PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang ) ABSTRACT This research was carried on in Nagari Koto Gaek Gunung Talang in Solok regency, with cross sectional study design study, samples included 80 people and sample collection techniques by systematic random sampling. Data were collected through interviews using a questionnaire and analyzed by univariate and bivariate, with a confidence level of 95% and using a Chi-Square test. The results showed that there was a significant relationship between knowledge and attitude of the husband with the participation of couples of childbearing age become family planning acceptors men. It is expected the holding of activities necessary counseling on family planning male contraception so that they can improve their knowledge of reproductive age couples husband and the husband raise awareness couples of childbearing age to become family planning acceptors. Keywords: Knowledge, attitudes, family planning acceptors man
ABSTRAK Penelitian ini di laksanakan di Nagari Koto Gaek Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok, dengan disain penelitian Cross Sectional Study, Sampel penelitian berjumlah 80 orang dan teknik pengambilan sampelnya secara sistymatic random sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner, dan dianalisis secara univariat dan bivariat, dengan tingkat kepercayaan 95% dan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap suami PUS dengan keikutsertaan menjadi akseptor KB pria. Dengan demikian diharapkan perlu diadakannya kegiatan penyuluhan tentang kontrasepsi KB pria sehingga dapat meningkatkan pengetahuan suami PUS dan meningkatkan kesadaran suami PUS untuk menjadi akseptor KB. Kata Kunci
: Pengetahuan, sikap, Akseptor KB pria
PENDAHULUAN Badan
Kependudukan
Berencana
dan
Nasional
menjelaskan Indonesia
bahwa pada
jumlah
54.626 peserta Implan (8,02%), 329.782
(BKKBN)
peserta Suntik (48,41%), 197.559 peserta
penduduk
Pil (29,00%), 1.305 peserta MOP (0,19%),
telah
dan 43.441 peserta kondom (6,83%)
bertambah menjadi 241 juta jiwa lebih, hal
padahal dalam Rencana Pembangunan
ini
2010
Jangka Menengah (RPJM) tahun 2000-
diketahui bahwa pertumbuhan penduduk
2004, salah satu indikator BKKBN adalah
melebihi proyeksi nasional yaitu sebesar
tercapainya kesertan KB pria sebesar
237,6 juta jiwa dengan Laju Pertumbuhan
4,5%
penduduk 1,49 persen pertahun (BKKBN,
menunjukan
2011).
terhadap
berasarkan
Oleh
tahun
Keluarga
2011
sensus
karena
melakukan
tahun
itu
Pemerintah
berbagai
program
pada
tahun
2009.
bahwa
keluarga
Angka
kepedulian berencana
ini pria
masih
rendah (BKKBN, 2008).
pembangunan Sumber Daya Manusia,
Pada
Provinsi
Barat
salah satunya adalah dilaksanakannya
pencapaian
Program
(KB).
Kontrasepsi Pria, di Kabupaten Solok
(BKKBN, 2008). Paradigma baru program
termasuk yang terendah dengan angka
KB
dan
pencapaian sebesar 1,5%. Laporan Dinas
Kecil
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun
Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi visi
2011 dari 572.155 pengguna kontrasepsi
untuk mewujud keluarga berkualitas tahun
aktif, penggunaan kontrasepsi
2015 dan
misinya sangat menekankan
(52,45%), pil (20,35%), implant (12,45%),
pentingnya upaya menghormati hak-hak
IUD (9,63%), MOW (2,87%), Kondom
reproduksi. (Saifuddin, 2003).
(2,54%),
MOP/Vasektomi
(0,07%).
Berdasarkan
data
diketahui
Keluarga
telah
Berencana
mengubah
mewujudkan
Norma
Hingga
saat
visinya Keluarga
ini,
tingkat
dalam
Sumatra pemakaian
tersebut
Alat
suntik
keikutsertaan pria dalam ber-KB masih
bawah masih rendahnya keikutsertaan
tergolong rendah hanya 15 persen dari
pria dalam keluarga berencana (BKKBN
61,4 persen total peserta KB (SDKI 2007).
Sumbar, 2012).
Menurut
Survei
Demografi
Kesehatan
Berdasarkan
Laporan
Badan
Indonesia (SDKI) 2002, dari 27 juta
Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
akseptor KB sebanyak 90% diantaranya
Perempuan (BKBPP) Kecamatan Gunung
adalah perempuan diantaranya partisipasi
Talang Kabupaten Solok Tahun 2013,
pria hanya sekitar 1,3% dari target yang
jumlah
diinginkan yaitu 4,5%. Secara nasional
sebanyak
pada bulan Desember 2013 sebanyak
diantaranya memakai kontrasepsi pria.
681.175 peserta. Dengan persentasenya
Kecamatan gunung talang terdiri atas 8
adalah sebagai berikut : peserta IUD
Nagari, nagari Koto Gaek merupakan
(6,71%), 8.755 peserta MOW (1,29%),
salah
pasangan
satu
usia
8.334
nagari
subur
pasang,
terendah
(PUS) 2,7
%
dalam
keikutsertaan
suami
PUS
menjadi
akseptor KB pria, hanya sebesar 0,4% .
melakukan wawancara pada 8 orang suami Pasangan Usia Subur (PUS), dari
Kontrasepsi masih dianggap urusan
8 suami PUS tersebut tidak ada yang
wanita, padahal pria pun harusnya peduli
menggunakan kontrasepsi pria, bahwa
pada
yang
masih banyak suami PUS yang tidak
vasektomi
mengetahui tentang KB pria, banyak pria
(MOP). Kepedulian dan dukungan pria
yang tidak tahu macam-macam KB dan
terhadap kontrasepsi akan memperkecil
manfaat KB, dan sikap pria yang masih
kemungkinan kehamilan tak terencana
tidak
yang dapat meningkatkan resiko angka
KB,Karena
kematian ibu (Kusmarjadi, 2009).
bahwa yang memakai KB hanya tugas
penggunaan
mencakup
kontrasepsi
kondom
pria,
Hasil Survei awal yang peneliti lakukan
menerima pria
tentang
penggunaan
masih
beranggapan
wanita.
pada tanggal 20 Juni 2014, dengan METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat
deskriptif
sebanyak
80
analitik dengan disain cross sectional
dilakukan
secara
study.
di
untuk melihat proporsi pengetahuan, sikap
Nagari Koto Gaek Kecamatan Gunung
dan keikutsertaan suami PUS menjadi
Talang Kabupaten Solok Tahun 2014 pada
akseptor
bulan
Populasi
menggunakan uji Chi square dengan
penelitian ini adalah semua PUS di Nagari
tingkat kepercayaan 95% yang digunakan
Koto Gaek Kecamatan Gunung Talang
untuk melihat hubungan pengetahuan dan
410
Penelitian
Mei-
ini
Oktober
dilaksanakan
2014.
KB
orang.
Analisis
univariat
dan
analisis
data
digunakan
bivariat
Kabupaten Solok yang berjumlah
sikap terhadap keikutsertaan suami PUS
orang
menjadi akseptor KB.
dengan
jumlah
sampel
HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keikutsertaan suami PUS Menjadi Akseptor KB Pria di Kabupaten Solok Tahun 2014 Keikutsertaan Menjadi Frekuensi Akseptor KB pria Tidak 60 Ya 20 Jumlah 80 Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat lebih dari
75,0 25,0 100,0 serta menjadi akseptor KB pria di Nagari
separuh (75%) responden yang tidak ikut
Koto Gaek Kecamatan Gunung Talang
%
Kabupaten Solok
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Suami PUS dengan Keikutsertaan Menjadi Akseptor KB Pria di Kabupaten Solok Pengetahuan Frekuensi % Rendah 56 70,0 Tinggi 24 30,0 Jumlah 80 100,0 Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat lebih dari suami PUS Menjadi akseptor KB pria di separuh (70%) responden yang memiliki
Nagari Koto Gaek Kecamatan Gunung
pengetahuan rendah dalam keikutsertaan
Talang Kabupaten Solok Tahun 2014;
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Suami PUS Dengan Keikutsertaan Menjadi Akseptor KB Pria di Kabupaten Solok Tahun 2014 Sikap Frekuensi % Negatif 53 66,3 Positif 27 33,8 Jumlah 80 100,0 Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat lebih dari PUS menjadi akseptor KB pria di Nagari separuh (66,3%) responden yang memiliki
Koto Gaek Kecamatan Gunung Talang
sikap negatif dalam keikutsertaan suami
Kabupaten Solok Tahun 2014.
Analisa Bivariat Tabel 4. Hubungan Pengetahuan Suami PUS dengan Keikutsertaan Menjadi Akseptor KB Pria di Nagari Koto Gaek Kecamat Gunung Talang Kabupaten Solok Keikutsertaan Menjadi Akseptor KB Total Pria Pengetahuan Tidak Ya f % f % f % Rendah 50 89,3 6 10,7 56 100 Tinggi 10 41,7 14 58,3 24 100 Jumlah 60 75 20 25 80 100 Tabel 4 dapat dilihat menjadi akseptor KB pria dan 14 bahwa dari 56 responden yang
responden
berpengetahuan rendah terdapat
ikutserta menjadi akseptor KB pria.
50
tidak
Setelah dilakukan uji statistik chi-
ikutserta menjadi akseptor KB pria
square di dapatkan p value sebesar
dan 6 responden (10,7%) yang
0,0001 (p<0,05), dengan demikian dapat
ikutserta menjadi akseptor KB pria,
disimpulkan bahwa ada hubungan yang
sedangkan dari 24 responden yang
bermakna antara pengetahuan suami PUS
berpengetahuan tinggi terdapat 10
dengan keikutsertaan menjadi akseptor
responden (41,7%) yang ikutserta
KB pria.
responden
(89,3%)
(58,3%)
yang
tidak
Tabel 5. Hubungan Sikap Suami PUS dengan Keikutsertaan Menjadi Akseptor KB Pria di Nagari Koto Gaek Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok Tahun 2014
Keikutsertaan Menjadi Akseptor Total KB Pria Sikap Tidak Ya f % f % F % Negatif 47 88,7 6 11,3 53 100 Positif 13 48,1 14 51,9 27 100 Jumlah 60 75 20 25 80 100 Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat responden (51,9%) yang ikut bahwa dari 53 responden yang memiliki
serta
menjadi akseptor KB pria.
sikap negative terdapat 47 responden
Setelah dilakukan uji statistik chi-
(88,7%) yang tidak ikut serta menjadi
square didapatkan p value sebesar 0,0001
akseptor KB pria dan 6 responden (11,3%)
(<0,05),
ikut serta menjadi akseptor KB pria,
disimpulkan bahwa ada hubungan yang
sedangkan
bermakana
memiliki
dari sikap
27
responden
positif
terdapat
yang 13
responden (48,1%) yang tidak ikut serta menjadi
akseptor
KB
pria
dan
dengan antara
demikian sikap
suami
dapat PUS
dengan keikutsertaan menjadi akseptor KB pria.
14
PEMBAHASAN
yang
Keikutsertaan Menjadi Akseptor KB
mortalitas dan morbiditas pada ibu dan
pria
janin (Kusmarjadi, 2009). Berdasarkan hasil penelitian dapat
dapat
meningkatkan
Tingginya persentase
angka
suami PUS
dilihat lebih dari separuh (75%) responden
yang tidak ikut serta menjadi akseptor KB
yang tidak ikutserta menjadi akseptor KB
pria yaitu sebesar (75%), hal ini diketahui
pria di Nagari Koto Gaek Kecamatan
dari beberapa jawaban atas pertanyaan
Gunung Talang Kabupaten Solok Tahun
melalui wawancara yang peneliti lakukan,
2014.
dimana pengetahuan suami PUS masih
Menjadi
keluarga
rendah dan sikap suami PUS yang masih
berencana merupakan suatu usaha untuk
tidak menerima (negatif) menjadi akseptor
menjarangkan atau merencanakan jumlah
KB pria. Hal lain yang menyebabkan
anak
masih
dan
menggunakan
akseptor
jarak
kehamilan alat
dengan
rendahnya
keikutsertaan suami
kontrasepsi.
PUS menjadi akseptor KB tampaknya
Kontrasepsi masih dinggap urusan wanita,
terkait dengan kurangnya kesadaran pria
padahal pria pun harusnya peduli pada
dalam
penggunaan kontrasepsi. Kepedulian dan
membaca informasi dari berbagai media
dukungan pria terhadap kontrasepsi akan
masa sehingga mereka juga sulit untuk
memperkecil kemungkinan kehamilan tak
memahami tentang kontrasepsi. Padahal
terencana
berbagai pilihan metode kontrasepsi untuk
mengikuti
penyuluhan
atau
pria atau wanita saat ini sudah bisa dilakukan, namun kenyataannya belum
bisa meningkatkan keikutsertaan suami
kontrasepsi pria mencakup kondom pria,
PUS menjadi akseptor KB pria.
vasektomi (sterilisasi pria), dan penarikan
Guna
mengatasi
diharapkan
kepada
khususnya
bidan
penyuluhan
hal
tenaga untuk
dan
tersebut,
(senggama terputus).
kesehatan
Keuntungan memakai kontrasepsi
memberikan
kondom adalah memberikan perlindungan
informasi
kepada
terhadap
penyakit-penyakit
pasangan usia subur khususnya suami
hubungan
PUS tentang kontrasepsi pria, agar suami
memngganggu produksi ASI. Keuntungan
PUS
vasektomi
mengetahui
tentang
metode
seks,
untuk
akibat
adalah
wanita
sangat
tidak evektif,
kontrasepsi pria, serta keuntungan dan
sederhana, aman, morbiditas rendah dan
manfaat kontrasepsi tersebut.
hampir tidak ada mortalitas. Pengetahuan
Hubungan
pengetahuan
tentang
KB
pria
dengan
merupakan salah satu aspek penting
keikutsertaan menjadi akseptor KB pria
kearah pemahaman terhadap pentingnya
Berdasarkan hasil penelitian dapat
peran serta suami dalam program KB dan
dilihat bahwa proporsi responden yang
dapat berpengaruh terhadap prilaku suami
tidak ikutserta menjadi akseptor KB pria
untuk
lebih tinggi pada responden yang memiiki
Walaupun
pengetahuan rendah 50 orang (89,3%)
didapatkan hubungan yang bermakna,
bila
dengan
tetapi masih ada beberapa responden
pengetahun
yang berpengetahuan tinggi tidak ikutserta
dibandingkan
responden
yang
dengan
memiliki
tinggi 10 orang (41,7%).
menjadi
Hasil penelitian yang diperoleh sama
dengan
hasil
berperan
dalam
hasil
akseptor
disebabkan
dalam
KB
karena
ber-KB. penelitian
pria
masih
hal
ini
kurangnya
yang
keinginan dari dalam diri suami itu sendri
dilakukan oleh Elita Vasra (2009) di RT 27
untuk ikutserta memakai KB, suami masih
dan RT 45 RW 10 Kelurahan Kebun
beranggapan memakai KB mempengaruhi
Bunga Kecaamatan Sukarami Palembang,
saat berhubungan, dan juga didapatkan
bahwa ada hubungan yang bermakna
dari
antara
rendah ikut serta menjadi akseptor KB pria
pengetahuan
penelitian
serta
suami
dengan
keikutsertaan ber-KB. Rendahnya
responden
yang
berpengetahuan
hal ini dikarena istri tidak bisa memakai
pengetahuan
suami
KB.
PUS menjadi akseptor KB, dimana hal
Hal
lain
yang
menyebabkan
tersebut dapat diketahui, bahwa masih
rendahnya keikutsertaan suami menjadi
banyak suami PUS yang tidak mengetahui
akseptor KB pria karena komunikasi,
jenis-jenis/ metode kontrasepsi pria dan
informasi,
masih
tidak
dilakukan lebih banyak pada sasaran
mengetahui manfaaat dari kontrasepsi
wanita dibandingkan pria. Dari pernyataan
kondom
diatas
banyak dan
responden
yang
vasektomi.
Metode
dan
dapat
edukasi
(KIE)
diketahui
yang
bahwa
pengetahuan merupakan salah satu faktor
yang nyata. Sikap seseorang di pengaruhi
yang memegang peran penting dalam
oleh aspek pengetahuan yang berisikan
pencapaian keberhasilan program KB bagi
aspek negatif dan aspek positif dari suatu
pria,
tingkat
hal. Pengetahuan dan sikap mempunyai
pengetahuan pria mengenai KB maka
hubungan yang saling berkaitan untuk
semakin besar kecendrungan pria untuk
terjadinya niat dan prilaku.
dimana
semakin
baik
berperan serta dalam ber-KB sebaliknya, apabila
tingkat
pengetahuan
Walaupun dalam hasil penelitian
pria
terdapat hubungan yang bermakna, tetapi
mengenai KB kurang maka semakin kecil
masih ada responden yang memiliki sikap
kecendrungan
positif tidak ikut serta menjadi akseptor KB
pria
tersebut
untuk
berperan serta dalan ber-KB.
pria,
dan
terdapat
juga
beberapa
responden yang memiliki sikap negatif Hubungan sikap dengan keikutsertaan
tidak ikutserta menjadi akseptor KB pria,
menjadi akseptor KB pria
salah satu alasan mengapa kontrasepsi
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat
bahwa
responden
yang
tidak
pria
tidak
berkembang
masyarakat
dikarenakan
di
dalam
oleh
sikap
ikutserta menjadi akseptor KB pria lebih
pria/suami itu sendiri, dimana keinginan
tinggi pada responden yang memiliki sikap
atau
negatif
bila
menggunakan kontrasepsi masih rendah.
dibandingkan dengan responden yang
Pada kenyataannya para suami tidak mau
memiliki sikap positif 13 orang (48,1%).
menggunakan
47
orang
(88,7%),
Hasil penelitian yang diperoleh sama
dengan
hasil
penelitian
yang
dilakukan oleh Elita Vasra (2009) di RT 27
kesadaran
suami
kontrasepsi
untuk
karena
beranggapan bahwa memakai KB adalah urusan perempuan. Adanya dominasi jender dalam
dan RT 45 RW 10 Kelurahan Kebun
pengambilan
Bunga Kecamatan Sukarami Palembang,
istri tidak mampu
mengelak bila suami
bahwa ada hubungan yang bermakna
meminta
menggunakan
antara sikap suami dengan keikutsertaan
kontrasepsi.
ber-KB.
responden yang tidak mengetahui adanya WHO dalam Notoadmodjo (2010),
menyatakan
bahwa
keputusan
istri
menyebabkan
Dan juga masih
alat banyak
KB pria, sehingga masih banyak yang
sikap
bersikap negatif terhadap keikutsertaan
menggambarkan suka atau tidak suka
suami dalam ber KB. Dari sikap negatif ini
seseorang terhadap objek. Sikap sering
akan mempengaruhi prilaku responden.
diperoleh dari pengalaman sendiri atau
Untuk mengatasi hal tersebut diharapkan
orang lain. Sikap membuat seseorang
adanya peningkatan informasi dari tenaga
mendekati atau menjauhi objek. Sikap
kesehatan
positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak
memberikan
selalu terwujud dalam suatu tindankan
memakai KB juga bisa laki-laki.
tentang
KB
penjelasan
pria
dan
bahwa
yang
KESIMPULAN DAN SARAN
Gunung Talang Kabupaten Solok Tahun
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan 75% PUS tidak ikut serta menjadi akseptor KB pria, 70% memiliki
pengetahuan
rendah
PUS tentang
2014 Diharapkan
pada
petugas
kesehatan lebih meningkatkan pemberian penyuluhan/
informasi
tentang
KB
kontrasepsi KB pria, 66,3% responden
khususnya tentang KB pria kepada PUS,
memiliki sikap negatif dalam keikutsertaan
hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
menjadi
meningkatkan keinginan masyarakat dan
akseptor
hubungan
yang
pengetahuan
dan
KB
pria.
Terdapat
bermakna sikap
suami
antara PUS
menambah terutama
pengetahuan pria
PUS
masyarakat
tentang
alat-alat
dengan keikutsertaan menjadi akseptor
kontrasepsi dan cara pemakaian serta
KB pria
manfaat dari KB tersebut.
Nagari Koto Gaek Kecamatan
DAFTAR PUSTAKA BKBPP. 2013. Data peserta KB Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok BKKBN. 2012. Laporan Peserta KB di sumatera Barat. Sumatera Barat Depkes RI, 2007, Survei Demografi Kesehatan Indonesia, Jakarta Vasra, elita. 2009. Pengetahuan dan sikap suami PUS dengan Keikutsertaan menjadi Akseptor KB Pria di Kelurahan Kebun Bungan Kecamatan Sukarami Palembang
Julianda, Bakti. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Pria PUS Terhadap Partisipasi Aktif Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi di Puskesmas Lubuk Alung tahun 2013 Kusmarjadi. 2009. Panduan Pelayanan Kontrasepsi. :Yayasan Bina Pustaka
Praktis Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta