukup, sehingga penelitian ini dilanjutkan ke siklus III. d. Pada siklus III siswa memperoleh nilai rata-rata 7,81 dengan rincian 16 siswa mendapat skor standar 7 dengan lebih dari cukup, 12 siswa mendapat skor standar 8 dengan predikat baik, dan 9 siswa mendapat skor standar 9 dengan predikat baik sekali. Nilai rata-rata siswa dari tindakan siklus II ke tindakan siklus III mengalami peningkatan yang baik sekali. Berdasarkan hasil yang
86
dicapai dari pelaksanaan siklus III, maka penelitian ini dihentikan sampai siklus III. 2). Langkah-langkah yang diambil oleh guru kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura dalam meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan melalui pembelajaran quantum learning adalah : (1) Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. (2) Menginformasikan rencana pelajaran yaitu memahami isi bacaan dengan pembelajaran quantum learning. (3) Menyampaikan tujuan pembelajaran. (4) Mampu menyampaikan materi dengan baik. (5) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang sudah dijelaskan. (6) Meminta siswa untuk membaca sebuah wacana kemudian memahami isi wacana tersebut. (7) Siswa diminta untuk berkonsentrasi dalam mendengarkan isi wacana di atas. (8) Meminta siswa untuk memahami isi wacana yang dibacakan oleh temannya dengan baik. (9) Meminta siswa untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan mengenai pemahaman siswa terhadap wacana yang telah dibaca. (10) Meminta siswa untuk mengumpul tugas yang telah dikerjakan. (11) Bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui siswa. (12) Menyimpulkan materi yang telah disampaikan. (13) Melakukan penilaian/refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten terprogram. (14) Menutup pelajaran dengan salam. 5.2 Saran Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
dilakukan
tentang
Peningkatan
Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melalui Pembelajaran Quantum Learning pada siswa kelas VII C SMP Negeri 6 Amlapura Tahun Pelajaran 2013/ 2014.
87
Maka penulis mengemukakan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai tindak lanjut hasil penelitian ini. 1. Mengingat penerapan model pembelajaran kuantum sangat bermanfaat bagi siswa, untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar Bahasa Indonesia maka diharapkan kepada para guru agar model pembelajaran kuantum dapat digunakan. Bagi siswa hendaknya meningkatkan aktivitas melalui model pembelajaran kuantum karena berlatih dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia akan memperoleh kemampuan dalam meningkatkan prestasi belajar. 2. Bagi Kepala Sekolah, hendaknya memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk meningkatkan karier dan keprofesionalisan guna meningkatkan pengajaran di Sekolah. 3. Kemampuan memahami isi wacana siswa dapat ditingkatkan dengan lebih banyak memberikan latihan-latihan membaca kepada siswa. 4. Siswa hendaknya lebih aktif dan kreatif dalam menerima pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. 5. Guru dalam bemberikan pelajaran membaca hendaknya lebih bervariasi, yaitu salah satu cara dengan memberikan wacana dengan tema yang beraneka ragam, sehingga siswa tidak cepat bosan dengan kegiatan membaca yang dilakukan. 6. Kepada Peneliti lain, diharapkan bersedia mengadakan penelitian dalam lingkup yang luas sehingga hasil yang diperoleh mendekati sempurna. Dan peneliti lain juga diharapkan bersedia menyebarluaskan pengetahuannya yang diperoleh selama perkuliahan ke dalam suatu pembelajaran Bahasa Indonesia.
88
Dengan demikian selesailah simpulan dan saran sebagai penutup uraian ini, mudah-mudahan ini ada manfaatnya bagi pembina dan peningkatan mutu pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam membaca.
DAFTAR PUSTAKA
Aderson dan Tarigan Henry Guntur. 1979. Membaca sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung Penerbit Angkasa. Arikunto, 1983. Menganalisis Data. Jakarta : Bumi Aksara. Burhanuddin, 2007. Pengajaran Membaca Di sekolah Dasar. Jakarta: Prestasi Pusaka. Burhan Yaasir, 1971. Problema Pengajaran Bahasa Indonesia, Jakarta: Ganesa NV. Depdikbud 1995. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. 1999. QuantumLearning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Penerbit KAIFA. Harim, Farida 2006. Pengajaran Membaca Sekolah Dasar, Jakarta : Prestasi Pusaka. Hendry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa, Bandung Penerbit Angkasa. Herdian.
