THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No. 2, Juni 2016
PENINGKATAN HYGIENE PERSONAL PADA ANAK JALANAN DENGAN MEDIA KOMIK DI UPTD KAMPUNG ANAK NEGERI LIPONSOS KECAMATAN MEDOAN AYU RUNGKUT SURABAYA Anis Rosyiatul Husna*, Reliani ** *Departemen Keperawatan Komunitas FIK Universitas Muhammadiyah Surabaya **Departemen Keperawatan Jiwa FIK Universitas Muhammadiyah Surabaya
ABSTRACT Street children are children aged 5-18 years, both men and women who spend the majority of time on the road. The amount of activity on the streets cause they do not pay attention to personal hygiene. This leads them vulnerable to many disease, such as scabies, roundworm, tracoma, conjunctivitis, and thypoid. This study aim to identification enhancement of personal hygiene in street children with comics media at UPTD Kampung Anak Negeri Liponsos Kecamatan Medoan Ayu Rungkut Surabaya. The research used pre-post experimental design. Simple random sampling had been used to collect 22 street children at UPTD Kampung Anak Negeri Liponsos Kecamatan Medoan Ayu Rungkut Surabaya. The instrument are comic and questionnaire. The data analized with SPSS Wilcoxon statistic test. The result before intervention showed more than half (54,4%) personal hygiene behavior in moderate category, and 77,3 % after intervention in good category. The result of statistic test showed p=0.000 < alpha=0.05, this means there was a significant different pre and post intervention comic media. We hope comic media education can be use for school and adolescent children acording to their age. Keywords : Street children, personal hygiene, comic PENDAHULUAN Anak jalanan adalah anak yang berusia 5–18 tahun baik lakilaki maupun perempuan yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalan, memiliki komunikasi yang minimal atau sama sekali tidak pernah berkomunikasi dengan keluarga dan kurang pengawasan, perlindungan dan bimbingan sehingga rawan terkena gangguan kesehatan dan psikologi (UNICEF 2001). Diperkirakan jumlah anak terlantar di Indonesia pada tahun 2000 sampai 2008 sebanyak 3,06 juta anak dan anak dalam kondisi rawan
terlantar diperkirakan berjumlah 10,09 juta anak. Anak jalanan diperkirakan berjumlah 39.861 anak putus sekolah di 12 kota besar yaitu di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Mataram, Maka-sar, Medan, Padang, Palembang dan Lampung (Hamid 2008). Anak jalanan umumnya bekerja antara 4-18 jam per hari jika melakukan satu atau sejumlah aktivitas dengan rata-rata 11 jam kerja per hari (UNICEF 2001). Hampir sebagian besar waktu anak jalanan digunakan untuk aktivitas di luar dan minimnya atau bahkan tidak ada pengawasan orangtua sehingga 160
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No. 2, Juni 2016
hygiene personal anak jalanan sangat kurang. Mandi dan mengganti pakaian secara teratur penting untuk kebersihan dan penampilan seseorang yang baik. Hal ini juga termasuk higiene pencegahan terhadap penyakit seperti skabies, cacing gelang, trakoma, konjungtivitis dan tifus (WHO 2008). Rendahnya higiene personal pada anak jalanan akibat tidur di jalan dan bekerja di lingkungan tidak sehat merupakan alasan mengapa anak jalanan mudah terkena penyakit (UNICEF 2001). Penyuluhan kesehatan merupakan salah satu bagian dari upaya promotif dan preventif untuk mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada dan mencegah timbulnya penyakit serta membantu didalam mengatasi masalah kesehatan yang harus diberikan secara berkesinambungan (Effendi, 1998). Tetapi faktanya model penyuluhan yang sering dilakukan tidak tepat sasaran, apalagi yang menjadi obyek sasarannya adalah anak jalanan yang masih dalam tahap perkembangan dan bahkan tidak bisa baca tulis. Mereka tentunya akan tertarik dengan hal-hal yang dekat dengan dunia mereka dan media yang tidak asing dengan mereka sehingga dengan mudah mengetahui dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-harinya. Dari penelitian yang dilakukan oleh Abdul Ghani (2003) terhadap 500 siswa dari 50 sekolah di Jakarta, menunjukkan bahwa 86 % dari mereka senang membaca komik. Cerita Rakyat dan cerita (dalam bentuk komik) lebih diminati dari pada buku paket pelajaran dari sekolah. Komik merupakan salah satu media yang bisa dipakai sebagai alat komunikasi, karena komik
mempunyai bahasa yang universal yang dapat dimengerti oleh semua orang yaitu bahasa gambar. Sebagai alat komunikasi, komik dipakai untuk menyampaikan suatu pesan secara kreatif. Menurut Ariyani (2010) komik dapat menjadi media pembelajaran yang sangat efektif untuk menjelaskan konsep-konsep abstrak yang memerlukan objek yang konkrit pada mata pelajaran. Hasil penelitian yang dilakukan di salah satu SMP di Malang penerapan media pembelajaran dengan komik menunjukkan peningkatan rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal dari siklus pertama sebesar 66,4 % dan kedua sebesar 84 % dalam bidang pelajaran sejarah. Beberapa penyakit yang sering terjadi pada anak jalanan antara lain Folikulitis, scabies, dermatitis atropik. Berdasarkan data dari Posyandu Remaja di Puskesmas Medokan Ayu Rungkut Surabaya, sejumlah 58 Anak Jalanan yang ditampung di UPTD Kampoeng Anak Negeri Liponsos Kota Surabaya didapatkan data 46 anak mengalami penyakit kulit. 31 mengalami Folikulitis dan 25 dermatitis atropik. Sedangkan sebanyak 23 anak pernah mengalami scabies. Berdasarkan informasi dari Penanggung jawab posyandu remaja Puskemas Medokan Ayu bahwa tingginya kejadian penyakit kulit pada anak jalanan tersebut karena kurangnya hygiene personal. Mereka pada waktu dijalanan jarang mandi bahkan tidak mandi. Kencing sembarangan, sebelum makan tidak pernah cuci tangan. Adapun kegiatan Posyandu remaja yang sudah dilakukan adalah pemeriksaan kesehatan 2 minggu sekali yang meliputi pengobatan, pengukuran berat badan dan tinggi badan, 161
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No. 2, Juni 2016
pemberian makanan tambahan, pemeriksaan kesehatan gigi. Anak jalanan di penampungan UPTD Kampoeng Anak Negeri Liponsos kota Surabaya rata-rata berumur 8 sampai 17 tahun. Pada anak umur tersebut cara belajarnya lebih tertarik dengan permainan, Gambar-gambar, apalagi mereka ada yang tidak pernah sekolah, putus sekolah, terbiasa hidup bebas di jalanan. Penyampaian pesan pendidikan kesehatan dengan menggunakan komik dapat dibawa kemana-mana oleh anak sehingga mereka akan mengulang-ulang untuk membukanya. Berbeda dengan penyampaian pesan dengan penyuluhan dengan penyampaian materi berupa tulisan, tidak menarik apalagi tidak ada media lain yang dibawa oleh anak jalanan sehingga membosankan. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penyuluhan kesehatan dengan media komik, dengan judul penelitian “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan tentang Hidup Bersih dan Sehat dengan Media Komik terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat anak Jalanan di UPTD Kampoeng Anak Negeri Liponsos Kota Surabaya ”.
TUJUAN PENELITIAN Mengetahui Perilaku Untuk Hygiene Personal pada Anak jalanan sebelum di berikan edukasi dengan komik di UPTD Kampoeng Anak Negeri Liponsos Kota Surabaya. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre post test experiment. Populasi yang akan diteliti adalah semua anak jalanan yang tinggal di penampungan anak jalanan di UPTD Kampoeng Anak Negeri Liponsos Kota Surabaya. Sampelnya sebagian dari anak jalanan yang tinggal di UPTD Kampoeng Anak Negeri Liponsos Kota Surabaya sejumlah 22 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan di ambil dengan tehnik simple random sampling. Instrument yang digunakan adalah Komik yang di buat oleh peneliti dan Kuesioner. Data yang terkumpul di analisis dengan Uji Statistic Wilcoxon SPSS 20. dengan derajat kepercayaan 5% ( = 0, 05). HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden
162
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No. 2, Juni 2016
Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik Responden Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Tingkat pendidikan Tidak Sekolah SD SMP SMA Agama Islam Non Islam Lama tinggal 1 Minggu 5 Bulan 6 Bulan 10 Bulan 11 Bulan 1 Tahun 2 tahun 3 Tahun 4 Tahun 8 Tahun Umur 10-11 12-13 14-15 16-17 Sumber data primer, 2014 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa seluruh responden berjenis kelamin Laki Laki berjumlah 22 orang (100%), setengahnya masih menempuh pendidikan SD sebanyak 9 anak (40.9)%), dan sebagian kecil menempuh pendidikan SMP tidak lulus sebanyak 5 anak (22.7%) dan responden hampir setengahnya 8 anak (36.4%) tidak bersekolah, 22 responden seluruhnya (100%) beragama Islam. 22 responden sebagian besar 7 anak (31.8%) lama tinggal dipanti 2 tahun dan sebagian
N (%) 22 0 (0) 8 (36,4) 9 (40.9) 5 (22.7) 0 22 (100) 0 (0) 2 (9,1) 2 (9,1) 1 (4,5) 1(4,5) 2 (9,1) 3 (13,6) 7 (31,8) 1 (4,5) 2 (9,1) 1 (4,5) 5 (22,7) 5 (22,7) 7 (31,8) 5 (22,7) kecil masing-masing 1 anak (4.1) lama tinggal 6 bulan, 10 bulan, 3 Tahun, 8 Tahun. 22 responden hampir setengahnya berumur 14-15 tahun sebanyak 7 anak (31.8)%) dan sebagian kecil menempuh berumur 10-11 tahun, 13-14 tahun, 16-17 tahun masing – masing sebanyak 5 anak (22.7%). Hygiene Personal Anak Jalanan Sebelum diberikan edukasi
163
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No. 2, Juni 2016
Tabel 2. Hygiene Personal Pada Anak Jalanan Sebelum diberikan edukasi dengan media komik di UPTD Kampung Anak Liponsos Kecamatan Medoan Ayu Rungkut Surabaya Pada Bulan September 2014. Kategori Frekuensi (orang) Persentase (%) Kurang 9 40.9 Cukup 12 54.4 Baik 1 4.5 Total 22 100 Sumber data primer September 2014 Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan dari 22 responden separo lebih Hygiene Personalnya dalam kategori cukup sebanyak 12 responden (54.4)%) dan sebagian kecil dalam kategori baik sebanyak 1 responden (4.5%).
Hygiene Personal Anak Jalanan Sesudah diberikan Edukasi
Tabel 3. Hygiene Personal Pada Anak Jalanan Sesudah di berikan edukasi dengan media komik di UPTD Kampung Anak Liponsos Kecamatan Medoan Ayu Rungkut Surabaya Pada Bulan September 2013. Kategori Frekuensi (orang) Kurang 3 Cukup 2 Baik 17 Total 22 Sumber data primer September 2013 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan dari 22 responden sebagian besar Hygiene Personalnya dalam kategori baik sebanyak 17 responden (77.3)%
Persentase (%) 13.6 9.1 77.3 100
dan sebagian kecil dalam kategori cukup sebanyak 2 responden (9.1%). Peningkatan Hygiene Personal Anak Jalanan
Tabel 8. Peningkatan Hygiene Personal Pada Anak Jalanan Dengan Menggunakan Media Komik Di UPTD Kampung Anak Liponsos Kecamatan Medoan Ayu Rungkut Surabaya Pada Bulan September 2014. Hygine Personal Pre Mean 1.64 Median 2.00 Std. Deviasi 0.581 Uji Wilcoxon Sumber data primer September 2014
Post 2.64 3.00 0.727 Ρ=0.000 < α=0.05
164
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No. 2, Juni 2016
Berdasarkan Tabel 8 di ketahui bahwa terdapat perbedaan Hygiene Personal yang bermakna antara sebelum dan sesudah dilakukan edukasi menggunakan media komik dengan nilai ρ = 0,000 < α = 0,05 yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. PEMBAHASAN Hygiene Personal Anak Jalanan Sebelum diberikan edukasi Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan dari 22 responden separo lebih Hygiene Personalnya dalam kategori cukup sebanyak 12 responden (54.4)%) dan sebagian kecil dalam kategori baik sebanyak 1 responden (4.5%). Anak–anak yang tinggal di Kampoeng Anak Negeri wajib mengikuti aturan yang dijalankan di sana. Salah satu aturan yang harus dilaksanakan adalah menjaga kebersihan diri yang meliputi mandi sehari 2 kali, pakaian dicuci sendiri dengan menggunakan detergen, tidak boleh bertukar pakaian, buang air besar dan air kecil di kamar mandi, keramas seminggu minimal 2 kali. Dalam menjalankan aturan tersebut anak-anak dibina oleh 4 ustad dan 4 ustadah yang selama 24 jam tinggal bersama anak-anak di penampungan kampoeng Anak Negeri. Para ustad dan ustadah melaksanakan peran sebagai orang tua bagi anak-anak yang tinggal di sana. Menurut Rahayu (2008) Hammer dan Turne pengasuhan orang tua adalah proses yang dilakukan orang tua (ibu) untuk melindungi, membimbing, merawat, memberi makan anak sepanjang perkembangannya. Pengasuhan orang tua juga dapat dilakukan dengan cara memfasilitasi, meng-
arahkan, memberikan pengetahuan, dan memotivasi anak sehingga akan membentuk karakteristik dan perilaku anak. Selama masa anakanak, seorang mendapatkan praktik higiene dari orang tua. Dari hasil menunjukan bahwa masih ada 9 anak yang masih kurang dalam melaksanakan hidup bersih dan sehat berupa kebiasaan tidak cuci tangan setelah kontak dengan orang lain dan setelah melakukan aktivitas sehari-hari. Dari beberapa responden juga malas untuk mencuci pakaian dan sprei selama maksimal seminggu sekali mereka lebih sering menumpuk pakaian kotor selama seminggu lebih. Responden yang masih kurang dalam melaksanakan hidup bersih dan sehat tersebut rata-rata tinggal di Kampoeng Anak Negeri kurang dari satu tahun dan 4 anak tidak sekolah dan 3 anak sekolah di tingkat dasar. Selama ini anak jalanan sudah memiliki kebiasaan, dan kebiasaan itu yang membuat dirinya merasa nyaman. Hidup nyaman di jalanan. Walaupun mungkin, sebelumnya tidak diinginkan, tetapi mereka merasa bisa nyaman hidup di jalanan. Kebiasaankebiasaaan hidup di jalanan inilah yang masih dibawa anak-anak di kampoeng anak negeri. Saat di jalanan mereka terbiasa tidak memncuci baju, tidak cuci tangan, jarang mandi, buang air kecil di sembarang tempat. Kebiasaankebiasaan tersebut menjadi suatu budaya sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk merubahnya. Hygiene Personal Anak Jalanan Sesudah diberikan edukasi Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan dari 22 responden 165
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No. 2, Juni 2016
sebagian besar Hygiene Personalnya dalam kategori baik sebanyak 17 responden (77.3%) dan sebagian kecil dalam kategori cukup sebanyak 2 responden (9.1%). Hasil penelitian Khynn (2010) di Myanmar didapatkan bahwa orang yang terpapar berbagai media kesehatan seperti pamflet, poster, televisi, surat kabar dan jurnal memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik daripada orang yang tidak terpapar. Penelitian lain oleh Rawina Winita (2010) didapatkan hasil bahwa murid yang mendapatkan penyuluhan mengenai PHBS melalui metode ceramah memiliki peningkatan pengetahuan secara bermakna dibandingkan sebelum penyuluhan. Penyuluhan kesehatan merupakan suatu kegiatan yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku responden dalam domain kognitif. Dengan diberikannya penyuluhan kesehatan maka responden mendapat pembelajaran yang menghasilkan suatu perubahan dari yang semula belum diketahui menjadi diketahui, yang dahulu belum dimengerti sekarang dimengerti. Hal ini sesuai dengan tujuan akhir dari penyuluhan yaitu menjadikan masyarakat dapat mengetahui, menyikapi dan melaksanakan perilaku hidup sehat. Salah satu media penyuluhan yang tepat untuk anak remaja adalah dengan media konik. Paparan informasi yang didapat secara jelas dengan media media komik dalam Personal Hygiene. Kejelasan informasi didapat saat penyuluhan kesehatan yang dapat meningkatkan pengetahuan seseorang, sehingga Informasi yang diperoleh akan mempengaruhi individu dalam pendangannya terhadap masalah – masalah kesehatan serta individu tersebut mau melakukan tindakan
hygiene personal. Media komik dapat dibaca dengan pengulangan sehingga lebih mudah dalam memahami karena dalam media komik lebih memadukan unsur cerita dengan ilustrasi bergambar yang mudah dimengerti dan memudahkan mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahkluk hidup yang bersangkutan. Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh Nilai ,Sikap dan Pendidikan atau Pengetahuan (Notoatmodjo, 2005). Komik tentang personal hygiene diberikan kepada responden sehingga dapat dibaca berulangulang. Materi yang disampaikan pada media komik meliputi jenis-jenis personal hygiene, cara melakukan personal hygiene yang benar, bahaya bagi kesehatan akibat tidak menjaga personal hygiene berupa gambar dan tulisan memberikan pesan yang mudah untuk dipahami dan memberikan persepsi mengenai pentingnya personal hygiene. Dengan persepsi tersebut dan dipadukan dengan pengalaman responden yang hampir seluruhnya pernah mengalami penyakit akibat personal hygiene yang kurang seperti herpes, panu, kudis, diare, ada yang pernah DBD dan thipus, dan kencing nanah. Individu mulai sadar akan pentingnya melaksanakan perilaku bersih dan sehat. Individu mulai tertarik terhadap pengetahuan baru yang dianggap penting bagi individu sehingga individu mulai menimbangnimbang mengenai keuntungan dan 166
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No. 2, Juni 2016
kerugian pengetahuan baru tersebut sebelum diadoption. Pada fase ini butuh waktu untuk berpikir dan mencoba-coba. Apabila dianggap menguntungkan bagi individu maka akhirnya terjadi adopsi perilaku baru yaitu perilaku hidu pbersih dan sehat. Berdasarkan penenlitian masih didapatkan 3 anak (13,6%) masih kurang personal hygiene. Dari 3 responden tersebut tidak bisa membaca dan menulis karena tidak sekolah dan satu responden mengalami retardasi mental. Penerimaan informasi menjadi suatu pengetahuan pada diri individu juga dipengaruhi oleh kemampuan intelegensinya. Apabila kemampuan intelegensi kurang maka informasi yang diterima oleh individu juga sedikit atau bahkan tidak tersimpan sama sekali dalam memori sehingga perubahan perilaku bida dilakukan dengan memberikan role model. Perubahan perilaku tergantung dari pengetahuan yang dimiliki, Kurangnya pengetahuan dan tidak adanya sikap yang mendukung juga dapat berpengaruh pada perilaku seseorang. Selain pengetahuan, cara atau metode yang digunakan dalam menyampaikan pesan atau program juga mempengaruhi perubahan sikap seseorang. Salah satu fungsi media pendidikan adalah merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang disampaikan kepada orang lain. (Notoadmodjo, 2005) Peningkatan Hygiene Personal Anak Jalanan Berdasarkan Tabel 8 di ketahui bahwa terdapat perbedaan Hygiene Personal yang bermakna antara sebelum dan sesudah
dilakukan edukasi menggunakan media komik dengan nilai ρ = 0,000 < α = 0,05 yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Membudayakan hidup sehat tidaklah mudah harus ada kesadaran, keinginan dan kemauan untuk memulainya. Setiap individu dapat menerapkan prinsip untuk hidup bersih serta menjadikan perilaku sehat menjadi kebiasaan. Jika kebiasan yang baik telah ditanamkan sejak dini maka tidaklah sulit melakukannya, karena sesuatu yang dilakukan sebagai kebiasaan sangat mudah untuk dikerjakan. Menanamkan prinsip bahwa kesehatan merupakan suatu "kebutuhan", sehingga kita akan termotivasi untuk mencapainya dan melakukannya (Notoadmodjo, 2005). Penyuluhan kesehatan dapat berpengaruh pada masalah kesehat-an. Berdasarkan urutan besarnya (pengaruh) penyuluhan kesehatan adalah lingkungan (fisik, sosial, politik, dan ekonomi), perilaku (pengetahuan, sikap, dan psikomotor) dan pelayanan kesehatan (Blum, 1974). Peran penyuluhan kesehatan adalah untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya penyuluhan kesehatan dapat menjadikan masyarakat mengetahui dan menyadari bagaimana cara memelihara kesehatan mereka. Kesehatan bukan hanya diketahui (knowledge) dan disikapi (attitude) melainkan harus dikerjakan dalam kehidupan seharihari (Notoatmodjo, 2012). Penyuluhan kesehatan dalam pelaksanaanya dapat dilaku-kan dengan menggunakan suatu media pembelajaran. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan 167
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No. 2, Juni 2016
untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan. Hasil penelitian Rumon-dang Pulungan menunjukkan ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap dalam tanggap DBD di Kecamatan Helvitia. Sedangkan penelitian lain oleh Ajeng Fitriana Rianingtyas (2010) menyimpulkan bahwa penggunaan media komik strip dapat membantu siswa dalam memahami isi dari suatu bacaan. Menurut Pavlov, dalam teori Classic Conditioning (pengondisian atau persyaratan klasik) bahwa perilaku dapat diubah dengan memberikan perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Teori ini merupakan teori stimulus respon klasik (menerapkan kebiasaan). Menurut teori Perry dan Potter (2006) faktor yang mempengaruhi praktik personal hygiene salah satunya melalui praktik sosial, kelompok-kelompok sosial wadah seorang individu berhubungan dapat mempengaruhi praktik higiene perorangan. Dengan adanya aturan berupa wajib menjaga kebersihan diri di kampoeng anak negeri dan kebiasaan anak–anak yang tinggal disana sebagai praktik sosial dan kelompok merupakan bentuk adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku. Maka anak–anak yang awalnya
kurang dalam menjaga personal hygiene akhirnya akan mengikuti kebiasaan yang ada disana dan akhirnya akan menjadi kebiasaan baru yaitu menjaga personal hygiene. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hygiene Personal pada Anak jalanan di UPTD Kampoeng Anak Negeri Liponsos Kota Surabaya sebelum diberikan edukasi dengan media komik separo lebih dalam kategori cukup. 2. Hygiene Personal pada Anak jalanan di UPTD Kampoeng Anak Negeri Liponsos Kota Surabaya sesudah diberikan edukasi dengan media komik hampir seluruhnya dalam kategori baik. 3. Ada Pengaruh edukasi dengan media komik terhadap peningkatan Hygiene Personal pada Anak jalanan di UPTD Kampoeng Anak Negeri Liponsos Kota Surabaya. Saran 1. Bagi UPTD Kampoeng Anak Negeri Hendaknya pembina anak-anak di Kampoeng Anak Negeri selalu mengingatkan agar mereka melakukan Hygiene Personal setiap hari dengan cara yang tepat dan frekuensi minimal 2x/hr. 2. Bagi Responden Hendaknya responden selalu membiasakan berperilaku personal hygiene yang sehat.
168
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 6, No. 2, Juni 2016
DAFTAR PUSTAKA Ajeng Fitriana 2010, “Penerapan Media Komik Strip Dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Mrebet Purbalingga Jawa Tengah”, Universitas Ahmad Dahlan Jogjakarta. Hidayat, A. Aziz Alimul, (2002), Kebutuhan Dasar Manusia, jilid 1. Jakarta : Salembah Medika Notoadmodjo S. (2005). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta. Notoatmojo, Soekidjo. (2005), Metodologi Penelitian Kesehatan, edisi revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta Perry dan Potter, (2006), Fundamental Keperawatan, edisi keempat. Jakarta: EGC Rahayu, (2008), Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kemandirian Personal Hygiene Pada Anak Usia 3-5 Tahun di Kelurahan Rowo Tamtu Kabupaten Jember, Skripsi S1 Keperawatan Unimus tidak di publikasikan. Rawina Winita 210, “Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dan Kepadatan Aedes Aegypty Di Kecamatan Bayak Provinsi Banten”, Jurnal Kesehatan, Vol 19, No 2 Tietjen, (2004). Paduan Pencegahan Infeksi. Edisi pertama. Cetakan kedua. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 169