PENGARUH WEBSITE QUALITY, ELECTRONIC WORD-OF-MOUTH, DAN SALES PROMOTION TERHADAP IMPULSE BUYING PADA ZALORA Yonita Magdalena Ngurah Sugianto Alumni Program Manajemen Pemasaran, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail:
[email protected]
Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh website quality, electronic wordof-mouth, dan sales promotion terhadap impulse buying pada Zalora. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner ke 80 responden yang memenuhi persyaratan penelitian. 80 responden tersebut terdiri dari responden yang sedang melakukan browsing pada website Zalora yang ditemui oleh peneliti. Pengolahan data penelitian ini menggunakan program SPSS 24.0. hasilnya ketiga variabel independen yaitu website quality, electronic word-of-mouth, dan sales promotion berpengaruh positif terhadap impulse buying. Kata kunci: Website Quality, Electronic Word-of-Mouth, Sales Promotion, Impulse Buying, Online Consumer Sales Promotion Abstract: This study was conducted to determine the effect of website quality, electronic wordof-mouth, and sales promotion against impulse buying at Zalora. This study uses a quantitative method by distributing questionnaires to 80 respondents who meet the requirements of the study. 80 respondents consisted of respondents who are browsing on the website Zalora encountered by researchers. Processing of research data using SPSS 24.0. the result of three independent variables: website quality, electronic word-of-mouth, and sales promotion have a positive impact toward impulse buying. Keywords: Website Quality, Electronic Word-of-Mouth, Sales Promotion, Impulse Buying, Online Consumer Sales Promotion baik. Menurut Sørum (2014) kualitas website adalah segala aspek yang berkaitan dengan PENDAHULUAN informasi dan layanan online, aspek desain Kemajuan dan perkembangan dalam dan fitur teknis yang harus dijalani customer dunia informasi dan teknologi sekarang selama interkasi online dengan website. semakin berkembang pesat. Internet dapat Dikatakan dalam sebuah jurnal, isitilah dikatakan sebagai jaringan informasi yang “webmospheric” termasuk desain website terbesar di dunia dan juga menjadi seperti frame, teks, “one-click check-out atau marketplace serta jaringan bisnis dunia yang prosedur pembayaran, grafis, audio, warna, terlihat tanpa batas. Perkembangan internet di tata letak dan pengelompokan barang dapat Indonesia membawa dampak pada tren belanja mempengaruhi pembelian impulse buying online yang semakin popular dan terus (Turkyilmaz, Erdem, & Uslu, 2015). meningkat. E-marketer mencatat total pembeli Karena informasi yang terbatas dalam secara online terus meningkat setiap tahunnya pembelian online, dibutuhkan informasi pada tahun 2014 terdapat 11% pembeli dari tambahan seperti word-of-mouth elektronik pengguna internet di Indonesia. Pada tahun (Ewom) melalui ulasan konsumen dalam 2015 terdapat 12% dan tahun 2016 terdapat bentuk komentar atau rekomendasi dapat 12.6%. Brand & Marketing Institute (BMI) menjadi sumber informasi yang berpengaruh Research mencatat total transaksi online pada dalam keputusan pembelian secara online. Pai, tahun 2014 mencapai Rp 21 Triliun. Pada Chu, Wang, & Chen (2013) menyatakan tahun 2015 naik menjadi Rp 50 Triliun Ewom adalah cara mengungkapkan pendapat (Techinasia.com, 2015). tentang produk atau jasa dan pendapat tersebut Dalam proses belanja online, konsumen sangat penting untuk pengetahuan konsumen. terbatas dengan apa saja yang muncul pada Sehingga ini dapat mempengaruhi impulse layar komputer mereka. Oleh karena itu, buying Website merupakan titik kontak pertama antara Saat ini, di Indonesia toko ritel online perusahaan dan customer sehingga perusahaan sangat gencar melakukan promosi penjualan, harus menyediakan “first impression” yang dimana promosi ini selain dapat meningkatkan
penjualan dan omzet, promosi ini dilakukan untuk menarik baik konsumen yang sudah ada maupun yang baru untuk tetap melakukan pembelian pada website mereka. Menurut Altsiel, (2006), mengartikan sales promotion sebagai aktivitas dimana nilai jangka pendek ditambahkan ke produk atau jasa untuk menstimulasi pembelian. Sales promotion merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi impulse buying Menurut Wu, Chen, & Chiu (2016) Impulse buying merupakan keadaan ketika konsumen mengalami keinginan yang tiba-tiba dan kuat untuk membeli sesuatu pada saat itu juga dan biasanya terdapat stimulus yang spesifik selama berbelanja Zalora Indonesia, salah satu bisnis fashion online yang paling laris di Indonesia yang tercatat terdapat 2000 transaksi per harinya. Zalora sebagai destinasi online fashion terbesar di Asia Tenggara yang didirikan pada awal tahun 2012. Zalora merupakan toko fashion online yang menawarkan produk high end fashion street. Toko fashion online Zalora memiliki website yang sangat mudah digunakan serta tampilan visual yang eksklusif dan menarik, dan konten informasi yang diberikan tentang produk sangat lengkap. Produk, tampilan, kemudahan, dan kelengkapan informasi inilah yang menjadi keunggulan dari Zalora yang tidak dimiliki oleh kompetitor lain. Selain itu, terdapat promo diskon dan tema yang selalu baru dan diganti setiap 1 minggu sekali. Sehingga dapat menimbulkan impulse buying. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang ditimbulkan adalah: 1. Apakah Website Quality berpengaruh terhadap Impulse Buying pada konsumen Zalora? 2. Apakah Electronic Word-of Mouth (eWOM) berpengaruh terhadap Impulse Buying pada konsumen Zalora? 3. Apakah Sales Promotion berpengaruh terhadap Impulse Buying pada konsumen Zalora?
TINJAUAN PUSTAKA Website Quality Menurut Sørum (2014) kualitas website adalah segala aspek yang berkaitan dengan informasi dan layanan online, aspek desain dan fitur teknis yang harus dijalani customer selama interkasi online dengan website. Terdapat beberapa konsep yang dapat mengukur kualitas layanan dari sebuah website. Website quality dapat diukur dengan menggunakan Net-Qual. Menurut (Bressolles, 2007) terdapat 6 dimensi untuk mengukur kualitas dari sebuah website: 1. Information. Ketepatan dan kejelasan informasi sangat dibutuhkan bagi setiap toko online karena tidak terdapat kontak secara fisik selama pembelian online. Dalam dimensi ini mengukur tentang kualitas dan kuantitas informasi mengenai produk dan layanan, penyedia layanan, atau kontrak penjualan. 2. Ease of Use. Transaksi menggunakan internet kadang dapat membuat konsumen terindimidasi karena kerumitan internet. Oleh karena itu, kemudahan dalam penggunaan website merupakan dimensi yang penting. 3. Fulfillment/Reability. Mengacu pada bagaimana toko online dapat memenuhi janjinya untuk memberikan produk yang dipesan (sesuai kuantitas, harga, deskripsi), layanan yang diinginkan, dan menepati tanggal pengiriman. 4. Site Design. Desain dari sebuah wesite ini meliputi grafis, warna, dan penggunaan gambar, ikon, animasi, video, dan lain-lain. Desain ini akan menciptakan suasana virtual dari website. 5. Security/Privacy. Dimensi ini mengacu pada keamanan dan perlindungan bagi pengguna dari penipuan maupun kerugian finansial. Privasi menyangkut pada perlindungan data pribadi konsumen yang tidak akan dibagi maupun dijual. 6. Interactivity. Dimensi ini mengacu pada kemampuan konsumen untuk menentukan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan, membangun hubungan privilege, dan memodifikasi isi secara realtime.
Electronic Word-of-Mouth Ewom didefinisikan sebagai pernyataan positif atau negatif tentang sebuah produk atau perusahaan yang dibuat oleh customer potentsial, actual atau perusahaan, yang tersedia untuk banyak orang melalui internet (Mason-Jones, R. and Towill, 2014). Terdapat 3 dimensi untuk mengukur online word-of-mouth (Goyette, Ricard, Bergeron, & Marticotte, 2010): 1. WOM intensity. Adalah banyaknya pendapat yang ditulis oleh konsumen dalam sebuah situs jejaring sosial. (Goyette et al., 2010) membagi Intensity menjadi beberapa indicator: a. Frekuensi mengakses informasi dari situs jejaring sosial b. Frekuensi interaksi dengan pengguna situs jejaring sosial c. Banyaknya ulasan yang ditulis oleh pengguna jejaring sosial. 2. Opinion Valence. Adalah pendapat positif maupun negatif mengenai produk, jasa, dan merek. Valence of opinion meliputi: a. Komentar positif dari penggun situs jejaring sosial b. Rekomendasi dari pengguna situs jejaring sosial 3. Content. Adalah isi informasi dari situs jejaring sosial berkaitan dengan produk dan jasa. Indikator content meliputi: a. Informasi yang berkaitan dengan produk (Harga, kualitas, varitas) b. Informasi yang berkaitan dengan perusahaan c. Informasi dari sumber yang terpercaya
Online Consumer Sales Promotion Menurut (Altsiel, 2006), mengartikan sales promotion sebagai aktivitas dimana nilai jangka pendek ditambahkan ke produk atau jasa untuk menstimulasi pembelian. Perusahaan dapat menggunakan consumer sales promotion untuk menarik konsumen agar mau mencoba produk atau mengajak konsumen membeli produk kita dan bukan produk kompetitor. Menurut Lamb (2009) ada beberapa alat online consumer sales promotion yang dapat digunakan perusahan yaitu Coupon, Refund/Rebate, Premium, Loyalty Program, Discount, Free Shipping, Point-of-Purchase,
Samples, Bonus Packs, Cross-Promotion, Contest/Sweeptakes, dan Advertising Specialties. Dalam penelitian ini, alat online consumer sales promotion yang digunakan adalah: - Coupon. kupon biasanya terbuat dari kertas yang akan memberikan konsumen discount tambahan dan biasanya ditemukan dalam majalah atau koran. Dengan menggunakan kupon konsumen dapat menghemat uang saat pembelian produk. Kupon dapat mendorong konsumen untuk datang kembali dan melakukan pembelian. - Discount. Merupakan ketika perusahaan menjual produk dan menggunakan pengurangan harga. Diskon ini tidak permanen dan hanya ada untuk jangka waktu yang pendek yang digunakan untuk membuat konsumen semakin ingin untuk membeli produk.
Impulse Buying Menurut Wu, Chen, & Chiu (2016) Impulse buying merupakan keadaan ketika konsumen mengalami keinginan yang tiba-tiba dan kuat untuk membeli sesuatu pada saat itu juga dan biasanya terdapat stimulus yang spesifik selama berbelanja. Impulse buying terdapat beberapa tipe (Verhagen & Van Dolen, 2011): a. Pure impulse buying. Pembelian yang tidak direncanakan yang dilakukan karena adanya luapan emosi dari konsumen sehingga melakukan pembelian produk di luar kebiasaan pembeliannya. Pembelian ini terjadi karena keinginan untuk melarikan diri atau karena produk merupakan hal baru. Konsumen tidak mencari produk sama sekali tapi terdapat keinginan emosional yang kuat. b. Suggestion impulse buying. Pembelian produk terjadi pada saat konsumen melihat produk, melihat tata cara pemakaian, dan memutuskan untuk melakukan pembelian. Karena ketika melihat produk baru untuk pertama kalinya, kebutuhan akan berkembang dan hanya bisa puas dengan membeli produk tersebut dan konsumen tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang produk. Itulah sebabnya visualisasi dalam toko adalah faktor kunci untuk pembelian.
c. Reminded impulse buying. Terjadi ketika pembeli teringat akan kebutuhan suatu produk ketika melihat di dalam toko. Terdapat kesadaran akan kebutuhan untuk produk yang menyiratkan bahwa konsumen memiliki pengetahuan sebelumnya tentang produk. d. Planned impulse buying merupakan perilaku yang direncanakan namun produk atau kategori yang spesifik tidak diputuskan oleh pembeli. Perilaku ini biasanya ditentukan ketika promosi penjualan dan harga-harga khusus.
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling convenience sampel diambil berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang sedang melakukan akses di Zalora.com, maka orang tersebut dapat dijadikan sampel. Sampel pada penelitian ini menggunakan 80 responden didapat dari rumus yang dikemukakan oleh (Donald R. Cooper, 2001). Dengan kesalahan atau error sebesar 10% dan tingkat kepercayaan sebesar 90%.
Definisi Operasional Variabel Kerangka Konseptual
Gambar 1. Kerangka konseptual Hipotesis Adapun hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah: H1: Website Quality berpengaruh positif terhadap Impulse Buying H2: Electronic Word-of-Mouth berpengaruh positif terhadap Impulse Buying H3: Sales Promotion berpengaruh positif terhadap Impulse Buying
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi adalah kelompok elemen lengkap, dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi obyek penelitian (Kuncoro, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan Zalora baik pelanggan actual maupun potensial di Surabaya. Teknik pengambilan sampel digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap
Definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 variabel, yaitu: 1. Website Quality (X1) Website quality merupakan segala aspek dalam website yang berkaitan dengan informasi dan layanan online, aspek desain dan fitur teknis yang dapat memfasilitasi konsumen saat berbelanja online secara efisien dan efektif. a. Information. Dalam dimensi ini mengukur tentang kualitas dan kuantitas informasi mengenai produk dan layanan, penyedia layanan, atau kontrak penjualan. b. Ease of Use. Transaksi menggunakan internet kadang dapat membuat konsumen terindimidasi karena kerumitan internet. c. Fulfillment/Reability. Mengacu pada bagaimana toko online dapat memenuhi janjinya untuk memberikan produk yang dipesan (sesuai kuantitas, harga, deskripsi), layanan yang diinginkan, dan menepati tanggal pengiriman. d. Site Design. Desain dari sebuah wesite ini meliputi grafis, warna, dan penggunaan gambar, ikon, animasi, video, dan lain-lain. e. Security/Privacy. Security ini mengacu pada keamanan dan perlindungan bagi pengguna dari penipuan maupun kerugian finansial. Privasi menyangkut pada perlindungan data pribadi konsumen yang tidak akan dibagi maupun dijual. f. Interactivity. Dimensi ini mengacu pada kemampuan konsumen untuk dapat
membangun hubungan privilege secara real-time 2. Electronic word-of-mouth (X2) Electronic word-of-mouth merupakan pernyataan mengenai sebuah produk yang ditulis melalui internet. Pengaruh situs jejaring sosial mempunyai peran penting dalam proses pencarian informasi sebelum konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk. a. WOM intensity adalah banyaknya pendapat yang ditulis oleh konsumen dalam situs jejaring sosial mengenai produk Zalora. b. Opinion Valence dalam penelitian ini adalah pendapat yang terdapat pada media social yang digunakan sebagai eWOM. c. Content. Adalah isi informasi dari situs jejaring sosial berkaitan dengan produk dan jasa Zalora. 3. Sales Promotion (X3) Sales promotion merupakan sebuah aktivitas menambahkan nilai jangka pendek pada produk untuk menstimulasi pembelian. Tujuan sales promotion memanen penjualan. 4. Impulse Buying (Y) Impulse buying adalah perilaku pembelian yang tidak direncakan, tiba-tiba yang sering kali menghalangi setiap pemikiran dan pertimbangan. Biasanya terjadi dalam lingkungan pembelian. a. Pure impulse buying. Pembelian yang tidak direncanakan yang dilakukan karena adanya luapan emosi dari konsumen sehingga melakukan pembelian produk di luar kebiasaan pembeliannya. b. Planned impulse buying merupakan perilaku pembelian yang direncanakan namun produk atau kategori yang spesifik tidak diputuskan oleh pembeli. Perilaku ini biasanya ditentukan ketika promosi penjualan dan harga-harga khusus. c. Reminded impulse buying. Terjadi ketika pembeli teringat akan kebutuhan suatu produk ketika melihat di dalam toko. Konsumen tersebut pernah melakukan pembelian sebelumnya atau pernah melikatproduk tersebut dalam iklan.
d. Suggestion impulse buying. Pembelian produk terjadi pada saat konsumen melihat produk, melihat tata cara pemakaian, dan memutuskan untuk melakukan pembelian
Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, bertujuan untuk menganalisa pengaruh website quality, electronic word-of-mouth, dan sales promotion terhadap impulse buying pada Zalora. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan regresi linear berganda. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Multikolinearitas Multikolinearitas menunjukan adanya korelasi atau hubungan antar varaibel independen. Dalam model regresi tidak menunjukan adanya multikolinearitas. Tabel 1. Uji Multikolinearitas Variabel Website Quality Electronic Word-of-Mouth Sales Promotion
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,344 2,907 ,354 2,821 ,509 1,963
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada model regresi yang digunakan dalam penelitian karena memiliki nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pada model regresi terhindar dari adanya multikolinearitas Uji Normalitas
Gambar 2. Grafik Normalitas P-Plot
Pada grafik normal p-plot diatas, terihat titiktitik menyebar di sekitar garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa grafik ini berdistribusi normal. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model regresi ini telah memenuhi asumsi normalitas.
Regresi Linear Berganda Rumus persamaan Regresi Linear Berganda adalah sebagai berikut: Y=C+
+
+
Maka dari itu, didapatkan persamaan rumus sebagai berikut: Y=-7,531 + 0,312.X1 + 0,193.X2 + 0,471. X3 Keterangan : Y
= Impulse Buying
C
= konstanta
X1
= Website Quality
X2
= Electronic Word-of-Mouth
X3
= Sales Promotion
Β
= koefisien regresi variabel (X)
Koefisien Determinasi (R2) dan Adjusted R2 Tabel 2. Koefisien Determinasi (R2) dan Adjusted R2 Std. Error Adjusted of the 2 Model R R R Square Estimate 1 ,876a ,767 ,758 ,49201927 Dari tabel 2. dapat dilhat, bahwa nilai R 2 sebesar 0,767, yang berarti menunjukan bahwa variabel independen mampu menerangkan variabel dependen sebesar 76%. Jika kesalahan atau error dihilangkan maka akan mendapatkan nilai sebesar 75%. Dengan kata lain, jika tidak terdapat error, maka variabel independen website quality, electronic wordof-mouth, dan sales promotion (X1, X2, X3) memjelaskan variabel dependen impulse buying (Y) sebesar 75%. Sedangkan sisanya sebesar 25% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar variabel independen tersebut.
Uji F Tabel 3. Hasil Uji F Model Regression
Sum of Squares 60,602
Mean df Square 3 20,201
Residual
18,398
76
Total
79,000
79
F 83,445
Sig. ,000b
,242
Dari tabel diatas menunjukan hasil bahwa variabel independen secara serempak atau simultan memberikan pengaruh terhadap variabel dependen. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0,000, yang mana jika nilai signifikan adalah kurang < 0,05. Berdasarkan hasil olah data tersebut, dibuktikan bahwa ketiga variabel independen berpengaruh positif secara serempak terhadap variabel dependen.
Uji t Tabel 4. Hasil Uji t Model (Constant) Website Quality Electronic Word-of-Mouth Sales Promotion
Standardized Coefficients Beta ,312 ,193 ,471
T ,000 3,310 2,074 6,077
Sig. 1,000 ,001 ,041 ,000
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh variabel X1, X2, dan X3 secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan yang mana memiliki nilai < 0,05. Hasil tersebut, memberikan jawaban bahwa variabel website quality (X1) memiliki nilai < 0,05 yaitu 0,001, electronic word-of-mouth (X2) memiliki nilai < 0,05 yaitu 0,041, sedangkan sales promotion (X3) memiliki nilai < 0,005 yaitu 0,000. Hal ini menunjukan bahwa variable website quality, electronic word-of-mouth, dan sales promotion berpengaruh positif secara parsial terhadap impulse buying. Pembahasan Website Quality dan Impulse Buying Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Turkyilmaz et al. (2015), ini menunjukan
bahwa website quality sangat penting ketika seseorang melakukan pembelian secara tidak terencana. Lingkungan online yang berkualitas tinggi ditemukan mempengaruhi impulse buying (Parboteeah, Wells, & Valacich, 2009). Impulse buying akan meningkat pada sebuah website ketika konsumen sudah merasa nyaman dan puas dengan kualitas yang diberikan secara keseluruhan dari website yaitu terjaminnya keamanan transaksi dan privasi, penggunaan dan desain. Dimana ketika terjaminnya keamanan transaksi dan privasi, konsumen dapat melakukan pembelian produk yang lebih banyak karena konsumen mengetahui bahwa transaksi yang mereka lakukan aman. Selain itu, dengan mudahnya penggunaan sistem navigasi website dan desain yang dirancang dengan bagus akan menciptakan suasana yang menyenangkan saat berbelanja sehingga menimbulkan impulse buying. Berdasarkan hasil penelitian, konsumen paling memperhatikan keamanan transaksi dan privasi kemudian desain website, sistem navigasi, informasi yang ditampilkan, dan pemenuhan janji yang diberikan Zalora. Untuk menjamin keamanan transaksi dalam berbelanja di Zalora, Zalora selalu menampilkan penggunaan sistem keamanan website pada setiap laman. Ini dilakukan agar konsumen selalu tahu dan ingat bahwa Zalora memiliki sistem keamanan yang aman. Zalora juga mendesain website mereka dengan baik, sehingga konsumen dapat dengan mudah untuk tertarik dan nyaman untuk berlama-lama berbelanja. Dengan sistem navigasi Zalora yang baik sangat memudahkan konsumen dalam browsing produk-produk zalora.
Electronic Buying
Word-of-Mouth
dan
Impulse
Berdasarkan hasil penelitian, electronic word-of-mouth memiliki pengaruh pada impulse buying. Pengaruh pembelian tidak terencana ini disebabkan karena komentar dapat mempengaruhi pemikiran, sikap, perilaku, dan keputusan akhir. Semakin baik komentar yang diberikan dan semakin menarik foto yang diunggah, semakin besar pengaruh komentar dan gambar tersebut terhadap impulse buying. Konsumen dari Zalora sering mengunggah foto mereka
dengan produk Zalora pada sosial media dan foto konsumen sering diunggah ulang oleh pada laman sosial media Zalora. Unggahan foto tersebut dapat menjadi referensi bagi konsumen lain sehingga dari foto tersebut menimbulkan impulse buying.
Sales Promotion dan Impulse Buying Penelitian ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh (Zinkweg, Saarela, & Stoorvogel, 2008) dimana konsumen lebih terpengaruh melakukan pembelian tidak terencana ketika terdapat sales promotion dimana sales promotion menawarkan diskon. Berdasarkan hasil penelitian, sales promotion merupakan variable yang paling berpengaruh secara dominan terhadap impulse buying daripada variable lainnya (website quality, electronic word-of-mouth). Konsumen lebih melakukan pembelian tidak terencana karena adanya promo diskon dan karena ingin menghabiskan minimum pembelian untuk mendapatkan potongan harga (pemakaian kupon). Ini dikarenakan konsumen lebih merasa diuntungkan dari segi financial karena adanya pengurangan harga dari promo diskon dan pemakaian kupon. Zalora. Zalora sering melakukan promo diskon ketika terdapat hari-hari spesial seperti diskon pada produk Zalora untuk merayakan hari Valentine, tahun baru imlek, lebaran, HARBOLNAS, dan lain-lain. Zalora memberikan promo kupon untuk pembelian pertama konsumen sebesar Rp 75.000 dengan minimum pembelian sebesar Rp 300.000. Melalui hasil observasi banyak konsumen dari Zalora yang menggunakan kupon ini lebih dari 1x, mereka rela untuk membuat email yang baru untuk mendapatkan potongan harga. Selain itu, Zalora mengajak kerjasama dengan provider kartu kredit (BCA dan Mandiri) untuk memberikan kupon ptongan harga sebesar Rp 100.000.
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis penelitian dan pembahasan, kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dari uji t: - Terdapat pengaruh yang positif antara website quality terhadap impulse buying pada Zalora dengan nilai yaitu sebesar 0,001. - Terdapat pengaruh dari electronic wordof-mouth terhadap impulse buying pada Zalora dilihat dari hasil uji t memiliki nilai sebesar 0,041. - Terdapat pengaruh dari sales promotion terhadap impulse buying pada Zalora dengan hasil uji t sebesar 0,000. - Variabel paling berpengaruh secara dominan terhadap impulse buying pada Zalora adalah variabel sales promotion 2. Dari Uji F: - Jika dilihat dari hasil uji F dari ketiga variable penelitian (website quality, electronic word-of-mouth, sales promotion) berpengaruh secara serempak terhadap impulse buying yang mengindikasikan model yang di bangun sudah tepat. Saran - Berdasarkan hasil penelitian, jenis kelamin pria melakukan lebih sedikit pembelian tidak terencana daripada wanita. Melakukan perubahan background pada laman website untuk pria. Sehingga dapat terlihat lebih maskulin dan eksklusif. - Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa kontak dari Zalora kurang dapat di akses secara real time. Untuk menanggapi permasalahan tersebut Zalora dapat membuat live-chat. - Berdasarkan hasil penelitian, konsumen sering melakukan pembelian tidak terencana ketika terdapat promo. Peneliti menyarankan untuk memberikan promo Contest yang akan selalu diadakan dua minggu hingga satu bulan sebelum hari besar (hari valentine, tahun baru imlek, lebaran, natal, tahun baru, dll).
Altsiel. (2006). Advertising strategy – Creative tactics from the outside/in. California: Sage Publication Inc. Bressolles, G., Durrieu, F., & Giraud, M. (2007). The impact of electronic service quality’s dimensions on customer satisfaction and buying impulse. Journal of Customer Behaviour, 6(1), 37–56. http://doi.org/10.1362/147539207X198365 Donald R. Cooper, P. S. (2001). Business research methods. McGraw Hill. Goyette, I., Ricard, L., Bergeron, J., & Marticotte, F. (2010). E-WOM scale: Wordof-mouth measurement scale for e-services context. Canadian Journal of Administrative Sciences, 27(1), 5–23. http://doi.org/10.1002/cjas.129 Kuncoro, M. (2008). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti & menyusun Tesis?. Jakarta: Erlangga. Lamb, C., Joseph F. Hair, J., & McDaniel, C. (2009). Essentials of marketing (6th ed.). Mason, USA: South-western cengage learning. Mason-Jones, R. and Towill, D. R. (2014). Conceptual mindsets and heuristics in credibility evaluation of e-Word of Mouth in tourism. Int J Logistics Management. http://doi.org/10.1108/095740909109548 64 Pai, M.-Y., Chu, H.-C., Wang, S.-C., & Chen, Y.-M. (2013). Ontology-based SWOT analysis method for electronic word-ofmouth. Knowledge-Based Systems, 50, 134–150. http://doi.org/10.1016/j.knosys.2013.06.0 09 PARBOTEEAH, D. V., WELLS, J. D., & VALACICH, J. S. (2009). The Influence of Website Characteristics on a Consumer’s Urge to Buy Impulsively. Information Systems Research (20) 1, pp. 60–78. Sørum, H. (2014). Dressed for web success? An empirical study of website quality in
the public sector. Turkyilmaz, C. A., Erdem, S., & Uslu, A. (2015). The Effects of Personality Traits and Website Quality on Online Impulse Buying. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 175, 98–105. http://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.1 179 Verhagen, T., & Van Dolen, W. (2011). The influence of online store beliefs on consumer online impulse buying: A model and empirical application. Information and Management, 48(8), 320–327. http://doi.org/10.1016/j.im.2011.08.001 Wu, I. L., Chen, K. W., & Chiu, M. L. (2016). Defining key drivers of online impulse purchasing: A perspective of both impulse shoppers and system users. International Journal of Information Management, 36(3), 284–296. http://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2015.1 1.015 Zinkweg, M., Saarela, A., & Stoorvogel, A. (2008). Buy Now , Think Later . (2015). Retrieved from Techinasia.com: https://id.techinasia.com/transaksibelanja-online-indonesia-2015