2009. “Model Pembelajaran Kuantum”. Tersedia http:/herdy07.wordpress.com/2009/04/29/model-pembelajaranquantum/ (diakses tanggal 16 April 2014).
pada
http/tbp-unj.blogspot.com/2011/10/ asas utama kuantum-teaching.html. (diakses tanggal 16 April 2014). kelompok 12 blogspot.com/p/keunggulan model-pembelajaran-quantum learningl.html. Khaerudin Kurniawan . 2007. Bahasa Indonesia (Pendekatan Tematik dan Induktif Untuk Paket C kelas XII). Jakarta : PT. Perca. Margono. 1997. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Netra, 1976 : 46 Interensal. Singaraja: Biro Penerbitan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Udayana. Poerwadarminta, W.J.S, 1989. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Purwanto, 2004 : 29. Membaca pustaka. Balai Pustaka. Saleh, 2006. Penyelenggaraan Perpustakaan di Sekolah. Jakarta: Depdikbud. Soedarso. 1988. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Soedarsono .1991.Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sugianto, 2009 model-model pembelajaran inovatif. Surakarta: panitian Sartifikasi Guru Royan 13 FKIP UNS Surakarta. Suryabrata, Sumadi.1983. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: CV Rajawali. Syahwati. 1985 Metode Pembelajaran Praktis, Jakarta: Prestasi Pusaka Tampubolon, 1987. Mengembangkan Minat Baca Dan kebiasaan Membaca pada Anak. Bandung: Angkasa. Tariga, Hery Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa. Tarigan; Henry Guntur. 1982a. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: IKIP-STIA. Winarno Hamiseno, 1974. Membaca. Jakarta Direktorat Pendidikan Dasar Menengah Umum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
LAMPIRAN
PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM DINAS PENDIDIKAN PEPUDA DAN OLAHRAGA SMP. NEGERI 6 AMLAPURA ALAMAT : SERAYA – KARANGSEM, KODE POS : 80851
SURAT KETERANGAN NOMOR:822.1/177/SMP.6/MIIS/2014
Yang bertanda tangan di bawah ini. Kepala SMP.Negeri 6 Amlapura. Kecamatan Karangasem.Kabupaten Karangasem.menerangkan bahwa :
Nama
: NI NYOMAN MURNI
NPM
: 10.8.03.51.31.1.5.2958
Semester
: VIII (Delapan)
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar
Program Studi
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Alamat
: Br. Tukad Tiis, Ds,Seraya Timur, Kec,Karangasem,Kab, Karangasem
Memang benar Mahasiswa yang namanya namanya tersebut di atas mengadakan penelitian dengan jdul PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VII C SMPN 6 AMLAPURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014” Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan dipe sebagaimana mestinya. Amlapura. 24 April 2014 Kepala SMPN. 6 Amlapura
I Ketut Riga, S.Pd NIP : 19611231 198411 1 084
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU ILM PENDIDIKAN Sekretariat : Jalan Kamboja 11 A Denpasar – Bali Tlp/Fax : (0361) 240985 / (0361) 240985 E-Mail :
[email protected]
SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini saya : Nama
: NI NYOMAN MURNI
NPM
: 10.8.03.51.31.1.5.2958
Program Studi
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas
:
Mahasaraswati
Keguruan
dan
Ilmu
Pendidikan
Universitas
Denpasar
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis berupa skripsi ini yang berjudul : PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS VII C SMPN 6 AMLAPURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Memang benar tulisan asli saya saya sendiri tanpa melakukan penjiplakan dan bebas plagiat. Apabila dikemudian hari ternyata terbukti terdapat plagiat dalam laporan ini. Maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 dan Peraturan Peraturan Perundang-undangan Perundang yang berlaku. Denpasar, Agustus 2014. Yang membuat pernyataan
Ni Nyoman Murni NPM. 10.8.03.51.31.1.5.2958
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMP Negeri 6 Amlapura Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : VII C / II Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetisi
: Memahami ragam wacana dengan cara membaca
B. Kompetensi Dasar
: Dapat memahami isi wacana dan menceritakan kembali wacana.
C. Indikator
: 1.Mampu menentukan jenis-jenis wacana 2.Mampu menemukan ide pokok dalam setiap paragraf 3.Mampu menemukan tema yang terkandung dalam wacana tersebut.
Alokasi waktu
: 4 x 45 menit ( 2 x pertemuan )
D Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pelajaran ini peserta didik mampu : -
Siswa mampu menentukan jenis-jenis wacana Siswa mampu menemukan ide pokok dalam setiap paragraf Siswa mampu menemukan tema yang terkandung dalam wacana tersebut Siswa mampu memahami isi wacana Siswa mampu menentukan judul wacana.
Karakteristik siswa yang di harapkan -
Dapat di percaya Rasa hormat dan perhatian
-
Tekun Tanggung jawab
E. Materi Pelajaran : Membaca merupakan suatu kegiatan yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan kita, segala macam filsafat ilmu pengetahuan atau kisah-kisah seorang yang kita peroleh dari sebuah buku. Orang yang pandai disebabkan karena membaca. Membaca merupakan salah satu alat yang dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan, di samping dengan menyimak. Menyimakpun terbatas hanya mendengar melalui radio, TV, dan seminar-seminar. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Membaca intensif, bertujuan memahami seluruh bahan bacaan sampai bagian yang sekecilkecilnya.Membaca cepat, bertujuan menangkap dengan cepat gagasangagasan pokok yang terdapat dalam bacaan. jenis-jenis membaca adalah: 1) membaca teknik/membaca bersuara/membaca lancar, 2) membaca dalam hati/membaca intensif/membaca memindai, 3) membaca bahasa, 4) membaca cepat, 5) membaca pustaka. Pengertian quantum teaching atau pembelajaran quantum learning mencakup dan dapat dipahami melalui tiga hal yaitu : (1) Quantum learning, (2) pemerpatan belajar, (3) fasilitas. Pembelajaran Quantum Learning atau Quantum Teaching adalah pembelajaran yang menyelaraskan berbagai interaksi yang berada di dalam dan disekitar momen belajar sehingga kemampuan dan bakat alamiah dari siswa berubah menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Pemercepatan belajar adalah menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah secara sengaja dengan mewarnai lingkungan belajar, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, penyajian yang efektif dan keterlibatan aktif. Fasilitasi berarti memudahkan segala hal. Pada hal ini merujuk pada inplementasi strategi yang menyingkirkan hambatan belajar. Fasilitas juga termasuk penyediaan alat-alat bantu yang memudahkan siswa untuk belajar.
F. Metode Pengajaran
: 1. Penugasan 2. Tanya Jawab 3. Diskusi.
G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan awal ( 10 menit )
Guru mengucapkan salam sebelum memulai pelajaran.
Guru mengabsen peserta didik terlebih dahulu.
Menginformasikan rencana pelajaran yaitu memahami isi bacaan dengan pembelajaran quantum learning.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti
Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru : Mampu menyampaikan materi dengan baik. Mampu bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi dan mimik yang tepat. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan suber belajar lainnya. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang sudah dijelaskan.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi guru
Meminta siswa untuk membaca sebuah wacana kemudian memahami isi wacana tersebut. Siswa diminta untuk berkonsentrasi dalam mendengarkan isi wacana di atas. Meminta siswa untuk memahami isi wacana yang dibacakan oleh temannya dengan baik. Meminta siswa untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan mengenai pemahaman siswa terhadap wacana yang telah dibaca. . Meminta siswa untuk mengumpul tugas yang telah dikerjakan. Memberi
kesempatan
untuk
berpikir,
menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
Komfirmasi Dalam kegiatan komfirmasi, guru melakukan kegiatan berikut : Bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui siswa Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. Memberikan
komfirmasi
terhadap
hasil
eksplorasi
dan
elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. Memberi
acuan
agar
peserta
didik
dapat
melakukan
pengecekan hasil eksplorasi. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisifasi aktif. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
3. Kegiatan akhir Dalam kegiatan penutup, guru : Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman pelajaran. Melakukan
penilaian
terhadap
kegiatan
yang
sudah
dilaksanakan secara konsistem dan terprogram. Membuat kesimpulan terhadap apa yang sudah dijelaskan oleh guru kepada peserta didik. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk remidi, program pengayaan dan pemberian tugas baik secara individu maupun kelompok. Melakukan penilaian/refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten terprogram. Menutup pelajaran dengan salam.
H. Sumber Belajar / Media - Sumber
: Buku Paket Bahasa dan Sastra Indonesia
- Media
: Contoh Wacana
I. Penilaian Hasil Belajar 1.Teknik penilaian dan bentuk instrumen a. Teknik
: tes
b. Bentuk Instrumen : tes tulis c. Instrumen
:
Memahami isi wacana yang telah dibagikan dan menjawab pertanyaan!! a. Memahami isi wacana tersebut! b. Tentukanlah judul dalam wacana! c. Tentukanlah jenis-jenis jenis wacana yang dibaca! d. Tentukalah ide pokok yang ada dalam wacana! e. Tentukanlah lah Tema dalam wacana!
Mengetahui Guru Pamong SMP Negeri 6 Amlapura
NI KETUT KESUMAWATI,S.Pd NIP.19770129200902 2 003
Denpasar,.......................2014 enpasar,.......................2014 Mahasiswa yang Penelitian
NI NYOMAN MURNI NIP............................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah
: SMP Negeri 6 Amlapura
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: VII C / II
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Standar Kompetisi
: Memahami ragam wacana dengan cara membaca
B. Kompetensi Dasar
: Dapat memahami isi wacana dan menceritakan kembali wacana.
