PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE ROLE PLAYING Kori Sundari*
[email protected] ABSTRAK Masalah penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa yang masih rendah pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SDN Bojong Rawal umbu II antar alainsiswater lihat kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajarsiswa dengan menggun akan metode Role Playing Metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu dengan 3 siklus. Pengumpulan data berupa pengamatan (observasi) dengan mengisi lembar observasi aktivitas belajar siswa. Dengan sampel berjumlah 38 siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas pada siklus I 62.23%, siklus II 75.96% dan siklus III rata-rata mencapai 85,11%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode Role Playing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Metode Role Playing di rekomendasikan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Kata Kunci
: AktivitasBelajar, MetodeRole Playing
BAB I : PENDAHULUAN Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengkombinasi cara atau model pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya jawab, model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. Dalam pembelajaran IPS, banyak guru yang masih menggunakan model pembelajaran ceramah. Model pembelajaran ini
PEDAGOGIK Vol. IV, No. 1, Februari 2016
tidak dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Metode pembelajaran IPS berpijak pada aktivitas yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,menggali, dan menemukan konsep serta prinsipprinsip IPS secara holistis dan autentik. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan guru IPS kelas IV SDN Bojong Rawalumbu II masih rendahnya aktivitas belajar siswa diantaranya yaitu siswa lebih banyak diam
43
mendengarkan penjelasan guru, rendahnya keterlibatan siswa pada saat proses belajar, belum optimalnya proses pembelajaran IPS di kelas IV, dan ditemukan fakta bahwa nilai ratarata hasil belajar pada ulangan harian siswa rendah. Kemudian diketahui bahwa pembelajaran yang dilakukan guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan. Oleh sebab itu siswa akan mudah bosan dan kemampuan pengetahuan siswa pada pembelajaran tersebut rendah. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Aktivitas Belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar melalui Role Playing. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada materi pembelajaran pada mata pelajaran IPS dikelas IV di Sekolah Dasar Negeri Bojong Rawalumbu II Bekasi. Rumusan Masalah Berdasarkan latarbelakangdanbatasanmasalahdi atasmaka peneliti merumuskan sebagai berikut: Apakah dengan menggunakan metode Role Playing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN Bojong Rawalumbu II Bekasi? Tujuan Penelitian Berdasarkan batasan dan perumusan masalah di atas, penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai, yaitu :
PEDAGOGIK Vol. IV, No. 1, Februari 2016
Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa menggunakan metode Role Playing pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN Bojong Rawalumbu II Bekasi. BAB II : LANDASAN TEORETIS 1.
Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS a. Pengertian aktivitas belajar Menurut Sardiman (2010:100) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu terkait. Menurut Gie dalam Khoeruln dalam Halimah Tusadiah (2014:15) aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan. Aktivitas belajar siswa dalam pendidikan adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan aktivitas fisik, berupa mental, dan emosional yang terjadi saat seseorang sedang melakukan kegiatan belajar dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya. b. Jenis-jenis aktivitas Adapun jenis–jenis aktivitas belajar yang digolongkan oleh Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2011:100) adalah sebagai berikut :
44
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
Visual activities Oral activities Listening activities Writingactivities Drawing activities Motor activities Mental activities Emotional activities,
2. Pengertian Metode Role Playing a. Prosedur Metode Role Playing Penerapan metode pembelajaran Role Playing menurut E. Mulyasa (2003) mengemukakan tahapan pembelajaran bermain peran meliputi : - Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik; - Memilih peran; - Menyusun tahap-tahap peran; - Menyiapkan pengamat; - Tahap pemeranan; - Diskusi dan evaluasi tahap diskusi dan evaluasi, dan - Membagi pengalaman dan pengambilan keputusan. Pelaksanaan Pembelajaran Metode Role Playing Menurut Wahab (2007:114) menyatakan bahwa dalam bermain peran, ada tiga tahap yang harus dilaksanakan guru, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Ketiga tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a) Tahap persiapan 1) Persiapan untuk bermain peran: - Memilih permasalahan yang mengandung pendanganpandangan yang berbeda dan kemungkinan pemecahannya. PEDAGOGIK Vol. IV, No. 1, Februari 2016
- Mengarahkan siswa pada situasi dan masalah yang akan dihadapi. 2) Memilih pemain - Pilih secara sukarela, jangan dipaksa. - Sebisa mungkin pilih pemain yang dapat mengenali peran yang akan dibawakannya. - Hindari pemain yang ditunjuk sendiri oleh siswa. - Beberapa siswa akan memerankan sebagai penjual dan pembeli. - Pilih beberapa pemain agar seorang tidak memainkan dua peran sekaligus. 3) Mempersiapkan penonton - Harus yakin bahwa pemirsa megetahui keadaan dari tujuan bermain peran. - Arahkan mereka bagaimana seharusnya berperilaku.
4) Persiapan para pemain - Biarkan siswa agar mempersiapkannya dengan sedikit mungkin campur tangan guru. - Sebelum bermain setiap pemain harus memahami betul apa yang dilakukannya. - Permainan harus lancar, dan sebaiknya ada kata pembukaan, tetapi hindari melatih kembali saat sudah siap bermain. Siapkan tempat dengan baik.
45
b) Pelaksanaan 1) Upayakan agar singkat, bagi pemula lima menit sudah cukup dan bermain sampai habis, jangan diinterupsi. 2) Biarkan agar spontanitas menjadi kunci utamanya. 3) Jangan menilai aktingnya, bahasanya dan lain-lain. 4) Biarkan siswa bermain bebas dari tingkatan. 5) Jika terjadi kemacetan hal yang dapat dilakukan misalnya: 6) Jika pemain tersesat lakukan: - Rumuskan kembali keadaan dan masalah. - Simpulkan apa yang sudah dilakukan. - Hentikan dan arahkan kembali. - Mulai kembali dengan penjelasan singkat. c) Penutup Metode pembelajaran role playing ini digunakan apabila pelajaran dimaksudkan untuk: Menerangkan suatu peristiwa yang didalamnya menyangkut orang banyak, dan berdasarkan pertimbangan didaktik lebih baik didramatisasikan daripada diceritakan, karena akan lebih jelas dan dapat dihayati oleh anak. Melatih anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan masalahmasalah sosial-psikologis. Melatih anak-anak agar mereka dapat bergaul dan memberi kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya.
PEDAGOGIK Vol. IV, No. 1, Februari 2016
Jadi, Metode Role Playing menurut teori dalam penelitian ini adalah Pengembangan imajinasi dan penghayatan itu dilakukan siswa dengan memerankan sebagai tokoh hidup, melalui metode ini siswa mampu berperan sebagai orang lain atau indivindu lain dan dengan perilaku seperti orang yang diperankannya, siswa akan memperoleh pengetahuan tentang orang dan motivasinya yang menandai perilakunya. metode Role Playing memiliki kelebihan dan kelemahan, karena secara prinsip tidak ada satupun metode pembelajaran yang sempurna karena metode dalam pembelajaran hakikatnya saling melengkapi satu sama lain tergantung penggunaannya dan karakteristik dalam materi pembelajaran yang akan guru sampaikan. Indikator metode Role Playing merupakan target pencapaian kompetensi secara oprasional dari kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar capaian kompetensi tersebut, yaitu penilaian terhadap : Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan metode Role Playing adalah berakting sesuai dengan peran yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk untuk tujuan-tujuan apabila pelajaran yang dimaksudkan menurut Zifana dalam Kirawanti (2010) : - Menerangkan suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut orang banyak, dan berdasarkan pertimbangan didaktik lebih baik
46
-
-
didramatisasikan dari pada diceritakan, karena akan lebih jelas dan dapat dihayati oleh anak. Melatih anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan masalahmasalah sosial-psikologis. Melatih anak-anak agar mereka dapat bergaul dan memberi kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya.
Melalui metode ini siswa mampu berperan sebagai orang lain atau indivindu lain dan dengan perilaku seperti orang yang diperankannya, siswa akan memperoleh pengetahuan tentang orang dan motivasinya yang menandai perilakunya. BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN BojongRawalumbuII. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan di mulai pada awal bulan Januarisampai dengan Maret2016.Subjek penelitiannya adalah seluruh peserta didik kelas IV dengan jumlah peserta didik 38 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) , artinya bentuk penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) dalam terminologi bahasa inggris lazim disebut (Classroom Action Research). Ciri khas dari penelitian tindakan kelas adalah adanya siklus penelitian. Penelitian ini dilakukan dari beberapa siklus.Menurut Arikunto, dkk (2009:16) bahwa komponen dalam PEDAGOGIK Vol. IV, No. 1, Februari 2016
penelitian tindakan ini adalah : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam penelitian ini, peneliti membuat instrument penelitian berupa pedoman observasi. Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa pedoman observasi aktivitas belajarsiswa selama proses pembelajaran. BAB IVHASIL PEMBAHASAN
PENELITIAN
DAN
A. DeskripsiHasil Penelitian Tindakan prasiklus sebagai observasi awal. Pada saat observasi awal saya melihat aktivitas belajar siswa masih cenderung kurang dan bisa dikatakan pasif karena siswa hanya mendengarkan apa yang di sampaikan oleh guru, ketika selesai siswa yang bertanya pun hanya siswa yang benar-benar aktif selainnya hanya diam. Setelah itu siswa diberikan tugas dan kemudian mengerjakannya tanpa ada feed back diantara keduanya. Dari hasil observasi awal ini saya menemukan apa yang seharusnya saya akan lakukan sehingga observasi awal saya gunakan untuk mengetahui hasil aktivitas belajar siswa kelas IV dalam mata pelajaran IPS serta sebagai dasar tolak ukur setelah diadakannya siklus I, siklus II, dan siklus selanjutnya. Berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa pada materi pahlawan mengalami peningkatan. Diperoleh persentase aktivitas belajar siswa pada siklus Imendapatkannilaipersentase 62.23%.
47
Berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa pada materi Tokoh Pahlawan mengalami peningkatan. Diperoleh persentase aktivitas belajar siswa pada siklus IIyaitu 75.96 %. Berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa pada materi Tokoh Pahlawan mengalami peningkatan. Diperoleh persentase aktivitas belajar siswa pada siklus IIIyaitu 85.11%. Tampak terjadi peningkatan persentase ketuntasan siklus I, siklus II, dan siklus III. Pada siklus I mendapatkan 62.23 %, siklus II mendapatkan 75.96 %, dan siklus III mendapatkan hasil 85.11%. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hasil aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode Role Playing. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, siswa kelas IV SDN BojongrawalumbuII sudah tidak merasa jenuh dengan mata pelajaran IPS materi Tokoh Pahlawan. Hal ini ditandai dengan adanya antusiasme siswa selama pembelajaran berlangsung dan rata-rata aktivitas belajar siswa setelah diterapkan metode Role Playing. Dalam penelitian tindakan kelas ini, guru sangatlah berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing. Hal ini menjawab teori yang dikemukakan oleh Ismail (2009), bahwa untuk mendapatkan proses dan hasil belajar siswa yang berkualitas tentu
PEDAGOGIK Vol. IV, No. 1, Februari 2016
memerlukan kinerja (performasi) guru yang maksimal. Hal diatas berpengaruh pada aktivitas belajar siswa dalam pelaksaanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Role Playing yang mengalami peningkatan yang lebih baik dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Persentase hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I 62.23 %, siklus II sebesar 75.96 %, dan siklus III sebesar 85.11%. Peningkatan aktivitas siswa tersebut memiliki makna bahwa metode Role Playing dapat memotivasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penerapan metode Role Playing ternyata juga dapat meningkatan hasil belajar siswa pada materi tokoh pahlawan. Terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Jadi dengan penggunaan metode Role Playing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, hal ini terlihat dari nilai rata-rata persentase aktivitas yang di peroleh siswa meningkat pada setiap siklusnya. Di bandingkan dengan nilai rata-rata kelas siklus I 62.23%, siklus II 75.96, dan siklus III 85.11%. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Aktivitas belajar siswa kelas IV yang diajarkan dengan metode Role Playing mendapatkan nilai persentase disetiap siklusnya, siklus I memperoleh 62,23%, siklus II memperoleh 75,96%, dan pada siklus III memperoleh 85,11%. Hal ini menunjukkan bahwa
48
metode dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. B. Saran Penggunaan metode Role Playing dapat di sosialisasikan pada semua guru mata pelajaran apapun sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah mampu menyiapkan guru
yang kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan metode yang bervariasi salah satunya Role Playingyang dapat memudahkan dalam menyampaikan pelajaran, menarik perhatian siswa sehingga lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
*Kori Sundari adalah Dosen Universitas Islam “45” Bekasi
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimidkk. 2009. PenelitianTindakanKelas. Jakarta: BumiAksara Darmadi, Hamid. 2011. MetodePenelitianPendidikan. Bandung :Alfabeta Hamalik, Oemar. 2013. Proses BelajarMengajar. Jakarta: PT BumiAksara Kurniasih, Imasdan Berlin Sani. 2014. Teknik Dan Cara MudahMembuat PenelitianTindakanKelas. Kata Pena Majid, Abdul. 2013. StrategiPembelajaran. Bandung : PT RemajaRosdakarya PaizaluddindanErmalinda. 2013. PenelitianTindakanKelas. Jakarta: Alfabeta Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers Shoimin, Aris. 2014. 68 Model PembelajaranInovatifDalamKurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruzz Media Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning TeoridanAplikasi PAIKEM. PustakaPelajar Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana PrenadaMediaGroup PEDAGOGIK Vol. IV, No. 1, Februari 2016
49
Trianto, 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Yamin, Martinis. 2010. KiatMembelajarkanSiswa. Jakarta: GaungPersada Press Dwijayanti Kusumaningrum, Anggita. 2013. Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Materi Koperasi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Devision Di SdNegeri Tegalsari 8 Kota Tegal. UniversitasNegeri Semarang.
PEDAGOGIK Vol. IV, No. 1, Februari 2016
50