Riser ♦ Penggunaan Media Kartu Bilangan ♦ Nunung Susilawati
Penggunaan Media Kartu Bilangan untuk Meningkatkan Kemampuan Operasi Penjumlahan pada Anak Tunagrahita Ringan Nunung Susilawati
SLB At-Taqwa Cisurupan Garut
ABSTRAK
Upaya untuk meningkatkan pemahaman tentang operasi penjumlahan 1-20 diperlukan suatu media yaitu media kartu bilangan. Melalui Penelitian Tindakan Kelas "apakah penggunaan Media kartu bilangan dapat meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan 1-20 pada ai Jc tunagrahita ringan".Tujuan penelitian penggunaan media kartu bilangan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan 1-20 .Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Pembelajaran menggunakan media kartu bilangan dilaksanakan melalui dua siklus dengan tahapan-tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan dalam memahami operasi penjumlahan 1-20. Disimpulkan bahwa penggunaan media kartu bilangan dapat meningkatkan kemampuan memahami operasi penjumlahan 1-20 pada anak tunagrahita ringan.
Rata kunci: Anak Tunagrahita Ringan, Operasi Penjumlahan, Media kartu Bilangan
PENDAHULUAN
Anak tunagrahita ringan adalah "salah satu anak luar biasa yang mengalami hambatan mental, mereka memiliki IQ antara 50/55 - 70/75, berdasarkan tes intelegensi kemampuan
ke soal lain, apalagi dalam hal memperhatikan pelajaran, mereka cepat merasa bosan".(Astati: 2003 : 1) Berdasarkan karakteristik tersebut, maka dalam proses belajar mengajar anak
berfikirnya rendah, perhatian dan daya ingatnya lemah, sukar berpikir abstrak serta tidak mampu berpikir yang logis, serta kemampuan berpikir anak tunagrahita ringan lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan anak lamban belajar, sehingga
tunagrahita ringan harus dengan pembelajaran yang sesuai kemampuan anak dan diselingi permainan yang dapat tidak merasa bosan dan dapat tercapai tujuan yang tercantum di dalam KTSP.
mereka mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah walaupun masalah itu sederhana, perhatian dan ingatannya lemah, mereka tidak dapat memperhatikan sesuatu hal dengan serius dan lama, sebentar saja perhatiannya akan berpindah
Kenyataan di lapangan anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam menulis dan berhitung, hal ini disebabkan oleh motorik halus dan IQ anak yang tidak berkembang secara optimal. Anak yang memiliki kemampuan berpikir
merangsang anak, sehingga anak tersebut
JAM_Anakku » Volume 11: Nomor2 Tahun 2012 | 109
Riset ♦ Penggunaan Media Kartu Bilangan ♦ Nunung Susilawati
lemah ini akan mengalami kesulitan dalam
memperjelas,
belajar, karena kurang mampu menanggapi masalah-masalah dengan keberadaan yang
konsep, ide atau pengertian tertentu. Denganpembelajaran matematika
dimiliki.
diharapkan siswa mampu menguasai dan memahami teori, konsep dan prinsip-
Berarti-
bahwa
keberhasilan
pencapaian pendidikan banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar. Belajar sangatlah kompleks dan hasilnya dipengaruhi beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut yaitu: 1. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri
memvisualisasikan
suatu
prinsip penerapannya, oleh karena itu konsep-konsep yang menjadi dasar ilmu
hams diberikan kepada siswa secara benar, untuk itu diperlukan interaksi mengajar yang baik antara guru dengan siswa dalam
yang meliputi: bakat, minat, sikap,
proses belajar mengajar. Untuk terjalinnya
intlegensi, perhatian dan motivasi.
komunikasi yang baik antara guru dengan
2. Faktor ekternal adalah faktor yang berasal dari luar individu seperti: lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, teman bergaul status ekonomi orang tua, sarana dan prasarana.
Berdasarkan
faktor-faktor
di
atas
diharapkan saling mempengaruhi secara positif dalam proses belajar mengajar siswa, sehingga dapat mencapai prestasi yang optimal. Kenyataan di lapangan kita sering menjumpai ada sebagian siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, tidak dapat menggunakan bahan pelajaran dengan baik, dan mengakibatkan prestasi belajar menurun atau tidak sesuai dengan prestasi yang diharapkan.Banyak kita jumpai anak tunagrahita ringan di kelaskelas awal mengalami kesulitan menulis, membaca, dan menghitung. Dengan cara
siswa,
maka
seorang
interaksi
guru
dan
harus
mempersiapkan kesiapan intelektual siswa
pada intinya anak tunagrahita serta pemilihan metode serta penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar.dengan menggunakan media pembelajaran dalam pengajaran matematika diharapkan dapat mempermudah siswa untuk dapat menerima dan memahami mata pelajaran matematika dengan baik khususnya dalam operasi penjumlahan.
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada cara penyajian materi pembelajaran, media pembelajaran dan metode mengajar yang digunakan oleh
mengetahui perkembangannya dan dalam
guru pada proses belajar mengajar. Banyak macam media pembelajaran yang digunakan dalam menggunakan suatu materi pelajaran, salah satu cara penyajian materi pelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar adalah
pengajaran juga mengetahui perkembangan dalam menguasai materi yang telah
dengan menggunakan bilangan.
disampaikan.
sangatlah
Dalam pembelajaran operasi penjumlahan dengan menggunakan media
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Sarana disini dapat berupa media
kartu bilangan dirasakan akan lebih efektip dan berhasil karena berupa gambar dan
pengajaran (alat peraga) yaitu media benda
symbol (bilangan) yang akan memotivasi
nyata
anak
individual
diharapkan
Sarana
sebagai
guru
belajar
alat
bantu
dapat
untuk
110 | JAIll_Anakku » Volume 11: Nomor 2 Tahun 2012
untuk semangat
media
kartu
dalam belajar
Riset ♦ Penggunaan Media Kartu Bilangan ♦ Nunung Susilawati
daripada menggunakan metode ceramah
atau informasi terutama bagi siswa tunagrahita terlebih lagi di kelas awal, untuk itu dipilih media kartu bilangan
dengan harapan media pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan pada anak tunagrahita ringan.
METODE
Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah metode penelitian tindakankelas (classroom action research) atau biasa di singkat dengan PTK, Penelitian
Tindakan
Kelas
ini
dilaksanakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dikelas dengan 6uru sebagai peneliti sehingga pembelajaran dikelas menjadi lebih baik. Pada dasarnya PTK memiliki 4 karakteristik (Wihardit, dkk. 2002: 1.41.5), yaitu:
1. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktek yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu di
Berdasarkan rencana penelitian yang akan dilakukan melalui 4 kegiatan tersebut dapat dikatakan bahwa: pertama, sebelum melaksanakan tindakan terlebih
dahulu peneliti merencanakan jenis tindakan yang akan dilakukan. kedua, setelah rencana disusun secara matang barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan peneliti mengamati/ mengobservasi
proses
pelaksanaan
tindakan itu sendiri untuk mengetahui seberapa besar kegiatan siswa dalam
mengikuti
pembelajaran untuk dapat
meningkatkan pemahaman siswa kelas 2 tentang operasi penjumlahan dan akibat
selesaikan.
yang ditimbulkannya.Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut
2.
Penelitian melalui refleksi diri.
peneliti kemudian melakukan refleksi atas
3.
Penelitian tindakan kelas dilakukan di
tindakan yang telah dilakukan, jika hasil refleksi menunjukkan perlu adanya
dalam kelas,sehingga focus pembelajaran dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku
guru
dan
siswa
dalam
melakukan interaksi.
4. Bertujuan
untuk
memperbaiki
pembelajaran.
Rencana penelitian yang akan dilakukan
terdiri dari II siklus, kegiatan setiap siklus terdiri dari 4 kegiatan pokok yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (action), pengamatan (observation) (reflective).
dan
refleksi
perbaikan tindakan pertama maka rencana perlu disempurnakan lagi pada tindakan
selanjutnya. Tindakan yang dilakukan selanjutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya, tapi memperbaiki dan menyempurnakannya menjadi rencana yang lebih baik. Hal ini dilakukan sebagai sebagai siklus kedua dan demikian seterusnya sampai masalah
yang diteliti ini benar-benar dapat dipecahkan secara optimal sebagai upaya peningkatan hasil pembelajaran.
)AM_Anakku » Volume 11:Nomor 2 Tahun 2012 | 111
Riset ♦ Penggunaan Media Kartu Bilangan
♦
NunungSusilawati
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dari siklus pertama dan siklus kedua ternyata media kartu bilangan dapat membantu kesulitan siswa dalam memahami operasi penjumlahan. Hal ini sejalan dengan pendapat sadiman (1984 :12) bahwa " media yang baik adalah media yang sederhana, murah, mudah didapat dimana saja, mudah dioperasikan
serta mempunyai daya tarik sehingga menimbulkan
motivasi
siswa
dalam
belajar". Jadi meskipun sederhana tapi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar matematika. Berdasarkan penelitian pada ke
empat siswa tersebut maka data pretest, hasil baseline 1 dan baseline 2 dipaparkan sebagai
berikut
Tabel IV.3
Data hasil pretest, siklus I dan siklus II
No
Nama
Pretest
Nilai rata-rata
Nilai rata-rata
Siklus I
Siklus II
1
AW
40
65
80
2
EM
50
60
85
3
AN
55
70
85
4
TM
60
80
95
IPreTes
I Siklus 1
i Siklus 2
AW
EM
AN
TM
Grafik IV.3
Data Hasil Pretest, Siklus I, Siklus II
112 | )AM_Anakku » Volume 11: Nomor 2 Tahun 2012
Riset ♦ Penggunaan Media Kartu Bilangan ♦ Nunung Susilawati
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan dalam memahami operasi penjumlahan 120. Hal ini terlihat dari hasil tes pada kondisi awal AW mendapatkan nilai 40,
disimpulkan bahwa penggunaan media kartu bilangan dapat meningkatkan
EM 50, AN 55 dan TM 60. Pada siklus ke
kemampuan memahami operasi penjumlahan 1-20 pada anak tunagrahita ringan, maka penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru
I, AW memperoleh nilai 65, EM 60, AN 70 dan TM 80. Pada pelaksanaan siklus II nilai yang diperoleh AW 80, EM 85, AN
yang menghadapi masalah yang sejenis yang dimiliki oleh sebagian siswa tunagrahita ringan dengan menggunakan
85, TM 95. Dari data tersebut dapat
media kartu bilangan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian t dakan kelas yang dilaksanakan dalam periode dua
AWmendapatkan
nilai
40,
EM
siklus tersebut, menunjukkan hipotesis
mendapatkan nilai 50, AN mendapatkan nilai 55 dan TM mendapatkan nilai
yang
60.Pada pelaksanaan Siklus I,
dirumuskan
telah
terbukti
kebenarannya, yaitu media kartu bilangan dapat meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan 1-20 pada siswa tunagrahita ringan kelas 2 SDLB AT-TAQWA di Cisurupan Garut. Hal ini terbukti pada kondisi
awal
sebelum
dilaksanakan
tindakan menunjukkan nilai pada mata pelajaran matematika masih rendah.
AW
mendapatkan nilai 65, EM mendapatkan nilai 60, AN mendapatkan nilai 70 dan TM mendapatkan nilai 80.
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah analisis data hasil belajar. Hasil
belajar dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil kemampuan awal dengan nilai kemampuan setelah mengetahui test pada siklus 1 maupun siklus II.
jAfJl_Anakku » Volume 11: Nomor 2 Tahun 2012 | 113
Riset ♦ Penggunaan Media Kartu Bilangan ♦ Nunung Susilawati
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Amin, M.. (1955). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan
Astati. (2003). karakteristik dan pendidikkan anak tunagrahita. Jakarta
Rochayadi Endang & Alimin.Zaenal. (2005). Perkembangan Program Pembelajaran Individual Bagi Anak Tunagrahita. Jakarta: Depdiknas
Arikunto S. Suharjono, Supardi. (2008). penelitian Tindakan kelas. Jakarta ,Bumi Aksara
Ekaningsih, I. (2012). penggunaan media benda asli dalam meningkatkan kemampuan memahami konsep bilangan 1 sampai 10 pada anak tunagrahita riman BanduneTidak di terbitkan.
'
5'
Idayatni, S. (2010). peningkatan kemampuan operasional penjumlahan pada bidang studi matematika melalui media gambar. Universitas sebelas maret: Surakarta. Tidak di terbitkan.
Meleong. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Ruseffendi. (1995). Pendidikan matematika 5Jakarta: Depdikbud
Ruseffendi. (1995). Pengantar kepada guru membantu guru membantu guru mengembangkan
kompetensinya
dalam
meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito
pengajaran
matematika
untuk
Sadiman, AS. dkk. (2008). Media pendidikan, pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Somantri, S. (2012). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama
Sudjana, Ndan Rivai, A. (2011). Mediapengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Tim Dewan Skripsi Jurusan PLB. (2010). Pedoman Penulisan Skripsi Dan Makalah Bandung: Tidak Diterbitkan.
Undang-Undang RI No 9tahun 2009 pada hukum pendidikan dan undang-undang RI no 20 Tahun 2003 sistem pendidikan nasional. Jakarta: Karya Gemilang
114 | J\fn_Anakku » Volume 11:Nomor 2 Tahun 2012