PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN “IMAKO” SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUGU TRENGGALEK 1)
Anna Margiani 1) SMP Negeri 1 Tugu Trenggalek
[email protected]
ABSTRAK: Salah satu kesulitan paling besar yang dialami siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup adalah kemampuan siswa mengingat klasifikasi spesies makluk hidup yang sangat beraneka ragam. Siswa kesulitan memperoleh visualisasi riil dari keanekaragaman makhluk hidup sebagai sumber belajar. Oleh karena itu, perlu adanya media tambahan untuk mewakili keanekaragaman makhluk hidup yang tidak ditemui di lingkungan sekitar siswa. Salah satu model pembelajaran adalah IMAKO (Identifikasi dan Masukkan ke Kotak identitas). Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas VII H SMP Negeri 1 Tugu tahun pelajaran 2013-2014. Alur kegiatan penelitian adalah refleksi awal, perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, refleksi dan perancangan ulang. PTK ini dirancang dalam dua siklus selama 4 kali pertemuan (tatap muka) dan terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian adalah penerapan model pembelajaran “IMAKO” dapat meningkatkan hasil belajar siswa, peningkatan keaktifan dan motivasi belajar siswa sebesar 12 %, peningkatan nilai ulangan (Uji Kompetensi) dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 18 %. Kata kunci : klasifikasi mahkluk hidup, IPA, model pembelajaran, IMAKO ABSTRACT: One of the most student difficulty in the science learning in Basic Competency Biological Classification is the ability to remember very diverse classification of species. Student difficult to get the real visualisation of biodiversity as learning resource. Therefore it is need for additional media to represent the diversity of living things that not found in the student learning environment. One of the learning models is IMAKO ( Identification and Enter into the Identity Box). Classroom Action Research carried out at VII H Class in Junior High School I Tugu school year 2013-2314. The research flow is early reflection, planning, action, observation, reflection, adn redesign. CAR is designed in two cycles for 4 meetings and consist of the planning stage, action, observing, and reflecting. The result of the research is the applicatin of IMAKO learning model can improve the student’s learning result, the liveliness and motivation of the student by 12%, the increase of Competency Test value from cycle 1 to cycle 2 is 18 %. Keywords : biological classification, Science, learning model, IMAKO
PENDAHULUAN Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pembelajaran mencari tahu tentang alam secara sistematis yang meliputi penguasaan pengetahuan fakta, konsep, prinsip, serta proses penemuan oleh siswa. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kom-petensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar
Education Journal : Journal Educational Research and Development
91
Volume 1, Nomor 2, Agustus 2017
secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalahmasalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Di tingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Konsep-konsep dan prinsipprinsip IPA ada yang bersifat konkrit dan ada yang bersifat abstrak. Pada aspek produk IPA , siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep, teori, dan rumus-rumus serta hukum-hukum IPA sedangkan pada aspek proses siswa diharapkan mempu-nyai ketrampilan kerja ilmiah atau ketrampilan proses. Selain itu, pengajaran dengan transfer pengetahuan tidak dapat mendorong siswa berpikir kritis dan menerapkan pendidikan karakter. Bila pembelajaran IPA didominasi dengan metode ceramah maka pelajaran IPA dapat menjadi pelajaran yang membosankan dan menakutkan bagi siswa karena banyak konsep-konsep konkrit yang tidak bisa diketahui atau di pelajari secara riil.
92
Hakikatnya belajar IPA memerlukan ketrampilan dari seorang guru agar anak didik mudah memahami materi pelajaran. Guru dituntut untuk selalu mengadakan inovasi dan kreasi dalam melaksanakan pembelajaran sehingga hasil belajar siswa bisa optimal. Pembelajaran IPA yang diberikan melalui metode ceramah tidak dapat mendorong siswa berpikir kritis dan menerapkan pendidikan karakter. Bila pembelajaran IPA didominasi dengan metode ceramah maka pelajaran IPA dapat menjadi pelajaran yang membosankan dan menakutkan bagi siswa karena banyak konsep-konsep konkrit yang tidak bisa diketahui atau di pelajari secara riil. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Berdasarkan pengalaman guru dalam pembelajaran IPA sebelumnya yang menggunakan metode pengamatan langsung ke alam sekitar (Observasi Lingkungan), motivasi siswa untuk melakukan kegiatan sudah bagus, juga melibatkan kerjasama dalam kelompok.
Education Journal : Journal Educational Research and Development
Peningkatan Hasil Belajar Siswa … (Anna Margiani)
Tetapi masih ada kesulitan siswa terkait kemauan dan kemampuan dalam mengingat klasifikasi spesies makluk hidup yang sangat beraneka ragam. Kesulitan ini muncul karena adanya keterbatasan keanekaragaman makhluk hidup yang ada di lingkungan sekitar padahal keanekaragaman makhluk hidup yang ada di bumi sangatlah banyak dalam hal ini ada 5 kingdom (5 kerajaan) sesuai yang klasifikasikan oleh Robert H. Whittaker. Metode pengamatan langsung ke alam sekitar yang diterapkan belum dapat mencakup seluruh kingdom untuk dipelajari sehingga harus diselesaikan dengan menambahkan metode ceramah dan penugasan dengan alokasi waktu 6 jam pelajaran. Mempelajari Klasifikasi makhluk hidup siswa harus mengamati ciri-ciri yang dimiliki aneka jenis hewan atau tumbuhan . Pengelompokan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar. Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi atau sistematik. Cara mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan membentuk takson. Takson adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan ciri. Takson dibentuk dengan jalan mencandra objek atau makhluk hidup yang diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan yang dapat diamati. Klasifikasi di buat pasti ada manfaat dan tujuannya, berikut ini tujuan
dan manfaat dari klarifikasi makluk hidup. Metode ceramah yang dilakukan siswa hanya mengenal konsep-konsep keanekaragaman makhluk hidup semata dan siswa kesulitan memperoleh visualisasi riil dari keanekaragaman makhluk hidup sebagai sumber belajar. Pada saat metode ceramah kreativitas siswa belum banyak muncul dan masih ada kecenderungan didominasi oleh guru. Hal tersebut dibuktikan dengan siswa minimnya pemahaman siswa tentang keanekaragaman dan ciri-ciri yang dimiliki makhluk hidup. Berdasarkan data jurnal siswa lebih dari 50% siswa mengatakan materi klasifikasi makhluk hidup susah untuk dihafalkan, serta hasil nilai Ulangan Harian terdapat 60% siswa yang tidak mencapai KKM 75. Selain hal itu, kendala pada keterbatasan alokasi waktu dengan materi yang banyak untuk dipelajari, mendorong guru mencari upaya agar pembelajaran lebih efektif. Oleh karena itu, guru berfikir perlu adanya media tambahan untuk menggantikan atau mewakili keanekaragaman makhluk hidup yang tidak ditemui di lingkungan sekitar siswa. Pembelajaran IPA yang dilaksanakan guru dapat memilih dan menentukan berbagai metode yang digunakan. Penggunaan metode harus dilakukan dengan tepat dengan memperhatian tujuan, materi, kekhasan bahan pelajaran, keadaan sarana/prasarana, keadaan siswa dan lain-lain sehingga dapat terbentu pembelajaran yang berbasis aktivitas. Pengajaran berbasis aktivitas
Education Journal : Journal Educational Research and Development
93
Volume 1, Nomor 2, Agustus 2017
adalah pengajaran yang berusaha mengaktifkan aktivitas siswa dalam belajar sehingga mereka mampu mencapai tujuan pengajaran (Hamalik, 2005). Metodemetode yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA anatara lain: penugasan, eksperimen, proyek, diskusi, widyawisata, bermain peran, dokumentasi, tanya jawab, latihan, ceramah, pameran, permainan, cerita, dan simulasi (Depdikbud, 1994). Ciri-ciri metode pembelajaran yang baik adalah: a. Adanya keterlibatan intelektual– emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap b. Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model pembelajaran c. Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar peserta didik d. Penggunaan berbagai metode, alat dan media pembelajaran Pembelajaran yang diberikan kepada siswa bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas. Prestasi belajar adalah kemampuan bagi murid dalam pencapaian berfikir yang tinggi. Harus dimiliki tiga aspek dalam prestasi belajar yaitu kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah menjalani serangkaian proses pembelajaran. Menurut Tursquou (2004), prestasi belajar dapat dirumuskan sebagai