C. Indikator
: 1.Mampu menentukan jenis-jenis wacana 2.Mampu menemukan ide pokok dalam setiap paragraf 3.Mampu menemukan tema yang terkandung dalam wacana tersebut.
Alokasi waktu
: 4 x 45 menit ( 2 x pertemuan )
D Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pelajaran ini peserta didik mampu : -
Siswa mampu menentukan jenis-jenis wacana Siswa mampu menemukan ide pokok dalam setiap paragraf Siswa mampu menemukan tema yang terkandung dalam wacana tersebut Siswa mampu memahami isi wacana Siswa mampu menentukan judul wacana.
Karakteristik siswa yang di harapkan -
Dapat di percaya Rasa hormat dan perhatian Tekun
-
Tanggung jawab
E. Materi Pelajaran
: Membaca merupakan suatu kegiatan yang sangat besar
manfaatnya bagi kehidupan kita, segala macam filsafat ilmu pengetahuan atau kisah-kisah seorang yang kita peroleh dari sebuah buku. Orang yang pandai disebabkan karena membaca. Membaca merupakan salah satu alat yang dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan, di samping dengan menyimak. Menyimakpun terbatas hanya mendengar melalui radio, TV, dan seminar-seminar. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Membaca intensif, bertujuan memahami seluruh bahan bacaan sampai bagian yang sekecilkecilnya.Membaca cepat, bertujuan menangkap dengan cepat gagasangagasan pokok yang terdapat dalam bacaan. jenis-jenis membaca adalah: 1) membaca teknik/membaca bersuara/membaca lancar, 2) membaca dalam hati/membaca intensif/membaca memindai, 3) membaca bahasa, 4) membaca cepat, 5) membaca pustaka. Pengertian quantum teaching atau pembelajaran quantum learning mencakup dan dapat dipahami melalui tiga hal yaitu : (1) Quantum learning, (2) pemerpatan belajar, (3) fasilitas. Pembelajaran Quantum Learning
atau
Quantum
Teaching
adalah
pembelajaran
yang
menyelaraskan berbagai interaksi yang berada di dalam dan disekitar momen belajar sehingga kemampuan dan bakat alamiah dari siswa
berubah menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Pemercepatan belajar adalah menyingkirkan hambatan
yang
menghalangi proses belajar alamiah secara sengaja dengan mewarnai lingkungan belajar, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, penyajian yang efektif dan keterlibatan aktif. Fasilitasi berarti memudahkan segala hal. Pada hal ini merujuk pada inplementasi strategi yang menyingkirkan hambatan belajar. Fasilitas juga termasuk penyediaan alat-alat bantu yang memudahkan siswa untuk belajar.
F. Metode Pengajaran
: 1. Penugasan 2. Tanya Jawab 3. Diskusi.
G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan awal ( 10 menit )
Guru mengucapkan salam sebelum memulai pelajaran.
Guru mengabsen peserta didik terlebih dahulu.
Menginformasikan rencana pelajaran yaitu memahami isi bacaan dengan pembelajaran quantum learning.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti
Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru : Mampu menyampaikan materi dengan baik. Mampu bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi dan mimik yang tepat. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan suber belajar lainnya. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang sudah dijelaskan.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi guru
Meminta siswa untuk membaca sebuah wacana kemudian memahami isi wacana tersebut. Siswa diminta untuk berkonsentrasi dalam mendengarkan isi wacana di atas. Meminta siswa untuk memahami isi wacana yang dibacakan oleh temannya dengan baik. Meminta siswa untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan mengenai pemahaman siswa terhadap wacana yang telah dibaca. . Meminta siswa untuk mengumpul tugas yang telah dikerjakan. Memberi
kesempatan
untuk
berpikir,
menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
Komfirmasi Dalam kegiatan komfirmasi, guru melakukan kegiatan berikut : Bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui siswa Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. Memberikan
komfirmasi
terhadap
hasil
eksplorasi
dan
elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. Memberi
acuan
agar
peserta
didik
dapat
melakukan
pengecekan hasil eksplorasi. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisifasi aktif. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
3. Kegiatan akhir Dalam kegiatan penutup, guru : Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman pelajaran. Melakukan
penilaian
terhadap
kegiatan
yang
sudah
dilaksanakan secara konsistem dan terprogram. Membuat kesimpulan terhadap apa yang sudah dijelaskan oleh guru kepada peserta didik. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk remidi, program pengayaan dan pemberian tugas baik secara individu maupun kelompok. Melakukan penilaian/refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten terprogram. Menutup pelajaran dengan salam.
H. Sumber Belajar / Media - Sumber
: Buku Paket Bahasa dan Sastra Indonesia
- Media
: Contoh Wacana
I. Penilaian Hasil Belajar 1.Teknik penilaian dan bentuk instrumen a. Teknik
: tes
b. Bentuk Instrumen : tes tulis c. Instrumen
:
Memahami isi wacana yang telah dibagikan dan menjawab pertanyaan!! a. Memahami isi wacana tersebut! b. Tentukanlah judul dalam wacana! c. Tentukanlah jenis-jenis jenis wacana yang dibaca! d. Tentukalah ide pokok yang ada dalam wacana! e. Tentukanlah lah Tema dalam wacana!
Mengetahui Guru Pamong SMP Negeri 6 Amlapura
NI KETUT KESUMAWATI,S.Pd NIP.19770129200902 2 003
Denpasar,.......................2014 Mahasiswa yang Penelitian
NI NYOMAN MURNI NIP............................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah
: SMP Negeri 6 Amlapura
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: VII C / II
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Standar Kompetisi
: Memahami ragam wacana dengan cara membaca
B. Kompetensi Dasar
: Dapat memahami isi wacana dan menceritakan kembali wacana.
C. Indikator
: 1.Mampu menentukan jenis-jenis wacana 2.Mampu menemukan ide pokok dalam setiap paragraf 3.Mampu menemukan tema yang terkandung dalam wacana tersebut.
Alokasi waktu
: 4 x 45 menit ( 2 x pertemuan )
D Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pelajaran ini peserta didik mampu : -
Siswa mampu menentukan jenis-jenis wacana Siswa mampu menemukan ide pokok dalam setiap paragraf Siswa mampu menemukan tema yang terkandung dalam wacana tersebut Siswa mampu memahami isi wacana Siswa mampu menentukan judul wacana.
Karakteristik siswa yang di harapkan -
Dapat di percaya Rasa hormat dan perhatian Tekun
-
Tanggung jawab
E. Materi Pelajaran
: Membaca merupakan suatu kegiatan yang sangat besar
manfaatnya bagi kehidupan kita, segala macam filsafat ilmu pengetahuan atau kisah-kisah seorang yang kita peroleh dari sebuah buku. Orang yang pandai disebabkan karena membaca. Membaca merupakan salah satu alat yang dipergunakan untuk memperoleh pengetahuan, di samping dengan menyimak. Menyimakpun terbatas hanya mendengar melalui radio, TV, dan seminar-seminar. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Membaca intensif, bertujuan memahami seluruh bahan bacaan sampai bagian yang sekecilkecilnya.Membaca cepat, bertujuan menangkap dengan cepat gagasangagasan pokok yang terdapat dalam bacaan. jenis-jenis membaca adalah: 1) membaca teknik/membaca bersuara/membaca lancar, 2) membaca dalam hati/membaca intensif/membaca memindai, 3) membaca bahasa, 4) membaca cepat, 5) membaca pustaka. Pengertian quantum teaching atau pembelajaran quantum learning mencakup dan dapat dipahami melalui tiga hal yaitu : (1) Quantum learning, (2) pemerpatan belajar, (3) fasilitas. Pembelajaran Quantum Learning
atau
Quantum
Teaching
adalah
pembelajaran
yang
menyelaraskan berbagai interaksi yang berada di dalam dan disekitar momen belajar sehingga kemampuan dan bakat alamiah dari siswa
berubah menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Pemercepatan belajar adalah menyingkirkan hambatan
yang
menghalangi proses belajar alamiah secara sengaja dengan mewarnai lingkungan belajar, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, penyajian yang efektif dan keterlibatan aktif. Fasilitasi berarti memudahkan segala hal. Pada hal ini merujuk pada inplementasi strategi yang menyingkirkan hambatan belajar. Fasilitas juga termasuk penyediaan alat-alat bantu yang memudahkan siswa untuk belajar.
F. Metode Pengajaran
: 1. Penugasan 2. Tanya Jawab 3. Diskusi.
G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan awal ( 10 menit )
Guru mengucapkan salam sebelum memulai pelajaran.
Guru mengabsen peserta didik terlebih dahulu.
Menginformasikan rencana pelajaran yaitu memahami isi bacaan dengan pembelajaran quantum learning.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti
Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru : Mampu menyampaikan materi dengan baik. Mampu bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi dan mimik yang tepat. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan suber belajar lainnya. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang sudah dijelaskan.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi guru
Meminta siswa untuk membaca sebuah wacana kemudian memahami isi wacana tersebut. Siswa diminta untuk berkonsentrasi dalam mendengarkan isi wacana di atas. Meminta siswa untuk memahami isi wacana yang dibacakan oleh temannya dengan baik. Meminta siswa untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan mengenai pemahaman siswa terhadap wacana yang telah dibaca. . Meminta siswa untuk mengumpul tugas yang telah dikerjakan. Memberi
kesempatan
untuk
berpikir,
menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
Komfirmasi Dalam kegiatan komfirmasi, guru melakukan kegiatan berikut : Bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui siswa Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. Memberikan
komfirmasi
terhadap
hasil
eksplorasi
dan
elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. Memberi
acuan
agar
peserta
didik
dapat
melakukan
pengecekan hasil eksplorasi. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisifasi aktif. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
3. Kegiatan akhir Dalam kegiatan penutup, guru : Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman pelajaran. Melakukan
penilaian
terhadap
kegiatan
yang
sudah
dilaksanakan secara konsistem dan terprogram. Membuat kesimpulan terhadap apa yang sudah dijelaskan oleh guru kepada peserta didik. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk remidi, program pengayaan dan pemberian tugas baik secara individu maupun kelompok. Melakukan penilaian/refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten terprogram. Menutup pelajaran dengan salam.
H. Sumber Belajar / Media - Sumber
: Buku Paket Bahasa dan Sastra Indonesia
- Media
: Contoh Wacana
I. Penilaian Hasil Belajar 1.Teknik penilaian dan bentuk instrumen a. Teknik
: tes
b. Bentuk Instrumen : tes tulis c. Instrumen
:
Memahami isi wacana yang telah dibagikan dan menjawab pertanyaan!! a. Memahami isi wacana tersebut! b. Tentukanlah judul dalam wacana! c. Tentukanlah jenis-jenis jenis wacana yang dibaca! d. Tentukalah ide pokok yang ada dalam wacana! e. Tentukanlah Tema dalam wacana!
Mengetahui Guru Pamong SMP Negeri Nege 6 Amlapura
NI KETUT KESUMAWATI,S.Pd NIP.19770129200902 2 003
Denpasar,.......................2014 ....................2014 Mahasiswa yang Penelitian
NI NYOMAN MURNI NIP............................
Bacalah karangan di bawah ini! 1. Ikan merupakan salah satu binatang yang biasa diprlihara oleh manusia. Ikan sangat beragam mulai dari warna, jenis juga harganya. Dengan memelihara ikan, akan memberikan ketenangan,kesegaran bagi pemiliknya begitu juga orang melihatnya. Dalam memelihara ikan kita harus berhati-hati, karena jika perawatannya tidak sesuai maka ikan air tawar, jenis dan warna ikan air laut juga lebih beragam.
2. Indonesia adalah negeri yang beraneka ragam. bangsa yang multikultur,banyak sekali kebudayaan yang tersebar dari ujung barat ampai ujung timur. Kebudayan nasional yang menjadi ciri khasbangsa khususnya.sebagai warga yang hidup di Indonesia, sebaiknya saat ini kita harus berpikir bahwa kebudayaan Indonesia mulai harus dijaga. Kenapa kebudayaanbangsa Indonesia harus dijaga? Ada beberapa faktor yang menyebabkan kebudayaan Indonesia harusdijaga. Diantaranya, banyak orang yang tidak mengenal budayanya sendiri.
3. Siang itu aku sedang duduk santai di sofa empuk di dalam apotik milikku yang baru saja dibuka. Apotik ini adalah impianku sejak aku kuliah di Farmasi dulu. Sekarang aku memandang puas pada usahaku selama ini. Aku bisa mendirikan apotik di kota kelahiranku. Apotik ini cukup luas, beberapa rak besar tempat obat-obatan berjejer rapi dengan kemasankemasan obat warna-warni yang dikelompokkan menurut farmakologinya dan disusun alfabetis. Pandangan saya tertuju pada rak buku di pojok ruangan yang berisi buku-buku tebal. Ku ambil satu buku yang disampulnya tertulis Informasi Spesialis Obat atau yang biasa disebut kalangan farmasi dengan buku ISO.
4. Tepat pukul 11.00 WIB pekan lalu, aku baru pulang dari kuliah. Seperti biasanya aku pulang kerumah naik ojek yang berada didepan kampusku. Kebetulan saat itu matahari sangat terik-teriknya sehingga hawa panas menyelimuti tubuhku dan lagi ditambah rasa lapar yang sejak tadi menghantuiku, membuat suasana saat itu tak mengenakkan untukku. Diperjalanan menuju kerumah terselip kejadian lucu, ternyata ojek yang aku naiki salah jalan. Tadinya aku sempat kesal namun setelah ia berbicara untuk menanyakan jalan yang benar, ia menggunakan logat bahasa jawa yang tak ku mengerti. Tanpa sengaja aku tertawa kecil. Namun aku nalar saja maksudnya adalah menanyakan jalan yang benar. Kejadian tersebut cukup membuat ku geli disaat terik matahari yang kian menusuk tubuhku.
5. Mempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan menjaga kesuburannya dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani. Kesuburan tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanamanbagi para petani. Tak hanya baik bagi kesuburan tanah tapi juga akan memperbaiki kualitas dari tanaman sehingga akan mampu menghasilkan niali rupiah yang baik bagi petani
Jawablah pertanyaan di bawah ini: 1. Termasuk jenis-jenis Karangan apa saja diatas ? 2. Tentukanlah tema karangan tersebut? 3. Berilah judul masing-masing karangan? 4. Temukan ide pokok pada karangan? 5. Pahami isi yang terkandung di dalam karangan tersebut?
Bacalah karangan di bawah ini! 1. Pernahkan Anda menghadapi situasi tertentu dengan perasaan takut ? Bagaimana cara mengatasinya ? Rasa Takut adalah rasa dimana seseorang merasa bahwa dirinya sedang mengalami situasi atau suasana yang menghilangkan rasa percaya diri mereka akan sesuatu. Di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi rasa takut tersebut. Pertama, persipakan diri Anda sebaik-baiknya bila menghadapi situasi atau suasana tertentu. Dengan memperiapkan diri saat menghadapi situasi atau suasana tertentu Anda akan merasa siap bahkan merasa bahwa Anda telah melewati situasi dan suasana tersebut. Kedua, pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut. Anda harus mempelajari baik-baik situasi apa yang sedang Anda hadapi baik ditempat sepi maupun dikeramaian. Karena Anda akan merasa siap dengan segala suasana dan situasi yang telah Anda pelajari. Ketiga, pupuk dan binalah rasa percaya diri.kepercaya dirian merupakan kunci utama anda dalam mengatasi rasa takut. Dengan percaya diri Anda merasa bahwa Anda mampu melewati situasi dan suasana yang akan Anda lalui tanpa terhalang oleh rasa takut.
2. Sebuah survey dan studi perlu dilakukan untuk meneliti dampak sosial, budaya, dan psikologis dari praktek adopsiini sebelum orang-orang keburu menilai yang jelek-jeknya saja. Oleh karena itu, kalau kita memang ingin konsekuen menjadi bangsa yang berkepribadian yangmandiri, mungkin praktek-praktek seperti pinjaman dari luar negeri, penanaman modal asing, studi keluar negeri dan segala bentuk hubungan serta ‘produk’yang berbau luar negeri lebih baik dijauhkan. Hal ini tentu saja mustahil. kalau kita mau jujur tentang keberadan bangsa dan negara kita, kita ini sebenarnya masih jauh sekali dari impian mejadi negara yang mandiri, yang sejahtera dan mampu tampil sebagai negara yang menetukan di dalam percaturan dunia.
3. Sistem pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini masih belum memenuhi harapan. Hal ini dapat terlihat dari keterampilan membaca siswa kelas IV SD di Indonesia yang berada pada peringkat terendah di Asia Timur setelah Philipina, Thailand, Singapura, dan Hongkong. Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD kelas VI untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun semakin menurun. Anakanak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi bacaan. Kenyataan ini disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu kebijakan, pelaksana pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi semata-mata agar kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis.
4. Suatu hari disebuah kerajaan besar lahirlah seorang putri cantik yang bernama Putri Natasha. Wajahnya sangat cantik dan lucu. Putri Natasha lahir dari pasangan Raja Anthum dan Ratu Aurora. Semua orang sangat bahagia saat kelahiran Putri yang telah ditunggu-tunggu itu. Tepat dihari kelahiran Putri Natasha, didepan pintu gerbang istana terdapat seorang bayi kecil yang tergeletak tak berdaya. Akhirnya karena pihak istana tak tega untuk menyingkirkannya, bayi tersebut kemudian diasuh oleh pihak istana dan diberi nama Putri Andine. Dua tahun telah berlalu, Putri Natasha dan Putri Andine telah berubah menjadi putri-putri yang lucu, mereka telah menjadi seperti saudara kandung sendidri. Raja dan ratu pun senang melihatkeakraban mereka, meskipun mereka belum memberitahukan bahwa Putri Andine bukanlah anak kandung mereka.
5. Sebuah tugu di ujung Utara pulau Weah Aceh, berdiri tegak setinggi delapan meter. Landasannya, beton berteratak mirip tangga bersusun lima. Dengan panjang dan lebar sekitar enam meter. Tentu itu terletak di sebuah semak belukar di bilangan Jaboi, kotamadya Sabang. Itulah kilometer nol Indonesia. Berada di tugu itu, terasa sesuatu merayap di kalbu, perasaan keindonesiaan. Lagu patriotik Dari Sabang sampai Marauke seakan-akan tergiang-ngiang di telinga. Kita sedang menginjak setapak tanah di ujung paling Barat Nusantara. Lambang Garuda begitu megah bertenger di puncak tugu. Di bawah kaki Sang Garuda, ada relief yang melukiskan untaian zamrud kepulauan di Indonesia. Memang, sempat timbul tanda tanya, apakah kilometer nol ini benar menjadi ukuran pasti dimulainya bentangan jalan raya dari ujung Barat Indonesia ke Timur. Akan tetapi, berada dititik itu, slogan Sabang-Marauke tiba-tiba menjadi sangat bermakna.
Jawablah pertanyaan di bawah ini: 1. Termasuk jenis-jenis Karangan apa saja diatas ? 2. Tentukanlah tema karangan tersebut? 3. Berilah judul masing-masing karangan? 4. Temukan ide pokok pada karangan? 5. Pahami isi yang terkandung di dalam karangan?
Bacalah karangan di bawah ini! 1. Banjir telah meluluh lantahkan ibu kota. Hujan tiga jam namun kemacetan melanda lebih dari lima jam. Bantaran sungai Ciliung terendam hingga sebatas dada. Headline surat kabar terkemuka mengungkap prediksi para ahli bahwa sepuluh tahun lagi Jakarta tidak bisa dihuni. Sampah memang bukan satu-satunya penyebab banjir yang tak pernah absen datang setiap kali musim penghuja, namun onggokan sampah yang tertinggal setelah banjir surut membuktikan berapa buruknya perlakuan manusia terhadap alam, dapat dibayangkan jika sampah memenuhi sungai hingga kemuaranya menyebabkan penampungan hujan berkurang, air tak bisa lagi mengalir ke laut. 2. Sekolah ini sangat kotor. Sampah-sampah berserakan di sana sini. Nyamuk senang bersarang dan bertelur disini karena airnya menggenang. Oleh sebab itu kita harus membersihkan sekolah ini supaya lancar mengalir. Dengan demikian nyamuk tidak akan bersarang dan bertelur di tempat ini.
3. Nymiko Suspense yang mengandung nistatin yang merupakan anti jamur dan aktif terhadap jamur seperti candida albicans. Nistatin dapat mengikat seteral pada membran sel jamur. Menghasilkan perubahan permeabilitas membrane sel jamur, diikuti dengan kebocoran dari komponen-komponen instraselular dan mengakibatkan jamur mati. 4. Aku berdiri tepat depan kelasku. Aku melihat dimeja guruku ada tamplak meja dengan motif batik, dan diatasnya ada pas bunga yang berwarna hijau dan dihiasi bunga-bunga yang terbuat dari kain lalu aku melangkahkan kakiku menuju kebelakang aku melihat banyak sapu yang berantakan dan aku hitung ada tiga sapu. Aku melihat kedinding ada hiasan bunga, jam dinding yang mempercantik dinding kelasku ada dua papan tulis yang memang sengaja disambung agar terlihat panjang. Kemudian aku mulai membersihkan kelasku supaya kelasku menjadi lebih bersih. Kata guruku, jagalah kebersihan supaya kita nyaman saat belajar dikelas.
5. Saya tersenyum sembari mengayunkan langkah angin dingin yang menerpa, bikin tulang-tulang sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukan kedua telapak tanganku kedalam saku jaket, caba memerangi rasa dingin yang merasa demikian menyiksa.
Jawablah pertanyaan di bawah ini: 1. Termasuk jenis-jenis Karangan apa saja diatas ? 2. Tentukanlah tema karangan tersebut? 3. Berilah judul masing-masing karangan? 4. Temukan ide pokok pada karangan? 5. Pahami isi yang terkandung di dalam karangan?
RIWAYAT HIDUP Ni Nyoman Murni penulis lahir di Banjar Tinjalas,
Desa
Seraya
Karangasem, Kabupaten
Timur,
Kecamatan
Karangasem, Provinsi
Bali. Penulis anak terakhir dari pasangan I Wayan Santi dan Ni Wayan Ladri. Ladri Penulis menempuh pendidikan dasar pada tahun 1995 di Sekolah Dasar Negeri 12 Seraya. Seraya Pada tahun 2001 penulis melanjutkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI 1 Karangasem di Banjar Tukad Buah, Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Penulis tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun t 2004. Dan penulis melanjutkan Sekolah Menengah Atas selama 3 (tiga) tahun, penulis tamat SMA tahun 2007. Kemudian pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar.