PENGEMBANGAN T SEMANGA SEMANGAT KEWIRA USAHAAN KEWIRAUSAHAAN VASI DAN INO INOV
Pusat Pengembangan Pendidikan UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta
C
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian isi atau seluruh buku dengan cara dan dalam bentuk apa pun juga tanpa seijin editor dan penerbit. EDITOR: Harsono PENATA LETAK DAN DESAIN COVER Sutarto FOTOGRAPHER: Bimo (Gedung Pusat UGM) Bambang Prastowo (Gerbang UGM) ILUSTRATOR Lingga Tri Utama Dicetak Oleh: ................................................................... .................................................................. Yogyakarta, 2005 Cetakan Pertama, November 2005 ISBN No. ................................................
ii
PENGANTAR Masyarakat dewasa ini dihadapkan pada perubahan-perubahan global yang sangat cepat, tidak dapat diprediksikan, diarahkan, dan dikontrol. Universitas Gadjah Mada, sebagai suatu institusi di tengah masyarakat modern, dihadapkan pada tantangan untuk turut berperan menumbuhsuburkan lingkungan yang kondusif bagi berkembangnya semangat kewirausahaan dan inovasi. Mengapa semangat kewirausahaan dan inovasi penting dikembangkan di tengah masyarakat dunia saat ini? Bagaimanakah proses pembelajaran yang tepat untuk memberikan lingkungan yang terbaik bagi tumbuhnya semangat kewirausahaan dan inovasi di tengah mahasiswa kita? Buku ini mengupas filosofi persoalan tersebut dan berusaha menyajikan best practices pembelajaran yang dapat menumbuhkan wirausahawan dan inovator-inovator handal yang tidak saja penting dalam pandangan ekonomi dan bisnis tetapi juga penting untuk mempersiapkan masyarakat yang siap menghadapi perubahanperubahan yang besar dan cepat.
Yogyakarta, November 2005
Penyusun
iii
PENYUSUN Ika Dewi Ana Djoko Dwiyanto
KONTRIBUTOR Harsono Edia Rahayuningsih Achmadi Priyatmojo H.C.Yohannes Kusminarto Amitya Kumara
iv
Daftar Isi Kata Pengantar ........................................................................................................ Daftar Isi ..............................................................................................................
iii v
Bab I Semangat Kewirausahaan, Inovasi, dan Kemajuan Bangsa ............................. Bab 2 Batasan dan Ciri ...................................................................................................... Bab 3 Semangat Kewirausahaan dan Inovasi di Universitas Gadjah Mada ........... Bab 4 Pembelajaran Bersemangat Kewirausahaan dan Inovasi ................................ A. Syarat pembelajaran bersemangat kewirausahaan dan inovasi .... B. Metode pembelajaran .............................................................................. C. Indikator keberhasilan ............................................................................. D. Praktik baik ................................................................................................ Bab 5 Penutup
..............................................................................................................
Daftar Pustaka ..........................................................................................................
v
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN, INOVASI, DAN KEMAJUAN BANGSA Sejarah telah mencatat bahwa kemajuan suatu masyarakat sangat ditentukan oleh peran individu-individu yang memiliki semangat kewirausahaan dan inovasi. Perjalanan panjang bangsa Indonesia, misalnya, selalu dipelopori oleh tokoh-tokoh yang memiliki keberanian untuk memulai tindakan dan mengambil risiko (salah satu karakter yang kemudian dipercaya sebagai ciri orang-orang dengan semangat kewirausahaan) untuk terjadinya suatu perubahan. Semangat pembaruan yang dimiliki Mahapatih Gadjah Mada juga tidak lepas dari jiwa entrepreneur sang tokoh. Di kemudian hari, munculnya seorang Soekarno dan Hatta serta para founding fathers Republik Indonesia juga tidak lepas dari semangat kepeloporan yang menjadi ciri khas seorang entrepreneur. Keberanian Dr.Ing. B.J. Habibie untuk kembali ke Indonesia dan membangun megaproyek Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN, waktu itu namanya PT. Nurtanio) yang penuh risiko, cercaan, dan tantangan, juga tidak lepas dari semangat kewirausahaan dan inovasi yang dimiliki sang anak asal Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Padahal saat itu Habibie muda, lulusan summa cumlaude Universitas Aachen, Jerman, telah menduduki posisi sangat penting di perusahaan pembuat pesawat terbang ternama di Eropa, Messerschmitt Bolkow Blohm (MBB). Sekalipun IPTN sempat menuai kerugian dan akhirnya berhenti beroperasi, banyak anakanak muda Indonesia lulusan SMA (Sekolah Menengah Atas) yang berhasil mengenyam pendidikan tertinggi di universitas-universitas ternama di 1
Pengembangan Semangat Kewirausahaan dan Inovasi
negara-negara maju melalui program-program yang dirintis oleh Habibie bersama para koleganya di IPTN dan Kementerian Negara Riset dan Teknologi melalui beasiswa STAID (Science and Technology for Industrial Development). Mereka inilah yang sekarang menjadi lapisan utama dalam pengembangan kebijakan-kebijakan riset di Indonesia. Tengok juga sejarah negara-negara maju seperti Amerika, negaranegara Eropa, dan Jepang. Kita mulai dari Jepang, lalu Eropa, dan Amerika. Mesin ekonomi Jepang, misalnya, digerakkan oleh individu-individu yang inovatif. Kendaraan roda dua yang lalu lalang di jalan raya kita dan paling laris dewasa ini adalah hasil inovasi Soichiro Honda. Mobil yang paling laku di pasaran adalah hasil “inovasi tiada henti” Eiji Toyoda, orang di belakang layar Toyota. “Inovasi tiada henti” kemudian menjadi semboyan Pabrik Toyota. Lalu piranti audio visual yang kita nikmati adalah buah keberanian Akio Morita untuk mengembangkan pabrik milik ayahnya (Morita Brewery) yang telah terkenal sebagai pabrik penghasil minuman tradisional Jepang (sake), pasta kedelai (miso), dan kecap (soyu) untuk memulai bisnis high-tech. Saat ini, Morita Brewery adalah pemilik saham terbesar pabrik piranti audio visual bermerk Sony, merk yang menurut survei adalah merk paling terkenal di seantero bumi setelah Coca-Cola. Pesaing Sony yang bergerak dalam high tech adalah juga seorang inovator bernama Konosuke Matsushita, pengembang Matsushita Electronic atau yang lebih dikenal dengan merk Panasonic. Ada lagi Koji Kobayashi, inovator yang telah membawa NEC (Nippon Electronic Company) menjadi raksasa komputer dunia. Bahkan ketika kita menggunakan mesin layan dokumen atau mesin fotokopi warna, kamera, lensa binokular, mesin faksimili, printer laser, pembaca mikrofilm, dan scanner untuk keperluan bidang kesehatan, hasil kerja keras seorang wirausahawan dan inovator Kazuo Tashima bermerk Minolta akan menjadi pilihan handal. Pada tahun 1616, seorang pejuang samurai yang tidak memiliki tanah sejengkal pun yang bernama Sokubei Mitsui, memberanikan diri 2
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