94
hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran disekolah. Prestasi belajar siswa yang terutama dinilai adalah aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi. Pada umumnya prestasi belajar dinyatakan dalam angka atau huruf untuk membandingkan dengan satu kriteria. Beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah minat dan sikap siswa, motivasi belajar, konsentrasi belajar, cita-cita siswa, dan intelegensi. Oleh karena itu adanya berbagai metode dan media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan minat, motivasi, serta konsentrasi belajar sehingga prestasi belajar siswa meningkat. Berdasarkan masalah dan kajian yang telah diuraikan maka diterapkan model pembelajaran yang penulis beri nama “IMAKO (Identifikasi dan Masukkan ke Kotak identitas)” yang pada prinsipnya merupakan kegiatan belajar yang menyerupai permainan untuk memotivasi siswa untuk lebih menguasai karakteristik dari makhluk hidup yang ada di lingkungan. Pemilihan model pembelajaran ini mempertimbangkan beberapa hal: a. Tujuan Pembelajaran b. Sifat Materi Pelajaran c. Ketersediaan Fasilitas d. Kondisi Peserta Didik e. Alokasi Waktu Yang Tersedia Model pembelajaran ini dilakukan dengan memberikan gambar-gambar
Education Journal : Journal Educational Research and Development
Peningkatan Hasil Belajar Siswa … (Anna Margiani)
makhluk hidup kepada siswa secara berkelompok kemudian melakukan identifikasi dan memasukkannya ke dalam kotak identifikasi sesuai dengan label takson (Sugeng R, Ahmadi:2005). Beberapa pendekatan pembe-lajaran yang dikemas menjadi sebuah paket model pembelajaran “IMAKO” diharapkan dapat menyajikan pembe-lajaran yang aktif, kreatif, efektif, menarik, menyenangkan, memperhatikan modalitas belajar siswa, dan memiliki daya serap yang tinggi. Penulis memaknai model pembelajaran ini sebagai suatu rencana mengajar yang menggabungkan pengamatan atau observasi lingkungan sekitar dan media gambar untuk di identifikasi. Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar. Dengan metode observasi siswa akan merasa tertantang mengeksplorasi rasa keingin tahuannya tentang fenomena dan rahasia alam yang senantiasa menantang. Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung kepada obyek yang akan dipelajari. Sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk data yang obyektif yang kemudian dianalisa sesuai tingkat perkembangan siswa. Item yang dianalisa siswa kemudian digunakan sebagai bahan penyusunan evaluasi bagi siswa. Dalam pola pembelajaran konvensional sering guru menyampaikan materi yang terkadang siswa mampu mengerjakannya akan tetapi tidak tahu bahwa apa yang
dikerjakannya tersebut berguna baginya dalam mewujudkan kompetensi dirinya. Metode observasi membantu proses perkembangan kognitif siswa yang terangsang melakukan adaptasi kognitif. Proses adaptasi kognitif berupa akomodasi dan asimilasi. Manfaat yang lain adalah dalam rangka menanamkan rasa cinta kepada lingkungan dan alam. Keberadaan media gambar dalam kegiatan ini berfungsi untuk mengkonkritkan sesuatu yang abstrak sehingga menghindari verbalisme bagi siswa. Jadi media gambar digunakan oleh guru selain pembelajaran menjadi lebih menarik juga membantu siswa dalam penguasaan suatu materi. Helmi Hasan, dkk. (2003) menyatakan bahwa ada-nya media grafis/gambar dapat menarik perhatian, memperjelas sajian ide, serta mengilustrasikan fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan. Model pembelajaran IMAKO dapat terlihat kegiatan gurupeserta didik di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik. Di dalam pola pembelajaran yang dimaksud terdapat karakteristik berupa rentetan atau tahapan perbuatan/kegiatan guru-peserta didik atau dikenal dengan istilah sintaks dalam peristiwa pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran IMAKO adalah sebagai berikut. 1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi gambar/foto makhluk hidup yang di perki rakan sulit dijumpai di lingkungan sekitar.
Education Journal : Journal Educational Research and Development
95
Volume 1, Nomor 2, Agustus 2017
2. Siswa membentuk kelompok 3. Masing-masing kelompok mendapatkan 1 buah kantong plastik berisi beberapa gambar makhluk hidup. Tiap kelompok mendapatkan gambar yang berbeda dengan kelompok lain 4. Anggota kelompok melakukan pengamatan gambar, menentukan ciri-ciri dan mengidentifikasi masing-masing gambar 5. Guru menyiapkan kotak untuk tempat/wadah hewan atau tum buhan yang sudah diidentifikasi 6. Tiap kelompok mendapatkan beberapa kotak yang sudah berlabel takson tertentu (kotak identifikasi) 7. Tiap kelompok mengidentifikasi makhuk hidup yang di temukan di lingkungan sekitar dan juga mengidentifikasi gambar/foto dari kantong berisi gambar. 8. Anggota kelompok berdiskusi untuk menggelompokkannya dan masukkan ke kotak identifikasi 9. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil klasifi kasinya 10. Guru membimbing untuk mena rik kesimpulan 11. Menuliskan kesimpulan/ penutup. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan kelas VII H SMP Negeri 1 Tugu Trenggalek tahun pelajaran 2013-2014. Tujuan PTK dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara khusus dalam hal aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas VII H SMP Negeri 1 Tugu
96
Trenggalek. Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan mengikuti alur pokok: refleksi awal, perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, refleksi dan perancangan ulang. PTK ini dirancang dalam dua siklus selama 4 kali pertemuan (tatap muka) dan terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tahap penelitian diuraikan sebagai berikut: Pra Siklus Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti melaksanakan pembelajaran Kompetensi Dasar Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki dengan metode Pengamatan Lingkungan Sekitar. Siswa membentuk kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4 dan orang. Siswa mengamati keanekaragaman mahluk hidup yang ada di sekitar sekolah untuk mempelajari klasifikasi Makhluk hidup. Pada saat pengamatan siswa aktif dalam kegiatan. Rasa ingin tahu siwa sangat tinggi, mereka melakukan pengamatan, dan mengumpulkan beberapa mkhluk hidup yang ditemui. Permasalahan yang muncul diantaranya : 1. siswa hanya mengambil sampel makhluk hidup yang ukurannya besar saja. 2. siswa tidak menemukan keanekaragaman yang meliputi 5 Kingdom Makhluk hidup 3. siswa belum bisa menunjukkan perbedaan antar kingdom Planning (Perencanaan) Pada tahap perencanaan, disiapkan perangkat yang akan digunakan
Education Journal : Journal Educational Research and Development
Peningkatan Hasil Belajar Siswa … (Anna Margiani)
untuk kegiatan pembelajaran yang meliputi silabus dan RPP; media pembelajaran berupa berbagai gambar makhluk hidup dan kotak Identifikasi; instrumen penelitian tes dan non tes serta jurnal belajar; absensi siswa; daftar nilai dan jurnal belajar. Peneliti juga mengajak kolaborator untuk membantu dalam pengamatan saat kegiatan maupun refleksi setelah siklus 1 berakhir. Acting (Pelaksanaan) Pelaksanaan model pembelajaran IMAKO bertujuan untuk mengetahui keaktifan siswa saat kegiatan pembelajaran dan mengetahui capaian prestasi belajar siswa tentang Klasifikasi makhluk hidup dapat mencapai KKM 75. Setelah pembelajaran dilaksanakan kemudian diadakan evaluasi berupa tes tulis untuk mengeatahui keberhasilan belajar siswa. Observing (Pengamatan) Pengamatan kegiatan pembelajaran dilakukan oleh peneliti sendiri dibantu seorang kolaborator. Pengamatan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat untuk mengukur keberhasilan, baik keberhasilan pengajar maupun keberhasilan siswa. Pada saat melakukan observasi, kolaborator masuk kelas bersamaan dengan peneliti, kolaborator mengamati kegiatan siswa dan juga kegiatan guru selama 2x40 menit dengan mengisi lembar observasi. Kolaborator dilarang berbicara dengan siswa maupun dengan guru.
Reflecting (Refleksi) Kegiatan refleksi dilakukan setelah satu siklus selesai oleh kolaborator bersama peneliti. Jika hasil siklus pertama belum memenuhi tujuan maka dilanjutkan untuk siklus berikutnya dengan melakukan perbaikan dari hasil refleksi. Kegiatan refleksi meliputi : a. menganalisis data yang terkumpul baik dari siswa maupun kolaborator b. mengidentifikasi dan mengelompokkan masalah yang timbul c. mengevaluasi semua kelebihan/ kekurangan dari pembelajaran yang dilakukan. Kelebihan-kelebihan untuk dipertahankan di siklus berikutnya dan kekurangan-kekurangannya sebagai dasar perbaikan dan atau penambahan proses pembelajaran siklus berikutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN SIKLUS 1 Perencanaan Pada saat perencanaan peneliti menyiapkan perangkat yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang meliputi silabus, RPP KD 6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki, instrumen penilaian tes dan non tes (lembar observasi), absensi, jurnal belajar dan daftar nilai, serta menyiapkan media pembelajaran berbagai gambar makhluk hidup dan kotak Identifikasi (Gambar 1).
Education Journal : Journal Educational Research and Development
97
Volume 1, Nomor 2, Agustus 2017
(a)
(b) Gambar 1: (a) gambar makhluk hidup, (b) Kotak Identifikasi
Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 terdiri dari 2 kali pertemuan. Pertemuan ke-1 (2x40 menit) dilakukan pada hari selasa tanggal 26 November 2013 dan pertemuan ke-2 (2x40 menit) pada hari rabu tanggal 27 November 2013 di kelas 7 H SMP Negeri 1 Tugu. Pada siklus 1 ini bertujuan untuk mengetahui keaktifan siswa saat kegiatan pembelajaran dan mengetahui apakah melalui model pembelajaran “Imako” prestasi belajar siswa tentang Klasifikasi makhluk hidup dapat mencapai KKM 75. Pelaksanaan tindakan pertemun 1 dan pertemuan 2 dari siklus 1 dapat kami uraikan sebagai berikut: a. Guru mengucap salam, mengabsen siswa dan memperikan apersepsi b. Guru menuliskan Kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai
98
c. Guru menyebutkan tujuan klasifikasi makhluk hidup dan kegiatan yang akan dilakukan d. Guru menunjukkan kotak “ Imako” dan beberapa gambar makhluk hidup e. Siswa mulai termotivasi dengan kegiatan yang akan dilakukan, hal ini dapat terlihat dari semua siswa perhatiaanya kearah guru f. Guru mempersilahkan siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang g. Masing-masing kelompok mendapatkan 1 buah kantong plastik berisi beberapa gambar makhluk hidup dan 5 kotak “Imako” beridentitas Kingdom Monere, Protista, Fungi. Plantae dan Animalia h. Pada pertemuan kedua tiap kelompok mendapat 4 Kotak „Imako” beridentitas Bryopyta (Lumut), Pteridopyta (paku), Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan Angiosprermae (tumbuhan biji tertutup). i. Guru mempersilakan siswa melakukan identifikasi dari literatur. j. Aktivitas siswa mulai terlihat, siswa saling berinteraksi , berdiskusi dengan teman satu kelompok untuk mengenali makhluk hidup yang ada pada gambar. k. Beberapa siswa mulai mmencari tahu, bertanya atau membaca buku. l. Gambar yang sudah diidentifikasi memiliki kesamaan ciri dimasukkan ke kotak “IMAKO”. m. Guru membagikan lembar kegiatan kelompok yang harus diisi n. Guru memberi informasi hasil dari identifikasi agar ditempel pada kertas manila. o. Beberapa siswa terlihat menempelkan hasil identifikasi dan beberapa siswa mengisi lembar kegiatan.
Education Journal : Journal Educational Research and Development
Peningkatan Hasil Belajar Siswa … (Anna Margiani)
p. Guru akhirnya menunjuk kelompok 1 untuk presentasi dilanjutkan kelompok 2,3 dan 4. q. Kegiatan akhirnya ditutup dengan kesimpulan dan evaluasi individu dilakukan pada jam pelajaran lain (meminta jam pelajaran berikutnya sekitar 15 menit). r. Dilaksanakan evaluasi individu dalam bentuk tes tulis. Tidak lupa guru memberi tahu materi pertemuan berikutnya agar siswa membaca materi dahulu. Pengamatan Hasil pengamatan pada siklus 1 pada saat menerima berbagai gambar siswa termotivasi untuk mengenal gambar yang di terima. Ada beberapa gambar makhluk hidup yang belum pernah di kenal, hal tersebut menyebabkan banyak siswa yang bertanya dengan teman satu kelompok maupun kepada guru. Berdasarkan data hasil observasi, keaktifan siswa secara umum menunjukkan 71% siswa aktif dalam kegiatan kelompok. Hal ini ditunjukkan dari hasil pemantuan masih banyak siswa yang belum siap melakukan identifikasi dan hilir mudik mencari identitas gambar yang di pegang. Dari hasil penilaian ratarata kelompok menunjukkan masih ada 1 kelompok yang memiliki nilai di bawah KKM. Dari hasil penilaian siklus 1 pada pertemuan 1 terdapat 6 siswa (21, 43%) yang nilainya di bawah KKM dan pada pertemuan 2 siklus 1 terdapat 11 siswa (39,28%) siswa yang belum tuntas KKM . Rata-rata hasil uji kompetensi pada siklus 1 menunjukkan 21 siswa (75 %) telah tuntas dan 7 siswa (25%) belum tuntas KKM.
Refleksi Refleksi dilakukan setelah pembelajaran satu siklus selesai dan diperoleh hasil sebagai berikut. a. Masih banyak siswa yang belum mengenal gambar yang akan di identifikasi b. Siswa terlihat masih belum siap melakukan identifikasi c. Guru banyak membatu mengenalkan makhluk hidup dan masuk ke kelompok mana d. Siswa masih malu untuk presentasi ke depan, guru harus memanggil kelompok agar siswa mau presentasi ke depan. e. siswa kurang berani angkat tangan untuk bertanya. f. Ketuntasan siswa siklus 1 74 % siswa telah tuntas dan 26 % siswa belum tuntas. g. Rata-rata Nilai Uji kompetensi 1 (pertemuan 1) lebih bagus dari uji kompetensi 2 (Pertemuan 2). h. Ketuntasan secara klasikal belum mencapai 75% (sesuai keingingan peneliti) maka dilanjutkan dengan siklus II . SIKLUS 2 Perencanaan Pada saat perencanaan siklus 2, peneliti kembali menyiapkan perangkat untuk kegiatan pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, mengklasifikasikan makhluk hidup berda-sarkan ciriciri yang dimiliki, instrumen penilaian tes dan non tes (lembar observasi), absensi, jurnal belajar dan daftar nilai, serta menyiapkan media pembelajaran berbagai gambar makhluk hidup dan kotak Identifikasi
Education Journal : Journal Educational Research and Development
99
Volume 1, Nomor 2, Agustus 2017
Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 terdiri dari 2 kali pertemuan. Pertemuan ke-1 (2x40 menit) dilakukan pada hari selasa tanggal 3 Desember 2013 dan pertemuan ke-2 (2x40 menit) hari rabu tanggal 4 Desember 2013. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1 maka diadakan perbaikan kegiatan pembelajaran agar dicapai prestasi belajar yang meningkat melalui siklus 2. Perbaikan yang dilakukan adalah mengenai 1) siswa diwajibkan membaca materi dulu di ruimah pada siklus II; 2) Siswa di beri tugas rumah (PR) untuk menuliskan ciri-ciri dan contoh dari kelompok makhluk hidup yang akan dipelajari; 3) Hasil dari identifikasi di pajang ( dipamerkan ) dan seluruh kelompok bergantian melihat dan mengevaluasi hasil kerja kelompok lain baru dilakukan diskusi kelas; 4) Diskusi kelas dipandu oleh guru di mana masingmasing kelompok di beri kesempatan untuk bertanya atau menyanggah hasil kerja kelompok lain dan ada kelompok yang menjawab pertanyaan. Pengamatan/Observasi Hasil pengamatan pada siklus 2 siswa sudah mulai dapat bekerja lebih serius dan bertanggungjawab tanpa menimbulkan banyak kegaduhan. Jika ada gambar yang belum diketahuinya siswa bertanya pada guru. Rasa tanggung jawab untuk segera menyelesaikan tugas terlihat dari keseriusan yang dilakukan anggota kelompok dan kegiatan yang terkesan “ main-main” lebih dikurangi. Data hasil observasi keaktifan menunjukkan 83% siswa aktif dalam
100
kegiatan kelompok. Siswa dapat bekerja sama dengan anggota kelompok lebih baik dan serius. Hasil lembar kegiatan kelompok menunjukkan semua kelompok memiliki nilai di atas KKM 75. Hasil Uji Kompetensi individu pada siklus 2 pada pertemuan 1 terdapat 5 siswa (17,86%) yang nilainya di bawah KKM dan pada pertemuan ke-2 siklus 1 terdapat 2 siswa (7,14%) siswa yang belum tuntas KKM. Rata-rata hasil uji kompetensi pada siklus 2 menunjukkan 26 siswa (92,86%) siswa telah tuntas dan 2 siswa (7,14 %) belum tuntas KKM. Berdasarkan siklus PTK yang telah dilakukan sebanyak 2 siklus, terdapat peningkatan nilai siswa dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 18 %. Refleksi Hasil refleksi dari siklus 2 penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: a. Motivasi/keaktifan siswa dalam belajar mencapai 83%. b. Siswa termotivasi membaca materi dan mencari contoh-contoh melalui buku atau media lain untuk persiapan kegiatan identifikasi karena sebelumnya siswa sudah diberi tugas untuk persiapan materi yang akan di gunakan untuk diskusi c. Siswa terlihat lebih siap melakukan identifikasi d. Siswa lebih mengenal ciri-ciri kelompok makhluk hidup tertentu e. Siswa lebih berani mengungkapkan pendapat f. Siswa dapat mengevaluasi hasil kerja kelompok lain g. Perlu di lakukan kegiatan ke lapangan (lingkungan) untuk mengklasifikasikan makhluk hidup
Education Journal : Journal Educational Research and Development
Peningkatan Hasil Belajar Siswa … (Anna Margiani)
yang ada di sekitar terutama untuk tumbuhan yang mudah dijumpai. h. Siswa perlu melihat makhluk hidup secara langsung missal tumbuhan biji terbuka, hewan-hewan avertebrata dsb. i. Ketuntasan siswa siklus 2 rata –rata 92,86 % siswa telah tuntas KKM Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, model
pembelajaran “Imako” untuk mempelajarari kompetensi “Klasifikasi Makhluk Hidup” dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi belajar siswa. Nilai kelompok 1 s.d 7 mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Ditinjau dari aspek yang diamati hasil penelitian siklus 1 dan siklus 2 telah diringkas pada Tabel 1.
Tabel 1. Persentase Keaktifan dan motivasi Siswa dalam Kegiatan Kelompok No 1. 2. 3. 4.
Aspek yang Diamati Keaktifan anggota kelompok dalam melaksanakan kegiatan Interaksi antar siswa dalam kegiatan diskusi kelompok Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan Ketepatan waktu menyelesaikan tugas kelompok
5.
Kemampuan anggota kelompok mempresentasikan hasil kegiatan RATA-RATA
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa melaui strategi ini membawa pengaruh pada siswa dalam hal: 1) meningkatkan motivasi belajar siswa; 2) membiasakan siswa bekerja dengan anggota kelompok; 3) membiasakan siswa mempelajari dulu materi yang akan diterapkan dalam diskusi; 4) menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu; 5) melatih siswa untuk menyampaikan pendapat dan menghargai pendapat orang lain. Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 diperoleh model pembelajaran IMAKO dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek afektif, kognitif, dan psikomotor. Hasil belajar kognitif dapat diketahui dari hasil tes atau
Siklus 1 79% 81% 46% 74%
Siklus 2 90% 88% 63% 83%
76%
88%
71%
83%
uji kompetensi yang dilakukan setiap akhir kegiatan pembelajaran. Pada penelitian ini terdapat peningkatan nilai siswa dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 18% yang ditunjukkan pada grafik ketuntasan belajar siklus 1 dan 2 (Gambar 2).
Gambar 2. Grafik Nilai Siklus 1 dan 2
Penelitian tindakan kelas ini sudah dianggap berhasil tetapi peneliti belum
Education Journal : Journal Educational Research and Development
101
Volume 1, Nomor 2, Agustus 2017
melakukan tes secara menyeluruh satu kompetensi dasar. Uji kompetensi yang dilakukan peneliti setiap akhir kegiatan tidak mencakup materi yang luas hanya minimal indicator. Peneliti masih berasumsi jika dilakukan tes yang cakupan materinya lebih luas dan tingkat kesulitannya lebih tinggi maka nilai siswa kembali rendah karena banyak yang lupa. Hal yang perlu dilakukan tindakan selanjutnya antara lain adalah dengan menambah indikator penilaian, menambah jumlah soal dan melakukan ulangan dengan materi secara keseluruhan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian teori dan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran “IMAKO” dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup di kelas VII H SMP Negeri 1 Tugu Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar, diantaranya: 1. Peningkatan keatifan dan motivasi belajar siswa sebesar 12% yang meliputi aspek 1 (Keaktifan anggota kelompok dalam melaksanakan kegiatan) sebesar 11%, aspek 2 (Interaksi antar siswa dalam kegiatan diskusi kelompok) sebesar 9%, aspek 3 (Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan) sebesar 23%, aspek 4 (Ketepatan waktu menyelesaikan tugas kelompok) sebesar 11 % dan aspek 5 (Kemampuan anggota kelompok
102
mempresentasikan hasil kegiatan dalam diskusi kelas) sebesar 12 %; 2. Peningkatan nilai ulangan (Uji Kompetensi) dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 18 %. Model pembelajaran “Imako“ dapat meningkatkan PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan), namun terdapat hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan, yaitu memerlukan berbagai gambar yang banyak yang sangat memungkinkan tidak dapat mewakili seluruh kelompok dan terbatasnya waktu utuk persiapan dan juga presentasi. Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan terdapat saran-saran, diantaranya: 1. Penelitian ini masih perlu banyak perbaikan mengingat materi cakupannya yang sangat luas dengan keterbatasan waktu tatap muka yang relative tidak mencukupi sehingga siswa masih harus lebih banyak belajar untuk mendalami materi ini; 2. “IMAKO” dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain, terutama pada pelajaran yang menerapkan prinsip identifikasi; 3. Guru hendaknya tidak bosan mengadakan upaya untuk perbaikan kegiatan pembelajarannya agar prestasi belajar siswa semakin meningkat.
Education Journal : Journal Educational Research and Development
Peningkatan Hasil Belajar Siswa … (Anna Margiani)
DAFTAR RUJUKAN Helmi Hasan.2003. Buku Ajar Strategi Belajar Mengajar, Padang: UNP
Aplikasinya. Surabaya: Lentera Cendikia.pdf 24 Pebruari 2014).
Sugeng R , Ahmadi .2005. Peneltilian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Panduan Praktis Profesi Guru. Trenggalek: Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Peraturan Menteri Pendidkan Nasional republic Indonesia Nomor 41 tahun2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. 2007. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidkan Nasional republic Indonesia Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. 2007. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan. Poppy Karmalia, Model Pembelajaran Langsung dan Kooperatif. Tanpa Tahun. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam. BBM/Penyusunan Proposal /11/IPA SMP. Tanpa ta hun. Bahan Belajar Mandiri Topik: Penyusunan Proposal. Bahtiar Kholili. 2012. Penelitian Tindakan Kelas Mudah dan Berkualitas. Trenggalek :SMA Negeri 1 Karangan Zaenal A. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan Filisofi, Teori dan
Education Journal : Journal Educational Research and Development
103