meninggalkan status samurainya untuk berdagang minuman tradisional. Tiga ratus tahun kemudian klan Mitsui memiliki kekayaan yang sebanding dengan Rockefeller dan mengontrol 15% aset finansial Jepang. Saat ini, Mitsui Co. (sebelumnya terkenal dengan Sakura Bank) adalah sepuluh bank terbesar di dunia yang menguasai sebagian besar saham Toyota, Sony, Toshiba, dan Fujitsu yang dilempar di pasaran. Mitsui Bussan, sebuah perusahaan perdagangan, menguasai 4% perdagangan eksport dan import Jepang dan menjadi firma perdagangan terbesar di dunia (Weston, 1999). Inovator-inovator yang telah membawa kemajuan Jepang bukan hanya para wirausahawan. Yukichi Fukuzawa, seorang penulis yang kemudian menjadi Rektor pertama Universitas Keio, universitas swasta paling prestisius di Jepang adalah seorang yang bersemangat kewirausahaan dan inovator yang telah membuka mata Jepang terhadap dunia Barat justru ketika orang Jepang masih sangat anti terhadap Barat lewat bukunya yang berjudul “An Outline of a Theory of Civilization”. Pernyataannya yang terkenal adalah bahwa satu-satunya cara untuk mempertahankan independensi Jepang adalah dengan mengadopsi peradaban Barat. Seorang muridnya yang bernama Yuteki Hayashi bahkan kemudian terinspirasi oleh karya-karyanya dan memberanikan diri memulai usaha jual beli buku-buku asing dengan bendera Maruya Shosha di Yokohama, yang sekarang terkenal dengan sebutan Maruzen, toko buku terbesar dan terluas cabangnya di seluruh negeri bahkan di mancanegara, termasuk Indonesia. Ketika berbicara tentang para kreator yang bersemangat kewirausahaan dan inovasi dari Jepang, sederetan animator handal yang menguasai animasi dunia namanya akan terpampang, tidak kalah panjangnya dengan para wirausahawan Jepang. Fujiko Fumio dengan kisah si baling-baling bambu “Doraemon” telah menjadi raja film kartun anak-anak. Bahkan pada tahun 2003, seorang animator bernama Hayao Miyazaki telah membalik dominasi perolehan Oscar oleh kelompok animator Walt Disney dengan inovasi ceritanya yang berjudul “Spirited Away” 3
Pengembangan Semangat Kewirausahaan dan Inovasi
(atau dalam bahasa Jepang adalah “Sen to Chihiro no Kami Kakushi”) dengan merebut Piala Oscar untuk Film Animasi Terbaik Dunia Tahun 2003. Di Eropa, ada cerita menarik tentang semangat kewirausahaan dan inovasi ini dari seorang direktur sumber daya manusia di perusahaan penerbangan Jerman Lufthansa bernama Thomas Sattelberger. Sattelberger telah berhasil mengembangkan aliansi penerbangan terbesar di dunia yang efektif dan efisien. Strategi aliansi yang dikembangkan oleh Sattelberger telah merevolusi industri penerbangan dunia. Awalnya, pada pertengahan tahun 1990-an, ongkos transportasi udara naik lebih cepat dan tidak setara lagi dengan kemampuan konsumen untuk membayar ongkos penerbangan. Sampai suatu saat, Presiden Lufthansa, Frank Reid, mengumumkan berdirinya Star Alliance pada tahun 1995, yang terdiri atas Lufthansa, United Airlines, Scandinavian Airlines, Varig (Brazil), Air Canada, dan Thai Airlines. Star Alliance menjadi aliansi
penerbangan terbesar dari segi jumlah perusahaan penerbangan yang menjadi anggotanya. Namun, karena tidak ada otoritas sentral yang 4
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
berlaku atas aliansi tersebut, berbagai isu di lapangan seperti pelayanan dan pemasaran tidak serta merta dapat dipecahkan. Di sinilah Sattelberger kemudian berperan mengembangkan bottom-up innovation sebagai aset terpenting Star Alliance. Ia mendisain serangkaian program “Alliance mentality” bagi para staf dari berbagai unsur yang menjadi anggota aliansi untuk bertukar pengalaman dan pengetahuan. Salah satu kegiatannya adalah roadshow internasional untuk mengkomunikasikan ide dan visi aliansi, lokakarya cross-cultural, dan program joint management yang memberi kesempatan staf dari penerbangan yang berbeda bekerja bersama dalam satu aliansi. Sattelberger menyadari bahwa individu dapat menyumbangkan pandangan dan pengalamannya untuk kepentingan kolektif aliansi. Di Amerika Serikat, Ken Iverson, seorang chief executive dari Nucor Steel Company memperoleh US Technological Medal of Technology dari Presiden George Bush Senior. Ia adalah satu-satunya ahli baja yang pernah memperoleh medali tersebut. Iverson memperoleh medali tersebut berkat inovasi-inovasi teknologi dan metode pengolahan baja di perusahaannya yang dapat menekan ongkos produksi secara signifikan dan telah membawa Nucor menjadi produsen baja dengan skala terbesar. Yang menarik adalah bahwa Nucor Steel Company adalah perusahaan tanpa R&D, atau bagian penelitian dan pengembangan, atau tanpa corporate engineering group. Inovasi yang dikembangkan oleh Iverson justru berawal dari perhatian para pekerja terhadap pengalaman sehari-hari. Iverson sadar betul bahwa suatu inovasi tidak harus dikembangkan dari suatu penelitian panjang dengan syarat keahlian tertentu. Iverson percaya bahwa “everyday insights can lead to important innovations” (Syrett dan Lammiman, 2002), seperti yang dikemukakannya usai menerima medali. Di Indonesia, banyak cerita menarik tentang keberhasilan para wirausahawan dan inovator. Ada cerita tentang usahawan jamu tradisional yang produk kecantikannya dapat menembus pasar internasional. Banyak pula usahawan yang puluhan tahun berhasil mempertahankan kepeloporannya. 5
Pengembangan Semangat Kewirausahaan dan Inovasi
Bisnis air putih atau air mineral yang dikemas dalam botol dan gelas plastik, misalnya, saat ini merebak dengan dahsyat. Kini sudah ada ratusan perusahaan yang bergerak di bidang ini. Pelopornya adalah merk Aqua. Saat ini pun sudah ada ribuan merk dengan berbagai kemasan yang isinya “hanya” air. Sebelum Aqua diluncurkan, semua orang saat itu tidak menyangka sama sekali bahwa air di dalam botol atau gelas plastik akan menjadi bisnis raksasa yang menghidupi orang banyak. Sebelum Aqua diluncurkan, semua orang tidak mampu melihat peluang tersebut. Mereka, termasuk kita, sudah terbiasa minum air putih di dalam gelas, bukan di botol atau gelas plastik. Pada saat itu pikiran kita sudah terbelenggu oleh tradisi minum air putih dalam gelas sehingga peluang bisnis yang begitu besar tidak terbaca kecuali oleh seorang Tirto Utomo, perintis air minum kemasan bermerk Aqua. Saat ini bisnis yang dirintis dari kemerdekaan berpikir seorang Tirto Utomo telah merebak dahsyat dan menghidupi jutaan orang di Indonesia. Cerita tentang Telkomsel tidak kalah menarik. Ketika perusahaan Telkomsel membangun jaringan telekomunikasi GSM pertama, mereka memulainya dari Bali. “Serangan Mao Tse Tung”, mengepung dari desa ke kota, akhirnya berhasil menggempur para pesaing yang lebih dahulu
6
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
mapan di Jakarta. Para karyawannya berhasil diyakinkan mengikuti tradisi perjuangan Telkomsel dengan rela tidak digaji sepeser pun dalam tiga bulan. Dalam waktu singkat Telkomsel menjadi perusahaan GSM dengan jangkauan yang terluas di Indonesia. Inilah contoh kewirausahaan yang dibangun dengan integritas, bekerja secara total, dan semangat tinggi berapi-api (Agustian, 2004). Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, tampak betapa pentingnya semangat kewirausahaan dan semangat inovasi dikembangkan untuk kemajuan suatu bangsa. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah sebenarnya yang dimaksud dengan semangat kewirausahaan, semangat inovasi, dan mengapa hal tersebut menjadi penting?
7
Pengembangan Semangat Kewirausahaan dan Inovasi
BATASAN DAN CIRI Pertanyaan yang paling sulit dijawab adalah apa sebenarnya kewirausahaan itu. Peter F. Drucker (, seorang ahli teori manajemen, mengemukakan bahwa meskipun istilah kewirausahaan telah digunakan lebih dari 200 tahun, namun definisi kewirausahaan itu sendiri masih menjadi pertanyaan mendasar. Istilah kewirausahaan merupakan terjemahan dari entrepreneur, yang diambil dari istilah Perancis yang berarti “antara” (between) dan “mengambil” (to take). Definisi yang dikemukakan oleh Jeffrey A. Timmons (Warshaw, 1994), seorang profesor yang menulis buku “The Entrepeneural Mind”, adalah sebagai berikut: Entrepreneurship is a human, creative act that builds something of value from practically nothing. It is the pursuit of opportunity regardless of the resources, or lack of resources, at hand. It requires vision and the passion and commitment to lead others in the pursuit of that vision. It also requires a willingness to take calculated risks. Berdasarkan definisi tersebut, ada beberapa jenis kewirausahaan yang kemudian berkembang. Ada seseorang yang mendapatkan ide atau konsep baru dan kemudian mengembangkan aktivitas berdasarkan ide atau konsep tersebut. Hal ini memerlukan kreativitas dan kemampuan melihat pola dan kecenderungan dalam masyarakat sebelum ide tersebut diterima dalam masyarakat. Ide atau konsep tersebut dapat merupakan sesuatu yang baru dan revolusioner yang memungkinkan berkembangnya aktivitas dan industri yang benar-benar baru. Contoh yang paling mudah adalah Steven Jobs dengan Apple Computer dan NEXT, serta Bill Gates 8
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
dengan Microsoft. Semua orang pasti setuju bahwa mereka adalah individu dengan jiwa kewirausahaan sejati. Cerita tentang air minum kemasan bermerk Aqua di Indonesia juga dapat menjadi contoh keberhasilan kewirausahaan yang diawali suatu konsep atau ide baru. Ada pula individu-individu yang berjiwa kewirausahaan yang memulai sesuatu berdasarkan konsep atau ide yang telah ada. Misalnya seseorang yang merintis apotek 24 jam. Idenya sebenarnya lama, tetapi untuk memulai hal tersebut diperlukan keberanian untuk mengambil risiko. Seseorang yang mengembangkan masyarakat berdasarkan potensi setempat yang dimiliki oleh masyarakat di mana ia tinggal boleh jadi mengembangkan konsep atau ide yang tidak baru, tetapi ia mencoba mengambil risiko atas upaya yang dilakukannya. Di tengah perjalanan, kreativitas akan berperan menentukan keberhasilan upaya yang dikembangkan. Individu-individu tersebut juga termasuk seseorang yang berjiwa kewirausahaan. Masaru Ibuka dan tujuh pekerjanya tidak tahu harus melakukan apa ketika memulai suatu perusahaan di Tokyo pada tahun 1945. Selama berminggu-minggu mereka membicarakan bisnis apakah yang akan mereka tekuni. Hari ini, mereka dikenal sebagai perintis Sony Corporation yang menampung inovasi Akio Morita. Demikian pula dengan Bill Hewlett dan Dave Packard. Mereka hanya tahu bahwa mereka akan mengawali bisnis rekayasa elektronik. Hewlett dan Packard hanya memiliki keyakinan bahwa mereka akan mencoba segala sesuatu yang menurut orang lain mereka mampu mencobanya. Dan hari ini, mereka dikenal dengan produk-produk Hewlett-Packard. John J. Kao (1991) menyebutkan ciri-ciri atau karakteristik individu yang berjiwa atau bersemangat kewirausahaan yang disarikan dari 50 penelitian sebagai berikut: 1. Memiliki komitmen total, tekad atau ketetapan hati, dan keteguhan. 2. Dorongan kuat untuk mencapai gagasan dan untuk terus berkembang. 9
Pengembangan Semangat Kewirausahaan dan Inovasi
3.
Berorientasi kepada kesempatan dan tujuan yang telah ditetapkan. 4. Berani mengambil inisiatif dan bertanggung jawab. 5. Memiliki ketekunan dalam memecahkan persoalan. 6. Realistis dan memiliki sense of humor. 7. Berusaha mencari dan memanfaatkan umpan balik (dari suatu peristiwa atau keputusan). 8. Memiliki lokus kontrol internal. 9. Mengkalkulasi risk-taking dan risk-seeking. 10. Tidak berambisi terhadap status dan kekuasaan. 11. Memiliki integritas dan dapat dipercaya. Beberapa buku yang lain (Meredith dkk., 1996; Kuehl dan Lambing, 2000) mengungkapkan ciri-ciri atau karakteristik dari seorang wirausahawan sebagai berikut: 1. Hasrat tulus untuk menjalankan sesuatu. Seseorang yang berjiwa atau bersemangat wirausahawan memiliki hasrat untuk menjalankan dan mengembangkan sesuatu berawal dari dalam hatinya. “Sukses Apple Computer tidak berawal dari bahwa Apple dimulai dari suatu ide cemerlang tetapi lebih karena Apple Computer dibangun dengan segenap ketulusan hati,” ujar Steven Jobs, perintis Apple Computer. Jamu Sido Muncul mengembangkan tradisi bisnisnya bukan berdasarkan teori manajemen modern yang cemerlang, tetapi belajar dari tradisi sehari-hari yang dipertahankan dan dikembangkan setiap saat untuk mempertahankan bisnis jamu yang telah dibangun puluhan tahun. Justru bermula dari hasrat yang tulus inilah istilah kaizen (continuous improvement) dalam manajemen modern dapat dijalankan dengan sendirinya. 2. Ulet dan tidak putus asa karena kegagalan. Para wirausahawan yang sukses adalah orang-orang yang tidak takut gagal. Mereka 10
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
3.
4.
5.
6.
menjadikan kegagalan sebagai learning experiences. Walt Disney mengalami kebangkrutan tiga kali sebelum akhirnya sukses dengan film pertamanya. Henry Ford mengalami kegagalan dua kali sebelum akhirnya sukses dengan industri mobilnya. Kepercayaan diri. Seseorang yang bersemangat kewirausahaan memiliki rasa percaya diri atas kemampuan dan konsep yang dikemukakannya. Mereka biasanya memiliki pengetahuan yang dalam atas sesuatu yang menjadi minatnya, dan siap mengembangkan pengetahuan dan minatnya itu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun melalui proses pendalaman ataupun investigasi. Marie Curie contohnya. Fisikawan ini bekerja bertahun-tahun dan menghabiskan hampir seluruh usianya di laboratorium sampai akhirnya, justru pada puncak kelelahan fisik dan psikis, ia menemukan polonium dan radium yang mengubah teori konservasi energi yang ada saat itu. Mengenali diri sendiri. Seorang individu yang berjiwa kewirausahaan yang sukses adalah orang-orang yang memiliki kemampuan memahami diri sendiri dan memotivasi diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang kadang-kadang bukan merupakan pilihan bagi orang lain. Menurut John J. Kao (1991), inilah yang disebut internal locus of control. Orang-orang yang memiliki internal locus of control percaya bahwa nasib, kondisi ekonomi, dan faktor-faktor kesuksesan yang lain hanyalah pendukung dan bukanlah penentu kesuksesan. Manajemen risiko. Individu yang bersemangat kewirausahaan tidak memberikan seluruh kemampuan dan waktunya pada satu hal saja tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu risiko-risiko dalam proses awal. Mereka adalah orang-orang yang mempertimbangkan risiko secermat mungkin dan berusaha meminimalkan terjadinya risiko tersebut dalam proses. Perubahan adalah peluang. Untuk sebagian besar masyarakat, perubahan dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan dan 11
Pengembangan Semangat Kewirausahaan dan Inovasi
dengan demikian harus dihindari. Seorang individu yang berjiwa kewirausahaan memandang perubahan sebagai sesuatu yang penting dan harus terjadi. Mereka adalah orang-orang yang mencari, merespon, dan mengembangkan perubahan menjadi sebuah kesempatan dan menjadikannya basis inovasi. 7. Kemampuan bertoleransi terhadap ketidakpastian. Banyak wirausahawan yang sukses memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap ketidakpastian yang dijumpai dan berani memasuki situasi ketidakpastian yang sulit. 8. Inisiatif dan kebutuhan akan prestasi. Banyak pendapat yang setuju bahwa seorang individu yang bersemangat kewirausahaan yang sukses adalah individu yang berani mengambil inisiatif saat orang lain tidak berani melakukan hal tersebut. Tidak sedikit orang memiliki ide cemerlang tetapi tidak pernah mewujudkan ideidenya dalam tindakan. Seorang yang berkarakter entrepreneur menjalankan idenya karena mereka memiliki kebutuhan yang tinggi untuk berprestasi.
12
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
9. Memiliki orientasi yang detail dan seseorang yang perfeksionis. Seorang individu bersemangat kewirausahaan adalah seorang individu yang menginginkan kesempurnaan dan keunggulan atas apa yang dilakukannya. Mereka memberikan perhatian terhadap hal-hal kecil dalam setiap proses yang dijalankannya. Hal ini kadang-kadang menjadi penyebab frustrasinya orang-orang sekitar yang tidak memiliki motivasi yang sama untuk mencapai kualitas hasil maksimal dan tidak peduli terhadap hal-hal kecil. Oleh karena itu, belakangan ini muncul istilah sustainable perfection, atau kesempurnaan yang berkesinambungan. Ini dimaksudkan untuk menunjuk suatu proses mewujudkan ide menjadi tindakan, sambil memperbaikinya secara terus-menerus. 10. Persepsi waktu. Seseorang yang berjiwa kewirausahaan menyadari pentingnya waktu dan bahwa waktu berjalan sangat cepat. 11. Kreativitas. Salah satu alasan yang menyebabkan orang-orang yang berjiwa kewirausahaan sukses adalah karena mereka memiliki imajinasi dan dapat dengan mudah membangun skenarioskenario untuk mencapai kesuksesan. Mereka memiliki kemampuan melihat peluang saat orang lain tidak melihatnya sebagai peluang.
13
Pengembangan Semangat Kewirausahaan dan Inovasi
12. Gambaran besar. Seorang individu yang bersemangat kewirausahaan memandang sesuatu secara holistik (menyeluruh). Mereka juga memiliki kemampuan melihat gambaran besar dan menyeluruh dari sesuatu hal di saat orang lain hanya memperhatikan sebagian kecil dari hal tersebut. Proses agar dapat memiliki gambaran menyeluruh mengenai suatu hal ataupun persoalan ini lahir dari kemampuan melakukan scanning the environment. 13. Faktor -faktor pendorong. Meskipun kebanyakan orang beranggapan bahwa para wirausahawan yang sukses dimotivasi oleh uang, survei membuktikan bahwa faktor-faktor lain seperti keinginan untuk memanfaatkan kemampuan dan pengetahuan, mengembangkan kehidupan sesuai pilihan, dorongan keluarga, dan faktor-faktor lain yang lebih penting. Selalu ada dorongan yang kuat yang biasanya mendasari seorang entrepreneur mewujudkan gagasan-gagasannya. Selain ciri-ciri yang telah disebutkan, karakteristik penting yang lain dari seseorang yang bersemangat kewirausahaan dan bersemangat inovasi mungkin dapat ditambahkan dan ditemukan sendiri oleh seseorang berdasarkan kisah ataupun pengalaman yang dijumpai. Berdasarkan beberapa karakteristik seseorang yang bersemangat kewirausahaan sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, ada beberapa catatan penting saat menggambarkan seorang entrepreneur. Pada dasarnya seorang individu yang berjiwa dan bersemangat kewirausahaan adalah seorang individu yang inovatif, kreatif, dan berani melakukan sesuatu yang tidak dipikirkan oleh orang lain. Ia terbang lebih tinggi dalam pemikiran, dalam cara memandang sesuatu, ataupun dalam mengambil tindakan dibandingkan masyarakat atau orang-orang di sekitarnya. Rasio atau jumlah mereka bervariasi dengan adanya perbedaan lingkungan dan kebudayaan. Bahkan sering dijumpai, meskipun salah satu ciri entre-
14
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
preneur adalah kreatif, ternyata tidak semua orang yang kreatif dapat berkembang menjadi seseorang yang bersemangat kewirausahaan dan menjadi seorang inovator. Kebudayaan Jepang dikenal sebagai achievement-oriented culture yang membantu individu-individu dengan semangat kewirausahaan teguh untuk mencapai keberhasilan. Di sinilah tampak betapa pentingnya membangun lingkungan yang memberi keleluasaan bagi berkembangnya semangat kewirausahaan dan inovasi. Semangat kewirausahaan dan inovasi adalah dua hal yang saling berkait karena inovasi sendiri merupakan fungsi spesifik kewirausahaan.
15
Pengembangan Semangat Kewirausahaan dan Inovasi
SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI DI UNIVERSITAS GADJAH MADA Dalam suatu penelitian yang dilakukan di kalangan murid taman kanak-kanak ditemukan bahwa satu dari empat anak menunjukkan kecenderungan berjiwa kewirausahaan. Ketika mencapai usia sekolah menengah atas, hanya 3 persen dari seluruh responden yang diteliti yang masih menunjukkan semangat kewirausahaan tersebut. Penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa sistem pendidikan yang dijalankan di masa kini yang cenderung melakukan penyeragaman telah mematikan semangat kewirausahaan individu. Bakat kreatif anak-anak muda juga tidak ditumbuhsuburkan (Kuehl dan Lambing, 2000). Thomas Jefferson, Presiden Amerika Serikat ketiga, menyimpulkan di akhir hidupnya bahwa, “Every generation needs a new revolution.” Padahal revolusi adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksi, diarahkan, maupun dikontrol. Oleh karenanya, semangat kewirausahaan dan inovasi tidak hanya penting dari tinjauan ekonomi dan bisnis melainkan penting untuk mempersiapkan suatu masyarakat yang selalu siap menghadapi berbagai perubahan. Peter F. Drucker (1985) menyebutkan bahwa semangat kewirausahaan dan inovasi harus menjadi bagian integral aktivitas kehidupan yang berkesinambungan. Tentunya hal ini mempersyaratkan semua lapisan, termasuk institusi pendidikan tinggi, menjadikan semangat kewirausahaan dan inovasi sebagai sesuatu yang normal, berlangsung, menjadi bagian aktivitas sehari-hari, dan menjadi suatu praksis di lingkungan institusinya, organisasinya, dan masyarakatnya.
16
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
Universitas, sebagai salah satu institusi dalam masyarakat, memiliki kewajiban intelektual dan sosial untuk menumbuhkan kreativitas dan responsivitas terhadap perubahan. Kreativitas diperlukan untuk menciptakan inovasi sedangkan inovasi itu sendiri merupakan fungsi spesifik kewirausahaan. Sikap kewirausahaan merupakan prasyarat pokok untuk keberhasilan menghadapi setiap perubahan. Itulah sebabnya peran universitas tidak dapat dipisahkan dari menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan dalam masyarakat apabila universitas ingin berhasil menjalankan perannya dalam masyarakat. Sekarang, mari beralih ke pengembangan pembelajaran yang bersemangat kewirausahaan dan inovasi di Universitas Gadjah Mada. Pendirian Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak lepas dari semangat kewirausahaan dan semangat berinovasi. Universitas Gadjah Mada didirikan sebagai peringatan penyerbuan tentara Belanda ke ibu kota Republik Indonesia. Ia didirikan di masa perjuangan kemerdekaan, seminggu sebelum Belanda menyerah. Ia didirikan dengan sebuah idealisme. Tak ada studi kelayakan, tak ada modal uang yang cukup untuk lima tahun pertama, juga tak ada fasilitas yang pantas untuk sebuah universitas. Jumlah dosen tidak mencukupi. Sebagian dosen adalah pejuangpejuang dalam revolusi fisik, sebagaimana mahasiswanya. Dosen UGM saat itu harus merangkap mata kuliah. Peralatan dan bahan laboratorium harus diimprovisasi. Tanpa semangat kewirausahaan dan inovasi, yang ditandai dengan keberanian memasuki calculated-risk dalam ketidakpastian, UGM tidak akan berdiri dan bertahan hingga kini. Dalam perkembangannya kemudian, universitas pada umumnya dan UGM dalam ranah yang lebih khusus dihadapkan pada perubahanperubahan global yang mengharuskan kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat diarahkan salah satunya untuk mempersiapkan lulusannya agar dapat bersaing di era global. Univesitas sendiri sebagai suatu institusi dihadapkan pada suatu keadaan untuk menjadi pusat unggulan. Keunggulan tersebut memerlukan orang-orang yang memiliki semangat kewirausahaan yang tinggi dan inovator-inovator handal. Inilah salah satu hal yang kemudian mendorong 17
Pengembangan Semangat Kewirausahaan dan Inovasi
UGM untuk menumbuhsuburkan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan semangat kewirausahaan dan inovasi di kalangan mahasiswa. Proses pembelajaran yang berlangsung di UGM saat ini diarahkan pada pola SCL (Student Centered Learning) yang memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk mengembangkan segenap potensinya, dan mengeksplorasi bidang yang menjadi minatnya. Kuliah klasikal menjadi minimal dan lebih diprioritaskan pada kebutuhan mahasiswa akan informasi ilmiah yang lebih maju atau masih bersifat kontroversial. Pembelajaran SCL dipercaya sebagai modal dasar bagi tercapainya sifat drive to achieve and grow. Mahasiswa menjadi aktif dan terdorong untuk selalu mencari dan mencapai apa yang diinginkan. Di samping itu, melalui program-program dalam DUE-Like Batch IV, telah dikembangkan Inno (inovasi pada satu mata kuliah agar tumbuh dan terkumpul gagasan-gagasan baru yang secara signifikan meningkatkan produktivitas, kedalaman, dan efisiensi pembelajaran), Sinno (inovasi mata kuliah melalui sinergi antar minat studi dan bersifat interdisipliner untuk mencapai sekelompok kompetensi tertentu), dan Bussinno (Business-innovation grant atau inovasi metode pembelajaran untuk meningkatkan relevansi dengan dunia nyata dan mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada mahasiswa).
18
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
PEMBELAJARAN BERSEMANGAT KEWIRAUSAHAAN DAN INOVASI A. Syarat Pembelajaran Bersemangat Kewirausahaan dan Inovasi Sebagaimana yang dikemukakan oleh Grigg (1994) dalam tulisannya tentang pentingnya universitas beranjak menjadi suatu entrepreneural organization agar perannya dalam masyarakat dapat berkembang, maka universitas harus menjadi suatu institusi tempat bersemainya semangat inovasi karena inovasi adalah kunci keberhasilan dalam masyarakat modern yang senantiasa berubah. Beberapa prinsip dalam pembelajaran yang sebaiknya diperhatikan bagi tumbuh dan berkembangnya semangat kewirausahaan dan inovasi adalah sebagai berikut. 1. Penghargaan terhadap beragam sudut pandang. Pembelajaran yang memberikan penghargaan terhadap beragam sudut pandang memungkinkan pembelajar untuk tidak takut mengemukakan pendapat. Setiap pembelajar memiliki prior knowledge yang berbeda-beda atas suatu masalah. Prior knowledge yang dimiliki oleh seorang pembelajar dapat bersumber dari apa yang dibaca, dilihat, atau dialami dan biasanya bersifat fragmentaris. Karena bersifat fragmentaris, adanya penghargaan atas beragam sudut pandang akan dapat menumbuhkan semangat bertukar pikiran sampai pada akhirnya ditemukan pemahaman yang lebih luas dan terintegrasi atas suatu masalah. Cara pandang yang lebih luas dan integratif inilah yang akan menjadi modal dasar pengembangan semangat kewirausahaan dan inovasi. 19
Pengembangan Semangat Kewirausahaan dan Inovasi
2.
Open thought dalam pembelajaran. Prinsip kaizen atau continuous improvement saat ini diadaptasi oleh berbagai bidang. Prinsip kaizen dojo, yang diadaptasi dari sebuah perusahaan otomotif, diartikan sebagai perbaikan, pelatihan, pembelajaran, dan usaha untuk menyeiramakan aktivitas kerja dengan pencapaian kualitas global secara berkesinambungan. Inti dari kaizen dojo ini adalah learning principles yang diterapkan agar seseorang menjadi kreatif, inovatif, berkolaborasi, dan bersinergi antara bidang satu dengan yang lain, untuk menghasilkan suatu pengetahuan ataupun kekuatan yang simultan untuk menghadapi tantangan. Setiap hal menjadi bersifat terbuka untuk ditumbuhkembangkan. Dalam setiap pengetahuan, ide, teknik, metode, proses, ataupun hasil selalu ada pencapaian nilai lebih yang dapat terus dikembangkan. 3. Inspiratif dan inovatif. Materi pembelajaran yang terus-menerus sama tanpa ada peningkatan nilai lebih dari waktu ke waktu merupakan suatu hal yang bertolak belakang dengan prinsip kaizen. Pembelajaran semacam itu cenderung tidak menstimulasi pemikiran dan tidak inovatif. 4. Pembelajaran yang memberi kebebasan kepada pembelajar untuk mengkaji berbagai sumber belajar eksternal. Pada masa sekarang ini perkembangan informasi, penemuan-penemuan, inovasi, dan ilmu pengetahuan baru begitu pesat. Pembelajaran yang memberi keleluasaan pada pembelajar untuk melakukan going outside the box akan membantu pembelajar terbiasa melihat persoalan dengan “mata baru”, menumbuhkan semangat inovasi dalam diri pembelajar, dan hal itu akan membantu mengembangkan semangat kewirausahaan. 5. Pembelajaran yang memberi kesempatan pembelajar mengaplikasikan pengetahuannya pada ekperimentasi nyata. Universitas Gadjah Mada dalam beberapa tahun terakhir telah memberikan penghargaan dan kesempatan pada para staf 20
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
pengajarnya untuk mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan memiliki link atau keterkaitan dengan eksperimentasi nyata dalam masyarakat, baik melalui kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, maupun industri. Konsep ini bersesuaian dengan apa yang dikemukakan oleh Ziman (1991) tentang model siklus inovasi, saat masyarakat dan pasar menjadi pendorong munculnya inovasi. Market Marketing start up
Applied research
Science push
Technology
Science
Market pull
Fundamental research Discovery
Gambar 1. Model siklus inovasi (Ziman, 1991)
21
Pengembangan Semangat Kewirausahaan dan Inovasi
6. Prinsip lain yang dikembangkan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman pembelajaran. Salah satu prinsip pembelajaran adalah pengalaman pembelajaran yang dapat dimiliki oleh setiap pembelajar (peserta didik) yang diperoleh sebelum terjadi interaksi kelas. Pada saat proses interaksi kelas pengajar memberikan konfirmasi dan klarifikasi terhadap “pengetahuan” yang sedang menjadi pokok bahasan. Setelah pembelajaran diharapkan dapat diperoleh “pengetahuan baru” sebagai hasil dari proses pembelajaran dua arah yang terjadi dalam kelas.
B. Metode Pembelajaran Hubungan antara semangat kewirausahaan dengan metode pembelajaran secara baik telah diterangkan oleh Meredith dkk. (1996) dan oleh Harsono (2005) yang mengemukakan integrasi semangat kewirausahaan dalam metode problem based learning (PBL). Meredith dkk. (1996) menyampaikan sebagai berikut: 1. Anda harus belajar banyak tentang diri sendiri jika Anda bermaksud untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang paling Anda inginkan dalam hidup ini. Kekuatan Anda datang dari tindakan-tindakan Anda sendiri dan bukan dari tindakan orang lain. Meskipun risiko kegagalan selalu ada, para entrepreuner mengambil risiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan mereka sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar. Beberapa entrepreneur berhasil setelah mengalami banyak kegagalan. Belajar dari pengalaman masa lampau akan membantu Anda menyalurkan kegiatan Anda untuk mencapai hasil yang lebih baik, lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tak mengenal lelah. 2. Anda harus bersedia belajar dari berbagai pengalaman yang berubah dari waktu ke waktu. Anda harus selalu sadar akan cara22
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
cara baru untuk meningkatkan produktivitas Anda sendiri. Salah satu kunci utama keberhasilan Anda adalah keterlibatan Anda dalam pertumbuhan pribadi yang terus-menerus. Pesan pertama mengandung makna self-directed learning atau belajar secara mandiri sedangkan pesan kedua mengandung makna problem based learning (PBL). Pola pembelajaran dengan strategi student centered learning, problem based learning, integrated teaching, community oriented, elective, dan self directed learning (SPICES) dapat merangkum kebutuhan akan pembelajaran yang bersemangat kewirausahaan dan inovasi. Student centered learning (SCL) memiliki arti yang sangat strategis. Dalam metode ini terjadi perpindahan peran. Guru atau dosen tidak lagi berada di tengah-tengah panggung belajar-mengajar. Guru atau dosen keluar dari posisi sentral sebagai orang yang tahu segala-galanya dan berpindah ke tepi sebagai fasilitator. Di sisi lain, mahasiswa atau pembelajar berpindah dari anak didik (pasif) menjadi peserta didik (aktif) dan posisinya berada di sentral proses belajar-mengajar. Mahasiswa tidak lagi berperan sebagai objek melainkan menjadi subjek. Objeknya adalah ilmu pengetahuan yang telah ditawarkan dan disusun dalam kurikulum. Dengan demikian, mahasiswa menjadi harus aktif mempelajari dan mencari ilmu, tidak lagi pasif menerima informasi. Dalam pelaksanaannya perubahan orientasi ini memerlukan perubahan tatacara dalam penyampaian informasi ilmiah. Kebutuhan akan kuliah klasikal menjadi minimal dan lebih diprioritaskan pada kebutuhan mahasiswa akan informasi ilmiah yang lebih maju, referensi cukup dan mudah didapat, serta peralatan audio visual harus cukup lengkap dan menunjang. Student centered merupakan modal untuk mengembangkan sifat drive to achieve and grow yang penting dalam membentuk karakter wirausahawan yang inovatif. Problem based learning (PBL) merupakan pendekatan pembelajaran yang tidak dapat lepas dari student centered learning. Mahasiswa mempelajari ilmu berdasarkan masalah yang ada. Prior knowledge 23
Pengembangan Semangat Kewirausahaan dan Inovasi
mahasiswa yang diperoleh dari tingkatan sebelumnya maupun dari bacaan dan pengalaman menjadi bekal utama. Masalah yang disajikan dapat berasal dari kejadian sehari-hari yang sederhana, dari suatu sistem yang lebih kompleks (block system) dalam kehidupan nyata, atau dari unit yang lebih besar lagi yang telah disusun dalam suatu kurikulum. Di dalam PBL mahasiswa tidak belajar untuk memecahkan masalah dan juga tidak belajar berdasarkan subjek. Mahasiswa belajar berdasarkan masalah yang tersedia. Di dalam masalah tadi terkandung berbagai subjek yang berhubungan baik secara horizontal maupun vertikal. Mahasiswa dituntut untuk mencapai tujuan melalui 7 langkah (seven jump) sebagai berikut: 1. Clarify terms and concepts. 2. Define the problem. 3. Analyze the problem and give possible explanations. 4. Summarize by making a systematic inventory of the various explanations found in step 3. 5. Formulate learning objectives. 6. Self-study based on step and collect additional information outside the group. 7. Report back in the group, discuss, synthesize, and test an aquired information. Proses pembelajaran menjadi terstruktur dan merupakan tanggung jawab kelompok yang bersangkutan. Fasilitator bertugas menjaga agar proses belajar-mengajar berjalan dengan disiplin tinggi. Contoh masalah dalam PBL dapat diambil dari berbagai skenario yang berjalan dalam masyarakat. Mahasiswa mencoba belajar secara kontekstual tentang ilmu ekonomi, politik, sosiologi, psikologi, hankam, dan sebagainya. Mahasiswa menggunakan prior knowledge agar memperoleh informasi baru melalui seven jump. Integrated teaching (IT) mengakomodasikan proses belajar-mengajar yang tidak lagi terkotak-kotak menurut disiplin ilmu dan tidak dapat 24
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
dipisahkan dari PBL. Mahasiswa mempelajari suatu subjek secara terintegrasi, baik secara horizontal maupun vertikal. Mahasiswa mempelajari berbagai cabang ilmu dan relevansinya. Kuliah dalam model pembelajaran terintegrasi ini dilaksanakan untuk memperoleh informasi yang lebih baru atau lebih lengkap tentang sesuatu hal ketika dijumpai pengertian atau materi yang sulit dipahami. Community oriented (CO) dapat diimplementasikan untuk semua bidang ilmu. Bidang teknologi, ekonomi, hukum, sosial, humaniora, geografi, farmasi, fisika, kimia, biologi, semuanya memiliki keterkaitan dengan masyarakat. Oleh karenanya, CO dapat diaplikasikan untuk semua disiplin ilmu. Model CO sangat relevan untuk menumbuhsuburkan semangat kewirausahaan dan inovasi dalam pembelajaran, dalam hubungannya dengan kebutuhan masyarakat yang terus berubah. Elective yang sebenarnya berasal dari metode early clinical exposure memang diadaptasi dari bidang kedokteran. Namun demikian metode elektif ini dapat diterapkan dalam berbagai bidang. Istilah klinik sendiri dapat dikembangkan sesuai konteks keilmuan yang beragam. Dengan metode early clinical exposure mahasiswa dapat dikenalkan sedini mungkin dengan berbagai masalah utama dalam bidangnya sehingga akan memiliki visi yang lebih baik atas bidang yang digelutinya. Metode elektif memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menambah pengalaman belajar dan pengalaman khusus yang menarik. Self directed learning adalah suatu kegiatan belajar secara mandiri. Mahasiswa dituntut untuk tahu apa yang diperlukan, kapan, di mana, dan bagaimana memperoleh materi yang diperlukan untuk menjawab kebutuhannya. Sikap ini didorong oleh karakter proaktif dengan daya antisipasi yang tinggi. Fasilitator berperan menciptakan suasana belajar yang sesuai. Self directed learning akan membuahkan sikap taking initiative, personal responsibility, dan seeking serta using feedback yang merupakan karakter seseorang dengan semangat kewirausahaan dan inovasi.
25
Pengembangan Semangat Kewirausahaan dan Inovasi
Metode SPICES yang diuraikan di atas diharapkan dapat menumbuhkan semangat kewirausahaan dan inovasi dalam pembelajaran karena pada hakikatnya seorang wirausaha dan inovator adalah seorang persistent problem solver. Seorang persistent problem solver memiliki kemampuan mengidentifikasi, mendiagnosis, melihat permasalahan secara luas dan integral, dan mampu merancang pemecahan yang akurat sesuai konteks keilmuan. Pada waktu orang banyak mendengar dan membicarakan suatu hal, seorang wirausahawan dan inovator telah selangkah lebih maju karena ia telah melakukan dan mengembangkan hal yang sama yang baru didengar dan dibicarakan khalayak.
C. Indikator Keberhasilan Keberhasilan model pembelajaran yang bersemangat kewirausahaan dan inovasi dapat dikaji melalui berbagai aspek. Dalam uraian ini, ada tiga hal pokok yang dinilai akan berpengaruh terhadap berhasil tidaknya pembelajaran tersebut. Ketiga indikator tersebut adalah pelaku, substansi, dan sistem pendukung termasuk lingkungan pembelajaran. Pelaku meliputi pembelajar dan fasilitator (baik guru, tutor, maupun dosen). Fasilitator yang berhasil menumbuhkan semangat kewirausahaan dan inovasi adalah fasilitator yang mampu mengembangkan semangat pembelajar untuk mengambil risiko dan bertanggung jawab atas setiap hal yang diperoleh dari proses kaizen atau continuous improvement. Sebagai akibatnya seorang pembelajar yang sukses membangun semangat kewirausahaan dan inovasi dalam dirinya berani bertanggungjawab atas segala hal yang diperoleh selama ia menjalani proses continuous learning sehingga ia menjadi seorang individu yang inovatif, tidak takut untuk mengemukakan gagasan yang berbeda dengan yang telah ada sebelumnya, dan siap serta bertanggung jawab untuk mengembangkan diri. Dalam bidang keilmuan yang dipilihnya, seorang pembelajar yang sukses mengembangkan semangat kewirausahaan dan inovasi akan mampu mengidentifikasi masalah, mendiagnosis masalah, dan mampu merancang pemecahannya sesuai konteks. 26
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
Substansi atau faktor-faktor yang mendasari keberhasilan pembelajaran bersemangat kewirausahaan dan inovasi adalah keyakinan bahwa perubahan akan terjadi setiap saat. Perubahan tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh berbagai hal. Keyakinan atas perubahan tersebut seharusnya berdampak terhadap para pelaku dalam suatu sistem pembelajaran. Seorang fasilitator yang meyakini perubahan akan menempatkan perbedaan-perbedaan sebagai driving force untuk menumbuhkan kreativitas. Apabila hal ini yang terjadi, maka semangat untuk berbagi pengetahuan, pendapat, maupun pengertian akan tumbuh dengan sendirinya. Demikian pula seorang pembelajar yang meyakini bahwa perubahan dapat terjadi setiap saat tidak akan berhenti belajar, mengembangkan diri, dan mengembangkan kemampuan mengatasi berbagai persoalan praktis dalam bidang yang dipilihnya. Sistem dan lingkungan memiliki peran yang penting untuk mengembangkan pembelajaran yang bersemangat kewirausahaan dan inovasi. Metode pembelajaran yang dapat mengembangkan semangat kewirausahaan dan inovasi sebaiknya dirancang, dilaksanakan, dimonitor, dan dievaluasi secara konsekuen dan konsisten. Pengembangan metode pembelajaran yang bersemangat kewirausahaan dan inovasi memerlukan persiapan yang komprehensif dan matang dimulai dari visi yang berani dan klasifikasi tujuan yang jelas yang disusun secara sistematis dan menyeluruh dan didukung oleh kerangka organisasi yang terpadu. Universitas Gadjah Mada melalui program-program yang dikembangkan dalam DUE-Like Batch IV dengan motto “Total Quality Culture and System” sedang mencoba mengembangkan perubahan kultur dan sistem menuju pembelajaran yang inovatif untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan, inovasi, dan kepemimpinan mahasiswa yang berkelanjutan.
D. Praktik Baik Sangat sulit tampaknya membayangkan bagaimana mengembangkan semangat kewirausahaan dan inovasi dalam suatu mata kuliah Percakapan 27
Pengembangan Semangat Kewirausahaan dan Inovasi
Bahasa Arab II di Jurusan Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, UGM. Namun demikian sekelompok dosennya (Zulfa Purnamawati dkk., pada tahun 2004) mencoba mengaktualisasikan mata kuliah tersebut dengan mengadakan diskusi mingguan di luar jam kuliah (tentu saja dengan Bahasa Arab) dan menghadirkan native speaker. Untuk mengembangkan motivasi, kepercayaan diri, dan semangat mahasiswanya untuk menghadapi kondisi nyata dalam praktik di masyarakat, ia merancang inovasi agar mahasiswanya membuat VCD kosa kata Bahasa Arab dari berbagai kejadian sehari-hari yang ditemuinya. Di samping mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuan Percakapan Bahasa Arab dalam keseharian yang dijumpai di masyarakat, mereka juga belajar untuk mengenal teknologi informasi dan audio visual sederhana. Di akhir semester, mahasiswa menjadi termotivasi, lebih percaya diri, memiliki semangat inovasi, dan terbiasa bekerja dalam suatu tim. Para dosen itu telah berhasil menumbuhkan semangat inovasi dalam diri mahasiswa melalui mata kuliah Percakapan Bahasa Arab II. Ada lagi praktik baik yang dijalankan di Program Studi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, UGM dalam mata kuliah Perancangan Pabrik Pangan dan Hasil Pertanian. Tiga orang dosen yang mengampu mata kuliah tersebut menyadari bahwa metode belajar-mengajar yang lama tidak mampu memberikan bekal yang cukup bagi para mahasiswa untuk menghadapi persoalan nyata dalam masyarakat. Mereka juga menyadari bahwa mahasiswa yang telah lulus mata kuliah Perancangan Pabrik Pangan dan Hasil Pertanian kurang percaya diri, kurang termotivasi untuk berani berwirausaha, tidak memiliki jiwa kepemimpinan, dan kurang sukses dalam kariernya. Tiga orang dosen tersebut kemudian mengembangkan inovasi dengan menggunakan metode PBL untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan, inovasi, dan kepemimpinan serta bekerjasama dengan industri kecil emping dan bihun. Pada tahap awal mahasiswa diminta untuk mengunjungi kedua industri dan diminta untuk membuat suatu review atas industri tersebut. Semangat mahasiswa
28
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
untuk memotret permasalahan secara menyeluruh dihidupkan dengan cara memotivasi mahasiswa untuk mengemukakan pendapat dan evaluasi yang berhubungan dengan perbaikan manajemen, proses, unjuk kerja peralatan dan kapasitas, sistem pengendalian proses, tata letak, sanitasi, perhitungan untung rugi, dan kelayakan industri berdasarkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari oleh mahasiswa pada mata kuliah yang bersangkutan maupun mata kuliah sebelumnya. Pendeknya, mahasiswa difasilitasi untuk mengidentifikasi permasalahan kedua industri tersebut. Pada tahap berikutnya mahasiswa didorong untuk memecahkan permasalahan dengan merancang suatu pabrik untuk memperbaiki kondisi kedua industri yang dirujuk melalui diskusi kelompok. Pada tahap akhir mahasiswa diberi kesempatan untuk memaparkan evaluasi dan rancangannya melalui gelar profil industri yang dihadiri oleh industri terkait, pemerintah daerah setempat, dan wirausahawan. Tidak sulit tampaknya membayangkan hasil yang dicapai melalui inovasi yang diajukan oleh Purnama Darmadji dkk. pada tahun 2004 tersebut. Mahasiswa tidak saja memiliki pengetahuan mendalam dan menyeluruh mengenai perancangan pabrik makanan dan hasil pertanian, tetapi sekaligus mahasiswa berkembang semangat kewirausahaan dan inovasinya. Ada lagi berbagai contoh inovasi pembelajaran yang berhasil mengembangkan semangat kewirausahaan dan inovasi yang telah dimulai di Universitas Gadjah Mada. Data-data mengenai inovasi tersebut dapat diperoleh di Studio PPKB (Peningkatan Pertumbuhan Kepemimpinan Berkualitas) DUE-Like Batch IV, Universitas Gadjah Mada. Inovasi-inovasi yang lain dalam pembelajaran yang bersemangat kewirausahaan dan inovasi dapat dikembangkan, diaktualisasikan, dan diwujudkan berdasarkan prinsip continuous learning.
29
Pengembangan Semangat Kewirausahaan dan Inovasi
PENUTUP Demikianlah disadari bahwa masyarakat dunia atau masyarakat global dewasa ini memerlukan orang-orang yang bersemangat kewirausahaan dan inovasi. Filosof Francis Bacon menuliskan dalam esaiesai tentang inovasi, “He that will not apply new remedies must expect new evils, for time is the greatest innovator”. Peter F. Drucker bahkan menyerukan lebih lantang, “Innovate or Die”. Irwan Hidayat, Presiden Direktur Sido Muncul, sebagaimana yang disampaikan dalam wawancara dengan sebuah majalah bisnis dan inovasi, dengan tegas menyebut inovasi sangat menentukan keberhasilan. Cucu pendiri Sido Muncul ini tak sembarangan berbicara demikian. Pengalamannya memberi bukti nyata. Salah satu jamu seduh tolak angin produksinya cenderung mendatar pertumbuhannya. Begitu inovasi mengantarkan jamu seduh tersebut menjadi kaplet dan jamu cair siap minum, penjualannya melambung tinggi dan mengantarkan jamu andalannya masuk ke niche market (pasar ceruk), yaitu mereka yang malas minum jamu karena kurang praktis dan terkesan kuno. Gary Hamel (2000) mengemukakan bahwa situasi saat ini seperti dunia nonlinear, yakni dunia tanpa pola perilaku, sehingga hanya ide-ide nonlinear yang akan menang dalam menghadapi perubahan. Universitas bertanggung jawab untuk melahirkan inovator-inovator handal dengan ide-ide nonlinear, selain bertanggung jawab atas masyarakat dalam menghadapi perubahan. Salah satu bentuk tanggung jawab tersebut adalah mengembangkan semangat berwirausaha dan berinovasi dalam setiap proses belajar-mengajar. Hal ini tentu saja memerlukan perubahan visi dan kesediaan pelaku, sistem, dan lingkungan untuk terus-menerus belajar. 30
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
Daftar Pustaka Ary Ginanjar Agustian, 2004, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, Jakarta, Penerbit Arga. Drucker, P.F., 1985, Innovation and Entrepreunership, New York, Harper Perennial. Bacon, F., 1986, The Essays, London, Penguin Classics. Hamel, G., 2000, Leading the Revolution, New York, Paperback. Grigg, T., 1994, Adopting an entrepreuneurial approach in universities, J. Eng. Technol. Manage. 11, 273-298. Harsono, 2005, Pengantar Problem Based Learning, Edisi II, Yogyakarta, Medika, 72-81. Kao, J.J., 1991, The Entrepreuneur, New Jersey, Prentice Hall, 20. Kuehl, C.R., Lambing, P.L., 1994, Small Business Planning and Management, Edisi III, New York, The Driden Press, 30. Meredith, G.G., Nelson, R.E., Neck, P.A., 1996, Kewirausahaan: Teori dan Praktek, Jakarta, PT Pustaka Binaman Pressindo. Syrett, M., Lammiman, J., 2002, The Innovative Individual, Oxford, Capstone Publishing. Warshaw, M., 1994, The Entrepreuneural Mind, Success, April, 48. Weston, M., 1999, Giants of Japan: the Lives of Japan‘s Greatest Men and Women, New York, Kodansha International. Ziman, J., 1991, A neural net model of innovation, science and public policy, Viewpoint 18(1), 65-75.
31
Pengembangan Semangat Kewirausahaan dan Inovasi
32